anugrah 1 - terapi nursyifa' pengobatan alternatif ... buku anugrah keajaiban... · web...

69
Prakata \“Bersyukur!” Sebuah kata yang mungkin bisa mewakili perasaan hatiku untuk diungkapkan setiap kalinya. Banyak peristiwa ajaib yang kudapatkan selama bergabung dengan Pusat Terapi NurSyifa’. Peristiwa- peristiwa yang sulit diterima logika manusia normal pada umumnya. Semua itu kuyakini adalah anugrah Allah yang telah diberikan atau dipercayakan-Nya padaku lewat perantaraan Pusat Terapi NurSyifa. Anugrah keajaiban yang telah kurasakan dan kulihat dengan mata kepalaku sendiri. Berbagai peristiwa itu masing-masing memiliki keunikannya sendiri- sendiri. Sungguh pengalaman yang tidak kupercayai akan terjadi pada diriku pada awalnya bahkan terlintas dalam pikiranpun tidak pernah sama sekali. Saat anggota tubuh dapat merasakan keajaiban dan saat mataku melihat keajaiban itu maka keyakinanku akan keMaha Kuasaan Allah yang Maha Berkehendak menjadi semakin kuat. Tidak perlu lagi ada keraguan dan kekhawatiran akan kedigdayaan Allah yang Maha Segalanya. Ketika Allah berkehendak, maka tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya untuk bertindak apapun termasuk mewujudkan permohonan hamba-Nya. “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” (QS. Yaasin [36]: 82) Kembali, rasa syukurku kupanjatkan pada Allah SWT yang telah mempertemukan aku dengan Pusat Terapi NurSyifa’. Pusat terapi yang tidak hanya memberikan pelayanan pengobatan berbagai penyakit namun juga pelayanan peningkatan potensi diri atau biasa disebut dengan Buka Aura Nur Illahi. Melalui Pusat Terapi ini, aku belajar mengenal Allah lebih dekat dan berusaha untuk menjalani ibadah sehari-hari dengan lebih baik. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, kisah-kisah keajaiban yang telah terjadi pada diriku ini kutuliskan dalam sebuah buku. Semoga kisah-kisah nyata ini dapat turut mempertebal keimanan atau keyakinan kita akan adanya Allah sebagai Tuhan yang Maha Berkuasa dan Berkehendak. 1

Upload: nguyennga

Post on 27-Apr-2018

256 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Prakata

\“Bersyukur!” Sebuah kata yang mungkin bisa mewakili perasaan hatiku untuk diungkapkan setiap

kalinya. Banyak peristiwa ajaib yang kudapatkan selama bergabung dengan Pusat Terapi NurSyifa’.

Peristiwa-peristiwa yang sulit diterima logika manusia normal pada umumnya. Semua itu kuyakini adalah

anugrah Allah yang telah diberikan atau dipercayakan-Nya padaku lewat perantaraan Pusat Terapi NurSyifa.

Anugrah keajaiban yang telah kurasakan dan kulihat dengan mata kepalaku sendiri.

Berbagai peristiwa itu masing-masing memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Sungguh pengalaman

yang tidak kupercayai akan terjadi pada diriku pada awalnya bahkan terlintas dalam pikiranpun tidak pernah

sama sekali. Saat anggota tubuh dapat merasakan keajaiban dan saat mataku melihat keajaiban itu maka

keyakinanku akan keMaha Kuasaan Allah yang Maha Berkehendak menjadi semakin kuat. Tidak perlu lagi

ada keraguan dan kekhawatiran akan kedigdayaan Allah yang Maha Segalanya. Ketika Allah berkehendak,

maka tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya untuk bertindak apapun termasuk mewujudkan permohonan

hamba-Nya.

“Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya,

“Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” (QS. Yaasin [36]: 82)

Kembali, rasa syukurku kupanjatkan pada Allah SWT yang telah mempertemukan aku dengan Pusat

Terapi NurSyifa’. Pusat terapi yang tidak hanya memberikan pelayanan pengobatan berbagai penyakit

namun juga pelayanan peningkatan potensi diri atau biasa disebut dengan Buka Aura Nur Illahi. Melalui

Pusat Terapi ini, aku belajar mengenal Allah lebih dekat dan berusaha untuk menjalani ibadah sehari-hari

dengan lebih baik.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, kisah-kisah keajaiban yang telah terjadi pada diriku ini

kutuliskan dalam sebuah buku. Semoga kisah-kisah nyata ini dapat turut mempertebal keimanan atau

keyakinan kita akan adanya Allah sebagai Tuhan yang Maha Berkuasa dan Berkehendak. Aku berharap agar

buku ini juga dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi siapa saja yang membacanya.

Salam penuh kebersyukuran,

''Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu ....'' (Al Mu'min [40]: 60)

''Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah!' maka jadilah sesuatu itu. Maka Maha Suci

1

Page 2: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

(Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.'' (QS. Yasin [36]: 82-83)

Anugrah 1Kebal dari Tusukan Jarum pada Terapi Pertama

Tangan Cahaya

Bergerak-gerak Mengikuti arahan-Nya Meliuk-liuk Berputar-putar Melambai-lambai Bergetar-getar Penuh tenaga Bergerak cepat Seketika melambat Kembali cepat Berganti-ganti Membentuk formasi Indah menari Membasuh tubuh Penuh makna Tangan-tangan itu Sungguh tangan cahaya

***

Siang itu aku dan suami mendatangi Pusat Terapi NurSyifa’ di daerah Kali Pasir, Menteng, Jakarta untuk keperluan pengobatan. Kami mengenal Pusat Terapi NurSyifa lewat internet, sebuah tempat pengobatan yang menggunakan mu’jizat Al Qur’an sebagai sarana atau media pengobatannya.

''Aneh!“ sebuah kata terlontar dari bibirku saat pertama kali melihat aksi para terapis yang sedang mengobati para pasiennya.

''Mengapa caranya begitu, mudah-mudahan memang benar bahwa mereka tidak menggunakan jasa setan atau makhluk jahat lainnya dalam mengobati pasien,“ kembali komentarku terlontar. Dengan perlahan suamiku pun mengangguk tanda setuju.

Kami sangat khawatir apabila pengobatan di pusat terapi yang akan kuikuti ini menyimpang dari ajaran Islam.

''Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang

lurus.'' (QS. Yaasin [36]: 60-61)

''Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.'' (QS. Al Baqarah [2]: 208)

Tangan-tangan para terapis yang bergerak ke sana ke mari di hadapan pasien yang juga turut menggerakkan tangannya dalam posisi berdoa memang pada awalnya terlihat aneh bagi kami. Gerakan menarik, mendorong, menahan, dan sebagainya terus dilakukan oleh para terapis sambil berdoa memohon pertolongan Allah SWT. Ternyata mereka sedang menerapkan berbagai ilmu pengobatan khas pusat terapi tersebut. Aku pun berusaha meyakini bahwa tidak ada ajaran kesesatan yang diterapkan oleh pusat terapi pengobatan ini sesuai dengan informasi yang kubaca di dalam website.

Kini giliran pandanganku yang berkeliling menyapu dinding-dinding pusat terapi itu, tidak ada yang perlu dicurigai, kebanyakan adalah lukisan kaligrafi ayat-ayat Al Qur'an. Aku sama sekali tidak melihat

2

Page 3: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

adanya benda-benda keramat seperti keris, jimat, dan sesajen serta bau menyan yang menyertainya. Namun, aku melihat keberadaan beberapa telur ayam dan telur angsa yang telah dituliskan asma Allah di salah satu sudut ruangan. Rasa khawatir pun menyusup ke pikiranku, tapi karena aku telah membaca kegunaan telur-telur itu dari website sebelumnya, kekhawatiranku pun hilang. Untuk memastikannya lagi aku pun tak segan-segan menanyakan kegunaan telur-telur itu pada terapis. Aku juga sempat menanyakan apa isi telur-telur itu setelah ia digunakan untuk menarik atau menyerap penyakit yang ada di tubuh pasien. Akhirnya tanda tanyaku pun terjawab saat mendapat keterangan dari terapis yang mengatakan bahwa saat dipecahkan telur itu berisi cairan kental yang berbau sangat busuk, itu adalah penyakit yang berhasil dikeluarkan dari tubuh pasien meskipun tidak selalu demikian.

Telur-telur itu berfungsi sebagai kontainer atau sarana penyimpan penyakit namun ia tidak selalu digunakan pada saat pengobatan. Memang sangat terkesan tidak masuk akal sama sekali. Mungkin ada orang yang akan berkata bahwa hanya orang bodoh yang mau mempercayainya. Tapi pada kenyataannya, aku merasakan bahwa telur-telur itu seperti memiliki kekuatan yang dapat menarik penyakitku keluar dari tubuh secara berangsur-angsur. Memang aneh, semoga Allah meridhoi usahaku.

Mendaftar dan berkonsultasi adalah hal pertama yang kulakukan. Selembar surat keterangan hasil uji laboratorium kuberikan pada Mas Reno Wilopo, pemimpin pusat terapi ini yang juga adalah anak pertama Bapak Haji Bambang Irawan S. sang pendiri dan guru besar NurSyifa'. Kemudian, aku menjelaskan kondisi kesehatanku padanya berdasarkan hasil pemeriksaan dokter.

Mas Reno pun melakukan pendeteksian penyakit yang ada di tubuhku. Ia memintaku untuk membaca surah Al Fatihah dan sejenak kemudian memberitahukan perkiraan banyaknya jumlah terapi yang harus kuikuti hingga memperoleh kesembuhan.

Setelah melakukan konsultasi kesehatan dengan Mas Reno, seorang terapis menemuiku dengan membawa beberapa lembar informasi program pelayanan yang ada. Selain itu, ternyata ia juga membawa jarum pentul. Dengan ramah, sang terapis membimbingku untuk menarik nafas dan melepaskannya kembali sambil menyebut “Allah” berkali-kali sementara tanganku diminta untuk dikepalkan dengan kuat. Kemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu aku tidak mengetahui apa yang sedang dilakukan karena ia telah lebih dulu memintaku untuk memejamkan mata.

''Sakit, Mbak?'' tanya terapis itu.

“Sakit apa?” ucapku balik bertanya untuk kemudian membuka kedua mataku yang terpejam. Seketika aku melihat ada sebuah jarum pentul yang tajam sedang berusaha ditusukkan di salah satu bagian lengan kiriku. Akupun akhirnya memahami maksud pertanyaan sang terapis tersebut.

''Tidak,'' jawabku spontan. Kembali sang terapis berusaha untuk menekan jarum pentul tadi ke permukaan kulit lenganku. Namun kali inipun jarum pentul itu tidak berhasil menembus kulitku.

''Wah! luar biasa,'' ucapku dalam hati.

Ternyata, hanya dengan menyebut nama Allah secara berulang-ulang, kulitku menjadi kebal terhadap tusukan jarum kecil lancip yang tajam. Inilah sebuah bukti nyata kebesaran Allah bagiku bahwa Ia akan melindungi diri kita apabila kita yakin akan keMaha Kuasaan-Nya dalam hal ini perlindungan dari-Nya.

Begitupula halnya dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit. Apabila Allah berkehendak maka tidak ada yang sulit bagi-Nya karena Ia lah yang telah menciptakan dan memelihara diri kita. Jadi, Ia adalah pemegang skenario kehidupan makhluk-makhluk-Nya.

3

Page 4: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Anugrah 2Muhasabah Luar Biasa

Pintu-Mu

Banyak pintu menuju rumah-MuBayak pesona di dalam menungguArahkan aku pada salah satu pintu ituAgar turut kunikmati pesona indah-Mu

Bila pintu-Mu dapat kumasukiBahagia kan kurasa dalam hatiBerharap melihat kilau cahaya IllahiBerbalut hangat pelukan-Mu, Ya Rabbi

***

Setiap kali terapi pengobatan, para pasien selalu dibimbing untuk bermuhasabah. Saat muhasabah itulah aku teringat banyak hal buruk yang telah kulakukan selama ini. Terasa aku begitu kecil dan begitu lemah, sering tergoda bujuk rayu setan untuk melakukan hal-hal buruk yg tidak diridhoi Tuhan.

Dimasa awal terapi, air mataku selalu deras mengalir, selanjutnya hanya menetes saja bahkan tidak keluar lagi. Hidupku semakin lama semakin indah rasanya seiring dengan banyaknya anugrah dan karunia Allah yang kudapatkan. Sungguh Allah begitu dekat kurasakan. Ia selalu mendengarkan dan menjawab apa yang kutanyakan bahkan apapun yang terbersit dalam hatiku, Ia sungguh tahu. Semakin lama semakin yakin aku akan adanya Allah dengan segala keMaha Kuasaan-Nya. Sejujurnya, aku belum pernah merasa sebegitu dekat dengan Allah selama ini sampai aku mengenal terapi pengobatan yang sedang kujalani, alhamdulillah.

''Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan 'Kami telah beriman' dan mereka tidak diuji?'' (QS. Al Ankabut [29]: 2)

Aku berusaha untuk selalu berpikir positif bahwa penyakitku ini adalah cara Allah dalam menguji keimananku. Namun ada kalanya imanku kembali labil. Dikala aku mendekat pada Allah dengan berusaha banyak berdzikir dengan ikhlas dan berbuat baik pada siapapun, maka imanku terasa semakin kuat. Sebaliknya, bila aku menjauh dari-Nya, sedikit mengingat-Nya maka imankupun terasa menurun hingga kadangkala datang suatu masa ketika aku merasa lemah tak berdaya, putus asa, kecewa, sangat khawatir, ragu, gamang, dan sebagainya.

''Demi Allah, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya dari pada seseorang di antara kamu yang menemukan kembali miliknya yang hilang di tengah padang. Barangsiapa mendekatkan diri kepada-Ku

sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. barangsiapa mendekati-Ku sehasta, maka Aku mendekatinya sedepa. Barangsiapa mendekati-Ku dengan berjalan maka Aku mendekatinya dengan

berlari.'' (HR. Muslim)

***

Hari Minggu itu, seperti biasa aku mengikuti terapi pengobatan lagi. Dzikir-dzikir telah kupanjatkan mengharap ridho dari Allah. Kemudian aku duduk di kursi merah seperti para pasien lainnya. Para terapis pun mulai membimbing kami dengan memanjatkan niat dilanjutkan dengan syahadat dan berdzikir diselingi doa-doa memohon kesembuhan dari-Nya, kesembuhan yang sempurna dan tiada meninggalkan bekas sedikitpun. Tiba-tiba terjadilah sebuah peristiwa yang sungguh telah membuatku malu jika mengingatnya.

Saat muhasabah kala itu, aku begitu sedih karena terbayang perjalanan hidupku ini yang masih sering dihantui dengan keinginan-keinginan yang masih teka-teki baik dan buruknya. Aku

4

Page 5: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

begitu terpuruk dan hancur. Tanpa dapat kucegah, aku pun menangis tersedu-sedu cukup keras, mungkin semua orang yang ada di ruangan itu mendengar tangisku. Sebenarnya terapi baru berjalan beberapa menit saja dan masih berlangsung namun aku sudah tidak kuat untuk melanjutkannya. Aku pun berlari menuju ruang tunggu yang berada di sebelah ruang terapi sambil terus menangis sedih. Beberapa terapis pun datang bergantian menemuiku berusaha menghibur dan memintaku berdzikir lagi untuk menguatkan hatiku. Namun saat itu rasanya aku belum mampu lagi untuk meneruskan dzikir-dzikirku, aku hanya bisa menangis dan menangis saja hingga puas rasa hatiku. Sungguh sebuah efek muhasabah yang luar biasa.

Menit demi menit pun berlalu, akhirnya aku berusaha untuk menghentikan tangisku meskipun sulit. Sambil kuusap air mata yang berlinangan, aku bangkit dan langsung mengambil tas dan segera keluar untuk pulang. Sungguh peristiwa yang sangat memalukan diriku dan sangat tidak sopan karena telah kabur saat terapi berlangsung.

Masih kuusap air mata yang terus menetes sambil berjalan tergesa-gesa menuju stasiun kereta api untuk pulang ke rumah. Dalam kesendirian itu, tiba-tiba ingatanku meluncur pada sosok orang yang sangat kucintai, ibuku. Ibu yang sangat menyayangiku. Ingin ku memeluk dan menciumnya lalu menaruh kepalaku dikakinya sambil merasakan belaian tangan beliau mengusap rambut dan air mataku.

''Oh ibu, aku sungguh mencintaimu.''

Anugrah 3Karunia Kepekaan Gerak di Keheningan Malam

Sangat berbeda dengan hari-hari yang telah kujalani selama bertahun-tahun perjalanan usiaku. Kebiasaan ini perlahan-lahan mulai kutekuni. Beribadah di malam hari, khususnya sholat tahajud memang sesuatu yang sangat berat bagiku sebelumnya, karenanya aku sangat jarang melakukannya. Kalaupun aku terpaksa terbangun di malam hari, itu lebih karena dorongan ingin ke toilet atau terjaga dari mimpi buruk.

Mengenal pentingnya sholat tahajud di malam hari beserta aneka manfaat yang terkandung di dalamnya sudah kuketahui sejak lama. Sesekali memang aku pernah melakukannya namun ketidak konsistenan dan tekad atau semangat yang kurang membuat hal ini belum menjadi sebuah kebiasaan.

Menjadikan diri kita lebih dekat dengan Allah adalah manfaat yang utama selain memperoleh banyak kebaikan lain tentunya.

''Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.'' (QS. Al Isra [17]: 79)

Ayahku adalah orang yang rajin menunaikan sholat tahajud, berdzikir pada Allah di malam hari. Sewaktu aku masih tinggal di rumah kedua orang tuaku, ayah telah mengingatkanku untuk rajin melakukan ibadah ini. Ayah juga memberikan contoh teladan bagiku dan keluarga. Hampir setiap malam ayah bangun dari tidurnya sengaja untuk mendirikan sholat. Inilah tantangan yang paling sulit bagiku, karena sholat tahajud harus dilakukan setelah tidur terlebih dahulu.

***

Setahun belakangan ini, sejak mengikuti terapi aku berusaha untuk melaksanakan sholat tahajud lagi meskipun pada awalnya terasa sangat berat. Memang, selain melaksanakan ibadah wajib, para pasien di pusat terapi dianjurkan untuk melaksanakan ibadah sunnah, antara lain memperbanyak berdzikir mengingat Allah, sholat dhuha, sholat taubat, serta sholat tahajud.

Dua rakaat untuk setiap kali sholat tahajud sudah cukup berat kurasakan untuk mengawali kebiasaan baik ini dengan ikhlas. Seiring dengan berjalannya waktu, alhamdulillah intensitasnya sudah mulai terjaga, syukurku pada Allah. Semoga Ia selalu menerima ibadahku itu.

Sering bergetar tubuh ini di antara linangan air mata yang terus menetes membasahi pipi dan mukena putihku saat sholat tahajud. Dzikir-dzikir pun terlantun sesudahnya, dzikir penenang dan penguat jiwa,

5

Page 6: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

sesekali aku menambah ibadahku dengan membaca Al Qur'an pula. Aku berusaha mengingat dan menyebut nama Allah dalam lisan yang terucap juga dengan menghadirkan hati untuk setiap lantunannya. Sebenarnya dzikir juga memiliki arti yang lebih luas, ia merupakan cara atau media untuk mengingat Allah sehingga semua kegiatan yang ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dzikir, termasuk sholat.

''(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.'' (QS. Ar Ra'd [13]: 28)

‘’Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada

waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa tenang.’’ (QS. Taha [20]: 130)

Aku menyadari bahwa diriku hanyalah setitik makhluk sangat kecil yang Allah ciptakan di muka bumi ini. Bumi yang juga terlihat kecil dari angkasa yang mengawang-awang di antara luasnya alam semesta raya. Alam semesta yang berisi banyak planet, milyaran bintang dan benda-benda angkasa lainnya. Aku pun hanya makhluk yang lemah di antara banyak manusia luar biasa dan makhluk-makhluk halus kasat mata yang juga menempati bumi dan alam semesta ini.

Tiada tempat lain untukku bergantung, tempatku memohon kekuatan dan perlindungan akan segala mara bahaya dan pengaruh-pengaruh negatif yang semakin banyak terjadi pada zaman ini. Kehidupan yang penuh tantangan dengan berbagai pengaruh buruk yang serta merta mengikutinya. Semoga aku dan keluarga serta kami semua selalu terhindar dari pengaruh buruk tersebut.

Selalu kumohonkan pula kesembuhan pada diriku, kesembuhan yang sempurna. Kesembuhan yang membawa manfaat bagi diriku, keluarga, dan orang banyak. Semoga Allah pun memberikan kesehatan pula pada keluarga dan teman-temanku semua.

Berbagai doa lain juga kupanjatkan pada Tuhan, karena malam yang hening merupakan kesempatan yang tepat bagiku untuk lebih khusyu dan leluasa dalam mencurahkan segala isi hati dan memuji Sang Pencipta, Sang Penggenggam hati manusia.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah), 'Aku itu dekat'. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka

hendaklah mereka memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah [2]: 186)

***

Sebuah keajaiban di malam hari pernah kualami beberapa waktu lalu. Saat itu sekitar pukul 2 malam, aku berdoa memohon pada Allah atas segala keinginan. Tiba-tiba tanpa kuduga, kedua tanganku bergetar dan bergerak-gerak dengan sendirinya. Berusaha kupasrahkan diriku hanya pada Allah setelah sempat terheran-heran dan takjub sedangkan tanganku masih saja bergerak. Kali ini bukan diriku yang menggerakkan tanganku dengan sengaja namun ada sebuah kekuatan lain yang melakukannya. Aku meyakini bahwa kekuatan tersebut berasal dari Allah, Dialah yang melakukannya.

Untuk lebih memastikan bahwa gerakan tangan ini bukanlah dari diriku yang menggerakkan, aku memohon pada Allah agar menggerakkan tangan atau tubuhku sesuai dengan niat atau keinginan yang kuminta. Kemudian dengan rasa penasaran yang tinggi dan keinginan untuk membuktikan keMaha Kuasaan Allah, aku memohon agar Allah menggerakkan tanganku sesuai dengan keinginan yang kuharapkan. Aku pun memohon agar Allah menggerakkan tanganku sebagaimana orang yang sedang bermain gitar, bermain piano, menari, dan sebagainya, tiba-tiba tanganku pun bergerak sesuai dengan keinginan yang kusampaikan begitu pula saat aku berdoa memohon gerakan yang lainnya.

Selanjutnya aku teringat akan anakku yang pada saat itu sedang kurang sehat, akupun memohon pada Allah agar dapat memberikan kesembuhan bagi anakku. Seketika tanganku pun bergerak mendekati tubuh anakku dan membuat gerakan menarik atau mencabut seolah-olah sedang menarik keluar penyakit yang sedang bersarang di dalam tubuhnya.

Kesempatan mendapatkan anugrah ini terus kumanfaatkan dengan memohon banyak permintaan kepada Allah hingga waktupun berlalu sekitar satu jam lamanya dan kututup semua nikmat anugrah itu

6

Page 7: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

dengan mengucap syukur pada Allah. Meskipun tanganku cukup pegal dan lelah namun sepertinya aku ingin terus merasakan sensasi bergeraknya tanganku ini lebih lama lagi.

Sungguh tanpa diduga, Allah telah memberikan anugrah yang menurutku adalah sebuah keajaiban. Keajaiban yang terjadi di malam hari di dalam keheningan malam yang sunyi. Ada bahagia yang kurasa di balik rasa takjub dan syukurku pada Sang Maha Berkehendak.

Kejadian ini telah membuatku lebih meyakini keberadaan Allah dengan segala kemampuannya. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya apabila Ia berkehendak mewujudkannya. Rasa cintaku pada Allah pun menjadi semakin bertambah.

Mendirikan sholat, sebagai salah satu wadah pertemuan manusia dengan Allah, kuakui selama ini lebih banyak pada sekedar menunaikan kewajiban. Sangat sulit bagiku untuk mendapatkan kekhusyuan dan kenikmatan menjalaninya. Alhamdulillah kini aku dapat merasakannya meskipun dengan kadar yang masih sedikit dibandingkan dengan orang-orang sholeh tentunya. Sholat adalah wadahku bercinta dengan Allah.

***

Mencinta-Nya

Kala kau ingin merasakan cinta-Nya,berarti kau harus berani mencari-Nya.

Kala kau ingin ungkapkan cintamu pada-Nya,berarti kau bersedia lebih dekat mengenal-Nya.

Kala kau ingin jatuh dalam cinta-Nya,berarti kau harus rela berkorban untuk selalu bersama-Nya.

Kala kau bercinta dengan-Nya,berarti kau telah bersedia menerima segala taqdir-Nya.

Anugrah 4Heboh Kepekaan Gerak 1:

Merasakan Energi Negatif dan Gerakan Tangan yang Tak Terkendali

''Uhuk, uhuk,'' suara batuk mengiringi langkahku memasuki gedung perbelanjaan di kota tempat tinggalku ini.

Dada menjadi sesak, leher terasa terbakar dan tangan-tangan ini bergerak-gerak di luar kendali dengan gerakan seperti sedang membersihkan atau menghapus dadaku yang sesak. Semakin lama aku berada di gedung ini, leherku semakin terasa panas bagai terbakar api saja. Masih kuingat pula saat tangan ini tiba-tiba menghapus wajahku ketika aku memandang seorang pramuniaga sebuah counter kecantikan yang memakai rok pendek sebatas paha dikala aku sedang membeli salah satu produknya. Namun sebaliknya, tangan ini tiba-tiba juga membuat gerakan menarik saat melihat wanita-wanita yang memakai kerudung dengan busana tertutup.

''Ayah! Aku udah nggak tahan, leherku udah tambah panas dan serasa kebakar. Kita pulang saja ya!'' rengekku pada suami.

Ia pun memintaku untuk bersabar lalu berusaha membujuk anak-anak agar mau kembali pulang ke rumah juga. Tugas ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena kami baru saja tiba sekitar 30 menit yang lalu dari pukul 5 sore tadi. Anak-anak belum sempat bermain bergembira. Biasanya dua anakku yang masih kecil akan menuju ke arena bermain anak-anak. Pilihan pertama mereka adalah kereta api mini baru selanjutnya

7

Page 8: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

komidi putar yang juga mini. Untunglah dengan terpaksa memaksa mereka, akhirnya mereka setuju untuk meninggalkan gedung perbelanjaan ini walaupun masih diiringi dengan wajah kesal.

Setelah beberapa lama tiba di rumah, sesak di dadaku terasa sedikit berkurang setelah beberapa kali membaca doa memohon kesembuhan dari Allah. Namun, tangan-tangan ini masih terus bergerak-gerak berusaha membersihkan dada dan leher dengan sendirinya. Beberapa gelas air putih belum mampu menghilangkan rasa panas di leherku. Berusaha aku membuang nafas berkali-kali seperti layaknya orang yang sedang membuang rasa pedas di lehernya akibat terlalu banyak makan sambal, namun hasilnya belumlah maksimal.

Waktu telah menunjukkan hampir pukul delapan malam, tubuhku masih saja bagai cacing kepanasan.

''Ibu seperti orang gila,'' sebuah komentar keluar dari mulut anak sulungku.

Sedih aku mendengarnya namun aku menganggapnya wajar karena kondisiku memang demikian. Kedua tangan yang selalu bergerak tak terkendali serta rambut panjang yang terburai acak-acakan dengan pakaian yang menjadi sangat kusut memang membuatku seperti layaknya orang yang kehilangan ingatan.

Segera aku menelepon Mas Reno untuk menjalani terapi pembersihan diri dari unsur-unsur negatif secara jarak jauh. Tiga puluh menit pun berlalu, aku merasakan kondisiku sudah jauh lebih baik. Sesak di dada dan panas di leher sudah semakin menghilang. Alhamdulillah akhirnya aku dapat tertidur malam itu dengan lebih tenang meskipun tanganku masih sering bergerak-gerak sendiri tanpa dapat kutahan.

***

Sebuah peristiwa luar biasa juga pernah kurasakan di sekolah tempatku bekerja. Saat itu aku sedang menemani murid-murid untuk menonton sebuah film pengetahuan di Ruang Audio Visual. Aku berjalan di belakang murid-murid. Setelah semua muridku masuk begitupula seorang guru yang juga ikut menemani, kulangkahkan kakiku menuju ruang tertutup tersebut.

Belum lagi langkah ketiga kujejakkan, sebuah peristiwa aneh terjadi padaku. Seperti ada sebuah kekuatan besar yang mendorong tubuhku dari dalam. Aku bertahan dan berusaha untuk terus melangkahkan kakiku memasuki ruang Audio Visual itu namun akhirnya aku terpaksa mengalah karena aku tak mampu melawannya. Seketika tubuhku terdorong ke luar dari ruangan, kakikupun melangkah mundur dibuatnya. Sekali lagi aku berusaha memasuki ruangan itu namun kembali tubuhku terdorong ke luar dari ruangan tersebut. Usahaku gagal total.

Sejenak berlalu, kemudian ada sesak yang kurasakan mulai memenuhi dadaku, akupun terbatuk-batuk karenanya. Segera aku mengambil posisi duduk di luar ruangan dan tangankupun mulai bergerak-gerak dengan gerakan membersihkan atau menarik hawa gelap yang mungkin mulai merasuki rongga dadaku. Aku panik dan khawatir bila suatu hal yang tidak kuharapkan akan terjadi pada diriku. Berkali-kali aku berdoa pada Allah agar Ia menolongku membersihkan tubuhku ini dan menenangkan jiwaku. Alhamdulillah setelah kira-kira 15 menit kondisiku sudah mulai kembali normal meskipun sesekali ada suara batuk yang masih terdengar.

Ketika kuutarakan hal ini pada salah seorang terapis, ia mengatakan bahwa aku seharusnya tidak boleh kalah pada hawa gelap itu, justru sebaliknya aku harus mampu menghadapinya, hawa gelap itulah yang harus mengalah.

“Manusia adalah khalifah di muka bumi, oleh karena itu manusia seharusnya mampu berjalan dengan penuh keyakinan dan percaya diri dalam menghadapi unsur negatif tersebut. Manusia tidak boleh kalah dan dikuasai olehnya namun sebaliknya,” begitulah kira-kira penjelasan dari terapis tersebut.

Anugrah 5Heboh Kepekaan Gerak 2:

Gerakan Menarik Unsur Positif dan Membuang Unsur Negatif

8

Page 9: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Setelah kejadian di gedung perbelanjaan kemarin, hari ini aku dan suami menuju pusat terapi dengan mengendarai motor. Kejadian ajaib kembali terjadi. Sepanjang perjalanan tanganku terus menerus bergerak. Bahkan berkali-kali aku limbung dan hampir terjatuh bila tak kuat memeluk suamiku yang menyetir di depan. Gerakan tangan itu cukup membuat kedua tanganku lelah namun apa daya aku belum mampu untuk menghentikan atau mengontrolnya.

Gerakan yang terjadi berganti-ganti, ada gerakan menarik dan ada pula gerakan membuang setiap kali aku melihat orang, rumah, gedung atau apapun yang kulewati. Bila gerakan yang terjadi adalah gerakan menarik itu menandakan bahwa ia atau benda yang kulihat itu mengandung energi positif namun sebaliknya gerakan membuang berarti keberadaan energi negatif yang lebih terdeteksi atau tertangkap olehku.

Semakin kuat energi yang tertangkap maka akan semakin kuat dan kencang pula tanganku bergerak. Aku memahami hal ini terutama setelah mengamati gerakan tanganku pada saat melewati beberapa masjid, salah satunya adalah Masjid Al Munawar di jalan raya Pasar Minggu. Gerakan menarik yang begitu kuat hingga membuat tanganku bergerak sangat cepat telah membuktikan bahwa banyak energi positif yang berada dan dipancarkan dari Masjid tersebut. Bahkan umbul-umbul dan spanduk informasi acara Masjid yang dipasang di sepanjang jalan juga memiliki energi positif. Setahuku di Masjid tersebut memang sering di adakan pengajian rutin dengan jamaah yang sangat banyak hingga hitungan ribu. Pengajian itu dipimpin oleh seorang Habib yang dalam setiap pencerahan atau nasihatnya selalu mengingatkan para jamaah untuk mencintai Rosulullah dan meneladani akhlaknya yang sangat mulia guna diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

''Allahu Akbar, Allah Maha Besar,'' ucapku berkali-kali memuji Tuhan yang Maha Perkasa.

Anugrah 6Heboh Kepekaan Gerak 3:

Bagai Ditarik Magnet

Gerakan tangan yang heboh di pagi hari saat melakukan perjalanan dengan kendaraan bermotor telah selesai. Kini tibalah aku di sebuah rumah asri di bilangan Menteng, sebuah rumah yang juga digunakan sebagai pusat terapi. Motor kamipun berhenti di depan halaman rumah tersebut. Belum sempat aku membuka helm pelindung kepala tanpa dapat kucegah tiba-tiba kakiku langsung melangkah dengan berlari menuju pintu masuk rumah. Bagaikan ditarik oleh magnet yang sangat kuat, aku tak sanggup untuk menghentikan langkahku seketika. Akhirnya, langkah kakikupun terhenti tepat di depan pintu masuk rumah tersebut dan saat itu aku baru memiliki kesempatan untuk melepas helm dari kepalaku untuk selanjutnya masuk ke dalam rumah.

Anugrah kepekaan gerak dari Allah yang baru kudapat itu memang terlalu besar untukku. Pada saat itu aku belum bisa mengendalikan gerakan-gerakan tanganku dengan baik sehingga keadaan itu justru membuatku kerepotan akibat kehebohan gerakannya.

Selalu bergeraknya tanganku selama di perjalanan menuju Pusat Terapi itu telah membuat kedua tanganku lelah. Ingin rasanya aku mengistirahatkan tanganku walau sesaat akibat pegal-pegal yang terasa namun aku masih saja belum mampu untuk melakukannya. Gerakan-gerakan itu tetap saja sulit untuk dikendalikan.

Seperti orang yang baru diberi uang sebanyak satu milyar, sedangkan ia tidak tahu harus dibelikan apa uang sebanyak itu hingga uang itu justru malah membuatnya bingung. Atau seperti orang yang baru memiliki telepon selular yang super canggih namun ia belum mampu mengoperasikannya dengan baik. Begitulah perumpamaan kondisiku saat itu menurut Mas Reno saat aku mengkonsultasikan keadaan yang menimpaku padanya.

9

Page 10: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Anugrah 7Heboh Kepekaan Gerak 4:

Menarik Energi Positif

Berwibawa dan penuh kharisma, itulah kesan yang tertangkap olehku saat berbincang-bincang dengan Mas Reno Wilopo. Panjang lebar kuceritakan pengalaman-pengalaman ajaibku padanya. Pengalaman yang sudah membuatku tercengang dan takjub luar biasa. Kini tiba giliran beliau untuk menanggapi ceritaku dan pada saat itu sebuah keajaiban pun kembali terjadi. Tanganku terus-menerus melakukan gerakan menarik apa yang diucapkan olehnya ke diriku. Ternyata energi positif yang begitu kuat pada diri sang terapis itu tertangkap olehku.

''Kuncinya adalah niat. Niat adalah doa yang kita ucapkan secara lisan atau hanya dalam hati. Gerakan-gerakan apapun yang diinginkan akan timbul apabila kita niatkan terlebih dahulu begitupula bila kita ingin menghentikannya,'' berusaha kucerna baik-baik apa yang diucapkan oleh pimpinan Pusat Terapi NurSyifa’ itu yang juga sekaligus sebagai salah seorang Penterapi Utama. Sungguh sebuah bukti keajaiban doa.

Gerakan tangan yang menarik-narik ini juga terjadi pada saat aku melakukan terapi. Saat itu, seorang terapis sedang menerapkan sebuah keilmuan pengobatan pada seorang pasien yang duduk di sebelahku. Tiba-tiba tanganku melakukan gerakan menarik-narik terhadap doa-doa yang sedang diucapkan oleh sang terapis tersebut. Kejadian ini juga sering terjadi pada apapun atau siapapun yang mempunyai banyak energi positif atau yang berhati baik.

Ternyata tanganku memang selalu membuat gerakan menarik, membuang atau membersihkan pada apapun yang kulihat. Aku bersyukur, dengan adanya anugrah ini, aku dapat memanfaatkannya untuk berbagai keperluan. Semoga Allah selalu memberi kepercayaan ini kepadaku dan menjagaku untuk selalu menggunakannya dalam hal kebaikan.

Anugrah 8Heboh Kepekaan Gerak 5:

Lancar Berdzikir

Allah memang begitu baik kepadaku, itulah yang aku rasakan selama ini. Tapi tentu bukan hanya kepadaku saja namun juga kepada hamba-hamba-Nya yang lain. Dialah Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Hanya kepada-Nyalah diriku harus menyembah.

Tidak boleh ada lagi keraguan dalam hatiku yang pada awalnya masih saja sering muncul. Rasa kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan pada hal-hal yang belum tentu terjadi seringkali justru dapat mengakibatkan diriku menjadi manusia yang kurang percaya diri dan tidak berani berbuat atau memulai sesuatu. Selalu saja penyakit-penyakit hati itu datang kepadaku, merasuk pikiranku hingga ke alam bawah sadar. Keyakinan akan adanya sebuah Zat Maha Segala yang siap membantu memberikan pertolongan sekaligus siap melindungiku kapanpun dan dimanapun menjadi terpinggirkan keberadaannya.

Rasa kedekatan dan keyakinan kuat akan keberadaan Allah dengan segala keMaha Kuasaannya tidaklah datang dengan sendirinya padaku, semua harus melewati sebuah proses yang dibangun dengan kesadaran dalam diri sendiri dan terus-menerus.

Sedikit demi sedikit aku mulai berusaha memperbanyak dzikir-dzikirku pada Allah. 4 macam dzikir yang dianjurkan untuk dibaca oleh para pasien pengobatan adalah: istigfar, shalawat Nabi, tauhid Laaillahaillallah, dan surah Al Fatihah. Diawali dengan jumlah dzikir sebanyak 100 kali untuk masing-

10

Page 11: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

masing bacaannya, kami dianjurkan untuk terus menambah jumlah bilangannya. Awalnya memang terasa berat namun seiring dengan waktu berjalan, alhamdulillah aku mulai terbiasa untuk membacanya dalam jumlah yang semakin banyak.

Suatu saat Allah memberikan sebuah anugrah lagi pada diriku. Allah memberikan kelancaran pada lidahku untuk selalu mengucapkan dzikir-dzikir dengan sendirinya. Memang aku masih dapat bercakap-cakap seperti biasa tapi apabila aku terdiam maka dengan seketika lidahku pun bergerak-gerak untuk melafadzkan dzikir.

Dzikir yang kubaca bukanlah dzikir yang di luar dari yang aku ketahui selama ini. Para pasien di NurSyifa' disarankan untuk membaca dan memperbanyak dzikir, misalnya: beristigfar, bershalawat, mentauhidkan Allah, dan membaca surah Al Fatihah sebagai umul Qur'an. Selain itu, kami juga sangat dianjurkan untuk lebih sering bersedekah, dan selalu memohon pada Allah saja untuk setiap hajat/keinginan. Segala puji bagi Allah atas karunia-Mu ini.

Anugrah 9Heboh Kepekaan Gerak 6:

Mencabut Penyakit

Terapi demi terapi terus kujalani di NurSyifa’ seperti biasanya. Namun pada suatu masa, ada peristiwa yang berbeda terjadi padaku. Setiap kali menjalankan terapi, aku terjatuh ke lantai dari kursi tempat dudukku, kurang lebih sudah tujuh kali aku mengalami hal demikian. Peristiwa itu sungguh di luar kendaliku.

Disaat awal terapi, ketika para pasien dibimbing untuk membaca niat dan syahadat, aku masih dapat duduk dengan tenang di atas kursi merah itu. Baru setelah tanganku digerakkan dalam posisi berdoa maka kejadian itu berawal.

Seorang terapis terus membimbing para pasien untuk berdoa, memohon kesembuhan dan dipenuhinya segala hajat oleh Tuhan. Akupun berusaha untuk memusatkan hati dan pikiranku hanya pada Allah. Memang cukup sulit bila harus membayangkan Allah karena Dia tidak menampakkan wujudnya pada manusia di dunia ini. Dia merupakan hal yang abstrak bagiku, hal yang memang tidak akan sanggup manusia membayangkan wujud-Nya. Sebuah wujud yang hanya dapat dilihat pada saat yang telah ditentukan sendiri oleh-Nya juga hanya ditunjukkan bagi hamba-hamba-Nya yang terpilih saja. Hamba-hamba yang sholih/sholihah yang dicintai oleh-Nya. Semoga aku termasuk di dalamnya hingga aku dapat melihat-Nya kelak.

Para terapis menganjurkan agar aku membayangkan Kabah saja agar lebih khusyu atau lebih fokus dalam berdoa. Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa aku memohon pada Kabah. Kabah yang biasa disebut Baitullah atau Rumah Allah hanya berfungsi sebagai media dalam usaha memfokuskan hati, lisan dan pikiran pada Allah SWT.

Kepekaan gerak yang telah aktif dalam diriku membuat kedua tanganku bergerak-gerak dengan sendirinya mengikuti arahan Tuhan. Aku berusaha memfokuskan pikiranku untuk memperoleh kesembuhan, seketika tangankupun mengarah ke perut dan membuat gerakan mencabut seolah-olah sedang menarik penyakit agar keluar dari perutku. Gerakan tangan ini terus berlanjut mencari-cari daerah yang sakit dan menarik atau mencabutnya ke luar. Bersamaan dengan itu, perlahan-lahan keluhan penyakitku akan terasa mencair seperti mentega yang dipanaskan. Sungguh, semua itu dapat kurasakan sendiri. Sensasi rasa hangat juga dapat kurasakan disaat tapak-tapak tangan para terapis menempel di punggung atau di daerah yang sedang kurang sehat. Suatu kali aku sempat menepis tangan seorang terapis yang sedang menerapkan sebuah keilmuan “laser NurSyifa’”untuk mengobatiku. Sebuah jari telunjuk yang ditempelkan di bagian pahaku terasa sangat panas, seperti ada aliran panas yang mengalir dari jari telunjuk tangan terapis tersebut. Kala itu, aku sangat kaget seperti terkena setrum listrik rasanya.

11

Page 12: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Beberapa menitpun berlalu, kemudian kepalaku terasa melayang dan ringan begitupula tubuhku. Semakin lama kepalaku menjadi terasa semakin ringan seperti ada sinar putih yang sedang memenuhinya. Tubuhkupun juga demikian adanya, hingga aku merasa tidak sanggup lagi untuk menahan tubuhku agar tetap duduk tenang di atas kursi. Berusaha kupegang erat-erat kursi merah itu, aku berharap tubuhku tidak akan jatuh karenanya. Namun berkali-kali aku gagal untuk menghindari itu meskipun aku sudah berusaha keras, akupun terjatuh ke lantai.

Ucap maafku pada para terapis, aku sering merepotkan kalian karena harus membangunkan aku yang berat ini dan menyalurkan energi tambahan agar tubuhku kembali bertenaga untuk bangkit. Juga kuucapkan maaf pada pasien-pasien lain yang mungkin terganggu konsentrasinya atas kejadian itu. Terus terang, ketika aku terjatuh, tenagaku terasa hilang, tubuhkupun menjadi sangat lemah.

Anugrah 10Heboh Kepekaan Gerak 7:

Menebak Nama

Hati menjadi lebih tenang, pikiran menjadi cerah, tubuh menjadi bugar, semangat menjalani hidup menjadi semakin mantap, dan merasa lebih dekat pada Tuhan adalah hal-hal yang diperoleh setiap kali selesai menjalani terapi di NurSyifa’. Aku bersyukur pada Allah atas semua yang dianugrahkannya kepadaku. Segala hal yang sangat bermanfaat dan dapat dimanfaatkan, alhamdulillah telah dipercayakannya pula pada diriku.

Malam itu seperti biasa aku menuju sebuah stasiun untuk pulang ke rumah setelah selesai menjalani terapi. Kebetulan saat itu aku ditemani oleh anak sulungku. Karena lokasi stasiun tidak terlalu jauh dari Pusat Terapi itu, kami berjalan kaki saja menujunya. Cuaca pada hari itu tampak begitu cerah, lampu-lampu hias menerangi jalan dengan indah. Di beberapa ruas jalan terdapat banyak penjual makanan yang sedang melayani para pembelinya. Aku dan anakku berjalan sambil menikmati suasana yang ada.

Sebuah usulan tiba-tiba saja ke luar dari mulut anakku.

“Coba kita pakai kepekaan gerak, Bu!” ajaknya padaku.

“Oke,” jawabku menerima usulannya.

Kamipun seketika membaca niat memohon pada Allah agar menggerakkan anggota tubuh kami sesuai dengan apa yang kami inginkan. Selanjutnya anakku mulai memohon pada Allah agar kaki kami dapat melangkah dengan cepat, seketika kaki-kaki kamipun segera melangkah dengan cepat. Kali ini aku dan anakku tidak terlalu heran lagi sebagaimana kejadian waktu pertama kali mengetahui adanya keajaiban ini. Aku hanya meminta anakku agar memohon pada Allah untuk memperlambat jalan kami agar tidak terlalu letih nantinya. Tak lama kemudian, anakku memohon lagi kepada Allah untuk memperlambat laju gerak langkah kaki kami, maka kaki-kaki kamipun seketika bergerak melambat mengikuti keinginan kami. Sungguh perjalanan yang menakjubkan, perjalanan yang juga diselingi canda tawa aku dan anakku karena kebahagiaan atas anugrah keajaiban tersebut.

Setelah beberapa menit, kamipun akan segera memasuki stasiun kereta api. Tiba-tiba ada seorang lelaki berperawakan sedikit gemuk yang sedang berjalan kearah yang berlawanan dengan kami. Seketika anakku mengucapkan sesuatu yang sangat tak terduga bagiku.

“Siapa nama orang itu?” tanya anakku padaku.

Sekonyong-konyong aku menyebut sebuah nama, “Budi” ucapku dengan tiba-tiba. Kontan saja anakku tertawa mendengarnya, dan aku segera menutup mulutku dengan kedua tangan. Aku khawatir bila lelaki itu mendengar namanya disebut, tapi sepertinya tidak, jarak kami tidak terlalu dekat dan suaraku tidak terlalu keras. Aku tidak tahu pasti apakah nama yang kuucapkan itu benar atau tidak namun aku yakin saat itu ada yang memerintahkan mulutku untuk menyebutkan sebuah nama. Wallahu alam bishshowab.

12

Page 13: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Anugrah 11Heboh Kepekaan Gerak 8:

Mendadak Tukang Pijit

Mengalami berbagai kehebohan luar biasa akibat kepekaan gerak yang belum bisa dikontrol adalah pengalaman hidup yang sangat berkesan bagiku. Aku sangat tidak menyangka akan anugrah ini, anugrah yang kuperoleh dari Allah dengan perantaraan Pusat Terapi NurSyifa’, Pusat Terapi yang menggunakan mukzizat Al Qur’an dalam pelaksanaannya.

Seiring waktu berjalan, akhirnya aku mulai mampu untuk dapat mengendalikan kepekaan gerak itu. Kepekaan gerak yang sangat bermanfaat bagiku dan dapat dimanfaatkan tentunya hanya untuk kebaikan saja. HAri-harikupun menjadi bertambah indah, banyak keceriaan yang kurasakan bila mengingat peristiwa-peristiwa luar biasa itu, syukurku pada Allah.

Suatu saat, tubuhku terasa pegal atau letih kemudian aku memohon pada Allah agar Ia menggerakkan tanganku dengan gerakan memijit bagian kakiku yang terasa pegal itu. Seketika tanganku pun bergerak sesuai dengan permohonanku pada Allah. Kuikuti saja setiap gerakannya sesuai arahan-Nya. Alhamdulillah lama kelamaan rasa letih di kakiku pun terasa menghilang.

Memijit, ya kegiatan itupun menjadi akrab denganku. Beberapa kali aku memijit anggota keluargaku termasuk ibuku, suatu kegiatan yang sangat jarang kulakukan sebelumnya. Pernah ibu begitu mengharapkan kedatanganku untuk memijit tubuhnya. Ia menolak tawaran adikku untuk memijitnya, saat itu ia hanya ingin dipijit olehku.

Kegiatan memijit juga beberapa kali kulakukan pada teman-teman, alhamdulillah mereka dapat memanfaatkan hasilnya, keluhan pegal-pegal pada dirinya berangsur-angsur menghilang. Pernah pula aku memijit seorang nenek yang kutemui saat berada di dalam Masjid Madinah. Saat itu sang nenek sedang mengagumi bordiran pada mukenaku hingga akhirnya aku mengenalnya dan memijit kaki-kaki rentanya yang telah menopang berat tubuhnya yang telah renta dari negeri Iran.

Anugrah 12Menempel di Dinding

Pengalaman ajaibku juga terjadi pada suatu sore menjelang malam saat aku selesai berwudhu untuk sholat Maghrib di pusat terapi. Seperti biasa, kami melakukan sholat Maghrib berjamaah di ruang terapi yang cukup luas itu. Oleh karenanya, kursi-kursi yang ada harus dilipat dan disingkirkan terlebih dahulu oleh para terapis untuk kemudian dihamparkan sajadah-sajadah panjang di lantai. Selesai berwudhu dengan membawa mukena di tangan, aku berjalan menuju ruang terapi yang telah dikondisikan untuk tempat sholat berjamaah itu, namun sesuatu pun terjadi pada diriku. Secara tiba-tiba, tubuhku tertarik ke ruangan lain yaitu ruang musholla yang berada di dekat ruang terapi. Ruang musholla itu memang tidak dipakai untuk sholat Maghrib karena tidak terlalu luas hingga tidak akan cukup menampung banyaknya jamaah.

Dinding musholla yang ditutup dengan wallpaper bergambar Kabah besar yang sedang dikelilingi oleh orang-orang yang sedang berthawaf seolah-olah menjadi magnet berkekuatan tinggi yang mampu menarik tubuhku hingga menempel di dinding tersebut tepat di gambar Kabah. Aku pun tertegun untuk kemudian memuji-Nya. Lalu aku berusaha melepaskan diri dan dengan sedikit berlari berusaha meninggalkan musholla untuk berkumpul dengan para jamaah lainnya. Baru beberapa langkah kaki ku gerakkan namun kembali tubuhku tertarik dinding tadi begitu pula saat aku mencoba lagi untuk melepaskannya. Akhirnya seorang terapis berhasil membantuku terlepas dari tarikan dinding tersebut dengan kekuatannya. Ia seperti menarikku meskipun tanpa menyentuh kemudian membuat garis di lantai dengan tangannya seolah-olah sedang membuat pagar pembatas.

13

Page 14: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Tentunya hal demikian telah membuatku heran dan tak percaya bila tidak mengalaminya secara langsung. Beberapa teman yang melihat kejadian itu pun menanyakan perihal itu padaku, menurutnya aku seperti Spiderman saja yang bisa menempel di tembok.

Peristiwa menempel di dinding juga pernah terjadi pada kesempatan lainnya. Saat itu aku dan salah seorang terapis sedang menuju ke musholla lantai atas di Pusat Terapi NurSyifa’. Ketika sampai di depan pintu masuk, ada sebuah kekuatan yang menarik tubuhku. Tiba-tiba tubuhku tertarik pada sebuah dinding ruangan yang berada di ujung musholla. Dengan langkah kaki yang cukup cepat tubuhku menuju dinding tersebut dan menempel di sana. Setelah itu, tubuhku juga tertarik ke pintu ruangan tersebut dan juga menempel di sana. Sepertinya sumber energi positif yang sangat kuat itu berasal dari dalam ruang kamar tersebut dan itu adalah ruang kamar Guruku, Mas Reno Wilopo. Sungguh suatu keajaiban yang luar biasa.

Anugrah 13Melayang Dipenuhi Nur Ilahi

Di lain waktu, aku pernah beberapa kali merasakan kepalaku seperti melayang sedangkan tubuh menjadi ringan. Kala ku berjalan tubuhku terombang-ambing seperti ditiup angin, kedua kaki pun tak mampu menapak dengan kuat di bumi ini.

Bila hal itu terjadi, aku akan segera mencari posisi aman dengan berpegangan pada meja, pagar, atau apapun yang ada di sekitarku. Hal ini bukan hanya terjadi di pusat terapi dan di rumah tapi pernah pula terjadi di sekolah. Begitulah kondisiku setelah aku menjalani beberapa kali terapi pengobatan meskipun tidak terus menerus.

Keanehan itu pernah kutanyakan pada konsultan di pusat terapi, ia mengatakan bahwa ada banyak energi yang berada di tubuhku. Aku sebenarnya tidak terlalu mengerti, energi apa yang dimaksud olehnya. Aku hanya bisa mengira-ngira, mungkin itu adalah hasil atau karunia dari Allah atas dzikir-dzikir yang kupanjatkan untuk-Nya. Aku bersyukur bisa merasakan sebuah kenikmatan rasa yang demikian adanya. Bukan rasa sedih atau kecewa namun sebaliknya hanya ada rasa bahagia saat itu.

Setelah berbincang-bincang cukup lama, aku pun menjalani sejumlah terapi pengobatan hingga malam hari meskipun tanganku masih sering pula bergerak-gerak sendiri dan tubuhku juga masih sering melayang terombang-ambing bagaikan tertarik magnet di dinding-dinding rumah pusat terapi ini. Aku memang masih perlu waktu untuk dapat mengendalikan kondisiku dengan baik. Niatku memang harus lebih diperkuat dalam mengontrol gerakan-gerakan tanganku ini.

Waktu telah menunjukkan pukul 9 malam, kini tiba waktunya pulang kembali ke rumahku. Masih dalam keadaan limbung aku berusaha memakai jaket meskipun dengan sedikit kesulitan. Kugerakkan kaki dengan langkah yang masih gontai menuju pintu keluar, aku telah berusaha namun aku tidak berhasil. Tubuhku semakin lama terasa bertambah ringan hingga aku pun tak mampu lagi untuk berdiri. Kembali tubuhku melekat di salah satu dinding ruang terapi ini. Semakin sulit bagiku menjejakkan kaki di lantai, badan yang limbung ini pun terjatuh menelungkup di lantai yang beralas karpet. Aku pasrah tak berdaya.

Seorang terapis yang juga sedang bersiap-siap untuk pulang berusaha mencari tahu penyebabnya. Ternyata pada saat terapi terakhir tadi, aku tidak tepat mengikuti niat yang dibisikkan ke telingaku oleh salah seorang terapis, aku malah mengaktifkan kepekaan gerak untuk jangka waktu seharian. Beruntungnya aku, terapis yang mengobatiku tadi segera menolongku dengan menggunakan ilmunya hingga akhirnya aku bisa kembali bertenaga dan dapat berjalan tanpa limbung seperti sedia kala. Kuucapkan banyak terima kasih atas pertolongannya karena lewat dirinya, Allah mengembalikan kekuatanku untuk berdiri dan berjalan dengan tegak.

Aku sungguh bersyukur kepada Allah Tuhanku atas anugrah yang telah diberikan. Semoga Ia meridhoi segala usahaku dalam meraih kesembuhan lewat jalan pusat terapi ini. Aku juga memohon agar Allah berkenan untuk selalu menjaga dan membimbingku ke arah kebaikan.

14

Page 15: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Melayang

Terombang ambing bagai kapasMelayang ringan ke sana ke mari Diterpa angin semilir melambai Ringan tubuhku menariCahaya putih mengisi diri Dipenuhi Nur Illahi tiada henti

Ya Allah yang Maha SegalaSungguh besar karunia-Mu tak terhingga Menembus batas ruang sukmaPeluk aku selalu wahai Tuhan

Jangan kau lepaskan sampai ke tujuan Keharibaan-Mu diakhir hayat yang menjelang

Anugrah 14Wisata ke Alam Bahagia

Malam itu kami berkumpul di ruang sholat. Berdzikir mengagungkan nama Allah yang telah memberikan segala nikmat bagi kami. Aku bersyukur pada-Nya atas segala anugrah yang diberikan. Aku meyakini bahwa apa pun yang diberikan oleh-Nya adalah yang terbaik bagi diriku sebagai bukti cinta-Nya padaku.

Dengan keberadaan penyakit yang diberikan atau dititipkan dalam tubuhku, Ia telah menyadarkan aku akan urgensi mendekat pada-Nya. Apabila teguran ini tidak diberikan, kemungkinan aku telah lebih jauh larut dalam kelalaian mendekat kepada-Nya. Bukan berarti kini aku telah menjadi orang yang paling 'lurus' dalam bersikap dan bertindak namun aku merasakan bahwa ibadahku secara bertahap mengalami peningkatan. Aku tetaplah manusia biasa pada umumnya yang masih sering larut pada kenikmatan dunia namun sedikitnya aku berusaha untuk lebih terjaga darinya dengan segera bertaubat dan memperbaiki diri.

***

Pencerahan, nasihat, dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat telah disampaikan oleh guruku, Bapak H. Bambang Irawan. Kesungguhan hati beliau untuk membuat kami memahami kehidupan ini dapat kutangkap dari isi nasihatnya. Memperbanyak beribadah, memohon ampun pada Allah, dan selalu berdzikir atau mengingat-Nya adalah modal bagi kami untuk mendapatkan kebahagiaan. Bukan hanya kebahagiaan di dunia namun juga di akhirat kelak.

Beliau juga mengingatkan kami agar selalu berbuat baik pada kedua orang tua dan siapapun. Menghormati, mencintai, dan membahagiakan orang tua adalah hal yang masih dapat kami lakukan kepada mereka, apalagi bila mereka masih hidup. Perjuangan dan pengorbanan seorang ibu saat mengandung hingga melahirkan anaknya ke dunia juga di paparkan sang guru pada kami. Sungguh ini telah membuat kami menangis terharu mengenang atau membayangkan ibu kami masing-masing.

Menebarkan kasih sayang kepada sesama dan memperbanyak sedekah juga merupakan nasihat dari guruku. Bersikap baik dan mau memaafkan adalah hal yang terdengar mudah bagiku untuk dilakukan namun kadangkala menjadi sulit apabila aku sedang terbawa emosi atau kekesalan.

Setelah beberapa lama, Guru menanyakan pada kami apakah kami ingin pergi berwisata ke alam bahagia. Tentu saja aku dan teman-teman sangat menginginkannya. Pergi berwisata bisa membuatku lebih cerah, sejenak melupakan kondisi kesehatanku dan segala hal yang mengganggu pikiran.

15

Page 16: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Sambil mengajak kami semua tersenyum, Guru juga meminta kami menutup kedua mata dan mengikuti arahannya. Sebelum itu, kutarik nafasku dalam-dalam untuk kemudian kuhembuskan perlahan. Aku berusaha membuat diriku senyaman mungkin. Selanjutnya, kututup mataku dan mulai mengikuti arahannya. Pertama, Guru meminta kami untuk membayangkan diri kami sedang berada di tengah padang rumput hijau yang luas dan damai. Perlahan-lahan kubayangkan diriku sedang berjalan sambil sedikit menghentakkan kedua kaki. Kubiarkan tanganku bergerak lepas mengikuti langkah kakiku dengan riang.

Di tengah padang rumput itu terdapat sebuah kolam ikan yang bening dan tidak terlalu dalam. Ikan-ikan beraneka warna yang sedang berkejaran di dasar kolam terlihat dengan jelas. Beberapa batu cukup besar menghias kolam. Kupijakkan dua kakiku pada salah satu batu yang berada di tengah kolam. Kemudian, aku pun sedikit berjongkok untuk bersiap mengambil ancang-ancang untuk melakukan lompatan yang tinggi menuju angkasa.

''Wusss!'' aku pun terlontar ke udara sejenak setelah kuhentakkan kakiku dengan kuat di atas batu tadi.

''Aku terbang!'' pekikku dalam hati.

Kini, kukepakkan kedua tanganku layaknya seekor burung yang sedang terbang bebas di cakrawala. Beberapa burung menghampiriku untuk bergabung menikmati indahnya pemandangan dari atas langit yang luas. Alangkah indah dan menawan. Bayangan kami pun terus berlanjut hingga kami kembali ke daratan dan menyelesaikan wisata itu.

Ada kebahagiaan dan kedamaian dalam diri ini tatkala kubuka mataku. Doa-doa penuh kebersyukuran pun tak lupa kami panjatkan kepada Allah, sang pemilik segala keindahan.

''Subhanallah, alhamdulillah, laa illaha illallah, Allahu akbar,'' kututup doaku dengan kalimat-kalimat thoyyibah dan surah Al Fatihah.

***

Perasaan bahagia setelah menempuh perjalanan ke alam bahagia tercermin dalam senyum-senyum yang menghiasi wajah kami. Belum hilang rasa itu, Guru memberikan sebuah kejutan yang mencengangkan pada kami. Beliau mengajak kami mengunjungi kolam ikannya yang cukup luas. Tanpa banyak kata, kami pun segera menuju lokasi. Kami pun menuruni tangga menuju sebuah ruang besar, ruang keluarga milik Guru. Kini, sebuah kolam ikan yang dihuni banyak koi-koi cantik telah berada di depanku. Kali ini aku tak perlu memejamkan mata lagi untuk membayangkannya, sesuatu yang indah dan luar biasa telah terhampar, siap untuk dinikmati keindahannya.

Berenang ke sana ke mari, bebas menjelajah luasnya kolam. Sesekali mereka terdiam berhenti seolah-olah ingin mempertontonkan kecantikan warna-warna dalam tubuhnya. Ada yang berwarna kuning polos, ada yang berwarna putih dengan bercak-bercak merah, ada yang berwarna putih dengan bercak merah dan hitam, dan sebagainya.

Selain berwarna cantik, ikan-ikan itu sungguh menggemaskan. Tubuhnya yang besar-besar dengan sisik yang bersih mengkilap menandakan mereka adalah ikan-ikan yang terawat. Baru kali ini aku melihat ikan koi yang berukuran sangat besar secara langsung. Rasanya aku tak ingin tergesa-gesa beranjak dari tepi kolam ikan milik Guru. Aku masih ingin menikmati keindahannya yang mempesona.

Tepat di pojok belakang bagian kanan dari letak kolam, ada sebuah ruang kaca cukup besar yang dihuni oleh belasan kucing dengan jenis Angora dan Persia milik Guru sekeluarga. Kucing-kucing berbulu halus dan panjang sangat lucu dan juga menggemaskan. Ingin rasanya aku memasuki ruang kaca itu untuk bermain di antara kumpulan kucing yang lucu.

Berjajar menggantung pada sebuah tali, beberapa sangkar burung. Burung-burung dengan suaranya yang khas telah menambah kenyamanan ruangan itu. Semoga aku bisa mendapatkan kesempatan lagi untuk bermain di tepi kolam koi sang Guru, harapku dalam hati.

16

Page 17: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Anugrah 15Deteksi Niat Hati

Untuk melihat sesuatu yang nyata aku harus lebih berhati-hati dan teliti begitupula untuk mengetahui isi hati atau niat seseorang. Memang sulit untuk mengetahui semua itu, karena hanya Allah sajalah yang tahu secara utuh apapun yang terbersit dalam hati manusia. Aku hanya bisa memohon pada Allah agar selalu dilindungi dari orang-orang yang berniat tidak baik, serta diberikan petunjuk dan arahan agar dapat menjauhinya. Perlindungan diri menjadi suatu hal yang sangat penting dimiliki.

"Katakanlah, Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya. Dia mengetahui  apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Maha Kuasa atas

segala sesuatu.'' (QS. Ali `Imran [3]: 29)

Kereta api merupakan salah satu alat transportasi umum yang sering kugunakan untuk mencapai lokasi pusat terapi pengobatanku di Menteng. Berbagai manusia dengan beragam prilaku berkumpul di dalamnya. Apabila aku tertinggal kereta kelas ekonomi berAC karena datang terlambat sampai di stasiun, terpaksa aku harus menaiki kereta ekonomi biasa. Ada sedikit perasaan khawatir apabila harus menaiki kereta kelas ekonomi terutama ekonomi biasa. Beberapa kali aku terjepit di antara kerumunan sesama penumpang bercampur dengan peluh dan bau yang tidak sedap. Namun aku harus tetap bersyukur, Allah masih melindungi diriku hingga saat ini. Meskipun aku tidak memiliki kemampuan bela diri namun perasaan tidak nyaman saat berada disuatu tempat di dalam kereta dan adanya petunjuk dari-Nya telah berhasil mengarahkanku untuk pindah ke posisi yang aman selama di dalamnya.

Suatu kali pernah ada seorang pemuda yang berpenampilan menarik dengan pakaiannya yang rapih dan bersih berdiri di dekatku. Tidak ada yang mencurigakan pada dirinya, bahkan ia tersenyum padaku dengan ramah. Tapi justru disaat itu, perasaanku mendadak tidak nyaman, aku segera memohon pada Allah dalam hati agar diberikan petunjuk padaku tentang pemuda tersebut. Alhamdulillah, Allah mengarahkanku untuk pindah posisi menjauhi dirinya. Ternyata berberapa lama kemudian disaat kereta akan berhenti di sebuah stasiun, tanpa sengaja aku melihat aksi si pemuda tersebut sedang berusaha memasukkan tangannya ke dalam tas seorang ibu yang sedang berdiri di dekatnya. Beruntunglah ibu tersebut karena segera turun dari kereta sehingga si pemuda itu pun gagal melakukan aksinya.

Anugrah 16Deteksi Penyakit

Sungguh sesuatu yang tidak pernah terpikirkan olehku ketika diberikan berbagai anugrah luar biasa dari Allah. Berbagai keajaiban demi keajaiban terus menghiasi perjalanan hidupku. Salah satunya adalah anugrah mendeteksi penyakit pada tubuh seseorang.

Suatu hari, aku diminta temanku untuk mendeteksi kondisi kesehatan tubuhnya. Akupun segera meminta ijin pada Allah agar memperkenankan aku meluluskan permintaan temanku itu. Kumohonkan pada Allah agar memberikan petunjuk pada diriku melalui gerakan tanganku tentang kondisi kesehatan tubuhnya. Pertama-tama aku menanyakan apakah ia dalam kondisi sehat secara umum atau sebaliknya.

Kode-kode jari yang kusepakati atau kutentukan artinya, menjadi patokanku dalam mendapatkan jawaban dari Yang Maha Kuasa. Seketika jari-jari tanganku bergerak dan jawabanpun kudapatkan, bersyukur aku karenanya. Kini, aku memohon pada Allah untuk menunjukkan letak posisi penyakit yang dirasakan. Kemudian, tanganku menunjuk ke salah satu bagian tubuh temanku, akupun segera memberitahu bahwa ada sebuah penyakit yang sedang bersarang atau berada di bagian tubuh tersebut.

17

Page 18: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Beberapa hari berlalu, hingga di suatu hari temanku mendatangiku untuk memberitahukan bahwa ia telah memeriksakan kondisi kesehatannya pada seorang dokter. Menurut hasil pemeriksaan dokter, ternyata ada batu dengan ukuran tertentu yang sedang berada di ginjalnya, sebuah posisi yang telah kudeteksi sebelumnya berdasarkan petunjuk Tuhan. Akhirnya, temankupun menjalani operasi penyinaran laser untuk menghancurkan batu tersebut dan alhamdulillah dapat berhasil dengan baik hingga kondisinya menjadi sehat kembali.

Di lain kesempatan, seorang temanku yang lain juga memintaku untuk mendeteksi keberadaan benjolan pada payudaranya. Ia ingin mengetahui apakah benjolan itu benar-benar ada seperti yang telah dikatakan oleh orang yang telah mengurut tubuhnya sebelumnya. Setelah dilakukan pendeteksian dengan memohon petunjuk dari Tuhan, ternyata hasilnya adalah benar, terdapat benjolan pada salah satu payudara temanku dengan posisi tertentu. Setelah beberapa minggu kemudian, temanku memeriksakan dirinya ke dokter dan berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut ternyata itu adalah sebuah kista dengan ukuran yang masih sangat kecil, kurang dari 1 sentimeter dengan posisi yang sedikit bergeser.

Anugrah 17Semerbak Harum Malaikat

Harum seribu bunga, rasanya masih belum bisa menyaingi keharumannya. Harum yang belum pernah kucium sebelumnya. Lembut perlahan merasuk ke ruang-ruang sukmaku. Kembali kuhirup dengan tarikan nafas panjang. Aku terdiam beberapa lama, hanyut dalam sensari rasa.

''Aku mencium bau harum,'' jawabku ketika seorang terapis menanyakan pada kami tentang sensasi yang dirasa setelah memuji nama Allah.

Menurutnya, bau harum itu berasal dari para malaikat yang sedang menyaksikan kami. Terus kuhirup dalam-dalam harum semerbak mewangi itu seolah-olah ingin kunikmati selama mungkin.

Malam itu kami berkumpul di pantai pasir yang terhampar luas dengan tujuan mulia. Mendekat pada Allah, mengharap limpahan kasih dan sayang-Nya. Lantunan puji-pujian kami panjatkan, memanggil nama-Nya yang indah berulang-ulang. Sungguh kecil kami di dalam luasnya alam semesta raya ini. Tak ada yang pantas kami sombongkan, hanya berbekal nafas dari-Nya lah, kami dapat hidup menikmati keindahan dunia.

Allah yang Maha Perkasa menunjukkan bukti kebesaran-Nya lewat alam semesta ini. Ia ciptakan dunia beserta isinya. Diciptakannya matahari sebagai sumber cahaya bagi bumi, tempat kami hidup. Dihiasinya malam dengan bintang-bintang yang bersinar indah. Dihamparkannya lautan luas dengan segala makhluk di dalamnya.

Pada awalnya, kami mendengarkan penjelasan atau pencerahan dari Mas Reno Wilopo, pemimpin terapi NurSyifa' mengenai tujuan acara dan manfaat besar yang bisa didapatkan dari mengikuti tirakat ini. Menurut beliau, tirakat adalah salah satu sarana untuk mendekat pada Allah. Insya Allah, Ia akan menurunkan rahmat-Nya pada kita dalam bentuk nikmat yang banyak dalam berbagai hal pada kehidupan kita. Pada kesempatan itu, kami juga melakukan tanya jawab yang menyenangkan.

Kini tibalah bagi kami untuk menyerap energi-energi yang positif dan bermanfaat yang terdapat pada alam semesta (Nur Alam Semesta), bintang (Nur Najm), dan lautan (Nur Bahari). Energi yang telah diserap sangat bermanfaat bagi tubuh kami, salah satunya adalah untuk menjaga kesehatan diri. Aku dan teman-teman berusaha melakukan semua itu dengan sungguh-sungguh dibimbing oleh beberapa terapis.

Sebelumnya kami melakukan Senam Gaib NurSyifa’ yang dipimpin langsung oleh Mas Reno. Berbagai gerakan dicontohkan olehnya untuk kemudian diikuti oleh para peserta. Ada kesegaran yang kurasakan saat itu, kesegaran alam terbuka di pantai yang terhampar dan kesegaran bathin buah mendekat pada Allah, Sang Maha Pencipta.

Aku sangat terkesan dengan acara tirakatan ini. Serasa Allah bertambah dekat denganku. Semoga Ia meridhoi apa yang kulakukan dan mengabulkan doa-doaku pada-Nya.

18

Page 19: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Indah

Memandang langit tak bertepiMemandang bintang-bintang berkilauanMemandang lautan luas terbentangMelepas kelemahan diriMeneguhkan tekadMerengkuh harapanMeraih kekuatanMenggapai keindahanMenebar senyuman

Anugrah 18Lafadz Allah pada Awan

Sekitar pukul 12.20 di bulan Juli, aku beserta rombongan umroh menaiki pesawat Garuda menuju bandara King Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi. Perjalanan memakan waktu lebih kurang 9 jam. Disaat pesawat bersiap untuk lepas landas, semua penumpang berdoa dipimpin oleh salah seorang pramugari seiring dengan bergeraknya pesawat. Pesawat bergerak semakin lama semakin cepat dan semakin tinggi melesat meninggalkan daratan. Pemandangan landscape yang terlihat dari atas semakin lama semakin kecil dan akhirnya hampir hilang dari pandangan.

Alhamdulillah aku menempati tempat duduk tepat di pinggir jendela pesawat. Posisi ini membuatku lebih leluasa untuk melihat pemandangan indah di luar pesawat. Sebenarnya aku mendapat tempat istimewa ini setelah bertukar tempat duduk dengan teman serombonganku. Sebelumnya, ia mendapat tempat duduk yang terpisah dengan suaminya. Dengan bertukar tempat duduk berarti kami mendapatkan win-win solution, artinya aku dapat duduk di tepi jendela bersama teman dan seorang ustadz dari biro perjalanan yang bertugas mengantar dan menemani rombongan kami selama 9 hari ibadah umroh ini sampai kembali ke tanah air, sedangkan temanku dapat duduk manis di samping suaminya tercinta. Andai saja aku bisa pergi bersama keluargaku pada saat itu, alangkah indahnya.

"Ya Allah, ijinkan dan panggil aku kembali ke rumah-Mu bersama keluarga dan teman-temanku lainnya," doaku penuh harap.

Pesawat masih terus melaju dengan tenang, kulihat hamparan pemandangan indah di bawah sana, butiran-butiran awan yang berkumpul maupun bertebaran sambil bergerak lembut kesana kemari begitu menyita perhatianku, maklumlah ini adalah perjalanan udara pertama kalinya bagiku.

Sambil menikmati keindahan awan yang tergerai di bawah, aku teringat akan beberapa fenomena alam yang pernah terjadi dan dilihat oleh beberapa orang. Kejadian alam yang menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah. Salah satu yang terbayang di benakku adalah sebuah gambar atau tepatnya lafadz Allah yang terbentuk dari awan yang berkumpul di angkasa. Aku pernah melihat gambar ini sewaktu surfing di internet. Saat itu, aku ingin sekali melihatnya secara langsung dengan mata kepalaku sendiri.

"Ya Allah, mohon Kau perkenankan aku melihat tanda-tanda kebesaran-Mu melalui sarana awan-Mu yang membentuk lafadz Allah," doaku dengan penuh kesungguhan hati.

Terus kupandangi awan-awan yang berarakan itu, tanpa terasa ada air yang menitik dari dua bola mataku, aku terhanyut akan keindahannya. Dengan sabar dan penuh harapan, terus kunanti keajaiban yang akan Allah perlihatkan kepadaku hingga waktu terus bergulir cukup lama. Apa yang kutunggu-tunggu ternyata belum juga muncul.

Seiring waktu berlalu, kira-kira lewat pukul 3 sore, aku teringat sebuah kegiatan yang biasa dilakukan di Pusat Terapi NurSyifa' pada sore hari, terapi pengobatan yang sedang aku ikuti. Kami biasa mengaji dan berdoa memohon keberlimpahan rizki karunia Allah sambil memvisualisasikan bahwa permohonan kita telah terwujud. Segera kuambil sebuah Al Qur'an kecil dari dalam tas. Perlahan-lahan aku mulai mengaji, membaca sebuah surah dalam Al Qur'an dengan berusaha menghayati setiap ayat yang

19

Page 20: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

kubaca bersama maknanya. Ayat demi ayat terus terlantun hingga selesai dan kuulangi lagi hingga beberapa kali seperti halnya di NurSyifa’. Tanpa dapat kucegah, air mataku terus berjatuhan mengalir membasahi wajahku, beberapa kali sudah kucoba menghapusnya namun aliran sungai yang telah terbentuk di wajahku terus saja basah mengiringi lantunan suaraku.

Setelah ayat terakhir selesai kubaca, kututup aktifitas mengajiku dengan doa-doa dan rasa syukur yang mendalam atas begitu besar karunia atau anugrah yang telah Allah berikan padaku. Salah satunya adalah anugrah mendapat kesempatan untuk melaksanakan ibadah umroh, pergi ke rumah Allah.

Seketika kupalingkan wajahku kembali ke luar jendela pesawat, ingin aku menikmati lagi pemandangan indah di luar. Tanpa dinyana, sebuah keajaiban luar biasa bagiku terlihat dengan jelas dibawah sana. Aku melihat lafadz ''Allah'' dengan jelas tertulis pada kumpulan awan tebal. Kupandangi dengan lebih seksama fenomena itu, kueja setiap huruf-huruf yang terbentuk dari kumpulan awan tersebut. Awan putih tebal yang membentuk huruf alif, lam, lam, dan ha menyambung menjadi lafadz ''Allah'' yang membentang indah di angkasa dengan latar belakang lautan biru luas. Allahu Akbar, Allah Maha Besar.

Puji syukur terus terucap berulang-ulang dari mulutku, begitu Maha Kuasanya Allah Tuhanku. Sungguh telah Ia tunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya lewat sarana awan sebagai ciptaan-Nya. Allah benar-benar telah mengabulkan doaku, memperkenankan aku melihat apa yang kumohonkan.

Ingin rasanya berbagi pengalaman yang kulihat dengan ustadz dan teman yang duduk di sebelahku namun aku tak berani menggangu kelelapan yang sedang melanda mereka. Terpaksa kunikmati sendiri pemandangan menakjubkan di bawah sana sampai pesawat bergerak menjauh meninggalkannya. Tak ingin rasanya mata ini berkedip kehilangan satu detik pun momen luar biasa itu sampai aku tidak sempat mengambil kamera yang tersimpan rapi di dalam tasku di bagian bawah kursi.

Ketika pesawat terus bergerak maju dan aku masih memandang ke luar jendela, tiba-tiba dengan ijin Allah, aku diperlihatkan hal yang sama lagi. Aku pun kembali takjub hampir tak percaya karena ini adalah lafadz Allah yang kedua pada awan yang berbeda. Aku berniat untuk mengambil kamera demi mengabadikan fenomena tersebut, namun mata ini tidak mau berpaling untuk kehilangan momen melihat kesempatan langka ini secara langsung. Aku berpikir bila aku mengambil kamera yang ada di dalam tasku aku akan kehilangan kesempatan yang mungkin hanya sebentar saja. Akhirnya aku hanya bisa menikmatinya saja sambil terus bersyukur.

Belum usai rasanya syukur yang terucap, aku tak menyangka, tiba-tiba Allah memperlihatkan kembali kejadian yang sama hingga selanjutnya sekali lagi, sehingga Alhamdulillah dengan ijin dan kehendak-Nya, aku telah melihat lafadz ''Allah'' yang terbentuk pada awan sebanyak empat buah berturut-turut. Sungguh sebuah kenyataan yang datang tanpa diduga-duga.

Ketika telah begitu banyak air mata takjub penuh kebersyukuran yang keluar, tidak lama berselang, kembali Allah memperlihatkan tanda kebesaran-Nya. Kali ini Ia mempertontonkan lafadz ''Laaillahaillallah'' di angkasa, terbentang dengan gagah tegak berdiri di depan mataku. Laksana ukiran kaligrafi timbul yang begitu indah dan jelas. Aku kembali terpana untuk kesekian kalinya. Hanya ada Allah dalam hatiku saat itu. Subhanallah walhamdulillah walaailahaillallah wallaahu akbar. Laahaula walaquwwata illabillaahil aliyyul adzhiim.

''Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi; hanya Allahlah yang mempunyai semua kerajaan dan semua puji-pujian; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.'' (QS. At

Taghabun [64]: 1)

''Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana.'' (QS. Al Hasyr [59]: 24)

20

Page 21: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Anugrah 19Petunjuk Jalan ke Luar

Kupandangi masjid indah di depan mataku, terucap salam pada baginda Nabi Muhammad SAW. Kusampaikan pula titipan salam dari orang tua dan suamiku untukmu, ya Rasulullah. Begitu terpesona aku akan kemegahan masjidmu, membuatku membayangkan keberadaanmu sebagai tempat berkumpulnya Rasul bersama para pengikutnya di masa lalu.

Untuk menginjakkan kaki di dalam Masjid Nabawi aku harus melewati pemeriksaan isi tas yang intensif dan ketat. Petugas penjaga di setiap pintu dengan cukup teliti mengaduk-aduk isi tasku. Tiga bagian tasku yang berisi buku tebal: buku pintar Haji dan Umroh, Al Qur'an, buku tulis untuk mencatat segala kegiatanku selama umroh, beberapa buku dzikir dan doa, beberapa lembar catatan doa-doa, buku kecil panduan umroh, buku kecil berisi doa titipan teman-teman, pulpen, botol minuman ukuran sedang untuk mengambil air zam-zam yang disediakan di dalam masjid untuk bekal minumku di hotel, tasbih, kunci kamar hotel yang berupa kartu, dompet, dan kantong plastik yang berguna untuk menyimpan sepatu sebelum diletakkan di rak-rak yang banyak tersedia di dalam masjid, rasanya semua tidak luput dari pemeriksaan para petugas wanita berjubah hitam dan bercadar itu.

Pagi dini hari itu, sambil memegang mukena di tangan kanan dan menyandang tas di bahu kiri, aku dan seorang teman akhirnya berhasil melewati pemeriksaan. Sebelumnya kami sempat kembali ke hotel untuk menyimpan kamera dan telepon seluler kami begitu mengetahui bahwa benda-benda itu dilarang masuk ke dalam masjid. Saat itu adalah kali pertama aku memasuki Masjid Nabawi. Semoga suatu hari nanti, aku dapat kembali ke sana.

Aku bersyukur akan nikmat yang tak terbayangkan itu. Mengaji dan berbagai sholat sunnah pun aku lakukan dengan berusaha khusyu, doa-doa terucap dengan penuh pengharapan. Hanya mendamba ridho Allah semata atas semua aktifitas yang dilakukan.

***

Waktu terus berjalan, kami masih sangat menikmati kenyamanan beribadah di dalam masjid yang luas dan megah itu. Beragam manusia berkumpul di tempat yang sama. Kebanyakan dari mereka mengenakan jubah hitam yang menutupi kepala hingga ujung kaki dan mengenakan cadar yang juga berwarna hitam. Hanya tapak tangan dan mata mereka yang terlihat, selebihnya adalah kain hitam, tampaknya mereka berasal dari negara-negara kawasan Arab sedangkan, wanita-wanita yang memakai mukena biasanya berasal dari rumpun Melayu.

Terdengar lantunan adzan shubuh bekumandang dengan indah. Ajakan untuk menunaikan kewajiban sholat shubuh telah didengungkan, aku bersiap-siap bersegera menuju panggilan-Nya. Inilah pengalaman pertama aku sholat berjamaah di tanah suci. Suara imam masjid Nabawi ini terdengar syahdu menerobos relung-relung jiwaku. Bergetar hati ini, menetes air mataku mendengar ayat demi ayat yang dilantunkan sang imam.

Setelah sholat shubuh, kubuka lagi buku pintar yang kubawa dari tanah air. Daftar isi buku menjadi incaranku, inisial 'R' adalah yang kutuju, ya Raudhah, denah lokasi Raudhah, itulah yang kucari.

Raudhah adalah nama lokasi yang ada di dalam Masjid Nabawi, yaitu antara Makam Rasul dan Mimbar, luasnya kurang lebih 144 m2 yang sekarang ditandai dengan ornamen yang khas sedangkan lantainya dilapisi permadani wool yang sangat cantik dan unik. Raudhah juga disebut ''Taman Surga'' bedasarkan hadits Nabi SAW yang berbunyi:

''Di antara rumahku dan mimbarku adalah sebagian taman surga.'' (HR. Bukhari dan Muslim)

Seketika mataku menerawang mengelilingi masjid yang sangat luas ini. Tidak ada mimbar yang kulihat dari tempatku bersimpuh.

''Pastinya ia berada di balik hijab atau penghalang yang digunakan sebagai batas jamaah laki-laki dan wanita,'' pikirku.

21

Page 22: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Kemudian aku pun melanjutkan membaca informasi dari buku panduan itu dan memperhatikan denah Raudhah.

''Wah! Sulit untuk membayangkannya,'' ucapku pada teman yang duduk di sebelahku.

Aku pun berinisiatif untuk menanyakan letak lokasi tempat tersebut pada orang-orang di sekelilingku termasuk petugas penjaga maupun petugas kebersihan. Beruntung juga bisa berbahasa Inggris sedikit, tapi tetap saja salah alamat saat bertanya pada yang tidak bisa berbahasa Inggris, tentunya Bahasa Arab lebih terpakai di sana.

Berdasarkan petunjuk dari mereka semua, aku dan temanku memutuskan untuk menuju Raudhah pagi itu juga meskipun sebenarnya kami sudah mempunyai kesepakatan untuk berkumpul bersama rombongan di lobby hotel pukul 7 pagi setelah sarapan. Demi mencari kesempatan berdoa di Raudhah, kami rela tidak menepati janji kami pada kesepakatan yang telah kami setujui bersama rombongan.

Kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berdoa dan sholat sunnah di Raudhah. Menurut informasi yang kuketahui, Raudhah adalah salah satu tempat yang makbul atau mustajab untuk berdoa, oleh karena itu, Raudhah selalu dipadati oleh para jamaah.

Aku dan temanku sangat berniat untuk mendapatkan kesempatan memanjatkan setiap doa-doa permohonan kami. Aku berencana untuk memohon pada Allah agar sudi mengampuni dosa-dosa dan kesalahanku selama ini, memberikan kesembuhan pada penyakitku, memberikan rizki yang luas bagi diriku dan keluarga, menikmati kebahagiaan bersama keluarga dan orang tua, dan masih banyak lagi termasuk membacakan doa-doa titipan teman-temanku yang telah tertulis pada sebuah buku kecil yang selalu aku bawa di dalam tas.

Mulailah kami duduk di bagian kelompok negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Brunai Darussalam, dan Malaysia. Kami duduk di sebelah belakang karena bagian depan sudah terisi jamaah. Cukup lama kami menunggu namun sekat pembatas untuk menuju Raudhah belum juga dibuka. Akhirnya kami pun pindah ke tempat duduk di bagian negara Iran yang letaknya lebih di depan. Selanjutnya, kami mengambil posisi duduk paling depan di antara para jamaah Iran itu dengan harapan bisa lebih awal memasuki Raudhah. Lalu kami bersiap untuk lari menuju Raudhah seperti yang diajarkan oleh salah seorang petugas kebersihan dari Indonesia, katanya agar dapat menuju Raudhah dengan cepat dan mendapatkan tempat di depan untuk sholat dan berdoa, kami harus berlari mendahului jamaah lain, lagi pula jamaahnya begitu ramai, pastilah kami akan berdesak-desakkan nantinya bila tidak cepat.

Satu pembatas sudah dibuka, aku pun berlari sambil berpegangan tangan dengan temanku. Kemudian, sampailah kami di sebuah tempat yang lebih dekat dengan posisi Raudhah namun untuk sampai pada Raudhah, masih ada satu pembatas lagi yang harus kami lewati. Masih di posisi terdepan, kembali kami harus menunggu di balik pembatas bersama para jamaah Iran. Sambil menunggu kuisi waktu dengan membaca buku dzikir.

Waktu telah berlalu cukup lama namun belum juga ada tanda-tanda akan dibukanya sekat pembatas di bagian jamaah Iran ini, sedangkan untuk jamaah Indonesia dan sebagainya justru telah terbuka. Sebenarnya ada sebuah celah kecil yang berada di antara pembatas papan tebal ini dengan tembok masjid, aku berusaha mencoba melewatinya namun celah itu masih terlalu sempit untuk tubuhku.

Lama sudah kami menunggu, akhirnya temanku mengajakku keluar dari kerumunan jamaah Iran tersebut. Dengan susah payah karena harus menerobos kerumunan dengan berbalik arah, kami pun berhasil keluar untuk menuju sekat lainnya yang telah dibuka lebih dulu. Alhamdulillah meskipun kembali harus berdesak-desakan, kami berhasil sampai ke Raudhah. Kutunaikaan sholat sunnah dan kupanjatkan doa-doa di sana. Kala itu kami sangat kesulitan untuk sholat dengan ruang yang sangat terbatas akibat terlalu padatnya jamaah terutama saat posisi sujud.

Peristiwa berdesak-desakan di Raudhah pun selesai, aku dan temanku lalu berjalan menjauhi tempat bersejarah tersebut. Semakin lama semakin menjauh dari lokasi, selanjutnya kami mencari pintu keluar dari masjid itu untuk kembali ke hotel.

22

Page 23: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Kuayunkan kaki ini menuju salah satu pintu keluar masjid. Ketika tiba di luar, aku dan temanku tersadar bahwa ini bukanlah pintu keluar yang tepat untuk menuju hotel tempat kami menginap. Kami pun kembali masuk ke dalam masjid dan kembali mengalami pemeriksaan tas yang ketat lagi.

Di dalam masjid, kami berjalan menuju arah pintu yang lainnya. Tibalah kami di sebuah pintu. Sejenak kami terdiam sambil mengamati pemandangan di luar, ternyata pintu ini juga tidak mengarah pada hotel Taibah, Dallah tempat kami menginap. Dengan terpaksa, kami masuk kembali ke dalam masjid dan mencoba mencari pintu keluar lainnya. Pengecekan tas pun kembali kami alami.

Kali ini aku bertanya pada seorang petugas kebersihan masjid, seorang lelaki Arab, di mana pintu keluar yang menuju hotel Taibah, Dallah. Dengan ramah, sang petugas itu memberitahu arah pintu yang kami maksud. Sambil tersenyum, aku pun berterima kasih dan bergegas melangkah.

Saat itu matahari sudah semakin terang, yaitu sekitar pukul 8 lewat. Sambil berjalan menuju pintu, aku kembali teringat janjiku untuk berkumpul bersama rombongan di lobby hotel pada pukul 7 pagi. Aku berharap masih bisa bertemu mereka pagi ini untuk mengetahui rancangan jadwal acara kami seharian ini. Akhirnya kami sampai pada sebuah pintu keluar berdasarkan petunjuk sang petugas kebersihan Masjid tadi namun ketika kami sampai di luar, lagi-lagi pintu ini juga bukan pintu yang tepat. Kami tersadar bahwa kami telah tersesat di dalam masjid Nabawi ini.

Berdiri di halaman luar masjid megah itu aku memohon ampun pada Allah, aku yakin Allah telah menegur akibat kelalaianku yaitu tidak menepati janji pada teman-teman serombongan. Sambil berusaha memfokuskan diri agar lebih terhubung pada Allah, aku dan temanku meminta petunjuk-Nya. Kami memohon agar Allah menggerakkan jari-jari tangan kami sebagai kode atas arahan pada jalan ke luar yang tepat. Alhamdulillah dengan kasih sayang-Nya, Dia menunjukkan sebuah arah menuju jalan ke luar yang tepat. Segera kami masuki kembali Masjid Nabawi ini dan bergerak menuju arah tersebut setelah sebelumnya mengalami pemeriksaan isi tas lagi. Sudah terhitung empat kali tas kami diaduk-aduk pagi ini oleh para petugas penjaga pintu.

Kami bersyukur pada Allah, akhirnya kami dapat menemukan pintu yang tepat yang mengarah pada hotel tempat kami menginap. Selanjutnya, mata kami tertuju pada sebuah tulisan yang menempel di pintu masjid.tersebut. Berusaha kami perhatikan dan menghafalkannya, ''No. 25 Ustman Bin Affan'' sambil berharap tidak akan tersesat lagi di dalam masjid.

Peristiwa berbagai kesulitan yang kami temui sepanjang proses menuju Raudhah termasuk tersesat di dalam masjid memberikan sebuah pelajaran berharga bagiku akan pentingnya menepati janji atau kesepakatan yang telah dibuat. Selain itu, aku juga merasakan kurangnya kekhusyuan bila ibadah dilakukan dengan tergesa-gesa dan pikiran yang tidak tenang.

Waktu hampir menunjukkan pukul 9 tepat pagi hari. Dengan kaki yang lelah akibat berjalan mondar-mandir di dalam masjid yang luas sedari tadi, kami kembali ke hotel. Bila telah berada di pintu ke luar yang tepat ternyata kami hanya memerlukan waktu beberapa menit saja untuk sampai di dalam hotel yang letaknya sangat dekat dengan masjid.

Sesampainya di lobby hotel, kami tidak melihat seorang pun dari teman serombongan. Tentunya mereka telah pergi meninggalkan kami dengan rencana kegiatan hari ini. Musibah pagi ini ternyata belum berakhir, kami tidak kebagian jatah sarapan pagi karena prasmanan telah ditutup.

''Wuih! Sungguh pengalaman yang penuh pelajaran,'' ucapku.

***

Selubung cinta

Beragam peristiwa telah memenuhi diri

Perjalanan panjang ini masih terus kususuri Namun, seonggok hati ini masih sering berfluktuasi

Iringi jalanku, Ya TuhanDalam terang benderangnya siang

23

Page 24: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Dalam gelap gulitanya malam

Saat sunyi melanda hatiIzinkan aku tuk sembunyi Dalam selubung cinta-Mu, Ya Illahi

Anugrah 20Is It for Me

Masih hari kedua di kota Madinah. Sepulang dari Jabal Magnet, kami mengunjungi gedung percetakaan Al Qur'an. Setelah melihat-lihat, kami pun mulai menentukan apa yang akan kami beli. Beberapa orang dari kami memutuskan untuk membeli buku juz‘amma termasuk aku.

Sambil menunggu buku pesanan kami, aku pun berniat untuk membeli sebuah Al Qur'an terjemah Bahasa Inggris. Keinginan untuk memiliki Al Qur’an terjemah Bahasa Inggris memang sudah ada sejak lama namun belum juga terwujud. Kuhampiri meja tempat penjualan, seorang Arab terlihat sibuk menyiapkan pesanan para pembeli. Beberapa pesanan pun diberikan diiringi proses pembayarannya. Kini hanya tinggal seorang saja yang masih mengantri untuk dilayani. Seorang lelaki Arab bertubuh ramping dengan tampilan bersahaja berdiri dengan sabar menunggu gilirannya.

Bermodalkan sedikit kemampuan berbahasa Inggris, aku mulai mengutarakan maksudku pada Bapak petugas penjualan. Kemudian, dengan wajah ramah beliau membuka sebuah kardus yang masih terisi penuh Al Qur'an berbahasa Inggris. Sesaat kemudian, Al Qur'an yang kumaksud sudah berada di tangannya untuk disodorkan kepadaku. Ada senyum gembira saat aku berhasil memegang sesuatu yang sangat kuinginkan sejak lama. Sejenak kupandangi dan kupastikan bahwa ini adalah Al Qur'an yang kumaksud sambil menanyakan harganya.

''How much does it cost?“ tanyaku pada sang petugas penjualan.

“51 rial,” jawabnya.

Dengan cepat aku berusaha mengestimasi harga tersebut dengan nilai tukar rupiah. Pada saat itu kurs untuk 1 rial berada pada kisaran Rp. 2.800,- jadi harga Al Qur'an tersebut kira-kira Rp. 150.000,-. Harga ini masih terbilang cukup mahal bagiku. Aku pun berusaha meminta pengurangan harga namun usahaku tidak berhasil, petugas itu hanya menggelengkan kepalanya sambil melambaikan tangan tanda tidak setuju.

Sebenarnya ada rasa malu yang melanda hatiku saat kusadari bahwa aku telah menawar atau meminta pengurangan harga sebuah kitab suci yang nilai dan manfaatnya sungguh sangat jauh lebih besar dibandingkan dengan harga 150 ribu rupiah. Aku akui bahwa keinginan memiliki Al Qur'an terjemah Bahasa Inggris itu telah ada sejak aku duduk di bangku kuliah, namun usaha untuk dapat membelinya tidak sekuat saat aku menginginkan benda lainnya, misalnya kamus-kamus bahasa yang juga terbilang cukup mahal juga satu set buku Ensiklopedia Dunia yang harganya di atas 5 juta rupiah pada saat itu. Keinginan untuk memiliki Al Qur'an itu bahkan selalu hilang dalam daftar belanjaku disaat aku sedang memiliki uang yang cukup. Sungguh sebuah hal yang harus dibenahi dari dalam diriku ini.

Tiba-tiba tanpa kusangka-sangka, seorang lelaki Arab yang sedang menunggu giliran tadi dengan cepat mengeluarkan selembar uang senilai 100 rial. Beliau pun tanpa terlihat ragu langsung menyerahkan uang itu pada petugas sambil sedikit berucap dalam Bahasa Arab. Aku hanya bisa terdiam sambil memperhatikan tindakan lelaki Arab itu, kemudian beliau pun mengarahkan pandangannya padaku dengan lembut dan agak tertunduk. Kulihat dua tangannya bergerak memberikan kode padaku. Ia mempersilahkan aku untuk memiliki Al Quran itu tanpa harus membayar atau dengan kata lain diberikan secara gratis. Tentu saja, lelaki itu yang telah membayarnya untukku.

“Is it for me?” tanyaku pada orang yang baik hati itu.

24

Page 25: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Masih dengan lembut, beliau menganguk-anggukkan kepalanya sambil mengulangi kembali kode tangannya. Berusaha untuk lebih meyakinkan diriku, kemudian aku bertanya kembali.

“Is it for me, really?” Kini aku memberanikan diri menatap dua bola matanya yang teduh dibalik kacamatanya yang bening. Wajahnya yang rupawan pun terlihat lebih jelas, sebuah wajah yang tenang dengan pandangan yang lembut akhirnya dapat meyakinkanku atas rizki yang baru saja kuterima. Segera kuucapkan rasa terima kasihku yang tulus pada beliau.

“Thank you, thank you very much.”

Kemudian kutinggalkan dirinya masih berdiri di depan meja penjualan itu. Sepertinya ia akan membeli Al Qur'an juga. Segera kutemui teman-temanku dan menceritakan hal yang baru saja terjadi. Terlontar kembali rasa syukurku pada Allah atas terwujudnya salah satu keinginanku selama ini, sebuah Al Qur'an terjemah Bahasa Inggris yang sudah lama kuinginkan.

Aku berdoa untuk kebaikan hati lelaki Arab itu, semoga Allah memberikan rizki yang berlimpah pada beliau dan keluarganya serta menganugrahkan pula kesehatan lahir dan bathin padanya. Aku yakin bahwa amal yang telah beliau berikan untukku bernilai ibadah dalam pandangan Allah sehingga akan berganti menjadi pahala yang berlipat ganda.

Pusat Percetakan Al Qur'an itu, sepengetahuan saya, juga memberikan Al Qur'an (tanpa terjemah) gratis pada setiap lelaki yang datang. Saat itu, sang petugas juga memberikan satu paket media audio panduan membaca Al Qur'an secara gratis pada salah seorang teman rombonganku untuk belajar di rumah. Ternyata tempat itu bukan hanya tempat menjual tapi juga tempat beramal.

Anugrah 21Nikmat Tuhanmu yang Mana Lagi yang Kau Dustakan?

Alhamdulillah setelah beberapa menit belajar mengaji denganku, sedikit demi sedikit temanku sudah mulai bisa mengenal dan mengeja beberapa huruf. Kini tiba giliranku, segera kubuka lembar daftar isi, keinginanku pada saat itu adalah membaca surat Ar Rahman, sebuah surah ke-55 dalam Al Qur’an.

Ayat demi ayat terus kubaca, hingga sampailah aku pada kalimat “Fabiayyi a’lairobbikuma tukazziban”. Seketika air mataku menetes, teringatlah aku pada prilaku yang masih jauh dari bersyukur. Kuhentikan bacaanku sejenak karena aku belum sanggup untuk melanjutkannya. Kemudian kukatakan pada temanku bahwa surah Ar Rahman ini berisi teguran Allah pada kita sebagai hamba-Nya yang kurang besyukur.

Kalimat Fabiayyi a’lairobbikuma tukadzdziban yang terus menerus diulang bermakna “Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan?”

Begitu besar nikmat dari Allah yang kurang kusyukuri. Nikmat diberikannya iman, beragama Islam, berkeluarga, berteman, diberikan kesehatan jasmani sehingga masih bisa bernafas dengan lancar, berjalan, bekerja serta merasakan indahnya dunia. Meskipun aku sedang menderita penyakit kanker namun nikmat sehat yang kurasakan masih jauh lebih besar dibandingkan dengan rasa sakit yang kadangkala kurasakan. Dan dengan adanya penyakit itulah yang justru membuat rohani atau jiwaku menjadi lebih sehat. Sungguh, kesehatan rohani adalah sebuah nikmat penting yang juga harus selalu kusyukuri.

Selama ini, aku masih saja sering berkeluh kesah, bermalas-malasan, cenderung menyalahkan kondisi buruk yang menimpa diriku, meragukan pertolongan Allah, menunda-nunda waktu untuk sholat, dan sebagainya.

***

Adzan Maghrib yang kutunggu pun terdengar merdu dari muadzin masjid Nabawi. Panggilan itu sungguh membuatku hanyut dalam kekhusyuan mendengarnya. Kututup Al Qur'an yang tadi kupinjam dan

25

Page 26: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

kuletakkan kembali di raknya. Kemudian, aku pun menyiapkan jiwa dan raga untuk memenuhi panggilan Allah yaitu sholat Maghrib.

Lantunan surah Al Fatihah yang merdu telah dikumandangkan oleh sang imam selanjutnya akan disusul dengan pembacaan salah satu surah dalam Al Qur’an. Betapa terkejutnya aku saat mendengar lantunan surat yang dibacakan oleh sang imam.

“Ar Rahman, Alamaul Bayyan, Kholaqul Insan …. Fabiayyi a’lai robbikuma tukadzziban,” air mataku pun menetes lagi seiring isak tangis sang imam yang terdengar jelas saat membaca ayat demi ayat surah Ar Rahman tersebut.

***

Di mana Syukurku?

Berjuta langkah telah dijalani

Tarikan nafas belum lagi menyesakkan

Berkarya guna masih dapat dilakukan

Gelak tawa sering pula memekakkan

Namun ...

Keluh kesah tetap saja ringan mengalir

Mengumpat dengan kata-kata buruk belum pula lenyap

Wajah masam pun masih sering tergambar jelas

Sampai kapan aku terbuai?

Apa lagi yang kan kubuat?

Di mana syukur telah ku letakkan?

Ke mana syukur telah kusimpan?

Anugrah 22Taman Surga

Sejak kecil aku sudah sering mendengar kata surga. Surga yang penuh dengan kemegahan dan pesona keindahan. Di dalamnya terdapat sungai-sungai air kenikmatan yang mengalir juga bidadari-bidadari molek yang siap membantu dan melayani apapun keinginan para penghuninya.

“Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa; di sana ada sungai yang airnya tidak payau, dan sungai air susu yang tidak berubah rasanya dan sungai khamr (anggur yang tidak

memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka....” (QS. Muhammad [47]: 15)

“Sungguh orang-orang beriman dan beramal shaleh untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal” (QS. Al-Kahfi [18]: 107)

Menjadi penghuni surga merupakan keinginanku sebagai seorang muslim yang meyakini akan adanya kehidupan surga meskipun tujuan utamaku beribadah pada Allah adalah hanya semata-mata karena aku sangat mencintai-Nya. Surga adalah muara hadiah atau balasan dari amal perbuatan selama di dunia.

26

Page 27: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Semoga aku dapat selalu terhubung pada-Nya dan mendapatkan kasih sayang-Nya dalam setiap aktifitas yang kulakukan.

Dengan landasan cinta seperti ini maka apapun yang kulakukan akan terasa indah. Bukankah peranan rasa menempati posisi yang penting dalam diri. Apa jadinya bila tidak ada rasa dalam hidup kita, semua yang kita perbuat akan terasa hambar atau hampa. Rasa cintaku pada Allah memang masih harus selalu dipupuk dan dirawat dengan baik. Oleh karena itu, makanan ruhani menjadi sangat penting peranannya bagiku.

Malam itu adalah malam terakhirku berada di Madinah. Aku berniat untuk memanfaatkannya demi mendapatkan sesuatu yang istimewa. Ya, aku ingin bersujud dan berdoa di Raudhah kembali, salah satu tempat yang sangat istimewa dan diberkahi Allah.

Dengan keistimewaan yang telah Allah berikan pada tempat itu maka tidaklah heran jika banyak sekali jamaah masjid Nabawi yang berbondong-bondong mengantri untuk dapat beribadah di tempat tersebut. Mereka rela menunggu giliran dalam waktu yang lama walaupun harus berdesak-desakkan bahkan seringkali harus bersitegang dengan para petugas bagi sebagian orang yang tidak sabar dalam menjalani proses penantian itu.

Untuk menuju Raudhah bagi jamaah wanita bukanlah sesuatu yang mudah. Adanya jadwal jam-jam kunjungan serta proses penantian yang panjang dan berlapis merupakan sebagian alasan yang kutahu dan pernah kualami.

***

Sudah sejak sore tadi aku datang ke Masjid Nabawi ini untuk mencoba peruntungan diperkenankan-Nya menuju Raudhah. Sebelumnya, aku telah datang sebelum waktu sholat dzuhur. Ternyata keberuntungan belum ada dipihakku, jadwal kunjungan ke Raudhah bukanlah sebelum dzuhur sebagaimana informasi yang kudapat dan bukanlah setelah ashar seperti yang dikatakan oleh seorang petugas kebersihan masjid. Jadwal kunjungan ke raudhah yang benar adalah sekitar pukul 10 malam saat itu.

Godaan untuk pergi berbelanja di malam terakhir berada di Madinah ini alhamdulillah dapat kuatasi. Memang ada beberapa barang menarik yang sebenarnya ingin kubeli namun aku berniat untuk melupakannya saja. Pesanan teman untuk membawakannya susu unta pun masih teringat dalam benakku, aku berharap agar temanku tidak kecewa karena aku tidak mampu memenuhinya. Rencana pergi ke peternakan unta memang sudah gagal total akibat adanya perbaikan jalan menuju ke peternakan itu sedangkan aku tidak berhasil menemukannya di supermarket yang kudatangi.

Kira-kira pukul 10.30 malam aku berangkat kembali ke Masjid. Berbekal harapan akan diberikannya kesempatan oleh Allah, kusiapkan diriku dengan dzikir-dzikir dan doa-doa yang selalu menyertaiku. Rasa tenang dan tawakal atas segala kehendak Allah datang menyelimutiku, hingga ringan rasa kakiku melangkah. Sesampainya aku di masjid, segera kulakukan sholat-sholat sunnah dan kembali berdzikir.

Momen yang ditunggu-tunggu pun tiba, para petugas mengatur jamaah untuk duduk pada posisi yang telah ditetapkan berdasarkan asal negaranya. Seperti pengalaman ke Raudhah beberapa hari sebelumnya, warga negara Indonesia bergabung dengan warga negara tetangga seperti Malaysia dan Brunai. Kami berkumpul di salah satu bagian masjid dan menunggu panggilan dari petugas untuk melanjutkan perjalanan menuju raudhah secara bertahap. Beberapa kelompok negara telah dipanggil dan mulai berbondong-bondong berjalan menuju batas tahap pengantrian yang kedua.

Sebagian orang terlihat berlari-lari mendahului sebagian yang lain, hal itu juga pernah aku lakukan saat menuju raudhah untuk pertama kalinya namun untuk pengalaman yang ke-dua ini, aku berusaha untuk lebih sabar dan mengikuti segala aturan yang berlaku dalam menjalani proses penantian ini.

Penantian pertama menuju batas penantian selanjutnya pun akhirnya dapat kulalui dengan baik. Tidak ada ketergesa-gesaan dan kekhawatiran akan tidak mendapatkan tempat untuk sholat di Raudhah nantinya. Semua kupasrahkan pada Allah saja sambil terus memohon agar diberikan kesempatan sekali lagi untuk memanjatkan doa dan sholat di tempat istimewa tersebut.

27

Page 28: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Sambil menanti giliran, aku, temanku dan beberapa orang menyempatkan diri untuk mendirikan sholat sunnah. Melalui sholat Hajat yang kulakukan, kubisikkan harapanku pada Tuhan agar bisa diberi kelancaran menuju Raudhah dan diberi kesempatan untuk bertafakur di sana.

Selesai sholat, kembali aku mendengarkan penjelasan dari seorang Ustadzah pemimpin rombongan jamaah dari Brunai Darussalam. Dengan tutur kata yang lembut dan ramah, aku menyimak setiap perkataannya. Letak posisi Raudhah, latar belakang kisah di baliknya, dan apa yang harus dilakukan oleh kami di tempat tersebut dipaparkannya dengan jelas. Aku senang mendapatkan pengetahuan ini. Penjelasan ini membuat ibadahku menjadi lebih terarah karenanya. Selanjutnya, ustadzah itu membimbing jamaahnya untuk membaca doa-doa yang ada di dalam Buku Panduan Ibadah Haji dan Umroh yang mereka bawa. Tak mau kehilangan kesempatan ini, aku pun ikut pula berdoa bersama setelah dipinjamkan buku oleh salah satu jamaahnya.

Malam semakin larut, akhirnya kesempatan yang kutunggu-tunggu datang juga. Aku dan rombongan jamaah dari negara-negara serumpun itu pun berjalan tanpa tergesa-gesa menuju batas penantian selanjutnya. Sekali lagi kutunaikan sholat Hajat sambil menunggu ke tahapan terakhir.

Tidak berapa lama berselang, kami pun bergerak maju ke tahapan terakhir yaitu Taman Surga yang mulia, Raudhah. Di shaf urutan pertama itu kutunaikan sholat-sholat sunnah dan setelahnya kucurahkan isi hatiku kepada Sang Maha Mendengar. Doa-doa pengharapanku pun meluncur disusul dengan membacakan doa-doa titipan teman-temanku. Aku yakin, Allah telah mendengar doa permohonanku, selanjutnya Ia pun akan membuatnya menjadi nyata di waktu yang tepat dan terbaik bagiku sebagai hamba-Nya sesuai dengan kesungguhan usaha yang kulakukan.

***

Maha Besar

Saat kumendekat pada-Mu,

Kau lebih dekat mendekat padaku Saat ku melangkah pada-Mu,

Kau berlari mendekat padaku

Saat kuminta satu,

Kau beri lebihSaat kuminta lebih,

Kau beri berlimpah

Ringan tubuhku dalam cahaya-MuKau dekatkan aku pada kebaikanKau jauhkan aku pada keburukanSungguh kecil aku dihadapan-MuSungguh besar Engkau dihadapanku

Anugrah 23Air Zam-Zam Penuh Doa

Masih berlinang air mataku saat berjalan meninggalkan Raudhah. Berkali-kali kutengok kembali ke belakang, berusaha kupandangi lagi tempat yang sangat bersejarah itu. Di tempat itulah telah kupanjatkan

28

Page 29: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

segala doa dan kugantungkan harapan-harapan indahku. Aku bersyukur akan kesempatan yang telah diberikan oleh Allah, Tuhanku.

“Ya Allah kabulkanlah segala doa dan harapan indah kami. Engkaulah sesungguhnya yang maha mengabulkan doa. Kemana lagi kami harus memohon pertolongan selain pada-Mu. Apabila Kau berkehendak maka tidak akan ada yang mustahil bagi-Mu.”

Kukuatkan hati meninggalkan Raudhah, taman surga itu. Kuyakini diriku bahwa suatu saat nanti aku pasti akan kembali ke tempat suci ini lagi. Terus kulangkahkan kaki perlahan menyusuri masjid Nabawi ini.

Waktu itu sekitar pukul 13.30 malam, sampailah aku di sebuah bagian dari masjid ini, tempat berjajarnya kumpulan water jar berukuran besar berisi air zam-zam. Seperti biasa, setiap kali selesai sholat aku akan meminum segelas air zam-zam lebih dahulu sebelum kembali ke penginapan. Mataku pun segera tertuju pada water jar yang bertuliskan “not cold” lalu kuambil sebuah gelas plastik yang telah tersedia di tempat itu dan kuisi penuh. Selanjutnya, aku duduk menghadapkan tubuhku ke arah kiblat, doa-doa mohon kesembuhan pun mengalir melalui mulutku.

Menjelang doa terakhir, sebuah tangan menepuk pundakku dengan lembut. Segera kudongakkan kepalaku ke arah orang tersebut. Tampaklah sesosok wanita muda nan cantik berada di sampingku yang sedang bersimpuh. Segelas air zam-zam disodorkannya padaku sambil mengucapkan satu kata dalam bahasa Arab yang tidak kumengerti. Menyadari ketidak fahamanku, ia pun memperlihatkan gerakan meniup. Seketika aku langsung mengerti maksudnya, segera kulanjutkan doa terakhirku dan kutiupkan perlahan pada air dalam gelasnya.

Sambil tersenyum manis, wanita itupun menganggukkan kepala tanda terima kasih. Segera ia melangkah menjauh untuk memberikan air itu kepada seorang ibu yang sedang menggendong anak kecil yang mungkin saja adalah adiknya. Senyum manis dan anggukan kepala kembali kudapatkan pula dari ibu itu. Kuperhatikan dirinya sejenak untuk mengetahui apa yang akan dilakukannya pada air minum yang telah kutiupkan doa tadi. Ternyata ibu tersebut meminumkan air tadi ke mulut anak kecilnya. Semoga dengan perantaraan air zam-zam yang berkhasiat itu, kesembuhan dapat segera diwujudkan oleh Allah SWT.

''Lekas sembuh ya, Nak!” ucapku dalam hati.

Anugrah 24Karunia Mencium Hajar Aswad

Perjuangan untuk dapat mencium hajar aswad atau batu hitam di salah satu sudut Kabah memang bukanlah hal yang mudah. Untuk sampai ke sudut itu, kita akan terdesak ke sana ke mari terbawa arus orang-orang yang sedang sama-sama berjuang untuk menciumnya. Pada akhirnya ada yang berhasil mencium namun ada pula yang gagal.

Memperhatikan banyaknya orang yang saling sikut dan dorong dalam usaha mencium hajar aswad sebenarnya membuatku ngeri dan khawatir. Mereka rela menyakiti saudaranya sesama muslim untuk dapat mencium hajar aswad, sebuah hal yang tidak termasuk dalam rukun haji atau umroh. Dengan kata lain, mencium hajar aswad itu tidak wajib dilakukan oleh para jamaah haji maupun umroh.

Pada awalnya aku memang telah memperhatikan bahwa tidaklah mudah mencapai lokasi tempat hajar aswad itu diletakkan. Namun demikian, aku bertekad kuat untuk dapat menciumnya karena menurut informasi yang kuketahui, Rasulullah pun pernah mencium batu dari surga itu.

Aku memohon pada Allah agar diberi berbagai kekuatan yang baik dalam seluruh bagian tubuhku, kekuatan tubuh agar aku dapat bertahan dalam kerumunan jamaah yang sangat banyak dan dapat mengantarkanku memenuhi tekadku tanpa harus menyakiti orang-orang di sekelilingku. Selanjutnya, aku pasrahkah diriku pada Allah akan hasilnya kemudian. Surah Al Fatihah pun segera meluncur dari mulutku diikuti oleh dzikir-dzikir lainnya.

29

Page 30: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Selesai berdoa, aku dan seorang teman dengan dibimbing oleh ustadz mulai melangkahkan kaki menuju area tawaf di seputar Kabah. Tidak berapa lama, kami sampai di belakang kerumunan orang yang memiliki tujuan sama. Saat itu kami hanya bisa berdiri di balik pembatas yang berupa tali besar berwarna merah. Pembatas itu dipegangi oleh beberapa orang petugas berseragam. Dengan tegas mereka melarang orang-orang yang berusaha memaksakan diri untuk melewatinya. Kami pun berusaha tetap sabar menanti tali pembatas itu dibuka hingga menit-menit pun berlalu disusul dengan perginya ustadz meninggalkan kami untuk keperluan lain. Alhamdulillah akhirnya penantian kami tidak sia-sia. Tidak berapa lama kemudian, tali pembatas itupun di lepaskan dan para petugas pergi menjauh dari lokasi.

Kini, perlahan-lahan aku dan teman mulai memasuki kerumunan hingga kami terdesak dalam kumpulan orang-orang yang pada umumnya laki-laki dengan tubuh dan tenaganya yang besar, aku pun terpisah dengan temanku. Namun, dalam waktu yang tidak berapa lama, aku berhasil melewati itu semua dengan mudah hingga pada akhirnya bisa berada di depan hajar aswad dalam suasana yang lowong, seperti berada di dalam sebuah lingkaran pembatas. Tanpa gangguan apapun, akhirnya kesempatan untuk mencium batu hitam itupun terbuka lebar.

Kumasukkan kepalaku ke dalam lubang tempat penyimpanan batu tersebut kemudian kucium sejenak dan kukeluarkan lagi kepalaku darinya. Aku tak ingin berlama-lama mencium batu tersebut karena masih banyak orang yang juga ingin menciumnya.

''Loh! koq nggak ada orang yang mengantri,'' ucapku dalam hati saat aku membalikkan tubuh dan menengok ke sekeliling. Sepertinya ada sebuah pembatas jarak antara diriku dengan orang-orang yang berkerumun.

''Mungkin aku terlalu cepat waktu menciumnya tadi,'' pikirku.

''Apa harus kucium lagi sekarang?“ kembali bergayut pikiran di kepalaku.

Segera kusadari bahwa aku tidak boleh mementingkan diriku sendiri meskipun ada kesempatan untuk menciumnya lagi. Sambil mengucap syukur pada Allah atas kesempatan yang telah diberikan, aku pun berjalan menembus kerumunan orang-orang, melawan arus untuk berusaha ke luar dari tempat itu sambil menuju sisi Kabah lainnya. Setelah berhasil ke luar, kupandangi lagi kerumunan orang-orang tersebut, mataku mencari-cari temanku yang terpisah. Dalam beberapa waktu lamanya, akhirnya aku dapat bertemu lagi dengan temanku itu, ia juga berhasil mencium hajar aswad. Teringat momen saat kami berangkulan di salah satu sisi Kabah setelah melakukan sholat sunnah dan saling mendoakan satu sama lain. Kami menangis bersama penuh haru. Kami juga berdoa memohon pada Allah agar bisa kembali lagi ke Kabah.

Alhamdulillah, selama menjalankan ibadah umroh ini, aku diberi kesempatan mencium hajar aswad sebanyak tiga kali pada hari yang berbeda-beda dengan segala kemudahan dari Allah. Semoga jumlah ini tidak berlebihan dan tetap mendapat ridho dari-Nya. Aku bersyukur atas anugrah Allah ini.

''Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi). Ia berasal dari surga dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan kembali ke surga sebelum Kiamat.“ (HR. Siti Aisyah)

Anugrah 25Tasbih Ajaib

''Subhanallah, Allahu Akbar!'' teriakku dalam hati ketika sedang berdiri melaksanakan sholat sunnah, rakaat pertama di depan Kabah. Bagaikan mimpi, ketika kubuka kedua kelopak mataku yang sebelumnya terpejam, serasa ada sesuatu yang menempel membentuk kalung di leherku. Ternyata benda itu adalah tasbih hitam. Kupegang erat beberapa biji tasbih itu dengan tangan kanan sementara tangan kiri masih dalam posisi bersedekap. Ya, tasbih hitamku telah melekat kembali di leherku seperti kalung.

Tasbih hitam itu memang baru saja lenyap disaat aku terdorong ke sana ke mari sewaktu akan mencium hajar aswad sebelumnya. Pada saat melihat padatnya kerumunan orang-orang yang akan mencium

30

Page 31: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

hajar aswad, aku sempat menitipkan tasbihku pada penjagaan Allah. Aku memohon agar Allah menjaga tasbih yang kukalungkan di leherku itu agar tidak hilang bila aku masuk dalam kerumunan orang-orang tersebut. Dan apapun yang akan terjadi, aku pasrahkan semua itu pada Allah saja.

Setelah selesai mencium hajar aswad, aku bersiap-siap untuk melaksanakan sholat dhuha di salah satu sisi kabah, tidak jauh dari maqom Ibrahim. Saat itulah aku baru menyadari bahwa tasbihku telah lenyap dari leher. Meskipun ada sedikit rasa sedih di hatiku namun aku berusaha untuk pasrah akan hal itu dan memulai sholat.

Seperti biasa, aku sering memejamkan mata saat berdiri sewaktu membaca bacaan-bacaan sholat. Ini kulakukan sebagai usaha untuk lebih fokus. Ternyata Allah membuktikan penjagaan-Nya, saat aku membuka mata, tasbihku telah kembali berada di leherku.

Kulanjutkan rakaat sholatku dengan berusaha khusyu walaupun masih tersisa senyum kekaguman dan kegembiraan yang tersungging di bibirku. Peristiwa kembalinya tasbih itu memang telah membuatku terheran-heran tak percaya. Bagaimana mungkin, sebuah benda yang telah hilang dan telah kupastikan tidak melekat lagi di leherku dengan tiba-tiba muncul dengan sendirinya kembali ke leherku semula. Sungguh sebuah keajaiban yang datangnya dari Allah saja.

Tasbih hitam itu adalah tasbih pemberian Bapak Haji Bambang Irawan, pendiri Pusat Terapi NurSyifa’ sekaligus Guru Besar. Beberapa waktu lalu aku dan para pasien lainnya diberikan tasbih itu. Tasbih istimewa bukan seperti tasbih pada umumnya karena ia bertuliskan nama-nama Allah atau Asmaul Husna pada setiap bijinya. Selain itu, tasbih tersebut telah berisi energi Asma Allah yang tersimpan di dalamnya, semakin sering digunakan untuk berdzikir maka akan semakin kuat energinya.

Meskipun istimewa, tasbih tersebut tetaplah sebuah tasbih yang fungsinya sebagai sarana menghitung dzikir-dzikir yang kupanjatkan. Aku tidak boleh menganggapnya secara berlebihan hingga terkesan seperti jimat atau sejenisnya. Aku sangat khawatir apabila hal-hal yang demikian dapat membawa kesesatan bagi diriku. Semoga aku selalu terhindar dan diberi perlindungan keselamatan dari Allah karena hanya kepada Allah saja tempat sebaik-baiknya meminta pertolongan.

Anugrah 26Rasa yang Kembali

''Pernahkah kau merasa hatimu hampa? Pernahkah kau merasa hatimu kosong?''

Sebait lagu dari Band Ungu ini, mengingatkan aku akan sebuah kejadian saat melaksanakan ibadah umroh. Berawal dari rasa bahagia yang tidak terhingga atas kesempatan yang diberikan Allah padaku hingga aku dapat mencium hajar aswad dilanjutkan dengan aneka sholat sunnah dan doa di tempat-tempat istimewa, aku kembali ke hotel dengan riang gembira. Saat itu kira-kira pukul 10 pagi.

Rasa gembira dan takjub karena telah berhasil menembus kerumunan orang-orang yang berebut ingin mencium hajar aswad telah membuatku terlena. Aku masih saja tergeletak bermalas-malasan di atas kasur empuk hotel Rehab Al-Firdaus yang terletak tidak begitu jauh dari Masjidil Haram ketika telah datang panggilan sholat dzuhur. Aku pun terus menunda-nunda panggilan itu, sempat terlintas dalam hati untuk sholat di kamar saja karena rasanya aku baru saja pulang dari Masjid, saat waktu ashar nanti barulah aku akan kembali sholat di masjid.

Waktu pun terus bergulir sampai akhirnya jam telah menunjukkan kira-kira pukul dua siang. Akhirnya dengan cukup berat kupaksakan diriku untuk berwudhu dan pergi menuju Masjidil Haram untuk menunaikan sholat dzuhur sekaligus menunggu waktu ashar.

Setelah berjalan kaki kira-kira 10 menit, sampailah aku di Masjid megah nan luas tempat Kabah berada sebagai pusat kiblat umat Islam seluruh dunia. Kupandangi Kabah lekat-lekat, dzikir, dan doa-doa pun terucap dari bibirku namun setelah beberapa lama.

31

Page 32: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

''Oh Tuhan, apa yang telah terjadi padaku? Mengapa aku tidak dapat merasakan apa-apa, ya Allah?'' pekikku dalam hati.

Hatiku tidak tersentuh lagi ketika melihat Kabah. Hatiku bagai batu yang tak bernyawa. Kabah-Mu terlihat biasa saja, tidak terlalu istimewa. Hanya sebuah bangunan kotak persegi empat berwarna hitam yang sibuk dikelilingi oleh banyak orang.

''Dimana rasa itu ya Allah? Dimana rasa takjub dan kekagumanku saat melihat Kabah-Mu? Dimana rasa kebersyukuranku atas nikmat-Mu yang telah memanggilku datang? Dimana rasa kerdilnya aku di hadapan keMaha Besaran-Mu? Dimana rasa cinta dan kasih sayangku yang begitu besar pada-Mu? Dimana rasa yakinku atas keMaha Kuasaan-Mu, ya Allah? Dimana semua rasa itu, ya Rabb?''

Perasaan yang kurasakan saat itu adalah hampa belaka. Ya, hanya ada hampa, hampa, dan hampa. Tidak ada setetes pun air mataku yang terjatuh. Sungguh hambar dan sangat tidak menyenangkan sama sekali ketika tidak Kau berikan semua rasa yang seharusnya itu, rasa yang pernah kurasakan sebelumnya.

Semua ibadah yang kulakukan dari mulai sholat Dzuhur sampai Ashar hanya terasa hampa saja yang kudapatkan. Aku pun berusaha keras mengevaluasi diri atas apa yang telah kulakukan sebelumnya. Akhirnya aku pun teringat bahwa aku telah menunda-nunda waktu sholat Dzuhur, aku lebih mementingkan diriku dengan bermanja-manja dan terlena di kasur empuk sedangkan Engkau telah memanggilku untuk menyembah-Mu. Sebuah kebiasaan buruk yang masih sering kulakukan.

''Astagfirullahal adzhim,'' telah Kau tegur aku dengan menghilangkan rasa itu. Berulang-ulang istigfar kuucapkan, memohon ampun atas kelalaianku pada Allah. Alhamdulillah saat Maghrib tiba, berangsur-angsur semua rasa telah Kau kembalikan lagi. Aku bahagia dan bersyukur karenanya.

Saat di dalam masjid itu, aku juga sempat dua kali kehilangan tasbih hitamku. Untunglah aku masih dapat menemukannya kembali setelah berusaha keras mengingat-ingat letak tasbih yang tanpa sengaja tertinggal di bagian-bagian masjid yang sebelumnya kutempati.

Sholat Maghrib kemudian kulakukan berjamaah. Sholat kala itu pun terasa begitu haru. Air mata bahagia kembali dapat menetes dari mataku yang berkaca-kaca seiring dzikir dan doa yang kupanjatkan dengan segenap jiwa. Beberapa lama kemudian, seorang ibu memberikan aku sebuah roti kebab ukuran besar dengan beragam campuran isi di dalamnya dan sekotak minuman rasa jeruk yang menyegarkan. Selain itu, seorang wanita Arab bercadar juga memberikanku beberapa butir ruthab atau buah kurma basah yang terasa manis. Alhamdulillah perutku pun kenyang, hatiku juga senang.

Kembali hatiku berbunga-bunga, segala rasa menyelimutiku saat tawaf yang kemudian kulakukan bersama dua orang teman baruku, ibu-ibu baik hati yang berasal dari Kepulauan Riau. Layaknya seorang anak kecil yang mendapat perlindungan ekstra, dua ibu itu menggandeng tangan kiri dan kananku dengan cukup erat selama 7 kali mengelilingi Kabah, Subhanallah.

Dua rakaat setelah tawaf disusul dengan sholat Isya berjamaah menutup malamku di Masjidil Haram. Masih bersama dua ibu tersebut, aku berjalan meninggalkan masjid menuju hotel hingga kami harus berpisah di persimpangan jalan menuju arah yang berbeda. Saat itu aku hanya mengenakan kaus kaki tanpa sepatu hitam yang biasa kupakai. Sepatu yang kutitipkan pada teman itu tersimpan di salah satu bagian masjid yang tidak kuketahui letaknya sejak aku terpisah dengan temanku itu saat Ashar tadi.

***

Dalam Doaku

Ya Allah, Ya Tuhanku Sungguh Engkau Maha PengampunAmpunilah segala dosa-dosaku pada-MuJuga pada hamba-hamba-Mu dan makhluk-makhluk-MuTerlalu banyak kesalahanku selama iniTak kuasa aku menghitungnya

32

Page 33: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Seiring usiaku yang semakin bertambahBermakna berkurang jatah tarikan nafasku di dunia fana

Ya Allah, Ya Tuhanku Sungguh Engkau Maha Tahu Apapun yang ada dalam hatiku Tak kan terlewat satupun dari penglihatan-MuHatiku ini sungguh masih sering terombang-ambingTerbuai manisnya godaan duniaAtas nama kata "bahagia" yang fanaBukan "bahagia" dalam makna yang sesungguhnya

Ya Allah, Ya TuhankuSungguh Engkau Maha PengasihKasih-Mu tiada terhinggaBegitu luas melebihi samudraBegitu tinggi melewati awanBegitu dalam menembus inti bumiTak sanggup aku menggambarkanTiada kata yang tepat yang dapat mewakilinya

Ya Allah, Ya TuhankuIjinkan aku menghadap-MuDengan segala kepasrahan jiwaApa adanya diriku

Hamba yang lemah tanpa kekuatan dari-Mu

Hamba yang hina tanpa kasih sayang dari-MuNamun hamba sangat merindukan dan mencintai-MuSangat mengagungkan dan meyakini-Mu

Ya Allah, Ya TuhankuDi depan Kabah-Mu aku bertambah kecilDi depan Kabah-Mu aku tak berdayaDi depan Kabah-Mu aku bukan siapa-siapaDi depan Kabah-Mu aku hanya bisa takjubDi depan Kabah-Mu aku hanya bisa memohonDi depan Kabah-Mu aku hanya bisa bersujudDi depan Kabah-Mu aku hanya bisa menangis

Ya Allah, Ya TuhankuHamba bersyukur atas panggilan-MuAku datang menemui-Mu, Ya AllahTerima aku dalam ridho-MuBegitu besar harapanku pada-MuPanggil aku lagi, Ya AllahJadikan ini yang pertamaNamun bukan yang terakhir

33

Page 34: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Anugrah 27Ilmu Luar Biasa dari Program Buka Aura Nur Illahi

Kondisi kesehatan tubuhku semakin lama semakin membaik, selanjutnya aku mengikuti program Buka Aura Nur Illahi yang dipimpin oleh Mas Reno Wilopo sebagai Guru Pembimbing Utama. Dalam paket yang kupilih, aku dibimbing oleh beberapa orang terapis secara bergantian dan juga oleh Mas Reno sendiri.

Buka Aura Nur Illahi atau biasa disingkat dengan BANI NurSyifa’ adalah sebuah pelatihan untuk meningkatkan potensi dan kemampuan kecerdasan potensial secara spiritual. Dalam Program Buka Aura ini, peserta dibimbing tentang bagaimana caranya untuk mengaktifkan, menumbuhkan, dan memantapkan keberadaan Nur Illahi (Cahaya Illahi) dan Nur Asmaul Husna (sifat-sifat Allah) yang ada di dalam diri. Tentunya program ini sangat bermanfaat untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Berbagai ilmu diberikan pula dalam pelatihan ini. Berkali-kali aku dibuat takjub oleh kehebatan ilmu-ilmu tersebut. Ada ilmu Kepekaan Gerak, Kepekaan Rasa, Kepekaan Mata Bathin, Tuntunan Illahi, dan sebagainya. Ilmu-ilmu tersebut sungguh luar biasa dan sangat bermanfaat. Guru berpesan agar ilmu-ilmu tersebut hanya digunakan untuk kebaikan saja.

Berbagai kisah keajaiban seringkali terjadi pada peserta Buka Aura. Pada umumnya mereka tidak menyangka bahwa keajaiban itu akan dialaminya karena biasanya itu adalah sesuatu yang luar biasa dan mungkin sulit untuk diterima akal pada umumnya.

Semua keajaiban itu kupercayai bahwa datangnya dari Tuhan, bila diri kita berusaha untuk terus mendekat pada Allah niscaya Ia akan lebih mendekat lagi pada kita. Allah memang sangat luar biasa. Ia mampu mewujudkan keinginan atau permohonan hamba-Nya, tentunya apabila Ia menghendakinya.

Dengan ilmu kepekaan gerak, contohnya kita bisa memohon pada Allah agar menggerakkan diri kita ke arah datangnya rejeki, baik rejeki kesehatan, kekayaan, dan sebagainya. Ilmu Kepekaan Rasa biasanya digunakan untuk mendeteksi kondisi sesuatu misalnya keberadaan hawa kegelapan, mendeteksi “niat” seseorang, dan lain-lain.Semoga aku dapat memanfaatkan terus ilmu-ilmu itu untuk kebaikan semata. Terima kasih Guruku, juga atas doa-doa yang kau ajarkan padaku:

Ya Allah, aku minta dan aku mohon agar dalam keseharianku, pada apapun yang aku lihat, aku dengar, aku baca, aku rasakan, aku perhatikan, semoga semua menjadi petunjuk dan pengetahuan yang bermanfaat dan

dapat kumanfaatkan sebagai bekal hidup di dunia dan di akhirat.

Anugrah 28Aku Jatuh Cinta

"Yaa Muqollibal Quluubi tsabbit qalbii 'alaa diinik: Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hati kami dalam agamamu." (Diriwayatkan Tirmidzi dari hadits Anas bin Malik)

Hanya syukur yang dapat ku panjatkan atas segala anugrah berbagai keajaiban yang telah Allah perlihatkan padaku melalui kejadian-kejadian yang kualami saat umroh. Semua itu adalah sebagian bukti kasih sayang-Mu yang begitu besar pada hamba yang mencintai-Mu ini. Allah mendengar doa-doaku, Ia juga menjaga dan melindungiku. Allah memberiku kebahagiaan dan Ia pun menegurku di saat aku lalai. Sungguh Allah Maha Segalanya. Betapa semua itu membuatku rindu untuk kembali ke Baitullah.

Begitulah sesuatu yang kupanggil Tuhan, meskipun aku belum diperkenankan untuk melihat-Nya saat ini namun aku dapat merasakan keberadaan-Nya melalui ciptaan-Nya dan tanda-tanda kebesaran yang ditunjukkan oleh-Nya. Untuk mengumpamakan wujud Tuhan, tentulah aku dan semua tak akan mampu

34

Page 35: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

karena perumpamaan itu pastilah penuh dengan keterbatasan pandangan manusia belaka. Kelak jika Allah menghendaki, aku pasti melihat-Nya di surga.

Allah berada di Arsy atau singgasana-Nya yang sangat tinggi namun ia juga dekat dengan hamba-Nya yang beriman. Ia sangat istimewa dan dapat berlaku demikian karena Ia-lah yang menciptakan segalanya. Ia tidak dibatasi dimensi ruang dan waktu. Ia sungguh Maha Berkuasa, tidak ada yang mustahil bagi-Nya bila Ia menghendaki. Bila ada manusia yang menyangsikannya, itu pasti karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki manusia itu.

Terima kasihku pada Allah atas segala cinta yang diberikannya padaku. Bukan semata-mata mengharap surga dan menghindari neraka namun aku telah jatuh cinta pada-Nya, sebagai Tuhan, kekasih, dan sahabatku.

''Ya Allah, aku jatuh cinta pada-Mu, semakin cinta.''

"Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ali Imran

[3]: 31)

''Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha

Pemberi.'' (QS. Ali Imran [3]: 8)

***

Dialah Allah

Menyebut nama-Nya adalah keindahanMemanggil-Nya adalah pengharapanMenyembah-Nya adalah kenikmatanMentauhidkan-Nya adalah kejujuranMenduakan-Nya adalah pendustaanMenerima takdir-Nya adalah kepatuhanMenjalani takdir-Nya adalah keikhlasanMeyakini-Nya adalah perwujudanMenuju-Nya adalah keridhoanMengenalkan-Nya adalah kewajibanMengingat-Nya adalah senyumanMencintai-Nya adalah kesempurnaan

Anugrah 29Berbagi Cinta

Siang itu kulangkahkan kaki menuju tempat terapi, bukan untuk menjalani terapi seperti biasanya namun untuk pergi bersama teman-teman ke acara Bakti Sosial Pengobatan Gratis bagi masyarakat umum. Kali ini bakti sosial diadakan di salah satu masjid di kawasan Bekasi.

Sejumlah orang telah berkumpul di dalam masjid yang sederhana itu. Tidak hanya dari kalangan tua namun ada pula dari kaum muda, dan anak-anak. Berbagai keluhan penyakit pastinya dirasakan oleh mereka. Aku tidak mengetahui dengan pasti, penyakit-penyakit apa saja yang sedang mereka derita. Namun bagi para terapis, mendeteksi keberadaan penyakit pada tubuh seseorang sudah menjadi kegiatan sehari-harinya.

Berbeda dengan para terapis, keberadaanku di sana hanya sebatas membantu para penderita menyiapkan dirinya untuk diterapi, membantu membagikan buku dzikir, membagikan minuman, serta

35

Page 36: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

makanan. Aku senang dapat ikut serta dalam program bakti sosial ini. Ternyata meskipun aku sedang sakit, aku masih bisa berbuat sesuatu untuk mereka meskipun sangat kecil.

Sebelum terapi di mulai, salah seorang terapis memberikan pencerahan tentang pentingnya mendekat pada Allah dan tata cara berdoa yang baik. Ia juga mengingatkan bahwa sesungguhnya Allah lah yang menyembuhkan segala penyakit, ia dan para terapis lainnya hanyalah sebagai sarana dalam membantu tercapainya kesembuhan.

Melihat para penderita sedang berusaha mengikuti terapi dengan sungguh-sungguh, aku teringat masa-masa ketika awal terapi dulu. Kala itu, aku pun berusaha untuk berkonsentrasi memusatkan diri agar hati ini hanya tertuju pada-Nya. Aku berdoa agar Allah segera mewujudkan kesembuhan bagi mereka. Kesembuhan dari rasa sakit yang diderita juga menjadikan mereka sebagai orang-orang yang lebih banyak berdzikir atau mengingat Allah.

Anugrah 30Jalan Kaki 12 Jam

''Naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali,'' senandungku terdengar di antara lebatnya pepohonan dan licinnya jalan ini.

Menempuh perjalanan dengan berjalan kaki atau hiking selama enam jam memang sungguh melelahkan. Jalan terjal mendaki membuat lututku serasa mau copot sedangkan jalan setapak yang menurun dan licin membuatku lelah karena harus menahan berat tubuhku agar tidak terguling jatuh ke bawah.

Diawali dengan berdesak-desakan di antara berjubelnya penumpang kereta api kelas ekonomi dari stasiun Kebayoran Lama, aku dan teman-teman memulai petualangan yang sungguh menantang ini. Di dalam kereta yang panas dan penuh sesak dengan bau keringat yang beraneka ragam, kami berdiri berhimpitan seperti ikan asin yang sedang dijemur. Beragam cerita mengalir di kereta ini, sekedar untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan. Sesekali aku mengomentari cerita dari teman-teman walupun terkadang tidak begitu penting tapi aku berusaha menikmatinya.

Setibanya di stasiun Rangkas Bitung, Banten, kami segera mencari mobil yang menuju desa Ciboleger. Desa ini merupakan pintu masuk menuju perkampungan Baduy Luar dan Baduy Dalam. Kembali kami harus berhimpit-himpitan duduk seadanya. Beberapa penumpang ada juga yang duduk di atap mobil angkutan berwarna merah ini. Salah seorang temanku yang belum sempat sarapan pagi sebelum berangkat mengeluh sakit perut dan akhirnya mabuk perjalanan karena tak kuat menahan goncangan keras mobil yang lincah ini.

***

Berbeda dengan pengalaman pertamaku pergi ke Baduy, yaitu sekitar tahun 1994 lalu, kondisi kesehatanku pada perjalanan kali ini tidaklah dalam kondisi yang fit. Sebagian orang yang menyayangiku menyarankan agar aku mengurungkan niat dan lebih berkonsentrasi pada pemulihan kesehatan meskipun aku merasa tidak ada yang terlalu perlu dikhawatirkan tentang hal itu.

Didorong oleh rasa kangenku pada kenikmatan pengalaman pertama ke Baduy, keinginan hatiku untuk membuktikan bahwa aku masih sanggup melakukan perjalanan jauh, dan rasa cintaku pada alamlah yang membawaku kembali ke sana.

Bermandikan hujan gerimis, kami memulai petualangan dengan gembira. Tidak percuma aku pergi dengan membawa semangat juang '45 karena kalau tidak aku mungkin sudah merengek membujuk teman-temanku untuk kembali pulang ke rumah.

Ungkapan penuh kebersyukuran sering terucap dari mulut kami dikala melihat pemandangan indah yang terhampar. Subhanallah, Allahu Akbar.

36

Page 37: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber

kehidupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rizkinya.” (QS. Al-Hijr [15]: 19-20)

Tubuhku yang basah menjadi sedikit menggigil kedinginan. Beberapa kali kakiku keram, jari-jari tangan dan kaki mengerut apalagi setelah menyebrangi beberapa aliran air dan sungai. Berbekal tongkat kayu sederhana yang banyak dijual di sana dan bantuan seorang pemandu, serta porter kecilku, aku bersyukur masih dapat bertahan.

Seringkali aku dan teman-teman beristigfar memohon ampun dan perlindungan Allah disaat tubuh kami terhuyung-huyung diterpa hujan dan rasa dingin. Langkah kaki pun seringkali gontai, terpeleset licinnya jalan setapak yang harus dilewati. Tidaklah heran, beberapa dari kami beberapa kali terjatuh karenanya.

Menurut seorang pemandu, ada beragam kenangan selama menjadi pemandu bagi para pengunjung yang ingin menjelajah kampung Baduy. Ada pengunjung yang sangat semangat hingga dapat menempuh perjalanan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Namun kecepatan mereka tentunya masih jauh berbeda dibandingkan dengan kecepatan para penduduk kampung itu sendiri. Penduduk Baduy Dalam hanya memerlukan waktu 2 jam untuk menempuh satu kali perjalanan sedangkan pengunjung pada umumnya harus memakan waktu selama 4 sampai 6 jam. Tidak jarang, adapula pengunjung yang tidak sanggup melanjutkan perjalanan karena sakit atau menyerah terhadap tantangan perjalanan yang dilalui sehingga sang pemandu harus kembali mengantar mereka ke luar Baduy.

Untuk mengurangi sedikit kepenatan yang melanda sesekali kami beristirahat sejenak di gubuk-gubuk yang ditemui. Sekedar meluruskan kaki dan meminum beberapa teguk air sudah lebih dari cukup bagi kami.

Cuaca mulai gelap, kami harus segera sampai ke tujuan agar tidak kemalaman di jalan. Akan semakin sulit bila harus berjalan di kegelapan malam hanya dengan berbekal beberapa senter kecil. Cerita-cerita mistik yang kudengar dari teman saat mengunjungi daerah ini, tiba-tiba menghantui perasaanku. Segera kulantunkan lagi dzikir-dzikir yang kuyakini dapat menjadi sarana-Nya dalam melindungiku dan teman-teman. Kamipun berusaha mempercepat langkah menuju desa Cibeo, perkampungan Baduy Dalam tempat kami menginap malam itu.

Alhamdulillah dengan semangat dan kekuatan yang ada akhirnya kami berhasil melalui perjalanan panjang penuh tantangan ini sebelum pukul 7 malam. Segera kutunaikan sholat Maghrib, bersyukur atas keberhasilan perjalanan yang melelahkan ini terutama bagiku yang sedang sakit.

***

Menginap di salah satu rumah penduduk Baduy Dalam adalah pengalaman yang sulit untuk dilupakan. Segala kesederhanaan dan keramah tamahan memenuhi kehidupan mereka. Berbeda dengan daerah-daerah perkampungan lain yang kuketahui, penduduk Baduy terutama Baduy Dalam masih jauh lebih alami dan terjaga dari pengaruh-pengaruh budaya luar. Mereka juga sangat memegang falsafah hidup yang menurut mereka telah diamanahkan oleh Tuhan lewat para leluhurnya.

Malam belumlah larut. Setelah makan seadanya, ingin rasanya aku merebahkan tubuh untuk menghilangkan rasa penat disekujur badan namun mata ini belumlah mengantuk. Sebenarnya, aku juga ingin keluar rumah untuk melihat bintang dan bulan namun karena cuaca yang kurang mendukung, masih agak gerimis serta letihnya tubuhku terpaksa niat kubatalkan. Cukuplah dengan berbincang-bincang dengan beberapa penduduk setempat yang datang ke rumah ini mengenai kehidupan dan budaya mereka sambil diselingi kelakarku dan teman-teman menjadi penghantar mata kami untuk bisa terpejam beberapa jam.

Di tengah malam yang sunyi senyap, aku terbangun dan merasakan sakit di leherku, kurasa akibat tidak memakai bantal seperti biasanya. Saat itu waktu menunjukkan pukul 1.30 malam. Perlahan aku mencoba untuk duduk dan bertayamum untuk sholat malam. Terpaksa aku tidak berwudhu dengan air karena air yang disimpan di bambu-bambu telah habis kami gunakan sebelumnya sedangkan bila harus pergi ke sungai sendirian di malam gelap gulita, rasanya aku belum punya nyali sekuat itu.

37

Page 38: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

“Ya Allah, Ya Tuhanku, aku bersyukur atas segala karunia yang telah Engkau berikan pada kami, masih Kau berikan kekuatan dan kesempatan padaku yang sedang sakit ini dan pada teman-temanku hingga dapat menapakkan kaki di sebuah kampung terpencil di atas bukit yang sulit dijangkau. Jadikanlah petualangan kami ini penuh kebaikan dan hindarkanlah kami dari segala keburukan. Hanya pada Engkaulah kami memohon perlindungan dan kekuatan. Amin Ya Robbal Alamin.”

Semoga Allah menerima sholatku dan mewujudkan doa-doaku . Kemudian aku kembali terlelap dalam tidurku di malam yang dingin dan sunyi itu.

Keesokan harinya, kamipun kembali melanjutkan 6 jam perjalanan untuk tiba di perbatasan perkampungan Baduy untuk selanjutnya meneruskan perjalanan lagi hingga sampai ke rumah masing-masing. Alhamdulillah akhirnya aku berhasil menjalani petualanganku yang penuh tantangan namun menyenangkan ini meskipun aku sedang sakit. Sungguh sebuah kemampuan dan kekuatan yang telah diberikan oleh Tuhan pada diriku terutama pada kakiku yang tidak terbayangkan sebelumnya.

***

Kepal Tangan Ini

Dalam kepal tangan iniKugenggam segala keyakinanKurengkuh segala harapan

Dalam kepal tangan iniTerburai segala keraguanTercerai segala kelemahan

Kuat semakin kuatMengukuhkan segala citaMeredam segala nestapa

Anugrah 31Energi Nur Syamsi

Sabtu pagi sekitar pukul 6, kulangkahkan kakiku dengan tergesa-gesa menuju ujung gang. Kemudian aku pun menaiki mobil angkot menuju stasiun kereta api. Sebuah alat transportasi umum andalanku bila ingin pergi ke Menteng untuk menjalani terapi pengobatan.

Dengan segera aku menanyakan jadwal keberangkatan kereta menuju Jakarta kepada penjaga loket penjualan karcis. Beruntungnya aku karena kereta yang kumaksud akan tiba di stasiun Pondok Cina ini dalam beberapa menit lagi.

Alhamdulillah akhirnya kereta itu muncul dan membawaku meluncur menuju stasiun Gondangdia. Sasaran berikutnya adalah ojek. Ojek adalah kendaraan yang sangat bisa diandalkan bila sedang mengejar waktu. Kutahan sedikit ujung jilbab yang kukenakan dengan tanganku, khawatir deru angin akan mengintip rambutku.

5 menit kurang dari pukul 7 akhirnya aku tiba di lokasi yang kutuju. Hari ini memang berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Rasanya belum pernah aku pergi sepagi ini ke Menteng. Kebetulan juga hari ini adalah hari libur. Biasanya aku menjalani terapi pada waktu malam hari sepulang dari sekolah tempat aku bekerja.

38

Page 39: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Beberapa teman ternyata telah lebih dahulu sampai di lokasi hingga akhirnya terkumpullah sejumlah 7 orang. Tidak lama kemudian, salah seorang terapis yang kami tunggu-tunggu pun tiba dan rencana kegiatan pagi itu segera dimulai.

Pada awalnya, sang terapis memaparkan teknik pelaksanaan kegiatan yang akan kami lakukan. Ia membimbing kami berdoa agar Allah memberikan perlindungan keselamatan pada diri kami serta meridhoi usaha atau kegiatan kami dalam rangka menyerap energi positif yang Allah turunkan pada sinar matahari. Energi positif yang dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh terutama dalam hal kesehatan. Seperti dalam sebuah artikel science yang kubaca bahwa paparan unsur sinar matahari tertentu yang baik dan cukup diserap tubuh dapat membantu terbentuknya vitamin D yang baik untuk kesehatan kulit. Selain itu, unsur tersebut juga dapat melindungi kita dari berbagai jenis kanker. Namun kita harus pula berhati-hati karena tidak semua unsur pada sinar matahari adalah baik untuk kesehatan, tetapi sebaliknya malah merugikan dan dapat mengakibatkan penyakit kanker juga, yaitu kanker kulit. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan khusus bila ingin menyerapnya secara langsung.

***

''Subhanallah indahnya,'' ucapku penuh syukur pada Yang Maha Kuasa.

Aku tidak menyangka kalau akhirnya aku diberikan-Nya kesempatan untuk dapat menyaksikan keindahan warna-warna dalam sinar matahari pada saat menatapnya di halaman rumahku keesokan harinya. Hari sebelumya, yaitu di pusat terapi, aku memang belum berhasil menatapnya.

Warna merah, kuning, dan biru terlihat jelas berada di seputar lingkaran sinar matahari. Semburat aneka warna lain juga turut memancar keluar. Sebelum melihat warna-warna itu, aku melihat adanya lapisan bulat berwarna abu-abu yang tepat menutupi matahari sehingga mataku mampu menatapnya dan melihat fenomena warna-warna indah tersebut dalam waktu beberapa menit.

Aku terpana oleh keindahannya, takjubku pada Allah akan ciptaan-Nya. Kupejam mataku sesaat kemudian kutatap tubuh orang-orang yang ada, ternyata ada warna-warna yang melekat pada tubuh mereka. Pada umumnya berwarna kuning, warna itu ada yang diam dan ada juga yang bergerak-gerak. Warna ini mungkin disebut energi yang berada pada diri seseorang. Semakin sehat seseorang (secara lahir maupun bathin) maka akan semakin memancar warna kuning cerah dalam tubuhnya itu.

Sungguh sebuah contoh kebesaran Allah yang diberikan pada manusia. Semoga aku dapat mengambil manfaat positif dari ciptaan-Nya itu sehingga menjadi bernilai positif pula bagi diriku. Wallahu alam bisshowab.

Anugrah 32Seketika Rasa Sakit Itu Lenyap

''Astagfirullahal adzim, ya Allah ampunilah diriku, angkat dan hilangkan rasa sakit ini ya Allah,'' rintihku malam itu. Sakit perut ini begitu menusuk-nusuk, rasa mulas yang teramat sangat mengingatkan aku semasa hamil besar menjelang persalinan.

Dengan memaksakan diri kugerakkan tubuhku untuk sekedar memiringkan posisi sedangkan untuk melangkahkan kaki rasanya aku sudah tak kuat lagi melakukannya sendiri. Dengan bantuan suami, akhirnya aku dapat melangkah perlahan-lahan menuju tempat tidur. Kubaringkan tubuhku yang sudah tak berdaya. Hanya lantunan dzikir dan doa-doa yang dapat kupanjatkan. Aku berharap rasa sakit ini akan berkurang karenanya.

Sudah dua hari ini perutku memang terasa sakit dan pinggangku serasa mau patah hingga aku mengalami kesulitan berjalan. Kini aku sudah tidak dapat melakukan sholat dalam posisi berdiri seperti biasanya karena sakit, terpaksa aku melakukannya dalam posisi duduk.

39

Page 40: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Kuakui bahwa kondisi tubuhku yang cenderung melemah adalah akibat dari kelalaianku sendiri. Aku sering menunda-nunda waktu sholat. Aku sudah mulai tidak konsisten mengerjakan ibadah-ibadah sunnah. Dzikir-dzikirku menurun baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Seringkali aku memakan jenis makanan atau masakan yang memang harus dihindari sepenuhnya. Dan yang juga sangat berpengaruh adalah karena aku tidak lagi teratur menjalani proses terapi pengobatanku itu juga dalam hal meminum obat.

Ketegaranku benar-benar sedang diuji. Akupun berusaha untuk berpikir jernih, seketika aku teringat akan guruku yang juga sebagai pendiri pusat terapi tempatku berobat. Segera kuambil telepon seluler yang ada di sampingku untuk menghubungi beliau.

Telepon pertamaku tidak tersambung, mungkin sinyalnya sedang terganggu, saat itu Pak Haji memang sedang tidak berada di Menteng melainkan di Puri NurSyifa', di daerah Gadog. Tidak berapa lama kemudian, aku berusaha menghubunginya lagi. Alhamdulillah, kali ini telepon dapat tersambung dengan baik.

Setelah memberitahukan kondisiku, Pak Haji pun langsung membimbingku berdoa melakukan terapi pengobatan. Meskipun aku tidak berhadapan dengannya secara langsung, alhamdulillah beliau tetap bisa mengobatiku lewat terapi jarak jauh. Ia berdoa untukku begitupula denganku, kami memohon kesembuhan pada Allah. Ia juga memintaku untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW secara terus menerus.

Sungguh ajaib! Setelah beberapa menit berlangsung, rasa sakit di dalam perutku berangsur-angsur menghilang hingga akhirnya aku dapat berdiri tegak dan berjalan tanpa bantuan seseorang untuk memapah tubuhku.

Kembali ku bersyukur pada Allah yang telah menghilangkan rasa sakit di tubuh ini dengan perantaraan guruku. Hatiku pun berubah menjadi gembira seperti sediakala. Keyakinanku menjadi bertambah mantap akan keMaha Kuasaan Allah. Apabila Allah menghendaki sesuatu terjadi maka akan sangat mudah untuk mewujudkannya.

''Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah!' maka jadilah sesuatu itu. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan

kepada-Nya kamu dikembalikan.'' (QS. Yasin [36]: 82-83)

Anugrah 33Memburu Hantu

Menurut pengamatan Bapak Haji Bambang, kondisi rumahku tidak bersih. Awalnya aku sedikit kaget mendengar pernyataannya itu karena maksud “tidak bersih” dalam hal ini adalah tidak bersih dari unsur-unsur negatif atau hawa-hawa kegelapan. Lebih jauh, Pak Haji Bambang memintaku untuk segera membersihkan rumahku dari unsur-unsur negatif tersebut.

Aku berusaha berpikir keras tentang hal ini. Perlu waktu yang cukup untuk mendiskusikannya dengan suamiku tentang bagaimana cara membersihkan rumah kami. Selama kami tinggal di rumah itu, rasanya kami belum pernah melakukan ritual pembersihan rumah dari unsur-unsur negatif. Beberapa tahun lalu, aku memang pernah melihat dua bayangan anak kecil yang sedang berlari memasuki salah satu ruangan dalam rumah kami namun aku tidak terlalu menganggapnya serius bahwa itu adalah sebangsa makhluk halus atau lainnya.

Pernyataan Pak Haji mau tidak mau terekam dalam ingatanku dan suami. Sejak saat itu, kami sering mengevaluasi kondisi keadaan rumah yang mungkin selama ini telah mempengaruhi kondisi emosi dan kesehatan keluargaku, yaitu orang-orang yang tinggal di dalamnya. Aku masih sering terpicu nafsu amarah bila berada di dalam rumah terutama saat sedang merasa lelah atau saat menghadapi anak-anakku yang agak sulit diatur. Kondisiku ini juga dirasakan oleh suami dan anak-anakku, akibatnya kami seringkali terlibat keributan bahkan untuk hal yang terbilang sepele.

40

Page 41: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Setelah berpikir cukup panjang, akhirnya kami memutuskan untuk membersihkan rumah kami sendiri. Memang sangat terdengar tidak masuk akal pada mulanya karena kami memang tidak memiliki kemampuan untuk hal seperti itu, yaitu sebagai “Pemburu Hantu atau Ghost Buster”. Untuk melakukan hal demikian tentunya aku harus “berguru” atau belajar ilmunya lebih dahulu pada seseorang yang memang mampu melakukannya. Segera aku menghubungi guruku yang lain yaitu Mas Reno Wilopo, yang juga adalah anak dari Bapak Haji Bambang Irawan.

Dengan jelas kuceritakan maksud hatiku pada Mas Reno tentang rencana pembersihan rumah itu. Aku sangat berharap agar Guru berkenan mengajariku ilmu pengusir unsur-unsur negatif yang sangat kuperlukan itu. Alhamdulillah aku beruntung ternyata Guru mau mengajariku dan membimbing atau mengarahkan aku saat melakukan prosesi atau ritualnya nanti. Kebetulan aku tidak sendiri dalam melakukannya, masih ada suami dan adik yang siap membantu. Suamiku akan membantu berdoa sedangkan adikku akan turut mengeluarkan makhluk-makhluk gelap yang ada di dalam rumahku. Kebetulan adikku juga telah mengikuti Program Buka Aura Nur Ilahi sama sepertiku yang memang dipimpin atau diketuai oleh Guru.

Waktupun berlalu, cuaca di luar mulai gelap, kini sinar matahari telah digantikan oleh sinar lampu-lampu jalan dan lampu-lampu rumah. Kami menyiapkan diri dengan membuat benteng perlindungan diri yang kuat agar aman dan terlindung dari pengaruh kekuatan gelap yang ada.

Menjelang pukul 7 malam, aku mengungsikan 3 orang anakku ke rumah kakak yang letaknya tidak jauh dari rumah. Aku khawatir bila mereka akan terkena pengaruh negatif nantinya. Ketika semua sudah terkondisikan dengan baik, akupun segera menelpon Guru untuk memulai kegiatan yang mendebarkan tersebut.

Dari ujung telepon, kami mengikuti pengarahan dari guru setahap demi setahap. Kami memohon pada Allah agar meridhoi usaha kami ini dan memberikan kami kekuatan dalam mengeluarkan unsur-unsur negatif tersebut.

Kegiatan kami awali dengan pembersihan sebuah ruangan. Aku dan adikku mulai beraksi, kami berusaha untuk berkonsentrasi melakukannya. Tangan-tangan kami bergerak-gerak membuat gerakan menarik karena sepertinya ada sesuatu yang cukup berat yang sedang kami tarik ke luar. Untuk melihat makhluk gaib itu dengan mata bathin memang kami belum mampu, kami hanya bisa merasakannya saja. Sempat terlintas dalam pikiranku, apa jadinya bila aku dapat melihat makhluk itu, mungkin aku sudah berlari ketakutan dibuatnya. Berkali-kali kami melakukan gerakan menarik-narik tersebut hingga peluh mulai menetes dari tubuh kami. Sesekali aku berhenti untuk beristirahat, aku perlu mengumpulkan tenagaku kembali untuk memulainya lagi.

Setelah beberapa menit berlalu, kamipun menghentikan gerakan kami untuk selanjutnya mendeteksi lagi apakah hawa gelap tersebut telah keluar dari ruang kamar tersebut. Alhamdulillah kami berhasil. Aku sangat gembira mengetahui hasil kerja keras kami, kemudian kami segera melanjutkan tugas yaitu membersihkan ruangan-ruangan lainnya.

Saat proses berlangsung, adikku sempat mual dan muntah-muntah, mungkin sedikit banyak terpengaruh oleh kegiatan kami tersebut. Setelah menghabiskan waktu sekitar lebih dari 30 menit, proses pembersihan itupun selesai. Kami sekeluarga merasa bersyukur karenanya.

Alhamdulillah kegiatan pembersihan rumah itu telah membuahkan hasil yang baik, hari-hari yang kami lalui setelahnya menjadi lebih tenang dan lebih baik. Nafsu amarah sedikit banyak telah berkurang, kami menjadi lebih sabar dan nyaman berada di dalam rumah. Kuucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas ilmu yang telah diberikan oleh Guruku, Mas Reno Wilopo.

41

Page 42: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Anugrah 34Cahaya di Atas Cahaya

''... Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu.'' (QS. An Nur [24]: 35)

Cahaya Allah kuyakini masuk ke dalam diri memenuhi setiap bagian tubuhku. Cahaya putih terang yang dapat menghapus segala kekotoran diri dan jiwa. Kupejam mata ini sambil tersenyum menikmatinya.

Tauhid terucap diselingi dengan doa-doa mengukir hati. Berharap kasih sayang tak terhingga dari Allah untukku dan semua hamba-Nya di bumi tercinta. Bumi yang indah penuh pesona walaupun hanya dapat dinikmati sementara, jauh dari keabadian. Tempat iman manusia diuji dengan kenikmatan atau mala petaka, menjadikan semakin kuat keyakinan pada Allah atau justru sebaliknya.

Dalam doaku, kubayangkan diri ini sedang berlari lincah di taman hijau nan luas dengan riang. Tidak ada rasa duka dan rintihan kesakitan, hanya ada senyum dan tawa menghias wajah. Berjuntai sudah curahan hatiku pada-Nya kemudian kututup dengan mengucap syukur, alhamdulillah.

***

Aku sembuh.

Aku sehat.

Aku kuat.

Aku tegar.

Aku hebat.

Aku bersemangat.

Aku berlimpah rizki.

Aku mencintai diriku.

Aku mencintai saudaraku.

Aku mencintai Allah.

Aku bahagia.

Kata-kata penyemangat bertaburan keluar dari mulutku. Kata-kata ajaib yang dapat membangitkan jiwa yang terkulai juga menerangi jiwa yang redup.

''Ketika kita berkomunikasi atau berbicara pada diri kita sendiri, itu artinya kita juga sedang berbicara pada Allah. Apa yang kita ucapkan pasti di dengar oleh Allah dan itu yang diwujudkan. Apabila kita mengatakan hal-hal yang negatif tentang diri kita sendiri, misalnya ucapan keluhan, maka keluhan itulah yang akan terjadi dan kita rasakan,'' ucap Mas Reno di sebuah kesempatan.

''Masalah itu bersifat netral, apabila kita menghadapinya dengan sikap negatif justru akan memicu munculnya masalah-masalah lain namun bila kita menghadapinya dengan sikap positif maka masalah itu akan dapat terselesaikan dengan baik dan seandainya tidak, minimal masalah itu tidak berkembang,'' tambah Mas Reno.

Aku berusaha untuk terus meyakini dan memantapkan keyakinanku bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mewujudkan. Amin.

***

42

Page 43: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Mendamba

Dalam gelap ku bersujud Bertabur doa kan terwujud 

Cahaya-Nya jauh merasuk jiwa Begitu hangat semakin terasa 

Yakinkan hamba wahai Sang Kuasa Impianku kan datang pada saatnya 

Kusiapkan diri dan segenap jiwa Menuju kemilau indah cahaya-Nya

Anugrah 35Aku Sembuh

Untuk lebih mengoptimalkan hasil terapi pengobatanku, Bapak Haji Bambang Irawan memintaku untuk melakukan terapi di villanya yaitu di daerah Gadog, Ciawi-Bogor. Villa itu diberi nama Puri NurSyifa’. Saat itu aku pergi bersama suami dan anak sulungku yang berusia 12 tahun.

Sebelum terapi dimulai, kami berbincang-bincang dengan Pak Haji tentang potensi-potensi yang ada dalam diri manusia dan potensi itu akan menjadi sesuatu yang sangat luar biasa apabila telah diaktifkan.

Tanpa terduga, Pak Haji kemudian menunjukkan sesuatu yang telah membuatku takjub atas keMaha Kuasaan Allah yang diberikan pada manusia sebagai hamba-Nya. Ia membukakan mata bathin anakku agar dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh manusia pada umumnya secara kasat mata. Dengan mata bathin yang telah diaktifkan, anakku dapat melihat organ-organ tubuhku. Ia dapat melihat jantung yang berdenyut, paru-paru dan rongga perutku. Anakku mengatakan bahwa rongga perutku berwarna gelap atau hitam dan menurut Pak Haji itu menandakan bahwa kondisi di daerah perutku masih sakit.

Selanjutnya, Pak Haji meminta anakku untuk membersihkan daerah perutku yang gelap agar menjadi terang benderang dengan gerakan tangan seolah-olah sedang menghapus dan membuang sesuatu. Lama kelamaan dengan dibantu Pak Haji, rongga perutku menjadi bersih. Masih dengan rasa takjub, aku berterima kasih karenanya.

Setelah beristirahat beberapa saat, kembali Pak Haji memintaku untuk melakukan terapi pengobatan lanjutan. Proses terapi yang dilakukan memang masih tetap sama dengan yang dilakukan di Pusat Terapi di Jakarta. Aku duduk di sebuah kursi, mengucapkan niat, syahadat, dan berdzikir, serta berdoa memohon kesembuhan pada Allah Yang Maha Esa namun jumlah dan kekuatan energi yang dibangkitkan lebih banyak dan lebih kuat daripada di Jakarta, kira-kira itulah perbedaannya.

Kembali, Pak Haji meminta anakku untuk membersihkan penyakit dalam tubuhku, untuk beberapa saat ia mampu namun berikutnya ia merasa kelelahan. Kemudian Pak Haji melanjutkan hingga terapi selesai.

Menurut anakku dan Pak Haji tubuhku kini telah bersih dari penyakit yang ada. Aku sangat bersyukur karenanya dan mengucapkan banyak terima kasih. Aku harus meyakini hal itu dan juga meyakini segala keMaha Kuasaan Allah. Ketika Allah berkehendak untuk mewujudkan sesuatu maka tidak ada yang tidak mungkin dan tidak akan ada yang dapat memajukan atau memundurkan waktunya.

Bila aku masih tetap merasakan sakit tentunya itu adalah akibat dari perbuatanku sendiri dan Allah memang belum berkehendak untuk mengangkat penyakit itu dari tubuhku. Ada 5 hal yang menjadi landasan kesembuhan di Pusat Terapi NurSyifa’ yaitu: Allah telah mengampuni dosa-dosa besar yang telah dilakukan,

43

Page 44: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

banyak berdzikir pada-Nya, memvisualisasikan terus bahwa penyakit telah lenyap dari tubuh, melakukan terapi dan minum obat dengan teratur, serta selalu berpikir positif dalam setiap perbuatan.

Aku menyadari bahwa tingkat keimanan dalam diriku masih saja sering berfluktuasi. Aku masih sering menurutkan hawa nafsuku dengan makan-makanan yang harus dihindari sehingga itu mempengaruhi tingkat kesembuhanku. Selain itu, dzikir-dzikirku pun masih terbilang sedikit, masih saja waktuku sering terbuang untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Aku pun tidak selamanya konsisten untuk teratur mengikuti terapi pengobatanku. Semoga aku masih diberi kesempatan untuk dapat menjalani kehidupanku dengan lebih baik selanjutnya.

Anugrah 36Guruku, Motivatorku

Di atas kursi putar itu kuhenyakkan tubuhku yang cukup lelah setelah perjalanan di siang hari. Sinar mentari yang cukup menyengat tadi untunglah tidak sampai membakar kulitku hingga menjadi gelap. Kini di dalam ruangan sejuk dan nyaman itu, kuhempaskan perlahan rasa lelah yang menyelimuti tubuh. Jari-jari tanganku yang sedikit gemetar masih akibat lelah tadi berangsur-angsur menghilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. Hanya ada semilir udara dingin yang berhembus dari mesin pendingin ruangan, hawa itu merasuk ke dalam pori-pori kulitku untuk terus menjelajah lebih jauh ke dalam. Nyaman!

Aku tertegun menatap sebuah layar monitor flat yang menempel di dinding. Sebuah fakta yang ada di dunia ini, kisah nyata yang menyentuh hati terpampang di hadapanku. Kisah itu bergulir terus hingga hatiku mengharu biru karenanya hingga beberapa menit berlalu dan film itu pun selesai diputar. Rasanya tidak akan mudah bagiku untuk melupakan bayangannya dalam sekejap mata. Film itu sangat membekas, mengisi ruang dalam rongga kepalaku, dan mengetuk bagian hati nuraniku cukup keras. Nyaliku menciut.

Seorang pemuda dalam layar monitor itu tampak sedang mengungkapkan kisah hidupnya. Sekilas tidak tampak adanya kelainan dalam diri pemuda tersebut ketika hanya bagian wajahnya yang terlihat. Lama kelamaan wajah pemuda itu disorot mengecil perlahan hingga terlihat bagian-bagian tubuhnya yang lain beserta latar belakangnya. Hatiku sedikit tersentak, ternyata tubuhnya tidak sempurna, ia tidak memiliki dua lengan dan kaki seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Meskipun terlahir dengan kondisi badan yang tak sempurna namun si pemuda itu tetap berusaha tegar menjalani hidup. Ia dapat bersekolah hingga meraih sarjana. Ia juga menceritakan tentang pentingnya berusaha bangkit, bangkit dari keadaan tak berdaya menjadi hidup lebih bermakna. Ia mengibaratkan dirinya yang terjatuh, bukan hanya sekali ia mencoba untuk kembali berdiri namun bisa sampai berulang kali hingga seratus kali ia mencobanya hingga akhirnya ia berhasil. Sungguh begitu keras perjuangannya menghadapi hidup.

Selain itu, Guru juga memutarkan sebuah film lain tentang perjuangan seorang pasien penyakit kanker pankreas dalam menjalani hidupnya. Meskipun aku pernah menontonnya namun aku sangat tidak keberatan melihatnya lagi. Pasien itulah yang juga telah menjadi salah seorang motivator, penyemangat hidupku untuk terus berjuang.

Banyak bersyukur pada kondisi yang telah diberikan Allah padaku, mungkin itulah maksud Guru memutarkan film itu untukku. Orang tidak melihatku seperti orang yang sedang sakit, aku terlihat sehat-sehat saja dan aku masih bisa beraktifitas, itu juga harus selalu disyukuri.

Di saat aku sedang terpuruk bagaikan seorang penerjun payung yang tengah terjun dari pesawat tanpa memakai payungnya adalah perumpamaan yang mungkin cocok buatku. Aku belum memiliki bekal keimanan yang kuat dalam menghadapi cobaan hidupku ini pada awalnya, akibatnya kondisi kesehatanku menjadi semakin lemah, terlebih lagi disaat aku melihat gambar-gambar para penderita penyakit kanker yang sangat mengenaskan di internet beserta perkiraan usia hidupnya. Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam alam pikiranku.

44

Page 45: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

''Apakah aku mampu bertahan?''

''Apakah jatah umurku untuk hidup di dunia ini akan segera berakhir?''

''Bagaimana kehidupan anak-anakku nantinya, apakah mereka akan baik-baik saja sepeninggalku nanti?''

''Bagaimana dengan pendidikan anak-anakku, apakah mereka dapat menjadi orang-orang yang berhasil nantinya?''

''Bagaimana dengan suamiku? Apakah ia akan mampu mendidik anak-anak dengan baik?''

Akibatnya, seringkali aku menangis tersedu atau hanya meneteskan air mata tanpa terduga baik di tempat tidur, di kursi, di atas lantai, maupun di atas sajadah, menangis akibat sedih yang tak tertahankan. Peristiwa ini memang bukan hanya terjadi di rumah, di tempat terapi, di sekolah, di kendaraan, bahkan ia juga bisa saja terjadi di ruas-ruas jalan yang pernah kulewati. Sungguh perih yang menyayat rasanya.

Beberapa kali aku menceritakan kondisi kesehatan dan kondisi jiwaku yang tertekan pada Guru, aku berharap agar hatiku menjadi lebih lega setelahnya tanpa bermaksud membagi kesedihan. Aku bersyukur ternyata Guru bersedia mendengar semua itu dan memberikan nasihat-nasihatnya yang sangat berguna untuk meneguhkan kembali jiwaku kala mulai terpuruk.

''Tabah sampai akhir, bangun pemikiran yang baik, baca dan lihat hal-hal yang baik, lakukan kebaikan-kebaikan, jadikan setiap detik penuh arti nilai yang ibadah. Mantapkan!“ itulah bunyi salah satu pesan SMS balasan yang dikirimkan oleh Guru.

Seperti seorang motivator, ya Guru memang adalah salah satu penyemangatku untuk bisa mengarungi cobaan ini dengan baik. Beberapa kali Guru mengatakan bahwa aku harus bisa menghadapinya dengan sikap terbaik. Sebuah sikap yang penuh dengan nilai positif di dalamnya. Selalu berpikir lebih dari segi positifnya atas apapun yang kita hadapi di dunia ini, bila demikian maka selalu ada hikmah yang dapat kita lihat di balik peristiwa hidup itu.

''Motivasi yang berasal dari luar (ekstern) akan lebih cepat lenyap dalam diri namun motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri (intern) karena kita telah membangunnya akan lebih dapat bertahan lama sehingga apabila suatu saat kita sedang merasa gundah maka kita dapat segera kembali bangkit untuk terus melangkah menjalani hidup dengan baik,“ begitulah kira-kira ucapan dari Guru.

Guru juga banyak memberikan kemudahan bagiku dan yang lainnya untuk mencari ilmu, ia tidak segan-segan memberikan pelajaran-pelajaran yang sangat bermanfaat baik secara langsung maupun lewat media, misalnya CD pelatihan dan film-film inspiratif.

Aku sangat bersyukur dapat bergabung dengan Pusat Terapi NurSyifa’ dan mengenal guru-guru yang luar biasa, hamba kesayangan Allah yang selalu mengajak pada kebaikan, menunjukkan kebenaran, serta memotivasi semua untuk dapat menjalani hidup dengan sikap terbaik dan mendekat pada Allah.

Pusat Terapi NurSyifa’ memang bukan hanya memberikan pelayanan terapi pengobatan dan peningkatan potensi diri namun Terapi NurSyifa juga telah banyak mengubah manusia “biasa” menjadi “luar biasa”, lebih baik dan lebih bertakwa pada Tuhan. Salah satu kelebihan Terapi NurSyifa’ adalah mampu mengajak para pasiennya untuk berdzikir, berdzikir dengan ikhlas dan sebanyak-banyaknya dengan hanya berharap ridho Allah semata.

Banyak pasien yang pada awalnya masih merasa “jauh” dengan Tuhan dan belum terbiasa berdzikir menjadi insan yang lebih sholeh/baik dan rajin berdzikir, berusaha mendekat pada Allah. Bahkan ada pasien yang pada awalnya tidak mengenal lafadz syahadat dan shalawat akhirnya mampu membacanya hingga bilangan yang sangat banyak setiap harinya. Subhanallah wal hamdulillah.

45

Page 46: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Anugrah 37Guruku

Hari itu aku dan teman-teman serta keluarga besar NurSyifa' berkumpul di Puri NurSyifa' di daerah Gadog, Jawa Barat. Kami merayakan syukuran atas hari lahirnya guru-guru kami, yaitu Bapak Haji Bambang Irawan S. dan Mas Reno Wilopo.

Kuucapkan terima kasih atas kebaikan hati mereka, guru-guru luar biasa yang sering membuatku takjub atas limpahan ilmu dari Allah yang diturunkan pada mereka. Ilmu-ilmu kebaikan yang digunakannya untuk kebaikan pula, menolong orang banyak dan selalu mengajak kami untuk lebih mendekat pada Allah dengan rajin beribadah dan berdzikir serta berbuat baik pada semua. Betapa banyak orang yang mendapat manfaat dari keberadaan mereka, guru sungguh membimbing kami menuju jalan cahaya.

“… dan apabila dikatakan: 'Berdirilah kamu,' maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Allah Maha Teliti atas apa yang kamu kerjakan.’’ (QS. Al Mujadalah [58]: 11)

Selain mengobatiku, Guru juga memberikan ilmu-ilmu luar biasa yang sangat bermanfaat. Ilmu pengetahuan yang dapat menambah kuat keimananku akan keMaha Kuasaan Allah. Justru itulah yang sangat penting bagiku sebagai bekal hidup di dunia yang fana ini menuju kehidupan abadi di akhirat kelak. Aku sangat menyadari bahwa kesembuhan hanya berasal dari Allah dan aku tidak boleh menggantungkan diriku pada siapapun termasuk pada guru-guruku. Mereka berusaha mengobatiku, hasilnya kupasrahkan pada Allah semata. Apapun yang diberikan Allah akan kuyakini bahwa itu adalah yang terbaik bagiku dalam pandangan-Nya dan aku memohon pada Allah agar selalu dibukakan hikmah di baliknya agar aku dapat mengambil pelajaran karenanya.

Guru juga sering mengingatkan diriku juga para pasien lainnya, sebuah hadits qudsi yang berbunyi, “Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepada-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Apabila kita selalu berdoa, memohon pada Allah dengan prasangka yang baik maka Allah akan mengabulkan itu semua dan mewujudkan permohonan kita. Kuakui bahwa hal ini memang terdengar mudah namun pada kenyataannya perlu kesungguhan dan keikhlasan yang luar biasa karena berprasangka baik pada Allah bukan hanya sekedar di mulut saja tapi juga di dalam hati dan diaplikasikan selalu dalam setiap tindakan sehari-hari. Berusaha kuhilangkan sedikit demi sedikit segala keluh kesah atas permasalahan hidup untuk berusaha ikhlas menerimanya dan lebih berserah diri serta meyakini sekuat hati akan adanya pertolongan dari Allah.

Selain itu, Guru sering pula mengutip sebuah ayat dalam Al Qur'an surah Al Mu'min [40] ayat 60 yang berbunyi, ''Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu ....''

''Yakinlah, hanya Allah yang dapat mewujudkan setiap keinginan atau doa hamba-Nya, teruslah berpikir positif, berusaha, dan berdzikir pada Allah," pesan guruku.

‘’Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah.

Mereka itulah orang-orang yang benar.’’ (QS. Al Hujurat [49]: 15)

***

46

Page 47: Anugrah 1 - Terapi NurSyifa' Pengobatan Alternatif ... Buku Anugrah Keajaiban... · Web viewKemudian, tanpa ragu ia menusukkan sebuah jarum pentul di lengan kiriku. Pada saat itu

Guruku

Keindahan budi tercermin dalam sikapmuKesejukan hati terpancar dalam lisanmuKebesaran jiwa penuhi kalbumuSenyum terbaik hiasi wajahmu

Kau pasrahkan dirimu pada Allah semataDalam perlindungan dan ke-Maha Kuasaan-NyaMengharap turun hujan rahmat dari-NyaSerta anugrah kasih sayang yang berlimpah

Mutiara doa meluncur lewat lisanmuBermandikan cahaya firman Allah selaluBerdzikir hati, lisan, dan pikirmuMenuju satu, Tuhan Allah Sang Penentu

Mulia sungguh perbuatanmuMenolong orang juga menebar ilmuMengajak berdzikir pada-Nya disetiap waktuMerubah kami menjadi manusia baru

Betapa Allah merahmatimuMenganugrahkanmu dengan berbagai ilmuKau gunakan semua itu untuk kebaikanSungguh Allah mencintaimu

47