artikel aquaponik

18
Aquaponik dan Hidroponik admin_kebun March 29, 2015 Dasar by Baiklah kita memulai dari hidroponik dulu. Berasal dari bahasa Latin, yang berarti “air yang bekerja”. Secara sederhana, hidroponik adalah tata cara membudidayakan tanaman tanpa tanah. Air kaya nutrisi yang diperlukan tanaman langsung dialirkan ke akar. Tekniknya bisa dengan cara mengalirkan air yang kaya nutrisi langsung ke akar yang mengantung tanpa media sama sekali – biasa disebut NFT (nutrient film technique). Bisa juga air yang dialirkan ke media pengganti tanah yang tidak menyerap air seperti pasir, sekam bakar, kerakal, perlit, rockwool dan media lainnya di luar tanah. Cara pengalirannya beragam. Ada yang dialirkan langsung (seperti dalam kasus NFT), melalui teknik genangkan dan surutkan (ebb and flow) ke bedengan media, teknik irigasi tetes, atau disemprotkan dalam bentuk kabut. Yang terakhir lebih dikenal sebagai “aeroponik”. Aquaponik memanfaatkan teknik hidroponik untuk budidaya tanaman – meskipun tidak mutlak (lihat dalam teknik budidaya aquaponik tradisional di Asia dan Amerika). Perbedaan hidroponik dan aquaponik terletak pada “jenis air” yang dialirkan. Pada kasus hidroponik, air nutrisi yang dialirkan biasanya berupa larutan cair yang dibuat secara khusus – sebagian besar berasal dari bahan kimia anorganik yang bisa dibeli di toko- toko kimia, yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tumbuhan. Misalnya Kalsium Nitrat ( Ca ( NO3 ), Kalium Nitrat (KNO3), dan seterusnya. Jika malas membuat larutan sendiri, di pasar tersedia nutrisi siap pakai yang tinggal dilarutkan (ditambahkan air). Pada aquaponik, kita memanfaatkan nutrisi cair yang berasal dari buangan ikan. Jadi kalau dibuat mudah, aquaponik mungkin bisa disebut sebagai budidaya hidroponik dengan nutrisi organik yang berasal dari buangan ikan. Dalam aquaponik, proses hidroponik bisa juga sekaligus bertindak sebagai

Upload: nurul-syifa

Post on 10-Sep-2015

255 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pertanian

TRANSCRIPT

Aquaponik dan Hidroponikadmin_kebunMarch 29, 2015DasarbyBaiklah kita memulai dari hidroponik dulu.Berasal dari bahasa Latin, yang berartiair yang bekerja. Secara sederhana, hidroponik adalah tata cara membudidayakan tanaman tanpa tanah. Air kaya nutrisi yang diperlukan tanaman langsung dialirkan ke akar. Tekniknya bisa dengan cara mengalirkan air yang kaya nutrisi langsung ke akar yang mengantung tanpa media sama sekali biasa disebut NFT (nutrient film technique). Bisa juga air yang dialirkan ke media pengganti tanah yang tidak menyerap air seperti pasir, sekam bakar, kerakal, perlit, rockwool dan media lainnya di luar tanah.Cara pengalirannya beragam. Ada yang dialirkan langsung (seperti dalam kasus NFT), melalui teknik genangkan dan surutkan (ebb and flow) ke bedengan media, teknik irigasi tetes, atau disemprotkan dalam bentuk kabut. Yang terakhir lebih dikenal sebagai aeroponik.Aquaponik memanfaatkan teknik hidroponik untuk budidaya tanaman meskipun tidak mutlak (lihat dalam teknik budidaya aquaponik tradisional di Asia dan Amerika).Perbedaan hidroponik dan aquaponik terletak pada jenis air yang dialirkan.Pada kasus hidroponik, air nutrisi yang dialirkan biasanya berupa larutan cair yang dibuat secara khusus sebagian besar berasal dari bahan kimia anorganik yang bisa dibeli di toko-toko kimia, yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tumbuhan. Misalnya Kalsium Nitrat ( Ca ( NO3 ), Kalium Nitrat (KNO3), dan seterusnya. Jika malas membuat larutan sendiri, di pasar tersedia nutrisi siap pakai yang tinggal dilarutkan (ditambahkan air).Pada aquaponik, kita memanfaatkan nutrisi cair yang berasal dari buangan ikan. Jadi kalau dibuat mudah, aquaponik mungkin bisa disebut sebagai budidaya hidroponik dengan nutrisi organik yang berasal dari buangan ikan. Dalam aquaponik, proses hidroponik bisa juga sekaligus bertindak sebagai biofilter memfasilitasi proses resirkulasi air ke dalam bak ikan.Kalau kita buat ringkas, mungkin kita memperoleh poin-poin berikut ini: Pekebun aquaponik memanfaatkan teknik hidroponik untuk membudidayakan tanaman/sayuran. Nutrisi kebun air aquaponik berasal dari buangan metabolisme ikan (lihat siklus nitogen di sini). Selain sebagai teknik budidaya, hidroponik juga bertindak sebagai biofilter yang memfasilitasi proses resirkulasi air dari bedengan ke kolam.

http://kebun-air.info/aquaponik-umum/dasar-dasar-aquaponik/aquaponik-dan-hidroponik/

Sekilas Aquaponik: Tradisi Ribuan Tahun dengan Sentuhan Baruadmin_kebunMarch 29, 2015Sejarah Aquaponik,Tentang AquaponikbyAquaponik memiliki akar sejarah yang kuat di lingkungan kita.

Bioselter, prototip ekosistem mandiri hasil kreasi lembaga New Alchemy Institute, 1970-an. Bioselter bisa dianggap sebagai prototip awal dari kultur aquaponik yang kita kenal sekarang.Di Asia, jejaknya sudah ditemukan sejak 1500 tahun lalu, dan menjadi bagian dari praktek pertanian terintegrasi yang melibatkan kultur air tawar (kolam ikan), limbah rumah tangga atau dapur, peternakan, dan kebun skala kecil hingga kultur sawah basah (klik di siniuntuk melihat artikel lain tentang aquaponik di Indonesia dan kawasan lain di Asia).Selain di Asia, aquaponik pun memiliki akar sejarah yang kuat di peradaban Amerika kuno baik di peradaban Aztec di Meksiko (Amerika Tengah) maupun peradaban Inca di pegunungan Andes (Amerika Selatan). Sebagian petani kita masih mempraktekkan kultur aquaponik tradisional tersebut hingga detik ini. Juga petani-petani lain di Asia dan Amerika Tengah/Selatan (klik di siniuntuk melihat artikel lain tentang sejarah aquaponik di peradaban Aztec dan Inca).Akhir 1960-an, di tengah gencarnya gerakan lingkungan di kalangan aktivis dan masyarakat di Barat, berdiri lembaga riset yang bernamaNew Alchemy Institutedi bekas lahan peternakan seluas 5 ha di Hatchville, Massachussetts, Amerika Serikat. Nah, lembaga inilah yang memberi sentuhan baru praktek tradisional yang memiliki akar sejarah yang panjang di Asia dan Amerika kuno tersebut.Dimotori oleh pasangan suami istri ilmuwan-aktivis John Todd dan Nancy Jack Todd yang dibantu oleh koleganya William McLarney, New Alchemy Institute mencoba membuat reka ulang bagaimana ilmu pengetahuan bisa menjadi alat untuk merancang suatu sistem pendukung yang berkelanjutan atas kehidupan manusia. Ketika itu ilmu pengetahuan dan rekayasa memiliki citra yang sangat negatif melalui dampak yang timbul karena praktek revolusi hijau (pemanfaatan kimia untuk pupuk dan pestisida), pemanfaatan energi minyak bumi tidak berkelanjutan, dan dampak praktek sains/rekayasa lain yang menimbulkan kerusakan lingkungan di bumi.Para ilmuwan yang bekerja di New Alchemy Institute mencoba mereka ulang suatu sistem yang mampu mendukung kebutuhan manusia secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Mereka melihat sistem dan desain alam sebagai model utama, serta melakukan pengamatan yang hati-hati terhadap proses dan siklus alami yang terjadi di dalamnya, lalu mencoba membuat tiruannya. Hasilnya adalah aneka ragam prototip sistem yang disebut sebagai Ark.Pada dasarnya Ark adalah sistem mandiri. Memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi, Ark didesain sebagai bioselter (rumah tinggal biologis) yang mampu menyediakan pangan (ikan dan sayuran) selama setahun penuh bahkan ketika musim dingin tiba. Mungkin Ark inilah yang kemudian menjadi prototip awal sebelum aquaponik memperoleh bentuknya seperti yang sekarang.Pada 1980-an, mahasiswa di Universitas North Carolina Mark McMurtry dan Prof. Doug Sanders menciptakan suatu sistem aquaponik dengan siklus tertutup berulang yang alurnya mirip seperti sistem aquaponik yang kita kenal sekarang.Dalam sistem ini, buangan air kolam/bak ikan di alirkan ke bedengan pasir yang ditanami tomat dan mentimun. Bedengan juga berfungsi sebagai biofilter. Air yang mengalir keluar dari bedengan dialirkan kembali ke bak//kolam ikan. Sistem inilah yang kemudian dikembangkan oleh peneliti dan praktisi lainnya sebagai dasar untuk membangun kultur aquaponik.Pada 1990-an, petani Missouri Tom dan Paula Speraneo memodifikasi Sistem Universitas North Carolina dan memperkenalkan apa yang disebutnya sebagai konsep bioponik. Mereka membudidayakan aneka rempah, bumbu dan sayuran di bedengan kerakal yang biasa digunakan dalam kultur hidroponik. Karena kepraktisan dan kemudahannya, Sistem Speraneo banyak ditiru dan menjadi bahan modifikasi para praktisi dan hobiis aquaponik rumahan di seluruh dunia. Kebun Air juga memanfaatkan sistem ini dengan sedikit modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi yang ada (rincian Sistem Speraneo klik di sini)Di luar mereka, ada banyak lagi sistem yang dirancang dan dibangun sesuai dengan kebutuhan setempat atau kepentingan pembuatnya misalnya untuk keperluan aquaponik yang komersial dan skalanya lebih besar. Dasar dan alur dari sistem apa pun yang mereka bangun pada dasarnya bertumpu pada dua hal utama: siklus nitrogen yang ada pada kultur budidaya air tawar dan kultur hidroponik untuk tanaman meski yang kedua bukan hal yang mutlak.Jika ada ingin mengetahuisiklus nitrogendi sini, serta hubungan antara aquaponik danhidroponik klik di sini.

Asas Manfaat Siklus Nitrogen: Fondasi Kultur Kebun Air Aquaponikadmin_kebunMarch 29, 2015Lain-lainbyDalam aquaponik, output suatu sistem akan menjadi input bagi sistem lainnya. Mesin dan fondasi utama dari sistem aquaponik adalah bagaimana kita bisa mengambil manfaat maksimal dari siklus kultur air yang bisa menjadi faktor negatif jika berdiri sendiri. Para ahli menyebutnya sebagai siklus nitrogen dalam kultur air tawar.Penjelasan mudahnya begini. Seperti kita, ikan air tawar pun perlu buang hajat besar dan kecil setelah makan. Perbedaannya dengan kita adalah: kita hidup terpisah dengan kotoran kita, sementara ikan harus hidup dan menyatu dengan kotoran yang dia keluarkan. Bayangkan habitat kita di air seperti ikan: hari pertama kita mungkin baru pipis saja, hari kedua kita pipis plus buang hajat Lalu hari ketiga? Keempat? Pada hari ke lima dan seterusnya mungkin kita sudah megap-megap, nggak tahan baunya, stress dan rasanya pengin cepet-cepet meloncat keluar dari habitat tempat kita hidup. Buangan ikan beserta pengaruh lain dari mikroorganisme yang hidup di lingkungan disebut sebagai siklus nitrogen kultur air tawar.Bagan di bawah ini menjelaskan bagaimana siklus nitrogen bekerja:

Siklus NitrogenBuangan ikan adalah ammonia yang bisa menjadi racun jika konsentrasinya terlalu tinggi. Ekosistem air tawar memang menyediakan mekanisme alami untuk mengurangi kadar ammonia. Ketika kadar ammonia mencapai titik tertentu, secara alami bakteri Nitrosomonas akan mengkoloni sistem. Organisme ini membantu mengoksidasi ammonia (NH4) menjadi nitrit (NO2) lewat proses metabolisme mereka. Akibatnya kadar ammonia turun, sebaliknya kadar nitrit naik. Akan tetapi masalah belum usai. Sebagaimana ammonia, nitrit pun bersifat racun bagi ikan.Ketika kadar nitrit mencapai titik tertentu, datanglah bakteri lainnya bakteri nitrobacter. Organisme mengoksidasi nitrit menjadi nitrat (NO3) yang kurang beracun bagi ikan.Akan tetapi jangan gembira dulu. Meski kedua organisme itu mampu mengurangi kadar amonia dan nitrat dalam air, bukankah ikan seperti kita terus-menerus makan dan menghasilkan buangan? Apalagi pada saat yang sama, ada bakteri jenis lain yang mengkonsumsi buangan padat dan material lainnya yang ada di kolam. Mereka, sama seperti ikan, akan menambah jumlah kadar amonia dalam bak air atau kolam.Jaringan yang kompleks dan saling berkaitan ini tentu saja akan mempengaruhi sistem, dan sudah pasti berpengaruh juga terhadap indeks kebahagiaan ikan yang tinggal di dalamnya. Karena itu jika sistem kultur air tawar ini berdiri sendiri, para penggemar ikan hias biasanya mengurangi air kolam atau aquarium hingga 30% secara berkala dan menggantinya dengan air yang baru. Kalau tidak, ikan-ikan bisa kelimpungan karena indeks kebahagiaan mereka berkurang. Bayangkan Anda tinggal di lingkungan yang bercampur dengan hasil buangan limbah yang berasal dari dapur Anda atau bahkan tubuh Anda sendiri!Nah, di sinilah peran aquaponik menjadi penting. Air bercampur buangan yang bersifat toksik bagi ikan justru bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair bagi tanaman! Akar tanaman akan menyerap nitrogen yang ada dalam nitrat. Kira-kira mirip buangan peternakan, misalnya tahi sapi, yang bisa diproses menjadi pupuk kandang dan bermanfaat bagi tanaman!Nilai lebih lainnya, sistem aquaponik akan mengubah pupuk cair menjadi tidak toksik dan aman bagi ikan. Mengapa? Karena tanaman dan bedengan bertindak sekaligus sebagai filter alami. Air akan aman dialirkan kembali ke kolam, dan Anda pun terbebas dari kewajiban mengganti air secara berkala.Ikan berbahagia, Anda pun lega!

Aquaponik: Berakar dari Praktek Pertanian Eyang Kitaadmin_kebunMarch 16, 2015Sejarah Aquaponik,Tentang Aquaponikby

Minapadi, menggabungkan budidaya ikan dan padi, merupakan contoh praktek aquaponik tradisional yang berakar berabad-abad dalam sejarah kultur pertanian kitaPrinsip aquaponik sebenarnya sederhana. Ada lingkungan berair tempat ikan hidup berkecukupan. Makmur, murah sandang dan pangan entah mereka memperolehnya secara alami, misalnya berupa lumut atau alga; atau melahap pelet buatan yang kita lempar ke kolam. Ada kebun ataupun jenis lahan pertanian lain seperti sawah yang menjadi tempat tanaman budidaya.Seperti kita, dengan caranya sendiri ikan itu pup dan (mungkin) kencing sembarangan. Air yang bercampur dengan kotoran ikan pun mengalir ke bedengan dan menjadi pupuk bagi tanaman. Akar tanaman, selain menyerap nitrogen dan unsur lain yang diperlukan, juga bertindak sebagai filter biologis yang membuat air lebih segar. Seperti dongeng, ikan pun berenang berbahagia selamanya sebelum akhirnya nyemplung ke penggorengan kita!Mungkin begitulah penjelasan aquaponik ala dongeng gothik Cinderela.Sementara penjelasan teknisnya mungkin seperti dongeng (yang sayangnya agak serius) seperti berikut ini: pada dasarnya aquaponik adalah sebuah lingkungan ekosistem buatan yang membuat sinergi alami antara berbagai unsur yang ada di lingkungan itu. Ia merupakan salah satu contoh praktek pertanian terintegrasi, integrated farming, dengan budidaya ikan fondasi utamanya. Dalam banyak praktek di banyak tempat, integrated farming bahkan mengintegrasikan kegiatan bertani, beternak dan budidaya ikan baik secara keseluruhan (bertani, beternak dan budidaya ikan), atau sebagian (bertani plus beternak atau bertani dan budidaya ikan).Seperti praktek pertanian terintegrasi umumnya, cara berpikir aquaponik adalah memaksimalkan input dan output. Tak jarang, output pada suatu bagian akan menjadi input bagi yang lainnya.Lepas dari istilahnya yang sok kebarat-baratan, aquaponik sebenarnya telah lama hadir di sekitar kita. Aquaponik itu sebenarnya tetangga dan saudara kita. Buyutnya aquaponik bahkan mungkin berasal dari sini.Anda mungkin mengenal istilah minapadi praktek yang mengintegrasikan kultur ikan dan padi di lingkungan sawah yang basah? Minapadi bisa disebut sebagai contoh klasik praktek aquaponik pertanian kita.Mirip aquaponik, kultur minapadi memaksimalkan output buangan ikan dengan memanfaatkannya langsung sebagai penyubur tanaman. Kemiripan lain, minapadi juga memaksimalkan output ganda yang dihasilkan: petani memanen padi dan ikan sekaligus. Asal Anda tahu, praktek ini sudah berlangsung selama beberapa abad jauh sebelum Amerika mengenal praktek aquaponik seperti yang populer saat ini. Walhasil, jika melihat ciri-ciri penampakannya, ini bukan cuma mirip, tapi benar-benar saudara tua mungkin simbah, buyut atawa simbah canggahnya (orang tua kakek kita) aquaponik!Tak diketahui kapan persisnya sejak kapan aquaponik Nusantara ini menjadi praktek standar di negeri kita. Berdasarkan catatan dokumen kolonial, paling tidak sejak abad 18 sistem minapadi telah diadopsi oleh sebagian petani kita, paling banyak dipraktekkan di kawasan Jawa bagian barat (kini jadi Provinsi Jawa Barat). Hingga 1980-an, bahkan sistem minapadi telah menjadi praktek umum yang mudah ditemukan di wilayah tatar Sunda. Sehingga bukan hal kebetulan jika saat ini kita menemukan banyak sekali warung dan restoran ikan darat di wilayah Jawa Barat. Seorang ahli dalam sebuah seminar tentang aquaponik di Australia bahkan membuat kesimpulan yang agak hiperbolik: di Jawa Barat setiap petani padi adalah peternak ikan; sebaliknya setiap peternak ikan adalah petani padi.Kini praktek minapadi tak cuma populer di wilayah tatar Sunda, tapi juga di berbagai titik di wilayah Indonesia. Contohnya pada foto di halaman ini praktek yang dilakukan oleh sebagian petani di daerah Sleman, Yogyakarta.Pada sistem ini, petani akan membuat parit yang lebih dalam di sekeliling sawah atau dibuat melintang beraturan di tengah sawah. Nah, di kanal yang lebih dalam inilah ikan-ikan ngumpul, ngerumpi, mungkin sedang pesta atawa arisan.Ikan-ikan ini doyan aneka jenis makanan yang tersedia melimpah di perairan sawah: ganggang, hewan-hewan kecil, jentik nyamuk, tanaman-tanaman air tertentu yang tumbuh dan hidup di sana. Mereka lalu menghasilkan sekresi (zat buangan) berupa amonia, sejumlah bakteri tertentu akan mengubah ammonia menjadi nitrite, bakteri yang lain lagi akan mengubah nitrite menjadi nitrate; dan walahh .. nitrat inilah yang akan diserap oleh tanaman sebagai pupuk yang kemudian diserap oleh tanaman.Jadi bisa Anda lihat, fondasi sistem aquaponik dan minapadi pada dasarnya mirip, yaitu siklus nitrogen yang dihasilkan kultur budidaya ikan di air tawar.

Sistem Speraneo: Indahnya Kesederhanaan!admin_kebunMarch 30, 2015Dasar,Tentang AquaponikbySistem ini dicomot dari nama pencetusnya Tom dan Paula Speraneo, pasangan suami-istri pemilik kebun aquaponik skala kecil di West Plains, Missouri, Amerika Serikat.

Kebun aquaponik Speraneo di Missouri, Amerika Serikat.Mereka mulai membangun S & S Aqua Farm pada 1990-an awal.Semua itu berawal dari kecelakaan yang menimpa Tom seorang perekayasa dan sistem analis IT yang sebelumnya bekerja pada suatu perusahaan. Kecelakaan itu membuatnya harus memulihkan diri selama beberapa saat. Beberapa tahun setelah kesembuhannya, ia mencoba kembali lagi bekerja di bidang keahliannya. Tapi jam kerja yang panjang di dunia IT serta kekhawatiran sang istri, Paula, atas kondisi kesehatan suaminya, telah mendorong pasangan ini melakukan riset pribadi yang akhirnya membuat hidup mereka berubah 180 .Di tengah ketatnya pengeluaran dan makin menipisnya tabungan, suatu kali Tom berkunjung ke temannya di California. Di sana ia bersua dengan ikan yang kemudian mengubah jalan hidupnya: tilapia, atau kita menyebutnya ikan nila. Jenis ikan budidaya yang sudah dikenal sejak zaman Firaun dan merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan di dunia di luar jenis ikan karper atau ikan mas.Sering dipandang sebelah mata karena rasa dagingnya yang biasa saja, ikan nila selalu tinggi permintaannya mungkin karena harga yang murah dan terjangkau. Nila inilah yang membuat Tom kepincut. Seperti temannya di California, ia berniat membudidayakan ikan yang habitat aslinya berasal dari Mesir dan Afrika itu di kampung halamannya yang indah tapi mengalami masa surut ekonomi,Missouri Ozarks.Tapi ia memiliki masalah serius. Sekalipun bibit ikan dan pengadaan baknya tidak terlalu mahal, ia tak mampu membeli sistem filtrasi air harganya mencapai 6.700 dolar. Ia pun melakukan riset kecil-kecilan, dan menemukan sistem resirkulasi air yang dikembangkan oleh peneliti Universitas North Carolina, MarkMcMurtry dan Prof. Doug Sanders.Ia melakukan sedikit modifikasi. Alih-alih mengalirkan air ke bak pasir yang juga bertindak biofilter, Tom memanfaatkan bak yang berisi kerakal atau garvel dua bahan yang banyak dimanfaatkan oleh para pekebun hidroponik.Ia membeli bak 500 galon kira-kira 2000 liter, dan mulai memelihara ikan nila. Ia juga membuat bak bedengan yang berisi kerakal atau gravel, dan mulai menanam tomat dan mentimun seperti dilakukan peneliti McMurtry dan Prof. Sanders. Biaya total diperlukan untuk hanya 3000 dolar. Selain lebih hemat, sistem yang dia rancang memiliki keuntungan lain: Tom dan istri tak hanya bisa memanen ikan nila tapi sayuran yang mereka tanam.Pada 1992, ia membangun sistem yang lebih besar yang hingga kini menjadi pusat aktivitas pertaniannya. Proyeknya meliputi enam bak berukuran 5000 liter, yang masing-masing terkoneksi dengan empat hingga enam bedengan. Tom menyebut setiap bak sebagai node merujuk pada istilah yang digunakan pada ilmu jaringan komputer, bidang yang dikuasainya. Tiap-tiap node terhubung dengan jumlah bedengan yang berbeda-beda seperti node dalam jaringan yang menghubungkan jumlah kompter yang berbeda-beda.

Bagan Rancangan Sistem SperaneoSistem Speraneo sangat sederhana. Air yang bercampur buangan ikan langsung dialirkan ke bedengan tanaman tanpa disaring atau di-filter terlebih dahulu, seperti sistem-sistem yang banyak dikembangkan oleh kebanyakan peneliti atau pekebun komersial.Kebanyakan sistem merujuk pada sistem hidroponik dan mengalirkan air yang sudah disaring melalui jaringan pipa. Sistem kami melakukannya dengan lebih sederhana. Kami hanyamenumpahkansemuanya ke bedengan (tanpa penyaringan).Setiap bedengan memuat kerakal setinggi 30 cm. Akar tanaman akan terpendam sekitar 7-10 cm. Air yang dialirkan akan bergerak mengikuti gaya gravitasi ke ruang yang tersisa akhirnya tiba di bak penampungan. Dari bak penampungan air dipompa kembali ke bak kolam ikan (lihat bagan).

Bak kolam ikan yang bertindak node dalam Sistem Speraneo.

Bedengan kerakal yang bertindak seperti laiknya kompoter yang terhubung ke node sistem jaringan.

Bak penampung akhir sebelum air dipompa kembali ke kolam.

Melalui sistem yang sederhana ini tanaman akan memperoleh nutrien yang mereka butuhkan. Kerakal dan media bedengan akan menyaring air. Bakteri yang hidup di bedengan akan menghilangkan zat-zat beracun, ammonia dan nitrit, yang berbahaya bagi ikan. Air yang kembali ke kolam bisa dibilang 90% murni kecuali mungkin terkena campuran bakteri yang hidup di bedengan, katannya.Karena sistem ini saling bergantung, Tom memperingatkan untuk tidak membiarkan bedengan terlantar tanpa sebiji pun tanaman yang tumbuh di atasnya. Kondisi itu akan sistem biofilter tidak bekerja. Sebaliknya ia memperingatkan untuk tidak membiarkan bedengan kering tanpa aliran air dari kolam. Jika ini terjadi, semua bakteri yang memiliki peran penting dalam proses pemurnian air akan mati.Karena kesederhanannya, tak heran jika Sistem Speraneo ini banyak diadopsi para hobiis dan pekebun aquaponik di seluruh dunia.Mereka mengadopsi secara persis atau memberi penambahan atau modifikasi di sana-sini, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat.Di tanah kelahirannya, sistem ini juga berhasil menarik perhatian masyarakat lokal dibuktikan dengan kunjungan tak kurang dari 10.000 pengunjung bertamu ke komplek pertaniannya yang kecil pada 1990-an.Kebun Air,kebun aquaponik rumahan dikembangkan di kawasan Cinere, Depok,juga mengadopsi Sistem Speraneo dengan sedikit modifikasi!

Tanaman Aquaponik Solusi Keterbatasan LahanDitulis oleh:manaparpada: 15/01/2015kategori:Berita Depok,Ekonomi,Lingkungan,Perizinan|0 KomentarPosyandu Mawar 19 Kecamatan Tapos, Depok yang akan melaju mewakili Jawa Barat ke Lomba Posyandu tingkat nasional saat ini menerapkan penanaman tanaman dengan metode aquaponik. Aquaponik adalah metode pertanian dengan mengkombinasikan akuakultur (budidaya perairan) dan hidroponik (budidaya menanam).Aquaponik terdiri dari dari dua komponen penting yaitu tanaman dan ternak, dalam hal ini adalah ikan. Metodenya, ekskresi dari ikan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan akan menjadi pupuk bagi tanaman. Air kemudian akan bersirkulasi kembali ke sistem akuakultur.Di sini kami memelihara ikan lele dan patin. Ikan ini nantinya juga akan bisa dimanfaatkan sebagai santapan atau dijual ke warga, jelas Camat Tapos Muchsin Mawardi.Muchsin juga berharap aquaponik di posyandu ini dapat menjadi pilot projek sarana edukasi bagi warga, karena saat ini sudah banyak warga yang ingin mempelajari aquaponik ini. Hal tersebut karena aquaponik merupakan jawaban dari kendala masyarakat yang ingin bercocok tanam namun tidak memiliki lahan.Keterbatasan lahan bisa diakali dengan akuaponik, kami akan terus kembangkan aquaponik ini. Kami juga akan melibatkan kelompok wanita tani (KWT) dalam kegiatan budidaya ikan, ujarnya.Muchsin menambahkan, bahwa posyandu melalui salah satu kelompok kegiatannya juga harus dapat meningkatkan ekonomi warga melalui KWT. Melalui aquaponik ini, diharapkan tingkat ekonomi warga dapat meningkat, karena terdapat dua bidang yang dapat dimanfaatkan, yaitu tanaman sayur-sayuran dan ternak ikan.Selain di Posyandu Mawar ini, rencananya semua posyandu Tapos juga akan menerapkan aquaponik ini, karena sejalan dengan potensi di kecamatan tapos yaitu perikanan, jelasnya. (Rysko/Diskominfo)http://www.depok.go.id/15/01/2015/perizinan-kota-depok/tanaman-aquaponik-solusi-keterbatasan-lahan