analisis tingkat kelayakan software...

114
ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE PEMBELAJARAN FISIKA SMA DITINJAU DARI ASPEK DESAIN PEMBELAJARAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh FERA FARI’AH 108016300014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: dangbao

Post on 21-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE

PEMBELAJARAN FISIKA SMA DITINJAU DARI ASPEK

DESAIN PEMBELAJARAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh

FERA FARI’AH

108016300014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 3: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 4: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 5: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

i

ABSTRAK

Fera Fari’ah, “Analisis Tingkat Kelayakan Software Pembelajaran Fisika

SMA Ditinjau dari Aspek Desain Pembelajaran”. “Skripsi”, Program Studi

Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan software

pembelajaran fisika SMA pada materi kinematika dengan analisis vektor ditinjau

dari aspek desain pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dari bulan desember

2013 sampai bulan Maret 2014. Tempat penelitian ini adalah di kecamatan

Cakung, Jakarta Timur, yaitu di SMA N 11 Jakarta, SMA N 76 Jakarta, SMA N

89 Jakarta, SMA N 102 Jakarta, dan SMA N 107 Jakarta untuk memperoleh

sampel software pembelajaran fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala

penskoran mulai dari skor 0 hingga 4 dengan mengacu pada rubrik (deskripsi

kategori penskoran) yang telah disusun penulis. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini melalui observasi dan studi dokumenter. Sedangkan teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif

kuantitatif. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa software

pembelajaran fisika Pesona Edu dan Lebah Kreasi termasuk dalam kategori

layak desain pembelajarannya. Hal ini ditunjukkan dengan persentase tingkat

kelayakan software pembelajaran hasil analisis delapan indikator dari aspek

desain pembelajaran untuk Pesona Edu sebesar 56,25%, sedangkan untuk Lebah

Kreasi sebesar 75,00%. Berdasarkan tingkat persentase uji kelayakan desain

pembelajaran, maka software pembelajaran yang diproduksi oleh Lebah Kreasi

lebih direkomendasikan untuk digunakan dalam pembelajaran fisika pada materi

kinematika dengan analisis vektor.

Kata Kunci: Tingkat Kelayakan Software Pembelajaran Fisika, Aspek

Desain Pembelajaran.

Fera Fari’ah (Program Studi Pendidikan Fisika)

Page 6: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

ii

ABSTRACT

Fera Fari'ah, "Analysis level suitable physics instructional software SMA is

observed from instructional design aspect. "Skripsi”, Physical Education

Studies Programe, Department of Natural Sciences Education, Faculty of

Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah Islamic State University

Jakarta. 2014.

The aim of this research to know level suitable physics instructional software

SMA on kinematika subject with analysis vector is observed from instructional

design aspect. This research is done from December 2013 until March 2014. The

research place is in Cakung district, east Jakarta, they are at SMA N 11 Jakarta,

SMA N 76 Jakarta, SMA N 89 Jakarta, SMA N 102 Jakarta, and SMA N 107

Jakarta to get sample instruction software physics. Method research that used is

method research descriptive. Technic to get sample is used by purposive sampling

technic. The research instrument that used is standard scale begins from point 0 to

4 by refer to rubric (standard description category) that has been writer arranged.

Gathered data in this research begin observation and document study. While data

analysis technic that used on research is technic analysis quantitative description.

The research result that was done showed that physics instructional software

Pesona Edu and Lebah Kreasi included in suitable instructional design

categories. This case showed by percentage level suitable instructional software

analysis result eight indicator from instructional design aspect for Pesona Edu is

56,25%, whereas for Lebah Kreasi is 75,00%. Based on percentage test level

properness instruction design, so instructional software that produced by Lebah

Kreasi is more recommended to use in learning physics on kinematika subject

with analysis vector.

Key words: Level Properness Physics Instruction Software, Instructional

Design Aspect

Fera Fari'ah (Physical Education Studies Programe)

Page 7: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa seluruh umat manusia dari

kegelapan menuju keselamatan.

Penyusunan skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Berkat doa, kerja keras, serta dukungan dari berbagai pihak, alhamdulillah penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Tingkat Kelayakan

Software Pembelajaran Fisika SMA Ditinjau dari Aspek Desain Pembelajaran”.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini, diantaranya yaitu:

1. Dra. Nurlena Rifa‟I, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Prodi Fisika sekaligus dosen

pembimbing I yang telah mengarahkan dan membantu penulis dengan sabar

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Nada Marnada, M.Eng, selaku dosen pembimbing II yang telah

mengarahkan dan membantu penulis dengan sabar dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, prodi Fisika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan.

6. Kepada pihak-pihak sekolah di Kecamatan Cakung, dan seluruh observer

yang telah menyediakan waktunya, serta membantu dalam penelitian yang

penulis lakukan.

Page 8: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

iv

7. Terimakasih penulis haturkan kepada Ibunda Hj. Nunung Khairiyah dan H.

Abd. Salam (alm) sebagai orang tua yang selalu memberikan segenap sayang

dan doa pada penulis dari kecil hingga besar, mendukung selama penulis

menuntut „ilmu. Tak lupa pula terimakasih penulis ucapkan pada kak Neneng,

kak Ade, Syara, Syifa, dan Silmi yang senantiasa mendo‟akan dan

mendukung penulis.

8. Terimakasih penulis sampaikan kepada keluarga besar Pendidikan Fisika

2008 yang sama-sama dengan penulis menuntut „ilmu, banyak suka-duka

dilalui bersama. Semoga Fisika 2008 diberkahi ALLAH dengan „ilmu serta

manfaat untuk Islam, Indonesia, keluarga, dan diri kita masing-masing.

9. Sahabat penulis, Indah Puspitasari, Mulia Rusmawati, Mutiara Lulu, Zakiyah

Rahmi Lubis, Merbani, Chaerani Azizah, Ulfa, Azi, Uswah, Ummu Eka,

Istiqomah, Amanatur yang sering memotivasi dan memacu penulis untuk

terus berproses mengerjakan skripsi ini.

10. Keluarga Besar LDK komda FITK, LDK UIN Syarif Hidayatullah, KAMMI

komisariat UIN Syarif Hidayatullah, Hiqma UIN Syarif Hidayatullah,

Komunitas Sepeda sehat UIN Syarif Hidayatullah.

Terimakasih penulis ucapkan bagi nama-nama yang tidak dapat disebutkan

satu persatu oleh penulis. Semoga Allah selalu melimpahkan berkah dan

membalas kebaikan yang pernah kalian lakukan. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaaat bagi penulis dan pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan

dalam dunia pendidikan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Jazakumullah khairal jaza’

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 27 April 2014

Penulis

Page 9: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

v

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Abstrak .......................................................................................................... i

Abstract ......................................................................................................... ii

Kata Pengantar ............................................................................................ iii

Daftar Isi ....................................................................................................... v

Daftar Tabel ................................................................................................. vii

Daftar Gambar ……………………………………………………………. viii

Daftar Lampiran ………………………………………………………….. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....………………………………………………….. 4

C. Pembatasan Masalah .....………………………………………………… 5

D. Rumusan Masalah …………………………….………………………… 5

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………….............. 5

F. Manfaat Penelitian ………………………………………….................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran ...…........................................................................... 7

B. Pembelajaran dengan Bantuan Komputer (CAI) ……………………….. 15

C. Desain Pembelajaran ………………......................................................... 21

D. Kinematika dengan Analisis Vektor ………………………..................... 37

E. Hasil Penelitian Relevan ………………………………………………... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 51

B. Metode Penelitian ……………………………………………………….. 51

C. Populasi dan Sampel ………….………..……………………………….. 51

D. Instrumen Penelitian …………………….…….………………………… 52

E. Rubrik Kriteria Penskoran……...…...…………………............................ 53

F. Teknik Pengumpulan Data ………………….………….......................... 61

G. Teknik Analisis Data …………..……………………………………….. 61

Page 10: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 63

B. Pembahasan ……………………………………………………............... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 74

B. Saran ………………………………………………………….................. 74

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………… 77

Page 11: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Penskoran Tingkat Kelayakan Software

Pembelajaran Ditinjau dari Aspek Desain Pembelajaran …. 52

Tabel 3.2 Kriteria Penskoran Relevansi Tujuan Pembelajaran dengan

SK/KD/Kurikulum …………………………………............ 53

Tabel 3.3 Rubrik Kriteria Penskoran Ketepatan Penggunaan Strategi

Pembelajaran ………………..……………………………... 54

Tabel 3.4 Rubrik Kriteria Penskoran Interaktivitas ………………..… 55

Tabel 3.5 Rubrik Kriteria Penskoran Kontekstualitas …………...…... 56

Tabel 3.6 Rubrik Kriteria Penskoran Kemudahan untuk Dipahami .… 57

Tabel 3.7 Rubrik Kriteria Penskoran Kejelasan Uraian, Pembahasan,

Contoh, Simulasi, dan Latihan .............................................. 58

Tabel 3.8 Rubrik Kriteria Penskoran Konsistensi Evaluasi dengan

Tujuan Pembelajaran ………………………..…………….. 59

Tabel 3.9 Rubrik Kriteria Penskoran Pemberian Umpan Balik terhadap

Hasil Evaluasi ……………………………………. 60

Tabel 3.10 Tabel Skala Persentase Menurut Suharsimi Arikunto …….. 62

Tabel 4.1 Hasil Penskoran Software Pembelajaran Fisika Pesona Edu

………………………………………………………………... 63

Tabel 4.2 Hasil Penskoran Software Pembelajaran Fisika Lebah Kreasi

………………………………………………………………... 64

Tabel 4.3 Perhitungan Deviasi Standar dari Data Skor Hasil

Pengamatan terhadap Software Pesona Edu …..…………….. 65

Tabel 4.4 Perhitungan Deviasi Standar dari Data Skor Hasil

Pengamatan terhadap Software Lebah Kreasi ……..………… 66

Tabel 4.5 Perbandingan Skor dan Persentase Software Pembelajaran

Fisika pada Tiap-tiap Indikator ………………………………

67

Page 12: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kecepatan Sesaat Suatu Benda Dapat Diperoleh dari

Garis Singgung Kurva Lintasan Benda untuk Dua

Dimensi …………………………….……………………. 40

Gambar 2.2 Gambar 2.2 Grafik ( )………….............................. 47

Gambar 4.1 Diagram Persentase (%) Tingkat Kelayakan Software

Pembelajaran Fisika …………………………….……….. 65

Gambar 4.2 Diagram Persentase Tingkat Kelayakan Software

Pembelajaran Fisika pada Tiap-tiap Indikator …………... 68

Page 13: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Cuplikan-cuplikan Slide Software Pembelajaran Fisika

SMA ..……………………………………………………...

77

Lampiran 2: Penilaian Software Pembelajaran Fisika SMA oleh

reviewer ……………………………………………………

78

Lampiran 3: Pernyataan dari Ahli ………………………………………. 92

Lampiran 4: Surat Izin Observasi dan Penelitian ...................................... 94

Lampiran 5: Biodata Penulis ……………………………………………. 100

Page 14: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini, kita telah memasuki abad ke 21 yang dikenal dengan abad

pengetahuan. Dalam era masyarakat yang berbasis pengetahuan ini, informasi dan

komunikasi menjadi hal yang sangat penting dan menjadi suatu kebutuhan. “Era

informasi ditandai oleh pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK), khususnya radio, televisi, komputer dan internet.”1

Perkembangan TIK yang semakin canggih, mempengaruhi sendi-sendi

kehidupan manusia tanpa kecuali dunia pendidikan. Teknologi Informasi dan

Komunikasi pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam

menunjang berlangsungnya pendidikan. Perkembangan TIK banyak dimanfaatkan

sebagai media pembelajaran untuk membantu proses belajar mengajar. “Media

pembelajaran adalah suatu alat atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan pembelajaran.”2

Media pembelajaran merupakan alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Menurut Rusman, media pembelajaran yang baik harus dapat meningkatkan

motivasi siswa, merangsang siswa mengingat apa yang telah dipelajari,

memberikan rangsangan belajar baru, mengaktifkan siswa dalam memberikan

tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa melakukan praktik-praktik

dengan benar.3 Media pembelajaran terus mengalami perkembangan mengikuti

perkembangan teknologi.

Teknologi yang paling awal dalam pembelajaran adalah percetakan yang

bekerja atas dasar prinsip mekanis, kemudian muncul teknologi audio-visual yang

merupakan gabungan antara mekanis dan elektronis. Teknologi yang muncul

1Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasannya dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka

Cipta. 2008), h. 131.

2Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 140.

3Ibid., h. 141.

Page 15: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

2

terakhir adalah teknologi mikroprosesor yang menghendaki pemakaian komputer

dan kegiatan interaktif dalam pembelajaran. Teknologi ini dikenal dengan CAI

(Computer Assisted Instruction) yaitu pembelajaran dengan berbasis komputer.

Cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai dalam CAI meliputi tutorial, drill

and practice, permainan dan simulasi, serta basis data informasi.

CAI merupakan bentuk pembelajaran dengan menggunakan komputer

yang berperan sebagai piranti pembelajaran individual yang menghendaki siswa

dapat berinteraksi langsung dengan komputer yang telah diprogram oleh guru.

Menurut Suprih Widodo, dalam pembelajaran dengan bantuan komputer (CAI),

petunjuk-petunjuk pembelajaran dibantu oleh komputer, sedangkan medianya

adalah perangkat lunak (software) pembelajaran, yang kemudian ditekankan lebih

pada multimedia interaktif.4 CAI memiliki prinsip berorientasi pada tujuan

pembelajaran, pembelajaran individual, pembelajaran mandiri, dan pembelajaran

tuntas.

Kini, banyak beredar perangkat lunak (software) pembelajaran yang dapat

mendukung proses belajar mengajar, tak terkecuali pada bidang studi fisika.

Fisika adalah salah satu bagian ilmu pengetahuan yang sangatlah penting dalam

kehidupan, karena segala aktivitas manusia di dunia ini merupakan konsep dari

fisika, mulai berjalan, berlari, mengendarai sepeda, motor, mobil bahkan ketika

kita berdiri menginjak bumi. Namun, sebagian besar orang mengatakan fisika

merupakan mata pelajaran yang cukup sulit, penuh dengan perhitungan yang

membingungkan sehingga memerlukan visualisasi yang jelas dan nyata agar dapat

memahaminya dengan benar.

Software pembelajaran fisika banyak dibuat dalam bentuk kepingan CD

multimedia interaktif, yang memuat animasi-animasi untuk memvisualisasikan

peristiwa maupun hukum-hukum fisika. Software pembelajaran fisika terus-

menerus memenuhi pasar perangkat lunak pembelajaran. Namun, menurut Suprih

Widodo kondisi ini cukup memprihatinkan karena di Indonesia belum ada

institusi yang secara aktif membuat standar dalam pengukuran kualitas perangkat

4Suprih Widodo, The analysis of Software Quality as Mathematics Teaching Media in

Elementary School, Jurnal UPI, 2011, h. 1.

Page 16: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

3

lunak, termasuk perangkat lunak pembelajaran.5 Menjamurnya software

pembelajaran di lingkungan pendidikan, haruslah diimbangi dengan uji kelayakan

software pembelajaran tersebut untuk digunakan dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

Menurut Thorn, ada enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif

(TIK) yaitu kemudahan navigasi, kandungan kognisi, pengetahuan dan presentasi,

integrasi media, estetika dan fungsi secara keseluruhan di mana program yang

dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh siswa.6

Memilih software pembelajaran untuk menunjang pembelajaran perlu mengacu

pada tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik. Oleh karena itu, para

pengembang software pembelajaran haruslah memperhatikan kelayakan software

pembelajaran yang mereka kembangkan sebelum didistribusikan ke sekolah

maupun masyarakat luas. Menurut Wahono, ada tiga aspek yang menjadi kriteria

penilaian software (perangkat lunak) pembelajaran, yaitu aspek rekayasa

perangkat lunak, aspek desain pembelajaran, dan aspek komunikasi visual.7

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis dan tiap

komponen di dalamnya sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan

siswa. Agar proses pembelajaran pada suatu bidang studi tertentu terlaksana

dengan baik, maka diperlukan pengorganisasian pembelajaran, salah satunya

dengan memperhatikan aspek desain pembelajaran yang dapat memotivasi siswa

dalam belajar sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Kemp,

Morrison dan Ross ada empat komponen inti dari desain pembelajaran, yaitu

siswa, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian.8 Desain pembelajaran

menekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk membantu

siswa dalam proses pembelajaran sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai.

5Ibid.

6Rusman. loc. cit.

7Widodo, op. cit., h. 2

8Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group,

2008), h. 17.

Page 17: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

4

Software pembelajaran sebagai sebuah produk teknologi pembelajaran

dengan bantuan komputer yang dibuat untuk membantu siswa dalam proses

pembelajaran, sudah seharusnya dipersiapkan dengan matang dan perlu dirancang

dengan memperhatikan desain pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

“Aspek desain pembelajaran memainkan peranan yang sangat penting dalam

pengembangan suatu multimedia pembelajaran.”9 Pengembang yang

memproduksi software pembelajaran perlu bekerja ekstra dan memperhatikan

aspek desain pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar software pembelajaran

yang telah dibuat dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran

pada suatu bidang studi tertentu, terutama fisika yang merupakan bidang studi

yang dirasa sulit dipahami oleh siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin meneliti mengenai

kelayakan software pembelajaran fisika ditinjau dari aspek desain pembelajaran

untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu, penulis ingin mengetahui

seberapa besar tingkat kelayakan software pembelajaran fisika tersebut. Oleh

karena itu, penulis melakukan penelitian yang berudul “Analisis Tingkat

Kelayakan Software Pembelajaran Fisika SMA Ditinjau dari Aspek Desain

Pembelajaran.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah-masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Fisika merupakan mata pelajaran yang dirasakan sulit oleh siswa dan

memerlukan visualisasi senyata mungkin dalam menjelaskan peristiwa maupun

hukum-hukum fisika.

2. Banyak beredar software pembelajaran fisika namun belum ada institusi yang

secara aktif membuat standar dalam pengukuran kualitas perangkat lunak

(software).

9Ariasdi, Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran, 2014, h. 1,

(http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimedia-

pembelajaran/).

Page 18: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

5

3. Kini, semakin banyak software pembelajaran fisika yang beredar di masyarakat

luas maupun di sekolah-sekolah tapi belum diketahui tentang kelayakan

software pembelajaran tersebut untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Aspek desain pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah aspek

desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Wahono dengan mengacu pada

panduan pengembangan multimedia pembelajaran yang diterbitkan oleh

Depdiknas tahun 2007. Oleh karena itu, aspek desain pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini adalah indikator/kriteria relevansi tujuan

pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum, ketepatan penggunaan strategi

pembelajaran, interaktivitas, kontekstualitas, kemudahan untuk dipahami,

kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, dan latihan, konsistensi

evaluasi dengan tujuan pembelajaran dan pemberian umpan balik terhadap

hasil evaluasi.

2. Penelitian ini dilakukan pada software pembelajaran dengan model tutorial

untuk mata pelajaran fisika kelas XI semester 1 pada materi kinematika dengan

analisis vektor, yaitu Pesona Edu dan Lebah Kreasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis merumuskan masalah tersebut menjadi: “Bagaimana tingkat kelayakan

software pembelajaran fisika SMA pada materi kinematika dengan analisis vektor

ditinjau dari aspek desain pembelajaran?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan software

pembelajaran fisika SMA pada materi kinematika dengan analisis vektor ditinjau

dari aspek desain pembelajaran.

Page 19: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

6

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Untuk sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam

pengadaaan software pembelajaran fisika SMA di sekolah.

2. Untuk guru

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih software

pembelajaran fisika SMA, serta dapat menambah wawasan mengenai aspek

desain pembelajaran.

3. Untuk siswa

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan siswa tentang software

pembelajaran fisika yang dapat membantunya dalam belajar di sekolah maupun

belajar secara mandiri.

Page 20: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

“Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau

pengantar.”1 Menurut Gerlach dan Ely, media dipahami sebagai manusia, materi,

atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap.2 Menurut Scramm, media adalah teknologi

pembawa pesan untuk keperluan pembelajaran.3 Maka dapat ditarik kesimpulan,

media merupakan segala sesuatu baik manusia maupun benda berfungsi sebagai

perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Jadi, media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai perantara untuk

menyampaikan informasi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam proses

pembelajaran.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

“Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit,

baik dalam konsep maupun faktanya.”4 Sering kali dalam kenyataannya belajar

bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik

realitas dan memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak.

Ketidakjelasan bahan ajar dapat dibantu menggunakan media yang berperan

sebagai perantara bahkan dapat mewakili kekurangan guru dalam menyampaikan

materi pelajaran.

1Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008), Cet. 1, h. 204.

2Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Strategi Mewujudkan

Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung:

Refika Aditama, 2009), Cet. 3, h. 65.

3Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 2, h.

159.

4Fathurrohman dan Sutikno, loc. cit.

Page 21: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

8

Peranan media tidak akan terlihat jika penggunaannya tidak mengacu pada

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, agar pembelajaran

menjadi efektif dan efisien, tujuan pembelajaran harus dijadikan sebagai pangkal

acuan dalam menggunakan media. “Seberapa pentingnya peran media dalam

pengajaran, namun tetap tidak bisa menggeser peran guru, karena media hanya

berupa alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pengajaran.”5

Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran. “Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”6

Selain itu, media

pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman, menyajikan data (materi ajar)

dengan lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan

memadatkan informasi.

Selain memiliki fungsi, media pembelajaran juga mempunyai manfaat

dalam pembelajaran. Menurut Sudjana dan Rivai, manfaat media pembelajaran

dalam proses pembelajaran, yaitu: 7

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar,

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknaya sehingga siswa lebih mudah

memahami dan mencapai tujuan pembelajaran.,

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan tidak

menguras terlalu banyak tenaga guru,

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab siswa juga

melakukan aktivitas seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan

memerankan.

5Ibid., h. 66.

6Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 15.

7Ibid., h. 24.

Page 22: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

9

3. Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring

perkembangan teknologi. Teknologi yang paling awal yang dimanfaatkan dalam

pembelajaran yaitu percetakan yang cara kerjanya atas dasar prinsip mekanis, lalu

muncul teknologi audio visual yang merupakan gabungan mekanis dan elektronis

dan terakhir teknologi mikroprosesor yang menghendaki pemakaian komputer.

Azhar Arsyad mengelompokkan media pembelajaran berdasarkan perkembangan

teknologi, yaitu:8

a. Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak, yaitu cara menyampaikan materi melalui proses

pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi ini meliputi teks, grafik, foto atau

representasi fotografik dan reproduksi. Hasilnya berupa materi dalam bentuk

salinan tercetak, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang,

2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif,

3) Teks dan visual ditampilkan statis (diam),

4) Pengembangannya sangat bergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan

persepsi visual,

5) Baik teks maupun visual berorientasi pada siswa,

6) Informasi dapat diatur kembali oleh pemakai.

b. Media hasil teknologi audio visual

Teknologi audio visual merupakan cara menyampaikan materi

menggunakan mesin mekanis dan elektronik dalam menyajikan pesan audio

visual. “Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut:”9

1) Mereka biasanya bersifat linear,

2) Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis,

3) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang/pembuatnya,

4) Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak,

8Ibid., h. 29.

9Ibid., h. 31.

Page 23: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

10

5) Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif,

6) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif

murid yang rendah.

c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menyampaikan materi

dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor, disampaikan

dalam bentuk digital. Teknologi ini dalam pembelajaran umumnya dikenal dengan

CAI (computer assisted instruction) yaitu pembelajaran berbantuan komputer.

Media pembelajaran yang dihasilkan teknologi berbasis komputer berupa

hardware (perangkat keras) maupun software (perangkat lunak), mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut:

1) Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linear,

2) Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau perancang/pengembang

sesuai yang direncanakan,

3) Disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik,

4) Menggunakan prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangakannya,

5) Dapat merancang pembelajaran yang berorientasi pada siswa sehingga siswa

menjadi lebih aktif ketika proses pembelajaran.

d. Media hasil dari teknologi gabungan

Teknologi gabungan merupakan cara menyampaikan materi yang

menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh

komputer. Ciri-ciri teknologi berbasis komputer yaitu:

1) Dapat digunakan secara acak, sekuensial, linier,

2) Dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa,

3) Gagasan-gagasan disajikan sesuai dengan pengalaman kehidupan sehari-hari

siswa,

4) Menerapkan prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme,

5) Terdapat interaktivitas siswa.

Page 24: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

11

4. Nilai Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki nilai positif dalam membantu proses

pembelajaran. Media pembelajaran memiliki nilai sebagai berikut:10

a. Menjadikan konsep yang abstrak menjadi konkret, sehingga siswa mudah

memahami,

b. Tidak membawa objek yang berbahaya ke dalam kelas untuk pembelajaran

karena dapat digantikan dengan gambar, foto atau model,

c. Memperjelas objek pesan,

d. Berintegrasi dengan lingkungan (kontekstual),

e. Menimbulkan motivasi, kreativitas dan inovatif siswa,

f. Seragamnya pengamatan dan fokus pesan menjadi lebih jelas,

g. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.

5. Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Ketika hendak memilih media yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran, umumnya terdapat empat kesulitan yaitu:

a. Media sangat banyak macamnya sehingga timbul keraguan menentukan pilihan

media mana yang ingin digunakan.

b. Tidak ada keharusan atau kemutlakan dalam memilih media,

c. Tidak semua guru memiliki kemampuan dan pengalaman yang memadai dalam

pemakaian media,

d. Kurang memadainya ketersediaan media di sebuah sekolah sehingga sering

guru menggunakan media seadanya.

Dalam menggunakan media pembelajaran, hendaknya guru

memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. “Prinsip-prinsip yang dimaksud

dikemukakan Nana Sudjana sebagai berikut:”11

a. Menentukan jenis media yang tepat sesuai tujuan dan bahan pelajaran yang

diajarkan,

10Rusman, op. cit., h. 168.

11

Fathurrohman dan Sutikno, op. cit., h. 68.

Page 25: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

12

b. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek yang tepat sesuai tingkat

kematangan/kemampuan siswa,

c. Menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media

harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana,

d. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang

tepat. Hal tersebut untuk menghindari penggunaan media tanpa kepentingan

yang jelas.

Beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam pemilihan media

pembelajaran adalah:

a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran atau kompetensi dan karakteristik aspek

materi pelajaran yang akan dipelajari. Selanjutnya menentukan media yang

relevan untuk mencapai tujuan tersebut,

b. Mengidentifikasi karakteristik media pembelajaran, yaitu dengan

menyesuaikan tingkat kemampuan siswa dan dapat meningkatkan kreativitas

siswa,

c. Mendesain penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran,

d. Mengevaluasi penggunaan media pembelajaran untuk mengetahui efektivitas

dan efisiensi dari media pembelajaran tersebut.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai prinsip-prinsip

pemilihan, perlu juga memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan media

pembelajaran, yakni:12

a. Objektivitas

Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan

keperluan sistem belajar. Karena itu perlu masukan dari siswa.

b. Program pengajaran

Program pengajaran yang akan disampaikan harus sesuai dengan kurikulum

yang berlaku, menyangkut isi, struktur, dan kedalamannya.

12Ibid, , h. 69.

Page 26: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

13

c. Sasaran program

Media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat

perkembangan siswa, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan,

cara dan kecepatan penyajian maupun waktu penggunaannya.

d. Situasi dan kondisi

Yakni situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan

dipergunakan, baik ukuran, perlengkapan maupun ventilasinya, situasi serta

kondisi siswa yang akan mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi dan

kegairahannya.

e. Kualitas teknik

Mungkin ada rekaman suara atau gambar-gambar dan alat-alat lainnya yang

perlu penyempurnaan sebelum digunakan. Misalnya suara atau gambar yang

kurang jelas, keadaannya sudah rusak, ketidaksesuaian dengan alat lainnya.

Menurut Rusman, ada tiga komponen yang harus dipertimbangkan dalam

memilih media pembelajaran, yaitu:13

a. Komponen Tujuan

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran adalah

aspek tujuan karena akan menentukan apa yang dicapai selama proses

pembelajaran.

b. Komponen Karakteristik Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu baik dari segi

kehandalannya, cara pembuatannya dan cara penggunaannya.

c. Komponen Kesesuaian

Kesesuaian yang dimaksud adalah berkaitan dengan rencana kegiatan, sasaran

belajar, tingkat keterbacaan media, situasi dan kondisi, dan objektivitas.

7. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Ada dua aspek yang paling menonjol dalam metodologi pengajaran yaitu

metode dan media sebagai alat bantu dalam mengajar. “Ada beberapa jenis media

pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran:”14

13Rusman, op. cit., h. 169.

Page 27: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

14

a. Media grafis yang merupakan media dua dimensi yaitu yang memiliki ukuran

panjang dan lebar, seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,

kartun, dan komik.

b. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat, model

penampang, model susun, model kerja, dan diorama.

c. Media proyeksi seperti slide, filmstrip, film, dan penggunaan OHP.

d. Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai merumuskan kriteria-kriteria pemilihan

media sebagai berikut:15

a. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran,

b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran agar lebih mudah dipahami siswa,

c. Kemudahan memperoleh media,

d. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran,

e. Sesuai dengan tingkatan berpikir siswa.

Sedangkan Heinich dan kawan-kawan mengajukan model perencanaan

penggunaan media yang efektif dengan istilah ASSURE.16

ASSURE merupakan

singkatan dari Analyze learner characteristic, State objective, Select, or modify

media, Utilize, Rekuire learner response, Evaluate. Model ini menyarankan enam

kegiatan dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

a. Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran

Analisis ini berdasarkan tingkatan sekolah, usia, jenis kelamin, latar belakang

dan karakteristik khusus meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal

mereka.

b. Merumuskan tujuan pembelajaran

c. Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan

media yang tepat

d. Menggunakan materi dan media

e. Meminta tanggapan dari siswa

f. Mengevaluasi proses belajar

14Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 7, h. 237.

15

Fathurrohman dan Sutikno, op. cit., h. 71.

16

Arsyad, op. cit., h. 67.

Page 28: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

15

8. Pengelompokan Jenis Media Pembelajaran

“Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi

perkembangan teknologi oleh Seels & Glasgow dibagi ke dalam dua kategori luas,

yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.”17

a. Media tradisional terdiri dari:

1) Media visual diam yang diproyeksikan seperti OHP, slides, dan filmstrips,

2) Media visual yang tak diproyeksikan seperti gambar, poster, foto, grafik,

diagram, pameran, papan info, dan papan-bulu,

3) Media audio seperti rekaman piringan, dan pita kaset,

4) Multimedia seperti slide plus suara, dan multi-image,

5) Media visual dinamis yang diproyeksikan seperti film, televisi, dan video,

6) Media cetak seperti buku teks, modul, teks terprogram, dan hand-out,

7) Permainan seperti teka-teki, dan simulasi,

8) Realia seperti model, contoh, peta dan boneka.

b. Media teknologi mutakhir

1) Media berbasis telekomunikasi seperti telekonferen dan kuliah jarak jauh,

2) Media berbasis mikroprosesor seperti computer assited instruction (CAI),

permainan komputer, sistem tutor intelijen, media interaktif, dan compact disc.

B. Pembelajaran dengan Bantuan Komputer (CAI)

“Teknologi dan media, setidaknya menurut teori, merupakan modal dasar

ke arah sukses pendidikan, kalaupun tidak dianggap sebagai kunci pokok.”18

Teknologi di dalam pembelajaran mempunyai manfaat luas. Teknologi

memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih produktif, ilmiah, powerful,

immediacy, sejalan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kini di dunia pendidikan telah dikenal istilah computer assisted

instruction atau pembelajaran dengan bantuan komputer. “Computer assisted

instruction adalah suatu sistem penyampaian pelajaran yang berbasis

mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem

17Arsyad, op. cit., h. 33.

18

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan: Pelayanan Profesional Pembelajaran dan

Mutu Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. 3, h. 14.

Page 29: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

16

tersebut.”19

Komputer berperan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran

yang dilengkapi dengan software dan perintah. Oleh karena itu, komputer perlu

diinstal sebuah software pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran,

di mana software tersebut yang memerintahkan komputer untuk melakukan apa

yang dikehendaki oleh pengguna.

Pembelajaran berbasis computer menggunakan software pembelajaran

(CD pembelajran) yang berisi tentang judul, tujuan, materi pembelajaran, dan

evaluasi pembelajaran. “Kontrol pembelajaran dalam pembelajaran berbasis

computer ini sepenuhnya ada di tangan siswa (student centre), karena

pembelajaran bebasis computer meerapkan pola pembelajaran bermedia, yaitu

secara utuh aejak awal hingga akhir menggunakan piranti sistem computer (CD

interaktif).”20

Pembelajaran dengan menggunakan piranti lunak (software) perlu

mempertimbangkan faktor bagaimana software tersebut dapat merangsang

kreativitas, memacu kolaborasi, menyediakan umpan balik, penyajian informasi

yang disajikan dengan jelas dan logis. Selain itu, kita perlu menguji apakah sesuai

dengan tujuan pembelajaran, kurikulum dan standar prestasi yang relevan. “Hal-

hal tambahan yang perlu dipertimbangkan meliputi akurasi, kesesuaian usia,

keterlibatan pengguna, dan kemudahan penggunaan.”21

Pembelajaran dengan menggunakan software pembelajaran dan

multimedia yang menghendaki pemakaian computer, dapat memberikan

kesempatan belajar kolaboratif kepada para siswa. Itu berarti, mengharuskan

dibuatnya suatu rancangan program pada software pembelajaran tersebut yang

mengikuti teknik dan prinsip pendidikan. Memilih software pembelajaran untuk

digunakan dalam pembelajaran bukanlah hal yang mudah, ada beberapa hal yang

menjadi pertimbangan diantaranyasumber daya yang ada, karakteristik siswa, dan

19Arsyad, op. cit., h. 35.

20

Rusman, Belajar dan Pembelajran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 2, h.

154.

21

Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dan James D. Russell, Instructional Technology &

Media for Learning, (Jakarta: Kencana, 2012), Cet. 2, h. 180.

Page 30: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

17

tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Menurut Sharon dkk, ada delapan kriteria

rubrik seleksi untuk menilai kualitas dari teknologi dan media yang spesifik:22

a. Selaras dengan standar, hasil, dan tujuan

b. Informasi yang terbaru dan akurat

c. Bahasa yang sesuai usia

d. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan

e. Kualitas teknis

f. Mudah digunakan

g. Bebas bias

h. Panduan pengguna dan arahan

“Menurut Simon terdapat tiga model penyampaian materi pembelajaran

berbasis komputer, yaitu sebagai berikut.”23

1. Latihan dan praktik (drill and practice), di mana siswa diberikan pertanyaan–

pertanyaan untuk dipecahkan kemudian komputer akan memberikan respons

(umpan balik) atas jawaban yang diberikan siswa.

2. Tutorial, di mana model ini menyediakan rancangan pembelajaran yang

kompleks yang berisi materi pembelajaran, latihan yang disertai umpan balik

sehingga siswa dapat belajar secara mandiri karena materi-materi yang

diajarkan dalam program tersebut dapat langsung dipraktekkan.

3. Simulasi, di mana model ini menyajikan pembelajaran dengan sistem simulasi

yang berhubungan dengan materi yang dibahas, memberikan pengalaman

belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman

yang mendekati suasana sebenarnya.

Menurut Rusman, ada satu lagi model penyampaian dalam pembelajaran

berbasis computer (CAI) yaitu: model instructional games.24

Instructional games

merupakan model penyampaian yang menyediakan pengalaman belajar melalui

permainan yang mendidik sehingga pembelajaran lebih menantang dan

menyenangkan. Pembelajaran berbasis komputer tidak hanya sekedar

22Ibid.

23

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 2, h. 203.

24

Rusman, op. cit., h. 236.

Page 31: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

18

memindahkan teks materi dari buku atau modul ke komputer tetapi materi yang

ada perlu dipilih yang cocok disajikan dengan bantuan komputer. Selain itu,

pembelajaran ini perlu memberikan respon pembelajaran dan penguatan sehingga

tercipatanya interaktivitas antara siswa dengan computer yang telah deprogram

sebelumnya.

Beberapa isi pembelajaran memuat prinsip-prinsip yang abstrak, sehingga

menjadi permasalahan bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam proses

berpikirnya. Oleh karena itu, agar bisa membantu siswa tersebut untuk memahami

dengan cepat, mudah dan benar, prinsip-prinsip tersebut diperlukan multimedia

(kombinasi dari beberapa media yang ada misalnya teks, grafik, suara, animasi,

dan video) yang sesuai dengan isi pembelajaran tersebut. Gambar-gambar

multimedia melalui komputer akan berusaha senyata mungkin melukiskan prinsip

dalam suatu pembelajaran yang bersifat abstrak dan kompleks menjadi sesuatu

yang nyata, sederhana, sistematis dan sejelas mungkin. Dengan demikian,

pembelajaran menggunakan komputer dapat membuat kegiatan pembelajaran

berlangsung secara tepat guna sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Pembelajaran dengan bantuan komputer mempunyai beberapa keuntungan,

antara lain yaitu:

1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang berkemampuan rendah karena

memungkinkan terciptanya kondisi belajar yang bersifat afektif dengan cara

individual, tidak pernah bosan, dan sabar dalam menjalankan instruksi sesuai

yang dikehendaki pengguna.

2. Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi.

3. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam.

4. Mampu membangkitkan motivasi dalam belajar, mengaktifkan dan

menstimulasi metode mengajar dengan baik.

5. Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret sehingga siswa dapat

memahami materi dengan cepat dan benar.

6. Memberi umpan balik secara langsung.

7. Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran sehingga dapat disesuaikan

dengan tingkat penguasaannya dan dapat melakukan evaluasi diri.

Page 32: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

19

8. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti

compact dis , video tape dengan program pengendali dari komputer.

Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran dapat membantu

meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa yang merupakan indikator

efektivitas dan efisien pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian,

pengembangan pembelajaran berbasis komputer merupakan hal yang sangat

penting dan perlu dilakukan oleh guru. Namun, di sisi lain pembelajaran dengan

bantuan komputer juga memiliki beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut:

1. Pembelajaran ini hanya efektif jika digunakan oleh satu orang atau kelompok

kecil,

2. Pengembangan software komputer masih relatif mahal,

3. Program yang ada belum mengedepankan kreativitas siswa,

4. Jika tampilan fisik isi pembelajaran kurang menarik dan kurang interaktif,

maka pembelajaran melalui komputer tidak mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa,

5. Guru perlu mempunyai kemampuan tentang aplikasi program komputer yang

memadai.

Pengembangan pembelajaran berbasis komputer sangat penting bagi guru,

siswa, dan sekolah. Pentingnya bagi guru karena guru dapat berperan sebagai

fasilitator pembelajaran dan siswa yang berperan aktif ketika proses pembelajaran

berlangsung. Selain itu, guru dapat membuat alternatif variasi metode

pembelajaran sehingga belajar tidak monoton, menolong mengembangkan dan

memberi pedoman bagi pengembangan lebih lanjut, dan meminimalkan tingkat

kesalahpahaman konsep/teori yang sering dialami siswa.

Bagi siswa, pembelajaran dengan komputer sangat bermanfaat karena

siswa akan lebih mudah dan cepat memahami materi pembelajaran yang bersifat

abstrak. Selain itu, siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, siswa dapat mengatur kecepatan belajar sesuai

kemampuannya dan dapat merangkul siswa yang memiliki kemampuan yang

rendah. Sedangkan pentingnya pembelajaran dengan komputer bagi sekolah maka

di sekolah akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi, pengembangan isi

Page 33: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

20

pembelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan, dan sebagai pedoman

praktis implementasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik

pembelajaran.

Keberhasilan penggunaan komputer dalam pembelajaran bergantung pada

berbagai faktor diantaranya proses kognitif dan motivasi siswa dalam belajar.

“Oleh karena itu, para ahli telah mencoba untuk mengajukan prinsip-prinsip

perancangan CAI yang diharapkan bisa melahirkan program CAI yang efektif.”25

Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

1. Belajar harus menyenangkan

Agar pembelajaran dengan bantuan komputer menyenangkan, perlu

memperhatikan tiga unsur, yaitu unsur menantang, unsur fantasi, dan unsur

ingin tahu.

2. Interaktivitas

Agar terpenuhinya keperluan interaktivitas dalam pembelajaran dengan

bantuan komputer perlu memperhatikan dukungan komputer dan sosial

(interaksi antara siswa) yang dinamis, aktif dan interaktif, ketersediaan

bermacam-macam jenis kegiatan dalam komputer agar siswa mempunyai

keluasan pengetahuan dan kemampuan ketika belajar dengan bantuan

komputer, dan memberikan power yang dapat memberikan siswa pemula untuk

melahirkan hasil yang menarik dengan upaya yang relattif ringan.

3. Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback

Banyaknya latihan dengan bantuan komputer sangat diperlukan agar siswa

dapat menguasai kemampuan dasar. Latihan tersebut perlu memperhatikan

faktor perkembangan siswa, adanya persiapan umpan balik yang dapat segera

dipahami siswa dan produktif, memberikan tampilan yang dapat membantu

siswa pada latihan yang kompleks, dan adanya motivasi untuk siswa dengan

berbagai penuntun, dan petunjuk, latar belakang suara, musik, dan grafik serta

menginformasikan keberhasilan siswa.

25Arsyad, op. cit., h. 166.

Page 34: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

21

4. Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal

Dalam permainan instruksional, siswa akan berinteraksi dengan siswa lain

ataupun komputer di mana program permainan instruksional menganalisis

tingkat keterampilan dan kelemahan siswa dengan merekam langkah-langkah

yang benar dan salah selama permainan berlangsung.

Menurut Benny A. Pribadi, CAI memiliki beberapa kelemahan sebagai

berikut:26

a. Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program computer, terutama

yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Oleh karena itu, perlu

dilakukan analisis biaya dan keuntungan apa yang didapat sebelum

memutuskan untuk menggunakan komputer untuk pembelajaran.

b. Masalah compatibility dan incompatibility antara hardware dan software. Hal

ini dikarenakan biasanya dalam penggunaan sebuah program memerlukan

hardware dengan spesifikasi yang sesuai.

C. Desain Pembelajaran

1. Pengertian Desain Pembelajaran

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai desain pembelajaran atau

dikenal juga dengan rancangan instruksional, rancangan pembelajaran dan desain

instruksional. Beberapa diantaranya yaitu:

a. Menurut Reigeluth

“Bagi Reigeluth, desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori

belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang.”27

b. Menurut Rothwell dan Kazanas

“Rothwell dan Kazanas merumuskan desain pembelajaran terkait dengan

peningkatan mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi.”28

26Rusman, h. 189.

27

Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group,

2007), Cet. 2, h. 15.

28

Ibid.

Page 35: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

22

c. Menurut Gentry

“Baginya, desain pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan

menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan umum

tercapai.”29

d. Menurut Dick, Carey & Carey

Ketiga pakar ini, menegaskan bahwa penggunaan konsep pendekatan

sistem yang terdiri atas analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan

evaluasi sebagai landasan pemikiran suatu desain pembelajaran. “Desain

pembelajaran mencakup seluruh proses yang dilaksanakan pada pendekatan

system.”30

e. Menurut Fatah Syukur

“Desain instruksional atau pembelajaran adalah membantu seseorang

untuk belajar, dan merupakan sistem.”31

Instruction harus mempunyai perangkat

komponen yang saling berinteraksi satu sama lain menuju ke satu tujuan yang

telah diterapkan sebelumnya. Jadi, komponen-komponen penyusun dalam

pembelajaran bukanlah suatu yang terpisah, tapi suatu kesatuan yang bergerak ke

satu arah yaitu tujuan dari pembelajaran tersebut.

Berdasarkan pemaparan para ahli mengenai desain pembelajaran di atas,

dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah suatu rancangan

keseluruhan pembelajaran berupa rangkaian prosedur yang merupakan suatu

sistem dan proses terdiri dari kegiatan analisis, desain, pengembangan,

implementasi, dan evaluasi serta memerlukan aspek-aspek pendukungnya. Desain

pembelajaran merupakan prosedur yang sistematis yang lebih memerhatikan

pemahaman, pengubahan, dan penerapan metode-metode pembelajaran. Oleh

karena itu, seorang guru mempunyai tugas untuk memilih dan menentukan

metode apa yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian materi ajar

sehingga siswa mudah menerima yang disampaikan guru.

29Ibid., h. 16.

30

Ibid.

31

Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), Cet. I, h.

32.

Page 36: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

23

2. Hubungan Perencanaan dan Desain Pembelajaran

“Perencanaan pembelajaran (Lesson Plan) berbeda dengan desain

pembelajaran (Instructional Design), namun keduanya memiliki hubungan yang

sangat erat sebagai program pembelajaran.”32

Perencanaan pembelajaran disusun

oleh guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas

mengajarnya. Menurut Shambaugh dan Mahliaro, kegiatan perencanaan

pembelajaran yaitu menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan

pembelajaran di ruang kelas.33

Perencanaan program pembelajaran dapat berupa

perencanaan kegiatan harian, mingguan, bahkan tahunan, yang isinya terdiri dari

tujuan khusus yang spesifik, prosedur kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran,

waktu, dan bentuk evaluasi yang akan digunakan.

Perencanaan lebih menekankan penerjemahan kurikulum sekolah

sedangkan desain menekankan pada proses merancang program pembelajaran

untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Hal yang perlu

dipertimbangkan dalam menyusun dan mengembangkan desain pembelajaran

adalah siswa. Seorang guru yang hendak membuat desain pembelajaran perlu

bertanya bagaimana agar siswa dapat mempelajari suatu bahan pelajaran dengan

mudah.

3. Komponen-komponen Desain Pembelajaran

Esensi desain pembelajaran mencakup komponen siswa, tujuan, metode,

dan evaluasi serta analisis topik. Menurut Kemp, Morrison, & Ross, rincian

komponen inti dari desain pembelajaran (siswa, tujuan pembelajaran, metode, dan

penilaian) digambarkan dengan lingkaran keempat komponen tersebut yang saling

berpotongan satu sama lainnya.34

Itu berarti, antara komponen yang satu dengan

yang lain haruslah memiliki fokus perhatian yang sama, serasi, selaras dan

seimbang agar pembelajaran dapat berlangsung dengan sukses.

32Sanjaya, op. cit., h. 69.

33

Ibid.

34

Prawiradilaga, op. cit., h. 17.

Page 37: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

24

a. Siswa (peserta didik)

“Peserta didik sebelum dan selama belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai

faktor baik fisik maupun mental.”35

Jika peserta didik mengalami kelelahan secara

fisik maupun mental akibatnya dapat mengurangi konsentrasi dan menggangu

daya tangkap peserta didik untuk memahami materi pembelajaran. Selain itu,

mengenai tampilan sebuah materi ajar, siswa akan lebih tertarik dan timbul rasa

ingin tahunya terhadap materi yang diajarkan jika tampilan materi tersebut

menarik hati peserta didik.

b. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan hal yang harus dicapai oleh peserta didik

selama proses pembelajaran berlangsung. “Setiap rumusan tujuan pembelajaran

selalu dikembangkan berdasarkan kompetensi atau kinerja yang harus dimiliki

oleh peserta didik jika ia selesai belajar.”36

Jadi rumusan tujuan pembelajaran

menjembatani antara peserta didik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

selama peroses pembelajaran.

c. Metode

“Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk

menyampaikan materi ajar.”37

Metode menentukan situasi belajar yang

sesungguhnya. “Metode sebagai strategi pembelajaran biasa dikaitkan dengan

media, dan waktu yang tersedia untuk belajar.”38

Metode terkait dengan strategi

pembelajaran, yang perlu dirancang agar proses pembelajaran berlangsung dengan

baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

d. Penilaian

Kegiatan menilai sesuatu merupakan penilaian. Menilai adalah mengambil

keputusan terhadap sesuatu secara subyektif yaitu tergantung alasan masing-

masing orang yang menilai dan bersifat kualitatif. Indikator berhasil atau tidaknya

pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dapat diamati dari

penilaian hasil belajar. “Sering kali penilaian diukur dengan kemampuan

35Ibid., h. 17.

36

Ibid., h. 18.

37

Ibid.

38

Ibid.

Page 38: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

25

menjawab dengan benar sejumlah soal-soal objektif.”39

Padahal, selain

menggunakan instrumen soal-soal berbentuk objektif, penilaian dapat juga

dilakukan dengan nonsoal yaitu dengan instrumen pengamatan, wawancara, dan

kuesioner.

e. Analisis topik

Selain keempat komponen tersebut, Kemp, Morrison, & Morrison

menyebutkan adanya dasar pemikiran lain selain komponen siswa, tujuan

pembelajaran, metode dan penilaian yang merupakan esensi dari desain

pembelajaran yaitu hasil kajian suatu topik.40

“Komponen model analisis topik ini

terdiri atas:”41

1) Topik

Topik adalah mata ajaran yang akan dijelaskan kepada peserta didik.

Desainer pembelajaran perlu mempelajari karakteristik dan kategori dari topik itu

sebagai pengetahuan dan sebagai upaya untuk menentukan alternatif yang harus

dipilih terkait dengan kondisi belajar yang harus disiapkan. Model analisis topik

ini menjadi landasan pemikiran untuk mengkaji ragam pengetahuan.

2) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirumuskan setelah kategori topik selesai

dilaksanakan. Dengan demikian, rumusan tujuan pembelajaran disusun

berdasarkan kategori topik.

3) Pembelajaran

Pembelajaran diartikan sebagai KBM konvensional di mana guru dan

peserta didik langsung berinteraksi. Dalam hal ini, desain pembelajaran

menentukan seluruh aspek strategi pembelajaran sebagaimana telah disebutkan

sebelumnya.

4) Penilaian

Penilaian mencakup dua hal, yaitu belajar dan pembelajaran. Penilaian

belajar dilakukan untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran yang dapat

dicapai. Selain itu, penilaian dilakukan pula terhadap proses pembelajaran.

39Ibid.

40

Ibid., h. 19.

41

Ibid.

Page 39: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

26

Penilaian ini bertujuan agar faktor penghambat belajar dapat diatasi sehingga

proses belajar yang akan datang akan menjadi lebih mudah serta lancar.

5) Revisi

Setelah hasil penilaian diolah, terkait dengan proses belajar, maka bisa

dikaji ulang rumusan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tadi, apakah

terlalu mudah atau sebaliknya. Langkah revisi ini dimaksudkan untuk mencari

alternatif atau pemecahan masalah belajar yang dialami oleh peserta didik.

4. Sifat Desain Pembelajaran

Menurut Dewi Salma Prawiradilaga, desain pembelajaran mempunyai

beberapa sifat yaitu:42

a. Berorientasi dan fokus pada peserta didik

“Setiap individu peserta didik dipertimbangkan memiliki kekhasan

masing-masing.”43

Hal tersebut dikarenakan kemampuan internal, kemampuan

dasar (prasyarat) yang harus dimiliki sebelum memasuki materi baru, dan gaya

belajar masing-masing peserta didik berbeda satu sama lain.

b. Alur berpikir sistemik

“Konsep sistem dan pendekatan sistem diterapkan secara optimal dalam

desain pembelajaran sebagai kerangka berpikir.”44

Sistem dimaksudkan sebagai

rangkaian komponen dengan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-

beda, bekerja sama dan berkoordinasi dalam melaksanakan tujuan yang telah

dirumuskan.

c. Empiris dan Berulang

“Setiap model desain pembelajaran bersifat empiris.”45

Empiris

maksudnya model ataupun sesuatu teori yang diajukan oleh pakar telah melalui

hasil kajian teori serta serangkaian uji coba sebelum dipublikasikan. Berulang

dimaksudkan, pengguna dapat menerapkan dan memperbaiki setiap tahapan dari

42Ibid., h. 20.

43

Ibid.

44

Ibid., h. 22.

45

Ibid.

Page 40: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

27

model atau sesuatu teori apapun yang bersifat empiris tersebut berulang kali demi

tercapainya efektifitas pembelajaran.

5. Komponen Penyusun Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran menerapkan teori belajar, pembelajaran, komunikasi,

psikologi, dan informasi. Dari teori-teori tersebut, teori yang paling mendasar

adalah teori belajar, pembelajaran, dan komunikasi. “Teori belajar mengkaji

kejadian belajar dalam diri seseorang, sedangkan teori pembelajaran adalah faktor

eksternal yang memfasilitasi proses belajar.”46

Teori komunikasi mempunyai

dampak besar terhadap paradigma pembelajaran, yaitu terkait pemanfaatan media

dan sumber belajar serta peran guru di kelas ketika proses belajar mengajar

berlangsung.

Desain pembelajaran disusun oleh sebuah tim penyusun yang bersifat

sistemik, yaitu berperan sesuai profesi masing-masing individu penyusun.

Menurut Kemp dkk, tim penyusun ini terdiri atas: 47

a. Desainer

Orang yang kompeten dalam merancang desain pembelajaran dan

bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mengoordinasikan seluruh

perencanaan pembelajaran.

b. Pengajar

Orang yang mengetahui dengan pasti kondisi kelas dan memiliki

pengalaman di kelas. Pengajar termasuk guru, dosen, instruktur dan trainer.

c. Ahli materi

Orang yang bertanggung jawab untuk memvalidasi materi yang

disampaikan pengajar. Seorang ahli materi berhak untuk „meluruskan‟ dan

memperbaiki materi yang diberikan oleh pengajar.

d. Penilai

Merupakan orang yang bertugas mengkaji data-data yang terkumpul

terkait dengan proses pengembangan pembelajaran. Penilai bertanggung jawab

46Ibid.

47

Ibid., h. 26.

Page 41: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

28

membantu untuk mengembangkan instrumen untuk mengukur hasil belajar dan

pengembangan pembelajaran.

6. Model Desain Pembelajaran

a. Pengertian Model Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan yang

sangat banyak ragamnya, ada banyak sekali pakar yang merumuskan dan

menampilkan model desain pembelajaran mereka. “Istilah model dapat diartikan

sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta

mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran.”48

Desain

pembelajaran bersifat uraian dimaksudkan bahwa suatu model desain

pembelajaran dibangun atas dasar teori belajar, pembelajaran, psikologi,

komunikasi, dan sistem agar penyelenggaraan proses belajar berjalan dengan baik.

Sementara desain pembelajaran sebagai saran bermaksud bahwa desain

pembelajaran mengarahkan bagaimana sebaiknya pembelajaran diselenggarakan

melalui serangkaian prosedur.

b. Macam-macam Model Desain Pembelajaran

Model-model desain pembelajaran merupakan seperangkat prosedur yang

sistematis untuk mngembangkan pembelajaran. Ada beberapa model desain

pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:

1) Model pengembangan instruksional Briggs

Model ini berorientasi pada sebuah rancangan sistem dengan sasaran

pembuatnya adalah dosen atau guru yang berperan sebagai perancang ataupun

sebagai tim pengembangan kegiatan pembelajaran. Adapun tim pengembangan

terdiri dari dosen, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli media dan

perancang instruksional. “Briggs berpendapat bahwa model ini sesuai untuk

pengembangan program-program latihan jabatan tidak hanya terbatas pada

lingkungan program-program akademis saja.”49

Model pengembangan

48Ibid., h. 33.

49

Syukur NC, op. cit., h. 33.

Page 42: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

29

instruksional Briggs ini bersandarkan pada keselarasan antara tujuan yang akan

dicapai, strategi untuk mencapainya, dan evaluasi keberhasilannya dalam

pembelajaran.

2) Model J.E. Kemp

Model ini mengajukan tampilan visual berupa melingkar. Menurut Kemp,

tim penyusun desain pembelajaran terdiri atas desainer, pengajar, ahli materi, dan

penilai.50

Struktur komponen model desain pembelajaran Kemp yaitu:51

a) Tujuan khusus pembelajaran,

b) Analisis tugas,

c) Analisis pebelajar,

d) Masalah pembelajaran,

e) Sumber-sumber pembelajaran,

f) Instrumen evaluasi,

g) Penyampaian pembelajaran,

h) Strategi pembelajaran,

i) Urutan isi/materi,

j) Evaluasi formatif,

k) Evaluasi sumatif,

l) Perbaikan,

m) Perencanaan,

n) Pengelolaan proyek,

o) Jasa pendukung.

3) Model Gerlack dan Ely

Model pengembangan instruksional yang dikembangkan oleh Gerlack dan

Ely ini dimaksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar dengan langkah-

langkah sebagai berikut:52

a) Merumuskan tujuan instruksional,

b) Menentukan isi materi pelajaran yang telah disesuaikan dengan TIK,

c) Menentukan kemampuan awal peserta didik dengan melakukan pre test,

50Prawiradilaga, op. cit., h. 26.

51

Ibid., h. 36.

52

Syukur NC, op. cit., h. 38.

Page 43: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

30

d) Menentukan teknik dan strategi,

Strategi merupakan pendekatan yang dipakai guru dalam memanipulasi

informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/peranan peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar.

e) Pengelompokkan belajar,

f) Menetukan media instruksional yang sesuai,

g) Menentukan ruang,

h) Memilih media instruksional yang sesuai,

i) Mengevaluasi hasil belajar,

Evaluasi ini untuk menilai sejauhmana tujuan instruksional tercapai dan

dikembangkan berdasarkan tujuan instruksional.

j) Menganalisis umpan balik.

7. Kategorisasi Ragam Model

Ragam model untuk desain pembelajaran mengacu ke beberapa faktor

yaitu faktor tampilan visual, komponen, serta manfaat suatu model desain

pembelajaran. Tampilan visual menunjukkan bagaimana desain pembelajaran

yang dikemukakan oleh masing-masing pakar disajikan atau digambarkan.

“Tampilan visual menunjukkan bagaimana suatu desain pembelajaran disajikan

oleh pencetusnya.”53

Beberapa tampilan visual model desain pembelajaran yang

ada yaitu sebagai berikut:

a. Prosedural

“Model prosedural menyarankan agar penerapan prinsip desain

pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus ditempuh secara

berurutan.”54

Berarti, dalam model ini terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui

sehingga ketika menyusun desain pembelajaran menjadi lebih teratur dan terarah.

Salah satu model yang merupakan model prosedural yaitu model desain

pembelajaran Dick, Carey & Carey.

53Prawiradilaga, op. cit., h. 34.

54

Ibid., h. 39.

Page 44: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

31

1) Manfaat model Dick, Carey & Carey

a) Alur pelaksanaan model dilaksanakan jelas, biasanya arah diatur dengan

simbol tanda panah ( ), garis putus-putus untuk umpan balik (---),

b) Setiap langkah jelas, sehingga mudah diikuti,

c) Dengan keteraturan ini, maka terjadi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan.

2) Keterbatasan model Dick Carey, & Carey

a) Kaku, karena setiap langkah sudah ditentukan oleh langkah sebelumnya,

b) Tidak semua prosedur pelaksanaan kegiatan belajar mengajar atau peristiwa

belajar dapat dikembangkan menurut langkah-langkah tersebut.

b. Melingkar

Selain model prosedural, ada juga model desain pembelajaran melingkar.

Karena bentuknya yang melingkar maka tahapan awal dan akhir desain

pembelajarannya tidak ditentukan. Model yang termasuk model melingkar adalah

model Kemp, dkk.

c. Model berbasis sistem

Model desain pembelajaran berbasis sistem merupakan desain

pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mengembangkan pendekatan sistem,

memiliki alur pelaksanaan yang berurutan. Jadi, ketika tahapan awal belum selesai

dilaksanakan maka tahapan selanjutnya belum dapat dilaksanakan. Selain itu,

model ini ditinjau dari berbagai sudut pandang, tidak hanya kegiatan di kelas atau

proses belajar saja tapi pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu pemecahan

masalah yang timbul berdasarkan analisis kebutuhan individu yang belajar.

Model berbasis sistem memiliki ciri-ciri diantaranya sebagai berikut:

1) Jumlah komponen relatif banyak dibandingkan model lain,

2) Seringkali diawali dengan komponen analisis kebutuhan, analisis lain yang

terkait dengan pembelajaran seperti lingkungan sekolah atau pekerjaan,

3) Merupakan prosedur pengembangan dilihat dari alur umpan balik dan adanya

komponen revisi pada model ini.

Page 45: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

32

Model Dick, Carey & Carey dan Rothwell & Kazanas, merupakan model

yang mengacu pada model berbasis sistem.55

Model berbasis sistem merupakan

model yang lengkap karena terdiri atas sistem-sistem dan memerlukan waktu yang

lama untuk membuatnya. Model ini memerlukan pembentukan sebuah tim kerja

yang solid, meliputi semua fasilitas dan SDM yang sesuai agar dapat dilaksanakan

serta lebih cocok digunakan untuk mendesain proses belajar di dalam suatu

organisasi, dan untuk program pelatihan.

d. Model materi ajar atau pengetahuan

Model ini terkait dengan cara agar topik tertentu yang menjadi bagian dari

mata ajaran disampaikan kepada peserta didik. Model materi ajar atau

pengetahuan cenderung menggunakan media atau metode tertentu agar peserta

didik dapat menguasai materi dengan baik. Secara khusus, model desain materi

ajar mempunyai ciri-ciri seperti:

1) Komponen yang ada tidak banyak, dan cenderung lebih sederhana, yaitu tujuan

pembelajaran yang akan dikuasai, kategorisasi materi ajar, dan strategi

penyampaian,

2) Strategi penyampaian cenderung memberikan masukan bagaimana cara

menjelaskan atau menyajikan materi di kelas,

3) Kebanyakan mengacu kepada materi bersifat kognitif, dan dapat dilaksanakan

oleh seorang pengajar tanpa tim khusus.

Model ini mempunyai kelemahan sebagai berikut:

1) Komponen tidak lengkap dan sederhana, sehingga tidak mudah mendeteksi

kelemahan yang ada pada pembelajaran,

2) Lingkup sempit, karena model ini baik hanya untuk satu topik tertentu,

3) Tidak mencerminkan upaya peserta didik untuk menguasai kompetensi yang

harus dicapai.

Contoh model desain materi ajar adalah model CDT (Component Display

Theory) yang disusun oleh Merrill. Model CDT mengembangkan berpikir

kognitif, karena menurut Merill berpikir kognitif mencakup ragam pengetahuan

55Ibid., h. 42.

Page 46: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

33

fakta, konsep, prosedur, dan prinsip.56

Ragam pengetahuan fakta hanya perlu

diingat. Ragam konsep seperti rumus dapat diingat atau dihafal, diterapkan dan

ditemukan. Begitu pula halnya untuk ragam prosedur dan prinsip.

e. Model produk

Model produk merupakan produk yang ditandai dengan proses untuk

memproduksi suatu bahan ajar. Model ini diawali dengan tahap perencanaan,

yaitu rumusan tujuan belajar, analisis kebutuhan peserta didik. Selanjutnya, tahap

pengembangan, yakni pengembangan topik, penyusunan draf, produksi prototipe

dari satu jenis produk yang akan digunakan untuk belajar. Tahap terakhir yaitu

penilaian dengan melaksanakan uji coba prototipe produk serta perbaikannya

berdasarkan masukan yang telah diperoleh sebelumnya.

“Manfaat yang dapat diperoleh dari model desain pembelajaran ini,

diantaranya:”57

1) Kejelasan pelaksanaan seluruh kegiatan disain pembelajaran,

2) Terkonsentrasi atas produksi bahan ajar tertentu sehingga mudah diikuti setiap

langkahnya, dan

3) Model dan cara kerja relatif sederhana, tanpa melibatkan komponen (supra)

sistem.

Namun, keterbatasan model produk yaitu tidak ada penjelasan secara

langsung tentang pelaksanaan KBM. Model ini hanyalah digunakan untuk

menghasilkan sesuatu hal, misalnya penulisan modul. Rowntree merupakan salah

seorang yang mengembangkan model produk.58

f. Model kegiatan belajar mengajar

Model ini berfokus pada satu KBM. Model KBM memandu guru

mengenai cara mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajar dan memotivasi

peserta didik. Intinya, kerjasama antara guru dan peserta didik serta pihak-pihak

lain yang terlibat dapat dikembangkan dengan model KBM.

56Ibid., h. 44.

57

Ibid., h. 45.

58

Ibid.

Page 47: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

34

Desain pembelajaran model KBM memiliki ciri-ciri menonjol sebagai

berikut:59

1) Relatif lebih banyak komponennya dibanding model materi ajar,

2) Tak jarang aspek perbaikan juga dicantumkan di dalamnya dan sangat

memperhatikan peserta didik ditinjau dari proses belajar, tipe belajar, atau

kemampuan prasyarat,

3) Mengisyaratkan ada aspek pengelolaan kelas seperti pengelompokan peserta

didik menjadi belajar mandiri, dan belajar tim,

4) Menyiratkan peran guru dalam menyampaikan materi dan mengelola kegiatan

di kelas,

5) Dapat diterapkan oleh pengajar sendiri tanpa tim khusus.

Adapun beberapa kelemahan desain pembelajaran model KBM yaitu:60

1) Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu,

2) Tidak semua komponen desain pembelajaran termasuk di dalamnya,

3) Menitikberatkan penyampaian materi dan pengelolaan kelas yang sebaiknya

dilakukan oleh pengajar,

4) Aspek lain yang berdampak terhadap proses belajar tidak terdeteksi.

Salah satu model KBM adalah model ASSURE yang dicetus oleh Heinich,

dkk sejak tahun 1980-an yang dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Model ini tidak

menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit, namun strategi pembelajaran

dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar,

serta peran serta peserta didik di kelas. Komponen dari model ASSURE yaitu:

analize learner, state objectives, select methods media materials, utilize media

and materials, require learner participation, evaluate and revise.

g. Model inovasi dari desain pembelajaran

Desain pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan yang

terus mengalami perkembangan. Terdapat dua model yang termasuk inovasi

dalam desain pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Model desain belajar konstruktivis,

59Ibid., h. 47.

60

Ibid.

Page 48: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

35

Model ini menekankan proses belajar oleh peserta didik yang disusun

berdasarkan teori konstruktivisme. Peserta didik menempati porsi lebih banyak,

menjadi lebih mandiri, dapat melatih kerja sama diantara sesama peserta didik,

mengembangkan daya kreatifitas peserta didik dan berperan lebih aktif dalam

proses belajar. Selain itu, peserta didik juga berperan dalam menilai proses

belajarnya (aspek refleksi).

Namun, karena belum banyaknya peneltian terkait model ini, maka

keefektifan model ini belum terindikasi. Kemungkinan pengajar yang belum

terbiasa akan lebih sulit untuk menerapkan model ini. Selain itu, melatih peserta

didik untuk refleksi, mandiri, dan menilai diri sendiri membutuhkan proses yang

tidak mudah.

2) Integrative Learning Design Framework (IDLF)

“Model IDLF adalah model desain pembelajaran yang khusus

dikembangkan untuk proses belajar masa depan, yaitu online-learning atau web-

based learning yang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi telekomunikasi.”61

Model IDLF ini mempunyai tiga tahapan yang disertai secara khusus pandangan

terhadap konteks sosial dan budaya, yaitu tahapan eksplorasi, enactment

(penyusunan), serta evaluasi.

a) Eksplorasi

Tahapan ini, merupakan tahapan mengumpulkan informasi terkait dengan

latar pembelajaran, misalnya informasi tentang peserta didik.

b) Enactment (penyusunan)

Merupakan tahapan pemetaan informasi dari data hasil tahap eksplorasi.

Misalnya materi berikut konteksnya, serta menentukan strategi pembelajaran

online.

c) Evaluasi

Merupakan tahapan untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran, hasil

yang diperoleh serta revisi yang harus dilaksanakan berdasarkan masukan yang

diterima.

61Ibid., h. 52.

Page 49: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

36

Kekhasan model IDLF ini, yaitu:

a) Berorientasi pada proses belajar di kelas maya,

b) Mengangkat masalah sosial budaya yang sangat menonjol,

c) Memanfaatkan berbagai macam sistem penyampaian serta bahan ajar.

8. Aspek Desain Pembelajaran

Untuk membuat sebuah desain pembelajaran perlu memperhatikan aspek-

aspek yang terkait dalam pembelajaran. “Mendesain sebuah pembelajaran

membutuhkan konsentrasi terhadap tujuan pembelajaran yang meliputi:”62

a. Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis),

b. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum,

c. Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran,

d. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran,

e. Interaktivitas,

f. Pemberian motivasi belajar,

g. Kontekstualitas dan aktualitas,

h. Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar,

i. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran,

j. Kedalaman materi,

k. Kemudahan untuk dipahami,

l. Sistematis, runut, alur logika jelas,

m. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan,

n. Konsistensi evaluasi dengan tujun pembelajaran,

o. Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi,

p. Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi.

62Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multi Media di Sekolah, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2010), Cet. I, h. 44.

Page 50: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

37

D. Kinematika dengan Analisis Vektor

1. Pengertian Kinematika

Kinematika merupakan bagian dari ilmu fisika yang mempelajari

bagaimana gerak dapat terjadi tanpa memperdulikan penyebab terjadinya gerak

tersebut. Vektor merupakan suatu besaran yang selain mempunyai nilai, juga

mempunyai arah. Kinematika dengan analisis vektor berarti mempelajari

bagaimana gerak dapat terjadi dengan memeperhitungkan arah dari gerak tersebut.

Kinematika dengan analisis vektor membahas tentang posisi partikel yang

bergerak dalam dua atau tiga dimensi, kecepatan, percepataan, gerak parabola,

kecepatan sudut, percepatan sudut, dan kinematika rotasi.

2. Posisi Partikel yang Bergerak dalam Dua atau Tiga Dimensi

a. Vektor Satuan

“Vektor satuan adalah suatu vektor yang panjang atau besarnya sama

dengan satu.”63

Sumbu koordinat x, y, dan z menggunakan vektor satuan i, j, dan

k yang masing-masing mempunyai besar sama dengan satu, tanpa satuan dan

menunjuk kea rah sumbu x, y dan z secara berturut-turut. Suatu vektor dapat

dituliskan sebagai berikut:

b. Vektor Posisi

Vektor posisi adalah suatu vektor yang menyatakan posisi suatu titik pada

suatu bidang untuk dua dimensi atau suatu ruang untuk tiga dimensi. Posisi

partikel pada bidang datar dinyatakan oleh vektor posisi r, yang didapat dari

selisih posisi akhir dengan posisi awal partikel. Perumusan vektor posisi adalah

sebagai berikut:

-

dengan: perpindaham posisi dari titik awal ke titik akhir

r2 = vektor posisi di titik akhir

r1 = vektor posisi di titik awal

63Bob Foster, Fisika SMA untuk Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 2.

A = AX i + AY j + AZ k

Page 51: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

38

jika dalam bentuk komponen penyusunnya diperoleh:

Contoh Soal:

Seorang mengendarai mobil menuju desa A yang berjarak 80 km dengan arah 30

timur laut. Nyatakan vektor perpindahan dalam notasi vektor satuan dengan

menggunakan sistem koordinat x ke timur, dan y ke utara.

Jawab:

y

Ay

r

300 x

0 Ax

Ax = r cos 300 =

√ Ay = r sin 30

0 =

Ax =

√ √ Ay =

km

Maka:

√ km

3. Kecepatan

Kecepatan merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa cepat benda

berpindah, seberapa besar perubahan posisi benda terhadap waktu. Kecepatan

merupakan besaran vektor yang didapat dengan menurunkan fungsi posisi.

𝑥 𝑥 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 𝑦 𝑦

Page 52: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

39

a. Kecepatan Rata-rata

“Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dengan selang waktu,

maka secara matematis ditulis”64

t

rv

untuk gerak partikel pada bidang: jt

yi

t

x

t

yjxiv

t

xv x

dan t

yv y

jvivv yx

dengan:

v = vektor kecepatan rata-rata (m/s)

xv

= komponen kecepatan rata-rata pada sumbu x (m/s)

yv

= komponen kecepatan rata-rata pada sumbu y (m/s)

b. Kecepatan Sesaat

Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu mendekati

nol, sering disebut hanya kecepatan.

jdt

dyi

dt

dxj

t

yi

t

xvv t

0lim

dt

dxvx dan

dt

dyvy , maka v = vx i + vy j

c. Kecepatan Sesaat sebagai Kemiringan Grafik Perpindahan terhadap

Waktu

Turunan pertama dari suatu fungsi pada suatu titik adalah gradien garis

singgung kurva di titik tersebut. Kecepatan sesaat dari suatu titik materi dapat

ditentukan secara grafik apabila diketahui grafik perpindahan titik materi terhadap

waktu. Besar kecepatan sesaat benda dapat ditentukan dari grafik perpindahan s

terhadap waktu t untuk gerak satu dimensi yang diketahui, jika garis singgung

kurva di suatu titik membentuk sudut terhadap sumbu t yaitu:

64Ibid., h. 7.

Page 53: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

40

Sedangkan untuk gerak benda pada suatu bidang, besar kecepatan sesaat dapat

dihitung dengan: 22

yx vvv

Gambar 2.1 Kecepatan Sesaat Suatu Benda Dapat Diperoleh dari Garis

Singgung Kurva Lintasan Benda untuk Dua Dimensi

Arah kecepatan sesaat pada gerak dua dimensi dinyatakan dengan sudut , yaitu

sudut yang dibentuk oleh vektor kecepatan sesaat terhadap sumbu x positif, maka:

, sudut positif jika diukur dengan arah berlawanan putaran jarum

jam. Besar komponen kecepatan sesaat pada sumbu x dan y adalah

Contoh Soal:

Vektor posisi suatu partikel adalah r(t) = x(t) I + y(t) j, dengan x(t) = at + b dan

y(t) = ct2 + d, di mana a = 1 m/s, b = 1 m, c =

, dan d = 1 m. Tentukanlah:

Kecepatan rata-rata selama selang waktu t = 2 detik hingga t = 4 detik

Kecepatan sesaat partikel tersebut pada t = 2 detik

Jawab:

Vektor posisi partikel: r(t) = (at + b) i + (ct2 + d) j = (t + 1) i + (

) j

Pada saat t = 4 detik: r(4) = 5 i + 3j

Pada saat t = 2 detik: r(2) = 3 i + 1,5 j

Maka: = (5 – 3) i + (3 – 1,5) j = 2 i + 1,5 j

Kecepatan rata-rata partikel: smjii

t

rv /)75,0(

24

j 1,52

Page 54: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

41

Kecepatan sesaat partikel: v(t) =

(

)

v(t) = i +

j

Kecepatan sesaat pada t = 2 detik adalah: v(2) = i +

j = (i + 0,5 j) m/s

d. Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan

Menentukan posisi dari fungsi kecepatan dapat dicari dengan

menggunakan metode integrasi, yaitu sebagai berikut:

Pada sumbu x

∫ ∫

Pada sumbu y

∫ ∫

dengan: x0, y0 = koordinat posisi awal partikel (m)

vx, vy = komponen-komponen kecepatan pada sumbu x dan y (m/s)

x, y = koordinat vektor posisi r pada saat t (m)

t = waktu (sekon)

Integral berkaitan erat dengan luas, maka posisi partikel dapat ditentukan dengan

metode grafik, yaitu: perpindahan = luas daerah di bawah kurva kecepatan-waktu.

Page 55: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

42

4. Percepatan

Percepatan merupakan besaran vektor, terdiri dari percepatan rata-rata dan

percepatan sesaat.

a. Percepatan Rata-rata

Benda dikatakan mengalami percepatan jika kecepatan sebuah partikel

yang bergerak terhadap waktu. Percepatan rata-rata dari suatu partikel dalam

selang waktu didefinisikan sebagai perbandingan

yang secara

matematis ditulis:

12

12

t t

vv

t

va

dengan:

a = percepatan rata-rata (m/s2)

= perubahan kecepatan (m/s2)

= selang waktu (s)

Gerak partikel pada bidang: jt

vi

t

va

yx

t

va x

x

dan t

va

yy

, maka

jaiaa yx

Besar vektor percepatan di atas dapat dihitung: 22

yx aaa

b. Percepatan Sesaat

Percepatan sesaat a didefinisikan sebagai percepatan rata-rata untuk selang

waktu yang sangat kecil, mendekati nol

dt

dv

t

va

tt

00limlim

Gerak partikel pada bidang xy adalah: jdt

dvi

dt

dva

yx

Komponen-komponen percepatan pada sumbu x dan y adalah:

dt

dva x

x dan dt

dva

y

y

Page 56: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

43

dx

dyvx , maka

2

2

dt

xdax dan

2

2

dt

yda y

Sehingga persamaan percepatan sesaat a dalam bentuk vektor adalah:

a = axi + ayj

Percepatan dapat diperoleh dari turunan pertama fungsi kecepatan atau turunan

kedua fungsi posisi.

c. Menentukan Kecepatan dari Fungsi Percepatan

Fungsi kecepatan dapat diperoleh dari fungsi percepaan dengan metode

integrasi, maka:

a =

∫ ∫

dengan: v = kecepatan benda pada saat t (m/s)

v0 = kecepatan awal benda (pada saat t = 0) (m/s)

a = percepatan benda (m/s2)

Selain dengan cara integrasi, kecepatan dapat ditentukan dari luas grafik fungsi

percepatan terhadap waktu.

Contoh Soal:

Sebuah partikel bergerak dengan fungsi kecepatan v(t) = at3 + bt

2 + c dengan v

dalam m/s dan t dalam sekon. Jika konstanta a = 2, b = -3, dan c = 10,

tentukanlah:

Percepatan rata-rata partikel untuk selang waktu t = 2 sekon sampai t = 6

sekon,

Percepatan partikel pada saat t = 6 sekon

Jawab:

Persamaan umum kecepatan menjadi: v(t) = 2t3 – 3t

2 + 10

Untuk t2 = 6 sekon, v2 = 2(6)3 – 3(6)

2 + 10 = 334 m/s

Untuk t1 = 2 sekon, v1 = 2(2)3 – 3(2)

2 + 10 = 14 m/s

Page 57: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

44

802-6

14334

t 12

12

t

vv

t

va m/s

2

Persamaan umum percepatan:

a =

= 6t

2 – 6t

maka, percepatan partikel pada saat t = 6 sekon adalah:

a = 6(6)2 – 6(6) = 180 m/s

2

5. Gerak Parabola

Gerak parabola merupakan contoh paduan gerak dalam dua dimensi

(dimensi x dan y), yang juga dikenal sebagai gerak peluru atau gerak proyektil.

Gerakan sebuah benda bersifat relative, cepat atau lambat bergantung di mana

posisi pengamat ketika mengamati gerakan benda. Misalnya, ketika kamu sedang

berada di atas gerbong kereta api yang bergerak dengan kecepatan 80 km/jam,

maka kecepatan (relatif) kamu terhadap kereta api sama dengan nol. Namun,

terhadap seseorang teman yang diam yang berada di luar kereta api, maka

kecepatan relatif kamu adalah 80 km/jam.

Paduan dua gerak lurus beraturan menghasilkan sebuah gerak lurus

beraturan pula. Jika gerak pertama mempunyai vektor kecepatan v1 dan gerak

kedua mempunyai vektor kecepatan v2, maka hasil paduan kedua gerak lurus

beraturan ini akan menghasilkan gerak lurus beraturan lain dengan kecepatan v,

yaitu:

v = v1 + v2

Besar kecepatan v apabila sudut antara vektor kecepatan v1 dan vektor kecepatan

v2 adalah , menurut rumus cosinus adalah:

v = √

Untuk , maka:

v = v1 + v2 ,

sedangkan untuk , maka:

v = √

Page 58: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

45

Perpaduan gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan

menghasilkan sebuah grafik berupa parabola, itu berarti paduan gerak tersebut

menghasilkan gerak yang lintasannya berbentuk parabola. Gerak ini disebut gerak

parabola. Salah satu contoh gerak parabola dalam kehidupan sehari-hari adalah

gerak peluru.

“Gerak peluru adalah gerak sebuah benda yang dilempar ke atas dengan

arah lemparan tertentu yang membentuk sudut terhadap sumbu y.”65

Gerak yang

terjadi pada sumbu x mengalami kecepatan konstan (GLB), sedangkan gerak yang

terjadi pada sumbu y (GLBB) mengalami percepatan konstan. Besaran yang

muncul pada gerak peluru adalah titik tertinggi yang merupakan titik tempat

benda tepat mulai berbalik arah dengan kecepatan nol dan jarak jangkauan yang

merupakan jarak horizontal antara titik tempat benda dilemparkan dengan titik

tempat benda jatuh kembali ke tanah.

Kecepatan benda yang bergerak pada sumbu y di titik puncak (vy) adalah

nol sedangkan kecepatan benda yang gerak pada sumbu x di titik puncak (vx)

adalah konstan sebesar vx = vox = vo cos . Oleh karena itu, kecepatan benda di

titik puncak adalah vp = vx = vox = vo cos . Waktu yang diperlukan peluru untuk

mencapai puncak lintasan (ketinggian maksimum), maka diperoleh waktu

maksimum untuk mencapai titik puncak:

tmaks =

, tmaks = waktu untuk mencapai ketinggian maksimum.

Tinggi maksimum yang dicapai benda adalah: ymaks =

.

a. Gerak pada Sumbu X sebagai Gerak Lurus Beraturan

vx = v0x = v0 cos = tetap, maka: x = v0x . t = (v0 cos ) . t

b. Gerak pada Sumbu Y sebagai Gerak Lurus Berubah Beraturan

vy = v0y – gt = v0 sin – gt, maka: y = v0y t -

=

c. Benda Mencapai Titik Terjauh B

Titik terjauh B terjadi pada posisi x = R tercapai ketika benda berada di

posisi y = 0, maka waktu yang diperlukan mencapai titik jauh B adalah:

65

Ibid., h. 34.

Page 59: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

46

tR =

. Jarak jangkauan R terjadi pada posisi x = R dan pada saat t = tR ,

maka R =

. Jarak jangkauan akan maksimal apabila sin 2 = 1 atau sudut

elevasi .

6. Kecepatan Sudut

“Kecepatan benda yang berputardisebut kecepatan sudut (kecepatan

angular).”66

Kecepatan sudut merupakan besaran vektor. Menurut kaidah tangan

kanan untuk arah vektor kecepatan sudut, jika empat jari tangan kanan dikepalkan

mengikuti arah rotasi, jempol yang teracung menunjukkan arah kecepatan sudut.

a. Kecepatan Sudut Rata-rata dan Sesaat

Kecepatan sudut rata-rata dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

tt

12

12

t

dengan: = kecepatan sudut rata-rata (rad/s)

= perpindahan sudut (rad)

t = selang waktu (s)

untuk yang konstan, pada sembarang waktu = . Namun jika berubah-

ubah, kecepatan sudut sesaat didefinisikan sebagai limit kecepatan sudut yang

diambil untuk selang waktu yang sangat singkat.

b. Kecepatan Sudut Sesaat sebagai Kemiringan (gradien) grafik = f(t)

Kecepatan sudut sesaat dapat ditentukan dari kemiringan grafik fungsi

posisi sudut terhadap waktu = f(t) sebagai berikut: = tan , dengan adalah

sudut garis singgung kurva terhadap sumbu t pada suatu saat.

c. Menentukan Posisi Sudut dari Fungsi Kecepatan Sudut

Menentukan posisi sudut dari fungsi kecepatan sudut dengan

menggunakan metode integral, yaitu sebagai berikut:

atau ∫ ∫

66Ibid., h. 45.

Page 60: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

47

adalah posisi sudut awal ( .

7. Percepatan Sudut

a. Percepatan Sudut Rata-rata

Perumusan percepatan sudut rata-rata (

) benda yang mengalami rotasi adalah

sebagai berikut: tt

12

12

t, percepatan sudut memiliki satuan rad/s

2.

b. Percepatan Sudut Sesaat

Perumusan percepatan sudut sesaat didefinisikan sebagai limit dari

percepatan sudut rata-rata.

Selain itu, dapat dicari dengan menurunkan dua kali posisi sudut, sehingga:

c. Percepatan sebagai Gradien Grafik Kecepatan

Percepatan sudut sama dengan gradien kemiringan grafik = f(t), maka

, dengan adalah sudut garis singgung kurva terhadap sumbu t pada

suatu saat. Perhatikan gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Grafik

Percepatan sudut pada saat t = t1 adalah , sedangkan percepatan

sudut pada saat t = t2 adalah .

Page 61: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

48

d. Kecepatan Sudut sebagai Integrasi Fungsi Percepatan Sudut

Fungsi kecepatan sudut dapat diperoleh dari fungsi percepatan sudut dengan

metode integral, yaitu sebagai berikut:

∫ ∫

dengan adalah kecepatan sudut awal ( pada saat t = 0).

8. Kinematika Rotasi

Pada kinematika gerak rotasi, terdapat gerak rotasi beraturan yang

mempunyai percepatan sudut nol dan gerak rotasi berubah beraturan yang

mempunyai percepatan sudut konstan.

a. Gerak Rotasi Berubah Beraturan

Persamaan rumus gerak rotasi berubah beraturan pada kinematika rotasi

terdapat kesamaan dengan persamaan rumus pada kinematika translasi, yaitu

sebagai berikut:

b. Perpindahan Linear dan Perpindahan Sudut

Hubungan antara perpindahan linear suatu benda sepanjang lintasan lingkaran

(s) dan perpindahan sudut ( ) yang telah dilalui benda tersebut adalah:

dengan: s = panjang lintasan (m)

r = jari-jari lintasan (m)

sudut yang dilalui (rad)

Page 62: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

49

c. Kecepatan Linear dan Kecepatan Sudut

Hubungan kecepatan linear dengan kecepatan sudut disebut dengan kecepatan

tangensial yaitu sebagai berikut:

v = r

d. Percepatan Linear dan Percepatan Sudut

Hubungan percepatan linear dan percepatan sudut disebut dengan percepatan

tangensial, yaitu sebagai berikut:

at = r

e. Percepatan Sentripetal

Percepatan sentripetal (as) pada gerak melingkar memenuhi persamaan berikut:

f. Percepatan Linear Total

Percepatan linear total partikel adalah penjumlahan secara vektor kedua

komponen percepatan: a = at +as, at tegak lurus terhadap as maka besar

percepatan linear total sebuah benda (partikel) adalah:

42422222

rrraa st

E. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Aria Pramudito (2012) dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial pada Mata Pelajaran

Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan

Mesin Bubut di SMK Muhammadiyah 1 Playen”. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa media pembelajaran video tutorial untuk standar

kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut ini termasuk dalam

kriteria layak untuk digunakan dan dikembangkan. Persentase skor penilaian

dari ahli materi 1 sebesar 76,79% dan dari ahli materi 2 sebesar 82,14%.

Persentasi skor penilaian dari ahli media 1 sebesar 72,22% dan dari ahli media

2 sebesar 80,56%. Persentase skor tanggapan dari reviewer mahasiswa sebesar

84,33% dan dari reviewer siswa sebesar 80,18%.

Page 63: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

50

2. Penelitian yang dilakukan oleh Suprih Widodo (2008) dengan judul “Analisis

Kualitas Perangkat Lunak sebagai Media dalam Pembelajaran Matematika di

Sekolah Dasar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perangkat lunak

yang menjadi sampel penelitian ini memiliki kualitas yang tinggi dinilai dari

aspek desain pembelajaran, aspek rekayasa perangkat lunak, dan aspek

komunikasi visual. Perangkat lunak yang dijadikan sampel penelitian ini layak

digunakan sebagai media dalam pembelajaran.

Page 64: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan desember 2013 sampai bulan Maret

2014. Adapun tempat penelitian ini adalah di kecamatan Cakung, Jakarta Timur,

yaitu di SMA N 11 Jakarta, SMA N 76 Jakarta, SMA N 89 Jakarta, SMA N 102

Jakarta, dan SMA N 107 Jakarta untuk memperoleh sampel software

pembelajaran fisika.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

“Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra

atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan

sifat objek tertentu.”1 Penelitian dengan metode ini berusaha menggambarkan atau

mendeskripsikan obyek yang diteliti. Penelitian ini berusaha untuk melaporkan

obyek yang diteliti sesuai dengan apa adanya di lapangan, yaitu mendeskripsikan

tingkat kelayakan software pembelajaran fisika SMA.

C. Populasi dan Sampel

“Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti.”2 Populasi target

dalam penelitian ini adalah seluruh software pembelajaran fisika yang dimiliki

SMA Negeri di Jakarta Timur. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah software

pembelajaran fisika yang di miliki SMA Negeri di Kecamatan Cakung.

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”3 Teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik

1Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. 10, h. 100.

2Ibid., h. 154.

3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 174.

Page 65: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

52

mengambil sampel yang memfokuskan pada informan-informan terpilih yang

kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam. “Teknik ini biasanya

dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu,

tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.”4

Menurut Suharsimi Arikunto, pengambilan sampel dengan teknik

bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti untuk dapat

mewakili populasi. “Dengan perkataan lain, sampel dipilih karena memang

menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang fenomena yang ingin

diteliti.”5 Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau yaitu

software pembelajaran fisika Kelas XI yang di miliki SMA Negeri 11, SMA

Negeri 76, SMA Negeri 89, SMA Negeri 102, dan SMA Negeri 107 Jakarta.

D. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian untuk mendeskripsikan tingkat kelayakan

software pembelajaran ditinjau dari delapan aspek desain pembelajaran yaitu

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Instrumen Penskoran Tingkat Kelayakan Software

Pembelajaran Ditinjau dari Aspek Desain Pembelajaran

No Indikator Penskoran Skor

0 1 2 3 4

1. Relevansi tujuan pembelajaran dengan

SK/KD/Kurikulum

2. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran

3. Interaktivitas

4. Kontekstualitas

5. Kemudahan untuk dipahami

6. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi,

dan latihan

7. Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran

8. Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi

4Ibid., h. 183.

5Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), Cet. 7, h. 101.

Page 66: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

53

E. Rubrik Kriteria Penskoran

Penskoran terhadap masing-masing indikator perlu dibuat kriterianya yang

berfungsi sebagai pedoman guna meminimalisir subjektivitas peneliti. Rubrik

kriteria penskoran delapan indikator aspek desain pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1. Relevansi Tujuan Pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, relevansi adalah hubungan,

kaitan. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan harus berhubungan dengan

SK/KD/Kuriulum. Hamzah B. Uno dalam bukunya Perencanaan Pembelajaran

mengatakan bahwa tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dalam bentuk

format ABCD, yaitu: A = Audience, B = Behavior (perilaku yang dapat diamati

sebagai hasil belajar, menggunakan kata kerja operasional), C = Condition

(persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai), D

= Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima).

Tabel 3.2. Kriteria Penskoran Relevansi Tujuan Pembelajaran dengan

SK/KD/Kurikulum

Skor Status Kriteria

4 Sangat

Baik

Terdapat rumusan tujuan pembelajaran baik berupa lisan atau tulisan

Tujuan pembelajaran dinyatakan dengan redaksi yang jelas dan

dapat diukur

Semua tujuan pembelajaran yang ada relevan dengan

SK/KD/Kurikulum

Menggunakan format ABCD

3 Baik Jika hanya terpenuuhi 3 kriteria

2 Cukup

Baik

Jika hanya terpenuhi 2 kriteria

1 Kurang

Baik

Jika hanya terpenuhi 1 kriteria

0 Tidak

Baik

Jika tidak terpenuhi kriteria satupun

Page 67: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

54

2. Ketepatan Penggunaan Strategi Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tepat berarti kena benar kepada

sasaran, tujuan, maksud, sedangkan ketepatan berarti keadaan (sifat) tepat.

Ketepatan dimaksudkan keadaan yang kena benar kepada tujuan. Menurut

Hamzah B. Uno, strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh

pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses

pembelajaran. Strategi pembelajaran yang terdapat pada software yang dijadikan

sampel penelitian ini adalah tutorial.

Tabel 3.3. Rubrik Kriteria Penskoran Ketepatan Penggunaan Strategi

Pembelajaran

Skor Status Kriteria

4 Sangat

Baik

Terdapat materi pelajaran yang disajikan sesuai dengan karakteristik

dari materi tersebut

Terdapat pertanyaan dan respon, yaitu berupa soal-soal latihan yang

harus dikerjakan siswa dan siswa dapat merespon nya

Terdapat umpan balik dari komputer terhadap kinerja siswa dalam

menjawab soal-soal yang diberikan

Terdapat pengulangan ke tahapan sebelumnya dilengakapi dengan

tombol navigasi yang memudahkan siswa menggunakannya

3 Baik Jika hanya terpenuhi 3 kriteria

2 Cukup

Baik

Jika hanya terpenuhi 2 kriteria

1 Kurang

Baik

Jika hanya terpenuhi 1 kriteria

0 Tidak

Baik

Jika tidak terpenuhi kriteria satupun

3. Interaktivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inter berarti bentuk terikat (di)

antara dua, aktivitas berarti keaktifan, kegiatan, sedangkan jika diambil dari kata

interaktif, berarti saling melakukan aksi. Itu berarti pada software pembelajaran

Page 68: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

55

ini, memungkinkan keaktifan pada siswa dan menciptakan adanya komunikasi

dua arah antara program software pembelajaran yang sedang berjalan dengan

pengguna. Keaktifan yang dimaksud seperti kegiatan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada siswa baik apersepsi maupun soal-soal latihan yang dapat

melatih siswa.

Tabel 3.4. Rubrik Kriteria Penskoran Interaktivitas

Skor Status Kriteria

4 Sangat

Baik

Terdapat navigasi yang jelas, konsisten dan disajikan dengan

bentuk yang menarik

Terdapat pertanyaan atau interaktif dari software ke siswa yang

disajikan dengan bervariasi, secara lisan maupun tulisan

dengan kualitas yang baik serta dapat membangkitkan motivasi

siswa, misalnya seperti “Tahukah kamu …?

Memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir (mengajak

siswa berpikir terlebih dulu sebelum menyajikan materi)

Terdapat simulasi yang menarik dan sangat mudah digunakan

oleh siswa serta relevan dengan materi yang sedang dipelajari

3 Baik Jika hanya terpenuhi 3 kriteria

2 Cukup

Baik

Jika hanya terpenuhi 2 kriteria

1 Kurang

Baik

Jika hanya terpenuhi 1 kriteria

0 Tidak

Baik

Jika tidak terpenuhi kriteria satupun

4. Kontekstualitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kontekstual berarti

berhubungan dengan konteks, yaitu situasi yang ada hubungannya dengan suatu

kejadian. Menurut Suprih widodo dalam jurnal penelitian yang berjudul: “Analisis

Kualitas Perangkat Lunak sebagai Media dalam Pembelajaran Matematika di

Page 69: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

56

Sekolah Dasar”, arti dari konstekstualitas yang termasuk aspek desain

pembelajaran yaitu ketersediaan software pembelajaran dalam menyajikan

pembelajaran dengan hal-hal yang ada di dunia nyata. Jadi, software pembelajaran

perlu mengaitkan contoh di kehidupan nyata sehari-hari.

Tabel 3.5. Rubrik Kriteria Penskoran Kontekstualitas

Skor Status Kriteria

4 Sangat

Baik

Mengaitkan dengan membuat contoh peristiwa di kehidupan nyata

sehari-hari

Mengedepankan aspek lingkungan dan budaya siswa

Disajikan dengan menarik dan kreatif

Memanfaatkan kecanggihan teknologi, misalnya disajikan dengan

animasi bergerak, video, dll.

3 Baik Jika hanya terpenuhi 3 kriteria

2 Cukup

Baik

Jika hanya terpenuhi 2 kriteria

1 Kurang

Baik

Jika hanya terpenuhi 1 kriteria

0 Tidak

Baik

Jika tidak terpenuhi kriteria satupun

5. Kemudahan untuk Dipahami

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemudahan berarti hal (sifat)

mudah, yaitu tidak memerlukan banyak tenaga atau pikiran dalam mengerjakan,

tidak sukar, sesuatu yang dapat mempermudah dan memperlancar usaha.

Kemudahan untuk dipahami dapat diartikan segala yang disajikan di software

pembelajaran mudah dan tidak sukar dipahami (dimengerti). Pembelajaran dengan

menggunakan komputer mengharuskan penyajian antara teks, gambar, audio,

video, animasi dan simulasi yang bersifat proporsional, yaitu tidak didominasi

oleh teks seperti dalam buku pelajaran. Oleh karena itu, baik uraian materi,

pembahasan, simulasi, contoh, video, animasi, gambar, audio maupun latihan

Page 70: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

57

harus dirancang agar siswa yang menggunakan software tersebut mudah

memahaminya.

Tabel 3.6. Rubrik Kriteria Penskoran Kemudahan untuk Dipahami

Skor Status Kriteria

4 Sangat

Baik

Menggunakan kosakata (bahasa) yang diketahui siswa dan sesuai

dengan usia siswa

Semua informasi yang disajikan pada uraian materi atau pembahasan

atau contoh atau simulasi atau latihan disajikan secara komunikatif

dan tidak terdapat kesalahan konsep

Tidak terdapat kesalahan pada hal-hal yang bersifat teknis

Sajian yang disajikan baik lisan, tulisan, gambar maupun video

berkualitas sangat baik dan praktis

3 Baik Jika hanya terpenuhi 3 kriteria

2 Cukup

Baik

Jika hanya terpenuhi 2 kriteria

1 Kurang

Baik

Jika hanya terpenuhi 1 kriteria

0 Tidak

Baik

Jika tidak terpenuhi kriteria satupun

6. Kejelasan Uraian, Pembahasan, Contoh, Simulasi, dan Latihan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, uraian berarti keterangan atau

penjelasan mengenai suatu hal, pembahasan berarti perbuatan membahas,

membicarakan. Sedangkan contoh berarti sesuatu yanga disediakan untuk diikuti,

simulasi berarti metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan,

mirip dengan keadaan yang sesungguhnya, sedangkan latihan yaitu belajar dan

membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu. Jadi, dimaksudkan indikator

ini untuk menilai apakah penyajian uraian, pembahasan, contoh, simulasi dan

latihan disajikan dengan jelas yaitu dapat dilihat, didengar dengan jelas.

Page 71: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

58

Tabel 3.7. Rubrik Kriteria Penskoran Kejelasan Uraian,

Pembahasan, Contoh, Simulasi, dan Latihan

Skor Status Kriteria

4 Sangat

Baik

Terdapat uraian, pembahasan, contoh, simulasi dan latihan dengan

kualitas teknis yang baik

Tidak terdapat salah konsep

Menggunakan kosakata (bahasa) yang komunikatif, diketahui siswa

dan sesuai dengan usia siswa

Uraian, pembahasan, contoh, simulasi disajikan dengan

memperhatikan karakteristik materi, dikemas dengan menarik dan

kreatif

Simulasi dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk menggali

lebih dalam terhadap konsep yang sedang dipelajari

Latihan, jawaban dan pembahasannya dibuat dengan memberikan

penguatan terhadap konsep yang sedang dipelajari

Memberikan kesempatan lebih dari 1 kali pada siswa dalam

menjawab soal-soal

Urutan munculnya soal latihan pada evaluasi dibuat acak

3 Baik Jika hanya terdapat 6 kriteria

2 Cukup

Baik

Jika hanya terdapat 4 kriteria

1 Kurang

Baik

Jika hanya terdapat 2 kriteria

0 Tidak

Baik

Jika tidak terdapat kriteria satupun

7. Konsistensi Evaluasi dengan Tujuan Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsistensi berarti ketetapan dan

kemantapan dalam bertindak, sedangkan evaluasi berarti penilaian. Soal evaluasi

seharusnya dapat mengukur apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Jadi,

Page 72: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

59

dimaksudkan penilaian haruslah konsisten dan mengacu pada tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan.

Tabel 3.8. Rubrik Kriteria Penskoran Konsistensi Evaluasi dengan

Tujuan Pembelajaran

Skor Status Kriteria

4 Sangat

Baik

Terdapat evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran yang ada konsisten dengan tujuan

pembelajaran

Dapat mengukur apa yang menjadi tujuan pembelajaran

Memperhatikan masalah teknis dalam soal-soal yang terdapat

di evaluasi, misalnya dalam soal pilihan berganda harus ada 1

jawaban yang benar, tulisan atau gambar disajikan dengan

jelas

3 Baik Jika hanya terdapat 3 kriteria

2 Cukup

Baik

Jika hanya terdapat 2 kriteria

1 Kurang

Baik

Jika hanya terdapat 1 kriteria

0 Tidak

Baik

Jika tidak terdapat kriteria satupun

8. Pemberian Umpan Balik terhadap Hasil Evaluasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, umpan balik berarti hasil atau

akibat yang berbalik mengenai kita sebagai rangsangan untuk bertindak lebih

lanjut. Jadi dimaksudkan software pembelajaran merespon atas apa yang telah

dikerjakan oleh pengguna, misalnya respon mengenai keterangan dari jawaban

pengguna yang benar atau salah, maupun skor hasil jawaban pengguna. Umpan

balik dalam soal latihan maupun evaluasi seharusnya diberikan dalam bentuk

penguatan, misalnya “Tepat sekali” lalu disajikan gambar bergerak seorang yang

Page 73: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

60

tersenyum. Selain itu, hindari ungkapan yang dapat mengucilkan siswa ketika

menjawab kurang tepat dan menyajikan pembahasan ketika siswa menjawb

kurang tepat.

Tabel 3.9. Rubrik Kriteria Penskoran Pemberian Umpan Balik

terhadap Hasil Evaluasi

Skor Status Kriteria

4 Sangat

Baik

Terdapat soal evaluasi pembelajaran

Terdapat umpan balik terhadap hasil evaluasi pembelajaran

Kualitas teknis penyajian umpan balik terhadap hasil evaluasi

bersifat baik

Tidak menggunakan ungkapan yang memojokkan atau

menyakitkan siswa ketika siswa menjawab kurang tepat

Proses pengolahan umpan balik berlangsung cepat

Disajikan dalam bentuk penguatan sehingga dapat memacu

dan memotivasi siswa untuk belajar

Disajikan umpan balik korektif, yaitu dengan menyajikan

penjelasan mengapa jawaban siswa sudah tepat atau mengapa

jawaban siswa kurang tepat

Disajikan pembahasan soal ketika siswa menjawab kurang

tepat pada soal evaluasi pembelajaran

3 Baik Jika hanya terdapat 6 kriteria

2 Cukup

Baik

Jika hanya terdapat 4 kriteria

1 Kurang

Baik

Jika hanya terdapat 2 kriteria

0 Tidak

Baik

Jika tidak terdapat kriteria satupun

Page 74: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

61

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

diperlukan beberapa teknik. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah:

1. Observasi

“Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik

kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang

diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.”6 Pada penelitian

ini, observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengamati software pembelajaran

fisika apa saja yang dimiliki SMA Negeri Jakarta di kecamatan Cakung yaitu

SMA N 102 Jakarta, SMA N 89 Jakarta, SMAN 76 Jakarta, SMAN 11 Jakarta

dan SMA N 107 Jakarta . Hasil dari observasi ini digunakan sebagai sampel

penelitian.

2. Studi Dokumenter

“Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik.”7 Dalam penelitian ini, dokumen-dokumen yang

dimaksud adalah cuplikan-cuplikan slide software pembelajaran fisika SMA kelas

XI yang dijadikan software pembelajaran sampel dengan memberikan skor, mulai

dari skor 0 hingga 3 pada tiap-tiap indikator terhadap sampel software tersebut

dengan mengacu pada rubrik yang telah disusun penulis.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dengan menganalisis data kuantitatif yang

diperoleh dari hasil skala penskoran studi dokumenter yang dilakukan penulis.

Menurut Nana Sudjana, statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data

dalam bentuk tampilan data yang lebih bermakna dan mudah dipahami pembaca,

“Menurut Suharsimi Arikunto, data kuantitatif yang berupa angka-angka hasil

6Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:Graha Ilmu,

2006), Cet. I, h. 224.

7Sukmadinata, op cit, h. 221.

Page 75: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

62

perhitungan atau pengukuran diproses dengan cara dijumlah kemudian

dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan sehingga diperoleh persentase

kelayakan.”8 Oleh karena itu, untuk mengetahui persentase tingkat kelayakan

software pembelajaran fisika yang diteliti digunakan rumus sebagai berikut:

Persentase Kelayakan (%) =

Sedangkan kriteria untuk menentukan status tingkat kelayakan dari software

pembelajran fisika yang dijadikan sampel merujuk pada tabel skala persentase

menurut Suharsimi Arikunto sebagai berikut:

Tabel 3.10. Tabel Skala Persentase Menurut Suharsimi Arikunto9

Persentase Interpretasi

76 % - 100 % Sangat Layak

56 % – 75 % Layak

40 % - 55 % Cukup

0 - 39 % Kurang Layak

8Aria Pramudito, Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial pada Mata Pelajaran

Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut di SMK

Muhammadiyah 1 Playen, Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta, 2013,

h. 8.

9Ibid.

Page 76: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap dua software pembelajaran fisika, yaitu

Pesona Edu dan Lebah Kreasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

penulis terhadap software pembelajaran fisika yang dijadikan sampel, maka

diperoleh data sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian Software Pembelajaran Fisika Pesona Edu

Tabel 4.1. Hasil Penskoran Software Pembelajaran Fisika Pesona Edu

No. Indikator Skor

1. Relevansi tujuan pembelajaran dengan

SK/KD/Krikulum

2

2. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran 2

3. Interaktivitas 4

4. Kontekstualitas 4

5. Kemudahan untuk dipahami 4

6. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, dan

latihan

2

7. Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran 0

8. Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi 0

Skor Total 18

Rata-rata 2,25

Persentase (%) 56,25

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa pada software pembelajaran fisika

Pesona Edu, jumlah skor yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan

penulis adalah 18. Nilai rata-rata skor yang diperoleh dari hasil pengamatan yang

Page 77: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

64

dilakukan penulis adalah 2,25. Persentase skor yang diperoleh dari hasil

pengamatan yang dilakukan penulis adalah 56,25%.

2. Hasil Penelitian Software Pembelajaran Fisika Lebah Kreasi

Tabel 4.2. Hasil Penskoran Software Pembelajaran Fisika Lebah Kreasi

No. Indikator Skor

1. Relevansi tujuan pembelajaran dengan

SK/KD/Krikulum

2

2. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran 4

3. Interaktivitas 2

4. Kontekstualitas 4

5. Kemudahan untuk dipahami 4

6. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi,

dan latihan

3

7. Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran 2

8. Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi 3

Skor Total 24

Rata-rata 3,00

Persentase (%) 75,00

Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa pada software pembelajaran

Lebah Kreasi, jumlah skor yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan

penulis adalah 24. Nilai rata-rata skor yang diperoleh dari hasil pengamatan yang

dilakukan penulis adalah 3,00. Persentase skor yang diperoleh dari hasil

pengamatan yang dilakukan penulis adalah 75,00%. Oleh karena itu, diagram

persentase tingkat kelayakan kedua software pembelajaran fisika tersebut adalah

sebagai berikut:

Page 78: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

65

Gambar 1. Diagram Persentase (%) Tingkat Kelayakan Software

Pembelajaran Fisika

Berdasarkan diagram di atas, dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan persentase

tingkat kelayakan dari kedua software tersebut. Pesona Edu mempunyai

persentase tingkat kelayakan yang lebih rendah dibanding Lebah Kreasi.

Persentase tingkat kelayakan Pesona Edu sebesar 56,25 %, sedangkan Lebah

Kreasi sebesar 75,00 %.

3. Deviasi Standar Hasil Pengamatan terhadap Software Pembelajaran

Fisika

a. Deviasi Standar Software Pesona Edu

Berdasarkan data skor hasil pengamatan yang dilakukan penulis, deviasi

standar dapat dihitung dengan proses sebagai berikut:

Tabel 4.3. Perhitungan Deviasi Standar dari Data Skor Hasil

Pengamatan terhadap Software Pesona Edu

No. X f fX x x2 fx

2

1. 0 2 0 -2,25 5,06 10, 12

2. 2 3 6 -0.25 0,06 0, 18

3. 4 3 12 1,75 3,06 9, 18

Total N = 8 fX 18 - - 2fx 19,48

20

40

60

80

100

Pesona Edu Lebah Kreasi

Per

sen

tase

(%

)

Software Pembelajaran Fisika

Perbandingan Persentase (%) Tingkat Kelayakan

Software Pembelajaran Fisika

75

56,25

Page 79: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

66

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, deviasi standarnya adalah sebesar: SD =

1,56.

b. Deviasi Standar Software Lebah Kreasi

Berdasarkan data skor hasil pengamatan yang dilakukan penulis, deviasi

standar dapat dihitung dengan proses sebagai berikut:

Tabel 4.4. Perhitungan Deviasi Standar dari Data Skor Hasil

Pengamatan terhadap Software Lebah Kreasi

No. X f fX x x2 fx

2

1. 2 3 6 -1 1 3

2. 3 2 6 0 0 0

3. 4 3 12 1 1 3

Total N = 8 fX 24 - - 2fx 6

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, deviasi standarnya adalah sebesar: SD =

0,87 .

Keterangan:

Nilai x didapat dengan mencari nilai Mx = N

fX, kemudian nilai X dikurangi

nilai Mx. Deviasi standar dapat dihitung menggunakan rumus: SD = N

fx 2

.

Page 80: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

67

4. Perbandingan Hasil Pengamatan terhadap Software Pesona Edu dan

Lebah Kreasi pada Tiap-tiap Indikator

Tabel 4.5. Perbandingan Skor dan Persentase Software Pembelajaran

Fisika pada Tiap-tiap Indikator

N0. Indikator

Pesona Edu Lebah Kreasi

Skor Persentase

(%)

Skor Persentase

(%)

1. Relevansi tujuan pembelajaran

dengan SK/KD/Krikulum

2 50 2 50

2. Ketepatan penggunaan strategi

pembelajaran

2 50 4 100

3. Interaktivitas 4 100 2 50

4. Kontekstualitas 4 100 4 100

5. Kemudahan untuk dipahami 4 100 4 100

6. Kejelasan uraian, pembahasan,

contoh, simulasi, dan latihan

2 50 3 75

7. Konsistensi evaluasi dengan

tujuan pembelajaran

0 0 2 50

8. Pemberian umpan balik terhadap

hasil evaluasi

0 0 3 75

Berdasarkan Tabel 4.5, pada software Pesona Edu, indikator yang

mendapat skor 0 dengan persentase skor sebesar 0% adalah indikator konsistensi

evaluasi dengan tujuan pembelajaran dan pemberian umpan balik terhadap hasil

evaluasi. Indikator yang mendapat skor 2 dengan persentase skor sebesar 50%

adalah indikator relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Krikulum,

ketepatan penggunaan strategi pembelajaran, dan kejelasan uraian, pembahasan,

contoh, simulasi, latihan. Indikator yang mendapat skor 4 dengan persentase skor

100% adalah indikator interaktivitas, kontekstualitas, dan kemudahan untuk

dipahami.

Page 81: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

68

Sedangkan pada software Lebah Kreasi, indikator yang mendapat skor 2

dengan persentase skor 50% adalah indikator relevansi tujuan pembelajaran

dengan SK/KD/Kurikulum, interaktivitas, dan konsistensi evaluasi dengan tujuan

pembelajaran. Indikator yang mendapat skor 3 dengan persentase skor 75% adalah

indikator kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan, dan pemberian

umpan balik terhadap hasil evaluasi. Indikatoryang mendapat skor 4 dengan

persentase skor 100% adalah indikator ketepatan penggunaan strategi

pembelajaran, kontekstualitas, dan kemudahan untuk dipahami.

Diagram persentase kelayakan software pembelajaran fisika pada tiap-tiap

indikator dari aspek desain pembelajaran adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Persentase Tingkat Kelayakan Software

Pembelajaran Fisika pada Tiap-tiap Indikator

Berdasarkan diagram di atas, dapat terlihat bahwa pada software Pesona Edu,

indikator yang memiliki persentase tertinggi adalah indikator 3, 4, dan 5 yaitu

interaktivitas, kontekstualitas, dan kemudahan untuk dipahami. Sedangkan

indikator yang memiliki persentase terendah adalah indikator 7 dan 8 yaitu

konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran dan pemberian umpan balik

terhadap hasil evaluasi. Sementara itu, pada Lebah Kreasi indikator yang

0

20

40

60

80

100

120

Per

sen

tase

(%

)

Aspek Desain Pembelajaran

Perbandingan Persentase (%) Tingkat Kelayakan

Software Pembelajaran Fisika pada Tiap-tiap Indikator

Pesona Edu

Lebah Kreasi

Page 82: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

69

memiliki persentase tertinggi adalah indikator 2, 4, dan 5 yaitu ketepatan

penggunaan strategi pembelajaran, kontekstualitas, dan kemudahan untuk

dipahami. Sedangkan indikator yang memiliki persentase terendah adalah

indikator 1, 3, dan 7 yaitu relevansi tujuan pembelajaran dengan

SK/KD/Kurikulum, interaktivitas, dan konsistensi evaluasi dengan tujuan

pembelajaran.

B. Pembahasan

Nilai persentase yang berhasil diperoleh software pembelajaran fisika

Pesona Edu adalah sebesar 56,25%. Nilai persentase tersebut jika dicocokkan

dengan tabel skala persentase menurut Suharsimi Arikunto, diinterpretasikan

dengan status layak. Sedangkan nilai persentase yang berhasil diperoleh software

pembelajaran fisika Lebah Kreasi adalah sebesar 75,00%. Nilai persentase

tersebut jika dicocokkan dengan tabel skala persentase menurut Suharsimi

Arikunto, diinterpretasikan dengan status layak. Oleh karena itu, software Pesona

Edu dan Lebah Kreasi memiliki status layak, sehingga kedua software

pembelajaran tersebut layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan skor tiap-tiap indikator yang diperoleh software pembelajaran

fisika Pesona Edu dan Lebah Kreasi, maka dapat diketahui tingkat kelayakan

tiap-tiap indikator dengan cara membandingkan persentase skor yang diperoleh

masing-masing software dengan tabel skala menurut Suharsimi, yaitu sebagai

berikut:

1. Indikator relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum

Software Pesona Edu dan Lebah Kreasi memperoleh persentase yang

sama yaitu sebesar 50% untuk indikator ini, itu berarti cukup layak. Menurut

Wina Sanjaya, tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi yang

harus dimiliki siswa dalam bentuk perubahan perilaku yang terukur yang

kemudian dinamakan objective. Software Pesona Edu maupun Lebah Kreasi

kurang jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran

seharusnya disajikan dengan sejelas-jelasnya dan dapat diukur sehingga

memudahkan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.

Page 83: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

70

Pesona Edu dan Lebah Kreasi menyajikan bahan belajar yang cukup

relevan dengan SK/KD/Kurikulum. Standar Kompetensi (SK) merupakan

kemampuan minimal yang harus dicapai siswa setelah menyelesaikan suatu mata

pelajarn, sedangkan Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan minimal

yang harus dicapai siswa dalam penguasaan konsep. Itu berarti,

SK/KD/Kurikulum nantinya bermuara pada indikator hasil belajar yang dapat

menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan, karena

indikator hasil belajarlah yang menjadi kriteria keberhasilan pencapaian

Kompetensi Dasar (KD).

2. Indikator ketepatan penggunaan strategi pembelajaran

Software Pesona Edu memperoleh persentase sebesar 50% untuk

indikator ini, yang berarti cukup layak. Software Lebah Kreasi memperoleh

persentase sebesar 100% untuk indikator ini yang berarti sangat layak. Menurut

Hamzah B. Uno, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan

digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran

sehingga akan memudahkan siswa menerima dan memahami materi

pembelajaran.

Kedua software menyajikan apersepsi dengan bertanya terlebih dahulu

kepada pengguna (siswa) sebelum menjelaskan. Khusus untuk Pesona Edu

terdapat poin pendahuluan yang menghubungkan pengetahuan tentang satelit

buatan yang diluncurkan ke ruang angkasa dengan posisi, kecepatan dan

percepatan, namun tidak terdapat soal-soal latihan yang dapat direspon siswa dan

umpan balik dari komputer terhadap kinerja siswa. Sedangkan Lebah Kreasi

lengkap menyajikan sajian materi, soal-soal dan umpan baliknya.

3. Indikator interaktivitas

Software Pesona Edu memperoleh persentase sebesar 100% untuk

indikator ini, yang berarti sangat layak. Sedangkan software Lebah Kreasi

memperoleh persentase sebesar 50% untuk indikator ini, yang berarti cukup

layak. Unsur-unsur interaktivitas diantaranya adalah aktif dan interaktif, yaitu

pengguna (siswa) harus berperan aktif dalam setiap kegiatan selama pembelajaran

dengan menggunakan software pembelajaran tersebut. Jika pembelajaran dengan

Page 84: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

71

menggunakan bantuan komputer tetapi hanya satu arah dan tidak ada peran aktif

dari siswa, maka pembelajaran tersebut kurang menyenangkan dan membuat

pembelajaran monoton dan membosankan. Software Pesona Edu dan Lebah

Kreasi mengajak siswa untuk berperan aktif, terdapat banyak tombol-tombol

yang ketika diklik timbul animasi bergerak, dan lain-lain.

4. Indikator kontekstualitas

Software Pesona Edu dan Lebah Kreasi memperoleh persentase sebesar

100% untuk indikator ini, yang berarti sangat layak. Konstekstualitas

dimaksudkan bahwa dalam menyajikan pembelajaran, perlu dikaitkan dengan hal-

hal yang ada di dunia nyata. Pesona Edu dan Lebah Kreasi memang menyajikan

contoh-contoh yang ada di dunia nyata dan akrab dengan kehidupan penguna

(siswa) sehari-hari dengan kualitas sajian yang sangat menarik dan canggih,

sehingga siswa dapat menghayati pembelajaran fisika pada kehidupan

kesehariannya. Hal tersebut dapat memberikan kesan terhadap siswa bahwa

materi yang ia pelajari bermanfaat untuk kehidupannya.

5. Indikator kemudahan untuk dipahami

Software Pesona Edu dan Lebah Kreasi memperoleh persentase sebesar

100% untuk indikator ini, yang berarti sangat layak. Penyajian dalam kegiatan

belajar mengajar haruslah memudahkan siswa untuk memahami. Jika apa yang

disajikan pada ketika proses pembelajaran berlangsung sulit untuk dipahami

siswa, maka sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

Menurut Hamzah B. Uno, pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dan

sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk

belajar. Menurutnya, jika setiap kegiatan, sajian pembelajaran dilakukan dan

disajikan denggan baik, maka sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya

kemudahan belajar siswa dapat dicapai.

6. Indikator kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi dan latihan

Software Pesona Edu memperoleh persentase sebesar 50% untuk

indikator ini, yang berarti cukup layak. Sedangkan software Lebah Kreasi

memperoleh persentase sebesar 75% untuk indikator ini, yang berarti layak.

Uraian, pembahasan, contoh, simulasi dan latihan lazim ada pada software

Page 85: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

72

pembelajaran dan merupakan kesatuan kegiatan pembelajaran yang harus

disajikan dengan jelas.

7. Indikator konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran

Software Pesona Edu memperoleh persentase sebesar 0% untuk indikator

ini, yang berarti kurang layak. Sedangkan software Lebah Kreasi memperoleh

persentase sebesar 50% untuk indikator ini, yang berarti cukup layak. Angka 0%

pada software Pesona Edu dikarenakan pada Pesona Edu tidak terdapat evaluasi

pembelajaran. Menurut KBBI, evaluasi merupakan penilaian. Pada Lebah

Kreasi, evaluasi pembelajaran yang disajikan berupa tes. Menurut Wina Sanjaya,

merancang alat evaluasi merupakan salah satu langkah yang tidak boleh

ditinggalkan dalam perencanaan dan desain pembelajaran, karena dapat

menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran dan dapat melihat

efektivitas program desain yang telah direncanakan. Itu berarti, evaluasi

pembelajaran haruslah konsisten dengan tujuan pembelajaran.

8. Indikator pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi

Software Pesona Edu memperoleh persentase sebesar 0% untuk indikator

ini, yang berarti kurang layak. Sedangkan software Lebah Kreasi memperoleh

persentase sebesar 75% untuk indikator ini, yang berarti layak. Menurut Wina

Sanjaya, evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti, dan dapat

menunjukkan kualitas yang dinilai. Oleh karena itu, dengan adanya umpan balik

berupa koreksian jawaban benar atau salah dan skor pada suatu alat evaluasi,

dapat memberikan informasikan terhadap efektivitas proses pembelajaran yang

telah dilakukan.

Berdasarkan persentase skor software Pesona Edu pada tiap-tiap

indikator, didapatkan bahwa indikator yang kurang layak yaitu dilihat dari

persentase antara 0-39% adalah indikator konsistensi evaluasi dengan tujuan

pembelajaran dan pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi. Indikator yang

sangat layak yaitu dilihat dari persentase antara 76-100% adalah indikator

interaktivitas, kontekstualitas, dan kemudahan untuk dipahami. Sedangkan pada

Lebah Kreasi, didapatkan bahwa tidak ada indikator yang kurang layak karena

persentase terendah yang diperoleh software ini adalah 50% yaitu pada indikator

Page 86: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

73

relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum, interaktivitas, dan

konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran. Itu berarti cukup layak.

Sedangkan indikator yang sangat layak yaitu dilihat dari persentase antara 76-

100% adalah indikator ketepatan penggunaan strategi pembelajaran,

kontekstualitas, dan kemudahan untuk dipahami.

Selain penulis, penskoran indikator dari aspek desain pembelajaran juga

dilakukan oleh tujuh reviewer. Reviewer terdiri dari lima orang yang merupakan

sarjana pendidikan fisika dan dua orang yang merupakan guru fisika SMA kelas

XI. Berdasarkan penskoran yang dilakukan tujuh reviewer, didapat persesntase

kelayakan untuk software Pesona Edu sebesar 61,90% sedangkan software

Lebah Kreasi sebesar 66,67%. Dengan demikian, jika persentase skor dari kedua

software tersebut diinterpretasikan dengan mengacu tabel skala persentase

menurut Suharsimi Arikunto, maka keduanya berstatus layak.

Page 87: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis desain pembelajaran dapat disimpulkan bahwa

software pembelajaran fisika Pesona Edu dan Lebah Kreasi termasuk dalam

kategori layak desain pembelajarannya. Hal ini ditunjukkan dengan persentase

tingkat kelayakan software pembelajaran hasil analisis delapan indikator dari

aspek desain pembelajaran untuk Pesona Edu sebesar 56,25%, sedangkan untuk

Lebah Kreasi sebesar 75,00%. Berdasarkan tingkat persentase uji kelayakan

desain pembelajaran, maka software pembelajaran yang diproduksi oleh Lebah

Kreasi lebih direkomendasikan untuk digunakan dalam pembelajaran fisika pada

materi kinematika dengan analisis vektor .

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis terhadap delapan indikator dari aspek desain

pembelajaran, sebaiknya guru atau pengembang software pembelajaran

memperhatikan hal-hal berikut:

1. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan dalam software

pembelajaran,

2. Interaktivitas antara siswa dan software pembelajaran,

3. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, dan latihan,

4. Terdapat evaluasi pembelajaran dan sesuai dengan tujuan pembelajaran,

5. Terdapat umpan balik sebagai respon atas apa yang telah dikerjakan oleh

pengguna.

Page 88: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

75

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin w., dan Krathwohl, David R. Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2010.

Ariani, Niken., dan Haryanto, Dany. Pembelajaran Multi Media di Sekolah,

Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta: PT

Prestasti Pustakaraya.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2010.

Fathurrohman, Pupuh., dan Sutikno, M. Sobry . Strategi Belajar Mengajar,

Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman

Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama, 2009.

Furqon, Ahmad. “Analisis Kelayakan Buku Ajar Sains untuk SMP Kelas VII

Ditinjau dari Aspek Keterlibatan Siswa”,

http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Undergraduate-19848/19848 , 7

november 2013.

Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: PT. Ciputat Press, 2006.

Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.

NC, Fatah Syukur. Teknologi Pendidikan. Semarang: RaSAIL Media Group,

2008.

Pradana, Radyan. “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Uji Makanan

Menggunakan Adobe Flash Professional CS5”,

http://eprints.uny.ac.id/8872/1/Jurnal.pdf, 18 maret 2014.

Pramudito, Aria. Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial pada Mata

Pelajaran Kompetensi Kejujuran Standar Kompetensi Melakukan

Pekerjaan dengan Mesin Bubut di SMK Muhammadiyah 1 Playen. Jurnal

Pendidikan Teknik Mesin UNY, 2013.

Prawiradilaga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana,

2008.

Rahardjo, Mudjia. “Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif”,

http://mudjiarahardjo.com/artikel/215.html?task=view, 4 Januari 2014.

Riana, Dwiza. Statistika Deskriptif Itu Mudah. Tangerang: Jelajah Nusa, 2012.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada

Media Group, 2011.

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:

Penerbit Graha Ilmu, 2006.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011.

Supriadi, Rosyid. “Media Pembelajaran Interaktif Perangkat Lunak Pengolah

Angka untuk Kelas XI SMA Negeri 2 Wates”,

Page 89: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

76

http://eprints.uny.ac.id/8587/1/Jurnal%20Rosyid%20Supriadi_085202440

51_Pendidikan%20Teknik%20Informatika.pdf, 8 oktober 2013.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3,

Jakarta: Balai Pustaka, Cet. 4, 2007.

Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

___. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.

Wahono, Romi Satria. “Aspek dan Krteria Penilaian Media Pembelajaran”,

http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-

media-pembelajaran/, 3 Agustus 2013.

Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Widodo, Suprih. Analisis Kualitas Perangkat Lunak sebagai Media dalam

Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jurnal UPI, 2008.

Wilis Dahar, Ratna. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga, 1996.

E. Smaldino, Sharon, L. Lowther, D. Russell, James. Instruction Technology &

Media for Learning Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar..

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 20dua belas, edisi ke 9 cetakan ke

2. Terjemahan dari buku asli: Instructional technology and Media for

Learning Pearson Education.

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer- Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad dua puluh satu. Bandung: Alfabeta, 20tiga

belas, cetakan ke 2.

Page 90: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 91: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

Cuplikan Slide Software Pembelajaran Fisika SMA

Cuplikan Lebah Kreasi Cuplikan Pesona Edu

77

Page 92: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 93: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 94: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 95: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 96: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 97: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 98: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 99: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 100: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 101: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 102: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 103: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 104: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 105: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 106: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 107: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 108: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 109: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 110: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 111: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 112: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 113: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU
Page 114: ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN SOFTWARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25341/1/fera... · ANALISIS . TINGKAT . K. ELAYAKAN SOFTWARE . PEMBELAJARAN. FISIKA SMA DITINJAU

Biodata Penulis

Penulis bernama lengkap Fera Fari’ah adalah mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPA/Fisika. Tempat dan tanggal lahir di

Bekasi 16 Februari 1990. Penulis bertempat tinggal di Kampung Bulak Indah,

jalan Kayu Tinggi Rt 008/ 005 No. 87 Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan

Cakung, Jakarta.

Penulis pernah berkecimpung dalam organisasi di Kampus, yaitu di

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) sebagai sekretaris di LSO Pos Solidaritas

Ummat (PSU). Selain itu, Penulis juga pernah berkecimpung di organisasi

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) komisariat UIN

Syarif Hidayatullah sebagai staf bidang ekonomi, dan Hiqmah UIN Syarif

Hidayatullah.

Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN 10 Pagi Jakarta Timur

tahun 1997-2002, SMPN 234 Jakarta tahun 2002-2005, SMA Negeri 89 Jakarta

tahun 2005-2008, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008-2014. Penulis

pernah menjadi staf pengajar Fisika di Bimbel SOLUSI Johar Baru dan Solusi

Bintaro, Malaka Jakarta Timur, di Bimbel BTA 70 Bintaro, di Bimbel Gamma

EXACT Cakung, dan pengajar matematika di Exzellence Institut, Kemang. Selain

mengajar di lembaga bimbingan belajar, penulis juga pernah menjadi guru privat

mandiri.