artikel iva
DESCRIPTION
skrining ivaTRANSCRIPT
Evaluasi Program Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
di UPTD Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
Periode Januari 2013 – Desember 2013Vincensia Priska Priscylla Babay1, Irwandy Tirtawidjaja2
1: Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK UKRIDA
2: Staff Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK UKRIDA
Abstrak
Kanker kanker leher rahim dan kanker payudara merupakan penyebab kematian utama pada perempuan. Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) 2008, kanker leher rahim menempati urutan kedua dengan incidence rate 15,2 per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan 8,8% (530.232 kasus) dengan angka kematian 8,2% (275.008) per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia, sedangkan kanker payudara menduduki peringkat pertama, insidens rate 38,9 per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan 22,9% dengan jumlah kematian 12,4% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia. Di Indonesia, berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap 11,78% dan pasien rawat jalan 17,00% dan kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap 16,85%. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan program pencegahan kanker payudara dan kanker leher rahim dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dengan pendekatan Single Visit Approach untuk kanker leher rahim serta Clinical Breast Examination (CBE) dan SADARI untuk kanker payudara dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan kanker payudara. Evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari – Desember 2013 dengan membandingkan cakupan program terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara sebesar 29,02% dan cakupan penanganan dengan krioterapi sebesar 20 %. Penyebabnya adalah masih kurangnya sosialisasi tentang pemeriksaan IVA dan rusaknya alat krioterapi di puskesmas . Upaya mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengadakan pemeriksaan IVA secara rutin 1 kali/ desa/ bulan, melakukan penyuluhan bagi kelompok wanita dan kelompok pria (suami), penyuluhan dilakukan dengan rutin dan terjadwal bekerja sama dengan berbagai pihak.
Kata kunci: Kanker, IVA, SADARI, CBE
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kanker leher rahim merupakan
keganasan yang terjadi pada leher rahim
dan disebabkan oleh infeksi Human
Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan
melalui hubungan seksual dan
infeksinya terjadi pada 75% wanita yang
pernah berhubungan seksual. Penyakit
kanker leher rahim merupakan masalah
kesehatan yang penting bagi wanita di
seluruh dunia di mana ia merupakan
jenis kanker kedua terbanyak yang
diderita perempuan.1 Berdasarkan
International Agencies for Research on
Cancer (IARC) 2008 dengan perkiraan
age standardized rate, kanker leher
rahim menempati urutan kedua dengan
incidence rate 15,2 per 100.000
perempuan, kasus baru yang ditemukan
8,8% (530.232 kasus) dengan angka
kematian 8,2% (275.008) per tahun dari
seluruh kasus kanker pada perempuan di
dunia.2
Kanker payudara adalah
keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang
payudara, tidak termasuk kulit payudara.
Kanker payudara merupakan salah satu
penyebab utama kematian yang
diakibatkan oleh kanker pada perempuan
di seluruh dunia.1 Berdasarkan data
Globocan International Agency for
Research on Cancer (IARC) 2008,
kanker payudara menduduki peringkat
pertama, insidens rate 38,9 per 100.000
perempuan. Ditemukan sekitar 22,9%
kasus baru yang terjadi di negara
berkembang dan angka kematian 12,4%
dari seluruh kasus kanker pada
perempuan di dunia.2
Di Indonesia, berdasarkan data
dari Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) di Indonesia tahun 2007
diketahui bahwa kanker leher rahim
menempati urutan kedua pada pasien
rawat inap (11,78%) dan pasien rawat
jalan (17,00%). Manakala, kanker
payudara menempati urutan pertama
pasien rawat inap (16,85%) dan pasien
rawat jalan (21,69%).3 Oleh karena itu,
Indonesia mengembangkan upaya
pengendalian kanker leher rahim dan
payudara melalui deteksi dini sejak
tahun 2007. Deteksi dini kanker leher
rahim menggunakan metode Single Visit
Approach yaitu dengan Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat (IVA) dan
krioterapi untuk IVA positif, sedangkan
deteksi dini kanker payudara
menggunakan metode Clinical Breast
Examination (CBE).4
Di Kabupaten Karawang, kasus
kanker leher rahim yang ditemukan pada
tahun 2011 sebanyak 0,3% dari seluruh
wanita usia subur dan kasus kanker
payudara sebanyak 0,6% dari seluruh
wanita usia subur. Menurut Depkes RI
2007, deteksi dini kanker leher rahim
difokuskan pada wanita yang berisiko
tinggi dan berusia 30-50 tahun.5
Untuk wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok sendiri, dari data Dinas
Kesehatan Karawang didapatkan jumlah
perempuan berusia diantara 30 hingga
50 sebanyak 14.639 orang dengan target
penapisan sebanyak 11.712 untuk
periode 5 tahun. Angka penapisan
diharapkan mencapai target 80% secara
keseluruhan pada tahun terakhir
program IVA berjalan pada Puskesmas
Rengasdengklok, Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang.
Oleh karena belum diketahuinya tingkat
keberhasilan pelaksanaan program
pencegahan kanker leher rahim dan
kanker payudara di Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
pada periode Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013, maka perlu
adanya evaluasi program.6
B. Permasalahan
1. Berdasarkan International
Agencies for Research on Cancer
(IARC) 2008 kanker leher rahim
menempati urutan kedua dengan
incidence rate 15,2 per 100.000
perempuan, kasus baru yang
ditemukan 8,8% (530.232 kasus)
dengan angka kematian 8,2%
(275.008) per tahun dari seluruh
kasus kanker pada perempuan di
dunia
2. Berdasarkan International
Agency for Research on Cancer
(IARC) 2008, kanker payudara
menduduki peringkat pertama,
insidens rate 38,9 per 100.000
perempuan. Ditemukan sekitar
22,9% kasus baru yang terjadi di
negara berkembang dan angka
kematian 12,4% dari seluruh
kasus kanker pada perempuan di
dunia.
3. Berdasarkan data dari Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) di
Indonesia tahun 2007 diketahui
bahwa kanker leher rahim
menempati urutan kedua pada
pasien rawat inap (11,78%) dan
pasien rawat jalan (17,00%),
sedangkan kanker payudara
menempati urutan pertama
pasien rawat inap (16,85%) dan
pasien rawat jalan (21,69%).
4. Masih tingginya jumlah kasus
kanker leher rahim dan kanker
payudara di Kabupaten
Karawang, yaitu sebanyak 0,3%
dan 0,6% dari seluruh wanita
usia subur pada tahun 2011
C. Tujuan Umum
Diketahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan program pencegahan
kanker leher rahim dan kanker payudara
di UPTD Puskesmas Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
D. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya cakupan konseling
perempuan berusia 30-50 tahun
di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
2. Diketahuinya cakupan
penyuluhan kelompok
perempuan berusia 30-50 tahun
di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
3. Diketahuinya cakupan penapisan
kanker leher rahim pada
perempuan berusia 30-50 tahun
di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
4. Diketahuinya cakupan
perempuan dengan hasil positif
dari tes Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA) pada
penapisan kanker leher rahim di
UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
5. Diketahuinya cakupan
perempuan yang dilakukan
krioterapi pada penapisan kanker
leher rahim dengan IVA positif
di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
6. Diketahuinya cakupan pelayanan
rujukan pada penapisan kanker
leher rahim di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
7. Diketahuinya cakupan penapisan
kanker payudara pada
perempuan berusia 30-50 tahun
di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
8. Diketahuinya cakupan pelayanan
rujukan pada penapisan kanker
payudara di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
E. Sasaran
Semua perempuan berusia 30-50 tahun
yang ada di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan
Desember 2013.
II. Materi dan Metode
Materi yang dievaluasi dalam
program ini terdiri dari laporan hasil
kegiatan bulanan dan laporan tahunan
Puskesmas mengenai program
pencegahan kanker leher rahim dan
kanker payudara di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan
Desember 2013, yang berisi kegiatan:
1. Konseling
2. Penyuluhan kelompok
3. Penapisan kanker leher rahim
4. Penapisan dengan hasil IVA positif
pada penapisan kanker leher rahim
5. Penanganan dengan krioterapi pada
penapisan kanker leher rahim dengan
IVA positif
6. Pelayanan rujukan pada penapisan
kanker leher rahim
7. Penapisan kanker payudara
8. Pelayanan rujukan pada penapisan
kanker payudara
Evaluasi dilakukan dengan cara
mengetahui cakupan program
pencegahan kanker leher rahim dan
kanker payudara di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan
Desember 2013 yang kemudian
dibandingkan dengan tolok ukur yang
ditetapkan dengan mengadakan
pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data dan interpretasi data dengan
menggunakan pendekatan sistem
sehingga dapat ditemukan masalah
III. Kerangka Teoritis
A. Metode Pendekatan Sistem
Evaluasi ini dibuat dengan menggunakan
pendekatan sistem. Dimana sistem adalah
gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai salah satu
kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan, yang terdiri dari masukan
(input), proses (process), keluaran
(output), lingkungan (environment),
umpan balik (feedback), dan dampak
(impact).
B. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok ukur keberhasilan terdiri dari
variabel masukan, proses, keluaran,
lingkungan, umpan balik, dan dampak.
Digunakan sebagai pembanding atau
target yang harus dicapai pada program
deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara.
IV. Hasil serta Pembahasan Masalah
Dari hasil evaluasi programdeteksi dini
kanker leher rahin dan kanker payudara
yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di UPTD Puskesmas
Rengasdengklok Kabupaten Karawang
periode Januari 2013 sampai dengan
Desember 2013 didapatkan hasil:
Variabel Tolok Ukur
Keberhasil
an
Pencapai
an
Konseling
Penyuluhan kelompok
Penapisan kanker leher
rahim
Penapisan dengan hasil
IVA positif
Penanganan dengan
krioterapi
Pelayanan rujukan kanker
leher rahim
Penapisan kanker
payudara
100 %
1x/
bulan
/desa
100%
5 – 10 %
80 – 85 %
100%
100%
100 %
0 %
29,02 %
0,73 %
20 %
0%
29,02 %
Pelayanan rujukan kanker
payudara 100%
0%
Tabel 1. Pencapain Program Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
UPTD Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten
Karawang
Dari hasil diatas ditemukan masalah
menurut keluaran:
1. Penyuluhan kelompok tidak ada
(0%) dari target sebesar 100%.
Besar masalah adalah 100%.
2. Cakupan penapisan kanker leher
rahim masih kurang (29,02%)
dari target sebesar 100%. Besar
masalah adalah 70,98%.
3. Cakupan penapisan IVA positif
sebesar 0,73% dari target sebesar
5-10%. Besar masalah adalah
85,4%.
4. Cakupan penanganan dengan
krioterapi pada penapisan kanker
leher rahim sebesar 20% dari
target sebesar 85%. Besar
masalah adalah 76,47%.
5. Cakupan penapisan kanker
payudara masih kurang 29,02%
dari target sebesar 100%. Besar
masalah adalah 70,98%.
Dengan penyebab masalah yang
ditemukan:
1. Tidak terdapat data tertulis
mengenai pelaksanaan kegiatan
penyuluhan kelompok.
2. Unit Krioterapi rusak sehingga
tidak dapat digunakan.
3. Masih kurangnya jangkauan
pemeriksaan IVA yang
seharusnya satu kali dalam
sebulan untuk tiap desa, namun
pelaksanaannya belum rutin
dilaksanakan.
4. Pada struktur organisasi tidak
terdapat pembagian tugas dan
penanggung jawab yang teratur
dalam menjalankan tugas.
5. Kurangnya media promosi
kesehatan yang menarik untuk
program IVA agar masyarakat
tertarik memeriksakan diri ke
puskesmas.
Dan ditetapkan prioritas masalah sebagai
berikut:
A. Cakupan penapisan kanker leher
rahim dan kanker payudara masih
kurang (29,02%) dari target sebesar
100%. Besar masalah adalah
70,98%.
B. Cakupan penanganan dengan
krioterapi pada penapisan kanker
leher rahim masih kurang (20%)
dari target sebesar 85%. Besar
masalah adalah 76,47%.
V. Penyelesaian Masalah
A. Cakupan penapisan kanker leher
rahim dan kanker payudara masih
kurang (29,02%) dari target sebesar
100%. Besar masalah adalah
70,98%.
Penyebab:
Masih kurangnya
penyuluhan kelompok yang
diadakan di desa-desa, agar menarik minat penduduk
setempat untuk melakukan
pemeriksaan IVA.
Masih kurangnya jangkauan
pemeriksaan IVA yang
seharusnya sebulan sekali
untuk tiap desa belum rutin
dilaksanakan.
Kurangnya media promosi
kesehatan yang menarik
untuk program IVA agar
masyarakat tertarik
memeriksakan diri ke
puskesmas.
Tidak ada pembagian tugas
dan wewenang yang jelas
dalam struktur
pengorganisasian sehingga
dalam pelaksanaan
dilapangan dapat menjadi
kendala.
Penyelesaian:
Meningkatkan
pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya
deteksi kanker leher
rahim dan kanker
payudara dengan cara
memberikan penyuluhan
berkelompok sesuai
dengan perencanaan
awal. Penyuluhan
sebaiknya diadakan
dengan sistem terbuka
melalui kerja sama dari
Puskesmas dengan pihak
luar seperti media massa,
pamong desa, tokoh
agama, sponsor bakti
sosial yang dilakukan
secara rutin.
Memberikan informasi
mengenai pelayanan
penapisan kanker leher
rahim dan kanker
payudara yang
dijalankan di Puskesmas
dengan bantuan lintas
sektor dan lintas
program POSYANDU
dan kelas ibu hamil.
Diharapkan kepada para
dokter, bidan puskesmas
maupun bidan desa agar
berperan lebih aktif
dalam melakukan
kunjungan ke desa tiap
bulan sekali untuk
memberikan pelayanan
IVA.
Membuat struktur
organisasi dengan
pembagian tugas dan
wewenang yang jelas
dan sesuai pedoman.
B. Cakupan penanganan dengan
krioterapi pada penapisan kanker
leher rahim masih kurang (20%)
dari target sebesar 85%. Besar
masalah adalah 76,47%.
Penyebab:
Unit Krioterapi rusak
sehingga tidak dapat
digunakan.
Penyelesaian:
Diharapkan agar dapat
segera memperbaiki alat
krioterapi yang rusak
sehingga penanganan
dengan krioterapi dapat
dilakukan di Puskesmas
Rengasdengklok.
VI. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program
pencegahan kanker leher rahim dan
kanker payudara yang dilakukan dengan
cara pendekatan sistem di UPTD
Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari 2013 sampai
dengan Desmber 2013 didapatkan :
1. Cakupan konseling sebesar 100%.
2. Tidak terdapat data pelaksanaan
penyuluhan kelompok.
3. Cakupan penapisan kanker leher
rahim sebesar 29,02%.
4. Cakupan penapisan kanker leher
rahim dengan IVA positif yaitu
0,73%.
5. Cakupan penanganan krioterapi
pada penapisan kanker leher rahim
sebesar 20%.
6. Cakupan pelayanan rujukan pada
penapisan kanker leher rahim 0%.
7. Cakupan penapisan kanker
payudara sebesar 29,02%.
8. Cakupan pelayanan rujukan pada
penapisan kanker payudara 0%.
Kemudian dipilih dua prioritas masalah,
yaitu :
1. Cakupan penapisan kanker leher
rahim dan kanker payudara masih
kurang 29,02% dari target sebesar
100%
2. Cakupan penanganan dengan
krioterapi pada penapisan kanker
leher rahim masih kurang (20%)
dari target sebesar 85%
B. Saran
Apabila saran ini dapat dijalankan
dengan benar, maka diharapkan kedua
masalah ini tidak akan kembali muncul
di UPTD Puskesmas Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang sebagai pokok
masalah, yaitu dengan :
Mengadakan sosialisasi tentang
pemeriksaan IVA pada sasaran
yang datang ke Balai Pengobatan
Umum, sehingga mereka lebih
termotivasi untuk melakukan
pemeriksaan IVA.
Membuat bagan struktur
organisasi secara tertulis agar
terdapat pembagian tugas dan
penanggung jawab yang teratur
dalam menjalankan tugasnya.
Mengadakan penyuluhan
berkelompok bukan hanya pada
wanita saja melainkan kepada para
pria atau suami guna manambah
pengetahuan akan pentingnya
pencegahan kanker leher rahim
dan payudara agar dapat
meningkatkan kesadaran untuk
melakukan pemeriksaan IVA dan
juga untuk mendapatkan dukungan
dari pihak suami.
Penyuluhan dilakukan dengan
rutin bekerja sama dengan pihak-
pihak luar, seperti pamong desa,
tokoh agama dan organisasi sosial
lainnya sehingga dengan
dukungan peran aktif masyarakat
dapat mempermudah dan
memfasilitasi kegiatan penyuluhan
sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan dan kesadaran
masyarakat untuk melakukan
pemeriksaan IVA.
Perlunya ada bantuan penyebaran
informasi mengenai program
penapisan kanker leher rahim dan
kanker payudara yang di
laksanakan di gedung KIA
Puskesmas Rengasdengklok lintas
sektoral dan lintas program
terutama pada program
POSYANDU dan kelas ibu hamil.
Diharapkan kepada dokter, bidan
puskesmas dan bidan desa untuk
melaksanakan kunjungan setiap
sebulan sekali ke tiap desa untuk
memberikan pelayanan
pemeriksaan IVA dan penyuluhan
berkelompok secara rutin.
Pihak puskesmas juga membuat
usulan kepada Suku Dinas
Kesehatan tentang penyediaan
media-media promosi seperti
spanduk, poster, video dan pamflet
di wilayah Kecamatan
Rengasdengklok, sehingga
diharapkan masyarakat lebih
tertarik untuk melakukan
pemeriksaan IVA.
Daftar Pustaka
1. Depkes RI. 2007. Buku Acuan
Pencegahan Kanker Leher Rahim
dan Kanker Payudara.
Jakarta:Depkes RI
2. Incidens Cancers in the World
Based on International Agency for
Research on Cancer. [updated 2010,
cited on 2013]. Diunduh dari
http://globocan.iarc.fr. pada tanggal
24 Juni 2013.
3. Profil Kesehatan
UPTD/DTP/PONED Puskesmas
Rengasdengklok tahun 2013, Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang.
4. Kepmenkes. 2007. Pedoman Teknis
Pengendalian Kanker Payudara
dan Kanker Leher Rahim.
Jakarta:Kepmenkes RI No.
798/Menkes/ SK/ VII/ 2007.
5. Dinkes Kabupaten Karawang. 2013.
Data Program Penapisan Kanker
Leher Rahim dan Kanker Payudara
Kabupaten Karawang.
Karawang:Dinkes Kabupaten
Karawang
6. Dinkes Kabupaten Karawang. 2013.
Laporan Pembangunan Kesehatan
UPTD Puskesmas Rengasdengklok
tahun 2013. Karawang: Dinkes
Kabupaten Karawang