anestesi lokal
TRANSCRIPT
ANESTESI LOKAL
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
a. Mengetahui efek obat anestesi lokal.
b. Mengetahui onset dan durasi obat anestesi lokal.
c. Mengetahui fungsi adrenalin dalam anestesi lokal.
II. Alat dan Bahan
a. Spuit 5 cc
b. Gunting
c. Spidol
d. Jarum pentol
e. Box marmot
f. Aquades
g. Lidokain
h. Lidokain adrenalin
i. Marmot
III. Cara Kerja
a. Gunting bulu marmot di daerah punggung kurang lebih 2 cm.
b. Tandai daerah yang sudah digunting berbentuk lingkaran dengan spidol untuk
memudahkan melaksanaan pemeriksaan.
c. Kemudian periksa catatlah keadaan kulit marmot antara lain:
Nyeri dengan tajam tumpul
Nyeri dengan jarum tajam
IV. Tinjauan Pustaka
Anestesi lokal memblok transmisi potensial aksi dengan meninhibisi gerbang voltase kanal
ion natrium. Sel neural memiliki potensial negative sekitar -90mV. Potensial negative ini
terbentuk karena transport aktif natrium keluar sel dan kalium ke dalam sel. Ketika terjadi
eksitasi, permeabilitas membran terhadap ion Na meningkat, menebabkan penurunan potensial
transmembran. Jika ambang potensial tercapai, maka akan terjadi depolarisasi dengan masuknya
ion Na ke dalam sel. Dari sudut pandang elektrofisiologi, anestesi lokal menghabat konduksi
transmisi neural dengan menurunkan laju depolarisasi sebagai respons terhadap eksitasi,
mencegah sel mencapai ambang potensialnya. Obat anestesi lokal tidak merubah potensial
membran istirahat, dan obat ini memiliki sedikit efek pada ambang potensial aksi.
Persyaratan obat yang boleh digunakan sebagai anestesi lokal:
1. Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen
2. Batas keamanan harus lebar
3. Efektif dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan setempat pada membran
mukosa
4. Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu yang yang
cukup lama
5. Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga stabil terhadap pemanasan.
Zat vasokonstriktor, seperti epinefrin, mengurangi absorpsi sitemik anestesi lokal dari tempat
penyuntikannya dengan menurunkan aliran darah di daerah tersebut. Karena kadar anestetik
lokal dalam darah menurun hingga 30% akibat penambahan vasokonstriktor, ambilan setempat
oleh neuron meningkat karena konsentrasi anestetik lokal dalam jaringan setempat di daerah
pemberian juga meningkat sehinga efek toksik sistemik menurun.
Lidokain merupakan obat anestesi golongan amida, merupakan obat anestesi lokal kuat yang
digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan.
Farmakokinetik
Lidokain mudah diserap dari tempat suntikan, dan dapat melewati sawar darah otak. Sekitar 70%
(55-95%) lidokain dalam plasma terikat protein. Tidak ada lidokain yang diekskresi secara utuh
dalam urin. Jalur metabolik utama lidokain di dalam hepar (retikulum endoplasma), mengalami
dealkilasi oleh enzim oksidase fungsi ganda (mixed function oxidases) membentuk
monoetilglisin xilidid dan glisin xilidid, yang kemudian dimetabolisme lebih lanjut menjadi
monoetilglisin dan xilidid. Kedua metabolit monoetilglisin xilidid maupun glisin xilidid ternyata
masih memiliki efek anestetik lokal.
Farmakodinamik
Selain menghalangi hantaran sistem saraf tepi, lidokain juga mempunyai efek penting pada
sistem saraf pusat, ganglia otonom, sambungan saraf-otot dan semua jenis serabut otot.
Sistem saraf pusat
Semua obat anestesi lokal merangsang sistem saraf pusat menyebabkan kegelisahan dan tremor
yang mungkin berubah menjadi kejang klonik. Secara umum, makin kuat suatu anestetik, makin
mudah menimbulkan kejang. Perangsangan ini akan diikuti depresi, dan kematian biasanya
terjadi karena kelumpuhan nafas.
Sambungan saraf-otot dan ganglion
Lidokain dapat mempengaruhi transmisi di sambungan saraf-otot, yaitu menyebabkan
berkurangnya respon otot atas rangsangan saraf atau suntikan asetilkolin intra-arteri; sedangkan
perangsangan listrik langsung pada otot masih menyebabkan kontraksi.
Sistem kardiovaskular
Pengaruh utama lidokain pada otot jantung ialah menyebabkan penurunan eksitabilitas,
kecepatan konduksi dan kekuatan kontraksi. Lidokain juga menyebabkan vasodilatasi arteriol.
Efek terhadap kardiovaskular biasanya baru terlihat sesudah dicapai kadar obat sistemik yang
tinggi, dan sesudah menimbulkan efek pada sistem saraf pusat.
Otot polos
In vitro maupun in vivo, lidokain berefek spasmolitik dan tidak berhubungan dengan efek
anestetik. Efek spasmolitik ini mungkin disebabkan oleh depresi langsung pada otot polos,
depresi pada reseptor sensorik, sehingga menyebabkan hilangnya tonus refleks setempat.
V. Hasil Percobaan dan Pembahasan
Hasil percobaan dengan anestesi lokal pada marmut
Waktu (menit)
Aquades Lidokain Lidokain Adrenaline
Ta Tu Ta Tu Ta Tu
5 + + + - + -
10 + + - - - -
15 + + - - - -
20 + + - - - -
25 + + - - - -
30 + + - - - -
35 + + - - - -
40 + + - - - -
45 + + - - - -
50 + + - - - -
55 + + - - - -
60 + + - - - -
65 + + - - - -
70 + + - - - -
75 + + + - - -
80 + + + + - -
Keterangan
Ta : tajam
Tu : tumpul
Positif (+) : ada respon
Negatif (-) : tidak ada respon
Penyuntikan aquades digunakan sebagai kontrol. Dari data pengamatan yang diperoleh diketahui
bahwa pada menit ke 5, nyeri tumpul tidak dirasakan sakit oleh marmot, sedangkan untuk nyeri
tajam baru mulai tidak dirasakan nyeri oleh marmot pada menit ke 10, baik dengan
menggunakan lidokain maupun lidokain adrenalin. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena
serabut nyeri yang menghantarkan kedua jenis nyeri tersebut berbeda. Nyeri tumpul dihantarkan
oleh serabut saraf C, sedangkan nyeri tajam dihantarkan oleh serabut saraf A delta.
Obat anestetika (lidokain dan lidokain adrenalin) ini sudah mulai bekerja pada menit ke 5
pemberian untuk nyeri tumpul, dan menit ke 10 untuk nyeri tajam. Sedangkan pada durasi kerja
anestetika lokal, terdapat perbedaan hasil yang diamati. Dengan menggunakan lidokain, marmot
sudah dapat merasakan nyeri tajam pada menit ke 75 dan nyeri tumpul pada menit ke 80.
Sedangkan dengan menggunakan lidokain adrenalin, marmot belum merasakan nyeri hingga
menit ke 80. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa penambahan zat
vasokonstriktor, adrenalin, dapat meningkatkan duration of action obat anestesi lokal. Namun,
karena keterbatasan waktu, pengamatan tidak dapat dilanjutkan untuk mengetahui seberapa lama
efek anestesi yang ditimbulkan oleh lidokain adrenalin pada marmot.
VI. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dengan anestesi lokal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Onset of action obat anestesi lokal, sama antara lidokain dan lidokain adrenalin.
2. Duration of action lidokain adrenalin lebih panjang dibandingkan dengan lidokain.
3. Onset dan duration of action obat anestesi lokal pada nyeri tumpul dan tajam berbeda
karena perbedaan serabut saraf yang membawa kedua jenis rangsangnan tersebut.