angka kemiskinan di indonesia

Upload: ujang-minang

Post on 16-Oct-2015

126 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ADASD ASDAS

TRANSCRIPT

ANGKA KEMISKINAN DI INDONESIAJakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat kemiskinan Indonesia setiap tahunnya. Selain itu, instansi ini juga mengukur indeks kedalaman kemiskinan (IKK) dan indeks keparahan kemiskinan di dalam negeri.

Kepala BPS Suryamin mengatakan indeks kedalaman kemiskinan naik dari 1,75% (Maret 2013) menjadi 1,89%. Kemudian indeks keparahan kemiskinan naik dari 0,43% (Maret)menjadi 0,48%.Artinya menurut Suryamin tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia semakin parah. Sebab berada menjauhi garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar."Artinya dari indeks ini menyebutkan ada kecenderungan makin menjauh dari garis kemiskinan, ya semakin dalam dan parah," ungkapnya dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Kamis (2/1/2014).Ia mengatakan persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar jumlah dan persentase. Karena ada dimensi lain, yaitu tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Tentunya akan membantu pemerintah dalam pengambilkan kebijakan."Karena selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan," jelasnya.Apabila dibandingkan, indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di daerah perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Tercatat secara kedalaman perkotaan sebesar 1,41% dan perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu 2,37%.

ILO: JUMLAH PENGANGGURAN DI INDONESIA MENINGKAT

Ilustrasi pengangguran. Jakarta - Organisasi Perburuhan Internasional (the International Labour Organization) mencatat, jumlah pengangguran di Indonesia meningkat. Kini mencapai 6,25% hingga Agustus 2013."Menarik, karena pada Maret 2013 persentase pengangguran di Indonesia 5,9% dan menurun menjadi 5,8% pada Mei. Namun angka tersebut mengalami peningkatan seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi," kata ekonom ILO Jakarta Emma Allen dalam Peluncuran Laporan Terbaru ILO terkait Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2013 di Jakarta, Selasa.Dari 6,25% jumlah pengangguran tersebut, ia mengatakan 70% pengangguran tersebut berusia antara 15 hingga 29 tahun.Terjadi ketimpangan pendapatan meski tingkat partisipasi angkatan kerja rumah tangga miskin menguat. Karena itu, menurut dia, sangat mendesak penyediaan pekerjaan layak dan kesetaraan pertumbuhan.Ketenagakerjaan di bidang manufaktur yang selama ini memberi informasi penting mengenai tren perdagangan dan investasi, mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir. Tingkat partisipasi angkatan kerja pun, ia mengatakan juga mengalami penurunan."Tren-tren ini mengindikasikan munculnya masalah serius terkait ketenagakerjaan dalam perekonomian," kata Emma.Direktur ILO Indonesia, Peter van Rooij mengatakan Indonesia mencatat kenaikan tingkat pengangguran sebagai akibat melambannya pertumbuhan ekonomi di 2013. Peningkatan ini kontras dengan tren jangka panjang yang memperlihatkan pengurangan pengangguran.Antara Agustus 2012 dengan Agustus 2013 pertumbuhan ketenagakerjaan jatuh hingga ke angka nol sementara pertumbuhan ekonomi berkembang sebesar lima persen. Hal ini mencerminkan kemandekan dan pertumbuhan pengangguran.DINSOS PEKANBARU KEWALAHAN ATASI GELANDANG DAN PENGEMIS

Merdeka.com - Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau, mengaku kewalahan dalam mengatasi gelandangan dan pengemis yang belakangan jumlahnya terus bertambah di perempatan lampu merah dan pemukiman warga.

"Untuk mengatasi masalah itu diperlukan adanya panti rehabilitasi sebagai tempat pembinaan terhadap gelandangan," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Dinsos Pemkot Pekanbaru, Eli Farsyah di Pekanbaru kepada Antara, Jumat (25/4).

Menurut dia, pihaknya sudah melakukan upaya penertiban terhadap gelandangan dan pengemis, tapi tidak maksimal karena daerah ini tidak memiliki panti rehabilitasi. Bahkan aparat Satpol PP setiap pekan melakukan operasi penertiban, tapi tidak ada tindak lanjut mengatasinya, melainkan jumlah mereka terus bertambah.

Padahal setiap bulan puluhan gelandangan yang ditertibkan kemudian dipulangkan ke daerah asal dengan biaya dari Pemkot Pekanbaru.

Pihaknya mengusulkan agar dibangun panti rehabilitasi agar gelandangan dan pengemis yang terjaring dapat dibina dengan memberikan pelatihan berupa pembekalan keterampilan. Diharapkan gelandangan yang terjaring mendapatkan pelatihan dan mereka diharapkan hidup mandiri serta tidak mau lagi mengemis.Dari pengakuan sejumlah pengemis dan gelandangan yang tertangkap Satpol PP bahwa mereka tidak memiliki keterampilan, maka jalan pintas untuk mendapatkan uang adalah dengan minta-minta di lampu merah dan pusat pertokoan.