antihiperlipidemia
DESCRIPTION
tugas farmakologiTRANSCRIPT
ANTIHIPERLIPIDEMIA
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan pada
saat ini, dan berkembangnya polifarmasi maka kemungkinan terjadinya interaksi obat makin
besar. Interaksi obat perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi respon tubuh
terhadappengobatan.
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-
obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan
dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakanbersama-sama.
Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika
menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus
tinggal di rumah sakit lebih lama dari pada seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian
karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat
terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter,
sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat keparahan
penyakit atau usia.
Interaksi obat yang tidak diinginkan dapat dicegah bila kita mempunyai pengetahuan
farmakologi tentang obat-obat yang dikombinasikan. Tetapi haruslah diakui bahwa pencegahan
itu tidaklah semudah yang kita bayangkan, mengingat jumlah interaksi yang mungkin terjadi
pada orang penderita yang menerima pengobatan polypharmacy cukup banyak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid / lemak
ddarah melewati batas normal.
Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada
waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali
pada keadaan yang agak berat tampak adanya Xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan
kulit).
2. Hiperlipidemia Sekunder
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misal
: diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia
sekunder bersifat reversible ( berulang ). Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan
metabolisme lemak, seperti β – Bloker , diuretik, kontrasepsi oral (estrogen, gestagen).
2.2 ETIOLOGI
Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik)
Penyebab sekunder, seperti :
1. Usia --> kadar lipoprotein, terutama LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
2. Jenis kelamin pria memiliki kadar LDL lebih tinggi dalam keadaan normal, tetapi
menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.
3. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
4. Obesitas
5. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh, seperti : mentega, margarin, whole
milk, es krim, keju, daging
6. Kurang melakukan olahraga
7. Penggunaan alkohol
8. Merokok
9. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
10. Gagal ginjal
11. Kelenjar tiroid yang kurang aktif
12. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil KB,
kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu).
2.3 Mekanisme terbentuknya Hiperlipidemia
Dalam keadaan normal konsumsi lemak (fat) sekitar 80-120 g/hari. Lemak ini akan
dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus dan disekresikan
ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron. Kemudian kandungan trigliserida
(TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam lemak, gliserol dan kolesterol dengan
perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada permukaan endotel kapiler,
sehingga menjadi kilomikron remnan. Karena permukaan kilomikron remnan ini mengandung
apo B-48 dan apo E yang mempunyai affmitas tinggi dengan reseptor membran hepatosit, maka
kilomikron ini akan terikat dengan hepatosit, mengalami internalisasi dan degradasi oleh enzim
lisosom dengan melepaskan kandungan kolesterolnya ke dalam hepatosit. VLDL berfungsi
mengangkut TG dan sejumlah kolesterol (sintesa de novo) yang dilepaskan oleh hepatosit dan
masuk sirkulasi. Kandungan TGnya juga mengalami degradasi oleh LPL dan dilepaskan ke
jaringan tepi sehingga VLDL berubah menjadi VLDL remnan ( VLDL) atau IDL. Permukaan
IDL ini mengandung apo B-100 dan apo E yang juga beraffinitas tinggi dengan hepatosit. Tetapi
hanya sedikit sekali IDL yang mengalami internalisasi, sebagian besar diubah menjadi LDL dan
tetap beredar dalam sirkulasi. Dalam keadaan normal VLDL ini beredar dalam darah dengan
kadar yang rendah, namun pada kelainan kandungan apeE-nya, kadarnya dapat meningkat dan
bersifat aterogenik (tipe III hiperlipoproteinemia). LDL sendiri tetap mengandung banyak
kolesterol dan apo B-100 yang beraffmitas tinggi dengan reseptor LDL jaringan hepar dan diluar
hepar, dan melepaskan kolesterolnya ke jaring-an tadi. Karena bersihan LDL ini berjalan lambat,
maka sebagian besar kolesterol yang beredar terikat dalam LDL ini. Pada keadaan kekurangan
reseptor LDL akan timbul kelainan tipe IIa hiper-lipoproteinemia yang bersifat aterogenik; selain
itu prekursor HDL dibentuk oleh hepatosit dan menjadi matang selama memasuki sirkulasi
dengan menarik kolesterol dan kelengkapan apoprotein (C-2). Apo C-2 inilah yang
menyebabkan pecahnya kandungan TG kilomikron dan VLDL dalam hepatosit oleh LPL.
Subpopulasi HDL (HDL2) berfungsi mengangkut kolesterol jaringan tepi(terutama dari dinding
uteri) kembali ke hepar, sehingga lipoprotein ini berguna untuk mencegah timbulnya PJK.
Individu dengan kadar HDL tinggi mempunyai korelasi positif terhindar PJK
Ketidakseimbangan antara produksi lipoprotein yang dilepas oleh jaringan tertentu dengan
bersihan lipoprotein itu sendiri dari plasma akan menimbulkan hiperlipoproteinemia dengan
manifestasi klinik tertentu Sifat aterogenik LDL dan VLDL telah banyak dibuktikan. Peninggian
kadar salah satu atau keduanya mempunyai korelasi positif menyebabkan aterosklerosis. Kadar
LDL meninggi karena adanya defisiensi reseptor LDL pada hepatosit atau membran sel jaringan
lainnya, sehingga apo B-100 LDL tidak dapat terikat pada sel jaringan tadi dan tetap bebas
beredar dalam plasma. Pada keadaan normal genesis reseptor LDL ini diatur oleh langsung kadar
kolesterol. Apabila kadar kolesterol meninggi, hal ini akan menghambat transkripsi messenger
RNA(m-RNA) yang akan membentuk reseptor LDL, demikian pula sebaliknya keadaan inilah
yang disebut dengan hiperlipidemia. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi langsung kadar
lipoprotein adalah :
1. Diet : kalori total perhari, jumlah kalori dari lemak, asupan kolesterol
2. Antropometrik : ratio berat - tinggi badan (obesitas)
3. Kebiasaan merokok, kurang gerak, asupan alkohol.
4. Ras
5. Genetika
6. Seks : kadar estrogen (endogen/eksogen)
7. Penyakit lain : diabetes mellitus, hipotiroidea, uremia, sindroma nefrotik.
2.4 GEJALA
Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya
sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di
dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800
mg / dl atau lebih ) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gajala dari
pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat).
2.5 FAKTOR RESIKO
- Aterosklerosis
- Penyakit jantung koroner
- Pankreatitis (peradangan pada organ pankreas)
- Diabetes melitus
- Gangguan tiroid
- Penyakit hepar dan penyakit ginjal
- Penyakit jantung
2.6 DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur
kadar kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida sebaiknya perderita berpuasa dulu minimal selam 12
jam.
2.7 PEMBAGIAN OBAT – OBATAN
Penggolongan obat-obat yang dapat menurunkan lipoprotein plasma :
•Asamfibrat(ex. Klofibrat, Gemfibrozil)
•Resin(ex. Kolestiramin , Kolestipol)
•PenghambatHMGCoAReduktase(ex.Mevastatin, Pravastatin, Lovastatin danSimvastatin)
•AsamNikotinat(ex.Niasin)
•Probukol
•Golongan Lain-lain(ex. NeomisinSulfat, Beta Sitosterol,Dekstrotiroksin, &Bekatul).
Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan kelebihan lipida darah (Hiperlipidemia)
biasanya ditujukan untuk (1) menurunkan produksi lipoprotein oleh jaringan, (2) meningkatkan
perombakan (katabolisme) lipoprotein dalam plasma, (3) mempercepat bersihan kolesterol dari
tubuh. Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi, tetapi harus disertai diet rendah lipid,
terutama kolesterol dan lemak jenuh.
Obat-obat yang dapat digunakan pada hiperlipidemia meliputi :
A. Niasin atau Asam Nikotinat (vitamin B7)
Obat ini mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaan dalam
klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyanangkan
Mekanisme kerja : menghambat lipolisis trigiliserida menjadi asam lemak bebas. Di hati,
asam lemak bebas digunakan sebagai bahan sintesis trigliserida yang selanjutnya senyawa ini
diperlukan untuk sintesis VLDL. VLDL selanjutnya digunakan untuk sintesis LDL. Dengan
demikian obat ini dapat menurunkan kadar trigiliserida (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam
VLDL dan LDL).
Penggunaan : berdasarkan atas kemampuannya menurunkan kadar plasma kolesterol dan
trigliserida, maka digunakan pada hiperlipoproteinemia tipe IIb dan IV dengan VLDL dan LDL
yang meningkat. Niasin juga merupakan obat antihiperlipisemia paling poten untuk
meningkatkan kadar HDL plasma.
Efek samping : kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas) dan pruritus (rasa gatal pada
kulit), pada sebagian pasien mengalami mual dan sakit pada abdomen, meningkatkan kadar asam
urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam urat, toleransi glukosa dan
hepatotoksik.
B. Derivat Asam Fibrat
Termasuk golongan ini adalah Fibrat-Klofibrat-Bezafibrat dan Gemfibrozil yang menurunkan
kadar trigliserida darah. Obat ini sedikit menurunkan kadar kolesterol. Digunakan terutama
untuk menurunkan VLDL pada hiperlipidemia tipe IIb, III dan V. Mekanisme kerja : memacu
aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis trigliserida pada kilomikron dan VLDL.
Efek samping :
1. Efek gastrointestinal : gangguan pencernaan ringan
2. Litiasis : pembentukan batu empedu
3. Keganasan : terutama Klofibrat yang dapat menyebabkan
keganasan terkait dengan kematian
4. Otot : Miositis (peradangan otot polos)
Interaksi obat : berinteraksi dengan antikoagulan Kumarin, sehingga meningkatkan efek anti
koagulan.
Kontra indikasi : pasien dengan kelainan fungsi hati, ginjal atau pasien dengan
penyakit kandung empedu.
C. Resin Pengikat Asam Empedu
Termasuk golongan ini adalah Kolesteramin dan Kolestipol.
Obat dalam golongan ini menurunkan kolesterol dengan cara mengikat asam empedu pada
saluran pencernaan untuk membentuk kompleks yang tidak larut dan diekskresikan melalui
feses. Hal ini memungkinkan adanya interaksi dengan obat-obatan yang juga dapat berikatan
dengan asam empedu, yang khirnya dapat mencegah absorpsi ataupun efek lokal dari obat yang
dipengaruhi.
Penggunaan : obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah obat-obat pilihan
dalam mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan IIb.
Efek samping :
1. Efek gastrointestinal : konstipasi, mual dan kembung
(flatulen)
2. Gangguan absorbsi : mengganggu absorbsi vitamin larut
lemak (A,D,E,K) pada resin dosis tinggi.
Interaksi obat : berinteraksi dengan Tetrasiklin, Fenobarbital, Digoksin, Warfarin, Pravastatin,
Fluvastatin, Aspirin dan Diuretik Tiazid dengan mengganggu absorbsinya dalam usus. Karena
itu, obat-obat tersebut harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam setelah obat resin pengikat
empedu diminum.
D. Probukol
Obat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka obat ini tidak disukai. Namun sifat
antioksidannya penting dalam menghambat aterosklerosis.
Mekanisme : menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang
teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang dimuati oleh kolesterol, menjadi sel busa yang
menempel pada vaskular dan merupakan dasar pembentukan plak pada aterosklerosis.
Dengan demikian, pencegahan oksidasi kolesterol akan menghambat perkembangan
aterosklerosis. Penggunaan : pada hiperkolesteromia tipe IIa dan IIb. Obat ini digunakan jika
antihiperlipidemia lain tidak efektif. Efek samping : gangguan pencernaan ringan.
E. Inhibitor HMG-CoA (Hidroksimetilglutaril koenzim A) Reduktase
Termasuk golongan ini adalah Lovastatin, Pravastatin, Simvastatin dan Fluvastatin.
Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG Co A reduktase dalam sintesis kolesterol, dengan
demikian akan meningkatkan penguraian kolesterol intrasel sehingga mengurangi simpanan
kolesterol intrasel.
Penggunaan : efektif untuk menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis
hiperlipidemia.
Efek samping : kelainan biokimiawi fungsi hati dan gangguan otot (miopati)
Interaksi obat : meningkatkan kadar Kumarin (antikoagulan) sehingga meningkatkan risiko
pendarahan.
Kontra indikasi : ibu hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja.
F. Minyak Ikan
Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam
pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadand-kadang minyak ikan dapat
memperburuk hiperkolesteromia.
G. Terapi Kombinasi
Kadang-kadang perlu memberikan dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan kadar lipid plasma
yang signifikan. Misalnya pada hiperlipidemia tipe II, pasien sering diobati dengan kombinasi
Niasin dan Resin pengikat empedu (Kolestiramin). Kombinasi ini efektif menurunkan kadar
kolesterol LDL dan VLDL plasma. Contoh lain adalah kombinasi HMG CoA reduktase dengan
Resin pengikat empedu, juga efektif dalam menurunkan kolesterol LDL.
Dalam penanganan penyakit hiperlipidemia ini dapat berupa dari obat sintesisi dan
tumbuhan. Pada umumnya intervensi obat antihiperlipidemia ini adalah untuk memperkuat diet
ketat lemak, atau individu yang memang tidak memberikan respon dengan diet saja. Sebelum
dimulai pengobatan, harus dipastikan dulu penyebab timbulnya hiper-lipidemia. Sebab
hiperlipidemia sering terjadi akibat keadaan patologis lainnya seperti diabetes mellitus,
hipotiroidea atau alkoholisme. (hiperlipidemia sekunder) Berdasarkan jenis lipid yang diturunkan
kadar plasmanya, obat antihiperlipidemia dapat digolongkan menjadi :
1. Antihiperkolesterolemia : Resin (kolestiramin, kolestipol), Niacin, Neomisin sulfat, Probukol,
Fibrat, Lovastatin, Dekstrotiroksin.
2. Antihipertrigliserida : Fibrat (Klofibrat, Gemfibrozil, Fenofibrat, Bezafibrat), Niacin, Fish Oil
Kombinasi Masing-masing antihiperlipidemia di atas hanya mampu menurunkan kadar
kolesterol atau trigliserida saja, kecuali niacin yang dapat menurunkan kadar kedua lipid
tersebut. Akan Tetapi penggunan jenis-jenis obat ini mempunyai efek samping. Contohnya,
Niacin menyebabkankulit panas dan gatal sangat mengganggu sekali pada pemakaian setelah 1-2
jam obat ini, sehingga sering kali pasien berhenti minum obat. Klofibrat, berupa nyeri lambung,
mual muntah, diare dan bertambahnya berat badan. Obat ini dapat meningkatkan insiden
kolelitiasis (2-3 X lipat) dan kematian akibat karsinoma karena efek perangsangan sekresi
empedu, sehingga penggunaan-nya sangat dibatasi. Sehingga penggunaan obat dari bahan alami
yaitu tumbuhan lebih aman dan tidak kalah hebatnya dengan obat sintesis. Beberapa jenis
tumbuhan berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kolesterol tinggi
antara lain :
1. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)
2. Asam Jawa (Tamarindus indica L
3. Tempuyung (Sonchus arvensis L)
4. Belimbing manis (averhoa carambola L)
5. Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack)
6. Jamur Linchi
7. Pare
8. Seledri
9. Wortel
10. Apukat
11. Rumput laut
12. Bawang merah
13. Bawang Putih (Allium sativum L.)
14. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)
15. Buncis
16. Morbei
17. Sirih
18. Ankak
19. Labu siam
20. Sambiloto
21. Jamur kuping putih
22. Kunyit (Curcuma longa L.)
23. Terung Ungu (Solanum melongena)
24. Daun Salam (Syzigium polyanthum Walp.)
25. Daun jambu biji (Psidium guajava)
26. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
27. Bawang Bombay & Bawang merah (Allium cepa L.)
28. Jamur kuping hitam (Auricularia sp.)
29. Rumput Laut (Laminaria japonica)
30. Daun Dewa (Gynura segetum [Lour] Merr.)
31. Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens Back.)
TABEL INTERAKSI OBAT
NoNama
Obat ANama
Obat BMekanisme obat A Mekanisme Obat B Interaksi
1. Klorfibrat Kolestiramin
Mekanisme kerjanya dengan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga katabolisme lipoprotein kaya-trigliserida seperti VLDL dan LDL meningkat.
Menurunkan kadar kolesterol plasma dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Penurunan asam empedu oleh pemberian resin ini menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol.
Klofibrat bersama kolestiramin sedikit menunda tercapainya kadar puncak plasma.Klofibrat menggeser antikoagulan oral dari ikatannya dengan albumin dan memperkuat efek obat-obat ini.
2 Gemfibrozil Warfarin
Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga klirens partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga dapat meningkat pada pemberian obat ini.
anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa vitamin K-yang berperandalam pembekuan darah- sehingga terjadi deplesi faktor II, VII, IXdan X. Ia bekerja di hatidengan menghambat karboksilasi vitamin K dari protein prekursomya.
Gemfibrozil meningkatkan efek antikoagulan warfarin
3 Kolestiramin dan Kolestipol
Vitamin A, D, dan K
Keduanya menurunkan kadar kolesterol plasma
Vitamin A, D , dan K Kolestiramin dan kolestipol mengganggu
dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Penurunan asam empedu oleh pemberian resin ini menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol.
absorpsi vitamin A, D dan K karena gangguan absorpsi lemak.
4 Pravastin Gamfibrozil
Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.
Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga klirens partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga dapat meningkat pada pemberian obat ini.
Kombinasi pravastatin dan gemfibrozil tidak dianjurkan karena terjadi penurunan ekskresi urin dan ikatan protein pravastatin
5 Atorvastatin Digoxin
Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.
Mekanisme kerja digoxin yaitu dengan menghambat pompa Na-K ATPase yang menghasilkan peningkatan sodium intracellular yang menyebabkan lemahnya pertukaran sodim/kalium dan meningkatkan kalsium intracellular.
Pemakaian bersama digoxin dan atorvastatin meningkatkan kadar tunak plasma digoxin hingga 20%.
6 Atorvastatin Antasid berisi Al dan Mg
Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan
Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi
Pemakaian suspensi antasid berisi Al dan Mg menurunkan
menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.
“terlalu” asam tersebut, selain itu antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam,
kadar plasma atorvastatin hingga 35%
7 Atorvastatin Simetidin
Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.
Cimetidine adaiah penghambat histamin pada reseptor H2 secara selektif dan reversible, penghambatan histamin pada reseptor H, akan menghambat sekresi asam lambung baik pada keadaan istirahat maupun setelah perangsangan oleh makanan, histamin, pentagastrin, kafein dan insulin.
Atorvastatin + simetidin menurunkan efektivitas penurunan trigliserida hingga 26-34%
8 Atorvastatin Eritromisin
Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.
Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya
Atorvastatin + eritromisin (suatu inhibitor sitokrom) meningkatkan kadar plasma atorvastatin hingga 40%
CONTOH OBAT DIPASARAN
Nama Nama Dagang Sediaan Produsen
GenerikGemfibrozil Lopid
Lipidan
Lapibroz
Kapsul/Tablet 300, 450, 600,
900 mg
Kapsul/Kaplet 300, 600 mg
Kapsul 300, 600 mg
Park Davis
Dankos
Lapi
Fenofibrat Evothyl Kapsul 100, 300 mg Guardian
Hipolip Kapsul 100, 300 mg Mecosin
Hyperchol Kapsul 100, 300 mg Ikapharmindo
Klofibrat Arterol Kapsul 250, 500 mg Pharos Chemie
Bezafibrat Bezalip Tablet 200 mg Boehringer M.
Atorvastatin Lipitor Tablet 10, 20 mg Marner-
Lambert
Lovastatin Belvas Tablet 20 mg IPI
Justin Tablet 20 mg Ifars
Vastachol Tablet 20 mg Rama Farma
Fluvastatin Leschol Kapsul 40 mg Novartis
Simvastatin Liponorm Tablet 5, 10 mg Dankos
Normofat Tablet 5, 10 mg Soho
Sinova Tablet 5, 10 mg Combiphar
Pravastatin Pravachol Tablet 10, 20 mg Bristol Myers
Mevalotin Tablet 5, 10 mg Sankyo, KF
Asam
nikotinat
Tablet 100 mg
DAFTAR PUSTAKA
AKFAR-ISFI/Farmakologi/Antihiperlipidemia
Estuningtyas, A. Dan Arif, A. (2007). Obat Lokal. Dalam buku: Farmakologi dan Terapi. Edisi lima,
Editor: Sulistia Gan Gunawan. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
ISFI (2008). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 43. Jakarta : Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia.
Nah, Y. K. (2007). Interaksi Obat yang Penting di Klinik. Meditek, Vol. 15 No. 39, Januari-April 2007.
Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta Barat
KAJIAN PUSTAKA
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis akibat kelainan metabolisme lemak
darah yang ditandai dengan meningginya kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia),
trigliserida (hipertrigliseridemia) atau kombinasi keduanya. Dari beberapa penelitian,
hiperkolesterolemia dapat mempertinggi risiko morbiditas dan mortalitas penyakit jantung
koroner (PJK), sedangkan hipertrigliseridemia meningkatkan kasus nyeri perut dan pankreatitis.
Sebaliknya usaha menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah menunjukkan turunnya
kemungkinan terkena serangan penyakit jantung koroner.
Pada umumnya hiperkolesterolemia atau hipertrigliseridemia ringan masih dapat
dikendalikan dengan hanya melakukan diet rendah lemak jenuh dan rendah kalori. Namun pada
kasus berat dan/atau bersifat herediter yang sering menyerang pada usia muda, maka diet saja
tentu kurang adekuat dan seharusnya digunakan obat-obat antihiperlipidemia yang mampu
mengendalikan kadar plasma kolesterol, trigliserida atau keduanya dengan baik. Pengendalian ini
dituntut seumur hidup, sehingga obat antihiperlipidemia pun digunakan dalam jangka panjang
pula.
Sebenarnya inti dari kelainan patologis pada hiperlipidemia ini adalah kegagalan
transportasi dan pengelolaan lipid yang terdiri dari kolesterol; trigliserida, fosfolipid dan asam
lemak bebas. Dalam hal ini kolesterol dan trigliserida memegang peran kunci, karena pengaturan
kadar fosfolipid dan asam lemak bebas tergantung padanya; selain itu pada ateroma pembuluh
darah sedang dan besar ditemukan timbunan kolesterol pada tunika intima dengan manifestasi
klinis berupa PJK, strok dan se-bagainya. Selain itu transportasi lipid dalam darah sebagian besar
terikat dengan protein (apoprotein) yang membentuk kompleks berbentuk sferis dengan berbagai
densitas dan sifatnya (lipopro-tein). Perbedaan ini secara Minis dapat menolong dalam
menentukan pilahan hiperlipidemia.
Tingginya kadar low density lipoprotein (LDL) selalu ditemukan pada PJK. Oleh
sebab itu pemahaman metabolisme lipid dan mekanisme kerja obat anti-hiperlipidemia yang
memungkinkan penggunaan obat secara rasional sangat menolong dalam terapi hiperlipidemia
beserta penyulitnya. Dalam tulisan ini akan dibahas secara mendetil fisiologi metabolisme lipid
dan faktor penyebab kelainannya yang dikaitkan dengan intervensi obat antihiperlipidemia
dengan menjelaskan mekanisme kerja obat terpilih untuk masing-masing jenis hiperlipidemia
serta efek samping yang dapat timbul akibat pemakaian jangka panjang.
B. Mekanisme terbentuknya Hiperlipidemia
Dalam keadaan normal konsumsi lemak (fat) sekitar 80-120 g/hari. Lemak ini akan
dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus dan disekresikan
ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron. Kemudian kandungan trigliserida
(TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam lemak, gliserol dan kolesterol dengan
perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada permukaan endotel kapiler,
sehingga menjadi kilomikron remnan. Karena permukaan kilomikron remnan ini mengandung
apo B-48 dan apo E yang mempunyai affmitas tinggi dengan reseptor membran hepatosit, maka
kilomikron ini akan terikat dengan hepatosit, mengalami internalisasi dan degradasi oleh enzim
lisosom dengan melepaskan kandungan kolesterolnya ke dalam hepatosit. VLDL berfungsi
mengangkut TG dan sejumlah kolesterol (sintesa de novo) yang dilepaskan oleh hepatosit dan
masuk sirkulasi. Kandungan TGnya juga mengalami degradasi oleh LPL dan dilepaskan ke
jaringan tepi sehingga VLDL berubah menjadi VLDL remnan ( VLDL) atau IDL. Permukaan
IDL ini mengandung apo B-100 dan apo E yang juga beraffinitas tinggi dengan hepatosit. Tetapi
hanya sedikit sekali IDL yang mengalami internalisasi, sebagian besar diubah menjadi LDL dan
tetap beredar dalam sirkulasi.
Dalam keadaan normal VLDL ini beredar dalam darah dengan kadar yang rendah, namun
pada kelainan kandungan apeE-nya, kadarnya dapat meningkat dan bersifat aterogenik (tipe III
hiperlipoproteinemia). LDL sendiri tetap mengandung banyak kolesterol dan apo B-100 yang
beraffmitas tinggi dengan reseptor LDL jaringan hepar dan diluar hepar, dan melepaskan
kolesterolnya ke jaring-an tadi. Karena bersihan LDL ini berjalan lambat, maka sebagian besar
kolesterol yang beredar terikat dalam LDL ini. Pada keadaan kekurangan reseptor LDL akan
timbul kelainan tipe IIa hiper-lipoproteinemia yang bersifat aterogenik; selain itu prekursor HDL
dibentuk oleh hepatosit dan menjadi matang selama memasuki sirkulasi dengan menarik
kolesterol dan kelengkapan apoprotein (C-2). Apo C-2 inilah yang menyebabkan pecahnya
kandungan TG kilomikron dan VLDL dalam hepatosit oleh LPL. Subpopulasi HDL (HDL2)
berfungsi mengangkut kolesterol jaringan tepi(terutama dari dinding uteri) kembali ke hepar,
sehingga lipoprotein ini berguna untuk mencegah timbulnya PJK. Individu dengan kadar HDL
tinggi mempunyai korelasi positif terhindar PJK Ketidakseimbangan antara produksi lipoprotein
yang dilepas oleh jaringan tertentu dengan bersihan lipoprotein itu sendiri dari plasma akan
menimbulkan hiperlipoproteinemia dengan manifestasi klinik tertentu
. Sifat aterogenik LDL dan VLDL telah banyak dibuktikan. Peninggian kadar salah satu
atau keduanya mempunyai korelasi positif menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL meninggi
karena adanya defisiensi reseptor LDL pada hepatosit atau membran sel jaringan lainnya,
sehingga apo B-100 LDL tidak dapat terikat pada sel jaringan tadi dan tetap bebas beredar dalam
plasma. Pada keadaan normal genesis reseptor LDL ini diatur oleh langsung kadar kolesterol.
Apabila kadar kolesterol meninggi, hal ini akan menghambat transkripsi messenger RNA (m-
RNA) yang akan membentuk reseptor LDL, demikian pula sebaliknya keadaan inilah yang
disebut dengan hiperlipidemia. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi langsung kadar
lipoprotein adalah :
1)Diet : kalori total perhari, jumlah kalori dari lemak, asupan
kolesterol.
2)Antropometrik : ratio berat - tinggi badan (obesitas).
3)Kebiasaan merokok, kurang gerak, asupan alkohol.
4)Ras
5)Genetika
6)Seks : kadar estrogen (endogen/eksogen).
7)Penyakit lain : diabetes mellitus, hipotiroidea, uremia, sin-
droma nefrotik
Farmakoterapi Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan kelebihan lipida darah (Hiperlipidemia) biasanya ditujukan untuk (1) menurunkan produksi lipoprotein oleh jaringan, (2) meningkatkan perombakan (katabolisme) lipoprotein dalam plasma, (3) mempercepat bersihan kolesterol dari
tubuh. Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi, tetapi harus disertai diet rendah lipid, terutama kolesterol dan lemak jenuh.Obat-obat yang dapat digunakan pada hiperlipidemia meliputi :
A. Niasin atau Asam Nikotinat (vitamin B7)Obat ini mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyanangkanMekanisme kerja : menghambat lipolisis trigiliserida menjadi asam lemak bebas. Di hati, asam lemak bebas digunakan sebagai bahan sintesis trigliserida yang selanjutnya senyawa ini diperlukan untuk sintesis VLDL. VLDL selanjutnya digunakan untuk sintesis LDL. Dengan demikian obat ini dapat menurunkan kadar trigiliserida (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL).Penggunaan : berdasarkan atas kemampuannya menurunkan kadar plasma kolesterol dan trigliserida, maka digunakan pada hiperlipoproteinemia tipe IIb dan IV dengan VLDL dan LDL yang meningkat. Niasin juga merupakan obat antihiperlipisemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL plasma.Efek samping : kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas) dan pruritus (rasa gatal pada kulit), pada sebagian pasien mengalami mual dan sakit pada abdomen, meningkatkan kadar asam urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam urat, toleransi glukosa dan hepatotoksik.
B. Derivat Asam Fibrat
Termasuk golongan ini adalah Fibrat-Klofibrat-Bezafibrat dan Gemfibrozil yang menurunkan kadar trigliserida darah. Obat ini sedikit menurunkan kadar kolesterol. Digunakan terutama untuk menurunkan VLDL pada hiperlipidemia tipe IIb, III dan V.Mekanisme kerja : memacu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis trigliserida pada kilomikron dan VLDL.Efek samping :
1. Efek gastrointestinal : gangguan pencernaan ringan2. Litiasis : pembentukan batu empedu
3. Keganasan : terutama Klofibrat yang dapat menyebabkan keganasan terkait dengan kematian4. Otot : Miositis (peradangan otot polos)
Interaksi obat : berinteraksi dengan antikoagulan Kumarin, sehingga meningkatkan efek anti koagulan.Kontra indikasi : pasien dengan kelainan fungsi hati, ginjal atau pasien dengan penyakit kandung empedu.
C. Resin Pengikat Asam EmpeduTermasuk golongan ini adalah Kolesteramin dan Kolestipol.Mekanisme kerja : obat ini merupakan resin (damar) penukar ion yang bersifat basa, yang mempunyai afinitas tinggi terhadap asam empedu. Asam empedu akan diikat oleh resin ini, membentuk senyawa yang tidak larut dan tak dapat direabsorbsi untuk selanjutnya diekskresi melalui feses. Dengan demikian ekskresi asam empedu yang biasanya sedikit akibat peredaran darah enterohepatik, dapat ditingkatkan hampir 10 kalinya. Kekurangan asam empedu didapat
dari sintesis baru dari kolesterol (yang terdapat dalam LDL), dengan demikian kadar LDL plasma menurun.Penggunaan : obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah obat-obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan IIb.Efek samping :1. Efek gastrointestinal : konstipasi, mual dan kembung (flatulen)2. Gangguan absorbsi : mengganggu absorbsi vitamin larut lemak (A,D,E,K) pada resin dosis tinggi.Interaksi obat : berinteraksi dengan Tetrasiklin, Fenobarbital, Digoksin, Warfarin, Pravastatin, Fluvastatin, Aspirin dan Diuretik Tiazid dengan mengganggu absorbsinya dalam usus. Karena itu, obat-obat tersebut harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam setelah obat resin pengikat empedu diminum.
D. ProbukolObat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka obat ini tidak disukai. Namun sifat antioksidannya penting dalam menghambat aterosklerosis.Mekanisme : menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang dimuati oleh kolesterol, menjadi sel busa yang menempel pada vaskular dan merupakan dasar pembentukan plak pada aterosklerosis.Dengan demikian, pencegahan oksidasi kolesterol akan menghambat perkembangan aterosklerosis.Penggunaan : pada hiperkolesteromia tipe IIa dan IIb. Obat ini digunakan jika antihiperlipidemia lain tidak efektif.Efek samping : gangguan pencernaan ringan.
E. Inhibitor HMG-CoA (Hidroksimetilglutaril koenzim A) ReduktaseTermasuk golongan ini adalah Lovastatin, Pravastatin, Simvastatin dan Fluvastatin.Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG Co A reduktase dalam sintesis kolesterol, dengan demikian akan meningkatkan penguraian kolesterol intrasel sehingga mengurangi simpanan kolesterol intrasel.Penggunaan : efektif untuk menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis hiperlipidemia.Efek samping : kelainan biokimiawi fungsi hati dan gangguan otot (miopati)Interaksi obat : meningkatkan kadar Kumarin (antikoagulan) sehingga meningkatkan risiko pendarahan.Kontra indikasi : ibu hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja.
F. Minyak IkanSediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadand-kadang minyak ikan dapat memperburuk hiperkolesteromia.
G. Terapi KombinasiKadang-kadang perlu memberikan dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan kadar lipid plasma yang signifikan. Misalnya pada hiperlipidemia tipe II, pasien sering diobati dengan kombinasi Niasin dan Resin pengikat empedu (Kolestiramin). Kombinasi ini efektif menurunkan kadar kolesterol LDL dan VLDL plasma.Contoh lain adalah kombinasi HMG CoA reduktase dengan Resin pengikat empedu, juga efektif dalam menurunkan kolesterol LDL.
Sediaan Obat
Generik Patent Produsen Bentuk Sediaan
Gemfibrozil
Lopid Park Davis Kapsul/Tablet 300, 450, 600, 900 mg
Lipidan Dankos Kapsul/Kaplet 300, 600 mg
Lapibroz Lapi Kapsul 300, 600 mg
Fenofibrat Evothyl GuardianKapsul 100, 300 mg
Hipolip MecosinKapsul 100, 300 mg
Hyperchol IkapharmindoKapsul 100, 300 mg
Klofibrat Arterol Pharos ChemieKapsul 250, 500 mg
Bezafibrat Bezalip Boehringer Mannheim Tablet 200 mgAtorvastatin Lipitor Marner-Lambert Tablet 10, 20 mgLovastatin Belvas IPI Tablet 20 mg
Justin Ifars Tablet 20 mg
Vastachol Rama Farma Tablet 20 mg
Fluvastatin Leschol Novartis Kapsul 40 mgSimvastatin Liponorm Dankos Tablet 5, 10 mg
Normofat Soho Tablet 5, 10 mg
Sinova Combiphar Tablet 5, 10 mg
Pravastatin Pravachol Bristol Myers Squibb Tablet 10, 20 mg
Mevalotin Sankyo, KF Tablet 5, 10 mg
Asam nikotinat Tablet 100 mg
PUSTAKA PENDUKUNG
; ISO Indonesia; Volume XXXV; Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia; PT. AKA; Jakarta; 2001
; Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000; CV. Sagung Seto; Jakarta; 2001Katzung, G. Bertram; Farmakologi Dasar dan Klinik; Edisi keenam; EGC; Jakarta; 1998Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R; Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan; EGC; Jakarta;
1996Mutschler, Ernst, Dinamika Obat, Edisi Kelima, Penerbit ITB, Bandung, 1991Mycek, J. Mary, Harvey, A. Richard dan Champe, C. Pamela; Farmakologi, Ulasan Bergambar; Edisi
kedua; Widya Medika; Jakarta 2001Tan, Hoan, Tjay dan Rahardja, Kirana; Obat-obat Penting; Edisi Keempat; 1991Woodley, Michele dan Whelan, Alison; Pedoman Pengobatan; Edisi Pertama; Yayasan Essentia
Medica dan Andi Offset; Yogyakarta; 1995
HIPERLIPIDEMIA
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan IPTEK menyebabkan perubahan di berbagai
faktor seperti faktor ekonomi dan sosial. Perkembangan tersebut juga menyebabkan perubahan
pada pola hidup manusia. Kebanyakan masyarakat saat ini lebih memilih makanan cepat saji
yang sebenarnya makanan tersebut kurang baik untuk kesehatan, karena banyak mengandung
lemak dengan sedikit serat. Disamping itu, cara hidup yang sibuk menyebabkan tidak adanya
kesempatan untuk melakukan aktifitas fisik yaitu berolahraga. Salah satu perubahan pada pola
hidup yang seperti ini mengakibatkan gangguan metabolisme dalam tubuh misalnya
hiperlipidemia.
Survei terkini di 8 negara Asia melaporkan, 50 penduduk Asia gagal menurunkan kadar
kolesterol jahat mereka sesuai target yang disarankan dalam panduan pengobatan. Di Indonesia,
kegagalan ini bahkan mencapai 70%. Jumlah yang sangat besar, tidak mengherankan jika
penyakit-penyakit seperti jantung koroner dan stroke masih menjadi salah satu faktor terbesar
terjadinya kematian di Indonesia dengan angka kematian 17 juta orang pertahun. Prediksi ini
seharusnya membuat kita sadar untuk selalu menjaga kondisi kolesterol dalam keadaan normal.
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4 juta
kematian akibat hiperlipidemia atau sebesar 7,9% dari jumlah kematian terjadi pada usia muda..
gambar penyumbatan pembuluh arteri koroner yang disebabkan oleh lemak2.1 Pengertian Hiperlipedemia
Hiperlipidemia ialah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kelainan
(peningkatan maupun penurunan) fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama
adalah kadar kolesterol total yang tinggi, kadar trigliserida yang tinggi, dan kadar kolesterol
HDL yang rendah (Munaf, 2009 : 404).
Jenis –jenis lipoprotein dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :
1. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein dengan komponen 80% trigliserida dan kurang dari 5%
kolesterol ester. Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot
rangka, dan juga membawa kolesterol makanan ke hati.
2. Lipoprotein densitas sangat rendah (Very Low Density Lipoprotein/VLDL)
VLDL adalah lipoprotein yang terdiri dari 60% trigliserida dan 10-15% kolesterol. VLDL
disekresi oleh hati untuk mengangkut trigliserida ke jaringan perifer.
3. Lipoprotein densitas sedang (Intermediate Density Lipoprotein/IDL)
IDL adalah lipoprotein yang terdiri dari 30% trigliserida dan 20% kolesterol, serta lebih
banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL merupakan zat perantara yang terjadi sewaktu
VLDL dikatabolisme menjadi LDL.
4. Lipoprotein densitas rendah (Low Density Lipoprotein/LDL)
LDL adalah lipoprotein yang terdiri dari 50% kolesterol dan 10% trigliserida. LDL
merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia. Lipoprotein densitas tinggi
(High Density Lipoprotein/HDL)
HDL adalah lipoprotein yang mengandung 13% kolesterol, 5% trigliserida, dan 50%
protein. (Gunawan, 2007 : 375-376).
Kadar lipid plasma normal,batas dan tinggi.
Kadar kolesterol Total Kategori Kolesterol Total
kurang dari 200 mg/dL Bagus
200-239 mg/dL Ambang batas atas
240 mg/dL dan lebih Tinggi
Kadar LDL Kategori LDL Kurang dari 100 mg/dL Optimal 100-129 mg/dL Di atas optimal 130-159 mg/dL Ambang batas atas 160-189 mg/dL Tinggi 190 mg/dL dan lebih Sangat tinggi
Kadar HDL Kategori HDL
Kurang dari 40 mg/Dl Rendah
60 mg/dL dan lebih Tinggi
Kadar Trigliserida Kategori Trigliserida
Kurang dari 150 mg/dL Normal
150-199 mg/Dl Ambang batas atas
200-499 mg/Dl Tinggi
500 mg/dL dan lebih Sangat tinggiSumber : diadaptasi dari National Institutes of Health, Detection, Evaluation dan Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adults Treatment Panel III)
(Wulandari, 2011 : 62)
1.1.4 Gejala Hiperlipidemia
Penderita hiperlipidemia umumnya tidak merasakan gejala yang spesifik, bahkan
penderita tidak merasakan adanya gejala penyakit sama sekali. Biasanya mereka baru
mengetahui menderita hiperlipidemia setelah dinyatakan menderita penyakit jantung koroner
atau stroke. Namun pada sebagian orang, hiperlipidemia dapat dikenali saat mereka merasakan
sakit kepala dan pegal-pegal sebagai gejala awal. Gejala ini muncul sebagai akibat dari
kekurangan oksigen. Kadar lipid yang tinggi akan menyebabkan aliran darah menjadi kental
sehingga oksigen menjadi kurang (Wulandari, 2011 : 9). Gejala yang lain adalah adanya endapan
lemak yang akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di dalam tendo (urat
daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliseridaa yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dL atau lebih)
bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala lain misalnya nyeri perut yang
hebat
1.1.5 Diagnosa hiperlipidemia
Pemeriksaan untuk penderita hiperlipidemia dilakukan dengan memeriksa kadar lemak
darah yang diambil setelah berpuasa selama 6-12 jam. Kadar lemak yang diperiksa meliputi
kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida (Hasibuan, 2011).
2.1 Tinjauan Golongan Obat Antihiperlipidemia
2.1.1 Inhibitor HMG CoA Reduktase
Obat-obat penurun kolesterol yang biasa digunakan saat ini adalah golongan statin atau
nama ilmiahnya adalah inhibitor HMG-CoA reduktase. Sintesis kolesterol didalam sel
membutuhkan enzim HMG-CoA reduktase sehingga dengan pemberian obat golongan statin
dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar HDL. Statin dalam
dosis tinggi juga dapat menurunkan kadar trigliserida yang disebabkan karena naiknya kadar
VLDL. Efek samping golongan statin yang berbahaya adalah miopati dan rabdomiolisis, namun
efek samping ini jarang terjadi (Gunawan, 2007 : 383).
Statin diperkenalkan pada tahun 1980, statin menjadi obat yang paling ampuh untuk
menurunkan kolesterol yang kita punya saat ini. Jenis obat yang sering terdapat di pasaran
seperti lovastatin (Mevacol), simvastatin (Zocor), fluvastatin (Lescor), pravastatin (Pravachol),
dan atrovastatin (Lipitor). Statin didesain untuk menahan enzim yang disebut HMG-CoA
reduktase, yang diperlukan untuk memproduksi kolesterol. Bila statin menahan enzim tersebut
maka liver tidak dapat membuat kolesterol. Padahal sel-sel dalam liver memerlukan jumlah
tertentu dari kolesterol untuk membentuk membran sel agar dapat berfungsi secara benar. Karena
sel liver tidak dapat membuat kolesterol, maka akan mengambil kolesterol yang terdapat dalam
darah dengan memproduksi reseptor yang mengumpulkan LDL. Dengan demikian berkuranglah
jumlah LDL dalam darah. Statin dapat menstabilkan plak dan mencegah pembuluh darah untuk
pecah. Statin bekerja secara cepat, dalam beberapa minggu sudah dapat menurunkan kadar
kolesterol yang tinggi. Sebagai contohnya simvastatin yang dapat mengurangi serangan jantung,
stroke, dan kematian bagi mereka yang berpenyakit kardiovaskuler (Soeharto, 2004 : 261).
NCEP-ATP III menganjurkan golongan HMG-CoA reduktase inhibitor sebagai pilihan
obat pertama dalam pengobatan hiperlipidemia, karena kerja obat ini yang dapat menurunkan
kadar kolesterol LDL hingga 50% dan kolesterol LDL merupakan sasaran utama pencegahan
arteri koroner (Waspandji, 2006 : 1931).
2.1.2 Turunan Asam Fibrat
Obat-obat golongan ini bekerja dengan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase,
menurunkan produksi VLDL, dan meningkatkan kadar HDL. Obat-obat ini diabsorbsi melalui
usus. Kadar puncak plasma tercapai dalam 1-4 jam. Hasil metabolisme asam fibrat diekskresikan
melalui urin dan tinja. Efek samping dari obat-obat golongan ini yang paling sering di temukan
adalah gangguan saluran cerna seperti mual, muntah dan diare. Efek samping lainnya antara lain
gangguan faal hati, gangguan ginjal dan miopati. Senyawa yang termasuk golongan ini adalah
gemfibrozil, fenofibrat, benzafibrat, simfibrat dan siprofibrat (Gunawan, 2007 : 380).
2.1.3 Resin
Resin bekerja di dalam usus dengan mekanisme kerja dengan cara mengikat asam empedu
yang membawa kolesterol, sehingga menambah pembuangan kolesterol melalui feses. Jadi obat
ini mengurangi jumlah kolesterol yang menuju ke liver, kemudian membuat lebih banyak LDL
reseptor yang bertanggung jawab untuk menangkap LDL dari plasma sehingga LDL menurun
(Soeharto, 2004 :264). Efek samping yang umum terjadi adalah gangguan saluran cerna seperti
mual, muntah dan konstipasi. Obat yang termasuk dalam golongan resin adalah kolesteramin dan
kolestipol. Kolesteramin dan kolestipol bersifat hidrofilik tetapi tidak larut dalam air, tidak
dicerna, dan tidak diabsorbsi sehingga diduga merupakan hipolipidemik yang aman. (Gunawan,
2007 : 382).
2.1.4 Asam Nikotinat
Asam nikotinat termasuk obat terawal yang digunakan untuk hiperlipidemia. Obat ini dapat
mempengaruhi hampir semua fraksi lipid (LDL, HDL dan trigliserida). Efek hipolipidemik dapat
dicapai bila diberikan dalam dosis besar (2-6 g/hari). Obat ini dapat meningkatkan HDL (30%-
40%), menurunkan trigliseridaa sebesar 35%-45% dan menurunkan LDL sebesar 20%-30%.
Efek samping asam nikotinat adalah kemerahan pada kulit yang sering timbul dan dyspepsia
sehingga obat ini sekarang jarang digunakan. Asam nikotinat dapat menyebabkan kecacatan bayi
pada hewan coba (Goodman & Gilman, 2003 : 963-964).