aplikasi gelombang elektromagnetik pada reaksi kimia
DESCRIPTION
Aplikasi Gelombang Elektromagnetik Pada Reaksi KimiaTRANSCRIPT
-
Aplikasi gelombang elektromagnetik pada reaksi kimia
Fotokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang interaksi antara
cahaya dan atom atau molekul. Fotokimia melibatkan absorpsi cahaya untuk menciptakan
keadaan teraksitasi yang mungkin bisa terjadi melalui banyak jalur reaksi. Ini termasuk
reaksi unimolekular seperti disosiasi, ionisasi dan isomerisasi; reaksi bimolecular, yang
melibatkan reaksi dengan atom atau molekul kedua untuk membentuk senyawa baru dan
reaksi yang menghasilkan emisi cahaya atau luminescence. Reaksi Fotokimia banyak terjadi
di lingkungan sekitar kita. Termasuk proses melihat mata kita, fotosintesis, fotografi dan
pemecahan lapisan ozon.
Prinsip Fotokimia
Cahaya memiliki sifat dualitas (sebagai partikel dan gelombang)
Cahaya diserap dan diemisikan oleh materi dalam paket-paket kuanta tertentu (foton)
Energi tiap foton berbanding lurus dengan frekuensinya (v) dengan persamaan:
E = hv
kimiawan biasanya menggunakan terminology hv untuk menunjukkan reaksi reaktan
dengan foton
Misal: O3 + h O2 + O
Panjang gelombang ( ) berhubungan dengan frekuensi gelombang
= u u = kecepatan
kecepatan foton = kecepatan cahaya c = 3.000 x 108 m/s sehingga
E = hc/ h = konstanta planc (6.626 x 10-34 J s)
Semakin pendek panjang gelombang ( ) Semakin besar energy yang ditransfer ke
materi saat absorpsi
Foton berupa radiasi elektromagnetik pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis gelombang. Untuk rentang panjang gelombang beserta jenis
gelombangnya diperlihatkan pada gambar berikut:
-
Proses Fotokimia
Reaktan tereksitasi ke keadaan energy yang lebih tinggi sehingga mendorong terjadinya
pematahan atau pembentukan ikatan.
Sebuah spesies tereksitasi karena foton dapat bereaksi dengan berbagai jalur reaksi
Langkah reaksi fotokimia:
1. Absorpsi
XY + h XY* * = molekul tereksitasi
2. decomposisi
XY* X + Y
4A. Jenis-jenis reaksi fotokimia
K1. Dissosiasi (pemecahan) misal Pemecahan lapisan ozone dengan UV
Bentuk umum disosiasi:
AB* A + B(*)
Energi dari foton yang terabsorpsi bisa mencapai keadaan cukup untuk memutus ikatan
molecular untuk menghasilkan dua atau lebih fragmen atom atau molekul. Salah satu contoh
penting disosiasi tersebut ditemukan pada fotokimia ozon. Ozon (O3) diproduksi di stratosfer
-
dari molekul oksigen(O2) melalui reaksi: O2 + h O + O dan O + O2 O3 dimana hv menunjukkan energy foton sinar UV dengan panjang gelombang kurang dari 260 nm. Ozon juga
terdisosiasi oleh sinar UV dengan panjang gelombang pendek (200-300 nm) serta energy sekitar
600-300 kJ/mol melalui reaksi O3 + h O2 + O. Atom oksigen yang terbentuk ini bias bereaksi dengan molekul oksigen untuk menghasilkan ozon yang menyebabkan siklus ozon.
K2. Isomerisasi misal trans-retinal (terbentuk dari vit A) menjadi cis retinalMolekul yang
tereksitasi mungkin dapat memiliki proses penataan ulang ikatan-ikatannya yang menghasilkan
molekul baru yang terbentuk dari atom-atom yang sama namun terhubung dengan orientasi yang
berbeda. Proses ini disebut isomerisasi.
Bentuk umum isomerisasi:
Contoh isomerisasi adalah pada vitamin a yaitu dari 11-cis-retinal menjadi all-trans-retinal
-
Foton mengenai vitamin A dan karena rotasi ikatan C11=C12, berdasarkan gambar gelombang
mencapai interseksi antara keadaan tereksitasi dan keadaan dasar. Pada titik ini 2/3 dari
molekul-molekul yang ada memiliki cukup energi untuk mengalami penataan ulang atom
C9=C10 dan menghasilkan produk final yaitu all-trans 11-retinal yang disebut mekanisme
bicycle pedal. Sedangkan 1/3 dari molekul-molekul yang ada lebih suka untuk kembali ke
keadaan awal reaktan.
-
K3. Chemieluminescence reaksi kimia yang menghasilkan gelombang elektromagnetik
Bentuk umum luminesensi:
Spesies dengan keadaan tereksitasi bisa mengemisikan cahaya dalam proses yang disebut
luminesensi. Jika proses tersebut cepat, proses tersebut disebut fluoresensi dan jika prosesnya
lambat dikenal sebagai phosphoresensi. Jika keadaan tereksitasinya merupakan hasil reaksi
kimia, system tersebut dapat digunakan untuk memproduksi cahaya kimia. Contoh luminesensi adalah pada natrium dan senyawa 4 karbon cincin (oxalic per-anhidrida) yang merupakan
gabungan 2 senyawa karbondioksida. Cincin tersebut dapat mengalami retrocycloaddition untuk
menghasilkan 2 molekul karbon dioksida dimana salah satu molekul CO2 tersebut dalam keadaan
tereksitasi. CO2 keadaakn tereksitasi ini dengan cepat mengemisikan foton berupa cahaya UV.
4B. Foton dari gelombang elektromagnetik pada berbagai panjang gelombang dapat
berinteraksi dengan materi kimiawi dengan beberapa cara:
K4. Gelombang IR menyebabkan molekul bervibrasi
TEORI INFRAMERAH
SPEKTRA VIBRASI
Vibrasi molekul dapat terjadi dengan dua mekanisme yang berbeda:
1. Kuanta radiasi inframerah secara langsung mengeksitasi atom: absorpsi
radiasi inframerah oleh atom menghasilkan spektrum inframerah.
2. Kuanta radiasi tampak secara tidak langsung juga dapat menghasilkan
vibrasi molekul, disebut dengan efek Raman.
-
Konsep dasar vibrasi atom
Untuk memahami konsep dasar tentang spectra vibrasi akan ditinjau ikatan kovalen sederhana
dari dua atom sebagai suatu pegas/per yang menghubungkan 2 atom dengan massa m1 dan m2.
Kekuatan tarik pegas dinyatakan sebagai konstanta gaya, k.
Gb. Penggambaran 2 atom yang ber- ikatan sebagai bola dan pegas yangbergetar searah dengan
ikatan/pegas
Jika system tersebut digetarkan (dengan ditarik searah ikatan kemudian dilepas), maka frekuensi
(n) vibrasi yang terjadi dapat diterangkan dengan Hukum Hooke tentang getaran harmonic
sederhana:
n = 1/2p (k/m)1/2
di mana m adalah massa tereduksi kedua atom yang didefinisikan dengan persamaan berikut:
1/m = 1/m1 + 1/m2
atau,
m = (m1m2)/(m1+m2)
menurut teori kuantum vibrasi molekul tidak boleh terjadi dengan frekuensi yang sembarang dan
energinya harus tertentu sesuai dengan bilangan kuantumnya (Ev):
Ev = (v + ) hn
Di mana v = 0, 1, 2, 3, , dst dan h adalah konstanta Planck.
Sebagai contoh jika suatu molekul mengalami transisi energi vibrasi dari level terendah ground
state (v = 0) ke transisi tingkat pertama (v = 1) dengan cara menyerap radiasi IR, maka frekuensi
radiasi untuk transisi tersebut menurut prinsip Bohr adalah
hn = E1 Eo
dan juga diperoleh Eo = hn dan E1 = 3/2 hn, dengan demikian,
(E1 Eo)/h = n
-
Prinsip dasar :
Absorpsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi energi vibrasi molekul
ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya absorpsi adalah terkuantitasi dan
spesifik.
Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi radiasi
elektromagnetik yang diserap sehingga bersifat spesifik terhadap atom2 yang berikatan
atau gugus fungsi tertentu.
Proses absorpsi (spektra Inframerah) hanya dapat terjadi apabila terdapat perubahan baik
nilai maupun arah dari momen dwikutub ikatan.
Dengan cara yang sama transisi energi vibrasi juga dapat terjadi dari tingkat energi
terendah (v = 0) ke tingkat energi kedua (v = 2) dengan frekuensi sebesar 2v
K5.Gelombang UV-vis menyebabkan transisi elektronik pada molekul
K6.Gelombang sinar X menyebabkan elektron pada molekul terionisasi