analisis willingness to pay pengunjung terhadap …repository.ub.ac.id/6739/1/hurin...

67
ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP PAKET WISATA DI WISATA ALAM COBAN TALUN KOTA BATU Oleh: HURIN NURHASANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG

TERHADAP PAKET WISATA DI WISATA ALAM COBAN TALUN

KOTA BATU

Oleh:

HURIN NURHASANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG

TERHADAP PAKET WISATA DI WISATA ALAM COBAN TALUN

KOTA BATU

Oleh:

HURIN NURHASANAH

135040107111037

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan
Page 4: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan
Page 5: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan

hasil penelitian saya sendiri dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini

tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Juli 2017

Hurin Nurhasanah

Page 6: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 19 Desember 1994 sebagai putri

pertama dari dua bersaudara dari Bapak Imam Nurhadi dan Ibu Mudafi’ah Ismail.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Islam Al-Fath Pare pada tahun 2001

sampai tahun 2007, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Islam Al-

Fath Pare pada tahun 2007 sampai tahun 2010. Pada tahun 2010 sampai tahun

2013 penulis melanjutkan pendidikan di MAN 3 Malang. Pada tahun 2013 penulis

terdaftar sebagai mahasiswa Strata-1 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, melalui jalur SPMK.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi semifinalis Pemilihan

Duta Wisata Kangmas Nimas Kota Batu 2016. Pada akhir tahun 2016 terpilih

sebagai Puteri Maritim Jawa Timur 2016, dan menjadi wakil Jawa Timur di ajang

Pemilihan Putera Puteri Maritim Indonesia 2016 yang dilaksanakan di Tanjung

Priok, Jakarta Utara. Pada awal tahun 2017 penulis berhasil meraih gelar sebagai

Runner Up II Putri Dirgantara Lanud Abdul Rahman Shaleh Kota Malang. Selain

itu, penulis juga termasuk dalam anggota Pratama PERMASETA sejak tahun

2013 hingga tahun 2017.

Page 7: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

RINGKASAN

Hurin Nurhasanah. 135040107111037. Analisis Willingness to Pay

Pengunjung Terhadap Paket Wisata di Wisata Alam Coban Talun Kota

Batu. Di bawah bimbingan Suhartini sebagai Pembimbing Utama dan

Condro Puspo Nugroho sebagai Pembimbing Pendamping.

Salah satu kawasan wisata alam di Kota Batu dengan potensi sumberdaya

alam yang melimpah adalah Wisata Alam Coban Talun. Coban Talun termasuk ke

dalam beberapa sektor unggulan di Kota Batu namun masih kurang diminati dan

pengunjungnya lebih sedikit dibanding lokasi wisata lain yang ada di Kota Batu.

Melalui Perum Perhutani KPH Malang, diadakan berbagai pengembangan agar

lokasi wisata ini lebih menarik dan diminati oleh masyarakat. Pengembangan

yang dilakukan merujuk pada teori strategi pengembangan pariwisata

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang tidak mengabaikan pengelolaan

lingkungan. Hal tersebut diimplementasikan dengan pembuatan paket wisata

dengan konten wahana-wahana yang bersifat lingkungan dan wisata edukasi.

Untuk itu digunakan pendekatan valuasi kontingensi atau Contingent

Valuation Method (CVM) untuk mengetahui nilai jasa lingkungan yang dimiliki

lokasi wisata melalui analisis kesediaan membayar atau Willingness to Pay (WTP)

pengunjung terhadap paket wisata di Wisata Alam Coban Talun. Dari nilai WTP

pengunjung diharapkan akan diperoleh nilai jasa lingkungan atas keberadaan

paket wisata berbasis alam tersebut. Selain itu, juga digunakan analisis Linear

Probability Model (LPM) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai WTP pengunjung.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai WTP pengunjung adalah

Rp 30.000. Selain itu, dapat diketahui bahwa faktor pendidikan, pendapatan, dan

frekuensi kunjungan berpengaruh secara nyata terhadap nilai WTP pengunjung.

Sedangkan faktor usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh secara nyata terhadap

nilai WTP pengunjung. Pada nantinya, nilai jasa lingkungan yang dihasilkan dapat

dijadikan acuan untuk perencanaan dan kebijakan pengelola Wisata Alam Coban

Talun dalam pengembangan paket wisata.

Page 8: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

SUMMARY

Hurin Nurhasanah. 135040107111037. Willingness to Pay Analysis of Tourist

for Tourism Package in Wisata Alam Coban Talun Batu City. Supervised by

Suhartini and Condro Puspo Nugroho.

One of the natural tourism areas in Batu City with abundant natural

resource potential is Wisata Alam Coban Talun. This tourism area is one of

nature-based forest attractions that are still filled with natural vegetation. Coban

Talun is one of the leading sectors in Batu City but still less desirable and fewer

visitors than the existing tourist sites in Batu. Through Perum Perhutani KPH

Malang, various developments are held to make this tourist location more

attractive and sought by the community. Development carried out refers to the

theory of tourism development strategy of the Ministry of Culture and Tourism

which does not neglect environmental management. It is implemented with the

manufacture of tour packages with the contents of the rides that are environment

and education tourism.

For that purpose, a Contingent Valuation Method (CVM) approach is used

to determine the value of environmental services owned by tourist sites through

willingness of tourist to pay (WTP) analysis to the tourism package at Wisata

Alam Coban Talun. From the WTP value of tourists are expected to obtain the

value of environmental services for the existence of natural-based tourism

packages. In addition, also used Linear Probability Model (LPM) analysis to

determine the factors that affect the value of WTP of tourists.

From the result of research indicate that tourist’s WTP value is Rp 30.000.

In addition, it can be seen that the factors of education, income, and frequency of

visits significantly affect the value of tourist’s WTP. While the factors of age and

gender did not significantly affect the value of tourist’s WTP. In the future, the

value of environmental services generated can be used as a reference for planning

and management policy for Wisata Alam Coban Talun in the development of tour

packages.

Page 9: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan skripsi dengan

judul “Analisis Willingness to Pay Pengunjung Terhadap Paket Wisata di Wisata

Alam Coban Talun Kota Batu” dengan baik dan lancar. Tak lupa shalawat serta

salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah

membimbing kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang benderang.

Skripsi ini berisikan hasil kegiatan penelitian penulis yang dilaksanakan

bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun,

Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Tujuan yang ingin dicapai pada peneltian ini adalah menduga nilai jasa

lingkungan yang dihasilkan paket wisata di Wisata Alam Coban Talun melalui

analisis WTP. Dan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai WTP

tersebut.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu, membimbing, serta memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini

sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Yaitu:

1. Kedua orang tua penulis dan segenap keluarga yang selalu mengalirkan doa

tiada hentinya dan memberikan dukungan moral maupun material.

2. Bapak Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

3. Ibu Dr. Ir. Suhartini, M.P. selaku pembimbing utama penelitian.

4. Bapak Condro Puspo Nugroho, SP. MP. selaku pembimbing kedua.

5. Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur.

6. Kepala Perum Perhutani KPH Malang.

7. Bapak Samsul Huda sebagai Koordinator Wisata Alam Coban Talun.

8. Rekan penulis dari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya Angkatan 2013.

9. Dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal penelitian yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 10: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini

bisa memberikan manfaat bagi pembaca.

Malang, 2 Agustus 2017

Hurin Nurhasanah

Page 11: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................ i

DAFTAR TABEL ................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... v

I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu ....................................................... 7

2.2 Tinjauan Pariwisata ...................................................................... 9

2.3 Ekonomi Lingkungan .................................................................. 10

2.4 Valuasi Ekonomi ......................................................................... 12

2.5 Contingent Valuation Method ...................................................... 13

2.6 Analisis Willingness to Pay ......................................................... 14

III KERANGKA TEORITIS .............................................................. 16

3.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 16

3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................... 18

3.3 Batasan Masalah ......................................................................... 18

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................... 20

IV METODE PENELITIAN ............................................................... 21

4.1 Pendekatan Penelitian ................................................................. 21

4.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................... 21

4.3 Teknik Penentuan Sampel ........................................................... 21

4.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 22

4.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 23

4.6 Pengujian Hipotesis .................................................................... 26

V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 32

5.1 Gambaran Umum ........................................................................ 32

5.2 Analisis Nilai WTP Pengunjung Terhadap Paket Wisata ........... 36

5.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTP Pengunjung

Terhadap Paket Wisata ................................................................ 41

Page 12: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

VI PENUTUP ........................................................................................ 46

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 46

6.2 Saran ......................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 47

LAMPIRAN ............................................................................................ 50

Page 13: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1 Data Pengunjung Wisata Wilayah II Perum Perhutani Unit II

Jawa Timur ................................................................................. 3

2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................... 20

3 Sebaran Usia Responden Wisata Alam Coban Talun ................ 34

4 Sebaran Tingkat Pendidikan Responden Wisata Alam

Coban Talun ............................................................................... 35

5 Sebaran Jenis Pekerjaan Responden Wisata Alam Coban Talun 35

6 Sebaran Tingkat Pendapatan Responden Wisata Alam

Coban Talun ............................................................................... 36

7 Data Kesediaan Membayar Pengunjung Wisata Alam

Coban Talun ............................................................................... 39

8 Nilai Rataan Kesediaan Membayar Pengunjung ....................... 40

9 Data Hasil Regresi Linear Berganda pada Variabel yang

Berpengaruh ............................................................................... 41

Page 14: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1 Jumlah Pengunjung Wisata di Kota Batu Tahun 2011-2015 ..... 2

2 Kerangka Pemikiran Willingness to Pay Pengunjung Wisata

Alam Coban Talun ..................................................................... 16

Page 15: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1 Kuesioner Wawancara ............................................................... 51

2 Hasil Uji Validitas Kuesioner .................................................... 54

2 Hasil Analisis Regresi Faktor yang Mempengaruhi WTP

Pengunjung ................................................................................ 55

3 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 56

Page 16: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Batu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, keindahan

alam, keragaman flora fauna, serta kebudayaan daerah yang unik. Selain itu,

keindahan yang dimiliki Kota Batu masih dipengaruhi oleh nuansa pedesaan yang

cukup kental meskipun telah banyak dilakukan pembangunan di beberapa wilayah.

Mengingat letak Kota Batu yang berada di dataran tinggi, serta kondisi alam dan

letak geografis yang mendukung, sangat memungkinkan untuk pengembangan

sektor pariwisata, khususnya pariwisata alam.

Dampak sosial ekonomi sektor wisata serta prospek di masa mendatang

yang menjanjikan, tentu mendorong pemerintah Kota Batu dalam mengandalkan

sektor pariwisata dalam meningkatkan perekonomian. Sektor pariwisata

merupakan sektor yang strategis karena dapat mendorong terciptanya lapangan

kerja, perkembangan investasi, peningkatan pendapatan masyarakat, serta

meningkatkan penerimaan keuangan daerah. Kontribusi sektor pariwisata terhadap

PDRB Kota Batu maupun penyediaan lapangan pekerjaan dalam beberapa tahun

terakhir terus mengalami peningkatan. (Intyaswono, 2016).

Dengan adanya peningkatan pada sektor ekonomi, Pemerintah Kota Batu

mengambil langkah cepat dengan mencanangkan diri sebagai kota wisata. Bahkan,

menurut Intyaswono et al (2016) dalam memasarkan citra Kota Batu sebagai kota

wisata, pemerintah Kota Batu telah memiliki sebuah slogan yaitu “Shining Batu”.

Keberadaan filosofis dari brand tersebut, Kota Batu diharapkan lebih bersinar, baik

dalam bidang pariwisata, pertanian maupun pendidikan. Pemerintah Kota Batu

cukup optimis untuk mewujudkan Kota Batu sebagai sentra pariwisata di Jawa

Timur dengan berbagai kelebihan dan produk unggulan yang dimiliki. (Kominfo

Jatim, 2009).

Data BPS Kota Batu menunjukkan bahwa kunjungan wisata dari tahun ke

tahun semakin meningkat seperti yang ditampilkan pada Gambar 1. Peningkatan

kunjungan tersebut berkaitan dengan tingginya kompetisi dalam keseimbangan

penawaran penyedia jasa lingkungan dan permintaan pemanfaat jasa lingkungan.

Lokasi wisata yang merupakan aset publik mampu memberikan manfaat wisata

Page 17: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

2

atau manfaat rekreasi kepada pengunjung. Manfaat tersebut tidak dapat dapat

dihitung secara moneter karena tidak adanya data pasar. Sehingga perlu adanya

pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) dengan metode Willingness to

Pay (WTP) agar didapatkan nilai manfaat dari lokasi wisata secara ekonomi. WTP

merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengunjung wisata memberikan nilai terhadap jasa lingkungan yang mereka

terima di lokasi wisata.

Gambar 1. Jumlah Pengunjung Wisata di Kota Batu Tahun 2011 – 2015

Sumber: Data Publikasi BPS Kota Batu Tahun 2016

Salah satu kawasan wisata alam di Kota Batu dengan potensi sumberdaya

alam yang melimpah adalah Wisata Alam Coban Talun. Kawasan wisata ini

merupakan salah satu obyek wisata alam berbasis hutan yang masih dipenuhi

dengan vegetasi alami. Letak Coban Talun yang berada di lereng barat Gunung

Arjuna menjadikan obyek wisata ini memiliki daya tarik tersendiri, seperti

pemandangan pegunungan yang hijau, udara sejuk, keanekaragaman flora fauna,

dan keindahan air terjun serta aliran sungai. Akses menuju ke daerah tersebut cukup

mudah dan dekat dari pusat Kota Batu. Kawasan Wisata Alam Coban Talun sering

digunakan sebagai tempat untuk berkemah, berbagai kegiatan edukasi, dan juga

konser-konser musik.

Coban Talun termasuk ke dalam beberapa sektor unggulan di Kota Batu

namun masih kurang diminati dan pengunjungnya lebih sedikit dibanding lokasi

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah 1,961,559 1,603,441 1,881,446 2,089,022 2,249,201

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

Jumlah Pengunjung Wisata di Kota BatuTahun 2011 - 2015

Page 18: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

3

wisata lain yang ada di Kota Batu seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Melalui

Perum Perhutani KPH Malang, diadakan berbagai pengembangan agar lokasi

wisata ini lebih menarik dan diminati oleh masyarakat. Pengembangan yang

dilakukan merujuk pada teori strategi pengembangan pariwisata Kementerian

Kebudayaan dan Pariwisata yang tidak mengabaikan pengelolaan lingkungan. Hal

tersebut diimplementasikan dengan pembuatan paket wisata dengan konten

wahana-wahana yang bersifat lingkungan, serta edukasi flora dan fauna.

Tabel 1. Data Pengunjung Wisata Wilayah II Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

No Obyek Wisata Jumlah Pengunjung

2010 2011 2012 2013

1.

2.

3.

4.

Sendang Biru

Sumber Darmi

Coban Talun

Coban Pelangi

2.315

507

397

510

21.585

4.887

7.851

11.114

27.267

4.826

6.262

17.357

24.897

4.970

5.389

15.909

Sumber: Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun 2015

Upaya pengelola dalam pengembangan paket wisata yang ada di Wisata

Alam Coban Talun diharapkan menarik minat masyarakat terhadap wisata alam.

Hal itu selaras dengan yang disebutkan oleh Laili (2016) di dalam hasil

penelitiannya bahwa pihak pengelola Wisata Alam Coban Talun sedang melakukan

berbagai upaya pengembangan wisata modern untuk meningkatkan jumlah

kunjungan wisata. Dengan harapan pengembangan wisata yang dilakukan tidak

mengabaikan kelestarian lingkungan sehingga dapat dimanfaatkan dalam jangka

waktu yang panjang. Untuk itu digunakan pendekatan valuasi kontingensi atau

CVM untuk mengetahui nilai jasa lingkungan yang dimiliki lokasi wisata melalui

analisis kesediaan membayar atau WTP pengunjung terhadap paket wisata di

Wisata Alam Coban Talun.

Dari nilai WTP pengunjung diharapkan akan diperoleh nilai jasa lingkungan

secara ekonomi atas keberadaan paket wisata berbasis alam tersebut. Pada nantinya,

nilai jasa lingkungan tersebut dapat dijadikan acuan untuk perencanaan dan

kebijakan pengelola Wisata Alam Coban Talun dalam pengembangan paket wisata

berbasis lingkungan agar tidak merusak vegetasi alami di lokasi wisata. Sehingga,

tidak hanya hanya mampu meningkatkan daya tarik wisata dan meningkatkan

Page 19: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

4

jumlah pengunjung, namun kelestarian lingkungan juga dapat tercapai dalam

kegiatan pariwisata.

1.2. Rumusan Masalah

Dewasa ini persaingan antar tempat rekreasi semakin meningkat dimana

semakin banyaknya wisata alam yang ditawarkan seperti: Wisata Air Panas Cangar,

Wisata Alam Coban Rais, dan Taman Wisata Selecta. Namun, jumlah pengunjung

Wisata Alam Coban Talun terus mengalami penurunan mulai tahun 2011 hingga

tahun 2013. (Perum Perhutani Unit II Jawa Timur). Penurunan jumlah pengunjung

ini dikarenakan fasilitas, sarana dan prasarana yang tidak berkembang dan terkesan

monoton di Wisata Alam Coban Talun bagi para pengunjung.

Keberadaan fenomena tersebut menyebabkan sangat penting untuk

mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Wisata Alam Coban Talun

agar dapat diketahui pangsa pasar dan kebutuhan konsumennya. Serta mengetahui

nilai jasa lingkungan dari lokasi wisata agar pengelola mampu untuk lebih

mengembangkan potensi dari lokasi wisata dan meningkatkan pendapatan yang

diterima. Sehingga pihak pengelola melakukan berbagai upaya pengembangan di

Wisata Alam Coban Talun, dengan harapan jumlah pengunjung semakin meningkat

dari tahun ke tahun.

Diharapkan dengan adanya pengembangan yang dilakukan oleh pengelola

dapat lebih menarik minat masyarakat terhadap wisata alam. Berbagai upaya

pengembangan yang dilakukan adalah dengan memadukan wisata alam dan wisata

modern untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata. Dengan harapan

pengembangan wisata yang dilakukan tidak mengabaikan kelestarian lingkungan

sehingga dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang.

Saat ini, Wisata Alam Coban Talun memiliki beberapa wahana baru

berbasis lingkungan yang dibangun di dalam kawasan wisata. Wahana wisata

tersebut dibangun dengan teori strategi pengembangan Kementerian Kebudayaan

dan Pariwisata yang tidak mengabaikan kelestarian lingkungan. Beberapa wahana

baru tersebut diantaranya, Apache Camp, Rumah Pagupon, Kebun Bunga, dan

Hutan Pinus. Agar wahana baru yang dikembangkan mampu memenuhi keinginan

Page 20: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

5

pengunjung, diadakan penelitian mengenai kesediaan membayar pengunjung

terhadap paket wisata di Wisata Alam Coban Talun.

Jasa lingkungan yang dihasilkan oleh paket wisata di Wisata Alam Coban

Talun manfaatnya tidak dapat dihitung secara nyata karena belum memiliki data

pasar. Padahal informasi tersebut berguna dalam mengestimasi manfaat yang

diterima dan biaya yang harus dikeluarkan. Secara teori masalah ini dapat diatasi

dengan membuat skedul permintaan berdasarkan analisis kesediaan membayar

(WTP). Pendekatan ekonomi untuk menilai manfaat kualitas lingkungan dalam

bentuk wisata alam adalah metode penilaian kontingensi (CVM).

Faktor-faktor sosial ekonomi dan lingkungan yang dapat mempengaruhi

WTP pengunjung, yaitu: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pendapatan per

bulan, dan frekuensi kunjungan. Besarnya WTP yang dikeluarkan oleh pengunjung

dapat dijadikan acuan untuk mengetahui nilai ekonomi jasa lingkungan yang

dimiliki Wisata Alam Coban Talun.

Dari latar belakang diatas maka, penelitian ini membahas dua pertanyaan

yang berkaitan dengan Wisata Alam Coban Talun, yaitu:

1. Berapakah nilai WTP pengunjung terhadap jasa lingkungan yang dihasilkan oleh

paket wisata di Wisata Alam Coban Talun?

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai WTP pengunjung

terhadap jasa lingkungan yang dihasilkan oleh paket wisata di Wisata Alam

Coban Talun?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Menduga nilai WTP pengunjung terhadap jasa lingkungan yang dihasilkan oleh

paket wisata di Wisata Alam Coban Talun.

2. Menduga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai WTP pengunjung

terhadap jasa lingkungan yang dihasilkan oleh paket wisata di Wisata Alam

Coban Talun.

Page 21: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

6

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dalam

pengembangan dan pengelolaan wisata alam di Kota Batu khususnya Wisata Alam

Coban Talun. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pemerintah

daerah dalam menarik minat investor perindustrian pariwisata serta semoga dapat

dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi penulis

juga pembaca pada umumnya.

Page 22: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Penelitian Terdahulu

Hasiani (2015) telah melakukan penelitian mengenai WTP masyarakat

dalam pengelolaan obyek wisata di Kalimantan Barat, tepatnya di Taman Alun-

Alun Kapuas. Penelitian ini diangkat karena Taman Alun-Alun Kapuas belum

tertata dengan baik dan dibutuhkan biaya yang besar untuk perawatan dan

pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kesediaan

pengunjung untuk membayar yang didapatkan melalui analisis regresi logistik.

Sedangkan estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh pengunjung didapatkan

menggunakan metode analisis CVM, dan analisis faktor-faktor apa yang

mempengaruhi besar kesediaan membayar pengunjung didapatkan dengan

menggunakan metode regresi berganda. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa

sebanyak 84% responden bersedia membayar dalam upaya pengelolaan lingkungan

obyek wisata Taman Alun-Alun Kapuas. Sedangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung dalam upaya pengelolaan

lingkungan obyek wisata Taman Alun-Alun Kapuas yaitu pendapatan dan

pengetahuan. Nilai rata-rata WTP responden pengunjung adalah sebesar Rp

3360,00/orang dan faktor yang mempengaruhi nilai WTP responden adalah usia.

Penelitian lain dari Fitriani (2008) adalah mengenai agrowisata Taman

Wisata Mekar Sari. Taman Wisata Mekar Sari diangkat karena mengalami

penurunan jumlah pengunjung dikarenakan banyaknya fasilitas yang rusak dan

tidak terpelihara. Untuk itu, peneliti melakukan penilaian manfaat ekonomi pada

lokasi wisata yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan

dan pengembangan lokasi wisata. Metode yang digunakan adalah CVM dengan

pendekatan pertanyaan terbuka atas kesediaan membayar dalam pengelolaan

lingkungan di lokasi wisata. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil jumlah

kesediaan membayar tahunan dari setiap pengunjung untuk dapat menikmati segala

fasilitas yang tersedia di TWM adalah sebesar Rp 23.000. Dengan harga tiket yang saat

ini berlaku di Taman Wisata Mekar Sari sebesar Rp 10.000, maka didapatkan surplus

konsumen sebesar Rp 13.000 per orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

pengunjung bersedia membayar lebih besar untuk mendapatkan kualitas lingkungan

yang diinginkan.

Page 23: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

8

Selain itu, juga dilakukan penelitian mengenai WTP pengunjung pada kawasan

hutan kota di Savannah, Georgia oleh Majumdar (2011). Di Kota Savannah, Georgia,

hutan kota merupakan salah satu daya tarik pariwisata. Namun, pembangunan dan

pengembangan kota yang dilakukan berdampak pada penambahan jumlah penduduk di

Georgia secara terus-menerus, sehingga mempengaruhi jumlah pohon di hutan kota.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang seberapa luas

dan seberapa besar manfaat dari hutan kota dapat secara signifikan membantu

perencanaan penggunaan lahan dan pengelolaan sumber daya hutan di daerah

perkotaan. Hasil yang didapatkan, lebih dari setengah responden dalam sampel

bersedia membayar kurang dari $1, sekitar 7% bersedia membayar $10-$15, sekitar 4%

bersedia membayar $40-$45, dan sekitar 6% bersedia membayar lebih dari $50 untuk

hutan kota. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP pengunjung adalah

pendidikan, pendapatan, frekuensi kunjungan, dan jumlah rombongan.

Penelitian lain dari Ridha (2008) adalah mengenai nilai ekonomi kawasan Situ

Lengkong Panjalu. Kawasan Situ Lengkong Panjalu selain memiliki fungsi wisata juga

mempunyai fungsi ekologi sebagai kawasan penyangga untuk melindungi dan

melestarikan keutuhan Cagar Alam Panjalu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui nilai ekonomi kawasan Situ Lengkong Panjalu sebagai kawasan wisata

yang mempunyai fungsi ekologi. Metode penelitian yang digunakan adalah CVM

dengan analisis kesediaan membayar konsumen. Dari hasil penelitian didapatkan

jumlah kesediaan membayar sebesar Rp 3.193,92 per orang per tahun. Surplus

konsumen didapatkan dari nilai kesediaan membayar yang lebih besar dari pendapatan

melalui retribusi sebesar Rp 113.357.640. Hasil penelitian tersebut berguna dalam

penyempurnaan pengelolaan kawasan wisata Situ Lengkong Panjalau dengan

mendapatkan gambaran nilai ekonomi wisata kawasan Situ Lengkong Panjalu.

Perbedaan penelitian kali ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi

dan metode analisis. Juga terdapat penambahan pada penilaian fungsi pariwisata

sehingga lebih menyempurnakan penelitian sebelumnya. Lokasi wisata dalam

penelitian merupakan hutan wisata yang memiliki beberapa wahana wisata berbasis

alam dan lingkungan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah

Linear Probability Model (LPM) dengan pendugaan Ordinary Least Square (OLS).

Page 24: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

9

2.2. Tinjauan Pariwisata

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 menyebutkan

bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Lokasi wisata yang dijadikan sebagai

tujuan wisata tentu memiliki berbagai macam karakteristik sesuai kebutuhan

wisatawan. Untuk itu, pihak pengelola kawasan wisata dituntut untuk selalu

mempertahankan dan menjaga keasrian kawasan wisata tersebut agar tetap

memiliki nilai di masyarakat atau pengunjung. Seberapa besar penilaian masyarakat

terhadap lingkungannya untuk tetap dipertahankan dapat dianalisis dengan

kemauan masyarakat untuk membayar atau WTP.

Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu

“pari” yang artinya penuh, seluruh atau semua, dan “wisata” yang berarti

perjalanan. Kata pariwisata dapat diartikan perjalanan penuh, mulai dari berangkat

dari suatu tempat, ke satu atau beberapa tempat lain dan singgah, kemudian kembali

ke tempat semula. (Kuncoro, 2004).

Menurut Suwantoro (2004), pariwisata memiliki artian suatu proses

kepergian yang bersifat sementara yang dilakukan seseorang atau lebih menuju

tempat lain yang bukan tempat tinggalnya. Hal tersebut dilakukan dikarenakan

dorongan kepentingan yang dapat berupa ekonomi, sosial, kebudayaan ataupun

kepentingan lainseperti menambah pengalaman dan untuk belajar. Istilah pariwisata

berkaitan erat dengan perjalanan yang dilakukan individu atau lebih yang menuju

tempat lain tanpa melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.

Disebutkan juga oleh Damanik (2006), bahwa pariwisata dalam arti luas

adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin

atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata adalah

fenomena pergerakan manusia, barang dan jasa yang sangat kompleks. Ia terkait

erat dengan organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan

layanan, penyediaan kebutuhan layanan dan sebagainya.

Selain itu, pariwisata juga dapat dipandang sebagai sesuatu yang abstrak,

misalnya saja sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergian orang-orang di

Page 25: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

10

dalam negaranya sendiri (pariwisata domestik) atau penyeberangan orang-orang

pada tapal batas suatu negara (pariwisata internasional). Pariwisata adalah salah

satu dari industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang

cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan

sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan (Wahab, 1992).

Tidak semua perjalanan dapat dikatakan wisata, maka menurut Suyitno

(2001), untuk membedakannya dengan perjalanan pada umumnya, maka wisata

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Bersifat sementara, dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan kembali ke

tempat asal.

2. Melibatkan beberapa komponen wisata, seperti sarana transportasi, akomodasi

dan lain-lain.

3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi obyek dan atraksi wisata, daerah atau

bahkan negara secara berkesinambungan.

4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.

5. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009,

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan

Pemerintah Daerah. Wisata Alam Coban Talun merupkan salah satu kegiatan

wisata yang disediakan oleh Pemerintah dengan pengelola dari Perum Perhutani

Kota Malang. Sesuai dengan definisi tersebut, di lokasi wisata ini terjadi interaksi

antara wisatawan dengan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, dan

Pemerintah Daerah.

2.3. Ekonomi Lingkungan

Ekonomi lingkungan adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang mencoba

menerapkan teori ekonomi dalam pengelolaan lingkungan untuk memenuhi

kebutuhan manusia secara optimal. Menurut Suparmoko (2000), ekonomi

lingkungan adalah ilmu yang mempelajari mengenai kegiatan yang dilakukan

manusia dalam memanfaatkan lingkungan sehingga fungsi dan peran lingkungan

Page 26: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

11

tersebut dapat dipertahankan untuk jangka panjang. Lingkungan memiliki 3 fungsi

utama, yaitu:

1. Sebagai sumber bahan mentah yang dapat diproses di berbagai sector ekonomi

untuk memenuhi kebutuhan manusia.

2. Sebagai tempat pengolah limbah alami.

3. Sebagai penyedia jasa lingkungan.

4. Sebagai pemberi pelayanan langsung bagi kehidupan manusia, seperti kegiatan

pariwisata dan rekreasi.

Menurut Beder (2011), ekonomi lingkungan dibedakan ke dalam beberapa

jenis nilai lingkungan. Nilai guna atau manfaat yang didapat dari lingkungan,

diantaranya rekreasi, olahraga, atau hanya kesenangan menikmati keindahan. Nilai

pilihan atau nilai potensial pengguna, yaitu nilai untuk seseorang yang mungkin

menggunakan lingkungan di masa depan. Nilai keberadaan adalah nilai preferensi

masyarakat yang berada di luar nilai guna, seperti kepedulian, simpati dengan

sesama dan menghormati hak atau kesejahteraan umat manusia (Pearce et al. 1989).

Nugroho (2010) juga menyatakan bahwa ilmu ekonomi lingkungan

merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip ekonomi dalam mengkaji tentang

bagaimana mengatur sumberdaya lingkungan. Fokus ilmu ekonomi lingkungan

terutama pada bagaimana dan mengapa orang-orang membuat keputusan yang

memiliki akibat-akibat terhadap lingkungan alam. Selain itu, juga terkait dengan

bagaimana institusi-institusi ekonomi dan kebijakan-kebijakan dapat membawa

dampak-dampak lingkungan ke dalam keseimbangan dari ekosistem itu sendiri.

Menurut Reksohadiprodjo et al (2000) lingkungan merupakan media

hubungan timbal-balik antara manusia dan makhluk lain dengan faktor-faktor alam.

Ekonomi lingkungan sebagai bagian dari ilmu ekonomi bersifat positif yaitu

mengemukakan tentang kenyataan yang ada. Selain itu ekonomi lingkungan

bersifat normatif, yaitu mengemukakan apa yang sebenarnya dilakukan. Pada aspek

yang kedua kita memberikan usulan tentang cara-cara mendapatkan apa yang

seharusnya.

Page 27: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

12

2.4. Valuasi Ekonomi

Dikemukakan oleh Susilowati (2002), bahwa valuasi ekonomi merupakan

suatu upaya pemberian nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan

oleh sumber daya alam tersebut. Sumberdaya alam dan lingkungan tentunya akan

menghasilkan produk maupun jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat baik

secara langsung maupun tidak langsung. Nilai manfaat dari sumber daya alam dan

lingkungan salah satunya adalah jasa rekreasi yang tidak dapat dinilai secara

langsung karena tidak adanya harga pasti untuk nilai manfaat tersebut, sehingga

dengan adanya valuasi ekonomi ini maka hasil produk maupun jasa tersebut dapat

dinilai besar manfaatnya dalam satuan rupiah.

Menurut Fauzi (2014) valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan

berperan penting dalam menyediakan informasi untuk membantu proses

pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan publik. Kebijakan publik harus

mencerminkan pemahaman terkait dengan nilai barang publik, apalagi hal yang

menyangkut dengan sumber daya alam dan lingkungan karena nilai publik dari

SDAL sering tidak tercermin dalam nilai pasar. Valuasi ekonomi harus menjadi

bagian penting dalam kebijakan publik karena valuasi ekonomi akan menjadi

sumber informasi yang sangat vital dalam melakukan analisis biaya manfaat

kebijakan publik yang lebih komprehensif.

Secara spesifik, valuasi ekonomi dan penilaian kerusakan lingkungan dapat

membantu kebijakan publik dalam beberapa aspek. Pertama adalah dalam

penentuan harga yang tepat dan penggunaan mekanisme fiskal, seperti pajak

lingkungan. Demikian juga dengan penentuan tarif yang terkait dengan tiket masuk

suatu kawasan wisata alam, misalnya semestinya bukan hanya didasarkan pada

hitungan retribusi semata, namun juga harus mempertimbangkan harga dari jasa

lingkungan yang dihasilkan.

Kedua, valuasi ekonomi dan penilaian kerusakan lingkungan dapat

membantu pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan publik akan

pentingnya barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan,

sehingga akan membantu dalam penilaian proyek dan penentuan prioritas

pembangunan.

Page 28: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

13

Freeman (1993) mengungkapkan bahwa transmisi nilai dari sumber daya

alam dan lingkungan ke nilai ekonomi dapat dilakukan dengan dua mekanisme

yaitu melalui sistem pasar (market value) ataupun sistem non-pasar (non-market

value). Transmisi nilai melalui sistem pasar dilakukan dengan proses perubahan

penyediaan barang atau jasa yang dapat mengubah biaya dan harga dari suatu

barang atau jasa. Dengan berubahnya biaya dan harga, maka akan terjadi perubahan

pendapatan dan kesejahteraan baik bagi produsen maupun konsumen. Nilai melalui

sistem non-pasar merupakan nilai yang terkait dengan penyediaan barang atau jasa

yang tidak ditransaksikan di pasar seperti dampak lingkungan bagi kesehatan,

keindahan, kualitas udara dan peluang dalam wisata.

2.5. Contingent Valuation Method

Contingent Valuation Method (CVM) merupakan pendekatan yang paling

populer di antara pendekatan valuasi non pasar lainnya. Selain itu, para ahli juga

menyepakati bahwa CVM merupakan satu-satunya metode yang dapat digunakan

untuk mengukur nilai ekonomi bagi yang tidak mengalami secara langsung atas

perubahan suatu kebijakan (Fauzi, 2014).

Disebutkan pula oleh Fauzi (2014) bahwa metode CVM sendiri awalnya

dikembangkan menggunakan metode survei sebagai instrumen untuk menilai

barang publik. Pendekatan ini cukup mendapat tanggapan sinis ketika itu dari para

ekonom mainstream karena memang pada periode tersebut concern terhadap

sumber daya alam dan lingkungan masih belum mengemuka. Davis pada tahun

1963 menjadi ekonom pertama yang menggunakan CVM untuk melakukan valuasi

terhadap nilai rekreasi di Maine, Amerika Serikat. Kepopuleran metode CVM

mencapai puncaknya ketika metode ini digunakan untuk menghitung kerugian

ekonomi akibat tumpahan minyak Exon-Valdez di Alaska pada akhir tahun 1990-

an. Sejak itu pendekatan CVM terus berkembang dengan perbaikan di beberapa

segi antara lain aspek metodologi dan pendekatan terkait dengan survey dan

elisitasi.

Dikemukakan pula oleh Pearce et al (2006), dalam bukunya bahwa analisis

CVM melibatkan tiga tahapan utama. Tahapan pertama yakni identifikasi barang

dan jasa yang akan dievaluasi. Tahap identifikasi barang dan jasa merupakan

Page 29: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

14

tahapan yang krusial dalam analisis CVM. Pada tahapan ini peneliti harus terlebih

dahulu memiliki konsep yang jelas tentang apa yang akan divaluasi, perubahan

kualitas, dan kuantitas apa yang menjadi concern kebijakan, serta jenis barang atau

jasa nonpasar apa yang akan divaluasi.

Tahapan selanjutnya adalah konstruksi skenario hipotetik. Oleh karena

CVM adalah metode analisis yang mengandalkan teknik survey, maka pada tahap

ini akan sangat bergantung dari konteks yang dianalisis. Aspek ini pula yang

memberikan nama contingent dalam CVM karena nilai yang diduga akan sangat

bergantung (contingent) dari berbagai skenario yang disodorkan dan pertanyaan

yang diajukan.

Tahap ketiga yaitu elisitasi nilai moneter. Elisitasi nilai moneter adalah

teknik mengekstrak informasi kesanggupan membayar dari responden dengan

menanyakan besaran pembayaran melalui format tertentu. Bentuk elisitasi dalam

CVM umumnya terdiri dari jenis pertanyaan open ended, bidding game, kartu

pembayaran, dan dichotomous choice.

1. Metode pertanyaan terbuka (open ended question), yaitu suatu metode dimana

individu ditanyakan nilai maksimum WTP mereka tanpa adanya penyaranan

nilai awal pada mereka. Pengunjung sering kali menemukan kesulitan untuk

menjawab pertanyaan tersebut, khususnya bagi pengunjung yang tidak memiliki

pengalaman tentang hal-hal yang menjadi bahan pertanyaan dari peneliti.

2. Metode tawar-menawar (bidding game), yaitu suatu metode dimana jumlah yang

semakin tinggi dari nilai awal disarankan pada pengunjung.

3. Metode kartu pembayaran (payment card), yaitu metode dengan penggunaan

selang nilai yang disajikan pada sebuah kartu yang memungkinkan jenis

pengeluaran pengunjung dalam kelompok pendapatan yang ditentukan oleh

perbandingan jenis pekerjaan mereka, sehingga membantu pengunjung untuk

menyesuaikan jawaban mereka.

4. Metode referendum tertutup (dichotomous choice), yaitu metode yang

menggunakan satu alat pembayaran yang disarankan pada pengunjung, baik

mereka setuju atau tidak.

Page 30: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

15

2.6. Analisis Willingness to Pay

Seperti yang dikemukakan oleh Reksohadiprodjo (1989) bahwa analisis

kesediaan membayar untuk menilai kualitas lingkungan berarti bahwa para individu

merupakan pihak terbaik yang dapat mengadakan penilaian tentang kualitas

lingkungan. Bahwa mereka dapat melakukan keputusan terbaik tentang dampak

kualitas lingkungan pada kesejahteraan mereka sendiri, dan bahwa mereka ingin

melakukan putusan seperti itu. Tetapi tetap saja, konsumen sebagai pelaksana

memiliki hak untuk menilai dari adanya dampak yang terjadi pada lingkungan

sekelilingnya.

Fauzi (2014) mengemukakan bahwa penentuan tarif yang terkait dengan

tiket masuk suatu kawasan wisata alam, semestinya bukan hanya didasarkan pada

hitungan retribusi, namun juga harus mempertimbangkan harga dari jasa

lingkungan yang dihasilkan dari kawasan tersebut. Untuk itulah survey untuk

menentukan willingness to pay sering dilakukan untuk menentukan kemauan

membayar yang sebenarnya dari masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 15 Tahun

2012 tentang panduan valuasi ekonomi ekosistem hutan, disebutkan bahwa metode

willingness to pay merupakan teknik dalam menyatakan preferensi, karena

menyatakan kepada orang mengenai penilaian dan penghargaan mereka. Metode

ini merupakan suatu teknik penilaian lingkungan dengan asumsi harga atas kualitas

lingkungan. Untuk mendapatkan harga, didasarkan pada kesanggupan seseorang

untuk membayar lahan atau komoditas lingkungan, sehingga nilai kualitas

lingkungan dapat ditentukan. Disebutkan pula oleh (Fisher et al, 2010) bahwa

metode penilaian willingness to pay adalah dengan cara menggunakan kuesioner

untuk meminta orang menyebutkan berapa banyak yang bersedia dibayarkan untuk

menambah atau meningkatkan penyediaan layanan.

Page 31: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

16

III. KERANGKA TEORITIS

3.1. Kerangka Pemikiran

Penurunan jumlah pengunjung di Wisata Alam Coban Talun dikarenakan

fasilitas, sarana dan prasarana yang tidak berkembang dan terkesan monoton bagi

para pengunjung. Keberadaan fenomena tersebut menyebabkan sangat penting

untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Wisata Alam Coban

Talun agar dapat diketahui pangsa pasar dan kebutuhan konsumennya. Serta

mengetahui nilai jasa lingkungan dari lokasi wisata agar pengelola mampu untuk

lebih mengembangkan potensi dari lokasi wisata dan meningkatkan pendapatan

yang diterima. Sehingga pihak pengelola dapat melakukan berbagai upaya

pengembangan di Wisata Alam Coban Talun, dengan harapan jumlah pengunjung

semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Konsep wisata di Wisata Alam Coban Talun saat ini berbentuk wahana

wisata berbasis alam dan lingkungan. Vegetasi alami yang ada di Coban Talun

dikembangkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan wahana yang menarik dan

edukatif. Diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai jasa lingkungan

yang dihasilkan oleh paket wisata melalui nilai WTP pengunjung. Diharapkan dari

hasil tersebut dapat dijadikan acuan dalam pengembangan paket wisata di lokasi

wisata.

Dalam penelitian Majumdar (2011), disebutkan bahwa beberapa variabel

seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan frekuensi kunjungan

mampu mempengaruhi nilai WTP pengunjung di hutan kota di kawasan Savannah,

Georgia. Untuk itu, peneliti ingin mengetahui apakah variabel-variabel tersebut

juga memiliki pengaruh yang sama terhadap nilai WTP pengunjung terhadap paket

wisata di Wisata Alam Coban Talun.

Jika dijabarkan lebih rinci, berikut adalah paket wisata yang direncanakan:

1. Di pintu masuk pengunjung akan diberikan peta perjalanan paket wisata. Selain

itu, pengunjung juga akan mendapatkan penjelasan secara umum mengenai

Wisata Alam Coban Talun mulai dari awal terbentuk dan beberapa fasilitas yang

ada di lokasi wisata.

Page 32: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

17

2. Tujuan wisata selanjutnya adalah air terjun Coban Talun. Di sana pengunjung

bebas menikmati keindahan air terjun sekaligus mendapatkan penjelasan

mengenai air terjun tersebut dari petugas pos penjagaan.

3. Pengunjung masuk ke Rumah Pagupon dan dapat melihat beberapa bentuk

rumah burung yang dibangun dalam ukuran besar. Di sini pengunjung diberi

kebebasan untuk mengambil gambar dan mengabadikan momennya.

4. Pengunjung melanjutkan perjalanan menuju Apache Camp yang saat ini menjadi

wahana andalan di Wisata Alam Coban Talun. Pengunjung bisa mengambil foto

di spot unik dan bisa menggunakan atribut Apache yang telah disediakan.

Disediakan juga café mini, sehingga pengunjung dapat menghilangkan kelelahan

sejenak sambil menikmati pemandangan.

5. Perjalanan berlanjut menuju taman bunga. Pengunjung bisa melihat secara

langsung bagaimana perawatan bunga-bunga yang ditanam. Selain itu, juga

dijelaskan mengenai jenis bunga apa saja yang ditanam di lokasi wisata.

6. Lokasi terakhir adalah hutan pinus. Pengunjung akan mendapatkan wisata

adventure berupa flying fox dan high rope. Di sini, pengunjung akan dipandu

oleh instruktur yang berpengalaman serta mendapatkan alat pengaman. Selesai

menikmati wisata adventure, pengunjung mendapatkan minuman ringan.

Paket wisata tersebut masih dalam tahap pengembangan dan penambahan

beberapa fasilitas yang menunjang. Oleh karena itu, diadakannya penelitian ini

sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk terlaksananya paket wisata. Peran

aktif pengunjung diaplikasikan dalam bentuk kesediannya untuk membayar nilai

jasa lingkungan yang didapatkan dari paket wisata. Pengunjung diminta untuk

menyebutkan sejumlah biaya yang mampu dibayarkan. Metode ini dianalisis

menggunakan CVM.

Nilai WTP pengunjung atas jasa lingkungan dari paket wisata alam

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya usia, jenis kelamin,

pendidikan, pendapatan, dan frekuensi kunjungan. Faktor-faktor yang berpengaruh

pada nilai WTP ini diuji menggunakan metode LPM dengan model regresi untuk

menguji kelayakan model pada masing-masing parameter. Pengumpulan data

menggunakan data primer atau wawancara dari responden yang mewakili

pengunjung Wisata Alam Coban Talun melalui kuesioner yang disebarkan. Dari

Page 33: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

18

pengumpulan data dan informasi tersebut maka akan diperoleh jumlah kesediaan

membayar dari pengunjung.

Sebagai penentu perencanaan di masa yang akan datang dalam

pengembangan kawasan rekreasi adalah perlunya penilaian manfaat lingkungan.

Data kesediaan membayar pengunjung Wisata Alam Coban Talun akan digunakan

untuk menduga nilai manfaat lokasi wisata. Dari nilai manfaat lingkungan wisata

alam yang didapat maka akhirnya dapat digunakan sebagai salah satu bentuk

pertimbangan alokasi sumberdaya optimal dalam pengembangan lokasi wisata di

Coban Talun pada masa yang akan datang. Skema kerangka pemikiran dapat dilihat

pada Gambar 2.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran, rumusan masalah dan tujuan dari

penelitian ini, didapatkan hipotesis bahwa faktorusia, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, pendapatan per bulan, dan frekuensi kunjunganpengunjung berpengaruh

terhadap nilai kesediaan membayar pengunjung terhadap paket wisata di Wisata

Alam Coban Talun.

3.3 Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan pada responden yang memiliki jumlah kunjungan ke

Wisata Alam Coban Talun minimal sebanyak 1 kali.

2. Pengunjung tidak melakukan perjalanan ganda (multiple trip).

3. Pengunjung berusia di atas 17 tahun, dan memahami kondisi di lokasi wisata.

Page 34: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

19

Gambar 2. Kerangka Berpikir Willingness to Pay Pengunjung Wisata

Air terjun tertinggi di Jawa Timur

Keanekaragaman hayati

Pengembangan paket wisata

Kesediaan membayar

pengunjung terhadap

paket wisata

Faktor yang

mempengaruhi WTP

pengunjung

Landasan penentuan kebijakan

dalam pengembangan paket wisata

Contingent

Valuation Method Regresi Linear

Berganda

Nilai WTP

pengunjung

Penurunan jumlah pengunjung

Perawatan kurang diperhatikan

Page 35: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

20

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran

Variabel

Faktor yang

mempengaruhi

kesediaan membayar

pengunjung terhadap

paket wisata di

Wisata Alam Coban

Talun

Usia Hitungan umur

seseorang yang telah

dicapai dari ulang tahun

terakhir.

Tahun

Jenis

Kelamin

Perbedaan bentuk, sifat,

dan fungsi biologis dari

laki-laki dan perempuan

yang menentukan

perbedaan peran mereka

dalam kehidupan.

1 = Laki-laki

0 = Perempuan

Pendidikan Jenjang pendidikan

formal terakhir yang

ditamatkan oleh

pengunjung.

1 = Lulus S1

0 = Belum

Lulus S1

Pendapatan Penghasilan yang

didapatkan pengunjung

yang berasal dari

pekerjaan utama

maupun pekerjaan

sampingan setiap bulan.

Rupiah

Frekuensi

Kunjungan

Total berapa kali

kunjungan yang telah

dilakukan oleh

responden di Wisata

Alam Coban Talun

Kali

Page 36: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

21

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan pendekatan-pendekatan yang dikembangkan dalam ilmu

pengetahuan alam, dan kini digunakan secara luas dalam penelitian ilmu

pengetahuan sosial. Metode-metode kuantitatif merupakan metode-metode yang

didasarkan pada informasi numerik atau kuantitas-kuantitas, dan biasanya

diasosiasikan dengan analisis-analisis statistik (Stokes, 2006). Dalam penelitian ini

dilakukan pengumpulan dan analisis data numerik serta dilakukan uji statistik

sehingga dapat dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif.

4.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Wisata Alam Coban Talun yang terletak di

Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Wisata

Alam Coban Talun merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Batu yang

berbasis alam dan lingkungan. Selain itu, pengunjung dari Wisata Alam Coban

Talun terus meningkat dari tahun ke tahun, yang menggambarkan bahwa wisata

alam banyak diminati oleh pengunjung dan berpotensi untuk dikembangkan.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2017. Pengambilan data dengan

wawancara pengunjung dilakukan pada weekdays dan weekend.

4.3. Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah linear

time function. Pada teknik ini, jumlah responden ditentukan berdasarkan waktu

efektif yang digunakan untuk melaksanakan penelitian karena jumlah populasi

tidak diketahui. Sedangkan desain penarikan sampel yang digunakan dalam

penentuan responden adalah non-probability sampling dengan metode accidental

sampling. Pada metode ini, sampel diambil secara kebetulan, cukup meninjau

tempat peristiwa yang diteliti dan mewawancarai orang-orang yang kebetulan

Page 37: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

22

berkerumun melihat peristiwa tersebut (Rachbini et al, 2004). Besarnya sampel

yang dihitung berdasarkan linear time function dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

N = jumlah sampel

T = waktu yang tersedia untuk penelitian (menit)

t0 = waktu pengambilan sampel / periode waktu harian (menit)

t1 = waktu yang dibutuhkan responden untuk pengisian kuesioner

Waktu yang digunakan dalam penelitian adalah selama 6 hari dalam

sebulan. Waktu efektif dalam pengumpulan data adalah selama 3 jam dalam sehari.

Sedangkan estimasi waktu yang akan digunakan oleh setiap responden dalam

melakukan wawancara adalah 20 menit. Berdasarkan pertimbangan tersebut,

jumlah responden yang digunakan dalam penelitian menurut rumus di atas adalah

sebagai berikut:

N= ((6 hari x 3 jam x 60 menit) - (3 jam x 60 menit))/(20 menit)

N= (1080-180) / 20 = 45 responden

Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah responden

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 responden.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya, peneliti menggunakan dua sumber data pada

teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Data Primer

Pengumpulan data primer diperoleh dari sumber informasi yaitu

pengunjung Wisata Alam Coban Talun secara langsung di lokasi penelitian. Data

tersebut diperoleh dengan cara:

a. Wawancara. Wawancara kepada pengunjung dilakukan berdasarkan kuesioner

yang disebar (Lampiran). Kuesioner yang digunakan berisi pertanyaan-

pertanyaan singkat mengenai manfaat yang dirasakan pengunjung di lokasi

𝑁 =(𝑇 − 𝑡0)

𝑡1

Page 38: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

23

wisata, dan kesediaan pengunjung dalam membayar paket wisata agar manfaat

tersebut dapat terus dirasakan. Identitas pengunjung dijadikan data untuk

mengetahui faktor dalam penentuan WTP, sedangkan untuk mengetahui

kesediaan membayar pengunjung digunakan pendekatan CVM.

b. Observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya di

lokasi penelitian, terkait sarana dan prasarana serta kondisi fisik wisata alam.

Kondisi fisik wisata alam terkait dengan kebersihan dan keindahan.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari sumber informasi penunjang data

penelitian. Dianataranya, informasi dari jurnal, artikel, dan buku bacaan yang

terkait dengan penelitian. Selain itu, juga penelitian terdahulu yang memiliki

kesamaan metodologi juga dijadikan data pelengkap dalam penelitian.

Dokumentasi berupa foto dari profil, keadaan dan suasana Wisata Alam Coban

Talun. Dan tentunya publikasi instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian.

Dalam hal ini instansi pemerintah memberikan informasi mengenai tingkat

kunjungan wisata, luas area wisata dan sebagainya.

4.5. Teknik Analisis Data

1. Nilai WTP untuk Paket Wisata Alam Coban Talun

Penghitungan WTP untuk pengelolaan Wisata Alam Coban Talun dalam

penelitian ini dilakukan secara langsung dengan pendekatan CVM dengan cara

survey dan melakukan wawancara terhadap pengunjung. Untuk mengetahui nilai

dari kesediaan membayar oleh pengunjung digunakan aplikasi CVM dalam

penentuan WTP. Terdapat beberapa tahap dalam penerapan analisis CVM (Amalia,

2011), diantaranya:

a. Membentuk Pasar Hipotetik

Pasar hipotetik yang dibentuk dalam penelitian ini adalah dengan

pengembangan paket wisata alam. Pengunjung mendapat pertanyaan-pertanyaan

mengenai persepsi mereka tentang kondisi lingkungan dari aspek kebersihan dan

keindahan serta pengembangan paket wisata. Serta keinginan mereka untuk

membayar biaya pengembangan paket wisata. Alat survei yang digunakan adalah

kuesioner dengan tujuan mengetahui seberapa jauh pengetahuan pengunjung

Page 39: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

24

terhadap lingkungan. Setelah mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat

terhadap lingkungan kemudian menyebutkan aspek lingkungan mana saja yang

sangat dibutuhkan dan dengan tujuan seberapa besar keinginan dan nilai rupiah

yang sanggup dibayarkan untuk kepentingan tersebut.

Sebelum membentuk pasar hipotetik, terlebih dahulu pengunjung diminta

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai lingkungan. Sebagai lokasi

wisata, bagaimana seharusnya lingkungan yang diharapkan. Perbaikan lingkungan

yang dilakukan tentunya membutuhkan biaya, meskipun sudah terdapat

anggarannya sendiri untuk masing-masing wilayah. Namun, sebagai masyarakat

yang peduli terhadap lingkungannya seharusnya ada tindakan inisiatif tanpa

bergantung sepenuhnya pada pemerintah daerah. Umumnya, pengunjung akan

bersedia untuk membayar biaya pengembangan untuk kepentingan bersama

tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut akan diperoleh ukuran perilaku

konsumen dalam situasi hipotetik.

b. Memperoleh Nilai Penawaran

Metode CVM memiliki empat macam cara untuk mengajukan pertanyaan

kepada responden (Herdiani, 2009), antara lain:

1) Metode tawar-menawar (bidding game), yaitu suatu metode dimana jumlah yang

semakin tinggi dari nilai awal disarankan pada pengunjung.

2) Metode referendum tertutup (dichotomous choice), yaitu metode yang

menggunakan satu alat pembayaran yang disarankan pada pengunjung, baik

mereka setuju atau tidak.

3) Metode kartu pembayaran (payment card), yaitu metode dengan penggunaan

selang nilai yang disajikan pada sebuah kartu yang memungkinkan jenis

pengeluaran pengunjung dalam kelompok pendapatan yang ditentukan oleh

perbandingan jenis pekerjaan mereka, sehingga membantu pengunjung untuk

menyesuaikan jawaban mereka.

4) Metode pertanyaan terbuka (open ended question), yaitu suatu metode dimana

individu ditanyakan nilai maksimum WTP mereka tanpa adanya penyaranan

nilai awal pada mereka. Pengunjung sering kali menemukan kesulitan untuk

menjawab pertanyaan tersebut, khususnya bagi pengunjung yang tidak memiliki

pengalaman tentang hal-hal yang menjadi bahan pertanyaan dari peneliti.

Page 40: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

25

Responden dalam penelitian ini akan diberikan nilai tawaran biaya yang

akan dibayarkan oleh mereka dalam satu bulan untuk memperbaiki dan melakukan

perawatan kondisi lingkungan di lokasi wisata. Kemudian pengunjung diminta

untuk memilih nilai tertinggi yang bersedia dibayarkan jika dilakukan perbaikan

lingkungan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai WTP yang sebenarnya

dari individu yang bersangkutan terletak dalam kelas atau interval antara nilai yang

dipilih dengan nilai WTP berikutnya yang lebih tinggi. Di samping itu, pengunjung

dapat dengan mudah memilih nilai yang ditawarkan menggunakan interval tertentu.

c. Menghitung Dugaan Rataan WTP (Expected WTP)

Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh pengunjung, dapat diketahui

bahwa WTP yang benar adalah berada antara jawaban yang dipilih (batas bawah

kelas WTP) dengan WTP berikutnya (batas atas kelas WTP). Penawaran sanggahan

(protest bids) diabaikan. Herdiani (2009) mengartikan penawaran sanggahan

sebagai respon pembayaran WTP dari pengunjung yang sangat berbeda dengan

pengunjung lainnya karena sebenarnya mereka tidak ingin ikut serta dalam survey

atau karena mereka keberatan untuk membayar biaya perbaikan dan perawatan

lingkungan. Qamariyah (2015) menjelaskan bahwa dugaan rataan WTP dapat

dihitung dengan rumus:

Dimana:

EWTP = dugaan rataan WTP

Wi = batas bawah kelas WTP kelas ke-i

Pfi = frekuensi relatif kelas yang bersangkutan

n = jumlah kelas (interval)

i = kelas (interval) WTP; i = 1,2,…,7

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTP Pengunjung

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP pengunjung terhadap jasa

lingkungan yang dihasilkan oleh paket wisata di Wisata Alam Coban Talun

EWTP =∑WiPfi

𝑛

𝑖=1

Page 41: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

26

dihitung menggunakan metode analisis LPM dengan model regresi. Pendugaan

yang digunakan adalah OLS. Untuk pengujian kelayakan model regresi linear

berganda digunakan Uji F dan untuk pengujian masing-masing parameter

digunakan Uji t.

Berdasarkan penelitian terdahulu dan studi literature yang disesuaikan

dengan kondisi di lapang, maka persamaan regresi untuk responden dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

WTPi = β0 + β1us + β2je + β3pk + β4pd + β5fr + e

Keterangan:

WTPi = nilai willingness to pay pengunjung

β0 = konstanta

β1-7 = koefisien regresi

us = usia

je = jenis kelamin

pk = pendidikan

pt = pendapatan

fr = frekuensi kunjungan

e = standar error

Variabel yang diduga secara nyata mempengaruhi WTP pengunjung adalah usia,

jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan frekuensi kunjungan.

4.6. Pengujian Hipotesis

Sebelum melakukan pengujian pada kelayakan model regresi dan masing-

masing parameter, dilakukan terlebih dahulu pengujian normalitas untuk masing-

masing variabel. Berikutnya, untuk pengujian kelayakan model regresi terdiri dari:

1. Uji Normalitas

Asumsi normalitas adalah asumsi residual yang berdistribusi normal.

Asumsi ini harus terpenuhi untuk model regresi linear yang baik. Uji normalitas

Page 42: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

27

diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data observasi mendekati

sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji normalitas dilakukan

pada nilai residual model regresi. Dimana terdapat data residual dari model regresi

yang memiliki nilai data yang berada jauh dari himpunan data atau data ekstrim

(outliers), sehingga penyebaran datanya menjadi non-normal. Juga pada kondisi

dimana terdapat kondisi alami dari data yang pada dasarnya tidak berdistribusi

normal atau berdistribusi lain, seperti: distribusi binormal, multinormal,

eksponensial, gamma, dll.

Tujuan utama dari uji ini adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan

bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi

normal, yakni distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau melenceng ke

kanan.

2. Koefisien Determinasi (R-squared)

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam

pengertian yang lebih jelas, digunakan koefisien determinasi atau yang biasa

disebut R-squared. Dijelaskan oleh Santosa (2007), bahwa koefisien determinasi

akan menjelaskan seberapa besar perubahan suatu variabel mampu menjelaskan

perubahan variabel yang lain. Dalam kata lain, yaitu kemampuan variabel bebas

untuk berkontribusi terhadap variabel terikat yang ditunjukkan dalam satuan

persentase.

3. Uji Statistik F

Uji F pada pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah

variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai

F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F yang ada pada tabel, maka H0

ditolak, yang artinya bahwa semua variabel independen secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Namun, jika nilai F hasil

perhitungan lebih kecil dari pada nilai F yang ada pada tabel, maka H0 diterima,

yang artinya bahwa semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

4. Uji Statistik t

Page 43: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

28

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas

berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel terikat atau tidak. Derajat

kepercayaan yang digunakan dalam uji ini adalah 0,05. Apabila nilai t hitung lebih

besar dari nilai t tabel, maka H0 diterima, artinya variabel bebas tidak berpengaruh

secara nyata terhadap variabel terikat. Sedangkan apabila nilai t hitung lebih kecil

dari nilai t tabel, maka H0 ditolak, artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara

nyata terhadap variabel terikat.

Disebutkan oleh Hadi (1991), bahwa uji t mempunyai kemampuan yang

cukup terbatas, dimana uji t hanya mampu menguji perbedaan rerata antara dua

kelompok. Jika jumlah kelompok yang dimiliki cukup banyak, maka uji t sudah

tidak dapat menangani permasalahan tersebut. Namun, uji ini sangat efisien

digunakan untuk menyimpulkan pasangan-pasangan variabel mana saja yang

memiliki hubungan signifikan atau sangat signifikan, serta pasangan-pasangan

variabel mana saja yang tidak memiliki hubungan signifikan.

5. Uji Multikolinearitas

Asumsi multikolinearitas merupakan asumsi yang menunjukkan adanya

hubungan linear yang kuat di antara beberapa variabel prediktor dalam suatu model

regresi linear berganda. Model regresi yang baik memiliki variabel-variabel

prediktor yang independen atau tidak berkorelasi. Pada pengujian asumsi ini,

diharapkan asumsi multikolinearitas tidak terpenuhi. Penyebab terjadinya kasus

multikolinearitas adalah terdapat korelasi atau hubungan linear yang kuat di antara

beberapa variabel prediktor yang dimasukkan ke dalam model regresi. (Juanda,

2009). Klein (1962) menunjukkan bahwa masalah multikolinearitas dapat dilihat

langsung melalui output komputer, dimana apabila nilai VIF (Variance Inflation

Factor) < 1/(1-R2) maka tidak ada masalah multikolinearitas.

6. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi residual dari model regresi yang

memiliki varian tidak konstan. Pada pemeriksaan ini, diharapkan asumsi

heteroskedastisitas tidak terpenuhi karena model regresi linear berganda memiliki

asumsi varian residual yang konstan (homoskedastisitas). Adanya

heteroskedastisitas dapat dideteksi menggunakan metode grafik dengan melihat

plot grafik hubungan antar residual dengan fits-nya. Jika pada gambar ternyata

Page 44: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

29

residual menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dikatakan bahwa

dalam model tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas atau ragam error

sama. Menurut Ramanathan (1997), selain melalui metode grafik, dapat juga

dilakukan pengujian dengan metode formal menggunakan Uji White.

Dikemukakan pula oleh Hadi (1991), bahwa heteroskedastisitas biasanya

terjadi karena perubahan situasi yang tergambarkan dalam suatu spesifikasi model

regresi, misal perubahan struktur ekonomi dan kebijakan pemerintah yang dapat

berakibat pada terjadinya perubahan tingkat akuratnya suatu data. Atau dapat

disimpulkan bahwa heteroskedastisitas terjadi ketika residual tidak memiliki varian

yang konstan. Gangguan heteroskedastisitas cukup sering muncul pada data cross

section, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada data time series.

Gangguan seperti ini akan membuat hasil uji statistik tidak tepat sehingga

keyakinan dalam mengestimasi parameter juga kurang tepat.

Page 45: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di sebuah lokasi wisata yang bernama Wisata

Alam Coban Talun. Wisata Alam Coban Talun menyajikan keindahan alam dan

wahana wisata yang memanjakan mata pengunjung. Selain itu juga terdapat

keanekaragaman flora dan fauna yang mengajarkan pengunjung mengenai

lingkungan dan hutan Indonesia. Pada penelitian ini jumlah responden yang

digunakan adalah sebanyak 45 orang dengan berbagai karakteristiknya. Berikut

merupakan penjelasan lebih lengkap tentang lokasi Wisata Alam Coban Talun dan

karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini.

5.1.1 Lokasi Penelitian

Wisata Alam Coban Talun merupakan lokasi wisata yang terletak di Jalan

Raya Talun, Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu,

Jawa Timur. Lokasi ini berada tepat di kaki barat Gunung Welirang dan Gunung

Arjuno. Wisata Alam Coban Talun memiliki topografi miring dengan ketinggian

950 meter di atas permukaan air laut.

Pada awalnya Wisata Alam Coban Talun merupakan wisata air terjun dan

bumi perkemahan. Namun, dalam upaya pengembangannya, telah banyak wahana

wisata dan spot foto yang menarik. Area Wisata Alam Coban Talun memiliki luas

45,5 hektar. Suhu berkisar antara 18-23 derajat celcius dengan curah hujan 1800

mm pertahun. Secara administratif Coban Talun berada di bawahkepengurusan

Pemerintah Kota Batu. Namun, pengelolaan Wisata Alam Coban Talun berada di

bawah pengawasan RPH Punten, BKPH Pujon, dan KPH Malang. Jarak Coban

Talun dari Alun-Alun Kota Batu adalah sejauh 6,7 km dengan waktu tempuh

sekitar lima belas menit. Sedangkan dari Kota Malang ditempuh sejauh 15 km

dengan waktu tempuh 1,5 jam.

Banyak sekali aktifitas yang dapat dilakukan di Wisata Alam Coban

Talun, diantaranya outbound, tracking, camping, dan rekreasi bersama keluarga.

Dengan adanya berbagai wahana baru juga menjadikan semakin banyak spot

untuk berfoto dan mengabadikan momen bahagia bersama teman atau keluarga.

Tidak hanya itu, Wisata Alam Coban Talun juga memiliki pemandangan alam

Page 46: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

33

yang asri dengan jenis vegetasi hutan heterogen diantaranya: akasia (Acacia

sieberiana), trengguli (Cassia javanica), pinus merkusii (Pinus mercusii), suren

(Toona sureni), gempol (Nauclea orientalis) dan lain-lain. Selain itu juga terdapat

jenis fauna yang hidup di dalam hutan yaitu lutung jawa (Presbitys sp).

Lokasi utama dari Wisata Alam Coban Talun adalah air terjun Coban

Talun. Air terjun Coban Talun memiliki ketinggian 75 meter, dan menjadikannya

sebagai air terjun tertinggi di Jawa Timur. Akses menuju lokasi air terjun memang

sedikit sulit. Jalan menuju lokasi tidak bisa dilalui oleh kendaraan, sehingga

pengunjung harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 km. Jalan yang dilalui juga

cukup banyak bebatuan serta akan berlumpur ketika musim hujan.

Lokasi selanjutnya adalah Apache Camp. Pengelola setempat membangun

sebuah tempat camping baru dengan konsep ala rumah suku Indian yang diberi

dengan nama Apache Camp. Diharapkan dengan dibangunnya Apache Camp ini

akan lebih meningkatkan jumlah kunjungan, terutama bagi wisatawan yang

menyukai wisata alam dengan konsep unik dan tidak biasa. Pengunjung juga bisa

menyewa berbagai macam jenis atribut ala suku Indian untuk berfoto. Selain itu

juga disediakan café yang dapat digunakan untuk melelapas lelah sejenak ketika

berwisata di lokasi ini.

Di Wisata Alam Coban Talun juga terdapat wahana wisata Rumah

Pagupon. Pagupon sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang berarti rumah burung

dara. Dikarenakan bentuk bangunan yang ada di lokasi mirip dengan rumah

burung dara, hanya saja dalam ukuran besar, maka lokasi ini diberi nama Rumah

Pagupon. Bangunan yang ada di Rumah Pagupon ini terbuat dari dinding kayu

dan atap seng sehingga terasa sejuk dan indah. Banyak pengunjung yang

melakukan selfie di lokasi wisata ini. Masih di dalam kawasan pagupon,

pengunjung juga bisa menikmati panahan untuk melatih ketepatan dan

ketangkasan.

5.1.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dari pengunjung Wisata Alam Coban Talun cukup

bervariasi jika dilihat dari variabel-variabel karakteristiknya, seperti usia, jenis

Page 47: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

34

kelamin, pendidikan terakhir, pendapatan per bulan, jumlah rombongan, hingga

frekuensi kunjungan ke Wisata Alam Coban Talun.

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah responden yang

pernah mengunjungi Wisata Alam Coban Talun. Responden tersebut

mengunjungi Wisata Alam Coban Talun dalam acara liburan bersama keluarga,

liburan bersama teman atau rekan kerja, event yang diadakan di Wisata Alam

Coban Talun, perkemahan dan outbound, melakukan kunjungan atau study tour

atau bahkan hanya sekedar menikmati keindahan alam. Jumlah responden dalam

penelitian ini adalah 45 orang, dengan jumlah responden laki-laki sebanyak 18

orang atau 40% dari total responden. Dan responden perempuan sebanyak 27

orang atau 60% dari total responden. Selanjutnya karakteristik responden lainnya

bisa dilihat dari segi usia, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, rata-rata

pendapatan bersih per bulan, dan tempat tinggal responden sebagai berikut:

1. Usia

Responden dalam penelitian ini dibatasi untuk pengunjung yang berusia di

atas 17 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut responden dianggap sudah

mampu memutuskan sendiri alokasi pendapatan yang dimiliki untuk kegiatan

pariwisatanya. Sedangkan pengunjung yang datang ke Wisata Alam Coban Talun

ini cukup beragam, mulai dari anak-anak yang melakukan kunjungan dengan

orang tuanya, remaja yang mengikuti event tertentu, melakukan study tour atau

hanya sekedar berfoto di beberapa spot foto, dan pengunjung dewasa yang datang

untuk mengikuti pelatihan, berkunjung ke bazar atau bahkan terdapat kunjungan

kedinasan. Berikut merupakan sebaran usia responden Wisata Alam Coban Talun:

Tabel 3. Sebaran Usia Responden Wisata Alam Coban Talun

Kelompok usia

(Tahun) Jumlah Responden

Persentase

(%)

17 – 26

27 – 36

37 – 42

29

11

5

64,4

24,4

11,1

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

Dari data di atas dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini

paling banyak berusia antara 17-26 tahun, yaitu sebanyak 29 orang atau 64,4%

dari total responden. Sejumlah 11 orang atau 24,4% responden merupakan

Page 48: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

35

pengunjung dengan rentang usia 27-36 tahun. Sedangkan sisanya sejumlah 5

orang atau 11,1% dari total responden berusia 37-42 tahun.

2. Pendidikan

Latar belakang pendidikan terakhir pengunjung yang datang ke Wisata

Alam Coban Talun sangat beragam. Mulai dari pengunjung lulusan Sekolah Dasar

(SD) hingga perguruan tinggi. Namun, responden dalam penelitian ini paling

banyak adalah responden dengan latar belakang pendidikan terakhir Perguruan

Tinggi baik S1 maupun S2 yaitu sebanyak 29 orang atau 64,4% dari total

responden. Kemudian responden dengan latar belakang pendidikan terakhirnya

SMA adalah sebanyak 16 orang atau 35,6% dari total responden. Berikut

merupakan tabel sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya:

Tabel 4. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden Wisata Alam Coban Talun

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)

SMA

Perguruan Tinggi

16

29

35,6

64,4

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

3. Pekerjaan

Pekerjaan utama responden dalam penelitian ini beragam dan tidak ada

yang termasuk dalam kategori tidak bekerja. Pekerjaan utama responden paling

banyak adalah sebagai pelajar/ mahasiswa, yaitu sebanyak 19 orang atau 42,2%

dari total responden. Pekerjaan utama responden lainnya adalah sebagai PNS

sebanyak 10 orang, wiraswasta sebanyak 11 orang, dan guru sebanyak 2 orang.

Selain itu, terdapat 3 responden atau 6,7% dari total responden yang memiliki

pekerjaan lain selain pekerjaan yang disebutkan sebelumnya, yaitu sebagai petani,

tukang bangunan, dan dokter.

Tabel 5. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden Wisata Alam Coban Talun

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)

PNS

Wiraswasta

Pelajar/ Mahasiswa

Guru

Lainnya

10

11

19

2

3

22,2

24,4

42,2

4,4

6,7

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

Page 49: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

36

4. Pendapatan

Responden dalam penelitian ini memiliki rata-rata pendapatan bersih

perbulan yang berbeda-beda, mulai dari responden dengan pendapatan kurang dari

Rp 2.000.000 hingga yang lebih dari Rp 4.000.000. Berdasarkan 45 responden

yang digunakan, responden paling banyak memiliki pendapatan bersih per bulan

antara Rp 0 – Rp 2.000.000 yaitu sebesar 14 orang atau 31,1% dari total

responden. Kemudian terdapat 13 orang responden yang memiliki pendapatan

bersih per bulan Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 per bulan atau sebesar 28,9% dari

total responden. Selain itu, terdapat 9 orang responden atau sebesar 20,0% yang

memiliki pendapatan bersih per bulan Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000. Dan juga 9

orang responden dengan pendapatan per bualn sebesar > Rp 4.000.000. Sebaran

jumlah responden menurut tingkat rata-rata pendapatan bersih perbulan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Sebaran Tingkat Pendapatan Responden Wisata Alam Coban Talun

Tingkat Pendapatan Jumlah Responden Persentase (%)

0 – 2.000.000

2.000.001 – 3.000.000

3.000.001 – 4.000.000

>4.000.000

14

9

13

9

31,1

20,0

28,9

20,0

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

5. Tempat Tinggal

Tempat tinggal responden pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu

responden yang berasal dari Kota Batu dan dari luar Kota Batu. Terdapat 14 orang

responden yang berasal dari Kota Batu, yaitu berasal dari Kecamatan Bumiaji,

Kecamatan Sisir, dan Kecamatan Batu. Sedangkan terdapat 31 orang responden

yang berasal dari luar Kota Batu yang sebagian besar berasal dari Kota Malang.

Namun, juga terdapat pengunjung dari luar Malang Raya seperti Blitar,

Probolinggo, dan Trenggalek.

5.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Berikut

adalah hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan oleh peneliti.

Page 50: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

37

1. Uji Normalitas

Asumsi normalitas adalah asumsi residual yang berdistribusi normal.

Asumsi ini harus terpenuhi untuk model regresi linear yang baik. Uji normalitas

diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data observasi mendekati

sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji normalitas dilakukan

pada nilai residual model regresi. Dimana terdapat data residual dari model regresi

yang memiliki nilai data yang berada jauh dari himpunan data atau data ekstrim

(outliers), sehingga penyebaran datanya menjadi non-normal. Juga pada kondisi

dimana terdapat kondisi alami dari data yang pada dasarnya tidak berdistribusi

normal atau berdistribusi lain, seperti: distribusi binormal, multinormal,

eksponensial, gamma, dll.

Tujuan utama dari uji ini adalah ingin mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data

dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti

distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau

melenceng ke kanan.

Sebenarnya, pada statistik multivariat, uji normalitas yang digunakan

sangat kompleks, karena pada uji ini harus dilakukan pada seluruh variabel yang

digunakan secara bersamaan. Namun, bisa juga uji normalitas dilakukan pada

masing-masing variabel. Dengan logika yang digunakan apabila jika secara

individu setiap variabel lolos uji normalitas, maka secara keseluruhan variabel-

variabel tersebut juga dapat dianggap memenuhi asumsi normalitas. (Santoso,

2010).

Santoso (2010), juga menyebutkan bahwa kriteria pengujian pada uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah apabila nilai p-value lebih besar dari 0,05

maka data berdistribusi secara normal. Sedangkan apabila p-value kurang dari

0,05 maka data tidak berdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas yang

telah dilakukan pada data kesediaan membayar pengunjung terhadap paket wisata

di Wisata Alam Coban Talun, didapatkan hasil p-value 0,081. Nilai ini lebih besar

dari nilai α = 0,05 yang menunjukkan bahwa data berdistribusi secara normal.

Yang menjadikan data tersebut lolos uji normalitas.

Page 51: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

38

2. Koefisien Determinasi (R-squared)

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam

pengertian yang lebih jelas, digunakan koefisien determinasi atau yang biasa

disebut R-squared. Dijelaskan oleh Santosa (2007), bahwa koefisien determinasi

akan menjelaskan seberapa besar perubahan suatu variabel mampu menjelaskan

perubahan variabel yang lain. Dalam kata lain, yaitu kemampuan variabel bebas

untuk berkontribusi terhadap variabel terikat yang ditunjukkan dalam satuan

persentase.

Nilai koefisien yang dimiliki oleh koefisien determinasi berkisar antara 0

hingga 1. Jika hasil koefisien determinasi lebih mendekati angka 0, berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

amat terbatas. Tapi jika hasil koefisien determinasi mendekati angka 1, berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan didapatkan hasil koefisien

determinasi sebesar 0,6113. Besarnya nilai koefisien determinasi 0,6113 tersebut

sama dengan 61,13%. Angka 61,13% menunjukkan bahwa variabel pendidikan

terakhir, pendapatan per bulan, dan frekuensi kunjungan berpengaruh sebesar

61,13% terhadap nilai WTP. Sedangkan sisanya 38,87% dipengaruhi oleh variabel

lain di luar model.

3. Uji Statistik F

Uji F pada pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah

variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila

nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F yang ada pada tabel, maka

H0 ditolak, yang artinya bahwa semua variabel independen secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Namun, jika nilai F hasil

perhitungan lebih kecil dari pada nilai F yang ada pada tabel, maka H0 diterima,

yang artinya bahwa semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Uji F menurut Hadi (1991), akan menyimpulkan bahwa apakah terdapat

perbedaan rerata yang signifikan atau tidak secara keseluruhan antara kelompok

Page 52: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

39

yang satu dengan kelompok lainnya. Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil regresi

yang mana didapatkan nilai F hitung 12,27. Sedangkan nilai pada F tabel adalah

2,46, maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

4. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas

berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel terikat atau tidak. Derajat

kepercayaan yang digunakan dalam uji ini adalah 0,05. Apabila nilai t hitung lebih

besar dari nilai t tabel, maka H0 diterima, artinya variabel bebas tidak

berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat. Sedangkan apabila nilai t

hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka H0 ditolak, artinya variabel bebas tidak

berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat.

Disebutkan oleh Hadi (1991), bahwa uji t mempunyai kemampuan yang

cukup terbatas, dimana uji t hanya mampu menguji perbedaan rerata antara dua

kelompok. Jika jumlah kelompok yang dimiliki cukup banyak, maka uji t sudah

tidak dapat menangani permasalahan tersebut. Namun, uji ini sangat efisien

digunakan untuk menyimpulkan pasangan-pasangan variabel mana saja yang

memiliki hubungan signifikan atau sangat signifikan, serta pasangan-pasangan

variabel mana saja yang tidak memiliki hubungan signifikan.

Pada hasil uji t didapatkan hasil bahwa variabel usia memiliki nilai t

hitung sebesar 1,40, variabel jenis kelamin memiliki nilai t hitung sebesar 1,51.

Pada variabel pendidikan terakhir pengunjung didapatkan hasil t hitung sebesar

3,36. Kemudian pada variabel pendapatan per bulan yang didapatkan pengunjung

memiliki nilai t hitung sebesar 2,06, dan pada variabel frekuensi kunjungan

pengunjung didapatkan hasil t hitung sebesar 3,89.

Untuk nilai t tabel yang didapatkan adalah sebesar 2,021. Nilai tersebut

didapatkan dari mengurangkan jumlah responden dengan variabel bebas yang

menunjukkan kolom pada t tabel. Kemudian menggunakan nilai α = 0,05 yang

menunjukkan urutan baris pada t tabel. Jika dibandingkan dengan t tabel yang

memiliki nilai 2,021 tersebut, dapat diartikan bahwa variabel bebas yang memiliki

hubungan signifikan dengan nilai WTP adalah variabel pendidikan terakhir

pengunjung, pendapatan per bulan, dan frekuensi kunjungan, karena ketiganya

Page 53: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

40

memiliki lebih dari 2,021 atau tolak H0. Sedangkan variabel usia dan variabel

jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai WTP karena

memiliki nilai kurang dari 2,021 yang berarti terima H0.

5. Uji Multikolinearitas

Asumsi multikolinearitas merupakan asumsi yang menunjukkan adanya

hubungan linear yang kuat di antara beberapa variabel prediktor dalam suatu

model regresi linear berganda. Model regresi yang baik memiliki variabel-variabel

prediktor yang independen atau tidak berkorelasi. Pada pengujian asumsi ini,

diharapkan asumsi multikolinearitas tidak terpenuhi. Penyebab terjadinya kasus

multikolinearitas adalah terdapat korelasi atau hubungan linear yang kuat di antara

beberapa variabel prediktor yang dimasukkan ke dalam model regresi. (Juanda,

2009). Klein (1962) menunjukkan bahwa masalah multikolinearitas dapat dilihat

langsung melalui output komputer, dimana apabila nilai VIF (Variance Inflation

Factor) < 1/(1-R2) maka tidak ada masalah multikolinearitas.

Untuk lebih jelasnya, Simamora (2005) memberikan sebuah ilustrasi

melalui kesaksian saksi. Ada dua orang saksi menerangkan suatu kejadian. Saksi

pertama dipanggil, kemudian menceritakan pengalaman yang dialami pada saat

kejadian. Saksi kedua muncul dan memiliki cerita yang sama dengan saksi

pertama. Hal tersebut berarti tidak ada informasi yang didapatkan.

Begitupun multikolinearitas dalam regresi berganda. Apabila ada atau

lebih variabel X yang memberikan informasi yang sama tentang variabel Y, maka

X1 dan X2 berkolinearitas. Berarti cukup diwakili oleh satu variabel saja.

Keberadaan multikolinearitas dapat memberikan dampak seperti peningkatan

varian atau bahkan koefisien regresi berbeda dari yang kita harapkan.

Pada hasil uji multikolinearitas didapatkan nilai VIF sebesar 1,47.

Sedangkan hasil dari teori Klein menunjukkan bahwa nilai dari 1/(1-R2) adalah

2,57. Nilai VIF yang kurang dari 2,57 berarti bahwa variabel-variabel usia, jenis

kelamin, pendidikan terakhir, pendapatan per bulan, dan frekuensi kunjungan

terbebas dari multikolinearitas.

Page 54: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

41

6. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi residual dari model regresi yang

memiliki varian tidak konstan. Pada pemeriksaan ini, diharapkan asumsi

heteroskedastisitas tidak terpenuhi karena model regresi linear berganda memiliki

asumsi varian residual yang konstan (homoskedastisitas). Adanya

heteroskedastisitas dapat dideteksi menggunakan metode grafik dengan melihat

plot grafik hubungan antar residual dengan fits-nya. Jika pada gambar ternyata

residual menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dikatakan

bahwa dalam model tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas atau ragam

error sama. Menurut Ramanathan (1997), selain melalui metode grafik, dapat juga

dilakukan pengujian dengan metode formal menggunakan Uji White.

Dikemukakan pula oleh Hadi (1991), bahwa heteroskedastisitas biasanya

terjadi karena perubahan situasi yang tergambarkan dalam suatu spesifikasi model

regresi, misal perubahan struktur ekonomi dan kebijakan pemerintah yang dapat

berakibat pada terjadinya perubahan tingkat akuratnya suatu data. Atau dapat

disimpulkan bahwa heteroskedastisitas terjadi ketika residual tidak memiliki

varian yang konstan. Gangguan heteroskedastisitas cukup sering muncul pada

data cross section, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada data time

series. Gangguan seperti ini akan membuat hasil uji statistik tidak tepat sehingga

keyakinan dalam mengestimasi parameter juga kurang tepat.

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa nilai probabilitas F (Prob > F)

sebesar 0,4890. Menurut uji Breush Pagan, heteroskedastisitas terjadi saat nilai

probabilitas F kurang dari batas ambang yakni sebesar 0,1. Hal ini menunjukkan

bahwa model terbebas dari gejala heteroskedastisitas karena nilai probabilitas F

lebih besar dari batas ambangnya.

5.3. Analisis Nilai Willingness to Pay Pengunjung Terhadap Paket Wisata

Berdasarkan hasil wawancara dengan 45 responden, dapat diketahui nilai

WTP atau kesediaan membayar pengunjung terhadap paket wisata di Wisata

Alam Coban Talun melalui pendekatan CVM. Pada penelitian ini, responden

diberikan penjelasan mengenai sebuah pasar hipotetik tentang paket wisata yang

akan dikembangkan di Wisata Alam Coban Talun seperti yang sudah dijelaskan

Page 55: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

42

pada bab sebelumnya. Selanjutnya responden diberikan pertanyaan mengenai

bersedia atau tidak untuk membayar paket wisata tersebut. Jika responden

menjawab tidak bersedia, maka pertanyaan diakhiri dengan pertanyaan mengenai

alasan tidak bersedia membayar. Namun jika responden menjawab bersedia

membayar paket tersebut, responden ditawarkan beberapa harga dengan metode

‘Bidding Game’ dari harga terendah hingga harga maksimal yang bersedia

responden bayarkan untuk pasar hipotetik tersebut. Nilai bid yang ditawarkan

kepada responden pada penelitian ini adalah Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 30.000,

Rp 40.000, Rp 50.000, Rp 60.000, Rp 70.000, dan Rp 80.000. Selain itu, hasil

wawancara juga mampu memberikan hasil tentang faktor apa saja yang

mempengaruhi pengunjung dalam menentukan harga maksimum ketika

memutuskan untuk bersedia membayar paket tersebut.

Pada penelitian ini digunakan pendekatan CVM untuk menganalisis WTP

responden terhadap paket wisata di Wisata Alam Coban Talun. Berikut adalah

hasil dari pelaksanaan CVM tersebut:

1. Membentuk Pasar Hipotetik

Pembentukan pasar hipotetik pada analisis CVM di sini, yaitu dengan

memberikan gambaran dan penjelasan tentang paket wisata yang telah

direncanakan kepada pengunjung. Bagaimana kondisi wisata di Wisata Alam

Coban Talun saat ini dan kondisi wisata mendatang apabila telah diadakannya

paket wisata. Wisata Alam Coban Talun memiliki potensi yang sangat baik dalam

meningkatkan pariwisata Kota Batu. Pihak pengelola menciptakan konsep wisata

baru yang berbentuk wahana wisata berbasis alam dan lingkungan. Wahana wisata

baru ini merupakan perpaduan antara wisata alam dan wisata modern. Vegetasi

alami yang ada di Coban Talun dikembangkan sedemikian rupa sehingga

menghasilkan wahana yang menarik dan edukatif.

Jika dijabarkan lebih rinci, berikut adalah paket wisata yang direncanakan:

a. Di pintu masuk pengunjung akan diberikan peta perjalanan paket wisata. Selain

itu, pengunjung juga akan mendapatkan penjelasan secara umum mengenai

Wisata Alam Coban Talun mulai dari awal terbentuk dan beberapa fasilitas

yang ada di lokasi wisata.

Page 56: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

43

b. Tujuan wisata selanjutnya adalah air terjun Coban Talun. Di sana pengunjung

bebas menikmati keindahan air terjun sekaligus mendapatkan penjelasan

mengenai air terjun tersebut dari petugas pos penjagaan.

c. Pengunjung masuk ke Rumah Pagupon dan dapat melihat beberapa bentuk

rumah burung yang dibangun dalam ukuran besar. Di sini pengunjung diberi

kebebasan untuk mengambil gambar dan mengabadikan momennya.

d. Pengunjung melanjutkan perjalanan menuju Apache Camp yang saat ini

menjadi wahana andalan di Wisata Alam Coban Talun. Pengunjung bisa

mengambil foto di spot unik dan bisa menggunakan atribut Apache yang telah

disediakan. Disediakan juga café mini, sehingga pengunjung dapat

menghilangkan kelelahan sejenak sambil menikmati pemandangan.

e. Perjalanan berlanjut menuju taman bunga. Pengunjung bisa melihat secara

langsung bagaimana perawatan bunga-bunga yang ditanam. Selain itu, juga

dijelaskan mengenai jenis bunga apa saja yang ditanam di lokasi wisata.

f. Lokasi terakhir adalah hutan pinus. Pengunjung akan mendapatkan wisata

adventure berupa flying fox dan high rope. Di sini, pengunjung akan dipandu

oleh instruktur yang berpengalaman serta mendapatkan alat pengaman. Selesai

menikmati wisata adventure, pengunjung mendapatkan minuman ringan.

Paket wisata tersebut masih dalam tahap persiapan dan perbaikan beberapa

fasilitas yang menunjang. Oleh karena itu, diadakannya penelitian ini sebagai

salah satu bahan pertimbangan untuk terlaksananya paket wisata. Peran aktif

pengunjung diaplikasikan dalam bentuk kesediannya untuk membayar biaya paket

wisata alam. Pengunjung diminta untuk menyebutkan sejumlah biaya yang

mampu dibayarkan untuk pengembangan paket wisata. Metode ini dianalisis

menggunakan CVM.

Penjelasan pada uraian di atas, juga untuk menjelaskan kepada pengunjung

bahwa perencanaan paket wisata tersebut selain membutuhkan dukungan juga

memerlukan pembiayaan. Kemudian pengunjung diminta untuk membuat pilihan

berapa nilai maksimum yang bersedia dibayarkan untuk paket wisata yang sudah

direncanakan. Yang pada nantinya apabila bersedia membayar paket tersebut,

pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas dan wahana yang ada Wisata Alam

Coban Talun.

Page 57: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

44

2. Memperoleh Nilai Penawaran

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode

bidding game. Yaitu, respondendiberikan nilai penawaran terendah dan terus

dinaikkan hingga responden tidak bersedia dengan harga tersebut. Kemudian nilai

tersebut diturunkan lagi hingga responden bersedia dengan harga yang

ditawarkan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai WTP sebenarnya dari

responden yang bersangkutan terletak dalam kelas atau interval antara nilai WTP

tertentu dalam bentuk sejumlah uang yang akan dibayarkan dalam satu kali

kunjungan ke Wisata Alam Coban Talun.

Besarnya jumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh pengunjung

bermacam-macam. Hal itu dikarenakan jumlah yang bersedia dibayarkan

bergantung pada kemampuan yang dimiliki. Dimulai dari kesanggupan membayar

terendah sebesar Rp 10.000,00 sampai kesanggupan membayar tertinggi yaitu Rp

50.000 dalam satu kali kunjungan. Nilai WTP terhadap yang paling banyak dipilih

oleh pengunjung adalah senilai Rp 30.000 atau dengan kata lain pengunjung

bersedia membayar membayar dengan biaya maksimal senilai Rp 30.000 dalam

satu kali kunjungan di Wisata Alam Coban Talun. Data hasil kesediaan membayar

seluruh responden terhadap paket Wisata Alam Coban Talun dapat dilihat pada

table berikut:

Tabel 7. Data Kesediaan Membayar Pengunjung Wisata Alam Coban Talun

Nilai WTP (Rp) ∑ responden (Xi) Persentase (%)

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

2

12

17

12

2

0

0

0

4,4

26,7

37,8

26,7

4,4

0

0

0

Total 45 100

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

Dari tabulasi data di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung

sebanyak 37,8% dari total responden bersedia membayar paket wisata sebesar Rp

30.000. Sedangkan sisanya sebesar 26,7% bersedia membayar senilai Rp 20.000

Page 58: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

45

dan Rp 40.000. Dan responden yang bersedia membayar tertinggi senilai Rp

50.000 sebanyak 2 orang.

Pengunjung yang bersedia membayar senilai Rp 10.000 berasal dari

kalangan dengan rata-rata usia 29 tahun dan rata-rata pendapatan Rp 2.500.000.

Pengunjung yang bersedia membayar senilai Rp 20.000 berasal dari kalangan

dengan rata-rata usia 26 tahun dan rata-rata pendapatan Rp 2.000.000. Pengunjung

yang bersedia membayar senilai Rp 30.000 berasal dari kalangan dengan rata-rata

usia 24 tahun dan rata-rata pendapatan Rp 3.150.000. Pengunjung yang bersedia

membayar senilai Rp 40.000 berasal dari kalangan dengan rata-rata usia 29 tahun

dan rata-rata pendapatan Rp 4.200.000. Pengunjung yang bersedia membayar

senilai Rp 50.000 berasal dari kalangan dengan rata-rata usia 26 tahun dan rata-

rata pendapatan Rp 5.000.000.

Dari nilai WTP berdasarkan rataan usia dan pendapatan tersebut, semakin

tinggi pendapatan pengunjung, maka semakin besar nilai WTP. Namun, tidak

dengan usia. Tidak ada pengaruh dari tinggi rendahnya usia dengan nilai WTP

seperti yang ada pada Lampiran 2. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa

pengunjung yang bersedia membayar dengan nilai WTP terbanyak Rp 30.000

adalah pengunjung dengan rata-rata pendapatan Rp 3.150.000.

Harga paket wisata sebesar Rp 30.000 dirasa pengunjung lebih sesuai

dengan fasilitas yang ditawarkan oleh paket tersebut. Dengan Rp 30.000

pengunjung sudah bisa menikmati seluruh wahana yang ada di Wisata Alam

Coban Talun. Pengunjung yang bersedia membayar di atas Rp 30.000 adalah

pengunjung yang sangat antusias dengan adanya paket wisata tersebut.

Pengunjung berpendapat bahwa keberadaan paket wisata sangat mempermudah

pengunjung dalam berwisata.

3. Menghitung Dugaan Rataan WTP (Expected WTP)

Berdasarkan harga maksimal yang bersedia responden bayarkan tersebut,

selanjutnya dilakukan perhitungan mengenai nilai estimasi rata-rata WTP (EWTP)

dari seluruh responden. Nilai EWTP didapatkan dari total perkalian antara nilai

setiap penawaran dari WTPdengan jumlah responden dibagi dengan total

responden yang bersedia membayar. Berikut merupakan sebaran jumlah

responden yang bersedia membayar:

Page 59: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

46

Tabel 8. Nilai Rataan Kesediaan Membayar Pengunjung

Nilai WTP(Rp) ∑ responden(Xi) Persentase (%)

EWTP =

(WTP x Xi)/N

(Rp per orang)

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

2

12

17

12

2

0

0

0

4,4

26,7

37,8

26,7

4,4

0

0

0

444

5.333

11.333

10.666

2.222

0

0

0

Total 45 100 30.000

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

Berdasarkan tabel tersebut, hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai

EWTP untuk paket wisata adalah sebesar Rp 30.000. Nilai EWTP didapatakan

dari harga yang bersedia dibayarkan oleh pengunjung dikalikan dengan jumlah

responden yang bersedia membayar dengan harga tersebut, kemudian dibagi

dengan total responden. Pada kesediaan membayar terendah senilai Rp 10.000

didapatkan EWTP sebesar Rp 444. Dan pada kesediaan membayar tertinggi

senilai Rp 50.000 didapatkan EWTP sebesar Rp 2.222. Total dari nilai EWTP

sebesar Rp 30.000 dapat dijadikan sebagai rekomendasi harga untuk paket wisata

yang akan diterapkan di Wisata Alam Coban Talun.

5.4. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Willingness to Pay

Pengunjung Terhadap Paket Wisata

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai kesediaan

membayar pengunjung terhadap paket wisata pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan regresi linear berganda beberapa variabel independen. Pada

pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa nilai rata-rata WTP pengunjung untuk

paket wisata ini adalah sebesar Rp 30.000. Berdasarkan cara tersebut dapat

diketahui nilai Prob > F dengan melihat nilai signifikansi yang bernilai 0,000 atau

< 0,05 sehingga menolak H0. Hal tersebut berarti bahwa penambahan variabel

independen dapat memberikan pengaruh nyata terhadap model.

Page 60: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

47

Tabel 9. Data Hasil Regresi Linear Berganda pada Variabel yang Berpengaruh

Number of obs 45

F(5, 39) 12,27

Prob > F 0,0000

R-squared 0,6113

Adj R-squared 0,5615

VIF 1,47

Variabel Koefisien t Sig.

Usia

JenisKelamin

Pendidikan

Pendapatan

FrekuensiKunjungan

Constant

-236,205

-2983,451

7316,923***

0,002**

6014,622**

16948,780***

-1,40

-1,51

3,36

2,06

2,77

3,89

0,168

0,139

0,002

0,046

0,009

0,000

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

Keterangan:

*** signifikan pada tingkat α 1%

** signifikan pada tingkat α 5%

* signifikan pada tingkat α 10%

Pada analisis regresi linear berganda, juga didapatkan hasil R-squared

sebesar 0,6113. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam model,

seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan frekuensi kunjungan

berpengaruh sebesar 61,13% terhadap variabel dependen. Sisanya sebesar 38,87%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Berikut merupakan model yang

didapat dari hasil regresi linear berganda tersebut:

WTP = 16.948,780 – 236,205 Usia – 2.983,451 JenisKelamin + 7.316,923

Pendidikan + 0,002 Pendapatan + 6.014,622 FrekuensiKunjungan

Page 61: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

48

Setelah mengetahui model tersebut, selanjutnya adalah melihat pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam model

yang dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel. Berdasarkan hasil

analisis regresi linear berganda yang menggunakan kesediaan membayar

pengunjung pada harga Rp 30.000 sebagai variabel terikat dengan variabel bebas

adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan frekuensi kunjungan,

dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap model adalah

variabel pendidikan, pendapatan, dan frekuensi kunjungan. Sedangkan variabel

usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh nyata terhadap model.

1. Usia

Variabel usia pada model memiliki nilai signifikansi sebesar 0,168 yang

berarti bahwa variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap variabel

dependennya. Hal tersebut dikarenakan nilai signifikansi tersebut memiliki nilai

lebih besar dibandingkan nilai α = 0,05. Koefisien pada variabel usia ini bernilai

negatif sebesar -236. Variabel usia tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap nilai kesediaan membayar pengunjung terhadap paket wisata di Wisata

Alam Coban Talun. Hal tersebut dikarenakan pengunjung yang mengunjungi

Wisata Alam Coban Talun tersebar dari berbagai macam usia. Mulai dari anak-

anak hingga orang tua. Wisata rekreasi di Wisata Alam Coban Talun memang

cocok untuk segala jenis usia. Pemandangan yang indah, udara yang sejuk, dan

keanekaragaman hayati yang ada menjadikan lokasi wisata ini mampu menarik

pengunjung dari berbagai usia.

2. Jenis Kelamin

Variabel jenis kelamin pada model regresi memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,139. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tidak berpengaruh nyata

terhadap variabel dependennya. Karena memiliki nilai lebih dari taraf signifikansi

sebesar 0,05. Koefisien pada variabel jenis kelamin ini bernilai negative sebesar -

2983. Variabel jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

nilai kesediaan membayar pengunjung terhadap paket wisata di Wisata Alam

Coban Talun. Hal ini dikarenakan baik pengunjung laki-laki maupun pengunjung

perempuan memiliki minat yang sama terhadap paket wisata tersebut. Lokasi

Wisata Alam Coban Talun mampu menyediakan berbagai kegiatan wisata yang

Page 62: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

49

mampu menarik minat pengunjung laki-laki dan perempuan. Tidak hanya

memberikan suasana keindahan alam namun juga tersedia wisata adventure yang

menarik bagi pengunjung laki-laki.

3. Pendidikan

Variabel pendidikan pada model ini memiliki nilai signifikansi sebesar

0,002 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap variabel

dependennya. Hal tersebut dikarenakan nilai signifikansi tersebut memiliki nilai

lebih kecil dibandingkan nilai α = 0,05, yang berarti bahwa variabel pendidikan

terakhir pengunjung berpengaruh secara signifikan terhadap nilai kesediaan

membayar terhadap paket wisata.

Koefisien pada variabel pendidikan ini bernilai positif sebesar 7.316. Nilai

tersebut berarti bahwa responden yang menempuh pendidikan formal lebih lama

akan bersedia membayar paket wisata lebih tinggi senilai Rp 7.316 atau bersedia

untuk membayar dengan harga di atas nilai rata-rata WTP. Kondisi tersebut

dikarenakan responden dengan pendidikan lebih tinggi, akan mengerti bahwa

paket wisata tersebut memberikan nilai edukasi dan pengalaman, serta memahami

bahwa membangun hutan menjadi suatu tempat wisata butuh effort dan kerja

keras tinggi. Sehingga orang yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih

menghargai dan mengerti bahwa lingkungan dan pengalaman itu bernilai tinggi.

Hal tersebut juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Majumdar

(2011), yang dilakukan di Savannah, Georgia mengenai kesdiaan membayar

pengunjung terhadap hutan kota. Bahwa pendidikan terakhir seseorang akan

berpengaruh terhadap nilai kesediaan membayar sesorang terhadap lingkungan.

Diduga, pendidikan yang rendah dari responden menyebabkan respon mereka

terhadap survei kurang baik, karena itu, didapatkan kemungkinan bahwa

pendidikan yang tinggi akan memberikan taksiran kesediaan membayar yang

lebih tinggi.

4. Pendapatan

Variabel pendapatan menunjukkan jumlah pendapatan per bulan yang

dihasilkan oleh pengunjung. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel

ini berpengaruh nyata terhadap model. Diketahui taraf signifikansi dari variabel

pendapatan adalah 0,046 yang lebih kecil dari α = 0,05, maka variabel pendapatan

Page 63: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

50

per bulan yang diterima pengunjung berpengaruh secara signifikan terhadap nilai

kesediaan membayar paket wisata. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

Wang (2012) yang menyebutkan bahwa responden dengan tingkat pendapatan

yang lebih tinggi akan lebih bersedia untuk membayar konservasi

keanekaragaman hayati dan perlindungan lingkungan.

Sedangkan nilai koefisien variabel ini memiliki nilai positif 0,002. Hal

tersebut menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendapatan tinggi akan

bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi senilai Rp 0,002 untuk paket

wisata. Sesuai dengan teori ekonomi Keynes, dimana semakin tinggi tingkat

pendapatan suatu rumah tangga maka akan semakin tinggi tingkat konsumsinya,

termasuk di dalamnya kebutuhan untuk berwisata.

5. Frekuensi Kunjungan

Frekuensi kunjungan menunjukkan berapa kali responden mengunjungi

Wisata Alam Coban Talun. Hasil analisis regresi pada frekuensi kunjungan

bernilai 0,009 yang berarti nilainya di bawah α = 0,05. Hal tersebut menunjukkan

bahwa variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Maka, frekuensi kunjungan ke Wisata Alam Coban Talun mampu

mempengaruhi nilai kesediaan membayar pengunjung terhadap paket wisata yang

ditawarkan.

Nilai koefisien dari variabel memiliki hasil positif sebesar 6.014. Hal ini

berarti semakin tinggi jumlah kunjungan wisatawan ke Wisata Alam Coban

Talun, semakin tinggi sebesar Rp 6.014 jumlah uang yang bersedia mereka

bayarkan untuk paket wisata. Hal tersebut dikarenakan semakin sering

pengunjung mengunjungi Wisata Alam Coban Talun, semakin tinggi nilai

kepuasan yang mereka rasakan terhadap lokasi wisata. Sehingga mereka bersedia

untuk membayar lebih mahal dari nilai rata-rata WTP. Hal tersebut selaras dengan

penelitian Majumdar (2011) bahwa tingkat loyalitas pengunjung yang semakin

besar akan memberikan pengaruh terhadap semakin besarnya nilai WTP.

Page 64: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

51

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis di atas, didapatkan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dari 45 jumlah responden yang diwawancarai mengenai kesediaan dalam

membayar paket wisata, sebanyak 31 orang responden bersedia membayar

paket wisata di Wisata Alam Coban Talun di atas nilai rataan WTP. Paket

wisata di Wisata Alam Coban Talun memiliki nilai rataan WTP sebesar Rp

30.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung bersedia mengeluarkan

sejumlah uang tersebut untuk membayar jasa lingkungan yang mereka terima

dalam satu kali kunjungan ke lokasi wisata.

2. Variabel-variabel yang berpengaruh secara nyata pada nilai WTP pengunjung

terhadap jasa lingkungan dari paket wisata di Wisata Alam Coban Talun adalah

variabel pendidikan, pendapatan, dan jumlah kunjungan. Ketiga variabel

tersebut berpengaruh postif terhadap nilai WTP pengunjung. Sedangkan

variabel yang tidak berpengaruh secara nyata pada nilai WTP pengunjung

terhadap paket wisata adalah variabel usia dan jenis kelamin.

5.2. Saran

1. Disarankan dari besarnya nilai WTP pengunjung terhadap jasa lingkungan

pada paket wisata untuk dijadikan acuan atau bahan pertimbangan dalam

pengembangan paket wisata di Wisata Alam Coban Talun, khususnya dalam

penentuan segmentasi pasar.

2. Disarankan untuk menggunakan media sosial dalam melakukan promosi

wisata. Karena pengunjung dengan pendidikan dan pendapatan yang tinggi

juga memiliki tingkat penggunaan media sosial yang tinggi. Selain itu, agar

pembuatan paket wisata lebih mengangkat konsep wisata edukasi, dengan

harapan edukasi yang diberikan dapat meningkatkan kepedulian wisatawan

tentang kelestarian lingkungan.

Page 65: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

52

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, F. 2011. Analisis Kesediaan Membayar dalam Upaya Pelestarian

Lingkungan Objek Wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong,

Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Skripsi Institut Pertanian Bogor.

Beder, S. 2011. Environmental Economics and Ecological Economics: The

Contribution of Interdisciplinarity to Understanding, Influence and

Effectiveness. Environmental Conservation, 38(2): 140-150.

BPS. 2016. Kota Batu dalam Angka (Batu City in Figures) 2016. Badan Pusat

Statistik Kota Batu. Batu.

Damanik, J. & F. W. Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke

Aplikasi. Andi Publisher. Yogyakarta.

Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. 2009. Kota Batu

Diusulkan Berganti Menjadi Kota Wisata Batu. Diakses melalui

http://kominfo.jatimprov.go.id/ pada tanggal 23 Maret 2017.

Fauzi, A. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam

dan Lingkungan. IPB Press. Bogor.

Fitriani, Y. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengunjung

Agrowisata Taman Wisata Mekarsari dengan Menggunakan Metode

Kontingensi. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Freeman, A. M. 1993. The Measurement of Environmental and Resource Values:

Theory and Methods. Resources for the Future. Washington DC.

Hadi, S. 1991. Statistik dalam Basica II. Andi Offset. Yogyakarta.

Hasiani, F., E. Mulyani dan E. Yuniarti. 2013. Analisis Kesediaan Membayar

dalam Upaya Pengelolaan Objek Wisata Taman Alun Kapuas Pontianak,

Kalimantan Barat. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.

Herdiani, G. 2009. Analisis Willingness to Pay Masyarakat Terhadap Perbaikan

Lingkungan Perumahan (Kasus Perumahan Bukit Cimanggu City RW 10).

Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Intyaswono, S. dan E. Yulianto. 2016. Peran Strategi City Branding Kota Batu

Dalam Trend Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara.

Universitas Brawijaya. Malang.

Juanda, B. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press. Bogor.

Klein, L. R. 1962. An Introductions to Econometrics. Prentice Hall. New Jersey.

Page 66: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

53

Kuncoro, M. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Erlangga. Jakarta.

Laili, D. A. 2016. Strategi Perum Perhutani KPH Malang Dalam Mengembangkan

Objek Wisata Coban Talun Kota Batu. Skripsi. Universitas Negeri

Surabaya.

Majumdar, S., J. Deng, Y. Zhang, and C. Pierskalla. 2011. Using Contingent

Valuation to Estimate the Willingness of Tourists to Pay for Urban

Forests: A Study in Savannah, Georgia. Urban Forestry & Urban

Greening. 10 (2011): 275-280.

Nugroho, P. S. 2010. Valuasi Ekonomi Wisata Pantai Glagah dengan Pendekatan

Biaya Perjalanan (Travel Cost) di Desa Glagah Kecamatan Temon

Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Pearce, G. A. and S. Mourato. 2006. Cost-Benefit Analysis and the Environment:

Recent Development. OECD. Paris.

Qomariyah, S. 2005. Analisis Willingness to Pay dan Wilingness to Accept

Masyarakat terhadap Pengelolaan Sampah (Studi Kasus TPA Galuga,

Cibungbulang, Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian

Bogor.

Rachbini, D. dan R. Adi. 2004. Ekonomi Politik: Kebijakan dan Strategi

Pembangunan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta.

Reksohadiprodjo, S. dan B. Andreas. 2000. Ekonomi Lingkungan. BPFE.

Yogyyakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1989. Lingkungan, Sistem Alami, dan Pembangunan,

Petunjuk Penilaian Ekonomis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Ridha, M. J. 2008. Nilai Ekonomi Wisata Kawasan Situ Lengkong Panjalu

Kabupaten Ciamis dengan Metode Kontingensi. Skripsi. Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Santosa, P. 2007. Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga.

Penerbit Erlangga. Jakarta.

Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Stokes, J. 2006. How to Do Media and Cultural Studies. Bentang Pustaka.

Yogyakarta.

Suparmoko, M. & M. Ratnaningsih. 2000. Ekonomika Lingkungan. Badan

Penerbitan Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta.

Page 67: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP …repository.ub.ac.id/6739/1/HURIN NURHASANAH.pdf · bulan Mei hingga Juni 2017 dan berlokasi di Wisata Alam Coban Talun, Kecamatan

54

Susilowati, I. dan I. A. Salma. 2004. Analisis Permintaan Obyek Wisata Alam

Curug Sewu, Kabupaten Kendal dengan Pendekatan Travel Cost.

Dinamika Pembangunan, 1(2): 153-165.

Suwantoro, G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Andi Publisher. Yogyakarta.

Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata (Tour Planning). Kanisius. Yogyakarta.

Wahab, S. 1992. Manajemen Pariwisata. Pradnya Paramita. Jakarta.

Wang, P. W., J. B. Jia. 2012. Tourists’ Willingness to Pay for Biodiversity

Conservation and Environment Protection, Dalai Lake Protected Area:

Implications for Entrance Fee and Sustainable Management. Oean &

Coastal Management. 62 (2012): 24-33.