analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya a. idrus

20
0 ANALISIS STRUKTURAL DALAM DRAMA KEJAHATAN MEMBALAS DENDAM KARYA A. IDRUS Oleh Oki Feri Juniawan NIM 120210402021 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember 2014

Upload: oki-feri-juniawan

Post on 04-Jul-2015

2.099 views

Category:

Education


23 download

DESCRIPTION

Tugas Mata Kuliah Apresiasi Drama

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

0

ANALISIS STRUKTURAL

DALAM DRAMA KEJAHATAN MEMBALAS DENDAM

KARYA A. IDRUS

Oleh

Oki Feri Juniawan

NIM 120210402021

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jember

2014

Page 2: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

1

I. PENDAHULUAN

A. Idrus adalah salah seorang sastrawan yang berperan sebagai pelaku sejarah.

Ia ikut merasakan masa-masa penjajahan Jepang sampai masa setelah Indonesia

merdeka. Ia menuangkan segala peristiwa sejarah yang dialaminya dalam cerpen-

cerpennya. Tapi yang menarik adalah Idrus menceritakan sejarah bukan seperti

pengarang lainnya. Ia menceritakan sejarah dengan mengkriktik bangsanya sendiri. Ia

menyuguhkan kebenaran dengan cara mengungkap keburukan dari bangsanya. Salah

satu karya Idrus yang demikian ialah drama Kejahatan Membalas Dendam dalam

romannya Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma yang diterbitkan oleh Balai Pustaka..

Selain itu, di dalam drama Kejahatan Membalas Dendam, Idrus juga banyak

menyuntikan semangat perubahan, khususnya bagi para sastrawan. Karena drama ini

sendiri lahir pada saat revolusi kemerdekaan, yakni pada periode Angkatan ’45 yang

memiliki ciri revolusioner dalam sikap dan visi, artinya membuang tradisi lama dan

menciptakan bentuk baru sesuai dengan getaran sukmanya yang merdeka.

Oleh karena itu, drama Kejahatan Membalas Dendam ini sangat menarik

untuk dikaji. Khususnya dalam hal struktur ceritannya yang meliputi tema, alur, dan

penokohan. Selain itu, kode budaya dalam drama ini juga layak untuk dikaji.

II. LANDASAN TORI

2.1 Tema

Tema merupakan ide pokok atau gagasan utama yang mendasari suatu

jalan cerita dari drama. Nasution (1963:62) berpendapat bahwa tema memiliki

dua jenis, yakni tema mayor dan tema minor. Tema mayor merupakan tema

pokok atau tema dasar dari sebuah cerita, sedangkan tema minor merupakan

bagian dari tema mayor. Keduanya saling membangun dalam suatu karya

sastra. Esten (1990:92) mengemukakan cara menentukan tema, antara lain:

1) Persoalan mana yang paling menonjol;

2) Persoalan mana yang paling banyak menimbulkan konflik. Adapun

konflik tersebut merupakan penyebab terjadinya peristiwa-peristiwa;

3) Menentukan atau menghitung persoalan mana yang membutuhkan

banyak waktu penceritaan.

2.2 Alur

Alur atau plot dalam drama merupakan rangkaian atau urutan cerita

dalam suatu drama. sebuah drama disusun secara urut melalui alur/plot,

Page 3: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

2

misalnya diawali dengan kejadian A yang mempengaruhi kejadian B dan di

akhiri dengan penyelesaian masalah atau konflik dalam cerita drama. Adapun

tahapan alur sebagai berikut:

d

c

e

b

a f

Keterangan:

a. Eksposisi

b. Insiden permulaan

c. Pertumbuhan laku

d. Krisis/titik balik

e. Penyelesaian

f. Catastrope

Jenis alur dapat dikelompokkan dengan menggunakan berbagai

kriteria. Berdasarkan kriteria urutan waktu, yaitu:

1. Alur maju

Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau

alur progresif. Peristiwa-peristiwa ditampilkan secara

kronologis, maju, secara runtut dari awal tahap, tengah hingga

akhir.

2. Alur mundur

Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot

balik, regresif, atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan

dari tahap akhir atau tengah dan baru kemudian tahap awalnya

(Hariyanto, 2000:39).

Page 4: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

3

Berdasarkan kriteria jumlah, alur dibagi menjadi:

1. Alur tunggal

Dalam alur tunggal biasanya cerita drama hanya

menampilkan seorang tokoh protagonis. Cerita hanya

mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut.

2. Alur jamak

Dalam alur jamak, biasanya cerita drama menampilkan

lebih dari satu tokoh protagonis. Perjalanan hidup tiap tokoh

ditampilkan (Hariyanto, 2000:39).

Berdasarkan kriteria hubungan antar peristiwa, alur dibagi menjadi:

1. Alur erat

Alur erat disebut juga alur ketat atau padat. Dalam

drama yang beralur cepat, susul menyusul, setiap bagian terasa

penting dan menentukan.

2. Alur longgar

Alur longgar berbanding terbalik dengan alur ketat.

Hubungan antarperistiwanya longgar, tersajikan secara lambat,

dan diselingi berbagai peristiwa tambahan. Pembaca atau

penonton dapat meninggalkan atau mengabaikan adegan

tertentu yang berkepanjangan dengan tanpa kehilangan alur

utama cerita (Hariyanto, 2000:39).

Berdasarkan kriteria cara pengakhirannya, alur dibagi menjadi:

1. Alur tertutup

Dalam drama yang beralur tertutup, penampilan

kisahnya diakhiri dengan kepastian atau secara jelas.

2. Alur terbuka

Dalam drama yang beralur terbuka, penampilan

kisahnya diakhiri secara tidak pasti, tidak jelas, serba mungkin.

Jadi akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembaca atau

penonton (Hariyanto, 2000:39).

Page 5: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

4

2.3 Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau melukiskan

tokoh dalam cerita yang ditulisnya. Dalam penokohan, watak atau karakter

seorang tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yaitu melalui:

a) Dialog tokoh

b) Penjelasan tokoh

c) Penggambaran fisik

Berdasarkan wataknya, tokoh dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:

a) Protagonis, yaitu tokoh utama yang berperan sebagai orang baik

b) Antagonis, yakni tokoh utama yang berperan sebagai orang jahat

c) Tritagonis, adalah tokoh penengah

Sedangkan dimensi tokoh dalam drama, dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Dimensi fisik

b) Dimensi sosial

c) Dimensi psikologis

2.4 Kode Budaya

Kode budaya adalah pemahaman terhadap latar kehidupan, konteks,

dan sistem sosial budaya. Menurut Chapman (1980: 26), kelahiran karya sastra

diprakondisikan oleh kehidupan sosial budaya pengarangnya. Karena itu,

sikap dan pandangan pengarang dalam karyanya mencerminkan kehidupan

sosial budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, Rachmat Djoko Pradopo

(2001: 55- 56), menyatakan bahwa karya sastra sebagai tanda terikat pada

konvensi masyarakatnya, karena merupakan cermin realitas budaya

masyarakat yang menjadi modelnya.

III. PEMBAHASAN

3.1 Tema dalam drama Kejahatan Membalas Dendam

Pada drama berjudul Kejahatan Membalas Dendam karya A. Idrus,

dapat dianalisis temanya dengan cara sebagai berikut:

Page 6: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

5

1. Persoalan mana yang paling menonjol

Dalam drama tersebut yang menjadi persoalan utamanya ialah

tokoh yang bernama Ishak, seorang pengarang/sastrawan muda pada

jaman jepang yang mendapatkan kritikan dan penolakan dari

pengarang tua atas karyanya. Ishak ingin membela tanah air dengan

karyanya tapi justru romannya tidak diterima oleh pengarang tua

karena dianggap karyanya dapat berdampak buruk pada generasi

muda, tidak mendorong para generasi muda untuk berjuang. Data yang

membuktikan persoalan tersebut adalah sebagai berikut:

(Babak pertama, adegan ketiga)

SATILAWATI. Bahaya apa?

ISHAK. Aku mungkin dipandang penghianat oleh rakyat.

SATILAWATI. Karena apa?

ISHAK. Karena karanganku.

..........

SATILAWATI. Tapi mengapa engkau akan dipandang

Penghianat?

ISHAK. Perasaanku saja begitu. Setelah membaca keritik Pak

Orok dalam suatu majalah.

SATILAWATI. Pak Orok itu siapa?

ISHAK. Pengarang kolot. ...

...

ISHAK: Engkau selalu menimbulkan semangatku untuk

berjuang, berjuang mati-matian untuk memahamkan pengarang

kolot akan cara baru. Cerita semangat juga, tapi dengan cara

baru. Tapi sekarang ini aku mesti pergi, jauh, jauh sekali.

(Babak pertama, adegan kedelapan)

SUKSORO. Tentang Satilawati. Ia keras kepala benar.

......

SUKSORO. (kesal) Bukan keras kepala begitu, bi. Ia kena

hatinya kepada seorang anak muda, Ishak namanya.

PEREMPUAN TUA. Apa salahnya?

Page 7: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

6

SUKSORO. Tidak ada salahnya. Tapi pemuda itu tidak ada

yang dapat diharapkan dari dia. Ia mengarang, sangkanya ia

sudah bisa mengarang, tapi sebenarnya ia tak mempunyai bakat

sama sekali. ...

Dari data tersebut dapat disimpulkan, bahwa persoalan yang

menonjol perihal Ishak sebagai pengarang muda yang karyanya ditolak

seorang pengarang tua, yakni Sokroso.

2. Persoalan yang paling banyak menimbulkan konflik

Persoalan yang menyebabkan banyak konflik dan peristiwa

ialah karya Ishak yang ditolak dan dikritik Sokroso, sehingga

menyebabkan peristiwa-peristiwa berikut:

Ishak menjadi seorang pengecut. Ia kemudian berencana pergi

jauh ke tempat orang-orang bisa menerima dan memahaminya.

(Babak pertama, adegan ketiga)

ISHAK. Karena mungkin kita tidak akan bertemu lagi. Aku

pergi, jauh, jauh sekali.

SATILAWATI. Ke mana?

ISHAK. Ke tempat aku dipahamkan orang.

Rencana kepergian Ishak tak lain karena bujukan dari Kartili,

teman Ishak yang juga mencintai Satilawati. Kartili

memanfaatkan kritikan dari Pak Suksoro untuk memisahkan

Ishak dengan Satilawati. Kartili menipu Ishak dengan

mengatakan bahwa Ishak depresi dan sedang sakit otak.

(Babak ketiga, adegan ketujuh)

ISHAK. Tahu. Tahu. Setiap hari dokter Kartili datang ke

rumahku dan katanya aku sakit, sakit otak. Aku harus pergi

ke gunung. Dokter Kartili teman sejatiku. Aku percaya

kepadanya. Dan kau sakit, pergi ke gunung, ke alam luas.

Page 8: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

7

(Babak keempat, adegan pertama)

ISHAK. Dan waktu romanku dikeritik ayah Satilawati,

Kartili datang pula kepadaku. Dikatakannya aku dalam

bahaya akan dipandang penghinat. (sesak bernafas) Aku

sendiri belum membaca keritik itu sama sekali. Dan kata

dokter Kartili pula, urat syarafku akan bertambah

terganggu. Aku harus melarikan diri. Dan aku tiba di sini.

Karena Pak Suksoro tidak menyukai karya Ishak, ia pun tidak

merestui hubungan anaknya, Satilawati, dengan Ishak. Ia

kemudian meminta bibinya yang seorang dukun termasyur

untuk menceraikan cinta mereka. Namun sang bibi

menolaknya.

(Babak kedua, adegan kesebelas)

PEREMPUAN TUA. Engkau tahu, di mana letak

kelemahanku. Silahkan, Sukroso. Adukanlah pada

polisi.jangan engkau menghendaki yang bukan-bukan dari

padaku. Bahkah sekarang ini telah kuputuskan, hendak

menolong mereka. Dan aku dapat menolong!

SUKSORO. (dengan suara keras) Pergi dari sini! Aku akan

mencari dukun lain!

PEREMPUAN TUA. Engkau tiada berhati! (berdiri)

Anakmu sendiri hendak engkau celakakan. Hatimu busuk!

Engkau hanya memikirkan dirimu sendiri. Krena bencimu

kepada Ishak itu engkau hendak mencelakakan anakmu!

Asmadiputera, seorang hakim dan sahabat Ishak yang setia,

membela Ishak atas kritikan yang diberikan oleh Pak Suksoro.

Ia datang ke rumah Pak Suksoro untuk berdebat, membela

karya sahabatnya.

(Babak kedua, adegan kesembilan)

ASMADIPUTERA. Tapi sudah agak lama juga

waktunya itu. Pada pendapat saya, yang harus dianjur-

Page 9: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

8

anjurkan sekarang, ialah cara berjuang sekarang, memakai

alat-alat modern. Dengan itu dapat kita menanam

kepercayaan kepada diri sendiri pada pemuda-pemuda kita.

.........

ASMADIPUTERA. Kalau sudah, saya kira

perselisihan ini hanya terletak dalam cara berceritera saja.

Aku berani mengatakan, bahwa roman ini (mengeluarkan

sebuah buku dari dalam tasnya) ialah roman semangat

perang. Dan Ishak ialah orang yang suka berpijak di atas

tanah. Perkataaannya dalam romannya tidak tergantung

antara bumi dan langit, di awang-awang, dibelai-belai arus

aether.

Namun dibalik pelariannya ke gunung. Ishak justru tambah

bersemangat. Ia kembali menulis sebuah buku yang ia kerjakan

tanpa mengenal lelah. Di gunung pun, tepatnya di dekat

Cianjur, Ishak mengobarkan semangat kepada para petani

untuk ikut serta membantu perang, dengan menyumbangkan

hasil panen padi kepada pemerintah.

(Babak ketiga, adegan ketujuh)

ISHAK. Seminggu? (berpikir) Ya, aku baru seminggu di

sini. Tidak pernah keluar rumah. Mengarang, mengarang

buku tebal (menunjuk ke tumpukan kertas di atas meja).

Sekarang telah selesai. Setiap pagi kubuka jendela, angin

masuk. Badanku merasa sehat kembali. Petani bernyanyi

sedih pergi ke sawah.

PEREMPUAN TUA. Sekarang tidurlah anakku. Kemarin

semalam-malaman menulis. Anakku mungkin letih.

(Babak ketiga, adegan keempat belas)

ISHAK. Tentang penyerahan padi. Mengapa mereka harus

menyerahkan padi kepada pemerintah, bahwa mereka harus

bergiat menanam padi dan menyerahkannya. Untuk perang,

Page 10: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

9

untuk kemenangan akhir, kataku. Hanya perkataan yang

penghabisan ini yang dapat mereka pahamkan. Mereka

bertepuk . . . Sayang, aku tidak bisa berbahasa Sunda dan

mereka tidak bisa berbahasa Indonesia

Dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa setelah

menerima kritikan dari Pak Suksoro, Ishak pada awalnya menjadi

seorang pengecut dengan pergi jauh meninggalkan daerahnya. Hal itu

dilakukannya karena hasutan dari Kartili. Namun pada akhirnya, Ishak

tetap berjuang menjadi pengarang roman demi cita-citanya membela

tanah air.

3. Menentukan atau menghitung persoalan yang membutuhkan banyak

waktu penceritaan

Setelah dihitung, ternyata persoalan-persoalan yang

membutuhkan banyak waktu penceritaan ialah tentang proses

perjuangan Ishak sebagai pengarang muda dalam memperjuangkan

romannya agar mendapat penghargaan dimata pengarang-pengarang

sebelumnya.

Dari uraian di atas dapat ditentukan bahwa drama Kejahatan

Membalas Dendam karya A. Idrus mengandung tema sosial dengan tema

mayornya ialah: Perjuangan pengarang muda dalam menggapai cita-cita.

Sedangkan tema-tema minor yang dapat mendukung tema mayor adalah:

1. Pengorbanan cinta demi cita-cita

2. Penghargaan untuk sesuatu yang baru

3. Persahabatan dan permusuhan

3.2 Alur dalam drama Kejahatan Membalas Dendam

3.2.1 Berdasarkan kriteria urutan waktunya, alur dalam drama ini ialah alur

maju, karena peristiwa kronologisnya disampaikan secara runtut dari awal

hingga akhir.

Page 11: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

10

3.2.2 Berdasarkan kriteria jumlahnya, alur dalam drama ini ialah alur jamak,

karena menampilkan perjalanan hidup lebih dari satu tokoh protagonis,

yakni Ishak dan Satilawati.

3.2.3 Berdasarkan kriteria hubungan antar peristiwa, alur dalam drama ini ialah

alur erat, karena setiap bagian dalam drama ini terasa penting dan

menentukan.

3.2.4 Berdasarkan kriteria cara pengakhirannya, alur dalam drama ini ialah alur

tertutup, karena penampilan kisahnya diakhiri secara jelas.

3.2.5 Tahapan alur dalam drama ini adalah sebagai berikut:

3.2.5.1 Eksposisi

Perkenalan dalam drama ini dimulai dari babak pertama pada

adegan 1 – 3. Bagian ini memperkenalkan kepada penonton tokoh

Ishak dan tunangannya, Satilawati.

3.2.5.2 Insiden permulaan

Insiden permulaan pada drama ini terdapat pada babak pertama

adegan ketiga:

SATILAWATI. Bahaya apa?

ISHAK. Aku mungkin dipandang penghianat oleh rakyat.

SATILAWATI. Karena apa?

ISHAK. Karena karanganku.

..........

SATILAWATI. Tapi mengapa engkau akan dipandang

Penghianat?

ISHAK. Perasaanku saja begitu. Setelah membaca keritik Pak

Orok dalam suatu majalah.

SATILAWATI. Pak Orok itu siapa?

ISHAK. Pengarang kolot. ...

...

ISHAK. Karena mungkin kita tidak akan bertemu lagi. Aku

pergi, jauh, jauh sekali.

SATILAWATI. Ke mana?

ISHAK. Ke tempat aku dipahamkan orang.

Page 12: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

11

3.2.5.3 Pertumbuhan laku

Pertumbuhan laku pada drama ini terletak pada babak pertama,

adegan kedelapan:

SUKSORO. Tentang Satilawati. Ia keras kepala benar.

......

SUKSORO. (kesal) Bukan keras kepala begitu, bi. Ia kena

hatinya kepada seorang anak muda, Ishak namanya.

PEREMPUAN TUA. Apa salahnya?

SUKSORO. Tidak ada salahnya. Tapi pemuda itu tidak ada

yang dapat diharapkan dari dia. Ia mengarang, sangkanya ia

sudah bisa mengarang, tapi sebenarnya ia tak mempunyai bakat

sama sekali. ...

PEREMPUAN TUA. Jadi? ... Engkau suruh datang aku ini

untuk mengalangi itu? (berdiam diri sejurus). Kadang-kadang

kukutuki aku pandai menjadi dukun ini. Selalu merusakkan dan

tidak pernah membangunkan, memperbaiki.

3.2.5.4 Krisis/titik balik

Krisis dalam drama ini terdapat dalam babak ketiga, adegan

kesebelas :

PEREMPUAN TUA. Satilawati!

KARTILI. Satilawati!

SATILAWATI. (menentang mata Kartili, Kartili menekur) Ia

hendak membunuh nenek! Ia hendak meracuni nenek!

PEREMPUAN TUA. (heran) Satilawati!

SATILAWATI. Dari tadi aku tiba di sini. Semuanya kuintip

dari sela dinding. Ia hendak meracuni nenek, karena nenek

tidak mau menolongknya.

PEREMPUAN TUA. (tertawa keras-keras) Hi, hi, hi, hi.dan

oleh karena itu engkau mengejut-ngejutkan aku Satilawati?

SATILAWATI. Nenek tidak percaya?

PEREMPUAN TUA. Kaukira aku tidak tahu? Bayangan kopi

yang berisi dengan yang tidak berisi lain, anakkku (Kartili

hendak lari ke luar). Nanti, nanti sebentar tuanku. Jangan pergi

Page 13: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

12

dulu (sambil menunjuk kepada Ishak yang masih bingung

kelihatan). Ini siapa?

KARTILI. (memandang kepada Ishak, terkejut) Ishak!

PEREMPUAN TUA. Ya, Ishak. Seorang korban tuan.

ISHAK. (berdiri) Kartili! (memandang kepada Satilawati)

Satilawati!

KARTILI. (lari ke pintu, ke luar).

3.2.5.5 Penyelesaian

Penyelesaian dalam drama ini terdapat pada babak keempat,

adegan keenam, ketika Suksoro menyadari kesalahannya dan

meminta maaf kepada Ishak:

SUKSORO: (Seperti ketakutan) Ishak, sekarang baru aku tahu,

apa sebenarnya yang dicita-citakan pengarang muda. Maafkan

aku, Ishak.

ISHAK: Tidak ada yang harus dimaafkan, tuan Suksoro. Tuan

telah banyak berjasa . . .

3.2.5.6 Catastrope

Cerita dalam drama ini berakhir dengan happy ending, dibuktikan

dengan sadarnya Suksoro atas kesalahannya sehingga Ishak merasa

karyanya diterima dan mendapat penghargaan dari Suksoro. Selain

itu, kisah cinta Ishak dengan Satilawati dapat berlanjut. Di akhir

cerita pun Kartili menjadi gila. Ia mendapat balasan atas

kejahatannya.

3.3 Penokohan dalam drama Kejahatan Membalas Dendam

3.3.1 Tokoh protagonis

Ishak dan Satilawati sebagai tokoh protagonis. Frekuensi

muncul kedua tokoh utama ini bisa dikatakan sangat sering sekali dalam

setiap bagian. Bahkan dari bagian awal hingga akhir cerita, keberadaan

keduanya tidak pernah lepas sebab kedua tokoh ini merupakan sumber

cerita.

Page 14: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

13

Ishak, seorang pengarang muda berumur 29 tahun, dengan

semangat yang tinggi mewakili watak dan jiwa para muda, berpola pikir

maju meski dalam perjalanan hidupnya sempat menjadi pengecut dan

pesimis demi mencapai cita-citanya. Sebagai seorang pengarang lulusan

sekolah menengah, Ishak juga lebih menyukai kesendirian sebab dengan

kesendirian dan rasa sepi dia bisa menikmati hasrat menulisnya yang

memuncak.

Sementara Satilawati, merupakan seorang perawat yang berhati

tulus, terlebih dalam hal cinta dan kasih sayangnya kepada orang yang dia

sayangi. Dari sisi fisik, Satilawati juga digambarkan sebagai seorang gadis

muda yang berparas cantik.

3.3.2 Tokoh antagonis

Kartili dan Suksoro, sebagai tokoh antagonis, kemunculanya

selalu menciptakan permasalahan/konflik baru bagi tokoh utama dalam

cerita. Kartili yang merupakan seorang dokter terus memberikan konflik-

konflik hingga klimaksnya dia berencana membunuh perempuan tua

karena menolak untuk membantunya. Watak Kartili picik, pembohong,

dan selalu berpikir bahwa uang adalah segalanya.

Sedikit berbeda dengan Kartili, Suksoro yang juga merupakan

tokoh antagonis dalam cerita ini pada akhir cerita menjadi tokoh yang baik

seiring dengan selesainya konflik yang dialaminya dengan tokoh utama

atau protagonis. Suksoro yang merupakan seorang pengarang kolot lulusan

sekolah desa memiliki watak egois, keras, beridealisme kuat dan tidak

berperasaan.

3.3.3 Tokoh tritagonis

Asmadiputera dan Perempuan Tua, sebagai tokoh tritagonis.

Asmadiputera yang merupakan seorang Maester in de rechten (sarjana

hukum) sangatlah setia kepada Ishak, sahabatnya. Sementara Perempuan

tua dalam cerita ini yang awalnya seperti dimunculkan untuk mengiringi

tokoh antagonis ternyata selanjutnya dijadikan tokoh yang berdiri sendiri

yakni sebagai tokoh pelerai yang pada akhirnya terlibat dalam

penyelesaian konflik cerita. Perempuan tua yang merupakan seorang

Page 15: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

14

dukun miskin ini digambarkan sebagai seseorang yang berhati nurani

dengan menolak untuk diminta memisahkan Ishak dan Satilawati namun

justru menolong keduanya.

3.4 Kode Budaya dalam drama Kejahatan Membalas Dendam

Kejahatan Membalas Dendam menyingkap sebuah realitas pada saat

karya ini dibuat yaitu adanya sebuah perbedaan yang terjadi antara para

pengarang tua dan pengarang muda. Para pengarang tua yang digambarkan

Idrus menjadi sosok Suksoro tetap berkeras pada aturan

kesastraan/kepenulisan yang mereka pegang. Sedangkan pengarang muda

menginginkan sesuatu yang baru yang bisa mengekspresikan jiwa mereka.

Melalui dramanya ini Idrus ingin membela angkatan baru termasuk dirinya,

agar jangan takut dimusuhi oleh angkatan lama. Sejalan dengan pemikiran

Chairil Anwar yang menganggap sajak-sajak Sutan Takdir Alisjahbana

ketinggalan zaman. Ia bersama dengan Charil Anwar seolah ikut mengobarkan

semangat untuk menciptakan suatu kebaruan dalam kesusateraan Indonesia.

Aspek lain yang kiranya penting untuk mendapat perhatian adalah

ekspresi kepercayaan Idrus kepada pemerintah Nippon yang dilukiskan dalam

drama ini. Idrus benar-benar menganggap bahwa Nippon datang ke Indonesia

sebagai saudara yang akan membawa bangsa ini menuju zaman yang terang.

Padahal telah tertulis di buku-buku sejarah, tentang penderitaan rakyat

Indonesia di bawah penjajahan Jepang yang hanya 3,5 tahun tidak kalah

pedihnya dibandingkan penderitaan dijajah Belanda selama 3,5 abad. Data

yang membutikannya adalah sebagai berikut:

(Babak ketiga, adegan keempat belas)

ISHAK. Tentang penyerahan padi. Mengapa mereka harus

menyerahkan padi kepada pemerintah, bahwa mereka harus

bergiat menanam padi dan menyerahkannya. Untuk perang,

untuk kemenangan akhir, kataku. Hanya perkataan yang

penghabisan ini yang dapat mereka pahamkan. Mereka bertepuk

. . . Sayang, aku tidak bisa berbahasa Sunda dan mereka tidak

bisa berbahasa Indonesia.

Page 16: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

15

Selain itu ada penyingkapan realitas lainnya yang diungkap di drama

ini. Ternyata korupsi memang telah terjadi sejak zaman dahulu. Dalam drama

ini ditunjukkan dengan terbongkarnya kejahatan Kartili yang suka mencatut

obat.

(Babak ketiga, adegan kedelapan)

PEREMPUAN TUA. Rahasia tuan ialah: tuan mencatutkan

obat-obat rumah sakit.

KARTILI. (terkejut, marah) Itu tidak benar.

IV. KESIMPULAN

Drama Kejahatan Membalas Dendam karya A. Idrus ini merupakan drama

yang bertemakan kehidupan sosial pada saat revolusi kemerdekaan, yakni pada

periode Angkatan ’45. Drama ini mengandung tema mayor: Perjuangan pengarang

muda dalam menggapai cita-cita. Serta beberapa tema minor yang mendukung tema

mayor.

Alur dalam drama ini meliputi alur maju, alur jamak, alur erat, dan alur

tertutup. Sedangakan dalam penokohannya sendiri terdiri atas 2 tokoh protagonis, 2

tokoh antagonis, dan 2 tokoh tritagonis. Lewat tokoh-tokohnya, A. Idrus melakukan

suatu pembelaan terhadap karya pengarang muda yang pada waktu itu dianggap tidak

sesuai oleh pengarang tua. Oleh karena itu, lewat drama ini, A. Idrus mengobarkan

semangat untuk menciptakan suatu kebaruan dalam kesusateraan Indonesia.

Page 17: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

16

DAFTAR PUSTAKA

Esten, Mursal. 1990. Sastra Indonesia dan Tradisi Sub Kultur. Bandung: Angkasa.

Idrus, A. 1978. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Jakarta: Balai Pustaka

www. adiwidia.wordpress.com

www.fidanaza.blogspot.com

www. miung.com

www.pine2.blogspot.com

www.wikipedia.org

www.winawimala.wordpress.com

Page 18: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

17

Lampiran

Sinopsis Kejahatan Membalas Dendam

Karya A. Idrus

Drama Kejahatan Membalas Dendam yang diambil dalam roman Dari Ave Maria Ke

Jalan Lain Ke Roma ini menceritakan tentang kisah seorang pengarang muda yang bernama

Ishak. Ishak rela mengorbankan segalanya termasuk cinta demi cita-citanya. Hal itu

dibuktikan dengan ia pergi meninggalkan Satilawati yang merupakan tunangan Ishak.

Satilawati menganggap Ishak pengecut karena lari dari kenyataan.

Ishak pergi karena kritikan Pak Orok (Suksoro) yang dianggap akan menjauthkan

reputasinya. Suksoro (ayah Satilawati) sangat membenci Ishak, Ia menganggap bahwa Ishak

tidak bebakat menjadi pengarang. Karena ketidaksukaannya terhadap hubungan anaknya,

Suksoro berniat untuk memisahkan Satilawati dengan Ishak yaitu dengan meminta bantuan

bibinya seorang perempuan tua yang datang dari Cianjur.

Perempuan tua tersebut adalah seorang dukun masyhur dalam menceraikan orang. Namun,

perempuan tua itu menolak untuk memisahkan Satilawati dari Ishak, karena ia tau cucunya

(Satilawati) sangat mencintai Ishak.

Suatu hari saat Satilawati sedang bercakap-cakap dengan neneknya tentang Ishak, ia

meminta neneknya tersebut untuk menyatukan kembali hubungannya. Namun, neneknya

tidak bisa karena itu bukan pekerjaannya. Meskipun Kartili (dokter, teman Ishak) telah

menyatakan bahwa Ishak memiliki penyakit keturunan yaitu gila, tetapi Satilawati tetap

mencintai Ishak.

Di hari yang sama Kartili dan Asmadiputera (meester in de rechten, teman Ishak)

datang ke rumah Satilawati untuk mempertahankan roman Ishak dan memperbaiki nama baik

Ishak. Setelah Asmadiputera bertemu dengan Pak Orok yang ternyata dia itu Suksoro

menyatakan bahwa Suksoro harus mau menerima roman Ishak dan menerima kenyataan yang

sebenarnya terjadi, namun Suksoro tetap menolak. Ia tetap pada pendiriannya.

Setelah Asmadiputera pulang, Sukroso dan perempuan tua bercakap-cakap. Suksoro

menanyakan jawaban tentang permintaannya, namun perempuan tua tetap pada pendiriannya.

Ia tidak mau memisahkan Satilawati dengan Ishak. Mendengar hal tersebut Suksoro marah

dan mengusir perempuan tua tersebut dari rumahnya.

Setelah pulang ke rumahnya kembali, perempuan tua menemukan seorang pemuda

sedang menunggui rumahnya. Pemuda tersebut adalah Ishak, namun perempuan tua tidak

Page 19: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

18

mengetahuinya. Perempuan tua memberikan semangkuk kopi dan makanan, namun tak ada

yang dimakan oleh Ishak. Ishak terus menulis dan menulis sampai akhirnya tertidur.

Pagi harinya Ishak baru mengetahui kalau di rumah tersebut ternyata ada seorang nenek. Ia

bersujud dan meminta maaf karena semalaman ia terus menulis. Ishak pun tidur terlelap di

bangku luar rumah. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, yang datang ternyata Kartili.

Perempan tua kaget, Kartili datang untuk meminta tolong kepada perempuan tua. Katanya ia

sedang berkesusahan dan meminta perempan tua membinaskan seseorang. Namun,

perempuan tua menolak karena Kartili telah berbohong kepadanya.

Saat perempuan tua pergi keluar, Kartili menuangkan isi dari bungkusan kecil ke dalam kopi

perempuan tua tersebut lalu lekas kembali seperti tidak tahu apa-apa. Setelah perempuan tua

kembali masuk dan berkata bahwa ia tidak bisa menolong Kartili, Kartili me mberikan uang

dan bergegas akan pergi.

Saat akan bertolak keluar, tiba-tiba pintu ditolakkan orang dengan keras dan ternyata

yang datang adalah Satilawati. Perempuan tua sangat terkejut melihat Satilawati, ia

menghampiri neneknya sambil menepuk mangkuk yang dipegang oleh perempuan tua.

Mangkuk jatuh. Satilawati berkata kalau Kartili hendak bermaksud membunuh perenpuan tua

tersebut. Ternayata Satilawati sudah datang dari tadi dan mengintip. Saat Kartili hendak

keluar, perempuan tua menahannya dan menunjukkan Ishak kepada Kartili dan Satilawati.

Satilawati dan Kartili terkejut. Perempuan tua menjelaskan pada Satilawati bahwa Ishak sakit

karena Kartili.

Satilawati datang ke rumah neneknya karena bertengkar dengan Suksoro. Ia telah

mengetahui semuanya. Namun, neneknya menyuruh Satilawati untuk kembali pada ayahnya.

Satilawati menolak. Namun karena bujukan dari neneknya akhirnya Satilawati mau menuruti

neneknya.

Setelah sailawati pergi, Ishak datang dengan bercucuran keringat. Ia mengeluh kepada

perempuan tua. Ia menyesal karena para petani yang mendengarkan pidatonya tidak mengerti

bahasa Indonesia dan Ishak tidak bisa bahasa Sunda.

Sebulan kemudian, saat Ishak dan perempuan tua sedang di tepi sawah Ishak melihat

para petani dengan girang bekerja dan menyerahkn padinya kepada pmerintah. Ternyata

perempuan tua telah memberitahukan kepada masyarakat tentang yang selama ini

dipidatokan oleh Ishak. Perempuan tua tersebut menyalinnya kedalam bahasa Sunda.

Di tepi sawah itu Ishak mengenang masa lalunya dan menceritakannya kepada perempuan

tua. Ishak terlihat sangat gembira, namun setelah ia mendengar bahwa Suksoro dan satilawati

akan datang hari itu ia langsung termenung dan pergi.

Page 20: Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus

19

Tak lama kemudian Suksoro, Satilawati dan Asmadiputera datang ke sawah.

Satilawati melihat ishak bekerja dengan giat, sedangkan Asmadiputera pergi ke rumah

perempuan tua untuk melihat tulisan Ishak selama ini.

Satilawati dan Suksoro mendekati Isahak yang sedang bekerja. Setelah melihat Satilawati dan

Suksoro, Ishak bergegas bersalaman pada Suksoro. Setelah lama berbincang-bincang,

perempuan tua dan Asmadiputera pun datang menghampiri Ishak. Asmadiputera berniat

untuk menerbitkan buku yang ditulis oleh Ishak.

Ketika sedang berbincang perempuan tua membakar azimat yang ia miliki dengan

maksud untuk memusnahkan ilmu hitamnya. Sementara itu Asmadiputera melihat Kartili

dengan rambut yang acak-acakan, ternyata Ia gila.