artikel pica,,

4
Pica, Penyakit Gangguan Makan yang Aneh Pernahkah kamu melihat orang yang makan makanan aneh seperti tanah, pasir, kapur, puntung rokok, lampu, bulu bahkan kotoran binatang. Dalam dunia kedokteran kondisi ini dikenal dengan sebutan “penyakit Pica” (penyakit pola makan yang aneh). Pica dalam bahasa latin disebut magpie yang berarti burung pemakan segala sesuatu. Pica biasa terjadi pada anak-anak, ibu hamil dan orang dewasa. Penderita Pica biasanya mengonsumsi makanan yang tidak masuk akal. Pica sering terjadi pada anak-anak dan juga orang dewasa. Sebanyak 10-32 % anak-anak usia 1-6 tahun memiliki kebiasaan makan yang aneh ini. Tidak hanya anak-anak, Pica juga bisa terjadi pada ibu hamil, terutama yang mengalami gangguan psikologis. Pica juga terjadi pada orang dewasa yang sedang diet, ketagihan tekstur tertentu pada mulutnya atau mempunyai masalah sosial-ekonomi. 0

Upload: puannita-sari

Post on 04-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pica

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel PICA,,

Pica, Penyakit Gangguan Makan yang Aneh

Pernahkah kamu melihat orang yang makan makanan aneh seperti tanah, pasir, kapur, puntung rokok, lampu, bulu bahkan kotoran binatang. Dalam dunia kedokteran kondisi ini dikenal dengan sebutan “penyakit Pica” (penyakit pola makan yang aneh). Pica dalam bahasa latin disebut magpie yang berarti burung pemakan segala sesuatu.

Pica biasa terjadi pada anak-anak, ibu hamil dan orang dewasa. Penderita Pica biasanya mengonsumsi makanan yang tidak masuk akal. Pica sering terjadi pada anak-anak dan juga orang dewasa. Sebanyak 10-32 % anak-anak usia 1-6 tahun memiliki kebiasaan makan yang aneh ini. Tidak hanya anak-anak, Pica juga bisa terjadi pada ibu hamil, terutama yang mengalami gangguan psikologis. Pica juga terjadi pada orang dewasa yang sedang diet, ketagihan tekstur tertentu pada mulutnya atau mempunyai masalah sosial-ekonomi.

Penyebabnya hingga kini masih belum diketahui dengan jelas. Tapi beberapa peneliti menduga kurangnya zat besi dan anemia memicu pola makan tersebut. Penderita Pica biasanya sering makan tanah, pasir, daun, batu, kapur, puntung rokok, lampu, pensil, besi, es, cat, tanah liat, bulu binatang, lumpur bahkan kotoran binatang.

Beberapa budaya percaya bahwa dengan memasukkan benda apapun ke dalam mulut akan menghasilkan kekuatan magis ke dalam tubuhnya. Beberapa studi memang menunjukkan bahwa anak-anak yang makan tanah liat lebih baik dalam mengatasi gejala morning sickness pada saat dewasa. Sharon Bell Buchbinder, RN, PhD adalah seorang Profesor pedriatik dari Department of Health Science at Towson University di Towson, Maryland pernah mendapatkan satu kasus Pica yang cukup unik dan tragis.

"Waktu itu saya diberitahu suster bahwa ada seorang anak yang melakukan kebiasaan makan tidak normal. Setelah saya temui, ternyata ia adalah gadis berumur 11 tahun yang sedang mengandung. Ia berwajah sangat pucat, tubuhnya menggeliat-geliat, tak suka disentuh, suaranya

0

Page 2: Artikel PICA,,

mengerang dan di sekitarnya penuh tanah dan kotoran," ujar Buchbinder seperti dikutip dari Lifeloom, Jumat (13/11/2009).

Gadis itu bernama Susie. Menurut Buchbinder, Susi adalah gadis yang sangat sensitif dan tertutup. "Ia dibuang oleh keluarganya karena hamil. Untuk menyembunyikan kehamilannya, keluarga menempatkannya di rumah pamannya. Dan sejak itu, ia mengalami penyakit Pica. Karena khawatir meninggal, akhirnya keluarga memanggil saya," jelas Buchbinder.

Anehnya sang ibu dan keluarga justru membiarkan Susie memakan tanah dan kotoran itu. "Ibunya bilang bahwa makanan itu punya kekuatan magis dan akan menguatkan kandungannya. Saya langsung shock karena di zaman moderen ini ternyata masih ada orang yang berpikiran seperti itu," tutur Buchbinder.

Dengan perlahan-lahan, Buchbinder akhirnya berhasil membujuk Susie untuk berdiri dan pindah dari lantai yang penuh dengan kotoran dan tanah."Waktu saya angkat badannya, ada sebuah kaki kecil yang keluar dari mulut vaginanya. Saat itu juga saya kaget, karena ternyata itu adalah kaki sang bayi yang ada di rahimnya. Bayi itu akan segera keluar dari perutnya," ujar Buchbinder.Tanpa berlama-lama, Buchbinder dan susternya membantu proses persalinan, dan syukur sang bayi masih bisa terselamatkan. Susie pun akhirnya mendapat terapi perawatan medis dan psikologis untuk mengembalikannya seperti semula.

Penyakit Pica tidak ada tanda maupun gejalanya. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes darah guna mengetahui kandungan besi dan seng. Meskipun anak-anak memang sering memasukkan semua benda ke dalam mulutnya, tapi kita harus waspada dan curiga jika hal itu menjadi kebiasaan. Penatalaksanan Pica lebih menekankan pada pentingnya terapi psikososial, manipulasi lingkungan dan edukasi keluarga. Pemberian hukuman juga cukup efektif untuk mengatasi penderita Pica. Penderita Pica butuh sosok terapis, psikolog atau psikiater yang bisa mengatasi masalah psikologisnya. Tahap awal pasien dianjurkan untuk melakukan skrining defisiensi mineral dan memberikan terapi medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien. Sedangkan untuk tahap lanjut diberikan penanganan berupa evaluasi dan terapi psikologis.

Penggunaan obat-obatan hanya diperlukan jika penderita Pica mengalami penyakit infeksi dan gangguan mental. Pada beberapa kasus, ketidaknormalan pola makan ini biasanya hilang beberapa bulan dan sembuh dengan sendirinya. Namun pada kasus lainnya, penyakit ini bisa bertahan hingga usia remaja atau dewasa, apalagi jika sudah mengalami gangguan mental. Komplikasi yang sering terjadi diantaranya yaitu infeksi, masalah pencernaan, keracunan dan malnutrisi. (poe1)