arahan adaptasi bahaya kekeringan kab. lamongan · nilaiindeks klasifikasi nilaikelas >60...
TRANSCRIPT
ARAHAN ADAPTASI BAHAYA KEKERINGAN
KAB. LAMONGAN
Fery Irfan Nurrahman
(3609100060)
DOSEN PEMBIMBING
Aji Pamungkas, ST. Mdev. Plg. Phd
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TAHUN 2013
• Isu Global tentang perubahan iklim (DNPI, 2012)• Intensitas perubahan iklim meningkat (IPCC, 2007)• Akumulasi bencana kekeringan dunia mencapai
45% (World Disaster Report, 1992-2001, dalamKhan, 2008)
pisah)
• Kerusakan Lahan + 12.519 ha/tahun (BNPB, 2004-2011)
• Adaptasi belum optimal (dilakukan terpisah-pisah)
• Penyelenggaraan PR harus memperhatikan
2010)
• Penyelenggaraan PR harus memperhatikankerentanan bencana (UUPR, 26/2007)
• Disaster Risk management sbg Pendekatan & alat perencanaan pada lingkup PWK (Wilson, 2010)
DampakPerubahan
Iklim
Wilayah Studi
Isu UUPR
LATAR BELAKANG
PERTANYAAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
A. Analisa variabel yang berpengaruh terhadap tingkatkerawanan bahaya kekeringan di Kabupaten Lamongan.
B. Identifikasi adaptasi eksisting di daerah yang teridentifikasi rawan kekeringan.
C. Merumuskan arahan adaptasi bahaya kekeringan untukmelengkapi adaptasi eksisting berdasarkan siklus DRM.
A. Analisa variabel yang berpengaruh terhadap tingkatkerawanan bahaya kekeringan di Kabupaten Lamongan.
B. Identifikasi adaptasi eksisting di daerah yang teridentifikasi rawan kekeringan.
C. Merumuskan arahan adaptasi bahaya kekeringan untukmelengkapi adaptasi eksisting berdasarkan siklus DRM.
“arahan adaptasi bahaya kekeringan di KabupatenLamongan”
“arahan adaptasi bahaya kekeringan di KabupatenLamongan”
“Bagaimana bentuk adaptasi wilayah terhadapbahaya kekeringan di Kabupaten Lamongan??”“Bagaimana bentuk adaptasi wilayah terhadapbahaya kekeringan di Kabupaten Lamongan??”
SASARAN PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
Batas Barat: Kab.TubanKab. Bojonegoro
Batas Barat: Kab.TubanKab. Bojonegoro
Batas Utara: Laut JawaBatas Utara: Laut Jawa
Batas Selatan: Kab. JombangKab. Mojokerto
Batas Selatan: Kab. JombangKab. Mojokerto
Batas Timur: Kab. GresikBatas Timur: Kab. Gresik
DIMENSI KEKERINGAN
(Sumber: National Drought Mitigation Center, University of Nebraska, lincoln, Nebraska, USA. dalam Wilhite, 2005)
Bahaya yang diakibatkan oleh alam dan dihasilkan dari suatu kekurangan curahhujan dari yang diharapkan (Wilhite, 2005)
BAHAYA KEKERINGAN
Suatu periode/waktu dimana selisih antara hujanyang sebenarnya terjadi dengan hujan rata-ratamenggunakan skala waktu tertentu, dibagi dengansimpangan bakunya, menghasilkan nilai negatifsecara terus-menerus sampai nilai positif terjadilagi (McKee, 1993)
Ketersediaan air tanah untuk mendukung tanamandan pertumbuhan kehijauan tanaman dibandingkandengan hilangnya curah curah hujan normalselama beberapa periode waktu tertentu (Wilhite,2005).
Kebutuhan akan sumberdaya air bagi aktivitassosial-ekonomi tidak terpenuhi.
VARIABEL BAHAYA
Variabel Definisi operasional
Curah hujan Selisih antara hujan yang sebenarnya
terjadi dengan hujan rata-rata
menggunakan skala waktu tertentu,
dibagi dengan simpangan bakunya,
menghasilkan nilai negatif
Vegetasi Hijau daun berkurang (Indeks hijau
daun mendekati -1)
Konsumsi air (Suplai < permintaan) Suplai air lebih kecil daripada
permintaan/kebutuhan
Ketersediaan air untuk konsumsi tiap
jiwa dibawah 60 lt/hari
SINTESA TEORI
KarakterBahaya
a) Disaster Risk Management (DRM) Cycle sebuahpendekatan dalam melakukanadaptasi yang memiliki tahapan-tahapan yang salingberkesinambungan membentukpola adaptasi
b) Komponen DRM Respon, Pemulihan, Mitigasi, Persiapan
a) Disaster Risk Management (DRM) Cycle sebuahpendekatan dalam melakukanadaptasi yang memiliki tahapan-tahapan yang salingberkesinambungan membentukpola adaptasi
b) Komponen DRM Respon, Pemulihan, Mitigasi, Persiapan
Adaptasi
• Intensitas besaran• Durasi kejadian• Sebaran lokasi
(Wilhite, 2005); (Rossi, 2004); (Kodoatie, 2010);
(Glantz, 1987)
(Khan, 2008); (Warfield, 2008);(Grig & Valcoss,
1990)
VARIABEL ADAPTASI
Variabel Sub variabel
Respon(Response)
Suplai air
Pembatasan penggunaan air
Prioritas Penggunaan air
Pemulihan (Recovery)
Peningkatan daerah hijau (RTH) sebagai tangkapan hujanPenyediaan Jaringan irigasi
Penyediaan tampungan permukaan (waduk, embung)Penyediaan jaringan air bersih
Mitigasi(Mitigation)
Asuransi / Cadangan dana
Kompensasi Dampak
Penyesuaian guna/fungsi air (Konservasi Air)
Kesiapsiagaan(Preparednes)
Sistem informasi peramalan / sistem informasiperingatan dini
Metode Deskriptif
(2.)(1.)
(3.)
ArahanAdaptasiBahaya
SKEMA TAHAPAN PENELITIAN
Hasil
Metode
TinjauanPustaka
RumusanMasalah
- Bahaya
- Adaptasi Dampak
TeoriBahaya
Kekeringan
Karakter
Overlay & Raster
Calculator
(1.) KarakterTingkat Bahaya
ManajemenBencana(DRM)
IdentifikasiAdaptasiEksisting
GuttmanScale
(2.) AdaptasiEksisting
Adaptasi Eksisting +
dilakukan
Adaptasi Eksisting + Peraturan/KebijakanTerkait + StudiLiteratur yang pernahdilakukan
VARIABEL, DATA & SUMBER DATA
• DPU Pengairan• Spot-Vegetation• PDAM
• DPU Pengairan• Spot-Vegetation• PDAM
AdaptasiKekeringaneksisting & CapaianAdaptasi Eksisting•
Sasaran II• Var. Respon• Var. Pemulihan• Var. Mitigasi• Var. Kesiapsiagaan
Sasaran IIIArahan Adaptasi
• Var. Konsumsi Air
Sasaran I• Var. Meteorologi• Var. Vegetasi• Var. Konsumsi Air
• Curah Hujan• Hijau Daun• Konsumsi Air
• Curah Hujan• Hijau Daun• Konsumsi Air
Observasi Wawancana& Kuisioner adaptasi(DRM Based)
Observasi Wawancana& Kuisioner adaptasi(DRM Based)
Sasaran I; II & LiteraturSasaran I; II & Literatur
(A.) TINGKAT RAWAN BAHAYA
Variabel IndeksIndeks
• indeks BNPB
• Normalized Difference Vegetation Index (NDVI)
• Standardize Precipitation Index (SPI)
• Standardize Precipitation Index (SPI)
BahayaMeteorologi
BahayaVegetasi
BahayaSosial-
ekonomi
Interpretasi Indeks
Nilai Indeks Klasifikasi Nilai Kelas
> 0,0 Tidak kering 5
< 0,0 Ringan 4
< - 1,0 Sedang 3
< - 1,5 Sangat 2
< - 2,0 Ekstrim 1
Nilai Indeks Klasifikasi Nilai Kelas
0,0 – 1 Tidak kering 5
-0,2 s/d 0,0 Ringan 4
-0,5 s/d -0,2 Sedang 3
-0,8 s/d -0,5 Sangat 2
-1 s/d -0,8 Ekstrim 1
Nilai Indeks Klasifikasi Nilai Kelas
>60 Tidak kering 5
50 – 60 Ringan 4
40 – 50 Sedang 3
30 – 40 Sangat 2
20 – 30 Ekstrim 1
Tiapstasiuncurahhujan
Rata-rata Curah hujanBulan ke-i tahun ke-j
Rata-rata CurahHujan bulan ke-i , untuk tahun 2010-1980 (mean)
Standar Deviasi bulanke-i untuk tahun 2010-1980
BAHAYA METEOROLOGI…(1)
BAHAYA METEOROLOGI…(2)
NILAI SPI
TAHUN STASIUNSPI BULAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
2010
BABAT 0.16 -0.98 0.08 1.78 1.87 0.02 0.30 2.51 1.53 0.95 -0.53 -0.44
BLAWI 1.04 0.76 -0.68 0.65 1.65 0.11 2.90 0.66 2.83 3.21 -0.08 -0.61
BLULUK 1.23 -0.59 0.47 1.35 2.32 2.85 0.56 3.83 2.86 3.12 1.66 0.92
BLURI -0.68 -0.37 1.46 1.72 2.17 1.30 3.98 -0.18 2.63 3.53 1.58 0.53
BRONDONG 0.67 0.48 2.64 3.00 3.44 2.78 4.58 1.90 4.01 4.72 1.34 3.58
GIRIK 0.88 0.23 0.99 1.36 1.74 1.49 1.24 3.69 1.91 2.82 0.66 -0.54
GONDANG 0.61 -0.23 2.58 1.62 2.60 1.31 1.09 1.71 4.10 2.70 0.97 -0.13
JABUNG 0.29 -0.40 -0.60 1.68 0.84 1.13 2.91 2.67 3.11 1.71 0.53 1.14
KARANGBINANGUN 0.91 0.11 1.06 1.43 3.30 0.21 3.66 2.15 2.87 2.77 1.45 -0.23
KARANGGENENG 2.19 0.99 1.71 2.59 3.37 0.69 3.83 2.31 3.71 3.33 1.55 1.11
KEDUNGPRING -0.12 -0.68 0.25 1.07 2.85 1.32 0.54 1.32 2.84 1.77 0.22 -0.62
KEMBANGBAHU -0.72 -0.20 1.52 1.40 1.60 1.31 1.89 -0.08 1.36 2.24 0.33 -0.63
KURO 1.50 0.95 -0.46 1.40 1.98 1.36 3.39 1.46 3.70 3.54 1.16 0.02
LAMONGAN 0.30 -0.27 0.43 0.71 1.50 1.46 2.57 1.28 3.33 2.28 -0.49 -0.28
MANTUP 0.23 0.51 1.07 0.29 1.67 0.50 1.21 3.04 1.80 3.21 -0.17 -1.15
NGIMBANG 0.38 0.34 1.31 0.63 2.54 0.88 0.14 1.49 2.37 2.39 0.95 0.17
PANGKATREJO 0.61 0.18 1.53 1.13 1.31 1.30 3.99 0.01 3.82 2.37 0.71 0.88
PRIJETAN 0.24 0.44 0.63 0.49 2.35 1.43 0.56 3.06 1.94 1.96 0.95 0.06
SUKODADI 0.23 -0.44 0.63 1.96 2.34 0.52 1.09 0.74 2.48 1.43 0.20 1.01
TAKERAN 2.19 0.70 1.29 1.12 1.67 1.09 1.23 1.03 0.93 1.72 -0.07 0.73
s/d tahun 2006…..
BAHAYA METEOROLOGI…(3)
INTERPOLASI SPI
SPI pada Bulan ke-i , tahun ke-j , stasiun ke-k
Interpolasi Sebaran Kekeringan Bulan ke-i , tahun ke-j
Bahaya KeringMeteorologi
Raster Calculator
BAHAYA METEOROLOGI…(4)Kering Jan-Des
2006
Raster
Calculator
Raster
Calculator
Raster
Calculator
Raster
Calculator
Raster
Calculator
Reclass BahayaKering
Meteorologi
Kering Jan-Des 2006
Kering Jan-Des 2007
Kering Jan-Des 2006
Kering Jan-Des 2006
�Kering 2006
�Kering 2007
�Kering 2008
�Kering 2009
�Kering 2010
BAHAYA SOSIAL-EKONOMI
Pengguna air menurut data PDAM didalam BPS, yangterlayani antara lain Non Niaga, Hotel Badan Sosial,Fasilitas Umum, Perdagangan-jasa, Instansi, Pelabuhandan lain-lain. Total konsumsi air rata-rata dari tahun2005 sampai dengan 2009 adalah 2.726.678 m3.Sedangkan jumlah air yang diproduksi dari tahun 2005sampai dengan 2009 rata-rata adalah 5.369.400 m3.Menurut data dari PDAM rata-rata konsumsi airberdasarkan liter/jiwa/hari, antara lain: tahun 2006(180); tahun 2007 (227); tahun 2008 (128); tahun 2009(238); tahun 2010 (106).
Dari jumlah konsumsi rata-rata per tahun diatas,berdasarkan kategori kekeringan sosial ekonomimenurut BNPB, jumlah konsumsi seperti diatas,tergolong tidak kering, dengan dasar kategorikekeringan bilamana ketersediaan air kurang dari 60litert/jiwa/hari.
(B.) IDENTIFIKASI ADAPTASI EKSISTING
Adaptasi yang ada dilihat berdasarkan siklus DRM Cycle.
Dihitung berdasarkan skala guttman. Masing-masingdari tiap alternative jawaban diberi skor 1 (untukjawaban ya/sudah); dan 0 (untuk jawaban tidak/belum).
Berdasarkan analisa skala guttman Jumlah skor yangdidapat bernilai diatas nilai tengah selangnya maka nilaidikatakan (ya/sudah/sesuai) ; jika lebih kecil dibawahnilai tengah, maka nilai dikatakan tidak sesuai.
VARIABEL RESPON
Sub variabel reduksi penggunaan air setelah dilakukan denganrincian sebagai berikut.
Penggunaan air untuk kebutuhan pertanian dan kebun tidakmengalami reduksi
Penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga berkurang 5% dan 10%
Sub var prioritas penggunaan air sudah dilakukan dengan rinciansebagai berikut prioritas yang diutamakan adalah untuk rumahtangga lalu pertanian dan kebun.
Sub var suplai kebutuhan air ketika terjadi kekeringan belumtercapai.
VARIABEL PEMULIHAN
Sub variabel penyediaan dan peningkatan daerah hijau
• Belum dilakukan dan belum memberikan hasil yang optimal
untuk peningkatan cadangan air tanah.
Sub variabel penyediaan dan peningkatan jaringan irigasi
Jaringan irigasi sudah tersedia
Jaringan irigasi sudah berfungsi
Suplai jaringan irigasi belum mencukupi (48%)
VARIABEL PEMULIHAN (…2)
Sub variabel penyediaan dan peningkatan tampungan permukaan Ketersediaan embung sudah melayani (daerah rawan)
Fungsi embung sudah sesuai dengan guna (kebutuhanmasyarakat)
Suplai embung (tampungan permukaan) telah mencukupi guna/fungsisudag mencukupi kebutuhan masyarakat.
Sub variabel penyediaan dan peningkatan jaringan air
Ketersediaan jaringan air bersih (konsumsi) masih belummemenuhi keseluruhan daerah rawan, namun dari wilayahkering yang memiliki jaringan air konsumsi (bersih) menyatakanbahwa ketersediaan jaringan air konsumsi mampu mencukupikebutuhan air konsumsi khususnya rumah tangga.
MITIGASI TERHADAP KEKERINGAN
Sub Var. penyesuaian guna fungsi dan kompensasidampak
o Penyesuaian guna fungsi air dan wilayah studi sudahdilakukan dengan beberapa bentuk upaya sebagaiberikut : Penanaman palawija (reduksi)
Panen lebih awal (reduksi)
Mengurangi kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhanrumah tangga (reduksi)
Membeli air bersih (kebutuhan konsumsi) – (Suplai)
Beberapa bentuk upaya diatas berdasarkan analisis sudahmampu untuk meminimalkan dampak.
MITIGASI TERHADAP KEKERINGAN
Sub Var. asuransi / cadangan dana
Masyarakat pada wilayah studi telah memiliki cadangandana (tabungan)
Cadangan dana yang ada tidak dialokasikan untukkekeringan
Masyarakat yang mengalokasikan cadangan dana untukkekeringan berpendapat bahwa cadangan dana yang adamembantu dalam menghadapi kekeringan.
VARIABEL KESIAPSIAGAAN
Informasi mengenai masa terjadi kekeringan sudah diketahui olehmasyarakat.
Bentuk kesiapsiagaan yang dilakukan pada wilayah studi antara lain.
Penyediaan bibit siap tanam mitigasi
Persiapan benih tahan kering mitigasi
Pembuatan jadwal tanam. mitigasi
Penyebaran informasi EWS
Persiapan lahan siap tanam. mitigasi
Persiapan dana. mitigasi
Pada wilayah studi belum keseluruhan melakukan kesiapsiagaan.
Masyarakat informasi mengenai masa kekeringan membantu dalammelakukan kesiapsiagaan).
Respon
Reaktif(jangkapendek)
Pembagianfungsi silang
antarmasyarakat
Ambil air tanah
dangkal
Praktif(jangka
panjang)
Prioritasdengan
fungsi tujuan
Redaksipengguna
an air
Rain Harvesting
(waduk saving)
Intensifekonomi atasproduksi air
(C.) ARAHAN ADAPTASI KEKERINGAN
Pemulihan
Rehabilitatif
Daerah tangkapan
hujan
Irigasipertanian
1. Perawatan
2. Peningkatan TP
3. Integrasi jaringan
PerawatanEmbung
1. Sabuk hijau.
2. Cek pendangkalan
3. Cek kapasitas
Rekonstruksi
Penyediaanjaringan air bersih
Pembuatan danpenyediaan
tandon
Mitigasi
Penyerapandampak
Alokasicadangan dana
Pengadaanprogram
untuk alokasidana
Kompensasikerugian
Subsidi hasilpertanian
Ganti rugi hasilpertanian
Penyesuaianfungsi air
Perubahantanaman jenis
Pertanianlahan kering
Teknologipertanian
Tanamanorganic
Sistemtumpang sari
Pemanfaatanair hujan
Roof top
Kontur(terasering)
• Penyediaan EWS yang informatif.
Kesiapsiagaan
KESIMPULAN
1. Rentang kekeringan tertinggi mencapai -2,309 (kering ekstrem) danterendah -0,098. Durasi kekeringan terlama adalah 9 bulan dalam kurunwaktu 1 tahun. Rata-rata tingkat kerawanan bahaya kekeringan padaKabupaten Lamongan terdiri atas kekeringan sedang, kering ringan, dantidak kering.
2. Adaptasi yang sudah dilakukan antara lain
Respon yang dilakukan pada wilayah studi antara lain: 1). Reduksisudah dilakukan 2).Prioritas sudah dilakukan 3). Suplai air bersihsudah dilakukan.
Pemulihan 1). Penyediaan jaringan irigasi sudah tersedia. 2). Penyediaan tampungan permukaan sudah tersedia. 3). Penyediaanjaringan air bersih belum tersedia.
Mitigasi 1). Reduksi dampak sudah tercapai, 2). Cadangan Dana belum dilakukan.
Kesiapsiagaan 1). SI peringatan dini Belum tercapai
KESIMPULAN
3. Secara umum arahan adaptasi bahaya kekeringanpada wilayah studi antara lain adalah :
a. Arahan respon dibagi kedalam dua jenis, yaitu responreaktif dan respon proaktif
b. Arahan pemulihan dibagi kedalam dua jenis, yaitupemulihan rehabilitatif dan pemulihan rekonstruktif
c. Arahan mitigasi dibagi kedalam tiga jenis, yaituPenyerapan dampak, Kompensasi Kerugian danPenyesuaian Guna Fungsi Air
d. Arahan Kesiapsiagaan dibagi kedalam satu jeniskesiapsiagaan, yaitu penyediaan early warning system
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapatdiberikan adalah sebagai berikut :
1. Dalam studi lanjut mengenai arahan adaptasibahaya kekeringan, sebaiknya diperinci mengenaikarakteristik kekeringan, terutama untuk durasikekeringan sehingga dapat dilihat karakteristik trenduntuk masa depan.
2. Dalam studi lanjutan jika menggunakan adaptasiberdasarkan DRM Cycle dapat dilakukan studi awalmengenai impact assessment.
REFERENSI
Adidarma dkk, 2009. Model Monitoring Kekeringan Dalam Kerangka Manajemen Bencana yangMemberikan Informasi Secara Spasial dan Temporal. Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2
No. 2, Desember 2011: halaman 97–192.
Bayong, T.H.K., 1994. Meteorologi Umum. Bandung: Penerbit ITB.
Bhuiyan, C., 2004. Various drought indices for monitoring drought condition in Aravalli terrain of India. In: Proceedings of the XXth ISPRS Conference. Int. Soc. Photogramm. Remote Sens., Istanbul (Available at: http://www.isprs.org/istanbul2004/comm7/papers/243.pdf).
Data Informasi Bencana Indonesia – Database Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2011, (http://www.dibi.bnpb.go.id, diakses 18 September 2012).
Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Mc. Kee, T.B., Doesken, N.J., Kleist, J. 1993. The Relationship of Drought Frequency and Duration to Time Scales. Eight Conference on Applied Climatology,17–22 January 1993, Anaheim, California, USA, page 179–184.
Rossi, Guiseppe. et al. 2007. Method and Tools For Drought Analysis And Management. Dordrecht: Published by Springer.
Sekretariat Bakornas Penanggulangan Bencana dan Penanganan pengungsi. 2005. PanduanPengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Jakarta: Biro Mitigasi, sekretariat BAKORNAS PBP
Undang -undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Wilson, Elizabeth., & Jake Piper. 2010. Spatial Planning and Climate Change. New York: Routledge-Taylor & Francis Group.
Wilhite, DA. 2005. Drought and Water Crises: Sciennce, Technology, and Management Issues. Broken Sound Parkway NW: Taylor & Francis Group Press.