aplikasi rekayasa genetika dalam pembuatan vaksin hepatitis dengan menggunakan bakteri
TRANSCRIPT
7/16/2019 Aplikasi Rekayasa Genetika Dalam Pembuatan Vaksin Hepatitis Dengan Menggunakan Bakteri
http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-rekayasa-genetika-dalam-pembuatan-vaksin-hepatitis-dengan-menggunakan 1/5
APLIKASI REKAYASA GENETIKA DALAM PEMBUATAN VAKSIN HEPATITIS DENGAN MENGGUNAKAN
BAKTERI Saccharomyces cereviciae UNTUK MENCEGAH INFEKSI VIRUS HEPATITIS B
Inovasi bioteknologi terutama rekombinan DNA telah membuka kemungkinan baru untuk
memproduksi vaksin hidup dengan mudah. Untuk melakukan itu dibutuhkan organisme vektor yang
sesuai, dan virus vaccinia merupakan vektor yang paling terkenal saat ini
disamping cytomegalovirus sebagai calon vektor potensiil. Penyisipan molekul DNA ke dalam suatu
vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel
organisme lain yang berperan sebagai sel inang.Untuk memperoleh vaksin yang dibuat dalam
rekayasa genetika yakni dengan cara DNA rekombinan diperoleh hasil akhir yaitu bakteri yang telah
disisipi gen ini akan membentuk antigen murni. Bila antigen ini disuntikkan pada manusia, sistem
kekebalan manusia akan membuat senyawa khas yang disebut antibodi. Munculnya antibodi ini akan
mempertahankan tubuh dari pengaruh senyawa asing (antigen) yang masuk dalam tubuh.
Salah satu dari perkembangan IPTEK dewasa ini adalah Rekayasa genetika dalam berbagai proses
dan produknya yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta
perhatian serius. Kemajuan dan perkembangan bioteknologi tidak dapat terlepas dari kemajuan dan
dukungan ilmu-ilmu dasar seperti: mikrobiologi, biokimia, biologi molekuler, dan genetika.
Kompetensi menguasai bioteknologi tersebut dapat tercapai manakala pembinaan sumber daya
manusia diorientasikan pada kompetensi meneliti dan menerapkan metode-metode mutakhir
bioteknologi. Kemampuan menguasai dan mengaplikasikan metode-metode mutakhir bioteknologi
(current methods of biotecnology ) seperti: kultur jaringan, rekayasa genetik, hibridoma, kloning, dan
polymerase chains reaction (PCR) secara prospektif telah mampu menghasilkan produk-produk
penemuan baru.
Sejak vaksin diperkenalkan Edward Jenner 1796, vaksinasi sering dilakukan untuk melindungi
manusia dan hewan terhadap infeksi virus. Keberhasilan vaksinasi tercermin dari berkurangnya
penyakit-penyakit infeksi pada manusia dan hewan ternak. Puncak keberhasilan ini terwujud dengan
adanya vaksinasi smallpox masal. Vaksinasi smallpox dilakukan menggllnakan vaksin virus cowpox
yaitu virus vaccinia. Produksi vaksin ini relatif mudah dan stabilitasnya dapat dipertahankan dengan
membuat sediaan freeze-dried , sehingga dapat dikirim keseluruh dunia tanpa pendinginan. Selain
itu vaksinasi mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan yang mahal. Vaksinasi sekarang
menjadi istilah umum untuk pemaparan antigen terhadap manusia atau binatang dalam
membangkitkan respon kekebalan. Vaksin potensial merupakan syarat utama untuk tujuan ini
sehingga dapat mengontrol penyakit secara efektif. Inovasi bioteknologi terutama rekombinan DNA
telah membuka kemungkinan baru untuk memproduksi vaksin hidup dengan mudah. Untuk
melakukan itu dibutuhkan organisme vektor yang sesuai, dan virus vaccinia merupakan vektor yang
paling terkenal saat ini disamping cytomegalovirus sebagai calon vektor potensiil. Virus vaccinia
sudah lama dikenal dan digunakan untuk vaksinasi smallpox. Selama digunakan, sudah tak diragukan
lagi keefektifannya dan relatif aman, stabil, serta mudah cara pemberiannya. Virus vaccinia
mempunyai beberapa karakteristik yang khas sehingga terpilih sebagai vektor untuk menghasilkan
vaksin rekombinan hidup. la merupakan virus DNA, manipulasi genetik dapat dilakukan relatip
mudah, ia mempunyai genome yang dapat menerima banyak DNA asing, mudah ditumbuhkan dandimurnikan serta mempunyai range host yang lebar pada manusia dan hewan.
7/16/2019 Aplikasi Rekayasa Genetika Dalam Pembuatan Vaksin Hepatitis Dengan Menggunakan Bakteri
http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-rekayasa-genetika-dalam-pembuatan-vaksin-hepatitis-dengan-menggunakan 2/5
Sifat virus vaccinia memungkinkan dilakukan rekayasa genetika dan mampu mengekspresikan
informasi antigen asing dari berbagai patogen. Bila vaksin hidup hasil rekombinan ini digunakan
untuk vaksinasi binatang maka binatang tersebut akan memperlihatkan respon imunologis terhadap
antigen patogenik yang dimaksud. Beberapa laporan percobaan telah memperlihatkan vaksinasi
binatang percobaan dengan virus rekombinan berhasil melindungi binatang ini terhadap penyakit
yang berhubungan. Beberapa laporan telah mengekspresikan berbagai penyakit, seperti herpes
simplex virus glycoprotein, influenza virus hemagglutinin, hepatitis B virus surface antigen, rabies
virus glycoprotein, plasmodium knowlesi sporozoite antigen dan sebagainya. Rekombinan ini telah
memperlihatkan reaksi kekebalan terhadap patogen-patogen tersebut.
Vaksin hepatitis B yang efektif sudah ada sejak tahun 1982. Ada dua jenis vaksin hepatitis B yan
diberi lisensi untuk dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Kedua jenis vaksin tersebut aman dan
mempunyai daya perlindungan tinggi terhadap semua jenis subtipe HBV. Tipe pertama dibuat dari
plasma seseorang dengan HBsAg positif, tidak lagi diproduksi di Amerika Serikat tetapi masih
digunakan secara luas.
Tipe kedua dibuat dengan teknologi rekombinan DNA (rDNA); vaksin ini dibuat dengan
menggunakan sintesa HBsAg dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae (ragi yang biasa
dipakai untuk membuat kue), kedalam ragi ini di insersi plasmida yang berisi gen HBsAg. Kombinasi
imunoprofilaksis pasif-aktif antara hepatitis B immunoglobulin (HBIG) dengan vaksin terbukti dapat
merangsang terbentuknya anti-HBs sebanding dengan vaksin yang diberikan sendiri.
Gambar bakteri Sacaromicces cereviciae
Satu produk rekayasa genetika adalah Vaksin Hepatitis B yang dihasilkan oleh yeast (Saccharomyces
cereviceae) melalui tehnik rekombinan DNA menggunakan hepatitis B surface antigen (HBsAg).
Penggunaan vaksin ini telah meluas di seluruh dunia dan terbukti efektif dalam menekan jumlah
infeksi virus Hepatitis B (HVB). Jenis vaksin rekombinan yang paling umum digunakan adalah
Recombivax HB dan Energix-B, diberikan secara intramuscular pada bayi yang baru lahir, anak-anak,
dan dewasa. Dosis pemberian vaksin sebanyak 3 kali. Pemberian vaksin telah dikembangkan dengan
menyisipkannya ke dalam tanaman, misalnya pada pisang.
Teknologi DNA rekombinan atau sering juga disebut rekayasa genetika merupakan teknologi yang
memanfaatkan proses replikasi, transkripsi dan translasi untuk memanipulasi, mengisolasi danmengekspresikan suatu gen dalam organisme yang berbeda. Biasanya gen dari organisme yang lebih
7/16/2019 Aplikasi Rekayasa Genetika Dalam Pembuatan Vaksin Hepatitis Dengan Menggunakan Bakteri
http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-rekayasa-genetika-dalam-pembuatan-vaksin-hepatitis-dengan-menggunakan 3/5
tinggi diekspresikan pada organisme yang lebih rendah. Teknologi ini juga memberikan kesempatan
yang tidak terbatas untuk menciptakan kombinasi barudari gen yang tidak ada pada kondisi normal.
Melalui rekayasa genetika, akan dihasilkan kombinasi baru dari materi genetik melalui penyisipan
molekul asam nukleat kedalam suatu sistem DNA vektor (plasmid bakteri, virus dan lain-lain) dan
kemudian memasukkan vektor ini kedalam suatu inang sehingga akan dihasilkan suatu produk gen
dalam jumlah banyak.
Pembuatan Vaksin Hepatitis B
Vaksin HBsAg yang dimumikan dari plasma karier dan inaktifasiformalin/panas telah diproduksi di
beberapa laboratorium. Namun dengan terbatasnya persediaan plasma, perlunya seleksi dan kontrol
yang ketat untuk mendapatkan vaksin murni dan bebas sumber infeksi lain, maka pendekatan lain
terus dicari. Problem ini akhirnya dapat teratasi dengan pendekatan rekombinan DNA. Salah satu
sintesis HbsAg yang telah berhasil dari sel ragi ( yeast ) rekombinan. Partikel ini memperlihatkan sifat
imunogenik pada binatang percobaan; pengujian pada manusia telah berhasil menginduksi anti HBs
dan melindungi dar iinfeksi virus hepatitis B. Saat ini setidaknya ada 3 sumber partikel HBsAg yang
digunakan untuk vaksinasi hepatitis B. Terutama HbsAg dimumikan dari plasma karier. Metode ini
telah berhasil dan efikasinya tidak disangsikan. Dua sumber lain yaitu melalui pendekatan teknologi
rekombinan DNA, dengan memasukan gen virus hepatitis B pengkode HBsAg ke dalam sel ragi dan
sel mamalia. Selain itu, HBsAg juga dapat disekresi oleh E coli, namun jumlahnya relatif kecil,
demikian juga sifat antigeniknya.
Tahapan pembuatan vaksin
Virus yang dilemahkan (imunisasi). Untuk menghasilkan vaksin dibutuhkan HBsAg yang berasal dari
virus Hepatitis B, virus diperbanyak dalam medium tertentu sehingga nantinya dihasilkan virus yangtidak menyebabkan penyakit namun mampu merangsang sistem imun. Strain ini selanjutnya dikultur
pada kondisi yang sesuai dan virusnya diinaktifkan melalui pemanasan dan proses kimia. Tahapan
berikutnya virus yang telah dilemah diinjeksikan ke dalam tubuh
Vaksin DNA rekombinan
Vaksin hepatitis B yang diproduksi sel ragi rekombinan telah menjalani pengujian keamanan,
imunogenisitas dan evaluasi klinis. Hasil menunjukkan bahwa vaksin ini aman, antigenik dan relatif
bebas efek samping yang merugikan, bahkan vaksin ini telah dilisensikan dan diproduksi diberbagai
negara. Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi dibanding dari plasma yaitu siklus produksinya
dapat dikurangi, dan konsistensi dari batch ke batch lebih mudah diperoleh.
HBs Ag dilepaskan dari sel dengan homogeniser atau disruption menggunakan glass bead.
Pemurnian melalui tahap klarifikasi, ultrafiltrasi, kromatografi dan ultrasentrifugasi serta diabsorbsi
dengan alum hidroksida; sebagai pengawet ditambahkan thiomerosal. Karakterisisasi partikel
dilakukan dengan membandingkan HBs Ag dari plasma antara lain meliputi berat molekul, komposisi
asam amino, densitas dalam CsC12 dan sebagainya. Analisis imunologis menggunakan antibodi
monoklonal memperlihatkan vaksin dari plasma dan ragi mengandung epitop yang berperan
menginduksi antibodi setelah vaksinasi
Vaksin Hepatitis B rekombinan (Recombivax HB) Recombivax HB vaccine mengandung antigen
Hepatitis B, amorphous aluminum hidroksiphosfat, yeastprotein yang diberi formaldehid, dan
7/16/2019 Aplikasi Rekayasa Genetika Dalam Pembuatan Vaksin Hepatitis Dengan Menggunakan Bakteri
http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-rekayasa-genetika-dalam-pembuatan-vaksin-hepatitis-dengan-menggunakan 4/5
thimerosal sebagai pengawet. Vaksin Hepatitis B rekombinan ini berasal dari HepatitisB surface
antigen (HBsAg) yang diproduksi dalam sel yeast. Bagian virus yang mengkode HBsAg dimasukkan
kedalam yeast, dan selanjutnya dikultur. Antigen kemudian dipanen dan dipurifikasi dari kultur
fermentasi yeast Saccharomyces cereviceae, antigen HBsAg mengandung gen adw subtype. Proses
fermentasi meliputi pertumbuhan Saccharomyces cereviceae pada medium kompleks yang
mengandung ekstrak Yeast, soy pepton, dextrose, asam amino, dan garam mineral. Protein
dilepaskan dari sel yeast melalui pengrusakan sel kemudian dipurifikasi dengan metode fisika dan
kimia. Selanjutnya potein dimasukkan ke larutan buffer posfat dan formaldehid, dipercepat dengan
menggunakan alum (potassium aluminium sulfat). Vaksin rekombinan ini memperlihatkan kesamaan
dengan vaksin yang diperoleh dari plasma darah.
Vaksin Hepatitis B rekombinan (Engerix-B). Engerix-B merupakan DNA rekombinan yang
dikembangkan dan dibuat oleh perusahaan Glaxo Smith Kline. Biological. Mengandung antigen
permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) yang telah dipurifikasi dan dikultur dalam sel Saccharomyces
cereviceae. HBsAg yang diekspresikan oleh Saccharomyces cereviceae dipurifikasi dengan cara fisika-
kimia dan aluminium hidroksida Engerix-B® vaccine mengandung antigen hepatitis B yang telah
dimurnikan, aluminum hidroksida, sejumlah yeast protein dan thimerosal yang digunakan dalam
proses produksi, serta 2 phenoxyethanol sebagai pengawet.
Gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit (antigen) diisolasi dari mikrobia yang
bersangkutan. Kemudian gen ini disisipkan pada plasmid bakteri yang sama, tetapi telah dilemahkan
(tidak berbahaya). Bakteri atau mikroba ini menjadi tidak berbahaya karena telah dihilangkan bagian
yang menimbulkan penyakit, misalnya lapisan lendirnya.
Bakteri yang telah disisipi gen ini akan membentuk antigen murni.
Bila antigen ini disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan manusia akan membuat senyawa khas
yang disebut antibodi. Munculnya antibodi ini akan mempertahankan tubuh dari pengaruh senyawa
asing (antigen) yang masuk dalam tubuh. Berikut adalah
7/16/2019 Aplikasi Rekayasa Genetika Dalam Pembuatan Vaksin Hepatitis Dengan Menggunakan Bakteri
http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-rekayasa-genetika-dalam-pembuatan-vaksin-hepatitis-dengan-menggunakan 5/5
gambar dari proses pembuatan vaksin.
Smber: http://sarungbodol piss.blogspot.com/2010/11/bioteknologi-kedokteran.html
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2007. Hepatitis B Vaccine. Departement of Health and Human Service Center For
Disease Control andPrevention. Vis-hep-b.pdf
Chin, James MD, MPH. 2000. Manual pemberantasan Penyakit Menular. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas California- Berkeley: APHA
Gunawan, Suriadi. 1991. Hepatitis B dan Pencegahannya melalui Imunisasi di Indonesia. Jakarta:
Artikel: Kepala pusat penelitian penyakit menular badan penelitian dan pengembangan kesehatan,
Departemen Kesehatan RI
Retnoningrum, Debbie S. 2010. Prinsip Teknologi DNA Rekombinan. Sekaloah Farmasi ITB.
Bioteknologi Farmasi-FA 4202
Susanto, Agus Hery. 2011. DNA rekombinan. http://biomol. wordpress.com/bahan-ajar/ organisme-
trans/ (Diakses 28 Desember 2011)
Suwandi, Usman. 1990. Perkembangan Pembuatan Vaksin. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan PT Kalbe Farma
Oleh : Wulan Handanawati/ 24020110120032
Sumber: Asminarti| 12/01/2012