analisis tingkat stres kerja staf sales ...spg biasanya ditempatkan di toko-toko, swalayan, atau...

93
i ANALISIS TINGKAT STRES KERJA STAF SALES PROMOTION GIRL (SPG) PRODUK KOSMETIK DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1) Program Studi Manajemen Disusun Oleh : C. Neni Ike Wulandari NIM : 002214134 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    ANALISIS TINGKAT STRES KERJA STAF SALES PROMOTION GIRL

    (SPG) PRODUK KOSMETIK DI KOTA YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1)

    Program Studi Manajemen

    Disusun Oleh :

    C. Neni Ike Wulandari

    NIM : 002214134

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2007

  • ii

  • v

    PERSEMBAHAN “ Terpujilah TUHAN ALLAH semesta raya, IA menjadikan

    segalanya tepat dan indah pada waktunya…………………”

    Jesus Christus, Allah Bapa yang hidup. Thank u for guiding me in every step of

    the way, for giving me blessing N unconditional love. I thank U coz I know

    You are there N You’ll always be there for me. Semua yang

    terjadi dalam hidupku, kuserahkan pada –

    Mu. Thank u for PLANNING MY LIFE. YOU ARE THE BEST

    Karya kecilku ini kupersembahkan untuk :

    Jess Christus Yang Maha Kuasa

    Papa R. Y. KARYOTO & Mama F. ETI SUSIATI tersayang,

    terimakasih untuk semua kasih sayang, doa, support dan kesabarannya

    selama ini. Love U ALL…….

    Mbak – mbak ku “ LOLA, POPI, RURI”& Suami – suami mbk ku

    terimakasi atas kasih dan suportnya serta doanya

    Untuk keponakan – keponakanku “ PINKAN, MARCEL, ANDIKA “

    yang selalu bikin Bunda kangen. Bunda sayang kalian

    Buat SAYANG – KU “YULI & NOVI “ makasi ya untuk kasih sayAng

    dan semangatnya sampai skripsi ini selesai

    SOBAT –SOBAT KU yang menyayangi aku dan aku sayangi

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah Bapa di Surga atas segala kasih dan anugerah

    yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    dengan judul “ Analisis Tingkat Stres pada Sales Promotion Girl ( SPG )

    Produk Kosmetik di Kota Yogyakarta “

    Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah

    satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi

    Universitas Sanata Dharma.

    Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas

    bantuan dan dorongan dari semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian

    skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS, selaku Dekan Fakultas Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta

    2. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE. MBA, selaku Dosen Pembimbing Satu

    yang telah sabar dan banyak memberikan pengarahan dan masukannya

    sehingga skripsi ini dapat selesai

    3. Bapak Drs. V. Supriyanto, SU, selaku Dosen Pembimbing Dua yang telah

    sabar dan banyak memberikan pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini

    dapat selesai

    4. Bapak Drs. Th. Sutadi, MBA, selaku Dosen Tamu Penguji

    5. Papa & Mama tersayang. Doain dhek dapat kerja ya……….. dan sukses.

    Muach………..

    6. Mbk2ku dan suami msg2. Heeeeeheee. Makaciiiiiiiii

    7. Keponakan – keponakanku yang selal bikin aku kangen untuk pulang.

    Muach……….

    8. Sayang – ku ……. Love u………. cepat selesaikan kuliahnya n cari kerja

    Occcccccc

    9. Temen – temen dekatku Tante, Cebong, Keke, B’ Bayu, B’ Insan, Oka,

    BRANDALZ N T’GENK…. Ayo………. “Bilyard, DUGEM, N Kali

  • vii

    Code”…. Tapi jangan lupa selesaikan tanggung jawab masing – masing

    ya….

    10. Teman – temanku di Padang, Lesuik, Ola, Ipeh, Kucai, Boy, Riki (Cha).

    Aqu….kangen!!!!!!!!!!!!!

    11. Cah – cah Pondok MELATI yang ruame tenan, Tante, Cebong, Keke, Bekti,

    Olong, Jenong, Cheril, Sherly, Pink, Grace, Mbk Yuni, Pidelz, Mince,

    Swett, Ka2k, Omzq, Oliv N buanyak lagi…….. Jangan lupa tetap kompak

    ya walaupun ribut2 kecil…..

    12. Temen – temen kampusku “ Eno, Phe Bhe, Rusman, Yos, n yang blm

    selesai “. Cepetan kelarin……….

    13. Anak – anak HOLDEN “ Decky, Ipang, Berta, Yo2k, Alid, Om Joko n

    Lainnya”. JANGAN MABOK TEYUZZZZ YA…….

    Penulis menyadari bahwa hasil karya penulis ini jauh dari sempurna, oleh

    karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya

    penulis berharap semoga hasil karya penulis ini dapat bermanfaat bagi para

    pembaca.

    Yogyakarta, September 2007

    Penulis

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman Judul ……………………………………………………… i

    Halaman Persetujuan Pembimbing ……………………………….... ii

    Halaman Pengesahan Skripsi ………………………………………. iii

    Halaman Pernyataan ……………………………………………….. iv

    Persembahan ……………………………………………………….. v

    Kata Pengantar ……………………………………………………… vi

    Daftar Isi ………………………………………………………….... viii

    Intisari …………………………………………………………….... x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ……………………………………….. 1

    B. Rumusan Masalah ………………………………….... 4

    C. Batasan Masalah …………………………………....... 4

    D. Tujuan Penelitian …………………………………….. 6

    E. Manfaat Penelitian ………………………………….... 6

    F. Sistematika Penulisan ………………………………... 7

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Stres Kerja ……………………………….. 8

    B. Penyebab – penyebab Stres kerja ……………………. 10

    C. Akibat – akibat Stres Kerja …………………………... 19

    D. Pengaruh Faktor – faktor Penyebab Stres Terhadap Tingkat Stres

    ………………………………………………………... 20

    E. Kerangka Penelitian ………………………………….. 23

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ……………………………………….. 25

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………… 25

    C. Poplasi dan Sampel ……………………………………. 25

    D. Karakteristik Responden ……………………………… 26

  • ix

    E. Metode Pengumpulan Data ……………………………….. 27

    F. Metode Pengujian Instrumen ……………………………. 29

    G. Metode Analisis Data ………………………………….. 31

    BAB IV ANALISIS DATA

    A. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………….... 35

    B. Profil Responden …………………………………….. 38

    C. Pengelompokan dan Penamaan Faktor ………………. 41

    D. Analisis Penilaian SPG Terhadap Faktor – Faktor Penyebab Stres

    dan Tingkat Stres …………………………………….. 44

    E. Analisis Pengaruh Faktor – faktor Penyebab Stres Terhadap Tingkat

    Stres ………………………………………………….. 50

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan …………………………………………... 53

    B. Saran …………………………………………………. 53

    Daftar Pustaka …………………………………………………….... 56

    Lampiran – lampiran ……………………………………………….. 57

  • x

    ANALISIS TINGKAT STRES STAF SALES PROMOTION GIRL (SPG) PRODUK KOSMETIK DI KOTA YOGYAKARTA

    Disusun Oleh :

    Nama : C. Neni Ike Wulandari NIM : 002214134

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres yang dirasakan oleh Sales Promotion Girl (SPG) produk kosmetik di tempat kerja. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Proporsional Sampling. Sampel penelitian ini sebanyak 30 orang responden di Kota Yogyakarta. Analisis data menggunakan analisis faktor dan analisis regresi linier berganda. Dalam penelitian ini penulis memilih enam (6) faktor yang menjadi penyebab stres, yaitu factor beban kerja, tuntutan peran, peraturan kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja , dan faktor konsumen yang menyulitkan. Analisis mean arithmatic Menunjukkan bahwa penilaian karyawan terhadap faktor-faktor penyebab stres adalah cukup (2,34 sampai dengan 3,66), kecuali faktor tuntutan peran yang termasuk kategori rendah yaitu 1,33 sampai dengan 2,33. Uji F menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab stres secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat stres SPG produk kosmetik. Kata kunci : Sales Promotion Girl (SPG), stres dan kosmetik

  • xi

    ABSTRACT

    This research was conducted to know stress level of Sales Promotion Girl

    (SPG) of cosmetics products in their work place. Research samples unit was

    collected with proportional sampling method. There were 30 samples used in this

    study in Yogyakarta. Data were analyzed with factors analyses and multiple

    regression analyses.

    In this research, researcher identified 6 factors which caused stress. They

    factor’s were work load, demand role, work regulation, leadership, work

    environment and complicated customer factor. Results from mean arithmetic

    analyses showed that employee assessment on factors affecting stress was

    moderate category (2,34 – 3,66) except demand role factors which included low

    category (1,33 – 2,33). F test showed that 6 factors identified previously

    significantly influenced SPG’s level stress rate simultaneously.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Masalah umum yang sangat sensitif bagi karyawan adalah stres dan

    perubahan. Perubahan yang sangat luar biasa dibutuhkan kemampuan untuk

    merespon perubahan tersebut dengan lebih cepat sehingga mengakibatkan

    stres atau tekanan pada karyawan. Pimpinan manajemen di banyak perusahaan

    karena dorongan hutang atau ketidakefisienan berusaha mengubah susunan

    perusahaan menjadi lebih fleksibel. Secara individu karyawan terlibat dalam

    perubahan ini dan harus membiasakan diri dengan perubahan tersebut. Tetapi

    sangat sedikit perusahaan yang membekali karyawannya dengan keahlian,

    strategi dan sumber daya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tesebut.

    Sales Promotion Girl (SPG) merupakan salah satu tenaga penjualan

    perusahaan yang lebih difokuskan pada kegiatan promosi langsung kepada

    konsumen. SPG biasanya ditempatkan di toko-toko, swalayan, atau

    supermarket, mereka memberikan penjelasan yang lebih rinci kepada

    konsumen atas produk yang mereka jual. SPG terlibat dalam hubungan yang

    lebih kompleks dan penting yaitu dengan elemen dalam perusahaan dan

    dengan konsumen. SPG memiliki peranan komunikasi yang penting dalam

    menjembatani produk suatu perusahaan dengan konsumen. Mereka juga harus

    mampu untuk membangun motivasi dan kepercayaan diri meskipun dalam

    keadaan tertekan. Mereka harus bekerja berdekatan dengan bagian lain dalam

  • 2

    perusahaan, terkadang dibawah kondisi yang sangat tertekan, dan setelah jam

    kerja mereka pulang kerumah menjalankan peran mereka yang lain.

    Scherer dan Brodzinski mendefinisikan stress sebagai interaksi antara

    individu dan lingkungannya yang disebabkan karena perubahan fisik maupun

    psikologi akibat dari deviasi dari keadaan normal (Davisson, 1994). Stres

    dapat terjadi karena faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal seperti

    tingkat penerangan yang rendah atau ventilasi yang kurang, sedangkan faktor

    internal seperti sikap individu dan kepribadian. Matteson dan Ivancevich

    (1982) memandang stres sebagai respon terhadap kondisi yang menekan

    dalam lingkungan kita.

    Karakteristik pekerjaan menyebabkan stres kerja memiliki banyak

    variasi dan dimensi. Dengan mempertimbangkan adanya pengaruh potensial

    dari perubahan-perubahan organisasi dan struktur organisasi ada beberapa

    tekanan-tekanan pekerjaan yang lebih umum dialami, yaitu: konflik peran,

    ambiguitas peran, beban kerja yang berlebihan, tekanan waktu, dan kurangnya

    dukungan sosial.

    Tekanan peran dalam terjadi bila dua aspek pekerjaan tidak sesuai satu

    sama lain, yaitu ketika kombinasi pengharapan seseorang dan permintaan

    yang menjadi tuntutan organisasi menghasilkan tekanan. Karyawan yang

    mengalami konflik peran yang tinggi menyatakan tegangan lebih besar pada

    pekerjaan, kepuasan kerja lebih rendah, konflik pribadi, dan citra pribadi yang

    buruk.

  • 3

    Beban kerja yang berlebihan adalah tekanan yang membuat seseoarang

    merasa tidak sabar, tergesa-gesa, dan perasaan bahwa ia tidak melakukan

    apapun atau dia harus menyelesaikan semua pekerjaan hanya dalam sehari.

    Kelebihan kerja kuantitatifketika seorang individu tidak memiliki cukup

    waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Sedangkan kelebihan

    kerja kualitatif adalah munculnya perasaan tidak mampu untuk menyelesaikan

    semua pekerjaan tanpa melihat waktu yang tersedia.

    Dukungan sosial yang buruk dapat menjadi salah satu tekanan.

    Dukungan sosial dapat meminimalisasi dampak stres yang mereka alami.

    Kuantitas dan kualitas hubungan sosial mereka dengan pasangan, teman,

    pekerja lain, supervisor memiliki pengaruh penting terhadap stres yang

    mereka alami. Usaha untuk meningkatkan dukungan sosial pada saat bekerja

    akan membuat terciptanya mekanisme yang efektif untuk megurangi stres

    pekerjaan, meningkatnya kesehatan dan mendorong orang untuk melawan

    efek dari stres tersebut.

    Stres dapat muncul pada saat para SPG melakukan kontak dengan

    konsumen dan kemudian terjadi salah paham, perang mulut, atau perdebatan.

    Berhubungan dengan konsumen yang menyusahkan merupakan bagian yang

    tak terpisahkan dari pekerjaannya sebagai SPG. Mendengar ucapan orang lain

    menghadapi konsumen . Mendengar ucapan orang lain menghadapi konsumen

    yang sulit dapat membantu SPG untuk mengontrol emosi mereka ketika

    menghadapi situasi yang sama dan memberi mereka pembendaharaan kata

    yang dapat dipakai untuk menenangkan konsumen.

  • 4

    Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang muncul

    adalah seberapa jauh tingkat stres yang dialami SPG produk kosmetik dan

    pengaruh faktor-faktor penyebab stres terhadap tingkat stres SPG produk

    kosmetik, sehingga peneliti mengambil judul :

    “ANALISIS TINGKAT STRES KERJA STAF SALESS

    PROMOTION GIRL (SPG) PRODUK KOSMETIK DI KOTA

    YOGYAKARTA”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,

    permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Seberapa tinggi tingkat stres yang dirasakan Staf Saless Promotion Girl

    (SPG) produk kosmetik di tempat kerja?

    2. Bagaimana penilaian Staf Saless Promotion Girl (SPG) produk kosmetik

    terhadap faktor – faktor penyebab stres di tempat kerja?

    C. Batasan Masalah

    Agar penelitian ini lebih terfokus, maka penelitian ini dibatasi pada hal-

    hal berikut :

    1. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses

    berfikir dan kondisi seseorang (Handoko, 2000).

    2. Banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab stres. Tetapi pada penelitian

    ini di fokuskan pada 6 faktor yang menjadi penyebab stres, seperti di

    bawah ini :

  • 5

    a. Perilaku kepemimpinan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk

    mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu

    (Gitosudarmo, 2000).

    b. Tuntutan peran, tuntutan peran adalah di mana seseorang harus

    memiliki cukup informasi tentang uraian tugas mereka dan harus

    memenuhi kriteria dari pekerjaan tersebut, misalnya penampilan

    (Gignac, 1997).

    c. Konsumen yang menyulitkan, stres dapat muncul saat karyawan

    melakukan kontak dengan konsumen, dikarenakan salah paham,

    pertentangan dan permusuhan (Gignac, 1997).

    d. Lingkungan fisik tempat kerja, faktor lingkungan seperti tata ruang

    yang tidak nyaman dapat membuat stres karyawan (Gignac, 1997).

    e. Kebijaksanaan administratif, kebijaksanaan administratif, adalah

    kebijakan dari aspek administrasi yang diberikan kepada karyawan

    yang berhubungan dengan peraturan kerja (Matteson dan Ivancevich,

    1982 : 65).

    f. Beban kerja, beban kerja yang berlebihan adalah tekanan yang

    membuat seseorang merasa tidak sabar, tergesa-gesa dan perasaan

    bahwa ia harus menyelesaikan pekerjaan hanya dalam satu hari. Beban

    kerja yang sedikit adalah kebosanan dan kemalasan yang muncul

    karena hanya sedikit yang dikerjakan (Matteson dan Ivancevich, 1982

    : 65).

  • 6

    3. Tingkat stres di ukur berdasarkan kesehatan fisik dan mental yang dialami

    karyawan.

    4. Sampel penelitian sebanyak 100 orang merupakan Staf Sales Promotion

    Girl (SPG) produk kosmetik yang telah bekerja minimal selama 1 tahun.

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian sebagai

    berikut :

    1. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres yang dirasakan Staf Sales

    Promotion Girl (SPG) produk kosmetik di tempat kerja.

    2. Untuk mengetahui bagaimana penilaian Staf Sales Promotion Girl (SPG)

    produk kosmetik terhadap faktor – faktor penyebab stres di tempat kerja.

    E. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

    1. Perusahaan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran,

    sumber informasi serta bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam

    memecahkan masalah yang berkaitan dengan tingkat stres karyawan,

    dengan memberikan bimbingan dan pelatihan dalam melayani konsumen

    dan membantu mereka yang mengalami kesulitan dengan konsumen.

    2. Penulis

    Sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan

    menambah wawasan dengan situasi kondisi yang sebenarnya di dunia

    kerja.

  • 7

    3. Universitas

    Untuk kepentingan akademik, diharapkan temuan yang didapatkan

    ini bisa menjadi bahan bacaan maupun bahan referensi bagi pihak yang

    membutuhkan serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan atau materi

    perkuliahan yang berkaitan dengan tingkat stres karyawan.

    F. Sistematika Penulisan

    BAB I : Pendahuluan

    Bab ini berisi urutan tentang latar belakang masalah, rumusan

    masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

    hipotesis, dan sistematika penulisan.

    BAB II : Landasan teori

    Bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian.

    Dasar-dasar teoritik yang digunakan tersebut merupakan teori yang

    berhubungan dengan judul maupun topik dan hal lain yang

    menyangkut dan mendukung dasar teori dalam skripsi ini.

    BAB III : Metodelogi Penelitian

    Bab ini berisi uraian tentang populasi dan sampel, metode

    pengumpulan data, metode pengukuran data, dan metode analisis

    data.

    BAB IV : Analisis Data

    Bab ini merupakan inti yang memuat analisis data sesuai tujuan

    penelitian menggunakan alat analisis yang telah ditentukan.

  • 8

    BAB V : Kesimpulan dan Saran

    Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian

    dan saran-saran yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan bagi pihak perusahaan.

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Stres Kerja

    Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,

    proses berfikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu berlebihan dapat

    mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Orang-

    orang yang mengalami stres bisa menjadi nervouse dan merasakan

    kekhawatiran kronis, bahkan mereka bisa terkena berbagai penyakit fisik

    seperti masalah pencernaan, tekanan darah tinggi, serta sulit tidur (Handoko,

    2000).

    Menurut Robbins (1996) stres merupakan kondisi dinamis dimana

    seorang individu dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan, atau tuntutan

    sesuai dengan harapan dan hasil yang ingin dicapai dalam kondisi penting dan

    tidak menentu.

    Sedangkan menurut Anoraga (2001), stres merupakan suatu bentuk

    tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental terhadap suatu

    perubahan dilingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan

    dirinya terancam. Seorang ahli menyebut tanggapan dengan istilah “fight or

    flight response”. Jadi sebenarnya stres adalah suatu yang amat alamiah.

    Atau dengan perkataan lain stres dapat diartikan serangkaian keadaan di

    mana seseorang berada, tetapi tidak dapat memberikan respon yang tepat dan

    memadai terhadap stimuli lingkungan yang dihadapinya. Atau, kalaupun ia

  • 10

    dapat memberikan respon, ia harus membayar sangat mahal, misalnya dalam

    bentuk keletihan yang kronis, ketegangan, keresahan, sakit, putus asa,

    kehilangan harga diri, dan berbagai kondisi negatif lainnya yang sejenis

    (Siagian, 1987).

    Fincham dan Rhodes (dalam Munandar, 2001), menyimpulkan stres

    dari gejala-gejala dan tanda-tanda fatal, perilaku, psikologikal, dan somatik,

    adalah hasil dari kurang adanya kecocokan antara orang (dalam arti

    kepribadiannya, bakatnya, dan kecakapannya) dan lingkungannya yang

    mengakibatkan ketidakmampuannya untuk menghadapi berbagai tuntutan

    terhadap dirinya secara efektif. Stres yang merupakan suatu kondisi

    ketegangan yang mempengaruhi energi, proses berfikir, kondisi fisik dan

    psikis seseorang merupakan reaksi jiwa raga terhadap perubahan yang

    menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

    Pengertian stres kerja menurut Luthans (1995) menyatakan bahwa stres

    kerja sebagai suatu respon penyesuaian terhadap situasi eksternal yang

    menyebabkan penyimpangan-penyimpangan fisik, psikologis atau tingkah

    laku bagi para partisipan organisasi.

    Berdasarkan pengertian stres kerja di atas, dapat dijelaskan bahwa stres

    kerja adalah stress yang terjadi dilingkungan kerja yang berupa keadaan di

    mana ada ketidakseimbangan antara kemampuan individu dengan tuntutan

    dari lingkuangan kerja.

  • 11

    B. Penyebab-penyebab Stres Kerja

    Penelitian yang dilakukan oleh Gignac dan Appelbaum (1997)

    mengidentifikasi faktor-faktor penyebab stres sebagai berikut :

    1. Perilaku kepemimpinan, kepemimpinan adalah kemampuan

    mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

    2. Ambiguitas pekerjaan, ambiguitas pekerjaan adalah kondisi dimana

    seseorang tidak memiliki cukup informasi tentang uraian tugas mereka.

    3. Kebijaksanaan administratif, kebijakan administratif adalah kebijakan dari

    aspek administrasi yang diberikan kepada karyawan yang berhubungan

    dengan peraturan kerja.

    4. Beban kerja, beban kerja yang berlebihan adalah tekanan yang membuat

    seseorang merasa tidak sabar, tergesa-gesa dan perasaaan bahwa ia harus

    menyelesaiakan pekerjaan hanya dalam satu hari. Beban kerja yang tidak

    berlebihan adalah kebosanan dan kemalasan yang muncul karena hanya

    sedikit yang dikerjakan.

    5. Tekanan waktu, tekanan waktu adalah batas waktu yang ditetapkan

    sehingga seseorang merasa kehilangan kontrol atas pekerjaannya.

    6. Dukungan sosial, dukungan sosial adalah kuantitas dan kualitas hubungan

    sosial seseorang dengan keluarga, teman, pekerja lain, dan pimpinan.

    7. Kehilangan kontrol, kontrol pekerjaan adalah kemampuan untuk

    mempengaruhi lingkungan dan mengontrol situasi yang mereka inginkan.

  • 12

    8. Perubahan struktur perusahaan, perubahan struktur perusahaan

    menyebabkan ketidaknyamanan dan stres, karena karyawan harus

    melakukan penyesuaian.

    9. Struktur organisasi, struktur organisasi adalah jalan sebuah organisasi

    untuk menyesuaikan diri bersama-sama dengan melakukan penataan orang

    dan unit kerja yang menyulitkan.

    10. Konsumen yang menyulitkan, stres dapat muncul saat karyawan

    melakukan kontak dengan konsumen, dikarenakan salah paham,

    pertentangan dan permusuhan.

    11. Lingkungan fisik tempat kerja, faktor lingkungan seperti tata ruang yang

    tidak nyaman dapat membuat stres karyawan.

    Luthans (1995) memberikan penjelasan bahwa sumber-sumber stres

    berasal dari empat faktor, yaitu :

    1. Sumber dari luar organisasi, yang meliputi perubahan sosial, teknologi,

    keluarga, kondisi ekonomi dan financial, kelas dan ras serta kondisi

    lingkungannya.

    2. Sumber dari dalam organisasi, yang meliputi strategi dan kebijaksanaan

    administrasi desain dan struktur organisasi, proses organisasi dan kondisi

    kerja.

    3. Sumber dari dalam kelompok, yang dikategorikan menjadi tiga area yaitu :

    kurangnya kohesivitas kelompok, kurangnya dukungan kelompok dan

    interindividual, interpersonal dan intergrup konflik.

  • 13

    4. Sumber dari diri karyawan itu sendiri, misalnya peran yang ambigu,

    adanya konflik peran dan kepribadian individu yang mempengaruhi

    individu dalam bekerja.

    Robbins (1996) menyatakan bahwa sumber potensial stres berasal dari

    tiga kategori yaitu sebagai berikut :

    1. Sumber dari lingkungan

    Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi desain dari struktur

    organisasi, ketidakpastian itu juga mempengaruhi tingkat stres dikalangan

    para karyawan dalam organisasi tersebut. Ketidakpastian ini terdiri dari :

    a. Ketidakpastian ekonomi, bila ekonomi suatu organisasi mengalami

    penurunan maka para karyawan akan mengalami stres karena

    ketidakpastian ini akan diiringi dengan perampingan para karyawan,

    gaji yang dikurangi, dan sebagainya.

    b. Ketidakpastian politik dalam negeri menyebabkan ketidakpastian

    struktur organisasi.

    c. Ketidakpastian teknologi, inovasi baru dapat menimbulkan

    ketidakseimbangan antara keterampilan dan pengalaman yang dimiliki

    para karyawan dengan tuntutan pekerjaan, hal ini menyebabkan stres

    bagi para karyawan.

    2. Sumber dari organisasional

    Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres.

    Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas tepat

    waktu (tuntutan tugas), beban kerja yang berlebihan (tuntutan peran),

  • 14

    kurangnya partisipasi karyawan dalam mengambil keputusan dalam

    organisasi (struktur organisasi), seorang pemimpin yang menuntut dan

    tidak peka (kepemimpinan organisasi), serta rekan kerja yang tidak

    menyenangkan (tuntutan antar pribadi).

    3. Sumber dari individual

    Sumber ini meliputi : masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi,

    serta karakteristik kepribadian individu. Masalah dengan hubungan pribadi

    dan keluarga dapat menciptakan stres bagi para karyawan yang nantinya

    akan terbawa ketempat kerja. Kesulitan ekonomi yang dialami para

    karyawan dapat menciptakan stres sehingga akan mengganggu perhatian

    mereka terhadap kerja.

    Beberapa sumber stres kerja menurut Gibson, Ivancevich, dan

    Donnely (1996), yaitu :

    1. Kondisi pekerjaan

    a. Kondisi kerja. Kondisi kerja yang buruk akan menyebabkan para

    karyawan menjadi jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan

    menurunnya produktivitas kerja. Kondisi kerja yang buruk adalah jika

    ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai,

    ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik,

    kondisi ini memberikan pengaruh yang besar terhadap kenyamanan kerja

    para karyawan.

    b. Overload. Overload dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif,

    dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang

  • 15

    ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan

    tersebut mudah lelah dan berada pada tegangan tinggi. Overload secara

    kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit, sehingga

    menyita kemampuan para karyawan.

    c. Deprivational stress. George Everly dan Daniel Girdano (1980),

    memperkenalkan istilah deprivatioanal stress untuk menjelaskan kondisi

    pekerjaan yang tidak menantang atau tidak menarik lagi bagi para

    karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan,

    ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsure social

    (kurangnya komunikasi sosial).

    d. Pekerjaan beresiko tinggi. Adanya beberapa jenis pekerjaan yang termasuk

    dalam pekerjaan beresiko tinggi atau berbahaya bagi keselamatan, seperti

    pekerjaan di pertambangan minyak lepas pantai, tentara, pemadam

    kebakaran, pekerja tambang, bahkan pekerja cleaning service yang biasa

    menggunakan gondola untuk membersihkan gedung-gedung bertingkat.

    Pekerjaan-pekerjaan ini sangat berpotensi menimbulkan stres kerja.

    2. Konflik peran

    Adanya sebuah penelitian tentang stres kerja menemukan bahwa

    sebagian besar karyawan yang bekerja di perusahaan yang memiliki

    struktur yang kurang jelas akan menyebabkan terjadinya stres karena

    konflik peran. Mereka stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan

    tidak tahu apa yang diharapkan oleh pihak manajemen (Rice, 1992).

    Realitas ini juga dialami para karyawan di Indonesia, di mana perusahaan

  • 16

    atau organisasi tidak punya garis-garis haluan yang jelas, aturan main, visi

    dan misi yang kerapkali tidak dikomunikasikan pada seluruh

    karyawannya. Akibatnya, sering muncul rasa ketidakpuasan kerja,

    ketegangan, menurunnya prestasi hingga akhirnya timbul keinginan untuk

    meninggalkan pekerjaannya.

    3. Pengembangan karir

    Setiap orang pasti punya harapan-harapan ketika mulai bekerja di

    suatu perusahaan atau organisasi. Harapan akan kesuksesan karir, akan

    menjadi fokus perhatian dan penantian dari hari kehari. Namun pada

    kenyataanya, impian dan cita-cita mereka untuk mencapai prestasi dan

    karier yang baik sering kali tidak terlaksana. Alasannya bias bermacam-

    macam, seperti ketidakjelasan sistem pengembangan karir dan penilaian

    prestasi kerja, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan atau

    karena tidak ada kesempatan lagi untuk naik jabatan.

    4. Struktur organisasi

    Salah satu penyebab kurangnya struktur organisasi karena

    perusahaan di Indonesia yang masih penuh dengan budaya nepotisme dan

    minimnya kejelasan strutur yang menjelaskan jabatan, peran, wewenang

    dan tanggung jawab serta minimnya keterlibatan atasan membuat

    karyawan jadi stres karena mereka merasa seperti anak ayam kehilangan

    induk sehingga segala sesuatunya menjadi tidak jelas.

  • 17

    Handoko (1995), menyatakan stres yang dialami oleh para karyawan

    disebabkan karena kombinasi stressors, ada dua kategori penyebab stres, yaitu

    :

    a. On the job

    1. Beban kerja yang berlebihan

    Kondisi kerja yang berlebihan terjadi pada saat sebuah pekerjaan

    melampaui kapasitas atau kemampuan pekerja. Ketidakseimbangan

    antara kemampuan individu dan tuntutan kerja ini menyebabkan

    terjadinya stres kerja.

    2. Tekanan atau desakan waktu

    Pekerja harus menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa dukungan

    waktu yang cukup dan tidak adanya tenggang waktu. Hal ini

    menyebabkan pekerja merasa tertekan sehingga mengalami stres kerja.

    3. Kualitas supervisor yang jelek

    Kualitas seorang supervisor yang tidak memperhatikan prestasi

    kerja setiap karyawannya. Hal ini juga didukung oleh Parkinson yang

    menyatakan bahwa peningkatan prestasi harus diimbangi dengan

    pemberian tanggung jawab, bahwa semakin meningkat prestasi

    seorang karyawan maka tanggung jawab yang lebih besar harus

    diberikan kepadanya sehingga keseimbangan akan selalu tercipta.

    Sehingga jika kualitas supervisornya jelek maka tidak akan tercipta

    keseimbangan antara peningkatan prestasi pekerja dengan peningkatan

    tanggung jawabnya, hal ini menyebabkan terjadinya stres bagi kerja.

  • 18

    4. Iklim politik yang tidak aman

    Keadaan politik yang tidak menentu menyebabkan struktur

    dalam organisasi menjadi berubah, misalnya situasi Negara yang tidak

    aman karena iklim politik yang tidak menentu sehingga menyebabkan

    organisasi untuk ditutup, hal ini menyebabkan stres bagi para

    karyawan.

    5. Kemenduaan peran (role ambiguity)

    Hal ini biasanya terjadi pada organisasi yang besar dan struktur

    organisasinya kurang baik sehingga karyawan kadang-kadang tidak

    tahu apa sebenarnya yang diharapkan perusahaan dan ia akan bekerja

    tanpa arah yang jelas. Kondisi ini akan menjadi ancaman bagi para

    karyawan karena mereka harus berhadapan dengan ketidak pastian

    akan perkembangan karir mereka nantinya. Ancaman ini jika tidak

    segera diatasi maka akan menimbulkan stres kerja. Akibatnya akan

    menimbulkan penurunan kinerja, meningkatnya ketidakpuasan kerja,

    kecemasan, stres dan keinginan keluar dari pekerjaan.

    6. Konflik antar pribadi dan antar kelompok

    Konflik yang terjadi akan menyebabkan timbulnya stres, karena

    pada dasarnya hubungan yang baik antar pribadi dan antar kelompok

    akan membantu para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya

    dengan baik.

  • 19

    b. Off the job

    1. Kekuatiran financial

    Adanya kekuatiran akan keuangan para karyawan menyebabkan

    mereka kesulitan berkonsentrasi dalam bekerja.

    2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak

    Anak-anak yang sering sakit-sakitan, anak-anak yang terkena

    narkoba, anak-anak yang terkena delinkuesi. Masalah-masalah ini akan

    menyebabkan para orang tua sebagai karyawan akan mengalami

    kesulitan berkonsentrasi dalam bekerja.

    3. Masalah-masalah fisik

    Karyawan yang sering mengalami sakit secara fisik, akan lebih

    mudah tertekan dibanding karyawan yang jarang atau hampir tidak

    pernah mengalami sakit fisik. Karena mereka tidak akan dapat bekerja

    secara maksimal sehingga hasil yang dicapai juga tidak memuaskan.

    4. Masalah-masalah perkawinan

    Adanya masalah dalam perkawinan, misalnya terjadinya

    perceraian akan menyebabkan terganggunya konsentrasi karyawan

    dalam bekerja.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja dapat

    disebabkan oleh sumber-sumber stres kerja yang berasal dari lingkungan

    pekerjaan dan lingkungan diluar pekerjaan misalnya keluarga dan dari diri

    individu itu sendiri.

  • 20

    C. Akibat-akibat Stres Kerja

    Stres di tempat kerja sering dihubungkan dengan sejumlah kondisi fisik

    dan sejumlah dampak negatif yang timbul di organisasi atau perusahaan yang

    lebih merugikan dibandingkan dengan kecelakaan kerja.

    Luthans (1995) menyatakan bahwa akibat-akibat yang ditimbulkan oleh

    stres kerja dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

    1. Gangguan fisiologis, seperti : tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi,

    penyakit jantung, tukak lambung, radang persendian, dan gangguan fisik

    lainnya.

    2. Gangguan psikologis, dimana stres dapat menimbulkan kemarahan,

    kecemasan, depresi, nervous, irritabilitas, dan kebosanan. Semua itu dapat

    mempengaruhi suasana hati dan keadaan emosi lain yang berkaitan erat

    dengan erat dengan prestasi kerja, menurunnya harga diri, kebencian

    terhadap pengawas, ketidakmampuan berkonsentrasi, dan menyebabkan

    keputusasaan serta timbulnya ketidakpuasan kerja.

    3. Gangguan tingkah laku, misalnya : makan yang berlebihan atau nafsu

    makan berkurang, gangguan tidur, merokok, menggunakan alkohol secara

    berlebihan serta penggunaan obat-obatan yang berlebihan.

    Sedangkan menurut Anoraga (2001), menyatakan bahwa akibat-akibat

    stres terhadap seseorang dapat bermacam-macam dan hal ini tergantung pada

    kekuatan konsep dirinya yang akhirnya menentukan besar-kecilnya toleransi

    orang tersebut terhadap stres. Tetapi meskipun demikian fleksibilitas dan

    adaptasibilitas juga diperlukan agar seseorang dapat menghadapi stresnya

  • 21

    dengan baik. Orang-orang yang kaku atau fanatik terhadap ambisi-ambisi dan

    norma-norma yang dipegangnya cenderung mengalami keadaan yang lebih

    buruk apabila dia tidak berhasil mengatasi stresnya. Reaksi-reaksi yang

    muncul apabila seseorang menerima stres dapat digolongkan sebagai reaksi

    jasmaniah (fisiologis) dan reaksi rohaniah (psikologis) yang meliputi kelakuan

    sikap menarik diri, bertingkah laku agresif, dan tingkah laku yang tidak

    terorganisasi.

    D. Pengaruh Faktor-faktor Penyebab Stres Terhadap Tingkat Stres

    Robbins (1996) menyatakan adanya perbedaan pada setiap individu

    dalam hal muncul tidaknya stres. Sumber stres yang berasal dari lingkungan

    kerja, organisasioanal dan individual, dampaknya untuk masing-masing

    karyawan akan berbeda, hal ini karena timbul tidaknya stres tergantung pada

    penafsiran dan persepsi masing-masing karyawan terhadap stressor yang

    dihadapinya. Stres kerja disebabkan oleh hampir semua kondisi kerja, kondisi

    kerja yang dapat menimbulkan stres kerja tergantung oleh persepsi dan reaksi

    individu terhadapnya. Dengan demikian sumber stres dapat berasal dari

    apapun yang dipersepsikan seseorang sebagai ancaman terhadap dirinya. Stres

    kerja dapat dialami oleh siapa saja yang berada dalam kondisi tertentu dan

    berada dalam berbagai jenis pekerjaan. Seseorang dengan jabatan tinggi

    maupun yang mempunyai jabatan yang lebih rendah dapat memiliki stres kerja

    yang sama.

  • 22

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat stres meliputi

    (Robbins,1996) :

    a. Tuntutan tugas adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kerja

    seseorang (karyawan) termasuk didalamnya adalah desain dari pekerjaan

    atau tugas individual, kondisi kerja, dan layout fisik pekerjaan.

    b. Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan-tekanan pada seseorang sebagai

    fungsi peran, khususnya dal;am organisasi. Peran yang berlebihan terjadi

    apabila karyawan diharapkan mengerjakan lebih dari waktu yang

    ditentukan.

    c. Interpersonal adalah tekanan-tekanan karena pengaruh karyawan lain.

    Dukungan sosial yang kurang dari rekan kerja dan hubungan antar pribadi

    yang terbatas dapat menyebabkan stres, terutama antar karyawan dengan

    kebutuhan sosial yang tinggi.

    d. Struktur organisasi menentukan tingkat perbedaan dalam suatu organisasi,

    tingkat aturan dan batasan, dan dimana keputusan-keputusan diambil.

    Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi dalam pengambilan

    keputusan yang mempengaruhi seorang karyawan dapat menjadi sumber

    potensial stres.

    e. Kepemimpinan organisasi menandai gaya manajerial dari atasan atau

    eksekutif dari suatu organisasi. Beberapa atasan atau pimpinan

    menciptakan suatu tekanan yang ditandai dengan ketegangan, ketakutan,

    dan pengawasan yang ketat.

  • 23

    f. Kehidupan organisasi dimana dalam hal ini empat tahap siklus organisasi

    menciptakan macam-macam masalah dan tekanan yang berbeda-beda bagi

    karyawan. Pada tahap pertumbuhan dan penurunan pada dasarnya penuh

    tekanan (stres). Kecenderungan stres hanya sedikit dalam tahap

    kedewasaan.

    Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressor.

    Seorang karyawan dapat mengalami stress oleh hanya satu stressor, tetapi

    tingkat stres akan meningkat apabila terjadi kombinasi lebih banyak stressor.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak faktor-faktor

    penyebab stres, maka akan semakin besar pula kecenderungan tingkat stres

    yang dialami oleh karyawan (Handoko,2000).

  • 24

    E. Kerangka Penelitian

    DAMPAK

    KARYAWAN

    Pimpinan

    Rekan Kerja

    Tugas

    Target

    Peraturan

    Pelanggan/Konsumen

    Rutinitas

    Pribadi Perusahaan

    Gangguan Fisiologis

    Gangguan Pshikologis

    Gangguan Tingkah laku

    Kemerosotan Hasil Perush.

    Target Tdk Tercapai

    Terhambat kemajuan

    perusahaan

    BURUK / BERMASALAH

    STRES KERJA

  • 25

    Keterangan

    Karyawan dalam kesehariaannya selalu dihadapkan pada hal-hal seperti

    pimpinan, rekan kerja, tugas, target, peraturan,pelanggan atau konsumen dan

    rutinitas lainnya yang berhubungna dengan kerja. Jika hal-hal yang ada pada

    lingkunga ini buruk atau bermasalah maka pada kenyataannya karyawan akan

    mengalami stres. Umumnya hal-hal buruk yang dialami oleh karyawan akan

    terbawa-bawa ke lingkungan kerjanya. Stres kerja sangatlah berpengaruh buruk

    sekali, baik untuk diri pribadi karyawan itu sendiri maupun bagi perusahaan.

    Semakin tinggi tingkat stres seorang karyawan maka semakin tinggi pula resiko

    yang akan dialaminya. Biasanya dampak dari stres ini bagi diri pribadi berupa

    ganguan fisiologis, psikologis dan gangguan tingkah laku. Stres kerja tidak hanya

    berdampak bagi individu dari karyawan itu tadi saja tetapi juga berdampak bagi

    perusahaan seperti kemerosotan hasil dari perusahan, target perusahaan tidak

    tercapai dan juga terhambatnya kemajuan dari perusahaan. Stres kerja yang di

    alami seorang karyawan ini tergantung juga kepada masalah yang dihadapinya.

    Semakin besar masalah yang dihadapi oleh seorang karyawan maka semakin

    besar pula tingkat stres yang di alami oleh karyawan itu tadi.

  • 26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Case study atau studi kasus ialah metode studi eksploratif dan analitis

    yang sangat cermat dan intensif mengenai keadaan pribadi/person, suatu

    keluarga, satu institut, kelompok kebudayaan, atau suatu kelompok

    masyarakat, yang mana hasil penelitiannya hanya berlaku bagi subyek yang di

    teliti. (Pengantar Metodelogi Riset Sosial, DR Kartini Kartono)

    Tujuan studi kasus ialah :

    1. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres yang dirasakan staf

    Sales Promotion Girls (SPG) di tempat kerjanya.

    2. Untuk mengetahui bagaimana penilaian Staf Sales Promotion Girls

    (SPG) terhadap faktor – faktor penyebab stres di tempat kerjanya.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan diwilayah Kota Yogyakarta. Penelitian ini

    berlangsung pada bulan Desember 2006 sampai Januari 2007.

    C. Populasi dan Sampel

    1) Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

    2004). Populasi dalam penelitian ini adalah Staf Sales Promotion girl

  • 27

    (SPG) produk kosmetik yang bekerja diseluruh wilayah Kota Yogyakarta.

    Jumlah populasinya 316 orang.

    2) Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi tersebut (sugiyono, 2004). Dari populasi tersebut peneliti

    menetapkan besarnya sample sebanyak 100 responden.

    3) Teknik Sampling

    Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel yang jumlahnya

    sesuai dengan ukuran sampel yang dijadikan sumber data yang

    sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi

    agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili

    populasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sampling

    non-probability sampling dengan teknik proporsional sampling.

    Proporsional sampling merupakan pengambilan sampel dari populasi

    dengan jalan mengambil sejumlah anggota dari strata masing-masing

    sedemikian rupa, sehingga setiap stratum diwakili benar-benar oleh

    sekumpulan anggotanya, sebanding dengan perbandingan besarnya

    stratum tadi. Hal ini dilakukan pada populasi yang terdiri atas beberapa

    sub-populasi yang tidak homogin (yang heterogin). (Pengantar Metodelogi

    Riset Sosial, DR. Kartini Kartono, cetakan ke-VII). Dalam penelitian ini

    pertimbangannya adalah lama kerja dari SPG untuk produk kosmetik yaitu

    minimal satu tahun.

  • 28

    D. Karakteristik Responden

    Berikut ini data nama produk kosmetik dan sebaran jumlah SPG yang

    digunakan sebagai sampel.

    Tabel 3.1

    Jumlah SPG Berdasarkan Nama Produk kosmetik

    No. Nama Produk Jumlah Populasi

    Jumlah Sampel

    1. Pixy Cosmetic 31 10 orang 2. Revlon Cosmetic 25 8 orang 3. La Tulip Cosmetic 21 7 orang 4. Sari Ayu Cosmetic 31 10 orang 5. Maybeline Cosmetic 25 8 orang 6. Body Shop Cosmetic 16 5 orang 7. Mirabela Cosmetic 19 6 orang 8. Mustika Ratu Cosmetic 34 11 orang 9. Red – A Cosmetic 18 6 orang 10. Tull Jie Cosmetic 15 5 orang 11. Clinik Cosmetic 18 6 orang 12. Ristra Cosmetic 24 8 orang 13. Biokos Cosmetic 27 9 orang 14. Meco Cosmetic 12 4 orang Jumlah 316 100 orang

    E. Metode Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang mendukung penelitian ini adalah :

    1. Metode Wawancara

    Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan

    pertanyaan secara langsung guna memperoleh data yang diperlukan

    berdasarkan tujuan penelitian.

  • 29

    2. Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

    mengadakan pengamatan secara langsung keadaan dan kegiatan yang

    terjadi.

    3. Kuesioner

    Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan daftar

    pertanyaan secara sistematis kepada para responden yang menjadi sasaran

    kuesioner.

    Kuesioner yang diberikan kepada responden terdiri dari 3 (tiga) bagian,

    yaitu :

    Bagian I : Berisi tentang karakteristik responden, yang menanyakan umur,

    penghasilan perbulan, dan pendidikan.

    Bagian II : Berisi pertanyaan mengenai faktor-faktor penyebab stres.

    Bagian III : Berisi pertanyaan mengenai tingkat stres bagi para SPG.

    Pengukuran faktor-faktor penyebab stres melalui kuesioner

    menggunakan skala Likert, kemudian masing-masing kategori tersebut

    dikuantitatifkan dengan memberikan skor sebagai berikut :

    Sangat Setuju : bobot 5

    Setuju : bobot 4

    Netral : bobot 3

    Tidak setuju : bobot 2

    Sangat tidak setuju : bobot 1

  • 30

    Pengukuran tingkat stres Staf SPG juga menggunakan skala Likert,

    dengan skor sebagai berikut :

    Selalu : bobot 5

    Sering : bobot 4

    Kadang-kadang : bobot 3

    Sangat jarang : bobot 2

    Tidak pernah : bobot 1

    Sehingga batas nilai untuk setiap kategori adalah sebagai berikut :

    Rendah = 1,00 sampai dengan 2,33

    Cukup = 2,34 sampai dengan 3,66

    Tinggi = 3,67 sampai dengan 5,00

    F. Metode Pengujian Instrumen

    Instrument yang dugunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

    Kuesioner yang digunakan harus diuji terlebih dahulu, pengujian tersebut

    meliputi:

    1. Uji Validitas

    Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui seberapa cermat suatu

    butir pertanyaan dari kuesioner dapat melakukan fungsi ukurnya. Dengan

    kata lain, uji validitas untuk mengetahui apakah alat penelitian telah

    mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Semakin tinggi validitas

    suatu alat pengukur, semakin tepat validitas kuesioner yang diberikan

    kepada responden. Untuk itu digunakan rumus korelasi product moment,

    yaitu (Sutrisno Hadi, 1991 : 23)

  • 31

    2222 )(.)())((

    YYnXXnYXXYnrxy

    ∑−∑∑−∑

    ∑∑−∑=

    keterangan :

    rxy = korelasi produk moment

    n = jumlah sampel

    X = skor total dari semua item

    Y = skor dari setiap item

    Pengujian validitas menggunakan bantuan computer dengan program

    SPSS 10.00. hasil analisis dilihat pada hasil output kolom Corrected Item-

    Total Correlation. Angka korelasi yang telah dikoreksi tersebut, kemudian

    dibandingkan dengan tabel statistic nilai r. Apabila nilai korelasi sebuah

    item (r hitung) > r tabel, berarti ada hubungan yang nyata antara item

    dengan totalnya sehingga butir tersebut dinyatakan valid.

    2. Analisis Reliabilitas

    Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari suatu alat ukur, maka

    semakin stabil berarti semakin stabil untuk digunakan mengukur suatu

    gejala. Test ini hanya digunakan untuk item yang valid. Tingkat reliabilitas

    diukur dengan menghitung koefisien alpha (α ) dari Cronbach yang

    besarnya berkisar dari 0 sampai 1. Semakin besar koefisien alpha semakin

    tinggi tingkat kepercayaan alat ukur tersebut.

    Koefisien alpha dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai

    berikut (Sutrisno Hadi, 1991 : 56) :

  • 32

    ⎟⎠⎞

    ⎜⎝⎛ −

    −=

    11

    1 VVx

    MMrtt

    Keterangan :

    rtt = reliabilitas konsumen

    M = jumlah butir pertanyaan

    Vx = variansi butir

    Vt = variansi total

    Analisis reliabilitas dilakukan dengan mencari nilai koefisien

    reliabilitas secara keseluruhan untuk tiap instrument. Nilai koefisien

    reliabilitas yang digunakan adalah nilai koefisien alpha Cronbach. Butir-

    butir secara keseluruhan dalam instrument dinyatakan reliable apabila

    mempunyai nilai koefisien alpha Cronbach di atas 0,60.

    G. Metode Analisis Data

    1. Analisis Deskriptif

    Analisis ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara

    mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa

    bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau

    generalisasi (Sugiyono, 2004 : 142). Statistik deskriptif antara lain

    penyajian data melalui tabel, grafik, perhitungan penyebaran data melalui

    perhitungan rata-rata dan standar deviasi, dan perhitungan persentase.

    Analisis persentase adalah suatu metode analisis yang digunakan

    untuk mengetahui sekelompok responden yang paling banyak jumlahnya

    atau mempunyai nilai persentase tertinggi. Jadi analisis persentase

    digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh dari responden yang

  • 33

    berupa karakteristik atau data pribadi responden yang dilakukan dengan

    cara mengadakan perbandingan ukuran persentase jawaban responden.

    Adapun rumus analisis persentase :

    %100×=NxP

    Keterangan ; P : nilai persentase

    x : jumlah responden dengan karakteristik tertentu

    N : jumlah responden

    2. Rata-rata hitung (arithmetic mean)

    Rata-rata hitung (arithmetic mean) digunakan untuk menghitung

    berapa rata-rata skor jawaban yang diberikan responden, sehingga dapat

    diketahui besarnya tingkat stres dari responden. Rumus yang digunakan

    adalah sebagai berikut (Prof. DR. Sugiyono, 2005) :

    nxΣ

    Keterangan :

    X = rata-rata hitung

    xΣ = jumlah skor jawaban

    n = jumlah item pertanyaan

    Nilai rata-rata yang diperoleh kemudian dikategorikan sebagai

    berikut :

    33,13

    15=

    −=

    −=

    sJumlahkelaahSkorterendggiSkortertinRange

  • 34

    Sehingga batas nilai untuk setiap kategori adalah sebagai berikut :

    Rendah = 1,00 sampai dengan 2,33

    Cukup = 2,34 sampai dengan 3,66

    Tinggi = 3,67 sampai dengan 5,00

    3. Analisis Regresi Linier Ganda

    Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-

    faktor penyebab stres terhadap tingkat stres SPG produk kosmetik.

    Analisis regresi linier ganda dapat dirumuskan sebagai berikut :

    654321 Χ+Χ+Χ+Χ+Χ+Χ+=Υ bbbbbba

    Keterangan :

    Y = Tingkat stres

    X1 = Beban kerja

    X2 = Tuntutan peran

    X3 = Peraturan kerja

    X4 = Kepemimpinan

    X5 = Lingkungan kerja

    X6 = Konsumen yang menyulitkan

    a = Nilai konstanta

    b = Koefisien Regresi

    4. Uji – F

    Untuk mengetahui signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda

    maka dalam hal ini digunakan rumus dengan uji F. Adapun rumusnya

    adalah :

  • 35

    ( ) ( )1/1/

    2

    2

    −−−=

    knRkRFh

    dimana :

    R = koefisien korelasi ganda

    k = jumlah variabel independent

    n = jumlah anggota sampel

    F hitung > F table = Ho ditolak Ha diterima

    F hitung < F table = Ho diterima Ha ditolak

    Ho : tidak ada hubungan antara variabel dependen dan variabel

    independen.

    Ha : terdapat hubungan antara variabel dependen dan independent.

  • 36

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    A. Uji Validitas dan Reliabilitas

    Instrumen yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini

    adalah kuesioner. Dalam setiap penelitian, penggunaan alat pengukur perlu

    mendapat perhatian agar hasil yang diperoleh adalah benar dan dapat

    mencerminkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat

    pengukur yang ilmiah haruslah memenuhi kriteria valid (sahih) dan reliable

    (andal). Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner tersebut terlebih

    dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

    kesahan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid atau sahih apabila

    mampu mengukur apa yang diinginkan sekaligus mengungkapkan data-data

    dari variabel yang diteliti. Cukupkan reliabilitas adalah kestabilan hasil

    pengukuran ketika alat ukur tersebut digunakan oleh siapa saja, kapan dan

    dimana saja dengan proses yang sama.

    Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer

    program SPSS 10. nilai koefisien korelasi yang telah diperoleh tersebut,

    kemudian dibandingkan dengan tabel stastistik nilai r. Apabila nilai koefisien

    korelasi sebuah item pertannyaan yang mempunyai nilai r hitung > r table,

    berarti butir tersebut dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada

  • 37

    koefisien alpha. Jika alpha > r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan

    reliabel.

    1. Uji Validitas

    Hasil uji validitas kuesioner menggunakan 30 orang responden untuk

    variabel penyebab stres disajikan pada tabel dibawah ini :

    Tabel 4.1

    Hasil Uji Validitas Variabel Pneyebab Stres

    Nama Item xyr r tabel Kesimpulan Item 1 0,6137 0,231 Valid Item 2 0,4846 0,231 Valid Item 3 0,4949 0,231 Valid Item 4 0,6272 0,231 Valid Item 5 0,4802 0,231 Valid Item 6 0,3946 0,231 Valid Item 7 0,5890 0,231 Valid Item 8 0,7319 0,231 Valid Item 9 0,4900 0,231 Valid Item 10 0,7315 0,231 Valid Item 11 0,5264 0,231 Valid Item 12 0,4164 0,231 Valid Item 13 0,4132 0,231 Valid Item 14 0,4119 0,231 Valid Item 15 0,6699 0,231 Valid Item 16 0,5321 0,231 Valid Item 17 0,5831 0,231 Valid Item 18 0,9165 0,231 Valid Item 19 0,5518 0,231 Valid Item 20 0,5474 0,231 Valid Item 21 0,6504 0,231 Valid Item 22 0,6224 0,231 Valid

    Sumber : Data primer diolah (lampiran 2)

    Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa semua item pertanyaan untuk

    variabel penyebab stres menunjukan nilai rxy lebih besar dari nilai nilai r

  • 38

    tabel, r tabel untuk N = 30 dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,231,

    sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan tersebut valid.

    Hasil uji validitas kuesioner menggunakan 30 orang responden untuk

    variabel tingkat stres disajikan pada tabel di bawah ini :

    Tabel 4.2

    Hasil Uji Validitas Tingkat Stres

    Nama Item xyr R tabel Kesimpulan Item 1 0,3782 0,231 Valid Item 2 0,3707 0,231 Valid Item 3 0,4218 0,231 Valid Item 4 0,4026 0,231 Valid Item 5 0,4386 0,231 Valid Item 6 0,4688 0,231 Valid Item 7 0,5546 0,231 Valid Item 8 0,4492 0,231 Valid Item 9 0,3745 0,231 Valid Item 10 0,4498 0,231 Valid

    Sumber : Data primer diolah (lampiran 2)

    Dari tabel 4.2 di atas terlihat bahwa semua item yang menunjukan

    nilai xyr lebih besar dari nilai r tabel, r tabel untuk N = 30 dengan taraf

    signifikansi 0,05 adalah 0,231, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

    item pertanyaan tersebut valid.

    2. Uji Reliabilitas

    Hasil uji reliabilitas kuesioner secara keseluruhan dapat dilihat pada

    tabel 4.3 dibawah ini :

    Tabel 4.3

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Koefisien ALpha Ketentuan Alpha

    (alpha > 0,60) Kesimpulan

    Penyebab Stres 0,7524 0,60 Reliabel Tingkat Stres 0,7642 0,60 Reliabel

  • 39

    Sumber : Data Primer diolah (lampiran 2)

    Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa semua variabel penelitian

    mempunyai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,60, sehingga denagn

    demikian dapat disimpulan bahwa kuesioner tersebut adalah reliable.

    B. Profil Responden

    Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang merupakan

    Sales Promotion Girl (SPG) produk kosmetika yang ada dibeberapa tempat di

    Yogyakarta. Profil responden akan disajikan menurut lama kerja, usia,

    pendidikan, penghasilan per bulan, dan status pekerjaan. Data selengkapnya

    disajikan pada tabel berikut ini :

    Tabel 4.4

    Lama Kerja Responden

    Lama Kerja Jumlah Persentase 1-2 tahun 31 orang 31 % 3-4 Tahun 49 orang 49 % Lebih dari 5 tahun 20 orang 20 %

    Total 100 orang 100 % Sumber : Data primer diolah (lampiran 3)

    Berdasarkan penelitian terhadap 100 orang responden, menunjukan

    bahwa responden yang telah bekerja selama 1-2 tahun sebanyak 31 orang atau

    sebanyak 31%, responden yang telah bekerja selama 3-4 tahun sebanyak 49

    orang atau sebanyak 49% , responden telah bekerja selama 5 tahun atau lebih

    sebanyak 20 orang atau sebanyak 20%. Jadi dapat disimpulakan bahwa

    responden terbanyak adalah responden yang telah berkerja selama 3-4 tahun.

  • 40

    Tabel 4.5

    Usia Responden

    Usia Jumlah Persentase

    16-25 Tahun 70 Orang 70 %

    26-35 Tahun 30 Orang 30 %

    Total 100 Orang 100 % Sumber : Data primer diolah (lampiran 3)

    Berdasarkan penelitian terhadap 100 orang responden, menunjukan

    bahwa responden yang berusia 16-25 tahun sebanyak 70 orang (70%),

    sedangkan responden yang berusia 26-35 tahun sebanyak 30 orang (30 %).

    Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak adalah yang

    berusia 16-25 tahun.

    Tabel 4.6

    Pendidikan Responden

    Pendidikan Jumlah Persentase

    SLTP 10 orang 10 %

    SLTA 66 orang 66 %

    Perguruan Tinggi 24 orang 24 %

    Total 100 orang 100 % Sumber : Data primer diolah (Lampiran 3)

    Berdasarkan penelitian terhadap 100 orang responden, menunjukan

    bahwa responden dengan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 10 orang (10 %),

    responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 66 orang (66 %),

    cukupkan responden dengan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 24 orang

    (24 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden paling banyak adalah

    responden dengan pendidikan SLTA.

  • 41

    Tabel 4.7

    Penghasilan per Bulan Responden

    Penghasilan per Bulan Jumlah Persentase

    Kurang dari Rp 500.000 22 orang 22 %

    Rp 500.000 – Rp 1.000.000 71 orang 71 %

    Rp 1.000.000 – RP 2.000.000 7 orang 7 %

    Total 100 orang 100 % Sumber : Data primer di olah (lampiran 3)

    Tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan penghasilan per

    bulan kurang dari Rp 500.000 sebanyak 22 orang (22 %), responden dengan

    penghasilan per bulan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 71 orang (71 %),

    cukupkan responden dengan penghasilan per bulan Rp 1.000.000 – Rp

    2.000.000 sebanyak 7 orang (7 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden

    yang paling banyak adalah respoden dengan penghasilan per bulan Rp

    500.000 – Rp 1.000.000.

    Tabel 4.8

    Status Pekerjaan Responden

    Status Pekerjaan Jumlah Persentase

    Paruh waktu (part time) 35 orang 35 %

    Penuh waktu (full time) 65 orang 65 %

    Total 100 orang 100 % Sumber : Data primer diolah (Lampiran 3)

    Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekrja penuh

    waktu (full time) yaitu sebanyak 65 orang (65 %), sedangkan responden

    lainnya bekerja hanya paruh waktu (part time).

  • 42

    C. Pengelompokan dan Penamaan Faktor

    Tabel 4.9

    Pengelompokan dan Penamaan Faktor

    Faktor Variabel Indikator Nama

    1 Item 1

    Item 2

    Item 3

    Item 4

    - Manejer tidak mendukung pekerjaan

    - Manejer tidak puas atas puas kerja SPG

    - Pengawasan yang ketat dari manejer

    - Manejer yang pemarah bila terjadi kesalahan

    Faktor kepemimpin

    an

    2 Item 5

    Item 6 Item 7

    Item 8

    - Tidak nyaman dengan pakaian seragam

    - Tata rias terlalu berlebihan - Kurang percaya diri dengan

    penampilan - Harus punya pengetahuan tentang

    produk kosmetik

    Faktor tuntutan

    peran

    3 Item 9

    Item 10

    Item 11 Item 12

    - Tertekan dengan aturan yang dibuat

    - Tidak puas dengan perjanjian kerja

    - Tertekan dengan target penjualan - Tertekan karena harus aktif

    melakukan promosi

    Faktor

    peraturan kerja

    4 Item 13 Item 14

    Item 15

    Item 16

    - Beban kerja berlebihan - Tidak mampu melakukan

    pekerjaannya - Merasa bosan dengan

    pekerjaannya - Sering kerja lembur

    Faktor Beban Kerja

    5 Item 17

    Item 18

    Item 19

    - Sikap yang tidak baik dari konsumen

    - Sering menerima keluhan dari konsumen

    - Sering salah paham dengan konsumen

    Faktor konsumen

    yang menyulitkan

    6 Item 20 Item 21 Item 22

    - Tidak nyaman dengan tata ruang - Fasilitas kerja kurang memadai - Terjadi ganguan pada lingkungan

    kerja

    Faktor lingkungan

    kerja

    Sumber : Data primer diolah

  • 43

    1. Kesimpulan

    Berdasarkan di atas maka dapat disimpulkan :

    • Dari 22 variabel yang diteliti dengan melakukan proses factoring bisa

    direduksi menjadi enam faktor.

    • Faktor yang terbentuk

    FAKTOR 1 : Dinamakan faktor kepemimpinan, terdiri atas indikator

    manajer tidak mendukung pekerjaan SPG, pengawasan yang ketat dari

    manajer, manajer yang pemarah bila terjadi kesalahan. Perilaku

    kepemimpinan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stres kerja

    karyawan. Hal ini dapat diatasi dengan menciptakan lingkungan yang lebih

    terbuka antara atasan dan bawahan, sehingga dapat terjalin komunikasi yang

    lebih baik.

    FAKTOR 2 : Dinamakan faktor tuntutan peran, terdiri atas indikator tidak

    nyaman dengan pakaian seragam, tata rias terlalu berlebihan, kurang percaya

    diri dengan penampilan, dan harus punya pengetahuan tentang produk

    kosmetik. Hal ini berarti stres kerja dapat juga dipengaruhi oleh tuntutan

    peran sebagai seorang SPG. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan

    pelatihan dan peningkatan kemampuan bagi para SPG.

    FAKTOR 3 : Dinamakan peraturan kerja, terdiri atas indikator tertekan

    dengan aturan yang dibuat perusahaan, tidak puas dengan perjanjian kerja,

    tertekan dengan target penjualan, dan tertekan karena harus aktif melakukan

    promosi. Peraturan yang sangat ketat dan mengekang kebebasan karyawan

    merupakan salah satu faktor penyebab stres. Hal ini dapat diatasi dengan

  • 44

    membuat kebijaksanaan yang dapat membuat para karyawan merasa dalam

    melakukan aturan yang ditetapkan perusahaan.

    FAKTOR 4 : Dinamakan faktor beban kerja, terdiri atas indikator beban

    kerja yang berlebihan, tidak mampu melakukan perkerjaannya, merasa

    bosan dengan pekerjaannya, dan sering kerja lembur. Keadaan ini

    merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan seorang SPG menjadi

    stres. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan beban kerja yang sesuai

    dengan kemampuan karyawan.

    FAKTOR 5 : Dinamakan faktor konsumen yang menyulitkan, terdiri atas

    indikator sikap yang tidak baik dari konsumen, sering menerima keluhan

    dari konsumen dan sering salah paham dengan konsumen. Sikap yang tidak

    baik dan keluhan konsumen karena kesalahpahaman dapat juga

    menyebabkan karyawan mengalami stres. Keadaan ini dapat diatasi dengan

    memberikan pelatihan terhadap karyawan tentang bagaimana menghadapi

    konsumen dengan baik.

    FAKTOR 6 : Dinamakan faktor lingkungan kerja, terdiri atas indikator tidak

    nyaman dengan tata ruangan kerja, fasilitas kerja kurang memadai, dan

    terjadi gangguan pada lingkungan kerja. Keadaan lingkungan yang tidak

    mendukung seperti suara yang gaduh atau kurangnya fasilitas yang tersedia

    dapat menjadi salah satu faktor penyebab stres. Hal ini dapat diatasi dengan

    membuat suasana kerja yang kondusif bagi para karyawan.

  • 45

    D. Analisis Penilaian SPG Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Stres dan

    Tingkat Stres.

    Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana penilaian SPG

    produk kosmetik terhadap faktor-faktor penyebab stres. Untuk itu digunakan

    analisis mean arithmetic. Berdasarkan perhitungan menggunakan mean

    arithmetic diperoleh interval kelas sebesar 1,33. analisis terhadap penilaian

    SPG terhadapa faktor-faktor penyebab stres dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Analisis penilaian SPG terhadapa faktor 1

    Tanggapan SPG terhadap faktor 1 yaitu faktor kepemimpinan

    menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 4.10

    Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 1

    Item Mean Kategori

    Manajer tidak mendukung pekerjaan SPG

    2,63 Cukup

    Manajer tidak puas atas kerja SPG

    2,46 Cukup

    Pengawasan yang ketat dari manajer

    2,49 Cukup

    Manajer yang marah bila terjadi kesalahan

    2,49 Cukup

    Total Mean 2,52 Cukup Sumber : Data primer diolah (lampiran 4)

    Hasil perhitungan mengunakan analisis mean arithmetic menunjukan

    bahwa tangapan SPG terhadap faktor 1 yaitu faktor kepemimpinan

    termasuk kategori cukup, yang ditunjukan dengan nilai rata-rata sebesar

    2,52. Hal ini menunjukan bahwa SPG menganggap bahwa faktor 1 yang

    berkaitan dengan manajer yang tidak mendukung ketat dari manajer,

  • 46

    manajer yang pemarah bila terjadi kesalahan menjadi penyebab tingkat

    stres yang cukup.

    2. Analisis penilaian SPG terhadap faktor 2

    Tanggapan SPG terhadapa faktor 2 yaitu faktor tuntutan peran

    mengunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 4.11

    Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 2

    Item Mean Kategori

    Tidak nyaman dengan pakaian seragam

    2,13 Rendah

    Tata rias terlalu berlebihan 2,39 Cukup Kurang percaya diri dengan penampilan

    2,27 Rendah

    Harus punya pengetahuan tentang produk kosmetik

    2,36 Cukup

    Total Mean 2,29 Rendah Sumber : Data Primer diolah (Lampiran 4)

    Hasil perhitungan menunjukan bahwa tanggapan SPG terhadap

    faktor 2 yaitu faktor tuntutan peran termasuk kategori rendah, yang

    ditunjukan dengan nilai rata-rata sebesar 2,29. Hal ini menunjukan bahwa

    SPG menganggap bahwa faktor tuntutan peran yang berhubungan tidak

    nyaman dengan pakian seragam, tata rias terlalu berlebihan, kurang

    percaya diri dengan penampilan, dan harus punya pengetahuan tentang

    produk kosmetik relative, tidak menyebabkan stres.

    3. Analisis penilaian SPG terhadap faktor 3

    Tanggapan SPG terhadap faktor 3 yaitu faktor aturan perusahaan

    menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 47

    Tabel 4.12

    Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 3

    Item Mean Kategori

    Tertekan dengan aturan yang dibuat perusahaan

    2,43 Cukup

    Tidak puas dengan perjanjian kerja

    2,58 Cukup

    Tertekan dengan target penjualan

    2,30 Rendah

    Tertekan karena harus melakukan promosi

    2,27 Rendah

    Total Mean 2,39 Cukup

    Sumber : Data primer diolah (Lampiran 4)

    Hasil perhitungan menunjukan bahwa tanggapan SPG terhadap

    faktor 3 yaitu faktor peraturan kerja termasuk kategori cukup, yang

    ditunjukan dengan nilai rata-rata sebesar 2,42. Hal ini menunjukan bahwa

    SPG menganggap bahwa faktor 3 yang berkaitan dengan aturan yang

    dibuat perusahaan, perjanjian kerja, target penjualan dan harus aktif

    melakukan promosi menjadi penyebab tingkat stres yang cukup.

    4. Analisis Peniliaan SPG terhadap faktor 4

    Tanggapan SPG terhadap faktor 4 yaitu faktor beban kerja

    menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 48

    Tabel 4.13

    Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 4

    Item Mean Kategori

    Beban kerja yang berlebihan 2,25 Rendah Tidak mampu melakukan pekerjaannya

    2,39 Cukup

    Merasa bosan dengan pekerjaannya

    2,36 Cukup

    Sering kerja lembur 2,35 Cukup Total Mean 2,34 Cukup

    Sumber : Data primer diolah (lampiran 4)

    Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanggapan SPG terhadap

    faktor 4 yaitu beban kerja adalah termasuk kategori cukup, yang

    ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 2,35. Hal ini menunjukan bahwa

    SPG mempunyai tingkat stres yang cukup terhadap pekerjaan yang

    dijalankannya. Tingkat stres yang cukup ini dapat berkaitan dengan beban

    kerja yang berlebihan, tidak mampu melakukan perkerjaannya, merasa

    bosan dengan pekerjaanya, dan sering kerja lembur.

    5. Analisis penilaian SPG terhadap faktor 5

    Tanggapan SPG terhadap faktor 5 yaitu faktor konsumen yang

    menyulitkan menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada

    tabel berikut ini :

  • 49

    Tabel 4.14

    Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 5

    Item Mean Kategori

    Sikap yang tidak baik dari konsumen

    2,55 Cukup

    Sering menerima keluhan dari konsumen

    2,38 Cukup

    Sering salah paham dengan konsumen

    2,44 Cukup

    Total mean 2,46 Cukup Sumber : Data primer diolah (lampiran 4)

    Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanggapan SPG terhadap

    faktor 5 yaitu faktor konsumen yang menyulitkan termasuk kategori

    cukup, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 2,46. hal ini dengan

    sikap yang tidak baik dari konsumen, keluhan dari konsumen, dan salah

    paham dengan konsumen menjadi penyebab tingkat stres yang cukup.

    6. Analsis Penilaian SPG terhadap Faktor 6

    Tangapan SPG terhadap faktor 6 yaitu faktor lingkungan kerja

    menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihata pada tabel berikut :

    Tabel 4.15

    Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 6

    Item Mean Kategori

    Tidak nyaman dengan tata ruang kerja

    2,36 Cukup

    Fasilitas kerja kurang memadai

    2,73 Cukup

    Terjadi ganguan pada lingkungan kerja

    2,72 Cukup

    Total Mean 2,60 Cukup Sumber : Data primer diolah (lampiran 4)

  • 50

    Hasil perhitungan menunjukan bahwa tanggapan SPG terhadapa

    faktor 6 yaitu faktor lingkungan kerja termasuk kategori cukup, yang

    ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 2,60 hal ini menunjukan bahwa

    SPG menganggap bahwa faktor 5 yang berkaitan dengan tata ruang kerja,

    fasilitas kerja kurang memadai dan terjadi ganguan pada lingkungan kerja

    menjadi penyebab tingkat stres yang cukup.

    7. Analisis penilaian SPG terhadap tingkat stres

    Tanggapan SPG terhadap tingkat stress mengunakan analisis mean

    arithmetic dapat dilihat pada table berikut :

    Tabel 4.16

    Penilaian Karyawan Terhadap Tingkat Stres

    Item Mean Kategori

    Mengalami sakit kepala / pusing 2,64 Cukup Mengalami hipertensi 1,97 Rendah Mengalami mual, diare 1,87 Rendah Mengalami kelelahan fisik 2,34 Cukup Mengalami susah tidur / insomnia 1,99 Rendah Mengalami depresi 1,97 Rendah Mengalami cepat panik 1,93 Rendah Merasa cemas 2,04 Rendah Kehilangan selera makan 2,00 Rendah Hilang ingatan sesaat 1,88 Rendah

    Total Mean 2,06 Rendah Sumber : Data primer diolah (lampiran 4)

    Hasil perhitungan menunjukan bahwa tanggapan SPG terhadap

    tingkat stres termasuk kategori rendah, yang ditunjukan dengan nilai rata-

    rata sebesar 2,06. Hal ini menunjukan bahwa SPG menganggap bahwa

    faktor-faktor penyebab stres tidak terlalu membuat mereka menjadi stres,

  • 51

    atau dapat dinyatakan bahwa rata-rata para SPG mengalami tingkat stres

    yang rendah.

    E. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Penyebab Stres Terhadap Tingkat Stres

    Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor

    penyebab stress yang dirasakan SPG terhadap tingkat stres Sales Promotion

    Girl (SPG) produk kosmetik. Analisis regresi linier ganda ini dapat

    dirumuskan dengan model persamaan sebagai berikut :

    665544332211 XbXbXbXbXbXbY ++++++= α

    Keterangan :

    Y = Tingkat Stres

    1X = Beban kerja

    2X = Tuntutan peran

    3X = Peraturan kerja

    4X = Kepemimpinan

    5X = Lingkungan kerja

    6X = Konsumen yang menyulitkan

    α = Nilai Konstanta

    b = Koefisien Regresi

    Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan bantuan komputer

    program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

  • 52

    Tabel 4.17

    Hasil Analisis Regresi

    Variabel Koefisien Regresi T Hitung Signifikansi

    Faktor 1 0,115 2,510 0,014 Faktor 2 0,101 2,455 0,016 Faktor 3 0,121 2,705 0,008 Faktor 4 0,106 2,855 0,005 Faktor 5 0,094 2,304 0,023 Faktor 6 0,104 2,311 0,023 Konstanta = 0,508

    2R = 0,561 F = 19,826 Sig. F = 0,000 Sumber : Data primer diolah (Lampiran 5)

    Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda ini dapat dibuat

    persamaan model regresi sebagai berikut :

    654321 104,0094,0106,0121,0101,0115,0508,0 XXXXXXY ++++++=

    Interpretasi hasil analisis regresi ganda :

    Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen

    berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Apabila nilai

    signifikansi F < 0,05 berarti variabel faktor-faktor penyebab stres secara

    simultan berpengaruh terhadap tingkat stres. Berdasarkan tabel 4.21 di atas

    terlihat bahwa hasil analisis diperoleh nilai F statistik sebesar 19,826 dengan

    signifikansi 0,000, karena signifikansi F < 0,05, maka nilai Ho ditolak. Hal ini

    berarti bahwa variabel faktor-faktor penyebab stres yang terdiri dari beban

    kerja, tuntutan peran, peraturan kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja dan

    konsumen yang menyulitkan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

  • 53

    tingkat stres. Hasil uji F ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan

    bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor penyebab stres

    terhadap tingkat stres SPG kosmetika.

    Koefisien determinan (R2) merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya

    persentase pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin

    besar koefisien determinansi mendekati angka 1, maka semakin besar pula

    pengaruh semua variabel indipenden terhadap variabel dependen. Hasil uji R2

    pada penelitian ini diperoleh nilai R2 sebesar 0,561. Hal ini menunjukkan

    bahwa faktor-faktor penyebab stres berpengaruh terhadap tingkat stres sebesar

    56,1%, cukupkan sisanya sebesar 43,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang

    tidak diteliti dalam penelitian ini.

  • 54

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Berdasarkan analisis menggunakan mean arithmetic dapat disimpulkan

    bahwa penilaian karyawan terhadap faktor-faktor penyebab stres adalah

    cukup, kecuali faktor tuntutan peran yang termasuk kategori rendah. Hal

    ini didukung dengan nilai rata-rata untuk faktor beban kerja sebesar 2,34,

    faktor tuntutan peran sebesar 2,29, faktor peraturan kerja sebesar 2,39,

    faktor kepemimpinan sebesar 2,52, faktor lingkungan kerja sebesar 2,60,

    dan faktor konsumen yang menyulitkan sebesar 2,46. Adapun penilaian

    SPG terhadap tingkat stres termasuk kategori rendah, yang ditunjukkan

    dengan nilai rata-rata sebesar 2,06.

    2. Berdasarkan analisis faktor terhadap dua puluh dua item dapat direduksi

    menjadi enam faktor penyebab stres. Faktor-faktor yang terbentuk adalah

    faktor kepemimpinan, faktor tuntutan peran, faktor peraturan kerja, faktor

    beban kerja, faktor konsumen, dan faktor lingkungan kerja yang

    menyulitkan. Angka factor loading dari semua faktor tersebut diatas 0,05.

    Dengan demikian, semua faktor yang terbentuk sudah mewakili semua

    variabel yang ada.

  • 55

    Berdasarkan uji F menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab stres secara

    simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat stres SPG produk

    kosmetika. Hal ini dapat dilihat dari nilai R2 sebesar 0,561, artinya tingkat

    stres dipengaruhi sebesar 56,1% oleh faktor beban kerja, tuntutan peran,

    peraturan kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja, dan konsumen yang

    menyulitkan.

    B. Saran

    Berdasarka kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran

    sebagai berikut :

    1. Perusahaan hendaknya memperhatikan faktor-faktor penyebab stres pada

    karyawan guna menghindari terjadinya tingkat stres yang lebih tinggi pada

    karyawan khususnya SPG produk kosmetika.

    2. Perusahaan hendaknya menciptakan suasana kerja yang kondusif dan

    komunikasi yang baik terutama antara atasan dan bawahan guna

    menghindari tingkat stres yang lebih tinggi.

    3. Perusahaan hendaknya memberikan pelatihan dan ketrampilan terutama

    dalam menghadapi konsumen yang menyulitkan.

    4. Perusahaan hendaknya mampu menempatkan karyawan sesuai dengan

    bidang kerjanya dan kemampuan yang dimilikinya, guna menghindari

    stres akibat beban kerja yang berlebihan atau pekerjaan yang tidak sesuai

    dengan bidangnya.

  • 56

    DAFTAR PUSTAKA

    Anoraga, Suyati. 2001. Psikologi dan Industri. Jakarta : Rineka Cipta DR Kartini Kartono, Pengantar Metodelogi Riset Sosial Gicnac, Ann ang Steven H. Appelbaum. 1997. The Impact of Stress on Customer

    Service Representative Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita. 2000. Perilaku Keorganisasian.

    Yogyakarta : BPFE Handoko, T. Hani. (2000), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia

    Yogyakarta : BPFE Jogiyanto, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Yogyakarta : BPFE J. Supranto. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Rineka

    Cipta. Munandar, A.S, 2001. Psikilogi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit

    Universitas Indonesia. Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip – Prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima.

    Jakarta : Penerbit Erlangga Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas kerja. Jakarta :

    Rineka Cipta. Prof. DR.. Sugiyono 2004 & 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung :

    Alfabeta Sutrisno Hadi. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Ofset.

  • 57

  • Lama Kerja

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent 1 1 - 2 thn 31 31.0 31.0 31.02 3 - 4 thn 49 49.0 49.0 80.03 => 5 thn 20 20.0 20.0 100.0

    Valid

    Total 100 100.0 100.0

    Usia

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent 1 16 - 25 thn 70 70.0 70.0 70.0 2 25 - 35 thn 30 30.0 30.0 100.0

    Valid

    Total 100 100.0 100.0

    Pendisikan terakhir

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent 1 SLTP 10 10.0 10.0 10.0 2 SLTA 66 66.0 66.0 76.0 3 Perguruan Tinggi 24 24.0 24.0 100.0

    Valid

    Total 100 100.0 100.0

    Penghasilan/ bulan

    Frequency Percent Valid

    Percent Cumulative

    Percent 1 < Rp. 500.000 22 22.0 22.0 22.02 Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 71 71.0 71.0 93.03 > Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 7 7.0 7.0 100.0

    Valid

    Total 100 100.0 100.0

    Status pekerjaan

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent 1 Part time 35 35.0 35.0 35.02 Full time 65 65.0 65.0 100.0

    Valid

    Total 100 100.0 100.0

  • Case Summaries

    X1 Beban kerja

    X2 Tuntutan

    peran

    X3 Peraturan

    kerja

    X4 Kepemim

    pinan

    X5 Lingkungan

    kerja

    X6 Konsumen

    yang menyulitkan

    Y Tingkat

    stres kerja

    2.00 2.00 3.25 2.50 1.33 1.00 1.20

    2.00 3.50 3.00 1.50 2.00 2.67 1.50

    2.25 4.25 1.75 2.00 2.00 1.67 1.20

    3.00 2.00 3.00 2.50 1.67 4.67 1.60

    1.50 3.50 2.50 1.75 4.00 1.33 2.60

    3.00 2.50 2.50 3.00 3.67 2.67 1.80

    3.00 1.50 2.25 3.50 4.67 4.00 1.90

    1.50 1.50 1.50 1.50 1.67 2.00 2.30

    2.00 1.25 2.00 1.75 1.33 3.33 1.60

    2.00 1.75 2.50 3.75 1.00 1.67 3.10

    1.75 2.00 1.75 2.25 1.67 2.00 1.40

    2.50 3.00 3.00 1.50 2.00 2.00 2.20

    2.25 2.00 2.50 4.75 3.33 2.00 2.10

    1.75 1.75 1.75 3.25 2.00 2.00 2.30

    3.50 2.50 2.00 2.50 2.00 1.67 2.50

    1.75 1.25 3.25 1.50 2.67 2.00 2.30

    3.00 1.50 2.00 2.50 2.00 1.67 2.30

    1.00 2.50 3.50 2.50 2.67 3.33 2.60

    2.00 1.75 4.50 4.25 2.67 3.33 3.00

    1.25 3.50 1.50 3.25 2.00 2.00 2.40

    2.00 2.25 4.00 4.25 3.33 1.67 1.30

    3.00 3.00 2.00 1.50 3.33 2.67 2.70

    3.25 3.50 2.25 3.00 2.67 4.00 3.00

    2.25 3.75 2.75 4.00 3.33 3.33 3.10

    4.00 4.00 1.50 4.00 3.33 1.67 1.70

    1.25 2.75 1.25 1.75 1.67 2.33 1.70

    2.00 3.50 2.00 3.00 2.00 2.00 2.50

    3.00 1.50 2.00 1.75 2.00 2.00 2.30

    2.00 2.00 1.75 2.50 2.67 4.33 2.10

    1.25 3.00 4.00 2.25 1.33 2.67 1.70

    1.75 2.00 2.50 2.25 3.33 1.67 2.00

    2.50 2.50 2.00 1.50 2.67 2.00 1.90

    3.50 3.00 3.00 2.75 3.33 3.33 2.50

    2.50 2.50 2.25 2.00 4.33 3.33 2.30

    3.00 3.00 2.50 4.00 4.00 2.67 2.60

    2.00 1.75 1.00 4.00 1.00 1.33 1.70

  • 1.75 1.50 2.00 1.50 2.00 1.67 1.50

    2.50 3.00 4.00 2.25 2.67 2.00 2.30

    4.75 2.00 1.50 2.25 2.00 2.00 2.10

    2.00 3.00 2.25 4.25 4.33 3.33 2.50

    2.00 2.00 3.50 2.50 3.33 2.00 2.20

    2.00 2.25 2.25 2.50 4.00 3.00 2.20

    3.50 3.50 3.00 3.25 4.67 4.00 2.90

    2.25 2.75 3.75 2.50 4.00 3.33 2.50

    1.25 1.00 1.25 1.25 1.67 1.67 1.00

    1.25 1.50 1.25 1.25 1.67 1.33 1.20

    1.25 4.00 1.75 1.25 1.00 1.67 1.60

    1.25 1.00 1.00 1.25 1.67 1.00 1.00

    1.75 1.50 1.75 1.50 2.00 1.67 1.50

    3.25 2.25 3.00 2.00 2.67 2.00 2.20

    1.50 1.25 1.50 1.25 1.33 1.00 1.00

    1.75 1.75 1.75 3.75 2.00 2.00 1.80

    1.50 1.50 1.50 1.25 1.33 1.67 1.40

    1.75 1.50 1.75 1.50 3.00 1.67 1.70

    1.50 1.75 1.50 1.75 1.67 1.00 1.50

    3.00 2.50 2.00 1.00 4.67 3.33 2.30

    2.25 3.50 2.50 3.00 3.67 3.33 2.40

    2.00 1.50 4.25 2.00 1.67 3.33 2.10

    1.75 1.50 3.00 1.50 3.33 3.33 2.00

    1.75 1.50 1.75 1.75 1.33 1.00 1.50

    2.25 4.25 3.00 5.00 2.00 4.00 2.60

    3.00 1.75 2.25 2.25 4.00 4.00 2.30

    3.75 1.25 1.75 2.75 2.00 2.33 2.00

    1.25 1.75 1.50 1.50 1.33 2.67 1.40

    2.50 1.25 4.00 2.25 2.00 3.33 2.20

    1.75 2.25 1.00 3.50 1.33 1.67 1.60

    4.00 3.00 1.75 3.00 3.00 3.33 2.40

    1.75 2.00 1.75 1.75 2.00 1.33 1.60

    4.00 4.00 4.00 4.50 3.00 4.67 3.20

    1.75 1.50 2.00 1.50 2.00 1.00 1.50

    2.00 4.50 2.25 4.00 2.67 1.67 2.30

    2.50 2.50 2.75 2.50 4.00 4.00 2.40

    1.50 2.00 1.50 1.75 1.00 2.00 1.50

    2.50 1.50 4.00 2.25 2.00 3.00 2.10

    1.75 2.25 2.00 2.00 2.67 1.67 1.80

    3.50 1.75 4.00 2.25 3.33 2.00 2.40

    1.25 2.50 1.50 2.00 1.67 1.33 1.60

  • 2.75 2.25 4.00 2.00 2.00 3.00 2.20

    1.50 3.00 1.50 2.50 2.00 1.67 1.80

    2.50 2.50 2.50 2.25 4.00 1.33 2.20

    4.00 1.25 1.75 2.00 2.00 1.67 1.90

    2.75 2.75 4.00 2.25 4.00 4.00 2.60

    3.75 3.50 3.50 2.50 3.33 3.33 2.70

    3.50 2.00 2.00 4.00 3.33 3.33 2.40

    2.50 1.75 3.00 2.00 3.33 2.00 2.10

    1.75 2.00 2.25 1.75 2.67 2.00 1.80

    2.50 1.25 1.75 2.75 4.67 3.33 2.20

    4.25 1.75 2.00 2.25 2.67 2.33 2.20

    1.00 2.00 1.50 5.00 1.67 1.33 1.80

    1.75 4.00 1.75 2.00 1.33 2.67 1.90

    1.25 1.75 1.50 4.00 1.67 1.67 1.70

    3.00 2.00 3.00 2.25 3.00 3.33 2.30

    2.00 1.25 3.25 2.50 3.00 3.33 2.10

    2.75 1.75 2.00 3.50 2.67 2.67 2.10

    2.00 3.50 2.75 4.00 2.67 3.33 2.40

    3.50 3.25 2.75 2.50 4.00 4.00 2.60

    3.00 1.25 3.00 1.75 3.33 4.00 2.20

    2.50 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.20

    2.50 2.00 2.50 2.50 3.33 1.67 2.10

    4.00 1.00 2.75 4.00 3.33 3.33 2.50

    100 100 100 100 100 100 100

    Case Summaries

    BK13

    BK14

    BK15

    BK16 TP5 TP6 TP7 TP8 PK9 PK10 PK11 PK12 KP1 KP2 KP3 KP4

    LK20

    LK21

    LK22

    KM17

    K

    2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 1 2 2 4 2 1 2 1 1

    2 2 2 2 4 4 2 4 2 4 4 2 2 1 2 1 2 2 2 4

    2 4 2 1 4 4 4 5 1 2 2 2 2 1 4 1 2 2 2 2

    2 4 2 4 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 1 4

    1 1 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 2

    4 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 5 4 4

    2 4 2 4 2 1 2 1 2 4 2 1 4 2 4 4 4 5 5 4

    1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2

    2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 4

    2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 5 4 4 2 1 1 1 2

    2 2 1 2 1 2 1 4 2 2 1 2 4 1 2 2 1 2 2 2

  • 2 2 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 1 2 1 2 2 2 2 2

    4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 5 4 5 5 2 4 4 2

    1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 4 5 2 2 2 2 2 2

    2 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2

    2 1 2 2 1 1 2 1 1 4 4 4 2 1 2 1 2 2 4 2

    4 2 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2

    1 1 1 1 2 4 2 2 4 4 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2

    2 2 2 2 2 1 2 2 5 5 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4

    1 2 1 1 4 2 4 4 2 1 2 1 5 2 2 4 2 2 2 2

    2 2 2 2 2 4 1 2 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 2

    2 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 1 2 2 1 4 2 4 4

    2 2 4 5 2 2 5 5 2 2 1 4 2 4 4 2 2 2 4 4

    1 4 2 2 2 4 4 5 4 4 1 2 4 4 4 4 2 4 4 4

    4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 1 4 4 4 4 4 4 2 1

    1 2 1 1 1 2 4 4 2 1 1 1 4 1 1 1 2 1 2 1

    2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2