apeksifikasi , apeksogenesis

6
Nelly Suriamah (1006667434) APEKSIFIKASI DAN APEKSOGENESIS Apeksifikasi Definisi Apeksifikasi adalah perawatan untuk gigi nonvital apeks terbuka dengan atau tanpa kelainan periapeks untuk merangsang terjadinya barier kalsifikasi di daerah apeks Apeksifikasi merupakan suatu perawatan pendahuluan pada perawatan endodontik dengan menggunakan bahan pengisian saluran akar yang bersifat sementara pada gigi non vital dengan apeks gigi yang terbuka atau belum terbentuk sempurna. Setelah terjadi penutupan saluran akar pada bagian apikal maka dapat dicapai pengisian saluran akar yang sempurna dengan bahan pengisian saluran akar yang tetap yaitu gutta percha. Indikasi 1. Gigi nonvital dengan apeks terbuka, dengan atau tanpa kelainan periapeks 2. sisa jaringan gigi mempunyai cukup retansi dan resistensi untuk dapat dilakukan penambalan, rasio mahkota kar cukup 3. Kegagalan perawatan pulpotomi Kontraindikasi 1. Sisa jaringan gigi tidak resisten 2. Sisa jaringan tidak mempunyia retensi untuk tumpatan baik pada mahkota atau sampai ke saluran akar 3. Ada kelainan sistemik 4. Semua fraktur vertical dan sebagian besar fraktur horizontal 5. Akar yang sangat pendek Obat apeksifikasi Obat yang digunakan adalah MTA (Mineral Trioxide Aggregate) dan Ca(OH)2

Upload: nelly-suriamah

Post on 14-Apr-2016

2.722 views

Category:

Documents


316 download

TRANSCRIPT

Page 1: Apeksifikasi , Apeksogenesis

Nelly Suriamah (1006667434)

APEKSIFIKASI DAN APEKSOGENESIS

Apeksifikasi

Definisi

Apeksifikasi adalah perawatan untuk gigi nonvital apeks terbuka dengan atau tanpa kelainan periapeks untuk

merangsang terjadinya barier kalsifikasi di daerah apeks

Apeksifikasi merupakan suatu perawatan pendahuluan pada perawatan endodontik dengan menggunakan bahan

pengisian saluran akar yang bersifat sementara pada gigi non vital dengan apeks gigi yang terbuka atau belum

terbentuk sempurna. Setelah terjadi penutupan saluran akar pada bagian apikal maka dapat dicapai pengisian saluran

akar yang sempurna dengan bahan pengisian saluran akar yang tetap yaitu gutta percha.

Indikasi

1. Gigi nonvital dengan apeks terbuka, dengan atau tanpa kelainan periapeks

2. sisa jaringan gigi mempunyai cukup retansi dan resistensi untuk dapat dilakukan penambalan, rasio mahkota

kar cukup

3. Kegagalan perawatan pulpotomi

Kontraindikasi

1. Sisa jaringan gigi tidak resisten

2. Sisa jaringan tidak mempunyia retensi untuk tumpatan baik pada mahkota atau sampai ke saluran akar

3. Ada kelainan sistemik

4. Semua fraktur vertical dan sebagian besar fraktur horizontal

5. Akar yang sangat pendek

Obat apeksifikasi

Obat yang digunakan adalah MTA (Mineral Trioxide Aggregate) dan Ca(OH)2

Tahap perawatan

1. Ukur panjang kerja dan kurangi 2 mm dari panjang gigi untuk menghindari kerusakan jaringan periapeks dan

preparasi dinding saluran akar pada 1/3 apeks yang tipis

2. Lakukan anestesi

3. Isolasi gigi dan lakukan desinfeksi

4. Pembukaan kamar pulpa dan keluarkan isi saluran akar

5. Preparasi untuk membuang jaringan akar nekrotik dan menghaluskan dinding saluran akar untuk persiapan

peletakkan Ca(OH)2

6. Bila irigasi mulai bersih, saluran akar dikeringkan dengan kertas hisap

Page 2: Apeksifikasi , Apeksogenesis

7. Pasta Ca(OH)2 dimasukkan ke dalam saluran akar diusahakan kontak dengan jaringan periapeks tetapi tidak

boleh sampai overfilling

8. Kelebihan Ca(OH)2 di kamar pulpa dibuang, kemudian diberi basis dan tunpat dengan GIC atau ZnO eugenol

atau semen polikarboksilat

9. Lakukanrestorasi tetap

10. Evaluasi dilakukan 3,6,12,24 bulan

Instrumentasi dari saluran akar yang divergen dilakukan dengan tekanan

yang lembut terhadap dinding akar, disertai dengan irigasi.

A, Saluran akar diisi dengan pasta kalsium hidroksid (a) dengan

menggunakan syringe dan jarum (b) untuk mendepositkan material. B,

jarum dikeluarkan bersamaan dengan mendepositkan pastanya sampai

area servikal

A, Gigi yang sedang menjalani proses

apeksifikasi. Pasta kalsium hidroksid (a),

cotton pellet (b), semen zink okside

eugenol (c). B, tujuan utama untuk

menginduksi batasan jaringan keras (d)

Empat hasil klinis yang berhasil setelah perawatan

apeksifikasi. A, Penutupan kanal dan apeks yang

berkelanjutan menjadi normal. B, Apeks tertutup, tetapi

kanal nya masih dalam konfigurasi “blunderbuss”. C,

Tidak ada perubahan radiografik akan tetapi terdapat

lapisan semacam tulang yang tipis yang terletak di dekat

apeks. D, Bukti radiografik dari pemendekan ujung batas

apeks.

Page 3: Apeksifikasi , Apeksogenesis

Evaluasi hasil perawatan

Evaluasi dilakukan secara peiodik

Apabila evaluasi 3 bulan setelah pengisian dengan Ca(OH)2

Tidak ada tanda penyembuhan kelainan periapeks maka dilakukan pengisisan ulang dengan Ca(OH)2

Jika terdapat tanda penyembuhan maka lakukan evaluasi 3 bulan berikutnya. Apabila ada perbaikan, lakukan

evaluasi 3 bulan berikutnya,dst

Keberhasilan perawatan

Ditandai dengan tidak ada keluhan tanda klinis dan radiografis, adanya penutupan pada periapeks, jaringan lunak di

sekitar gigi dalam keadaan normal. Secara radiografis, digambarkan adanya apeksogenesis, apeks tertutup oleh

jaringan keras diikuti dengan penyempitan saluran akar.

Kegagalan perawatan

Ditandai dengan adanya rasa sakit pada pemeriksaan klinis atau kadang tidak ada rasa sakit, tetapi apeks tetap terbuka

karena tidak terbentuk barier kalsifikasi Apabila perawatan tidak berhasil, dapat dilakukan perawatan bedah endo

Prognosis

Umumnya, apeksifikasi mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi, walaupun demikian, gigi yang masih muda

(dinding dentin tipis) mempunyia resio fraktur yang tinggi baik selama perawatan maupun sesudahnya

Mineral Trioxide Aggregate (MTA)Isi MTA  

MTA merupakan suatu percampuran dari semen Portland dan bismuth oksida serta ada juga dilaporkan bahwa MTA

terdiri dari beberapa elemen seperti SiO2, CaO, MgO, K2SO4, dan Na2SO4. Komponen utama adalah semen Portland

tersebut yang merupakan campuran dari dikalsium silikat, trikalsium silikat, gypsum, dan tetrakalsium aluminoferit.

 

Sifat MTA 

MTA mengeras kira-kira 3 sampai 4 jam. MTA bersifat radiopak sehingga lebih mudah dilihat dalam radiografi. MTA

tidak mempunyai sifat anti mikroba, tetapi Enterococcus faecalis dan Streptococcus  sanguinis tidak dapat hidup

dalam MTA.

MTA juga dapat bersifat aktivasi sementoblas dan produksi sementum. Pada beberapa kasus, MTA juga bersifat bone

healing. MTA memproduksi lebih banyak dentinal bridge lebih signifikan dibandingkan Calsium Hidroksida dalam

waktu yang lebih cepat serta memiliki sedikit inflamasi dan mengurangi resiko nekrosis pulpa. MTA juga dilaporkan

mempunyai ukuran partikel yang kecil, toksik yang sedikit, dan working time yang lama. Oleh sebab itu, perawatan

dengan MTA telah menjadi standard pada perawatan dengan apeks terbuka.

Manipulasi Kerja MTA 

Dalam penggunaan MTA sebagai bahan material, dilakukan beberapa tahap kerja yaitu sebagai berikut,

Page 4: Apeksifikasi , Apeksogenesis

1. Mixing: MTA abu-abu dan MTA putih dicampur dengan air bersih dengan rasio 3:1 sesuai dengan petunjuk

pabrik. Dalam hal ini susah dimanipulasi sehingga pada saat insersi MTA agak sulit.

2. Insersi: ultrasonic-assisted condensation lebih efisien daripada hand-condensation.

3. Ketebalan: 5mm MTA yang tersedia lebih baik untuk resistensi microleakage.

4.  Lakukan radiografi.

5. Kapas yang lembab diletakkan diatas MTA, kemudian dilakukan restorasi sementara. (Setting time MTA 3-4

jam setelah mixing).

Pasien kontrol kembali setelah 24 jam untuk obsturasi & lakukan penggantian restorasi menjadi permanen. Isi saluran

akar dengan guta perca & restorasi resin komposit.

APEKSOGENESIS

Definisi

Apeksogenesis adalah suatu prosedur pada pulpa yang telah terinflamasi dan masih vital pada gigi yang

perkembangannya belum sempurna atau sering disebut dengan gigi permanen muda, untuk memberi kesempatan pada

akar melanjutkan pertumbuhan dan menutup apeksnya. Perawatan ini dilakukan dengan cara mempertahankan pulpa

vital atau menyingkirkan pulpa yang terinflamasi reversibel supaya pembentukan akar dan pematangan apeks dapat

dilanjutkan.

Indikasi

- Gigi yang dalam masa pertumbuhan dengan foramen apikal yang belum tertutup sempurn

- Kerusakan pada pulpa koronal sedangkan pulpa radicular dalam keadaan sehat.

Kontraindikasi

- Gigi avulsi dan replantasi,

- Gigi yang sangat goyang, gigi yang mengalami fraktur mahkota,

- Gigi dengan fraktur akar yang horizontal yang berada dekat dengan gingival

- Gigi karies yang tidak dapat direstorasi lagi.

Tahap

1. Lakukan anestesi

2. Isolasi gigi dan lakukan desinfeksi

3. Pembukaan kamar pulpa, pembuangan serabut pulpa dan debris dari korona sampai daerah yang diamputasi.

Amputasi pada korona di daerah servikal dilakukan dengan menggunakan ekskavator bulat tajam atau bur

besar bulat steril dengan putaran rendah.

4. Penghentian perdarahan menggunakan butiran kapas mengandung anestesi lokal atau salin

5. Pasta Ca(OH)2 diletakan diatas permukaan pulpa setebal 1-2mm

6. Basis dan tunpat dengan GIC atau ZnO eugenol atau semen polikarboksilat

7. Lakukan restorasi tetap

8. Evaluasi dilakukan 3,6,12,24 bulan