aplikasi model pembelajaran interaktif setting …/aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif...

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DENGAN KOMPETENSI DASAR SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA SISWA KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Oleh: KHOIRIYAH WIDYANINGRUM K5404042 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: hahanh

Post on 30-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING

KOOPERATIF (PISK) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

GEOGRAFI DENGAN KOMPETENSI DASAR SUMBER DAYA ALAM

DI INDONESIA SISWA KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 GUBUG

KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

SKRIPSI

Oleh:

KHOIRIYAH WIDYANINGRUM

K5404042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING

KOOPERATIF (PISK) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

GEOGRAFI DENGAN KOMPETENSI DASAR SUMBER DAYA ALAM

DI INDONESIA SISWA KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 GUBUG

KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

OLEH:

KHOIRIYAH WIDYANINGRUM

K5404042

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Djoko Subandriyo, M. Pd Danang Endarto, ST, M.Si

NIP. 19560420 198303 1 003 NIP. 19690430 199903 1 001

Page 4: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : ................................................

Tanggal : ................................................

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

1. Ketua : Drs. Wakino, M. S (……………..)

2. Sekretaris : Singgih Prihadi, S. Pd, M. Pd (……….…..)

3. Anggota I : Drs. Djoko Subandriyo, M. Pd (……………..)

4. Anggota II : Danang Endarto, ST, M.Si (………...…)

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 1987021 001

Page 5: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Khoiriyah Widyaningrum. APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF

SETTING KOOPERATIF (PISK) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 2 DENGAN KOMPETENSI DASAR SUMBER

DAYA ALAM DI INDONESIA DI SMA NEGERI 1 GUBUG KECAMATAN GUBUG

KABUPATEN GROBOGAN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret, Januari 2012.

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah dengan model Pembelajaran

Interaktif Setting Kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas XI IPS 2

semester satu SMA Negeri I Gubug untuk Kompetensi Dasar Sumber Daya Alam di

Indonesia.

Bentuk penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek

penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Gubug jumlah siswa adalah 40 siswa,

terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan, sedangkan objek penelitian ini adalah

model Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar Geografi

pada Kompetensi Dasar Sumber Daya Alam di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang tiap siklusnya terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan tes untuk hasil belajar dan didukung instrumen antara lain angket dan lembar

observasi. Teknik analisis data deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar dari

tes awal ke sikus 1 dan sikus 1 ke sikus 2. Tes awal siswa yang mendapat nilai dengan

kategori tuntas adalah 62, 5% dari 40 siswa dan kategori belum tuntas adalah 37,5% dari 40

siswa. Sedangkan pada sikus 1 siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori tuntas adalah

70 % dari 40 siswa dan siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori belum tuntas adalah

30 % dari 40 siswa . Pada siklus 2 siswa yang mendapatkan niai dengan kategori tuntas

adalah 85 % dari 40 siswa dan siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori belum tuntas

adalah 15 % siswa dari 40 siswa. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan model Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas XI IPS 2 dengan materi pokok Sumber Daya Alam di Indonesia.

Page 6: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Khoiriyah Widyaningrum. APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING

KOOPERATIF (PISK) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA

KELAS XI IPS 2 DENGAN KOMPETENSI DASAR SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA

DI SMA NEGERI 1 GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN. Thesis,

Surakarta: Teaching and Science Education Faculty of Sebelas Maret University, January

2012.

The aim purpose of this study was to determine wether the method of interactive

learning cooperative setting can improve student learning out comes geography class XI IPS

2 of odd semester SMA Negeri I Gubug too basic competence of Natural Resource in

Indonesia.

Form this study using action research class (ARC). Action research class was

conducted on a class of problems, namely the class of XI IPS 2. These study subyek were

students class XI IPS 2 by the number of students is 40 students, consist of 25 male students

and 15 female students. Data collection technignes by using a test for learning outcomes.

Data analysis tehnignes used were quetionnares, observation, and tests.

Based on the research result can be seen that the minimum crteria for completeness of

student in the initial conditions of learning is 60 with a minimum completeness criteria were

62,5% of grade 40 students scored ≥ 60 and 37,5% of the whole student receives a grade of

lees than 60.The success rate on the value of the cycle I was 70, while the minimum criteria

for completeness is 70% of grade 40 students scored ≥ 70 and 30% kmore of students scored

less than 70.The success rate on the value of cycle II was 70, while the minimum criteria for

completeness is 85% of grade 40 students scored ≥ 70 and 15% more of students scored less

than 70. It can be concludud that learning by applying methods of interactive learning

cooperative setting can improve learning outcomes of students class XI IPS 2 with the subject

matter of natural resources in indonesia.

Page 7: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. maka apabila kamu telah selesai

( dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh ( urusan) yang lain. dan

hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap.”

( Q.S. AL-Inssyirah : 6-8)

Kebesaran orang bukan ditentukan oleh besar kecilnya tubuhnya, melainkan besar

kecilnya hati. (Mario Teguh)

Marah itu gampang, tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas,

pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit.

(Aristoteles)

Seperti hujan yang tiba-tiba, niat baik tidak selalu terencana. (Penulis)

Orang yang bisa mengontrol dirinya akan menjadi orang yang kuat. Siapa yang bisa

mengontrol isi kepalanya akan meraih kemajuan.

(Fokus)

Jangan berfikir untuk mendapatkan sesuatu dari sahabat tetapi berpikirlah menjadi

yang terbaik untuk sahabat

(Penulis)

Page 8: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT,

Karya ini kupersembahkan kepada:

♥ Ibu tersayang, terimakasih atas kesabarannya

membimbing dan memberikanku motivasi.

♥ Bapak tercinta, atas kasih sayang, doa, dan semua

pengorbanan yang diberikan untukku

♥ Suamiku, Sony Andhika Sabhara tercinta dan

tersayang, terimakasih atas semua yang diberikan

terutama kesabarannya

♥ Permataku, Khairunnisa Hanifah Putri Andhika

terimakasih selalu menghibur Bunda

♥ Kedua adikku Fatul dan Munif tersayang yang selalu

memberiku semangat

♥ Ma’e yang selalu sabar menjaga permataku

♥ Teman- teman Geografi Angkatan 2004

♥ Almameter

Page 9: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas rahmat dan hidayahnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar untuk memenuhi

sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi

ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi.

untuk itu, atas terselesaikannya penulisan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin untuk

penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

yang telah menyetujui permohonan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si, Ketua Program Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang telah memberikan ijin penulisan

skripsi ini.

4. Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M. Pd selaku Pembimbing I yang dengan tulus dan

penuh kesabaran memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Danang Endarto, ST, M.Si, selaku Pembimbing II yang dengan tulus dan

penuh kesabaran memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Drs. Ahmad, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang Selalu mengingatkan

dan memberi arahan serta perhatian, bimbingan dan nasehat yang berkaitan dengan

akademik selama peneliti menjadi mahasiswa.

7. Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga menunjang

dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Kardiyono, M. Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Gubug yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

Page 10: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Bapak Drs Partono, selaku Guru Mata Pelajaran Geografi yang selama penelitian telah

memberikan bantuan dan bimbingan sehingga peneliti dapat dengan mudah

memperoleh data yang diperlukan.

10.Siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Gubug yang telah mengikuti proses

pembelajaraan dengan tekun dan aktif sehingga penulis tidak mengalami kesulitan

yang berarti dalam melaksanakan penelitian.

11.Sahabat-sahabatku Mbak Eri, Habib, teman-teman guru SMA Keluarga

Gubug,G’Penk, Dewi, Intan 05, adek Neny, adek Fajar, mbak Tri yang selalu

memberi semangat, mendukung serta mendoakanku.

12.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

maha Esa. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

pembaca yang budiman,

Surakarta, Januari 2012

Penulis,

Khoiriyah Widyaningrum

NIM. K5404042

Page 11: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

PERSETUJUAN .............................................................................................. iii

PENGESAHAN ............................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTA GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4

D. Perumusan Masalah ................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................6

A. Kajian Teori ............................................................................. 6

1. Belajar dan Pembelajaran.........................................6

2. Pembelajaran Geografi ............................................6

3. Model Pembelajaran ................................................8

4. Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) 8

5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .....11

6. Hasil Belajar ...........................................................13

7. Komponen yang mempengaruhi Hasil Belajar Siswa ..19

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 20

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 26

D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................30

Page 12: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 30

1. Tempat Penelitian ..............................................................30

2. Waktu Penelitian.................................................................30

3. Subyek Penelitian................................................................30

B. Bentuk Penelitian ..................................................................... .31

C. Sumber Data............................................................................. .31

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... .31

1. Variabel Penelitian............................................................31

2. Teknik Pengumpulan Data...............................................32

2.a. Metode Angket..................................................32

2.b. Metode Dokumentasi.........................................32

2.c. Metode Observasi...............................................33

2.d. Metode Tes.........................................................34

E. Validitas Data .............................................................................34

F. Teknik Analisis Data ..................................................................35

G. Indikator Kinerja ........................................................................36

H. Prosedur Penelitian .....................................................................36

1. Tahap Persiapan ................................................................36

2. Tahap Perencanaan ............................................................37

3. Tahap Tindakan / Pelaksanaan ..........................................37

4. Tahap Evaluasi dan Observasi ...........................................37

5. Tahap Analisis dan Refleksi ..............................................37

6. Tahap Tindak Lanjut ..........................................................37

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... ....39

A. Deskripsi Daerah Penelitian ..................................................... ....39

B. Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal .................................. ....42

C. Deskripsi Hasil Siklus I ........................................................... ....43

D. Kegiatan Tindakan II ............................................................... ....54

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .....................................68

A. Kesimpulan .............................................................................. ....68

B. Implikasi .................................................................................. ....68

C. Saran ....................................................................................... ....68

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... ....70

Page 13: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pernyataan dan Skor Observasi ................................................................................. 18

2. Penelitian yang Relevan….. ..................................................................................…. 20

3. Jadwal Penyusunan Skripsi ........................................................................................ 30

4. Nilai tes Siswa Kelas XI IPS 2 .................................................................................. 42

5. Nilai tes Siswa Kelas XI IPS 2 pada Siklus I ............................................................ 50

6. Ketuntasan Nilai Tes Siswa Kelas XI IPS 2 pada Siklus II ....................................... 62

7. Proses Pembelajaran Siklus I ..................................................................................... 66

8. Proses Pembelajaran Siklus II .................................................................................... 66

9. Perbandingan KKM .......................................................................................... 67

Page 14: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Berpikir ...................................................................................... 28

2. Skema Metode Triangulasi ..................................................................................... 36

3. Prosedur Penelitian .................................................................................................. 38

4. Lokasi SMA Negeri I Gubug ................................................................................... 40

5. Lokasi kelas XI IPS 2 .............................................................................................. 40

6. Frekuensi Ketuntasan Nilai Tes Kondisi Awal dan Siklus I ................................... 50

7. Frekuensi Nilai Tes Siklus I dan Siklus II ............................................................... 62

8. Frekuensi Perbandingan Ketuntasan Nilai Tes Awal Siklus Idan II ....................... 67

9. Pelaksanaan Siklus 1 ............................................................................................... 46

10. Pelaksanaan Siklus 2 ............................................................................................... 46

11. Pelaksanaan Tes Siklus 1 ......................................................................................... 47

12. Pengisian Lembar Observasi ................................................................................... 48

13. Presentasi Siklus 1 ................................................................................................... 48

14. Presentasi Siklus 2 ................................................................................................... 49

Page 15: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus Siklus I ..................................................................................................... 1

2. Silabus Siklus II .................................................................................................... 3

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................................................ 6

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................................................ 9

5. Soal-soal Siklus I ................................................................................................... 13

6. Soal-soal Siklus II ..................................................................................... ............ 16

7. Kunci Jawaban Soal Siklus I...................................................................... ............ 19

8. Kunci Jawaban Soal Siklus II ................................................................................ 20

9. Lembar Observasi Siswa ....................................................................................... 21

10. Lembar Observasi Kinerja Guru ........................................................................... 23

11. Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Survei Awal ................................................. 25

12. Daftar Nilai Siswa Pada Siklus I ............................................................................ 26

13. Daftar Nilai Siswa Pada Siklus II .......................................................................... 27

14. Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I .................................................................... 28

15. Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II .................................................................. 30

16. Pengamatan Siswa Terhadap Kinerja Guru Siklus I .............................................. 32

17. Pengamatan Siswa Terhadap Kinerja Guru Siklus I .............................................. 33

18. Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus I .................................................................. 34

19. Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus II................................................................. 35

20. Kelompok Diskusi Siklus I .................................................................................... 36

21. Kelompok Diskusi Siklus II ................................................................................... 37

22. Pokok Bahasan Siklus I ......................................................................................... 38

21. Pokok Bahasan Siklus II ........................................................................................ 42

Page 16: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Page 17: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembangunan bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya

manusianya. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu cara yang

baik dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, bidang pendidikan

perlu mendapat perhatian, baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya dan para

pengelola pendidikan pada khususnya. Berbagai upaya telah ditempuh oleh

pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan diantaranya penyempurnaan

kurikulum, mempersiapkan tenaga pengajar yang professional, pengadaan buku

penunjang pelajaran, adanya program wajib belajar sembilan tahun serta berbagai

upaya peningkatan lainnya.

Dalam dunia pendidikan proses belajar pembelajaran merupakan faktor

penentu yang tidak kalah pentingnya. Proses ini melibatkan berbagai kegiatan

maupun tindakan yang harus dilakukan. Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar

mengajar terlihat dari hasil yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran

berlangsung. Dalam kenyataannya proses belajar mengajar tidak dapat berjalan lancar

sesuai yang diharapkan. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai

siswa. Menurut Pargiyo (2000 : 57), “Komponen yang berpengaruh dalam proses

belajar mengajar adalah: siswa, kurikulum, guru,metode, sarana-prasarana dan

lingkungan. Faktor dari siswa yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar adalah

bakat, minat, kemampuan awal dan motivasi untuk belajar”.

Selain itu, proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa

adanya guru. Guru merupakan faktor yang sangat penting terhadap kelancaran proses

belajar pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran oleh guru dalam

menyampaikan materi berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dapat menghambat

tercapainya tujuan pembelajaran.

Page 18: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Dalam kenyataannya sekarang guru dalam proses belajar mengajar

menggunakan pembelajaran yang monoton yaitu pembelajaran konvensional.

Pembelajaran konvensional, pembelajaran didominasi oleh guru, siswa hanya duduk

mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh cara-cara guru

menyelesaikan soal-soal yang pada akhirnya dapat membuat siswa menjadi pasif dan

merasa kesulitan jika dihadapkan pada soal-soal yang bervariasi.

SMA Negeri 1 Gubug merupakan salah satu sekolah negeri yang mempunyai

siswa yang memiliki prestasi yang bervariasi. Artinya SMA Negeri I Gubug ini bisa

menerima siswa yang mempunyai hasil akademis tinggi, sedang dan rendah. Dari

hasil pengamatan melalui observasi kelas, penyebaran angket kepada siswa dan

wawancara dengan guru mata pelajaran Geografi kelas XI semester satu di SMA

Negeri I Gubug tahun pelajaran 2009/ 2010 menunjukkan hasil belajar Geografi

belum optimal serta keadaan kelas yang kurang kondusif. Untuk meningkatkan hasil

belajar siswa penulis mencoba menerapkan model pembelajaran baru yang

menekankan pada kerjasama dalam belajar sehingga siswa diharapkan mampu

mengembangkan kekritisan dan kreativitas tanpa rasa malu terhadap guru ketika

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada tahun ajaran 2009/ 2010 SMA Negeri I

Gubug sudah menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), namun

pelaksanaannya belum optimal. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Geografi

masih terfokus pada guru sehingga siswa cenderung hanya mendengarkan dan

mencatat. Akibatnya proses belajar mengajar Geografi lebih menekankan pengajaran

daripada pembelajarannya. Siswa yang aktif dan berani akan lebih aktif / kritis dan

sebaliknya siswa yang kurang berani dan pasif hanya menerima pengetahuan yang

disampaikan guru sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah.

Motivasi siswa dalam belajar Geografi kurang. Hal ini dikarenakan guru

kurang memberikan pujian atau penghargaan atas jawaban/ perilaku siswanya. Guru

kurang merangsang siswa untuk lebih giat belajar. Ini faktor yang menjadikan

motivasi siswa kurang dalam belajar Geografi. Pembelajaran Geografi yang hanya

terfokus oleh guru tidak merangsang siswa untuk tertarik dengan Geografi. Media

pembelajaran Geografi hanya berupa buku paket pegangan guru, sedangkan siswanya

mempunyai pegangan buku LKS.

Page 19: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu model

pembelajaran yang dapat melibatkan kekritisan dan kreativitas siswa. Model PISK

merupakan pembelajaran interaktif yang disertai dengan pembagian siswa dalam

kelompok-kelompok kecil yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar

mengajar, yaitu dengan cara siswa dihadapkan pada suatu permasalahan atau

persoalan dan siswa diminta mendiskusikannya kemudian salah satu kelompok

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain memberikan

tanggapan.

Teknik presentasi dilakukan di depan siswa dengan cara perwakilan kelompok

maju kedepan sedangkan kelompok lainnya menunggu giliran untuk

mempresentasikan hasil diskusi tersebut. Kelompok yang belum mendapat giliran

presentasi harus mengevaluasi dan memberi tanggapan dari topik yang tengah

dipresentasikan. Peran guru disini adalah sebagai sumber belajar dan fasilitator.

Disamping itu guru juga memperhatikan dan memeriksa setiap kelompok bahwa

mereka dapat mengatur pekerjaan dan membantu setiap permasalahan yang dihadapi

di dalam interaksi kelompok tersebut.

Dengan model PISK ini dimungkinkan siswa dapat mengkonstruksikan

pengertian sendiri terhadap suatu konsep sekaligus berinteraksi sosial dalam belajar

Geografi. Dalam model PISK ada fase aktivitas atau pemecahan masalah dan fase

saling membagi dan diskusi, fase ini sangat penting dalam hubungannya dengan

proses konstruksi pengertian (pemahaman) siswa terhadap bahan ajar Geografi

termasuk konsep dan prinsip yang dipelajari. Dengan penguasaan konsep yang telah

dimiliki siswa maka siswa benar-benar mengerti dan paham.

Berangkat dari kondisi tersebut, perlu diadakan penelitian tentang “Aplikasi

Model Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Geografi pada Kompetensi Dasar Sumber Daya Alam di Indonesia

Siswa Kelas XI IPS 2 di SMA Negeri I Gubug Purwodadi”

Page 20: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakarng masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru belum terfokus pada siswa.

2. Pengelolaan kelas yang kurang kondusif.

3. Hasil belajar siswa yang belum optimal.

4. Motivasi belajar siswa rendah.

5. Pembelajaran Geografi kurang menarik.

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian

model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif maka pembatasan masalah perlu

dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah.

Adapun pembatasan masalah dalam hal ini adalah: Penggunaan model pembelajaran

Interaktif Setting Kooperatif dalam proses belajar mengajar dalam kaitannya upaya

meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Apakah model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif dapat meningkatkan hasil

belajar Geografi siswa kelas XI semester satu di SMA Negeri I Gubug untuk

kompetensi dasar sumber daya alam di Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di muka, maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui apakah dengan model pembelajaran interaktif setting kooperatif

dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas XI IPS 2 semester satu SMA

Negeri I Gubug untuk kompetensi dasar Sumber Daya Alam di Indonesia?

Page 21: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa : Siswa mampu mengembangkan kebiasaan belajar

bekerjasama dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran yang

mendukung keaktifan siswa lebih optimal ketika proses belajar

mengajar berlangsung.

b. Bagi Guru : Guru memperoleh tambahan referensi baru berupa metode

pembelajaran interaktif setting kooperatif dalam melakukan

pembelajaran siswa di kelas sehingga guru dapat membuat suasana

belajar tidak membosankan dan bervariasi. Disisi lain dapat

meningkatkan keakatifan siswa dalam belajar.

c. Bagi Sekolah : Dapat digunakan sebagai alat dasar dalam membuat

kebijakan dalam rangka peningkatan mutu proses belajar mengajar,

khususnya mata pelajaran geografi.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan referensi bahwa metode pembelajaran yang digunakan

di kelas bervariasi.

b. Sebagai bahan mengambil langkah-langkah dalam melakukan

pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran.

Page 22: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi

sebagai hasil latihan dan pengalaman.

Pengertian belajar dalam kontek ilmu pendidikan merupakan proses

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja yang dilakukan oleh guru

untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan ekstern

yang dipunyainya. Seseorang yang melakukan kegiatan pembelajaran harus

membawa siswa ke arah perubahan tingkah laku. Sehubungan dengan hal tersebut,

dalam melaksanakan tugasnya seorang guru tidak hanya menyampaikan informasi

semata, tetapi membimbing siswa menuju kearah perubahan yang lebih baik. Dalam

proses kebebasan yang bertanggungjawab untuk menyampaikan ide dan gagasan

yang pada akhirnya pemahaman siswa tentang materi akan lebih tertanam dalam

pikirannya dengan sendirinya.

2. Pembelajaran Geografi

a. Hakikat pembelajaran geografi

Untuk mengetahui hakikat pembelajaran geografi, maka harus diketahui

terlebih dahulu tentang konsep geografi. Konsep - konsep Geografi menurut pakar-

pakar bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan

fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam

konteks keruangan. “ Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa pengajaran

geografi pada hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan

Page 23: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat

manusia dengan variasi kewilayahannya.

b. Tujuan pembelajaran geografi di sekolah

1) Menggambarkan pengetahuan tentang aliran pola-pola keruangan dan proses

yang berkaitan.

2) Mengembangkan ketrampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi,

mengkonsultasikan dan menerapkan pengetahuan Geografi.

3) Menanamkan sikap kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan

sumberdaya dan toleransi terhadap keragaman sosial budaya.(Sumaatmadja,

1997: 1)

c. Sumber materi pembelajaran geografi

Sumber materi pembelajaran geografi menurut Sumaatmadja, (1997 : 13)

adalah segala kenyataan yang ada dan terjadi di permukaan bumi baik yang

berkenaan dengan alam lingkungan dan segala prosesnya.

d. Kompetensi dasar pembelajaran geografi di SMA

Pengembangan silabus mata pelajaran geografi SMA harus mengacu pada

standar kompetensi. Standar kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan

atau ditampilkan siswa dari hasil mempelajari Geografi. Pengajaran dan

pembelajaran Geografi harus memperhatikan 3 aspek yaitu : 1) Apa yang akan

diajarkan, 2) Bagaimana cara mengajarkan, dan 3) Bagaimana mengetahui bahwa

yang diajarkan dapat dipahami siswa.

Berkaitan dengan tujuan dan materi Geografi yang akan diajarkan, hal ini

berarti harus mengacu pada silabus yang telah dibuat oleh Depdiknas. Silabus

tersebut berupa penjabaran lebih jauh dari standar kompetensi yang ingin dicapai

menjadi kemampuan dasar, materi pelajaran serta uraiannya yang terdapat didalam

kurikulum.

Standar kompetensi mata pelajaran Geografi SMA ada 7 yaitu:

1) Menjelaskan pengertian fenomena biosfer.

2) Menganalisis sebaran hewan dan tumbuhan dipermukaan bumi.

3) Menjelaskan pengertian fenomena antroposfer.

4) Menganalisis aspek kependudukan.

Page 24: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

5) Menjelaskan pengertian sumber daya alam.

6) Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam.

7) Menjelaskan manfaat sumber daya alam secara arif.

3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah landasan praktik pembelajaran hasil penurunan

teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis

terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional.

Menurut Joyce (Trianto, 2007 : 5) model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain.

Menurut Winataputra (Sugiyanto, 2008 : 7) model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan proseduryang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan

berfungsi sebagi pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu pola yang sudah direncanakan secara

sistematis yang digunakan sebagai panduan dalam merencanakan pembelajaran,

mengatur materi pelajaran untuk mencapai tujuan belajar.

4. Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK)

Model pembelajaran interaktif setting kooperatif ini menempatkan tim dalam

kooperatif antara satu dengan yang lain, dengan kata lain satu kelompok bekerja

sama. Di dalam kelompok tiap siswa diberi kesempatan untuk memahami suatu

materi yang sudah disajikan, selanjutnya mereka akan saling berbagi pendapat

tentang materi tersebut (interaktif). Menurut Holmes (Ratumanan, 2000 : 3),

“Pembelajaran interaktif didasarkan pada dua premis mayor yakni : 1) pemahaman

berkembang sebagai suatu proses informasi dan kontruksi ide-ide secara mental dan

2) pemecahan masalah sangat penting untuk menstimulasi pikiran”. Sedangkan

Page 25: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Leikin dan Zaslavsky (Ratumanan, 2000 : 4) mengemukakan bahwa “pembelajaran

interaktif memungkinkan guru dan siswa untuk saling mempengaruhi berpikir

masing-masing. Guru membuat tugas yang memancing berpikir, siswa

mengkonstruksikan konsep-konsep, membangun aturan-aturan dan belajar strategi

pemecahan masalah”.

Ratumanan (2000 : 3) mengemukakan bahwa :

“Pembelajaran interaktif menekankan pada adanya interaksi dalam kegiatan

belajar mengajar. Interaksi tersebut dapat saja terjadi antara siswa dengan

siswa (student – student = S – S), siswa dengan bahan ajar (student – learning

material = S – LM), siswa dengan guru (student – teacher = S – T), siswa –

bahan ajar – siswa (siswa – learning material – student = S – LM – S) dan

siswa – bahan ajar – guru (student – learning material – teacher = S – LM –

T).

Lebih lanjut lagi, Heinich (1986) dalam http: /psi.ut.ac.id/jurnal/82benny.htm

mengemukakan enam bentuk interaksi pembelajaran yang dapat diaplikasikan antara

lain praktek dan latihan (drill and practice), tutorial, permainan (games) simulasi

(simulation), penemuan (discovery) dan pemecahan masalah (problem solving).

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang

terdiri dari 4-6 orang yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin,

suku/ ras, dan satu sama lain saling membantu (Trianto, 2007 : 41). Tujuan

dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua

siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses bepikir dan kegiatan belajar.

Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai

ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman

sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

Menurut Holmes (Ratumanan, 2000 : 5), “Pelaksanaan pembelajaran

interaktif setting kooperatif dapat diklasifikasikan dalam lima tahap yaitu:

a. Pengantar

Guru memulai kegiatan belajar pembelajaran dengan menjelaskan kegiatan

apa yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas untuk melakukan kegiatan

tersebut. Setelah itu siswa melakukan kegiatan yang telah ditentukan guru dan

hasilnya kemudian didiskusikan. Tingkatan ini adalah guru merangsang berpikir

dengan cara melontarkan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari

Page 26: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

(didiskusikan). Selanjutnya adalah membagi siswa kedalam kelompok. Setiap

kelompok diberikan kisi-kisi materi.

b. Aktivitas atau fase pemecahan masalah

Tahap aktivitas ini adalah inti dari kegiatan pembelajaran interaktif setting

kooperatif. Dalam tahap ini siswa akan merencanakan apa yang harus kita gali dari

materi ini, siapa yang akan melakukan ini (pembagian tugas). Disini akan terlihat

suasana yang interaktif, antara siswa satu dengan yang lain, dengan cara saling

bertukar pendapat antara siswa satu dengan yang lain.

c. Fase presentasi hasil kerja kelompok dan meringkas

Pada fase ini perwakilan tiap kelompok maju ke depan dengan membawa

hasil diskusi serta mempresentasikan hasil kerja kelompok. Setelah semua kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya, guru akan mengambil kesimpulan dari semua hasil

diskusi memberikan postest kepada tiap siswa.

d. Penilaian unit materi

Pada tahap ini setiap siswa dan guru bersama-sama menilai proses belajar

sehingga siswa diharapkan bisa menguasai semua mater.

e. Fase pemberian postest dan pemberian PR

Tahap ini adalah memberikan postest kepada tiap siswa dan selanjutnya

pemberian pekerjaan rumah.

Model PISK merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa

dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di

masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota

kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar. Suasana

belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang diantara sesama anggota

kelompok memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami materi pelajaran

dengan lebih baik. Proses pengembangan kepribadian yang demikian, juga membantu

mereka yang kurang berminat menjadi lebih bergairah dalam belajar. Siswa yang

kurang bergairah dalam belajar akan dibantu oleh siswa yang mempunyai gairah lebih

tinggi dan memiliki kemampuan untuk menerapkan apa yang telah dipelajarinya.

Menurut Stahl (Etin dan Rahardjo, 2008 : 13), bahwa penggunaan model

cooperative learning ini mendorong tumbuhnya sikap kesetiakawanan dan

Page 27: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

keterbukaan diantara siswanya. Selain itu menurut Van Sickle (Etin dan Rahardjo,

2008 : 13), menemukan bahwa sistem belajar dan debriefing secara individual dan

kelompok dalam model cooperative learning mendorong tumbuhnya tanggung jawab

sosial dan individual siswa, mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa,

serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum.

Model PISK dapat memberikan beberapa dampak positif bagi siswa,

diantaranya (1) Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar,

(2) Membuat dinamika kelas semakin berkembang, siswa dapat bekerja sama,

berinteraksi dan melakukan negosiasi makna secara baik, dan (3) Meningkatkan

penguasaan siswa terhadap bahan ajar Geografi.

Dalam model ini akan menimbulkan ketergantungan yang bersifat positif.

Guru harus dapat mengorganisasikan materi dan tugas-tugas pelajaran sehingga

memahami dan mungkin melakukan hal tersebut. Guru harus merancang struktur

kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan siswa untuk belajar dan

mengevaluasi diri dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan

memahami materi pelajaran. Pembelajaran interaktif yang disertai dengan pembagian

siswa dalam kelompok-kelompok inilah yang dinamakan Pembelajaran Interaktif

Setting Koperatif (PISK).

Kompetensi Dasar yang diambil dalam model Pembelajaran Interaktif Setting

Kooperatif adalah Sumber Daya di Indonesia. Mengapa peneliti mengambil

kompetensi dasar tersebut? Hal ini dikarenakan kompetensi dasar tersebut

mempunyai cakupan yang luas, selain itu kompetensi dasar ini memudahkan siswa

untuk mencari materi, dikarenakan terdapat pada sekitar lingkungan kita sendiri.

5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun

global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah

kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan

setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh

guru dan kepala sekolah.

Page 28: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Menurut Mulyasa (2007 : 8) “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah

kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap

satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan

memperhatikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih

familiar dengan guru, karena mereka dilibatkan dan diharapkan memiliki

tanggungjawab”.

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah memandirikan dan

memperdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan kepada lembaga

pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara

partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah:

1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber

daya yang tersedia.

2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas

pendidikan yang dicapai.

Memahami tujuan diatas, KTSP dapat dipandang sebagai pola pendekatan yang baru

dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang

berkembang saat ini. Oleh karena itu, KTSP perlu dikembangkan oleh setiap satuan

pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuh hal dibawah ini:

1) Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi

dirinya sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang

tersedia untuk memajukan lembaganya.

2) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input

pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses

pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

Page 29: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk

memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa

yang terbaik untuk sekolahnya.

4) Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan

kurikulum menciptakan transparasi dan demokrasi yang sehat, serta lebih

efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.

5) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing

kepada pemerintah, orang tua, peserta didik, dan masyarakat pada umumnya,

sehingga akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan

mencapai sasaran KTSP.

6) Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain

untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan

dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah

setempat.

7) Sekolah dapat secara tepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang

berubah dengan cepat, serta mengkomodasikan dalam KTSP.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mempunyai karakteristik yang bisa

diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat

mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar,

profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian

diatas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut (Mulyasa,

2007 : 29):

1) Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.

2) Partisipasi masyarakat dan orangtua yang tinggi.

3) Kepemimpinan yang demokratis dan profesional.

4) Tim kerja yang kompak dan transparan.

6. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 700), “Hasil belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

Page 30: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil sudah

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

b. Ranah hasil belajar

Ranah hasil belajar terdiri dari 3 macam

1) Ranah kognitif

Kompetensi ranah kognitif meliputi tingkatan menghafal, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi.

2) Ranah afektif

Kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan

pemberian respon, presiasi, penilaiandan internalisasi. Konsep ranah afektif

yang menekankan pada keaktifan siswa dalam taksonomi Bloom terdiri dari

beberapa aspek dan indikator.

Aspek dan indikator ranah afektif adalah sebagai berikut:

1) Penerimaan: Menunjukkan kesadaran dan kemauan.

2) Partisipasi: Memenuhi peraturan, perintah, dan ikut serta aktif.

3) Penilaian/ penentuan sikap: Menerima suatu nilai dan bersikap.

4) Organisasi: Membentuk sistem nilai dan bertanggung jawab.

5) Pembentukan pola hidup: Menunjukkan kepercayaan dan disiplin.

(Winkle, 1996 : 252).

Aspek dan indikator ranah afektif dijabarkan menjadi lembar observasi siswa.

Item-item tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Siswa senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran Geografi.

2) Siswa dapat mempersiapkan materi diskusi dengan baik

3) Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan baik.

4) Siswa aktif dalam dikusi kelas.

5) Siswa mematuhi tata tertib kelas.

6) Siswa mengerjakan tugas dari guru.

7) Siswa meninggalkan pelajaran tanpa alasan.

8) Siswa membuat catatan Geografi pada setiap pertemuan.

Page 31: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

9) Siswa mengerjakan soal-soal tes sendiri.

10) Siswa berbicara sendiri ketika guru sedang menerangkan pelajaran.

11) Siswa tidak aktif dalam kerja kelompok

12) Siswa datang tepat waktu.

13) Siswa mau bertanya tentang materi yang belum dipahami.

14) Siswa berusaha memberi tanggapan hasil diskusi.

3) Ranah psikomotor.

Ranah ini berkaitan dengan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan

ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. (Depdikbud, 1996 : 20-22).

Hasil belajar merupakan suatu alat untuk mengevaluasi kegiatan belajar

mengajar. Berdasarkan hasil evaluasi ini dapat dilakukan perbaikan terhadap metode

pengajaran, sarana dan prasarana maupun bahan yang akan disampaikan. Hasil

belajar merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan penilaian.

Penilaian dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung agar dapat

memperoleh gambaran mengenai perubahan yang dialami oleh peserta didik.

Dari pengertian di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa hasil belajar adalah

hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, simbol

maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa

dalam periode tertentu.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999 : 238) bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh

faktor ekstern dan intern. Faktor intern meliputi:

1) Sikap siswa terhadap belajar.

2) Kreativitas.

3) Konsentrasi belajar.

4) Kemampuan mengolah bahan ajar.

5) Kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar.

6) Kemampuan menggali hasil belajar yang telah tersimpan.

7) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar.

8) Rasa percaya diri siswa, intelegensi, keberhasilan belajar, dan kebiasaan

belajar.

Page 32: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:

1) Guru sebagai pembimbing belajar siswa.

2) Sarana dan prasarana belajar.

3) Kondisi pembelajaran.

4) Kebijakan penilaian.

5) Kurikulum yang ditetapkan dan lingkungan sosial siswa.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil

yang telah dicapai siswa setelah melakukan atau mengikuti kegiatan pembelajaran

selama kurun waktu tertentu yang kemudian diadakan penilaian.

d. Pengukuran hasil belajar

Evaluasi mengandung unsur mengukur (measurement) dan tidak mengukur (non

measurement) / menilai. Suatu proses yang sistematis dalam menganalisis dan

menginterpretasikan informasi sebagai landasan dalam menentukan tingkat

pencapaian hasil belajar sering disebut evaluasi. Mengukur adalah membandingkan

sesuatu dengan ukuran tertentu. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah

mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian

bersifat kualitatif. Dibawah ini alat-alat yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar:

1) Tes.

Tes hasil belajar dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tes

bentuk obyektif dan tes bentuk uraian. Tes bentuk obyektif terdiri dari: tes

obyektif benar salah, tes obyektif menjodohkan, tes obyektif bentuk

melengkapi, tes bentuk isian, dan tes obyektif bentuk pilihan ganda

(Sudijono,1996 : 107). Tes bentuk uraian disusun dengan cara membuat

pertanyaan yang menuntut jawaban dalam bentuk uraian, baik uraian singkat

maupun penjelasan. Dalam hal ini tes merupakan alat ukur aspek kognitif

siswa.

Dalam hal ini penulis menggunakan tes obyektif bentuk pilihan ganda. Dalam tes

bentuk obyektif, siswa menghadapi tugas-tugas yang disusun secara sempurna,

sehingga ia tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Keuntungan

menggunakan tes obyektif adalah mudah, cepat, dan obyektif dalam pemeriksaan dan

Page 33: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

penilaian, serta dapat mencakup bahan uji yang luas meliputi semua topik yang ingin

diungkapkan, sehingga dapat mencakup mengenai seluruh bahan yang harus

dipelajari siswa.

2) Lembar Observasi.

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek

dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan

melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap

(Arikunto, 2002 : 146).

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk

menyebut jenis observasi yaitu: a) Observasi non sistematis, yang dilakukan

oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan,

b) Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan

pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul

dan diamati. Dalam proses observasi, observator tinggal memberikan tanda atau tally

pada kolom tempat peristiwa muncul. Itulah cara bekerja demikian disebut sistem

tanda (sign system).

Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran

sebagai sebuah gambaran proses pengajaran. Instrumen tersebut berisi tentang semua

hal yang guru lakukan dalam proses belajar mengajar, yaitu misalnya guru

menerangkan, guru menulis di papan tulis, guru bertanya pada kelompok, guru

bertanya kepada individu siswa, guru menjawab, siswa bertanya dan sebagainya.

(Arikunto, 2002 : 147)

Category system adalah sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah

variabel, misalnya pengamatan ingin mengetahui keaktifan atau partisipasi siswa

dalam proses belajar mengajar. Dalam pengamatan ini akan memperhatikan proses

diskusi, seperti dalam fase pemecahan masalah, fase presentasi hasil kelompok dan

meringkas.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistem category system yang

diwujudkan dalam lembar observasi siswa (chek list) untuk mengetahui tingkat

Page 34: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

partisipasi siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan sign

system ini diwujudkan dalam observasi kinerja guru. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana kinerja guru apabila terdapat kelemahan dalam penerapan

metode pembelajaran, langkah apa yang akan diambil untuk bahan evaluasi dan

refleksi tindak lanjut untuk mengatasi kondisi tersebut agar menjadi lebih baik. Hasil

pengukuran berupa skor atau angka. Hasil ini diwujudkan dalam kriteria. Kriteria

yang digunakan tergantungpada skala dan jumlah butir yang digunakan. Instrumen

lembar observasi yang digunakan penulis ada 14 butir pertanyaan dengan 5 (lima

pilihan)dengan skor yang digunakan adalah 1-5. Untuk mengukur keaktifan siswa

yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel pernyataan observasi siswa dan skornya.

Tabel 1. Pernyataan dan skor observasi siswa.

No Pernyataan positif Pernyataan negatif

1. Selalu (skor 5) Selalu (skor 1)

2. Sering (skor 4) Sering (skor 2)

3. Kadang-kadang (skor 3) Kadang-kadang (skor 3)

4. Jarang ( skor 2) Jarang ( skor 4)

5. Tidak pernah (skor 1) Tidak pernah (skor 5)

Dalam lembar observasi penelitian yang termasuk pernyataan positif adalah

nomor 1-6,8,9,12,13, dan 14. Sedangkan untuk pernyataan negatif adalah nomor 7,10,

dan 11.

Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran digunakan format Sign

system yang diwujudkan dalam lembar observasi kinerja guru. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat dengan kata lain

apakah metode ini dapat meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih baik atau

belum. Apabila dalam tindakan atau dalam penerepan metode pembelajaran terdapat

kelemahan, hal ini dapat digunakan untuk bahan evaluasi dan refleksi tindak lanjut

kondisi pembelajaran selanjutnya. Untuk menilai kinerja guru terdapat 13 aktifitas

guru yang harus diamati dan dinilai oleh guru kolaborasi.

Page 35: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Untuk siswa juga diberi kesempatan untuk menilai, mengamati kinerja guru pada

saat melakukan pembelajaran di kelas dengan menggunakan Lembar Observasi

Kinerja Guru (khusus siswa). Hal yang diamati oleh siswa tentang kinerja guru dalam

pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

a. Komentar siswa terhadap kegiatan pembelajaran interaktif setting

kooperatif.

b. Pendapat siswa tentang pembelajaran yang disertai dengan diskusi.

c. Apakah metode PISK dapat menghidupkan suasana pembelajaran?

d. Komentar siswa terhadap penyampaian materi oleh guru.

e. Bagaimana kondisi guru saat melakukan pembelajaran?

f. Komentar tentang penampilan guru ketika melakukan pembelajaran.

g. Menilai volume suara guru pada saat mengajar di kelas.

h. Menilai kecepatan suara guru pada saat mengajar di kelas.

i. Menilai tata bahasa guru saat mengajar.

j. Menilai intensitas guru dalam menggunakan media dalam

pembelajaran.

k. Menilai intensitas guru dalam memberiakn pujian, motivasi, dan

hadiah kepada siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

l. Menilai guru dalam menanggapi siswa yang bertanya.

m. Menilai intensitas guru dalam memberikan humor dalam

pembelajaran agar suasana tidak tegang.

7. Komponen yang Mempengaruhi Proses Belajar Siswa

Hasil belajar siswa tidak akan maksimal tanpa adanya proses pembelajaran

yang efektif. Sedangkan proses belajar pembelajaran dapat terlaksana jika seluruh

komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran saling mendukung. Menurut

Pargiyo (2000 : 57), “Komponen-komponen yang berpengaruh dalam proses

pembelajaran adalah :

a. Siswa

Faktor dari siswa yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar adalah bakat,

minat, kemampuan dan motivasi untuk belajar. Siswa merupakan masukan

mentah (raw input).

Page 36: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Kurikulum

Mencakup : Landasan program dan pengembangan, GBPP dan pedoman GBPP

berisi materi atau bahan kajian yang telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan

siswa.

c. Guru

Guru bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar siswa agar mencapai

hasil optimal. Besar kecilnya peranan guru akan tegrantung pada tingkat

penguasaan materi, metodologi dan pendekatannya.

d. Metode

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisien

proses pembelajaran.

e. Sarana-prasarana

Yang dimaksud sarana-prasarana antara lain buku pelajaran, alat pelajaran, alat

praktek, ruang belajar, laboratorium dan perpustakaan. Kurikulum, guru, metode

dan sarana-prasarana merupakan “masukan instrumental” yang berpengaruh

dalam proses belajar.

f. Lingkungan

Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, lingkungan budaya dan juga

lingkungan alam merupakan sumber belajar dan sekaligus masukan ligkungan.

Pengaruh lingkungan sangat besar dalam proses belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

proses belajar pembelajaran terdapat komponen-komponen yang mempengaruhi

diantaranya siswa, kurikulum, guru, sarana prasarana dan lingkungan.

B. Penelitian yang Relevan.

1. Tinto Agus Ariamo (K1301079) Perbandingan Metode Pembelajaran Interaktif

Setting Kooperatif dan Metode Ceramah Pada Prestasi Belajar Matematika Pokok

Bahasan Garis Singgung Lingkaran Ditinjau Dari Aktifitas Belajar Siswa di SMP

Negeri I Colomadu Kelas VIII Semester ke 2.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: 1. Untuk mengetahui

apakah pembelajaran matematika dengan metode PISK menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada metode ceramah pada pokok bahasan garis

singgung lingkaran. 2. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa kategori

tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada kategori

sedang atau rendah pada pokok bahasan garis singgung lingkaran. 3. Untuk

mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pokok bahasan garis singgung lingkaran.

Page 37: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu, dengan variabel

bebas metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa serta variabel terikat adalah

prestasi belajar matematika siswa. Populasi adalah siswa kelas VII SMP Negeri I

Colomadu Tahun ajaran 2006/ 2007, terdiri atas enam kelas sample yang diambil dari

penelitian ini sebanyak dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yang setiap

kelasnya terdiri dari 40 siswa, dan pengambilan sampel dengan teknik sampling

random clauster. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah 1. Dokumentasi,

data yang diperoleh digunakan untuk menguji rataan keseimbangan pada sampel. 2.

Angket, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas belajar siswa pada sampel.

3. Tes, data diperoleh dari sampel yang berisi tentang materi pokok bahasan garis

singgung lingkaran. Instrumen tes dan angket sebelum digunakan pada sampel

terlebih dahulu diuji-cobakan di SMPN 3 Colomadu untuk memperoleh syarat-syarat

instrumen yang baik.

2. Giyastutik (K 4304032) Penerapan pembelajaran Kooperatif Think Pair – Share

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2

Karanganyar Tahun Ajaran 2007/2008.

Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar biologi siswa

kelas VII A SMP Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2007/2008 dengan

menggunakan metode pembelajaran Kooperatf Think Pair – Share.

Penelitian ini merupakan PTK (classroom action research) dengan pendekatan

deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah : siswa kelas VII A SMP Negeri 2

Karanganyar, sedangkan objek penelitian adalah metode pembelajaran Kooperatif

Think Pair – Share untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan.

Peningkatan hasil belajar diukur dari evaluasi siklus I dan siklus II dengan

rata-rata capaian kognitif siklus I sebesar 72,13 % dan pada siklus II 80,16 %.

3. Anisa Wardati Hamra (K 4305004) Upaya peningkatan Keaktifan bertanya dan

berdiskusi melalui Optimalisasi Penggunaan Modul Hasil Penelitian pada pokok

bahasan Limbah Siswa Kelas X 8 SMA Al Islam I Surakarta.

Tujuan penelitian adalah :

Page 38: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

a. Meningkatkan Keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi

melalui optimalisasi penggunaan modul hasil penelitian.

b. Meningkatkan Keaktifan berdiskusi siswa dalam pembelajaran

biologi melalui optimalisasi penggunaan modul hasil penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik analisis

deskriptif kualitatif. Validasi data dengan menggunakan teknik Triangulasi.

Page 39: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Penelitian yang Relevan

Tabel 2. Penelitian yang Relevan

N

o

Nama Judul Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Tinto Agus

Ariamo

(K1301079)

Perbandingan Metode

Pembelajaran Interaktif

Setting Kooperatif dan

Metode Ceramah Pada

Prestasi Belajar

Matematika Pokok

Bahasan Garis

Singgung Lingkaran

Ditinjau Dari Aktifitas

Belajar Siswa di SMP

Negeri I Colomadu

Kelas VIII Semester ke

2.

1.Untuk mengetahui apakah

pembelajaran metode PISK

menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik

daripada metode ceramah.

2.Untuk mengetahui apakah

aktivitas belajar siswa

kategori tinggi menghasilkan

prestasi belajar matematika

yang lebih baik daripada

kategori sedang atau rendah.

3.Untuk mengetahui apakah

terdapat interaksi antara

Jenis penelitian ini

termasuk penelitian

eksperimental semu

1. Ada perbedaaan efek

antar metode

pembelajaran terhadap

prestasi belajar

matematika siswa.

2. Tidak ada perbedaan

efek antar aktivitas

belajar siswa terhadap

prestasi belajar

matematika siswa.

3. Tidak ada interaksi

antara metode

pembelajaran dan

Page 40: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

metode pembelajaran dan

aktivitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar.

aktivitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar

matematika siswa.

2. Giyastutik

(K 4304032)

Penerapan

Pembelajaran

Kooperatif Think Pair-

Share untuk

meningkatkan hasil

belajar Biologi Siswa

kelas VII A SMP

Negeri 2 Karanganyar

Tahun pelajaran

2007/2008

Untuk mengetahui

peningkatkan hasil belajar

biologi siswa kelas VII A

SMP Negeri 2 Karanganyar

Tahun Ajaran 2007/2008

dengan menggunakan metode

pembelajaran Kooperatf

Think Pair – Share.

Penelitian ini

merupakan PTK

dengan pendekatan

deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

penggunaan metode

Kooperatif Think Pair –

Share dapat

meningkatkan hasil

belajar Biologi.

Peningkatan hasil

belajar diukur dari

siklus I dan siklus

IIdengan rata-rata

capaian kognitif sebesar

72, 13% dan 80, 16%.

3. Anisa Wardati

Hamra

(K 4305004)

Upaya peningkatan

Keaktifan bertanya dan

berdiskusi melalui

1. Meningkatkan Keaktifan

bertanya siswa dalam

pembelajaran biologi melalui

Penelitian ini

merupakan PTK

dengan pendekatan

Hasil penelitian

membuktikan bahwa

dengan PTK melalui

Page 41: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Optimalisasi

Penggunaan Modul

Hasil Penelitian pada

pokok bahasan Limbah

Siswa Kelas X 8 SMA

Al Islam I Surakarta.

optimalisasi penggunaan

modul hasil penelitian.

2. Meningkatkan Keaktifan

berdiskusi siswa dalam

pembelajaran biologi melalui

optimalisasi penggunaan

modul hasil penelitian.

deskriptif kualitatif.

penggunaan modul pada

hasil penelitian pada

pokok bahasan Limbah

siswa kelas X 8 SMA Al

Islam I Surakarta

meningkat. Hal ini

didasarkan pada hasil

angket, observasi dan

wawancara.

4. Khoiriyah

Widyaningrum

(K5404042)

Aplikasi Model

Pembelajaran Interaktif

Setting Kooperatif

untuk meningkatkan

hasil belajar geografi

dengan kompetensi

dasar sumber daya alam

di indonesia pada siswa

kelas XI IPS 2 di SMA

N I Gubug

Untuk mengetahui apakah

dengan pembelajaran

Interaktif Setting Kooperatif

dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas XI IPS 2

di SMA N I Gubug

Penelitian ini

merupakan PTK

dengan pendekatan

deskriptif kualitatif.

Page 42: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

C. Kerangka Berpikir

Komponen-komponen yang berpengaruh dalam proses belajar pembelajaran

adalah siswa, kurikulum, guru, sarana prasarana dan lingkungan. Dalam proses

belajar pembelajaran guru dalam menyajikan suatu bahan pengajaran sangat

menentukan keberhasilan proses belajar pembelajaran itu sendiri. Kreativitas guru

sangat diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang sangat bervariasi.

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses belajar pembelajaran adalah model

belajar siswa. Diketahui bahwa pada kelas XI IPS 2 rata-rata nilai kelas masih rendah.

Maka dari itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Interaktif Setting

Kooperatif. Model PISK merupakan pembelajaran interaktif yang disertai dengan

pembagian siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang dapat mengaktifkan siswa

dalam kegiatan belajar pembelajaran, yaitu dengan cara siswa dihadapkan pada suatu

permasalahan atau persoalan Geografi dan siswa diminta mendiskusikannya

kemudian salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan

kelompok lain memberikan tanggapan. Dengan metode ini siswa dilatih untuk

menyelesaikan soal Geografi secara berkelompok dan bantuan guru hanya pemberian

petunjuk terbatas yang mengarahkan siswa untuk dapat memecahkan masalah yang

dihadapi serta sebagai mediator dan fasilitator. Bentuk bantuan ini berupa penjelasan

terbatas terhadap konsep terkait yang belum dipahami siswa atau dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang merangsang berpikir siswa dan dapat menggiring siswa

pada pemecahan masalah yang dihadapi.

Dengan metode pembelajaran yang sesuai dan didukung dengan dilibatkannya

siswa secara emosional dalam proses belajar pembelajaran mungkin akan

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dengan Pembelajaran Interaktif Setting

Koperatif (PISK), siswa dengan aktivitas belajar tinggi akan cenderung aktif dalam

kelompoknya. Oleh karena itu, dengan pembelajaran yang dihadapkan pada suatu

permasalahan siswa akan aktif dalam berdiskusi untuk menemukan jawaban dari

permasalahan. Diharapkan dengan kegiatan presentasi siswa juga akan aktif

menanggapi jawaban kelompok lain, mengeluarkan pendapat jika tidak setuju dan

bertanya jika kurang jelas.

Page 43: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Materi yang diambil dalam proses Pembelajaran Interaktif Setting Koperatif

(PISK) adalah Persebaran Sumber Daya Alam di Indonesia. Mengapa penulis

mengambil materi atau kompetensi dasar tersebut? Hal ini diharapkan agar siswa

mengetahui cara pemanfaatanya serta dapat melestarikan sumber daya alam yang

berada di sekitar kita. Selain itu siswa diharapkan agar dapat menjelaskan pengertian

dan penggolongan sumber daya alam. Materi Sumber Daya Alam di Indonesia lebih

luas karena di sekitar kita banyak contoh nyata seperti tumbuhan, hewan, air, udara

dan lain sebagainya.

Dengan penerapan model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif ini

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Geografi.

Page 44: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Metode Pembelajaran

Kondisi Awal

Ceramah Tanya Jawab

Hipotesa sebagai berikut :

Hasil belajar siswa kurang

optimal

Tindakan I

Pembelajaran Interaktif Setting

Kooperatif Siklus I dengan jumlah

kelompok 6 setiap kelompok anggotanya

terdiri dari 6-7 siswa

Hipotesa sebagai berikut : a) Apabila Hasil belajar siswa belum

mengalami peningkatan atau sudah

meningkat tetapi belum memenuhi target

pada indikator kinerja maka akan

dilakukan tindak lanjut pembelajaran

Siklus II

b) Apabila hasil belajar siswa sudah

mengalami peningkatan di dan sudah

memenuhi target pada indikator kinerja

maka tindakan siklus II tidak dilakukan

Tindakan II

Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif

Siklus II dengan jumlah kelompok 6 setiap

kelompok anggotanya terdiri dari 6-7 siswa.

Yang ditambahi dengan pemberian

motivasi.

Hipotesa sebgai berikut :

a) Apabila hasil belajar atau sudah

meningkat tetapi belum memenuhi

target pada indikator kinerja maka akan

dilakukan tindak lanjut pembelajaran

Siklus III dst.

b) Apabila hasil belajar siswa sudah

mengalami peningkatan di dan sudah

memenuhi target pada indikator kinerja

maka tindakan siklus II tidak dilakukan.

GAMBAR 1. SKEMA KERANGKA BERPIKIR

Page 45: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

D. Hipotesis Tindakan

Dari kegiatan hasil dari diskusi dengan tutor atau guru selain itu juga

mengkaji dari buku-buku pembelajaran Geografi di SMA, maka dapat disimpulkan

sementara:

Dengan penggunaan model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sumber Daya Alam di

Indonesia pada siswa kelas XI IPS 2 semester satu SMA Negeri I Gubug, Grobogan

Tahun ajaran 2009/ 2010.

Page 46: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di

SMA Negeri 1 Gubug yang beralamat di Jln.A.Yani 171, Gubug, Kecamatan Gubug,

Kabupaten Grobogan.

2. Waktu Penelitian

Sesuai dengan masalah yang penulis teliti, penelitian akan dimulai sejak

disetujuinya proposal sampai selesai. Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu

(ganjil) tahun ajaran 2009/ 2010.

Table 3. Jadwal Penyusunan Skripsi.

No Jadwal

penyusunan

skripsi

Nop

08

Januari

09

Sept-

Okt

09

Nop

09

Feb

10

Jun

10

Agustus

10 –

Juli 11

1. Persiapan

2. Penyusunan

penelitian

3. Pembuatan

instrumen

4. Pengumpulan

data

5. Analisis data

6. Penyusunan

penelitian

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 SMA Negeri I Gubug, Purwodadi

dengan jumlah siswa 40 anak, yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 15 siswa

Page 47: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

perempuan. Hasil belajar siswa mempunyai rata-rata kelas paling rendah bila

dibandingkan dengan kelas lain.

B. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu

Action Research yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007 : 13) .Menurut Mills

(Wardhani, 2007 : 14) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “systematic

inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk

mengumpulkan informasi tentang praktik yang dilakukannya.

Penelitian tindakan kelas dilakukan pada kelas yang mempunyai masalah

dalam hasil belajar. Kondisi kelas XI IPS 2 adalah siswa pada kelas ini terlalu banyak

berbicara dengan teman sebangku atau teman yang berada di depan atau di belakang

bangku. Selain masalah tersebut masih ada masalah lain yaitu siswa-siswi senang

menyibukkan diri seperti bersolek, memainkan bollpoint, melamun dan lain-lainnya.

C. Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa hasil belajar siswa kelas XI IPS 2

SMA Negeri I Gubug, Grobogan serta faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya

hasil belajar. Data penelitian yang dikumpulkan dalam berbagai sumber meliputi :

1. Guru pengajar mata pelajaran Geografi kelas XI IPS 2 data yang diperoleh

berupa buku nilai siswa dari peneliti ketika mengajar dalam bentuk lembar

observasi siswa.

2. Siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri I Gubug, Grobogan: data yang diperoleh

berupa penilaian terhadap kondisi pembelajaran Geografi di kelas.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat yaitu:

Page 48: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran interaktif setting

kooperatif.

b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa nilai tes.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan

dengan permasalahan, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan

teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan

dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

a.Metode Angket

Menurut pendapat Budiyono (2003: 47) “Metode angket adalah cara

pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada

responden tentang suatu masalah yang akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh

informasi dari responden atau subyek penelitian. Dalam penelitian ini, metode angket

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dari objek yang akan dipelajari.

b. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1999 : 148) “Dokumentasi adalah cara mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya”.

Menurut Moleong (2001 : 161) “Dokumen adalah setiap bahan tertulis

ataupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik”.

Ada dua macam dokumen yang dikemukan oleh Moleong (2001 : 161) yaitu :

1) Dokumen pribadi

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis

tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuan

mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh kejadian nyata

tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek penelitian.

Page 49: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Dokumen resmi

Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal.

Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan sesuatu

lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri

termasuk di dalamnya risalah atau laporan rapat, keputusan pimpinan

kantor, dan semacamnya. Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-

bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya

majalah, bulletin, pernyataan dan berita yang disiarkan kepada media

massa.

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen resmi, berupa

daftar nilai siswa mata pelajaran Geografi kelas XI IPS 2 semester satu tahun ajaran

2009/2010 dan silabus Geografi SMA Negeri 1 Gubug, Purwodadi serta dokumen

lain yang menunjang dalam penelitian.

c. Metode Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati terhadap objek penelitian dan

mencatat fenomena yang diselidiki. Dalam pelaksanaan teknik observasi dapat dibagi

menjadi :

a. Observasi tak berperan

Dalam observasi ini, peneliti sama sekali kehadirannya dalam melakukan

observasi tidak diketahui oleh subjek yang diamati.

b. Observasi berperan

Pada observasi yang dilakukan dengan mendatangi peristiwanya,

kehadiran peneliti di lokasi sudah menunjukkan peran yang paling pasif,

sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh yang diamati, dan

bagaimanapun hal ini membawa pengaruh pada yang diamati.

Observasi berperan dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Observasi berperan pasif

Peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan

sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, namun hadir dalam

konteksnya. Mengenai perilaku dan kondisi lingkungan penelitian bisa

dilakukan observasi baik secara formal ataupun informal.

b. Observasi berperan aktif

Peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai

peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan

penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya

yang bermanfaat bagi pengumpulan data.

c. Observasi berperan penuh

Peneliti memang memiliki peran dalam lokasi studinya, sehingga benar-

benar terlihat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya.

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi berperan pasif yang dilakukan

secara formal maupun informal, karena peneliti hanya berperan sebagai pengamat

Page 50: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pelaksanaan KBM dan dalam melakukan pengamatan peneliti dibantu oleh guru

mitra.

d. Metode Tes

Budiyono (2003: 54) berpendapat “Metode Tes adalah cara pengumpulan data

yang dihadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada

subyek penelitian. Dalam penelitian ini, metode tes digunakan untuk mengumpulkan

data mengenai pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam hal ini

materi tersebut adalah tentang konsep menganalisis sebaran hewan dan tumbuhan di

permukaan bumi.

E. Validitas Data

Validitas data atau kesahihan data merupakan kebenaran data dari hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu setiap peneliti harus

bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas

data yang telah diperolehnya. Agar data yang diperoleh benar-benar valid, maka

keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi. Menurut Moleong (2000 : 178),

“triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu”.

Denzin seperti yang dikutip oleh Moleong (2000 : 178) membedakan empat

macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyelidikan dan teori. Adapun definisi triangulasi metode menurut

Sutopo (2006 : 80) adalah “Mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan

tehnik atau metode pengumpulan yang data yang berbeda”. Triangulasi data dapat

dilakukan dengan cara memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk

menggali data yang sejenis, selain itu juga ada cara lain yaitu dengan menggali

informasi dari suatu narasumber tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktivitas yang

menggambarkan perilaku orang tua, warga masyarakat, atau dari sumber yang berupa

catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data

yang dimaksud peneliti (Sutopo, 2006 : 79). Misalnya, untuk mengetahui hasil belajar

siswa pada semester ganjil, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

Page 51: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1. Memberikan tes tentang materi yang diajarkan pada semester satu yaitu

tentang menganalisis sumber daya alam yang ada di indonesia.

2. Menerapakan metode pembelajaran interaktif setting kooperatif.

Tehnik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data

dan triangulasi metode.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data

sampai diperoleh suatu kesimpulan. Menurut Moleong (2001 : 103), analisis data

adalah “Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan

satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema, dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti

yang disarankan oleh data”.

Secara sederhana oleh Miles dan Huberman (dikutip oleh H.B. Sutopo,

2002:4) dinyatakan “Terdapat dua model pokok dalam melaksanakan analisis

penelitian kualitatif, yaitu model analisis jalinan atau mengalir (flow model of

Analysis) dan model analisis interaktif (interactive of Analysis)”. Menurut Miles dan

Huberman yang dikutip oleh Sutopo (2002 : 94) “analisis dalam penelitian kualitatif

terdiri dari tiga komponen pokok yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan (verifikasi)”. Ketiga hal itu merupakan sesuatu yang menjalin dalam

bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut “analisis”.

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat

dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan

dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara

sistematik dari hasil reduksi data, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan

observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data dalam

penelitian digunakan tehnik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu. Triangulasi dalam penelitian ini

adalah triangulasi metode. Jenis triangulasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data

sejenis tetapi dengan menggunakan tehnik atau metode berbeda, danuntuk diusahakan

mengarah pada sumberdata yang sama untuk menguji kebenaran informasinya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang berupa

hasil tindakan, observasi selama proses belajar mengajar berlangsung dan angket.

Page 52: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Skema Triangulasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

Angket

Data Observasi Siswa

Tes

Gambar 2. Skema Triangulasi Metode

G. Indikator Kinerja

1. Bagi siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan siswa memperoleh nilai tes

minimal 70 dan secara klasikal 80% siswa harus mencapai batas minimal tersebut.

2. Aspek Proses

a. Perhatian siswa pada mata pelajaran Geografi dengan menggunakan model

pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif dapat meningkat.

b. Kerjasama antar siswa dalam diskusi proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif dapat meningkat.

H. Prosedur Penelitian

Secara umum, langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap

persiapan, tahap perencanaan atau penyusunan model, tahap pelaksanaan tindakan,

tahap analisis, dan tahap refleksi serta tahap tindak lanjut.

1. Tahap Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru Geografi SMA Negeri

Gubug, Purwodadi.

b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal tentang SMA Negeri I Gubug,

Purwodadi secara keseluruhan dan keadaan kegiatan belajar mengajar Geografi

kelas XI IPS 2 pada khususnya.

c. Identifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar Geografi kelas XI IPS 2

yang telah dilakukan.

Page 53: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Tahap Perencanaan

Tahap Perencanaan meliputi:

Penyusunan beberapa instrumen penelitian yang digunakan dalam tindakan

menggunakan model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif. Instrumen

penelitian tersebut terdiri dari skenario pembelajaran, silabus, LKS, soal tes

formatif, angket proses pembelajaran, lembar observasi siswa, dan lembar kinerja

guru.

3. Tahap Tindakan/ Pelaksanaan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah implementasi

model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif.

4. Tahap Evaluasi dan Observasi

Peneliti bertugas sebagai guru pengajar dan juga sebagai pengamat pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar yang dibantu oleh guru kolaborasi. Fokus pengamatan

ditekankan pada implementasi model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif

terhadap kualitas kegiatan belajar mengajar Geografi secara menyeluruh meliputi

hasil dan proses belajar siswa.

5. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses KBM, dan

penguasaan materi (nilai tes). Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan

evaluasi sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi

peneliti untuk perbaikan metode pembelajaran materi pokok berikutnya.

6. Tahap Tindak Lanjut

Melakukan perbaikan pengelolaan kelas dalam pengaplikasian model

pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif. Guru perlu memberikan penguatan

kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dan aktif ketika mengikuti KBM.

Selain itu perlu strategi baru dalam mengoptimalkan potensi siswa di kelas pada

waktu mengikuti pelajaran. Secara rinci urutan masing-masing tahap dapat

digambarkan dalam skema berikut:

Page 54: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

SIKLUS I SIKLUS II

TINDAK LANJUT TINDAK LANJUT

GAMBAR 3. PROSEDUR PENELITIAN

Analisis:

Analisis

pelaksanaan PISK

dan evaluasi

Analisis hasil tes

Analisis dan refleksi:

Analisis

pelaksanaan format

baru dari metode

PISK

Analisis hasil tes

Refleksi untuk

perbaikan KBM

siklus selanjutnya

Perencanaan:

Penyusunan

recana

pembelajaran

PISK dan

instrumennya

Perencanaan:

Membuat format

PISK baru dengan

jumlah kelompok

sama dengan yang

awal dan divariasi.

Tindakan:

Pelaksanaan

metode PISK dg

kelompok

berjumlah 6 yang

beranggotakan 4-

7

Observasi:

Observasi

pelaksanaan

metode PISK

Observasi dan evaluasi:

Observasi

pelaksanaan PISK

yang baru

Tes formatif

Evaluasi:

Tes formatif

diberikan setelah

materi diulas

Tindakan:

Pelaksanaan format

PISK yang baru

sesuai perencanaan

Page 55: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di SMU Negeri I Gubug yang berlokasi di Jl. A.

Yani 171 Gubug, Grobogan.

Secara astronomi SMA Negeri I Gubug terletak pada 07 3’ 11” LS dan

110 39’14” BT. Berdasarkan letak lokasinya, SMA Negeri I Gubug berada pada

tempat yang kondusif sebagai wahana terjadinya proses belajar mengajar, karena

berada jauh dari keramaian kota sehingga ketenangan, keamanan, kenyamanan

dan ketertiban merupakan faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar.

SMA Negeri I Gubug dikelola oleh tenaga kependidikan yang bersama-sama

bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

SMA Negeri I Gubug mempunyai fasilitas sebagai berikut: laboratorium

kimia, laboratorium biologi, laboratorium komputer, lapangan basket, parkir,

perpustakaan, ruang BK, koperasi, dan gudang. Di sekeliling SMA Negeri I

Gubug ini hanya terdapat hamparan sawah, sehingga suasananya cukup

mendukung untuk belajar. Ruang kelas di SMA Negeri I terdiri dari 5 ruang kelas

XII meliputi 3 kelas IPA dan 2 kelas IPS, 5 ruang kelas XI meliputi 3 kelas IPA

dan 2 kelas IPS, dan 5 ruang kelas X.

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di kelas XI IPS 2 yang terletak di

sebelah utara menghadap ke selatan. Di depan kelas terdapat whiteboard selain itu

juga terdapat meja dan kursi guru. Dinding terdapat jendela kaca sehingga

membuat ruangan kelas menjadi lebih terang dan membuat suasananya terasa

menyenangkan. Kelas ini tertata rapi, bersih, dan mendapatkan sinar matahari

yang cukup serta pergantian udara yang baik sehingga kelas ini cukup sehat dan

nyaman untuk belajar.

Page 56: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 4. Lokasi SMA Negeri I Gubug

Gambar 5. Kelas XI IPS 2

Page 57: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Page 58: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal

Kegiatan observasi dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan guru dalam menyampaikan materi geografi di kelas XI IPS 2 SMA

Negeri I Gubug. Siswa kelas XI IPS 2 mempunyai karekteristik dan tingkat

kecerdasan beraneka ragam. Cara menyerap materi pelajaran juga bermacam-

macam. Diantara siswa juga masih suka bermain dan bercerita saat pelajaran

berlangsung. Terdapat beberapa masalah yang mendorong untuk pelaksanaan

observasi. Salah satunya adalah metode pelajaran yang diterapkan oleh guru

monoton yaitu hafalan, sehingga siswa kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran

Geografi. Hal ini menyebabkan rendahnya pencapaian hasil belajar Geografi.

Siswa kelas IPS sebagian besar tidak aktif dalam pembelajaran, mereka

cenderung diam tetapi tidak memperhatikan penjelasan guru yang sedang

mengajar di depan kelas. Ada juga siswa yang duduk di belakang biasanya ramai

dan membuat gaduh suasana kelas. Hasil observasi menunjukkan bahwa

rendahnya hasil belajar siswa yang belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan.

Tabel 4. Nilai Tes Siswa Kelas XI IPS 2

Kategori Frekuensi Persen Rata-rata kelas

Tuntas 25 siswa 62, 5

63, 3 Belum Tuntas 15 siswa 37, 5

Sumber : Data Primer PTK 2009/2010

Berdasarkan penyebaran angket pada siswa kelas XI IPS 2 diperoleh data

mengenai pembelajaran geografi yang materinya cenderung hafalan dan guru

menjadi pusat utama sebagai pemberi materi, sehingga aktivitas dan kreativitas

belajar siswa terhambat dan interaksi antar siswa ketika proses pembelajaran

hampir tidak ada. Guru jarang membentuk kelompok diskusi, padahal secara

umum dapat merubah suasana pembelajaran menjadi lebih hidup dan siswa dapat

belajar mengkomunikasikan apa yang mereka pikirkan dan belajar untuk bisa

bekerjasama. Penulis mencoba mengaplikasikan model baru yaitu model

pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif. Model pembelajaran Interaktif Setting

Page 59: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Kooperatif menekankan pada interaksi siswa sehingga siswa dapat

berkomunikasi antar siswa dalam berkelompok.

C. Deskripsi Hasil Siklus I

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti menerapkan dua

siklus pembelajaran dengan model pembelajaran yang sama pada tiap

siklusnya.

1. Perencanaan Siklus I

Pada tahap ini penulis mengambil silabus geografi yang ada dengan

materi pokok Sumber Daya Alam di Indonesia. Guru menyiapkan satuan

pembelajaran dan rencana pembelajaran untuk satu siklus, menyiapkan materi

serta kisi-kisinya dan menyediakan instrumen yang diperlukan selama siklus I

antara lain yaitu lembar observasi siswa, lembar observasi kinerja guru oleh

guru kolaborasi dan oleh siswa serta soal tes siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan I

Pada pelaksanaan tindakan I peneliti menerapkan model pembelajaran

Interaktif Setting Kooperatif. Untuk mengawali guru melakukan perkenalan

dan pengarahan pada siswa. Jadi siswa mengetahui secara lebih jelas tentang

proses dan pembelajaran tersebut. Uraian proses pembelajaran dengan Model

Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif, sebagai berikut :

a. Pengantar atau mengidentifikasikan topik dan pembentukan kelompok

Pembagian kelompok didasarkan pada keheterogenan nilai ulangan harian

pada materi sebelumnya yang dibuat merata dari range nilai paling baik,

sedang dan yang terendah. Kelompok Interaktif Setting Kooperatif terbagi

menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6-7 orang siswa.

Topik yang didiskusikan adalah berupa kisi-kisi tentang Sumber Daya

Alam di Indonesia.

Kelompok I :

- Pengertian Sumber Daya Alam

- Manfaat Sumber Daya Manusia

Page 60: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Kelompok II :

- Sumber Daya Alam berdasarkan bagian atau yang dapat

dimanfaatkan

Kelompok III :

- Bahan galian menurut kepentingan negara

Kelompok IV :

- Persebaran tanaman padi di Indonesia

- Jenis-jenis tanaman perkebunan

Kelompok V :

- Terbentuknya minyak bumi

- Keunggulan minyak bumi dan gas alam

Kelompok VI :

- Proses pengarangan batu bara

- Batu bara berdasarkan kadar arangnya.

b. Aktifitas atau fase pemecahan masalah

Pada tahap ini setiap siswa dituntut untuk menyumbangkan kontribusinya

terhadap kelompoknya masing-masing kemudian setiap kelompok

memberikan kontribusi terhadap penelitian untuk seluruh kelas. Agar

tugas belajar lebih terarah dengan baik maka peneliti membuat skenario

pembelajaran sebagai berikut :

- Siklus I

KBM Pertemuan 2, waktu (2x45’) Senin, 23 Nopember 2009

(a) Pemberian dan penjelasan materi PISK dan kisi-kisinya (5’)

(b) Presentasi kelompok investigasi (25’)

(c) Tanggapan guru terhadap materi dan hasil diskusi kelas serta

kesimpulan (15’)

(d) Guru kolaborasi menilai siswa pada saat diskusi sedang

berlangsung dibantu oleh penulis (15’)

(e) Pelaksanaan tes siklus I (25’)

(f) Pengumpulan lembar jawab tes dan penutup (5’)

Page 61: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Siswa secara individu atau berpasangan mengumpulkan informasi,

menganalisa, mengevaluasi dan menarik kesimpulan. Setiap anggota

kelompok memberikan kontribusi, saling tukar menukar informasi dan

mengumpulkan ide-ide tersebut menjadi satu kesimpulan.

c. Fase presentasi hasil kerja kelompok dan meringkas

Tahap ini merupakan tingkat pengorganisasian semua bagian menjadi

keseluruhan dan merencanakan sebuah presentasi di depan kelas. Setiap

kelompok telah menunjuk salah satu anggota untuk mempresentasikan

tentang laporan hasil penyelidikannya kemudian setiap anggotanya

mendengarkannya. Setiap kelompok telah siap memberikan hasil di depan

kelas dalam bentuk presentasi secara keseluruhan. Terdapat 3 orang

penanya yaitu:

1) Riyan bertanya pada kelompok I tentang daerah pertanian potensial

dapat menjadi sumber daya alam yang tinggi nilainya

Kelompok I menjawab : tanah yang diolah dengan baik seperti

pemberian pupuk yang alami tanpa ada bahan kimia akan menjadikan

tanah tersebut subur sehingga dapat dijadikan pertanian. Pemanfaatan

tersebut dapat dikatakan sumber daya alam yang tinggi nilainya.

Pemanfaatan tanah dengan porsi yang baik akan menjadikan tanah

tersebut berpotensi baik.

2) Frengki bertanya kelompok II tentang maksud sumber daya alam

ruang.

Kelompok II menjawab : Di kota-kota besar seperti Jakarta lahannya

dipenuhi oleh gedung-gedung bertingkat, pabrik-pabrik serta

pemukiman. Contoh itu dikategorikan menjadi sumber daya alam

ruang. Tata kota yang penuh dengan gedung-gedung sehingga kita

akan kesulitan untuk mencari ruang yang kosong.

Pandangan akhir guru :

Untuk kelompok I bahwa tanah yang diolah dengan baik seperti

penggunaan alat-alat tani serta pupuk tanpa bahan kimia akan

menjadikan tanah dapat berreproduksi dengan baik. Artinya tanah

Page 62: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

akan dapat memperbaharui sendiri sehingga tanah berpotensi baik

untuk dijadikan lahan pertanian, perkebunan, dan perhutanan. Hal ini

tanah akan mempunyai nilai potensi yang tinggi.

Untuk kelompok II tentang Jakarta jumlah penduduk yang besar dan

padat serta setiap tahun banyak yang mengadu nasib di sana, sumber

daya alam ruang semakin sulit diperoleh. Kalaupun ada ruang mesti

terdapat hambatan seperti lingkungan yang kumuh dan banjir.

d. Penilaian unit materi

Pada tahap ini setiap siswa memberikan tanggapan dari masing-

masing materi yang disajikan tiap kelompok. Guru dan siswa yang lain

berkolaborasi menilai proses belajar sehingga semua siswa diharapkan

menguasai semua materi yang disajikan. Serta menilai kinerja siswa dan

kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Kegiatan pelaksanaan siklus diakhiri dengan pemberian ulangan

harian dan penilaian siswa oleh guru kolaborasi. Pelaksanaan tindakan ini

terdiri atas I tatap muka. Setiap tatap muka mempunyai alokasi waktu

sebanyak 45 menit.

e. Pemberian postest atau pemberian pekerjaan rumah

Pada tahap ini para siswa akan diberi soal-soal yang bersangkutan

dengan materi yang sudah didiskusikan. Siswa diberi waktu 20 menit

untuk mengerjakan soal tersebut. Soal terdiri dari 15 soal objektif.

3. Observasi dan Evaluasi Siklus I

Dari hasil pembelajaran siklus tindakan-tindakan yang kurang

mengenai sasaran adalah situasi kelas yang belum betul-betul tenang, sistem

perubahan tempat duduk. Selama KBM berlangsung siswa agak

memperhatikan pelajaran yang dibahas dalam diskusi dan siswa sering

mengabaikan arahan dari guru. Selain itu siswa jarang bertanya dan

berpendapat tentang materi yang didiskusikan. Secara rinci dapat dijelaskan

sebagai berikut di bawah ini :

a. Jumlah siswa yang bertanya

Page 63: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti diperoleh temuan bahwa

pada awal pembelajaran, siswa kurang antusias dan kurang respon pada

pelajaran. Hal ini terbukti masih jarang siswa aktif bertanya dan menjawab

pertanyaan dari guru dan dalam proses diskusipun siswa juga jarang

mengeluarkan ide atau pendapat yang membangun untuk kelompok lain,

hanya 2 orang.

b. Penilaian Kinerja Guru oleh Guru Kolaborasi

Dari hasil observasi melalui lembar kinerja guru dapat disimpulkan bahwa

kinerja guru dalam pembelajaran harus ditingkatkan kembali karena masih

ada kekurangan yang harus diperbaiki.

Tindakan-tindakan yang kurang mengenai sasaran adalah sebagai berikut :

1. Sebanyak 50% dari 40 siswa menyatakan kurang dimengerti

materinya dalam kegiatan pembelajaran interaktif setting

kooperatif. Sedangkan siswa yang menyatakan bahwa kegiatan

pembelajaran interaktif setting kooperatif cukup dimengerti

sebanyak 37,5%.

2. Sebanyak 47,5% dari 40 siswa menyatakan bahwa pembelajaran

yang disertai diskusi kurang menarik. Sedangkan siswa yang

menyatakan pembelajaran disertai diskusi cukup menarik sebanyak

45%.

3. Sebanyak 85 % dari 40 siswa menyatakan model PISK kurang

menghidupkan suasana pembelajaran. Sedangkan siswa yang

menyatakan cukup menghidupkan suasana pembelajaran sebanyak

15 %.

4. Sebanyak 70 % dari 40 siswa menyatakan bahwa guru kurang

dalam penyampaian materi. Sedangkan siswa yang menyatakan

guru cukup dalam penyampaian materinya sebanyak 30 %.

5. Sebanyak 62,5 % dari 40 siswa menyatakan bahwa kondisi guru

kurang baik saat melakukan pembelajaran. Sedangkan siswa yang

menyatakan bahwa kondisi guru cukup baik saat melakukan

pembelajaran sebanyak 25%.

Page 64: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

6. Sebanyak 50 % dari 40 siswa menyatakan bahwa penampilan guru

kurang baik ketika melakukan pembelajaran. Sedangkan siswa

yang menyatakan penampilan guru cukup baik ketika melakukan

pembelajaran sebanyak 42,5 %.

7. Sebanyak 62,5 % dari 40 siswa menyatakan volume suara guru

cukup baik pada saat mengajar di kelas. Sedangkan siswa yang

menyatakan volume suara guru kurang keras pada saat menhajar di

kelas sebanyak 37,5 %.

8. Sebanyak 62,5 % dari 40 siswa menyatakan kecepatan suara guru

cukup pada saat mengajar di kelas. Sedangkan siswa yang

menyatakan kecepatan suara guru kurang pada saat mengajar di

kelas sebanyak 25 %.

9. Sebanyak 50 % dari 40 siswa menyatakan tata bahasa guru cukup

saat mengajar. Sedangkan siswa yang menyatakan tata bahasa

cukup saat mengajar sebanyak 40 %.

10. Sebanyak 55 % dari 40 siswa menyatakan intensitas guru kurang

dalam menggunakan media dalam pembelajaran. Sedangkan siswa

yang menyatakan bahwa intensitas guru cukup sebanyak 27,5 %.

11. Sebanyak 60 % dari 40 siswa menyatakan intensitas guru kurang

dalam memberiakan pujian, motivasi, dan hadiah kepada siswa

pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangakan siswa yang

menyatakan intensitas guru cukup dalam memberiakan pujian,

motivasi, dan hadiah kepada siswa pada saat pembelajaran

berlangsung sebanyak 25%.

12. Sebanyak 50% dari 40 siswa menyatakan guru kurang dalam

menanggapi siswa yang bertanya. Sedangkan siswa yang

menyatakan guru cukup dalam menanggapi siswa yang bertanya

sebanyak 27,5 %.

13. Sebanyak 47,5 % dari 40 siswa menyatakan intensitas guru kurang

dalam memberikan humor dalam pembelajaran agar suasana tidak

tegang. Sedangakan siswa yang menyatakan intensitas guru cukup

Page 65: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dalam memberikan humor dalam pembelajaran agar suasana tidak

tegang sebanyak 27,5%.

Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa kekurangan guru terletak

pada kemampuan guru dalam menjelaskan, kemampuan guru

mengorganisasikan siswa dan persiapan instrumen sudah cukup baik.

c. Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran oleh Siswa.

Pandangan siswa terhadap kinerja guru dalam pembelajaran belum

memuaskan. Hal ini dikarenakan kurangnya menguasai model PISK. Di

setiap proses pembelajarannya guru cenderung hafalan dan hanya

menerangkan di depan. Guru yang menjadi pusat utama dalam

penyampaian materi sehingga siswa menjadi malas saat diskusi. Siswa

menjadi enggan bertanya dan mengemukakan pendapat. Siswa menjadi

malu saat presentasi di depan teman-temannya sendiri. Volume guru yang

kurang jelas, karena banyaknya siswa yang gaduh sendiri menyebabkan

materi yang disampaikan kurang jelas.

2 Analisis dan Refleksi Siklus I

Setelah peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ditemukan

beberapa data yang sinkron antara pencapaian nilai tes siswa, skor siswa,

pengamatan kinerja guru kolaborasi dan tanggapan siswa terhadap kinerja

guru. Data yang singkron tersebut adalah :

a. Nilai Tes Siswa

Nilai tes siklus I diperoleh dari pemberian tes kepada siswa setelah

akhir pembelajaran. Jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan nilai

tes adalah 70 %, sedangkan siswa yang belum tuntas dalam pencapaian

nilai tes sebesar 30 %. Untuk indikator kinerja ketuntasan nilai tes siswa

harus mencapai 80% berarti tujuan dari pembelajaran dengan

menggunakan Model Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif pada

Siklus I belum tercapai.

Page 66: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 5. Nilai Tes Siswa Kelas XI IPS 2 Pada Siklus I

Kategori Frekuensi Persen Rata-rata Kelas

Tuntas 28 siswa 70

69, 6 Belum Tuntas 12 siswa 30

Sumber : Data Primer PTK 2009/2010

0

5

10

15

20

25

30

TES AWAL SIKLUS I

TUNTAS

BELUM TUNTAS

Gambar 6. Frekuensi Ketuntasan nilai tes kondisi awal dan siklus I

b. Hasil Pengamatan Guru Kolaborasi Terhadap Kinerja Guru

Ditemukan beberapa hal utama yang menyangkut kinerja guru pada siklus

I yang perlu diperbaiki agar tujuan pembelajaran tercapai adalah :

1. Pada awal model PISK ini diterapkan dalam persiapan guru

kolaborasi cukup dalam pembuatan RPP.

2. Dalam membuka pelajaran guru kurang.

3. Guru kurang menjelaskan model PISK.

4. Penggunaan media pembelajaran sangat kurang sehingga siswa

tidak memahami materi.

5. Dalam mengendalikan suasana, guru cukup menjadikan suasana

menjadi kondusif.

Page 67: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

6. Kurangnya guru menstimulus siswa untuk menemukan konsep

berdasarkan fenomena yang ada (masalah)

7. Guru sangat kurang memberikan pertanyaan kepada siswa

berkaitan dengan pemahaman konsep yang dijelaskan.

8. Guru cukup memberikan pujian bagi siswa yang menjawab

pertanyaan yang diberikan.

9. Guru kurang jelas dalam menyampaikan materi.

10. Guru kurang memberikan tugas untuk diselesaikan di rumah.

11. Guru kurang menumbuhkan tanggungjawab kepada siswa dalam

belajar maupun menyelesaikan tugas/PR.

12. Guru sangat kurang mempersiapkan instrumen evaluasi.

13. Guru cukup memberikan penekanan pada hal-hal yang penting

selama pelajaran maupun akhir pelajaran.

14. Guru cukup menumbuhkan semangat kerjasama siswa dalam

belajar.

15. Guru cukup dalam bekerjasama dengan guru kolaborasi untuk

mengawasi jalannya post tes.

16. Guru sangat kurang memberikan post tes.

17. Dalam menutup pelajaran guru kurang menyampaikan kesimpulan

dari materi yang diberikan.

Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah secara proses

kinerja guru belum baik menyababkan prestasi siswa (tujuan

pembelajaran) belum tercapai pada siklus I.

c. Tanggapan Siswa terhadap Kinerja Guru

Tanggapan siswa tentang materi yang disampaikan guru belum jelas

sinkron dengan hasil pengamatan guru kolaborasi. Tanggapan siswa

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pendapat siswa terhadap pembelajaran interaktif setting kooperatif

Tanggapan siswa tentang PISK adalah kurang jelasnya keterangan

yang diberikan guru membuat siswa kurang berminat mengikuti

pembelajaran tersebut.

Page 68: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2) Pembelajaran yang disertai diskusi.

Siswa kurang berpatisipasi dalam diskusi. Siswa hanya terbiasa

dengan metode hafalan dan guru yang menerangkan sehingga siswa

kurang aktif dalam diskusi.

3) Model PISK dapat menghidupkan suasana pembelajaran.

Siswa yang kurang terbiasa dengan diskusi menyebabkan suasana

pembelajaran kurang hidup. Banyak siswa yang gaduh sendiri

sehingga suasana tidak berjalan sebagaimana mestinya.

4) Penyampaian materi oleh guru.

Guru kurang jelas menyampaikan materi, hal ini mungkin disebabkan

karena guru kurang memahami tujuan model PISK.

5) Kondisi guru saat melakukan pembelajaran

Kondisi guru yang tegang menyebabkan siswa tidak mengindahkan

keterangan yang diberikan. Hal ini menyebabkan diskusi menjadi

gaduh.

6) Penampilan guru ketika melakukan pembelajaran

Penampilan guru rapi dan sopan.

7) Volume suara guru yang terlalu keras

Dengan suara guru yang terlalu keras akan menghambat siswa dalam

memahami materi yang tengah dijelaskan oleh guru.

8) Suara guru yang terlalu cepat pada saat menerangkan

Dengan suara yang terlalu cepat siswa sulit untuk memahami materi

yang diterangkan oleh guru.

9) Kedisiplinan guru ketika melakukan pembelajaran.

Guru kurang disiplin, hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang ijin

keluar kebelakang.

10) Guru jarang menggunakan media pembelajaran

Penggunaan media yang tidak optimal akan mempengaruhi

kepahaman siswa terhadap materi. Materi yang tidak hanya cukup

diungkapkan secara verbalis tetapi juga perlu visualisasi agar mudah

ditangkap oleh siswa.

Page 69: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

11) Guru jarang memberikan humor/ice breaking pada saat pembelajaran.

Humor akan mengubah susasana yang tegang menjadi cair, santai dan

menyenangkan.

12) Guru belum baik dalam menanggapi pertanyaan siswa

Hal ini sinkron dengan pernyataan guru kolaborasi bahwa guru belum

baik dalam menggangapi pertanyaan siswa. Diperkirakan guru belum

melakukan persiapan yang matang ketika akan mengajar dan literatur

bacaan guru harus ditambah.

13) Guru jarang memberi motivasi dan reward pada siswa pada saat

pembelajaran sedang berlangsung.

Dalam memandu siswa berdiskusi dalam pembelajaran, pemberian

reward dan motivasi akan meningkatkan semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran yang berimbas pada pembelajaran akan

semakin hidup.

Dari uraian refleksi di atas dapat disimpulkan bahwa belum

berhasilnya pembelajaran siklus I adalah kurang mampunya guru dalam

menjelaskan pelajaran, kurang mampunya guru dalam mengorganisasikan

siswa dan membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan, maka

perlu adanya tindak lanjut sebagai bentuk perbaikan pembelajaran di

siklus I. Bentuk perbaikan tersebut adalah penggunaan Model

Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif ditambah dengan pemberian

ice breaking dan reward kompetisi.

3 Tindak Lanjut

Menurut dari hasil analisis dan refleksi siklus I sesuai pengamatan guru

kolaborasi dan siswa terhadap kinerja guru ternyata terdapat kekurangan,

maka penulis membuat alternatif solusi berupa pemberian ice breaking dan

reward kompetisi. Adapun detail langkah-langkah tindak lanjut ke siklus II

adalah sebagai berikut :

a. Guru meningkatkan kemampuan menjelaskan materi dengan mengurangi

volume suara dan kecepatan suara.

Page 70: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b. Guru harus mampu memandu siswa berdiskusi dengan baik. Guru sering-

sering memberikan motivasi dan reward kompetisi agar suasana

pembelajaran lebih hidup.

c. Agar suasana pembelajaran lebih menyenagkan guru hendaknya

menyelipkan humor/ice breaking di sela-sela pembelajaran, kurangi

ketegangan dalam mengorganisasikan siswa.

d. Agar siswa memahami dan fokus pada pembelajaran sebaiknya guru

mengoptimalkan papan tulis sebagai media visualisasi materi.

e. Guru harus melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan

pembelajaran di kelas dan memperbanyak referensi dan literatur bacaan

yang mendukung pembelajaran.

D. Kegiatan Tindakan II

1. Perencanaan Tindakan 2

Pada tahap ini penulis menyusun silabus Geografi dengan materi

pokok Sumber Daya Alam di Indonesia dan yang tujuannya yaitu siswa dapat

menyebutkan kerusakan sumber daya alam, siswa dapat mendeskripsikan

pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan, siswa dapat mendeskripsikan pengelolaan sumber daya

alam berdasarkan prinsip mengurangi, dan siswa dapat mendeskripsikan

pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip daur ulang.

Pada kegiatan ini guru berpedoman pada LKS, untuk mengetahui

keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar siswa, digunakan lembar

observasi siswa, lembar observasi kinerja guru soal-soal serta satuan rencana

pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan 2

Pada pelaksanaan tindakan II peneliti menerapkan tindakan perbaikan

dari hasil refleksi dan evaluasi dan refleksi pada siklus I.

Langkah perbaikan tersebut adalah :

a. Guru meningkatkan kemampuan menjelaskan materi dengan mengurangi

volume suara dan kecepatan suara.

Page 71: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Guru harus mampu memandu siswa berdiskusi dengan baik. Guru sering-

sering memberikan motivasi dan reward kompetisi agar suasana

pembelajaran lebih hidup.

c. Agar suasana pembelajaran lebih menyenangkan guru hendaknya

menyelipkan humor/ice breaking di sela-sela pembelajaran, kurangi

ketegangan dalam mengorganisasikan siswa.

d. Agar siswa memahami dan fokus pada pembelajaran sebaiknya guru

mengoptimalkan papan tulis sebagai media visualisasi materi

e. Guru harus melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan

pembelajaran di kelas dan memperbanyaknya referensi dan literatur

bacaan yang mendukung pembelajaran.

Uraian proses pembelajaran dengan Model Pembelajaran Interaktif Setting

Kooperatif sebagai berikut:

a. Mengidentifikasikan Topik dan pembentukan kelompok

Formasi kelompok Model Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif tetap

terdiri dari 6 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 6-7 orang

siswa. Hal ini dilakukan oleh penulis karena siswa lebih mudah

beradaptasi dengan temannya yang pada siklus I sudah menjadi satu

kelompok, hal ini dirasa dapat meningkatkan kerjasama mereka.

Sedangkan kisi-kisi materi yang disediakan guru pada siklus II adalah

sebagai berikut :

Kelompok I :

- Kerusakan Sumber Daya Alam

- Macam-macam pencemaran

Kelompok II :

- Kelestarian Sumber Daya Alam

- Penghijauan dan reboisasi.

Kelompok III :

- Pengolahan Air Limbah

Kelompok IV :

- Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Mengurangi

Page 72: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kelompok V :

- Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Daur Ulang

Kelompok VI :

- Pemanfaatan Sumber Daya Alam Barang Tambang

b. Merencanakan Tugas Belajar.

Pada tahap ini setiap siswa dituntut untuk menyumbangkan kontribusinya

terhadap investigasi kelompoknya masing-masing kemudian setiap

kelompok memberikan kontribusi terhadap penelitian untuk seluruh kelas.

Setiap siswa ditugasi untuk menyelidiki lebih mendalam pada materi yang

ada. Agar tugas belajar lebih terarah dengan baik maka peneliti membuat

skenario pembelajaran sebagai berikut :

- Siklus II

KBM pertemuan I. Waktu 2x45’. Kamis, 26 Nopember 2009

(a) Pembagian materi dan kisi-kisi topik Model Pembelajaran

Interaktif Setting Kooperatif pada setiap kelompok. Selanjutnya

dilanjutkan dengan diskusi bahan dari buku paket, LKS dan

referensi lain yang mendukung.(5’)

(b) Presentasi kelompok hasil investigasi di kelas. (25’)

(c) Guru Kolaborasi mengamati siswa pada saat pembelajaran

berlangsung dibantu oleh peneliti. Selama diskusi

berlangsung.(15’)

(d) Guru menanggapi dan menyimpulkan hasil diskusi kelas. (15)

(e) Pelaksanaan Tes siklus II. (25’)

(f) Pengumpulan lembar jawab tes dan penutup. (5’)

c. Fase pemecahan masalah

Siswa secara individu atau berpasangan mengumpulkan informasi,

menganalisa, mengevaluasi dan menarik kesimpulan. Setiap anggota

kelompok memberikan kontribusi, saling tukar-menukar informasi dan

mengumpulkan ide-ide tersebut menjadi satu kesimpulan.

d. Mempresentasikan hasil akhir

Page 73: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Setiap kelompok menunjuk salah satu temannya untuk mewakili maju ke

depan untuk mempresentasikan hasil diskusi.

e. Penilaian tiap materi

Pada tahap ini setiap siswa memberikan tanggapan dari masing-masing

materi yang disajikan tiap kelompok. Sedangkan guru dan siswa yang lain

berkolaborasi mengevaluasi proses belajar sehingga semua siswa

diharapkan menguasai semua materi yang disajikan.

f. Pemberian postest atau pekerjaan rumah

Kegiatan pelaksanaan siklus diakhiri dengan pemberian tes soal siklus II

dan penilaian kinerja siswa oleh guru kolaborasi. Pelaksanaan tindakan ini

terdiri atas 1 tatap muka. Setiap tatap muka mempunyai alokasi waktu

sebanyak 45 menit. Dan penulis memberikan lembar observasi kinerja

guru pada siswa dan dikumpulkan setelah istirahat pertama selesai.

3. Observasi dan Evaluasi Tindakan 2

Kegiatan pembelajaran pada siklus I mendapatkan beberapa temuan yaitu :

selama KBM berlangsung siswa sudah memperhatikan pelajaran yang dibahas

karena mereka tertarik dengan sistem kompetisi yang dibuat oleh guru. Dalam

diskusi siswa jarang yang keluar masuk di sela-sela pelajaran dan suasana

gaduh agak berkurang karena siswa sudah tertarik pada sistem kompetisi dan

pemberian reward oleh guru. Selain itu siswa sudah banyak yang berani

bertanya, mengungkapkan pendapatnya dan memberikan saran/kritik kepada

kelompok lain. Secara rinci kondisi pembelajaran pada siklus II dapat

dijelaskan sebagai berikut di bawah ini :

a. Jumlah siswa yang bertanya

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, sudah mulai terlihat

adanya ketertarikan dan motivasi untuk belajar. Hal ini tampak dari

keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapatnya dalam

diskusi yaitu ada 6 orang penanya yaitu :

1) Agus bertanya pada kelompok 1 : mengapa suara bisa dikategorikan

sebagai pencemaran suara?

Page 74: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Jawaban kelompok I : adalah suara yang berlebihan dapat

mengakibatkan timbulnya penyakit gangguan syaraf, gangguan

pendengaran dan lain-lainnya.

2) Nining bertanya pada kelompok I tentang banyak di kota-kota besar

penduduknya tinggal di pinggir-pinggir sungai. Apakah setiap mereka

menyuci baju,sabun deterjennya menyebabkan pencemaran?

Kelompok VI membantu menjawab bahwa busa sabun sulit

dinetralkan, sehingga sungai yang mereka gunakan akan tercemar dan

tidak baik untuk minum.

3) Ukhty bertanya pada kelompok III : bahayanya apa kok air limbah

harus diolah?

Kelompok III menjawab : air limbah itu berbahaya dapat

menyebabkan penyakit kolera, disentri dan tipes, selain itu biotik yang

berada diperairan dapat terganggu karena keracunan.

4) Sumber daya alam apa sajakah yang harus berdasarkan prinsip

mengurangi?

Kelompok IV menjawab : tentu saja banyak sekali seperti hutan,

bahan-bahan tambang, air juga bisa. Kalau hutan kita tidak

mengurangi atau tambal sulam akan terjadi banjir. Contoh tambal

sulam dengan cara menanam kembali apa yang sudah kita ambil.

Bahan-bahan tambang kalau kita tidak kurangi pengambilannya bisa

habis karena termasuk sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui.

5) Mengapa sampah perlu adanya daur ulang ?

Kelompok V menjawab : dalam usahanya mengurangi sampah maka

dari itu satu-satunya jalan adalah mendaur ulang sampah menjadi

beberapa jenis barang yang berharga dan berguna bagi manusia,

misalnya daun-daun mati bisa diolah menjadi pupuk, plastik-plastik

yang tidak diurai oleh dapat dapat dijadikan barang-barang seperti tas

dan lain sebagainya.

b. Penilaian kinerja guru oleh guru kolaborasi adalah sebagai berikut :

Page 75: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dari hasil pengamatan guru kolaborasi melalui lembar observasi kinerja

guru Siklus II dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran

sudah mengalami peningkatan. Secara rinci penilaian guru kolaborasi

terhadap guru Siklus II adalah sebagai berikut :

1. Pada awal model PISK ini diterapkan dalam persiapan guru

kolaborasi baik dalam pembuatan RPP.

2. Guru sangat baik dalam membuka pelajaran.

3. Guru sangat baik menjelaskan model PISK.

4. Penggunaan media pembelajaran baik sehingga siswa tidak

memahami materi.

5. Dalam mengendalikan suasana, guru baik menjadikan suasana

menjadi kondusif.

6. Baiknya guru menstimulus siswa untuk menemukan konsep

berdasarkan fenomena yang ada (masalah)

7. Guru sangat baik memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan

dengan pemahaman konsep yang dijelaskan.

8. Guru sangat baik memberikan pujian bagi siswa yang menjawab

pertanyaan yang diberikan.

9. Guru baik jelas dalam menyampaikan materi.

10. Guru sangat baik memberikan tugas untuk diselesaikan di rumah.

11. Guru cukup menumbuhkan tanggungjawab kepada siswa dalam

belajar maupun menyelesaikan tugas/PR.

12. Guru sangat baik mempersiapkan instrumen evaluasi.

13. Guru baik memberikan penekanan pada hal-hal yang penting

selama pelajaran maupun akhir pelajaran.

14. Guru baik menumbuhkan semangat kerjasama siswa dalam belajar.

15. Guru cukup dalam bekerjasama dengan kolaborasi untuk

mengawasi jalannya post tes.

16. Guru sangat baik memberikan post tes.

17. Dalam menutup pelajaran guru sangat baik dalam menyampaikan

kesimpulan dari materi yang diberikan.

Page 76: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru pada siklus I

sudah diperbaiki pada siklus II dan mengalami peningkatan.

Kemampuan guru dalam menjelaskan sudah baik. Kemampuan

mengorganisasi dan memandu diskusi siswa sudah baik. Media papan

tulis sudah dioptimalkan sebagai visualisasi materi.

c. Penilaian kinerja guru dalam pembelajaran oleh siswa

Pandangan siswa terhadap kinerja guru dalam pembelajaran mengalami

peningkatan. Hal itu terlihat dalam hasil pengamatan siswa melalui lembar

observasi kinerja guru sebagai berikut ini :

1. Sebanyak 50% dari 40 siswa menyatakan bahwa dalam kegiatan

pembelajaran interaktif setting kooperatif baik. Sedangkan siswa

yang menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran interaktif setting

kooperatif cukup dimengerti sebanyak 37,5%.

2. Sebanyak 47,5% dari 40 siswa menyatakan bahwa pembelajaran

yang disertai diskusi menarik. Sedangkan siswa yang menyatakan

pembelajaran disertai diskusi cukup menarik sebanyak 25%.

3. Sebanyak 42,5 % dari 40 siswa menyatakan model PISK

menghidupkan suasana pembelajaran. Sedangkan siswa yang

menyatakan cukup menghidupkan suasana pembelajaran sebanyak

32, 5 %.

4. Sebanyak 62, 5 % dari 40 siswa menyatakan bahwa guru baik

dalam penyampaian materi. Sedangkan siswa yang menyatakan

guru cukup dalam penyampaian materinya sebanyak 30 %.

5. Sebanyak 72,5 % dari 40 siswa menyatakan bahwa kondisi guru

baik saat melakukan pembelajaran. Sedangkan siswa yang

menyatakan bahwa kondisi guru cukup baik saat melakukan

pembelajaran sebanyak 27, 5%.

6. Sebanyak 47, 5 % dari 40 siswa menyatakan bahwa penampilan

guru baik ketika melakukan pembelajaran. Sedangkan siswa yang

menyatakan penampilan guru cukup baik ketika melakukan

pembelajaran sebanyak 27, 5 %.

Page 77: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

7. Sebanyak 62,5 % dari 40 siswa menyatakan volume suara guru

baik pada saat mengajar di kelas. Sedangkan siswa yang

menyatakan volume suara guru cukup keras pada saat mengajar di

kelas sebanyak 37,5 %.

8. Sebanyak 87, 5 % dari 40 siswa menyatakan kecepatan suara guru

baik pada saat mengajar di kelas. Sedangkan siswa yang

menyatakan kecepatan suara guru cukup pada saat mengajar di

kelas sebanyak 7, 5 %.

9. Sebanyak 45 % dari 40 siswa menyatakan tata bahasa guru baik

saat mengajar. Sedangkan siswa yang menyatakan tata bahasa

cukup saat mengajar sebanyak 32, 5%.

10. Sebanyak 62, 5 % dari 40 siswa menyatakan intensitas guru baik

dalam menggunakan media dalam pembelajaran. Sedangkan siswa

yang menyatakan bahwa intensitas guru cukup sebanyak 25 %.

11. Sebanyak 87, 5 % dari 40 siswa menyatakan intensitas guru baik

dalam memberiakan pujian, motivasi, dan hadiah kepada siswa

pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangakan siswa yang

menyatakan intensitas guru cukup dalam memberiakan pujian,

motivasi, dan hadiah kepada siswa pada saat pembelajaran

berlangsung sebanyak 12, 5%.

12. Sebanyak 67, 5% dari 40 siswa menyatakan guru baik dalam

menanggapi siswa yang bertanya. Sedangkan siswa yang

menyatakan guru cukup dalam menanggapi siswa yang bertanya

sebanyak 17, 5 %.

13. Sebanyak 75 % dari 40 siswa menyatakan intensitas guru baik

dalam memberikan humor dalam pembelajaran agar suasana tidak

tegang. Sedangakan siswa yang menyatakan intensitas guru cukup

dalam memberikan humor dalam pembelajaran agar suasana tidak

tegang sebanyak 12, 5 %.

Page 78: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

4. Analisis dan Refleksi Tindakan 2

Sebagai refleksi dari siklus II ditemukan beberapa data yang sinkron antara

pencapaian nilai tes siswa, pengamatan kinerja guru oleh guru kolaborasi dan

tanggapan siswa terhadap kinerja guru. Data yang sinkron tersebut adalah :

a. Nilai Tes Siswa

Nilai tes siswa siklus II diperoleh dari pemberian tes obyektif kepada

siswa pada akhir siklus II. Jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan

nilai tes adalah sebesar 85 %, sedangkan siswa yang belum tuntas dalam

pencapaian nilai tes sebesar 15 % . Untuk indikator kinerja ketuntasan

nilai tes siswa harus mencapai 80 %, berarti tujuan dari pembelajaran

dengan menggunakan model PISK pada siklus II sudah tercapai.

Tabel 6. Ketuntasan Nilai Tes Siswa Kelas XI IPS 2 pada siklus II.

Kategori Frekuensi Persen Rata-rata kelas

Tuntas 34 siswa 85 75, 3

Belum Tuntas 6 siswa 15

Sumber : data Primer PTK 2009/2010

0

5

10

15

20

25

30

35

40

SIKLUS I SIKLUS II

TUNTAS

BELUM TUNTAS

Gambar 7. Frekuensi Nilai Tes Siklus I dan Siklus I

b. Hasil Pengamatan Guru Kolaborasi Terhadap Kinerja Guru

Ditemukan beberapa hal utama yang menyangkut kinerja guru pada siklus

I yang perlu diperbaiki agar tujuan pembelajaran tercapai adalah :

Page 79: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1) Kemampuan guru dalam menjelaskan materi sudah baik.

Menurut guru kolaborasi, guru sudah jelas dalam menerangkan materi.

Hal tersebut sinkron dengan tanggapan siswa pada item 2 yang

menyatakan bahwa sebagian besar siswa menyatakan materi yang

disampaikan guru jelas hal ini disebabkan karena volume suara guru

sudah dikurangkan materi sedang atau tidak terlalu cepat.

2) Kemampuan guru memandu siswa dalam berdiskusi baik.

Meningkatnya kinerja guru dalam memandu siswa dalam berdiskusi

menyebabkan suasana pembelajaran lebih hidup. Hal tersebut sinkron

dengan tanggapan siswa dan menurut siswa guru pernah memberikan

motivasi dan reward hasil kompetisi kepada siswa yang menyebabkan

pembelajaran lebih hidup.

3) Kemampuan guru dalam mengorganisasi siswa.

Peningkatan guru dalam mengorganisasikan siswa mengakibatkan

suasana pembelajaran menyenangkan karena siswa terfokus pada

pelajaran. Salah satu tanggapan siswa yang sinkron terhadap

terorganisasinya siswa adalah karena guru sudah terlihat santai dan

rileks dalam pembelajaran, sehingga untuk mengendalikan siswa guru

mengalami kemudahan karena komunikasi yang baik. Dan guru dalam

pembelajaran pernah memberikan humor/ice breaking untuk

mencairkan suasana pembelajaran.

4) Media optimal dalam penggunaannya.

Hal ini sinkron dengan tanggapan siswa yang sebagian besar

menyatakan bahwa guru menggunakan papan tulis dan gambar dalam

menjelaskan materi pada siswa.

5) Kemampuan menanggapi pertanyaan siswa baik.

Hal ini sinkron dengan tanggapan sebagian besar siswa menyatakan

bahwa guru baik dalam menanggapi pertanyaan siswa. Diasumsikan

bahwa penyebab guru sudah bagus dalam menanggapi pertanyaan

siswa adalah persiapan guru dalam mengajar dan literatur/referensi

yang dibaca guru sudah baik.

Page 80: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah secara

proses kinerja guru baik menyebabkan prestasi siswa (tujuan

pembelajaran) tercapai pada siklus II.

g. Tanggapan Siswa Terhadap Kinerja Guru

Tanggapan siswa tentang kinerja guru sinkron dengan hasil pengamatan

guru kolaborasi. Tanggapan siswa tersebut adalah sebagai berikut :

1) Materi yang disampaikan guru jelas.

Tanggapan siswa tentang materi yang disampaikan guru jelas sinkron

dengan pengamatan guru kolaborasi yang menyatakan bahwa guru

yang baik dalam menjelaskan materi pembelajaran.

2) Suasana pembelajaran lebih hidup.

Hal ini jika dianut mempunyai kaitan dengan pengamatan guru

kolaborasi yang menyatakan bahwa guru baik memandu siswa

berdiskusi yang sering memberikan siswa motivasi, reward hasil

kompetisi sehingga pembelajaran berlangsung seru (hidup).

3) Guru sudah tidak tegang dalam mengajar.

Dengan kondisi pembelajaran oleh guru yang rileks/santai akan

memperlancar jalannya pembelajaran. Komunikasi antara guru dan

siswa berjalan dengan baik yang menyebabkan guru mudah dalam

mengorganisasikan siswa.

4) Volume suara guru yang sedang.

Dengan suara guru yang sedang akan meningkatkan konsentrasi siswa

terhadap pembelajaran sehingga siswa dapat mamahami materi yang

dijelaskan oleh guru.

5) Suasana guru sedang pada saat menerangkan.

Dengan suara sedang memperlancar siswa menangkap materi yang

sedang dajarkan guru.

6) Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Interaktif

Setting Kooperatif menyenangkan.

Page 81: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Hal ini disebabkan guru memberikan humor/ice breaking disela-sela

pembelajaran, guru sudah terlihat santai/rileks dan guru sudah mampu

dalam mengorganisasikan siswa.

7) Guru menggunakan media pembelajaran.

Penggunaan media yang optimal akan mempengaruhi kepahaman

siswa terhadap materi. Materi perlu visualisasi agar mudah ditangkap

oleh siswa. Guru baik dalam menaggapi pertanyaan siswa.

Hal ini sinkron dengan pertanyaan guru kolaborasi bahwa guru baik

dalam menaggapi pertanyaan siswa. Diperkirakan guru sudah

melakukan persiapan yang matang ketika akan mengajar dan literatur

bacaan guru sudah ditambah.

8) Guru memberikan motivasi dan reward pada siswa pada saat

pembelajaran sedang berlangsung.

Dalam memandu siswa berdiskusi dalam pembelajaran, pemberian

reward dan motivasi akan meningkatkan naluri kompetii siswa.

9) Guru memberikan humor/ice breaking pada saat pembelajaran.

Humor akan mengubah suasana yang tegang menjadi cair, santai dan

menyenangkan.

5. Analisis dan Refleksi Siklus II

Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif yang

divariasi dengan pemberian ice breaking dan reward kompetisi dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa yang meliputi nilai tes dan keaktifan

siswa. Peningkatan tersebut adalah ketuntasan nilai tes siswa mencapai 85%.

Pencapaian tersebut sudah sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan

yaitu pencapaian ketuntasan hasil belajar sebesar 80%. Jadi pembelajaran

siklus II berhasil.

Page 82: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

6. Kegiatan Guru dan Siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II.

Tabel 7. Proses Pembelajaran Siklus I.

no Kegiatan guru Kegiatan Siswa Jumlah

Siswa Persen

1.

2.

3.

4.

Guru membuka pelajaran

Guru menjelaskan metode

Pembelajaran Interaktif

Setting Kooperatif

Guru menyampaikan materi

dan merangsang siswa

dengan pertanyaan

Guru memberikan tugas

Menyimak dan

memperhatikan

Memperhatikan

memperhatikan

dan menjawab

mengerjakan

15 siswa

17 siswa

20 siswa

5 siswa

23 siswa

37, 5

42, 5

50

12, 5

57, 5

Tabel 8. Proses Pembelajaran Siklus II

n

o

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Jumlah

Siswa Persen

1.

2.

3.

4.

Guru membuka pelajaran

Guru menjelaskan metode

Pembelajaran Interaktif

Setting Kooperatif

Guru menyampaikan materi

dan merangsang siswa

dengan pertanyaan

Guru memberikan tugas

Menyimak dan

memperhatikan

Memperhatikan

memperhatikan

dan menjawab

mengerjakan

35 siswa

38 siswa

38 siswa

10 siswa

36 siswa

87, 5

95

95

25

90

Page 83: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

7. Perbandingan Kriteria Ketuntasan Minimum siswa pada kondisi awal, siklus I

dan siklus II

Tabel 9. Perbandingan KKM

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

KKM

Siswa

KKM Kelas Rata-

rata

Kelas

KKM

Siswa

KKM Kelas Rata-

rata

Kelas

KKM

Siswa

KKM Kelas Rata-

rata

Kelas

60 62,5 % dari

40 siswa

mendapatkan

nilai ≥ 60

63, 3 70 70 % dari 40

siswa

mendapatkan

nilai ≥ 70

69, 6 70 85 % dari 40

siswa

mendapatkan

nilai ≥ 70

75, 3

Kriteria ketuntasan minimum siswa pada kondisi awal pembelajaran adalah 60

dengan kriteria ketutasan minimum kelas adalah 62, 5% dari 40 siswa mendapatkan

nilai ≥ 60 dan 37,5% dari seluruh jumlah siswa mendapatkan nilai kurang dari 60.

Tingkat keberhasilan nilai pada siklus I adalah 70, sedangkan kriteria ketuntasan

minimum kelas adalah 70 % dari 40 siswa mendapatkan nilai ≥ 70 dan 30 % siswa

lainnya mendapatkan nilai kurang dari 70. Tingkat keberhasilan nilai pada siklus II

adalah 70, sedangkan kriteria ketuntasan minimum kelas adalah 85 % dari 40 siswa

mendapatkan nilai ≥ 70 dan 15 % siswa lainnya mendapatkan nilai kurang dari 70.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

TES AWAL SIKLUS I SIKLUS II

TUNTAS

BELUM TUNTAS

Gambar 8. Frekuensi Perbandingan Ketuntasan Nilai Tes Awal, Siklus I dan Siklus II

Page 84: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Dan hasil pengembangan dan penerapan perangkat pembelajaran dengan

model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif oleh peneliti pada siswa kelas

XI IPS 2 SMA Negeri I Gubug tahun pelajaran 2009/2010 dapat disimpulkan

sebagai berikut :

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Interaktif Setting

Kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 dengan materi

pokok Sumber Daya Alam di Indonesia. (lihat halaman 66 - 67)

B. Implikasi

Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini,

maka penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis

maupun secara praktis dalam upaya meningkatkan hasil belajar geografi.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk:

a. Memperluas khasanah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca

mengenai arti pentingnya penggunaan variasi pendekatan dalam proses

belajar mengajar mata pelajaran geografi.

b. Sebagai salah satu acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan

penelitian masalah ini lebih lanjut.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada kegiatan belajar

mengajar di SMA Negeri I Gubug, yakni dengan model pembelajaran

Interaktif Setting Kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka ada beberapa hal yang perlu

peneliti sarankan, antara lain :

Page 85: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

1. Guru

Dalam pengajaran geografi diharapkan guru mempertimbangkan dan memilih

model pembelajan yang tepat, yaitu model pembelajaran yang dapat membuat

siswa kreatif dan interaktif. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah

model interaktif setting kooperatif, khususnya untuk menyampaikan materi

pelajaran sumber daya alam di indonesia.

2. Siswa

Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru dalam

menyajikan model pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar geografi siswa.

3. Peneliti

a. Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis sedapat

mungkin terlebih dahulu menganalisa kembali perangkat pembelajaran

yang telah dibuat oleh peneliti ini untuk disesuaikan penerapannya,

terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media

pembelajaran dan hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media

pembelajaran dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat

penelitian tersebut dilakukan.

b. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian

selanjutnya dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkap dan

dikembangkan dari variabel-variabel yang telah disebutkan di depan.

Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan

penelitian yang lebih mendalam. Harapan peneliti hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi para pendidik.

Page 86: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 1992. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

_________________. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. 1996. Tes Prestasi (Fungsi dan Pembelajaran Prestasi

Belajar). Yogjakarta : Pustaka Belajar.

Budiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta ; Universitas

Sebelas Maret Press.

Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Elliot, Stephen. N. 2000. Educational Phsycology : Effective Teaching,

Effective Learning. Boston : MC Graw Hill.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Gramedia Widia

Sarana Indonesia.

Hamalik Oemar. 1986. Psikologi Belajar dan Menagajar. Bandung : Sinar Baru

Algesindo.

______________. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi

Aksara.

Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative diRuang-

ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Moleong, Lexy. J. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Page 87: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Pargiyo. 2000. Telaah Kurikulum Matematika SMU. Surakarta: UNS Press.

Purwoto, 2000. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta; UNS Press.

Ratumanan.T.G. 2001. " Modul Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif :

Pembelajaran Matematika". Makalah Disajikan pada Seminar Nasional

Matematika di ITS, 20 Oktober 2001.

_____________. 2000. " Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif : Arah

Baru Dalam Pengajaran Matematika". Makalah Disajikan pada Seminar

Nasional Matematika di ITS.

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran. Surakarta : Panitia Sertifikasi

Guru Rayon 13.

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung : CV. Maulana.

Sutopo, H. B. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Dasar Teori dan Terapan

dalam Penelitian. Surakarta : UNS Press.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan

Praktik.Bandung: Nusa Media.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumaatmadja, Nursid. 1997. Metodelogi Pengajaran Geografi. Jakarta:

Bumi Aksara.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Universitas

Terbuka.

Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo

http: /psi.ut.ac.id/jurnal/82benny.htm

Page 88: APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING …/Aplikasi...aplikasi model pembelajaran interaktif setting kooperatif (pisk) dalam meningkatkan hasil belajar ... di indonesia siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78