anatomi dan fisiologi ligamen

17
Anatomi dan Fisiologi Ligamen Ligamen adalah jaringan lunak yang melekati tulang tulang. Ligamen sangat mirip dengan tendon. Perbedaannya adalah bahwa tendon otot melekat ke tulang. Kedua struktur ini terdiri dari serat kecil dari bahan yang disebut kolagen. Serat kolagen yang dibundel bersama untuk membentuk struktur tali-seperti. Ligamen dan tendon datang dalam berbagai ukuran dan seperti tali, terdiri dari serat yang lebih kecil. Ketebalan ligamen atau tendon menentukan kekuatannya. Definisi Sprain Sprain atau keseleo merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen penyangga yang mengelilingi sebuah sendi.

Upload: fransisca

Post on 09-Dec-2015

201 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

DATA

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

Anatomi dan Fisiologi Ligamen

Ligamen adalah jaringan lunak yang melekati tulang tulang. Ligamen sangat mirip

dengan tendon. Perbedaannya adalah bahwa tendon otot melekat ke tulang. Kedua struktur ini

terdiri dari serat kecil dari bahan yang disebut kolagen. Serat kolagen yang dibundel bersama

untuk membentuk struktur tali-seperti. Ligamen dan tendon datang dalam berbagai ukuran dan

seperti tali, terdiri dari serat yang lebih kecil. Ketebalan ligamen atau tendon menentukan

kekuatannya.

      Definisi Sprain

Sprain atau keseleo merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen

penyangga yang mengelilingi sebuah sendi. Biasanya kondisi ini terjadi sesudah gerakan

memuntuir yang tajam (Kowalak, 2011). 

Sprain adalah cedera pada sendi, dengan terjadinya robekan pada ligamentum, hal ini

terjadi karena stress berlebihan yang mendadak atau penggunaan berlebihan yang berulang-ulang

dari sendi. (Giam & Teh, 1993)

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

      Etiologi Sprain

Beberapa faktor sebagai penyebab sprain  :

1.    Umur

Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan.

Misalnya pada umur tiga puluh sampai empat puluh tahun kekuatan otot akan relative menurun.

Elastisitas tendon dan ligamen menurun pada usia tiga puluh tahun.

2.    Terjatuh atau kecelakan

Sprain dapat terjadi apabila terjadi kecelakan atau terjatuh sehingga jaringan ligamen mengalami

sprain.

3.    Pukulan

Sprain dapat terjadi apabila mendapat pukulan pada bagian sendi dan menyebabkan sprain.

4.    Tidak melakukan pemanasan

Pada atlet olahraga sering terjadi sprain  karena kurangnya pemanasan. Dengan melakukan

pemanasan otot-otot akan menjadi lebih lentur.

Menurut Kowalak, etiologi kseleo meliputi :

1.    Pemuntiran mendadak dengan tenaga yang lebih kuat daripada kekuatan ligamen dengan

menimbulkan gerakan sendi diluar kisaran gerak (RPS) normal

2.    Fraktur atau dislokasi yang terjadi secara bersamaan

Faktor Risiko

1.    Riwayat keseleo sebelumnya (faktor risiko yang paling sering)

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

2.    Gangguan pada jaringan ikat 

3.   Kaki Cavovarus

      

      Klasifikasi Sprain

Sprain Tingkat I

1.    Merupakan robekan dari beberapa ligament akan tetapi tidak menghilangkan dan menurunkan

fungsi sendi tersebut.

2.    Pasien bisa merawat sendiri selama proses rehabilitasi, atau setelah mendapatkan diagnosa dari

dokter.

3.    Masa penyembuhan antara 2-6 minggu.

4.    Terjadi rasa sakit, pembengkakan kecil, sedikit perdarahan tetapi tidak terjadi leksitas

abnormal.

Sprain Tingkat II

1.    Dimana terjadi kerusakan ligamen yang cukup lebih besar tetapi tidak sampai terjadi putus

total.

2.    Terjadi rupture pada ligament sehingga menimbulkan penurunan fungsi sendi.

3.    Untuk pemulihannya membutuhkan bantuan fisioterapi dengan rentang waktu 2-6 minggu.

4.    Rasa sakit/nyeri,bengkak terjadi perdarahan yang lebih banyak.

Sprain Tingkat III

1.   Terjadi rupture komplit dari ligamen sehingga terjadi pemisahan komplit ligamen dari tulang.

2.   Untuk bisa pulih kembali maka diperlukan tindakan operasi dan fisioterapi dan rata-rata

memakan waktu 8-10 minggu. 

3. Pada tingkatan ini ligamen pada lutut mengalami putus secara total dan lutut tidak dapat

digerakkan.

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

     Patofisiologi Sprain

Sprain biasanya terjadi sesudah gerakan memuntir yang tajam. Keseleo atau sprain jika

difiksasi dapat sembuh dalam dua hingga tiga minggu tanpa tindakan bedah korektif. Sesudah itu

secara berangsur-angsur pasien dapat kembali melakukan aktivitas normal. Keseleo atau sprain

pada pergelangan kaki merupakan cedera sendi yang paling sering dijumpai dan kemudian

diikuti oleh keseleo pada pergelangan tangan, siku, serta lutut. 

Jika sebuah ligamen mengalami ruptur maka eksudasi inflamatori akan terjadi dalam

hematoma diantara kedua ujung potongan ligamen yang putus itu. Jaringan granulasi tumbuh

kedalam dari jaringan lunak dan kartilago sekitarnya. Pembentukan kolagen dimulai empat

hingga lima hari sesudah cedera dan pada akhirnya akan mengatur serabut-serabut tersebut

sejajar dengan garis tekanan/stres. Dengan bantuan jaringan fibrosa yang vaskular, akhirnya

jaringan yang baru tersebut menyatu dengan jaringan disekitarnya. Ketika reorganisasi ini

berlanjut, ligamen yang baru akan terpisah dari jaringan sekitarnya dan akhirnya menjadi cukup

kuat untuk menahan tegangan otot normal.

      Manifestasi Klinis Sprain

Tanda dan gejala yang mungkin timbul karena keseleo meliputi :

1.    Nyeri lokal (Khususnya pada saat menggerakkan sendi)

2.    Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi

3.    Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri (yang baru terjadi beberapa jam setelah cedera)

4.    Perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah kedalam jaringan sekitarnya

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

      Pemeriksaan Diagnostik Sprain

1.    Foto rontgen untuk menyingkirkan kemungkinan fraktur 

2. Stress radiography untuk memfisualisasi cedera ketika bagian tersebut digerakkan 

3. Artrografi 

4. Artroskopy 

      Komplikasi Sprain

Komplikasi yang mungkin muncul pada kondisi seseorang yang terkena sprain

meliputi :

1.    Disklokasi berulang akibat ligamen yang ruptur tersebut tidak sembuh dengan sempurna

sehingga diperlukan pembedahan untuk memperbaikinya

2.    Gangguan fungsi ligamen (jika terjadi tarikan otot yang kuat sebelum sembuh dan tarikan

tersebut menyebabkan regangan pada ligamen yang ruptur, maka ligamen ini dapat sembuh

dengan bentuk memanjang, yang disertai pembentukan jaringan parut secara berlebihan).

      Penatalaksanaan Sprain

RICE (Rice, Ice, Compression, Elevation)

Prinsip utama penatalaksanaan sprain adalah mengurangi pembengkakan dan nyeri yang terjadi.

Langkah yang paling tepat sebagai penatalaksanaan tahap awal (24-48 jam) adalah prinsip RICE

(rest, ice, compression, elevation), yaitu :

1.      Rest (istirahat)

Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada tempat yang cedera

selama 48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti crutch (penopang/penyangga tubuh yang

terbuat dari kayu atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera.

2.      Ice (es)

Letakkan es yang sudah dihancurkan kedalam kantung plastik atau semacamnya. Kemudian

letakkan pada tempat yang cedera selama maksimal 2 menit guna menghindari cedera karena

dingin.

3.      Compression (penekanan)

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

Untuk mengurangi terjadinya pembengkakan lebih lanjut, dapat dilakukan penekanan pada

daerah yang cedera. Penekanan dapat dilakukan dengan perban elastik. Balutan dilakukan

dengan arah dari daerah yang paling jauh dari jantung ke arah jantung.

4.      Elevation (peninggian)

Jika memungkinkan, pertahankan agar daerah yang cedera berada lebih tinggi daripada jantung.

Sebagai contoh jika daerah pergelangan keki yang terkena, dapat diletakkan bantal atau guling

dibawahnya supaya pergelangan kaki lebih tinggi daripada jantung. Tujuan daripada tindakan ini

adalah agar pembengkakan yang terjadi dapat dikurangi.

Penanganan sprain menurut klasifikasi

1.    Sprain tingkat satu (first degree)

Tidak perlu pertolongan/ pengobatan, cedera pada tingkat ini cukup diberikan istirahat saja

karena akan sembuh dengan sendirinya.

2.    Sprain tingkat dua (Second degree).

a.    Pemberian pertolongan dengan metode RICE

b.    Tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat

digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. Biasanya istirahat selama 3-6 minggu.

3.    Sprain tingkat tiga (Third degree).

a.    Pemberian pertolongan dengan metode RICE

b.    Dikirim kerumah sakit untuk dijahit/ disambung kembali

ASUHAN KEPERAWATAN

     Pengkajian

1.    Identitas pasien.

2.    Keluhan Utama : nyeri, kelemahan, mati rasa, edema, perdarahan, perubahan mobilitas /

ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon.

3.    Riwayat Kesehatan.

a.    Riwayat Penyakit Sekarang.

1)   Kapan keluhan dirasakan, apakah sesudah beraktivitas kerja atau setelah berolah raga.

2)   Daerah mana yang mengalami trauma.

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

3)   Bagaimana karakteristik nyeri yang dirasakan.

b.    Riwayat Penyakit Dahulu.

1)   Apakah klien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini atau mengalami trauma pada

sistem muskuloskeletal lainnya.

c.    Riwayat Penyakit Keluarga.

1)   Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

4.    Pemeriksaan Fisik.

a.    Inspeksi : kelemahan, edema, perdarahan, perubahan warna kulit, ketidakmampuan

menggunakan sendi

b.    Palpasi : Mati rasa

c.    Perkusi.

5.    Pemeriksaan Penunjang.

Pada sprain untuk diagnosis perlu dilaksanakan rontgen untuk membedakan dengan patah tulang.

     Diagnosa Keperawatan

1.    Nyeri berhubungan dengan pelepasan mediator kimia bradikinin

2.    Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan

3.    Gangguan integritas kulit berhubungan dengan eritema

4.    Risiko hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

      Rencana Intervensi

Nyeri berhubungan dengan pelepasan mediator kimia bradikinin

Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri

berkurang

KH :

1.    Skala nyeri berkurang secara subjektif

2.    Pasien dapat beristirahat

3.    Ekspresi meringis (-)

4.    TTV dalam batas normal (TD : 120-140/60-80 mmHg, N : 60-100, RR : 16-24 x/menit, T :

36,5-37,5°C)

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

INTERVENSI

1.   Berikan lingkungan tenang dan nyaman

R/ Membantu pasien untuk dapat beristirahat

2.   Ajarkan teknik ditraksi dan relaksasi

R/ Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien

3.   Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi

R/ Mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien

4.   Kaji skala nyeri

R/ Mengetahui skala nyeri pasien

5.   Pantau TTV pasien

R/ Untuk mengetahui status kesehatan pasien

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan klien dapat melakukan

aktivitas

KH :

a.    Menunjukan peningkatan aktivitas

b.    Pasien tampak tenang

c.    TTV dalam rentang normal (TD : 120-140/60-80 mmHg, N : 60-100 x/menit, RR : 16-24

x/menit, T : 36,5 – 37,5°C)

INTERVENSI

1.    Ciptakan lingkungan yang tenang

R/ menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan

imsomnia

2.    Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage

R/ meningkatkan relaksasi

3.    Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas

R/ membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme

4.    Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.

R/ nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin ditemukan

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan eritema

Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan klien tidak mengalami

gangguan integritas kulit

KH :

1.    Tidak ada dekibitus

2.    Kulit kering

INTERVENSI

1.    Inspeksi seluruh lapisan kulit

R/ untuk mengetahui seberapa keparahan tingkat gangguan integritas kulit

2.    Lakukan perubahan posisi

R/ mencegah dekubitus

3.    Berikan terapi kinetik sesuai kebutuhan

R/ mengurangi atau mencegah dekubitus

Risiko hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan klien tidak mengalami

gangguan integritas kulit

KH :

1.    Pasien tidak berkeringat lagi

2.    Kulit tidak merah

3.    Pasien tidak mengeluh panas

4.    Pasien tidak dehidrasi

5.    Suhu tubuh normal (36,5-37,5°C)

INTERVENSI

1.   Observasi suhu tubuh pasien

R/ mengetahui keadaan umum pasien

2.   Beri kompres hangat pada pasien

R/ menurunkan suu tubuh pasien

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

3.   Anjurkan klien untuk banyak minum

R/ mencegah dehidrasi pada pasien

4.   Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : antrain 

     R/ menurunkan panas/ suhu tubuh pasien

DAFTAR PUSTAKA

Anonymus. 2009. Cedera Muskuloskeletal. http://arsip2.lkc.or.id/kesehatan/detail/82 diakses tanggal 22

Nopember 2012 pukul 23 : 58

Anonymus. 2012. Pengertian Sprain http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/05/pengertian-sprain-

keseleo.html diakses tanggal 23 Nopember 2012 pukul 00 : 02

Baraik. 2012. Pertolongan Saat Terkilir atau Keseleo. http://rq-baraik.blogspot.com/2012/09/pertolongan-

saat-terkilir-atau-keseleo.html diakses tanggal 22 Nopember 2012 pukul 23 : 56

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Jatiarso, Eko. 2012. Makalah Askep Strain. http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/04/makalah-askep-

strain.html diakses tanggal 23 Nopember 2012 pukul 23 : 10

Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC

Refarat. 2011. Instabilitas Pergelangan Kaki. http://skydrugz.blogspot.com/2011/10/instabilitas-

pergelangan-kaki-ankle.html diakses tanggal 23 Nopember 2012 pukul 00 : 00

Diposkan oleh Afrizal Mustaqim di 01.00

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Popular Posts

Page 11: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GERONTIK REUMATIK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG          Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks t...

Laporan Pendahuluan TYPHOID ABDOMINALIS

TYPHOID ABDOMINALIS A. Pengertian Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi...

Asuhan Keperawatan Klien dengan Diabetes Mellitus Tipe II

MAKALAH Asuhan Keperawatan Klien dengan Diabetes Mellitus Tipe II Mata Kuliah Sistem Endokrin Dosen Pengampu: Renny Wulan Aprili...

Laporan Pendahuluan Gangguan Pola Nutrisi

 A. DEFINISI      Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan ...

Asuhan keperawatan Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN A. Defenisi Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau tekanan d...

Page 12: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien DM

A.    BIODATA          1.    Identitas klien                Nama lengkap             : Ny. W Jenis kelamin           ...

asuhan keperawatan sprain dan strain

      Anatomi dan Fisiologi Ligamen Ligamen adalah jaringan lunak yang melekati tulang tulang. Ligamen sangat mirip dengan ten...

Laporan Pendahuluan Pemeriksaan Refleks Fisiologis dan Patologis

              A.     Pengertian Gerak Reflek Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disada...

Makalah & Asuhan Keperawatan Cerebral Palsy

MAKALAH Asuhan Keperawatan Pasien dengan Cerebral Palsy di   susun oleh kelompok 4 : 1.AFRIZAL MUSTAQIM 2.ANITA SILFIY...

Page 13: Anatomi Dan Fisiologi Ligamen

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GAGAL NAFAS

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GAGAL NAFAS  DISUSUN OLEH : Afrizal Mustaqim 20110...

Blogger news

Free Blog Content

Blog Archive

►   2014 (5)

▼   2013 (18) o ►   November (5) o ►   Juli (4) o ▼   Juni (8)

Laporan Pendahuluan Pemeriksaan Saraf Kranial (Ne... Laporan Pendahuluan Pemeriksaan Refleks Fisiologi... Articel "Ngotot Merokok Bisa Terkait Saraf" ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STRAIN asuhan keperawatan sprain dan strain ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GERONTIK REUMATIK ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT URETRO-CYSTITIS Makalah & Asuhan Keperawatan Cerebral Palsy

o ►   Mei (1)

Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus Asuhan Keperawatan → Copyright © 2012. All Rights Reserved. Template Name → Devil May Cry | Design by UT24-WEB.INFO .