anatomi dan fisiologi paru
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Empyema ialah proses supurasi yang terjadi di rongga tubuh, dimana rongga tersebut
secara anatomis sudah ada. Empyema dapat terjadi di rongga pleura yang dikenal dengan nama
empyema thoraks, dan dapat juga terjadi di kandung empedu dan pelvic.
Hippocrates telah mengenalnya sejak 2.400 tahun yang lampau dan dialah yang pertama
kali melakukan torakosintesis dan drainase pada pleural empyema, kemudian oleh Graham dan
kawan-kawannya dari suatu komisi empyema waktu Perang Dunia I diberikan cara-cara
perawatan dan pengobatan (pengelolaan) empyema yang dianut sampai sekarang,walaupun cara
pengelolaan empyema di berbagai rumah sakit beraneka ragam, namun tindakan standar masih
tetap dipertahankan
Penyakit tersebut dapat pula disebabkan oleh
Trauma pada dada (sekitar 1-5% kasus mendorong ke arah empyema)
Pecahnya abses dari paru-paru ke dalam rongga plaura
Perluasan suatu infeksi yang bukan dari paru-paru (misalnya: madiastinitis, peritonitis)
Trauma pada esofagus-
Iatrogenie infeksi saat merawat luka di sekitar daerah dada.
Empyema mempunyai tingkat kematian yang cukup tinggi, biasanya akibat dari kegagalan
bernafas dan sepsis
Di Amerika terjadi, lebih dari satu juta kasus terjadi, dari laporan rutin
yangdipublikasikan oleh Starge and Sahr (1999) tentang penyebab infeksi pluera, 70% kasus
terjadisebagai parapneumonic effusion murni, 5-10% sebagai parapneumoic effusion sederhana
dengankomplikasi, sekitar 5% terjadi akibat trauma dada
Di Indonesia, diantara 2.192 penderita yang dirawat oleh karena berbagai
macampenyakit paru di bagian penyakit paru RS. Dr. Soetomo/FK Universitas Airlangga
Surabayasejak tanggal 1 Januari 1973 - 31 Desember 1975 terdapat 74 penderita empyema
thorasis(3,4%). Dari kasus tersebut terdapat 57 penderia pria (77%) dan 17 penderita wanita
(23%) yangberarti ratio pria dan wanita adalah 3,4 : 1
. Dengan ditemukannya antibiotika yang ampuh, maka angka prevalensi dan mortalitas
empyema mula-mula menurun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir oleh karena perubahan
jenis kuman penyebab dan resistensi terhadap antibiotik,morbiditas dan mortalitas empyema
tampak naik lagi.
Empyema thoraks masih merupakan masalah penting, meskipun ada perbaikan
teknik pembedahan dan penggunaan antibiotik baru yang lebih efektif. Empyema dapat terjadi
sekunder akibat infeksi ditempat lain, untuk itu perlu dilakukan pengobatan yang adekuat
terhadap semua penyakit yang dapat menimbulkan penyulit pada empyema.
Anatomi dan fisiologi paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung (gelembung hawa = alveoli). Gelembung – gelebung alveoli ini terdiri dari sel-sel
epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m2 pada lapisan inilah
terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya
gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).
Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah rongga
dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada
mediastinum depan terletak jantung.
Paru-paru sendiri dibagi menjadi dua, yakni
Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru)
a. Lobus superior pulmo dekstra
b. Lobus medial pulmo dekstra
c. Lobus inferior pulmo dekstra
Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus
a. lobus superior pulmo sinister
b. lobus inferior pulmo sinister
Tiap-tiap lobus terdiri atas belahan-belahan yang lebih kecil bernama segment.
Paru-paru kiri mempunyai 10 segment yaitu:
a. 5 buah segment pada lobus superior
b. 5 buah segment pada inferior
Paru-paru kanan mempunyai 10 segmet yakni :
a. 5 buah segment pada lobus inferior
b. 2 buah segment pada lobus mediali
c. 3 buah segment pada lobus inferior
Tiap-tiap segment ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Diantara lobulus yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi
pembuluh-pembuluh darah geteh bening dan saraf-saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah
bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang=cabang banyak sekali, cabang-cabang
ini disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya
antara 0,2 – 0,3 mm.
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernafasan
melalui paru-paru atau pernapasan Externa, oksigen diambil melalui hidung dan mulut, pada
waktu pernafasan, oksigen masuk melalui trakea dan bronchial ke alveoli, dan dapat erat
hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membrane ini dan di ambil oleh hemoglobin sel darah merah dan di
bawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan
paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh
oksigen
.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan externa :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya
dapat mencapai semua bgian tubuh
4. Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler.CO2 lebih mudah
berdifusi dari pada oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru-
paru membawa terlalu bayak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat
pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan
ventilasi yang dengan demikian terjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Pernapasan Jaringan atau Pernapasan Interna
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin),
mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mncapai kapiler , dimana darah bergerak sangat lambat.
Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan
darah menerima, sebagai gantinya, hasil buangan oksigenasi, yaitu karbon di oksida.
Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang
disebabkan pernapasan externa dan pernapasan interna atau pernapasan jaringan.
Udara yang di hembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan
badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).
Daya Muat Udara oleh Paru-paru.
Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4½ sampai 5
liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara
pasang surut (tidal air). Yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luar pada pernapasan
biasa dengan tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru
pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat , disebut kapasitas vital paru-paru.
Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan seorang
perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru, pada peyakit jantung
(yang menimbulkan kongesti paru) dan kelemahan otot pernapasan.
PLEURA
Paru-paru dibungkus oeh selaput selaput yang bernama pleura.
Pleura dibagi menjadi dua :
Pleura viseral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru-paru.
Pleura parietal, yaitu selaput paru yang melapisi bagian dalam dinding dada.
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada
keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang
kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaannya
(pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu bernafas bergerak.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap
paru-paru