aplikasi newman

16
Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2015 BAB 3. PEMBAHASAN 3.1 Aplikasi Konsep Neuman’s Health Systems Model pada Kasus DM 3.1.1 Pengkajian 1. Data Demografi A. Lokasi a) Propinsi : Jawa Timur b) Kabupaten : Jember c) Kecamatan : Ajung d) Kelurahan : Lengkong e) RT : 30 f) RW : 06 g) Luas Wilayah : 5.245 m 2 h) Batas wilayah : Utara : Desa Tempurejo Selatan : RT 26 RW 5 Barat : Jalan payangan Timur : RT 29 RW 6 B. Total penduduk di RT 30 RW 6 berjumlah 400 penduduk a) 52% wanita yaitu sebanyak 208 orang b) 48% pria yaitu sebanyak 192 orang C. Berdasarkan kelompok usia Bayi/balita: 50 orang Anak-anak : 50 orang Remaja : 60 orang Dewasa : 150 orang Lansia : 90 orang 2. Basic Structure a. Fungsi Fisiologis

Upload: ekayasas

Post on 19-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Aplikasi Newman

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK Universitas Jember2015

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1Aplikasi Konsep Neumans Health Systems Model pada Kasus DM3.1.1 Pengkajian1. Data Demografi A. Lokasia) Propinsi: Jawa Timurb) Kabupaten: Jemberc) Kecamatan: Ajungd) Kelurahan: Lengkonge) RT: 30f) RW: 06g) Luas Wilayah: 5.245 m2h) Batas wilayah:Utara: Desa TempurejoSelatan : RT 26 RW 5Barat: Jalan payanganTimur: RT 29 RW 6B. Total penduduk di RT 30 RW 6 berjumlah 400 penduduka) 52% wanita yaitu sebanyak 208 orang b) 48% pria yaitu sebanyak 192 orangC. Berdasarkan kelompok usiaBayi/balita: 50 orangAnak-anak: 50 orangRemaja: 60 orangDewasa: 150 orangLansia: 90 orang

2. Basic Structurea. Fungsi FisiologisDi RT 30 RW 6 Desa Lengkong terdapat 400 orang penduduk dimana 40 penduduk mengalami DM dengan tanda dan gejala penduduk tersebut memiliki nafsu makan yang meningkat akan tetapi berat badan terus menurun, merasa sering haus, dan juga sering buang air kecil terutama pada malam hari. Selain itu, 40 penduduk tersebut memiliki kadar gula dalam darah lebih dari 200mg/dl. b. Pola ResponHasil pengkajian di wilayah RT 30 RW 6 Desa Lengkong tersebut, didapatkan hasil bahwa masyarakat setempat belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai DM. Sehingga masyarakat belum mengetahui bagaimana seharusnya gaya hidup seorang yang mengalami DM. Dan masyarakat sekitar seringkali menghindari seseorang yang mengalami DM dengan komplikasi gangren, karena mereka tidak kuat dengan bau yang menyengat dari luka gangren tersebut. c. Genetik strukturTerdapat 20 penduduk di RT 30 RW 6 Desa Lengkong yang memiliki riwayat keluarga mengalami DM. 5 diantaranya mengatakan bahwa anggota keluarga yang mengalami DM tersebut meninggal karena sudah terjadi beberapa komplikasi. Selain itu, terdapat 6 penduduk yang mengatakan bahwa pada saat ini keluarganya masih mengalami DM dan tidak terdapat gangren. Dan yang lainnya mengatakan bahwa keluarga yang mengalami DM adalah dari keturunan sebelum orang tua mereka atau dari keluarga yang terdahulu.d. Organ strengh and weaknessPenyakit DM atau Diabetes Milletus ini terdapat beberapa jenis, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, dan DM gestasional. DM tipe 1 adalah tipe DM dimana sel beta pankreas tidak dapat memproduksi insulin sama sekali, sehingga penderita DM tipe 1 ini memerlukan insulin terus menerus. Sedangkan DM tipe 2 adalah keadaan dimana sel beta pankreas masih mampu memproduksi insulin akan tetapi hasil produksinya tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh. Dan DM gestasional adalah tipe DM yang terjadi pada masa kehamilan, dan DM ini bisa hilang setelah melahirkan karena DM tipe ini disebabkan karena produksi progesteron yang meningkat. Para orang DM akan merasa lemas, dan sering kali merasa haus, merasa ingin makan terus akan tetapi berat badan terus menurun. Karena gangguan ini, maka beberapa penduduk di RT 30 RW 6 desa Lengkong ini ada yang harus dirawat di Rumah sakit, sedikitnya terdapat 30 orang yang sudah pernah di rawat di rumah sakit. Selain itu, aktivitas sehari-hari penduduk yang mengalami DM juga mengalami gangguan, karena merasa lemas mereka seringkali membutuhkan bantuan dari orang lain untuk melakukan aktivitasnya.Dari 40 penduduk yang sedang mengalami DM terdapat 23 penduduk yang sudah mengalami komplikasi dari DM yaitu adanya luka gangren. Karena adanya luka gangren ini, penduduk menjadi kurang berinteraksi dengan masyarakat sekitar dikarenakan malu, dan bau yang ditimbulkan dari luka gangren ini membuat beberapa masyarakat yang ada menjauhinya. Dan ada dua penduduk yang harus kehilangan salah satu jari kakinya karena harus diamputasi.e. Struktur EgoPara penduduk yang mengalami DM sebenarnya mengetahui bahwa mereka sedang mengalami sakit gula, sehingga mereka tidak diperbolehkan memakan makanan dan minuman yang manis-manis dan makan sumber karbohidrat yang salah seperti makan nasi putih terlalu banyak, minum kopi, dan lain sebagainya. Akan tetapi mereka masih seringkali melanggar pantangan tersebut, dengan berbagai alasan. Seperti halnya, minum teh manis dan minum kopi di pagi hari sulit sekali dihindari oleh mereka karena sudah menjadi kebiasaan. Dan mereka masih melakukan kebiasaan itu padahal sudah tahu itu tidak bolek dilakukan bagi yang mereka mengalami DM. 3. Stressora. Stressor intrapersonalStressor intrapersonal berasal dari individu yang mengalami DM tidak mengubah pola hidupnya karena sudah menjadi budaya untuk mengkonsumsi masakan-masakan yang manis dan merasa sepah jika tidak makan yang manis.b. Stressor interpersonalKebanyakan individu yang tinggal di desa lengkong memiliki rasa kekeluargaan tinggi dan kebanyakan dari keluarga kurang peduli terhadap risiko mengalami DM dengan pola dietnya yang sudah menjadi kebiasaan sejak dulu.c. Stressor ekstrapersonalStressor ekstrapersonal yang mempengaruhi kondisi ini adalah hubungan sosial yang ada di masyarakat berkaitan dengan budaya. Sudah menjadi budaya masyarakat untuk mengkonsumsi makanan manis sehingga sulit untuk mengubah pola diet karena sudah menjadi kebiasaan sejak dulu.d. LossBerdasarkan hasil pengkajian, dari 85 penderita DM RT 30 RW 06 Desa Lengkong terdapat 23 penderita juga mengalami luka pada kaki (gangren) dengan 2 penderita diantaranya telah mendapatkan amputasi pada salah satu jari kaki. 78 penderita DM mengalami penurunan berat badan secara drastis meskipun nafsu makan meningkat. Penderita DM mengeluhkan mudah merasa lemas saat beraktivitas sehingga menganggu aktivitas sehari-hari termasuk dalam hal bekerja, hal ini dikarenakan glukosa dalam tubuh tidak dapat diproses karena ketidakcukupan insulin yang diproduksi tubuh maupun ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan insulin.e. PainPara penderita DM mengatakan merasa terbebani karena tidak bebas makan makanan yang diinginkan sehingga tingkat kepatuhan penderita masih rendah untuk memilih jenis makanan, waktu makan, dan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan. Tidak jarang penderita merasakan malas karena harus memeriksakan kadar gula dalam darah dan mengkonsumsi obat (insulin) secara rutin. Perawatan diri dan sering memeriksa anggota tubuh khususnya daerah kaki secara rutin untuk mencegah timbul dan berkembangnya luka menjadi ulkus diabetik sering diabaikan oleh penderita DM. f. Sensory deprivationPada 45 penderita terjadi penurunan penglihatan sebagai komplikasi dari penyakit DM selain itu penurunan penglihatan juga diakibatkan oleh penurunan usia sehingga menyebabkan fungsi tubuh menurun g. Cultural changeDi desa Lengkong, warga memiliki budaya sendiri dalam cita rasa masakan, warga menyukai masakan-masakan manis. Kondisi didesa tersebut banyak dibuka warung-warung makanan yang menyediakan berbagai macam lalapan, ayam krispi, martabak, terang bulan, dan lain-lain. Sejak dibukanya warung makanan tersebut membuat sebagian warga malas unt uk memasak.

4. Garis pertahanan1. Garis pertahanan fleksibel.Pada garis pertahanan fleksibel ditujukan pada warga RT 30 RW 06 Desa Lengkong yang memiliki risiko terhadap penyakit DM. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi garis pertahanan fleksibel adalah faktor yang sewaktu-waktu dapat berubah, misalnya status nutrisi, perubahan budaya, dan lain-lain. Warga yang memiliki garis keturunan penderita DM dengan peningkatan risiko 7x lipat daripada warga yang tidak memiliki garis keturunan penderita DM, di Desa Lengkong sendiri terdapat 20 orang dengan riwayat keluarga penderita DM . Selain itu, warga dengan berat badan lebih dari normal baik overweight dan obesitas juga dapat meningkatkan risiko menderita DM. Warga dengan overweight sebanyak 30 orang dan satu orang obesitas.2. Garis pertahanan normalSecara teori, garis pertahanan normal dapat dipengaruhi oleh faktor biologis, keadaan iklim, kondisi lingkungan, sosiokultural, perbandingan kelahiran dan kematian serta angka harapan hidup. Penderita DM RT 30 RW 06 Desa Lengkong memiliki budaya makan makanan dengan cita rasa manis.3. Garis pertahanan resistenKematian, kehilangan anggota tubuh, struktur dan fungsi tubuh yang sudah berbeda dari kondisi awal pasien dapat mempengaruhi garis pertahanan resisten ini. Pada kasus penderita DM, terdapat 23 penderita yang mengalami luka pada kaki (gangren) dan 2 diantaranya telah diamputasi sebagai komplikasi penyakit DM. Penderita dengan luka gangren dan amputasi dapat timbul harga diri rendah dikarenakan luka yang merubah penampakan struktur tubuh, fungsi dan minimbulkan bau yang tidak sedap serta memerlukan perawatan agar tidak bertambah buruk atau bahkan menyebar.

5. ReactionsPenderita DM akan menunjukkan gejala-gejala khas yaitu: sering buang air kecil (poliuria) terutama pada malam hari, mudah merasa haus (polidipsia) dan nafsu makan meningkat yang menyebabkan klien sering merasa ingin makan (polifagia) namun klien mengalami penurunan berat badan yang drastis. Hal ini disebabkan oleh tubuh kurang atau tidak mampu dalam memproduksi insulin sebaai hasil produksi dari sel beta pada pankreas, insulin sebagai pengikat glukosa untuk dipecah dalam tubuh sehingga energi yang dihasilkan menurun menyebabkan klien sering mengeluhkan tidak bertenaga dan mudah lelah. Kadar gula dalam darah klien penderita DM meningkat hingga >200 mg/dl, hal ini dikarenakan glukosa tidak dapat diproses dengan seharusnya oleh tubuh dan ikut dalam aliran darah dalam jumlah diatas batas normal. Kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi dapat menyumbat aliran darah keseluruh tubuh khususnya pada bagian perifer, sehingga tidak jarang penderita DM yang mengalami gangguan pada sensori penglihatan karena oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat. Penderita DM banyak mengeluhkan mengalami luka namun tidak terasa sakit hingga lama kelamaan muncul mereka menyadari ketika sudah muncul ulkus diabetik.

3.1.2 Analisa Data a. Jenis Data1. Data SubjektifData subjektif yang diperoleh dari masyarakat yaitu komponen-komponen dalam demografi, basic structure, stressor serta garis pertahanan dalam komunitas tersebut. 2. Data ObjektifData objektif yang didapatkan dari masyarakat yaitu data berupa lingkungan fisik dan pemeriksaan fisik yang diakukan pada masyarakat. b. Sumber Data1. Data primerData yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.2. Data sekunderData yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, yaitu: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record dari pelayanan kesehatan.c. Cara pengumpulan data1. Wawancara atau anamnesa2. Pengamatan3. Pemeriksaan fisikd. Pengolahan data1. Klasifikasi data atau kategorisasi data2. Perhitungan presentase cakupan 3. Tabulasi datae. Interpretasi data analisis dataTujuan analisis data:1. menetapkan kebutuhan komunitas terhadap masalah yang dihadapi yaitu DM;2. menetapkan kekuatan yang dimiliki komunitas untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan terhadap DM;3. mengidentifikasi pola respon komunitas;4. mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.f. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

3.1.3 Diagnosa KeperawatanInefektif manajemen regimen terapi komunitas : resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diabetes mellitus berhubungan denagn kurang pengetahuannya masyarakat tentang pencegahan, penanganan, dan pengelolaan pola hidup diabetes mellitus yang ditandai dengan:1. Terdapat 40 penduduk mengalami DM degan kadar gula darah lebih dari 200mg/dl.2. Terdapat 20 penduduk di RT 30 RW 6 Desa Lengkong yang memiliki riwayat keluarga mengalami DM3. Terdapat 23 penderita yang mengalami luka pada kaki (gangren) dan 2 diantaranya telah diamputasi

3.1.4 Perencanaan Keperawatan

NoDiagnosaTujuan dan kriteria HasilIntervensi Keperawatan

1Inefektif manajemen regimen terapi komunitas : resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diabetes mellitus berhubungan denagn kurang pengetahuannya masyarakat tentang pencegahan, penanganan, dan pengelolaan pola hidup diabetes mellitusTujuan khusus : Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas selama 1-2 bulan pada masyarakat Desa Lengkong tidak mengalami peningkatan kejadian diabetes mellitusIndikator hasil : 1. Angka kejadian diabetes mellitus menurun.2. Masyarakat mengerti dan melakukan perubahan pola hidup3. Masyarakat kelompok resiko mengembangkan pola hidup sehat mencegah diabettes mellitus4. Masyarakat penderita diabetes mellitus mengembangkan dan mengikuti kegiatan regimen terapeutik: komunitas DM, senam DM5. Penderita DM mampu melakukan perawatan mandiri6. Masyarakat menyadari dan mencatat tanda-tanda perubahan status kesehatan

Tindakan Primer:1. Kaji dan observasi risiko kesehatan dari lingkungan yang berhubungan dengan DM, misalnya obesitas, masyarakat dengan riwayat kesehatan keluarga dengan penderita DM, dan memiliki pola hidup tidak sehat (seperti mengkonsumsi makanan/minuman tinggi gula).2. Pantau status resiko kesehatan yang sudah diketahui.3. Kaji pengetahuan komunitas tentang penyakit, komplikasi, dan pengobatan.4. Lakukan program pendidikan kesehatan untuk target kelompok berisiko.5. Anjurkan komunitas untuk mengkonsumsi gula dengan takaran yang tidak berlebihan.Berikut adalah daftar banyak gula yang disarankan untuk dikonsumsi perhari berdasarkan Asosiasi Jantung Amerika, American Heart Association (AHA):a. Jumlah konsumsi gula yang disarankan untuk pria: 36 gram (9 sendok teh) gula perhari.b. Jumlah konsumsi gula yang disarankan untuk wanita: 20 gram (5 sendok teh) gula perhari.c. Jumlah konsumsi gula yang disarankan untuk anka-anak: 12 gram (3 sendok teh) gula perhari6. Sediakan artikel/berita/media dan dorong untuk melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan kesehatan pada kelompok risiko.Tindakan Sekunder:7. Lakukan skrining untuk menemukan penderita sedini mungkin.8. Kaji pengetahuan komunitas tentang terapi dan pola hidup sehat bagi penderita DM.9. Lakukan program pendidikan pada penderita DM di komunitas tentang terapi dan pola hidup sehat untuk penderita DM (seperti pembuatan menu diet rendah lemak, kalori secukupnya)10. Anjurkan penderita untuk mengurangi konsumsi gula dan menggunakan alternatif lain seperti madu atau gula jagung.11. Bentuk suatu perkumpulan khusus penderita DM dalam komunitas untuk meningkatkan regimen terapeutik.12. Ajarkan senam DM pada penderita DM di komunitas.13. Ajarkan kepada penderita DM di komunitas untuk merawat kaki secara teratur, misalnya merawat kuku kaki agar tidak terlalu panjang, membersihkan bagian sela-sela kaki dan telapak kaki, membersihkan kaki dengan air hangat, menganjurkan untuk memberi bantalan pada alas kaki, dan memilih sepatu yang satu ukuran lebih besar untuk memberi ruang pada kaki, serta istirahat yang cukup.14. Berikan penguatan positif atas usaha yang telah dilakukan.15. Anjurkan untuk memeriksa gula darah secara teratur.16. Pantau perubahan status kesehatan dalam komunitas.Tindakan Tersier:17. Kolaborasi dalam tim multidisplin untuk mengidentifikasi ancaman yang memungkinkan bertambahnya jumlah penderita DM dalam komunitas.18. Koordinasikan pelayanan pada kelompok penderita DM dalam komunitas.19. Ajarkan cara perawatan luka gangren pada penderita DM di komunitas.20. Ajarkan cara memberikan terapi insulin secara mandiri.21. Anjurkan kepada penderita DM di komunitas untuk mengikuti jadwal dan latihan secara teratur.22. Anjurkan untuk mengukur kadar gula darah secara teratur.23. Anjurkan untuk memeriksa tekanan darah dan kolesterol secara teratur.24. Dukung motivasi pasien untuk melanjutkan pengobatan yang berkesinambungan.25. Kolaborasi dalam tim multidisplin dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadi penyebab stressor26. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila apabila pelayanan kesehatan di daerah tersebut tidak mampu menangani klien DM disertai komplikasi

3.1.5 Implementasi a. Cognitive implementations1. Lakukan program pendidikan kesehatan untuk target kelompok berisiko.2. Anjurkan komunitas untuk mengkonsumsi gula dengan takaran yang tidak berlebihan3. Sediakan artikel/berita/media dan dorong untuk melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan kesehatan pada kelompok risiko4. Lakukan program pendidikan pada penderita DM di komunitas tentang terapi dan pola hidup sehat untuk penderita DM (seperti pembuatan menu diet rendah lemak, kalori secukupnya)5. Anjurkan penderita untuk mengurangi konsumsi gula dan menggunakan alternatif lain seperti madu atau gula jagung.6. Anjurkan kepada penderita DM di komunitas untuk mengikuti jadwal dan latihan secara teratur.7. Anjurkan untuk mengukur kadar gula darah secara teratur.

b. Interpersonal implementations1. Kaji dan observasi risiko kesehatan dari lingkungan yang berhubungan dengan DM, misalnya obesitas, masyarakat dengan riwayat kesehatan keluarga dengan penderita DM, dan memiliki pola hidup tidak sehat (seperti mengkonsumsi makanan/minuman tinggi gula).2. Pantau status resiko kesehatan yang sudah diketahui.3. Kaji pengetahuan komunitas tentang penyakit, komplikasi, dan pengobatan4. Lakukan skrining untuk menemukan penderita sedini mungkin.5. Kaji pengetahuan komunitas tentang terapi dan pola hidup sehat bagi penderita DM6. Berikan penguatan positif atas usaha yang telah dilakukan.7. Pantau perubahan status kesehatan dalam komunitas.8. Anjurkan untuk memeriksa tekanan darah dan kolesterol secara teratur.9. Dukung motivasi pasien untuk melanjutkan pengobatan yang berkesinambungan10. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila apabila pelayanan kesehatan di daerah tersebut tidak mampu menangani klien DM disertai komplikasi.

c. Technical implementations,1. Bentuk suatu perkumpulan khusus penderita DM dalam komunitas untuk meningkatkan regimen terapeutik.2. Ajarkan senam DM pada penderita DM di komunitas.3. Ajarkan kepada penderita DM di komunitas untuk merawat kaki secara teratur, misalnya merawat kuku kaki agar tidak terlalu panjang, membersihkan bagian sela-sela kaki dan telapak kaki, membersihkan kaki dengan air hangat, menganjurkan untuk memberi bantalan pada alas kaki, dan memilih sepatu yang satu ukuran lebih besar untuk memberi ruang pada kaki, serta istirahat yang cukup.4. Kolaborasi dalam tim multidisplin untuk mengidentifikasi ancaman yang memungkinkan bertambahnya jumlah penderita DM dalam komunitas.5. Koordinasikan pelayanan pada kelompok penderita DM dalam komunitas.6. Ajarkan cara perawatan luka gangren pada penderita DM di komunitas.7. Ajarkan cara memberikan terapi insulin secara mandiri.8. Kolaborasi dalam tim multidisplin dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadi penyebab stressor

3.1.6 Evaluasi a. Evaluasi struktur1. Telah melakukan pengenalan dan kontrak dengan masyarakat Desa Lengkong melalui MMD2. Telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membimbing masyarakat desa Lengkong

b. Evaluasi proses1. Telah mengkaji dan observasi risiko kesehatan dari lingkungan yang berhubungan dengan DM2. Telah mengkaji pengetahuan komunitas tentang penyakit, komplikasi, dan pengobatan3. Telah dilakukan skrining untuk menemukan penderita sedini mungkin.4. Telah dilakukan program pendidikan kesehatan untuk target kelompok berisiko5. Telah dilakukan program pendidikan pada penderita DM di komunitas tentang terapi dan pola hidup sehat untuk penderita DM (seperti pembuatan menu diet rendah lemak, kalori secukupnya)6. Telah dibentuk suatu perkumpulan khusus penderita DM dalam komunitas untuk meningkatkan regimen terapeutik.7. Telah dingajarkan senam DM pada penderita DM di komunitas.8. Telah diajarkan kepada penderita DM di komunitas untuk merawat kaki secara teratur9. Telah diajarkan cara perawatan luka gangren pada penderita DM di komunitas10. Telah menganjurkan untuk memeriksa tekanan darah dan kolesterol secara teratur11. Telah memantau perubahan status kesehatan dalam komunitas.

c. Evaluasi hasil1. 75% masyarakat mengikuti penyuluhan.2. 80% masyarakat memahami materi yang disamapikan dalam penyuluhan3. Angka kejadian diabetes mellitus menurun.4. Penderita diabettes mellitus rutin mengikuti perkumpulan DM.5. Penderita diabetes mellitus mampu merawat lukanya secara mandiri.6. 90 % masyarakat rutin memeriksakan diri.7. 60% penderita mengalami penurunan kadar gula darah.