analisis struktur-perilaku-kinerja pasar...

28
PROPOSAL OPERASIONAL TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR BUAH-BUAHAN Oleh: Bambang Sayaka Sahat M. Pasaribu Delima Hasri Azahari Yuni Marisa Sri Nuryanti Edi A. Saubari PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013

Upload: buihanh

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

PROPOSAL OPERASIONAL TA. 2013

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR BUAH-BUAHAN

Oleh:

Bambang Sayaka Sahat M. Pasaribu

Delima Hasri Azahari Yuni Marisa Sri Nuryanti

Edi A. Saubari

PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2013

Page 2: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

i

RINGKASAN

Pasar buah-buahan segar dalam negeri akhir-akhir ini sempat didominasi buah impor yang tampaknya merugikan produsen buah lokal karena harga jual buah lokal menjadi relatif murah. Konsumen, di lain pihak, menikmati berlimpahnya buah di pasar dalam negeri, baik yang berasal dari impor maupun produksi lokal karena makin beragamnya pilihan dan harga beli semakin murah.Pemerintah berusaha mengatur peredaran buah impor melalui Permentan No. 60/2012 tentang rekomendasi produk hortikultura (RIPH) yang paralel dengan Permendag No. 60/2012 tentang ketentuan impor produk hortikultura (KIPH).Disamping itu juga diberlakukan pembatasan pelabuhan impor hortikultura termasuk buah-buahan dengan Permentan No. 42/2012. Kajian ini akan meneliti struktur, strategi, dan kinerja pasar buah-buahan di dalam negeri. Struktur pasar yang tampaknya oligopoli pada sisi pedagang dan relatif bersaing bebas pada sisi produsen akan mempengarurihi strategi atau perilaku pasar yang akhirnya menghasilkan kinerja pasar. Penelitian akan dilakukan di daerah pelabuhan impor hortikultura, produsen buah, dan pemasaran buah, yaitu di Sumatera Utara, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan.

Kata kunci: impor, lokal, buah, produsen, pedagang, pengaturan impor

Page 3: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar produk buah-buahan dalam negeri akhir-akhir ini dibanjiri buah-buahan

impor.Buah-buahan impor tersebut sebagian besar berasal dari China

(55%).Selebihnya impor buah-buahan berasal dari Thailand (28%), Amerika Serikat

(10%), Chili (4%), dan Australia (3%).Data tahun 2010 menunjukkan jenis buah-

buahan yang banyak diimpor adalah jeruk (204 ribu ton), apel (199 ribu ton), pir (111

ribu ton),anggur (44 ribu ton), durian (24 ribu ton), pisang (2.780 ton), semangka

1.129 ton, mangga (1.129 ton), dan semangkasebanyak 1.036 ton(Global Business

Guide Indonesia,2012).

Nilai impor buah-buahan memerlukan devisa cukup besar dari tahun ke tahun.

Misalnya, pada tahun 2010 impor buah-buahan sebesar AS$ 686 juta, tahun 2011

sebanyak AS$ 412 juta, dan 2012 mencapai AS$848,6 juta. Indonesia juga

mengekspor buah-buahan tetapi nilainya relatif kecil dibanding impor.Pada tahun

2010, misalnya, nilai ekspor buah-buahan hanya AS$ 173 juta.Sebenarnya nilai

impor buah-buahan dibanding total nilai produksi buah-buahan dalam negeri pada

tahun 2010 relatif kecil, yaitu hanya 5,64 persen (Pusat Data dan Informasi Pertanian,

2012). Perlu dicatat bahwa tidak semua produksi buah dalam negeri diperdagangkan

atau masuk pasar.

Subsektor hortikultura juga menyediakan lapangan kerja bagi penduduk

terutama yang terlibat langsung di lahan pertanian. Rata-rata tenaga kerja yang

terlibat di subsektor pertanian sebanyak 36,54 juta orang dari total angkatan kerja

nasional sebanyak 109,67 juta orang pada tahun 2011. Selama periode 2007-2011

rata-rata angkatan kerja subsektor hortikultura adalah 7,71 persen dibanding

keseluruhan tenaga kerja sektor pertanian. Subsektor tanaman pangan, perkebunan,

dan peternakan pada periode yang sama masing-masing menyerap 51,40 persen,

30,08 persen, dan 10,81 persen (Kementerian Pertanian, 2012b).

Maraknya impor buah-buahan harus membuat pemerintah menjadi mawas diri

karena pada saat yang bersamaan ekspor buah Indonesia relatif kecil.Mengacu pada

Undang-Undang No. 13/2010 tentang Hortikultura, Kementerian Pertanian (2012a)

menerbitkan Permentan No. 60/2012 tentang Rekomendasi Impor Produk

Page 4: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

2

Hortikultura. Permentan ini bertujuan untuk memberi kepastian dalam

pelayananpemberian RIPH (Rencana Impor Produk Hortikultura) dan pelaksanaan

impor produk hortikultura oleh setiaporang yang melakukan impor produk hortikultura

dan jaminan atasproduk hortikultura yang diimpor memenuhi keamanan

pangan.Disamping itu Kementerian Perdagangan juga menerbitkan Permendag No.

60/2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura.Permendag ini menegaskan

bahwa impor produk hortikultura, termasuk buah-buahan, hanya bisa dilakukan jika

kebutuhan konsumsi masyarakat belum terpenuhi.Untuk pengendalian impor buah-

buahan juga diterbitkan Permentan No. 42/2012 tentang pembatasan pelabuhan

impor produk hortikultura.

Pemerintah bisa saja mengatur pembatasan impor hortikultura untuk

melindungi produksi buah-buahan dalam negeri.Kebijakan ini menuai protes dari

beberapa negara pengekspor buah-buahan ke Indonesia karena dianggap melanggar

kesepakatan organisasi perdagangan dunia (WTO). Walaupun demikian perlu

pembenahan produksi dan sistem distribusi buah-buahan dalam negeri, misalnya

dalam hal kualitas dan harga.Jika produk buah-buahan dalam negeri tidak bisa

bersaing dengan produk buah impor, yaitu dalam hal kualitas, harga, dan distribusi,

maka peraturan-peraturan yang ada akan kurang efektif dalam melindungi produksi

buah-buahan dalam negeri apalagi mendorong ekspor. Penelitian ini diharapkan bisa

menjawab berbagai masalah dalam peningkatan kinerja pasar produk buah-buahan

untuk pemberdayaan produsen buah-buahan dalam negeri serta memberi pilihan

yang sesuai dengan selera dan daya beli masyarakat.

1.2. Dasar Pertimbangan

Meningkatnya peredaran buah-buahan impor di dalam negeri bisa

menguntungkan konsumen karena ada pilihan lain disamping buah-buahan dalam

negeri. Walaupun demikian hal ini bisa merugikan produsen buah-buahan dalam

negeri karena pangsa pasar yang dikuasai importir buah-buahan. Diperlukan

penelitian mendalam tentang dominasi buah-buahan di dalam negeri dengan

mempertimbangkan kapasitas produsen dan kebijakan pemerintah agar buah-buahan

dalam negeri bisa didistribusikan di dalam negeri, bahkan diekspor, secara memadai.

Page 5: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

3

Harga buah-buahan di pasar dalam negeri akhir-akhir relatif mahal. Harga

yang mahal tersebut apakah karena struktur pasar yang bersifat oligopoli atau karena

faktor lain? Seperti apakah perilaku importir, distributor, dan pengecer buah-buahan?

Siapakah yang lebih banyak mengambil manfaat dari kinerja pasar buah-buahan saat

ini: produsen, pedagang, atau konsumen? Sejauh mana efektivitas intervensi

pemerintah dalam mengatur pasar buah-buahan dalam negeri?

1.3. Tujuan

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui organisasi pasar

buah-buahan dalam negeri.Secara khusus tujuan penelitian adalah untuk:

a. Menganalisis struktur pasar buah-buahan di dalam negeri.

b. Menganalisis perilaku pasar buah-buahan di dalam negeri.

c. Menganalisis manfaat dan kinerja pasar buah-buahan di dalam negeri.

d. Menganalisis potensi efektivitas Permentan No. 60/2012 tentang rekomendasi

impor produk hortikultura, khususnya buah-buahan, dan Permentan 42/2012

tentang Pembatasan Pelabuah Impor Buah Segar terhadap penurunan impor

dan pertumbuhan produksi buah-buahan dalam negeri.

1.4. Keluaran yang Diharapkan

Penelitian ini diharapkan menghasilkan keluaran tentang:

a. Struktur pasar buah-buahan di dalam negeri secara lebih akurat.

b. Perilaku pasar buah-buahan di dalam negeri.

c. Manfaat dan kinerja pasar buah-buahan di dalam negeri.

d. Efektivitas Permentan No. 60/2012 tentang rekomendasi impor produk

hortikultura (RIPH), khususnya buah-buahan, dan Permentan No. 42/2012

tentang pembatasan Pelabuhan Impor Buah dan Sayuran Segar terhadap

penurunan impor dan pertumbuhan produksi buah-buahan dalam negeri.

1.5. Perkiraan manfaat dan dampak

Penelitian ini akan memberi manfaat mengenai pengetahuan tentang struktur,

perilaku, dan kinerja pasar buah-buahan. Disamping itu penelitian ini bisa memberi

masukan tentang efektivitas Permentan No. 60/2012 dan Permentan No. 42/2012

Page 6: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

4

serta saran kebijakan lain agar buah-buahan produksi dalam negeri lebih mampu

bersaing dalam era globalisasi.

Page 7: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

Organisasi industri mempelajari struktur perusahaan dan pasar serta

interaksinya.Secara umum minimal ada dua cara pendekatan dalam mempelajai

organisasi industri. Pendekatan pertama menggunakan structure, conduct, and

performance (SCP) atau stuktur, strategi, dan kinerja.Dalam hal ini pendekatannya

lebih bersifat deskriptif dan gambaran umum tentang organisasi industri.Pendekatan

kedua menggunakan teori harga (price theory) yang trekait dengan model-model

mikro ekonomi untuk menerangkan perilaku perusahaan dan struktur pasar (Carlton

and Perloff, 2000).

Dalam pendekatan SCP, kinerja suatu industri yang merupakan keberhasilan

industri dalam memberi manfaat bagi konsumen tergantung pada strategi atau

perilaku perusahaan-perusahaan didalamnya.Pada akhirnya kinerja industri

tergantung pada struktur industri tersebut.Struktur industri juga dipengaruhi oleh

kondisi dasar, seperti pasokan dan permintaan produk.

Pasar yang memiliki potensi pembeli dan penjual dalam jumlah relatif banyak

serta tidak ada hambatan masuk disebut sebagai pasar yang kompetitif atau relatif

bersaing sempurna.Jika sebuah perusahaan menjual kepada banyak pembeli dan

tidak ada penjual baru yang bisa masuk disebut monopoli.Sebaliknya jika hanya ada

satu perusahaan yang membeli dari banyak produsen disebut monopsoni.Jika

sekelompok kecil perusahaan dalam suatu pasar yang memiliki hambatan masuk dan

hambatan keluar substansial, sehingga menghambat perusahaan lain untuk masuk

sebagai penjual maka disebut oligopoli. Jika sejumlah kecil perusahaan sebagai

pembeli mengontrol pasar yang penjualnya relatif banyak dengan hambatan masuk

dan keluar yang nyata maka disebut oligopsoni.Jika suatu pasar tidak memiliki

hambatan masuk dan hambatan keluar secara substansial dan setiap perusahaan

yang ada didalamnya bisa mengendalikan harga produknya maka disebut persaingan

monopolistik (Tabel 1).

Page 8: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

6

Tabel 1. Struktur Pasar dalam Suatu Industri

No. STRUKTUR

PASAR

PENJUAL PEMBELI Hambatan

masuk Jumlah

Hambatan masuk

Jumlah

1. Bersaing Tidak ada Banyak Tidak ada Banyak 2. Monopoli Ada Satu Tidak ada Banyak 3. Monopsoni Tidak ada Banyak Ada Satu 4. Oligopoli Ada Sedikit Tidak ada Banyak 5. Oligopsoni Tidak ada Banyak Ada Sedikit 6. Monopolistik Tidak ada Banyak Tidak ada Banyak

Sumber: Carlon and Perloff (2000).

Persaingan usaha yang dilakukan secara tidak sehat secara resmi tidak

diijinkan oleh pemerintah. Untuk mencegah praktek persaingan usaha tidak sehat

yang biasanya berupa monopoli, oligopoli, monopsoni atau oligopsoni sebaiknya

diterapkan UU No. 5 tahun 2009 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan

usaha tidak sehat (Komisi Pengawasan Persaingan Usaha, 1999). Dalam pasal 1

ayat 4 UU No. 5 tahun 2009 disebutkan bahwa posisi dominan adalah keadaan di

mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan

dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai

posisi tertinggi di antara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan

kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta

kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa

tertentu. Selanjutnya dalam pasal 25 ayat 2 disebutkan bahwa satu pelaku usaha

atau satu kelompok usaha menguasai lima puluh persen pangsa pasar atau lebih

satu jenis komoditas tertentu. Posisi dominan juga terjadi dua atau tiga pelaku usaha

atau kelompok usaha menguasai 75 persen pangsa pasar atau lebih.Posisi dominan

biasanya digunakan untuk mengatur harga hingga memperoleh keuntungan diatas

normal.Posisi dominan sebenarnya bisa juga dilakukan oleh lebih dari tiga

perusahaan sejenis untuk mengatur harga dan dalam hal inilah peran pemerintah

diperlukan untuk mengatur demi kepentingan publik.

Pengaturan anti monopoli di Indonesia jauh tertinggal dibanding di Amerika

Serikat yang dilakukan pertama kali sejak 1890 dengan pengesahan Sherman Act

yang melarang segala bentuk konspirasi, sehingga menghambat perdagangan antar

Page 9: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

7

negara bagian dan melarang upaya monopoli. Pada tahun 1914 disahkan peraturan

anti monopoli yang lebih keras lagi, yaitu Clayton Act serta pembentukan Federal

Trade Commission.Undang-Undang ini melarang berbagai praktek bisnis secara

spesifik seperti diskriminasi harga, pengaturan bersama, dan akuisisi saham pesaing

jika praktek tersebut secara substansial mengurangi persaingan atau menciptakan

monopoli (Parkin, 2008).Di Amerika Serikat juga diberlakukan penentuan oligopoli

dengan CR4 (konsentrasi pangsa pasar untuk empat perusahaan terbesar) sebanyak

40 persen.Artinya, jika dalam suatu industri sebesar 40 persen pangsa pasarnya

dikuasai oleh maksimal empat perusahaan maka harus dibuka investasi lagi agar

penguasaan pasar lebih merata.Hal yang sama berlaku sangat longgar di Indonesia

karena monopoli terjadi jika dua atau tiga perusahaan menguasai 75 persen pangsa

pasar atau lebih walaupun peraturan anti monopoli di Indonesia baru dibuat tahun

1999.

Dalam suatu industri, dalam hal ini industri buah-buahan segar, struktur

industri akan menentukan perilaku pelaku utamanya. Isu yang mencuat untuk

komoditas buah-buahan saat ini bukan lagi tingkat konsumsi buah per kapita yang

masih di bawah rata-rata anjuran FAO,tetapi impor buah yang relatif dominan.

Konsumsi buah rata-rata per kapita di Indonesia adalah 38 kg/tahun, sedangkan

anjuran FAO adalah 65,75 kg/tahun (Fajar Online, 2012). Di pasar dalam negeri saat

ini sangat mudah dijumpai buah-buahan impor yang jenisnya beragam dan sebagian

diantaranya merupakan buah impor. Banyaknya ragam buah, baik lokal maupun

impor, memberi pilihan yang menguntungkan bagi konsumen selain harga buah yang

relatif murah. Di lain pihak, produsen buah dalam negeri kurang diuntungkan karena

surplus buah selama musim panen sebagian besar hanya dijual di pasar lokal,

sedangkan pemasaran melalui ekspor relatif kecil, sehingga harga buah relatif rendah

saat panen raya. Produsen buah dalam negeri agak diuntungkan dengan penetapan

aturan impor hortikultura termasuk buah oleh pemerintah melalui Permentan No.

60/2012 dan pembatasan pelabuhan impor melalui Permentan No. 42/2012.

2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terkait

Berbagai penelitian tentang pemasaran buah telah dilakukan baik PSEKP

maupun lemaga penelitian lain. Pasar hortikultura, termasuk buah, sangat menarik

Page 10: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

8

dan dinamis, sehingga memerlukan pendekatan yang lebih sesuai dengan

perkembangan terkini.

Produksi buah dunia, khususnya apel, anggur dan pir, diramalkan akan

meningkat pada periode2012/2013. Produksi apel dunia akan meningkat menjadi

67,9 juta ton atau meningkat 2 persen sebagai dampak peningkatan luas panen di

Cina. Ekspor apel dunia diperkirakan mencapai 5,7 juta ton. Produksi apel di Amerika

Serikat tidak berubah (4,2 juta ton), sedangkan produksi apel di Argentina, Rusia, dan

Turki akan meningkat masing-masing 20, 8, dan 7 persen. Produksi di Chili masing-

masing turun 4 dan 3 persen.

Produksi buah anggur dunia diperkirakan naik 3 persen pada periode

2012/2013 menjadi 17,1 juta ton. Cina mengalami kenaikan produksi 9 persen dan

merupakan pemasok anggur terbesar didunia, yaitu sekitar 40 persen. Turki, Amerika

Serikat, Chili akan relatif tetap produksinya. Meksiko, Rusia dan Uni Eropah akan

mengalami peningkatan produksi anggur.

Pada periode 2012/2013 produksi pir dunia relatif tetap, yaitu 21,9 juta ton.

Cina menghasilkan 75 persen dari total produksi dunia (16,5 juta ton) atau naik 25

persen selama lima tahun terakhir. Ekspor pir dari Cina relatif tetap karena

peningkatan produksi sebagian besar diserap pasar domestik. Produksi Uni Eropa

diperkirakan turun 25 persen, Argentina naik 8 persen, Amerika Serikat turun 10

persen, Afrika Selatan tidak berubah, Rusia dan Brazil masing-masing turun 10 dan

11 persen (USDA, 2012). Indonesia harus bersiap menerima limpahan ekspor apel

dan anggur dari negara-negara produsen. Sementara itu pir masih akan terus

dieskpor dengan jumlah yang mungkin menurun dibanding periode sebelumnya.

Struktur Pasar

Struktur pasar dalam suatu industri akan menentukan perilaku dan kinerja

pasar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar buah-buahan yang

beredar di pasar dalam negeri berasal dari impor. Struktur pasar buah di Jakarta

antara importir, grosir, dan pedagang pengumpul adalah oligopoli. Sedangkan strukur

pasar pedagang pengecer adalah monopolistik.

Page 11: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

9

Saptana et al. (2012) menyebutkan bahwa struktur pasar melon telah

melibatkan banyak petani bebas, petani mitra pedagang, kelompok tani, pedagang

pengumpul lokal dan antar daerah, perusahaan mitra, dan juga lembaga keuangan

yang mendukung kegiatan pemasaran melon. Perusahaan mitra pemasaran bekerja

sama dengan pasar modern yang menjual melon dengan kualifikasi terbaik. Melon

dengan kualitas di bawah spesifikasi pasar modern dijual di pasar tradisional secara

grosir atau eceran.

Suherman(2008) melakukan analisis sensitivitas pasar nenas terhadap

fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan menyimpulkan bahwa perubahan

satu persen kenaikan kurs dollar terhadap rupiah akan berdampak pada struktur

biaya input sampai dengan 15 persen, dan menurunkan harga output sebesar 40

persen, sehingga nenas kehilangan daya saing. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku

manajemen risiko harga pada pasar nenas masih rendah dan perlu diperbaiki.

Strategi Pasar

Perilaku antar pedagang, terutama antara grosir dan importir buah impor di

Jakarta adalah dengan prinsip saling kenal. Sementara itu perilaku antara pedagang

pengumpul dan pedagang grosir untuk buah lokal adalah kawan sekampung

(Syamsuri, 2002). Hubungan pemasok buah ke jaringan supermarket bersifat formal

dengan perjanjian yang mengikat.

Perilaku konsumen membeli buah-buahansegar didorong motivasi untuk

menjaga kesehatan, terutama gangguan pencernaan. Konsumen memperoleh

informasi manfaat buah dan jenis buah yang perlu dikonsumsi sebagian besar dari

komunikasi pribadi.Namun, frekuensi pembelian buah segar relatif rendah, berkisar 2-

3 kali per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa pasar buah masih memerlukan kegiatan

promosi yang besar dengan memanfaatkan media cetak, sehingga lebih banyak

masyarakat yang akan mengkonsumsi buah-buahan (Patiroi, 2008).

Kinerja pasar

Konsumen secara umum akan membeli produk buah-buahan yang banyak

tersedia di pasar dan harganya terjangkau. Buah-buahan lokal juga digemari

masyarakat, tetapi peredaran buah lokal di pasar bersifat musiman, kualitasnya pada

taraf tertentu kurang bagus dan harganya juga mahal. Konsumen yang memiliki daya

Page 12: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

10

beli tinggi akan lebih menyukai buah-buahan impor. Pasar buah dalam negeri hingga

sekarang dikuasai buah impor. Jika hanya melihat pasar buah dalam negeri maka

akan sangat sulit untuk bersaing. Pasar ekspor sebenarnya juga terbuka, tetapi

belum dikelola dengan baik (Agroprima, 2012).

Hutabarat et al. (2009) menyebutkan bahwa usahatani pisang jenis Mas

Kirana bersifat organik, pemasarannya menggunakan sistem kemitraan antara

kelompok tani dengan perusahaan eksportir buah dengan melibatkan beberapa

pedagang pengumpul untuk penjualan pisang yang diluar kualitas utama. Pasar

pisang jenis Mas Kirana masih potensial, dicerminkan oleh permintaan yang lebih

tinggi dari penawaran/produksi, sehingga belum dapat memenuhi permintaan

ekspor.Namun, dari sisi teknologi terdapat hambatan untuk menahan masa

kemasakan buah untuk sampai negara tujuan ekspor.Hal ini menjadi hambatan

eksternal untuk ekspor karena preferensi negara tujuan ekspor yang menetapkan

spesifikasi pisang jenis Mas Kirana masih dalam keadaan segar dan berkulit hijau di

pelabuhan impor. Struktur pasar pisang Mas Kirana perlu diperbaiki apabila ekspor

akan menjadi tujuan utama pemasaran, terutama dari faktor teknologi, kapasitas

produksi, dan pembiayaan.

Kebijakan Pemerintah

Nilai impor produk hortikultura terus mengalami peningkatan sejalan dengan

kecenderungan menaiknya permintaan di dalam negeri.Tahun 2007, nilai

importercatat hanya AS$ 798 juta, namun empat tahun kemudian sudah melonjak

mencapai AS$ 1,7 milyar (2011). Pada semester pertama tahun 2012, nilai impor

produik hortikultura sudah mencapai AS$ 1 milyar dengan sekitar AS$ 600 juta

diantaranya adalah nilai impor buah (Arifin, 2013).Nilai impor yang sangat besar ini

harus diwaspadai karena menyangkut pertumbuhan produk hortikultura, khususnya

buah-buahan, di dalam negeriyang menyangkut kesejahteraan petani.Dengan semua

keterbatasan pengembangan produk hortikultura secara lokal, upaya memperbaiki

infrastruktur pertanian hortikultura dan perbaikan kinerja perdagangan di dalam

negeri sangat dibutuhkan untuk membangun persaingan yang sehat dengan produk

sejenis yang berasal dari luar negeri.

Page 13: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

11

Permentan No. 60/2012 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura

diharapkan dapat mengurangi laju impor buah lokal terutama saat panen buah di

dalam negeri.Sedangkan Permendag No. 60/2012 tentang Ketentuan Impor Produk

Hortikulturabahwa hortikultura, termasuk buah-buahan, hanya bisa dilakukan jika

kebutuhan konsumsi masyarakat belum terpenuhi. Untuk pengendalian impor buah-

buahan juga diterbitkan Permentan No. 42/2012 yang mengatur tentang pembatasan

pelabuhan impor produk hortikultura.Walaupun demikian ada empat negara yang

bisa memasukkan produk buah dan sayuran melalui Pelabuhan Tanjung Priok,

Jakarta, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru karena sudah

memiliki Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Indonesia.

Pembatasan impor yang diberlakukan terhadap 13 jenis produk hortikultura

selama satu semester pertama tahun 2013 oleh Kepala Pusat Perlindungan Varietas

dan Perijinan Pertanian (PPVT-PP) diduga tidak berdampak besar terhadap kinerja

produk hortikultura nasional atau hanya bersifat sementara memberi keleluasaan

kepada produk lokal untuk menguasai pasar. Jika kinerja produk hortikultura lokal

tidak diimbangi dengan perbaikan kualitas yang setara dengan produk impor,

kebijakan impor yang ditempuh saat ini tidak memberi manfaat yang optimal.Standar

kualitas yang ketat terhadap produk impor yang diberlakukan sama untuk seluruh

tempat masuk produk impor harus diberlakukan, sebagaimana yang diberlakukan

oleh negara tujuan ekspor dari Indonesia. Pengalaman Kabupaten Semarang,

Provinsi Jawa Tengah mengekspor buah apukat (avocado) segar ke Singapura dan

Malaysia menunjukkan ketatnya penerapan berbagai standar (Kompas, 2013),

termasuk pemeriksaan pihak pembeli terhadap keamanan produk yang diekspor

tersebut di lokasi pertanaman. Tidak dapat disangkal bahwa penerapan berbagai

standar internasional terhadap produk hortikultura yang masuk ke Indonesia

termasuk longgar, sementara produk hortikultura Indonesia yang diekspor ke

berbagai negara diberlakukan pengawasan sangat ketat.Keseimbangan perlakuan

terhadap perdagangan produk hortikultura ini menjadi semakin penting karena

menyangkut penerimaan negara, pengusaha, dan petani.

Page 14: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

12

III. METODOLOGI

3.1. Kerangka Pemikiran

Peredaran buah-buahan impor di pasar dalam negeri tidak bisa dihindari

seiring dengan globalisasi perekonomian.Kondisi ini semakin nyata dengan

diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) sejak Januari 2010.Buah-

buahan segar asal Cina banyak dijual di berbagai penjuru tanah air, baik di

supermarket maupun di pasar tradisional. Di lain pihak, globalisasi juga memberi

kesempatan negara kita untuk mengekspor produk buah-buahan ke pasar

internasional.

Pasar buah-buahan di dalam negeri dipengaruhi oleh pasokan dan

permintaan.Pasokan buah dalam negeri selain berasal dari produksi lokal juga

dipasok melalui impor. Kondisi perekonomian akan mempengaruhi struktur pasar

yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap strategi pasar. Kinerja pasar

merupakan hasil dari strategi pasar. Sebaliknya, struktur pasar bisa berpengaruh

terhadap perekonomian dan strategi pasar bisa mempengaruhi struktur pasar.

Secara umum kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi perekonomian, struktur,

strategi, dan kinerja pasar (Gambar 1).

Walaupun nilai buah impor hanya sekitar 5 persen dari nilai produksi buah

lokal, tetapi secara psikologis bisa menekan harga buah lokal.Buah segar termasuk

yang tidak tahan lama untuk disimpan, sehingga harus cepat laku jika sudah

dipasarkan atau akan membusuk. Dengan demikian risiko sebagai pedagang buah,

khususnya pengecer, relatif tinggi karena buah termasuk poduk yang mudah rusak

(perishable).Buah juga tidak tersedia sepanjang tahun karena panennya bersifat

musiman.Produksi lokal akan melimpah di pasar selama musim panen dan berkurang

setelah musim panen selesai. Masuk buah impor pada musim panen buah lokal bisa

menyebabkan harga buah turun drastis.Seharusnya pada musim panen buah lokal

kita mampu mengekspor untuk mengurangi surplus di pasar lokal agar harga jual di

tingkat petani bisa terkendali.Permentan No. 60/2012 tentang rekomendasi impor

produk hortikultura (RIPH), Permendag No. 60/2012 tentang ketentuan impor produk

hortikultura, dan Permentan No 42/2012 tentang pembatasan pelabuhan impor buah

Page 15: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

13

dan sayur segar mempengaruhi pasokan buah di dalam negeri yang berasal dari

impor.

Gambar 1. Kerangka pemikiran struktur, strategi, dan kinerja pasar buah dalam negeri (dimodifikasi dari Carlton and Perloff, 2000).

Page 16: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

14

Permintaan buah, baik produksi lokal maupun impor, terus bertambah seiring

peningkatan pendapatan masyarakat maupun pertumbuhan penduduk.Elastisitas

harga buah terhadap pendapatan relatif rendah jika harga buah relatif

murah.Elastisitas harga buah bisa meningkat jika harga naik sementara pendapatan

konsumen tetap.Hal ini berarti konsumsi atau pembelian buah per kapita bisa

berkurang jika harga dianggap relatif mahal.Buah impor pada taraf tertentu tidak

mempunyai substitusi langsung dengan buah lokal, misalnya pir, kiwi, dan

anggur.Konsumen buah-buahan impor tersebut bersedia membayar dengan harga

lebih tinggi jika penawaran berkurang karena tidak ada substitusinya.Cara

pemasaran buah relatif kreatif, yaitu relatif sangat dekat kepada konsumen, baik di

supermarket, pinggir jalan hingga ke pasar tradisional.Konsumen tidak punya

hambatan untuk membeli buah selama mempunyai daya beli.

Struktur pasar buah diindikasikan oleh jumlah penjual dan pembeli.Petani

buah lokal dalam memasarkan produknya mempunyai posisi sebagai

penjual.Sementara itu pedagang buah merupakan pembeli buah petani.Pedagang

pengumpul buah lokal jumlahnya relatif sedikit.Buah impor dipasok oleh importir.

Penjual maupun importir buah jumlahnya relatif sedikit yang memungkinkan tidak

terjadi persaingan secara sehat.Pada taraf tertentu, buah impor dan buah lokal

walaupun sejenis mempunyai segmen pasar masing-masing.Struktur pasar lain

adalah hambatan masuk sebagai pordusen maupun distributor dan di dalamnya

termasuk struktur biaya yang tidak murah.

Strategi pasar meliputi penentuan harga jual oleh produsen kepada pedagang

dan oleh pedagang kepada konsumen.Strategi produk yang digunakan oleh

pedagang eceran umumnya menjual buah lokal maupun buah impor di tempat yang

sama. Pembelian oleh pedagang pengumpul kepada petani buah biasanya dengan

cara ditebas, selanjutnya disalurkan melalui pengecer termausk supermarket

tergantung kualitas buah. Importir biasanya punya kontrak dengan pedagang

(distributor) buah untuk pasar lokal.Di lain pihak, penelitian dan inovasi terus

dilakukan oleh pemerintah (Badan Litbang Pertanian) maupun lembaga lain seperti

Perguruan Tinggi untuk menghasilkan varietas yang lebih sesuai dengan permintaan

Page 17: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

15

pasar. Promosi secara langsung oleh produsen sangat jarang dilakukan, tetapi

pedagang biasanya mempromosikan buah impor.

Volume dan nilai penjualan buah merupakan indikasi kinerja pasar.Permintaan

yang tinggi dan diimbangi penawaran penawaran yang memadai bisa meningkatkan

transaksi.Harga eceran buah juga menentukan kinerja pasar.Harga yang terlalu tinggi

mengindikasikan penawaran yang kurang dan harga terlalu rendah biasa dijumpai

jika sedang musim buah apalagi jikapada waktu yang bersamaan buah impor

diijinkan masuk pasar lokal.Keuntungan yang normal merupakan indikasi bahwa

pasar buah berjalan baik.Preferensi konsumen terhadap jenis buah tertentu atau

terhadap buah lokal atau impor juga merupakan indikasi kinerja pasar.Selanjutnya

juga akan diketahui apakah pasar buah di dalam negeri terintegrasi dengan baik atau

bias ke pedagang.

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan penelitian meliputi studi pustaka untuk mempelajari penelitian sejenis

yang pernah dilakukan maupun memperdalam teori yang digunakan untuk

metodologi. Disamping itu penelitian ini juga mempelajari Permentan No. 60/2012

tentang rekomendasi impor produk hortikultura dan Permendag No. 60/2012 tentang

ketentuan ekspor hortikultura, dan peraturan lain yang terkait seperti Permentan No.

42/2012. Survei ke lapang juga dilakukan untuk memperoleh data primer dan

informasi terkini tentang pasar buah-buahan di dalam negeri. Survei juga dilakukan di

daerah penghasil buah-buahan yang produknya dijual di dalam maupun di luar

negeri.

3.3. Lokasi Penelitian dan Responden

3.3.1. Dasar Pertimbangan

Survei akan dilakukan di daerah penghasil utama buah-buahan dalam negeri

dimana produsen berdomisili dan membudidayakan buah-buahan. Disamping itu

pasar buah-buahan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan hingga desa

dimana dijual buah-buahan impor maupun buah-buahan dalam negeri akan menjadi

lokasi survei.

Page 18: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

16

3.3.2. Lokasi dan Responden

Penelitian akan dilakukan di daerah pintu masuk impor buah, daerah

produksi buah, dan daerah yang konsumennya potensial. Daerah pemasukan buah

impor yang dipilih adalah Sumatera Utara, Jakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi

Selatan. Lokasi produsen buah dipilih Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa

Timur.Daerah konsumsi buah dipilih Jakarta, Banten, dan Bali (Tabel 2).

Tabel 2.Justifikasi lokasi penelitian

No. Provinsi Daerah Impor Daerah Produksi Daerah

Konsumsi 1. Sumatera Utara V V V

2. Banten V V

3. Jakarta V V

4. Jawa Barat V V

5. Jawa Timur V V V

6. Bali V

7. Sulawesi Selatan V V V

Responden yang akan dijadikan sumber data dan informasi meliputi Badan

Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kementerian Perdagangan, Dewan

Hortikultura Nasional, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota lokasi survei,

importir buah-buahan, produsen buah-buahan, distributor dan pengecer buah-

buahan, serta konsumen (Tabel 3).

Page 19: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

17

Tabel 3.Jumlah dan jenis responden penelitian

No. Jenis responden Jumlah Lokasi 1. Importir buah 4 Jakarta (4) 2. Distributor buah impor 8 Sumut (2), Jakarta (2), Jatim (2), Sulsel (2) 3. Distributor buah lokal 8 Sumut (2), Jakarta (2), Jatim (2), Sulsel (2) 4. Pengecer buah a. Pasar modern 14 Sumut (2), Banten (2), Jakarta (2),

Jabar (2), Jatim (2), Bali (2) Sulsel (2) b. Pasar tradisional 14 Sumut (2), Banten (2), Jakarta (2),

Jabar (2), Jatim (2), Bali (2) Sulsel (2) c. Eceran (kios, lapak) 28 Sumut (4), Banten (4), Jakarta (4),

Jabar (4), Jatim (4), Bali (4) Sulsel (4) 5. Produsen (petani) 8 Sumut (2), Jabar (2), Jatim (2), Sulsel (2) 6. Konsumen a. Lembaga (hotel, RS,

restoran, dsb) 14 Sumut (2), Banten (2), Jakarta (2),

Jabar (2), Jatim (2), Bali (2) Sulsel (2) b. Rumah tangga 14 Sumut (2), Banten (2), Jakarta (2),

Jabar (2), Jatim (2), Bali (2) Sulsel (2) c. Industri pengolahan 7 Banten (1), Jakarta (2), Jabar (2), Jatim (2)

7. Instansi a. Ditjen Hortikultura 1 Jakarta b. BKP (Balai Karantina

Pertanian) 5 Sumut (1), Jakarta (1), Surabaya (1),

Banten (1), Sulsel (1) c. Ditjen P2HP 1 Jakarta d. Badan pusat statistik 1 Jakarta e. Kemendag 1 Jakarta f. Dinas Pertanian 4 Sumut (1), Jabar (1), Jatim (1), Sulsel (1) g. Disperindag 4 Sumut (1), Jabar (1), Jatim (1), Bali (1) h. Lembaga

penelitian/Universitas 4 Sumut (1), Jabar (1), Jatim (1), Sulsel (1)

i. EMKL 2 Jakarta (2) Jumlah 142 142

3.4. Data dan Metode Analisis

3.4.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer akan diperoleh dari importir, distributor, pengecer, dan

konsumen. Data primer meliputi volume, jenis, dan harga buah-buahan yang dijual

maupun dikonsumsi. Data sekunder meliputi luas panen dan volume produksi buah-

buahan dalam negeri, volume dan jenis serta harga buah-buahan dalam negeri

maupun impor yang beredar di pasar dalam negeri, serta volume dan nilai ekspor

buah. Disamping itu juga akan dikumpulkan berbagai peraturan atau kebijakan terkait

Page 20: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

18

produksi dan pemasaran buah-buahan. Buah yang akan dikaji adalah 10 jenis buah

impor dan substitusinya, yaitu pisang, nanas, mangga, jeruk, anggur, melon, pepaya,

apel, durian, lengkeng. Penentuan buah substitusi impor adalah berdasarkan

Permentan No. 12/2012, yaitu tentang pengaturan impor komoditas hortikultura yang

meliputi sayuran (7 jenis), buah-buahan 10 jenis, dan bunga 3 jenis.

3.4.2. Metode Analisis

Penelitian ini akan menggunakan metode structure, conduct, and performance

(SCP) untuk menganalisis pasar buah-buahan dalam negeri. Disamping itu juga akan

dianalisis kebijakan pemerintah terkait komoditas buah-buahan.

Tujuan 1: Menganalisis struktur pasar buah-buahan di dalam negeri.

Rasio konsentrasi buah-buahan di pasar dalam negeri akan dihitung

berdasarkan jenis, volume, dan nilai buah-buahan impor maupun produksid dalam

negeri.

Struktur pasar akan dianalisis dengan rumus sebagai berikut:

dimana:

CRm adalah rasio konsentrasi dari sebanyak m produsen/pedagang buah

terbesar.Dalam hal ini jika rasio empat produsen/pedagang terbesar

memiliki pangsa lebih dari 40 persen maka bisa disebut oligopoli.

Pi adalah total pangsa pasar dari m produsen/pedagang buah terbesar dalam

persen. Pangsa pasar diukur melalui volume atau nilai penjualan buah

selama setahun terakhir.

Pangsa pasar produsen maupun pedagang buah juga akan diukur

menggunakan Kurva Lorenz. Kurva ini menggambarkan hubungan pangsa pasar

kumulatif (dalam persen) terhadap kumulatif pedagang atau produsen. Semakin jauh

kurva dari garis keseimbangan, menunjukkan bahwa pangsa pasar tidak terdistribusi

secara baik. Secara deskriptif juga akan dikaji hambatanmasuk/hambatan keluar

Page 21: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

19

pasar buah-buahan. Disamping itu juga akan dikaji diferensiasi produk dan struktur

ongkos produksi dan distribusi.

Tujuan 2: Menganalisis perilaku pasar buah-buahan di dalam negeri.

Perilaku pasar buah-buahan akan dianalisis dengan cara mendeskripsikan

jalur pemasaran buah oleh importir dan distributor untuk buah impor, serta cara

pemasaran oleh produsen buah maupun pedagang pengumpul dan pengecer untuk

buah lokal. Kajian ini juga akan mengumpulkan informasi sejauh mana lembaga

penelitian telah mengembangkan varietas buah agar bisabersaing dengan buah

impor maupun untuk menembus pasar ekspor.

Tujuan 3: Menganalisis manfaat dan kinerja pasar buah-buahan di dalam negeri.

Kinerja pasar buah-buahan dianalisis menggunakan volume, harga, dan nilai

penjualan buah-buahan impor maupun produksi dalam negeri. Juga akan

dibandingkan keuntungan distributor dan pengecer buah impor dengan buah produksi

dalam negeri.

Keuntungan produsen buah akan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

dimana:

: keuntungan produsen buah (Rp)

q : volume produksi (kg atau satuan lain)

p : harga produk (Rp)

k : volume sarana produksi (kg atau satuan lain)

r : harga sarana produksi (Rp)

Keuntungan pedagang buah diestimasi menggunakan rumus berikut:

dimana:

: keuntungan pedagang buah (Rp)

q : volume buah (kg)

pb : harga beli buah (kg)

pj : harga jual buah (kg)

Page 22: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

20

Preferensi konsumen buah akan diukur dari banyaknya pembelian oleh

konsumen atau penjualan oleh pengecer untuk buah-buahan impor maupun produksi

dalam negeri.

Efisiensi transmisi harga buah akan diukur dengan model integrasi pasar

sebagai berikut:

(i) Pft = a0 + a1Pft-1 + a2(Pwst-Pwst-1) + a3Pwst-1 + ut (ii) Pwst = b0 + b1Pwst-1 + b2(Prt-Prt-1) + b3Prt-1 + et

dimana:

Pft : harga produsen pada waktu t

Pft-1 : harga produsen pada waktu t-1

Pwst :harga distributor pada waktu t

Pwst-1 : harga distributor pada waktu t-1

Prt : harga eceran pada waktu t

Prt-1 : harga eceran pada waktu t-1

a0, b0 : intersep masing-masing pada persamaan (i) dan (ii)

a1, a2,a3, b1,b2,b0 : koefisien regresi

ut, et : galat acak

Integrasi pasar akan diukur dari rasio a1/a3 dan b1/b3. Koefisien a2 dan b2

menentukan kondisi umum pasar yang mempengaruhi tingkat harga pasar referensi

yang ditransmisikan ke pasar lokal.Jika a2 dan b2sama dengan satu, maka perubahan

harga pasar referensi ditransmisikan secara penuh ke pasar lokal. Integrasi pasar

akan tercapai jika rasio tersebut mendekati 0. Dalam jangka pendek akan tercapai

integrasi jika nilai rasio tersebut kurang dari 1.

Tujuan 4: Menganalisis efektivitas Permentan No. 60/2012 tentang rekomendasi

impor produk hortikultura, khususnya buah-buahan.

Efektivitas Permentan No. 60/2012 tentang rekomendasi impor produk

hortikultura, khususnya buah-buahan, terhadap penurunan impor buah dan

pertumbuhan produksi buah-buahan dalam negeri akan dianalisis dengan

membandingkan kondisi sebelum pemberlakuan dan sesudahpemberlakuan (ex-ante

dan ex-post) peraturan ini. Juga akan dianalisis kebijakan terkait dengan Permentan

ini, yaitu Permendag No. 60/201 dan Permentan No. 42/2012.

Page 23: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

21

IV. ANALISIS RISIKO

Tabel 4. 1. Daftar Risiko dan Penanganan Risiko

No. Risiko Penyebab Dampak Penanganan Risiko

1. Dana untuk penelitian tidak tersedia sesuai jadwal penelitian

PPK tidak menyiapkan dana penelitian tepat waktu atau anggaranterlambat turun

Penelitian tidak bisa diselesaikan tepat waktu

PPK harus menyediakan dana sesuai jadwal penelitian yang telah disepakati

2. Importir buah-buahan tidak terbuka tentang data struktur ongkos, serta jenis, volume, dan harga produk

Menjaga rahasia data perusahaan

Data dan informasi yang dikumpulkan kurang lengkap

Memperoleh data dan informasi secara lengkap melalui bantuan distributor terkait atau pihak lain

3. Sebagian anggota tim penelitian tidak bisa melaksanakan penelitian sesuai jadwal, misalnya karena sakit, atau tugas lain.

Kondisi yang tidak terduga atau tugas mendadak

Memerlukan waktu lebih lama dalam pengumpulan dan analisis data serta penulisan laporan

Anggota tim yang ada melaksanakan tugas penelitian yang menjadi kewajiban anggota tim yang berhalangan

Page 24: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

22

V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA

5.1. Susunan Tim Pelaksana

Nama Gol. Instansi/

Unit Kerja Kedudukan dalam Tim

JabatanFungsional/ Bidang Keahlian

Dr. Bambang Sayaka IV/c PSE-KP Ketua Tim Peneliti Madya/Ekonomi Pertanian

Dr. Sahat Pasaribu IV/c PSE-KP Anggota Peneliti Utama/Ekonomi Pertanian

Dr. Delima H. Azahari IV/e PSE-KP Anggota Peneliti Madya/Ekonomi Pertanian

Sri Nuryanti, STP, MP III/d PSEK-KP Anggota Peneliti Madya/ Ekonomi Pertanian

Ir. Yuni Marisa III/d PSEK-KP Anggota Peneliti Pertama/Ekonomi Pertanian

Edi A. Saubari, AMd III/a PSEK-KP Anggota Staf Subid Pendayagunaan Hasil Analisis /Teknik Informatika dan Komputer

PM BPTP Jatim

PM BPTP Jatim

Page 25: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

23

5.2. Jadwal Pelaksanaan

No. Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan dan penyusunan proposal

2. Seminar proposal

3. Perbaikan proposal, penyusunan juklak dan kuesioner

4. Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data primer

5. Pengolahan data

6. Analisis data

7. Penulisan laporan

8. Seminar hasil penelitian

9. Perbaikan laporan

10. Penggandaan laporan

DAFTAR PUSTAKA

Agroprima. 2012. AESBI: Kualitas Bibit Sayur dan Buah Indonesia Rendah.

http://agro. agroprima. com. 29 Juni 2012.

Arifin, B. 2013.Dipolomasi Hortikultura Dimulai dari Dalam Negeri.Harian Kompas, 4 Februari 2013. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2011. Ekspor-Impor 2007-2011. Jakarta.

Carlton, D. W. and J. M. Perloff.2000. Modern Industrial Organization. Third Edition.Addison-Wesley Publishing Company. Reading, Massachusets.

Fajar Online. 2012. Buah dan Sayur Kurang DigemariSulsel Jadi Pusat Perbenihan Kentang.http://www. fajar. co. id/read-20121013234507-buah-dan-sayur-kurang-digemari. Minggu, 14 Oktober 2012 | 23:45:07 WITA.

Global Business Guide Indonesia(2012). Overview of Indonesia’s Horticulture Sector - Fruit & Vegetables. http://www. gbgindonesia. com/agriculture

Hutabarat, B. , M. Husein Sawit, Delima H. Azahari, Erna Maria Lokollo, Saktyanu K. Dermoredjo, Andi Askin, Wahida, Helena J. Purba, Frans B. M. Dabukke, Sri Nuryanti, 2009, Respons Usahatani Skala Kecil Terhadap Liberalisasi

Page 26: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

24

Perdagangan, Laporan Hasil Penelitian, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia. 2012. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 03/Permentan/Ot. 140/1/2012 Tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura. Jakarta.

Kementerian Perdagangan. 2012. Peraturan menteri Perdagangan RI No. 30/2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura. Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2012a. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 60/2012/Permentan/OT.140/9/2012 Tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura.Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2012b. Perencanaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian 2012-2014. Jakarta.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha .1999. Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Jakarta.

Kompas.2013. Terapkan Standar Kualitas Produk Impor. Harian Kompas, 2 Februari 2013. Jakarta.

Patiroi, Andi Ihwan, 2008, Analisis Kepuasan Konsumen Buah-buahan Segar di Swalayan Surya Indah Studi Kasus di Bone Propinsi Sulawesi Selatan, Skripsi, Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, IPB.

Parkin, M. 2008.Economics.Edition 8th.New York: Pearson.

Pusat Data dan Informasi Pertanian, 2012.Buku Saku Statistik MakroSektor Pertanian Volume4No. 2 Tahun 2012.Kementerian Pertanian. Jakarta

Saptana, Adang Agustian, Sunarsih, 2012, Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) Komoditas Melon dan Semangka, Bunga Rampai: Rantai Pasok Komoditas Pertanian Indonesia, Lokollo Ed. , IPB Press.

Suherman, Agus, 2008. Daya Saing Buah Nenas (Ananas comosus L. ) Kasus di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor dan Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, Skripsi, Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, IPB.

Syamsuri, P. 2002. Analisis Efisiensi Pemasaran Buah Lokal dan Buah Impor di DKI Jakarta. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. 147 hal.

USDA.2012. Fresh Deciduous Fruit (Apples, Grapes, & Pears):World Markets and Trade. Foreign Agriultural Service. www. fas. usda. gov/psdonline/circulars/fruit. pdf.

Page 27: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

25

Tabel Lampiran 1. Nilai Ekspor Buah Indonesia, 2007-2011 (US dolar)

No. Komoditas 2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan 1 Nanas 71. 627. 610 204. 552. 168 139. 748. 151 143. 484. 192 203. 790. 312 50% 2 Manggis 4. 951. 442 5. 832. 534 7. 198. 184 8. 754. 427 9. 985. 684 19% 3 Anggur 272. 680 114. 684 111. 298 3. 730. 022 9. 582. 386 837% 4 Mangga 1. 004. 186 1. 645. 948 1. 334. 694 1. 065. 259 2. 024. 952 29% 5 Jeruk 1. 023. 285 1. 520. 606 1. 980. 921 1. 985. 168 1. 171. 930 10% 6 Pisang 856. 127 988. 914 341. 037 48. 305 1. 011. 593 465% 7 Pepaya 15. 349 567 125. 569 102. 951 514. 670 5583% 8 Rambutan 293. 756 421. 034 398. 455 339. 070 393. 007 10% 9 Strawberi 462. 048 352. 514 469. 362 585. 020 376. 321 0%

10 Melon 50. 381 53. 808 105. 930 339. 596 334. 124 81% 11 Semangka 232. 160 471. 082 281. 122 25. 783 142. 937 107% 12 Apel 231. 940 228. 976 186. 722 160. 777 113. 921 -16% 13 Nangka 4. 411 6. 903 11. 750 38. 905 3. 545 67% 14 Belimbing 104 190 86 182 1. 026 190% 15 Pir 13. 322 1. 507 176 - 60 -30% 16 Durian 6. 455 84. 130 16. 239 14. 849 - 254% 17 Langsat - 10. 292 9. 882 - - 0% 18 Buah Lain 12. 419. 097 18. 481. 468 11. 969. 532 12. 433. 400 12. 136. 147 4% Total Ekspor 93. 464. 353 234. 767. 325 164. 289. 110 173. 107. 906 241. 582. 615 42%

Sumber: BPS (2011).

Page 28: ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2013_05.pdf · impor yang tampaknya merugikan produsen ... terutama yang terlibat langsung

26

Tabel Lampiran 2. Nilai Impor Buah Indonesia, 2007-2011 (US dolar)

No. Komoditas 2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan 1 Jeruk 98. 207. 157 123. 710. 639 192. 444. 606 183. 115. 772 211. 089. 260 23% 2 Apel 113. 347. 097 113. 883. 684 130. 721. 409 170. 673. 734 189. 336. 608 14% 3 Anggur 51. 042. 098 51. 475. 164 69. 908. 828 86. 509. 928 121. 217. 600 25% 4 Pir 68. 618. 549 65. 682. 792 69. 869. 660 87. 831. 209 106. 753. 329 12% 5 Durian 28. 681. 993 30. 829. 557 35. 955. 390 34. 704. 684 38. 192. 411 8% 6 Strawberi 996. 444 1. 280. 618 938. 340 769. 528 1. 072. 230 6% 7 Pisang 39. 222 65. 501 349. 346 1. 565. 852 849. 998 201% 8 Mangga 725. 379 603. 661 554. 523 817. 256 808. 043 5% 9 Nanas 297. 695 1. 995. 258 248. 169 247. 692 461. 567 142%

10 Semangka 422. 805 224. 015 286. 893 609. 071 446. 045 17% 11 Melon 263. 280 251. 276 377. 485 428. 707 358. 106 11% 12 Pepaya 26. 861 96. 040 130. 366 394. 193 147. 641 108% 13 Nangka 1. 139 - 7. 995 22. 881 50. 501 77% 14 Rambutan 64. 266 - 12. 825 12. 287 15. 700 6% 15 Manggis 13. 577 2. 341 4. 929 7. 024 14. 655 45% 16 Langsat 2. 333 72 76. 218 68. 872 2. 150 -26% 17 Belimbing 634 444 1. 017 7. 190 334 153% 18 Buah Lain 86. 667. 062 83. 733. 409 123. 358. 969 118. 110. 102 185. 423. 399 24%

Total Impor 449. 417. 591 473. 834. 471 625. 246. 968 685. 895. 982 856. 239. 577 18% Sumber: BPS (2011).