anatomi mata

7
ORBITA Rongga orbita secara skematis digambarkan sebagai piramida dengan 4 dinding yang mengerucut ke posterior. Dinding medial orbita kiri dan kanan terletak paralel dan dipisahkan oleh hidung. Pada setiap orbita, dinding lateral dan medialnya membentuk sudut 45 derajat, menghasilkan sudut siku antara kedua dinding lateral. Bentuk orbita dianalogikan sebagai buah pir, dengan nervus opticus sebagai tangkainya. Diameter lingkar anterior sedikit lebih kecil daripada diameter region di bagian dalam tepian sehingga terbentuk bingkai pelindung yang kokoh. Volume orbita dewasa kira-kira 30 mL dan bola mata hanya menempati sekitar seperlima bagian rongga. Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya. Batas anterior rongga orbita adalah septum orbitale, yang berfungsi sebagai pemisah antara palpebral dan orbita. Orbita berhubungan dengan sinus frontalis di atas, sinus maksilaris di bawah, serta sinus ethmoidalis dan sfenoidalis di medial. Dasar orbita yang tipis mudah rusak oleh trauma langsung pada bola mata, mengakibatkan timbulnya fraktur “blowout” dengan herniasi isi orbita ke dalam antrum maksilaris. Infeksi pada sinus sfenoidalis dan etmoidalis dapat mengikis dinding medialnya yang setipis kertas (lamina papyracea) dan mengenai isi orbita. Defek pada atapnya (mis., neurofibromatosis) dapat berakibat terlihatnya pulsasi pada bola mata yang berasal dari otak. Dinding Orbita

Upload: deniaharitsa

Post on 11-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

anatomi mata

TRANSCRIPT

ORBITARongga orbita secara skematis digambarkan sebagai piramida dengan 4 dinding yang mengerucut ke posterior. Dinding medial orbita kiri dan kanan terletak paralel dan dipisahkan oleh hidung. Pada setiap orbita, dinding lateral dan medialnya membentuk sudut 45 derajat, menghasilkan sudut siku antara kedua dinding lateral. Bentuk orbita dianalogikan sebagai buah pir, dengan nervus opticus sebagai tangkainya. Diameter lingkar anterior sedikit lebih kecil daripada diameter region di bagian dalam tepian sehingga terbentuk bingkai pelindung yang kokoh.Volume orbita dewasa kira-kira 30 mL dan bola mata hanya menempati sekitar seperlima bagian rongga. Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya. Batas anterior rongga orbita adalah septum orbitale, yang berfungsi sebagai pemisah antara palpebral dan orbita.Orbita berhubungan dengan sinus frontalis di atas, sinus maksilaris di bawah, serta sinus ethmoidalis dan sfenoidalis di medial. Dasar orbita yang tipis mudah rusak oleh trauma langsung pada bola mata, mengakibatkan timbulnya fraktur blowout dengan herniasi isi orbita ke dalam antrum maksilaris. Infeksi pada sinus sfenoidalis dan etmoidalis dapat mengikis dinding medialnya yang setipis kertas (lamina papyracea) dan mengenai isi orbita. Defek pada atapnya (mis., neurofibromatosis) dapat berakibat terlihatnya pulsasi pada bola mata yang berasal dari otak. Dinding OrbitaAtap orbita terutama terdiri atas pars orbitalis ossis frontalis. Kelenjar lakrimal terletak di dalam fossa glandulae lacrimalis di bagian anterior lateral atap. Ala minor ossis sphenoidalis yang mengandung kanalis optikus melengkapi bagian atap di posterior.Dinding lateral dipisahkan dari bagian atap oleh fissure orbitalis superior, yang memisahkan ala minor dari ala major ossis sphenoidalis. Bagian anterior dinding lateral dibentuk oleh facies orbitalis ossis zygomatici (malar). Inilah bagian terkuat dari tulang-tulang orbita. Ligamentum suspensorium, tendo palpebralis lateralis, dan ligamentum check mempunyai jaringan ikat yang melekat pada tuberculum orbitale lateral.Dasar orbita dipisahkan dari dinding lateral oleh fissura orbitalis inferior. Pars orbitalis maxillae membentuk daerah sentral yang luas bagian dasar orbita dan merupakan tempat tersering terjadinya fraktur blowout. Processus frontalis maxillae di medial dan os zygomaticum di lateral melengkapi tepi inferior orbita. Processus orbitalis ossis palatini membentuk daerah segitiga kecil pada dasar posterior.Batas-batas dinding medial rongga orbita tidak terlalu jelas. Os ethmoidale tipis seperti kertas, tetapi menebal ke arah anterior saat bertemu dengan os lacrimale. Corpus ossis sphenoidalis membentuk bagian paling posterior dinding medial, dan processus angularis ossis frontalis membentuk bagian atas crista lacrimalis posterior. Bagian bawah crista lacrimalis posterior dibentuk oleh os lacrimale. Crista lacrimalis anterior teraba dengan mudah melalui palpebral dan terdiri atas processus frontalis maxillae. Sulcus lacrimalis terletak di antara kedua crista dan mengandung saccus lacrimalis. Apeks OrbitaApeks orbita adalah tempat masuk semua saraf dan pembuluh ke mata dan tempat asal semua otot ekstraokular, kecuali obliquus inferior. Fissura orbitalis superior terletak di antara corpus serta ala major dan minor ossis sphenoidalis. Vena ophthalmica superior dan nervus lacrimalis, frontalis, dan trochlearis berjalan melalui bagian lateral fissura yang terletak di luar annulus Zinn. Ramus superior dan inferior nervus oculomotorius serta nervus abducens dan nasociliaris berjalan melalui bagian medial fissure di dalam annulus Zinn. Nervus opticus dan arteria ophthalmica berjalan melalui kanalis optikus, yang juga terletak di dalam anulus Zinn. Vena ophthalmica inferior dapat melalui bagian manapun dari fissure orbitalis superior, termasuk bagian yang bersebelahan dengan corpus ossis sphenoidalis yang terletak di sebelah inferomedial anulus Zinn. Vena ophthalmica inferior sering bergabung dengan vena ophthalmica superior sebelum keluar dari orbita. VaskularisasiPemasok arteri utama orbita dan bagian-bagiannya berasal dari arteri ophthalmica, yaitu cabang besar pertama arteri carotis interna bagian intracranial. Cabang ini berjalan di bawah nervus opticus dan bersamanya melewati kanalis optikus menuju orbita. Cabang infraorbital pertama adalah arteri centralis retinae, yang memasuki nervus opticus sekitar 8-15 mm di belakang bola mata. Cabang-cabang lain arteri ophthalmica adalah arteri lacrimalis, yang memperdarahi glandula lacrimalis dan kelopak mata atas; cabang-cabang muskularis ke berbagai otot orbita; arteri ciliaris posterior longus dan brevis; arteri palpebrales mediales ke kedua kelopak mata; dan arteri supraorbitalis serta supratrochlearis. Arteri ciliaris posterior brevis memperdarahi koroid dan bagian-bagian nervus opticus. Kedua arteri ciliaris posterior longus memperdarahi corpus ciliaris, beranastomosis satu dengan yang lain, dan bersama arteri ciliaris anterior membentuk circulus arteriosus major iris. Arteri ciliaris anterior berasal dari cabang-cabang muskularis dan menuju ke musculi recti. Arteri ini memasok darah ke sklera, episklera, limbus, dan konjungtiva, serta ikut membentuk circulus arterialis major iris. Cabang-cabang arteri ophthalmica yang paling anterior ikut membentuk aliran-aliran arteri yang berkelok-kelok di kelopak mata, yang membuat anastomosis dengan sirkulasi karotis eksterna melalui arteri facialis.Drainase vena-vena di orbita terutama melalui vena ophthalmica superior dan inferior, yang juga menampung darah dari venae vorticosae, vena ciliaris anterior, dan vena centralis retinae. Vena ophthalmica berhubungan dengan sinus cavernosus melalui fissure orbitalis superior, dan dengan pleksus venosus pterigoideus melalui fissure orbitalis inferior. Vena ophthalmica superior mula-mula terbentuk dari vena supraorbitalis dan supratrochelaris serta dari 1 cabang vena angulari; ketiga vena tersebut mengalirkan darah dari kulit di daerah periorbital. Vena ini membentuk hubungan langsung antara kulit wajah dan sinus cavernosus sehingga dapat menimbulkan thrombosis sinus cavernosus yang fatal pada infeksi superfisial di kulit periorbital.BOLA MATABola mata orang dewasa normal hampir bulat, dengan diameter anteroposterior sekitar 24,2 mm.KONJUNGTIVAKonjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebral (suatu sambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus.Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris.Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik. Konjungtiva bulbaris melekat longgar pada kapsul tenon dan sklera di bawahnya, kecuali di limbus (tempat kapsul Tenon dan konjungtiva menyatu sepanjang 3 mm).Lipatan konjungtivs bulbaris yang tebal, lunak, dan mudah bergerak (plica semilunaris) terletak di kantus internus dan merupakan selaput pembentuk kelopak mata dalam pada beberapa hewan kelas rendah. Struktur epidermoid kecil semacam daging (caruncula) menempel secara superfisial ke bagian dalam plica semilunaris dan merupakan zona transisi yang mengandung baik elemen kulit maupun membran mukosa. Vaskularisasi, Limfatik, & InervasiArteri-arteri konjungtiva berasal dari arteri ciliaris anterior dan arteri palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis dengan bebas dan bersama banyak vena konjungtiva yang umumnya mengikuti pola arterinya membentuk jaring-jaring vaskular konjungtiva yang sangat banyak. Pembuluh limfe konjungtiva tersusun di dalam lapisan superfisial dan profundus dan bergabung dengan pembuluh limfe palpebral membentuk pleksus limfatikus yang kaya. Konjungtiva menerima persarafan dari percabangan (oftalmik) pertama nervus V. Saraf ini memiliki serabut nyeri yang relatif sedikit.KAPSUL TENON (FASIA BULBI)Kapsul Tenon adalah suatu membrane fibrosa yang membungkus bola mata dari limbus sampai nervus opticus. Di dekat limbus, konjungtiva, kapsul tenon, dan episklera menyatu. Lebih posterior lagi, permukaan dalam kapsul tenon berhadapan langsung dengan sklera, dan sisi luarnya berhadapan dengan lemak orbita dan struktur-struktur lain dalam kerucut otot ekstraokular. Pada titik tempat kapsul tenon ditembus tendo-tendo otot ekstraokular dalam perjalanannya menuju ke tempat insersinya di bola mata, kapsul ini membentuk lipatan tubular di sekeliling otot-otot tersebut. Lipatan-lipatan fasia ini akan menyatu dengan fasia ototnya, fasia yang bersatu ini melebar ke struktur-struktur sekelilingnya dan ke tulang orbita. Perluasan fasia ini cukup kaku