aporan lengkap kromatografi lapis tipis

14
APORAN LENGKAP KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS BAB I PENDAHULUAN Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya, misalnya senyawa Flavonoida yang terdapat pada tahu, tempe, bubuk isoflavon memiliki banyak manfaat. Beberapa kelabihan senyawa isoflavon yang potensial bagi kesehatan manusia, diantaranya adalah sebagai antioksidan, antitumor / antikanker, antikolestrol, antivirus, antialergi, dan dapat mencegah osteoporosis. Dan semua kromatografi bekerja berdasarkan metode kromatografi. Kromatografi telah didefinisikan terutama sebagai suatu proses pemisahan yang digunakan untuk pemisahan campuran yang pada hakekatnya molekuler. Kromatografi bergantung pada pembagian-ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih. Tipe-tipe kromatografi mencakup kromatografi adsorbs, kromatografi partisi cairan, dan pertukaran ion. Sistem utama yang digunakan dalam kromatografi partisi adalah: partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak bergerak (misalnya

Upload: serly-anggraini

Post on 10-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

laporan kimia analitik instrument

TRANSCRIPT

Page 1: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

APORAN LENGKAP KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB I

PENDAHULUAN

Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran

menjadi komponen-komponennya, misalnya senyawa Flavonoida yang terdapat

pada tahu, tempe, bubuk isoflavon memiliki banyak manfaat. Beberapa kelabihan

senyawa isoflavon yang potensial bagi kesehatan manusia, diantaranya adalah

sebagai antioksidan, antitumor / antikanker, antikolestrol, antivirus, antialergi, dan

dapat mencegah osteoporosis. Dan semua kromatografi bekerja berdasarkan

metode kromatografi.

Kromatografi telah didefinisikan terutama sebagai suatu proses pemisahan

yang digunakan untuk pemisahan campuran yang pada hakekatnya molekuler.

Kromatografi bergantung pada pembagian-ulang molekul-molekul campuran antara

dua fase atau lebih. Tipe-tipe kromatografi mencakup kromatografi adsorbs,

kromatografi partisi cairan, dan pertukaran ion. Sistem utama yang digunakan dalam

kromatografi partisi adalah: partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak

bergerak (misalnya kromatografi kolom), kromatografi kertas dan lapis tipis. Dalam

tiap kasus terjadi distribusi antara fase ‘cair’ yang terserap secara ‘stasioner’ dan

zat-alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam kromatografi

partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang

diserapkan pada suatu pendukung; dalam kromatografi kertas pendukung itu adalah

kertas atau kertas terolah, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya

disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastic. Hanya akan dibahas aspek-

Page 2: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

aspek yang dipilih dari kromatografi partisi pada selulosa dengan rujukan khusus ke

analisis anorganik.

Maksud percobaan adalah untuk mengetahui metode penentuan kima

secara kromatografi lapis tipis.

Tujuan percobaan adalah untuk memisahkan campuran senyawa fase

dengan metode kromatografi lapis tipis dan untuk mengetahui nila Rf

Prinsip percobaan adalah adsorbs dan partisi dimana adsorbs adalah

penyerapan pada pemulaan, sedangkan partisi adalah penyebaran atau

kemampuan suatu saat yang ada dalam larutan untuk berpisah kedalam pelarut

yang digunakan.

Page 3: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

BAB II

PEMBAHASAN

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan

kecepatan peramabatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi,

komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan

fase gerak.

Pemisahan KLT dikembangkan oleh Ismailoff dan Schraiber pada tahun

(1938). Tekniknya menggunakan penyokong fase diam berupa lapisan tipis sepreti

lempeng kaca, aluminium atau plat inert.

Derajat retensi pada kromatografi lempeng biasanya dinyatakan sebagai

factor resensi, Rf:

Pada fase diam, jika dilihat mekanisme pemisahan, fase diam

dikelompokkan:

a.    Kromatogarfi serapan (Silika gel, alumina, keiselguhr)

b.    Kromatografi partisi (Selulosa, keiselguhr, silika gel)

c.    Kromatografi penukar ion (Penukar ion selulosa, resina penukat ion)

d.    Kromatografi gel (Sephadex, Biogel)

Pada fase gerak, pada proses serapan, yang terjadi jika menggunakan

silika gel, alumina dan fase diam lainnya, pemilihan pelarut mengikuti aturan

kromatografi kolom serapan. System tak berair paling banyak digunakan dan contoh

pelarut organik dalam seri pelarut mikroskop diberikan dalam Tabel 25, yang

meliputi (sifat hidrofob menaik) methanol, asam asetat, etanol, aseton, etil asetat,

eter, kloroform (perlu diperhatikan pada kloroform yang distabilkan dengan etanol)

benzene, sikloheksana, dan eter petroleum.

Page 4: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

KLT mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:

1.    Waktu pemisahan lebih cepat

2.    Sensitive, artinya meskipun jumlah cuplikan sedikit masih dapat dideteksi.

3.    Daya resolusinya tinggi, sehingga pemisahan lebih sempurna.

Aspirin, phenacetin dan kofein (APC) sering digunakan dalam kombinasi

sebagai sediaan antipiretik analgetik. Penentuan dan identifikasinya sangat penting

yang dapat dilakukan secara kromatografi lapis tipis.

Prosedur di sini mengikuti Ganshirt dan Malzachur dan penyiapan lempeng

sederahan menurut metode Less dan De Muria. Noda ditampakkan dengan

semprotan permanganat dalam suasana asam, yang akan mengoksidasi senyawa

sampel hingga menghilangkan warna permanganate.

Page 5: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

BAB III

METODE KERJA

A.   Alat-alat yang digunakan

1.    Batang pengaduk

2.    Bejana KLT (chamber) + tutup

3.    Botol semprot

4.    Erlenmeyer

5.    Gelas kimia

6.    Gelas objek / plat KLT

7.    Isolasi

8.    Pipa kapiler

B.   Bahan-bahan yang digunakan

1.    Asam asetat glacial

2.    Asam kromat

3.    Asam sulfat

4.    Benzene

5.    Dietileter

6.    Kalium permanganate

7.    Kloroform

8.    Methanol absolute

9.    Sampel

10. Silika gel

11. Zat pembanding

C.   Cara kerja

1.    Penyiapan lempeng

Page 6: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

1.1     Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

1.2     Dibersihkan 8 glas objek (25mm x 75mm) dengan larutan asam kromat. Kemudian

asam sulfat, dibilas dengan air dan dikeringkan

1.3     Dibuat bubur, dari 3gram silika gel G dan 6 ml air diaduk dengan mortis.

1.4     Bubur yang sudah jadi dilapiskan pada plat (glas objek) dengan menggunakan

batang pengaduk dengan ketebalan sekitar 0,1mm sampai 0,3mm.

1.5     Dikeringkan, setelah kering dipindahkan glas objek ke oven dan diaktifkan pada suhu

1000C Selma 1 jam.

1.6     Plat atau lempeng yang sudah diaktifkan disimpan dalam desikator.

2.    Penyiapan pengembang kromatografi

2.1      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2.2      Dipipet 1ml methanol absolute, 18,090 ml asetat glacial, 60,301ml, dietileter, dan

120,60ml benzene

2.3      Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dihomogenkan

2.4      Dimasukkan ke dalam chamber secukupnya

2.5      Dijenuhkan chamber dengan menutup sambil digoyang kemudian didiamkan.

3.    Penotolan sampel

3.1      Disiapkan alat dan bahan

3.2      Sampel dilarutkan dalam kloroform 5-10mg/ml, kemudian ditotolkan pada ujung

lempeng (kurang lebih 1,5cm dari ujung) menggunakan pipet halus (pipa kapiler

untuk penentuan titik leleh). Diameter totolan boleh lebih dari 3cm.

3.3      Dianginkan sampai kering.

4.    Eluen dengan larutan pengembang

4.1      Disiapkan alat dan bahan

Page 7: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

4.2      Lempeng yang sudah ditotol dengan sampel dimasukkan ke dalam chamber,

kemudian ditutup dengan segera.

4.3      Setelah permukaan pelarut naik kurang lebih 5cm atau kira-kira 1cm dari ujung atas,

diangkat lempeng dari chamber.

4.4      Diberi tanda posisi pelarut lalu dikeringkan di ujung

4.5      Dimasukkan ke dalam oven beberapa menit untuk menghilangkan pelarut organik.

Page 8: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

URAIAN BAHAN

1.    Asam asetat (FI edisi III, hal 42)

Nama resmi : ACIDUM ACETICUM GLACIALE

Nama lain : Asam asetat glacial

Rumus molekul : C2H2O2

Berat molekul : 60,05

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, tajam, jika diencerkan

dengan air, rasa asam

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan

dengan gliserol P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

2.    Asam kromat (FI edisi III, hal 650)

Larutkan 84gram kromtrioksida P dalam 700ml air, tambahan 400ml asam sulfat P

perlahan-lahan sambil diaduk.

3.    Asam sulfat (FI edisi III, hal 58)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama lain : Asam sulfat

Rumus molekul : H2SO4

Berat molekul : 98,07

Pemerian : cairan kental seperti minyak, korosit, tidak berwarna,

jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Zat tambahan

4.    Benzen (FI edisi III, hal 658)

Page 9: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

Benzen P C6H6, cairan tidak berwarna, transparan mudah terbakar pemerian cairan

transparan: tidak berwarna, mudah menyala.

5.    Coffeinum (FI edisi III, hal 175)

Nama resmi : COFFEINUM

Nama lain : kofein

Rumus molekul : C8H10N4O2

Berat molekul : 194,19

Pemerian : serbuk hablur berbentuk jarum, meningkat biasanya

menggumpal putih, tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : agak sukar larut dalam air dan etanol 95% P, mudah

larut dalam kloroform P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Stimulan saraf pusat kardiafik.

6.    Dietil eter (FI edisi III, hal 650)

Nama resmi : DIETIL ETER

Nama lain : Dieti, eter

Rumus molekul : C2H5O

RJ : 0,714 gram – 0,78 gram

Jarak didih : Tersuling sempurna pada suhu antara 340C dan 360C.

7.    Methanol (FI edisi III, hal 706)

Nama resmi : METANOLUM

Nama lain : methanol

Rumus molekul : CH2OH

Berat jenis : 0,796 – 0,798

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas

Page 10: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air membentuk cairan jernih

tidak berwarna.

Page 11: Aporan Lengkap Kromatografi Lapis Tipis

Pembahasan

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan metode pemisahan fitokimia dengan

adsorbs pada lapisan tipis adsorben dikenal dengan nama Thin Lager Chormatografi

( TLC). Prinsip kerja KLT adalah partisi dan adsorbs dimana aleum sebagai fase

gerak dan lempeng KLT sebagai fase diam.

KLT sebagai salah satu metode instrumental yang sering digunakan, karena

mempunayi keuntungan antara lain sebagai berikut :

1.    Peralatan yang diperlukan sedikit

2.    Waktu analisis yang cepat

3.    Hasil pemisahan lebih baik

4.    Daya pemisahan tinggi

5.    Pengerjaannya sederhana dan mudah

6.    Harganya terjangkau

Dalam praktikum yang telah digunakan fase gerak yaitu eluen dan terdiri dari

methanol absolute, asam asetat glacial, dietil eter, dan benzene dengan

perbandingan 1 : 18 : 60 : 120, dan fase diam digunakan lempeng KLT yang mana

telah dilapisi dengan silika gel yang berfungsi sebagai penyerap atau penyangga

atau sampel dan eluen. Sebelum lempeng yang dielusi dengan sampel dimasukkan

kertas saring. Chamber yang berisi eluen yang akan merambat keluar melalui kertas

saring. Alasan mengapa eluen harus dijenuhkan yaitu agar tekanan dalam chamber

sama agar noda yang dihasilkan sesuai dengan diinginkan.