anekdot bayu

2
Muhammad Bayu Hadi Erlangga - 1006693773 Apakah Itu Juga Termasuk Karya Seni?? Suatu hari ada seseorang bernama Doni yang sedang mengajak anaknya yang berusia 10 tahun untuk menghadiri pameran seni di pusat kota. Doni mempunyai tujuan agar kemampuan seni anaknya menjadi lebih terasah dengan mengunjungi pameran seni tersebut. Saat sampai di pameran seni, sang anak begitu antusias menikmati beberapa karya seni seperti lukisan, ukiran patung serta pahatan-pahatan kayu yang dibuat oleh suku-suku pedalaman yang terpampang di pameran tersebut. Doni juga merasa bangga dengan rasa antusias dari anaknya tersebut. Namun, saat sedang asik memandangi karya-karya seni yang lain tiba-tiba langkah sang anak terhenti. Doni begitu terkejut karena anaknya berhenti tepat dihadapan ukiran patung dan lukisan manusia tanpa memakai busana. Kemudian terjadi percakapan antara mereka berdua. Anak: “Yah, mengapa patung dan lukisan ini begitu jorok yah? Lihat patung itu tidak memakai baju?” Doni merasa bingung akan jawaban apa yang harus diberikan kepada anaknya tersebut. Sesaat kemudian muncul ide dari pikiran Doni. Ayah: “Begini nak, itu bukan suatu hal yang jorok. Itu adalah suatu seni. Meskipun patung dan lukisan itu menggambarkan manusia tanpa pakaian, namun banyak penikmat seni yang menganggap itu adalah sebuah karya yang indah dalam kesenian. Ada alasan tetrsendiri mengapa karya itu diciptakan, misalkan bertujuan untuk memberikan pesan berupa sebuah hal yang bersifat natural. Begitu nak...” Anak: “Ooh begitu yaah..” Setelah puas mengunjungi pameran, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Mereka melewati pasar tradisional agar lebih cepat sampai rumah. Namun sial bagi Doni, karena mereka secara tidak sengaja melewati tempat penjualan film-film dewasa di

Upload: muhammad-bayu-hadi-erlangga

Post on 28-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anekdot

TRANSCRIPT

Page 1: anekdot bayu

Muhammad Bayu Hadi Erlangga - 1006693773

Apakah Itu Juga Termasuk Karya Seni??

Suatu hari ada seseorang bernama Doni yang sedang mengajak anaknya yang berusia 10 tahun untuk menghadiri pameran seni di pusat kota. Doni mempunyai tujuan agar kemampuan seni anaknya menjadi lebih terasah dengan mengunjungi pameran seni tersebut. Saat sampai di pameran seni, sang anak begitu antusias menikmati beberapa karya seni seperti lukisan, ukiran patung serta pahatan-pahatan kayu yang dibuat oleh suku-suku pedalaman yang terpampang di pameran tersebut. Doni juga merasa bangga dengan rasa antusias dari anaknya tersebut. Namun, saat sedang asik memandangi karya-karya seni yang lain tiba-tiba langkah sang anak terhenti. Doni begitu terkejut karena anaknya berhenti tepat dihadapan ukiran patung dan lukisan manusia tanpa memakai busana. Kemudian terjadi percakapan antara mereka berdua.

Anak: “Yah, mengapa patung dan lukisan ini begitu jorok yah? Lihat patung itu tidak memakai baju?”

Doni merasa bingung akan jawaban apa yang harus diberikan kepada anaknya tersebut. Sesaat kemudian muncul ide dari pikiran Doni.

Ayah: “Begini nak, itu bukan suatu hal yang jorok. Itu adalah suatu seni. Meskipun patung dan lukisan itu menggambarkan manusia tanpa pakaian, namun banyak penikmat seni yang menganggap itu adalah sebuah karya yang indah dalam kesenian. Ada alasan tetrsendiri mengapa karya itu diciptakan, misalkan bertujuan untuk memberikan pesan berupa sebuah hal yang bersifat natural. Begitu nak...”

Anak: “Ooh begitu yaah..”

Setelah puas mengunjungi pameran, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Mereka melewati pasar tradisional agar lebih cepat sampai rumah. Namun sial bagi Doni, karena mereka secara tidak sengaja melewati tempat penjualan film-film dewasa di pasar. Anaknya juga melihat beberapa cover film-film dewasa tersebut. Sang anak dengan sifatnya yang masih polos langsung bertanya kepada ayahnya.

Anak: “Yah, Apakah itu juga termasuk karya seni??”

Doni hanya bisa terdiam dan merasa menyesal mengapa harus melewati tempat seperti ini di pasar. Tanpa pikir panjang Doni langsung mengalihkan pembicaraan kepada anaknya.

Doni: “Kamu sudah lapar kan? Lebih baik sekarang kita makan makan pecel lele di tempat langganan ayah.”

Anak: “Asik! Ayo cepat yah kita kesana!

Doni merasa sangat lega karena anaknya tidak lagi menanyakan perihal cover film-film dewasa tersebut sepanjang perjalanan.