anatomi fisiologi hidung

8
Anatomi Fisiologi Hidung / Nasus ANATOMI HIDUNG dan SINUS PARANASAL [ORGANON OLFACTUS] Hidung dalam bahasa Latin disebut sebagai Nasus. Sedangkan dalam bahasa Yunani disebut sebagai Rhis atau Rhinos. Nasus terbagi atas Nasus Externus yakni bagian hidung yang Nampak dari luar dan menempel pada wajah dan Cavum Nasi atau rongga hidung NASUS EXTERNUS Hidung pada bagian atas berhubungan dengan dahi disebut radix nasi. Kemudian akan terbentang ke depan bawah sebagai dorsum nasi sampai pada apeks nasi. Di bagian depan terdapat 2 lubang hidung yang disebut sebagai nares anterior atau nosethrill. Nares anterior dibagian lateral dibatasi oleh alae nasi, sedangkan pada bagian medial dibatasi oleh pars mobilis septi nasi / pars membranous / collumna (columella). Kerangka nasus externus tersusun atas beberapa tulang rawan yang diperkuat oleh os. Nasale, os. Maksillaris, dan os. Frontale di bagian atas. Tulang rawan yang menyusun kerangka nasus externus yakni cartilago nasi lateral (sepasang), cartilago alaris major (sepasang), cartilago alaris minor (sepasang), dan cartilago septi nasi / cartilage quadratus (tunggal) dan kadang terdapat cartilage nasi acessorius.

Upload: gusti-wahyu-adinanthera

Post on 28-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

anatomi dan fisiologi hidung

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Fisiologi Hidung

Anatomi Fisiologi Hidung / Nasus

ANATOMI HIDUNG dan SINUS PARANASAL [ORGANON OLFACTUS]

Hidung dalam bahasa Latin disebut sebagai Nasus. Sedangkan dalam bahasa Yunani disebut sebagai Rhis atau Rhinos. Nasus terbagi atas Nasus Externus yakni bagian hidung yang Nampak dari luar dan menempel pada wajah dan Cavum Nasi atau rongga hidungNASUS EXTERNUS

Hidung pada bagian atas berhubungan dengan dahi disebut radix nasi. Kemudian akan terbentang ke depan bawah sebagai dorsum nasi sampai pada apeks nasi. Di bagian depan terdapat 2 lubang hidung yang disebut sebagai nares anterior atau nosethrill. Nares anterior dibagian lateral dibatasi oleh alae nasi, sedangkan pada bagian medial dibatasi oleh pars mobilis septi nasi / pars membranous / collumna (columella).

Kerangka nasus externus tersusun atas beberapa tulang rawan yang diperkuat oleh os. Nasale, os. Maksillaris, dan os. Frontale di bagian atas. Tulang rawan yang menyusun kerangka nasus externus yakni cartilago nasi lateral (sepasang), cartilago alaris major (sepasang), cartilago alaris minor (sepasang), dan cartilago septi nasi / cartilage quadratus (tunggal) dan kadang terdapat cartilage nasi acessorius. Nasus externus divaskularisasi oleh cabang-cabang a.maksillaris dan cabang-cabang a. ophtalmica. Kemudian venula nya akan bermuara ke v.facialis anterior dan v.angularis. Aliran lymphe pada nasus externus mengalir ke Nnll. Submaksillaris dan Nnll. Auricularis anterior. Nasus externus diinnervasi oleh n. nasalis externus, n.infratrochlearis, Rr. Nasals N.infraorbitalesCAVITAS NASICavum nasi atau rongga hidung memiliki syntopi sebagai berikut :

         Di bagian Superior berbatasan dengan sinus frontalis, fossa crania inferior, sinus sphenoidalis, dan fossa crania media

         Di bagian Inferior berbatasan dengan cavitas oris yang dipisahkan oleh palatum durum.          Di bagian Anterior berhubungan dengan dunia luar melalui nares anterior / nosethrill

Page 2: Anatomi Fisiologi Hidung

         Di bagian Posterior behubungan dengan nasopharynx melalui nares posterior / aperture posterior / coanae. Coanae memiliki batas2 yakni :

o   Batas medial : os.vomero   Batas inferior : lamina horizontalis os. Palatinumo   Batas lateral : lamina pterygoideao   Batas superior : corpus os. sphenoidale         Di sebelah Anterolateral dibatasi oleh nasus externus         Di sebelah Posterolateral dibatasi oleh Orbita, sinus maxillaris, sinus ethmoidales, fossa

pterygopalatina, fossa pterygoidea. Cavum nasi terbagi atas 3 bagian yakni :

-          Vestibulum NasiMerupakan ruangan yang melebar di belakang nares anterior. Di sebelah superiornya dibatasi oelh rigi yang disebut sebagai Limen Nasi. Vestibulum nasi merupakan bagian dalam hidung yang dilapisi oleh kulit, dan mengandung glandula cebasea, glandula sudorifera dan ditumbuhi oleh rambut. Di bagian limen nasi merupakan tempat terjadinya transisi epitel antara epitel squamos simpleks berkeratin yang melapisi bagian vestibulum nasi dengan lapisan epitel columnar pseudokompleks non keratin bersel goblet dan bersilia yang melapisi bagian pars respiratoria dari cavum nasi

-        

  Pars RespiratoriaMerupakan 2/3 bagian bawah dari cavum nasi. Pada pars konduksi ini dilapisi oleh lapisan mukosa dengan epitel columnar pseudokomplex non keratin bersel goblet dan bersilia. Epitel ini juga merupakan kelanjutan epitel dari nasopharynx, sinus paranasale dan conjunctiva melalui ductus nasolacrimales.

-          Pars Olfaktoria Terletak pada concha nasalis superior dan 1/3 bagian atas dari cavum nasi. Pada bagian ini dilapisi oleh epitel columnar pseudocomplex non keratin tanpa sel goblet dan bersilia non motil. Di bagian bawah dari lapisan epitel ini terdapat sel bowman yang menghasilkan secret serous yang berfungsi untuk menangkap partikel bau dan mentransmisikan nya melalui fibra-fibra n. olfactorius (n.I) yang menembus lamina cribosa os. Ethmoidales

Page 3: Anatomi Fisiologi Hidung

Cavum nasi memiliki skeletopi sebagai berikut :-          Di bagian atap dibentuk oleh cartilagines nasi, os. Nasale, proc. nasalis os. Frontalis, lamina

et foramina cribosa os. Ethmoidale, dan corpus os.sphenoidale-          Di bagian dasar dibentuk oleh processus palatines os.maksillare dan lamina horizontalis

os.palatinum yang membentuk palatum durum yang memisahkan cavum nasi dengan cavum oris.

-          Dinding medial atau septum nasi dari anterior ke posterior tersusun atas cartilage septi nasi, lamina perpendicularis os. Ethmoidale dan os.vomer

-          Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh os.nasale, os. Maxilla, os. Lacrimale, labyrinthus et conchae os. Ethmoidale, concha nasalis inferior, dan lamina pterygoideus medialis os. Sphenoidale

Pada dinding lateral cavum nasi terdapat beberapa tonjolan yakni : Concha nasalis supreme (kadang ada kadang tidak), Concha nasalis superior, conchae nasalis media yang merupakan bagian dari os. Ethmoidale dan concha nasalis inferior yang berdiri sendiri. Dibagian bawah dari concha tersebut terdapat lubang yang disesuaikan dengan nama concha nya yakni Meatus nasi suprema, meatus nasi superior, meatus nasi media dan meatus nasi inferior.

Di sebelah posterosuperior dari concha nasalis superior terdapat ruangan yang disebut recessus sphenoethmodale. Di bagian ini biasanya terdapat concha nasalis supreme dan meatus nasi supreme. Di bagian ini juga terdapat muara dari sinus sphenoidale.

Pada meatus nasi media terdapat Atrium meatus nasi media yang merupakan cekungan di depan meatus nasi media dan di atas vestibulum nasi dan di bagian superior nya dibatasi oleh rigi yang disebut Agger Nasi. Selain itu, juga terdapat Bulla ethomidale yang merupakan penonjolan dari dinding meatus ansi media yang dibentuk oleh labyrinthus ethmoidales. Di bagian inferoanterior nya terdapat celah yang disebut hiatus semilunaris yang merupakan muara dari sinus maksillaris. Selain itu juga terdapat Infundibulum ethmoidale yang merupakan celah sempit yang merupakan muara sinus frontalis dan cellulae ethmoidale anterior. Kadang-kadang kedua sinus ini bermuara pada recessus frontalis di depan infundibulum ethmoidale.

Pada meatus nasi inferior terdapat muara dari ductus nasolacrimale.

Cavum nasi divaskularisasi oleh :

Page 4: Anatomi Fisiologi Hidung

-          a. sphenopalatina cabang dr a.maksillaris interna. Arteri ini memiliki cabang Rr. Septales posterior yang beranastomose dengan a.labialis posterior cabang dari a.facialis dan a. palatine superior

-          a.ethmoidale anterior cabang dari a. ophtalmica yang memvaskularisasi daerah 1/3 depan dinding lateral dan 1/3 depan septum nasi

-          a.ethmoidale posterior cabang a.ophtalmica yang memvaskularisasi bagian atas cavum nasi-          cabang-cabang a.facialis yang memvaskularisasi bagian vestibulum nasi-          a. palatine descendens cabang dari a. maksillaris interna yang berjalan bersama n. palatines

major dalam canalis pterygopalatinus, dan berakhir menjadi a.palatina major et minor yang memberikan cabang pada bagian inferior cavum nasi

Pada bagian anterior septum nasi terdapat anastomose yang dibentuk oleh R.septi nasi a.labialis superior cabang a. facialis dengan R. septales posterior (nasopalatinus) a.sphenopalatinus cabang a.maxillaris interna, kadang disertai oleh a. R.septalis anterior a. ethmoidale anterior dan cabang dari a. palatine major. Anastomosis ini disebut sebagai plexus Kiesselbach (Little). 90% kasus mimisan yang terjadi akibat trauma, radang biasanya sumber perdarahannya berasal dari plexus kiesselbach ini.

Vena nya berjalan bersama arterinya akan bermuara pada plexus pterygoideus. Sedangkan pada bagian depan dinding lateral akan bermuara ke v.facialis (anterior). Sedangkan aliran lymphe pada cavum nasi akan bermuara pada nnll. Cervicales profundi

Cavum nasi bagian depan diinnervasi oleh n.ethmoidale anterior cabang dari n.nasocilliaris cabang dari n. ophtalmica (n.V.1) . Di bagian belakang diinnervasi oleh R.nasopalatinus dan Rr.palatina dan cabang ganglion pterygopalatina. Serabut parasimpatis nya berasal dari n.facialis melalui n. petrosus major. Serabut simpatis berasal dari segmen thoracalis bagian atas dan serabut postganglionernya plexus caroticus internus, n.petrosus profundus, dan n.canalis pterygoidei

SINUS PARANASAL (SPN)Sinus paranasal merupkan rongga –rongga ynag terdapat di dalam os.maksilla,

os.frontale, os. Sphenoidale dan ps. Ethmoidale. Dindingnya tersusun atas tulang keras yang dilapisi oleh epitel columner pseudocompleks non keratin bersilia dengan sel goblet. SPN diinnervasi oleh n. ophtalmicus (n.V.1) dan n. maksillaris (n.V.2). Jika terdapat peradangan pada sinus biasanya disebut dengan sinusitis. Biasanya sinusitis ini merupakan kelanjutan dari infeksi kronis pada hidung/ rhinitis (rhinogenik) atau karena adanya penjalaran infeksi dari gigi geraham (molar) I dan II yang berlubang (karies).Terdapat beberapa sinus yang membentuk SPN, yakni :

-          Sinus Maksillaris (Anthrum Highmore)Merupakan sinus terbesar yang terletak pada corpus maksillare. Sinus maksillaris akan bermuara pada hiatus semilunaris yang terdapat pada meatus nasi media. Sinus maksillaris divaskularisasi oleh cabang a.facialis, a.maksillaris interna, a.infraorbita, a.palatina major. Sedangkan venanya sesuai dengan aeterinya, dan akan bermuara pada v.facialis anterior plexus pterygoidea. Sinus maksillaris diinnervasi oleh R. alveolares superior posterior n. alveolaris superior, R. slveolaris superioe anterior N. alveolaris superior dan n. infraorbitale

-          Sinus EthmoidaleTerdiri atas 4-17 ruang di masing-masing sisi. Sinus ethmoidale terletak di dalam labyrinthus ethmoidale, di antara cavum nasi dan orbita. Bagian dari sinus ethmoidale ini disebut sebagai Cellulae ethmoidale, dindingnya dibentuk oleh os.frontale, os. maxilla, os. Lacrimale, os.

Page 5: Anatomi Fisiologi Hidung

Sphenoidale, os.palatinum. Cellulae ethmoidale anterior / sinus ethmoidale anterior akan bermuara pada meatus ansi media. Sedangkan Cellulae ethmoidale posterior / sinus ethmoidale posterior akan bermuara pada meatus nasi superior et suprema. Sinus ethmoidale divaskularisasi oleh a. ethmoidale anterior et posterior. Sinus ini akan diinnervasi oleh n.ethmoidale posterior et anterior.

-          Sinus FrontaleSesuai namanya, sinus ini terdapat pada os.frontale. Sinus frontalis akan bermuara di meatus nasi media melalui ductus frontonasalis. Sinus frontalis divaskularisasi oleh a.supraorbitalis. Aliran lymphe nya akan bermuara pada nnll. Submandibularis. Sinus ini dinnervasi oleh n. supraorbitalis yang merupakan cabang dr n. ophtalmica (n.V.1)

-          Sinus SphenoidaleSinus ini terdapat di dalam corpus sphenoidale. Merupakan sinus yang paling jarang terkena sinusitis oleh karena letaknya yang profunda. Sinus ini bermuara pada recessus sphenoethmoidale. Dinding depannya dibentuk oleh tulang tipis yakni conchae sphenoidale. Sinus ini divaskularisasi oleh a.maksillares. Sinus ini diinnervasi oleh n. etmoidale posterior. Aliran lymphe nya akan bermuara pada LLnn. Retropharyngealis. Syntopi dari sinus ethmoidale yakni.

o   Pseterior : pons dan a.basilariso   Anterior : cavum nasio   Superior : Chiasma opticum, n. opticus (II), hipofise 

o   Inferior : cavum nasi dan nasopharynxo   Lateral : n. opticus (II), sinus cavernosus, a.carotis interna, n. ophtalmicus (V.1), n. maxillaris

(V.2)