ap / alberto di lolli pengangguran the world speaks ... · masalah finansial di negara-negara...

1
19 SELASA, 13 DESEMBER 2011 E KONOMI GLOBAL D I suatu sore yang cerah sebulan lalu, Svein Davoy terpukau di Acropolis. Kala itu, dia sedang memandangi Kuil Parthenon di bawah siraman cahaya senja. “Ini menakjubkan. Di sinilah peradaban Barat dimulai. Saya akan mengajak teman- teman saya datang ke Yunani dan melihat semua ini,” ujar Davoy, 63, antusias. Davoy boleh dibilang beruntung. Serikat pekerja yang mewakili pengamanan museum dan situs arkeologi dikabarkan hampir menutup seluruh monumen di Yunani pada November. Mereka tengah berselisih dengan Kementerian Budaya dan Pariwisata mengenai upah kerja lembur. Alhasil, turis dan pendatang sampai harus memanjat pagar untuk masuk ke monumen yang ditutup. Pihak museum dan situs bersejarah juga harus membatasi kunjungan untuk menghindari demonstrasi dan unjuk rasa yang tengah marak. Selain membahayakan sektor pariwisata yang selama ini menyumbang 18% perekonomian nasional, kondisi itu pun dapat mengganggu keselamatan warisan sejarah ‘Negeri Para Dewa’ itu. Menteri Budaya dan Pariwisata Yunani Pavlos Yeroulanos mengatakan pemerintah berusaha semaksimal mungkin melindungi kekayaan sejarah Yunani. Namun, kementerian terpaksa harus memangkas 2.000 pegawai sejak krisis utang melanda Yunani pada 2009 silam. Meski kebanyakan adalah pegawai sementara, dampaknya sangat terasa di museum-museum kecil. Mereka terpaksa harus mengurangi jam buka. “Kami telah memotong 35% anggaran sejak 2009, memaksa kami untuk berbuat lebih dalam serbakekurangan dan menetapkan beberapa prioritas,” ujar Yeroulanos. National Archaeological Museum, salah satu tujuan wisata populer di Yunani, terpaksa beroperasi dengan 30% pegawai pada periode sibuk musim panas. “Ini menjadikan kami bahan tertawaan secara internasional. Pengunjung membayar untuk melihat seluruh museum tapi hanya sepertiganya yang buka,” ujar Yannis Mavrikopoulos, kepala keamanan di serikat pekerja. Karena kurangnya tenaga keamanan, penyelundupan pun kini menjadi masalah besar. “Setiap enam bulan, kementerian pariwisata mengumumkan telah menggagalkan usaha penyelundupan artefak kuno ke luar negeri, ujar Despina Kosumba, Kepala Arkeolog Yunani. “Tapi dari setiap satu yang tertangkap, ada 20 lainnya yang lolos karena kurangnya tenaga keamanan.” Di samping itu, menipisnya anggaran riset membuat banyak arkeolog terbaik Yunani memilih ke luar negeri. Mereka memilih mengadu nasib ke selatan Eropa, Siprus, atau Turki. Di sisi lain, untuk menghindari kebangkrutan dan menarik investasi asing, pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur jalan dan hotel. Alhasil, para arkeolog terpaksa harus belajar untuk menggali lebih cepat. “Di masa krisis seperti ini, orang membutuhkan museum lebih dari sebelumnya untuk menunjukkan dimensi berbeda dari kehidupan sehari-hari,” ujar Profesor Dimitris Pandermalis, Rektor Museum Acropolis. (Reuters/*/E-2) Krisis Utang dan Kuil para Dewa Kami telah memotong 35% anggaran sejak 2009, memaksa kami untuk berbuat lebih dalam serbakekurangan.” Pavlos Yeroulanos Menteri Budaya dan Pariwisata Yunani IRANA SHALINDRA I SU pengangguran ternya- ta merupakan kekhawatir- an dunia yang paling menonjol. Hal itu terung- kap dari hasil survei sepan- jang Juli-September 2011 yang dilakukan BBC World Service terhadap 11 ribu responden di 23 negara. Survei tahunan bertajuk The World Speaks itu mengajukan sejumlah daftar kekhawatiran kepada peserta survei. Dari daftar tersebut, peserta ditanya mengenai hal yang pernah me- reka diskusikan dengan teman atau keluarga dalam beberapa bulan terakhir. Korupsi dan kemiskinan masih menempati peringkat pertama. Namun, pengang- guran disinggung oleh 18% peserta survei kali ini. Itu enam kali lebih tinggi sejak survei pertama pada 2009 silam. Peningkatan kekha- watiran mengenai hal terse- but tercatat bertambah di seluruh negara yang menjadi objek survei. Adapun tingkat kekhawatir- an mengenai pengangguran bervariasi di tiap negara. Ting- kat tertinggi ialah Spanyol. Sekitar 54% responden di Spa- nyol mengaku membicarakan masalah pengangguran akhir- akhir ini. Tingkat itu sepertiga kali lebih tinggi daripada hasil survei setahun lalu. Hal terse- but tidak terlepas dari kondisi salah satu negara di pusat krisis utang Eropa itu yang memiliki tingkat pengangguran muda tertinggi di kawasan, yaitu melampaui 40%. Isu pengangguran juga mendapat perhatian khusus di Ghana, Meksiko, Nigeria, dan Turki. Meningkatnya kekhawatiran tentang isu pengangguran menimbulkan spekulasi hal tersebut terkait dengan kon- disi ekonomi dunia saat ini. Masalah finansial di negara- negara pengguna mata uang euro maupun perlambatan pertumbuhan ekonomi men- jadi isu global. Di sisi lain, isu korupsi dan kemiskinan tampaknya menja- di isu abadi dalam perdebatan global. Dari tiga survei terakhir, dua topik ini selalu menempati peringkat atas. Isu korupsi menjadi tema pembicaraan utama di Nigeria, India, Turki, Indonesia, dan Peru, yang merupakan negara berkembang dengan reputasi transparansi pemerintahan dan bisnis yang buruk. Sebaliknya, di negara-negara seperti AS, Prancis, dan Jepang, isu ekonomi dunia menjadi tema utama pembicaraan. Tidak berdasar Terkait dengan kondisi ‘Be- nua Biru’, kalangan pelaku usaha di sana khawatir rencana pengetatan anggaran yang menjadi hasil konferensi ting- kat tinggi Uni Eropa pada pe- kan lalu akan menekan pertum- buhan ekonomi. Mereka meng- ingatkan, tidak ada gunanya memperbaiki krisis utang jika justru merusak ekonomi. Thierry Jantet, Direktur Uta- ma Euresa, jaringan perusa- haan asuransi di Eropa, menilai hasil pertemuan Jumat (9/12) sebagai kesepakatan sementara yang tidak mendasar. “Eropa tidak lagi memi- liki kedinamisan industri,” katanya. “Eropa perlu mem- bangkitkan industri untuk membangkitkan bisnis kecil dan menengahnya.” Adapun rencana traktat baru yang dimunculkan pada KTT UE lalu mencakup penalti otomatis bagi negara yang me- langgar batas utang dan desit. Traktat yang dimaksudkan un- tuk menyelamatkan euro terse- but dikabarkan akan ditanda- tangani 26 dari 27 negara UE. Inggris menjadi satu-satunya negara yang dengan eksplisit menolak traktat itu. Namun, penolakan yang disampaikan Perdana Menteri Inggris David Cameron menda- pat kritikan dari kalangan peme- rintah setempat. Wakil Perdana Menteri Nick Clegg menilai keputusan tersebut sebagai hal yang buruk bagi Inggris. Dia juga menyatakan menye- sal karena hanya Inggris yang menentang keputusan KTT yang menargetkan kesatuan skal lebih ketat untuk meng- akhiri krisis utang terburuk di Eropa. Clegg memperingatkan Ing- gris berisiko terisolasi dan dipinggirkan di Uni Eropa. (*/ BBCNews/Reuters/E-4) [email protected] Pengangguran Momok Utama Dunia Berbeda dengan negara maju, isu korupsi menjadi tema pembicaraan utama di Nigeria, India, Turki, Indonesia, dan Peru. PENGANGGURAN: Puluhan orang antre untuk melamar pekerjaan di Madrid, Spanyol, beberapa waktu lalu. Survei tahunan bertajuk The World Speaks menunjukan kekhawatiran masyarakat dunia terhadap tingkat pengangguran meningkat enam kali lipat ketimbang pada survei pertama di 2009. AP / ALBERTO DI LOLLI

Upload: vuongnga

Post on 06-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AP / ALBERTO DI LOLLI PENGANGGURAN The World Speaks ... · Masalah finansial di negara-negara pengguna mata uang euro maupun perlambatan pertumbuhan ekonomi men-jadi isu global. Di

19SELASA, 13 DESEMBER 2011 EKONOMI GLOBAL

DI suatu sore yang cerah sebulan lalu, Svein Davoy

terpukau di Acropolis. Kala itu, dia sedang memandangi Kuil Parthenon di bawah siraman cahaya senja. “Ini menakjubkan. Di sinilah peradaban Barat dimulai. Saya akan mengajak teman-teman saya datang ke Yunani dan melihat semua ini,” ujar Davoy, 63, antusias.

Davoy boleh dibilang beruntung. Serikat pekerja yang mewakili pengamanan museum dan situs arkeologi dikabarkan hampir menutup seluruh monumen di Yunani pada November. Mereka tengah berselisih dengan Kementerian Budaya dan Pariwisata mengenai upah kerja lembur.

Alhasil, turis dan pendatang sampai harus memanjat pagar untuk masuk ke monumen yang ditutup. Pihak museum dan situs bersejarah juga harus membatasi kunjungan untuk menghindari demonstrasi dan unjuk rasa yang tengah marak. Selain membahayakan sektor pariwisata yang selama ini menyumbang 18% perekonomian nasional, kondisi itu pun dapat mengganggu keselamatan warisan sejarah ‘Negeri Para Dewa’ itu.

Menteri Budaya dan Pariwisata Yunani Pavlos Yeroulanos mengatakan pemerintah berusaha semaksimal mungkin melindungi kekayaan sejarah Yunani. Namun, kementerian terpaksa harus memangkas 2.000 pegawai sejak krisis utang melanda Yunani pada 2009 silam.

Meski kebanyakan adalah pegawai sementara, dampaknya sangat terasa di museum-museum kecil. Mereka terpaksa harus mengurangi jam buka. “Kami telah memotong 35% anggaran sejak 2009, memaksa kami untuk berbuat lebih dalam serbakekurangan dan menetapkan beberapa prioritas,” ujar Yeroulanos.

National Archaeological Museum, salah satu tujuan wisata populer di Yunani, terpaksa beroperasi dengan 30% pegawai pada periode sibuk musim panas. “Ini menjadikan kami bahan tertawaan secara internasional. Pengunjung membayar untuk melihat seluruh museum tapi hanya sepertiganya yang buka,” ujar Yannis Mavrikopoulos, kepala keamanan di serikat pekerja.

Karena kurangnya tenaga keamanan, penyelundupan pun kini menjadi masalah besar. “Setiap enam bulan, kementerian pariwisata mengumumkan telah menggagalkan usaha penyelundupan artefak kuno ke luar negeri, ujar Despina Kosumba, Kepala Arkeolog Yunani. “Tapi dari setiap satu yang tertangkap, ada 20 lainnya yang lolos karena kurangnya tenaga keamanan.”

Di samping itu, menipisnya anggaran riset membuat banyak arkeolog terbaik Yunani memilih ke luar negeri. Mereka memilih mengadu nasib ke selatan Eropa, Siprus, atau Turki.

Di sisi lain, untuk menghindari kebangkrutan dan menarik investasi asing, pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur jalan dan hotel. Alhasil, para arkeolog terpaksa harus belajar untuk menggali lebih cepat.

“Di masa krisis seperti ini, orang membutuhkan museum lebih dari sebelumnya untuk menunjukkan dimensi berbeda dari kehidupan sehari-hari,” ujar Profesor Dimitris Pandermalis, Rektor Museum Acropolis. (Reuters/*/E-2)

Krisis Utang dan

Kuil para Dewa

Kami telah memotong 35%

anggaran sejak 2009, memaksa kami untuk berbuat lebih dalam serbakekurangan.”

Pavlos YeroulanosMenteri Budaya dan Pariwisata Yunani

IRANA SHALINDRA

ISU pengangguran ternya-ta merupakan kekhawatir-an dunia yang paling menonjol. Hal itu terung-

kap dari hasil survei sepan-jang Juli-September 2011 yang dilakukan BBC World Service terhadap 11 ribu responden di 23 negara.

Survei tahunan bertajuk The World Speaks itu mengajukan sejumlah daftar kekhawatiran kepada peserta survei. Dari daftar tersebut, peserta ditanya mengenai hal yang pernah me-reka diskusikan dengan teman atau keluarga dalam beberapa bulan terakhir.

Korupsi dan kemiskinan masih menempati peringkat pertama. Namun, pengang-guran disinggung oleh 18%

peserta survei kali ini. Itu enam kali lebih tinggi sejak survei pertama pada 2009 silam. Peningkatan kekha-watiran mengenai hal terse-but tercatat bertambah di seluruh negara yang menjadi objek survei.

Adapun tingkat kekhawatir-an mengenai pengangguran bervariasi di tiap negara. Ting-kat tertinggi ialah Spanyol. Sekitar 54% responden di Spa-nyol mengaku membicarakan masalah pengangguran akhir-akhir ini.

Tingkat itu sepertiga kali lebih tinggi daripada hasil survei setahun lalu. Hal terse-but tidak terlepas dari kondisi salah satu negara di pusat krisis utang Eropa itu yang memiliki tingkat pengangguran muda tertinggi di kawasan, yaitu

melampaui 40%.Isu pengangguran juga

mendapat perhatian khusus di Ghana, Meksiko, Nigeria, dan Turki.

Meningkatnya kekhawatiran tentang isu pengangguran menimbulkan spekulasi hal tersebut terkait dengan kon-disi ekonomi dunia saat ini. Masalah finansial di negara-negara pengguna mata uang euro maupun perlambatan pertumbuhan ekonomi men-jadi isu global.

Di sisi lain, isu korupsi dan kemiskinan tampaknya menja-di isu abadi dalam perdebatan global. Dari tiga survei terakhir, dua topik ini selalu menempati peringkat atas.

Isu korupsi menjadi tema pembicaraan utama di Nigeria, India, Turki, Indonesia, dan Peru, yang merupakan negara berkembang dengan reputasi transparansi pemerintahan dan bisnis yang buruk.

Sebaliknya, di negara-negara seperti AS, Prancis, dan Jepang,

isu ekonomi dunia menjadi tema utama pembicaraan.

Tidak berdasarTerkait dengan kondisi ‘Be-

nua Biru’, kalangan pelaku usaha di sana khawatir rencana pengetatan anggaran yang menjadi hasil konferensi ting-kat tinggi Uni Eropa pada pe-kan lalu akan menekan pertum-buhan ekonomi. Mereka meng-ingatkan, tidak ada gunanya memperbaiki krisis utang jika justru merusak ekonomi.

Thierry Jantet, Direktur Uta-ma Euresa, jaringan perusa-haan asuransi di Eropa, menilai hasil pertemuan Jumat (9/12) sebagai kesepakatan sementara yang tidak mendasar.

“Eropa tidak lagi memi-liki kedinamisan industri,” katanya. “Eropa perlu mem-bangkitkan industri untuk membangkitkan bisnis kecil dan menengahnya.”

Adapun rencana traktat baru yang dimunculkan pada KTT UE lalu mencakup penalti

otomatis bagi negara yang me-langgar batas utang dan defi sit. Traktat yang dimaksudkan un-tuk menyelamatkan euro terse-but dikabarkan akan ditanda-tangani 26 dari 27 negara UE. Inggris menjadi satu-satunya negara yang dengan eksplisit menolak traktat itu.

Namun, penolakan yang di sampaikan Perdana Menteri Ing gris David Cameron menda-pat kritikan dari kalangan peme-rintah setempat. Wakil Perdana Menteri Nick Clegg menilai keputusan tersebut sebagai hal yang buruk bagi Inggris.

Dia juga menyatakan menye-sal karena hanya Inggris yang menentang keputusan KTT yang menargetkan ke satuan fi skal lebih ketat untuk meng-akhiri krisis utang terburuk di Eropa.

Clegg memperingatkan Ing-gris berisiko terisolasi dan dipinggirkan di Uni Eropa. (*/BBCNews/Reuters/E-4)

[email protected]

Pengangguran Momok Utama Dunia

Berbeda dengan negara maju, isu korupsi menjadi tema pembicaraan utama di Nigeria, India, Turki, Indonesia, dan Peru.

PENGANGGURAN: Puluhan orang antre untuk melamar pekerjaan di Madrid, Spanyol, beberapa waktu lalu. Survei tahunan bertajuk The World Speaks menunjukan kekhawatiran masyarakat dunia terhadap tingkat pengangguran meningkat enam kali lipat ketimbang pada survei pertama di 2009.

AP / ALBERTO DI LOLLI