“kinerja keuangan unit syariah pt....
TRANSCRIPT
-
“KINERJA KEUANGAN UNIT SYARIAH PT. ASURANSI
JIWA MANULIFE INDONESIA DALAM PROSES SPIN OFF
MENJADI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH”
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
SABILA AUFAR
1112046200016
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H / 2019 M
-
i
ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH DALAM
PROSES TRANSFER ASSET (SPIN OFF) MENJADI PERUSAAHAAN
ASURANSI SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Untu k Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Syariah (SE)
Oleh :
SABILA AUFAR
NIM : 1112046200016
Pembimbing
Ahmad Chairul Hadi. MA
NIP : 197205312007101002
JURUSAN ASURANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019 M
-
ii
-
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa, saya:
Nama : Sabila Aufar
NIM : 1112046200016
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Juli 1994
Fakultas/Program Studi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Ekonomi Syariah
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Ekonomi (SE)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juli 2019
Sabila Aufar
-
iv
ABSTRAK
Sabila Aufar, NIM 1112046200016, Financial Performance of Syaria
Unit Operation of PT. Asuransi Manulife (Manulife Insurance) in processing
of Spin Off to be Syaria Insurance coorporated, Economic Syaria
concentration, Economic Syaria Study Program, Economic and Business
Faculty, State of Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2019.
Financial Report Analysis is executed in order to be akcnowledged of
Financial Performance to inform all users Financial Report of Syaria Unit of
PT.Asuransi Manulife Indonesia regards to government regulations.
Writing methods of this essay is applied of discriptive quantitative format.
Analysing data is using Microsoft Excel together with other methods to analyse a
Financial Ratio and comparative methods.
Aiming this observation essay is to know of Financial Performance of
Indonesia Syaria Manulife Unit, preparing for succesfull of Spin Off being Syaria
Insurance Corporation. A Financial Report data sourcing is taken from Indonesia
Syaria Unit during years of 2014 – 2018 reports togather with headquarter yearly
reports. So that could be known the changes of value occured are raising or
declining value.
Based on this observation result, its could be taken conclusion thats
Indonesia Syaria Manulife Unit is not ready yet to be spinn off, while it is not
fulfill any of requirmnets. However financial performance report has good enough
in managing tabarru fund as well as investment fund but it is needs to be
increased ,since a result report of underwriting ratio is not reach to 40% at the end
of year.
Key Word : Financial Ratio, Fanancial Performance, Spin Off
Guided by : Ahmad Chairul Hadi.MA
-
v
ABSTRAK
Sabila Aufar, NIM 1112046200016, Kinerja Keuangan Usaha Unit
Syariah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dalam Proses Spin Off
Menjadi Perusahaan Asuransi Syariah, Konsentrasi Ekonomi Syariah,
Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019 M.
Analisis laporan keuangan dilakukan agar dapat mengetahui kondisi
keuangan dan memberi informasi kepada para pemakai laporan keuangan unit
syariah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia berkaitan dengan masalah
peraturan perundang-undangan pemerintah
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode
kuantitatif dengan format deskriptif. Dalam menganalisis, data diolah dengan
Microsoft Excel lalu beberapa metode yang digunakan adalah metode analisis
rasio keuangan dan metode komparatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Unit Syariah
Manulife Indonesia dalam rangka mensuseskan proses spin off menjadi
perusahaan asuransi syariah. Data yang digunakan adalah laporan keuangan
tahunan Unit Syariah Indonesia periode 2014-2018 dan laporan keuangan
tahunan induknya sehingga dapat diketahui perubahan nilai yang terjadi baik itu
kenaikan atau penurunan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Unit Syariah Manulife
Indonesia belum siap melaksanakan spin off karena belum memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. Meskipun kinerja keuangannya cukup baik, kinerja dalam
pengelolaan dana tabarru dan dana investasi peserta perlu ditingkatkan karena
hasil underwriting ratio di akhir tahun tidak mencapai 40%.
Kata Kunci : Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan, Spin Off
Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi, MA
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, karunia, kemudahan,
kesempatan serta kekuatan yang telah diberikan. Sholawat serta salam semoga
selalu tersanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya atas cinta
yang begitu besar terhadap umatnya. Alhamdulillah akhirnya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa selama menyusun skripsi ini ditemui berbagai
kesulitan dan kekuarangan, namun semua itu dapat dilalui berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi, Kharlie, S.H., MA., M.H. selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., AK., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Ketua Program Studi Muamalat dan sekaligus menjabat sebagai Ketua
Program Hukum Ekonomi Syariah (HES) AM. Hasan Ali, M.A dan Bapak
H. Abdurrauf, Lc.,MA, selaku Sekretaris Program Studi.
4. Bapak Ahmad Chairul Hadi, MA, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan dan membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi saya.
5. Bapak H. Abdurrauf, Lc.,MA dan Bapak Mohamad Mujibur Rahman, MA,
selaku penguji pada ujian munaqosyah
6. PT. Asuransi Jiwa Manulife Unit Syariah yang telah memberikan saya
kesempatan untuk melakukan penelitian
-
vii
7. Para dosen atas pendidikan dan dukungan moril selama ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di Prodi Muamalat
8. Kepada orang tua tercinta ayah Achmad Mardjuki SE dan mama
Nurfaizah Spd.i yang telah dengan sabar menunggu terlalu lama
terimakasih atas cinta kepercayaannya
9. Adik-adikku tersayang Rosyidah Maizan, Jannati Adna dan bontot kecilku
Najma Naufa yang kadang terlihat menggemaskan. Bagaimanapun
keadaannya aku selalu mendukung kalian.
10. Sahabat terbaikku, Nurul Isti Hardiyanti (bebestkuuh), Mia Mawaddah
(sahabat capu-capunya Liza), Millah Pratiwi (sahabat cemewew), Atik
Syukriyati (sahabat curhat yang selalu dirindukan) dan teman-teman
spesialku yang lainnya Hani, Hilyah, Ica, Jannah, bersyukur dipertemukan
dengan kalian di kehidupan ini
11. Teman-teman Asuransi Syariah khususnya my bebes selusin 12 (Eka, Isti,
Ita, Aisyah, Evi, Susi, Tika, Puput, Tami, Teh Ria dan Tari. Kangen buat
kumpul bareng lagi. Temen-temen Asuransi lainnya terimakasih juga telah
menjadi temanku.
Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Semoga Allah SWT
membalas kebaikan kalian dan semoga skripsi ini pun dapat bermanfaat. Amin
Allahumma Amiin.
Jakarta, Juli 2019
Sabila Aufar
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. x
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................................ 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
E. Metode Penelitian ....................................................................................................... 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ......................................................................................... 8
G.Sistematika Penulisan ................................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kinerja ..................................................................................................... 11
B. Analisa Kinerja Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan ............................................................................ 11
2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan .................................................................... 12
3. Unsur-unsur Laporan Keuangan ......................................................................... 13
4. Prosedur dan Jenis Laporan Keuangan ............................................................... 14
5. Analisis Rasio Keuangan .................................................................................... 16
C. Metode Analisis Rasio Keuangan
1. Metode Komparatif ............................................................................................. 23
2. Metode Analisis Tren .......................................................................................... 23
3. Metode Indeks Time Series ................................................................................ 23
4. Common Size Financial Statement ..................................................................... 23
5. Metode Rasio Laporan Keuangan ....................................................................... 23
-
ix
D. Restrukturisasi Organisasi (Spin Off)
1. Pengertian Restrukturisasi .................................................................................. 24
2. Definisi Spin Off ................................................................................................. 25
3. Jenis-Jenis Spin Off ............................................................................................. 27
4. Komponen Spin Off ............................................................................................ 28
5. Tujuan Spin Off ................................................................................................... 32
6. Hubungan Kebijakan Spin Off dan Kinerja Keuangan ....................................... 33
E. Kerangka Konseptual ................................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................................ 36
B. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 36
C. Teknik Pengolahan Data ............................................................................................ 37
D. TeknikAnalisis Data................................................................................................... 37
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya
1. PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia ................................................................. 40
2. Unit Syariah........................................................................................................... 40
B. Kondisi Keuangan Unit Syariah PT. Manulife Indonesia
1. Perbandingan Laporan Keuangan ......................................................................... 40
2. Analisis Rasio Keuangan ...................................................................................... 44
3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan ........................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 60
LAMPIRAN
-
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.1. Jumlah Perusahaan dan Unit Syariah..................................................... 2
Tabel IV.1. Neraca Perbandingan..........................................................................41
Tabel IV.2. Laporan Laba Rugi Perbandingan..................................................... 42
Tabel IV.3. Laporan Surplus (Defisit) Underwriting............................................ 43
Tabel IV.4. Rasio Pencapaian RBC...................................................................... 45
Tabel IV.5. Rasio Likuiditas................................................................................. 47
Tabel IV.6. Total Debt to Equity Ratio................................................................. 49
Tabel IV.7. Total Debt to Asset Ratio................................................................... 49
Tabel IV.8. Return on Asset Ratio........................................................................ 51
Tabel IV.9. Return on Equity Ratio...................................................................... 51
Tabel IV.10. Underwriting Ratio.......................................................................... 53
Tabel IV.11. Rasio Retensi Sendiri....................................................................... 54
Tabel IV.12. Common Size Analysis pada Komponen Aset................................ 55
Tabel IV.13. Analisis Komparatif (Growth Analysis) pada Dana Unit Syariah dan
Induk Usaha.......................................................................................................... 57
Tabel IV.14. Analisis laporan Keuangan Komparatif Modal Disetor Unit Syariah
Manulife.................................................................................................................57
-
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.1. Rasio Pencapaian RBC.........................................................46
Grafik IV.2. Rasio Likuiditas....................................................................48
Grafik IV.3. Rasio Solvabilitas..................................................................50
Grafik IV.4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas............................................52
Grafik IV.5. Rasio Underwriting...............................................................53
Grafik IV.6. Rasio Retensi Sendiri............................................................54
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam ekonomi Islam, asuransi syariah merupakan lembaga keuangan
syariah non bank yang bergerak dibidang jasa penjaminan atau pertanggungan
risiko. Karenanya asuransi syariah dapat dilihat sebagai lembaga keuangan non
bank yang beroperasi dalam bidang pertanggungan atau penjaminan risiko kepada
nasabah.1
Pertumbuhan dunia usaha yang tergabung dalam bisnis, khususnya
perasuransian yang memiliki ruang lingkup syariah, merupakan salah satu bidang
usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan di masa mendatang. Seiring
berjalannya waktu terhadap kebutuhan masyarakat akan jaminan risiko yang
semakin kompleks, ini disebabkan oleh faktor harta benda dan jiwa demikian
penting dalam kehidupan manusia, maka faktor itu hendaknya dilindungi juga
sebagai wadah untuk mempererat hubungan antara individu dalam suatu
kehidupan bermasyarakat. Sehingga, prinsip kebersamaan dan kesejahteraan,
setiap individu dapat terjamin. Disinilah pentingnya konsep asuransi syariah,
dengan sistem saling tolong menolong dan melindungi.
Dari data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) dikatakan bahwa
pertumbuhan asuransi syariah lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010
mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Rata-rata pertumbuhan dari kelima
tahun tersebut untuk kontribusi sebesar 33,83%, untuk klaim 30,39%, Investasi
60,57%, dan untuk aset kelima tahun tersebut sebesar 52,18%.2
Hingga tahun 2013, industri asuransi syariah mengalami pertumbuhan
yang cukup tinggi. Kemudian saat memasuki tahun 2014 terjadi pelambatan
ekonomi yang juga memberikan pengaruh terhadap industri asuransi syariah.
Kendati demikian, industri asuransi syariah tetap mencatatkan pertumbuhan yang
1Hendi Suhendi dan Denik, Asuransi Takaful: Dari Teori ke Praktis (Bandung: Mimbar
Pustaka, 2005), h.3.
2www.asosiasiasuransisyariah.com diunduh tanggal 24 Juli 2017, Pukul 11.05
http://www.asosiasiasuransisyariah.com/
-
2
tidak jauh melenceng dari prediksi. Bila melihat dari pergerakan kinerja industri
dalam lima tahun terakhir (periode full year 2010 - 2014), kontribusi asuransi
syariah mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 33,83%.
Seperti yang kita ketahui asuransi syariah telah mengikuti jejak dari
saudaranya yakni perbankan syariah, asuransi syariah dikelola menjadi dua jenis
usaha, yaitu murni asuransi syariah (full fledge), dan Unit Usaha Syariah (UUS).
Jumlah perusahaan dan unit asuransi syariah di setiap tahunnya terus mengalami
perubahan.
Tabel 1.1
Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah dan Unit Usaha Asuransi Syariah di
Indonesia.3
No. Keterangan 2016 2018
1. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 5 7
2. Perusahaan Asuransi Umum Syariah 4 5
3. Perusahaan Reasuransi Syariah - 1
4. Unit Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa 19 22
5. Unit Syariah Perusahaan Asuransi
Umum
24 24
6. Unit Syariah Perusahaan Reasuransi 3 2
Total 55
Berdasarkan data OJK, 77,2% pemegang polis asuransi konvensional
berminat memiliki polis asuransi syariah. Artinya, merujuk data itu tidak sedikit
masyarakat belum mengetahui asuransi syariah. Tetapi, minat untuk mempunyai
produk asuransi syariah ini sangat tinggi. Ini peluang sangat baik dan akan
membuat asuransi syariah cukup potensial. Jadi, peluang pasar industri asuransi
syariah, termasuk asuransi jiwa syariah, masih sangat besar. Tetapi, penetrasi
3www.asosiasiasuransisyariahindonesia.com diunduh tanggal 24 Juli 2017 dan 03 Juli
2019
http://www.asosiasiasuransisyariahindonesia.com/
-
3
asuransi jiwa syariah masih rendah, itu tidak lepas dari sejumlah problem.
Misalnya, tingkat sosialisasi kepada publik mengenai industri dan produk asuransi
syariah.
Direktur IKNB menyatakan bahwa, aset IKNB dalam 5 tahun ke depan
akan naik menjadi 100 triliun dari saat ini 85 triliun rupiah. Per september total
aset IKNB Syariah tercatat 85,09 triliun rupiah disbanding tahun 2010 sebesar
10,5 triliun rupiah. Dalam tempo 2-3 tahun kedepan, jumlah itu diprediksi
meningkat menjadi 100 triliun rupiah. Peningkatan terbesar terjadi pada asuransi
syariah dan pembiayaan syariah. Dalam jangka menengah dan panjang, semua
sektor di IKNB Syariah akan terus berkembang secara stabil.
Berdasar ikhtisar keuangan asuransi syariah, awal tahun 2016 industri
asuransi berkontribusi bruto sebesar 932 miliar rupiah. Selanjutnya, pada kuartal
pertama 2016 kontribusi bruto asuransi syariah menaik menjadi 2,75 triliun rupiah,
dan kuartal dua menjadi 5,95 triliun rupiah. Lalu, merujuk data ikhtisar keuangan
asuransi syariah agustus lalu, kontribusi bruto menyentuh 7,83 triliun rupiah.
Dengan realisasi itu, secara tahunan industri asuransi syariah sukses
membukukan lonjakan 15,15% untuk kontribusi bruto akhir Agustus 2016. Selain
menghimbau peningkatan kontribusi Unit Usaha Syariah (UUS) maupun asuransi
full fledged syariah, OJK juga tengah mempersiapkan Peraturan OJK (POJK) dan
surat edaran akan memuat tentang ketentuan pembuatan road map spin off
perusahaan asuransi yang memiliki UUS.4
Melihat perkembangan yang terjadi di industri perasuransian, menurut
penulis industri ini harus mengembangkan manajemennya, dan melakukan
ekspansi usaha. Mengembangkan manajemen agar dapat melakukan ekspansi
dengan baik dan cepat salah satu caranya adalah dengan melakukan pemisahan
unit atau spin off tersebut dari perusahaan induk. Pemisahan dari unit menjadi
4
“Dorong Spin Off Asuransi Syariah”,diakses pada 10 November 2016 dari
http://indopos.co.id/dorong-spin-off-asuransi-syariah,.
http://indopos.co.id/dorong-spin-off-asuransi-syariah
-
4
usaha yang independen, akan semakin mempermudah dalam pengambilan
keputusan.
Tidak sedikit dari usaha unit asuransi syariah masih dalam naungan
perusahan induk. Sistem dalam unit usaha asuransi syariah sudah dipisah, namun
keputusan masih dilakukan di pusat. Hal ini menjadi kendala dan ketika unit
usaha tersebut ingin go public, maka unit tersebut belum dapat menambah asset.
Pengertian spin off sendiri dapat diartikan sebagai perubahan struktur
organisasi dimana salah satu unit bisnis meningkatkan independensinya dan
berubah menjadi perusahaan sendiri dan terpisah. Dengan terpisahnya manajemen
maka masing-masing perusahaan diharapkan dapat lebih fokus dalam
mengembangkan bisnisnya.
Demi mempercepat pertumbuhannya, pemerintah pun mendorong perintah
melakukan spin off UUS asuransi syariah dengan tujuan meningkatkan kapasitas
usaha dan meningkatkan entitas melalui kemandirian perusahaan. Selain itu, akan
berdampak pada peningkatan pangsa pasar asuransi syariah karena asuransi
syariah yang mandiri akan lebih leluasa melakukan ekspansi bisnisnya. Melihat
pengalaman dari industri perbankan syariah yang telah lebih dahulu melakukan
spin off.
Dalam rangka pengembangan perekonomian syariah yang terbebas dari
praktik konvensional, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan peraturan
dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 bahwa setiap unit syariah perusahaan
asuransi dengan nilai dana tabarru’ dan dana investasi yang dimiliki mencapai
paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total nilai dana asuransi, dan dana
investasi peserta pada perusahaan induknya, wajib melakukan pemisahan atau
spin off menjadi perusaahaan asuransi syariah paling lambat dilaksanakan pada
tahun 2024. Adapun syarat lain yang wajib dipenuhi yaitu sesuai denga Peraturan
Pemerintah No. 39 tahun 2008, setiap unit syariah perusahaa asuransi yang akan
mengajukan spin off menjadi perusahaan asuransi syariah wajib memiliki modal
sendiri minimal Rp. 50 miliar. Hal ini bertujuan untuk mendorong perusahaan
perasuransian di Indonesia berkomitmen dalam mengembangkan keuangan
-
5
syariah agar meningkatkan kapasitas bisnis asuransi syariah di Indonesia. (OJK,
2015)
Peraturan pemisahan atau spin off unit asuransi syariah dari induknya
menjadi perusahaan asuransi syariah berdampak pada kemandirian dalam
menetapkan kebijakan dan lebih efektif serta efisien dalam melakukan suatu
tindakan sehingga dapat meningkatkan kapasitas usahanya demi menyediakan
kebutuhan masyarakat Indonesia. Respons dari perusahaan asuransi sendiri
mengenai kebijakan baru tersebut menuai tanggapan positif. Ada beberapa
perusahaan asuransi yang sedang dalam proses pengajuan spin off menjadi
perusahaan dengan entitas sendiri.
Dengan adanya kewajiban unit syariah untuk melakukan pemisahan dari
induk konvesionalnya, maka diperlukan perencanaan yang baik dari perusahaan
termasuk diantaranya kesiapan permodalan sehingga sesuai sekurang-kurangnya
dengan syarat minimum yang telah ditetapkan. Tujuan memperkuat permodalan
asuransi syariah adalah untuk:
a. Meningkatkan komitmen perusahaan dalam mengembangkan usaha
keuangan syariah
b. Memperkuat infrastruktur, misalnya pengembangan produk keuangan
syariah, jaringan kantor, dan sebagainya.
c. Memperkuat SDM dalam mendukung pengembangan usaha keuangan
syariah misalnya SDM perusahaan sebagai tim manajemen dan marketing.
Syarat pemenuhan dana peserta sebesar 50% dari induknya untuk
melaksanakan spin off tidak dapat dipaksakan mengingat kemungkinan akan
terjadi penurunan performa perusahaan, belum lagi masalah ketersediaan sumber
daya manusia. Ketentuan syarat spin off tersebut juga akan memberatkan para
pelaku usaha dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya.
Disisi lain, kebijakan spin off akan unit usaha syariah perbankan yang
terlebih dahulu ditetapkan kurang membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Menurut penelitian Muharomah (2013), tidak terjadi perbedaan kinerja keuangan
antara periode sebelum dan sesudah spin off pada BNI Syariah dan BRI Syariah
khususnya dalam memperoleh laba. Sehingga terdapat anggapan tidak adanya
-
6
manfaat bahkan akan membebankan unit syariah dalam melaksanakan tuntutan
pemerintah atas pemisahan dari induk perusaahaan asuransi.
Merujuk hal tersebut, maka dibutuhkan persiapan yang matang dari unit
usaha asuransi syariah dalam melaksanakan tuntunan spin off mengingat dapat
meningkatkan nilai perusaahaan secara keseluruhan dan menungkatkan kinerja
secara lebih baik dalam kegiatan operasional maupun usahanya. Sehubugan
dengan Unit Syariah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang sedang dalam
proses pengajuan spin off dengan menggunakan beberapa metode analisis
keuangan agar dapat mengidentifikasi kebutuhan pada sektor keuangan yang
diperlukan dan mengevaluasi secara dini jika terdapat permasalahan dengan
memberikan gambaran akan kinerja keuangan unit syariah PT. Asuransi Jiwa
Manulife Indonesia dalam persiapannya melaksanakan spin off. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan, maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui
kinerja keuangan Unit Syariah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dengan
judul “Kinerja Keuangan Unit Syariah PT. Asurasi Jiwa Manulife Indonesia
dalam Proses Spin off Menjadi Perusahaan Asuransi Syariah”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Uraian latar belakang di atas, maka diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah persiapan usaha unit syariah dalam masa (pra) spin off ?
2. Bagaimanakah proses pengajuan izin usaha agar usaha unit syariah
terlepas dari induk konvensional ?
3. Bagaimana sistem manajemen keuangan perusahaan dalam menghadapi
spin off?
4. Faktor apa saja yang dapat memperlambat usaha unit syariah khususnya
dalam bidang asuransi untuk segera spin off?
5. Apa yang telah dilakukan unit usaha asuransi syariah dalam memenuhi
ketentuan spin off?
6. Bagaimana kinerja keuangan unit usaha asuransi syariah dalam periode
2012 – 2016?
7. Apa hubungan kinerja keuangan perusahaan terhadap proses spin off?
-
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, saya membatasi objek dan periode penelitian
pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia unit syariah selama 5 tahun
terakhir mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 dari prespektif
laporan keuangan dan undang – undang yang diberlakukan
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pernyataan mengenai variabel-
variabel yang diteliti, yakni :
a. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan selama jangka waktu 5
tahun (2014-2018) dengan menggunakan tingkat rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio produktivitas?
b. Hambatan apa yang membuat Unit Syariah Manulife Indonesia
sulit untuk melakukan spin off?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan pertanyaan penelitian diatas, maka
tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
a. Menganalisis kinerja keuangan Unit Syariah PT. Asuransi Jiwa
Manulife Periode 2014-2018
b. Menganalisis kinerja keuangan yang perlu dioptimalkan Unit Syariah
PT. Asuransi Jiwa Manulife dalam rangka mensukseskan spin off
c. Mendeskripsikan hasil analisis yang mendukung keputusan spin off.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penulis berharap bahwa
penelitian ini memberikan manfaat terhadap beberapa pihak, diantaranya :
a. Bagi perusahaan
Perusahaan asuransi konvensional yang memilik usaha unit syariah
dapat mengetahui informasi tambahan mengenai pengukuran
-
8
kemampuan perusahaan guna memenuhi kewajiban jangka pendek
dan panjangnya dalam proses spin off, yang digunakan dalam
mengevaluasi kinerja keuangan.
b. Bagi mahasiswa dan fakultas
Dapat menambah ilmu pengetahuan serta menambah literatur
kepustakaan mengenai hal yang berkaitan dengan penelitian.
c. Bagi penulis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana penambah
wawasan dan pengembangan diri serta diharapkan dapat
berkontribusi secara langsung untuk asuransi syariah Indonesia.
E. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sumber
data yang digunakan adalah data sekunder (secondary data sources) berupa
laporan keuangan tahunan Unit Syariah PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
periode 2014 – 2018 dan laporan keuangan tahunan induk usahanya yaitu PT
Asuransi Jiwa Manulife Indonesia serta literatur terkait dimana metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi dan studi
kepustakaan (library research). Setelah data terkumpul, maka penulis melakukan
analisis kinerja keuangan dengan menggunakan alat alat analisis berupa analisis
rasio keuangan, analisis laporan keuangan common size, dan analisis laporan
keuangan komparatif
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini dan agar tidak terjadi
pengulangan penelitian yang sama, maka berikut beberapa penelitian terdahulu
yang menjadi acuan dan berhubungan dengan penelitian ini :
1. Feri Umar Farouk dan Khotibul Umam dalam jurnal 2006 yang
berjudul “Mekanisme Pembentukan Bank Umum Syariah Alternatif :
Akuisisi dan Konversi Bank Umum Konvensional serta Pemisah (Spin
Off) Unit Usaha Syariah”. Penelitian ini menjelaskan bahwa dengan
disahkannya UU No. 21 Tahun 2008 membuka peluang agar
-
9
perbankan syariah dapat lebih ekspansif. Mekanisme yang dilakukan
dalam pembentukan Bank Umum syariah yang baru yaitu dengan tiga
cara, yaitu akuisisi, konversi, dan spin off. Peneliti memberikan
penjelasan yang cukup rinci, mulai dari peraturan prosedur, serta
persyaratan pendirian bus.
2. Tia Fitriyani (1111046200010) telah menuliskan skripsi berjudul
“Optimalisasi Kinerja Unit Asuransi Syariah Menghadapi Kebijakan
Spin Off”. Konsentrasi Asuransi Syariah. Program Studi Muamalat.
Fakultas Syariah dan Hukum. UIN Syarif Hidayatullah. Penelitian ini
menjelaskan apa saja yang perlu dioptimalkan dalam rangka
mempersiapkan kebijakan spin off pada perusahaan yang memiliki unit
usaha syariah. Selain itu skripsi tersebut menjelaskan pandangan dan
solusi terbaik terhadap isu-isu perekonomian Indonesia.
3. Wini Amelia Sari telah menuliskan skripsi berjudul “Pengaruh Kinerja
Keuangan Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden (Studi Kasus Pada
PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) TBK di BEJ”. Berdasarkan
penelitiannya bahwa kondisi rasio keuangan perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) dalam kurun waktu lima tahun
mulai dari tahun 2000 sampai tahun 2004 mengalami fluktuasi,
walaupun tidak terjadi terlalu ekstrem.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah dan sesuai dengan kaidah
penelitian, maka sistematika tulisan ini disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
Bab ini membahas lebih mendalam mengenai teori-teori yang
berkaitan serta berhubungan dengan penelitian ini, yang meliputi
-
10
manajemen keuangan, laporan keuangan, teknik dan tahapan
analisis laporan keuangan, spin off, dan studi terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai jenis dan pendekatan penelitian,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan dan pengolahan data
serta metode analisis yang digunakan.
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang penjelasan hasil penelitian mengenai
kondisi keuangan berdasarkan analisis rasio dan perbandingan
antara laporan keuangan pada PT. Asuransi Jiwa Manulife
(Departemen Syariah)
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan
pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.5
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang. Sepatutnya seorang karyawan
memiliki derajat dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya
perusahaan dalam mencapai tujuan.6
Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas
maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun
kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan
agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.7
B. Analisa Kinerja Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
5 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-7, h. 69.
6 Veithrizal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, h. 309.
7 Cokroaminoto, “Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja individu”, artikel diakses
pada 01 Maret 2017 dari http://cokroaminoto.wordpress.com .
http://cokroaminoto.wordpress.com/
-
12
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi – laba serta
segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampiran
antara lain laporan sumber dan penggunaan dana.8
Laporan keuangan adalah merupakan produk atau hasil akhir dari
suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan
informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi laporan keuangan
juga sebagai pertanggung jawaban atau accountability. Dan juga dapat
menggambarkan indikator-indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam
mencapai tujuan.9
Menurut Kasmir, laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
periode tertentu.10
dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan,
laporan keuangan adalah gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan
pada periode tertentu dan untuk jangka waktu tertentu yang menunjukan
aktivitas perusahaan, dan laporan ini menyediakan informasi-informasi
keuangan perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang
terkait dengan perusahaan kedepannya.
2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Tujuan dari analisa laporan keuangan adalah dapat memberikan
informasi yang lebih luas, lebih mendalam dari pada yang terdapat laporan
keuangan. Selain itu dapat memberikan informasi tambahan. Dapat
menjadi dasar membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain
dan dengan periode sebelumnya. Dapat memahami lebih jelas situasi dan
kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil
usaha, struktur keuangan, potensi dan kelemahan yang ada pada
perusahaan dan sebagainya. Dapat memprediksikan potensi yang mungkin
dialami perusahaan di masa yang akan datang.
8 Bambang Susanto, Manajemen Keuangan (Jakarta: PT. Sansu Moto, 1995),
Cet.Pertama), h. 3.
9 Dr. Sofyan Syafri Harahap, M.S.Ac, Akuntansi Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet.
Ke-3), h. 20.
10
Kasmir, S.e., M.M., Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta : Kencana, 2002), Cet.
Pertama), h. 66.
-
13
Dengan melakukan analisa laporan keuangan, informasi yang
didapatkan dari laporan keuangan akan dapat lebih bermanfaat dan berarti
lebih luas dan lebih mendalam. Sehingga dengan hal ini dapat menajadi
indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan.
3. Unsur – unsur Laporan Keuangan
Dalam praktik unsur laporan keuangan yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis
menyajikan posisi keuangan keuangan perusahaan pada suatu saat
(tanggal) tertentu. Neraca disebut juga laporan posisi keuangan.
Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang
dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, dan modal
perusahaan.
b. Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah laporan keuangan yang secara
sistematis menyajikan hasil usaha perusahaan dalam wakt tertentu.
Laporan rugi laba menyajikan pendapat selama satu periode dan
biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut pada periode
yang sama.11
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan informasi tentang penerimaan
dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Dalam laporan
aliran kas, penerimaan dan pengeluaran kas
diklasifikasikanmenurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan
kegiatan investasi.12
d. Laporan Keuangan dan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-
cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri
11
Sugiri dan Riyono, Akuntansi Pengantar 1 (Yogyakarta: AMP YKPN, 2002), h. 33.
12
Sugiri dan Riyono, Akuntansi Pengantar I, h. 45
-
14
maupun luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan
laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaan.13
4. Prosedur dan Jenis Laporan Keuangan
Ketika melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan
teknik analisis yang tepat agar laporan keuangan tersebut dapat
memberikan hasil yang maksimal dan mudah untuk
menginterprestasikannya.
Adapun prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan sebagai
berikut:
a. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang
diperlukan selengkap mungkin baik untuk satu periode maupun
beberapa periode.
b. Melakukan perhitungan dengan memasukan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan secara cermat.
c. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan
pengukuran yang telah dibuat.
d. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
e. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan
hasil analisis tersebut.14
Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan
keuangan yang biasa dipakai, yaitu:
a. Analisis vertikal (statis); merupakan analisis yang dilakukan
terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis
dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi
yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan perkemabangan
dari periode ke periode tidak diketahui.
b. Analisis horizontal (dinamis); merupakan analisis yang dilakukan
dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.
13 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 243-
244.
14
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana, 2010), h. 95
-
15
Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari
periode yang satu ke periode yag lain.15
Kemudian di samping metode yang digunakan untuk menganalisis
laporan keuangan, terdapat beberapa jenis teknik analisis laporan
keuangan yaitu sebagai berikut:
a. Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan
Merupakan analaisis yang dilakukan dengan membandingkan
laporan keuangan lebih dari satu periode. Secara umum dari
hasil analisis ini akan terlihat antara lain berupa angka-angka
dalam rupiah atau persentase, kenaikan atau penurunan jumlah
baik dalam rupiah maupun dalam persentase.
b. Analisis Tren
Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya
dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis dilakukan
ariperiode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan
mengalami perubahan. Dengan analisis ini dapat diketahui
tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusaahaan.
c. Analisis Persentase per Komponen
Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan
antara komponen yang ada dalam satu laporan keuangan, baik
yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Analisis
dilakukan untuk mengetahui persentase investasi, struktur
permodalan, komposisi biaya terhadap penjualan.
d. Analisis Sumber dan Penggunaaan Data
Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-
sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu
periode.
e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas
perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode juga
15
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana, 2010), h. 96
-
16
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas
dalam periode tertentu.
f. Analisis Rasio
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahu
hubungan pos-pos yang ada dalam satu laoran keuangan atau
pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
g. Analisis Laba Kotor
Merupkan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah
laba kotor dari periode ke periode dan untuk mengetahui sebab-
sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.
h. Ananlisis Titik Pulang Pokok atau Titik Impas (Break Even
Point)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pada kondisi berapa
penjualan prodek dilakukan dan perusahaan tidak mengalami
kerugian. Analisis ini berguna untuk menentukan jumlah
keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.16
5. Analisis Rasio Keuangan
1) Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi
rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan.17
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan, relevan, dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dan
modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan
total penjualan, dan sebagainya.18
Dengan menggunakan analisis rasio ini akan dapat dijelaskan atau
diberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan dari posisi
keuangan suatu perusahaan. Apabila angka rasio tersebut dibandingkan
dengan angka rasio standar, melalui analisis rasio ini akan dapat
16 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 70-72
17 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 7-9.
18
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, h. 297
-
17
diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan produktivitas
perusahaan. Untuk mengukur atau menentukan hal-hal tersebut
diperlukan alat pembanding, sehingga penganalisa tidak hanya berada
pada standar rasio saja tetapi harus memperhatikan pula trend atas
presentase historis dari rasio keuangan perusahaan yang sedah
dianalisis. Dengan membandingkan rasio periode sekarang dan angka
rasio periode yang lalu (trend dari angka), akan dapat diketahui
perubahan angka-angka rasio yang dimiliki perusahaan, atau
kecenderungan posisi keuangan yang bersangkutan.
2) Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan alat ukur utama dalam analisis
keuangan, karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab
berbagai pertanyaan tenang keadaan keuangan perusahaan.19
Alat ukur
rasio keuangan antara lain berupa :
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang memperlihatkan
hubungan kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya terhadap
kewajiban lancarnya.20
Likuiditas merupakan suatu indikator
mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua
kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo. Kewajiban tersebut
merupakan kewajiban jangka pendek atau jangka panjang yang
sudah segera jatuh tempo. Rasio likuiditas merupakan rasio yang
menghubungkan antara kas dan aktiva lancar lainnya dengan
kewajiban lancar. Ada berbagai cara dalam mengukur tingkat
likuiditas perusahaan. Namun secara umum, pengukuran likuiditas
ditunjukkan dari besarnya rasio yang dihasilkan berdasarkan
perhitungan aktiva lancar dan kewajiban lancar, antara lain berupa :
a) Current Ratio ( Rasio Lancar)
19
Muslich M, Manajemen Keuangan Modern: Analisis Perencanaan dan Kebijaksanaan (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), h. 44.
20 J. Fred Wetson dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Jakarta:
PT. Erlangga), Jilid 1, h. 295.
-
18
Rasio ini merupakan rasio yang paling umum dan
sering digunakan dalam perhitungan modal kerja. Current
ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar (current
assets) dengan kewajiban lancar (current liabilities).
Current Ratio =
Rasio tersebut mengambarkan kemampuan seluruh aktiva
lancar dalam menjamin seluruh utang lancarnya atau rasio
likuiditas menggambarkan kemapuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban -
kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat
dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva
tetap dan utang jangka panjang.
Solvabilitas merupakan istilah yang digunakan perusahaan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajiban finansialnya apabila perusahaan dilikuidasi. Secara
umum solvabilitas dapat dihitung dengan membagi total.21
Rasio
solvabilitas memilki beberapa jenis, antara lain :
a) Debt to Asset Ratio
Debt to asset ratio, merupakan perbandingan antara
total utang dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini menyediakan informasi tentang
kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi
pengurangan aktiva akibat kerugian. Nilai rasio yang
tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko berupa
21 Budi Roharjo, Laporan Keuangan Perusahaan (Yogyakarta : Gajah Mada University
Press, 2002), Cet. 1, h. 112.
-
19
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua
utangnya.22
Debt To Asset =
b) Equity to Asset Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara modal
sendiri perusahaan dengan keseluruhan aktiva yang
dimiliki perusahaan. Semakin besar porsi ini, berarti
porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga
tingkat kinerjanya pun semakin baik.
Equity to Asset Ratio =
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
disebut juga operating ratio. Beberapa jenis rasio profitabilitas /
rentabilitas dikemukakan sebagai berikut:
a) Return On Asset
Menurut Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, MBA, untuk
mencari return on asset adalah dengan membandingkan
antara laba sebelum pajak dengan total aktiva rata-rata.
Jika pernyataan tersebut dituangkan dalam sebuah
rumus, maka akan tampak sebagai berikut :
Return On Asset =
22
Chairul Marom, Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (Jakarta : PT. Grasindo, 2004),
h. 29
-
20
Return on asset merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan profit atas aktiva. Rasio ini mengukur
operasional manajemen perusahaan. Analisis return on
asset dalam analisis keuangan mempunyai arti yang
sangat penting sebagai salah satu tekhnik analisis
keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif).
Analisis return on asset ini sudah merupakan tekhnik
analisa yang lazim digunakan oleh pimpianan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan
dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan.23
b) Return On Equity
Banyak rasio yang dapat digunakan dalam
mengevaluasi kinerja perusahaan. Salah satu yang
penting untuk diukur adalah seberapa efektif
perusahaan menggunakan sumber daya yang disediakan
untuk pemegang saham.24
Return on equity merupakan rasio yang
membandingkan antara laba bersih setelah pajak
terhadap ekuitas saham. Dan rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menyediakan laba bagi
pemegang saham atas modal sendiri secara efektif.
Untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan pemilik modal yang berasal dari
pemilik perusahaan yang tertanam di dalam perusahaan
untuk jangka waktu yang tidak terbatas, dengan
rumusan sebagai berikut :
23
Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management Ed-1 (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 1061
24 Charles T. Horngren, dkk, Pengantar Akuntansi Keuangan (Jakarta: Erlangga, 2000),
Jilid 2, Ed-6, h. 150.
-
21
Return On Equity =
Rumusan ini digunakan bagi pemegang saham
untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba
bersih yang tercerminkan dari pembagian dividen
kepada pemegang saham.25
Berdasarkan jenis-jenis rasio tersebut, rasio yang umum
digunakan oleh perusahaan asuransi yaitu rasio likuiditass, rasio
solvabilitas, dan rasio profitabilitas/rentabilitas. Selain itu ada pula;
- Rasio beban klaim terhadap premi netto/loss ratio:
melihat tingkat kerugian asuransi
- Rasio retensi sendiri: melihat berapa persentase
perusaahaan dapat menanggung risiko dari modal
sendiri
- Rasio underwriting: mengukur perbandingan antara
hasil underwriting dengan pendapatan premi,
dibutuhkan untuk nasabah dapat mengetahui pembagian
surplus underwriting, merupakan penentu pokok dari
posisi laba usaha perusahaan asuransi.
- Rasio beban komisi: melihat berapa persen biaya
komisi yang dikeluarkan perusahaan untuk komisi
perantara
- Rasio biaya manajemen: melihat efisiensi produk dan
channel distribusi
5. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya yaitu
sebagai berikut:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisaar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan
25 Veithzal Rivai, Bank and Financial Instituion Management , h. 1064.
-
22
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
c. Mengetahui posisi perusahaandi tengah industri lain
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score)
e. Menstandarisir size perusahaan
f. Lebih mudah memperbandingkan perusaahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time
series
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.26
6. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
1) Pengertiang Analisis Perbandingan
Analisis perbandingan adalah tekhnik analisis laporan keuangan
yang dilakuakan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara
horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan
menunjukan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah
atau dalam unit.27
2) Tujuan analisis perbandingan
Saat melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini,
kita dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan
tahun lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata
industri, dan rasio normatif sebagai standar perbandingan
Berdasarkan teknik perbandingan ini maka dapat diketahui pula
adanya kenaikan dan penurunan niai dalam rupiah atau unit sert dalam
bentuk persentase maupun rasio.
C. Metode Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan memiliki beberapa metode diantaranya adalah
sebagai berikut:
26 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas laporan Keuangan, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2006), h.298
27
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas laporan Keuangan, h. 298
-
23
1. Metode Komparatif
Merupakan metode perandingan angka-angka dalam laporan
keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan:
a. Perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka dalam satu
laporan keuangan di beberapa tahun yang berbeda misal laporan
keuangan tahun 2014 dibandingkan dengan laporan keuangan tahun
2015, 2016 dengan 2017.
b. Perbandingan vertikal yaitu membandingkan usur-unsur pada laporan
keuangan dalam satu tahun buku.
c. Perbandingan dengaan perusahaan yang terbaik
d. Perbandingaan dengan standar industri yang berlaku
e. Perbandingan dengan anggaran perusahaan
2. Metode Analisis Tren
Analisis ini menggunakan teknik perbandingan laporan keuanga
beberapa tahun kemudian dapat digambarkan trennya. Analisis tren dapat
dibuat melalui grafik. Maka diprlukan ilmu statistik seperti rumus chi
square, program linier, dan sebagainya.
3. Metode Indeks Time Series
Metode ini dihitung indeks dan diguakan untuk mengonversikan
angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang
diberi indeks 100. Berdasarkan dari tahun dasar ini dibuat indeks tahun-
tahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-
angka laporan keuangan perusaahaan tersebut pada periode lain.
4. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)
Merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan
dalam bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan denga suatu jumlah yang
dinilai penting misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
Menurut Harahap (2006;243), analisis common size digunakan untuk
melihat struktur keuangan perusaahaan dengan mengkonversi laporan
keuangan ke dalam laporan bentuk awam (common size) dengan
menggunakan denominator persentanse.
5. Metode Rasio Laporan Keuangan
-
24
Merupakan metode perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos-pos
lainnya yang memiliki hubungan signifikan. Metode ini hanya
menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya
sehingga dapat diberikan penilaian.
D. Restrukturisasi Organisasi (Spin Off)
1. Pengertian Restrukturisasi
Adapun pengertian restrukturisasi organisasi menurut Suad Husnan
dan Enny Pudjiastuti adalah : “restrukturisasi organisasi merupakan
kegiatan untuk merubah struktur perusahaan”.28
sedangkan pengertian
restrukturisasi organisai menurut James C. Van Horne dan John M.
Wachowicz, JR., yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos
Kwari, bahwa : “restrukturisasi diikuti dengan adanya perubahan dalam
struktur modal, operasi, atau kepemilikan perusahaan yang merupakan
rutinitas usahanya”.29
Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa restrukturisasi
organisasi adalah tindakan atau kegiatan merubah struktur perusahaan
melalui pertimbangan dan untuk tujuan tertentu, di mana semuanya itu
harus berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Restrukturisasi organisasi yang terjadi pada usaha asuransi syariah
meliputi restrukturisasi sumber daya manusia dan restrukturisasi keuangan.
Dimana hal ini diberlakukan agar pengelolaan perusahaan sendiri dapat
lebih optimal. Perampingan korporasi dapat dilakukan dengan melakukan
penjualan unit-unit kegiatan (sell off) atau pemisahan unit-unit kegiatan
tersebut dari korporasi (spin off). Dan berikut adalah penjelasan mengenai
self off dan spin off.
a) Self Off
Korporasi yang mempunyai uit kegiatan yang sangat
beraneka ragam, mungkin suatu ketika akan merasa bahwa diatara
28
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ke-4
(Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 2004), h. 401. 29
James C. Van Horne and John M. Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (Jakarta : Salemba Empat, 2005), h. 473.
-
25
unit-unit tersebut ada yang tidak bekerja secara ekonomis.
Penyebabnya dapat beraneka raam. Salah satunya adalah tingkat
kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit mencapai economic of
scale-nya. Penyebab lainnya dapat dikarenakan bukan berada pada
bisnis utama, korporasi kemudian kurang memperhatikan unit
tersebut. Apabila unit kegiatan ini dirasa membebani korporasi,
maka unit tersebut dapat dijual, baik secara tunai maupun melalui
pembayaran dengan saham.
b) Spin Off
Secara umum, spin off menggambarkan suatu tambahan
atau produk derivative atau turunan atau hasil dari sesuatu tiruan
usaha sebelumnya. Istilah spin off sering dihubungkan dengan
pembentukan perusahaan baru, di mana termasuk produk barunya
adalah hal yang sama atau salinan dari organisasi induk, dan
menimbulkan aktivitas ekonomi yang baru. Pemisahan ini bisa
berbeda bentuk, tapi umumnya memerlukan perubahan yang
penting pada kontrol, risiko, dan distribusi keuangan. Unsur
lainnya, yaitu transfer tekhnologi dan hak kepemilikan dari induk
kepada pemilik baru.30
2. Definisi Spin Off
Pasal 1 ayat 12 UU PT No. 40 tahun 2007 tentang perseroan
terbatas, spin off dikatakan sebuah pemisahan yang didefinisikan sebagai
berikut : “perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk
memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva
perseroan beralih karena hukum kepada 2 (dua) perseroan atau lebih atau
sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukm kepada 1 (satu)
perseroan atau lebih”.31
30Allexandertubke, Succes Factors of Corporate Spin Off (USA: Springer Science, Inc,
2004), h. 18.
31
Lihat Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No. 40 tahun 2007
-
26
Spin off merupakan bentuk pelepasan yang berakibat pada divisi
atau bagian perusahaan menjadi perusahaan yang mandiri, dengan
melepaskan satu unit bisnis, seperti anak perusahaan berdiri sendiri.32
Black’s Law Dictionary bahwa Spin Off adalah : “sebuah divestasi
perusahaan di mana sebuah divisi dari korporasi menjadi perusahaan
independen dan saham perusahaan yang baru didistribusikan kepada
pemegang saham korporasi”.33
Berdasarkan uraian definisi dari berbagai pendapat, dapat
disimpulkan spin off merupakan sebuah perbuatan hkum yang dilakukan
oleh perseroan yang bertujuan untuk melepaskan satu unit bisnis, atau
anak perusahaan hingga membentuk suatu perusahaan yang baru dan
mandiri. Istilah spin off sering kali dihubungkan dengan pembentukan
suatu perusahaan baru, di mana yang termasuk di dalam produk barunya
adalah hal yang sama atau salinan dari organisasi induk dan menimbulkan
aktivitas ekonomi yang baru. Pemisahan ini bisa berbeda bentuk dan yang
pada umumnya memerlukan perubahan ang penting dalam kontrol, risiko,
dan distribusi keuangan. Unsur lainnya yaitu transfer tekhnologi dan
kepemilikan dari induk kepada pemilik baru.34
Cara spin off dilakukan oleh unit dalam kegiatan tersebut kemudian
dipisah dari sebuah perseroan dan berdiri sebagai suatu perseroan baru
terpisah. Dengan demikian perseroan baru tersebut akan mempunyai
direksi sendiri dan independen dalam mengambil keputusan, serta
kepemilikan perseroan baru tersebut berada ditangan para pemegang
saham. Pemisahan ini dimaksudkan agar unit usaha dapat mengambil
keputusan lebih cepat, lebih efisien, dan ada yang secara khusus
bertanggung jawab.
Sebagaimana diketahui bahwa UUPT menggunakan istilah
“pemisahan” untuk spin off, “penggabungan” untuk merger,
“pengambilalihan” untuk akuisisi. Dalam spin off perseroan beberapa
32 Heru Sutojo, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 1988),
h. 647. 33
NN, Spin Off, Konstruksi Hukum dalam Upaya Penguatan Struktur Perbankan
Nasional, Buletin Hukum Perbankan dan Kebank sentralan, Vol. 7 No. 1 Januari 2009, h. 2.
34
Heru Sutojo, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan , h. 648.
-
27
pihak yang harus mendapat perlindungan hukum antara lain nasabah,
karyawan, dan para pemegang saham minoritas yang melakukan
pemisahan. Pemegang saham dalam hal ini perlu mendapatkan
perlindungan mengingat proses spin off untuk perseroan bisa terjadi bukan
hanya atas kehendak pemegang saham, namun karena adanya ketentuan
undang-undang yang mewajibkan pemisahan. Karena dalam perseroan,
mekanisme spin off belum diakomodir sebagai salah satu alternatif dalam
penguatan struktur perseroan di Indonesia.35
3. Jenis-Jenis Spin Off
Dalam pemisaan perseroan dikenal ada dua macam pemisahan,
kedua jenis pemisahan tersebut dipengaruhi oleh cara pemisahan dengan
memperhatikan kuantitas usaha yang dipisahkan oleh perseroan. Hal ini
diatur dalam pasal 135 UU Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT), yaitu:
a. Pemisahan Murni
Pemisahan murni yaitu pemisahan yang mengakibatkan
seluruh aktiva dan pasiva perseroan yang beralih karena hukum
kepada 2 (dua) PT lain atau lebih yang menerima peralihan dan
akibatnya perseroan yang melakukan pemisahan tersebut berakhir
karena hukum. Dalam pemisahan jenis ini yang menjadi ciri pokok
perseroan mengalihkan seluruh harta kekayaan, sehingga akan
berakibat perseroan harus tutup demi hukum karena sudah tidak
ada lagi usaha yang diurusi.
b. Pemisahan Tidak Murni
Pemisahan tidak murni yaitu pemisahan yang mengakiatkan
sebagian pasiva dan aktiva beralih karena hukum kepada 1 (satu)
PT lain atau lebih yang menerima peralihan dan PT yang
melakukan pemisahan tetap ada atau tidak berakhir. Dalam
pemisahan ini tidak sampai mengakibatkan perseroan terdahulu
menjadi bubar, karena harta kekayaan yang dialihkan hanya
sebagian saja. Perseroan tersebut masih mempunyai harta kekayaan
35 Tumbuan Fred. B. G, Pokok-Pokok Undang-Undang Kepailitan (Jakarta: Penerbit
Ghalia, 2008), h. 39.
-
28
sehingga masih dapat menjalankan usaha. Berbeda dengan
pemisahan murni yang berakibat perseroan yang melakukan
pemisahan menjadi bubar, karena harta kekayaannya dialihkan
seluruhnya.
4. Komponen Spin Off
a. Manajemen
Restrukturisasi perusahaan dapat dilakukan jika usaha
tersebut dianggap dapat memperbaiki manajemen. Spin off adalah
perubahan struktur organisasi dimana salah satu unit bisnis
meningkatkan independensinya dan berubah menjadi perusahaan
sendiri dan terpisah. Dengan terpisahnya manajemen maka masing-
masing perusahaan diharapkan dapat lebih fokus dalam
mengembangkan bisnisnya.
Dalam proses spin off ini kontrol terhadap anak perusahaan
tetap pada perusahaan induk. Demikian sebenarnya perusahaan
induk tidak kehilangan kontrol atas unit yang bertransformasi
menjadi anak perusahaan.
Spin off dapat juga dikatakan sebagai proses kebalikan dari
merger, atau de merger. Sebab, perusahaan yang tadinya satu dan
terdiri dari unit-unit bisnis dan support, kini menjadi dua atau lebih
perusahaan.36
Sekaligus dapat mengakibatkan perusahaan
mengalami kelebihan pembayaran (high cost). Karena dalam spin
off terjadi restrukturisasi organisasi, akan menambah tenaga-tenaga
ahli. Berdampak pada perkembangan baik aset, organisasi, sistem
kerja maupun permodalan.
Pertumbuhan merupakan bagian penting kesuksesan dan
ketahanan perusahaan. Tanpa pertumbuhan, perusahaan akan
mengalami kesulitan untuk meningkatkan dedikasi terhadap tujuan
dan menarik manajer-manajer berkualitas. Sehingga dukungan dari
manajemen dalam melakukan spin off itu sangat diperlukan, karena
36
Ayatullah Asfaroni, “Strategi Pelepasan Aset Sebagai Sumber Pembiayaan Program
Restrukturisasi PT ABC” (Tesis pada Universitas Indonesia, Jakarta, 2011), h. 30.
-
29
manajemen dapat dikatakan sebagai jantung dalam suatu
perusahaan.37
b. Finansial
Perubahan kekayaan atau disebut juga restrukturisasi
keuangan merupakan aktivitas perusahaan yang ditujukan untuk
mengatur ulang posisi keuangan perusahaan baik aset, kewajiban,
dan permodalan perusahaan.
Dan dengan ketentuan asetnya sampai dengan 50% dari
perusahaan induk. Sebagaimana ketentuan ini pun terdapat pada
pasal 87 ayat 1 dan 2 dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2014
tentang perasuransian. Yaitu sebagai berikut :
1) “Dalam hal ini perusahaan asuransi atau perusahaan
reasuransi memiliki unit syariah dengan nilai dana tabarru’
dan dana investasi peserta telah mencapai paling sedikit 50%
dari total nilai dana asuransi, dana tabarru’, dan dana
investasi peserta pada perusahaan induknya atau 10 tahun
sejak diundangkannya Undang-Undang ini, perusahaan
asuransi atau perusahaan reasuransi tersebut wajib
melakukan pemisahan unit syariah tersebut menjadi
perusahaan asuransi syariah atau perusahaan reasuransi
syariah.”
Berdasarkan undang-undang di atas, unit syariah harus
memperbaiki kondisi internalnya guna memperbaiki kinerja
dan meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, unit syariah
harus mengekspansi bisnisnya lebih luas agar dapat
meningkatkan kontribusi dana tabarru’ hingga dapat
mencapai kriteria yang ditentukan. Kemudian dapat
menguatkan keuangan unit syariah agar tidak goyah ketika
tiba waktunya melakukan spin off.38
37 Heru Sutojo, Prinsip –Prinsip Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 1998),
h. 631. 38
www.lontar.ac.id, Bramantyo Johanputro, “RestrukturisasiKeuangan”, artikel diakses pada 13 April 2017
http://www.lontar.ac.id/
-
30
c. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya
pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh individu. Pikiran dan
sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, seadngkan
prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi
kepuasannya.39
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan
keuangan non bank semacam asuransi syariah akan berjalan
dengan baik dan mempunyai kinerja yang sehat jika dikelola
dengan manajemen yang baik dan sesuai dengan norma yang
berlaku. Terlebih asuransi syariah maka selain taat pada norma
yang berlaku, perusahaan asuransi syariah harus taat pada prinsip
syariah. Beberapa kompetensi yang ada dalam sebuah perusahaan
asuransi syariah :
a) Underwriting Syariah
Underwriting adalah sebuah proses indifikasi dan
seleksi risiko dari calon peserta yang mengasuransikan
dirinya disebuah perusahaan asuransi. Individu yang
melakukan proses underwriting disebut underwriter.
Salah satu tugasnya adalah mengusahakan agar calon
peserta asuransi mendapatkan beban premi/iuran tabarru’
yang sesuai dengan risiko yang dimilikinya.
b) Aktuaria
Aktuaria merupakan bidang ilmu perpaduan antara
matematika, statistika, dan ekonomi yang berperan
dalam menilai atau memperkirakan risiko. Individu
yang ahli dibidang ini disebut aktuaris. Keahlian
aktuaris memiliki tugas mengevaluasi kemungkinan
kejadian-kejadian yang akan datang, menyelesaikan
cara untuk mengurangi kemungkinan kejadian yang
39 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), h. 244.
-
31
tidak diinginkan, dan menurunkan dampak dari
kejadian yang tidak diinginkan.
c) Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah proses identifikasi risiko,
analisis risiko, evaluasi risiko, dan pengendalian risiko.
d) Risk Survey / Assessment
Individu yang bertugas dsebut risk surveyor,
deskripsi pekerjaan yang dilakukan adalah survey
terhadap objek yang akan diasuransikan serta hal-hal
lain yang dapat mempengaruhi besar kecilnya risiko
terhadap objek yang akan diasuransikan.
e) Akuntan
Akuntan di perusahaan asuransi syariah sama
dengan akuntan di perusahaan lain, namun dalam hal ini
seorang akuntan syariah harus memahami pencatatan
berdasarkan prinsip syariah.40
d. Infrastruktur
Infrastruktur mengacu pada sistem fisik yang menyediakan
transportasi, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan
sosial. Keguanaan aplikasi lain, infrastruktur dapat merujuk pada
tekhnologi informasi, saluran komuniksi formal dan informal serta
alat-alat pengembangan perangkat lunak, jaringan sosial politik
atau kepercayaan pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
Konseptual gagasan bahwa struktur pengorganisasian merupakan
penyedian infrastruktur dan dukungan untuk sistem atau bagi
layanan oranisasi seperti dalam sebuah kota, negara, perusahaan,
atau kumpulan orang dengan kepentingan umum. Infrastruktur
40
http://lotusbougenville.wordpress.com, Muhammad Feby, Underwriting, Aktuaria,
Manajemen Risiko, dan Penilaian Kerugian, Artikel diakses pada 13 April 2017
http://lotusbougenville.wordpress.com/
-
32
sama saja dengan prasarana, yaitu segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggara suatu proses.41
Apabila dikaitkan dengan asuransi syariah pakar
mengatakan bahwa bisnis asuransi merupakan bisnis yang
dipengaruhi oleh kepentingan publik, oleh karena itu banyak
aturannya dibandingkan dengan kebanyakan industri lainnya.
Karena sistem perasuransian harus mampu menjawab kebutuhan
dan keinginan masyarakat yan memerlukannya. Dapat dikatakan
bahwa sistem perasuransian yang berlaku di suatu negara,
merupakan suatu infrastruktur bagi seluruh kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sehingga harus memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
5. Tujuan Spin Off
Sebagaimana pemisahan itu diatur dalam UUPT No. 40 Tahun
2007 dalam pasal 1 butir 12 memberi definisi tentang pemisahan sebagai
berikut, “pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
perseroan untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva
dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada dua perseroan atau
lebih atau sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum
kepada satu perseroan atau lebih”. Memperhatikan bahwa pemisahan
mengakibatkan terjadinya peralihan karena hukum dari aktiva dan pasiva
perseroan maka pemisahan mirip sekali dengan penggabungan dan
peleburan. Adapun perbedaan mencolok antara pemisahan disatu pihak
dan penggabungan serta peleburan dilain pihak, adalah bahwa dalam hal
pemisahan tidak selalu (i) aktiva dan pasiva perseroan yang melakukan
pemisahan beralih kepada satu perseroan saja dan (ii) perseroan yang
melakukan pemisahan karena hukum.
Apabila hanya melihat tujuan terlihat bahwa spin off yang diatur
UU perseroan terbatas sebenarnya lebih ditujukan untuk mengakomodasi
kepentingan perkembangan perseroan dalam hal ini melalui spin off dalam
41
Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah (Bogor: IPB Press, 2014), h. 91.
-
33
UU perseroan tersebut induk menjadi anak perseroan. Sebenarnya
pengerian spin off dalam UU perseroan tersebut memberikan fleksibilitas
yang lebih luas kepada perseroan untuk melakukan penguatan restruktur
usahanya.
Penguatan struktur usaha dengan mekanisme spin off, dapat
dimanfaatkan oleh perseroan sebagai sarana utuk lebih mempertajam
segmentasi pasar, khususnya melalui penguatan lini bisnis yang lebih
fokus dan spesialis. Selain dianggap dapat mempertajam suatu nilai bisnis,
mekanisme spin off juga dapat melakukan pemisahan aset bermasalahnya
(bad assets) menjadi bahan usaha baru yang bukan meruakan perseroan
(menjadi semacam perseroan pengelola aset). Dalam hal ini maka
keuntungan bagi perseroan adalah memiliki perseroan baru menjadi
kendaraan pengelola aset bermasalah yang tetap dapat dikontrolnya, juga
menjadi sarana yang efektif bagi perseroan dalam melakukan pembersihan
aset bermasalahnya.42
6. Hubungan Kebijakan Restrukturisasi Organisasi (Spin Off) dan Kinerja
Keuangan
Dalam era persaingan yang semakin ketat, setiap kali sebuah
perusahaan harus mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian
perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan
dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan semakin
baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat
bertahan. Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan
kinerja keuangan perusahaan adalah dengan melakukan restrukturisasi.
Hal ini berdasarkan pada pendapat Bramantyo Djohanputro bahwa :
“Perusahaan melakukan pembenahan (perubahan) supaya segera lepas dari
krisis (masalah) melalui berbagai aspek. Perbaikan-perbaikan tersebut
menyangkut berbagai aspek perusahaan, mulai dari perbaikan portofolio
perusahaan, perbaikan permodalan, perampingan manajemen, perbaikan
42 Bahri Adib, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas (Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, 2010), h. 24.
-
34
sistem pengelolaan perusahaan, sampai perbaikan sumber daya
manusia”.43
Dengan demikian, restrukturisasi perusahaan merupakan
kepentingan semua pihak. Bukan saja pihak manajemen, namun juga
merupakan kepentingan komisaris / direksi yang mewakili kepentingan
pemegang saham. Restrukturisasi juga merupakan kepentingan karyawan
secara keseluruhan karena tindakan restrukturisasi akan berdampak pada
semua karyawan.
Adapun pendapat lain mengenai hubungan restrukturisasi
organisasi terhadap kinerja keuangan perusahaan seperti yang
dikemukakan oleh Benneth Silalahi bahwa :
“Restrukturisasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah untuk
meningkatkan kinerja keuangan dan nilai perusahaan secara sustainable
jangka panjang, dan bukan sebagai alasan memberi bantuan jangka pendek
di bidang keuangan dengan memperhatikan aspek komersial dan
kesinambungan perusahaan tersebut”.
Dari pernyataan di atas dengan jelas dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya restrukturisasi pada perusahaan yang dilakukan, hal itu
dimaksudkan untuk menopang eksistensi keuangan perusahaan secara
berkelanjutan dan bukan hanya bersifat sementara atau jangka pendek saja.
Karena apabila restrukturisasi hanya berdifat jangka pendek, maka
perusahaan tidak akan bertahan lebih lama dalam menghadapi persaingan.
Dalam hal ini peran penting top level manajemen serta seluruh aspek
dalam perusahaan sangat dibutuhkan.
43 Bramantyo Johanputro, Perusahaan Berbasis Nilai Strategi Menuju Keunggulan
Bersaing (Jakarta : Rajawali Pers, 2004), h. 2.
-
35
E. Kerangka Konseptual
PT. ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA (UNIT SYARIAH)
LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2014-2018
ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN ANALISIS PRBANDINGAN ANTARA LAPORAN KEUANGAN
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
-
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis peelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian ekonomi /
bisnis. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kuantitatif
dengan format deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau
berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Format deskriptif ini dapat
dilakukan pada penelitian studi kasus. Penelitian ini hanya menggunakan
kasus atau wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat
kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.44
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah sebagai berikut :
1. Studi Dokumentasi. Dengan melakukan studi dokumentasi data yang
diperoleh adalah berupa data sekunder, yang berarti data yang
diperlukan sudah tertulis atau diolah oleh orang / lembaga lain.
Dokumen tertulis tersebut bisa berupa surat-surat, catatan, laporan,
jurnal, dan bibliografi lain.45
Dalam penelitian ini penulis
mengumpulkan data dari dokumen laporan keuangan PT. Asuransi
Jiwa Manulife departemen syariah periode
2. Penelitian kepustakaan. Studi pustaka adalah pegumpulan data dengan
cara mempelajari dan memahami buku-buku yang berhubungan
dengan asuransi syariah dan analisa laporan keuangan, serta jurnal
atau hasil penelitian lainnya yang berkaita dengan masalah penelitian.
C. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yag digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan program Microsoft Excel yaitu dengan menginput
44 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 36
45
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Ciputat: ADELINA, 2010), h. 153
-
37
sejumlah angka-angka laporan keuangan yang dibutuhkan untuk kemudian
dianalisis dengan beberapa metode sehingga dapat dideskripsikan hasil dan
kesimpulan yang sifatnya kuantitatif.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan yaitu denga metode analisis rasio
keuangan dan analisis perbandingan laporan keuangan dalam kurun waktu
5 tahun. Sebelum melakukan analisis dengan metode – metode tersebut
ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Mengelompokkan laporan keuangan dalam bentuk neraca
perbandingan dan laporan laba rugi perbandingan
2. Mengklasifikasi atau mengelompokkan akun-akun yang akan
diperhitungkan dalam analisis
3. Melakukan formulasi (rasio-rasio dan common size) sesuai dengan
rumus perhitungan.
Metode analisis perbandingan laporan keuangan, yang digunakan
diantaranya sebagai berikut:
a. Metode Komparatif
Merupakan metode perbandingan angka-angka
dalamlaporan keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan
dengan:
- Perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka
pertumbuhan/growth analysis dalam satu laporan keuangan di
beberapa tahun yang berbeda yaitu dari 2014-2018
- Perbandigan dengan perusahaan yng terbaik
- Perbandingan dengan standar industri yang berlaku.
b. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)
Merupakan metode analisis yang enyjikan laporaan
keuangan dalam bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan dengan
suatu jumlah yang diilai penting misalnya aset untuk neraca,
penjualan untuk laba rugi. Menurut Harahap (2006;243), analisis
common size digunakan untuk melihat struktur keuangan
perusahaan dengan mengkonversi laporan keuangan ke dalam
-
38
laporan bentuk awam (common size) dengan menggunakn
denominator persentase.
c. Metode Rasio Laporan Keuangan
Merupakan metode perbandingan antara pos-pos tertentu
dengan pos-pos lainnya yang memiliki hubungan signifikan.
Metode ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu
dengan pos lainnya sehingga dapat diberikan penilaian. Rasio-rasio
yang diukur adalah
- Rasio Likuiditas
Rasio Kas =
x 100%
Rasio Lancar (Current Ratio) =
x 100%
Semakin tinggi rasionya maka semakin baik kondisi keuangan
perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka pendek.
- Rasio Solvabilitas
Total debt to Equity Ratio =
x 100%
Total Debt to Asset Ratio =
x 100%
Semakin kecil rasionya maka semakin baik kondisi keuangan
perusaahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang.
- Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Return on Equity Ratio =
x 100%
Return on Asset Ratio =
x 100%
Semakin tinggi rasionya maka perusahaan semakin efektif
dalam memperoleh laba.
- Rasio Underwriting
Analisa dari rasio keuntungan yang lain dapat menyebabkan
hasil underwriting yang positif atau negatif. Rasio
underwriting yang negatif mengindikasikan kemungkinan rate
yang ditetapkan berada di bawah yang semestinya.
-
39
- Rasio Retensi Sendiri
Semakin besar perusahaan maka semakin tinggi rasionya.
Rasio digunakan sebagai dasar dalam membandigkan
ke