anestesi lokal

7
ANESTESI LOKAL I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah: a. Mengetahui efek obat anestesi lokal. b. Mengetahui onset dan durasi obat anestesi lokal. c. Mengetahui fungsi adrenalin dalam anestesi lokal. II. Alat dan Bahan a. Spuit 5 cc b. Gunting c. Spidol d. Jarum pentol e. Box marmot f. Aquades g. Lidokain h. Lidokain adrenalin i. Marmot III. Cara Kerja a. Gunting bulu marmot di daerah punggung kurang lebih 2 cm. b. Tandai daerah yang sudah digunting berbentuk lingkaran dengan spidol untuk memudahkan melaksanaan pemeriksaan. c. Kemudian periksa catatlah keadaan kulit marmot antara lain: Nyeri dengan tajam tumpul Nyeri dengan jarum tajam IV. Tinjauan Pustaka

Upload: ryan-prasdinar

Post on 01-Dec-2015

274 views

Category:

Documents


48 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anestesi Lokal

ANESTESI LOKAL

I. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah:

a. Mengetahui efek obat anestesi lokal.

b. Mengetahui onset dan durasi obat anestesi lokal.

c. Mengetahui fungsi adrenalin dalam anestesi lokal.

II. Alat dan Bahan

a. Spuit 5 cc

b. Gunting

c. Spidol

d. Jarum pentol

e. Box marmot

f. Aquades

g. Lidokain

h. Lidokain adrenalin

i. Marmot

III. Cara Kerja

a. Gunting bulu marmot di daerah punggung kurang lebih 2 cm.

b. Tandai daerah yang sudah digunting berbentuk lingkaran dengan spidol untuk

memudahkan melaksanaan pemeriksaan.

c. Kemudian periksa catatlah keadaan kulit marmot antara lain:

Nyeri dengan tajam tumpul

Nyeri dengan jarum tajam

IV. Tinjauan Pustaka

Anestesi lokal memblok transmisi potensial aksi dengan meninhibisi gerbang voltase kanal

ion natrium. Sel neural memiliki potensial negative sekitar -90mV. Potensial negative ini

terbentuk karena transport aktif natrium keluar sel dan kalium ke dalam sel. Ketika terjadi

eksitasi, permeabilitas membran terhadap ion Na meningkat, menebabkan penurunan potensial

transmembran. Jika ambang potensial tercapai, maka akan terjadi depolarisasi dengan masuknya

ion Na ke dalam sel. Dari sudut pandang elektrofisiologi, anestesi lokal menghabat konduksi

Page 2: Anestesi Lokal

transmisi neural dengan menurunkan laju depolarisasi sebagai respons terhadap eksitasi,

mencegah sel mencapai ambang potensialnya. Obat anestesi lokal tidak merubah potensial

membran istirahat, dan obat ini memiliki sedikit efek pada ambang potensial aksi.

Persyaratan obat yang boleh digunakan sebagai anestesi lokal:

1. Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen

2. Batas keamanan harus lebar

3. Efektif dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan setempat pada membran

mukosa

4. Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu yang yang

cukup lama

5. Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga stabil terhadap pemanasan.

Zat vasokonstriktor, seperti epinefrin, mengurangi absorpsi sitemik anestesi lokal dari tempat

penyuntikannya dengan menurunkan aliran darah di daerah tersebut. Karena kadar anestetik

lokal dalam darah menurun hingga 30% akibat penambahan vasokonstriktor, ambilan setempat

oleh neuron meningkat karena konsentrasi anestetik lokal dalam jaringan setempat di daerah

pemberian juga meningkat sehinga efek toksik sistemik menurun.

Lidokain merupakan obat anestesi golongan amida, merupakan obat anestesi lokal kuat yang

digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan.

Farmakokinetik

Lidokain mudah diserap dari tempat suntikan, dan dapat melewati sawar darah otak. Sekitar 70%

(55-95%) lidokain dalam plasma terikat protein. Tidak ada lidokain yang diekskresi secara utuh

dalam urin. Jalur metabolik utama lidokain di dalam hepar (retikulum endoplasma), mengalami

dealkilasi oleh enzim oksidase fungsi ganda (mixed function oxidases) membentuk

monoetilglisin xilidid dan glisin xilidid, yang kemudian dimetabolisme lebih lanjut menjadi

monoetilglisin dan xilidid. Kedua metabolit monoetilglisin xilidid maupun glisin xilidid ternyata

masih memiliki efek anestetik lokal.

Page 3: Anestesi Lokal

Farmakodinamik

Selain menghalangi hantaran sistem saraf tepi, lidokain juga mempunyai efek penting pada

sistem saraf pusat, ganglia otonom, sambungan saraf-otot dan semua jenis serabut otot.

Sistem saraf pusat

Semua obat anestesi lokal merangsang sistem saraf pusat menyebabkan kegelisahan dan tremor

yang mungkin berubah menjadi kejang klonik. Secara umum, makin kuat suatu anestetik, makin

mudah menimbulkan kejang. Perangsangan ini akan diikuti depresi, dan kematian biasanya

terjadi karena kelumpuhan nafas.

Sambungan saraf-otot dan ganglion

Lidokain dapat mempengaruhi transmisi di sambungan saraf-otot, yaitu menyebabkan

berkurangnya respon otot atas rangsangan saraf atau suntikan asetilkolin intra-arteri; sedangkan

perangsangan listrik langsung pada otot masih menyebabkan kontraksi.

Sistem kardiovaskular

Pengaruh utama lidokain pada otot jantung ialah menyebabkan penurunan eksitabilitas,

kecepatan konduksi dan kekuatan kontraksi. Lidokain juga menyebabkan vasodilatasi arteriol.

Efek terhadap kardiovaskular biasanya baru terlihat sesudah dicapai kadar obat sistemik yang

tinggi, dan sesudah menimbulkan efek pada sistem saraf pusat.

Otot polos

In vitro maupun in vivo, lidokain berefek spasmolitik dan tidak berhubungan dengan efek

anestetik. Efek spasmolitik ini mungkin disebabkan oleh depresi langsung pada otot polos,

depresi pada reseptor sensorik, sehingga menyebabkan hilangnya tonus refleks setempat.

V. Hasil Percobaan dan Pembahasan

Hasil percobaan dengan anestesi lokal pada marmut

Waktu (menit)

Aquades Lidokain Lidokain Adrenaline

Ta Tu Ta Tu Ta Tu

5 + + + - + -

10 + + - - - -

15 + + - - - -

20 + + - - - -

Page 4: Anestesi Lokal

25 + + - - - -

30 + + - - - -

35 + + - - - -

40 + + - - - -

45 + + - - - -

50 + + - - - -

55 + + - - - -

60 + + - - - -

65 + + - - - -

70 + + - - - -

75 + + + - - -

80 + + + + - -

Keterangan

Ta : tajam

Tu : tumpul

Positif (+) : ada respon

Negatif (-) : tidak ada respon

Penyuntikan aquades digunakan sebagai kontrol. Dari data pengamatan yang diperoleh diketahui

bahwa pada menit ke 5, nyeri tumpul tidak dirasakan sakit oleh marmot, sedangkan untuk nyeri

tajam baru mulai tidak dirasakan nyeri oleh marmot pada menit ke 10, baik dengan

menggunakan lidokain maupun lidokain adrenalin. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena

serabut nyeri yang menghantarkan kedua jenis nyeri tersebut berbeda. Nyeri tumpul dihantarkan

oleh serabut saraf C, sedangkan nyeri tajam dihantarkan oleh serabut saraf A delta.

Obat anestetika (lidokain dan lidokain adrenalin) ini sudah mulai bekerja pada menit ke 5

pemberian untuk nyeri tumpul, dan menit ke 10 untuk nyeri tajam. Sedangkan pada durasi kerja

anestetika lokal, terdapat perbedaan hasil yang diamati. Dengan menggunakan lidokain, marmot

sudah dapat merasakan nyeri tajam pada menit ke 75 dan nyeri tumpul pada menit ke 80.

Page 5: Anestesi Lokal

Sedangkan dengan menggunakan lidokain adrenalin, marmot belum merasakan nyeri hingga

menit ke 80. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa penambahan zat

vasokonstriktor, adrenalin, dapat meningkatkan duration of action obat anestesi lokal. Namun,

karena keterbatasan waktu, pengamatan tidak dapat dilanjutkan untuk mengetahui seberapa lama

efek anestesi yang ditimbulkan oleh lidokain adrenalin pada marmot.

VI. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dengan anestesi lokal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Onset of action obat anestesi lokal, sama antara lidokain dan lidokain adrenalin.

2. Duration of action lidokain adrenalin lebih panjang dibandingkan dengan lidokain.

3. Onset dan duration of action obat anestesi lokal pada nyeri tumpul dan tajam berbeda

karena perbedaan serabut saraf yang membawa kedua jenis rangsangnan tersebut.