as bahan pengisi

6
1 PENGISISAN SALURAN AKAR Disusun oleh: Agus subiwahjudii,drg MS SpKG Bagian Konservasi Gigi FKG Unair 1. PENDAHULUAN Pengisian saluran akar adalah tahapan yang dilakukan setelah preparasi saluran akar untuk menutup seluruh sistem saluran akar secara hermetis hingga kedap cairan (tight fluid seal). Syarat untuk melakukan pengisian saluran akar - Tidak ada keluhan penderita - Tidak ada gejala klinik - Tidak ada eksudat yang berlebihan (saluran akar kering) - Tumpatan sementara baik - Hasil perbenihan negatif Tujuan pengisian saluran akar yaitu untuk mencegah masuknya cairan maupun kuman dari jaringan periapikal kedalam saluran akar agar tidak terjadi infeksi ulang. 2. BAHAN PENGISI SALURAN AKAR Bahan pengisi saluran akar yang digunakan harus menutup seluruh sistem saluran akar terutama di daerah apikal yang banyak terdapat saluran akar tambahan. Syarat bahan pengisi saluran akar - Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar - Dapat menutup saluran akar dengan rapat ke arah lateral dan apikal - Tidak mengerut setelah dimasukkan ke dalam saluran akar - Tahan kelembaban/ tidak larut dalam cairan tubuh - Bersifat barterisid/ menghambat pertumbuhan bakteri. - Bersifat radiografik. - Tidak menyebabkan perubahan warna pada gigi - Tidak mengiritasi jaringan periapikal - Mudah dikeluarkan dari dalam saluran akar bila diperlukan Bahan pengisi saluran akar utama biasanya bahan padat atau semi padat (pasta atau bentuk padat yang dilunakkan) dan disertai dengan semen saluran akar (sealer)

Upload: sisca-rizkia-arifianti

Post on 27-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

endo

TRANSCRIPT

Page 1: As Bahan Pengisi

1

PENGISISAN SALURAN AKAR

Disusun oleh:Agus subiwahjudii,drg MS SpKGBagian Konservasi GigiFKG Unair

1. PENDAHULUAN

Pengisian saluran akar adalah tahapan yang dilakukan setelah preparasisaluran akar untuk menutup seluruh sistem saluran akar secara hermetis hinggakedap cairan (tight fluid seal).

Syarat untuk melakukan pengisian saluran akar- Tidak ada keluhan penderita- Tidak ada gejala klinik- Tidak ada eksudat yang berlebihan (saluran akar kering)- Tumpatan sementara baik- Hasil perbenihan negatif

Tujuan pengisian saluran akar yaitu untuk mencegah masuknya cairan maupunkuman dari jaringan periapikal kedalam saluran akar agar tidak terjadi infeksi ulang.

2. BAHAN PENGISI SALURAN AKAR

Bahan pengisi saluran akar yang digunakan harus menutup seluruh sistem saluranakar terutama di daerah apikal yang banyak terdapat saluran akar tambahan.

Syarat bahan pengisi saluran akar

- Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar- Dapat menutup saluran akar dengan rapat ke arah lateral dan apikal- Tidak mengerut setelah dimasukkan ke dalam saluran akar- Tahan kelembaban/ tidak larut dalam cairan tubuh- Bersifat barterisid/ menghambat pertumbuhan bakteri.- Bersifat radiografik.- Tidak menyebabkan perubahan warna pada gigi- Tidak mengiritasi jaringan periapikal- Mudah dikeluarkan dari dalam saluran akar bila diperlukan

Bahan pengisi saluran akar utama biasanya bahan padat atau semi padat (pastaatau bentuk padat yang dilunakkan) dan disertai dengan semen saluran akar(sealer)

Page 2: As Bahan Pengisi

2.1. Bahan padat :

- Gutta-percha / gutta-point- Ag-point / silver-point

2.1.1. Gutta-percha / gutta-point

Kandungan utama merupakan b ahan an-organik 75 % yaitu oksida seng, bahanorganik 20 % yaitu gutta-percha dan tambahan wax, resin atau garam -garam metal,memberikan sifat plastis, bahan tambahan 5% yaitu bahan pengikat, opaker, danpewarna

Berbentuk kon ada tipe standar dengan ukuran (#15 - #40, #45 - #80), maupunbentuk kon tipe konvensional dimana ukurannya berbeda antara ujung kon maupunbadannya, misalkan ukurannya fine medium, ujungnya runcing, ba dannya medium. .

Keuntungan :- Bersifat plastis- Larut dalam kloroform / ekaliptol.- Dapat beradaptasi dengan baik terhadap dinding saluran akar- Manipulasinya sederhana- Dapat dikeluarkan dari saluran akar bila diperlukan- Toksisitasnya rendah.

Kekurangan- Sulit untuk saluran akar yang sempit dan bengkok- Penyimpanan yang tidak baik / terlalu lama akan mudah patah.

2.1.2. Ag-point

Merupakan bahan pengisi yang padatIndikasi :- Saluran akar gigi dewasa- Saluran akar yang sempit- Saluran akar bengkok- Diameter harus bulat

Kontra-indikasi- Gigi belum tumbuh sempurna- Saluran akar lebar- Diameter saluran akar oval / tak teratur- Bila akan dilakukan apeks-reseksi

Kebaikan :- Dapat digunakan pada saluran akar yang sempit dan bengkok- Radiopak- Bakteiostatik- Mudah disterilkan : termis / kimia

Page 3: As Bahan Pengisi

3

Kekurangan :- Adaptasi dengan dinding saluran akar kurang baik- Korosi- Menyebabkan “low grade pain”- Apikal seal kurang baik- Sulit dikeluarkan bila diperlukan

2.2. Bahan semi padat / pasta

Biasanya merupakan bahan campuran yang akan mem adat setelah dimasukkan kedalam saluran akar. Dapat sebagai bahan pengisi utama maupun sebagai semen

Contoh :- Semen Grossman- Tubli seal Kerr- Semen Wachs- Sealapex (semen kalsium hidroksida)- AH 26 (resin epoksi)- Diaket (resin polivinil/poliketon)

Syarat :- Memberikan hasil penutupan yang baik bila mengeras- Adaptasi yang baik terhadap dinding saluran akar maupun bahan pengisi utama- Radiopak- Tidak menyebabkan perubahan warna- Stabil- Mudah dicampur dan dimasukkan ke dalam saluran akar- Mudah dikeluarkan- Tidak mudah larut dalam cairan jaringan- Bakterisidal- Tidak iritasi- Lambat pengerasannya

2.2.1. Amalgam

Keuntungan- Merupakan bahan yang plastis- Mempunyai adaptasi yang baik- Mengalami ekspansi pada proses pengerasan- Dapat menutup celah

Kekurangan- Korosi- Mudah over filling- Sulit dikeluarkan bila diperlukan

Page 4: As Bahan Pengisi

3. TEKNIK PENGISIAN

3.1. Teknik Pengisian Gutta Point / Gutta Percha- Single cone.- Kondensasi- Kloropercha / eucapercha- Kompaksi- Termoplastis

3.1.1. Teknik single cone :Teknik ini dilakukan dengan memasuk kan kon gutta point tunggal ke dalam saluranakar dengan ukuran sesuai dengan diameter preparasinya.Untuk menambah adaptasi gutta point dan kerapatannya terhadap dinding saluranakar ditambahkan semen saluran akar (sealer)

3.1.2. Teknik kondensasiTeknik ini dilakukan dengan memasukkan guttap point ke dalam saluran akar,kemudian dilakukan kondensasi atau penekanan kearah lateral maupun kearahvertikal. Indikasi teknik ini jika bentuk saluran akarnya oval atau tidak teratur.

Teknik kondensasi lateral :Saluran akar diulasi semen dan guttap point utama (#25) dimasukkan sesuaidengan panjang preparasi, kemudian ditekan dengan spreader ke arah lateral.Dengan cara yang sama dimasukkan guttap point tambahan (lebih kecil darispreader) hingga seluruh saluran akar terisi sempurna.

Teknik kondensasi vertikal :Saluran akar diulasi semen dan guttap point utama dimasukkan sesuai denganpanjang preparasi, kemudian guttap point dipanaskan ditekan dengan plugger kearah vertikal ke bawah. Dengan cara yang sama Gutt ap percha tambahan (dibuatseperti bola) dimasukkan dan ditekan hingga seluruh saluran akar terisisempurna.

3.1.3. Teknik kloropercha / eucaperchaTeknik ini dilakukan dengan m elunakkan ujung guttap point utama dengan kloroformatau eucalyptol dan dimasukkan ke dalam saluran akar hingga guttap point akanberubah bentuk sesuai dengan saluran akarnya terutama daerah apikal. Kondikeluarkan lagi untuk menguapkan bahan pelarutnya. Setelah saluran akar diulasisemen guttap point dimasukkan ke dalam saluran aka r dan ditekan hingga seluruhsaluran akar terisi sempurna.

3.1.4. Teknik TermokompaksiTeknik ini dilakukan dengan menggunakan alat McSpadden Compactor atau E nginePlugger yaitu alat yang mirip file tipe H (Hedstrom). Akibat putaran dan gesekandengan dinding saluran akar mampu melunakkan guttap point dan mendorong kearah apikal

Page 5: As Bahan Pengisi

5

3.1.5. Teknik termoplastisTeknik ini dilakukan dengan menggunakan alat Ultrafil atau Obtura, yaitu alat yangbentuknya mirip pistol dan mampu melunakkan guttap point serta mendorong kedalam sakuran akar ke arah apikal

3.2. Teknik Pengisian Ag Point :

- Grossman- Sommer- Nichols / sectional- Ag-Tip

3.2.1. Grossman- Asepsis- Memilih Ag-point- Trial foto : sesuai dengan panjang kerja- Ag-point dipotong sebatas orifice- Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta- Ag-point disterilkan, diulas pasta dan dimasukkan ke dalam saluran akar

dengan tang “Stieglietz forcep”.- Basis dengan semen- Foto pengisian

3.2.2. Sommer- Asepsis- Memilih Ag-point- Trial foto : sesuai dengan panjang kerja- Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta- Ag-point disterilkan, diulas pasta dan dimasukkan ke dalam saluran akar.- Sekitar orifice diberi gutta-percha- Basis dengan semen- Ag-point dipotong pada bidang oklusal- Foto pengisian

3.2.3. Nichols / sectional- Asepsis- Memilih Ag-point- Trial foto : sesuai dengan panjang kerja- Ag-point pada 1/3 apikal digurat yang dalam dengan carborundum- Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta- Ag-point disterilkan, diulas pasta dan dimasukkan ke dalam saluran akar.- Luksasi Ag-point agar terpotong pada daerah guratan.- Saluran akar diberi paper-point dan ditutup sementara- Foto pengisian

Page 6: As Bahan Pengisi

3.2.4. Ag-Tip- Asepsis- Memilih Ag-point- Trial foto : sesuai dengan panjang kerja- Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta- Ag-point disterilkan, diulas pas ta dan dimasukkan ke dalam saluran akar

dengan aplikator.- Aplikator diputar- Saluran akar diberi paper-point dan ditutup sementara- Foto pengisian

3.3. Teknik Pengisian Amalgam :

Pengisian amalgam dari servikal (orthograde)Indikasi : saluran akar pada 1/ 3 apikal sempit / buntuTeknik pengisian : Amalgam dimasukkan ke dalam saluran akar denganmenggunakan plugger / orthowire ukuran 1.0 dan dilakukan kondensasi

Pengisian amalgam dari apikal (retrograde)

Indikasi :- Saluran akar bengkok- Saluran akar melebar ke apikal- Terjadi kalsifikasi / terdapat pulp stone-

Teknik pengisian dilakukan pada perawatan reseksi apeks. Setelah pemotonganapeks, dibuat preparasi kavitas pada daerah apeks dan ditumpat dengan amalgammelalui apikal.

4. Evaluasi pasca pengisian d ilakukan dengan menggunakan ro photo

1. Bahan pengisi masuk ke periapikal ( Overfilling atau over extension )2. Kegagalan mendapatkan kepadatan apikal ( Underfilling)3. Ro-photo tampak bagian yang kosong

. Daftar pustaka

1. Grossman, l.i., oliet, s. & del rio, c. e. 1988. Endodontic practice. 11 th ed. Lea andfebiger. 263-285.

2. Harty, f.j. 1995. (penerjemah. L. Yuwono) endodonti klinis. Cetakan ke 3.Penerbit hipokrates. 184-194. Ingle, j.i. & bakland, l.k. 1994. Endodontics. 4th ed.Philadelphia. Lea and febiger. 228-251.

3. Walton, r.e. & torabinejad, m.1998. (penerjemah. N. Sumawinata) prinsip danpraktek ilmu endodonsi . Cetakan ke i. Jakarta. Penerbit buku kedokteran egc.305.hal 315 - 337