ansin suction

8
Program Pendidikan Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2012 ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PENGISAPAN LENDIR (SUCTION) DI UGD RSUP DR. KARIADI SEMARANG Inisial Pasien : Tn. N Diagnosa Medis : CKB Tanggal Masuk : 27 Desember 2012 1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran a. Diagnosa Keperawatan: Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan napas\ Data Subyektif: - Data Obyektif: Klien merupakan rujukan dari RSUD Kartini Jepara Klien terpasang ETT yang disambungkan dengan oksigen Sekret pada ETT (+), reflek batuk (-) Tingkat kesadaran = sporocoma GCS E 1 M 1 V ETT b. Dasar Pemikiran: Cedera kepala merupakan penyakit neurologis dan merupakan proporsi endemik sebagai kecelakaan di jalan raya, meliputi trauma kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala dibagi menjadi tiga berdasarkan Nilai Skala 1

Upload: yu-li

Post on 18-Feb-2015

881 views

Category:

Documents


99 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ansin Suction

Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PENGISAPAN LENDIR (SUCTION)

DI UGD RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Inisial Pasien : Tn. N

Diagnosa Medis : CKB

Tanggal Masuk : 27 Desember 2012

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran

a. Diagnosa Keperawatan:

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

sekret di jalan napas\

Data Subyektif: -

Data Obyektif:

Klien merupakan rujukan dari RSUD Kartini Jepara

Klien terpasang ETT yang disambungkan dengan oksigen

Sekret pada ETT (+), reflek batuk (-)

Tingkat kesadaran = sporocoma

GCS E1M1VETT

b. Dasar Pemikiran:

Cedera kepala merupakan penyakit neurologis dan merupakan

proporsi endemik sebagai kecelakaan di jalan raya, meliputi trauma

kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala dibagi menjadi tiga

berdasarkan Nilai Skala Glasgow (GCS) berikut: 1) Minor/ringan

(CKR) dengan ciri GCS 13 – 15, dapat terjadi kehilangan kesadaran

atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit, tidak ada kontusio

tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma; 2) Sedang (CKS)

dengan GCS 9 – 12, kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari

30 menit tetapi kurang dari 24 jam, dapat mengalami fraktur

tengkorak; 3) Berat (CKB) dengan ciri-ciri GCS 3 – 8, kehilangan

kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam, meliputi kontusio

serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.

1

Page 2: Ansin Suction

Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012

Klien dalam kasus ini mengalami CKB, sehingga harus

mendapatkan bantuan napas buatan serta dilakukan intubasi

endotrakeal (ET). Klien yang terpasang ET beresiko mengalami

penumpukan pada jalan napas, sehingga mengakibatkan

ketidakefektifan jalan napas.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi diagnosa

keperawatan di atas adalah pengisapan lendir (suction), yaitu suatu

tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter

penghisap. Tiga teknik pengisapan primer adalah pengisapan orofaring

dan pengisapan nasofaring, pengisapan orotrakea dan pengisapan

nasotrakea, dan pengisapan jalan napas buatan. Suction yang dilakukan

pada klien adalah jenis pengisapan pada orofaring atas pertimbangan/advis

dari tim medis.

3. Prinsip-prinsip tindakan

Prinsip dari tindakan suction adalah steril karena orofaring dan trakea

dianggap steril. Adapun mulut dianggap bersih, maka tindakan suction

pada mulut dilakukan setelah orofaring dan trakea dengan menggunakan

kateter suction yang berbeda. Keseluruhan prosedur dari memasukkan

kateter suction sampai mengeluarkannnya tidak boleh lebih dari lima belas

detik karena oksigen tidak dapat mencapai paru-paru selama pengisapan.

Sebelum melakukan suction, kebutuhan oksigenasi klien ditingkatkan

menjadi 100% pada ventilator atau dinaikkan 3 tingkat lebih tinggi pada

penggunaan O2 nasal kanul/masker non breathing. Kecuali pada distres

pernpasan, klien harus dibiarkan istirahat di antara pemasukan kateter

suction. Apabila klien menggunakan kanul atau masker oksigen, maka

harus dipasang kembali selama istirahat.

2

Page 3: Ansin Suction

Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012

Prosedur tindakan suction :

a. Persiapan Alat

- Set penghisap sekresi atau suction portable lengkap dan siap pakai

- Kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa

- Sarung tangan steril/bersih

- Masker

- Kassa steril/bersih

- Kom berisi air untuk membilas kateter suction

b. Prosedur

1) Cuci tangan

2) Memakai alat pelindung diri (sarung tangan steril/bersih dan

masker)

3) Menghidupkan mesin penghisap sekresi dan atur regulator vakum

untuk menetapkan tekanan yang sesuai

4) Siapkan suction, lalu hubungkan satu ujung selang penghubung

suction dengan mesin penghisap dan tempatkan ujung yang lain di

tempat yang aman

5) Masukkan (insersi) suction di area mulut (orofaring),di daerah yang

terpasang ET

6) Pengisapan dilakukan sambil menarik kateter suction dengan

gerakan memutar. Jika ada rangsangan batuk, tarik sepanjang kira-

kira 2 cm untuk mencegah trauma pada carina

7) Jika jalan napas klien sudah bersih dari sekret, hentikan tindakan

8) Bilas suction dengan air bersih yang sudah disipakan dalam kom.

9) Matikan mesin pengisap, kemudian lepaskan selang penghubung

suction dengan mesin penghisap.

10) Letakkan suction di dekat klien

11) Lepas sarung tangan dan cuci tangan

12) Dokumentasikan tindakan dan monitor respon pasien pada lembar

catatan asuhan keperawatan pada meja pasien.

3

Page 4: Ansin Suction

Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012

4. Analisa tindakan keperawatan

Prinsip yang digunakan dalam melakukan tindakan suction adalah bersih

karena hanya dilakukan di sekitar ET, bukan pada jalan napas.

Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik adalah penggunaan

kateter suction yang seharusnya dispossible (sekali pakai), tetapi di IGD

digunakan berkali-kali.

5. Bahaya yang dapat terjadi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat penghisapan sekret endotrakeal

sebagai berikut (Setianto, 2007):

a. Hipoksia / Hipoksemia

b. Kerusakan mukosa bronkial atau trakeal

c. Cardiac arest

d. Aritmia

e. Atelektasis

f. Bronkokonstriksi / bronkospasme

g. Infeksi (pasien / petugas)

h. Pendarahan dari paru

i. Peningkatan tekanan intra kranial

j. Hipotensi

k. Hipertensi

6. Hasil yang didapat dan maknanya

Evaluasi dari hasil yang diharapkan setelah melakukan tindakan

penghisapan sekret endotrakeal adalah (Setianto, 2007):

a. Meningkatnya suara napas

b. Menurunnya Peak Inspiratory Pressure yang ditandai menurunnya

ketegangan saluran pernapasan, meningkatnya dynamic compliance

paru, dan meningkatnya tidal volume.

c. Adanya peningkatan dari nilai arterial blood gas atau saturasi oksigen

yang bisa dipantau dengan pulse oxymeter.

d. Hilangnya sekresi pulmonal.

4

Page 5: Ansin Suction

Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012

7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi

diagnosa keperawatan di atas (mandiri dan kolaboratif)

a. Mandiri

1) Memonitor vital sign dan kepatenan jalan napas klien

2) Mempertahankan posisi semifowler/fowler

b. Kolaborasi

Medis :

1) Memberikan O2 sesuai kebutuhan

2) Memberikan terapi untuk mengurangi atau mengencerkan sekret

3) Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui timbulnya

komplikasi lain akibat suction

8. Kepustakaan

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses, dan Praktik Edisi IV. Jakarta : EGC

RSUP Kariadi. 2004. Protap RSUP Kariadi : Tindakan Suction. Semarang

Setianto. 2007. Prinsip-prinsip Tindakan Suction. Jakarta : Salemba

9. Evaluasi diri

Mahasiswa melakukan tindakan suction secara mandiri setelah

mendapatkan persetujuan dari tim medis maupun perawat yang jaga di

label merah (tempat Tn. N berada).

Semarang, 28 Desember 2012

Mengetahui,

Pembimbing Klinik UGD Mahasiswa

( DWI ARIF R. ) ( NURUL AZIZATUNNISA )

5