angkuman biomassa cai

Upload: silvercyber19

Post on 20-Jul-2015

113 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 1 Renewable Technology Biomass (Liquid)

1. BIOMASSA Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar. Biomassa tidak mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh proses geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi. 2. BIOMASSA LIQUID (CAIR) Biomassa berbentuk cair dapat berupa zat turunan dari biomassa padat dan gas. Biomassa berbentuk cair dapat digunakan sebagai salah satu jenis biofuel (bahan bakar alami) untuk menggantikan peran bahan bakar yang berasal dari minyak bumi. Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang berpotensi menjadi energi bahan bakar alternatif, antara lain : Kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya, kapuk : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti solar (minyak diesel). Tebu, jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-ubian yang lain : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti premium. Nyamplung, algae, azolla : kemungkinan besar dapat dijadikan sebagai sumber pengganti kerosene, minyak bakar atau bensin penerbangan. Biomassa adalah satu-satunya sumber energi terbarukan yang dapat diubah menjadi bahan bakar cair biofuel untuk keperluan transportasi (mobil, truk, bus, pesawat terbang dan kereta api). Di antara jenis biofuel yang banyak dikenal adalah biogas, biodiesel dan bioethanol. 3. BIODIESEL Biodiesel merupakan suatu nama dari Alkyl Ester atau rantai panjang asam lemak yang berasal dari minyak nabati maupun lemak hewan. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin yang menggunakan diesel sebagai bahan bakarnya tanpa memerlukan modifikasi mesin. Biodiesel tidak mengandung petroleum diesel atau solar. Sifat - sifat yang terdapat di biodiesel yaitu : a. Dapat Diperbarui (Renewable) b. Mudah terurai oleh bakteri (Biodegradable) c. Ramah Lingkungan d. Menurunkan emisi (CO, CO2, SO2) e. Menghilangkan asap hitam f. Sifat pelumasan lebih bagus g. Digunakan oleh mesin diesel Bahan baku yang digunakan untuk pengolahan biodiesel yaitu : Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RPO) Merupakan minyak hasil kelapa sawit yang telah mengalami proses pemurnian di Revinery.

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 2 Renewable Technology Biomass (Liquid) Methanol (CH3OH) merupakan senyawa alkohol yang digunakan sebagai

pereaksi yang akan memberikan gugus alkil kepada rantai trigliserida dalam reaksi biodiesel. Sodium Methylate (NaOCH3) digunakan sebagai katalis (zat yang digunakan untuk mempercepat reaksi),merupakan katakis basa karena mengandung alkalinity 30%. Phosporic Acid (H3PO4) digunakan sebagai zat yang akan mengurangi kadar sabun dalam biodiesel,mengikat getah - getah (gum) dalam biodiesel,bersifat asam dengan kadar (>85%) Hydrocloric Acid (HCl) digunakan dalam proses Reacrification I, berfungsi untuk memisahkan Fatty matter di dalam Heavy Phase (Glycerine - water methanol) dengan kadar (>30%) Pembuatan Biodiesel : a. Transesterification SectionTransesterifikasi adalah proses mengeluarkan gliserin dari minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol (misalnya metanol) menjadi alkohol ester (Fatty Acid Methyl Ester/FAME), atau yang biasa disebut biodiesel. Agar reaksi ini dapat bereaksi maksimal maka digunakan methanol berlebih dan katalis cair yaitu sodium methylate. b. Washing & Drying Section Biodiesel yang dihasilkan dialirkan ke mixer lalu ke seperator 3 dan 4. Dalam tahap ini akan kita lakukan washing untuk pemurnian PME. Untuk pemurnian PME ini kita gunakan dosing phosporic acid dengan menjaga PH air pencuci adalah 2. Pemurnian crude metil ester dilakukan dengan dua tahap pencucian, yang disebut dengan methode counter current. c. Rectyfication Section d. Glyserin - Water Evaporation Section Pada section ini crude gliserin diproses didalam evaporator dimana evaporator yang digunakan disini adalah triple efek untuk menghilangkan kadar air yang ada didalam crude gliserin sehingga dapat dihasilkan crude gliserin sebesar 80%. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh suhu maka dalam proses ini disetting suhu maksimum 145 0C ini pun tergantung flow dari crude gliserin tersebut. Multi effect evaporator yang terdiri dari beberapa pemisahan bagian yang dilengkapi dengan sistem cairan sirkulasi digunakan untuk mengkonsentrasikan glycerin-air,dimana hasil produk gliserin ini disimpan ditangki penyimpanan sementara sebelum adanya pengapalanterhadap konsumen. 4. BIOETANOL Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Biasanya bioetanol dibuat dengan teknik fermentasi biomassa seperti umbi-umbian, jagung atau tebu dan dilanjutkan dengan destilasi. Untuk bahan bakar kendaraan bermotor terlebih dahulu bioetanol harus dicampur dengan premium dengan perbandingan tertentu. Hasil pencampuran ini kemudian disebut dengan Gasohol (Gasoline Alcohol). Gasohol memiliki performa yang lebih baik daripada premium karena angka oktan etanol lebih tinggi daripada premium. Adapun manfaat pemakaian gasohol di Indonesia yaitu, memperbesar sumber daya bahan bakar cair, mengurangi impor BBM,

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 3 Renewable Technology Biomass (Liquid) menguatkan security of supply bahan bakar, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan kemampuan nasional dalam teknologi pertanian dan industri, mengurangi kecenderungan pemanasan global dan pencemaran udara (bahan bakar ramah lingkungan) dan berpotensi mendorong ekspor komoditi baru. Teknologi Pengolahan Bioetanol Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga) rangkaian proses, yaitu: Persiapan Bahan baku, Fermentasi, dan Pemurnian. a. Persiapan Bahan Baku Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya. Prosesnya: 1) Tebu dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula 2) Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik 3) Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccharification) dengan penambahan air, enzyme serta panas (enzim hidrolisis). 4) Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai berikut: Pencampuran dengan air secara merata hingga menjadi bubur Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi kerja enzim Penambahan enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat Pemanasan bubur hingga kisaran 80 sd 90 C, hingga tepung-tepung yang bebas akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Proses Liquefaction selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses menjadi lebih cair seperti sup. 5) Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai berikut: Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja Pengaturan pH optimum enzim Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat Mempertahankan pH dan temperature pada rentang 50 sd 60 C sampai proses sakarifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan gula sederhana yang dihasilkan) b. Fermentasi Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2. c. Pemurnian / Distilasi Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 4 Renewable Technology Biomass (Liquid) mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume. 5. BIOALKOHOL

Gambar 1 Bioalkohol Bioalkohol adalah alkohol yang diproduksi secara biologi, contoh umumnya adalah ethanol, dan yang kurang umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan aksi mikroorganisme dan enzym melalui fermentasi gula atau starch, atau selulosa. Biobutanol seringkali dianggap sebagai pengganti langsung bensin, karena dapat digunakan langsung dalam mesin bensin. Butanol terbentuk dari fermentasi ABE (aseton, butanol, etanol) dan eksperimen modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar "langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi mesin). Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada. 6. TANTANGAN KE DEPAN : BIOFUEL VS KETAHANAN PANGAN Mengingat biofuel kebanyakan terbuat dari bahan makanan pokok masyarakat Indonsia maka dalam pengembangannya harus dipertimbangkan antara lain : a. Meningkatkan produktivitas lahan melalui program intensifikasi yang meliputi pemilihan bibit, peningkatan kualitas kultur teknis hingga pengelolaan pasca panen. Melalui aktivitas diharapkan produktivitas tanaman meningkat signifikan, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran akan kekurangan bahan pangan. b. Meningkatkan produksi melalui ekstensifikasi atau perluasan lahan dengan memanfaatkan lahan-lahan kritis / marjinal. Beberapa tanaman sumber energi, misalnya jarak, cantel, jagung dan jambu mete, merupakan tanaman yang cukup tahan kering dan mampu beradaptasi pada lingkungan yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu untuk penanaman diusahakan agar jangan sampai menggeser peruntukan tanaman pangan. Berbagai lahan marjinal yang dapat dimanfaatkan antara lain : lahan pantai, tanah karst, bantaran sungai, atau lahan berkemiringan curam. c. Perlu segera dilakukan diversifikasi untuk menemukan jenis-jenis tumbuhan baru penghasil energi. Beberapa tumbuhan yang sedang diteliti dan dikembangkan di Indonesia antara lain : jambu mete, widuri, kerandang, kacang-kacangan, nyamplung, algae dan masih banyak lagi. *****

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 5 Renewable Technology Biomass (Liquid)

Bahan bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar etanol di Brasil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum yang dapat dibuat minuman beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi etanol menggunakan digesti enzim untuk menghasilkan gula dari amilum, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam). Produksi etanol selulosa menggunakan tanaman non-pangan atau produk sisa yang tak bisa dikonsumsi, yang tidak mengakibatkan dampak pada siklus makanan. Memproduksi etanol dari selulosa merupakan langkah-tambahan yang sulit dan mahal dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis. Ternak yang memakan rumput dan menggunakan proses digestif yang lamban untuk memecahnya menjadi glukosa (gula). Dalam laboratorium ethanol selulosik, banyak proses eksperimental sedang dilakukan untuk melakukan hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut untuk membuat bahan bakar ethanol. Beberapa ilmuwan telah mengemukakan rasa prihatin terhadap percobaan teknik genetika DNA rekombinan yang mencoba untuk mengembangkan enzym yang dapat memecah kayu lebih cepat dari alam, makhluk mikroskopik tersebut dapat tidak sengaja terlepas ke alam, tumbuh secara eksponensial, disebarkan oleh angin, dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan struktur seluruh tanaman, yang dapat mengakhiri produksi oksigen yang dilepaskan oleh proses fotosintesis tumbuhan. Ethanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai pengganti bensin; ethanol dapat dicampur dengan bensin dengan persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin dapat beroperasi menggunakan campuran ethanol sampai 15% dengan bensin. Bensin dengan ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat terbakar lebih panas dan lebih efisien. Bahan bakar etanol memiliki BTU yang lebih rendah, yang berarti memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk melakukan perjalan dengan jarak yang sama. Dalam mesin kompresi-tinggi, dibutuhkan bahan bakar dengan sedikit ethanol dan pembakaran lambat untuk mencegah pra-ignisi yang merusak (knocking). Ethanol sangat korosif terhadap sistem pembakaran, selang dan gasket karet, aluminium, dan ruang pembakaran. Oleh karena itu penggunaan bahan bakar yang mengandung alkohol ilegal bila digunakan pesawat. Untuk campuran ethanol konsentrasi tinggi atau 100%, mesin perlu dimodifikasi. Ethanol yang meyebabkan korosif tidak dapat disalurkan melalui pipa bensin, oleh karena itu diperlukan truk tangki stainless-steel yang lebih mahal, meningkatkan konsumsi biaya dan energi yang dibutuhkan untuk mengantar ethanol ke konsumen.

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 6 Renewable Technology Biomass (Liquid)

Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi kendaraan bahan bakar fleksibel, yang dapat beroperasi dengan kombinasi bioethanol dan bensin, sampai dengan 100% bioethanol. Alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi bahan bakar etanol dapat tercampur setelah proses pembersihan dengan menyerap kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar ethanol dapat mengurangi efisiensi, menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan gangguan operasi, dan mengoksidasi aluminum (karat pada karburator dan komponen dari besi).

Konvesi Biomassa Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi untuk mengkonversinya, yaitu : a. Gasifikasi Gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan generator pembangkit listrik. Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi atau gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.

Gambar 1 Skema Gasifikasi

b. Pirolisa Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses, yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer. Penting diingat bahwa pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga keberadaan O2 dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran. c. Liquification Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 7 Renewable Technology Biomass (Liquid)

dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanfaatan. d. Biokimia Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia. Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO 2. Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas 99.5%. 7. BIOMASSA SOLID Solid biomassa berupa padatan yang mudah terbakar. Solid biomassa berasal dari bidang tanaman yang sengaja digunakan untuk keperluan pembakaran atau limbah pabrik diproses kemudian digunakan untuk pembakaran. Kebanyakan jenis biomassa (biomatter) sebenarnya dapat dibakar untuk memanaskan air dan menggerakkan turbin. Tanaman yang biasa digunakan untuk produk solid biomassa adalah residu gula tebu, sekam gandum, dan tongkol jagung.

Gambar 2 Bahan Biomass Solid

Salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Cara ini disebut briket. Briket yang terkenal adalah briket batubara, sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Ada banyak jenis-jenis mesin pengempa briket mulai dari manual, semi-mekanis, dan yang memakai mesin. 8. BIOGAS Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik seperti kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 8 Renewable Technology Biomass (Liquid)

metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.

Gambar 3 Skema Biogas

Pembuatan Biogas a. Pembuatan biogas diawali dengan pembangunan digester atau tempat pencerna material biogas. Digester sebaiknya dibangun dekat dengan penampungan kotoran sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan ke dalam digester. b. Mencampur kotoran sapi dengan air dengan perbandingan 1:1 hingga berbentuk lumpur pada bak penampung sementara. c. Mengalirkan lumpur ke dalam digester. d. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi. e. Membuang gas yang dihasilkan pada hari ke-1 sampai 8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4). f. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. g. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal. Ada beberapa jenis reaktor biogas yang dikembangkan antara lain : a. Reaktor kubah tetap (Fixed-dome) Reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri pembentuk asam dan gas

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 9 Renewable Technology Biomass (Liquid)

metana. Bagian ini dapat dibuat dengan menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karena menahan gas agar tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentuknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah. b. Reaktor floating drum Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan. Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. Faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap. c. Reaktor balon Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. Reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas. Keuntungan Menggunakan Proses Anaerob Konversi limbah melalui proses anaerobik dengan menghasilkan biogas memiliki beberapa keuntungan, yaitu : a. Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah. b. Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya. c. Dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar akan mengurangi gas metana di udara. d. Meminimalkan efek racun yang sangat berbahaya dari limbah kotoran hewan dan manusia. e. Proses anaerobik menghasilkan produk samping seperti sludge padat dan cair yang digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat. f. Biomassa dapat mengurangi jumlah sampah yang dapat mencermarkan lingkungan sekitar. g. Mempunyai sumber yang selalu baru (merupakan jenis energi terbarukan). h. Sumber energi mempunyai jumlah cadangan sangat besar.

LILIK EMI RAHAYU/110551539274, PKJ-B 10 Renewable Technology Biomass (Liquid)

i.

Teknologi pengolahannya tidak terlalu rumit.

Methanol dan sodium methylat kita dosing sebelum mixer, inilah yang dinamakan dosing stage-1. Dalam reaktor akan terbentuk phasa ringan (ligh phase) dan phasa berat (heavy phase) dimana pemisahannya terjadi secara gravitasi. Phasa berat yang terbentuk akan dialirkan ke tangki heavy phase sementara phasa ringannya akan dimasukkan ke separator-1 dengan putaran 4500 rpm sehingga heavy phase yang masih terikat (mengemulsi) di ligh phase dapat dipisahkan. Ligh phase yang dihasilkan dari separator dialirkan ke coulum 3 dan 4 sementara heavy phasenya dimasukkan ke tangki heavy phase. Namun sebelum masuk ke coulum 3 dan 4 kita dosing lagi methanol dan sodium methylate (dosing stage-2) yang bertujuan untuk mereaksikan minyak (RPO) yang belum bereaksi. Dalam hal ini suhu reaksi juga sangat penting untuk diprhatikan. Dalam coulum 3 dan 4 ini pemisahan ligh phase dan heavy phase juga terjadi secara gravitasi. Ligh phase yang dihasilkan dari coulum-4 kemudian dimasukkan ke seperator-2 dimana fungsinya sama pada separator-1 yaitu memisahkan kembali phasa berat yang ada dari biodiesel.