apbn yang efektif dan kredibel untuk membangun … · jalur kereta api (km’sp) pembangunan...

32
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAH DAN DESA DALAM KERANGKA NKRI SRI MULYANI INDRAWATI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2017 JAKARTA, 2 MARET 2017

Upload: vokiet

Post on 11-Jul-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN

INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT

DAERAH DAN DESA DALAM KERANGKA NKRI

SRI MULYANI INDRAWATI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2017

JAKARTA, 2 MARET 2017

Page 2: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

APBN SEBAGAI INSTRUMEN

Untuk Mendukung Pertumbuhan dan Pembangunan Yang Inklusif

FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA

Dan Tantangan Pembangunan

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Untuk Mendukung Peningkatan Layanan Publik & Kesejahteraan

OUTLINE

TANTANGAN DAN STRATEGI

Pengelolaan Keuangan Daerah

2

Page 3: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA (1)

Pertumbuhan Ekonomi Negara – Negara G20

& BRICS (2007-2016)

source: IMF & BPS

5,5

6,36,0

4,6

6,2 6,2 6,05,6

5,0 4,9 5,0 5,1

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

20

17

f

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%)

3

Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan 5,6% (kurun waktu 2007-2016) menjadi peringkat ketiga

diantara negara-negara G-20. Momentum ini menjadikan fundamental ekonomi Indonesia makin

kuat yang perlu terus dijaga keberlanjutannya.

5,6

Page 4: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

Konsumsi Rumah Tangga57,1%

Konsumsi

Pemerintah

9,4%

Investasi (PMTB)32,3%

Net Ekspor0,8%

Lainnya-0,4%

Konsumsi Rumah Tangga*•Rata-rata 2006-2015: 4,9%

•Pertumbuhan 2016: 5,0% •Estimasi 2017: 5,0%

Konsumsi Pemerintah•Rata-rata 2006-2015: 6,3%•Pertumbuhan 2016: -0,1%•Estimasi 2017: 4,8%

Investasi (PMTB)•Rata-rata 2006-2015: 6,8%

•Pertumbuhan 2016: 4,5%•Estimasi 2017: 6,0%

Ekspor•Rata-rata 2006-2015: 5,3%•Pertumbuhan 2016: -1,7%•Estimasi 2017: 0,2%

Impor•Rata rata 2006-2015: 5,1%•Pertumbuhan 2016: -2,3%•Estimasi 2017: 0,7%

Produk Domestik Bruto

FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA (2): SUMBER PERTUMBUHAN PDB

4S

EK

UN

DE

RT

ER

TIE

RP

RIM

ER

Distribusi (%)

Pertanian (%, yoy) Pertambangan (%, yoy)

Industri(%, yoy)

Infokom

SISI PRODUKSISISI PENGELUARAN

Pertumbuhan PDB ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi (sisi pengeluaran) sebagai

engines of growth, serta pertumbuhan sektor pertambangan yang positif (sisi produksi).

Page 5: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 5

FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA (3) : INDIKATOR MAKROEKONOMI

Kemiskinan, pengangguran, dan Gini Ratio menurun, sedangkan

Kemudahan Berusaha meningkat.

Rank of EODB2017 = 912016 = 106

Gini Ratio0,397Tahun 2015=0,41Prov Tertinggi : 0,44Prov Terendah: 0,28

Kemiskinan10,7%Tahun 2015= 11.3%Prov Tertinggi : 28,5Prov Terendah: 3,75

Pengangguran5,61%Tahun 2015= 6,18%Prov Tertinggi : 8,92Prov Terendah: 1,89

Page 6: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

Lingkungan global penuh dengan tantangan, diliputi ketidakpastian & volatilitas

Kenaikan suku bunga The FED &

kebijakan ekonomi AS

Brexit

Harga Komoditas Rendah

Keamanan & Geopolitik

Perubahan iklim

LEMAHNYA PERMINTAAN & PERDAGANGAN

Proteksionisme

China economic rebalancing

6

FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA (4) : TANTANGAN EKSTERNAL

Page 7: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

7

FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA (5) : TANTANGAN INTERNAL

Ketimpangan secara horizontal masih terjadi, sumber pertumbuhan masih bertumpu pada kawasan barat, Tingkat Kemiskinan di kawasan timur masih relatif tinggi, dan Tingkat Pengangguran tertinggi di Jawa.

7,5%

11,1%

22,0%

11,0%

6,5%

Pertumbuhan PDRB, 2016, YoY

Tingkat Kemiskinan Daerah, per September 2016Source: BPS

JAWA: 58,5% thd PDBIndustri pengolahan, perdagangan,

konstruksi

SUMATERA: 22,0% thd PDBPertanian, Industri pengolahan,

pertambangan

KALIMANTAN: 7,9% thd PDBPertambangan, Industri, Pertanian

SULAWESI: 6,0% thd PDBPertanian, konstruksi, perdagangan

PAPUA: 2,5% thd PDBPertambangan, pertanian, dan

administrasi pemerintahan

BALI & NUSRA: 13,1% thd PDBPertanian, pariwisata, perdagangan

5,9%14,7%

5,6 %10,1%

4,3%2,0%

7,4%5,2%

1,2%

3,8% 5,5%

3%

5,9%

Tingkat pengangguran 2016

Page 8: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

8

4% Kab. MemberamoProv. Papua

10%Kab. MamasaProv. Sulawesi Barat

100%Kota Banjarmasin

Prov. Kalimantan Selatan

Akses Air Bersih

1.4 per 100.000Kab.Kupang

Prov. NTT

15 per 100.000

Kota Banda

Aceh

Prov. Aceh

Partisipasi Sekolah

hingga SMA

7%Kab. Pegunungan

BintangProv. Papua

36%

Kab. Tulang BawangProv. Lampung

87%

Kota Padang SidempuanProv. Sumatera Utara

SMA

194.875

37.841

14.928

DKI SULUT NTT

PDRB per Kapita

Ribu rupiah

Akses

Sanitasi

14%Kab. AsmatProv. Papua

36%Kab. Gorontalo Utara Prov. Gorontalo

97%Kota Pangkal PinangProv. Bangka Belitung

Sumber : PDRB 2015-BPS, Akses Air Bersih, Akses Sanitasi, Partisipasi Sekolah 2015-Susenas, Akses Tenaga Kesehatan 2014-PODES

Gini Ratio

0.43Jawa Barat

0.36Sulawesi Barat

0.27Bangka Belitung

FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA (6) : TANTANGAN INTERNAL

Masih terjadi kesenjangan ekonomi dan ketimpangan dalam penyediaanlayanan publik antarwilayah

Page 9: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA (7) : STRATEGI MENGATASI TANTANGAN

KESENJANGANKEMISKINAN

DIATASI MELALUI PERTUMBUHAN INKLUSIF

Meningkatkan

Produktivitas

Meningkatkan

Daya Saing

Tata kelola

yang baik

Institusi yang

bersih & efektif

9

Page 10: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

E K O N O M I Y A N G I N K L U S I F

a.l. suku bunga,

makro dan

mikroprudensial

a.l. neraca

pembayaran,

ekspor - impor,

arus modal

PDBAPBN, APBD

Insentif Fiskal

APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN

YANG INKLUSIF (1)

10

Diperlukan Sinergi Antar Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk Menghadapi Tantangan Domestik & Global

Page 11: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 11

Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi

yang Berkualitas, Inklusif, dan Berkelanjutan

Menjaga fundamental ekonomi yang makin

kukuh

Mewujudkan pemerataan antar

wilayah, sektor, dan kelompok penghasilan

masyarakat

APBN

Berperan fundamental

sebagai

Jangkar pengelolaan ekonomi

yang sehat & sustainable

APBN harus dikelola secara

hati-hati, bijaksana, kredibel,

akuntabel, dan sustainable

• Fundament dalam

menciptakan stabilitas

makroekonomi.

• Instrumen kebijakan fiskal

yang efektif.

Kebijakan fiskal dan APBN yang kredibel dibangun melalui:• Perumusan dan penyusunan

yang tepat, akurat, danrealistis

• Disiplin fiskal dan anggaranyang ketat, serta deviasi antara target dengan realisasi seminimal mungkin.

Rp

APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN

YANG INKLUSIF (2)

Page 12: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN

Defisit terkendali 2.46% thd PDB

Kredibilitas terjaga melalui

penyesuaian target penerimaan pajak

yang realistis & konsolidasi belanja

Realisasi Transfer ke Daerah tetap

terjaga baik, tidak jadi dilakukan

penundaan DAU

Realisasi Penerimaan dari Program

Amnesti Pajak Rp112 T

Implementasi kebijakan efisiensi atau

smart cutting↓

Penyerapan belanja K/L 100% setelah

penghematan

APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN

YANG INKLUSIF (3)

Realisasi APBN 2016: Melalui langkah-langkah pengendalian belanja dan optimalisasi pendapatannegara, pelaksanaan APBNP 2016 tetap aman, defisit tetap terkendali, dan kredibilitas APBN tetap terjaga.

MESKIPUN TERJADI PENGHEMATAN/PEMOTONGAN ANGGARAN BELANJA,

PENCAPAIAN OUTPUT/OUTCOME PENDIDIKAN DAN KESEHATAN MASIH DAPAT DIJAGA

12

Page 13: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 13

290,3

256,2

317,2

267,0

0

50

100

150

200

250

300

350

APBNP Realisasi APBNP Realisasi

2015 2016

125,9110,3

117,9

99,3

0

20

40

60

80

100

120

140

APBNP Realisasi APBNP Realisasi2015 2016

Anggaran Infrastruktur

Anggaran Kedaulatan Pangan

Realisasi:2015 88,3%2016 84,2%

Realisasi:201587,6%

201684,2%

Rekonstruksi, Pelebaran, Pembangunan (tdk termasuk jalan tol)

Jalan (km)

Jembatan (km)

Bendungan Irigasi (km)

Bandara

Jalur Kereta Api (km’sp)

Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk

peningkatan

Irigasi Primer dan Sekunder

Pembangunan baru

Pembangunan baru (tdk termasuk LRT Sumsel dan Jabodebek

Target 3.149,6

Capaian 2.528,7

Target 15

Capaian 15 (3 selesai)

Target 12,9

Capaian 10,6

Target 142,1

Capaian 33,0

Target 37

Capaian 37

Target 4.889

Capaian 1.025

APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN

YANG INKLUSIF (4) Dengan perencanaan yang baik, meskipun terjadi penghematan/pemotongan anggaran, output/outcome

program kedaulatan pangan dan infrastruktur dapat tercapai.

Beberapa

output

prioritas

TA 2016

(dalam triliun rupiah)

Page 14: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN

REALISASI PENYALURAN DAN CAPAIAN OUTPUT

DAK FISIK BIDANG INFRASTRUKTUR TA 2016 - 2017

APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN (5) Meskipun terdapat penghematan alamiah DAK Fisik dan DAK Nonfisik, namun target output/outcome

untuk beberapa program tetap tercapai, bahkan terlampaui.

BOSBOP

PAUD

Target : 45,5 juta Siswa

Capaian : 45,7 juta Siswa

Target : 3,8 juta Siswa

Capaian : 3.8 juta Siswa

Target : 1,30 juta Guru

Capaian : 1,21 juta Guru

Target : 323,5 ribu Guru

Capaian : 323,5 ribu Guru

Tamsil

GuruTPG

Target : 66,5 %

Capaian : 67,73 %

Target : 895.000 Ha

Capaian : 830.667 Ha

Target : 386.702 Sambungan RumahCapaian : 331.032 Sambungan Rumah

AIR MINUM

IRIGASI

KEMANTAPAN JALAN

REALISASI DAK FISIK

REALISASI DAK NONFISIK

OUTPUT DAK FISIK

OUTPUT DAK NONFISIK

14

Page 15: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 15

APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF (6)

20162016

Rp40,8 T Rp3,1 T

Pemanfaatan Dana Desa harus dikelola dengan baik, agar setiap rupiah Dana Desa secara

efektif dapat meningkatkan kualitas hidup, menanggulangi kemiskinan dan kesenjangan,

serta memperluas skala ekonomi individu dan kelompok.

Page 16: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF (7)

Kebijakan ekspansi anggaran di luar jawa dimaksudkan untuk mendukung akselerasi pembangunan di luar jawa dalam mempercepat ekualisasi kemajuan antara wilayah Jawa dengan luar Jawa.

Triliun Rp

I. Pendapatan 144,1

a. Pajak 66,9

b. Bea & Cukai 6,8

c. PNBP 70,4

II. Belanja 232,3

a. TKDD 176,1

b. Belanja K/L 56,2

Neto (I-II) (88,2)

SUMATERA

Triliun Rp

I. Pendapatan 1.143,2

a. Pajak 884,9

b. Bea & Cukai 161,6

c. PNBP 96,6

II. Belanja 302,8

a. TKDD 201,8

b. Belanja K/L 101,0

Neto (I-II) 840,4

JAWA

Triliun Rp

I. Pendapatan 86,0

a. Pajak 32,0

b. Bea & Cukai 1,1

c. PNBP 52,9

II. Belanja 93,9

a. TKDD 73,6

b. Belanja K/L 20,3

Neto (I-II) (7,9)

KALIMANTANTriliun Rp

I. Pendapatan 19,7

a. Pajak 16,6

b. Bea & Cukai 0,6

c. PNBP 2,5

II. Belanja 104,5

a. TKDD 73,3

b. Belanja K/L 31,2

Neto (I-II) (84,8)

SULAWESI

Triliun Rp

I. Pendapatan 18,4

a. Pajak 10,7

b. Bea & Cukai 1,7

c. PNBP 6,0

II. Belanja 89,6

a. TKDD 71,7

b. Belanja K/L 17,9

Neto (I-II) (71,3)

MALUKU dan PAPUA

Triliun Rp

I. Pendapatan 15,5

a. Pajak 11,7

b. Bea & Cukai 1,5

c. PNBP 2,3

II. Belanja 56,4

a. TKDD 39,5

b. Belanja K/L 17,0

Neto (I-II) (40,9)

BALI dan NUSRA

Keterangan:1. Pendapatan yang

dikumpulkan dari Daerah ke

Pusat2. Belanja yang dikembalikan dari

Pusat ke Daerah

3. Data dalam Triliun Rp

4. Data rata-rata 2014-2016

16

Ekualisasi pendapatan & belanja antarwilayah untuk memperkuat pelaksanaan Nawacita ketiga, desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, serta memperkokoh eksistensi NKRI

(Jawa mensubsidi wilayah lain di luar Jawa)

Page 17: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 17

Berperan penting dalam memberikan stimulasi secara terukur dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal

Pendapatan Negara Belanja Negara

84

8,8

99

5,3

12

10

,6

13

38

,1

14

38

,9

15

50

,5

15

08

15

51

,8

17

50

,3

15% 15%16,30%16,20%15,80%

14,70%

13,10%12,40%12,80%

0

500

1000

1500

2000

2500

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

20%Nominal (Rp Tn) % thd PDB (RHS)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

-4,1

-88

,6

-46

,8

-84

,4

-15

3,3

-21

1,7

-22

6,7

-29

8,5

-30

7,7

-33

0,2

-0,08%

-1,58%

-0,73%

-1,14%

-1,83%

-2,33%

-2,25%

-2,58%-2,46%

-2,41%

-4,0%

-3,5%

-3,0%

-2,5%

-2,0%

-1,5%

-1,0%

-0,5%

0,0%

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Defisit APBN

APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN

YANG INKLUSIF (8)

Rasio Utang terhadap PDB

Target penerimaan perpajakan lebih

realistis (tumbuh 16.8% dari realisasi 2016)

Basis perhitungan lebih realistis

Anggaran yang ekspansif dan

prudent, dengan defisit 2.41% thd PDB

Penguatan reformasi perpajakan untuk

optimalisasi pendapatan

Kebijakan belanja yang mendukung

prioritas strategis seperti infrastruktur

Penguatan desentralisasi fiskal

Menjaga Kredibiltas APBN 2017

1

2

3

4

5

6

Page 18: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 18

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (1)

Kebijakan dan Tantangan Pelaksanaan TKDD Tahun 2017

T

Pagu DAU tidak final.• Penyesuaian alokasi DAU

pd APBN-P dan APBD-P• Implikasi: Penyesuaian

belanja & kontrak.• Solusi: fleksibilitas kontrak,

cash planning.

Pengalihan urusan pemerintahan.• Beban pengalihan sdh

ditampung Rp15,4 T pd APBN 2017.

• Potensi tambahan beban pengalihan Rp3,6 T.

• Perlu penyesuaian porsi DAU dlm APBN-P.

Pengalihan urusan konkuren daerah -> pusat.• Pengalihan urusan konkuren

butuh Rp3 T.• Implikasi: 6 bulan belanja

pegawai telah dan akan menjadi beban APBD 2017.

• 6 bulan selanjutnya menjadi beban APBN (Rp1,5 T).

• Solusi: Rp 756 M sbg pengurang DAU.

Penyelesaian Kurang Bayar DBH• Kurang bayar DBH sd 2015

sudah sebagian diselesaikan(Rp28,9 T).

• Sisa Kurang Bayar Rp25,3 T.• Telah dianggarkan Rp10,9 T

pada APBN 2017, sehingga kurang bayar tersisa Rp14,5 T.

Kurang Bayar DAK Fisik• Direncanakan di-carry over

pd APBN-P 2017 .• Syarat carry over: output 100% pd 2016dilakukan verifikasi teknis

& administrasi

• Penyaluran Dana Transfer berdasarkan kinerja pelaksanaan di daerah.

• Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui KPPN.

Minimal 25% DAU dan

DBH digunakan untuk

Infrastruktur

Page 19: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (2):MEMPERKUAT DESENTRALISASI FISKAL DAN IMPLEMENTASI NAWACITA KE-3

19

Transfer ke Daerah dan Dana Desa naik signifikan

untuk penyediaan pelayanan publik dan

peningkatan kesejahteraan.

• SiLPA APBD meningkat dan dalam jumlah yang

cukup besar.

• Perlu cash planning yang akurat dan percepatan

belanja daerah.

• Belanja pegawai relatif menurun, sedangkan

belanja modal relatif meningkat.

• Belanja modal untuk infrastruktur perlu didorong

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tahun 2012 2014 2016

Belanja Modal 12,6% 19,5% 22,9%

Belanja Pegawai 42,3% 38,2% 36,8%

2012

20152017

Rp 480,6 T

Rp 623,1 T

Rp 764,9 T

TKDD

Peningkatan signifikan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) - konsisten dengan desentralisasifiskal, namun efektivitas belanja daerah menjadi tantangan selanjutnya

Page 20: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

20

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (3) : KONTRIBUSI DANA TRANSFER DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

2017

Rp32,6T(16%)

Rp48,0T(22%)

Rp124,0T(60%)

Rp3,5T(2%)

Rata-rata belanja infrastruktur melalui anggaran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa

sebesar 10% dari total belanja APBN (tahun 2015-2017)

2015Rp174,9T Rp16,6T

(29%)

Rp.3,0T(5%)

Rp38,1T(66%)

Rp117,2T (67%)

DAK Fisik Dana Tambahan Infrastruktur (DTI) Papua dan Papua Barat Dana Desa Dana Transfer Umum (25% dari DAU + DBH)

Rp37,6T(35%)

Rp2,9T (3%)

Rp66.3T(62%)

Rp121.5T(53%)

2016

Rp228,3TRp208,1T

Irigasi & Pertanian

• Baru : 5.000 Ha• Rehab :755.200 Ha• 10.000 unit embung

• Rehab kelas: 27.140 unit

• Ruang Kelas Baru: 3.590 unit

Pendidikan Jalan

Kondisi Mantap:Provinsi: 71,75%Kab/Kota: 60,76%

• Rumah Sakit: 453 unit

• Puskesmas : 5.059 unit

Kesehatan Air Minum

49.000 rumahUtk masyarakat miskin

Perumahan

• 448 Sambungan Air Minumbagi 716.352 rumah tangga.

• Akses air minum layak bagi688.436 rumah tangga

• 169.500 Sambungan RT• 1.026 unit IPAL Usaha Skala Kecil• 348.000 unit tangki septik individu• TPS 3R sebanyak 700 unit.

Sanitasi

TARGET DAK FISIK 2017

Page 21: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (4) : Optimalisasi Dana Transfer untuk mengurangi beban ekonomi dan langsung dinikmati masyarakat

21

Bantuan

Operasional

Keluarga Berencana

(BOKB) (Rp0,29 T)

• untuk mendukung program KB dan penggerakan program KB di Kampung KB dan Posyandu.

• Sasaran: 4.586 balai penyuluhan, 20.470 fasilitas kesehatan, dan 508 kampung KB & Posyandu

Peningkatan

Kapasitas

Koperasi dan

UKM (PK2UKM)

(Rp0,1 T)

• untuk meningkatkan kapasitas SDM koperasi dan UKM melalui pelatihan dan pendampingan.

• Sasaran: 23,6 ribu peserta pelatihan

Bantuan Operasional

Sekolah (BOS)

(Rp45,12 T)

• untuk pencapaian program wajib belajar 12 Tahun yg terjangkau & bermutu.

• Sasaran : 46,2 juta siswa SD, SMP, dan SMA/SMK

Administrasi

Kependudukan

(Rp0,75 T)

• untuk keberlanjutan dan keamanan sistem administrasi kependudukan (SAK)

• Sasaran: untuk dinas yang menangani dukcapil dan untukkecamatan

Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK)

(Rp6,62 T)

• untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan, khususnya pelayanan promotif dan preventif, serta Jampersal.

• Sasaran: 5,3 juta ibu hamil, 12,2 ribu Puskesmas, dan 104 RS

Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak

Usia Dini (BOP PAUD)(Rp3,58 T)

• untuk meringankan beban

masyarakat dalam memperoleh akses PAUD.

• Sasaran: 5,6 juta siswa

Page 22: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 22

TANTANGAN

Penggunaan belum optimal

Kapasitas Perangkat Desa belum memadai

Potensi overlapping dalamberbagai regulasi Dana Desa.

Kompetensi Tenaga Pendamping belum memadai.

Pemantauan, evaluasi, dan pengawasan belum memadai.

KEBIJAKAN

Prioritas penggunaan untuk pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat desa

Peningkatan penyelenggaraan pelatihan tatakelola keuangan desa

dan pelatihan pengelolaan/ pemanfaatan dana desa

Peningkatan kompetensi tenaga pendamping.

Sinergi penyusunan regulasi Dana Desaantar K/L.

Optimalisasi peran perwakilan Kemenkeu di daerah dalam

penyaluran, pemantauan dan evaluasi

IMPLIKASI

Peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan

masyarakat desa

Peningkatan kualitas dan akuntabilitas Pelaporan

Pengelolaan Dana Desa yang lebih baik

Dampak Dana Desa signifikan terhadap pembangunan dan

perekonomian

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (5) :

TANTANGAN, KEBIJAKAN, DAN IMPLIKASI DANA DESA 2017

Page 23: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

DID besar di Jawa (34,6%) dan Sumatera (27,3%): kinerja keuangan, layanan publik, ekonomi dan kesejahteraan antardaerah tidak merata, di kedua pulau lebih baik dari daerah lain di luar Jawa dan Sumatera.

KALIMANTAN

Se-Provinsi DID Daerah

Kalbar 60,0 8

Kalteng 208,7 11

Kalsel 284,7 14

Kaltim 149,1 9

Kaltara 22,5 3

Jumlah 725,0 45

SULAWESI

Se-Provinsi DID Daerah

Sulteng 95,3 5

Sulut 262,4 13

Sulsel 206,8 17

Sultra 149,6 8

Gorontalo 52,5 7

Sulbar 166,2 5

Jumlah 932,8 55

JAWA

Se-Provinsi DID Daerah

DKI Jakarta 0,0 0

Jabar 461,9 21

Jateng 1099,9 23

DIY 270,8 6

Jatim 682,0 31

Banten 80,6 5

Jumlah 2.595,2 86

BALI, NTB,NTT

Se-Provinsi DID Daerah

Bali 201,8 9

NTB 254,2 11

NTT 192,3 6

Jumlah 648,3 26

Maluku,Papua, Papua Barat

Se-Provinsi DID Daerah

Maluku 295,0 9

Papua 80,6 5

Maluku Utara 110,8 4

Papua Barat 67,5 9

Jumlah 553,9 27

(dalam miliar rupiah)

PERLU:• Peningkatan kapasitas bagi Pemda dengan kinerja kurang baik;

• Perbaikan kriteria yang mencerminkan kinerja sesungguhnya serta Optimalisasi penggunaan DID untuk kegiatan produktif.

SUMATERA

Se-Provinsi DID Daerah

Aceh 726,3 19

Sumut 154,2 4

Sumbar 544,1 17

Riau 22,5 3

Jambi 65,0 4

Sumsel 82,5 11

Bengkulu 97,0 3

Lampung 208,4 10

Babel 137,3 3

Kep. Riau 7,5 1

Jumlah 2044,8 75

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (6) : Dana Insentif Daerah mendorong pemda untuk meningkatkan kinerja Pengelolaan Keuangan dan APBD, layanan dasar publik, serta ekonomi dan kesejahteraan

23

Page 24: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

24

TANTANGAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (1): KEMANDIRIAN FISKAL DAERAH BELUM OPTIMAL

Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak

Melakukan penilaian ulang atas dasar

pengenaan disesuaikan dengan potensi dan

kemampuan pembayar pajak

Peningkatan Basis Data Perpajakan

•Mendata ulang WP & objek pajak

•Meningkatkan koordinasi internal pemda, antara

lain dengan bagian penerbitan izin

•Memanfaatkan data pihak ketiga (BPN utk PBB)

Penilaian, Penagihan, dan Pemeriksaan

•Dibidang penilaian dan penagihan dapat

dikerjasamakan dengan DJP dan DJKN.

•Dibidang pemeriksaan dapat berkoordinasi

dengan Polri, Kejaksaan, BPK & BPKP

Modernisasi

• Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pengelolaan

basis data.

• Penggunaan Teknologi Informasi dalam pelayanan

perpajakan, misalnya e-SKPD dan e-payment.

•Membangun organisasi perpajakan daerah

berdasarkan fungsi: pengelola data, pelayanan,

penagihan, pemeriksaan, dan pengawasan.

•Menyusun SOP setiap pelayanan.

Peningkatan SDM

•Menambah jumlah diklat utk ahli penilaian,

penagihan, dan pemeriksaan.

•Menambah jumlah diklat terkait dengan praktik

pemungutan perpajakan yang baik.

• Kerjasama kemitraan dengan pemda lain yang

dinilai sukses dalam pemungutan perpajakan.

Pajak daerah dan retribusi daerah belum optimal (rata-rata 13,32% pada periode 2011 sd. 2015), APBD masih tergantung dari dana transfer.

STRATEGI

OPTIMALISASI

PAJAK

DAERAH

Page 25: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN

Korelasi Dana Transfer, Layanan Publik dan Tingkat Kemiskinan

25

TANTANGAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (2) :

Peningkatan Dana Transfer mendukung perbaikan tingkat layanan publik di daerah : Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) meningkat, kesenjangan tingkat kemiskinan antardaerah menurun.

Namun distribusi Dana Transfer yang pro wilayah “miskin” belum dapat menurunkan kesenjangan

layanan publik, terlihat dari deviasi IPM tertinggi dan terendah tidak banyak perubahan.

URAIAN2010 2015

DANA TRANSFER IPM KEMISKINAN DANA TRANSFER IPM KEMISKINAN

Indonesia Rp344,6 T 66,53 13,33 Rp623,3 T 69,55 10,70

Provinsi

Tertinggi Rp10,1 T 76,31 36,8 Rp10,9 T 78,99 28,17

Terendah Rp0,5 T 54,45 3,48 Rp1,1 T 57,25 3,93

Deviasi Rp9,6 T 21,86 33,32 Rp9,8 T 21,74 24,24

Kab./Kota

Tertinggi 4,0 T 79,5 49,6 4,3 T 84,6 45,70

Terendah 0,1 T 48,0 1,7 0,2 T 25,5 1,70

Deviasi 3,9 T 31,5 47,9 4,1 T 59,1 44,0

Page 26: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

Masih terjadi ketimpangan infrastruktur antarwilayah.

Sumatera

Air Minum Layak 64,96%

Sanitasi Layak 57,52%

Jalan Kondisi Mantap 64,96%

Belanja Infrastruktur Rp59,51 T

% dari APBD 2016 21,9%

Jawa

Air Minum Layak 76,59%

Sanitasi Layak 72,12%

Jalan Kondisi Mantap 75,25%

Belanja Infrastruktur Rp65,76 T

% dari APBD 2016 15,5%

Bali & Nusa Tenggara

Air Minum Layak 75,23%

Sanitasi Layak 57,69%

Jalan Kondisi Mantap 54,17%

Belanja Infrastruktur Rp11,76 T

% dari APBD 2016 17,8%

Kalimantan

Air Minum Layak 70,07%

Sanitasi Layak 50,61%

Jalan Kondisi Mantap 58,34%

Belanja Infrastruktur Rp14,91 T

% dari APBD 2016 12,2%

Sulawesi

Air Minum Layak 67,11%

Sanitasi Layak 60,72%

Jalan Kondisi Mantap 53,60%

Belanja Infrastruktur Rp23,39 T

% dari APBD 2016 21,5%

Maluku & Papua

Air Minum Layak 61,29%

Sanitasi Layak 52,51%

Jalan Kondisi Mantap 45,87%

Belanja Infrastruktur Rp23,00 T

% dari APBD 2016 23,0%

26

TANTANGAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (3)

Strategi mengatasi ketimpangan infrastruktur:• peningkatan porsi belanja infrastruktur dalam APBD; • penguatan sinergi skema pendanaan pembangunan infrastruktur, baik yang bersumber dari belanja K/L, Transfer ke Daerah dan

Dana Desa, maupun APBD; serta • optimalisasi skema pembiayaan dengan Pinjaman dan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

Kebutuhan infrastruktur Indonesia tahun 2015-2019Kebutuhan infrastruktur 2015-2019

Page 27: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

27*Sumber Data: Bank Indonesia, diolah

(Triliun Rp)

TANTANGAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (4) : PENYERAPAN APBD BELUM OPTIMAL

Dana APBD di Perbankan

,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

350,00

JAN s.d FEB s.dMAR

s.d APRs.d MEI s.dJUNI

s.d JULI s.dAGUS

s.dSEPT

s.dOKT

s.dNOV

s.d DES

Pola penyerapan APBD masih relatif sama setiaptahun: Simpanan dana APBD di perbankan terusmeningkat sampai pertengahan tahun, dan turunsignifikan menjelang akhir tahun.

Untuk mempercepat dan mengoptimalkanpenyerapan belanja APBD, pemerintah sejak tahun2016, Pemerintah mulai menerapkan kebijakanreward and punishment melalui konversi penyaluranDAU dan/atau DBH ke Surat Berharga Negara.

Implikasi: Simpanan pemda pada akhir tahun 2016Rp83,85 T atau berkurang sebesar Rp15,83 T dariakhir tahun 2015 Rp99,68 T.

Besarnya saldo simpanan pemerintah daerah menghambat akselerasi pembangunan ekonomi,

peningkatan kualitas layanan, dan pengentasan kemiskinan & kesenjangan

Page 28: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

28

Stabilisasi politik,

ekonomi, dan

sosial

Insentif fiskal

untuk investasi

Peningkatan daya saing

(competitiveness) daerah

Pembentukan pelayanan satu pintu (one stop services)

Deregulasi dan

debirokratisasi

Penyederhanaan

perizinan investasi

TANTANGAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (5) :

Strategi Kebijakan Menarik Investasi dan Kemudahan Berusaha

Sinergi kebijakan

antara Pemerintah

Pusat

dengan Pemerintah

Daerah

Page 29: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

Fundamental

Ekonomi

• Fundamental ekonomi yang

sehat dan momentum

pemulihan ekonomi

• Pertumbuhan menjanjikan

• Berorientasi pada

pertumbuhan inklusif

SDA & SDM • Populasi ke-4 terbesar di dunia

• Masyarakat berpenghasilan

menengah yang meningkat

• Negara demokrasi ke-3 terbesar

• Desentralisasi yang lebih mapan

• SDA melimpah

MASYARAKAT ADIL DAN MAKMUR

• Sinergi reformasi

struktural dan fiskal

• Anggaran yang

lebih kredibel

• Sinergi Pusat dan

Daerah

Komitmen Reformasi Persepsi Investasi

• Perbaikan peringkat

Ease of Doing Business

• Iklim investasi di

daerah yg kondusif

• Penguatan daya saing

daerah

Kerangka Institusi

• Lembaga eksekutif,

legislatif, dan yudikatif

yang transparan

• Peranan swasta krusial

dalam mendukung

pembangunan

29

PELUANG, POTENSI & DUKUNGAN POSITIF DALAM MENCAPAI TUJUAN

PEMBANGUNAN

Page 30: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 3030

PEMBELAJARAN 2016 DAN ARAH KEBIJAKAN KE DEPAN

Adanya faktor ketidakpastian eksternal,menyebabkan perencanaan pendapatannegara harus lebih realistis dan kredibel.

Perlu ruang penyesuaian bagi belanja negara,termasuk TKDD:

Pagu DAU tidak final, sehingga dapatdisesuaikan apabila terjadi perubahanpendapatan negara.

Implikasinya: perlu strategi pengelolaan APBDyang tepat dan peningkatan kapasitaspengelola keuangan daerah.

Dengan sumber dana APBN dan APBD yang masihterbatas, setiap rupiah belanja negara dan daerah harusmenghasilkan output/outcome yang maksimal melalui:

Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pusatdan daerah, (belanja K/L dan transfer ke daerah),harmonisasi kegiatan antarprogram, antarkegiatan,antarwilayah, dan antar sumber pendanaan.

Optimalisasi penggunaan Dana Transfer Umum (DAUdan DBH) sekurang-kurangnya 25% untuk belanjainfrastruktur yang berorientasi pelayanan publik danpengurangan kemiskinan.

Penyaluran Dana Transfer Khusus dan Dana Desaberbasis kinerja pelaksanaan (penyerapan danketercapaian output) melalui KPPN agar lebih efisiendan efektif.

Daerah perlu berperan aktif dalampenghimpunan penerimaan pajak, melalui:

Menjaga kepatuhan atas pajak yang menjaditanggungjawab APBD, dan

Memberikan sanksi kepada pihak swastayang menghindari pajak pusat dan daerah(seperti sanksi perijinan usaha yang menjadikewenangan daerah).

Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yanglebih merata, perlu dilakukan :

Sinergi pendanaan, baik yang bersumber daribelanja K/L, TKDD, maupun APBD.

Optimalisasi pemanfaatan skema pembiayaanmelalui pinjaman maupun Kerjasama Pemerintahdan Badan Usaha (KPBU)

Page 31: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 31

Terima Kasih

Page 32: APBN YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL UNTUK MEMBANGUN … · Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan (termasuk flyover), tidak termasuk peningkatan Irigasi Primer dan Sekunder Pembangunan

32

FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA : TANTANGAN INTERNAL

Pembangunan ekonomi yang inklusif (pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan pemerataan)

menjadi strategi utama mengatasi ketimpangan, baik antar provinsi maupun antar kab./kota di dalam suatu provinsi.

Terdapat variasi yang besar dalam ketimpangan, baik interdaerah maupun antardaerah, seperti Provinsi Jakarta dengan pendapatan perkapita yang tinggi

memiliki tingkat kemiskinan yang rendah, namun angka gini ratio-nya tinggi. Disisi lain, Gini ratio dan tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku Utara rendah, tetapi pendapatan perkapita-nya juga sangat rendah.

Rata-rata Nasional:

• Tingkat Kemiskinan 10,7%

• Pendapatan perkapita Rp45,18 jt