api hijaz & lumpur sidoarjo

2
Api Hijaz dan Lumpur Sidoarjo Sabtu, 02 Desember 2006 - Pukul: 16:28 WIB Catatan Sejarah kota Madinah: Selasa, malam Rabu, 3 Jumadil Akhir 654 Hijriyah. Enam abad lebih sesudah Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa sallam wafat. Dini hari sudah menjelang habis, tapi subuh masih agak jauh, ketika warga kota Madinah dibangunkan dari tidurnya karena ada suara menggelegar, yang disusul terjadinya gempa besar mengguncangkan tanah, dinding, atap, kayu, dan pintu. Kejadian itu berlangsung selama 3 hari berturut-turut sampai hari Jumat tanggal 5 bulan tersebut. Kemudian muncul api raksasa di Harrah dekat Quraizah, di pinggiran Madinah. Orang-orang yang tinggal di pusat kota bisa melihat api yang mengamuk itu dari rumahnya, seakan ada di samping mereka, karena begitu dekatnya. Lidah apinya lebih besar dari tiga buah menara. Api itu kemudian dilaporkan mengalir ke wadi (oase) Syahza seperti air yang mengalir di sungai, dan akhirnya api itu menghentikan aliran air di wadi Syahza sehingga tidak mengalir lagi. Sesudah api menyebar tiba-tiba gunung-gunung batu di sekitar Madinah berubah menjadi lautan api, sehingga menutup Herat yang merupakan jalur haji dari arah Iraq. Api itu terus merambat sampai ke Herat dan berhenti, lalu api itu kembali menjalar ke arah timur. Dari tengah-tengah api muncul bukit-bukit api yang melahap batu-batu. Seorang ‘alim Madinah pada masa itu, Abu Syamah, atau nama lengkapnya Imam al-‘Allamah al-Hafizh Syihab ad-Din Abu Syamah al-Maqdisi menulis sebuah catatan yang dua abad kemudian dikutip oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah wan-Nihayah: “..dari api itu muncul oase api seluas 12 mil, panjang 4 mil, dan dalamnya 1,5 kaki. Api itu menjalar di muka bumi dan memunculkan bukit-bukit kecil, dan merambat di permukaan tanah sehingga batu-batu meleleh..” Abu Syamah menutup catatannya yang sangat panjang dengan kalimat ini.. “..Ada keanehan-keanehan yang tak dapat saya jelaskan kepadamu secara detil. Matahari dan bulan mengalami gerhana sampai sekarang. Saat surat ini ditulis, api sudah terus menyala selama sebulan, dan tetap di tempatnya, tidak maju, tidak mundur...” Sahabat Abu Syamah, seorang hakim di Madinah yang juga hidup di masa itu, memiliki catatannya sendiri tentang peristiwa dahsyat itu. Beliau bernama Syeikh Syams ad-Din ibn Sinan ibn Abd al-Wahhab ibn Namilah al-Husaini. Begini catatan beliau: “Aku pergi menemui Emir (walikota) Madinah dan berkata kepadanya, “Kita telah dikepung azab. Kembalilah kepada ALLAH! Bebaskan semua milik-milik-Nya dan kembalikan harta-harta mereka!” Ketika Emir melakukan hal itu, aku berseru, “Turunlah bersama kami saat ini ke (makam) Nabi SAW!” Lalu ia turun dan kami bermalam pada malam Sabtu bersama semua pria, wanita, dan anak-anak. Tak seorangpun di desa atau di Madinah kecuali berada di samping Nabi SAW. Kemudian api merambat sampai ke lembah Ajilain dan menutup jalan... Surat ini dibuat pada tanggal 5 Rajab (sebulan lebih 2 hari sejak api itu muncul)..” Catatan lain yang dipetik Abu Syamah berasal dari seorang tokoh Bani al-Kasyani, suatu kabilah di Madinah. Mereka menulis: “.. Orang-orang berdatangan ke Masjid Nabawi. Mereka berkumpul semuanya dan berpasrah diri kepada ALLAH... Pada saat itu orang-orang sudah yakin akan turunnya azab. Pada malam itu manusia semuanya shalat, membaca Al-Qur’an, ruku’ dan sujud, berdoa kepada ALLAH, menyesali dosa-dosanya, beristighfar dan bertaubat.. Seorang ‘alim di Basrah, Syam, bernama Shadr ad-Din Ali ibn Abu al-Qasim at-Tamimi al-Hanafi, ketika peristiwa besar ini terjadi baru berusia 12 tahun. Kelak ia menjadi ‘alim terkemuka di Damaskus. Ia menulis, “Aku mendengar seorang badui memberitakan kepada ayahku di Basrah pada malam-malam tersebut, bahwa mereka melihat punuk-punuk unta yang terkena cahaya api yang muncul di tanah Hijaz.” Banyak ulama di masa itu dan sesudahnya berkesimpulan, bahwa api raksasa yang muncul di Hijaz begitu besarnya sampai menerangi punuk-punuk unta di Basrah, yang jaraknya sekitar 2 bulan perjalanan dengan unta, adalah salah satu kebenaran kabar yang pernah disampaikan Rasulullah . Shahabat beliau Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai keluar api dari tanah Hijaz, menerangi punuk-punuk unta di Basrah.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim) “Umar Sulayman al-Asyqar, seorang ‘alim yang hingga kini masih aktif mengajar dan produktif menulis di Damaskus, memasukkan “Api Hijaz” sebagai salah satu dari empat tanda kiamat yang sudah terjadi dan tidak akan terulang lagi (Keempat tanda itu: diutus dan wafatnya Rasulullah SAW.; terbelahnya bulan; api di Hijaz yang menerangi punuk-punuk unta di Basrah, dan; terhapusnya jizyah atau pajak untuk orang kafir dzimmi, yang tidak memerangi Islam). Sekarang kita beralih ke Sidoarjo. Enam bulan yang lalu, tepatnya 29 Mei 2006, sebuah sumur gas yang sedang dieksplorasi di kecamatan Porong, menyemburkan lumpur panas-beracun. “Judulnya rakus,” kata seorang ahli perminyakan, mengomentari kelakuan PT Lapindo Brantas yang sudah tahu ada lapisan lumpur masif tapi Sejarah | Berita | Siroh & Kisah | KisahIslam.COM http://kisahislam.com Powered by JeMInfo! Generated: 28 December, 2006, 21:17

Upload: handriansyah-doel

Post on 17-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

reference

TRANSCRIPT

  • Api Hijaz dan Lumpur SidoarjoSabtu, 02 Desember 2006 - Pukul: 16:28 WIB

    Catatan Sejarah kota Madinah: Selasa, malam Rabu, 3 Jumadil Akhir 654 Hijriyah. Enam abad lebih sesudah NabiMuhammad Shallallaahu alaihi wa sallam wafat. Dini hari sudah menjelang habis, tapi subuh masih agak jauh, ketikawarga kota Madinah dibangunkan dari tidurnya karena ada suara menggelegar, yang disusul terjadinya gempa besarmengguncangkan tanah, dinding, atap, kayu, dan pintu. Kejadian itu berlangsung selama 3 hari berturut-turut sampaihari Jumat tanggal 5 bulan tersebut. Kemudian muncul api raksasa di Harrah dekat Quraizah, di pinggiran Madinah. Orang-orangyang tinggal di pusat kota bisa melihat api yang mengamuk itu dari rumahnya, seakan ada di samping mereka, karenabegitu dekatnya. Lidah apinya lebih besar dari tiga buah menara. Api itu kemudian dilaporkan mengalir ke wadi (oase)Syahza seperti air yang mengalir di sungai, dan akhirnya api itu menghentikan aliran air di wadi Syahza sehingga tidakmengalir lagi.

    Sesudah api menyebar tiba-tiba gunung-gunung batu di sekitar Madinah berubah menjadi lautan api, sehingga menutupHerat yang merupakan jalur haji dari arah Iraq. Api itu terus merambat sampai ke Herat dan berhenti, lalu api itu kembalimenjalar ke arah timur. Dari tengah-tengah api muncul bukit-bukit api yang melahap batu-batu.Seorang alim Madinah pada masa itu, Abu Syamah, atau nama lengkapnya Imam al-Allamah al-HafizhSyihab ad-Din Abu Syamah al-Maqdisi menulis sebuah catatan yang dua abad kemudian dikutip oleh Ibnu Katsir dalamkitabnya Al-Bidayah wan-Nihayah: ..dari api itu muncul oase api seluas 12 mil, panjang 4 mil, dan dalamnya 1,5kaki. Api itu menjalar di muka bumi dan memunculkan bukit-bukit kecil, dan merambat di permukaan tanah sehinggabatu-batu meleleh..

    Abu Syamah menutup catatannya yang sangat panjang dengan kalimat ini.. ..Ada keanehan-keanehan yang takdapat saya jelaskan kepadamu secara detil. Matahari dan bulan mengalami gerhana sampai sekarang. Saat surat iniditulis, api sudah terus menyala selama sebulan, dan tetap di tempatnya, tidak maju, tidak mundur...Sahabat Abu Syamah, seorang hakim di Madinah yang juga hidup di masa itu, memiliki catatannya sendiri tentangperistiwa dahsyat itu. Beliau bernama Syeikh Syams ad-Din ibn Sinan ibn Abd al-Wahhab ibn Namilah al-Husaini. Beginicatatan beliau: Aku pergi menemui Emir (walikota) Madinah dan berkata kepadanya, Kita telah dikepungazab. Kembalilah kepada ALLAH! Bebaskan semua milik-milik-Nya dan kembalikan harta-harta mereka! KetikaEmir melakukan hal itu, aku berseru, Turunlah bersama kami saat ini ke (makam) Nabi SAW! Lalu iaturun dan kami bermalam pada malam Sabtu bersama semua pria, wanita, dan anak-anak. Tak seorangpun di desa ataudi Madinah kecuali berada di samping Nabi SAW. Kemudian api merambat sampai ke lembah Ajilain dan menutup jalan...Surat ini dibuat pada tanggal 5 Rajab (sebulan lebih 2 hari sejak api itu muncul)..Catatan lain yang dipetik Abu Syamah berasal dari seorang tokoh Bani al-Kasyani, suatu kabilah di Madinah. Merekamenulis: .. Orang-orang berdatangan ke Masjid Nabawi. Mereka berkumpul semuanya dan berpasrah diri kepadaALLAH... Pada saat itu orang-orang sudah yakin akan turunnya azab. Pada malam itu manusia semuanya shalat,membaca Al-Quran, ruku dan sujud, berdoa kepada ALLAH, menyesali dosa-dosanya, beristighfar danbertaubat..

    Seorang alim di Basrah, Syam, bernama Shadr ad-Din Ali ibn Abu al-Qasim at-Tamimi al-Hanafi, ketika peristiwabesar ini terjadi baru berusia 12 tahun. Kelak ia menjadi alim terkemuka di Damaskus. Ia menulis, Akumendengar seorang badui memberitakan kepada ayahku di Basrah pada malam-malam tersebut, bahwa mereka melihatpunuk-punuk unta yang terkena cahaya api yang muncul di tanah Hijaz.Banyak ulama di masa itu dan sesudahnya berkesimpulan, bahwa api raksasa yang muncul di Hijaz begitu besarnyasampai menerangi punuk-punuk unta di Basrah, yang jaraknya sekitar 2 bulan perjalanan dengan unta, adalah salahsatu kebenaran kabar yang pernah disampaikan Rasulullah .

    Shahabat beliau Abu Hurairah radhiallaahu anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda,Kiamat tidak akan terjadi sampai keluar api dari tanah Hijaz, menerangi punuk-punuk unta di Basrah.(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)Umar Sulayman al-Asyqar, seorang alim yang hingga kini masih aktif mengajar dan produktif menulis diDamaskus, memasukkan Api Hijaz sebagai salah satu dari empat tanda kiamat yang sudah terjadi dantidak akan terulang lagi (Keempat tanda itu: diutus dan wafatnya Rasulullah SAW.; terbelahnya bulan; api di Hijaz yangmenerangi punuk-punuk unta di Basrah, dan; terhapusnya jizyah atau pajak untuk orang kafir dzimmi, yang tidakmemerangi Islam).Sekarang kita beralih ke Sidoarjo. Enam bulan yang lalu, tepatnya 29 Mei 2006, sebuah sumur gas yang sedangdieksplorasi di kecamatan Porong, menyemburkan lumpur panas-beracun. Judulnya rakus, kata seorangahli perminyakan, mengomentari kelakuan PT Lapindo Brantas yang sudah tahu ada lapisan lumpur masif tapi

    Sejarah | Berita | Siroh & Kisah | KisahIslam.COM

    http://kisahislam.com Powered by JeMInfo! Generated: 28 December, 2006, 21:17

  • memaksakan alatnya hendak menjangkau kandungan gas ratusan meter di bawah lumpur. Sekitar 1500 warga desaRenokenongo segera dievakuasi karena lumpur itu membanjiri rumah dan tanah mereka. Dalam jangka waktu 12 harijalan tol paling vital di Jawa Timur, kilometer 8 ruas Gempol-Sidoarjo yang merupakan jalur utama pengangkutan barangdari kawasan Selatan menuju pelabuhan Tanjung Perak ditutup karena diluberi lumpur. Pada akhir bulan Juni 2006warga yang terpaksa mengungsi sudah berjumlah 6138 jiwa. Sesudah itu, tanggul demi tanggul yang dibuat untukmenahan luapan lumpur jebol. Puncaknya pekan lalu, tanggul yang menahan lumpur agar tak luber lagi ke jalan tol jebollagi. Bahkan, pipa gas pertamina yang ada di sisi jalan tol patah dan meledak dahsyat. Belasan orang, baik petugasmaupun pengguna jalan tol, tewas. Sebagian tenggelam oleh tsunami lumpur.Tim gabungan ITB, UGM, dan ITS (pusat-pusat kehebatan teknologi manusia Indonesia) bulan Agustus lalumenyimpulkan, lumpur itu berasal dari pegunungan lumpur (mud mountain) yang ada di bawah Porong. Pegunungan itulebarnya 20 km dan panjangnya 200 km. Puncak pegunungan lumpur itu berkisar antara 600-1000 meter di bawahpermukaan tanah Porong. Tidak ada profesor geologi manapun di Indonesia yang tahu kapan lumpur itu akan berhentimenyembur. Pertama kali menyembur, lumpur itu keluar 5000 meter kubik per hari. Pada akhir tahun ini, diperkirakanvolume banjir lumpur akan melebihi 10 juta meter kubik. Dua kali lebih banyak dari volume kubah lava puncak Merapi.Kabarnya juga, setelah diteliti, usia lumpur panas dan beracun itu lebih tua daripada usia pulau Jawa yang sudah jutaantahun. Hebatnya lagi, ternyata pegunungan lumpur seperti di Porong, Sidoarjo ini masih terdapat di 6 titik lain lagi yangtersebar di seluruh Jawa Timur.

    Jawa Timur pelan-pelan melemah, mungkin akan lumpuh. Porong akan tenggelam, mungkin akan amblas. Sidarjodilanda kecemasan.

    Win Hendrarso, bupati Sidoarjo, kabarnya sudah berkali-kali menolak dukun yang menawari jasa mistik dengan bayarantertentu untuk menghentikan lumpur panas-beracun. Beberapa orang ada yang melempar sesajen, entah untuk siapa,dengan mantra-mantra syirik ke dalam sumber lumpur.

    Bagus, Bupati Hendrarso menolak kemusyrikan, tapi sayangnya, kalimat tauhid itu belum lengkap. Menolak segalabentuk ilah, seperti kepercayaan mistik dan teknologi, sudah mencapai separo kebenaran. Itu akan sepenuhnyasempurna benar jika dilanjutkan dengan, hanya meng-ilah-kan ALLAH. Kalimat Bupati Hendrarso baru sampai,Laa ilaaha... Tidak ada ilah.. Seyogyanya disempurnakan dengan, illaLLAAH... kecualiALLAH..

    Bertaubat. Memenuhi dada dengan istighfar. Menghentikan semua korupsi dan penipuan terhadap rakyat. Membagikansemua kekayaan, terutama yang di luar hak kita. Membuang semua keyakinan kecuali yang bersumber dari ALLAH.Merevisi semua hukum yang berlawanan dengan tuntunan ALLAH. Mentaati semua perintah ALLAH. Menghentikansemua kemaksiatan. Merintih kepada ALLAH. Mengakui bahwa kita tak mampu apa-apa tanpa pertolongan ALLAH.

    Peristiwa api Hijaz memberi pelajaran penting. Kita sudah dilibas tsunami di Aceh, Sumatera Utara, juga Pangandaran.Kita sudah digentarkan Merapi. Kita sudah dihajar gempa di Jogja-Klaten. Kita sudah digelontor banjir bandang danlongsor mengerikan di Sinjai dan Jember. Banyak lagi. Semua musibah dan azab itu spontan. Sebentar sesudahnya kitalupa dan hidup seenaknya lagi. Mungkin di mata ALLAH bangsa ini dianggap murid SLB yang harusdiberi pelajaran agak pelan dan lama, dengan terapi khusus. Maka lumpur panas dan beracun disemburkan pelan-pelanmelahap kebanggaan-kebanggaan kita, sampai kita tersungkur bersujud.Tiada daun yang jatuh ke bumi yang kita diami ini yang di luar kendali ALLAH. Jika kita sudah enggan bersikap tawadhudan mentaati ALLAH, silakan kita pergi dari bumi ALLAH, dan carilah tuhan selain ALLAH.

    Sejarah | Berita | Siroh & Kisah | KisahIslam.COM

    http://kisahislam.com Powered by JeMInfo! Generated: 28 December, 2006, 21:17