anatomi fisiologi ii sistem imun

11
ANATOMI FISIOLOGI II SISTEM IMUN Oleh : VICKY RUDIANTO / 2012610159 RISKA LAFUKU / 2012610172 ANITA AYU B. / 2012610017 ENZO CAHYA

Upload: vicky-rudianto

Post on 28-Dec-2015

48 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

anfis

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Fisiologi II Sistem Imun

ANATOMI FISIOLOGI II

SISTEM IMUN

Oleh :

VICKY RUDIANTO / 2012610159

RISKA LAFUKU / 2012610172

ANITA AYU B. / 2012610017

ENZO CAHYA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN B

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2013

Page 2: Anatomi Fisiologi II Sistem Imun

RESPON IMUN HUMORAL DAN

SELULER

1. RESPON IMUN HUMORAL DAN SELULER

Respon imun berawal sewaktu sel B atau T berikatan, seperti kunci dengan anak

gemboknya, dengan suatu protein yang diidentifikasi oleh sel T atau B sebagai benda asing.

Selama perkembangan masa janin di hasilkan ratusan ribu sel B dan sel T yang memilki

potensi yang berikatan dengan protein spesifik. Protein yang dapat berikatan dengan sel T

dan B mencakup protein yang terdapat di membran sel bakteri, mikoplasma, selubung virus,

atau serbuk bunga, debu, atau makanan tertentu. Setiuap sel dari seseotang memilki proitein-

protein permukaan yang dikenali berbagai benda asing oleh sel T atau B milik orang lain.

Protein yang dapat berikatan dengan sel; T atau B di sebut deengan antigen, apabila suatu

antigen menyebabkan sel T atau B menjadi aktif bermultiplikasi dan berdeferensiaasi lebih

lanjut, maka antigen tersebut dapat bersifat imunogenik.

a. RESPON IMUN HUMORAL

Di dalam imunitas humoral yang berperan adalah limfosit B atau sel B

berasal dari stem sel . Fungsi utamanya adalah mempertahankan tubuh

terhadap infeksi bakteri, virus dan melakukan netralisasi toksin. Dibuat di

sumsum tulang yaitu sel batang yang sifatnya pluripotensi (pluripotent stem

cells) dan dimatangkan di sumsum tulang(Bone Marrow). Limfosit B

menyerang antigen yang ada di cairan antar sel. Terdapat 3 jenis sel limfosit B

yaitu : limfosit B plasma memproduksi antibodi, limfosit B pembelah

menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak secara cepat, limfosit B memori

mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh.

Humor berarti cairan di dalam tubuh. Sel B bila dirangsang oleh benda

asing, akan berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat

membentuk antibodi. Antibodi yang dilepaskan akan ditemukan di dalam

Page 3: Anatomi Fisiologi II Sistem Imun

serum. Fungsi utama adalah antibodi ini adalah pertahanan terhadap infeksi

ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralisir toksinnya.

Sel Th 2 juga mempunyai kontribusi didalam sistim imunitas ini. Th 2

akan memproduksi Il-4, Il-5, Il-6 yang merangsang sel B untuk menghasilkan

immunoglobulin (Ig), menekan kerja monosit/makrophag dan respon imun

seluler 2,8Immunoglobulin (Ig) dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari

proliferasi sel B akibat kontak dengan antigen. Antibodi yang terbentuk secara

spesifik ini akan mengikat antigen baru lainnya yang sejenis. Bila serum

protein tersebut dipisahkan dengan cara elektroforesis, maka IgG ditemukan

terbanyak dalam fraksi globulin alfa dan beta.

Ada lima jenis IgG yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, IgE.

1. IgG merupakan komponen utama didalam Ig serum dengan kadar di dalam

darah sekitar 75 % dari semua immunoglobulin. IgG dapat menembus

plasenta dan masuk ke fetus dan berperan dalam imunitas bayi sampai

berusia 6-9 bulan. IgG dan komplemen bekerja saling membantu di dalam

sebagai opsonin pada pemusnahan antigen. IgG juga berperan di dalam

imunitas sellular.

2. IgA ditemukan dalam jumlah yang sedikit didalam darah. IgA di dalam

serum dapat Amengagglutinasi kuman. Mengganggu motilitasnya hingga

memudahkan fagositosis oleh sel PMN.

3. IgM merupakan antibody dalam respon imun primer terhadap kebanyakan

antigen. IgM dapat mencegah gerakan mikroorganisme patogen,

memudahkan fagositosis dan merupakan aglutinator poten protein.

4. IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah didalam sirkulasi. IgD

merupakan 1% dari total immunoglobulin dan ditemuksan banyak pada sel

membran sel B bersama IgM dan berfungsi sebagai reseptor pada aktivasi

sel B.

5. IgE ditemukan dalam serum dengan kadar yang rendah di dalam serum

dan meningkat pada penyakit alergi, infeksi cacing.

Page 4: Anatomi Fisiologi II Sistem Imun

Respon imun primer terjadi pada paparan pertama pada antigen.

Karakteristiknya mempunyai lag period ini dibutuhkan sel B spesifik dalam

melawan antigen untuk berproliferasi dan berdifferensiasi menjadi plasma sel.

Jika seseorang terpapar untuk kedua kalinya dengan antigen yang sama respon

imun sekunder terjadi. Respon ini lebih cepat lebih lama, dan lebih efektif

karena sistim imun sudah disiapkan melawan antigen tersebut.

Walaupun antibodi tidak dapat menghancurkan antigen secara

langsung tetapi dapat menginaktifkan dan menandainya untuk dihancurkan.

Yang terjadi di dalam interaksi antigen-antibodi adalah suatu formasi

kompleks antigen-antibodi.

b. RESPON IMUN SELULER

Di dalam imunitas seluler yang berperan adalah limfosit T atau sel T

yang berasal dari sel yang sama dengan sel B tetapi proliferasinya di dalam

kelenjar timus atas pengaruh berbagai faktor asal timus.Limfosit T menyerang

antigen yang berada di dalam sel. Fungsi utama sistim imun spesifik seluler

ialah untuk pertahanan terhadap bakteri, virus , jamur dan keganasan di intra

seluler. Yang berperan disini adalah limfosit T atau sel T. Sel T bermacam-

macam jenisnya, berdasarkan fungsinya secara umum ada tiga golongan utama

dari sel T. Yang merupakan sel efektor dari killing sel Adalah sel sitotoksik

(Tc), dua golongan lagi termasuk di dalam sel regulasi yaitu sel T helper (Th)

dikenal juga sebagai CD4 dan sel T suppressor (Ts) dikenal juga sebagai

CD8.T helper(Th) yang disebut juga dengan CD4 dan sel T suppressor (Ts)

yang dikenal juga dengan CD8. Th berbeda fungsi berdasarkan kemampuan

sitokin yang diproduksi, terbagi menjadi Th1 dan Th2. Th1 mempunyai

kontribusi di dalam imunitas humoral.

Sel T terdapat dalam jumlah yang banyak didalam submukosa jalan

nafas dan dinding alveoli. Sebagai tambahan sel T terdapat dalam jumlah

sedikit didalam lumen bronkus dapat melakukan migrasi ke jaringan. Hal ini

dapat menjelaskan bahwa limfosit dapat melakukan resirkulasi dari darah ke

jaringan limpoid dan kembali ke darah. Sel B terdapat dalam jumlah yang

sedikit di dalam lamina propria dari saluran nafas. Konsisten dengan

Page 5: Anatomi Fisiologi II Sistem Imun

observasi, sejumlah kecil IgA terdapat di dalam sekresi jalan nafas seperti

pada sputum maupun pada BAL. IgG juga didapat dalam lumen bronkus. Pada

keadaan penyakit atopik sel B juga memproduksi IgE yang didapati disekresi

saluran nafas.

Fungsi respon imun seluler lanjutan :

- Sel CD8 mematikan scr langsung sel sasaran

- Sel T menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe lambat

- Sel T memiliki kemampuan menghasilkan sel pengingatSel T sbg

pengendali CD4 dan CD8 memfasilitasi dan menekan respon imun seluler

dan humoral

i. Peran sel T helper (CD4)

Th berperan menolong sel B dalam differensiasi dan

memproduksi antibodi. Sel Th1 memproduksi mediator interleukin-2

(IL-2) dan interferon gamma (IFN-ý) yang memegang peranan penting

proteksi dengan meningkatkan kemampuan makrophag untuk fagositosis

dan mencerna kuman yang telah difagotisir. Sel Th berinteraksi secara

langsung dengan sel B yang banyak mengandung fragmen antigen pada

permukaannya untuk berikatan dengan reseptor MHC II memacunya

untuk cepat membelah dan memberi sinyal untuk antibodi untuk

memulai fungsinya. Ketika sel Th berikatan dengan sel B, sel T IL 2

(dan limpokin lainnya). Limpokin yang dilepaskan oleh sel Th tidak

hanya memobilisasi sel imun dan makrophag, juga menarik sel darah

putih seperti neutropil untuk memperkuat pertahanan non spesifik.

Fungsi sel CD4 :

o Pengendali ; mengaitkan sist monosit-makrofag ke sist limfoid

o berinteraksi dg sel penyaji antigen untuk mengendalikan Ig

o Menghasilkan sitokin yang memungkin tumbuhnya sel CD4 dan

CD8

o Berkembang menjadi sel pengingat

Page 6: Anatomi Fisiologi II Sistem Imun

a. Peran sel T sitotoksik (Tc)

Sel T sitotoksikj juga dikenal sebagai sel T killer

(pemusnah) adalah satu-satunya sel T yang dapat langsung

menyerang dan membunuh sel lainnya. Target utamanya adalah

sel yang terinfeksi virus, juga menyerang jaringan lain yang

yang terinfeksi oleh bakteri intraseluler, parasit, sel kanker, dan

sel asing lainnya yang memasuki tubuh melalui transfusi darah

maupun transplantasi organ.

b. Peran sel T suppressor (Ts) (CD8)

Seperti sel Th, Ts adalah sel regulasi. Bagaimanapun

aksinya adalah inhibisi karena ia melepaskan limpokin yang

dapat menekan aktivitas dari sel T dan sel B. Sel Ts akan

menghentikan respon imun setelah sukses menginaktifkan dan

menghancurkan antigen. Hal ini membantu mencegah tidak

terkontrolnya dan tidak dibutuhkannnya lagi kerja dari sistem

imun.

Page 7: Anatomi Fisiologi II Sistem Imun

2. RESPONS IMUN SELULAR DALAM KLINIK

Hipersensitivitas kulit tipe lambat (reaksi tipe IV) : pernah kontak dengan antigen

tertentu (bakteri mikobakterium, virus, fungus, obat dll) à dipaparkan kembali à reaksi berupa

eritema, indurasi pada kulit atau peradangan pada tempat antigen berada setelah beberapa

hari kemudian.

Pada penyakit infeksi intraseluler (bakteri, virus, jamur, parasit dan protozoa ) : mis.

kavitas dan granuloma pada infeksi Mycobacterium tuberculosis, lesi granulomatosa pada

kulit penderita lepra. Limfokin yang dilepaskan sel Td mengakibatkan terjadinya granuloma

dan sel yang mengandung antigen akan mengalami lisis oleh sel Tc dan sel killer lainnya.

Reaksi graft versus host : disebabkan sel imunokompeten donor terhadap jaringan resipien

àreaksi berupa kelainan kulit (makulopapular, eritroderma, bula dan deskuamasi), kelainan

pada hati dan traktus gastrointestinal

Penolakan jaringan transplantasi : jaringan yang tadinya mulai tumbuh à berhenti

tumbuh à reaksi imunitas selular karena adanya antigen asing à disebabkan sel T resipien

mengenal antigen kelas I dan II donor yang berbeda dengan antigen diri à sama seperti

pengenalan antigen asing di antara celah domain molekul MHC. Penolakan sel tumor à

simunitas sama dgn pada penolakan jaringan transplantasi à bukan satu-satunya cara untuk

hambat pertumbuhan sel tumor, imunitas humoral juga berperan

Uji In Vivo Fungsi Imunitas Selular : reaksi tipe lambat oleh antigen yang pernah

dikenal, misalnya tuberkulin, kandida, toksoid tetanus, streptokinase, dan antigen virus

mumps à Antigen disuntikkan intradermal à dinilai apakah terjadi indurasi pada tempat

antigen dimasukkan

Page 8: Anatomi Fisiologi II Sistem Imun

DAFTAR PUSTAKA

Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson

Immunologi Dasar, Karnen Garna Baratawidjaja Iris Rengganis, 2010

Pedoman Diagnosa dan Terapi, Prof. Herry, dr. Sp. A(K), Ph.D & Sri Endah Rahayuningsih,

dr.Sp.A(K) . 2010