artikel tentang kinerja bsnp tahun 2014-16 des
TRANSCRIPT
-
Artikel Tentang
Kinerja BSNP Tahun
2014
-
ii
Penerbit: Badan Standar Nasional Pendidikan Alamat: Gedung D Lt.2 Mandikdasmen Jl. RS Fatmawati, Cipete Jakarta Selatan Telp. +62-21-7668590 Faks. +62-21-7668591 Web Site: http://www.bsnp-indonesia.org Email. [email protected] Hak cipta BSNP 2014 Semua Hak Wajib Dilindungi (All Rights Reserved). Tidak ada bagian dari publikasi ini yang boleh direproduksi, disimpan dalam sistem pencarian atau ditransmisikan dalam bentuk apapun dengan cara
apapun tanpa izin dari pemilik hak cipta. Segala pertanyaan dan permintaan terkait ini harap ditujukan
kepada penerbit.
Penyusun: Anggota BSNP Judul: Artikel Tentang Kinerja BSNP Tahun 2014
Penyunting:
Bambang Suryadi, Ph.D.
-
iii
Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................................................ iv
Artikel I Pengembangan Standar dan Evaluasi Pencapaian Standar Nasional Pendidikan .... 7
Artikel II Penyelenggaraan Ujian Nasional ............................................................................. 15
Artikel III Penilaian Buku Teks Pelajaran untuk Kurikulum 2013Error! Bookmark not defined.4
Artikel IV Penjelasan Tentang Penyusunan Standar Nasional Perguruan Tinggi .................... 43
Artikel V Kegiatan dan Undangan............. 57
-
iv
Kata Pengantar
Kami bersyukur kepada Allah SWT, kegiatan BSNP tahun 2014 telah dapat kami laksanakan sesuai dengan rencana yang telah dicanangkan hingga tengah tahun 2014. Semoga semua kegiatan ini dapat memberikan output yang bermakna dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, BSNP pada tahun 2014 ini mengemban tugas mengembangkan Standar Nasional Pendidikan dan melakukan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan. Selain itu, BSNP juga menyelenggarakan Ujian Nasional 2014 dan melaksanakan Penilaian Buku Teks Pelajaran untuk Kurikulum 2013.
Sesuai dengan amanah yang diberikan kepada BSNP dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada tahun 2014 ini BSNP mengembangkan dan melakukan evaluasi implementasi standar. Terdapat lima standar yang dikembangkan, yakni (1) Standar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), (2) Standar Pendidikan Guru (PG), (3) Standar Akademi Komunitas (AKOM), (4) Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan (5) Standar Pendidikan Khusus dan Pelayanan Khusus (PKLK). Selain itu, BSNP juga melakukan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah khususnya dalam pencapaian standar sarana dan prasarana, standar pendidik, dan standar biaya.
Sebagaimana lazimnya, proses pengembangan standar mengikuti langkah-langkah yang telah dicanangkan oleh BSNP. Terdapat 10 langkah kegiatan yang harus dilalui dengan melibatkan banyak tenaga ahli dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, praktisi dan pemerhati pendidikan, lembaga dan komunitas terkait sesuai dengan karakteristik dari standar yang dikembangkan. Keseluruhan langkah ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih selama 8 bulan, secara terjadwal dan terkoordinasi untuk memastikan terselenggaranya proses dan output yang berkualitas.
Dalam melaksanakan program kegiatan di atas, BSNP bekerjasama dan menerima banyak bantuan dari berbagai pihak.
-
v
Untuk itu, kami dengan tulus ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sangat tinggi kepada: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud, Inspektorat Jenderal Kemdikbud, Kementerian Agama, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud, Kantor Dinas Pendidikan Provinsi se Indonesia, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se Indonesia, LPMP, Tim Ahli BSNP, Staf Profesional BSNP, serta Staf Keuangan dan Sekretariat BSNP.
Laporan BSNP Tahun 2014 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh atas keterlaksanaan semua program BSNP pada periode ini serta sebagai salah satu bentuk transparansi dan pertanggungjawaban kami dalam melaksanakan tugas. Kami berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam perjuangan kita bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam Laporan ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif. Apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, mohon kiranya dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Jakarta, 20 Desember 2014 Badan Standar Nasional Pendidikan Ketua, Sekretaris, Prof. Zainal A. Hasibuan, Ph.D. Bambang Suryadi, Ph.D
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
7
7
ARTIKEL I Pengembangan Standar dan
Evaluasi Pencapaian Standar Nasional Pendidikan
Pendahuluan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat (3) menyatakan bahwa pengembangan Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Untuk melaksanakan pasal tersebut, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP No. 19 Tahun 2005) tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 73 ayat (1) mengamanatkan pembentukan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk mengembangkan, memantau, dan melaporkan pencapaian SNP secara nasional.
Pada tahun 2014 ini, BSNP melakukan pengembangan dan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan. Untuk pengembangan standar, terdapat lima standar yang dikembangkan BSNP yaitu, Standar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Standar Nasional Pendidikan Guru (SNPG), Standar Akademi Komunitas (AKOM), dan Standar Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK). Selain itu, BSNP juga melaksanakan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan yang meliputi tiga standar, yakni Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pendidik, dan Standar Pembiayaan untuk pendidikan dasar dan menengah.
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) bertujuan diantaranya untuk meningkatkan akses pada pendidikan tinggi yang bermutu serta meningkatkan pemerataan mutu pendidikan. Penyelenggaraan AKOM dimaksudkan untuk meningkatkan angka partisipasi pada pendidikan tinggi. Dengan demikian adanya standar untuk kedua jenis pendidikan tersebut sangat diperlukan. Standar ini selain berfungsi sebagai penjaminan mutu juga dapat digunakan untuk membentengi lembaga pendidikan dalam era Asean Economic Community yang dimulai pada tahun 2015.
Pengembangan SNPG dilatarbelakangi oleh semangat untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan penyelenggara pendidikan guru, mengingat masih sangat bervariasinya kualitas lembaga tersebut. Sedangkan, penyempurnaan standar PAUD dan pengembangaan standar PKLK juga tidak
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
8
kalah pentingnya dan dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dalam rangka menyiapkan generasi emas.
Dasar hukum kegiatan penyusunan standar dan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan adalah sebagai berikut. 1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
5. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014. 6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 067/P/2009 tentang
Pengangkatan Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan dan Penunjukan Kepala Sekretariat Badan Standar Nasional Pendidikan.
Ruang Lingkup dan Hasil yang Diharapkan
Kegiatan BSNP tahun 2014 terdiri atas pengembangan dan evaluasi SNP yang meliputi: 1. Pengembangan Standar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). 2. Pengembangan Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 3. Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Guru (SNPG). 4. Pengembangan Standar Akademi Komunitas (AKOM). 5. Pengembangan Standar Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK). 6. Evaluasi Pencapaian standar sarana dan prasarana, pendidik, dan
pembiayaan. Standar yang dikembagkan BSNP akan direkomendasikan untuk
ditetapkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Proses Penetapan Tim Ahli
BSNP memiliki wewenang untuk menetapkan tim ahli yang bersifat ad hoc untuk mengembangkan dan melakukan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan. Hal ini sesuai dengan Pasal 75 Ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyebutkan bahwa BSNP menunjuk tim ahli yang bersifat ad-
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
9
9
hoc sesuai kebutuhan. Dalam Penjelasan pasal 75 Ayat (3) disebutkan bahwa penunjukan tim ahli didasarkan atas keahlian yang relevan dengan bidang yang dikembangkan yang berasal dari asosiasi profesi, tenaga ahli yang direkomendasikan oleh instansi pemerintah terkait dan lainnya.
Untuk menetapkan tim ahli, BSNP telah menyusun Pedoman Pemilihan Tim Ahli. Di antara hal penting yang diatur dalam pedoman tersebut adalah kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tim ahli sebagai berikut: a. latar belakang pendidikan; b. keahlian yang relevan; c. pengalaman; d. track record/rekam jejak kinerja (jika pernah terlibat dalam kegiatan BSNP); e. referensi; dan f. izin dari instansi.
Berdasarkan kriteria di atas, anggota BSNP mengusulkan nama-nama calon tim ahli untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Pleno BSNP. Selanjutnya, BSNP meminta izin kepada pimpinan lembaga asal calon tim ahli dan atas izin yang diberikan, BSNP menerbitkan Surat Keputusan tentang Penetapan Tim Ahli. Tim ahli bekerja selama satu tahun anggaran, bertempat di kantor BSNP Gedung D lantai 2 Mandikdasmen Kemdikbud Jakarta Selatan atau di tempat lain sesuai dengan rencana kegiatan.
Jumlah anggtota dalam satu tim ahli untuk setiap standar adalah lima belas orang ditambah dengan lima orang dari anggota BSNP yang berperan mengarahkan proses pengembangan standar.
Tahapan Kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan dan evaluasi SNP ini, BSNP membentuk Tim Ahli yang bersifat Ad Hoc untuk masing-masing standar. Tim Ahli tersebut terdiri dari para pakar dari perguruan tinggi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta praktisi. Kegiatan pengembangan dan evaluasi pencapaian SNP dilaksanakan dalam 10 (sepuluh) langkah, seperti disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.1: Langkah Pengembangan dan Evaluasi Pencapaian SNP
Langkah Kegiatan Tempat Peserta
/standar
1. Penyusunan Draf Awal Standar Jakarta 20 orang
2. Kajian dan Pembahasan Draf Awal Standar
Jakarta 20 orang
3. Penyusunan Draf Akhir Standar Jakarta 20 orang
4. Reviu Draf Akhir Standar Jakarta 42 orang
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
10
Langkah Kegiatan Tempat Peserta
/standar
5. Validasi Draf Akhir Standar Daerah 192 orang
6. Penyempurnaan Draf Akhir Standar berdasarkan Validasi
Jakarta 20 orang
7. Pengembangan Instrumen Uji Publik Draf Akhir Standar
Jakarta 20 orang
8. Uji Publik Draf Akhir Standar Daerah 384 orang
9. Finalisasi Draf Standar berdasarkan Uji Publik
Jakarta 20 orang
10. Penyusunan Rekomendasi dan Draf Permendikbud Standar
Jakarta 20 orang
Jadwal langkah kegiatan untuk masing-masing standar disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.2: Jadwal Penyusunan dan Penyempurnaan Standar
Langkah-langkah kegiatan pengembangan dan evaluasi pencapaian Standar Nasional Pendidikan secara rinci diuraikan sebagai berikut.
1. Penyusunan draf awal standar
Langkah awal ini sangat penting untuk menyamakan persepsi dan pemahaman di kalangan tim ahli tentang standar yang dikembangkan dan
NO
STANDAR
PJJ PAUD LPTK AKOM EVA PKLK
1 26 27
April 26 27
April 3 4 Mei
3 4 Mei
10 11 Mei
10 11 Mei
2 17 18
Mei 17 18
Mei 21 - 22
Mei 21 22
Mei 24 25
Mei 24 25
Mei
3 7 8 Juni 7 8 Juni 14 15
Juni 14 15
Juni 18 19
Juni 18 19
Juni
4 21 22
Juni 21 22
Juni 28 29
Juni 28 29
Juni 5 - 6 Juli 5 - 6 Juli
5 17 24 Agustus di 12 Provinsi
6 30 31 Agustus
30 31 Agustus
6 7 Sept
6 7 Sept
13 14 Sept
13 14 Sept
7 17 18
Sept 17 18
Sept 20 21
Sept 20 21
Sept 27 28
Sept 27 28
Sept
8 10 12 Okt, 15 17 Okt, 17 21 Okt, 22 24 Okt di 24 Provinsi
9 8 9 Nov 8 9 Nov 15 16
Nov 15 16
Nov 22 23
Nov 22 23
Nov
10 29 30 November
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
11
11
bertujuan untuk menyusun desain pengembangan standar. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dengan melibatkan anggota BSNP dan tim ahli. Penjelasan tentang standar nasional pendidikan diberikan oleh Koordinator tim standar diikuti dengan proses brainstorming. Pada langkah ini, dilakukan pemilihan ketua dan sekretaris tim untuk membantu koordinator dalam mengarahkan langkah-langkah kegiatan selanjutnya. Gambaran umum tentang naskah akademik standar dihasilkan dalam pertemuan ini.
2. Kajian dan pembahasan draf awal standar
Pada langkah ini, tim melakukan penelaahan bahan-bahan yang relevan dengan standar yang dikembangkan. Bahan-bahan ini meliputi peraturan perundang-undangan, buku, hasil dan laporan penelitian, artikel jurnal dan bentuk-bentuk lainnya dari kajian expert atau lembaga dalam negeri maupun dari luar negeri. Selain itu, hasil pemantauan dan evaluasi implementasi standar (bila ada) juga dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan standar. Kegiatan ini menyempurnakan pemikiran tim tentang naskah akademik dari standar tersebut serta menghasilkan pemikiran-pemikiran awal tentang hal-hal krusial yang harus masuk dalam draf standar tersebut.
3. Penyusunan draf akhir standar
Pada langkah ketiga ini, diskusi tim selama 2 hari digelar untuk mendapatkan naskah akademik yang komprehensif serta draf standar yang diinginkan. Perlu diingat bahwa standar yang dikembangkan merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan. Naskah akademik dijadikan acuan untuk menyusun kerangka dasar serta kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam standar tersebut. Pada akhirnya, draf standar dihasilkan untuk dilakukan reviu pada langkah selanjutnya. Pada langkah ini pula, tim ahli menetapkan kriteria responden yang diundang pada langkah reviu draf standar (langkah keempat).
4. Reviu draf akhir standar
Kegiatan reviu draf standar dilaksanakan dengan mengundang para reviewer yang terdiri dari pakar dari berbagai perguruan tinggi serta praktisi dalam bidang yang relevan. Kegiatan ini bertujuan untuk menyempurnakan draf standar. Jumlah reviewer yang diundang untuk masing-masing standar adalah 22 orang dengan rincian 8 orang dari Jakarta, 5 orang dari luar Jawa, dan 9 orang dari dalam Jawa. Pada hari pertama kegiatan, koordinator kegiatan dari anggota BSNP memberikan penjelasan tentang standar nasional pendidikan serta peran dan fungsi BSNP. Selanjutnya, ketua dan sekretaris tim ahli memaparkan subtansi standar dan teknis pelaksanaan review. Agenda ini dimaksudkan untuk
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
12
menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap draf standar yang dikembangkan. Selanjutnya, para reviewer menelaah draf standar dan diteruskan dengan pandangan umum dan tanya jawab. Hasil telaah ini ditindaklanjuti dalam kerja kelompok untuk menyempurnakan draf standar. Pada hari kedua, tim ahli bersama reviewer memaparkan hasil kerja kelompok.
5. Validasi draf akhir standar
Sebelum pelaksanaan validasi di daerah, BSNP mengundang ketua dan sekretaris tim ahli untuk memaparkan draf standar dan instrumen validasi dalam rapat pleno BSNP. Dalam pelaksanaannya, keenam standar tersebut dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama adalah untuk standar PJJ, PAUD, dan SNPG yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2014, sedangkan gelombang kedua adalah untuk standar PKLK, AKOM, dan Evaluasi Standar yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2014. Pada kesempatan ini anggota BSNP memberikan masukan dan saran untuk penyempurnaan draf standar dan instrumen validasi. Kegiatan validasi draf standar dilaksanakan di 12 Provinsi selama tiga hari dengan melibatkan peserta daerah Provinsi dan petugas dari pusat (anggota BSNP dan tim ahli). Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama untuk wilayah Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sedangkan tahap kedua untuk wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, NTT, Bali, dan Papua. Pada masing-masing Provinsi diundang 12 responden/validator. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak di lapangan terhadap draf akhir penyempurnaan standar yang telah dikembangkan pada pertemuan sebelumnya. Setelah data terkumpul, tim ahli mengolah dan menganalisis data sebagai bahan acuan pada kegiatan selanjutnya.
6. Penyempurnaan draf akhir standar berdasarkan validasi Pada langkah kegiatan keenam ini, tim ahli menyempurnakan draf standar berdasarkan masukan dari validasi yang dilaksanakan di 12 Provinsi. Sebelum itu, terlebih dahulu tim analisis data (di luar tim ahli) melakukan analisis data-data dari kegiatan validasi. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dengan melibatkan anggota BSNP dan tim ahli.
7. Pengembangan instrumen untuk uji publik draf akhir standar
Sebelum pelaksanaan uji publik draf standar di 24 Provinsi, tim ahli mengembangkan instrumen uji publik. Instrumen uji publik terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pertama tentang data demografi responden, bagian
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
13
13
kedua tentang keterbacaan draf standar, dan bagian ketiga tentang kesesuaian draf standar. Selain itu, pada tahapan ini, tim ahli juga menentukan kriteria responden uji publik, penentuan anggota tim dan anggota BSNP yang akan melakukan uji publik serta bahan-bahan presentasi dan bahan pendukung lainnya.
8. Uji publik draf akhir standar
Kegiatan uji publik draf standar dilaksanakan di 24 Provinsi selama tiga hari dengan melibatkan peserta daerah Provinsi dan petugas dari pusat (anggota BSNP dan tim ahli). Kegiatan uji publik ini bertujuan untuk mendapatkan masukan terhadap draf standar dari berbagai pihak antara lain: unsur pemerintah, perguruan tinggi, sekolah/madrasah, LSM, anggota DPRD, kementerian terkait dan para praktisi pendidikan.
9. Finalisasi draf standar berdasarkan uji publik
Finalisasi draf standar dilakukan selama dua hari dengan tujuan untuk menyempurnakan dan memfinalkan draf standar berdasarkan masukan dari uji publik. Kegiatan ini melibatkan anggota BSNP dan tim ahli.
10. Penyusunan rekomendasi dan draf Peraturan Menteri tentang standar
Draf standar yang telah disusun selanjutnya direkomendasikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk ditetapkan menjadi Standar Nasional Pendidikan Satuan Pendidikan. Kegiatan ini melibatkan anggota BSNP dan tim ahli.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengembangan standar, BSNP memberikan beberapa rekomendasi untuk perbaikan pada masa yang akan datang sebagai berikut.
1. Dalam proses penetapan tahapan kegiatan, daerah untuk validasi dan uji publik, komposisi tim ahli berdasarkan wilayah, komposisi reviewer dan responden validasi/uji publik, perlu dibahas bersama antara Balitbang sebagai Sekretariat BSNP dan anggota BSNP melalui rapat pleno.
2. Pedoman penetapan tim ahli yang terlibat dalam kegiatan BSNP perlu diterapkan secara konsisten demi menjaga profesionalitas dan obyektifitas kinerja BSNP.
3. Anggota BSNP yang terlibat dalam kegiatan pengembangan standar ditugaskan untuk melakukan penilaian kinerja tim ahli secara berkala. Penilaian dilakukan terhadap kehadiran, partisipasi, kontribusi, dedikasi, dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
14
4. BSNP perlu mengawal dan melakukan koordinasi dengan Kepala Balitbang, Kepala Biro Hukum, Direktorat terkait, dan Staf Ahli Menteri dalam proses penetapan draf standar menjadi Peraturan Menteri.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
15
15
ARTIKEL II PENYELENGGARAAN UJIAN
NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Pendahuluan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab XVI, Pasal 57, ayat (2) menyatakan bahwa evaluasi
dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur
formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
Selanjutnya pasal 58 ayat (2) menegaskan bahwa evaluasi peserta didik, satuan
pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara
berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar
nasional pendidikan. Jadi evaluasi terhadap peserta didik adalah untuk menilai
pencapaian standar nasional pendidikan dan dilakukan oleh lembaga mandiri.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013, pada pasal 63 ayat (1) menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan pemerintah. Agar pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah
dapat merencanakan penilaian sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; melaksanakan penilaian peserta didik
secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai konteks sosial-
budaya; serta melaporkan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel,
dan informatif.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan
perubahannya Nomor 32 Tahun 2013 tentang standar nasional pendidikan pasal
67 ayat (1), menyatakan pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan Ujian Nasional yang diikuti peserta
didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidkan dasar dan menengah
dan jalur norformal kesetaraan. Pada pasal 67 ayat (2) dijelaskan bahwa dalam
peneyelenggaraan Ujian Nasional BSNP bekerjasama dengan instansi terkait di
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
16
lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
satuann pendidikan.
Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2013/2014 diselenggarakan dalam
rangka mengukur pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) secara nasional
pada jenjang satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/
SMALB/Paket C. Pengukuran pencapaian SKL secara nasional sangat penting
untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada berbagai mata pelajaran yang
dipelajari dan diujikan secara nasional. Hasil UN akan memberi informasi tentang
daya serap atau peringkat penguasaan tiap mata pelajaran yang diujikan secara
nasional pada level individu, kelas, sekolah, daerah, maupun pada tingkat
nasional. Informasi ini berguna untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas,
sehingga pencapaian belajar peserta didik akan meningkat, dan selanjutnya
diharapkan kualitas akan meningkat.
BSNP mulai melaksanakan UN pada Tahun Pelajaran 2005/2006, yakni
setelah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini menjadi landasan yuridis
pelaksanaan UN. Pelaksanaan UN setiap tahun dievaluasi yang hasilnya
digunakan untuk perbaikan pelaksanaan pada tahun berikutnya.
A. Persiapan Ujian Nasional
Setiap penyelenggaraan UN didasarkan pada suatu Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tentang UN dan Prosedur Operasi Standar (POS)
BSNP yang mengatur teknis penyelenggaraan ujian. Draf usulan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang UN dan penyusunan POS UN selalu
memperhatikan hasil evaluasi penyelenggaran UN tahun lalu.
1. Hasil pemantauan BSNP ke sekolah-sekolah saat pelaksaanaan UN
2012/2013 adalah sebagai berikut.
a. Hampir semua guru menyatakan UN tetap dilaksanakan.
b. Penyusunan item soal UN sebaiknya melibatkan daerah.
c. Pencetakan bahan UN dilaksanakan oleh daerah.
d. Menurut beberapa kepala sekolah hasil UN sebaiknya digunakan untuk
pemetaan saja.
2. Permasalahan pelaksanaan UN tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebagai
berikut.
a. Ada perbedaan penafsiran tugas BSNP sebagai penyelenggara dan
pelaksana UN.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
17
17
b. Ketidaksiapan beberapa perusahaan percetakan mencetak 20 paket
soal UN dalam waktu tertentu.
c. Ada perusahaan percetakan yang belum berpengalaman mencetak
bahan UN.
d. Beberapa perguruan tinggi negeri yang menjadi koordinator pelaksana
UN kurang mendapat dukungan dari dinas pendidikan Provinsi.
e. Distribusi bahan UN yang dilakukan oleh beberapa perusahaan
percetakan tidak terlaksana sesuai dengan jadwal.
f. Masih ada masalah kebocoran bahan UN.
3. Penyempurnaaan pelaksanaan UN 2013/2014
Untuk menyempurnakan pelaksanaan UN tahun pelajaran
2013/2014 diperlukan masukan dari daerah. Untuk itu dilakukan kegiatan
Pra Kovensi UN di tiga Provinsi yaitu Makassar, Denpasar, dan Medan.
Tujuan Pra Kovensi adalah merangkum masukan yang lebih luas dari
berbagai kalangan di daerah mengenai model penyelenggaraan UN yang
lebih kredibel dan akuntabel. Hasil Pra Kovensi dari tiga Provinsi kemudian
dibahas pada Kovensi UN di Jakarta untuk menyempurnakan
penyelenggaraan dan pelaksanaan UN tahun pelajaran 2013/2014. Terakhir
dilakukan rapat koordinasi Nasional antara Perguruan Tinggi Negeri, Dinas
Pendidikan, dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan dalam pelaksanaan
UN 2013/2014 di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2014.
4. Hasil rapat koodinasi tersebut adalah sebagai berikut.
a. Distribusi Bahan UN
Dinas Pendidikan Provinsi berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan
Kab/Kota, PTN, dan LPMP menetapkan:
1) tempat titik transit dan sub rayon untuk menyimpan bahan UN
sebelum didistribusikan ke satuan pendidikan.
2) jadwal pengambilan bahan UN dari titik transit ke satuan pendidikan
dengan memperhatikan kondisi geografis masing-masing daerah.
3) pengambilan bahan UN dilakukan oleh pelaksana ujian satuan
pendidikan dengan pengawas satuan pendidikan pada hari H.
b. Pengawasan UN
1) Setiap satuan pendidikan harus ada pengawas satuan pendidikan
dari Perguruan Tinggi untuk UN SMA sederajat.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
18
2) Penetapan jumlah pengawas satuan pendidikan perlu
mempertimbangkan:
a) Jumlah ruang ujian
b) Jarak dan lokasi satuan pendidikan
c) Ketersediaan sumber daya manusia (dosen).
3) Pengawas satuan pendidikan dari Perguruan Tinggi adalah dosen
yang memiliki NIDN dari PTN atau PTS yang ditetapkan oleh
Kopertis. Pengawas satuan pendidikan dari LPMP adalah
widyaiswara atau pejabat struktural LPMP.
4) Dalam kondisi tertentu (bila ditengarai ada indikasi pelanggaran POS
UN) pengawas satuan pendidikan diperkenankan memasuki ruang
ujian.
c. Pengiriman LJUN
1) Dinas Pendidikan Provinsi berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan
Kab/Kota, Perguruan Tinggi Negeri, dan LPMP menetapkan jadwal
pengiriman dan tempat pengumpulan LJUN SMA/sederajat dan
SMP/sederajat dari satuan pendidikan ke tempat pemindaian.
2) Pengiriman LJUN dari satuan pendidikan ke tempat pengumpulan
LJUN SMA/sederajat (Perguruan Tinggi, Kab/Kota atau Subrayon) oleh
Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan didampingi oleh pengawas
satuan pendidikan dan diserahkan kepada penanggungjawab tempat
pengumpulan LJUN (Perguruan Tinggi, Kab/Kota atau Subrayon).
3) Pengiriman LJUN dari satuan pendidikan ke tempat pengumpulan
LJUN SMP sederajat dan SMALB (Dinas Pendidikan Provinsi, Kab/Kota
atau Subrayon) oleh Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan
didampingi oleh pengawas satuan pendidikan dan diserahkan kepada
penanggungjawab tempat pengumpulan LJUN (Dinas Pendidikan
Provinsi, Kab/Kota atau Subrayon).
4) Pengiriman LJUN dari tempat pengumpulan LJUN ke tempat
pemindaian dilakukan setiap hari oleh penanggung jawab tempat
pengumpulan LJUN dengan pengawasan oleh Pengawas dari
Perguruan Tinggi (untuk SMA/sederajat) atau LPMP (untuk
SMP/sederajat). Bila karena pertimbangan kesulitan transportasi
pengiriman dapat disesuaikan dengan ketersediaan transportasi.
5. Beberapa hal penting hasil kovensi UN adalah berikut.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
19
19
a. BSNP sebagai penyelenggara UN memiliki tugas:
1) menyusun Prosedur Operasi Standar (POS) UN
2) memberi rekomendasi kepada Menteri tentang penetapan
Pelaksana UN Tingkat Pusat
3) melakukan koordinasi persiapan dan pengawasan UN
4) melakukan evaluasi pelaksanaan UN
b. Pencetakan bahan UN dilaksanakan dengan sistem regional.
c. Pelaksana UN tingkat Pusat ditetapkan dengan keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, di dalamnya BSNP sebagai anggota.
d. Pelaksana UN tingkat Provinsi ditetapkan oleh Gubernur
e. Pelaksana UN tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan oleh
Bupati/Walikota.
f. Perguruan Tinggi dalam pelaksanaan UN SMA, MA,SMK/MAK, Paket
C, dan Paket C Kejuruan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1) Melakukan pengawasan palaksanaan UN bersama LPMP.
2) Menetapkan kordinator pengawas UN Kabupaten/Kota.
B. Perbaikan Pelaksanaan UN
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam pelaksanaan UN Tahun
Pelajaran 2013/2014 antara lain sebagai berikut.
1. Komposisi nilai dalam penentuan kelulusan: Bobot nilai UN dan Nilai Sekolah
adalah 60% dan 40%.
2. Pencetakan bahan UN dilakukan secara Regional.
3. Peran Perguruan Tinggi sebagai pengawas dalam pelaksanaan UN SMA
sederajat.
4. Peran LPMP sebagai pengawas satuan pendidikan dalam pelaksanaan UN
SMP/MTs sederajat.
5. Pencetakan bahan UN dilakukan secara regional.
6. Ujian Nasional SD/MI dan Paket A menjadi Ujian Sekolah/Madrasah atau
Ujian tingkat satuan pendidikan, tidak lagi menjadi tanggung jawab BSNP.
Perbaikan-perbaikan tersebut didasarkan pada hasil Konvensi UN bulan
September 2013 sebelumnya dan masukan berbagai pihak dari lapangan serta
hasil evaluasi yang dilakukan BSNP dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Dengan perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan akan lebih
terjamin kelancaran dan keamanan dalam pelaksanaan ujian untuk
memperoleh hasil UN yang kredibel.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
20
UN Tahun Pelajaran 2013/2014 diselenggarakan berdasarkan.
1. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 97 Tahun 2013 tentang Kriteria
Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional (Lampiran
2.1); dan
2. Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas
Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Serta
Pendidikan Kesetaraan Program Paket B/Wustha, Program Paket C, dan
Program Paket C Kejuruan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Penyelenggara dan Pelaksana UN
Prosedur Operasi Standar (POS) UN Tahun Pelajaran 2013/2014 secara
ekplisit menempatkan BSNP sebagai Penyelenggara, sesuai dengan semangat
yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. BSNP sebagai Penyelenggara,
dalam penyelenggaraan UN mempunyai tugas:
1. Menyusun POS Pelaksanaan UN;
2. Memberi rekomendasi kepada Menteri tentang penetapan Pelaksana UN
Tingkat Pusat;
3. Mengadakan penandatanganan pakta integritas dengan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi dan Rektor Perguruan Tinggi Negeri;
4. Mengadakan penandatanganan pakta integritas dengan Pelaksana UN di luar
negeri melalui Atase Pendidikan atau Konsulat Jenderal, dan
5. Melakukan evaluasi, menyusun laporan dan rekomendasi perbaikan
pelaksanaan UN dan menyampaikan kepada Menteri.
Pelaksana UN Tingkat Pusat adalah suatu kepanitiaan pada tingkat pusat
yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Surat
Keputusan (SK) berdasarkan rekomendasi dari BSNP.
Pemisahan antara Penyelenggara dan Pelaksana Tingkat Pusat
dimaksudkan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan UN. Oleh karena itu,
Pelaksana UN Tingkat Pusat terdiri unsur-unsur yang berada di dalam dan di luar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang Tugas Pokok dan Fungsinya
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
21
21
berkaitan dengan operasional pelaksanaan UN. Pada tingkat operasional
selanjutnya, ada Pelaksana UN Tingkat Provinsi yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Gubernur, Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota, dan Pelaksana UN Tingkat Satuan
Pendidikan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Semua tugas operasional dalam pelaksanaan UN, di luar tugas
penyelenggara menjadi tanggung jawab panitia pelaksana. Tugas Pelaksana UN
dari Tingkat Pusat sampai dengan Tingkat Satuan Pendidikan sudah diuraikan
secara terperinci dalam POS Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014.
Tahapan Kegiatan
Persiapan pelaksanaan UN Tahun Pelajaran 2013/2014 telah dilakukan mulai bulan September 2013. Tahapan-tahapan kegiatannya seperti yang disajikan dalam Time Line berikut.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
22
Denah Time Line
Jadwal Ujian Nasional
Jadwal pelaksanaan UN Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk masing-masing jenis dan jenjang satuan pendidikan sebagai berikut.
1. SMA dan MA
No Hari dan
Tanggal Jam
Mata pelajaran
Program
IPA
Program
IPS
Program
Bahasa
MA
Program
Keagamaa
n
1.
UN
Senin,
14 April 2014
07.30
09.30
10.30
12.30
Bahasa
Indonesia
Biologi
Bahasa
Indonesia
Geografi
Bahasa
Indonesia
Sastra
Indonesia
Bahasa
Indonesia
Hadis
UN Susulan
Selasa,
22 April 2014
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
23
23
No Hari dan
Tanggal Jam
Mata pelajaran
Program
IPA
Program
IPS
Program
Bahasa
MA
Program
Keagamaa
n
2.
UN
Selasa,
15 April 2014
07.30
09.30
10.30
12.30
Matema-
tika
Kimia
Matema-
tika
Sosiologi
Matema-
tika
Antropo-
logi
Matema-
tika
Fikih
UN Susulan
Rabu,
23 April 2014
3.
UN
Rabu,
16 April 2014
07.30
09.30
10.30
12.30
Bahasa
Inggris
Fisika
Bahasa
Inggris
Ekonomi
Bahasa
Inggris
Bahasa
Asing
Bahasa
Inggris
Tafsir
UN Susulan
Kamis,
24 April 2014
2. SMK/MAK
No Hari dan Tanggal Jam Mata pelajaran
1. UN: Senin, 14 April 2014
07.30 09.30 Bahasa Indonesia UN Susulan: Selasa, 22 April 2014
2. UN: Selasa, 15 April 2014
07.30 09.30 Matematika UN Susulan: Rabu, 23 April 2014
3. UN: Rabu, 16 April 2014
07.30 09.30 Bahasa Inggris UN Susulan: Kamis, 24 April 2014
3. SMALB
No Hari dan Tanggal Jam Mata pelajaran
1. UN: Senin, 14 April 2014 07.30 09.30 Bahasa Indonesia
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
24
No Hari dan Tanggal Jam Mata pelajaran
UN Susulan: Selasa, 22 April
2014
2.
UN: Selasa, 15 April 2014
07.30 09.30 Matematika UN Susulan: Rabu, 23 April
2014
3.
UN: Rabu, 16 April
2014 07.30 09.30 Bahasa Inggris
UN Susulan: Kamis, 24 April
2014
4. Program Paket C
No Program Hari Tanggal
Jam Mata Ujian Periode I Periode II
1.
Program
Paket C
IPS
Senin 14 April
2014
18 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Bahasa Indonesia
Geografi
Selasa 15 April
2014 10.30 12.30
Pendidikan
Kewarganegaraan
Selasa 15 April
2014
19 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Matematika
Sosiologi
Rabu 16 April
2014
20 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Bahasa Inggris
Ekonomi
Kamis 21 Agustus
2014 13.30 15.30
Pendidikan
Kewarganegaraan
2.
Program
Paket C
IPA
Senin 14 April
2014
18 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Bahasa Indonesia
Biologi
Selasa 15 April
2014 10.30 12.30
Pendidikan
Kewarganegaraan
Selasa 15 April
2014
19 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Matematika
Kimia
Rabu 16 April
2014
20 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Bahasa Inggris
Fisika
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
25
25
No Program Hari Tanggal
Jam Mata Ujian Periode I Periode II
Kamis 21 Agustus
2014 13.30 15.30
Pendidikan
Kewarganegaraan
3.
Program
Paket C
Kejuruan
Senin 14 April
2014
18 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Bahasa Indonesia
Pendidikan
Kewarganegaraan
Selasa 15 April
2014
19 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Matematika
Bahasa Inggris
5. SMP, MTs, dan SMPLB
No Hari dan Tanggal Jam Mata pelajaran
1.
UN: Senin, 5 Mei 2014
07.30 09.30 Bahasa Indonesia
UN Susulan: Senin, 12 Mei 2014
2.
UN: Selasa, 6 Mei 2014
07.30 09.30 Matematika
UN Susulan: Selasa, 13 Mei 2014
3.
UN: Rabu, 7 Mei 2014
07.30 09.30 Bahasa Inggris
UN Susulan: Rabu, 14 Mei 2014
4.
UN: Kamis, 8 Mei 2014
07.30 09.30 Ilmu Pengetahuan Alam
UN Susulan: Jumat, 16 Mei 2014
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
26
6. Paket B/Wustha
No. Hari
Tanggal
Jam Mata Ujian
Periode I Periode II
1. Senin 5 Mei 2014 18 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Bahasa Indonesia
Pendidikan
Kewarganegaraan
2. Selasa 6 Mei 2014 19 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Matematika
Ilmu Pengetahuan
Sosial
3. Rabu 7 Mei 2014 20 Agustus
2014
13.30 15.30
16.00 18.00
Bahasa Inggris
Ilmu Pengetahuan
Alam
Pencetakan dan Pendistribusian Bahan Ujian
Pencetakan bahan ujian dalam pelaksanaan UN Tahun Pelajaran 2013/2014 dilakukan secara regional. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan UN tahun pelajaran sebelumnya yang dilakukan secara terpusat. Penetapan sistem regional ini antara lain didasarkan pada pertimbangan-petimbangan: ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pengadaan barang dan jasa; kelancaran proses pencetakan dan pendistribusian; mutu hasil cetakan; serta keamanan dalam proses pencetakan dan pendistribusian.
Pembagian Region serta perusahaan pencetakan yang memenangi tender dan mengerjakan pekerjaan pencetakan seperti yang disajikan dalam Table berikut.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
27
27
Regional Pelaksanaan Pengadaan Bahan UN 2014
Pendistribusian bahan ujian dari Percetakan sampai dengan titik simpan di Provinsi menjadi tanggung jawab perusahaan percetakan dengan pengawasan dan pengamanan dari perguruan tinggi dan kepolisian. Pendistribusian dari Provinsi ke titik transit yang ditetapkan oleh Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota menjadi tanggung jawab bersama Pelaksana UN Tingkat Provinsi, Pelaksana UN Kabupaten/Kota beserta pengawas dari perguruan tinggi untuk bahan ujian SMA/MA sederajat dan LPMP untuk bahan ujian SMP/MTs sederajat. Pendistribusian ke satuan pendidikan tempat penyelenggara UN menjadi tanggung jawab bersama Pelaksana UN Kabupaten/Kota, Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan berserta pengawas dari perguruan tinggi untuk bahan ujian SMA/MA sederajat, dan LPMP untuk bahan ujian SMP/MTS sederajat. Mekanisme pendistribusian ini telah terlaksana dengan baik dalam pelaksanaan UN yang lalu.
Kriteria Kelulusan
Kelulusan peserta didik dari UN, seperti yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014 ditentukan berdasarkan Nilai Akhir (NA). NA adalah gabungan dari Nilai Sekolah/Madrasah
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
28
dengan bobot 40% dan Nilai Ujian Nasional murni dengan bobot 60%. Adapun Nilai Sekolah/Madrasah terdiri dari gabungan Nilai Rata-rata Rapor dengan bobot 70% dan Nilai Ujian Sekolah dengan bobot 30%. Nilai Rata-rata Rapor diberikan bobot yang lebih besar dari Nilai Ujian Sekolah, karena Nilai Rata-rata Rapor dipahami sebagai hasil penilaian berkelanjutan dalam proses pembelajaran dalam satuan pendidikan.
Kelulusan peserta didik dalam Ujian Nasional ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:
NA untuk setiap mata pelajaran yang diujikan 4,0; dan
Rata-rata NA 5,5. Nilai Rata-rata Rapor untuk SMP/MTs/Paket B adalah nilai rata-rata Semester 1 s.d. Semester 5. Nilai Rata-rata Rapor untuk SMA/MA/Paket C adalah nilai rata-rata Semester 3 s.d. Semester 5. Nilai Rata-rata Rapor untuk SMK adalah nilai rata-rata Semester 1 s.d. Semester 5.
Khusus untuk Nilai Kompetensi Keahlian Kejuruan sebagai salah satu mata pelajaran Ujian Nasional di SMK adalah gabungan dari nilai Ujian Praktik Kejuruan dan Nilai Ujian Teori Kejuruan. Pembobotan untuk kedua nilai tersebut adalah Ujian Praktik Kejuruan 70% dan Nilai Ujian Teori Kejuruan 30%, nilai mimum yang harus dicapai adalah 6,0.
Hasil Ujian Nasional
1. Hasil UN SMP/MTs Peserta UN SMP/MTs Tahun Pelajaran 2013/2014 berjumlah 3.773.372.
Peserta UN yang lulus berjumlah 3.771.037 orang (99,94%), dan yang tidak lulus berjumlah 2.335 orang (0,06%). Tingkat kelulusan Tahun Pelajaran 2013/2014 meningkat sebesar 0,38% dibandingkan dengan tingkat kelulusan Tahun Pelajaran 2012/2013 (99,56%). Nilai Rata-rata UN murni Tahun Pelajaran 2013/2014 juga meningkat sebesar 0,42 dibandingkan dengan Nilai Rata-rata UN murni Tahun Pelajaran 2012/2013. Nilai Rata-rata UN murni Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah 6,52 dan Nilai Rata-rata UN murni Tahun Pelajaran 2012/2013 sebesar 6,10.
Ketidaklulusan siswa SMP/MTs dalam UN Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 2.257 orang siswa. Ketidaklulusan siswa tersebut 96,66% disebabkan karena NA < 5,5 dan sisanya, sebanyak 78 orang siswa atau 3,34%, disebabkan karena NA < 40 pada salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UN.
Provinsi-provinsi yang mencapai kelulusan tertinggi adalah: DKI Jakarta dan Jawa Barat masing-masing 99,99%, serta Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Bali, dan Maluku Utara, masing-masing 99,98%. Tiga Provinsi yang berada pada persentase kelulusan terendah adalah Aceh (99,63%, tidak lulus 0,37%), Sulawesi Barat (99,67%, tidak lulus 0,33%), dan Kalimantan Utara (99,69%, tidak lulus 0,31%).
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
29
29
Jumlah sekolah penyelenggara Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah 50.515 sekolah. Dari jumlah tersebut, 49.249 sekolah (97,49%) siswanya lulus 100%.
Nilai Akhir, seperti telah dijelaskan di atas, adalah nilai gabungan dari Nilai UN (murni) dan Nilai Sekolah (NS). Distribusi NA SMP/MTs Sederajat sebagai berikut: Mean 7,19; Standar Deviasi 0,89, NA tertinggi 9,85, NA terendah 1,15, Rentang nilai 8,70. Distribusi Nilai Ujian Nasional (murni): Mean 6,52; Standar Deviasi 1,41; Nilai UN tertinggi 9,94; Nilai UN terendah 0,45; Rentang Nilai 9,49. Distribusi Nilai Sekolah: Mean 8,17; Standar Deviasi 0,51; Nilai Sekolah tertinggi 9,99; Nilai Sekolah terendah 1,73, Rentang Nilai 8,26. Berdasarkan distribusi nilai tersebut terlihat Rata-rata Nilai Sekolah lebih tinggi dibandingkan dengan Rata-rata Nilai UN (murni) dan Nilai Akhir. Nilai UN (murni) paling rendah dibandingkan dengan Nilai Sekolah dan Nilai Akhir. Dilihat dari Rentang Nilai, Nilai UN (murni) paling besar dibandingkan dengan NS dan NA. Rentang NS paling kecil dibandingkan dengan Rentang dua nilai yang lain. Data tersebut menunjukkan bahwa guru di sekolah cenderung memberi nilai tinggi dengan varian relatif kecil dibandingkan dengan nilai UN. Hal ini juga sejalan dengan data lain bahwa sebanyak 88% sekolah (44.841 sekolah) rata-rata NS lebih besar dari rata nilai UN. Namun masih ada 12% sekolah (5.568 sekolah) yang lebih ketat memberi nilai kepada siswanya, sehingga nilai UN murni lebih tinggi dari NS. Sekolah kategori terakhir ini merupakan sekolah yang dikenal oleh masyarakat sebagai sekolah bagus. Proses pembelajarannya sudah berlangsung dengan baik, serta penilaian sehari-hari dan Ujian Sekolah telah terlaksana dengan baik. Bagi sekolah-sekolah yang termasuk dalam kategori ini, tingkat kesukaran soal Ujian Sekolah pada umumnya lebih tinggi dari tingkat kesukaran soal Ujian Nasional.
2. Hasil UN SMA/MA
Peserta UN SMA/MA Tahun Pelajaran 2013/2014 berjumlah 1.632.757. Peserta UN yang lulus berjumlah 1.624.946 orang (99,52%), dan yang tidak lulus berjumlah 7.811 orang (0,486%). Tingkat kelulusan Tahun Pelajaran 2013/2014 sedikit menurun, 0,01% dibandingkan dengan tingkat kelulusan Tahun Pelajaran 2012/2013 (99,53%). Namun Nilai Rata-rata UN murni Tahun Pelajaran 2013/2014 meningkat sebesar 0,23 dibandingkan dengan Nilai Rata-rata UN murni Tahun Pelajaran 2012/2013. Nilai Rata-rata UN murni Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah 6,12 dan Nilai Rata-rata UN murni Tahun Pelajaran 2012/2013 sebesar 6,35.
Ketidaklulusan siswa SMA/MA dalam UN Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 7.774 orang siswa. Ketidaklulusan tersebut 99,53% disebabkan oleh NA < 5,5, dan sisanya sebanyak 37 orang siswa atau 0,47% disebabkan oleh NA < 4,0 pada satu atau lebih mata pelajaran yang diujikan dalam UN.
Tiga Provinsi yang pencapai persentase kelulusan tertinggi adalah: Jawa
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
30
Barat (99,99%), Daerah Istimewa Yogyakarta (99,96%)dan Jawa Tengah (99,92). Tiga Provinsi dengan persentase kelulusan terendah secara nasional adalah Kalimantan Utara (97,49%, tidak lulus 2,51%), Kalimantan Tengah (97,94%, tidak lulus 2,06%), dan Sulawesi Tengah (98,01, tidak lulus 1,99%). Namun bila dilihat dari jumlah siswa yang tidak lulus, 3 Provinsi dengan jumlah tidak lulus paling besar adalah Aceh (785 orang), Sumatera Utara (514 orang), dan Sulawesi Tenggara (490 orang).
Distribusi Nilai Akhir yang merupakan gabungan dari Nilai UN (murni) dan Nilai Sekolah (NS) untuk SMA/MA Sederajat sebagai berikut: Mean 7,17; Standar Deviasi 0,81, NA tertinggi 9,67, NA terendah 0,77, Rentang nilai 8,90. Distribusi Nilai Ujian Nasional (murni): Mean 6,35; Standar Deviasi 1,24; Nilai UN tertinggi 9,87; Nilai UN terendah 0,33; Rentang Nilai 9,74. Distribusi Nilai Sekolah: Mean 8,40; Standar Deviasi 0,45; Nilai Sekolah tertinggi 9,99; Nilai Sekolah terendah 4,00, Rentang Nilai 3,99. Berdasarkan distribusi nilai tersebut, sama dengan kecenderungan pada jenjang SMP/MTs, Rata-rata Nilai Sekolah lebih tinggi dibandingkan dengan Rata-rata Nilai UN (murni) dan Nilai Akhir. Rata-rata Nilai UN (murni) paling rendah dibandingkan dengan rata-rata Nilai Sekolah dan Nilai Akhir. Dilihat dari Rentang Nilai, Nilai UN (murni) memiliki rentang paling besar, yang berarti memiliki varian paling besar dibandingkan dengan NS dan NA. Rentang NS paling kecil dibandingkan dengan Rentang dua nilai yang lain. Data tersebut menunjukkan bahwa sama dengan kecenderungan pada jenjang SMP/MTs, guru di sekolah cenderung memberi nilai tinggi kepada siswanya dengan varian relatif kecil dibandingkan dengan nilai UN.
Hal ini juga sejalan dengan data lain bahwa sebanyak 96% sekolah (18.374 sekolah) rata-rata NS lebih besar dari rata-rata nilai UN. Hanya 0,4% sekolah (78 sekolah) yang ketat memberi nilai, sehingga nilai UN murni lebih tinggi dari NS. Sama dengan kecenderungan pada jenjang SMP/MTs, sekolah kategori terakhir ini merupakan sekolah yang dikenal oleh masyarakat sebagai sekolah bagus. Namun dibandingkan dengan jenjang SMP/MTs, sekolah yang nilai UNnya lebih tinggi dari nilai sekolah pada jenjang SMA/MA jumlah dan prsentase sekolahnya sangat kecil.
3. Hasil UN SMK Peserta Ujian Nasional SMK Tahun Pelajaran 2013/2014 berjumlah
1.171.907 orang. Lulus 1.170.748 orang (99,90%) dan tidak lulus 1.159 orang (0,10%). Empat Provinsi dengan persentase kelulusan tertinggi adalah Jawa Barat (99,99%), DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur, masing-masing (99,97%). Adapun 3 Provinsi persentase dengan kelulusan terendah (persentase ketidaklulusan tertinggi) adalah Nusa Tenggara Timur (99,12%, tidak lulus 0,88%), Sulawesi Tenggara 1. (99,21%, tidak lulus 0,79%), dan Kalimantan Utara (99,24%, tidak lulus 0,76%).
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
31
31
Bila dilihat dari segi jumlah peserta ujian yang tidak lulus UN, tiga Provinsi dengan jumlah ketidaklulusan tertinggi secara nasional adalah Nusa Tenggara Timur 133 orang, Kalimantan Barat 117 orang, dan Aceh 62 orang. Kecenderungan lainnya senada dengan kecenderungan yang ditunjukkan oleh data kelulusan SMP/MTs dan SMA/MA di atas.
Masalah dalam Pelaksanaan UN
Beberapa masalah masih ditemukan dalam pelaksanan UN Tahun Pelajaran 2013/2014. Masalah-masalah tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Masih ada upaya-upaya untuk membocorkan naskah soal dan upaya untuk
mencari bocoran kunci jawaban untuk mencapai kelulusan yang baik. Hal ini terbukti masih ditemukan daftar jawaban yang beredar melalui telpon seluler dan catatan contekan yang dibawa peserta ujian ke dalam ruang ujian. Namun demikian, ketika LJUN pada sekolah-sekolah tempat ditemukannya kecenderungan kecurangan tersebut dipindai, tidak ditemukan jawaban yang terpola. Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa daftar jawaban atau contekan tersebut belum sempat digunakan oleh peserta ujian dalam mengerjakan soal ujian. Dalam kasus jawaban dalam LJUN yang terpola sama dengan pola daftar jawaban atau sama dengan pola catatan sontekan seperti yang terjadi pada salah satu SMA di Bandar Lampung, BSNP telah memutuskan siswa yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus pada mata pelajaran yang diujikan.
2. Tempat penyimpanan bahan ujian yang terpusat di satu tempat dalam satu Kabupaten/Kota, misalnya di Kota Makasar. Hal ini menimbulkan masalah, bila dalam satu wilayah Kabupaten/Kota jumlah satuan pendidikan penyelenggara ujian cukup besar. Pada saat yang bersamaan semua satuan pendidikan penyelenggara UN berkumpul pada satu titik untuk kepentingan pengambilan bahan ujian, dapat menimbulkan kesemerawutan dan kekeliruan dalam pendistribusian bahan ujian.
3. Kurang meratanya penyerapan informasi sosialisasi. Hal ini terbukti antara lain di beberapa daerah pengawas ruang ujian memisahkan antara Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) dan naskah soal, kemudian mereka membagikan LJUN dan Naskah Soal secara terpisah. Akibatnya, barcode LJUN dan barcode Naskah Soal yang diterima peserta ujian berbeda, sehingga dapat menyulitkan dalam proses pemindaian LJUN.
4. Masih ditemukan kekeliruan-kekeliruan dalam pengepakan dan pendistribusian bahan ujian di percetakan.
5. Berkaitan dengan naskah soal, dalam pelaksanaan UN Tahun Pelajaran 2013/2014 ditemukan butir soal pada mata pelajaran tertentu yang memuat materi berkaitan tokoh politik yang masih hidup. Sebagian warga masyarakat
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
32
mempermasalahkan kejadian tersebut, karena mereka menganggap sebagai upaya mensosialisasikan kepentingan politik tertentu melalui bahan ujian.
Kesimpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan berkaitan dengan pelaksanaan UN Tahun
Pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut. 1. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014 berjalan lancar serta peringkat
kelulusan dan pencapaian nilai rata-rata relatif tinggi, tidak banyak berbeda dengan peringkat kelulusan dan pencapaian nilai rata-rata pada UN Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Beberapa masalah masih ditemukan dalam pelaksanaan UN Tahun Pelajaran 2013/2014, antara lain: masih ada upaya untuk melakukan kecurangan, masih ada kekeliruan dalam pengamplopan dan pendistribusian bahan ujian, dan belum meratanya pemahaman materi POS pada pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan UN.
B. Rekomendasi
Berkaitan dengan temuan dalam pelaksanaan UN Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut. 1. Perlu dikembangkan model lembaga pengujian mandiri, yang memiliki
otoritas penuh dalam penyelenggaraan ujian, yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan ujian dan menjamin kredibilitas hasil ujian di masa yang akan datang.
2. Perlu dilakukan sosialisasi yang lebih baik dan lebih merata dalam pelaksanaan UN untuk menjamin kelancaran pelaksanaan ujian dan menjamin ketertiban serta keamanan dalam pelaksanaan UN di masa yang akan datang.
3. Pencetakan bahan ujian sebaiknya dilakukan pada tingkat Provinsi, dan dilakukan oleh perusahaan percetakan yang telah dinilai kelayakannya dari segi kecukupan peralatan, kecukupan personalia, kecukupan ruangan serta dari segi keamanan gedung dan lingkungan.
4. Perlu diupayakan hasil UN benar-benar digunakan seperti kegunaan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, termasuk di dalamnya sebagai alat seleksi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga hasil UN benar-benar berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di Tanah Air.
5. Perbaikan dalam pelaksanaan UN tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut. a. Jumlah paket soal cukup lima.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
33
33
b. Merintis pelaksanaan UN dengan Computer Based Testing (CBT) pada sekolah dan daerah yang siap.
c. Pelaksanaan UN di daerah oleh Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP).
d. Melatih penyusun soal agar profesional dengan imbalan yang memadai.
e. Penyusunan soal dilakukan secara terus menerus untuk memperkuat bank soal.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
34
ARTIKEL III Penilaian Buku Teks Pelajaran
Pendahuluan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 43 ayat (5) Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran ditelaah dan/atau dinilai oleh BSNP atau tim yang dibentuk oleh Menteri dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Selanjutnya, dalam hal pengadaan Buku Teks Pelajaran dilakukan Pemerintah, Menteri menetapkan buku tersebut sebagai sumber utama belajar dan Pembelajaran setelah ditelaah dan/atau dinilai oleh BSNP atau tim yang dibentuk oleh Menteri. Berdasarkan peraturan tersebut, BSNP juga diberi mandat untuk menilai atau menelaah kelayakan buku teks pelajaran yang akan digunakan pada sekolah/madrasah.
Implementasi Kurikulum 2013 memerlukan buku teks pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum sebagai pendukung pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan kegiatan penyusunan buku untuk Kurikulum 2013 sebagai sumber utama belajar dan pembelajaran dan mengundang penulis dan penerbit untuk menulis buku yang sesuai dengan Kurikulum 2013.
Buku teks untuk Kurikulum 2013 terdiri dari 2 (dua) buku, yakni buku teks pelajaran untuk siswa dan buku panduan guru untuk setiap mata pelajaran. Buku Panduan Guru (BPG) adalah pedoman yang memuat strategi, metode, dan teknik pembelajaran, serta penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran. Buku Teks Pelajaran (BTP) adalah sumber Pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang tertera dalam kurikulum maupun standar isi dan standar kompetesi lulusan.
Pada tahun 2014, BSNP diminta oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menilai BTP dan BPG untuk kelompok peminatan kelas XI dan XII. Penilaian ini merupakan kelanjutan dari penilaian yang telah dilakukan oleh BSNP pada tahun 2013 untuk buku mata pelajaran kelompok peminatan kelas X. Dalam menjalankan tugas ini, BSNP bekerjasama dengan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Puskurbuk).
Mata pelajaran yang termasuk pada kelompok peminatan kelas XI dan XII adalah sebagai berikut:
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
35
35
1. Kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam untuk jenjang SMA/MA yang meliputi: a. Matematika; b. Biologi; c. Fisika; dan d. Kimia.
2. Kelompok peminatan Ilmu-ilmu Sosial jenjang SMA/MA meliputi: a. Geografi; b. Sejarah; c. Sosiologi; dan d. Ekonomi.
3. Kelompok peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya jenjang SMA/MA meliputi: a. Bahasa Indonesia; b. Bahasa Inggris; c. Bahasa Arab; d. Bahasa Jerman; e. Bahasa Jepang; f. Bahasa Perancis; g. Bahasa Mandarin; h. Bahasa Korea; dan i. Antropologi
Langkah-Langkah Kegiatan
Dalam rangka melaksanakan penilaian buku teks pelajaran bidang peminatan, BSNP bersama Puskurbuk menyusun langkah-langkah sebagai berikut.
1. Review Instrumen Penilaian Buku
Pada langkah ini, tim pengembang penilaian buku melakukan reviu instrumen yang akan digunakan untuk penilaian buku peminatan. Reviu dilakukan terhadap instrumen penilaian buku yang baru sehingga dapat mengakomodasi karakteristik dari Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada pembelajaran berbasis aktifitas dan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Reviu dilakukan oleh tim pengembang dan BSNP selama tiga hari.
2. Ujicoba/Validasi Instrumen Hasil instrumen yang telah diperoleh pada langkah reviu selanjutnya diujicoba oleh guru dan pakar di bidang penilaian, kurikulum, dan pendidikan. Dalam uji coba ini, diperoleh beberapa masukan yang dapat menyempurnakan instrumen penilaian buku tersebut. Acara uji publik dan
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
36
validasi ini dihadiri oleh Wakil Menteri Bidang Pendidikan dan Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen dan Organisasi.
3. Pengesahan Instrumen Penilaian Buku Draf instrumen penilaian kemudian ditetapkan oleh rapat pleno BSNP untuk seterusnya digunakan dalam penilaian buku teks bidang peminatan. Rapat pleno ini dihadiri oleh anggota BSNP, Kepala dan tim penilaian Puskurbuk, dan tim psikometri. Instrumen disusun untuk setiap mata pelajaran untuk menilai kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan. Masing-masing instrumen terdiri atas lembar penilaian dan deskripsi yang menjelaskan aspek yang dinilai pada setiap butir Rincian instrumen adalah sebagai berikut:
instrumen 1 berisi komponen kelayakan isi dan penyajian;
instrumen 2 berisi komponen kelayakan bahasa dan penyajian;
instrumen 3 berisi komponen kelayakan kegrafikaan;
instrumen 4 adalah penilaian audio berisi komponen kelayakan audio Bahasa Asing; dan
instrumen 5 adalah penilaian BPG.
4. Sosialisasi Instrumen Penilaian Buku Setelah instrumen disahkan, maka dilakukan sosialisasi terhadap penulis buku. Sosialisasi ini dimaksudkan agar penulis dapat memahami tujuan dari Kurikulum 2013 dalam menyusun buku sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Puskurbuk mengundang penulis dan penerbit terutama yang tergabung dalam IKAPI untuk menyosialisasikan instrumen penilaian.
5. Penyusunan POS Penilaian Buku Untuk setiap kegiatan penilaian buku, BSNP menetapkan Prosedur Operasi Standar (POS) penilaian buku teks pelajaran. POS ini mengatur tata cara penilaian, mulai dari pendaftaran, pelaksanaan sampai penetapan hasil penilaian. POS penilaian buku teks pelajaran saat ini merupakan penyempurnaan dari POS penilaian buku sebelumnya. Beberapa penyempurnaan/perbaikan yang krusial di antaranya adalah: - Moderasi dilakukan jika ada perbedaan kategori skor dari dua penilai.
Skor 1-5 kategori tidak baik 6-10 kategori baik. - Penliaian buku oleh BSNP menghasilkan daftar buku yang memenuhi
kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan dengan skor penilaian diberikan untuk masing-masing buku. Untuk selanjutnya, rekomendasi ini
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
37
37
disampaikan kepada Menteri untuk dipilih/diseleksi menjadi buku-buku sumber pembelajaran di sekolah/madrasah.
6. Penetapan POS Penilaian Buku
Setelah POS disusun maka POS dipresentasikan dalam pleno BSNP dan kemudian disahkan untuk dapat digunakan.
7. Pendaftaran Buku Buku teks pelajaran dan buku guru yang dinilai. 1. merupakan karya asli yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari
penulis yang bersangkutan; 2. dilengkapi identitas penulis sesuai dengan identitas yang tertera pada
kartu tanda penduduk (KTP), pasport, atau surat izin mengemudi (SIM); 3. belum pernah dinilai oleh BSNP; dan 4. penulis atau penerbit wajib melengkapinya dengan audio pembelajaran
(untuk Bahasa Asing), termasuk Bahasa Inggris. Pada tanggal 2 Juli 2014 bertempat di kantor Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah dilakukan pendaftaran Penilaian Buku Teks Pelajaran Kelas XI SMA/MA Kurikulum 2013 (Kelompok Peminatan) Tahun 2014 terhadap tujuh belas (17) mata pelajaran SMA/MA (Kelompok Peminatan) beserta Buku Gurunya, sehingga total sejumlah 34 judul buku. Pendaftaran dimulai pada pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Penerbit yang mendaftarkan bukunya adalah sebanyak 39 penerbit, dengan jumlah buku sebanyak 386 jilid buku dengan rincian seperti tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Pendaftaran
Penilaian Buku Teks Pelajaran SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 (Kelompok Peminatan) Tahun 2014
No. Mata Pelajaran Hasil Pendaftaran
Jumlah Buku Siswa
Buku Guru
A. Kelompok Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
1 Matematika 32 16 16
2 Biologi 42 21 21
3 Fisika 36 18 18
4 Kimia 34 17 17
B. Kelompok Ilmu-Ilmu Sosial
5 Geografi 34 17 17
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
38
No. Mata Pelajaran Hasil Pendaftaran
Jumlah Buku Siswa
Buku Guru
6 Sejarah 38 19 19
7 Sosiologi 38 19 19
8 Ekonomi 44 22 22
C. Kelompok Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya
9 Bahasa Indonesia 32 16 16
10 Bahasa Inggris 22 11 11
11 Bahasa Arab 8 4 4
12 Bahasa Jerman 6 3 3
13 Bahasa Jepang 4 2 2
14 Bahasa Perancis 2 1 1
15 Bahasa Mandarin 0 0 0
16 Bahasa Korea 0 0 0
17 Antropologi 14 7 7
Grand Total 386 193 193
8. Prapenilaian
Prapenilaian ini dilakukan untuk memeriksa persyaratan administratif dan kelengkapan muatan Kompetensi Inti - Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam buku. Penilaian kelengkapan KI-KD dilakukan oleh tim pengembang. Penilaian persyaratan administratif dilakukan oleh Puskurbuk.
Buku teks pelajaran yang memenuhi syarat pada tahap prapenilaian ditetapkan untuk dinilai pada penilaian tahap berikutnya. Proses prapenilaian telah dilakukan, sampai saat laporan ini dibuat belum diperoleh hasil dari 386 buku yang telah didaftarkan.
9. Penilaian Buku Teks Pelajaran Proses ini adalah proses utama dari penilaian buku teks pelajaran. Setiap buku akan dinilai oleh minimal lima penilai. Dua penilai ahli materi atau pembelajaran, dua penilai dari guru, dan satu dari ahli kegrafikaan. Penilaian terdiri dari dua tahap penilaian dan satu tahap review a. Tahap pertama Penilaian tahap pertama dilakukan oleh ahli materi dan ahli pembelajaran bidang studi untuk menilai kelayakan isi dan kelayakan penyajian untuk BTP
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
39
39
dan BPG. Khusus untuk Bahasa Asing termasuk Bahasa Inggris dilakukan penilaian kelayakan audio. b. Tahap kedua Penilaian tahap kedua dilakukan terhadap buku yang layak hasil penilaian tahap pertama. Penilaian tahap kedua dilakukan terhadap kelayakan bahasa, penyajian oleh dua orang guru. Penilaian kegrafikaan dilakukan oleh satu orang ahli kegrafikaan. c. Review Buku Teks Pelajaran yang layak Review dilakukan terhadap semua buku yang dinyatakan layak setelah penilaian kedua. Proses ini untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mungkin masih ada oleh penulis atau penerbit sesuai dengan saran perbaikan sehingga tidak ada kesalahan di dalam buku. Proses ini diharapkan menghasilkan buku-buku yang tidak memuat kesalahan lagi.
10. Rekomendasi Hasil Penilaian
Dalam proses terakhir ini BSNP akan memberikan rekomendasi berupa daftar buku-buku teks pelajaran bidang peminatan yang layak dengan disertai skor penilaiannya. Daftar ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan oleh menteri dalam menentukan buku teks peminatan yang akan digunakan di sekolah.
BSNP dan Puskurbuk telah melaksanakan kegiatan sampai dengan kegiatan Prapenilaian. Kegiatan selanjutnya adalah proses penilaian oleh penilai dan ditutup dengan rekomendasi hasil penilaian kepada menteri untuk ditetapkan dalam Permendikbud. Rincian kegiatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2 Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran
No Nama Instansi Keterangan
1 29 April 2014 Pembahasan persiapan Penilaian BTP Tahun 2014 dengan Puskurbuk
Pleno BSNP
2 7-10 Mei 2014 Rapat Kerja Penyusunan (Review) Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran
Puskurbuk
3 21-23 Mei 2014 Ujicoba/validasi Instrumen penilaian buku teks pelajaran
Puskurbuk
4 30 Mei 2014 1 Juni 2014
Sosialisasi Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013
Puskurbuk
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
40
No Nama Instansi Keterangan
5 3 Juni 2014 Pembahasan rencana Penilaian dan Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran
Pleno BSNP
6 10 Juni 2014 Pembahasan POS Penilaian dan Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran
Pleno BSNP
7 16-18 Juni 214 Pendaftaran Buku Puskurbuk
8 11-13 Juli 2014 Praseleksi/prapenilaian Kelengkapan KD BTP Kurikulum 2013
Puskurbuk
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penilaian ini dilakukan oleh Puskurbuk bekerjasama dengan BSNP, didanai oleh DIPA Tahun Anggaran 2014. Adapun pelaksana kegiatan adalah sebagai berikut:
Penanggung Jawab Kegiatan : Erry Utomo, Ph.D.
Koordinator Kegiatan : Dra. Samsunisa Lestyaningsih, M.Si.
Koordinator Penilaian Buku : Pdt. Weinata Sairin, M.Th. (BSNP) Kegiatan ini diketahui dan disupervisi oleh:
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Ramon Mohandas, Ph.D.
Ketua BSNP, Prof. Dr. Edy Tri Baskoro
Sekretaris BSNP, Dr. Teuku Ramli Zakaria, M.A.
Seluruh Anggota BSNP Untuk melaksanakan kegiatan penilaian ini BSNP bekerjasama dengan Puskurbuk Kemendikbud membentuk Tim Psikometri dan Tim Pengembang Instrumen.
Tim Psikometri mengkoordinasikan tim pengembang instrumen, dan menyusun profil penilaian.
Tabel 3.3 Daftar Nama Tim Psikometri
No Nama Instansi Keterangan
1 Urip Purwono, Ph.D. UNPAD, Bandung Psikometri
2 Dr. M. Syaifuddin, M.Pd. UM, Malang Psikometri
3 Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. UIN, Jakarta Psikometeri
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
41
41
Selain mengembangkan instrumen, tim pengembang juga nanti akan menjadi supervisor pada saat penilaian.
Tabel 3.4 Daftar Nama Tim Pengembang Instrumen
No Nama Instansi Mata Pelajaran
1 Dr. Yudi Satria UI, Jakarta Matematika
2 Dr. Muhammad Darwis M, M.Pd. UNM, Makassar Matematika
3 Suhaini M. Saleh, M.A. UNY, Yogyakarta Bahasa Inggris
4 Prof. Dr. Didi Suherdi, M.Ed. UPI, Bandung Bahasa Inggris
5 Tri Wahyuning, M.Si. UI, Jakarta Sejarah
6 Dr. Purnawan Basundono UNAIR, Surabaya Sejarah
7 Dr. Afdol Tharik W.,M.Hum. UI, Jakarta Bahasa Arab
8 Drs. H. Syamsul Arifin, M.Pd. UIN, Jakarta Bahasa Arab
9 Dr. Tri Indri Hardini, M.Pd. UPI, Bandung Bahasa Perancis
10 Prof. Dr. Astini UNNES, Semarang Bahasa Perancis
11 Prof. Dr. Phil.Setiawati Darmojuwono, M.A.
UI, Jakarta Bahasa Jerman
12 Dr. Irene Risakotta, M.Pd. UNESA, Surabaya Bahasa Jerman
13 Prof. Dr. Djodjok Soepardjo UNESA, Surabaya Bahasa Jepang
14 Evi Lusiana, M.A. Japan Foundation, Jakarta
Bahasa Jepang
15 Prof. Dr. Hasanuddin WS UNP, Padang Bahasa Indonesia
16 Dr. A. Wawan Jatnika ITB, Bandung Bahasa Indonesia
17 Dr. Taufikurrahman ITB, Bandung Biologi
18 Prof. Dr. Herawati Soesilo UM, Malang Biologi
19 Dr. Muharram, M.S. UNM, Makassar Kimia
20 Dr. I Nyoman Marsih ITB, Bandung Kimia
21 Dr. Kahirul Basar ITB, Bandung Fisika
22 Dr. I Made Padri UPI, Bandung Fisika
23 Regina Niken Wilantari Universitas Jember, Jatim
Ekonomi
24 Dr. Rozmita Dewi, M.Pd. UPI, Bandung Ekonomi
25 Prof.Dr. Enok Maryani UPI, Bandung Geografi
26 Ratna Saraswati, M.Si. UI, Jakarta Geografi
27 Dr. Siti Irene Astuti, M.Si. UNY, Yogyakarta Sosiologi
28 Dr. Arie Sujito UGM, Yogyakarta Sosiologi
29 Prof. Dr. Yasmine Zaki Shahab UI, Jakarta Antropologi
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
42
No Nama Instansi Mata Pelajaran
30 Budiaman, M.Si. UNJ, Jakarta Antropologi
Rekomendasi
Beberapa rekomendasi untuk kegiatan ini adalah sebagai berikut. 1. Sebelum melakukan penilaian, pelatihan untuk penilai dalam memahami
instrumen dan menggunakannya sangat diperlukan. Sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih kredibel.
2. Perlu ada sinkronisasi dalam penyusunan program-program Puskurbuk yang berhubungan dengan penilaian buku dengan program BSNP.
3. Perlu pengaturan buku secara nasional dalam bentuk perundang-undangan (Undang-Undang Sistem Perbukuan Nasional).
4. Hasil skoring perlu ranking dan ranking harus mencerminkan kualitas dari buku.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
43
43
ARTIKEL IV Penjelasan Tentang Penyusunan
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Pendahuluan
Menteri Pendidikan Nasional dalam sambutannya ketika melantik
anggota BSNP Periode II 2009-2013 menyatakan bahwa fokus kegiatan BSNP
pada periode ini adalah mengembangkan standar nasional pendidikan tinggi,
memantau implementasi dan mengevaluasi standar nasional untuk pendidikan
dasar dan menengah. Dalam Periode I 2005-2009, BSNP telah berhasil
menyelesaikan semua standar untuk pendidikan dasar dan menengah. Kedelapan
standar tersebut telah menjadi peraturan menteri yang mengikat untuk semua
satuan pendidikan di wilayah NKRI.
Berdasarkan hal itu, pada kurun waktu 2009-2013, salah satu kegiatan
pokok BSNP adalah pengembangan standar nasional pendidikan tinggi (SNPT).
Pada Bab ini dijelaskan paradigma yang digunakan dalam menyusun SNPT, proses
pengembangan standar meliputi proses pembahasan dengan DIKTI, hasil yang
dicapai, dan hasil telaah yang dilakukan terhadap draf standar yang
direkomendasikan BSNP dengan Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014. Bab ini
kemudian diakhiri dengan Kesimpulan dan Rekomendasi ke depan dalam proses
pengembangan standar.
Paradigma Pendidikan
Dalam mengembangkan SNPT, diawali dengan pembahasan dan
perumusan paradigma pendidikan Abad XXI. Paradigma pendidikan nasional
didefinisikan sebagai suatu cara memandang dan memahami pendidikan
nasional berserta masalah dan permasalahan yang dihadapinya guna mencari
cara mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
44
Walaupun Abad XXI baru berjalan satu dekade, dunia pendidikan sudah
merasakan adanya pergeseran, dan bahkan perubahan yang bersifat mendasar
pada tataran filsafat, arah serta tujuannya. Kemajuan pada abad XXI salah
satunya dicirikan oleh semakin berkaitannya dunia ilmu pengetahuan satu
dengan lainnya, sehingga sinergi di antaranya menjadi semakin cepat. Menurut
kajian BSNP dalam perumusan paradigma pendidikan nasional, karakteristik abad
XXI (bila disarikan) adalah sebagai berikut:
a. Perhatian yang semakin besar terhadap masalah lingkungan hidup dan
implikasinya.
b. Dunia kehidupan semakin dihubungkan oleh teknologi informasi yang
memberikan implikasi sangat besar terhadap: ketahanan dan sistem
pertahanan, pendidikan, industri, dan komunikasi.
c. Ilmu pengetahuan akan semakin converging, berikut implikasinya, terutama
terhadap: penelitian, filsafat ilmu, paradigma pendidikan, dan kurikulum.
d. Kebangkitan pusat ekonomi di belahan Asia Timur dan Tenggara, berikut
implikasinya terhadap: politik dan strategi ekonomi, industri, dan
pertahanan,
e. Perubahan dari ekonomi berbasis sumber daya alam serta manusia ke arah
ekonomi berbasis pengetahuan, berikut dengan implikasinya terhadap:
kualitas sumber daya insani, pendidikan, dan lapangan kerja,
f. Perhatian yang semakin besar pada industri kreatif dan industri budaya,
berikut implikasinya, terutama terhadap: kekayaan dan keanekaan ragam
budaya, pendidikan kreatif, entrepreneurship, technopreneurship, dan
rumah produksi.
g. Budaya akan saling imbas mengimbas dengan teknosains berikut
implikasinya, terutama terhadap: karakter, kepribadian, etiket, etika,
hukum, kriminologi, dan media.
h. Perubahan paradigma universitas, dari Menara Gading ke Mesin
Penggerak Ekonomi. Investasi yang ditanamkan dari sektor publik ke
perguruan tinggi untuk riset ilmu dasar dan terapan serta inovasi
teknologi/desain yang memberikan dampak pada pengembangan industri
dan pembangungan ekonomi dalam arti luas akan cenderung meningkat.
Berbeda dengan abad ke XX ketika sains, teknologi dan seni masih
terfragmentasi, mulai abad XXI berbagai ilmu mulai mengarah pada suatu
titik/arah konvergensi. Dalam rangka konvergensi itu, muncullah tekno-sains
yaitu ilmu yang dikembangkan dengan dukungan teknologi informasi.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
45
45
Teknosains adalah istilah yang diperkenalkan oleh filsuf Belgia Gilbert
Hottois (1979) yang mencermati adanya paradigma keilmuan baru, di mana
teknologi dan sains tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam
kenyataannya teknologi dewasa ini memperkembangkan dan dapat
menghasilkan sains.
Dengan memperhatikan perkembangan tersebut di atas, BSNP
merumuskan paradigma pendidikan nasional abad XXI sebagai berikut:
1) Untuk menghadapi abad XXI yang makin sarat dengan teknologi dan sains dalam masyarakat global, maka pendidikan kita haruslah berorientasi pada ilmu pengetahuan matematika dan sains alam disertai dengan sains sosial dan kemanusiaan (humaniora) dengan keseimbangan yang wajar.
2) Pendidikan ilmu pengetahuan bukan hanya membuat peserta didik berpengetahuan, melainkan juga menganut sikap keilmuan, yaitu kritis, logis, inventif dan inovatif, serta konsisten, dan disertai dengan kemampuan beradaptasi secara sosial. Di samping memberikan ilmu pengetahuan, pendidikan harus disertai dengan penanaman nilai-nilai luhur dan menumbuh kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang sejahtera dan bahagia di lingkup nasional maupun di lingkup antar bangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati.
3) Untuk mencapai tujuan ini mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi haruslah merupakan suatu sistem yang tersambung erat tanpa celah, setiap jenjang menunjang penuh jenjang berikutnya, menuju ke frontier ilmu. Namun demikian penting pula bahwa pada akhir setiap jenjang, di samping jenjang untuk ke pendidikan berikutnya, terbuka pula jenjang untuk langsung terjun ke masyarakat.
4) Bagaimanapun juga, pada setiap jenjang pendidikan perlu ditanamkan jiwa kemandirian, karena kemandirian pribadi mendasari kemandirian bangsa, kemandirian dalam melakukan kerjasama yang saling menghargai dan menghormati untuk kepentingan bangsa.
5) Khusus di perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi berbagai bidang ilmu pengetahuan, maka perlu dihindarkan spesialisasi yang terlalu awal dan terlalu tajam.
6) Dalam pelaksanaan pendidikan perlu diperhatikan kebhinekaan etnis, budaya, agama dan sosial, terutama di jenjang pendidikan awal. Namun demikian, pelaksanaan pendidikan yang berbeda ini diarahkan menuju ke satu pola pendidikan nasional yang bermutu.
7) Untuk memungkinkan semua warga negara mengenyam pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya, pada dasarnya pendidikan harus dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat dengan mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (pusat dan daerah).
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
46
8) Untuk menjamin terlaksananya pendidikan yang berkualitas, perlu dikembangkan sistem monitoring yang benar dan evaluasi yang berkesinambungan serta dilaksanakan dengan konsisten. Lembaga pendidikan yang tidak menunjukkan kinerja yang baik harus ditutup.
Konsep paradigma Pendidikan Nasional Tekno Sains ini diharapkan akan
menjadi dasar untuk menentukan kebijakan serta pelaksanaannya, dan
melibatkan pula penentuan persyaratan pelaksana-pelaksananya. Dalam
mengacu ke masa depan, pelaksanaan pendidikan perlu memperhitungkan
pengaruh dari berbagai sumber belajar, termasuk yang berkembang di dunia
maya. Paradigma pendidikan nasional yang dirumuskan di sini, didasarkan pada
tujuan, dan yang diharapkan dari hasil pendidikan kita yang akan datang.
Penjelasan lebih lain dapat dilihat dalam Buku Paradigma Pendidikan Nasional
Abad XXI yang dikeluarkan oleh BSNP.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
47
47
Proses Pengembangan
Menurut Penjelasan PP Nomor 19 Tahun 2005, standar nasional
pendidikan tinggi diatur seminimal mungkin untuk memberikan keleluasaan
kepada masing-masing satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dalam
mengembangkan mutu layanan pendidikannya sesuai dengan program studi dan
keahlian dalam kerangka otonomi perguruan tinggi. Sehingga, dari 8 standar
hanya 5 standar yang seharusnya ditetapkan oleh pemerintah; 3 standar lainnya
ditetapkan oleh perguruan tinggi itu sendiri. Kelima standar tersebut adalah: (1)
Standar Isi, (2) Standar Proses, (3) Standar Sarana dan Prasarana, (4) Standar
Dosen dan Tenaga Kependidikan dan (5) Standar Biaya. Untuk itulah, BSNP
awalnya hanya mengembangkan kelima standar tersebut untuk standar nasional
pendidikan tinggi.
Seperti lazimnya, dalam pengembangan setiap standar BSNP membentuk
tim ahli pengembang standar. Satu per satu standar tersebut dikembangkan
selama kurun waktu 8 bulan untuk setiap standar dengan langkah-langkah
seperti tertera dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Daftar SNPT yang Dikembangkan BSNP dari Tahun 2009-2011
Tahun Pengembangan Standar Langkah Pengembangan
2009
Standar Isi Pendidikan Tinggi
Terdiri dari 9 langkah: 1. Penyusunan Desai 2. Kajian Bahan Dasar 3. Penyusunan Draf Standar 4. Review dan Perbaikan Draf
Standar 5. Validasi Draf Standar 6. Analisa Hasil Validasi Draf Standar 7. Pembahasan Draf Standar Dengan
Unit Utama 8. Uji Publik Standar 9. Finalisasi Standar
Standar Dosen Akademik
dan Profesi Pendidikan
Tinggi
Standar Sarana Prasarana Program Sarjana
Paradigma Pendidikan
Nasional Abad XXI
Terdiri dari 11 langkah: 1. Penyusunan Desain 2. Kajian Bahan Dasar 3. Penyusunan Draf Standar 4. Reviu dan Perbaikan Draf Standar
Standar Dosen Pendidikan
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
48
Tahun Pengembangan Standar Langkah Pengembangan
2010 Vokasi
5. Validasi Draf Standar 6. Analisis Hasil Validasi Draf Standar 7. Perbaikan Draf Standar Hasil
Validasi 8. Pembahasan Draf dengan Unit
Utama 9. Finalisasi Draf Standar untuk Uji
Publik 10. Uji Publik Draf Standar 11. Finalisasi Standar
Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan
2011
Standar Biaya Pendidikan
Tinggi
Terdiri dari 10 langkah:
1. Penyusunan Desain 2. Kajian Bahan Dasar dan
Penyusunan Draf 3. Pengumpulan Data 4. Penyusunan Draf Standar 5. Review dan Perbaikan Draf
Standar 6. Validasi Draf Standar 7. Analisis dan Perbaikan Draf
Standar Hasil Validasi 8. Pembahasan Draf dengan Unit
Utama 9. Uji Publik Draf Standar 10. Finalisasi Standar
Standar Sarana Prasarana
Program Pascasarjana dan
Profesi Pendidikan Tinggi
Standar Tenaga
Kependidikan Pendidikan
Tinggi
Berdasarkan kondisi itu, di awal 2012, BSNP telah merekomendasikan
semua draf standar nasional untuk pendidikan tinggi kepada Menteri. Draf
standar tersebut terbagi menjadi 8 draf Peraturan Menteri, yakni: (1) Standar Isi
Pendidikan Tinggi, (2) Standar Dosen Akademik dan Profesi Pendidikan Tinggi, (3)
Standar Sarana Prasarana Program Sarjana, (4) Standar Dosen Pendidikan Vokasi,
(5) Standar Proses Pendidikan Tinggi, (6) Standar Biaya Pendidikan Tinggi, (7)
Standar Sarana Prasarana Program Pascasarjana dan Profesi Pendidikan Tinggi,
dan (8) Standar Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi. Adapun standar
kompetensi lulusan, standar penilaian pendidikan, dan standar pengelolaan tidak
dikembangkan karena hal ini seharusnya dikembangkan oleh perguruan tinggi
masing-masing sebagai bagian dari otonomi perguruan tinggi.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
49
49
Namun, setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, pemahaman tentang standar nasional pendidikan
tinggi berubah menjadi satuan standar yang meliputi standar nasional
pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdian
kepada masyarakat. Sehingga, dengan pengertian baru ini, Standar Nasional
pendidikan Tinggi (SNPT) terdiri dari 10 standar, yakni Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar
Pendidik dan Tenaga kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Penelitian dan Standar Pengabdian kepada
Masyarakat, yang kesemuanya perlu ditetapkan oleh Pemerintah.
Pembahasan dengan DIKTI
Pada langkah pembahasan draf dengan Unit Utama, BSNP senantiasa
mengundang Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) untuk mencermati draf standar
yang akan diusulkan kepada Menteri. Beberapa masukan dan pandangan
diperoleh dalam langkah ini untuk menyempurnakan draf tersebut. Proses
pembahasan ini tidak hanya sebatas pada langkah-langkah yang telah ditetapkan
oleh BSNP, namun juga ditambahkan proses pembahasan lanjutan yang
diusulkan oleh DIKTI.
Proses pembahasan lanjutan dengan DIKTI semakin intens dilakukan
semenjak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi. Selain itu pembahasan tersebut dilakukan untuk menjawab
gencarnya desakan publik akan perlunya standar pendidikan tinggi. Dalam proses
pembahasan tersebut disepakati untuk menyatukan semua draf standar yang
telah dikembangkan oleh BSNP menjadi satu draf peraturan menteri tentang
standar nasional pendidikan tinggi. Prof. Dr. Johannes Gunawan, S.H. diminta
untuk menggabungkan semua draf tersebut (23 dan 30 Desember 2012).
Selanjutnya draf Permen tersebut dibahas dan direview dalam dua tahap
penyempurnaan, yakni tanggal 7-9 Juni 2013 dan 14-16 Juni 2013. Tim review
terdiri dari beberapa tim ahli BSNP ditambah dengan tim DIKTI. Tim review
tersebut diketua oleh Prof. Dr. Richardus Eko Indrajit dan Prof. Dr. rer. nat
Gunawan Indrayanto. Hasil dari proses review ini kemudian dibahas dalam sidang
pleno BSNP tanggal 5 Juli dan 16 Juli 2013, yang menghasilkan draf final SNPT
tertanggal 16 Juli 2013. Sidang pleno BSNP tersebut dihadiri oleh Direktur dan
tim dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan DIKTI.
-
Artikel Tentang Kinerja BSNP 2014
50
Hasil yang Diperolah
Proses pengembangan standar nasional pendidikan tinggi yang dilakukan
oleh BSNP bersama DIKTI s