apendisitis

15
PENDAHULUAN Semua orang pernah merasakan nyeri abdomen dengan bermacam- macam penyebab. Nyeri abdomen sendiri bisa berasal dari abdomen maupun luar abdomen, seperti adanya kelainan di rongga toraks yang memberikan gejala sebagai nyeri abdomen. Nyeri abdomen juga merupakan gejala dari penyakit akut abdomen. Prognosis penderita akut abdomen berkorelasi dengan lamanya penderita mendapatkan terapi. Dengan pemahaman yang baik dan menyeluruh tentang mekanisme terjadinya nyeri abdomen, penatalaksanaan yang cepat dan tepat dapat ditegakkan. LAPORAN KASUS Seorang laki-laki berusia 16 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri seluruh perut. Penderita mengalami nyeri perut di daerah sekitar pusat sehari sebelumnya, nyerinya tumpul dan sulit ditentukan lokasinya. Penderita mual-mual, tidak muntah, badan sedikit panas. Penderita kemudian berobat ke klinik dan mendapat obat maag, tetapi keluhan tidak berkurang. Apendisitis | 1

Upload: nadia-alwainy

Post on 20-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

app

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

Semua orang pernah merasakan nyeri abdomen dengan bermacam-macam penyebab. Nyeri abdomen sendiri bisa berasal dari abdomen maupun luar abdomen, seperti adanya kelainan di rongga toraks yang memberikan gejala sebagai nyeri abdomen. Nyeri abdomen juga merupakan gejala dari penyakit akut abdomen. Prognosis penderita akut abdomen berkorelasi dengan lamanya penderita mendapatkan terapi. Dengan pemahaman yang baik dan menyeluruh tentang mekanisme terjadinya nyeri abdomen, penatalaksanaan yang cepat dan tepat dapat ditegakkan.

LAPORAN KASUS

Seorang laki-laki berusia 16 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri seluruh perut. Penderita mengalami nyeri perut di daerah sekitar pusat sehari sebelumnya, nyerinya tumpul dan sulit ditentukan lokasinya. Penderita mual-mual, tidak muntah, badan sedikit panas. Penderita kemudian berobat ke klinik dan mendapat obat maag, tetapi keluhan tidak berkurang.

Delapan jam kemudian nyeri berpindah ke perut kanan bawah di titik McBurney. Nyeri tajam seperti ditusuk dan terus menerus.

Sejak 3 jam lalu penderita merasakan nyeri bertambah hebat dan meluas ke seluruh perut. Penderita demam, perut kembung dan muntah 1 kali.

Keadaan umum lemah, tampak kesakitan, dengan tanda-tanda dehidrasi.

Pada pemeriksaan fisik diagnostik ditemukan tanda-tanda rigiditas dan nyeri tekan seluruh abdomen.PEMBAHASANA. Anatomi Apendiks Vermiformis

Gambar : Apendiks VermiformisApendiks merupakan organ berbentuk tabung. Panjangnya kira-kira 10 cm (berkisar antara 3-15 cm) dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal. Namun, pada bayi apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi penyebab rendahnya insiden apendisitis pada usia itu. Pada 65% kasus, apendiks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada panjang mesoapendiks penggantungnya.Pada kasus lainnya, apendiks terletak retroperitoneal, yaitu di belakang sekum, di belakang kolon asendens, atau di tepi lateral oleh letak apendiks.Persyarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri apendikularis, sedangkan persyarafan simpatis berasal dari nervus torakalis X. Oleh karena itu, nyeri viseral pada apendisitis bermula di sekitar umbilikus.Pendarahan apendiks berasal dari arteri apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena trombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami gangren.

B. FisiologiApendiks menghasilkan lendir sebanyak 1-2 mL per hari. Lendir itu normalnya dialirkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendisitis.

Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna, termasuk apendiks, ialah IgA. Imunoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun, pengangkatan apendiks tidak memengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfe apendiks kecil jika dibandingkan dengan jumlah jaringan limfe di saluran cerna dan di seluruh tubuh.C. ApendisitisApendisitis merupakan peradangan apendiks vermiformis yang mengenai semua lapisan dinding organ tersebut. Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur. Insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun. Insiden pada lelaki dan perempuan sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, ketika insidens pada lelaki lebih tinggi. Apendisitis dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu apendisitis akut dan apendisitis kronik.Patogenesis ApendisitisApendiks vermiformis merupakan sisa apeks sekum yang belum diketahui fungsinya pada manusia. Struktur ini berupa tabung panjang, sempit (sekitar 6 sampai 9 cm), dan mengandung arteria apendikularis yang merupakan suatu arteria terminalis (end-artery).

Pada posisi yang lazim, apendiks terletak pada dinding abdomen di titik McBurney. Titik McBurney adalah titik pada dinding perut kuadran kanan bawah yang terletak pada 1/3 lateral dari garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior dengan umbilikus.

Gambar : Titik McBurney Patogenesis utamanya diduga karena adanya obstruksi lumen yang biasanya disebabkan oleh fekalit (feses keras yang terutama disebabkan oleh kebiasaan makan makanan yang rendah serat). Penyumbatan pengeluaran sekret mukus mengakibatkan terjadinya pembengkakan, infeksi, dan ulserasi. Peningkatan tekanan intraluminal dapat menyebabkan terjadinya oklusi arteria terminalis (end-artery) apendikularis. Bila keadaan ini dibiarkan berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya ruptur, peritonitis, septikemia, hipoksia, asfiksia, nekrosis jaringan, multiple organ failure, lalu menyebabkan terganggunya metabolisme, terutama metabolisme enzim dan DNA, dan akan mengakibatkan kematian pada akhirnya.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa ulserasi mukosa berjumlah sekitar 60-70% kasus. Penyebab ulserasi tidak diketahui, walaupun sampai sekarang diperkirakan disebabkan oleh virus.

GejalaApendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar umbilikus, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,5-38,5 C.Pada bayi dan anak-anak, nyeri bersifat menyeluruh di semua bagian perut.Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat.Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.DiagnosisPemeriksaan darah menunjukan jumlah sel darah putih agak meningkat sebagai respon terhadap infeksi. Biasanya, pada stadium awal apendisitis, pemeriksaan-pemeriksaan seperti foto rontgen, CT scan, dan USG kurang bermanfaat. Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejalanya.Komplikasi

a. Perforasi

Terjadi pada 20% pasien (80-90% anak-anak dan 30% atau lebih pada lansia). Rasa sakit yang bertambah, demam tinggi, rasa nyeri yang menyebar dan jumlah leukosit yang tinggi merupakan tanda kemungkinan terjadinya perforasi.

b. Peritonitis

Difus atau umum, peritonitis ini merupakan salah satu akibat dari perforasi. Peritonitis disertai rasa sakit yang semakin hebat, nyeri, kembung, demam dan keracunan.

c. Abses apendiks

Merupakan sebab lain dari perforasi. Terasa suatu massa lunak di kuadran kanan bawah atau di daerah pelvis. Massa ini mula-mula berupa flegmon tetapi dapat berkembang menjadi rongga yang mengandung nanah.

d. Pileflebitis (tromboplebitis septik vena portal), akan mengakibatkan demam yang tinggi, perasaan panas-dingin menggigil dan ikterus.PengobatanPembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinya ruptur, terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis).Pada hampir 15% pembedahan usus buntu, usus buntunya ditemukan normal. Tetapi penundaan pembedahan sampai ditemukan penyebab nyeri perutnya dapat berakibat fatal. Usus buntu yang terinfeksi bisa pecah dalam waktu kurang dari 24 jam setelah gejalanya timbul. Bahkan, meskipun apendisitis bukan penyebabnya, usus buntu tetap diangkat. Lalu dokter bedah akan memeriksa abdomen dan mencoba menentukan penyebab nyeri yang sebenarnya.Pembedahan yang segera dilakukan bisa mengurangi angka kematian pada apendisitis.Penderita dapat pulang dari rumah sakit dalam waktu 2-3 hari dan penyembuhan biasanya cepat dan sempurna.

Usus buntu yang pecah memiliki prognosis yang buruk. 50 tahun yang lalu, kasus rupture apendiks sering berakhir fatal. Dengan pemberian antibiotik, angka kematian mendekati nol.

KASUSMasalah yang terdapat pada kasus pasien ialah

Gejala sehari sebelumnya Keluhan nyeri perut di sekitar pusat, nyerinya tumpul dan sulit ditentukan lokasinya. Penderita mual-mual, tidak muntah, badan sedikit panas, dan ketika berobat diberikan obat maag, namun kondisi tidak kunjung membaik. 8 jam berikutnya Nyeri berpindah ke perut kanan bawah di titik McBurney. Nyeri tajam seperti ditusuk. 3 jam yang lalu Penderita merasakan nyeri bertambah berat dan meluas ke seluruh perut. Penderita demam, perut kembung, dan muntah 1 kali. Keadaan umum lemah, tampak kesakitan dengan tanda dehidrasi.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda rigiditas dan nyeri tekan seluruh abdomen.Hipotesa yang mungkin terjadi pada kasus ini adalah: Apendisitis akut Pada apendisitis akut, gejala awal adalah nyeri atau rasa tidak enak di sekitar umbilikus. Gejala ini umumnya berlangsung 1-2 hari. Dalam beberapa jam nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah dengan disertai oleh mual dan muntah, juga dirasakan nyeri tekan di sekitar titik McBurney. Biasanya ditemukan demam ringan dan leukositosis sedang. Peritonitis Gejala yang terjadi adalah demam, leukositosis, nyeri abdomen, muntah, dan abdomen yang tegang. Apendisitis kronik Gastroenteritis Pada gastroenteritis, mual, muntah dan diare mendahului rasa nyeri. Nyeri perut sifatnya lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Sering dijumpai adanya hiperperistalsis. Panas dan leukositosis kurang menonjol dibandingkan apendisitis akut.Anamnesis yang diperlukan untuk pasien membantu menegakkan diagnosis adalah sebagai berikut. Bagaimana kebiasaan makannya?

Bagaimana lingkungan tempat tinggal pasien?

Pekerjaan pasien?

Bagaimana keadaan fisik feces pasien?

Pada saat keadaan apa terasa sangat nyeri?

Obat yang diminum apa?

Nafsu makan pasien bagaimana?

Susah buang gas (flatus) atau tidak?

Riwayat operasi pasien bagaimana?

Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan oleh pasien ini adalah sebagai berikut. SADT

Urinalisa

Rontgen

Pemeriksaan feces

Pemeriksaan colok duburDiagnosis kerja Berdasarkan gejala-gejala dan pemeriksaan fisik yang telah ditemukan, maka diagnosis kerja untuk pasien ini ialah apendisitis akut.Penatalaksanaan

Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan merupakan pilihan yang baik adalah apendektomi. Pada apendisitis tanpa komplikasi, biasanya tidak perlu diberikan antibiotik, kecuali pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis perforata. Penundaan tindakan bedah sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi. Apendektomi dapat dilakukan secara terbuka atau laparoskopi.

Prognosis

Berdasarkan kasus di atas, prognosis untuk pasien tersebut adalah dubia ad bonam. Penatalaksanaan yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk mendukung prognosis di atas.KESIMPULANApendisitis merupakan salah satu penyakit yang ditandai dengan nyeri di bagian abdomen. Apendisitis memiliki komplikasi apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat. Dengan pemahaman yang baik dan menyeluruh tentang mekanisme terjadinya apendisitis, penatalaksanaan yang cepat dan tepat dapat ditegakkan untuk mencegah prognosis yang buruk.DAFTAR PUSTAKA1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol. 1. Ed. 6. Gangguan Sistem Gastrointestinal: Apendisitis. Jakarta : EGC. 2006. 448-9.

2. Medical Dictionary. Definition of McBurneys Point. [Update 2007 Feb]. Available at : http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/point. Accessed on 2011 May 31.

3. Sjamsuhidayat R, de jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. 2. Jakarta: ECG; 2004. P. 755-762.Apendisitis | 10