arsitektur rumah tinggal 2

7
ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL MASYARAKAT BALI RUMAH DALAM BAHASA BALI DISEBUT UMAH ATAU BHUANA. Jenis-jenis rumah: Geria, menempati bagian utama pada pola kampung (utama); untuk kasta brahmana. Puri, menempati bagian kaja kangin, di sudut pempatan agung. Untuk kasta ksatria yang memegang pemerintahan. jero, menempati kaja kangin. Untuk kasta ksatria yang tidak memegang pemerintahan. umah, menempati sisi-sisi utara, selatan, timur, atau barat dari jalan desa. untuk kasta weda. RUMAH DALAM BAHASA BALI DISEBUT UMAH ATAU BHUANA. Jenis-jenis rumah: kubu, tersebar tidak memiliki pola, menempati unit-unit perkebunan, ladang tanpa tersedia utilitas. Untuk petani atau nelayan yang berpendapatan sedang atau rendah. pondok, menempati area perkebunan atau ladang, dipakai mulai musim tanam hingga musim panen tiba. Untuk fungsi sementara bagi petani atau peladang SUSUNAN RUANG a. POLA RUANG DALAM ARSITEKTUR TRADISIONAL MASYARAKAT BALI BERPEGANG PADA KONSEP TRI HITA KARANA (JIWA, FISIK, TENAGA). b. TATA NILAI RUANG DIDASARKAN PADA KONSEP TRI ANGGA: KEPALA, BADAN, KAKI. SUSUNAN RUANG SUSUNAN RUANG TERDIRI TIGA:

Upload: ferrycena

Post on 06-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2Arsitektur Rumah Tinggal 2

TRANSCRIPT

Page 1: Arsitektur Rumah Tinggal 2

ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL

MASYARAKAT BALIRUMAH DALAM BAHASA BALI DISEBUT UMAH ATAU BHUANA.Jenis-jenis rumah: Geria, menempati bagian utama padapola kampung (utama); untuk kastabrahmana.Puri, menempati bagian kaja kangin, disudut pempatan agung. Untuk kastaksatria yang memegang pemerintahan.jero, menempati kaja kangin. Untukkasta ksatria yang tidak memegangpemerintahan.umah, menempati sisi-sisi utara, selatan,timur, atau barat dari jalan desa.untuk kasta weda.

RUMAH DALAM BAHASA BALI DISEBUT UMAH ATAU BHUANA.Jenis-jenis rumah: kubu, tersebar tidak memiliki pola,menempati unit-unit perkebunan, ladangtanpa tersedia utilitas. Untuk petaniatau nelayan yang berpendapatansedang atau rendah.pondok, menempati area perkebunanatau ladang, dipakai mulai musim tanamhingga musim panen tiba. Untuk fungsisementara bagi petani atau peladang

SUSUNAN RUANGa. POLA RUANG DALAM ARSITEKTUR TRADISIONALMASYARAKAT BALI BERPEGANG PADA KONSEPTRI HITA KARANA (JIWA, FISIK, TENAGA).b. TATA NILAI RUANG DIDASARKAN PADA KONSEPTRI ANGGA: KEPALA, BADAN, KAKI.

SUSUNAN RUANGSUSUNAN RUANG TERDIRI TIGA:ZONA UTAMA KAJA-KANGIN (UNTUK TEMPAT SUCI)ZONA MADYA DI TENGAH (UNTUK PAWONGAN, RUMAH)

Page 2: Arsitektur Rumah Tinggal 2

ZONA NISTA KELOD-KAUH (UNTUK PELAYANAN, KOTOR)

SUSUNAN RUANGSUSUNAN RUANG DALAM BANGUNAN DISESUAIKANDENGAN FUNGSI MASING-MASING BANGUNAN.BALE PAON: PERAPIAN, BALE UNTUK SAJI, PUNAPIUNTUK MENYIMPAN HASIL PERTANIAN.BALE SUMANGGEN: UNTUK RUANG UPACARA ADATBALE METEN SAKUTUS: UNTUK TEMPAT TIDUR.

MASYARAKAT BALI MENGENAL DUA JENIS SKALA PADA ARSITEKTURTRADISIONALNYA:A.SKALA HORISONTAL PADA KAMPUNG(NISTA, MADYA, UTAMA)B. SKALA VERTIKAL PADA RUMAH TINGGAL(KEPALA, BADAN, KAKI)

TIPOLOGI BANGUNANTIPE SAKEPAT: TIPE BANGUNAN YANG PALING KECIL.BANGUNAN BERTIANG EMPAT DAN BERDENAH SEGI EMPAT.LUAS BANGUNAN: 7.5M2. (3X2.5M).TIPE SAKENEM: TIPE BANGUNAN YANG SEDERHANA DAN AGAK BESARDIBANDINGKAN SAKEPAT. BANGUNAN BERTIANG ENAM DAN BERDENAHSEGI PANJANG. LUAS BANGUNAN: 12M2. (6X2M).TIPE SAKUTUS: TIPE BANGUNAN YANG BERFUNGSI TUNGGAL UNTUKTEMPAT TIDUR (BALE METEN). MEMILIKI TIANG DELAPAN YANGDIRANGKAI 4-4 (DUA BALAI). DENAH SEGI EMPAT PANJANG DENGANLUAS BANGUNAN: 12.5M2. (5X2.5M).

TIPE ASTASARI: TIPE BANGUNAN UTAMA UNTUK PENYELENGGARAANUPACARA ADAT, TAMU, DAN TEMPAT BEKERJA ATAU SERBA GUNA.MEMILIKI DELAPAN TIANG BERDENAH SEGI EMPAT PANJANG, DENGANLUAS BANGUNAN 20M2. (4X5M).TIPE TIANGSANGA: TIPE BANGUNAN UTAMA UNTUK PERUMAHAN UTAMA.MEMILIKI SEMBILAN TIANG, BERDENAH SEGI EMPAT PANJANG, DENGANLUAS BANGUNAN SEDIKIT LEBIH LUAS DARI ASTASARI (±25M2).TIPE SAKARORAS: TIPE BANGUNAN UTAMA UNTUK PERUMAHAN UTAMA.MEMILIKI DUA BELAS TIANG, BERDENAH BUJUR SANGKAR. LUAS BANGUNANLEBIH LUAS DARI TIANGSANGA: 36M2. (6X6M).

KORI: MERUPAKAN PINTU MASUK PEKARANGAN UNTUK RUMAH.

Page 3: Arsitektur Rumah Tinggal 2

KORI AGUNG: PINTU MASUK UNTUK TEMPAT-TEMPAT YANG DIAGUNGKAN,SEPERTI: CANDI, PURA, DESA ADAT.PANYENGKER: ADALAH BATAS PADA HALAMAN RUMAH (KELILING).PANYENGKER KARANG: BATAS PEKARANGAN PADA KEEMPAT SISI, DAPATBERUPA PAGAR HIDUP ATAU DENGAN TEMBOK (DINDING MASIF).

Page 4: Arsitektur Rumah Tinggal 2

Arsitektur Bali

Pertanyaan :

A) Apa Kaitan Arsitektur Bali dengan ajaran agama hindu ?

B) Bagaimana kaitan antara filsafat hidup orang bali dengan arsitektur Bali

C) Apa itu konsep-konsep :

Tri Hita Karana, Tri Angga, Tri Mandala, Manik ring, Cacupu, Rwa Bhineda, dll.

Dan apa kaitannya dengan perwujudan Arsitektur Bali.

Jawaban :

A) Kaitan antara Arsitektur Bali dengan ajaran agama hindu yaitu sangatlah berkaitan, kita tidak bisa membangun bangunan Bali tanpa mengutamakan Asta Kosala Kosali karena bila kita membangun bangunan Bali tanpa memperhatikan Asta Kosala Kosali, bangunan Bali yang kita bangunan itu tidak akan memiliki aura. Dengan sebuah aturan yang disebut dengan Asta Kosala dan Asta Kosali dalam aturan ini terdapat aturan tentang bentuk-bentuk pelinggih yaitu ukuran panjang, lebar, tinggi, dan hiasan dalam sebuah bangunan tradisional Bali, sedangkan dalam ajaran Asta Kosali berisi tentang aturan luas halaman bangunan suci hindu(Pura) pembagian ruang dan halaman dan halaman-dalam ajaran Asta Kosali ini ada 3 buah sumbu yang digunakan sebagai pedoman penataan bangunan tradisional Bali, sumbu-sumbu itu antara lain :

a) Sumbu-sumbu Kosmos Bhur, Bhurwah, dan Swah (hidrosfir, Litosfir, atmosfir)

b) Sumbu ritual kangin,kauh (terbit dan terbenamnya matahari)

c) Sumbu natural kaje,kelod (gunung dan laut)

B) Kaitan antara filsafat hidup orang bali dengan Arsitektur bali yaitu karena Arsitektur bali berfungsi mewadahi aktivitas manusia dengan baik sehingga perwujudan arsitektur diupayakan untuk dapat meniru bahkan menduplikat Alam Semesta selaku konsep dasar dan pola dasar.

C) Tri Hita Karana yaitu tiga hal pokok yang menyebabkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia, Perpaduan tiga unsur itu secara harmonis sebagai landasan untuk terciptanya rasa hidup yang nyaman,tenteram,dan damai secara lahiriah maupun bathiniah,antara lain :

Page 5: Arsitektur Rumah Tinggal 2

- Hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan)

- Hubungan manusia dengan alam (Palemahan )

- Hubugan manusia dengan manusia (Pawongan)

Tri Angga yaitu konsep dasar yang erat hubungannya dengan perencanaan Arsitekturyang merupakan asal usul Tri Hita Karana ,terbagi menjadi tiga komponen antara lain:- Nista ( Bawah,Kotor,Kaki )- Madya ( Tengah,Netral,Badan )- Utama ( Atas,Murni,Kepala )

Tri Mandala yaitu tiga wilayah/daerah yang dimiliki oleh setiap Pura dan antara mandala yang satu dengan mandala yang lain dibatasi oleh tembok atau pintu masuk yang khas,Tri Mandala terbagi menjadi :

1. Nista mandala/Jaba Sisi

Nista Mandala ialah areal Pura paling luar yang masih menjadi satu kesatuan dengan Pura. Mencari Nista Mandala Pura Adhitya Jaya bisa masuk dari Jl. Daksinapati Raya atau dari Jalan Yos Soedarso (by Pass) dengan melewati Candi Bentar

Pada Nista mandala ini ada bangunan Pasraman tempat pembinaan umat, seperti Sekolah Minggu Agama Hindu (untuk SD sampai SMU), dan juga untuk kuliah Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Jakarta. Selain itu terdapat kantin untuk menikmati berbagai makanan khas Bali dan juga menjual buku-buku agama Hindu, bangunan untuk pelaksanaan manusa yadnya berupa Bale Gede, Dapur dan Rumah Tunggu. Di sudut barat laut dan di depan jalan keluar Pura bagian Timur terdapat Bedogol.

2. Madya mandala/Jaba Tengah

Masuk ke Madya Mandala dapat dari arah barat (pintu utama) atau timur dengan melalui Candi Bentar. Pada Madya Mandala terdapat bangunan Perantenan serta Balai Wantilan yang berfungsi sebagai tempat menyiapkan segala keperluan upakara dalam rangka upacara (Pujawali).

Wantilan juga berfungsi sebagai tempat pertunjukan berbagai tarian baik tari sakral yang berkaitan dengan upacara atau tari profan yang relevan dengan upacara Pujawali yang bersifat hiburan. Kadangkala di Wantilan ini juga diselenggarakan Dharma Tula.

3. Utama Mandala

Page 6: Arsitektur Rumah Tinggal 2

Untuk masuk ke Utama Mandala melewati Kori Agung dengan 3 pintu yaitu pintu utama dan 2 pintu lagi di kanan kirinya. Pada Utama Mandala terdapat bangunan antara lain, Padmasana, Panglurah, Pelinggih Taman Sari, Pelinggih Beji, Bale Papelik, Pemujaan/Pemiosan.

Manik Ring Cacupu mengandung arti pengertian sebuah mustika(permata mulia ) berada di dalam sebuah cupu atau kendi kecil yang terbuat dari logam, hal ini mengibaratkan semua kekuatan kosmologi memusat ke arah sebuah bangunan atau kompleks bangunan tradisional bali.

Rwa Bhineda merupakan konsep tentang suatu perbedaan yang harus ada di dunia ini untuk menciptakan keharmonisan dan keseimbangan alam semesta, karena Perbedaan adalah suatu keindahan yg justru harus diseimbangkan demi terwujudnya keharmonisan dalam hidup manusia dan alam semesta ini. Rwa Bhineda diwujudkan dalam bentuk hulu teben (hilir). Yang dimaksud dengan hulu adalah arah/ terbit matahari, arah gunung dan arah jalan raya (margi agung) atau kombinasi dari padanya. Perwujudan purusa pradana adalah dalam bentuk penyediaan natar. sebagai ruang yang merupakan pertemuan antara Akasa dan Pertiwi.

Sehingga kaitannya konsep konsep tersebut dengan perwujudan Arsitektur Tradisional Bali yaitu sangatlah berkaitan karena masing masing dari konsep tersebut memiliki perannya sendiri dan saling berkaitan satu dengan yang lainnnya oleh karena itu jika kita menghilangkan salah satu konsep tersebut atau tidak terpenuhi konsep tersebut ,sehingga hasil perwujudan Arsitektur Tradisi Bali tidak akan terwujud atau tidak sempurna .