“kinerja keuangan unit syariah pt....

78
“KINERJA KEUANGAN UNIT SYARIAH PT. ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA DALAM PROSES SPIN OFF MENJADI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH” SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E) SABILA AUFAR 1112046200016 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • “KINERJA KEUANGAN UNIT SYARIAH PT. ASURANSI

    JIWA MANULIFE INDONESIA DALAM PROSES SPIN OFF

    MENJADI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH”

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi salah satu

    persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)

    SABILA AUFAR

    1112046200016

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1440 H / 2019 M

  • i

    ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH DALAM

    PROSES TRANSFER ASSET (SPIN OFF) MENJADI PERUSAAHAAN

    ASURANSI SYARIAH

    SKRIPSI

    Diajukan Untu k Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Syariah (SE)

    Oleh :

    SABILA AUFAR

    NIM : 1112046200016

    Pembimbing

    Ahmad Chairul Hadi. MA

    NIP : 197205312007101002

    JURUSAN ASURANSI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1440 H/2019 M

  • ii

  • iii

    LEMBAR PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa, saya:

    Nama : Sabila Aufar

    NIM : 1112046200016

    Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Juli 1994

    Fakultas/Program Studi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Ekonomi Syariah

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Ekonomi (SE)

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas islam

    Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

    menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, Juli 2019

    Sabila Aufar

  • iv

    ABSTRAK

    Sabila Aufar, NIM 1112046200016, Financial Performance of Syaria

    Unit Operation of PT. Asuransi Manulife (Manulife Insurance) in processing

    of Spin Off to be Syaria Insurance coorporated, Economic Syaria

    concentration, Economic Syaria Study Program, Economic and Business

    Faculty, State of Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2019.

    Financial Report Analysis is executed in order to be akcnowledged of

    Financial Performance to inform all users Financial Report of Syaria Unit of

    PT.Asuransi Manulife Indonesia regards to government regulations.

    Writing methods of this essay is applied of discriptive quantitative format.

    Analysing data is using Microsoft Excel together with other methods to analyse a

    Financial Ratio and comparative methods.

    Aiming this observation essay is to know of Financial Performance of

    Indonesia Syaria Manulife Unit, preparing for succesfull of Spin Off being Syaria

    Insurance Corporation. A Financial Report data sourcing is taken from Indonesia

    Syaria Unit during years of 2014 – 2018 reports togather with headquarter yearly

    reports. So that could be known the changes of value occured are raising or

    declining value.

    Based on this observation result, its could be taken conclusion thats

    Indonesia Syaria Manulife Unit is not ready yet to be spinn off, while it is not

    fulfill any of requirmnets. However financial performance report has good enough

    in managing tabarru fund as well as investment fund but it is needs to be

    increased ,since a result report of underwriting ratio is not reach to 40% at the end

    of year.

    Key Word : Financial Ratio, Fanancial Performance, Spin Off

    Guided by : Ahmad Chairul Hadi.MA

  • v

    ABSTRAK

    Sabila Aufar, NIM 1112046200016, Kinerja Keuangan Usaha Unit

    Syariah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dalam Proses Spin Off

    Menjadi Perusahaan Asuransi Syariah, Konsentrasi Ekonomi Syariah,

    Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

    Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019 M.

    Analisis laporan keuangan dilakukan agar dapat mengetahui kondisi

    keuangan dan memberi informasi kepada para pemakai laporan keuangan unit

    syariah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia berkaitan dengan masalah

    peraturan perundang-undangan pemerintah

    Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode

    kuantitatif dengan format deskriptif. Dalam menganalisis, data diolah dengan

    Microsoft Excel lalu beberapa metode yang digunakan adalah metode analisis

    rasio keuangan dan metode komparatif.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Unit Syariah

    Manulife Indonesia dalam rangka mensuseskan proses spin off menjadi

    perusahaan asuransi syariah. Data yang digunakan adalah laporan keuangan

    tahunan Unit Syariah Indonesia periode 2014-2018 dan laporan keuangan

    tahunan induknya sehingga dapat diketahui perubahan nilai yang terjadi baik itu

    kenaikan atau penurunan.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Unit Syariah Manulife

    Indonesia belum siap melaksanakan spin off karena belum memenuhi persyaratan

    yang ditetapkan. Meskipun kinerja keuangannya cukup baik, kinerja dalam

    pengelolaan dana tabarru dan dana investasi peserta perlu ditingkatkan karena

    hasil underwriting ratio di akhir tahun tidak mencapai 40%.

    Kata Kunci : Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan, Spin Off

    Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi, MA

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, karunia, kemudahan,

    kesempatan serta kekuatan yang telah diberikan. Sholawat serta salam semoga

    selalu tersanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya atas cinta

    yang begitu besar terhadap umatnya. Alhamdulillah akhirnya saya dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa selama menyusun skripsi ini ditemui berbagai

    kesulitan dan kekuarangan, namun semua itu dapat dilalui berkat dukungan dan

    bantuan dari berbagai pihak. Maka, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi, Kharlie, S.H., MA., M.H. selaku Dekan

    Fakultas Syariah dan Hukum

    2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., AK., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP dekan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    3. Ketua Program Studi Muamalat dan sekaligus menjabat sebagai Ketua

    Program Hukum Ekonomi Syariah (HES) AM. Hasan Ali, M.A dan Bapak

    H. Abdurrauf, Lc.,MA, selaku Sekretaris Program Studi.

    4. Bapak Ahmad Chairul Hadi, MA, selaku dosen pembimbing yang telah

    banyak memberikan masukan dan membantu saya dalam menyelesaikan

    skripsi saya.

    5. Bapak H. Abdurrauf, Lc.,MA dan Bapak Mohamad Mujibur Rahman, MA,

    selaku penguji pada ujian munaqosyah

    6. PT. Asuransi Jiwa Manulife Unit Syariah yang telah memberikan saya

    kesempatan untuk melakukan penelitian

  • vii

    7. Para dosen atas pendidikan dan dukungan moril selama ini sehingga

    penulis dapat menyelesaikan studi di Prodi Muamalat

    8. Kepada orang tua tercinta ayah Achmad Mardjuki SE dan mama

    Nurfaizah Spd.i yang telah dengan sabar menunggu terlalu lama

    terimakasih atas cinta kepercayaannya

    9. Adik-adikku tersayang Rosyidah Maizan, Jannati Adna dan bontot kecilku

    Najma Naufa yang kadang terlihat menggemaskan. Bagaimanapun

    keadaannya aku selalu mendukung kalian.

    10. Sahabat terbaikku, Nurul Isti Hardiyanti (bebestkuuh), Mia Mawaddah

    (sahabat capu-capunya Liza), Millah Pratiwi (sahabat cemewew), Atik

    Syukriyati (sahabat curhat yang selalu dirindukan) dan teman-teman

    spesialku yang lainnya Hani, Hilyah, Ica, Jannah, bersyukur dipertemukan

    dengan kalian di kehidupan ini

    11. Teman-teman Asuransi Syariah khususnya my bebes selusin 12 (Eka, Isti,

    Ita, Aisyah, Evi, Susi, Tika, Puput, Tami, Teh Ria dan Tari. Kangen buat

    kumpul bareng lagi. Temen-temen Asuransi lainnya terimakasih juga telah

    menjadi temanku.

    Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Semoga Allah SWT

    membalas kebaikan kalian dan semoga skripsi ini pun dapat bermanfaat. Amin

    Allahumma Amiin.

    Jakarta, Juli 2019

    Sabila Aufar

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ ii

    LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................... iii

    ABSTRAK .............................................................................................................................. iv

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................ vi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................................................. x

    DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 6

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................................ 7

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

    E. Metode Penelitian ....................................................................................................... 8

    F. Tinjauan Kajian Terdahulu ......................................................................................... 8

    G.Sistematika Penulisan ................................................................................................. 9

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Kinerja ..................................................................................................... 11

    B. Analisa Kinerja Keuangan

    1. Pengertian Laporan Keuangan ............................................................................ 11

    2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan .................................................................... 12

    3. Unsur-unsur Laporan Keuangan ......................................................................... 13

    4. Prosedur dan Jenis Laporan Keuangan ............................................................... 14

    5. Analisis Rasio Keuangan .................................................................................... 16

    C. Metode Analisis Rasio Keuangan

    1. Metode Komparatif ............................................................................................. 23

    2. Metode Analisis Tren .......................................................................................... 23

    3. Metode Indeks Time Series ................................................................................ 23

    4. Common Size Financial Statement ..................................................................... 23

    5. Metode Rasio Laporan Keuangan ....................................................................... 23

  • ix

    D. Restrukturisasi Organisasi (Spin Off)

    1. Pengertian Restrukturisasi .................................................................................. 24

    2. Definisi Spin Off ................................................................................................. 25

    3. Jenis-Jenis Spin Off ............................................................................................. 27

    4. Komponen Spin Off ............................................................................................ 28

    5. Tujuan Spin Off ................................................................................................... 32

    6. Hubungan Kebijakan Spin Off dan Kinerja Keuangan ....................................... 33

    E. Kerangka Konseptual ................................................................................................. 35

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................................ 36

    B. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 36

    C. Teknik Pengolahan Data ............................................................................................ 37

    D. TeknikAnalisis Data................................................................................................... 37

    BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

    A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya

    1. PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia ................................................................. 40

    2. Unit Syariah........................................................................................................... 40

    B. Kondisi Keuangan Unit Syariah PT. Manulife Indonesia

    1. Perbandingan Laporan Keuangan ......................................................................... 40

    2. Analisis Rasio Keuangan ...................................................................................... 44

    3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan ........................................................... 55

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................................................ 59

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 60

    LAMPIRAN

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel I.1. Jumlah Perusahaan dan Unit Syariah..................................................... 2

    Tabel IV.1. Neraca Perbandingan..........................................................................41

    Tabel IV.2. Laporan Laba Rugi Perbandingan..................................................... 42

    Tabel IV.3. Laporan Surplus (Defisit) Underwriting............................................ 43

    Tabel IV.4. Rasio Pencapaian RBC...................................................................... 45

    Tabel IV.5. Rasio Likuiditas................................................................................. 47

    Tabel IV.6. Total Debt to Equity Ratio................................................................. 49

    Tabel IV.7. Total Debt to Asset Ratio................................................................... 49

    Tabel IV.8. Return on Asset Ratio........................................................................ 51

    Tabel IV.9. Return on Equity Ratio...................................................................... 51

    Tabel IV.10. Underwriting Ratio.......................................................................... 53

    Tabel IV.11. Rasio Retensi Sendiri....................................................................... 54

    Tabel IV.12. Common Size Analysis pada Komponen Aset................................ 55

    Tabel IV.13. Analisis Komparatif (Growth Analysis) pada Dana Unit Syariah dan

    Induk Usaha.......................................................................................................... 57

    Tabel IV.14. Analisis laporan Keuangan Komparatif Modal Disetor Unit Syariah

    Manulife.................................................................................................................57

  • xi

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik IV.1. Rasio Pencapaian RBC.........................................................46

    Grafik IV.2. Rasio Likuiditas....................................................................48

    Grafik IV.3. Rasio Solvabilitas..................................................................50

    Grafik IV.4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas............................................52

    Grafik IV.5. Rasio Underwriting...............................................................53

    Grafik IV.6. Rasio Retensi Sendiri............................................................54

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam ekonomi Islam, asuransi syariah merupakan lembaga keuangan

    syariah non bank yang bergerak dibidang jasa penjaminan atau pertanggungan

    risiko. Karenanya asuransi syariah dapat dilihat sebagai lembaga keuangan non

    bank yang beroperasi dalam bidang pertanggungan atau penjaminan risiko kepada

    nasabah.1

    Pertumbuhan dunia usaha yang tergabung dalam bisnis, khususnya

    perasuransian yang memiliki ruang lingkup syariah, merupakan salah satu bidang

    usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan di masa mendatang. Seiring

    berjalannya waktu terhadap kebutuhan masyarakat akan jaminan risiko yang

    semakin kompleks, ini disebabkan oleh faktor harta benda dan jiwa demikian

    penting dalam kehidupan manusia, maka faktor itu hendaknya dilindungi juga

    sebagai wadah untuk mempererat hubungan antara individu dalam suatu

    kehidupan bermasyarakat. Sehingga, prinsip kebersamaan dan kesejahteraan,

    setiap individu dapat terjamin. Disinilah pentingnya konsep asuransi syariah,

    dengan sistem saling tolong menolong dan melindungi.

    Dari data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) dikatakan bahwa

    pertumbuhan asuransi syariah lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010

    mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Rata-rata pertumbuhan dari kelima

    tahun tersebut untuk kontribusi sebesar 33,83%, untuk klaim 30,39%, Investasi

    60,57%, dan untuk aset kelima tahun tersebut sebesar 52,18%.2

    Hingga tahun 2013, industri asuransi syariah mengalami pertumbuhan

    yang cukup tinggi. Kemudian saat memasuki tahun 2014 terjadi pelambatan

    ekonomi yang juga memberikan pengaruh terhadap industri asuransi syariah.

    Kendati demikian, industri asuransi syariah tetap mencatatkan pertumbuhan yang

    1Hendi Suhendi dan Denik, Asuransi Takaful: Dari Teori ke Praktis (Bandung: Mimbar

    Pustaka, 2005), h.3.

    2www.asosiasiasuransisyariah.com diunduh tanggal 24 Juli 2017, Pukul 11.05

    http://www.asosiasiasuransisyariah.com/

  • 2

    tidak jauh melenceng dari prediksi. Bila melihat dari pergerakan kinerja industri

    dalam lima tahun terakhir (periode full year 2010 - 2014), kontribusi asuransi

    syariah mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 33,83%.

    Seperti yang kita ketahui asuransi syariah telah mengikuti jejak dari

    saudaranya yakni perbankan syariah, asuransi syariah dikelola menjadi dua jenis

    usaha, yaitu murni asuransi syariah (full fledge), dan Unit Usaha Syariah (UUS).

    Jumlah perusahaan dan unit asuransi syariah di setiap tahunnya terus mengalami

    perubahan.

    Tabel 1.1

    Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah dan Unit Usaha Asuransi Syariah di

    Indonesia.3

    No. Keterangan 2016 2018

    1. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 5 7

    2. Perusahaan Asuransi Umum Syariah 4 5

    3. Perusahaan Reasuransi Syariah - 1

    4. Unit Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa 19 22

    5. Unit Syariah Perusahaan Asuransi

    Umum

    24 24

    6. Unit Syariah Perusahaan Reasuransi 3 2

    Total 55

    Berdasarkan data OJK, 77,2% pemegang polis asuransi konvensional

    berminat memiliki polis asuransi syariah. Artinya, merujuk data itu tidak sedikit

    masyarakat belum mengetahui asuransi syariah. Tetapi, minat untuk mempunyai

    produk asuransi syariah ini sangat tinggi. Ini peluang sangat baik dan akan

    membuat asuransi syariah cukup potensial. Jadi, peluang pasar industri asuransi

    syariah, termasuk asuransi jiwa syariah, masih sangat besar. Tetapi, penetrasi

    3www.asosiasiasuransisyariahindonesia.com diunduh tanggal 24 Juli 2017 dan 03 Juli

    2019

    http://www.asosiasiasuransisyariahindonesia.com/

  • 3

    asuransi jiwa syariah masih rendah, itu tidak lepas dari sejumlah problem.

    Misalnya, tingkat sosialisasi kepada publik mengenai industri dan produk asuransi

    syariah.

    Direktur IKNB menyatakan bahwa, aset IKNB dalam 5 tahun ke depan

    akan naik menjadi 100 triliun dari saat ini 85 triliun rupiah. Per september total

    aset IKNB Syariah tercatat 85,09 triliun rupiah disbanding tahun 2010 sebesar

    10,5 triliun rupiah. Dalam tempo 2-3 tahun kedepan, jumlah itu diprediksi

    meningkat menjadi 100 triliun rupiah. Peningkatan terbesar terjadi pada asuransi

    syariah dan pembiayaan syariah. Dalam jangka menengah dan panjang, semua

    sektor di IKNB Syariah akan terus berkembang secara stabil.

    Berdasar ikhtisar keuangan asuransi syariah, awal tahun 2016 industri

    asuransi berkontribusi bruto sebesar 932 miliar rupiah. Selanjutnya, pada kuartal

    pertama 2016 kontribusi bruto asuransi syariah menaik menjadi 2,75 triliun rupiah,

    dan kuartal dua menjadi 5,95 triliun rupiah. Lalu, merujuk data ikhtisar keuangan

    asuransi syariah agustus lalu, kontribusi bruto menyentuh 7,83 triliun rupiah.

    Dengan realisasi itu, secara tahunan industri asuransi syariah sukses

    membukukan lonjakan 15,15% untuk kontribusi bruto akhir Agustus 2016. Selain

    menghimbau peningkatan kontribusi Unit Usaha Syariah (UUS) maupun asuransi

    full fledged syariah, OJK juga tengah mempersiapkan Peraturan OJK (POJK) dan

    surat edaran akan memuat tentang ketentuan pembuatan road map spin off

    perusahaan asuransi yang memiliki UUS.4

    Melihat perkembangan yang terjadi di industri perasuransian, menurut

    penulis industri ini harus mengembangkan manajemennya, dan melakukan

    ekspansi usaha. Mengembangkan manajemen agar dapat melakukan ekspansi

    dengan baik dan cepat salah satu caranya adalah dengan melakukan pemisahan

    unit atau spin off tersebut dari perusahaan induk. Pemisahan dari unit menjadi

    4

    “Dorong Spin Off Asuransi Syariah”,diakses pada 10 November 2016 dari

    http://indopos.co.id/dorong-spin-off-asuransi-syariah,.

    http://indopos.co.id/dorong-spin-off-asuransi-syariah

  • 4

    usaha yang independen, akan semakin mempermudah dalam pengambilan

    keputusan.

    Tidak sedikit dari usaha unit asuransi syariah masih dalam naungan

    perusahan induk. Sistem dalam unit usaha asuransi syariah sudah dipisah, namun

    keputusan masih dilakukan di pusat. Hal ini menjadi kendala dan ketika unit

    usaha tersebut ingin go public, maka unit tersebut belum dapat menambah asset.

    Pengertian spin off sendiri dapat diartikan sebagai perubahan struktur

    organisasi dimana salah satu unit bisnis meningkatkan independensinya dan

    berubah menjadi perusahaan sendiri dan terpisah. Dengan terpisahnya manajemen

    maka masing-masing perusahaan diharapkan dapat lebih fokus dalam

    mengembangkan bisnisnya.

    Demi mempercepat pertumbuhannya, pemerintah pun mendorong perintah

    melakukan spin off UUS asuransi syariah dengan tujuan meningkatkan kapasitas

    usaha dan meningkatkan entitas melalui kemandirian perusahaan. Selain itu, akan

    berdampak pada peningkatan pangsa pasar asuransi syariah karena asuransi

    syariah yang mandiri akan lebih leluasa melakukan ekspansi bisnisnya. Melihat

    pengalaman dari industri perbankan syariah yang telah lebih dahulu melakukan

    spin off.

    Dalam rangka pengembangan perekonomian syariah yang terbebas dari

    praktik konvensional, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan peraturan

    dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 bahwa setiap unit syariah perusahaan

    asuransi dengan nilai dana tabarru’ dan dana investasi yang dimiliki mencapai

    paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total nilai dana asuransi, dan dana

    investasi peserta pada perusahaan induknya, wajib melakukan pemisahan atau

    spin off menjadi perusaahaan asuransi syariah paling lambat dilaksanakan pada

    tahun 2024. Adapun syarat lain yang wajib dipenuhi yaitu sesuai denga Peraturan

    Pemerintah No. 39 tahun 2008, setiap unit syariah perusahaa asuransi yang akan

    mengajukan spin off menjadi perusahaan asuransi syariah wajib memiliki modal

    sendiri minimal Rp. 50 miliar. Hal ini bertujuan untuk mendorong perusahaan

    perasuransian di Indonesia berkomitmen dalam mengembangkan keuangan

  • 5

    syariah agar meningkatkan kapasitas bisnis asuransi syariah di Indonesia. (OJK,

    2015)

    Peraturan pemisahan atau spin off unit asuransi syariah dari induknya

    menjadi perusahaan asuransi syariah berdampak pada kemandirian dalam

    menetapkan kebijakan dan lebih efektif serta efisien dalam melakukan suatu

    tindakan sehingga dapat meningkatkan kapasitas usahanya demi menyediakan

    kebutuhan masyarakat Indonesia. Respons dari perusahaan asuransi sendiri

    mengenai kebijakan baru tersebut menuai tanggapan positif. Ada beberapa

    perusahaan asuransi yang sedang dalam proses pengajuan spin off menjadi

    perusahaan dengan entitas sendiri.

    Dengan adanya kewajiban unit syariah untuk melakukan pemisahan dari

    induk konvesionalnya, maka diperlukan perencanaan yang baik dari perusahaan

    termasuk diantaranya kesiapan permodalan sehingga sesuai sekurang-kurangnya

    dengan syarat minimum yang telah ditetapkan. Tujuan memperkuat permodalan

    asuransi syariah adalah untuk:

    a. Meningkatkan komitmen perusahaan dalam mengembangkan usaha

    keuangan syariah

    b. Memperkuat infrastruktur, misalnya pengembangan produk keuangan

    syariah, jaringan kantor, dan sebagainya.

    c. Memperkuat SDM dalam mendukung pengembangan usaha keuangan

    syariah misalnya SDM perusahaan sebagai tim manajemen dan marketing.

    Syarat pemenuhan dana peserta sebesar 50% dari induknya untuk

    melaksanakan spin off tidak dapat dipaksakan mengingat kemungkinan akan

    terjadi penurunan performa perusahaan, belum lagi masalah ketersediaan sumber

    daya manusia. Ketentuan syarat spin off tersebut juga akan memberatkan para

    pelaku usaha dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya.

    Disisi lain, kebijakan spin off akan unit usaha syariah perbankan yang

    terlebih dahulu ditetapkan kurang membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

    Menurut penelitian Muharomah (2013), tidak terjadi perbedaan kinerja keuangan

    antara periode sebelum dan sesudah spin off pada BNI Syariah dan BRI Syariah

    khususnya dalam memperoleh laba. Sehingga terdapat anggapan tidak adanya

  • 6

    manfaat bahkan akan membebankan unit syariah dalam melaksanakan tuntutan

    pemerintah atas pemisahan dari induk perusaahaan asuransi.

    Merujuk hal tersebut, maka dibutuhkan persiapan yang matang dari unit

    usaha asuransi syariah dalam melaksanakan tuntunan spin off mengingat dapat

    meningkatkan nilai perusaahaan secara keseluruhan dan menungkatkan kinerja

    secara lebih baik dalam kegiatan operasional maupun usahanya. Sehubugan

    dengan Unit Syariah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang sedang dalam

    proses pengajuan spin off dengan menggunakan beberapa metode analisis

    keuangan agar dapat mengidentifikasi kebutuhan pada sektor keuangan yang

    diperlukan dan mengevaluasi secara dini jika terdapat permasalahan dengan

    memberikan gambaran akan kinerja keuangan unit syariah PT. Asuransi Jiwa

    Manulife Indonesia dalam persiapannya melaksanakan spin off. Berdasarkan latar

    belakang yang telah diuraikan, maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui

    kinerja keuangan Unit Syariah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dengan

    judul “Kinerja Keuangan Unit Syariah PT. Asurasi Jiwa Manulife Indonesia

    dalam Proses Spin off Menjadi Perusahaan Asuransi Syariah”

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan Uraian latar belakang di atas, maka diidentifikasikan

    masalah-masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimanakah persiapan usaha unit syariah dalam masa (pra) spin off ?

    2. Bagaimanakah proses pengajuan izin usaha agar usaha unit syariah

    terlepas dari induk konvensional ?

    3. Bagaimana sistem manajemen keuangan perusahaan dalam menghadapi

    spin off?

    4. Faktor apa saja yang dapat memperlambat usaha unit syariah khususnya

    dalam bidang asuransi untuk segera spin off?

    5. Apa yang telah dilakukan unit usaha asuransi syariah dalam memenuhi

    ketentuan spin off?

    6. Bagaimana kinerja keuangan unit usaha asuransi syariah dalam periode

    2012 – 2016?

    7. Apa hubungan kinerja keuangan perusahaan terhadap proses spin off?

  • 7

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Dalam penelitian ini, saya membatasi objek dan periode penelitian

    pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia unit syariah selama 5 tahun

    terakhir mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 dari prespektif

    laporan keuangan dan undang – undang yang diberlakukan

    2. Perumusan Masalah

    Perumusan masalah merupakan pernyataan mengenai variabel-

    variabel yang diteliti, yakni :

    a. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan selama jangka waktu 5

    tahun (2014-2018) dengan menggunakan tingkat rasio likuiditas,

    rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio produktivitas?

    b. Hambatan apa yang membuat Unit Syariah Manulife Indonesia

    sulit untuk melakukan spin off?

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan dan pertanyaan penelitian diatas, maka

    tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

    a. Menganalisis kinerja keuangan Unit Syariah PT. Asuransi Jiwa

    Manulife Periode 2014-2018

    b. Menganalisis kinerja keuangan yang perlu dioptimalkan Unit Syariah

    PT. Asuransi Jiwa Manulife dalam rangka mensukseskan spin off

    c. Mendeskripsikan hasil analisis yang mendukung keputusan spin off.

    2. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penulis berharap bahwa

    penelitian ini memberikan manfaat terhadap beberapa pihak, diantaranya :

    a. Bagi perusahaan

    Perusahaan asuransi konvensional yang memilik usaha unit syariah

    dapat mengetahui informasi tambahan mengenai pengukuran

  • 8

    kemampuan perusahaan guna memenuhi kewajiban jangka pendek

    dan panjangnya dalam proses spin off, yang digunakan dalam

    mengevaluasi kinerja keuangan.

    b. Bagi mahasiswa dan fakultas

    Dapat menambah ilmu pengetahuan serta menambah literatur

    kepustakaan mengenai hal yang berkaitan dengan penelitian.

    c. Bagi penulis

    Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana penambah

    wawasan dan pengembangan diri serta diharapkan dapat

    berkontribusi secara langsung untuk asuransi syariah Indonesia.

    E. Metode Penelitian

    Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sumber

    data yang digunakan adalah data sekunder (secondary data sources) berupa

    laporan keuangan tahunan Unit Syariah PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia

    periode 2014 – 2018 dan laporan keuangan tahunan induk usahanya yaitu PT

    Asuransi Jiwa Manulife Indonesia serta literatur terkait dimana metode

    pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi dan studi

    kepustakaan (library research). Setelah data terkumpul, maka penulis melakukan

    analisis kinerja keuangan dengan menggunakan alat alat analisis berupa analisis

    rasio keuangan, analisis laporan keuangan common size, dan analisis laporan

    keuangan komparatif

    F. Tinjauan Kajian Terdahulu

    Untuk mendukung materi dalam penelitian ini dan agar tidak terjadi

    pengulangan penelitian yang sama, maka berikut beberapa penelitian terdahulu

    yang menjadi acuan dan berhubungan dengan penelitian ini :

    1. Feri Umar Farouk dan Khotibul Umam dalam jurnal 2006 yang

    berjudul “Mekanisme Pembentukan Bank Umum Syariah Alternatif :

    Akuisisi dan Konversi Bank Umum Konvensional serta Pemisah (Spin

    Off) Unit Usaha Syariah”. Penelitian ini menjelaskan bahwa dengan

    disahkannya UU No. 21 Tahun 2008 membuka peluang agar

  • 9

    perbankan syariah dapat lebih ekspansif. Mekanisme yang dilakukan

    dalam pembentukan Bank Umum syariah yang baru yaitu dengan tiga

    cara, yaitu akuisisi, konversi, dan spin off. Peneliti memberikan

    penjelasan yang cukup rinci, mulai dari peraturan prosedur, serta

    persyaratan pendirian bus.

    2. Tia Fitriyani (1111046200010) telah menuliskan skripsi berjudul

    “Optimalisasi Kinerja Unit Asuransi Syariah Menghadapi Kebijakan

    Spin Off”. Konsentrasi Asuransi Syariah. Program Studi Muamalat.

    Fakultas Syariah dan Hukum. UIN Syarif Hidayatullah. Penelitian ini

    menjelaskan apa saja yang perlu dioptimalkan dalam rangka

    mempersiapkan kebijakan spin off pada perusahaan yang memiliki unit

    usaha syariah. Selain itu skripsi tersebut menjelaskan pandangan dan

    solusi terbaik terhadap isu-isu perekonomian Indonesia.

    3. Wini Amelia Sari telah menuliskan skripsi berjudul “Pengaruh Kinerja

    Keuangan Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden (Studi Kasus Pada

    PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) TBK di BEJ”. Berdasarkan

    penelitiannya bahwa kondisi rasio keuangan perusahaan PT.

    Telekomunikasi Indonesia (Persero) dalam kurun waktu lima tahun

    mulai dari tahun 2000 sampai tahun 2004 mengalami fluktuasi,

    walaupun tidak terjadi terlalu ekstrem.

    G. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah dan sesuai dengan kaidah

    penelitian, maka sistematika tulisan ini disusun sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah,

    perumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, dan

    sistematika penulisan.

    BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

    Bab ini membahas lebih mendalam mengenai teori-teori yang

    berkaitan serta berhubungan dengan penelitian ini, yang meliputi

  • 10

    manajemen keuangan, laporan keuangan, teknik dan tahapan

    analisis laporan keuangan, spin off, dan studi terdahulu.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan mengenai jenis dan pendekatan penelitian,

    jenis dan sumber data, teknik pengumpulan dan pengolahan data

    serta metode analisis yang digunakan.

    BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisikan tentang penjelasan hasil penelitian mengenai

    kondisi keuangan berdasarkan analisis rasio dan perbandingan

    antara laporan keuangan pada PT. Asuransi Jiwa Manulife

    (Departemen Syariah)

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan

    pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya

    bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Kinerja

    Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

    (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

    Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

    yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

    tanggung jawab yang diberikan kepadanya.5

    Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk

    menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang. Sepatutnya seorang karyawan

    memiliki derajat dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan

    seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

    yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

    Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

    kerja yang dihasilkan karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

    Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya

    perusahaan dalam mencapai tujuan.6

    Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas

    maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun

    kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan

    agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.7

    B. Analisa Kinerja Keuangan

    1. Pengertian Laporan Keuangan

    5 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan

    (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-7, h. 69.

    6 Veithrizal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, h. 309.

    7 Cokroaminoto, “Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja individu”, artikel diakses

    pada 01 Maret 2017 dari http://cokroaminoto.wordpress.com .

    http://cokroaminoto.wordpress.com/

  • 12

    Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi – laba serta

    segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampiran

    antara lain laporan sumber dan penggunaan dana.8

    Laporan keuangan adalah merupakan produk atau hasil akhir dari

    suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan

    informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses

    pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi laporan keuangan

    juga sebagai pertanggung jawaban atau accountability. Dan juga dapat

    menggambarkan indikator-indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam

    mencapai tujuan.9

    Menurut Kasmir, laporan keuangan adalah laporan yang

    menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu

    periode tertentu.10

    dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan,

    laporan keuangan adalah gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan

    pada periode tertentu dan untuk jangka waktu tertentu yang menunjukan

    aktivitas perusahaan, dan laporan ini menyediakan informasi-informasi

    keuangan perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang

    terkait dengan perusahaan kedepannya.

    2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan

    Tujuan dari analisa laporan keuangan adalah dapat memberikan

    informasi yang lebih luas, lebih mendalam dari pada yang terdapat laporan

    keuangan. Selain itu dapat memberikan informasi tambahan. Dapat

    menjadi dasar membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain

    dan dengan periode sebelumnya. Dapat memahami lebih jelas situasi dan

    kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil

    usaha, struktur keuangan, potensi dan kelemahan yang ada pada

    perusahaan dan sebagainya. Dapat memprediksikan potensi yang mungkin

    dialami perusahaan di masa yang akan datang.

    8 Bambang Susanto, Manajemen Keuangan (Jakarta: PT. Sansu Moto, 1995),

    Cet.Pertama), h. 3.

    9 Dr. Sofyan Syafri Harahap, M.S.Ac, Akuntansi Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet.

    Ke-3), h. 20.

    10

    Kasmir, S.e., M.M., Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta : Kencana, 2002), Cet.

    Pertama), h. 66.

  • 13

    Dengan melakukan analisa laporan keuangan, informasi yang

    didapatkan dari laporan keuangan akan dapat lebih bermanfaat dan berarti

    lebih luas dan lebih mendalam. Sehingga dengan hal ini dapat menajadi

    indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan.

    3. Unsur – unsur Laporan Keuangan

    Dalam praktik unsur laporan keuangan yang dimaksud adalah

    sebagai berikut :

    a. Neraca

    Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis

    menyajikan posisi keuangan keuangan perusahaan pada suatu saat

    (tanggal) tertentu. Neraca disebut juga laporan posisi keuangan.

    Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang

    dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, dan modal

    perusahaan.

    b. Laporan Rugi Laba

    Laporan rugi laba adalah laporan keuangan yang secara

    sistematis menyajikan hasil usaha perusahaan dalam wakt tertentu.

    Laporan rugi laba menyajikan pendapat selama satu periode dan

    biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut pada periode

    yang sama.11

    c. Laporan Arus Kas

    Laporan arus kas merupakan informasi tentang penerimaan

    dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Dalam laporan

    aliran kas, penerimaan dan pengeluaran kas

    diklasifikasikanmenurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan

    kegiatan investasi.12

    d. Laporan Keuangan dan Gabungan dan Konsolidasi

    Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-

    cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri

    11

    Sugiri dan Riyono, Akuntansi Pengantar 1 (Yogyakarta: AMP YKPN, 2002), h. 33.

    12

    Sugiri dan Riyono, Akuntansi Pengantar I, h. 45

  • 14

    maupun luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan

    laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaan.13

    4. Prosedur dan Jenis Laporan Keuangan

    Ketika melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan

    teknik analisis yang tepat agar laporan keuangan tersebut dapat

    memberikan hasil yang maksimal dan mudah untuk

    menginterprestasikannya.

    Adapun prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan sebagai

    berikut:

    a. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang

    diperlukan selengkap mungkin baik untuk satu periode maupun

    beberapa periode.

    b. Melakukan perhitungan dengan memasukan angka-angka yang ada

    dalam laporan keuangan secara cermat.

    c. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan

    pengukuran yang telah dibuat.

    d. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

    e. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan

    hasil analisis tersebut.14

    Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan

    keuangan yang biasa dipakai, yaitu:

    a. Analisis vertikal (statis); merupakan analisis yang dilakukan

    terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis

    dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi

    yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan perkemabangan

    dari periode ke periode tidak diketahui.

    b. Analisis horizontal (dinamis); merupakan analisis yang dilakukan

    dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.

    13 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 243-

    244.

    14

    Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana, 2010), h. 95

  • 15

    Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari

    periode yang satu ke periode yag lain.15

    Kemudian di samping metode yang digunakan untuk menganalisis

    laporan keuangan, terdapat beberapa jenis teknik analisis laporan

    keuangan yaitu sebagai berikut:

    a. Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan

    Merupakan analaisis yang dilakukan dengan membandingkan

    laporan keuangan lebih dari satu periode. Secara umum dari

    hasil analisis ini akan terlihat antara lain berupa angka-angka

    dalam rupiah atau persentase, kenaikan atau penurunan jumlah

    baik dalam rupiah maupun dalam persentase.

    b. Analisis Tren

    Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya

    dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis dilakukan

    ariperiode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan

    mengalami perubahan. Dengan analisis ini dapat diketahui

    tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusaahaan.

    c. Analisis Persentase per Komponen

    Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan

    antara komponen yang ada dalam satu laporan keuangan, baik

    yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Analisis

    dilakukan untuk mengetahui persentase investasi, struktur

    permodalan, komposisi biaya terhadap penjualan.

    d. Analisis Sumber dan Penggunaaan Data

    Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-

    sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu

    periode.

    e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

    Analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas

    perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode juga

    15

    Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana, 2010), h. 96

  • 16

    untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas

    dalam periode tertentu.

    f. Analisis Rasio

    Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahu

    hubungan pos-pos yang ada dalam satu laoran keuangan atau

    pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.

    g. Analisis Laba Kotor

    Merupkan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah

    laba kotor dari periode ke periode dan untuk mengetahui sebab-

    sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.

    h. Ananlisis Titik Pulang Pokok atau Titik Impas (Break Even

    Point)

    Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pada kondisi berapa

    penjualan prodek dilakukan dan perusahaan tidak mengalami

    kerugian. Analisis ini berguna untuk menentukan jumlah

    keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.16

    5. Analisis Rasio Keuangan

    1) Pengertian Analisis Rasio Keuangan

    Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi

    rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan.17

    Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

    antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

    hubungan, relevan, dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dan

    modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan

    total penjualan, dan sebagainya.18

    Dengan menggunakan analisis rasio ini akan dapat dijelaskan atau

    diberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan dari posisi

    keuangan suatu perusahaan. Apabila angka rasio tersebut dibandingkan

    dengan angka rasio standar, melalui analisis rasio ini akan dapat

    16 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 70-72

    17 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada, 2004), h. 7-9.

    18

    Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, h. 297

  • 17

    diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan produktivitas

    perusahaan. Untuk mengukur atau menentukan hal-hal tersebut

    diperlukan alat pembanding, sehingga penganalisa tidak hanya berada

    pada standar rasio saja tetapi harus memperhatikan pula trend atas

    presentase historis dari rasio keuangan perusahaan yang sedah

    dianalisis. Dengan membandingkan rasio periode sekarang dan angka

    rasio periode yang lalu (trend dari angka), akan dapat diketahui

    perubahan angka-angka rasio yang dimiliki perusahaan, atau

    kecenderungan posisi keuangan yang bersangkutan.

    2) Jenis-Jenis Rasio Keuangan

    Analisis rasio keuangan merupakan alat ukur utama dalam analisis

    keuangan, karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab

    berbagai pertanyaan tenang keadaan keuangan perusahaan.19

    Alat ukur

    rasio keuangan antara lain berupa :

    a. Rasio Likuiditas

    Rasio likuiditas adalah rasio yang memperlihatkan

    hubungan kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya terhadap

    kewajiban lancarnya.20

    Likuiditas merupakan suatu indikator

    mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua

    kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo. Kewajiban tersebut

    merupakan kewajiban jangka pendek atau jangka panjang yang

    sudah segera jatuh tempo. Rasio likuiditas merupakan rasio yang

    menghubungkan antara kas dan aktiva lancar lainnya dengan

    kewajiban lancar. Ada berbagai cara dalam mengukur tingkat

    likuiditas perusahaan. Namun secara umum, pengukuran likuiditas

    ditunjukkan dari besarnya rasio yang dihasilkan berdasarkan

    perhitungan aktiva lancar dan kewajiban lancar, antara lain berupa :

    a) Current Ratio ( Rasio Lancar)

    19

    Muslich M, Manajemen Keuangan Modern: Analisis Perencanaan dan Kebijaksanaan (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), h. 44.

    20 J. Fred Wetson dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Jakarta:

    PT. Erlangga), Jilid 1, h. 295.

  • 18

    Rasio ini merupakan rasio yang paling umum dan

    sering digunakan dalam perhitungan modal kerja. Current

    ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar (current

    assets) dengan kewajiban lancar (current liabilities).

    Current Ratio =

    Rasio tersebut mengambarkan kemampuan seluruh aktiva

    lancar dalam menjamin seluruh utang lancarnya atau rasio

    likuiditas menggambarkan kemapuan perusahaan untuk

    menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

    b. Rasio Solvabilitas

    Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan

    dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban -

    kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat

    dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva

    tetap dan utang jangka panjang.

    Solvabilitas merupakan istilah yang digunakan perusahaan

    untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh

    kewajiban finansialnya apabila perusahaan dilikuidasi. Secara

    umum solvabilitas dapat dihitung dengan membagi total.21

    Rasio

    solvabilitas memilki beberapa jenis, antara lain :

    a) Debt to Asset Ratio

    Debt to asset ratio, merupakan perbandingan antara

    total utang dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki

    perusahaan. Rasio ini menyediakan informasi tentang

    kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi

    pengurangan aktiva akibat kerugian. Nilai rasio yang

    tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko berupa

    21 Budi Roharjo, Laporan Keuangan Perusahaan (Yogyakarta : Gajah Mada University

    Press, 2002), Cet. 1, h. 112.

  • 19

    ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua

    utangnya.22

    Debt To Asset =

    b) Equity to Asset Ratio

    Rasio ini merupakan perbandingan antara modal

    sendiri perusahaan dengan keseluruhan aktiva yang

    dimiliki perusahaan. Semakin besar porsi ini, berarti

    porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga

    tingkat kinerjanya pun semakin baik.

    Equity to Asset Ratio =

    c. Rasio Profitabilitas

    Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan

    perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan

    sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah

    karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang

    menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba

    disebut juga operating ratio. Beberapa jenis rasio profitabilitas /

    rentabilitas dikemukakan sebagai berikut:

    a) Return On Asset

    Menurut Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, MBA, untuk

    mencari return on asset adalah dengan membandingkan

    antara laba sebelum pajak dengan total aktiva rata-rata.

    Jika pernyataan tersebut dituangkan dalam sebuah

    rumus, maka akan tampak sebagai berikut :

    Return On Asset =

    22

    Chairul Marom, Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (Jakarta : PT. Grasindo, 2004),

    h. 29

  • 20

    Return on asset merupakan rasio yang

    menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan profit atas aktiva. Rasio ini mengukur

    operasional manajemen perusahaan. Analisis return on

    asset dalam analisis keuangan mempunyai arti yang

    sangat penting sebagai salah satu tekhnik analisis

    keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif).

    Analisis return on asset ini sudah merupakan tekhnik

    analisa yang lazim digunakan oleh pimpianan

    perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan

    dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan

    dalam menghasilkan keuntungan.23

    b) Return On Equity

    Banyak rasio yang dapat digunakan dalam

    mengevaluasi kinerja perusahaan. Salah satu yang

    penting untuk diukur adalah seberapa efektif

    perusahaan menggunakan sumber daya yang disediakan

    untuk pemegang saham.24

    Return on equity merupakan rasio yang

    membandingkan antara laba bersih setelah pajak

    terhadap ekuitas saham. Dan rasio ini menunjukkan

    kemampuan perusahaan dalam menyediakan laba bagi

    pemegang saham atas modal sendiri secara efektif.

    Untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang

    telah dilakukan pemilik modal yang berasal dari

    pemilik perusahaan yang tertanam di dalam perusahaan

    untuk jangka waktu yang tidak terbatas, dengan

    rumusan sebagai berikut :

    23

    Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management Ed-1 (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 1061

    24 Charles T. Horngren, dkk, Pengantar Akuntansi Keuangan (Jakarta: Erlangga, 2000),

    Jilid 2, Ed-6, h. 150.

  • 21

    Return On Equity =

    Rumusan ini digunakan bagi pemegang saham

    untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

    mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba

    bersih yang tercerminkan dari pembagian dividen

    kepada pemegang saham.25

    Berdasarkan jenis-jenis rasio tersebut, rasio yang umum

    digunakan oleh perusahaan asuransi yaitu rasio likuiditass, rasio

    solvabilitas, dan rasio profitabilitas/rentabilitas. Selain itu ada pula;

    - Rasio beban klaim terhadap premi netto/loss ratio:

    melihat tingkat kerugian asuransi

    - Rasio retensi sendiri: melihat berapa persentase

    perusaahaan dapat menanggung risiko dari modal

    sendiri

    - Rasio underwriting: mengukur perbandingan antara

    hasil underwriting dengan pendapatan premi,

    dibutuhkan untuk nasabah dapat mengetahui pembagian

    surplus underwriting, merupakan penentu pokok dari

    posisi laba usaha perusahaan asuransi.

    - Rasio beban komisi: melihat berapa persen biaya

    komisi yang dikeluarkan perusahaan untuk komisi

    perantara

    - Rasio biaya manajemen: melihat efisiensi produk dan

    channel distribusi

    5. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

    Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya yaitu

    sebagai berikut:

    a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisaar statistik yang lebih

    mudah dibaca dan ditafsirkan

    25 Veithzal Rivai, Bank and Financial Instituion Management , h. 1064.

  • 22

    b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

    disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

    c. Mengetahui posisi perusahaandi tengah industri lain

    d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

    pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score)

    e. Menstandarisir size perusahaan

    f. Lebih mudah memperbandingkan perusaahaan dengan perusahaan lain

    atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time

    series

    g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di

    masa yang akan datang.26

    6. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

    1) Pengertiang Analisis Perbandingan

    Analisis perbandingan adalah tekhnik analisis laporan keuangan

    yang dilakuakan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara

    horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan

    menunjukan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah

    atau dalam unit.27

    2) Tujuan analisis perbandingan

    Saat melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini,

    kita dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan

    tahun lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata

    industri, dan rasio normatif sebagai standar perbandingan

    Berdasarkan teknik perbandingan ini maka dapat diketahui pula

    adanya kenaikan dan penurunan niai dalam rupiah atau unit sert dalam

    bentuk persentase maupun rasio.

    C. Metode Analisis Laporan Keuangan

    Analisis laporan keuangan memiliki beberapa metode diantaranya adalah

    sebagai berikut:

    26 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas laporan Keuangan, (Jakarta: PT.Raja

    Grafindo Persada, 2006), h.298

    27

    Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas laporan Keuangan, h. 298

  • 23

    1. Metode Komparatif

    Merupakan metode perandingan angka-angka dalam laporan

    keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan:

    a. Perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka dalam satu

    laporan keuangan di beberapa tahun yang berbeda misal laporan

    keuangan tahun 2014 dibandingkan dengan laporan keuangan tahun

    2015, 2016 dengan 2017.

    b. Perbandingan vertikal yaitu membandingkan usur-unsur pada laporan

    keuangan dalam satu tahun buku.

    c. Perbandingan dengaan perusahaan yang terbaik

    d. Perbandingaan dengan standar industri yang berlaku

    e. Perbandingan dengan anggaran perusahaan

    2. Metode Analisis Tren

    Analisis ini menggunakan teknik perbandingan laporan keuanga

    beberapa tahun kemudian dapat digambarkan trennya. Analisis tren dapat

    dibuat melalui grafik. Maka diprlukan ilmu statistik seperti rumus chi

    square, program linier, dan sebagainya.

    3. Metode Indeks Time Series

    Metode ini dihitung indeks dan diguakan untuk mengonversikan

    angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang

    diberi indeks 100. Berdasarkan dari tahun dasar ini dibuat indeks tahun-

    tahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-

    angka laporan keuangan perusaahaan tersebut pada periode lain.

    4. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)

    Merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan

    dalam bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan denga suatu jumlah yang

    dinilai penting misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.

    Menurut Harahap (2006;243), analisis common size digunakan untuk

    melihat struktur keuangan perusaahaan dengan mengkonversi laporan

    keuangan ke dalam laporan bentuk awam (common size) dengan

    menggunakan denominator persentanse.

    5. Metode Rasio Laporan Keuangan

  • 24

    Merupakan metode perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos-pos

    lainnya yang memiliki hubungan signifikan. Metode ini hanya

    menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya

    sehingga dapat diberikan penilaian.

    D. Restrukturisasi Organisasi (Spin Off)

    1. Pengertian Restrukturisasi

    Adapun pengertian restrukturisasi organisasi menurut Suad Husnan

    dan Enny Pudjiastuti adalah : “restrukturisasi organisasi merupakan

    kegiatan untuk merubah struktur perusahaan”.28

    sedangkan pengertian

    restrukturisasi organisai menurut James C. Van Horne dan John M.

    Wachowicz, JR., yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos

    Kwari, bahwa : “restrukturisasi diikuti dengan adanya perubahan dalam

    struktur modal, operasi, atau kepemilikan perusahaan yang merupakan

    rutinitas usahanya”.29

    Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa restrukturisasi

    organisasi adalah tindakan atau kegiatan merubah struktur perusahaan

    melalui pertimbangan dan untuk tujuan tertentu, di mana semuanya itu

    harus berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

    Restrukturisasi organisasi yang terjadi pada usaha asuransi syariah

    meliputi restrukturisasi sumber daya manusia dan restrukturisasi keuangan.

    Dimana hal ini diberlakukan agar pengelolaan perusahaan sendiri dapat

    lebih optimal. Perampingan korporasi dapat dilakukan dengan melakukan

    penjualan unit-unit kegiatan (sell off) atau pemisahan unit-unit kegiatan

    tersebut dari korporasi (spin off). Dan berikut adalah penjelasan mengenai

    self off dan spin off.

    a) Self Off

    Korporasi yang mempunyai uit kegiatan yang sangat

    beraneka ragam, mungkin suatu ketika akan merasa bahwa diatara

    28

    Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ke-4

    (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 2004), h. 401. 29

    James C. Van Horne and John M. Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (Jakarta : Salemba Empat, 2005), h. 473.

  • 25

    unit-unit tersebut ada yang tidak bekerja secara ekonomis.

    Penyebabnya dapat beraneka raam. Salah satunya adalah tingkat

    kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit mencapai economic of

    scale-nya. Penyebab lainnya dapat dikarenakan bukan berada pada

    bisnis utama, korporasi kemudian kurang memperhatikan unit

    tersebut. Apabila unit kegiatan ini dirasa membebani korporasi,

    maka unit tersebut dapat dijual, baik secara tunai maupun melalui

    pembayaran dengan saham.

    b) Spin Off

    Secara umum, spin off menggambarkan suatu tambahan

    atau produk derivative atau turunan atau hasil dari sesuatu tiruan

    usaha sebelumnya. Istilah spin off sering dihubungkan dengan

    pembentukan perusahaan baru, di mana termasuk produk barunya

    adalah hal yang sama atau salinan dari organisasi induk, dan

    menimbulkan aktivitas ekonomi yang baru. Pemisahan ini bisa

    berbeda bentuk, tapi umumnya memerlukan perubahan yang

    penting pada kontrol, risiko, dan distribusi keuangan. Unsur

    lainnya, yaitu transfer tekhnologi dan hak kepemilikan dari induk

    kepada pemilik baru.30

    2. Definisi Spin Off

    Pasal 1 ayat 12 UU PT No. 40 tahun 2007 tentang perseroan

    terbatas, spin off dikatakan sebuah pemisahan yang didefinisikan sebagai

    berikut : “perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk

    memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva

    perseroan beralih karena hukum kepada 2 (dua) perseroan atau lebih atau

    sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukm kepada 1 (satu)

    perseroan atau lebih”.31

    30Allexandertubke, Succes Factors of Corporate Spin Off (USA: Springer Science, Inc,

    2004), h. 18.

    31

    Lihat Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No. 40 tahun 2007

  • 26

    Spin off merupakan bentuk pelepasan yang berakibat pada divisi

    atau bagian perusahaan menjadi perusahaan yang mandiri, dengan

    melepaskan satu unit bisnis, seperti anak perusahaan berdiri sendiri.32

    Black’s Law Dictionary bahwa Spin Off adalah : “sebuah divestasi

    perusahaan di mana sebuah divisi dari korporasi menjadi perusahaan

    independen dan saham perusahaan yang baru didistribusikan kepada

    pemegang saham korporasi”.33

    Berdasarkan uraian definisi dari berbagai pendapat, dapat

    disimpulkan spin off merupakan sebuah perbuatan hkum yang dilakukan

    oleh perseroan yang bertujuan untuk melepaskan satu unit bisnis, atau

    anak perusahaan hingga membentuk suatu perusahaan yang baru dan

    mandiri. Istilah spin off sering kali dihubungkan dengan pembentukan

    suatu perusahaan baru, di mana yang termasuk di dalam produk barunya

    adalah hal yang sama atau salinan dari organisasi induk dan menimbulkan

    aktivitas ekonomi yang baru. Pemisahan ini bisa berbeda bentuk dan yang

    pada umumnya memerlukan perubahan ang penting dalam kontrol, risiko,

    dan distribusi keuangan. Unsur lainnya yaitu transfer tekhnologi dan

    kepemilikan dari induk kepada pemilik baru.34

    Cara spin off dilakukan oleh unit dalam kegiatan tersebut kemudian

    dipisah dari sebuah perseroan dan berdiri sebagai suatu perseroan baru

    terpisah. Dengan demikian perseroan baru tersebut akan mempunyai

    direksi sendiri dan independen dalam mengambil keputusan, serta

    kepemilikan perseroan baru tersebut berada ditangan para pemegang

    saham. Pemisahan ini dimaksudkan agar unit usaha dapat mengambil

    keputusan lebih cepat, lebih efisien, dan ada yang secara khusus

    bertanggung jawab.

    Sebagaimana diketahui bahwa UUPT menggunakan istilah

    “pemisahan” untuk spin off, “penggabungan” untuk merger,

    “pengambilalihan” untuk akuisisi. Dalam spin off perseroan beberapa

    32 Heru Sutojo, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 1988),

    h. 647. 33

    NN, Spin Off, Konstruksi Hukum dalam Upaya Penguatan Struktur Perbankan

    Nasional, Buletin Hukum Perbankan dan Kebank sentralan, Vol. 7 No. 1 Januari 2009, h. 2.

    34

    Heru Sutojo, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan , h. 648.

  • 27

    pihak yang harus mendapat perlindungan hukum antara lain nasabah,

    karyawan, dan para pemegang saham minoritas yang melakukan

    pemisahan. Pemegang saham dalam hal ini perlu mendapatkan

    perlindungan mengingat proses spin off untuk perseroan bisa terjadi bukan

    hanya atas kehendak pemegang saham, namun karena adanya ketentuan

    undang-undang yang mewajibkan pemisahan. Karena dalam perseroan,

    mekanisme spin off belum diakomodir sebagai salah satu alternatif dalam

    penguatan struktur perseroan di Indonesia.35

    3. Jenis-Jenis Spin Off

    Dalam pemisaan perseroan dikenal ada dua macam pemisahan,

    kedua jenis pemisahan tersebut dipengaruhi oleh cara pemisahan dengan

    memperhatikan kuantitas usaha yang dipisahkan oleh perseroan. Hal ini

    diatur dalam pasal 135 UU Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT), yaitu:

    a. Pemisahan Murni

    Pemisahan murni yaitu pemisahan yang mengakibatkan

    seluruh aktiva dan pasiva perseroan yang beralih karena hukum

    kepada 2 (dua) PT lain atau lebih yang menerima peralihan dan

    akibatnya perseroan yang melakukan pemisahan tersebut berakhir

    karena hukum. Dalam pemisahan jenis ini yang menjadi ciri pokok

    perseroan mengalihkan seluruh harta kekayaan, sehingga akan

    berakibat perseroan harus tutup demi hukum karena sudah tidak

    ada lagi usaha yang diurusi.

    b. Pemisahan Tidak Murni

    Pemisahan tidak murni yaitu pemisahan yang mengakiatkan

    sebagian pasiva dan aktiva beralih karena hukum kepada 1 (satu)

    PT lain atau lebih yang menerima peralihan dan PT yang

    melakukan pemisahan tetap ada atau tidak berakhir. Dalam

    pemisahan ini tidak sampai mengakibatkan perseroan terdahulu

    menjadi bubar, karena harta kekayaan yang dialihkan hanya

    sebagian saja. Perseroan tersebut masih mempunyai harta kekayaan

    35 Tumbuan Fred. B. G, Pokok-Pokok Undang-Undang Kepailitan (Jakarta: Penerbit

    Ghalia, 2008), h. 39.

  • 28

    sehingga masih dapat menjalankan usaha. Berbeda dengan

    pemisahan murni yang berakibat perseroan yang melakukan

    pemisahan menjadi bubar, karena harta kekayaannya dialihkan

    seluruhnya.

    4. Komponen Spin Off

    a. Manajemen

    Restrukturisasi perusahaan dapat dilakukan jika usaha

    tersebut dianggap dapat memperbaiki manajemen. Spin off adalah

    perubahan struktur organisasi dimana salah satu unit bisnis

    meningkatkan independensinya dan berubah menjadi perusahaan

    sendiri dan terpisah. Dengan terpisahnya manajemen maka masing-

    masing perusahaan diharapkan dapat lebih fokus dalam

    mengembangkan bisnisnya.

    Dalam proses spin off ini kontrol terhadap anak perusahaan

    tetap pada perusahaan induk. Demikian sebenarnya perusahaan

    induk tidak kehilangan kontrol atas unit yang bertransformasi

    menjadi anak perusahaan.

    Spin off dapat juga dikatakan sebagai proses kebalikan dari

    merger, atau de merger. Sebab, perusahaan yang tadinya satu dan

    terdiri dari unit-unit bisnis dan support, kini menjadi dua atau lebih

    perusahaan.36

    Sekaligus dapat mengakibatkan perusahaan

    mengalami kelebihan pembayaran (high cost). Karena dalam spin

    off terjadi restrukturisasi organisasi, akan menambah tenaga-tenaga

    ahli. Berdampak pada perkembangan baik aset, organisasi, sistem

    kerja maupun permodalan.

    Pertumbuhan merupakan bagian penting kesuksesan dan

    ketahanan perusahaan. Tanpa pertumbuhan, perusahaan akan

    mengalami kesulitan untuk meningkatkan dedikasi terhadap tujuan

    dan menarik manajer-manajer berkualitas. Sehingga dukungan dari

    manajemen dalam melakukan spin off itu sangat diperlukan, karena

    36

    Ayatullah Asfaroni, “Strategi Pelepasan Aset Sebagai Sumber Pembiayaan Program

    Restrukturisasi PT ABC” (Tesis pada Universitas Indonesia, Jakarta, 2011), h. 30.

  • 29

    manajemen dapat dikatakan sebagai jantung dalam suatu

    perusahaan.37

    b. Finansial

    Perubahan kekayaan atau disebut juga restrukturisasi

    keuangan merupakan aktivitas perusahaan yang ditujukan untuk

    mengatur ulang posisi keuangan perusahaan baik aset, kewajiban,

    dan permodalan perusahaan.

    Dan dengan ketentuan asetnya sampai dengan 50% dari

    perusahaan induk. Sebagaimana ketentuan ini pun terdapat pada

    pasal 87 ayat 1 dan 2 dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2014

    tentang perasuransian. Yaitu sebagai berikut :

    1) “Dalam hal ini perusahaan asuransi atau perusahaan

    reasuransi memiliki unit syariah dengan nilai dana tabarru’

    dan dana investasi peserta telah mencapai paling sedikit 50%

    dari total nilai dana asuransi, dana tabarru’, dan dana

    investasi peserta pada perusahaan induknya atau 10 tahun

    sejak diundangkannya Undang-Undang ini, perusahaan

    asuransi atau perusahaan reasuransi tersebut wajib

    melakukan pemisahan unit syariah tersebut menjadi

    perusahaan asuransi syariah atau perusahaan reasuransi

    syariah.”

    Berdasarkan undang-undang di atas, unit syariah harus

    memperbaiki kondisi internalnya guna memperbaiki kinerja

    dan meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, unit syariah

    harus mengekspansi bisnisnya lebih luas agar dapat

    meningkatkan kontribusi dana tabarru’ hingga dapat

    mencapai kriteria yang ditentukan. Kemudian dapat

    menguatkan keuangan unit syariah agar tidak goyah ketika

    tiba waktunya melakukan spin off.38

    37 Heru Sutojo, Prinsip –Prinsip Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 1998),

    h. 631. 38

    www.lontar.ac.id, Bramantyo Johanputro, “RestrukturisasiKeuangan”, artikel diakses pada 13 April 2017

    http://www.lontar.ac.id/

  • 30

    c. Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya

    pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh individu. Pikiran dan

    sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, seadngkan

    prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi

    kepuasannya.39

    Sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan

    keuangan non bank semacam asuransi syariah akan berjalan

    dengan baik dan mempunyai kinerja yang sehat jika dikelola

    dengan manajemen yang baik dan sesuai dengan norma yang

    berlaku. Terlebih asuransi syariah maka selain taat pada norma

    yang berlaku, perusahaan asuransi syariah harus taat pada prinsip

    syariah. Beberapa kompetensi yang ada dalam sebuah perusahaan

    asuransi syariah :

    a) Underwriting Syariah

    Underwriting adalah sebuah proses indifikasi dan

    seleksi risiko dari calon peserta yang mengasuransikan

    dirinya disebuah perusahaan asuransi. Individu yang

    melakukan proses underwriting disebut underwriter.

    Salah satu tugasnya adalah mengusahakan agar calon

    peserta asuransi mendapatkan beban premi/iuran tabarru’

    yang sesuai dengan risiko yang dimilikinya.

    b) Aktuaria

    Aktuaria merupakan bidang ilmu perpaduan antara

    matematika, statistika, dan ekonomi yang berperan

    dalam menilai atau memperkirakan risiko. Individu

    yang ahli dibidang ini disebut aktuaris. Keahlian

    aktuaris memiliki tugas mengevaluasi kemungkinan

    kejadian-kejadian yang akan datang, menyelesaikan

    cara untuk mengurangi kemungkinan kejadian yang

    39 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara,

    2007), h. 244.

  • 31

    tidak diinginkan, dan menurunkan dampak dari

    kejadian yang tidak diinginkan.

    c) Manajemen Risiko

    Manajemen risiko adalah proses identifikasi risiko,

    analisis risiko, evaluasi risiko, dan pengendalian risiko.

    d) Risk Survey / Assessment

    Individu yang bertugas dsebut risk surveyor,

    deskripsi pekerjaan yang dilakukan adalah survey

    terhadap objek yang akan diasuransikan serta hal-hal

    lain yang dapat mempengaruhi besar kecilnya risiko

    terhadap objek yang akan diasuransikan.

    e) Akuntan

    Akuntan di perusahaan asuransi syariah sama

    dengan akuntan di perusahaan lain, namun dalam hal ini

    seorang akuntan syariah harus memahami pencatatan

    berdasarkan prinsip syariah.40

    d. Infrastruktur

    Infrastruktur mengacu pada sistem fisik yang menyediakan

    transportasi, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan

    untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan

    sosial. Keguanaan aplikasi lain, infrastruktur dapat merujuk pada

    tekhnologi informasi, saluran komuniksi formal dan informal serta

    alat-alat pengembangan perangkat lunak, jaringan sosial politik

    atau kepercayaan pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu.

    Konseptual gagasan bahwa struktur pengorganisasian merupakan

    penyedian infrastruktur dan dukungan untuk sistem atau bagi

    layanan oranisasi seperti dalam sebuah kota, negara, perusahaan,

    atau kumpulan orang dengan kepentingan umum. Infrastruktur

    40

    http://lotusbougenville.wordpress.com, Muhammad Feby, Underwriting, Aktuaria,

    Manajemen Risiko, dan Penilaian Kerugian, Artikel diakses pada 13 April 2017

    http://lotusbougenville.wordpress.com/

  • 32

    sama saja dengan prasarana, yaitu segala sesuatu yang merupakan

    penunjang utama terselenggara suatu proses.41

    Apabila dikaitkan dengan asuransi syariah pakar

    mengatakan bahwa bisnis asuransi merupakan bisnis yang

    dipengaruhi oleh kepentingan publik, oleh karena itu banyak

    aturannya dibandingkan dengan kebanyakan industri lainnya.

    Karena sistem perasuransian harus mampu menjawab kebutuhan

    dan keinginan masyarakat yan memerlukannya. Dapat dikatakan

    bahwa sistem perasuransian yang berlaku di suatu negara,

    merupakan suatu infrastruktur bagi seluruh kegiatan bermasyarakat,

    berbangsa dan bernegara. Sehingga harus memberikan pelayanan

    kepada masyarakat.

    5. Tujuan Spin Off

    Sebagaimana pemisahan itu diatur dalam UUPT No. 40 Tahun

    2007 dalam pasal 1 butir 12 memberi definisi tentang pemisahan sebagai

    berikut, “pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh

    perseroan untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva

    dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada dua perseroan atau

    lebih atau sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum

    kepada satu perseroan atau lebih”. Memperhatikan bahwa pemisahan

    mengakibatkan terjadinya peralihan karena hukum dari aktiva dan pasiva

    perseroan maka pemisahan mirip sekali dengan penggabungan dan

    peleburan. Adapun perbedaan mencolok antara pemisahan disatu pihak

    dan penggabungan serta peleburan dilain pihak, adalah bahwa dalam hal

    pemisahan tidak selalu (i) aktiva dan pasiva perseroan yang melakukan

    pemisahan beralih kepada satu perseroan saja dan (ii) perseroan yang

    melakukan pemisahan karena hukum.

    Apabila hanya melihat tujuan terlihat bahwa spin off yang diatur

    UU perseroan terbatas sebenarnya lebih ditujukan untuk mengakomodasi

    kepentingan perkembangan perseroan dalam hal ini melalui spin off dalam

    41

    Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah (Bogor: IPB Press, 2014), h. 91.

  • 33

    UU perseroan tersebut induk menjadi anak perseroan. Sebenarnya

    pengerian spin off dalam UU perseroan tersebut memberikan fleksibilitas

    yang lebih luas kepada perseroan untuk melakukan penguatan restruktur

    usahanya.

    Penguatan struktur usaha dengan mekanisme spin off, dapat

    dimanfaatkan oleh perseroan sebagai sarana utuk lebih mempertajam

    segmentasi pasar, khususnya melalui penguatan lini bisnis yang lebih

    fokus dan spesialis. Selain dianggap dapat mempertajam suatu nilai bisnis,

    mekanisme spin off juga dapat melakukan pemisahan aset bermasalahnya

    (bad assets) menjadi bahan usaha baru yang bukan meruakan perseroan

    (menjadi semacam perseroan pengelola aset). Dalam hal ini maka

    keuntungan bagi perseroan adalah memiliki perseroan baru menjadi

    kendaraan pengelola aset bermasalah yang tetap dapat dikontrolnya, juga

    menjadi sarana yang efektif bagi perseroan dalam melakukan pembersihan

    aset bermasalahnya.42

    6. Hubungan Kebijakan Restrukturisasi Organisasi (Spin Off) dan Kinerja

    Keuangan

    Dalam era persaingan yang semakin ketat, setiap kali sebuah

    perusahaan harus mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian

    perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan

    dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan semakin

    baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat

    bertahan. Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan

    kinerja keuangan perusahaan adalah dengan melakukan restrukturisasi.

    Hal ini berdasarkan pada pendapat Bramantyo Djohanputro bahwa :

    “Perusahaan melakukan pembenahan (perubahan) supaya segera lepas dari

    krisis (masalah) melalui berbagai aspek. Perbaikan-perbaikan tersebut

    menyangkut berbagai aspek perusahaan, mulai dari perbaikan portofolio

    perusahaan, perbaikan permodalan, perampingan manajemen, perbaikan

    42 Bahri Adib, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas (Yogyakarta: Pustaka

    Yustisia, 2010), h. 24.

  • 34

    sistem pengelolaan perusahaan, sampai perbaikan sumber daya

    manusia”.43

    Dengan demikian, restrukturisasi perusahaan merupakan

    kepentingan semua pihak. Bukan saja pihak manajemen, namun juga

    merupakan kepentingan komisaris / direksi yang mewakili kepentingan

    pemegang saham. Restrukturisasi juga merupakan kepentingan karyawan

    secara keseluruhan karena tindakan restrukturisasi akan berdampak pada

    semua karyawan.

    Adapun pendapat lain mengenai hubungan restrukturisasi

    organisasi terhadap kinerja keuangan perusahaan seperti yang

    dikemukakan oleh Benneth Silalahi bahwa :

    “Restrukturisasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah untuk

    meningkatkan kinerja keuangan dan nilai perusahaan secara sustainable

    jangka panjang, dan bukan sebagai alasan memberi bantuan jangka pendek

    di bidang keuangan dengan memperhatikan aspek komersial dan

    kesinambungan perusahaan tersebut”.

    Dari pernyataan di atas dengan jelas dapat disimpulkan bahwa

    dengan adanya restrukturisasi pada perusahaan yang dilakukan, hal itu

    dimaksudkan untuk menopang eksistensi keuangan perusahaan secara

    berkelanjutan dan bukan hanya bersifat sementara atau jangka pendek saja.

    Karena apabila restrukturisasi hanya berdifat jangka pendek, maka

    perusahaan tidak akan bertahan lebih lama dalam menghadapi persaingan.

    Dalam hal ini peran penting top level manajemen serta seluruh aspek

    dalam perusahaan sangat dibutuhkan.

    43 Bramantyo Johanputro, Perusahaan Berbasis Nilai Strategi Menuju Keunggulan

    Bersaing (Jakarta : Rajawali Pers, 2004), h. 2.

  • 35

    E. Kerangka Konseptual

    PT. ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA (UNIT SYARIAH)

    LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2014-2018

    ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN ANALISIS PRBANDINGAN ANTARA LAPORAN KEUANGAN

    HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    KESIMPULAN

  • 36

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Jenis peelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian ekonomi /

    bisnis. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kuantitatif

    dengan format deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif

    bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau

    berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek

    penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Format deskriptif ini dapat

    dilakukan pada penelitian studi kasus. Penelitian ini hanya menggunakan

    kasus atau wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat

    kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.44

    B. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah sebagai berikut :

    1. Studi Dokumentasi. Dengan melakukan studi dokumentasi data yang

    diperoleh adalah berupa data sekunder, yang berarti data yang

    diperlukan sudah tertulis atau diolah oleh orang / lembaga lain.

    Dokumen tertulis tersebut bisa berupa surat-surat, catatan, laporan,

    jurnal, dan bibliografi lain.45

    Dalam penelitian ini penulis

    mengumpulkan data dari dokumen laporan keuangan PT. Asuransi

    Jiwa Manulife departemen syariah periode

    2. Penelitian kepustakaan. Studi pustaka adalah pegumpulan data dengan

    cara mempelajari dan memahami buku-buku yang berhubungan

    dengan asuransi syariah dan analisa laporan keuangan, serta jurnal

    atau hasil penelitian lainnya yang berkaita dengan masalah penelitian.

    C. Teknik Pengolahan Data

    Teknik pengolahan data yag digunakan dalam penelitian ini adalah

    dengan menggunakan program Microsoft Excel yaitu dengan menginput

    44 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 36

    45

    Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Ciputat: ADELINA, 2010), h. 153

  • 37

    sejumlah angka-angka laporan keuangan yang dibutuhkan untuk kemudian

    dianalisis dengan beberapa metode sehingga dapat dideskripsikan hasil dan

    kesimpulan yang sifatnya kuantitatif.

    D. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis yang dilakukan yaitu denga metode analisis rasio

    keuangan dan analisis perbandingan laporan keuangan dalam kurun waktu

    5 tahun. Sebelum melakukan analisis dengan metode – metode tersebut

    ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

    1. Mengelompokkan laporan keuangan dalam bentuk neraca

    perbandingan dan laporan laba rugi perbandingan

    2. Mengklasifikasi atau mengelompokkan akun-akun yang akan

    diperhitungkan dalam analisis

    3. Melakukan formulasi (rasio-rasio dan common size) sesuai dengan

    rumus perhitungan.

    Metode analisis perbandingan laporan keuangan, yang digunakan

    diantaranya sebagai berikut:

    a. Metode Komparatif

    Merupakan metode perbandingan angka-angka

    dalamlaporan keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan

    dengan:

    - Perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka

    pertumbuhan/growth analysis dalam satu laporan keuangan di

    beberapa tahun yang berbeda yaitu dari 2014-2018

    - Perbandigan dengan perusahaan yng terbaik

    - Perbandingan dengan standar industri yang berlaku.

    b. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)

    Merupakan metode analisis yang enyjikan laporaan

    keuangan dalam bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan dengan

    suatu jumlah yang diilai penting misalnya aset untuk neraca,

    penjualan untuk laba rugi. Menurut Harahap (2006;243), analisis

    common size digunakan untuk melihat struktur keuangan

    perusahaan dengan mengkonversi laporan keuangan ke dalam

  • 38

    laporan bentuk awam (common size) dengan menggunakn

    denominator persentase.

    c. Metode Rasio Laporan Keuangan

    Merupakan metode perbandingan antara pos-pos tertentu

    dengan pos-pos lainnya yang memiliki hubungan signifikan.

    Metode ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu

    dengan pos lainnya sehingga dapat diberikan penilaian. Rasio-rasio

    yang diukur adalah

    - Rasio Likuiditas

    Rasio Kas =

    x 100%

    Rasio Lancar (Current Ratio) =

    x 100%

    Semakin tinggi rasionya maka semakin baik kondisi keuangan

    perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka pendek.

    - Rasio Solvabilitas

    Total debt to Equity Ratio =

    x 100%

    Total Debt to Asset Ratio =

    x 100%

    Semakin kecil rasionya maka semakin baik kondisi keuangan

    perusaahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang.

    - Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

    Return on Equity Ratio =

    x 100%

    Return on Asset Ratio =

    x 100%

    Semakin tinggi rasionya maka perusahaan semakin efektif

    dalam memperoleh laba.

    - Rasio Underwriting

    Analisa dari rasio keuntungan yang lain dapat menyebabkan

    hasil underwriting yang positif atau negatif. Rasio

    underwriting yang negatif mengindikasikan kemungkinan rate

    yang ditetapkan berada di bawah yang semestinya.

  • 39

    - Rasio Retensi Sendiri

    Semakin besar perusahaan maka semakin tinggi rasionya.

    Rasio digunakan sebagai dasar dalam membandigkan

    ke