antihiperlipidemia

39
ANTIHIPERLIPIDEMIA BAB I PENDAHULUAN Dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan pada saat ini, dan berkembangnya polifarmasi maka kemungkinan terjadinya interaksi obat makin besar. Interaksi obat perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi respon tubuh terhadappengobatan. Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakanbersama-sama. Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus tinggal di rumah sakit lebih lama dari pada seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter, sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat keparahan penyakit atau usia.

Upload: dhinie-octaviana

Post on 16-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas farmakologi

TRANSCRIPT

ANTIHIPERLIPIDEMIA

BAB I

PENDAHULUAN

Dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan pada

saat ini, dan berkembangnya polifarmasi maka kemungkinan terjadinya interaksi obat makin

besar. Interaksi obat perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi respon tubuh

terhadappengobatan.

Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-

obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan

dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakanbersama-sama.

Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika

menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus

tinggal di rumah sakit lebih lama dari pada seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian

karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat

terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter,

sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat keparahan

penyakit atau usia.

Interaksi obat yang tidak diinginkan dapat dicegah bila kita mempunyai pengetahuan

farmakologi tentang obat-obat yang dikombinasikan. Tetapi haruslah diakui bahwa pencegahan

itu tidaklah semudah yang kita bayangkan, mengingat jumlah interaksi yang mungkin terjadi

pada orang penderita yang menerima pengobatan polypharmacy cukup banyak.

                                                               BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid / lemak

ddarah melewati batas normal.

Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Hiperlipidemia Primer

Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada

waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali

pada keadaan yang agak berat tampak adanya Xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan

kulit).

2. Hiperlipidemia Sekunder

Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misal

: diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia

sekunder bersifat reversible ( berulang ). Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan

metabolisme lemak, seperti β – Bloker , diuretik, kontrasepsi oral  (estrogen, gestagen).

2.2  ETIOLOGI

Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik)

Penyebab sekunder, seperti :

1. Usia --> kadar lipoprotein, terutama LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia

2. Jenis kelamin pria memiliki kadar LDL lebih tinggi dalam keadaan normal, tetapi

menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.

3. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia

4. Obesitas

5. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh, seperti : mentega, margarin, whole

    milk, es krim, keju, daging

6. Kurang melakukan olahraga

7. Penggunaan alkohol

8. Merokok

9. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

10. Gagal ginjal

11. Kelenjar tiroid yang kurang aktif

12. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil KB,

kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu).

2.3  Mekanisme terbentuknya Hiperlipidemia

  Dalam keadaan normal konsumsi lemak (fat) sekitar 80-120 g/hari. Lemak ini akan

dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus dan disekresikan

ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron. Kemudian kandungan trigliserida

(TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam lemak, gliserol dan kolesterol dengan

perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada permukaan endotel kapiler,

sehingga menjadi kilomikron remnan. Karena permukaan kilomikron remnan ini mengandung

apo B-48 dan apo E yang mempunyai affmitas tinggi dengan reseptor membran hepatosit, maka

kilomikron ini akan terikat dengan hepatosit, mengalami internalisasi dan degradasi oleh enzim

lisosom dengan melepaskan kandungan kolesterolnya ke dalam hepatosit. VLDL berfungsi

mengangkut TG dan sejumlah kolesterol (sintesa de novo) yang dilepaskan oleh hepatosit dan

masuk sirkulasi. Kandungan TGnya juga mengalami degradasi oleh LPL dan dilepaskan ke

jaringan tepi sehingga VLDL berubah menjadi VLDL remnan ( VLDL) atau IDL. Permukaan

IDL ini mengandung apo B-100 dan apo E yang juga beraffinitas tinggi dengan hepatosit. Tetapi

hanya sedikit sekali IDL yang mengalami internalisasi, sebagian besar diubah menjadi LDL dan

tetap beredar dalam sirkulasi.  Dalam keadaan normal VLDL ini beredar dalam darah dengan

kadar yang rendah, namun pada kelainan kandungan apeE-nya, kadarnya dapat meningkat dan

bersifat aterogenik (tipe III hiperlipoproteinemia). LDL sendiri tetap mengandung banyak

kolesterol dan apo B-100 yang beraffmitas tinggi dengan reseptor LDL jaringan hepar dan diluar

hepar, dan melepaskan kolesterolnya ke jaring-an tadi. Karena bersihan LDL ini berjalan lambat,

maka sebagian besar kolesterol yang beredar terikat dalam LDL ini. Pada keadaan kekurangan

reseptor LDL akan timbul kelainan tipe IIa hiper-lipoproteinemia yang bersifat aterogenik; selain

itu prekursor HDL dibentuk oleh hepatosit dan menjadi matang selama memasuki sirkulasi

dengan menarik kolesterol dan kelengkapan apoprotein (C-2). Apo C-2 inilah yang

menyebabkan pecahnya kandungan TG kilomikron dan VLDL dalam hepatosit oleh LPL.

Subpopulasi HDL (HDL2) berfungsi mengangkut kolesterol jaringan tepi(terutama dari dinding

uteri) kembali ke hepar, sehingga lipoprotein ini berguna untuk mencegah timbulnya PJK.

Individu dengan kadar HDL tinggi mempunyai korelasi positif terhindar PJK

Ketidakseimbangan antara produksi lipoprotein yang dilepas oleh jaringan tertentu dengan

bersihan lipoprotein itu sendiri dari plasma akan menimbulkan hiperlipoproteinemia dengan

manifestasi klinik tertentu  Sifat aterogenik LDL dan VLDL telah banyak dibuktikan. Peninggian

kadar salah satu atau keduanya mempunyai korelasi positif menyebabkan aterosklerosis. Kadar

LDL meninggi karena adanya defisiensi reseptor LDL pada hepatosit atau membran sel jaringan

lainnya, sehingga apo B-100 LDL tidak dapat terikat pada sel jaringan tadi dan tetap bebas

beredar dalam plasma. Pada keadaan normal genesis reseptor LDL ini diatur oleh langsung kadar

kolesterol. Apabila kadar kolesterol meninggi, hal ini akan menghambat transkripsi messenger

RNA(m-RNA) yang akan membentuk reseptor LDL, demikian pula sebaliknya keadaan inilah

yang disebut dengan hiperlipidemia. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi langsung kadar

lipoprotein adalah :   

1.      Diet : kalori total perhari, jumlah kalori dari lemak, asupan kolesterol

2.      Antropometrik : ratio berat - tinggi badan (obesitas) 

3.      Kebiasaan merokok, kurang gerak, asupan alkohol.

4.      Ras

5.      Genetika

6.      Seks : kadar estrogen (endogen/eksogen)

7.      Penyakit lain : diabetes mellitus, hipotiroidea, uremia, sindroma nefrotik.

2.4  GEJALA

Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya

sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di

dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800

mg / dl atau lebih ) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gajala dari

pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat).

2.5  FAKTOR RESIKO

- Aterosklerosis

- Penyakit jantung koroner

- Pankreatitis (peradangan pada organ pankreas)

- Diabetes melitus

- Gangguan tiroid

- Penyakit hepar dan penyakit ginjal

- Penyakit jantung

2.6  DIAGNOSA

Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur 

kadar kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida sebaiknya perderita berpuasa dulu minimal selam 12

jam.

2.7  PEMBAGIAN OBAT – OBATAN

Penggolongan obat-obat yang dapat menurunkan lipoprotein plasma :

•Asamfibrat(ex. Klofibrat, Gemfibrozil)

•Resin(ex. Kolestiramin , Kolestipol)

•PenghambatHMGCoAReduktase(ex.Mevastatin, Pravastatin, Lovastatin danSimvastatin)

•AsamNikotinat(ex.Niasin)

•Probukol

•Golongan Lain-lain(ex. NeomisinSulfat, Beta Sitosterol,Dekstrotiroksin, &Bekatul).  

Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan kelebihan lipida darah (Hiperlipidemia)

biasanya ditujukan untuk (1) menurunkan produksi lipoprotein oleh jaringan, (2) meningkatkan

perombakan (katabolisme) lipoprotein dalam plasma, (3) mempercepat bersihan kolesterol dari

tubuh. Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi, tetapi harus disertai diet rendah lipid,

terutama kolesterol dan lemak jenuh.

Obat-obat yang dapat digunakan pada hiperlipidemia meliputi :

A. Niasin atau Asam Nikotinat (vitamin B7)

Obat ini mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaan dalam

klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyanangkan

Mekanisme kerja : menghambat lipolisis trigiliserida menjadi asam lemak bebas. Di hati,

asam lemak bebas digunakan sebagai bahan sintesis trigliserida yang selanjutnya senyawa ini

diperlukan untuk sintesis VLDL. VLDL selanjutnya digunakan untuk sintesis LDL. Dengan

demikian obat ini dapat menurunkan kadar trigiliserida (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam

VLDL dan LDL).

Penggunaan : berdasarkan atas kemampuannya menurunkan kadar plasma kolesterol dan

trigliserida, maka digunakan pada hiperlipoproteinemia tipe IIb dan IV dengan VLDL dan LDL

yang meningkat. Niasin juga merupakan obat antihiperlipisemia paling poten untuk

meningkatkan kadar HDL plasma.

Efek samping : kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas) dan pruritus (rasa gatal pada

kulit), pada sebagian pasien mengalami mual dan sakit pada abdomen, meningkatkan kadar asam

urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam urat, toleransi glukosa dan

hepatotoksik.

B. Derivat Asam Fibrat

Termasuk golongan ini adalah Fibrat-Klofibrat-Bezafibrat dan Gemfibrozil yang menurunkan

kadar trigliserida darah. Obat ini sedikit menurunkan kadar kolesterol. Digunakan terutama

untuk menurunkan VLDL pada hiperlipidemia tipe IIb, III dan V. Mekanisme kerja : memacu

aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis trigliserida pada kilomikron dan VLDL.

Efek samping :

1. Efek gastrointestinal : gangguan pencernaan ringan

2. Litiasis : pembentukan batu empedu

3. Keganasan : terutama Klofibrat yang dapat menyebabkan

keganasan terkait dengan kematian

4. Otot : Miositis (peradangan otot polos)

Interaksi obat : berinteraksi dengan antikoagulan Kumarin, sehingga meningkatkan efek anti

koagulan.

Kontra indikasi : pasien dengan kelainan fungsi hati, ginjal atau pasien dengan

penyakit kandung empedu.

C. Resin Pengikat Asam Empedu

Termasuk golongan ini adalah Kolesteramin dan Kolestipol.

Obat dalam golongan ini menurunkan kolesterol dengan cara mengikat asam empedu pada

saluran pencernaan untuk membentuk kompleks yang tidak larut dan diekskresikan melalui

feses. Hal ini memungkinkan adanya interaksi dengan obat-obatan yang juga dapat berikatan

dengan asam empedu, yang khirnya dapat mencegah absorpsi ataupun efek lokal dari obat yang

dipengaruhi.

Penggunaan : obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah obat-obat pilihan

dalam mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan IIb.

Efek samping :

1. Efek gastrointestinal : konstipasi, mual dan kembung

(flatulen)

2. Gangguan absorbsi : mengganggu absorbsi vitamin larut

lemak (A,D,E,K) pada resin dosis tinggi.

Interaksi obat : berinteraksi dengan Tetrasiklin, Fenobarbital, Digoksin, Warfarin, Pravastatin,

Fluvastatin, Aspirin dan Diuretik Tiazid dengan mengganggu absorbsinya dalam usus. Karena

itu, obat-obat tersebut harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam setelah obat resin pengikat

empedu diminum.

D. Probukol

Obat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka obat ini tidak disukai. Namun sifat

antioksidannya penting dalam menghambat aterosklerosis.

Mekanisme : menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang

teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang dimuati oleh kolesterol, menjadi sel busa yang

menempel pada vaskular dan merupakan dasar pembentukan plak pada aterosklerosis.

Dengan demikian, pencegahan oksidasi kolesterol akan menghambat perkembangan

aterosklerosis. Penggunaan : pada hiperkolesteromia tipe IIa dan IIb. Obat ini digunakan jika

antihiperlipidemia lain tidak efektif. Efek samping : gangguan pencernaan ringan.

E. Inhibitor HMG-CoA (Hidroksimetilglutaril koenzim A) Reduktase

Termasuk golongan ini adalah Lovastatin, Pravastatin, Simvastatin dan Fluvastatin.

Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG Co A reduktase dalam sintesis kolesterol, dengan

demikian akan meningkatkan penguraian kolesterol intrasel sehingga mengurangi simpanan

kolesterol intrasel.

Penggunaan : efektif untuk menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis

hiperlipidemia.

Efek samping : kelainan biokimiawi fungsi hati dan gangguan otot (miopati)

Interaksi obat : meningkatkan kadar Kumarin (antikoagulan) sehingga meningkatkan risiko

pendarahan.

Kontra indikasi : ibu hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja.

F. Minyak Ikan

Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam

pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadand-kadang minyak ikan dapat

memperburuk hiperkolesteromia.

G. Terapi Kombinasi

Kadang-kadang perlu memberikan dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan kadar lipid plasma

yang signifikan. Misalnya pada hiperlipidemia tipe II, pasien sering diobati dengan kombinasi

Niasin dan Resin pengikat empedu (Kolestiramin). Kombinasi ini efektif menurunkan kadar

kolesterol LDL dan VLDL plasma. Contoh lain adalah kombinasi HMG CoA reduktase dengan

Resin pengikat empedu, juga efektif dalam menurunkan kolesterol LDL.

Dalam penanganan penyakit hiperlipidemia ini dapat berupa dari obat sintesisi dan

tumbuhan. Pada umumnya intervensi obat antihiperlipidemia ini adalah untuk memperkuat diet

ketat lemak, atau individu yang memang tidak memberikan respon dengan diet saja. Sebelum

dimulai pengobatan, harus dipastikan dulu penyebab timbulnya hiper-lipidemia. Sebab

hiperlipidemia sering terjadi akibat keadaan patologis lainnya seperti diabetes mellitus,

hipotiroidea atau alkoholisme. (hiperlipidemia sekunder) Berdasarkan jenis lipid yang diturunkan

kadar plasmanya, obat antihiperlipidemia dapat digolongkan menjadi :

1.      Antihiperkolesterolemia : Resin (kolestiramin, kolestipol), Niacin, Neomisin sulfat, Probukol,

Fibrat, Lovastatin, Dekstrotiroksin.

2.      Antihipertrigliserida : Fibrat (Klofibrat, Gemfibrozil, Fenofibrat, Bezafibrat), Niacin, Fish Oil

Kombinasi  Masing-masing antihiperlipidemia di atas hanya mampu menurunkan kadar

kolesterol atau trigliserida saja, kecuali niacin yang dapat menurunkan kadar kedua lipid

tersebut. Akan Tetapi penggunan jenis-jenis obat ini mempunyai efek samping. Contohnya,

Niacin menyebabkankulit panas dan gatal sangat mengganggu sekali pada pemakaian setelah 1-2

jam obat ini, sehingga sering kali pasien berhenti minum obat. Klofibrat, berupa nyeri lambung,

mual muntah, diare dan bertambahnya berat badan. Obat ini dapat meningkatkan insiden

kolelitiasis (2-3 X lipat) dan kematian akibat karsinoma karena efek perangsangan sekresi

empedu, sehingga penggunaan-nya sangat dibatasi. Sehingga penggunaan obat dari bahan alami

yaitu tumbuhan lebih aman dan tidak kalah hebatnya dengan obat sintesis. Beberapa jenis

tumbuhan berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kolesterol tinggi

antara lain :

1. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)

2. Asam Jawa (Tamarindus indica L

3. Tempuyung (Sonchus arvensis L)

4. Belimbing manis (averhoa carambola L)

5. Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack)

6. Jamur Linchi

7. Pare

8. Seledri

9. Wortel

10. Apukat

11. Rumput laut

12. Bawang merah

13. Bawang Putih (Allium sativum L.)

14. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)

15. Buncis

16. Morbei

17. Sirih

18. Ankak

19. Labu siam

20. Sambiloto

21. Jamur kuping putih

22. Kunyit (Curcuma longa L.)

23. Terung Ungu (Solanum melongena)

24. Daun Salam (Syzigium polyanthum Walp.)

25. Daun jambu biji (Psidium guajava)

26. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

27. Bawang Bombay & Bawang merah (Allium cepa L.)

28. Jamur kuping hitam (Auricularia sp.)

29. Rumput Laut (Laminaria japonica)

30. Daun Dewa (Gynura segetum [Lour] Merr.)

31. Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens Back.)

 TABEL INTERAKSI OBAT

NoNama

Obat ANama

Obat BMekanisme obat A Mekanisme Obat B Interaksi

1. Klorfibrat Kolestiramin

Mekanisme kerjanya dengan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga katabolisme lipoprotein kaya-trigliserida seperti VLDL dan LDL meningkat.

Menurunkan kadar kolesterol plasma dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Penurunan asam empedu oleh pemberian resin ini menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol.

Klofibrat bersama kolestiramin sedikit menunda tercapainya kadar puncak plasma.Klofibrat menggeser antikoagulan oral dari ikatannya dengan albumin dan memperkuat efek obat-obat ini.

2 Gemfibrozil Warfarin

Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga klirens partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga dapat meningkat pada pemberian obat ini.

anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa vitamin K-yang berperandalam pembekuan darah- sehingga terjadi deplesi faktor II, VII, IXdan X. Ia bekerja di hatidengan menghambat karboksilasi vitamin K dari protein prekursomya.

Gemfibrozil meningkatkan efek antikoagulan warfarin

3 Kolestiramin dan Kolestipol

Vitamin A, D, dan K

Keduanya menurunkan kadar kolesterol plasma

Vitamin A, D , dan K Kolestiramin dan kolestipol mengganggu

dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Penurunan asam empedu oleh pemberian resin ini menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol.

absorpsi vitamin A, D dan K karena gangguan absorpsi lemak.

4 Pravastin Gamfibrozil

Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.

Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga klirens partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga dapat meningkat pada pemberian obat ini.

Kombinasi pravastatin dan gemfibrozil tidak dianjurkan karena terjadi penurunan ekskresi urin dan ikatan protein pravastatin

5 Atorvastatin Digoxin

Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.

Mekanisme kerja digoxin yaitu dengan menghambat pompa Na-K ATPase yang menghasilkan peningkatan sodium intracellular yang menyebabkan lemahnya pertukaran sodim/kalium dan meningkatkan  kalsium intracellular.

Pemakaian bersama digoxin dan atorvastatin meningkatkan kadar tunak plasma digoxin hingga 20%.

6 Atorvastatin Antasid berisi Al dan Mg

Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan

Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi

Pemakaian suspensi antasid berisi Al dan Mg menurunkan

menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.

“terlalu” asam tersebut, selain itu antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam,

kadar plasma atorvastatin hingga 35%

7 Atorvastatin Simetidin

Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.

Cimetidine adaiah penghambat histamin pada reseptor H2 secara selektif dan reversible, penghambatan histamin pada reseptor H, akan menghambat sekresi asam lambung baik pada keadaan istirahat maupun setelah perangsangan oleh makanan, histamin, pentagastrin, kafein dan insulin.

Atorvastatin + simetidin menurunkan efektivitas penurunan trigliserida hingga 26-34%

8 Atorvastatin Eritromisin

Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan kadar LDL plasma.

Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya

Atorvastatin + eritromisin (suatu inhibitor sitokrom) meningkatkan kadar plasma atorvastatin hingga 40%

CONTOH OBAT DIPASARAN

Nama Nama Dagang Sediaan Produsen

GenerikGemfibrozil Lopid

Lipidan

Lapibroz

Kapsul/Tablet 300, 450, 600,

900 mg

Kapsul/Kaplet 300, 600 mg

Kapsul 300, 600 mg

Park Davis

Dankos

Lapi

Fenofibrat Evothyl Kapsul 100, 300 mg Guardian

Hipolip Kapsul 100, 300 mg Mecosin

Hyperchol Kapsul 100, 300 mg Ikapharmindo

Klofibrat Arterol Kapsul 250, 500 mg Pharos Chemie

Bezafibrat Bezalip Tablet 200 mg Boehringer M.

Atorvastatin Lipitor Tablet 10, 20 mg Marner-

Lambert

Lovastatin Belvas Tablet 20 mg IPI

Justin Tablet 20 mg Ifars

Vastachol Tablet 20 mg Rama Farma

Fluvastatin Leschol Kapsul 40 mg Novartis

Simvastatin Liponorm Tablet 5, 10 mg Dankos

Normofat Tablet 5, 10 mg Soho

Sinova Tablet 5, 10 mg Combiphar

Pravastatin Pravachol Tablet 10, 20 mg Bristol Myers

Mevalotin Tablet 5, 10 mg Sankyo, KF

Asam

nikotinat

Tablet 100 mg

DAFTAR PUSTAKA

AKFAR-ISFI/Farmakologi/Antihiperlipidemia

Estuningtyas, A. Dan Arif, A. (2007). Obat Lokal. Dalam buku: Farmakologi dan Terapi. Edisi lima,

Editor: Sulistia Gan Gunawan. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

ISFI (2008). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 43. Jakarta : Ikatan Sarjana   

Farmasi Indonesia.

Nah, Y. K. (2007). Interaksi Obat yang Penting di Klinik. Meditek, Vol. 15 No. 39, Januari-April 2007.

Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta Barat

KAJIAN PUSTAKA

Hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis akibat kelainan metabolisme lemak

darah yang ditandai dengan meningginya kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia),

trigliserida (hipertrigliseridemia) atau kombinasi keduanya. Dari beberapa penelitian,

hiperkolesterolemia dapat mempertinggi risiko morbiditas dan mortalitas penyakit jantung

koroner (PJK), sedangkan hipertrigliseridemia meningkatkan kasus nyeri perut dan pankreatitis.

Sebaliknya usaha menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah menunjukkan turunnya

kemungkinan terkena serangan penyakit jantung koroner.

Pada umumnya hiperkolesterolemia atau hipertrigliseridemia ringan masih dapat

dikendalikan dengan hanya melakukan diet rendah lemak jenuh dan rendah kalori. Namun pada

kasus berat dan/atau bersifat herediter yang sering menyerang pada usia muda, maka diet saja

tentu kurang adekuat dan seharusnya digunakan obat-obat antihiperlipidemia yang mampu

mengendalikan kadar plasma kolesterol, trigliserida atau keduanya dengan baik. Pengendalian ini

dituntut seumur hidup, sehingga obat antihiperlipidemia pun digunakan dalam jangka panjang

pula.

Sebenarnya inti dari kelainan patologis pada hiperlipidemia ini adalah kegagalan

transportasi dan pengelolaan lipid yang terdiri dari kolesterol; trigliserida, fosfolipid dan asam

lemak bebas. Dalam hal ini kolesterol dan trigliserida memegang peran kunci, karena pengaturan

kadar fosfolipid dan asam lemak bebas tergantung padanya; selain itu pada ateroma pembuluh

darah sedang dan besar ditemukan timbunan kolesterol pada tunika intima dengan manifestasi

klinis berupa PJK, strok dan se-bagainya. Selain itu transportasi lipid dalam darah sebagian besar

terikat dengan protein (apoprotein) yang membentuk kompleks berbentuk sferis dengan berbagai

densitas dan sifatnya (lipopro-tein). Perbedaan ini secara Minis dapat menolong dalam

menentukan pilahan hiperlipidemia.

Tingginya kadar low density lipoprotein (LDL) selalu ditemukan pada PJK. Oleh

sebab itu pemahaman metabolisme lipid dan mekanisme kerja obat anti-hiperlipidemia yang

memungkinkan penggunaan obat secara rasional sangat menolong dalam terapi hiperlipidemia

beserta penyulitnya. Dalam tulisan ini akan dibahas secara mendetil fisiologi metabolisme lipid

dan faktor penyebab kelainannya yang dikaitkan dengan intervensi obat antihiperlipidemia

dengan menjelaskan mekanisme kerja obat terpilih untuk masing-masing jenis hiperlipidemia

serta efek samping yang dapat timbul akibat pemakaian jangka panjang.

B. Mekanisme terbentuknya Hiperlipidemia

Dalam keadaan normal konsumsi lemak (fat) sekitar 80-120 g/hari. Lemak ini akan

dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus dan disekresikan

ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron. Kemudian kandungan trigliserida

(TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam lemak, gliserol dan kolesterol dengan

perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada permukaan endotel kapiler,

sehingga menjadi kilomikron remnan. Karena permukaan kilomikron remnan ini mengandung

apo B-48 dan apo E yang mempunyai affmitas tinggi dengan reseptor membran hepatosit, maka

kilomikron ini akan terikat dengan hepatosit, mengalami internalisasi dan degradasi oleh enzim

lisosom dengan melepaskan kandungan kolesterolnya ke dalam hepatosit. VLDL berfungsi

mengangkut TG dan sejumlah kolesterol (sintesa de novo) yang dilepaskan oleh hepatosit dan

masuk sirkulasi. Kandungan TGnya juga mengalami degradasi oleh LPL dan dilepaskan ke

jaringan tepi sehingga VLDL berubah menjadi VLDL remnan ( VLDL) atau IDL. Permukaan

IDL ini mengandung apo B-100 dan apo E yang juga beraffinitas tinggi dengan hepatosit. Tetapi

hanya sedikit sekali IDL yang mengalami internalisasi, sebagian besar diubah menjadi LDL dan

tetap beredar dalam sirkulasi.

Dalam keadaan normal VLDL ini beredar dalam darah dengan kadar yang rendah, namun

pada kelainan kandungan apeE-nya, kadarnya dapat meningkat dan bersifat aterogenik (tipe III

hiperlipoproteinemia). LDL sendiri tetap mengandung banyak kolesterol dan apo B-100 yang

beraffmitas tinggi dengan reseptor LDL jaringan hepar dan diluar hepar, dan melepaskan

kolesterolnya ke jaring-an tadi. Karena bersihan LDL ini berjalan lambat, maka sebagian besar

kolesterol yang beredar terikat dalam LDL ini. Pada keadaan kekurangan reseptor LDL akan

timbul kelainan tipe IIa hiper-lipoproteinemia yang bersifat aterogenik; selain itu prekursor HDL

dibentuk oleh hepatosit dan menjadi matang selama memasuki sirkulasi dengan menarik

kolesterol dan kelengkapan apoprotein (C-2). Apo C-2 inilah yang menyebabkan pecahnya

kandungan TG kilomikron dan VLDL dalam hepatosit oleh LPL. Subpopulasi HDL (HDL2)

berfungsi mengangkut kolesterol jaringan tepi(terutama dari dinding uteri) kembali ke hepar,

sehingga lipoprotein ini berguna untuk mencegah timbulnya PJK. Individu dengan kadar HDL

tinggi mempunyai korelasi positif terhindar PJK Ketidakseimbangan antara produksi lipoprotein

yang dilepas oleh jaringan tertentu dengan bersihan lipoprotein itu sendiri dari plasma akan

menimbulkan hiperlipoproteinemia dengan manifestasi klinik tertentu

. Sifat aterogenik LDL dan VLDL telah banyak dibuktikan. Peninggian kadar salah satu

atau keduanya mempunyai korelasi positif menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL meninggi

karena adanya defisiensi reseptor LDL pada hepatosit atau membran sel jaringan lainnya,

sehingga apo B-100 LDL tidak dapat terikat pada sel jaringan tadi dan tetap bebas beredar dalam

plasma. Pada keadaan normal genesis reseptor LDL ini diatur oleh langsung kadar kolesterol.

Apabila kadar kolesterol meninggi, hal ini akan menghambat transkripsi messenger RNA (m-

RNA) yang akan membentuk reseptor LDL, demikian pula sebaliknya keadaan inilah yang

disebut dengan hiperlipidemia. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi langsung kadar

lipoprotein adalah :

1)Diet : kalori total perhari, jumlah kalori dari lemak, asupan

kolesterol.

2)Antropometrik : ratio berat - tinggi badan (obesitas).

3)Kebiasaan merokok, kurang gerak, asupan alkohol.

4)Ras

5)Genetika

6)Seks : kadar estrogen (endogen/eksogen).

7)Penyakit lain : diabetes mellitus, hipotiroidea, uremia, sin-

   droma nefrotik

Farmakoterapi Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan kelebihan lipida darah (Hiperlipidemia) biasanya ditujukan untuk (1) menurunkan produksi lipoprotein oleh jaringan, (2) meningkatkan perombakan (katabolisme) lipoprotein dalam plasma, (3) mempercepat bersihan kolesterol dari

tubuh. Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi, tetapi harus disertai diet  rendah lipid, terutama kolesterol dan lemak jenuh.Obat-obat yang dapat digunakan pada hiperlipidemia meliputi :

A.     Niasin atau Asam Nikotinat (vitamin B7)Obat ini mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyanangkanMekanisme kerja : menghambat lipolisis trigiliserida menjadi asam lemak bebas. Di hati, asam lemak bebas digunakan sebagai bahan sintesis trigliserida yang selanjutnya senyawa ini diperlukan untuk sintesis VLDL. VLDL selanjutnya digunakan untuk sintesis LDL. Dengan demikian obat ini dapat menurunkan kadar trigiliserida (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL).Penggunaan : berdasarkan atas kemampuannya menurunkan kadar plasma kolesterol dan trigliserida, maka digunakan pada hiperlipoproteinemia tipe IIb dan IV dengan VLDL dan LDL yang meningkat. Niasin juga merupakan obat antihiperlipisemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL plasma.Efek samping : kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas) dan pruritus (rasa gatal pada kulit), pada sebagian pasien mengalami mual dan sakit pada abdomen, meningkatkan kadar asam urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam urat, toleransi glukosa dan hepatotoksik.

B.     Derivat Asam Fibrat

Termasuk golongan ini adalah Fibrat-Klofibrat-Bezafibrat dan Gemfibrozil yang menurunkan kadar trigliserida darah. Obat ini sedikit menurunkan kadar kolesterol. Digunakan terutama untuk menurunkan VLDL pada hiperlipidemia tipe IIb, III dan V.Mekanisme kerja : memacu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis trigliserida pada kilomikron dan VLDL.Efek samping :

1.             Efek gastrointestinal : gangguan pencernaan ringan2.             Litiasis : pembentukan batu empedu

3.           Keganasan : terutama Klofibrat yang dapat menyebabkan keganasan terkait dengan kematian4.             Otot : Miositis (peradangan otot polos)

Interaksi obat : berinteraksi dengan antikoagulan Kumarin, sehingga meningkatkan efek anti koagulan.Kontra indikasi : pasien dengan kelainan fungsi hati, ginjal atau pasien dengan penyakit kandung empedu.

C.     Resin Pengikat Asam EmpeduTermasuk golongan ini adalah Kolesteramin dan Kolestipol.Mekanisme kerja : obat ini merupakan resin (damar) penukar ion yang bersifat basa, yang mempunyai afinitas tinggi terhadap asam empedu. Asam empedu akan diikat oleh resin ini, membentuk senyawa yang tidak larut dan tak dapat direabsorbsi untuk selanjutnya diekskresi melalui feses. Dengan demikian ekskresi asam empedu yang biasanya sedikit akibat peredaran darah enterohepatik, dapat ditingkatkan hampir 10 kalinya. Kekurangan asam empedu didapat

dari sintesis baru dari kolesterol (yang terdapat dalam LDL), dengan demikian kadar LDL plasma menurun.Penggunaan : obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah obat-obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan IIb.Efek samping :1.              Efek gastrointestinal : konstipasi, mual dan kembung (flatulen)2.             Gangguan absorbsi : mengganggu absorbsi vitamin larut lemak (A,D,E,K) pada resin dosis tinggi.Interaksi obat : berinteraksi dengan Tetrasiklin, Fenobarbital, Digoksin, Warfarin, Pravastatin, Fluvastatin, Aspirin dan Diuretik Tiazid dengan mengganggu absorbsinya dalam usus. Karena itu, obat-obat tersebut harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam setelah obat resin pengikat empedu diminum.

D.    ProbukolObat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka obat ini tidak disukai. Namun sifat antioksidannya penting dalam menghambat aterosklerosis.Mekanisme : menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang dimuati oleh kolesterol, menjadi sel busa yang menempel pada vaskular dan merupakan dasar pembentukan plak pada aterosklerosis.Dengan demikian, pencegahan oksidasi kolesterol akan menghambat perkembangan aterosklerosis.Penggunaan : pada hiperkolesteromia tipe IIa dan IIb. Obat ini digunakan jika antihiperlipidemia lain tidak efektif.Efek samping : gangguan pencernaan ringan.

E.     Inhibitor HMG-CoA (Hidroksimetilglutaril koenzim A) ReduktaseTermasuk golongan ini adalah Lovastatin, Pravastatin, Simvastatin dan Fluvastatin.Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG Co A reduktase dalam sintesis kolesterol, dengan demikian akan meningkatkan penguraian kolesterol intrasel sehingga mengurangi simpanan kolesterol intrasel.Penggunaan : efektif untuk menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis hiperlipidemia.Efek samping : kelainan biokimiawi fungsi hati dan gangguan otot (miopati)Interaksi obat : meningkatkan kadar Kumarin (antikoagulan) sehingga meningkatkan risiko pendarahan.Kontra indikasi : ibu hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja.

F.     Minyak IkanSediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadand-kadang minyak ikan dapat memperburuk hiperkolesteromia.

G.    Terapi KombinasiKadang-kadang perlu memberikan dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan kadar lipid plasma yang signifikan. Misalnya pada hiperlipidemia tipe II, pasien sering diobati dengan kombinasi Niasin dan Resin pengikat empedu (Kolestiramin). Kombinasi ini efektif menurunkan kadar kolesterol LDL dan VLDL plasma.Contoh lain adalah kombinasi HMG CoA reduktase dengan Resin pengikat empedu, juga efektif dalam menurunkan kolesterol LDL.

Sediaan Obat

Generik Patent Produsen Bentuk Sediaan

Gemfibrozil

Lopid Park Davis Kapsul/Tablet 300, 450, 600, 900 mg

Lipidan Dankos Kapsul/Kaplet 300, 600 mg

Lapibroz Lapi Kapsul 300, 600 mg

Fenofibrat Evothyl GuardianKapsul 100, 300 mg

Hipolip MecosinKapsul 100, 300 mg

Hyperchol IkapharmindoKapsul 100, 300 mg

Klofibrat Arterol Pharos ChemieKapsul 250, 500 mg

Bezafibrat Bezalip Boehringer Mannheim Tablet 200 mgAtorvastatin Lipitor Marner-Lambert Tablet 10, 20 mgLovastatin Belvas IPI Tablet 20 mg

Justin Ifars Tablet 20 mg

Vastachol Rama Farma Tablet 20 mg

Fluvastatin Leschol Novartis Kapsul 40 mgSimvastatin Liponorm Dankos Tablet 5, 10 mg

Normofat Soho Tablet 5, 10 mg

Sinova Combiphar Tablet 5, 10 mg

Pravastatin Pravachol Bristol Myers Squibb Tablet 10, 20 mg

Mevalotin Sankyo, KF Tablet 5, 10 mg

Asam nikotinat Tablet 100 mg

PUSTAKA PENDUKUNG

                ; ISO Indonesia; Volume XXXV; Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia; PT. AKA; Jakarta; 2001

                ; Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000; CV. Sagung Seto; Jakarta; 2001Katzung, G. Bertram; Farmakologi Dasar dan Klinik; Edisi keenam; EGC; Jakarta; 1998Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R; Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan; EGC; Jakarta;

1996Mutschler, Ernst, Dinamika Obat, Edisi Kelima, Penerbit ITB, Bandung, 1991Mycek, J. Mary, Harvey, A. Richard dan Champe, C. Pamela; Farmakologi, Ulasan Bergambar; Edisi

kedua; Widya Medika; Jakarta 2001Tan, Hoan, Tjay dan Rahardja, Kirana; Obat-obat Penting; Edisi Keempat; 1991Woodley, Michele dan Whelan, Alison; Pedoman Pengobatan; Edisi Pertama; Yayasan Essentia

Medica dan Andi Offset; Yogyakarta; 1995

HIPERLIPIDEMIA

1.1  Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dan IPTEK menyebabkan perubahan di berbagai

faktor seperti faktor ekonomi dan sosial. Perkembangan tersebut juga menyebabkan perubahan

pada pola hidup manusia. Kebanyakan masyarakat saat ini lebih memilih makanan cepat saji

yang sebenarnya makanan tersebut kurang baik untuk kesehatan, karena banyak mengandung

lemak dengan sedikit serat. Disamping itu, cara hidup yang sibuk menyebabkan tidak adanya

kesempatan untuk melakukan aktifitas fisik yaitu berolahraga. Salah satu perubahan pada pola

hidup  yang seperti ini mengakibatkan gangguan metabolisme dalam tubuh misalnya

hiperlipidemia.

Survei terkini di 8 negara Asia melaporkan, 50 penduduk Asia gagal menurunkan kadar

kolesterol jahat mereka sesuai target yang disarankan dalam panduan pengobatan. Di Indonesia,

kegagalan ini bahkan mencapai 70%. Jumlah yang sangat besar, tidak mengherankan jika

penyakit-penyakit seperti jantung koroner dan stroke masih menjadi salah satu faktor terbesar

terjadinya kematian di Indonesia dengan angka kematian 17 juta orang pertahun. Prediksi ini

seharusnya membuat kita sadar untuk selalu menjaga kondisi kolesterol dalam keadaan normal.

Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4 juta

kematian akibat hiperlipidemia atau sebesar 7,9% dari jumlah kematian terjadi pada usia muda..

gambar penyumbatan pembuluh arteri koroner yang disebabkan oleh lemak2.1   Pengertian Hiperlipedemia

Hiperlipidemia ialah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kelainan

(peningkatan maupun penurunan) fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama

adalah kadar kolesterol total yang tinggi, kadar trigliserida yang tinggi, dan kadar kolesterol

HDL yang rendah (Munaf, 2009 : 404).

Jenis –jenis lipoprotein dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :

1.      Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein dengan komponen 80% trigliserida dan kurang dari 5%

kolesterol ester. Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot

rangka, dan juga membawa kolesterol makanan ke hati.

2.      Lipoprotein densitas sangat rendah (Very Low Density Lipoprotein/VLDL)

VLDL adalah lipoprotein yang terdiri dari 60% trigliserida dan 10-15% kolesterol. VLDL

disekresi oleh hati untuk mengangkut trigliserida ke jaringan perifer.

3.      Lipoprotein densitas sedang (Intermediate Density Lipoprotein/IDL)

IDL adalah lipoprotein yang terdiri dari 30% trigliserida dan 20% kolesterol, serta lebih

banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL merupakan zat perantara yang terjadi sewaktu

VLDL dikatabolisme menjadi LDL.

4.      Lipoprotein densitas rendah (Low Density Lipoprotein/LDL)

LDL adalah lipoprotein yang terdiri dari 50% kolesterol dan 10% trigliserida. LDL

merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia. Lipoprotein densitas tinggi

(High Density Lipoprotein/HDL)

HDL adalah lipoprotein yang mengandung 13% kolesterol, 5% trigliserida, dan 50%

protein. (Gunawan, 2007 : 375-376).

Kadar lipid plasma normal,batas dan tinggi.

Kadar kolesterol Total Kategori Kolesterol Total

          kurang dari 200 mg/dL          Bagus

          200-239 mg/dL          Ambang batas atas

          240 mg/dL dan lebih          Tinggi

Kadar LDL Kategori LDL         Kurang dari 100 mg/dL          Optimal          100-129 mg/dL          Di atas optimal         130-159 mg/dL          Ambang batas atas         160-189 mg/dL          Tinggi         190 mg/dL dan lebih           Sangat tinggi

Kadar HDL Kategori HDL

         Kurang dari 40 mg/Dl              Rendah

          60 mg/dL dan lebih              Tinggi

Kadar Trigliserida Kategori Trigliserida

          Kurang dari 150 mg/dL          Normal

           150-199 mg/Dl          Ambang batas atas

          200-499 mg/Dl          Tinggi

          500 mg/dL dan lebih          Sangat tinggiSumber : diadaptasi dari National Institutes of Health, Detection, Evaluation dan Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adults Treatment Panel III)

(Wulandari, 2011 : 62) 

1.1.4     Gejala Hiperlipidemia

Penderita hiperlipidemia umumnya tidak merasakan gejala yang spesifik, bahkan

penderita tidak merasakan adanya gejala penyakit sama sekali. Biasanya mereka baru

mengetahui menderita hiperlipidemia setelah dinyatakan menderita penyakit jantung koroner

atau stroke. Namun pada sebagian orang, hiperlipidemia dapat dikenali saat mereka merasakan

sakit kepala dan pegal-pegal sebagai gejala awal. Gejala ini muncul sebagai akibat dari

kekurangan oksigen. Kadar lipid yang tinggi akan menyebabkan aliran darah menjadi kental

sehingga oksigen menjadi kurang (Wulandari, 2011 : 9). Gejala yang lain adalah adanya endapan

lemak yang akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di dalam tendo (urat

daging) dan di dalam kulit.  Kadar trigliseridaa yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dL atau lebih)

bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala lain misalnya nyeri perut yang 

hebat 

1.1.5     Diagnosa hiperlipidemia

Pemeriksaan untuk penderita hiperlipidemia dilakukan dengan memeriksa kadar lemak

darah yang diambil setelah berpuasa selama 6-12 jam. Kadar lemak yang diperiksa meliputi

kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida (Hasibuan, 2011).

2.1    Tinjauan Golongan Obat Antihiperlipidemia

2.1.1        Inhibitor HMG CoA Reduktase

Obat-obat penurun kolesterol yang biasa digunakan saat ini adalah golongan statin atau

nama ilmiahnya adalah inhibitor HMG-CoA reduktase. Sintesis kolesterol didalam sel

membutuhkan enzim HMG-CoA reduktase sehingga dengan pemberian obat golongan statin

dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar HDL. Statin dalam

dosis tinggi juga dapat menurunkan kadar trigliserida yang disebabkan karena naiknya kadar

VLDL. Efek samping golongan statin yang berbahaya adalah miopati dan rabdomiolisis, namun

efek samping ini jarang terjadi (Gunawan, 2007 : 383).

Statin diperkenalkan pada tahun 1980, statin menjadi obat yang paling ampuh untuk

menurunkan kolesterol yang kita punya saat ini. Jenis obat yang sering terdapat di pasaran

seperti lovastatin (Mevacol), simvastatin (Zocor), fluvastatin (Lescor), pravastatin (Pravachol),

dan atrovastatin (Lipitor). Statin didesain untuk menahan enzim yang disebut HMG-CoA

reduktase, yang diperlukan untuk memproduksi kolesterol. Bila statin menahan enzim tersebut

maka liver tidak dapat membuat kolesterol. Padahal sel-sel dalam liver memerlukan jumlah

tertentu dari kolesterol untuk membentuk membran sel agar dapat berfungsi secara benar. Karena

sel liver tidak dapat membuat kolesterol, maka akan mengambil kolesterol yang terdapat dalam

darah dengan memproduksi reseptor yang mengumpulkan LDL. Dengan demikian berkuranglah

jumlah LDL dalam darah. Statin dapat menstabilkan plak dan mencegah pembuluh darah untuk

pecah. Statin bekerja secara cepat, dalam beberapa minggu sudah dapat menurunkan kadar

kolesterol yang tinggi. Sebagai contohnya simvastatin yang dapat mengurangi serangan jantung,

stroke, dan kematian bagi mereka yang berpenyakit kardiovaskuler (Soeharto, 2004 : 261).

NCEP-ATP III menganjurkan golongan HMG-CoA reduktase inhibitor sebagai pilihan

obat pertama dalam pengobatan hiperlipidemia, karena kerja obat ini yang dapat menurunkan

kadar kolesterol LDL hingga 50% dan kolesterol LDL merupakan sasaran utama pencegahan

arteri koroner (Waspandji, 2006 : 1931).

2.1.2   Turunan Asam Fibrat

Obat-obat golongan ini bekerja dengan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase,

menurunkan produksi VLDL, dan meningkatkan kadar HDL. Obat-obat ini diabsorbsi melalui

usus. Kadar puncak plasma tercapai dalam 1-4 jam. Hasil metabolisme asam fibrat diekskresikan

melalui urin dan tinja. Efek samping dari obat-obat golongan ini yang paling sering di temukan

adalah gangguan saluran cerna seperti mual, muntah dan diare. Efek samping lainnya antara lain

gangguan faal hati, gangguan ginjal dan miopati. Senyawa yang termasuk golongan ini adalah

gemfibrozil, fenofibrat, benzafibrat, simfibrat dan siprofibrat (Gunawan, 2007 : 380).

2.1.3   Resin

Resin bekerja di dalam usus  dengan mekanisme kerja dengan cara mengikat asam empedu

yang membawa kolesterol, sehingga menambah pembuangan kolesterol melalui feses. Jadi obat

ini mengurangi jumlah kolesterol yang menuju ke liver, kemudian membuat lebih banyak LDL

reseptor yang bertanggung jawab untuk menangkap LDL dari plasma sehingga LDL menurun

(Soeharto, 2004 :264). Efek samping yang umum terjadi adalah gangguan saluran cerna seperti

mual, muntah dan konstipasi. Obat yang termasuk dalam golongan resin adalah kolesteramin dan

kolestipol. Kolesteramin dan kolestipol bersifat hidrofilik tetapi tidak larut dalam air, tidak

dicerna, dan tidak diabsorbsi sehingga diduga merupakan hipolipidemik yang aman. (Gunawan,

2007 : 382).

2.1.4   Asam Nikotinat

Asam nikotinat termasuk obat terawal yang digunakan untuk hiperlipidemia. Obat ini dapat

mempengaruhi hampir semua fraksi lipid (LDL, HDL dan trigliserida). Efek hipolipidemik dapat

dicapai bila diberikan dalam dosis besar (2-6 g/hari). Obat ini dapat meningkatkan HDL (30%-

40%), menurunkan trigliseridaa sebesar 35%-45% dan menurunkan LDL sebesar 20%-30%.

Efek samping asam nikotinat adalah kemerahan pada kulit yang sering timbul dan dyspepsia

sehingga obat ini sekarang jarang digunakan. Asam nikotinat dapat menyebabkan kecacatan bayi

pada hewan coba (Goodman & Gilman, 2003 : 963-964).