analisis titik panas (hotspot) pada kawasan ekosistem...

32
Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepis Periode tahun 2008 - 2018 Kelompok Advokasi Riau 2018

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

0

Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepis

Periode tahun 2008 - 2018

Kelompok Advokasi Riau 2018

Page 2: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya penyusunan Buku Analisis Data Titik Panas (Hotspof) dan Areal

Kebakaran Hutan dan Lahan tahun 2016.

Laporan Analisis Data Titik Panas (Hotspot) pada kawasan Ekosistem

Senepis tahun 2008 - 2018 ini menyajikan data dan informasi terkait identifikasi dan

analisis sebaran titik panas (hotspot) pada kawasan Ekosistem Senepis sehingga

dihasilkan data sebaran daerah rawan kebakaran hutan dan lahan.

Diharapkan laporan ini menjadi salah satu bahan pengambilan kebijakan

dalam upaya tindakan penanganan kebakaran lahan dan hutan. Selain itu juga dapat

digunakan untuk mengetahui areal yang terindikasi rawan kebakaran hutan dan

lahan yang berulang tiap tahun agar kejadian serupa tidak terjadi pada tahun-tahun

mendatang.

Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan

ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan.

Pekanbaru Oktober 2018

Page 3: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................v

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

Latar belakang ........................................................................................ 1

Maksud dan Tujuan ................................................................................ 3

Ruang Lingkup ........................................................................................ 3

METODOLOGI ...................................................................................................... 5

Persiapan................................................................................................ 5

Bahan dan Alat ....................................................................................... 5

Pelaksanaan ........................................................................................... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 7

Analisis Data Titik Panas Tahunan ......................................................... 8

Analisis Data Titik Panas Bulanan .......................................................... 9

Analisis Data Titik Panas Berdasarkan Wilayah Administrasi ................ 11

Analisis Data Titik Panas Berdasarkan Fungsi Kawasan ...................... 13

Analisis Data Titik Panas Berdasarkan Penutupan Lahan ..................... 15

Analisis Data Titik Panas Berdasarkan Lahan Gambut ......................... 17

KESIMPULAN ..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 21

LAMPIRAN ......................................................................................................... 22

Page 4: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Makna tingkat kepercayaan dalam informasi hotspot ........................... 7 Tabel 3.2 Sebaran data titik panas bulan tahun 2008 – 2018 (tingkat

kepercayaan ≥ 80%)............................................................................ 8 Tabel 3.3 Sebaran data titik panas tahun 2008 – 2018 pada wilayah administrasi

..........................................................................................................11 Tabel 3.4 Sebaran data titik panas tahun 2008 – 2018 berdasarkan Fungsi

Kawasan ...........................................................................................13 Tabel 3.5 Sebaran data titik panas tahun 2008 – 2018 berdasarkan Penutupan

Lahan 15 Tabel 3.6 Sebaran data titik panas tahun 2008 – 2018 berdasarkan Lahan

Gambut ............................................................................................... 17

Page 5: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik panas tahun 2008 – 2018 ........................ 8

Gambar 3.2 Grafik sebaran jumlah total bulanan titik panas tahun 2008 – 2018 ... 9

Gambar 3.3 Grafik sebaran jumlah total bulanan titik panas tahun 2008 – 2018 . 10

Gambar 3.4 Grafik sebaran jumlah titik panas Ekosistem Senepis tahun 2008 – 2018 pada wilayah administasi ............................................................ 12

Gambar 3.5 Grafik sebaran jumlah titik panas Ekosistem Senepis tahun 2008 – 2018 berdasarkan Fungsi Kawasan .................................................... 13

Gambar 3.6 Grafik sebaran jumlah titik panas Ekosistem Senepis tahun 2008 – 2018 berdasarkan Penutupan Lahan ................................................... 16

Gambar 3.7 Grafik sebaran jumlah titik panas Ekosistem Senepis tahun 2008 – 2018 berdasarkan Lahan Gambut ...................................................... 18

Page 6: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Sebaran Titik Panas Ekosistem Senepis Pada Wilayah Administrasi ......................................................................................... 23

Lampiran 2. Peta Sebaran Titik Panas Ekosistem Senepis Pada Fungsi Kawasan ............................................................................................. 24

Lampiran 3. Peta Sebaran Titik Panas Ekosistem Senepis Pada Fungsi Kawasan ............................................................................................. 25

Lampiran 4. Peta Sebaran Titik Panas Ekosistem Senepis Pada Lahan Gambut 26

Page 7: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kebakaran hutan dan lahan merupakan peristiwa yang dapat terjadi secara

alamiah ataupun dipicu oleh kegiatan manusia. Penggunaan api dalam upaya

pembukaan hutan dan lahan untuk Hutan Tanaman Industri (HTI), perkebunan,

pertanian, pembalakan liar dan lain-lain merupakan penyebab terjadinya

kebakaran hutan oleh manusia. Dan secara ilmiah kebakaran diperparah dengan

meningkatnya pemanasan global yang memberikan kondisi ideal untuk terjadinya

kebakaran hutan dan lahan.

Dalam kondisi alamiah, kebakaran hutan dan lahan gambut hampir

mustahil terjadi, apalagi di kawasan hutan hujan tropis yang lembap dan basah.

Namun kerusakan hutan dan lahan gambut yang demikian parah telah membuat

keseimbangan alamiah tersebut terganggu. Kawasan gambut menjadi kering dan

sangat rentan terhadap kebakaran. Pembuatan kanal-kanal dalam kawasan

gambut di area perkebunan kelapa sawit atau kebun kayu monokultur telah

membuat gambut menjadi kering dan mudah dimakan api saat musim kemarau

tiba.

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar

mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya

nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun

global, dan asapnya mengganggu kesehatan masyarakat serta mengganggu

transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara.

Kebakaran hutan terbesar pertama terjadi pada tahun 1982, sekitar 3,6 juta

hektar hutan di kalimantan timur atau setara dengan 56 kali luas negara singapura

hangus dan kerugian yang ditimbulkan ditaksir mencapai 9 miliar dollar AS.

Bencana terburuk yang melanda 25 propinsi kembali terulang pada tahun 1997,

kerugian material mencapai sekitar 4,4 juta dollar AS, antara lain meliputi

kawasan hutan seluas 630.000 hektar. Disisi lain , peristiwa ini mengganggu

kesehatan 20 juta penduduk, bahkan hampir mengganggu hubungan baik sesama

negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), karena pergerakan

kabut asap yang tidak mengenal batas wilayah negara.

Page 8: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

2

Mengingat dampak kebakaran hutan tersebut, maka upaya perlindungan

terhadap kawasan hutan sangatlah penting. Mengidentifikasi lebih awal kawasan

hutan dan lahan yang rawan terhadap kebakaran dengan didukung oleh sistem

informasi yang tepat menjadi hal penting dalam upaya pencegahan kebakaran

hutan dan lahan di Indonesia pada umumnya dan Lanskap Senepis pada

khususnya.

Sebagai langkah awal pengendalian kebakaran lahan gambut dilakukan

memakai dukungan teknologi yang mampu memberikan informasi yang cepat,

tepat dan akurat serta dapat melingkup areal yang luas. Penggunaan Sistem

Informasi Geografis (SIG) telah cukup mampu memberikan kemudahan bagi

stakeholder dalam memantau dan memperkirakan kejadian kebakaran yang telah

atau sedang terjadi maupun perkiraan kejadian kebakaran pada waktu mendatang

serta dapat mengetahui perubahan lingkungan yang terjadi akibat kebakaran

selama kurun waktu tertentu. Data hotspot (titik panas) dari citra MODIS dapat

dijadikan sebagai indikasi kebakaran hutan/lahan, baik kebakaran tajuk (Crown

fire), kebakaran permukaan (Surface fire) maupun kebakaran bawah (Ground

fire), (Ratna Sari dalam Achmad Siddik Thoha, 2008). SIG merupakan suatu alat

yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, dan output) data

spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di

permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis.

Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan atau saluran dan

sebagainya. (Edy Prahasta, 2004).

Pencegahan kebakaran hutan merupakan semua usaha, tindakan atau

kegiatan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan-

kemungkinan terjadinya kebakaran hutan. Salah satu kegiatan yang dilakukan

dalam pencegahan kebakaran hutan yaitu pembuatan peta rawan kebakaran.

Informasi mengenai daerah rawan kebakaran merupakan informasi yang sangat

penting dan diperlukan oleh fire manager dalam kegiatan pengendalian kebakaran

hutan dan lahan.

Menurut penelitian Solichin, dkk (2007) penyajian secara spasial akan lebih

membantu memberikan gambaran yang jelas dan akurat mengenai lokasi, jarak

serta aksesibilitas antara lokasi daerah rawan kebakaran dengan sumberdaya

pemadaman yang ada di lapangan. Oleh karena itu, analisis titik panas yang

luaran dapat menghasilkan peta daerah rawan kebakaran hutan dan lahan sangat

Page 9: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

3

diperlukan karena berperan penting dalam membantu fire manager mengambil

keputusan tersebut dan digunakan sebagai informasi peringatan dini untuk

mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan.

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh peta

sebaran titik panas (Hotspot) serta memetakan daerah rawan kebakaran hutan

dan lahan pada kawsan Ekosistem Senepis dalam upaya mendukung

terwujudnya strategi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan

lahan di kawasan Ekosistem Senepis khususnya.

Hasil yang dikelurakan dari kegiatan analisis titik panas ini adalah:

Data dan jumlah titik panas dari tahun 2008 – 2018 yang disajikan dalam

bentuk tabel data

Data sebaran dan Kerapatan titik panas bulanan tahun 2008 – 2018

Laporan Deskriptif hasil Analisa hotspot pada wilayah Lanskap Senepis

Peta Analisa Sebaran dan Kerapatan titik panas tahun 2008 – 2018

Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan analisis data titik panas ini meliputi:

Pengunduhan (download), pengumpulan dan pengolahan awal data

titik panas (hotspot)

Persiapan data dan peta tematik pendukung

Tumpang susun (overlay) antara data sebaran titik panas (hotspot)

dengan kawasan Ekosistem Senepis

Pengolahan dan analisis sebaran titik panas berdasarkan tahun dan

bulan sebaran tertinggi

Tumpang susun (overlay) antara data sebaran titik panas (hotspot)

dengan peta tematik pendukung seperti; batas administrasi, fungsi

kawasan, penutupan lahan, areal pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutan, sebaran gambut dan lain sebagianya

Page 10: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

4

Analisis spasial areal kebakaran hutan dan lahan dengan peta

tematik pendukung Penyajian data titik panas (hotspot) dan areal

kebakaran hutan dan lahan

Page 11: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

5

METODOLOGI

Persiapan

Kegiatan persiapan terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

Penyiapan dan pengecekan piranti lunak (software) dan piranti keras

(hardware)

Penyiapan dan pengecekan data titik panas (hotspot)

Penyiapan data acuan (referensi) dalam proses pengolahan dan analisis

data titik panas (hotspot), data titik panas dari satelit MODIS Liputan

Januari 2008 – Agustus 2018, data kawasan Ekosistem Senepis dan data

pendukung seperti; batas administrasi, fungsi kawasan, penutupan lahan,

areal pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, sebaran gambut dan

lain-lain

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada kegiatan analisis data titik panas (hotspot)

adalah sebagai berikut:

Data titik panas untuk area Ekosistem Senepis dari citra satelit MODIS

Terra dan Aqua yang bersumber dari https://earthdata.nasa.gov/earth-

observation-data/near-real-time/firms/active-fire-data

Data tematik berupa batas wilayah administrasi, fungsi kawasan,

penutupan lahan, areal pemanfaatan dan penggunaan Kawasan, sebaran

gambut dan lain-lain

Alat yang digunakan pada penyajian data titik panas (hotspot) dan areal

kebakaran hutan dan lahan adalah sebagai berikut:

Komputer memiliki spesifikasi prosesor intel(R) core(TM) i7 280GHZ, RAM

8 GB, Kapasitas penyimpanan 1 TB, memori VGA 1 GB yang mampu

menampilkan screen resolution 1920 x 1080 pixels.

Piranti lunak (software) Microsoft Word, Microsoft Excel, ArcGIS 10.5.1

Page 12: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

6

Pelaksanaan

Tahapan kegiatan analisis data titik panas (hotspot) di kawasan Ekosistem

Senepis:

1. Pengolahan Data Titik Panas (hotspot)

a. Pengunduhan (download) data titik panas (hotspot) dari

https://earthdata.nasa.gov/earth-observation-data/near-real-

time/firms/active-fire-data, Format data dapat diunduh dalam bentuk

shp

b. Melakukan proses tumpang susun (overlay) dan identity data titik panas

dengan Kawasan Ekosistem Senepis

c. Pengolahan dan analisis hasil tumpang susun (overlay) di software

Microsoft Excel;

d. Penyajian hasil perhitungan data dalam bentuk grafik, tabel dan layout

peta data titik panas

2. Analisis Data Titik Panas (hotspot) dan Areal Kebakaran Hutan dan Lahan

Analisis data titik panas di kawasan Ekosistem Senepis periode tahun 2008

- 2018 meliputi:

a. Sebaran data titik panas di Senepis tahun 2008 – 2018

b. Sebaran data titik panas bulanan tertinggi 2008 – 2018

c. Sebaran data titik panas 2008 – 2018 peta tematik pendukung

Page 13: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Titik panas (hotspot) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui

peluang terjadinya kebakaran di suatu wilayah. Titik panas adalah hasil deteksi

kebakaran hutan/lahan pada ukuran piksel tertentu yang kemungkinan terbakar

pada saat satelit melintas pada kondisi relatif bebas awan dengan menggunakan

algoritma tertentu (Giglio L. et al. 2003). Untuk itu perlu perlu terlebih dahulu

dilakukan analisa, pemantauan dan terkadang perlu dilakukan cek lapangan untuk

mengetahui apakah diperlukan tindakan penanggulangan dini khususnya pada

saat musim kemarau dimana penyebaran api akan sangat cepat. Walaupun tidak

selalu semakin banyak dan berulangnya titik panas area pada suatu wilayah

semakin banyak pula potensi kejadian kebakaran. Namun titik panas memang

dapat digunakan untuk identifikasi awal kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Selang kepercayaan atau confidence level menunjukkan tingkat

kepercayaan bahwa hotspot yang dipantau dari data satelit penginderaan jauh

merupakan benar-benar kejadian kebakaran yang sebenarnya di lapangan.

Semakin tinggi selang kepercayaan, maka semakin tinggi pula potensi bahwa

hotspot tersebut adalah benar-benar kebakaran lahan atau hutan yang terjadi

(LAPAN, 2016). Giglio (2015) dalam MODIS Active Fire Product User's Guide

membagi tiga kelas tingkat kepercayaan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Makna tingkat kepercayaan dalam informasi hotspot

Tingkat Kepercayaan (C) Kelas Tindakan

0% - 30% Rendah Perlu diperhatikan

30% - 80% Nominal Waspada

80% - 100% Tinggi Segera Penanggulangan

Analisis data titik panas (hotspot) ini menggunakan data dengan tingkat

kepercayaan ≥ 80%, hal tersebut dilakukan karena mengacu pada selang

kepercayaan tertinggi dalam pengkelasan titik panas.

Page 14: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

8

Analisis Data Titik Panas Tahunan

Berdasarkan hasil analisis data titik panas hasil rekaman satelit Aqua/Terra

MODIS tahun 2008 sampai dengan 2018 pada kawasan Ekosistem Senepis yang

disajikan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2 Sebaran data titik panas bulan tahun 2008 – 2018 (tingkat kepercayaan ≥ 80%)

Tahun Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah

2008 2 16 0 0 0 1 0 14 0 0 0 0 33

2009 8 29 1 6 20 38 6 2 7 6 0 123

2010 0 8 5 1 1 2 6 17 100 9 0 149

2011 0 6 0 0 13 24 18 65 0 2 0 0 128

2012 7 6 0 2 5 31 11 75 0 0 0 0 137

2013 0 13 0 2 3 572 21 49 3 1 0 0 664

2014 0 229 393 2 0 103 137 12 0 0 0 0 876

2015 0 1 3 2 0 35 79 2 0 0 0 0 122

2016 0 0 0 7 0 2 3 37 0 0 0 0 49

2017 0 21 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 25

2018 0 0 3 11 0 0 23 48 0 0 0 0 85

Total 17 329 404 30 28 790 330 314 22 112 15 0 2391 Sumber: https://earthdata.nasa.gov

Dapat dilihat pada Tabel 3.2, jumlah titik panas dengan tingkat

kepercayaan ≥ 80% periode 2008 – 2018 berjumlah 2.391 titik. Dengan jumlah

tertinggi terdapat di tahun 2014 (2.391 titik), kemudian disusul tahun 2013 (664

titik), dan tahun 2010 (149 titik).

Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik panas tahun 2008 – 2018

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jum

lah

Ho

tsp

ot

Tahun

Page 15: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

9

Gambar 3.1 menunjukkan kenaikan data titik panas yang dimulai pada

tahun 2011, mencapai puncak di tahun 2014, dan kemudian menurun drastis

pada tahun 2015 dan terus menurun hingga tahun 2017, namun sedikit meningkat

pada rentang dari tahun 2017 ke tahun 2018.

Analisis Data Titik Panas Bulanan

Pada Tabel 3.2 menunjukkan data bulanan hotspot pertahun dapat dilihat

bahwa bulan dengan jumlah titik panas tertinggi terdapat pada bulan Juni tahun

2013 (572 titik).

Gambar 3.2 Grafik sebaran jumlah total bulanan titik panas tahun 2008 – 2018

Dari gambar 3.2 Grafik sebaran data jumlah total bulanan titik panas

pertahun 2008 – 2018 menunjukkan bahwa dari data total jumlah hotspot bulanan

pertahun data titik panas tertinggi juga terdapat pada bulan Juni.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jum

lah

Ho

tsp

ot

Bulan

Page 16: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

10

Gambar 3.3 Grafik sebaran jumlah total bulanan titik panas tahun 2008 – 2018

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jum

lah

Ho

tsp

ot

Bulan

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Page 17: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

11

Berdasarkan gambar 3.3 menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2008 –

2018

puncak jumlah tertinggi terdapat pada bulan Juni kemudian Maret dan Juli.

Walaupun jumlah titik panas yang cukup tinggi pada bulan-bulan tersebut akan

tetapi tidak terjadi di sepanjang tahun 2008 – 2018. Pada grafik juga dapat dilihat

bahwa kejadian keberdaan hotspot yang selalu hadir berulang hampir

disepanjang tahun 2008 – 2018 terjadi pada bulan Februari, Juni, Juli dan

Agustus. Fenomena kemunculan titik panas yang berulang pada bulan yang sama

dan selang waktu yang berdekatan dapat terlihat pada grafik terjadi pada bulan

Juni, juli dan Agustus, hal ini kemungkinan mengindikasikan bahwa pada bulan-

bulan tersebut merupakan bulan-bulan yang rawan terjadinya kebakaran.

Analisis Data Titik Panas Berdasarkan Wilayah Administrasi

Ekosistem Senepis merupakan salah satu dari 5 hamparan blok lahan

gambut area kerja Yayasan Belantara yang ada di Propinsi Riau. Secara

Administratif berada dalam dua wilayah tingkat dua yakni Kota Dumai dan

Kabupaten Rokan Hilir dengan luasan mencapai 322.966 Ha. Ekosistem Senepis

diapit oleh dua ekosistem perairan dimana pada bagian Barat terdapat perairan

Sungai Rokan yang merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Riau, sementara

disi timur membentang peraiaran Selat Malaka.

Tabel 3.3 Sebaran data titik panas tahun 2008 – 2018 pada wilayah administrasi

Tahun Kabupaten/Kota

Jumlah Rokan Hilir Dumai

2008 8 25 33

2009 82 41 123

2010 97 52 149

2011 61 67 128

2012 96 41 137

2013 452 212 664

2014 292 584 876

2015 74 48 122

2016 16 33 49

2017 24 1 25

2018 45 40 85

Total 1247 1144 2391 Sumber: Peta administrasi kabupaten draft RTRWP Riau 2016

Page 18: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

12

Dapat dilihat pada tabel 3.3, jumlah sebaran titik panas tertinggi pada

kawasan Ekosistem Senepis yang terdapat di wilayah administrasi Kabupaten

Rokan Hilir 1.247 titik sedangkan Kota Dumai 1.144 titik. Di kabupaten Rokan Hilir

jumlah hotspot tertinggi terdapat ditahun 2013 (452 titik) sementara jumlah titik

panas tertinggi di Kota Dumai terdapat ditahun 2014 dengan jumlah titik lebih

tinggi dibanding Kabupaten Rokan Hilir (584 titik). Selisih jumlah titik pada dua

wilayah administrasi tersebut tidak berbeda jauh (103 titik) dengan jumlah titik

yang bervariasi di setiap tahunnya. Dengan demikian, secara umum kawasan

Ekosistem Senepis yang berada dua wilayah administrasdari ini terindikasi

memiliki potensi kebakaran hutan dan lahan yang relatif sama.

Gambar 3.4 Grafik sebaran jumlah titik panas Ekosistem Senepis tahun 2008 – 2018 pada wilayah administasi

Pada gambar 3.4, grafik menunjukkan fluktuasi jumlah titik panas di wilayah

adminstrasi Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai tidak jauh berbeda periode

2008 – 2018. Peningkatan drastis jumlah titik panas di Kabupaten Rokan Hilir

terjadi di tahun 2012 ke tahun 2013, kemudian turun bertahap ditahun 2014 dan

2015. Sedangkan di Kota Dumai peningkatan bertahap ditahun 2012 ke tahun

2013 dan terus naik di tahun 2014, kemudian menurun drastis ditahun 2015.

0

100

200

300

400

500

600

700

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jum

lah

Ho

tsp

ot

Tahun

Dumai

Rokan Hilir

Page 19: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

13

Analisis Data Titik Panas Berdasarkan Fungsi Kawasan

Tabel 3.4 Sebaran data titik panas tahun 2008 – 2018 berdasarkan Fungsi Kawasan

Tahun Fungsi Kawasan

Jumlah KSA HL HPT HP HPK APL

2008 0 0 0 25 1 7 33

2009 0 0 0 57 21 45 123

2010 0 0 0 92 10 47 149

2011 0 0 4 98 8 18 128

2012 0 0 1 84 12 40 137

2013 0 0 2 382 88 192 664

2014 0 0 15 706 61 94 876

2015 0 0 1 63 0 58 122

2016 0 0 0 35 4 10 49

2017 0 0 0 10 0 15 25

2018 0 0 10 53 5 17 85

Total 0 0 33 1605 210 543 2391 Sumber: Peta Fungsi Kawasan KLHK No. 903

Dapat dilihat pada Tabel 3.4, sebaran jumlah titik panas berdasarkan

Fungsi Kawasan SK KLHK No. 903, jumlah titik panas tertinggi periode 2008 –

20018 terdapat di kawasan dengan fungsi Hutan Produksi (HP) dengan jumlah

1.605 titik, selanjutnya Area Peruntukan Lainnya (APL) dengan 543 titik dan

Hutan Produksi Konversi (HPK) 210 titik.

Gambar 3.5 Grafik sebaran jumlah titik panas Ekosistem Senepis tahun 2008 – 2018 berdasarkan Fungsi Kawasan

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jum

lah

Ho

tsp

ot

Tahun

KSA

HL

HPT

HP

HPK

APL

Page 20: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

14

Jika dilihat dari grafik pada Gambar 3.5 terjadi peningkatan jumlah tittik

panas pada kawasan HP dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan terus meningkat

pada puncaknya ditahun 2014. Berdasarkan tabel 3.4 dan gambar 3.5 dapat

diindikasikan bahwa bahwa kawasn dengan Fungsi Hutan Produksi (HP)

merupakan kawasan yang rentan terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Page 21: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

15

Analisis Data Titik Panas Berdasarkan Penutupan Lahan

Tabel 3.5 Sebaran data titik panas tahun 2008 – 2018 berdasarkan Penutupan Lahan

Tahun Belukar Rawa

Hutan Mangrove Sekunder

Hutan Rawa

Sekunder

Hutan Tanaman

Perkebunan Pertambangan

Pertanian Lahan Kering

Campur

Sawah Semak/Belukar Tanah

Terbuka/kosong Jumlah

2008 2 0 0 0 0 0 2 0 29 33

2009 5 0 4 2 10 3 7 0 92 123

2010 11 0 6 2 25 0 1 3 101 149

2011 9 1 5 20 2 0 3 2 86 128

2012 10 0 8 0 5 0 1 113 137

2013 32 0 54 7 42 2 18 0 509 664

2014 150 0 164 29 48 1 33 1 12 438 876

2015 27 0 20 1 1 0 2 0 71 122

2016 13 0 0 0 0 0 2 0 34 49

2017 0 0 5 0 0 0 0 0 0 20 25

2018 15 0 30 0 0 0 2 0 38 85

Total 274 1 296 61 133 6 71 1 17 1531 2391 Sumber: Peta penutupan lahan KLHK 2014

Page 22: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

16

Berdasarkan dari hasil analisis dengan Penutupan Lahan pada tabel 3.5

menunjukkan hasil bahwa jumlah titik panas tertinggi terdapat pada area dengan

Penutupan Lahan Tanah terbuka/kosong dengan jumlah titik 1.531 titik,

sedangkan tahun dengan jumlah jumlah titik panas tertinggi terdapat ditahun 2014

(876 titik)

Gambar 3.6 Grafik sebaran jumlah titik panas Ekosistem Senepis tahun 2008 – 2018 berdasarkan Penutupan Lahan

Pada gambar 3.6, secara umum fluktuasi jumlah titik panas periode 2008 –

2018 pada tahun 2012 hingga 2015 terlihat sangat mencolok. Pada penutupan

lahan Tanah Terbuka/kosong diepanjang hampir disepanjang tahun periode 2008

hingga 2018 memiliki jumlah yang lebih tinggi dari pada penutupan lahan yang

lain, dengan demikian dapat diindikasikan bahwa area dengan penutupan lahan

Tanah Kosong/Terbuka merupakan penutupan lahan dengan potensi kejadian

kebakaran yang cukup tinggi.

0

100

200

300

400

500

600

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jum

lah

Ho

tsp

ot

Tahun

Belukar Rawa

Hutan MangroveSekunderHutan Rawa Sekunder

Hutan Tanaman

Perkebunan

Pertambangan

Pertanian Lahan KeringCampurSawah

Semak/Belukar

Tanah Terbuka/kosong

Page 23: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

17

Analisis Data Titik Panas Berdasarkan Lahan Gambut

Tabel 3.6 Sebaran data titik panas tahun 2008 – 2018 berdasarkan Lahan Gambut

Tahun Kedalaman (Cm)

Jumlah > 400 200 - 400 100 - 200 50 - 100

2008 15 6 4 7 32

2009 90 17 10 4 121

2010 96 14 30 6 146

2011 91 7 24 5 127

2012 116 3 6 11 136

2013 502 52 69 31 654

2014 598 77 147 51 873

2015 96 7 17 2 122

2016 21 18 1 5 45

2017 24 0 1 0 25

2018 73 3 7 0 83

Total 1722 204 316 122 2364 Sumber: Peta sebaran kedalaman gambut Wetlands 2003

Analisis areal kebakaran hutan dan lahan di lahan gambut pada tabel 3.6

dapat dilihat bahwa dari 2.364 total jumlah hotspot pada lahan gambut, 1.722 titik

panas berada pada laahn gambtu dengan kelas kedalaman >400 Cm. Jumlah

tersebut merpuakan jumlah hotspot tertinggi dari 3 kelas kedalaman gambut

lainnya. Jika dilihat berdasarkan jumlah hotspot tertinggi yang terjadi pada periode

2008 – 2018, tahun 2014 adalah tahun dengan jumlah hotspot tertinggi dengan

jumlah total titik panas sebanyak 873 titik, 598 titik diantaranya berada di kelas

kedalaman gambut >400 Cm.

Page 24: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

18

Gambar 3.7 Grafik sebaran jumlah titik panas Ekosistem Senepis tahun 2008 – 2018 berdasarkan Lahan Gambut

Berdasarkan gambar 3.7 dapat dilihat pola fluktuasi jumlah titik panas pada

setiap kelas kedalaman lahan gambut terjadi pada rentang tahun 2012 hingga

2015, dimana gejolak yang paling terlihat pada kelas gambut dengan kedalaman

>400 Cm. Dari data titik panas pada tabel 3.6 dan gambar 3.7 dapat diindikasikan

bahwa riwayat kebakaran hutan dan lahan periode 2008 – 2018 cenderung terjadi

pada lahan gambut dengang kelas kedalam >400 Cm.

Pada kondisi alami gambut memiliki kemampuan menyimpan air dan

melepasnya kembali secara perlahan-lahan ke sungai atau laut. Pada musim

kemarau kandungan air yang ada di bawah permukaan gambut akan terlepas

secara perlahan namun dengan debit air yang masih cukup besar sehingga bila

musim hujan tiba kawasan hutan rawa gambut akan terendam/banjir kembali.

Dengan kondisi alami, lahan gambut bukanlah tipe lahan yang mudah terbakar

mengingat sifat alami gambut yang seperti spon mampu menyimpan air.

Namun dari hasil analisis titik panas menunjukkan fenomena yang tidaka

alami terjadi pada lahan gambut. Ini diduga bahwa kondisi lahan gambut pada

kawasan gambut sudah mengalami penurunan kualitas kealamiannya sehingga

menyebabkan intensitas dan sebaran titik panas yang tinggi pada lahan gambut

kawasan Ekosistem Senepis.

0

100

200

300

400

500

600

700

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jum

lah

Ho

tsp

ot

Tahun

> 400

200 - 400

100 - 200

50 - 100

Page 25: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

19

KESIMPULAN

Berdasarkan data titik panas tahunan jumlah titik panas tertinggi periode

2008 – 2018 terdapat pada tahun 2014 dengan jumlah titik sebanyak 2.391

titik

Berdasarkan data titik panas bulanan, jumlah total titik panas tertinggi

terdapat di bulan-bulan kering yaitu bulan Juni dengan jumlah titik

sebanyak 790 titik

Berdasarkan data titik panas pada wialyah administrasi, jumlah titik panas

tertinggi terdapat di wilayah adminitrasi kabupaten Rokan Hilir (1.247)

Berdasarkan data titik panas pada kawasan hutan, jumlah titik panas

tertinggi terdapat pada kawasan dengan fungsi Hutan Produksi (HP)

dengan jumlah titik panas 1.605

Berdasarkan pada kelas penutupan lahan, penutupan lahan dengan kelas

penutupan Tanah Kosong/terbuka merupakan kelas penutupan lahan

dengan jumlah titik panas tertinggi (1.531)

Berdasarkan data sebaran lahan gambut pada kawsan Ekosistem Senepis,

jumlah titik panas tertinggi terdapat pada lahan gambut dengan kelas

kedalaman >400 Cm dengan jumlah titik panas sebanyak 1.722 titik

Berdasarkan data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa riwayat jumlah

tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan bulan dengan jumlah tertinggi terjadi

pada bulan Juni, ini menunjukkan bahwa bulan Juni bisa dikatakan bulan yang

paling rentan terhadap jumlah hotspot yang tinggi artinya rentan terhadap

kebakaran. Pada data Fungsi Kawasan, kawasan dengan fungsi Hutan Produksi

adalah kawasan yang perlu menjadi perhatian karena data titik paans periode

2008 – 2018 menunjukkan pada kawasan ini terdapat jumlah hotspot paling tinggi

dibanding kawasan lainnya. Sedangkan pada kelas penutupan lahan

menunjukkan bahwa lahan dengan kelas penuutpan Tanah Kosong/terbukan

adalah kelas penutupan lahan yang paling rentan terhadap kebakaran karena

data menunjukkan bahwa kelas Tanah Kosong/terbuka paling rentan terhadap

jumlah hotspot yang tinggi. Sementara itu data titik panas pada lahan gambut

menunjukkan bahwa lahan gambut pada kelas kedalaman >400 Cm memiliki

Page 26: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

20

riwayat jumlah hotspot paling tinggi, sehingga menjadikan lahan gambut pada

kelas ini adalah kelas lahan gambut yang paling rentan mengalami kebakaran.

Page 27: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

21

DAFTAR PUSTAKA

Endrawati, 2016. Analisis Data Titik Panas (Hotspot) dan Areal Kebakaran Hutan dan Lahan tahun 2016. Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2016

Feriadi, Andri, Widyarto Setyawan. 2012. Deteksi Lokasi Titik Api Pada

Kebakaran Hutan Menggunakan Colour Image Prosessing. Seminar Nasional Informatika 2012 (semnasIF 2012) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 30 Juni 2012

Hanna Aditya Januarisky. 2012. POLA Sebaran Titik Panas (Hotspot) Dan

Keterkaitannya Dengan Perubahan Penggunaan Lahan (Studi Kasus : Provinsi Kalimantan Barat). Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Setya Candra Heryalianto. 2006. Studi Tentang Sebaran Titik Panas

(Hotspot) Sebagai Penduga Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2003 Dan Tahun 2004. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Fonny Rianawati, Mufidah Asyári, Fatriani dan Asysyifa. 2016. Pemetaan

Daerah Rawan Kebakaran Pada Lahan Basah dikecamatan Gambut Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Seminar Nasional dan Gelar Produk 2016.

Giatika Chrisnawati. 2007. Analisa Sebaran Titik Panas dan Suhu

Permukaan Daratan Sebagai Penduga Terjadinya Kebakaran HutanMenggunakan Sensor Satelit NOOA/AVHRR dan Eos Aqua-Terra/Modis. Tugas Akhir, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Muhammad Ikhwan. 2016. Pemetaan Daerah Rawan Kebakaran Hutan

dan Lahan Di Kabupaten Rokan Hilir. Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol.11, No.1

Solichin, dkk. Sistem Informasi Manual Pemetaan Daerah Rawan

Kebakaran. Buku manual. Sout Sumatera Forets Management Project.

Page 28: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

22

LAMPIRAN

Page 29: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

23

Lampiran 1. Peta Sebaran Titik Panas Ekosistem Senepis Pada Wilayah

Administrasi

Page 30: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

24

Lampiran 2. Peta Sebaran Titik Panas Ekosistem Senepis Pada Fungsi

Kawasan

Page 31: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

25

Lampiran 3. Peta Sebaran Titik Panas Ekosistem Senepis Pada Fungsi

Kawasan

Page 32: Analisis Titik Panas (Hotspot) Pada Kawasan Ekosistem Senepissimerbela.com/images/mov_dok/1570674983-analisis hotspot... · 2019. 10. 10. · Gambar 3.1 Grafik sebaran jumlah titik

26

Lampiran 4. Peta Sebaran Titik Panas Ekosistem Senepis Pada Lahan

Gambut