artikel manajemen keuangan
DESCRIPTION
AkmenTRANSCRIPT
ABSTRAK
Nerwin Sanau. 2013. “Manajemen Piutang dan Persediaan”. Dosen Pengajar adalah Samin
Noholo,
Tugas yang diberikan berupa artikel mengenai manajemen piutang dan persediaan
dalam perusahaan. Artikel ini berisi tentang bagaimana memanajemen piutang sampai
mengetahui tentang kebijakan kredit dan bagaimana memanajemen persediaan dalam suatu
perusahaan. Selain itu, artikel ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam manajemen keuangan.
Kata kunci: Manajemen piutang, persediaan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen merupakan komponen terpenting internal dalam suatu oragnisasi
perusahahan, oleh karena itu dibutuhkan seorang manajer haruslah luwes, fleksibel, dalam
segala bidang, agar jalannya suatu perusahaan dengan baik, dan komunikatif adalah hal
yang terpenting juga dalam jiwa seorang manjer, agar antara manajer satu dengan yang lain
bisa dengan mudah melaksanakan tugas masing-masing dari yang diembanya.
Persediaan dan piutang dagang adalah dua perkiraan aktiva lancar yang terbesar.
Secara bersama-sama kedua jenis aktiva ini mencakup hampir 80% dari aktiva lancar dan
lebih dari 30% total aktiva untuk semua industri manufaktur. Manajemen dan kebijakan
kredit yaitu dasar untuk pengambilan keputusan pemberian kredit. Keputusan itu melibatkan
standar kredit, syarat-syarat kredit, dan penentuan siapa yang akan menerima kredit.
Untuk itu seorang manajemen harus mengetahui akan hal itu, dan itu akan kita bahas
pada kesempatan pada artikel kami ini agar proses terjadinya pengambilan keputusan dalam
suatu perusahaan bisa berjalan dengan baik.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam artikel ini yaitu,
a. Apakah yang dimaksud dengan manejemen piutang?
b. Apakaha faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang?
c. Apa saja kebijakan manajemen kredit?
d. Bagaimana analisis Kredit?
e. Bagaimana kebijakan kredit?
f. Apakah yang dimaksud dengan persediaan?
g. Apakah tujuan dari persediaan?
h. Apakah fungsi dari persediaan?
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Piutang
Piutang dapat diartikan sebagai penjualan yang dilakukan secara kredit. Tujuan
Manajemen Piutang yaitu memaksimalkan tingkat keuntungan dan mengurangi resiko
kerugian. Jika piutang terlalu besar :
1. Kemungkinan ada utang yang tidak dapat di bayar
2. Akan mengurangi arus kas
3. Dapat mengurangi keuntungan penjualan
3 metode untuk memonitor piutang perusahaan :
1. Menggunakan rasio Days Sales Outstanding yang mengukur rata-rata waktu yang
dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari penjualan kredit.
2. Aging Schedule ( umur piutang ) yaitu membagi piutang berdasarkan umur piutang.
3. Payment Patteren di buat per empat bulanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang
1. Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar investasi
yang tertanam dalam Piutang
2. Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit, semakin besar invesatasinya.
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon
kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang
diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan
semakin memperkecil investasi dalam piutang).
B. Manajemen Persediaan
Persediaan dapat diartikan sebagai seluruh produk yang belum terjual. Selain itu,
Persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya
organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Secara
leksikal, pengertian persediaan (inventory) adalah suatu daftar barang-barang yang
tersusun secara rinci. Sedangkan dari sudut pandang manajemen material, persediaan
didefinisikan sebagai item-item atau barang-barang dari toko/gudang atau material yang
disimpan dalam stok untuk memenuhi permintaan yang akan datang dari produksi,
perbaikan/reparasi, pemeliharaan, konstruksi, dan sebagainya.
3
Dalam menentukan tingkat persediaan, perusahaan harus mencari suatu
keseimbangan di antara konflik berbagi keperntingan, antara lain sebagai berikut :
1. Manajer pemasaran menginginkan persediaan barang jadi dalam jumlah yang cukup
untuk memuaskan pelanggan.
2. Manajer produksi menginginkan suplai bahan baku dalam jumlah besar untuk
menjamin kelancaran proses produksi.
3. Manajer pembelian berorientasi pada order yang lebih besar dari yang diminta untuk
menghindari kenaikan harga dan ongkos angkut serta mendapatkan potongan harga.
4. Manajer keuangan menginginkan investasi persediaan dalam jumlah yang rendah untuk
efisiensi penggunaan dana.
Faktor – Faktor Pendukung Suksesnya Manajemen Persediaan
1. Adanya penetapan tanggung jawab dan kewenangan fungsional secara tegas
sehubungan dengan persediaan.
2. Adanya kebijakan – kebijakan yang telah dirumuskan dengan baik
3. Adanya personal yang cakap dalam tugasnya guna melaksanakan kebijakan
persediaan yang telah ditetapkan.
4. Adanya sistem informasi persediaan yang selalu dapat menyajikan posisi
persediaan setiap saat.
Manajemen persediaan yang tepat akan mendatangkan manfaat penting, antara lain :
1. Memungkinkan pemberian jasa yang lebih memuaskan kepada para pelanggan
dengan cara selalu menyediakan bahan atau barang yang diperlukan.
2. Memungkinkan pemenataan produksi melalui penyelenggaraan persediaan yang tidak
merata sehingga dapat membantu stabilitas pekeriaan.
3. Menghindarkan atau mengurangi kerugian yang timbul karena penurunan harga.
4. Mengurangi biaya pemeriksaan fisik persediaan tahunan.
5. Melalui pengendalian yang wajar dan informasi yang tersedia untuk persediaan,
dimungkinkan adanya pelaksanaan pembelian yang lebih baik untuk memperoleh
keuntungan dari harga khusus dan dari perubahan harga.
6. Mengurangi biaya penjualan dan administrasi, melalui pemberian jasa/pelayanan yang
lebih baik kepada para pelanggan.
Mengelola segala macam persediaan sama dengan mengelola aktiva lainnya, karena
sistem pengendalian persediaan juga memerlukan faktor kehati-hatian yang tinggi sehingga
kerugian dapat dihindari, demikian halnya dengan pengendalian kas dan piutang atau aktiva
lainnya. Karena sistem pengelolaan persediaan harus memiliki: pertama perusahaan harus
4
merniliki persediaan operasi (working stock) untuk memenuhi permintaan barang yang
diperkirakan akan terjadi dimasa mendatang di mana dalam hal ini jumlah persediaan
tergantung pada perkiraan produksi dan tingkat penjualan. Kedua, karena permintaan
mungkin lebih besar dari yang diperkirakan, maka perlu ada cadangan berupa persediaan
pengaman yang harus seimbang dengan kerugian akibat hilangnya kesempatan menjual yang
ditimbulkan oleh kurangnya persediaan operasi dan pesediaan pengaman.
Pembelian dalam jumlah besar sering kali lebih murah daripada pembelian dalam
jumlah kecil-kecil setiap hari atau setiap minggu, akan tetapi membeli atau rnemproduksi
lebih banyak barang daripada yang dibutuhkan pada saat ini akan memperbesar biaya
tambahan perusahaan dan mengundang resiko menumpuknya persediaan di gudang karena
tidak terpakai (usang) jika permintaan menurun.
Masalah pengendalian dalam persediaan merupakan salah satu masalah penting yang
dihadapi oleh hampir setiap perusahaan. Pendekatan-pendekatan kuantitatif akan sangat
membantu dalam memecahkan masalah ini. Alasan utama yang menyebabkan perhatian
terhadap masalah pengendalian persediaan demikian besar karena pada kebanyakan
perusahaan merupakan bagian atau porsi yang besar yang tercantum dalam neraca.
Persediaan yang terlalu besar maupun terlalu kecil dapat menimbulkan masalah-masalah
yang rumit. Kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan-
hambatan pada proses produksi. Kekurangan persediaan barang dagangan akan menimbulkan
kekecewaan pada langganan dan akan mengakibatkan perusahaan kehilangan mereka.
Kelebihan akan menimbulkan biaya penyimpanan dan biaya ekstra yang tinggi disamping
resiko lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa persediaan yang efektif dapat memberikan
sumbangan yang berarti terhadap keuntungan perusahaan.
5
BAB III
PEMBAHASAN
.1. Pengertian Manajemen Piutang
Piutang dapat diartikan sebagai penjualan yang dilakukan secara kredit. Tujuan
Manajemen Piutang yaitu memaksimalkan tingkat keuntungan dan mengurangi resiko
kerugian. Jika piutang terlalu besar :
1. Kemungkinan ada utang yang tidak dapat di bayar
2. Akan mengurangi arus kas
3. Dapat mengurangi keuntungan penjualan
3 metode untuk memonitor piutang perusahaan :
1. Menggunakan rasio Days Sales Outstanding yang mengukur rata-rata waktu yang
dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari penjualan kredit.
2. Aging Schedule ( umur piutang ) yaitu membagi piutang berdasarkan umur piutang.
3. Payment Patteren di buat per empat bulanan.
3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang
1. Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar
investasi yang tertanam dalam Piutang
2. Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit, semakin besar invesatasinya.
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon
kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang
diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi
akan semakin memperkecil investasi dalam piutang).
3.3. Kebijakan Manajemen Kredit
Setiap perubahan kebijaksanaan kredit yang dilakukan korporasi akan merupakan
keputusan yang menyangkut trade-off antara kenaikan profitabilitas di satu sisi dan resiko di
sisi lain. Manajemen kredit menyangkut bidang keputusan sebagai berikut:
1. Analisis risiko kredit
2. Menetapkan standar untuk menerima atau menolak risiko kredit
3. Menspesifikasikan syarat kredit
4. Memutuskan bagaimana membiayai piutang usaha kredit yang ada
6
5. Menetapkan siapa yang menanggung risiko kredit
6. Menetapkan kebijakan dan praktik penagihan
7. Menghindari optimisasi yang kurang dari masing-masing departemen.
3.4. Analisis Kredit
Analisis kredit berusaha untuk menetapkan siapa yang harus menerima kredit dan
bersasrkan kondisi apa. Dua aspek dari proses itu harus dibedakan : langganan baru
versus langganan yang ada. Yang kedua tidak begitu sulit karena pengalaman
memberikan informasi yang cukup banyak. Analasis kredit jelas merupakan masalah
yang lebih sulit bagi langganan yang prospektif berilaku dengan pemasok lainnya. Jenis
formasi ini dapat diperoleh dengan biaya tertentu dari agen informasi keuangan
khususnya seperti Dun & Bradstreet.
Selain itu, perusahaan akan melaksanakan analisisnya sendiri untuk mengambil
keputusan yang independen. Dalam kredit dagang, perusahaan melakukan baik penjualan
kredit maupun memberikan kredit. Kedua kegiatan itu saling berkaitan. Bagaimana
pelanggan berperilaku mungkin tergantung pada bagaimana organisasi penjualan
memperlakukan pelanggan. Selain itu, kebijakan dan praktik penagihan dari penjualan
yang tidak disukai mungkin mempengaruhi pelanggan.
Sumber Informasi
Ada 2 sumber informasi eksternal yang tersedia.
1. Dengan mengadakan pertemuan kelompok lokal dan dengan surat menyurat,
pengalaman berhubungan dengan debitor dipertukarkan melalui asosiasi para
pemberi kredit.
2. Suatu biro pelaporan kredit (di Indonesia). Salah satu biro yang paling terkenal di
AS adalah Dun & Bradstreet.
Sumber informasi kredit lainnya adalah bank-bank komersial dimana para pelanggan
berhubungan. Walaupun bank tidak dapat memberikan data tentang jumlah simpanan
dan pinjaman para nasabahnya, akan tetapi beberapa informasi umum dapat diperoleh.
Biasanya bank akan mencantumkan jumlah deposito atau rekening gironya atau
pinjaman dalam bentuk jumlah angka (misalnya enam angka menengah).
Analisis Informasi Kredit
Penilaian kredit akan timbuk dengan analisis rasio keuangan yang relatif baku, dengan
penekanan pada rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas. Rasio tersebut akan
7
dibandingkan dengan rasio gabungan untuk bidang industri usaha dimana perusahaan
tersebut bergerak.
Di samping analisis keuangan umum, juga dilakukan beberapa penilaian khusus yang
berkaitan dengan kegiatan kredit. Informasi tentang pembayaran kembali yang dilakukan
oleh para pelanggan dimasukkan dalam pertimbangan penilaian. Hal ini dilakukan
dengan cara mengambil data hutang dagang dari neraca dan menghitung umur rata-rata
hutang dagang. Periode pembayaran rata-rata tersebut kemudian dapat digunakan dengan
dua data pembanding lain.
1. periode pembayaran aktual dari syarat kredit
2. periode pembayaran rata-rata untuk bidang usaha dimana pelanggan bergerak.
Sistem Penilaian Formal
Setelah analisi informasi kredit, perusahaan mungkin berusaha mengungkapkan hasil-
hasilnya dalam istilah kuantitatif. Ini secara umum dikenal sebagai penilaian kredit
(kredit scoring). Ini menyangkut ukuran numerik untuk meramalkan probabilitas bahwa
langganan tepat pada waktunya. Kadang-kadang analisis dibalik untuk meramalkan
probabilitas bahwa langganan tidak akan membayar tepat pada waktunya atau
sesungguhnya akan menjadi bangkrut.
Standar Kredit
Standar kredit adalah salah satu criteria yang dipakai perusahaan untuk
menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan berapa jumlah yang harus
diberikan. Jika suatu perusahaan melakukan penjualan dengan kredit hanya kepada para
pelanggan yang kuat, kerugian karena timbulnya piutang ragu-ragu biasanya kecil.
Sebaliknya ada kemungkinan tingkat penjualan yang hilang tersebut dapat lebih besar
daripada biaya yang dapat dihindarinya. Untuk menentukan standar kredit yang optimum
perusahaan perlu membandingkan antara biaya marjinal pemberian kredit dan laba
marjinal dari peningkatan penjualan.
Yang termasuk dalam biaya marjinal adalah biaya-biaya produksi dan penjualan
akan tetapi untuk sementara yang perlu diperhatikan adalah biaya-biaya yang berkaitan
dengan kualitas para pelanggan, atau biaya kualitas kredit. Termasuk dalam biaya-biaya
ini adalah (1) kerugian karena piutang ragu-ragu ; (2) biaya pemeriksaan dan penagihan
yang lebih tinggi, dan (3) dan yang lebih besar yang tertahan dalam piutang dagang
(yang mengakibatkan biaya modal lebih tinggi, karena pelanggan yang kurang layak
menerima kredit, menunda pembayarannya).
8
Syarat Kredit
Syarat Kredit Adalah kondisi pembayaran kredit yang ditawarkan kepada
pelanggan; syarat kredit meliputi periode kredit dan potongan tunai. Periode kredit
adalah jangka waktu dimulai dari ketika kredit diberikan, setelah itu kredit dianggap
tertunggak. Secara umum, periode kredit dimulai pada tanggal yang tertera di faktur,
tapi tergantung dari standar tiap industri, periode pembayaran bisa dimulai ketika
barang diangkut, ketika barang diterima pembeli, pada awal bulan, pada akhir bulan,
pada tengah bulan, atau pada waku-waktu tertentu sesuai syarat kredit.
Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan
potongan tunai (jika ada) untuk pembayaran yang dilakukan lebih awal. Misalnya jika
perusahaan menetapkan syarat kredit kepada semua pelanggannya sebagai 2/10, net
30, maka potongan tunai sebesar 2 persen diberikan jika pembayaran dilakukan dalam
jangka 10 hari dan jika potongan tunai tidak dimanfaatkan maka pembayaran harus
dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari. Jika syarat yang ditentukan
adalah “net 60” berarti bahwa perusahaan tidak memberikan potongan tunai, dan
pembayaran harus dilakukan selambat-lambatnya 60 hari setelah tanggal faktur.
Lima aspek syarat kredit yaitu sifat ekonomik produk, kondisi penjual, kondisi
pembeli, periode kredit, dan potongan tunai.
1. Sifat Ekonomik Produk
Barang-barang dengan perputaran penjualan yang tinggi dijual dengan syarat
kredit yang relatif pendek, pembeli menjual kembali dengan cepat, yang
menghasilkan uang tunai sehingga mampu membayar kepada pemasok.
2. Kondisi Penjual
Penjual yang keuangannya lemah membutuhkan uang tunai atau syarat kredit
yang ditawarkannya berjangka sangat pendek.
3. Kondisi Pembeli
Pada umumnya pengecer yang sehat keuangannya menjual secara kredit, dan
sebaliknya menerima kredit yang lebih lama.
4. Periode Kredit
Melonggarkan periode kredit dapat mendorong kenaikan penjualan, akan
tetapi biaya atas dana yang terikat pada piutang dagang akan meningkat.
5. Potongan Tunai
Potongan tunai adalah reduksi harga didasarkan atas pembayaran yang
dilakukan selama periode waktu yang ditentukan.
9
3.5. Kebijakan Kredit
Kebijakan pemberian kredit sangat besar pengaruhnya terhadap penjualan.
Seberapa jauh korporasi menetapkan kebijakan kredit dapat mempengaruhi
permintaan barang atau penjualan, sehingga tingkat penjualan pada akhirnya sangat
menentukan trade off antara laba dan biaya bed debt loses, opportunity investasi pada
piutang. Sehingga perlu diadakan perubahan-perubahan kebijakan persyaratan krredit,
hyang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perubahan periode kredit,
2. Perubahan standar kredit untuk menyusun criteria resiko dari nasabah apabila
diberikan kredit,
3. Perubahan kebijaksanaan penagihan.
Adapun kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup beberapa keputusan :
a. Kualitas account accepted
b. Periode kredit
c. Potongan tunai
d. Persyaratan khusus
e. Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang.
Faktor-Faktor Lain Yang Mempengaruhi Kebijakan Kredit
1. Potensi Laba (Profit Potential)
Jika dapat menjual secara kredit dan sekaligus membebankan bunga pada piutang dagang
tersebut, penjualan kredit sebenarnya lebih menguntungkan daripada penjualan tunai.
2. Pertimbangan Legal (Legal Consideration)
Adalah ilegal jika perusahaan membebankan harga yang berbeda diantar konsumen-
konsumen kecuali perbedaan harga ini diperbolehkan secara legal.
3. Instrumen Kredit (Credit Instruments)
- Open Account
- Promissory Note
- Commecial Draft
- Conditional Sales Contract
Cara membuat standar kredit, meliputi:
1. Kerugian dari piutang macet
2. Biaya pemeriksaan dan penagihan
3. Penambahan modal untuk piutang dagang
10
Untuk meningkatakan kualitas kredit dibuat kriteria penilaian kredit yaitu 5C:
1. Character (kepribadian), dari pihak yang berwewenang dari pembelian kredit yang
berkaitan dengan kepercayaan perusahaan pada janji yang bersangkutan untuk
melunasi hutang dagangnya.
2. Capacity (Kemampuan), penilaian subjektif yang diukur dari prestasi bisnisnya di
masa lampau.
3. Capital (Modal), dapat dilihat dari posisi keuangan perusahaan dengan mengukur
struktur modalnya dan likuiditasnya.
4. Collateral (Jaminan berupa dana tunai pada giro)
5. Condition (Kondisi ekonomi yang berdampak pada usaha pelanggan)
3.6. Pengertian Persediaan
Persediaan dapat diartikan sebagai seluruh produk yang belum terjual. Selain itu,
Persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya
organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Secara
leksikal, pengertian persediaan (inventory) adalah suatu daftar barang-barang yang tersusun
secara rinci. Sedangkan dari sudut pandang manajemen material, persediaan didefinisikan
sebagai item-item atau barang-barang dari toko/gudang atau material yang disimpan dalam
stok untuk memenuhi permintaan yang akan datang dari produksi, perbaikan/reparasi,
pemeliharaan, konstruksi, dan sebagainya.
Dalam menentukan tingkat persediaan, perusahaan harus mencari suatu keseimbangan di
antara konflik berbagi keperntingan, antara lain sebagai berikut :
1. Manajer pemasaran menginginkan persediaan barang jadi dalam jumlah yang cukup
untuk memuaskan pelanggan.
2. Manajer produksi menginginkan suplai bahan baku dalam jumlah besar untuk menjamin
kelancaran proses produksi.
3. Manajer pembelian berorientasi pada order yang lebih besar dari yang diminta untuk
menghindari kenaikan harga dan ongkos angkut serta mendapatkan potongan harga.
4. Manajer keuangan menginginkan investasi persediaan dalam jumlah yang rendah untuk
efisiensi penggunaan dana.
11
3.7. Tujuan Persediaan
Tujuan Manajemen Persediaan
1. Menekankan investasi modal dalam persediaan pada suatu tingkat yang minimal.
2. Mengurangi pemborosan biaya yang timbul dari penyelenggaraan persediaan yang
berlebihan, kerusakan, penyimpanan, kekunoan, dan pajak, serta asuransi
persediaan.
3. Mengurangi resiko kecurangan / kehilangan dan resiko kerugian akibat penurunan
harga.
4. Mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan.
5. Mengurangi resiko penundaan produksi dengan cara selalu meyediakan bahan –
bahan yang diperlukan.
3.8. Fungsi Persediaan
Fungsi utama pengendalian persediaan adalah menyimpan untuk melayani
kebutuhan perusahaan akan bahan mentah/barang jadi dari waktu ke waktu, fungsi ini
ditentukan oleh berbagai kondisi seperti:
1. Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif lama, maka perusahaan perlu
persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan selama
jangka waktu pengiriman. Atau pada perusahaan dagang, persediaan barang
dagangan, harus cukup untuk melayani permintaan langganan selama jangka
pengiriman barang dari supplier atau produsen.
2. Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih dari pada yang dibutuhkan. Hal
ini disebabkan karena membeli dan memproduksi dalam jumlah yang besar pada
umumnya lebih ekonomis. Karena sebagian besar baranglbahan yang belum
digunakan disimpan sebagai persediaan.
3. Apabila permintaan barang bersifat musiman, sedangkan tingkat produksi setiap saat
adalah konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut dengan
membuat tingkat persediaannya berfluktuasi mengikuti fluktuasi permintaan. Tingkat
produksi yang konstan umumnya lebih disukai karena biaya-biaya untuk mencari dan
melatih tenaga kerja baru, upah lembur dan sebagainya (bila tingkat produksi
berfluktuasi), akan lebih besar dari pada biaya penyimpanan barang di gudang (bila
tingkat persediaan berfiuktuasi) .
12
4. Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan apabila
biaya untuk mencari barang/bahan pengganti atau biaya kehabisan barang/bahan
(stock-out cost) relatif besar
5. Secara luas, fungsi manajemen persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan
bahan secara wajar, mulai dari penerimaan sampai peyimpanan, menjadi barang
dalam pengolahan dan barang selesai, sampai berada di tangan pelanggan.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Piutang dapat diartikan sebagai penjualan yang dilakukan secara kredit. Tujuan
Manajemen Piutang yaitu memaksimalkan tingkat keuntungan dan mengurangi resiko
kerugian.
Manajemen kredit menyangkut bidang keputusan sebagai berikut: Analisis risiko
kredit, Menetapkan standar untuk menerima atau menolak risiko kredit, Menspesifikasikan
syarat kredit, Memutuskan bagaimana membiayai piutang usaha kredit yang ada,
Menetapkan siapa yang menanggung risiko kredit, Menetapkan kebijakan dan praktik
penagihan, Menghindari optimisasi yang kurang dari masing-masing departemen.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan kredit adalah potensi laba,
perimbangan legal, dan instrument kredit
Persediaan dapat diartikan sebagai seluruh produk yang belum terjual. Selain itu,
Persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya
organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
4.2. Saran
Di harapkan dengan pengetahuan ini, kita dapat mengaplikasikanya ketika kita
sudah manjadi sebuah menajer dalam sebuah perusahaan dengan baik, karena masalah
didalam dalam menjalankan tugas menjadi manajer sangatlah kompleks permaslahan
yang ada, dan ini adalah salah satu sebuah tugas yang di jalankan oleh seoarang manajer.
Yang merupakan salah satu komponen penting dalam pengoperasian sebuah perusahaan.
14