anemia secara umum

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana massa eritrosit atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh, sedangkan secara laboratorik dijabarkan sebagai penurunan di bawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit dan hematokrit (packed red cell). Meskipun anemia dianggap kelaianan yang sangat sering dijumpai di Indonesia, angka prevalensi yang resmi belum pernah diterbitkan. Angka-angka yang ada merupakan hasil dari penelitian-penelitian terpisah yang dilakukan di berbagai tempat di Indonesia. Di dunia sangat bervariasi tergantung pada geografi. Salah satu faktor determinan utama adalah taraf sosial ekonomi masyarakat. Prevalensi dari anemia > 30%. Proses terjadinya anemia itu sendiri tergantung dari sudut mana kita melihat dan tujuan kita melakukan klasifikasi tersebut. Klasifikasi anemia yang sering digunakan bisa berdasarkan morfologi eritrosit (anemia hipokromik mikrositer, normokromik normositer dan makrositer) dan klasifikasi anemia berdasarkan etiopatogenesis (produksi eritrosit menurun, kehilangan eritrosit

Upload: awahyudi14

Post on 30-Jul-2015

75 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Secara Umum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia adalah suatu keadaan dimana massa eritrosit atau massa

hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk

menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh, sedangkan secara laboratorik

dijabarkan sebagai penurunan di bawah normal kadar hemoglobin, hitung

eritrosit dan hematokrit (packed red cell). Meskipun anemia dianggap

kelaianan yang sangat sering dijumpai di Indonesia, angka prevalensi yang

resmi belum pernah diterbitkan. Angka-angka yang ada merupakan hasil

dari penelitian-penelitian terpisah yang dilakukan di berbagai tempat di

Indonesia. Di dunia sangat bervariasi tergantung pada geografi. Salah satu

faktor determinan utama adalah taraf sosial ekonomi masyarakat.

Prevalensi dari anemia > 30%. Proses terjadinya anemia itu sendiri

tergantung dari sudut mana kita melihat dan tujuan kita melakukan

klasifikasi tersebut. Klasifikasi anemia yang sering digunakan bisa

berdasarkan morfologi eritrosit (anemia hipokromik mikrositer,

normokromik normositer dan makrositer) dan klasifikasi anemia

berdasarkan etiopatogenesis (produksi eritrosit menurun, kehilangan

eritrosit dari tubuh, hemolisis, bentuk campuran dan bentuk patogenesis

yang belum jelas/ idiopatik). Penanganan pada setiap pasien anemia bisa

berbeda-beda ini dikarenakan ada beberapa varian dari anemia sehingga

dokter perlu mencermati gejala, pemeriksaan fisik dan penunjang

sehingga penanganan anemia tepat sasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas , maka dapat dirumuskan masalah

Sebagai berikut:

Apakah yang dimaksud anemia ?

Page 2: Anemia Secara Umum

Apakah yang dimaksud anemia defisiensi besi dan anemia

megaloblastik?

Apakah penyebab anemia defisiensi besi dan anemia

megaloblastik?

Apa saja gejala anemia defisiensi besi dan anemia megaloblstik?

Apa saja terapi untuk anemia defisiensi besi dan anemia

megaloblastik?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini untuk memberikan informasi atau gambaran

menganai:

1. Meningkatkan pemahamam penyebab umum anemia.

2. Mengetahui cara mencari reference yang relevan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

3. Mampu menjelaskan diagnosis dan terapi anemia.

1.1 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode studi

pustaka yang mengkaji atau menelaah reference untuk mendapatkan

informasi yang lengkap mengenai penyebab umum anemia.

Page 3: Anemia Secara Umum

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana masaa eritrosit atau massa

hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk

menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh, sedangkan secara laboratorik

dijabarkan sebagai penurunan dibawah normal kadar hemoglobin, hitung

eritrosit dan hematokrit (packed red cell). Proses terjadinya anemia itu

sendiri tergantung dari sudut mana kita melihat dan tujuan kita melakukan

klasifikasi tersebut. Klasifikasi anemia yang sering diguanakan bisa

berdasarkan morfologi eritrosit (anemia hipokromik mikroster,

normokromik normositer dan makrositer) dan klasifikasi anemia

berdasarkan etiopatogenesis (produksi ertitrosit menurut, kehilangan

eritrosit dari tubuh, hemolisis, bentuk campuran dan bentuk patogenensis

yang belum jelas. Setiap anemia memiliki kriteria masing-masing yang

biasanya digunakan dokter untuk melakukan diagnosis.{1,2)

Menurut WHO, kriteria anemia adalah: (1,2)

1. Laki-laki dewasa : Hb < 13 g/dl

2. Perempuan dewasa tak hamil : Hb < 12 g/dl

3. Perempuan hamil : Hb < 11 g/dl

4. Anak umur 6-14 tahun : Hb < 12 g/dl

5. Anak umur 6 bulan s/d 6 tahun : HB < 11 g/dl

Menurut kriteria klinik adalah:

1. Hemoglobin : < 10 g/dl

2. Hematokrit : < 30%

3. Eritrosit : < 2,8 juta/mm3

Page 4: Anemia Secara Umum

Klasifikasi derajat anemia adalah:

1. Ringan sekali : Hb 10 g/dl-cut off point.

2. Ringan : HB 8 g/dl-Hb. 9,9 g/dl

3. Sedang : Hb 6 g/dl- Hb 7,9 g/dl

4. Berat :Hb < 6 g/dl

Terdapat berbagai jenis anemia tapi anemia yang sering terjadi adalah:

2.1.1 Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi dapat terjadi apabila tubuh tidak

memiliki cadangan besi (depleted iron store) sehingga penyedian

besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya

pembentukan hemoglobin berkurang karena zat besi adalah suatu

komponen yang penting dalam sel darah merah, tanpa zat besi sel

darah merah tidak dapat mengikat oksogen dengan baik. Apabila

anemia defisiensi bisa terjadi, sel darah merah yang diproduksi di

sumsum tulang jumlah akan berkurang atau ukurannya menjadi

terlalu kecil.(1,2)

Anemia defisiensi besi disebabkan oleh:

1. terjadinya perdarahan yang mengakibatkan tubuh kehilangan

banyak sel darah dan zat besi. Misalnya pada infestasi caing

tambang, menstrusi yang tidak normal, kanker pada esofagus

(kerongkongan), lambung atau usus, dan peptic ulcer pada

lambung.(1,2,6)

2. Tubuh tidak menyerap zat besi dari makanan dengan baik.

Misalnya pada penyakit Celiac, penyakit Chron, pembedahan

lambung dan penggunaan antasida berkalsium yang

berlebihan.(1,2,6)

Page 5: Anemia Secara Umum

3. Kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi.

Misalnya pada vegetarian. (1,2,6)

4. Tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi daripada biasanya.

Misalnya pada wanita hamil. (1,2,6)

2.1.2 Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik terjadi karena gangguan pembentukan

DNA pada inti eritroblast , terutama akibat defisiensi vitamin B12

dan asam folat. Jenis anemia defisiensi asam folat cukup sering

dijumpai di Indonesia dibanding anemia defisiensi B12. Akibat dari

defisiensi B12 dan asam folat menyebabkan sel eritroblast

ukurannya menjadi lebih besar serta susunannya kromatinnya lebih

besar disebut sel megaloblast, sel ini tidak menjalakan fungsinya

secara normal sehingga terjadi eritropoesis inefektif dan masa

hidup eritrosit ini pendek yang akan berujung terjadinya anemia.(1,2)

Anemia megaloblastik disebabkan oleh:

1. Faktor diet

Asupan gizi yang kurang akibat mengandung vit B12 dan asam

folat. Vitamin B12 banyak pada produk hewani sedangkan

asam folat banyak pada hati dan sayuran hijau. (1,2)

2. Malabsorpsi

Dari faktor lambung, ileal resesction,jejunal resection,gluten

enteropathy chron’s disease. (1,2)

3. Turn over yang meningkat

Kehamilan, prematur, penyakit keganasan dan sickle

cell/hemolitik(1,2)

4. Renal loss.

Defesiensi folat, congestive hearth failure, dialisa. (1,2)

Page 6: Anemia Secara Umum

Defisiensi vit B12 Defisiensi folat

Anemia pernisiosa (addisonian)

Diet(vegetarian)

Tropikal sprue

gastrektomi

Gizi (nutrional)

Penyakit Coeliac

Tropical sprue

Kehamilan

2.3 Gejala

2.3.1 Anemia defisiensi besi

Anemia tidak akan menunjukkan gejala apabila masih dalam

kategori anemia ringan. Tetapi pada umumnya gejala-gejala yang

terjadi akan bersifat ringan pada awalnya dan mengalami

perkembangan menjadi lebih berat secara perlahan. (1,2)

Gejala-gejala yang umum terjadi adalah:

1. Rasa terganggu dan menjadi mudah marah

2. Rasa lelah atau lemah yang terjadi lebih sering dari biasanya

3. Sakit kepala

4. Sukar berkonsentrasi atau susah berfikir

Gejala-gejala yang lebih berat lagi dapat berupa:

1. Warna kebiruan pada sklera (bagian putih dari mata).

2. Rasa seperti melayang apabila dalam posisi berdiri

3. Kuku yang rapuh

4. Kulit yang pucat

5. Nafas yang pendek

6. Rasa sakit di lidah

Gejala-gejala khusus yang dapat terjadi pada penderita anemia

yang disebabkan karena kekurangan zat besi adalah:

1. Atrofi papil lidah.

2. Stomatitis angularis.

3. Koilonychia (kuku sendok).

4. Disfagia atau susah menelan.

Page 7: Anemia Secara Umum

5. Feses yang berwarna hitam karena mengandung darah.

6. Perdarahan yang hebat pada menstruasi pada wanita.

7. Rasa sakit pada perut bagian atas (karena ada perdarahan dalam

lambung).

8. Penurunan berat badan (pada anemia defisiensi besi yang

disebabkan oleh kanker).

Selain gejala-gejala anemia, terdapat juga gejala-gejala penyakit

dasar yang menjadi penyebab anemia.

2.3.2 Anemia megaloblastik

Secara hematologi megalobalstik/ def vit B12 dan asam folat

memberikan gambaran yang sama, tetapi defisiensi vitamin B12

disertai kelainan neurologik. Gambaran umum anemia

megaloblastik adalah: (1,2)

1. Anemia timbul perlahan dan progresif.

2. Kadang-kadang disertai ikterus ringan.

3. Glositis dengan lidah berwarna merah seperti daging (buffy

tongue).

Pada defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neuropati,

sedangkan defisiensi folat tidak disertai neuropati. Gejala neuropati

berupa subacute combined degenaration.

1. Neuritis perifer: mati rasa, rasa terbakar pada jari.

2. Kerusakan columna posterior: gangguan posisi, vibrasi dan tes

Romberg positif.

3. Kerusakan columna lateralis: spastisitas dengan deep reflek

hiperaktif dan gangguan serebrasi.

Page 8: Anemia Secara Umum

2.4 Diagnosis

Untuk mendiagnosis anemia secara umum, selain berdasarkan gejala-

gejala klinis yang ada, pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium yang

dapat dilakukan adalah: (1,2)

1. Pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin (pengukuran sel darah

merah).

2. Pemeriksaan indeks eritrosit.

3. Pemeriksaan sel darah putih dan keping darah.

4. Apusan darah tepi.

5. Laju endap darah dan penghitungan diferensial.

6. Pemeriksaan retikulosit

Pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi

yang dapat dilakukan adalah:

1. TIBC atau pemeriksaan kapasitas pengikatan zat besi dalam darah.

2. Serum feritin.

3. Serum iron level.

4. Saturasi transferin.

5. Pengecatan sumsum tulang.

Pemerikasaan khusus untuk mendiagnosis anemia megaloblastik

yang dapat dilakukan adalah:

1. Pengukuran kadar serum vitamin B12 dan serum asam folat.

2. Methymalonic acid urine

3. supresi deoxyuridine.

4. Schilling test.

Selain mendiagnosis anemia, sebaiknya juga dilakukan pemeriksaan

lain untuk mendiagnosis penyebab kekurangan zat besi, vit B12 dan asam

folat misalnya:

1. Colonoscopy.

2. Pemeriksaan feses untuk mencari telur cacing.

3. Endoscopy foto saluran makanan bagian atas, follow through.

4. Pemeriksaan ginekologik

Page 9: Anemia Secara Umum

Dan pemeriksaan-pemeriksaan lainnya berdasarkan kecurigaan atas

penyebab kekurangan zat besi, vit B12 dan asam folat.

2.5 Terapi

Setelah diagnosis ditegakkan maka akan dibuat rencana pemberian terapi.

Terapi untuk anemia defisiensi dapat besi berupa:{1,2,3,5)

1. Terapi kausal tergantung penyebabnya, misalnya: pengobatan cacing

tambang, pengobatan hemoroid, pengobatan menoragia. Terapi kausal

harus dilakukan, kalau tidak maka anemia akan kambuh kembali.

2. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam

tubuh:

a. Besi per oral: merupakan obat pilihan pertama karena

efektif, murah dan aman. Preparat yang tersedia yaitu:

i. Ferrous sulphat (sulfas ferosus): preparat pilihan

pertama (murah dan efektif). Dosis 3 x 200 mg.

ii. Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate dan

ferrous succinate, harga lebih mahal, tetapi efektivitas

dan efek samping sama.

Preparat besi oral sebaliknya diberikan saat lambung

kosong,tetapi efek samping lebih banyak dibandingkan

dengan pemberian setelah makan. Efek samping dapat

berupa mual, muntah, serta konstipasi. Pengobatan

diberikan sampai 6 bulan sampai kadar hemoglobin normal

untuk mengisi cadangan besi tubih. Kalau tidak, anemia

sering kambuh kembali. {1,2,3,5)

b. Besi parenteral

Efek samping lebih berbahaya , serta harganya lebih mahal.

Indikasi, yaitu: {1,2,3,5)

i. Intoleransi oral berat.

ii. Kepatuhan berobat kurang.

iii. Kolitis ulserativa.

Page 10: Anemia Secara Umum

iv. Perlu peningkatan Hb secara cepat (misalnya

preoperasi, hamil trimester akhir). {1,2,3,5)

Preparat yang tersedia: iron dextran complex, iron

sorbitol citric acid complex. Dapat diberikan secara

intramuskuler dalam atau intravena pelan. Efek samping:

reaksi anafilaksis, flebitis, sakit kepala, flushing, mual,

muntah, nyeri perut dan sinkop. {1,2,3,5)

Dosis besi perental: harus dihitung secara tepat karena

besi yang berlebihan akan membahayakan pasien. {1,2,3,5)

3. Pengobatan lain

a. Diet: sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi

protein terutama yang berasal dari protein hewani. {1,2,3,5)

b. Vitamin c: vitamin c diberikan 3 x 100 mg/hari untuk

meningkatkan absorpsi besi. {1,2,3,5)

c. Transfusi darah: anemia kekurangan besi jarang

memerlukan transfusi darah. Indikasi pemberian transfusi

darah pada anemia besi adalah: {1,2,3,5)

i. Adanya penyakit jantung anermik dengan ancaman

payah jantung.

ii. Anemia yang sangat simptomatik, misalnya anemia

dengan dengan gejala pusing yang sangat mencolok.

iii. Penderita yang memerlukan peningkatan kadar

hemoglobin yang cepat, seperti pada kehamilan

trimester akhir atau preopersi.

Jenis darah yang diberikan adalah PRC (packed red cell)

untuk mengurangi bahaya overload. Sebagai premidikasi

dapat dipertimbangkan pemberian furosemid intravena.

Sedangkan terapi untuk utama untuk anemia megaloblastik/

defisiensi vitamin B12 dan asam folat adalah terapi dengan

ganti dengan vitamin B12 atau asam folat meskipun

demikian terapi kausal dengan perbaikan gizi dan lain-lain

tetap harus dilakukan. {1,2,3,5)

Page 11: Anemia Secara Umum

Untuk defisiensi vitamin B12: hydroxycobalamin

intramuskular 200 mg/hari, atau 1000 mg diberikan tiap

minggu selama 7 minggu. Dosis pemeliharaan 200 mg tiap

bulan atau 1000 mg tiap 3 bulan. Untuk defisiensi folat:

berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan. Respon

terhadap terapi: retikulosit mulai naik hari 2-3 dengan

puncak pada hari 7-8. Hb harus naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu.

Neuropati biasanya dapat membaik, tetapi kerusakan

medulla spinalis biasanya ireversibel. {1,2,3,5)

Page 12: Anemia Secara Umum

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Anemia adalah suatu keadaan dimana masaa eritrosit atau massa

hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk

menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh, sedangkan secara laboratorik

dijabarkan sebagai penurunan dibawah normal kadar hemoglobin, hitung

eritrosit dan hematokrit (packed red cell). Proses terjadinya anemia itu

sendiri tergantung dari sudut mana kita melihat dan tujuan kita

melakukan klasifikasi tersebut. Klasifikasi anemia yang sering

diguanakan bisa berdasarkan morfologi eritrosit (anemia hipokromik

mikroster, normokromik normositer dan makrositer) dan klasifikasi

anemia berdasarkan etiopatogenesis (produksi ertitrosit menurut,

kehilangan eritrosit dari tubuh, hemolisis, bentuk campuran dan bentuk

patogenensis yang belum jelas. Terdapat berbagai jenis anemia tapi

anemia yang sering terjadi yaitu: anemia defisiensi besi dan anemia

megaloblastik. Penyebab kedua anemia tersebut berbeda sehngga gejala

berbeda. Dalam menegakkan diagnosis dilakukan bedasarkan gejala-

gejala klinis yang ada dan dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium

untuk menentukan varian anemianya. Pada anemia defisiensi besi juga

ditambahkan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit dasar yang menjadi

anemia penyebab anemia defisiensi besi

3.2 Saran

Praktisi kesehatan: dapat membantu memahami amebiasis dan mampu

menjelaskan kepada masyarakat tentang penyebab anemia secara umum,

penyuluhan gizi dan pencegahannya

Masyarakat umum: untuk memahami pola hidup sehat seperti mencuci

tangan sebelum makan, menggunakan alas kaki dan bagi penduduk yang

rentan seperti wanita hamil sebaiknya mengkomsumsi suplemen besi

untuk menambah zat besi

Page 13: Anemia Secara Umum

DAFTAR PUSTAKA

1. Bakta, I made. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta:EGC,2007

2. Boediwarsono. (2006).Ilmu penykit dalam. 1St ed.Jakarta: Departemen

Ilmu penyakit dalam Fakultas Kedoktran Universitas Indonesia

3. Katzung G Bertram, Masters B Susan, trevor j Anthoni. (2009). Basic And

clinical Pharmacology. 11Th ed. US. The McGraw-Hill Companies, inc.

4. Dorland's Illustrated Medical Dictionary 32nd edition, 2012 Saunders,

Elsevier.

5. Allene Michael. K.Home McDonald, Miller Jefferi L. Invidualized

treatment for iron deficiency anemia in adult. Available PMC. Accesed on

07 August 2012.

6. Banarez Fernando Fernandez. Monzon helena, Forne Monstserrat. A Short

review of malabsorption and anemia. Available PMC. Accesed on 07

August 2012.