anti anxietas
TRANSCRIPT
Obat antiansietas dibagi dalam dua golongan :
Obat antiansietas disebut anxiolitika yaitu obat yang dapat mengurang antiansietas
dan patologik, ketegangan dan agitasi obat-obat ini tidak berpengaruh pada proses kognitif
dan persepsi, efek otonomik dan ekstra piramidal tetapi menurunkan ambang kejang dan
berpotensi untuk ketergantungan obat.
Ada dua golongan obat antiansietas :
1. Benzodiazepin : diazepam, oxazolam, lorazepam, clobazam
2. Non Benzodiazepin : buspiron dan sulpirit
Benzodiazepin merupakan obat pilihan untuk kecemasan dan ketegangan jika pasien
mengalami ansietas yang intensif. Benzodiazepin dengan paruh waktu yang lebih panjang
mungkin dapat diterima.
Mekanisme kerja : syndrome Acietas disebabkan oleh hiperaktifitas dari system limbik
SSP yang terdiri dari “ dopaminergik, noradrenergik, serotoniergik neurons “ yang
dikendalikan oleh GABA – ergic neurons.
Ada beberapa efek samping obat dari golongan ini adalah :
Sedasi : mengantuk, kewaspadaan kurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan
kognitif melemah.
Relaksasi otot : rasa lemah, cepat lelah dll.
Potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah dari narkotik, potensi menimbulkan
ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih dapat dipertahankan setelah dosis
akhir berlangsung sangat singkat.
Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat : pasien
menjadi irirtable, bingung, gelisah, imsonia, tremor, palpitasi, keringat dingin, konvulsi dll.
Hal ini berkaitan dengan penurunan kadar Benzodiasepin dalam plasma.
Ketergantungan lebih sering pada individu dengan riwayat peminum alkohol,
penyalahgunaan obat, atau ” unstable personalities ” oleh kerena itu obat Benzodiasepin
tidak dianjurkan kepada pasien – pasien tersebut.
Golongan Benzodiasepin sebagai obat anti-ancietas yang mempunyai ratio terapeutik
yang lebih tinggi dan kurang menimbulkan efek adiksi, toksisitas rendah. Golongan ini
merupakan drug of choice dari semua obat yang mempunyai efek anti-ancietas.
Lama pemberian :
Pada syndrome ancietas yang disebabkan factor situasi eksternal, pemberian obat tidak
lebih dari 1 – 3 bulan.
Pemberian sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila syndrome anxietas dapat diramlakan
waktu datangnya dan hanya pada situasi tertentu, serta terjadinya tidak sering.
Penghentian selalu secara bertahap agar tidak menimbulkan gejala lepas obat.