analisis struktur ekonomi dan sektor basis …/analisis... · sosial dan budaya secara sengaja...

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS KABUPATEN BANTUL TAHUN 2007-2011 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : JERRI WURARAH (F1110014) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: dangthuan

Post on 06-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS KABUPATEN BANTUL TAHUN 2007-2011

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

JERRI WURARAH (F1110014)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

1. Papa dan Mama

2. Adik-adik

3. Teman-teman

4. Almamater

Page 5: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

MOTTO

“There is no God higher than truth” (Mahatma Gandhi)

“You Will Never Walk Alone” (Liverpool FC)

Page 6: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, atas segala berkat

dan penyertaan-Nya. Penulis selalu diberikan kesabaran dan ketekunan dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN

SEKTOR BASIS KABUPATEN BANTUL TAHUN 2007-2011.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena

keterbatasan penulis dalam mengembangkan topik penelitian. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan rintangan, namun

beban itu terasa ringan ketika terulur tangan penuh kasih yang daengan tulus

memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan dengan sabar kepada penulis.

2. Bapak Drs. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs.Sutanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan bimbingan dan ilmu selama penulis menuntut ilmu di

Universitas Sebelas Maret.

5. Para staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Page 7: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

6. Papa dan Mama yang telah memberikan perhatian dan dukungan baik

berupa semangat, dana, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi di Universitas Sebelas Maret.

7. Adik-adik (Andre & Sheila) yang telah memberikan motivasi kepada

penulis.

8. My Partner in Crime (EP non-reg 2010) yang telah memberikan

persahabatan dan persaudaraan selama penulis menjalankan studi di

Fakultas Ekonomi (Long Life EP 2010).

9. Teman-teman kos “assollolee” yang telah memberikan bantuan dalam

pengerjaan skripsi ini.

10. Para sahabat seperjuangan yang selalu ada dalam suka dan duka

(Rinto, Tengkleng, Danar, Sadhu SSTI, Ucil SSTI, Habibi gie, Boyo,

Dani, Widi, Topik, Alvian assollole, Isa sok iyes, and the others).

11. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh

penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran demi kebaikan dan

kesempurnaan dalam skripsi ini. Akhir kata penulis mohon maaf atas semua

kesalahan baik disengaja maupun tidak dan semoga karya sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, 22 Oktober 2012 Penulis

Jerri Wurarah F1110014

Page 8: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

ABSTRAKSI ................................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................7

B. Pembangunan Ekonomi ..................................................................8

C. PDRB...............................................................................................9

D. Teori dan Model Pertumbuhan Ekonomi........................................12

E. Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah.........................................13

F. Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah...........................17

Page 9: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

G. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah........................................20

H. Penelitian Terdahulu.......................................................................26

I. Kerangka Teori................................................................................28

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data....................................................................30

B. Metode dan Analisis Data...............................................................30

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Bantul..............................................41

B. Gambaran Umum DIY....................................................................48

C. Analisis Data dan Pembahasan........................................................50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan......................................................................................65

B. Saran................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Konstan.......4

Tabel 1.2 Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011 Atas

Dasar Harga Konstan.......................................................................................6

Tabel 1.3 Pertumbuhan Sektor PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2008-2011 Atas

Dasar Harga Konstan.......................................................................................7

Tabel 3.1 Identifikasi SLQ dan DLQ.............................................................................39

Tabel 3.2 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Sektoral........................................43

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan DIY 2010........................................................................47

Tabel 4.2 Penduduk DIY 2010.......................................................................................47

Tabel 4.3 Ketenagakerjaan DIY Tahun 2008-2010.......................................................48

Tabel 4.4 Penggunaan Lahan Kabupaten Bantul 2010..................................................53

Tabel 4.5 Kepadatan Penduduk Geografis Kabupaten Bantul Tahun 2010..................54

Tabel 4.6 Jumlah Angkatan Kerja Kabupaten Bantul Tahun 2009-2010......................55

Tabel 4.7 Jumlah Angkatan Kerja Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin......56

Tabel 4.8 Kontribusi PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011 Atas Dasar

Harga Konstan..............................................................................................57

Tabel 4.9 Kontribusi Sektor Provinsi DIY Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga

Konstan.........................................................................................................58

Tabel 4.10 Pertumbuhan Sektor PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2008-2011 Atas

Dasar Harga Konstan....................................................................................60

Tabel 4.11 Pertumbuhan Sektor PDRB DIY Tahun 2008-2011 Atas Dasar Harga

Konstan........................................................................................................61

Page 11: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

Tabel 4.12 Analisis Location Quotient PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2007-

2011 Atas Dasar Harga Konstan.................................................................63

Tabel 4.13 Perhitungan Shift Share Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011..................65

Tabel 4.14 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Sektoral.....................................68

Tabel 4.15 Perhitungan Tipologi Klassen Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011........70

Tabel 4.16 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Sektoral.....................................70

Page 12: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran.......................................................................33

Gambar 4.1 Pola Perubahan Sektor PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2008-2011.........72

Page 13: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

ABSTRAKSI

Jerri Wurarah F 1110014

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS KABUPATEN BANTUL TAHUN 2007-2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor basis, sektor

potensial, struktur ekonomi, pola perubahan sektor PDRB, sektor manakah yang menjadi sektor basis perekonomian, bagaimana kondisi struktur ekonomi, dan manakah yang menjadi sektor potensial di Kabupaten Bantul selama tahun 2007-2011.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun Dasar 2000 selama lima tahun dimulai dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis kontribusi sektoral, analisis laju pertumbuhan, analisis Location Quotient, analisis Shift Share, dan analisis Tipologi Klassen.

Hasil analisis pola kontribusi sektoral Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bantul Selama tahun 2007-2011 menunjukkan perkembangan yang relatif stabil dari tahun ke tahun. Hasil analisis pola laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bantul Selama tahun 2007-2011 menunjukkan perkembangan yang relatif stabil dari tahun ke tahun. Sektor basis Kabupaten Bantul tahun 2007-2011 adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengolahan , dan sektor bangunan.Dan struktur perekonomian di Kabupaten Bantul menurut analisis Shift Share yaitu berstruktur. Sedangkan menurut analisis Tipologi Klassen bahwa sektor potensial di Kabupaten Bantul adalah hanya sektor pertanian.

Dari hasil analisis tersebut, maka diajukan saran kepada pemerintah daerah agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantul dan membuat kebijakan yang tepat sasaran untuk mengembangkan dan meningkatkan sektor yang telah menjadi sektor basis serta potensial. Dan perlunya perhatian dari pemerintah seperti pembangunan, sarana dan infrastruktur, mempromosikan daerahnya, serta iklim usaha yang kondusif.

Keyword : Struktur Ekonomi, Sektor Basis dan Sektor Potensial, PDRB

Page 14: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi selama tiga dasawarsa yang lalu adalah

kemampuan ekonomi suatu negara, dimana keadaan ekonomi mula-mula relatif

statis selama jangka waktu yang lama untuk meningkatkan dan mempertahankan

suatu pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)-nya antara 5 sampai 7 persen

atau lebih per tahun. Dalam dinamikanya, pengertian pembangunan ekonomi

mengalami perubahan karena pengalaman pada tahun 1950-an dan 1960-an itu

menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang hanya berorientasi pada

kenaikan PDB saja tidak mampu memecahkan permasalahan pembangunan

secara mendasar. Hal ini tampak pada taraf dan kualitas hidup sebagian besar

masyarakat yang tidak mengalami perbaikan kendatipun target kenaikan PDB

per tahun telah tercapai. Dengan kata lain, ada tanda-tanda kesalahan besar

dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi secara sempit (Arsyad,

1999:5). Pembangunan nasional dapat diartikan sebagai transformasi ekonomi,

sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah

yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya dapat dilihat

melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri

dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar.

Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi semakin kecil dan

berbanding terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan modernisasi

ekonomi. Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran

melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi,

Page 15: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih, fasilitas rekreasi, dan

partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik.

Berdasarkan Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, yang mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur dan

mengelola berbagai urusan penyelenggaran pemerintah untuk macam

kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah yang bersangkutan.

Sedangkan dalam hal pembiayaan dan keuangan daerah diatur dalam UU nomor

33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah tidak

hanya kesiapan aparat pemerintah saja, tetapi juga masyarakat untuk mendukung

pelaksanaan Otonomi Daerah dengan pemanfaatan sumber-sumber daya secara

optimal. Oleh karena itu pemerintah daerah selaku pemegang kekuasaan di

daerah harus untuk mengetahui potensi di daerahnya sendiri sehingga dapat

dikelola semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat dan daerah itu

sendiri.

Menurut Budiharsono bahwa ada dua pendekatan dalam pembangunan

suatu wilayah/daerah, yaitu pendekatan sektoral dan regional. Pendekatan

sektoral dimulai dengan pertanyaan yang menyangkut sektor apa yang

dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan pembangunan nasional. Pertanyaan

selanjutnya adalah berapa banyak yang harus diproduksi, dengan cara atau

teknologi apa, dan kapan produksi dimulai. Kemudian dilanjutkan dengan

pertanyaan susulan yaitu dimana aktivitas tiap sektor akan dilaksanakan, diikuti

oleh kebijakan, strategi, dan langkah-langkah apa yang perlu diambil. Pada

pendekatan regional lebih menitikberatkan pada pertanyaan daerah mana yang

perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan. Kemudian sektor apa yang sesuai

Page 16: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dikembangkan di masing-masing daerah. Indonesia memerlukan gabungan

kedua pendekatan tersebut. Hal ini penting tidak hanya dari segi konsep, namun

juga dari segi pelaksanaan, khususnya yang menyangkut koordinasi

pembangunan di daerah. Pada umumnya pembangunan nasional di negara-

negara yang sedang berkembang difokuskan pada pembangunan ekonomi yang

berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa, antara lain diukur

dengan besaran yang disebut produk domestik bruto (PDB) pada tingka

tnasional dan produk domestik regional bruto (PDRB) untuk daerah.

Kegiatan pertama yang harus dilakukan dalam perencanaan pembangunan

daerah adalah mengadakan tinjauan keadaan, permasalahan dan potensi-potensi

pembangunan (Tjokroaminoto, 1995:74). Berdasarkan sumber daya alam yang

kita miliki, maka sektor potensial di suatu daerah harusnya dikembangkan

dengan semaksimal mungkin (Lincolin Arsyad, 1999:165). Pembangunan daerah

harus sesuai dengan kondisi potensi serta kebutuhan masyarakat yang tumbuh

dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang

sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka

pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Dalam

keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan ekonomi

daerah yang bersangkutan.

Pada era reformasi ini, pemerintah pusat memberikan keleluasaan dan

porsi lebih kepada pemerintah di tingkat daerah untuk mengatur

perekonomiannya sendiri yang disebut dengan otonomi daerah. Diharapkan

dengan otonomi daerah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah

tersebut karena yang paling mengetahui tentang kebutuhan dan potensi daerah

Page 17: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tersebut adalah pemerintah daerah itu sendiri.Pertumbuhan ekonomi di daerah

merupakan representasi dari keberhasilan atau kegagalan otda (otonomi daerah ).

Oleh karena itu dibutuhkan analisis untuk mengetahui kebutuhan dan potensi di

daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan di masa yang akan datang

pemerintah daerah dapat memaksimalkan potensi yang ada. Dan pada akhirnya

dapat menciptakan daerah yang mandiri dan dapat mensejahterakan masyarakat.

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dimana dalam pembangunannya

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional namun

disesuaikan dengan potensi dari pembangunan di daerah tersebut. Kabupaten

Bantul memiliki kondisi geografi yang cukup strategis untuk menjalankan

pembangunan ekonomi dengan baik serta meningkatkan pertumbuhannya.

Kabupaten Bantul selain mempunyai keunggulan di sektor pertanian juga

memiliki potensi dengan sumber daya alamnya (SDA). Bahan tambang yang ada

meliputi pasir/kerikil, tanah liat, batu putih/batu gamping, kalsit, breksi, mangan.

Di Kecamatan Dlingo memiliki Khusus bahan galian mangaan (bahan galian

Golongan B) dengan cadangan yang relatif sedikit dan tidak berpotensi untuk

ditambang. Pertambangan bahan galian di Kabupaten Bantul umumnya

ditambang oleh masyarakat setempat dengan menggunakan ijin SIPR, akan

tetapi sampai saat ini banyak penambangan yang tidak berijin. Berdasarkan data

pada yang masuk maka jumlah usaha penggalian bahan tambang dari tahun 2007

sampai tahun 2008 mengalami kenaikan.

Page 18: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1.1 Nilai Sektor dalam PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011 Atas Harga

Konstan (Juta)

No Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 838.545 880.148 919.417 933.260 950.491

2 Pertambangan dan penggalian 35.023 35.829 35.783 36.525 36.576

3 Industri Pengolahan 582.328 596.187 610.781 647.939 680.271

4 Listrik, Gas dan air Minum 29.294 31.675 34.448 36.289 37.969

5 Bangunan 413.694 437.151 434.409 454.480 482.930

6 Perdagangan, restoran, dan hotel

659.401 702.353 746.833 789.789 844.427

7 Angkutan dan Komunikasi 234.814 248.779 268.145 287.236 308.199

8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan

202.511 212.888 230.768 252.015 271.556

9 Pemerintahan dan Jasa 453.340 473.049 499.364 530.397 564.448

TOTAL 3.448.949 3.618.060 3.779.948 3.967.928 4.176.868

Sumber : www.bps.go.id

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa penyumbang PDRB terbesar

dari tahun ke tahun adalah sektor pertanian, sedangkan sektor listrik, gas, dan air

minum penumbang kontribusi terkecil dalam PDRB di Kabupaten Bantul. Maka

perlu diadakan identifikasi dan analisis mengenai kondisi serta potensi sektor

ekonomi menurut sektor/lapangan usaha di Kabupaten Bantul. Oleh karena itu

pemerintah daerah beserta masyarakat dengan menggunakan seluruh sumber

daya yang ada dan harus mampu menaksir potensi sumberdaya yang diperlukan

untuk merancang dan membangun perekonomian daerah dengan

mengembangkan basis ekonomi sektoral, ekonomi sektor unggulan dan

kesempatan kerja yang beragam. Untuk tujuan tersebut diperlukan kebijakan

prioritas sektoral dalam menentukan sektor-sektor yang menjadi prioritas utama

untuk dikembangkan.

Page 19: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Tabel 1.2 Kontribusi PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011 Atas Dasar

Harga Konstan

No Uraian Tahun Rata-

rata 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 24,3% 24,3% 24,3% 23,5% 22,8% 23,8% 2 Pertambangan dan penggalian 1,0% 1,0% 0,9% 0,9% 0,9% 0,9% 3 Industri Pengolahan 16,9% 16,5% 16,2% 16,3% 16,3% 16,4% 4 Listrik, Gas dan air Minum 0,8% 0,9% 0,9% 0,9% 0,9% 0,89% 5 Bangunan 12,0% 12,1% 11,5% 11,5% 11,6% 11,7% 6 Perdagangan, restoran, dan hotel 19,1% 19,4% 19,8% 19,9% 20,2% 19,7% 7 Angkutan dan Komunikasi 6,8% 6,9% 7,1% 7,2% 7,4% 7,1% 8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 5,9% 5,9% 6,1% 6,4% 6,5% 6,1% 9 Pemerintahan dan Jasa 13,1% 13,1% 13,2% 13,4% 13,5% 13,3%

TOTAL 100% 100% 100% 100% 100% 100% Sumber : BPS Kabupaten Bantul, data diolah.

Pada Tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2007-2011 rata-rata

kontribusi dari 9 sektor ekonomi yang memiliki kontribusi paling tinggi terhadap

PDRB di Kabupaten Bantul adalah sektor pertanian sebesar 23,8% kemudian

diikuti oleh sektor perdagangan, restoran, dan hotel sebesar 19,7% serta industri

pengolahan sebesar 16,4%; sektor pemerintahan & jasa sebesar 13,3%; sektor

bangunan sebesar 11,7%; sektor angkutan dan komunikasi sebesar 7,1%; sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 6,1%; sektor pertambangan

dan penggalian 0,9%; serta sektor yang menyumbang kontribusi terkecil yaitu

sektor listrik, gas dan air sebesar 0,89%.

Page 20: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Tabel 1.3 Pertumbuhan Sektor PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2008-2011 Atas

Dasar Harga Konstan

No Uraian Tahun Rata-

rata 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 5,0% 4,5% 1,5% 1,8% 3,2% 2 Pertambangan dan penggalian 2,3% -0,1% 2,1% 0,1% 1,1% 3 Industri Pengolahan 2,4% 2,4% 6,1% 5,0% 4,0% 4 Listrik, Gas dan air Minum 8,1% 8,8% 5,3% 4,6% 6,7% 5 Bangunan 5,7% -0,6% 4,6% 6,3% 4,0% 6 Perdagangan, restoran, dan hotel 6,5% 6,3% 5,8% 6,9% 6,4% 7 Angkutan dan Komunikasi 5,9% 7,8% 7,1% 7,3% 7,0%

8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 5,1% 8,4% 9,2% 7,8% 7,6%

9 Pemerintahan dan Jasa 4,3% 5,6% 6,2% 6,4% 5,64% PDRB 4,9% 4,5% 5,0% 5,3% 4,9% Sumber : BPS Kabupaten Bantul, data diolah.

Pada Tabel 1.3 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2008-2011 rata-rata

laju pertumbuhan dari 9 sektor ekonomi yang paling tinggi terhadap PDRB di

Kabupaten Bantul yaitu sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan sebesar

7,6%; sedangkan diikuti oleh sektor angkutan dan komunikasi sebesar 7,0%;

sektor listrik, gas, dan air minum sebesar 6,7%; sektor perdagangan, restoran,

dan hotel sebesar 6,4%; sektor pemerintahan dan jasa sebesar 5,64%; sektor

bangunan dan industri pengolahan masing-masing sebesar 4%; sektor pertanian

sebesar 3,2%; dan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor

dengan rata-rata pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 1,1%. Jadi jika dihitung

secara keseluruhan maka rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul adalah

sebesar 4,9%.

Page 21: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Sektor apa yang menjadi basis di Kabupaten Bantul tahun 2007-2011?

2. Bagaimana struktur ekonomi di Kabupaten Bantul tahun 2007-2011?

3. Sektor apa saja yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Bantul?

4. Bagaimana pola pertumbuhan sektor PDRB di Kabupaten Bantul tahun

2007-2011?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

tujuan penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sektor basis di Kabupaten Bantul.

2. Mengetahui struktur ekonomi di Kabupaten Bantul tahun 2007-2011.

3. Mengetahui sektor potensial di Kabupaten Bantul.

4. Mengetahui pola pertumbuhan sektor PDRB di Kabupaten Bantul tahun

2007-2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang perkembangan sektor basis dan potensial,

struktur ekonomi, dan status perekonomian di Kabupaten Bantul.

2. Memberikan informasi kepada para peneliti yang lain baik dalam bidang

penelitian yang sama ataupun berbeda.

Page 22: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Sebagai sumber informasi yang dapat menjadi bahan referensi untuk

lembaga pemerintahan yang bersangkutan dalam rangka perencanaan

pembangunan di Kabupaten Bantul.

4. Sebagai acuan pemerintah daerah untuk menentukan kebijakan-kebijakan

yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada di Kabupaten Bantul.

Page 23: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Pembangunan Ekonomi

Pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman dalam pene

litian ini dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan

pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang

disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad 1999: 6). Berdasarkan atas

definisi ini dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi berarti adanya suatu

proses pembangunan yang terjadi terus menerus yang bersifat menambah dan

memperbaiki segala sesuatu menuju arah yang lebih baik lagi. Adanya proses

pembangunan itu di diharapkan dapat mendongkrak kenaikan pendapatan riil

masyarakat.

Sedangkan menurut Suparmoko (1996), pembangunan ekonomi adalah

usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Kemajuan ekonomi

seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riel per kapita. Jadi

tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menaikkan pendapatan

nasional riel juga untuk meningkatkan produktifitas. Pada umumnya dapat

dikatakan bahwa tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh

tersedianya atau digunakannya baik sumberdaya alam maupun sumberdaya

manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar, dan kerangka kehidupan ekonomi

(sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri. Sebenarnya masih

ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap penentuan tinggi rendahnya

pendapatan nasional, faktor-faktor ini berhubungan satu sama lain. Hubungan

Page 24: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

ini tidak saja hanya terjadi pada suatu saat tetapi juga untuk suatu jangka waktu

tertentu.

Pembangunan yang terjadi terus-menerus itu mencerminkan adanya

terobosan yang baru, jadi bukan merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja.

Pembangunan ekonomi berkaitan pula dengan pendapatan perkapita riil, di sini

ada dua aspek penting yang saling berkaitan yaitu pendapatan total atau yang

lebih banyak dikenal dengan pendapatan nasional dan jumlah penduduk.

Pendapatan perkapita berarti pendapatan total dibagi dengan jumlah penduduk.

Pembangunan ekonomi dipandang sebagai proses multidimensional yang

mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang komprehensif baik ekonomi

maupun non ekonomi. Oleh karena itu, sasaran pembangunan yang minimal

dan pasti ada menurut Todaro (1983:1280) dalam Suryana (2000:6) adalah:

1. Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan

bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup, berikut ini: perumahan,

kesehatan dan lingkungan.

2. Mengangkat taraf hidup temasuk menambah dan mempertinggi

pendapatan dan penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik,

dan perhatian yang lebih besar terhadap nilai-nilai budaya manusiawi,

yang semata-mata bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, akan

tetapi untuk meningkatkan kesadaran akan harga diri baik individu

maupun nasional.

3. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu

dan nasional dengan cara membebaskan mereka dari sikap budak dan

Page 25: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain,

tetapi dari sumber-sumber kebodohan dan penderitaan.

B. Pertumbuhan Ekonomi

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan

produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Dan dalam kasus

ini adalah produk domestik regional bruto (PDRB) kabupaten Bantul. Jadi

perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi

pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah

bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.

Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur

dengan output riil per orang.

Schumpeter dan Hicks berpendapat bahwa perkembangan ekonomi

dan pertumbuhan ekonomi adalah berbeda. Perkembangan ekonomi yaitu

perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang

mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya, sedangkan

pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan

dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan daripada penduduk.

Hicks mengemukakan masalah negara yang terbelakang menyangkut

pengembangan sumber-sumber yang tidak atau belum dipergunakan,

kendati penggunanya telah cukup dikenal.

Sedangkan menurut Simon Kuznet bahwa, pertumbuhan ekonomi

adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk

Page 26: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada

penduduknya; kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi,

dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya, Jhingan

(2003:57). Oleh karena hal tersebut, penelitian ini menggunakan istilah

pertumbuhan ekonomi yang akan dilihat dari sudut pandang Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB).Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui

dengan membandingkan PDRB pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan

sebelumnya (PDRBt – 1).

2. Model Pertumbuhan Ekonomi

Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku

karangannya yang berjudul “An Inguiry into the Nature and Causes of the

Wealth Nations”, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomi

dan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith,

beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti David Ricardo, Robert

Malthus, dan Lewis juga membahas masalah pertumbuhan ekonomi

(Suparmoko, 1996:15).

a) Adam Smith

Menurut Adam Smith, untuk berlangsungnya pertumbuhan

ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar

produktivitas tenaga kerja bertambah. Spesialisasi dalam proses

produksi akan dapat meningkatkan ketrampilan tenaga kerja, dapat

mendorong ditemukannya alat-alat atau mesin-mesin baru dan

akhirnya dapat mempercepat dan meningkatkan produksi.

Page 27: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b) David Ricardo

Menurut David Ricardo, di alam masyarakat ekonomi ada

tiga golongan masyarakat yaitu golongan kapitalis, golongan

buruh, dan golongan tuan tanah. Golongan kapitalis adalah

golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang

penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan

menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi

kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional lebih

besar lagi.

c) Thomas Robert Malthus

Menurut Malthus, untuk adanya pertumbuhan ekonomi

diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang

terus menerus. Malthus mengatakan bahwa penghasilan seseorang

tidak selalu dibelanjakan semua untuk memenuhi kebutuhannya,

melainkan ada sebagian yang ditabung. Dengan demikian ada

kecenderungan bahwa jumlah barang-barang yang dihasilkan tidak

semuanya dapat terjual. Malthus melanjutan pendapatnya bahwa

tabungan sangat perlu demi pembentukan kapital. Kapital harus

diinvestasikan dan investasi tersebut baru diadakan setelah ada

permintaan untuk investasi. Permintaan akan investasi akan ada

bila terdapat kenaikan jumlah permintaan (aggregate demand).

d) Model Pertumbuhan Lewis

Model ini merupakan model yang khusus menerangkan

kasus negara yang sedang berkembang. Tekanannya adalah pada

Page 28: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

masalah kependudukan, perpindahan penduduk disektor pertanian

ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus

keuntungan.

C. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik suatu wilayah merupakan nilai seluruh produk dan jasa

yang diproduksi di wilayah tersebut tanpa memperhatikan faktor produksinya

berasal dari wilayah tersebut atau tidak. Pendapatan yang timbul oleh adanya

kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Sedangkan yang

dimaksud dengan wilayah domestik atau region adalah meliputi wilayah yang

berada di dalam wilayah geografis region tersebut. Fakta yang terjadi

menunjukkan bahwa sebagian faktor produksi dari kegiatan produksi di suatu

wilayah berasal dari wilayah lain. Demikian juga sebaliknya, faktor produksi

yang dimiliki wilayah tersebut ikut pula dalam proses produksi di wilayah lain.

Dengan kata lain, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan

gambaran “Production Originatea”. Hal ini menyebabkan nilai produksi

domestik yang timbul di suatu wilayah tidak sama dengan pendapatan yang

diterima penduduk wilayah tersebut. Dengan adanya arus pendapatan (pada

umumnya berupa gaji/upah, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan) yang

mengalir antarwilayah (termasuk dari/ke luar negeri), maka timbul perbedaan

antara Produk Domestik dengan Produk Regional. Produk Regional adalah

produk domestik ditambah pendapatan dari luar wilayah dikurangi dengan

pendapatan yang dibayarkan ke luar wilayah tersebut. Dengan kata lain,

Page 29: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Produk Regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi

yang dimiliki oleh penduduk wilayah tersebut.

Pengertian PDRB menurut badan pusat statistik adalah jumlah dari nilai

tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam suatu wilayah atau

merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh

unit ekonomi yang ada di suatu wilayah. Untuk menghitung PDRB yang

ditimbulkan dari satu daerah ada empat pendekatan yang digunakan (BPS

2002:5-6) yaitu :

1. Pendekatan produksi yaitu pendekatan untuk mendapatkan nilai tambah di

suatu wilayah dengan melihat seluruh produksi netto barang dan jasa yang

dihasilkan oleh seluruh sektor perekonomian selama satu tahun.

2. Pendekatan pendapatan adalah pendekatan yang dilakukan dengan

menjumlahkan seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor pro- duksi,

meliputi:

a. Upah/gaji (balas jasa faktor produksi tenaga kerja)

b. Sewa tanah (balas jasa faktor produksi tanah)

c. Bunga modal (balas jasa faktor produksi modal)

d. Keuntungan

3. Pendekatan pengeluaran adalah model pendekatan dengan menjumlahkan

nilai permintaan akhir dari seluruh barang dan jasa, yaitu:

a. Barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga, lembaga

swasta yang tidak mencari untung (nirlaba) dan pemerintah.

b. Barang dan jasa yang digunakan untuk membentuk modal tetap

bruto.

Page 30: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Barang dan jasa yang digunakan sebagai stok dan ekspor netto.

4. Metode Alokasi, model pendekatan ini digunakan karena terkadang

dengan data yang tersedia tidak memungkinkan untuk mengadakan

penghitungan Pendapatan Regional dengan menggunakan metode

langsung seperti tiga cara di atas, sehingga dipakai metode alokasi atau

metode tidak langsung.

D. Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah

Menurut (Arsyad,1999), bahwa pertumbuhan ekonomi regional dianalisa

Melalui beberapa pendekatan teori-teori, yaitu :

1. Teori Ekonomi Neo Klasik

Peranan teori ekonomi Neo Klasik tidak terlalu besar dalam

menganalisis pembangunan daerah (regional) karena teori ini tidak

memiliki dimensi spasial yang signifikan. Namun, teori ini memberikan

dua konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu

keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas faktor produksi. Artinya, sistem

perekonomian akan mencapai keseimbangan alamiahnya jika modal bisa

mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh karena itu, modal akan

mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju daerah yang berupah

rendah.

2. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama

pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan

permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-

Page 31: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

industri yang menggunakan sumber daya lokal termasuk tenaga kerja dan

bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan

penciptaan peluang kerja (job creation). Strategi pembangunan daerah

yang muncul yang didasarkan pada teori ini adalah penekanan terhadap

arti penting bantuan dari dunia internasional. Implementasi kebijakan yang

mencakup pengurangan hambatan terhadap perusahaan-perusahaan yang

berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut.

3. Teori Lokasi

Para ekonomi regional sering mengatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu lokasi. Pernyataan tersebut

sangat masuk akal jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri.

Perusahaan cenderung untuk meminimumkan biayanya dengan cara

memilih lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar.

Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang

terbaik adalah biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar. Tentu

saja banyak variabel lainnya yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas

suatu lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan

pemasok, komunikasi, fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat),

kualitas pemerintah daerah dan tanggung jawabnya, dan sanitasi.

Perusahaan-perusahaan yang berbeda membutuhkan kombinasi yang

berbeda pula atas faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu, seringkali

masyarakat berusaha untuk memanipulasi biaya dari faktor tersebut untuk

menarik perusahaan-perusahaan industri.

Page 32: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4. Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada

hierarki tempat (hierarchy of place). Setiap tempat sentral didukung oleh

sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya berupa

industri dan bahan baku. Tempat sentral tersebut merupakan suatu

pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang

mendukungnya. Teori tempat sentral ini bisa diterapkan pada

pembangunan ekonomi daerah, baik di daerah perkotaan maupun di

pedesaan. Misalnya, melakukan pembedaan fungsi antara daerah yang

bertetangga (berbatasan). Beberapa daerah bisa menjadi wilayah penyedia

jasa sedangkan lainnya hanya sebagai daerah pemukiman. Ahli

pembangunan ekonomi yang ada dapat membantu masyarakat untuk

mengembangkan peranan fungsional mereka dalam sistem ekonomi

daerah.

5. Teori Kausasi Kumulatif

Kondisi daerah-daerah perkotaan yang semakin memburuk

menunjukkan dasar dari kausasi kumulatif ini. Kekuatan-kekuatan pasar

cenderung memperparah kesenjangan antara daerah-daerah tersebut (maju

versus terbelakang). Daerah-daerah maju mengalami akumulasi

keunggulan kompetitif dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Hal

ini yang disebut Myrdal (1957) sebagai back wash effect.

Page 33: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

6. Model Daya Tarik (Attraction)

Teori daya tarik industri adalah model dari pembangunan ekonomi

yang banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang paling

mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi

pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.

E. Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan

ditetapkannya Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah dan Undang-undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maka

daerah mempunyai hak, wewenang dan kewajiban mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai Undang-

undang. Sejalan dengan adanya Undang-undang Otonomi Daerah tersebut maka

sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk menangani potensi wilayah

yang berada dalam ruang lingkup pemerintahannya (Anonim, 2004).

Tujuan umum otonomi daerah adalah untuk menghilangkan berbagai

perasaan ketidakadilan pada masyarakat daerah, untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan demokratisasi di seluruh strata

masyarakat di daerah. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah penyerahan

wewenang segala urusan pemerintah ke kabupaten, sehingga diharapkan

pemerintah kabupaten dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (lebih

Page 34: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

lancar, lebih mudah, dan lebih cepat). Sehingga hanya masyarakat sendiri yang

dapat menilai berhasil tidaknya otonomi daerah di suatu daerah (Mubyarto,

2001).

Pelaksanaan otonomi daerah menuntut tiap daerah agar bisa

melaksanakan optimalisasi semua sumber dayanya. Oleh karena itu, tiap daerah

harus bisa cermat dalam memberdayakan potensi alam daerah setempat supaya

lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka meningkatkan pendapatan

daerah. Daerah memiliki keunggulan tertentu yang berbeda dengan daerah lain

sehingga daerah perlu melakukan antisipasi dengan menentukan sektor apa

yang menjadi basis ekonomi dan kemungkinan bisa dikembangkan pada masa

yang akan datang (Suyatno, 2000).

Searah dengan pelaksanaan kebijakan otonomi daerah, Pemerintah

Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan berperan aktif dalam

upaya meningkatkan ketahanan pangan di wilayah kerjanya. Partisipasi tersebut

dengan memperhatikan beberapa apa azas berikut ini : (1) mengembangkan

keunggulan komparatif yang dimiliki oleh masing-masing daerah sesuai dengan

potensi sumber daya spesifik yang dimilikinya, serta disesuaikan dengan kondisi

sosial dan budaya setempat, (2) menerapkan kebijakan yang terbuka dalam arti

menyelaraskan kebijakan ketahanan pangan nasional, (3) mendorong terjadinya

perdagangan antar daerah, (4) mendorong terciptanya mekanisme pasar yang

berkeadilan (Sudaryanto dan Erizal, 2002).

Dalam konteks nasional, krisis pangan bisa dijadikan langkah awal untuk

membangkitkan pertanian yang sejak tahun 1980-an terpinggirkan dalam

perpolitikan dan kebijakan nasional. Saatnya untuk mewujudkan kebijakan yang

Page 35: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

berpihak dan menggairahkan petani untuk meningkatkan produktivitas usaha

tani dan kesejahteraan keluarganya. Pelaksanaan otonomi daerah yang secara

teori sangat berpotensi memberdayakan inisiatif lokal mestinya lebih berpihak

pada petani dan warga pedesaan sehingga program-program pendukung

kebangkitan petani perlu mendapat prioritas dan perlu segera diwujudkan.

Pertanian yang telah terbukti memberikan lapangan kerja, menghasilkan pangan,

mendatangkan devisa serta menjaga kelestarian lingkungan; perlu mendapat

perhatian yang layak dan konsisten. Perubahan mindset perencana dan penentu

kebijakan di pusat dan daerah menjadi kebutuhan mendesak. Kini saatnya untuk

membuktikan bahwa otonomi daerah memang berpihak pada klien-masyarakat

lokal, berfungsi untuk dan efektif mendukung pembangunan pertanian dan

mampu mewujudkan ketahanan pangan nasional (Soenarto, 2001).

F. Perencanaan Pembangunan

Menurut Arsyad (1999), bahwa Perencanaan dan pembangunan ekonomi

daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan

sumberdaya-sumberdaya publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk

memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya-

sumberdaya swasta secara bertanggung jawab.

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan keseimbangan

dalam perencanaan mengenai penggunaan sumberdaya publik, sektor swasta,

petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar, dan organisasi-organisasi

social harus mempunyai peran dalam proses perencanaan. Melalui perencanaan

pembangunan ekonomi daerah. Suatu daerah dapat dilihat secara keseluruhan

Page 36: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sebagai suatu unit ekonomi (economic entity) yang di dalamnya terdapat

berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain (Lincolin Arsyad, 1999).

Tahap pertama perencanaan bagi setiap organisasi yang tertarik dalam

pembangunan ekonomi daerah adalah menentukan peran yang akan dilakukan

dalam proses pembangunan. Ada 4 peran yang dapat diambil oleh pemerintah

daerah dalam proses pembangunan ekonomi daerah yaitu sebagai(Arsyad,

1999):

1. Entrepreneur

Pemerintah di daerah bertanggungjawab untuk menjalankan suatu

usaha bisnis. Pemerintah daerah bisa mengembangkan suatu usaha sendiri

(BUMN). Aset-aset pemerintah daerah harus dapat dikelola dengan lebih

baik sehingga dapat menguntungkan secara ekonomis.

2. Koordinator

Pemerintah di daerah dapat bertindak sebagai koordinator untuk

menetapkan kebijakan juga mengusulkan strategi-strategi untuk

menjalankan pembangunan di daerahnya. Perluasan dalam pembangunan

ekonomi bisa juga melibatkan kelompok-kelompok dalam masyarakat

dalam proses pengumpulan dan pengevaluasian pada informasi ekonomi,

misalnya pada tingkat kesempatan kerja, pengangguran dan lain sebagainya.

Dan menurut perannya sebagai koordinator,pemerintah di daerah bisa juga

melibatkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya, dunia usaha, dan

masyarakat dalam penyusunan sasaran ekonomi, dan strategi-strategi.

Pendekatan ini sangat potensial dalam menjaga konsistensi pembangunan

daerah dengan pemerintah di pusat dan menjamin bahwa perekonomian

daerah akan mendapatkan manfaat yang maksimum daripadanya.

Page 37: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3. Fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan di daerah

melalui perbaikan lingkungan attitudinal (perilaku atau budaya masyarakat)

di daerah tersebut. Hal ini dapat mempercepat proses pembangunan dan

prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang

lebih baik.

4. Stimulator

Pemerintah di daerah dapat menstimulasi dengan cara penciptaan dan

pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan

mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan

menjaga agar perusahaan-perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah

tersebut. Stimulasi ini dapat dilakukan dengan berbagia cara, antara lain :

pembuatan brosur-brosur, pembangunan pada kawasan industri, pembuatan

outlet untuk produk-produk industri kecil, yang membantu industri-industri

kecil melakukan pameran.

Ada 3 implikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi

daerah (Arsyad, 1999) :

1. Perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan

pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan

nasional (horizontal dan vertikal) di mana pada daerah tersebut

merupakan bagian darinya, ada keterkaitan secara mendasar antara

keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.

Page 38: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk

daerah, dan sebaliknya yang baik bagi daerah belum tentu baik secara

nasional.

3. Perangkat kelembangaan yang tersedia untuk pembangunan daerah,

misalnya, administrasi, proses pengambilan keputusan, dan otoritas

biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada

tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda

pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu, pada perencanaan yang

efektif harus bisa membedakan apa yang dapat dilakukan dan apa yang

tidak dapat dilakukan, dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya

pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan

mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada

tingkat daerah karena kedekatan para perencananya dengan obyek

perencanaan.

G. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah

Menurut Arsyad (1999), mengatakan bahwa Secara umum tujuan dari

strategi pembangunan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu :

1. Strategi Pemgembangan Fisik/Lokalitas

Lewat pengembangan program-program perbaikan kondisi

fisik/lokalitas daerah-daerah yang ditujukan untuk kepentingan

pembangunan industri dan perdagangan, pemerintah daerah akan

berpengaruh positif bagi pengembangan dunia usaha di daerah. Secara

khusus, tujuan strategi pengembangan fisik/lokalitas ini adalah untuk

Page 39: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menciptakan identitas daerah/kota, memperbaiki basis pesona (amenity

base) atau kaulitas hidup masyarakat, dan memperbaiki daya tarik pusat

kota (civic center) dalam upaya untuk memperbaiki dunia usaha daerah.

Alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan fisik/lokalitas

di daerah ini mencakup antara lain :

a) Pembuatan bank tanah (landbanking) bertujuan agar data-data tentang

tanah yang penggunaannya masih kurang optimal, belum

dikembangkan, atau salah penggunaan, dan sebagainya.Pembuatan

katalog mengenai luas dan lokasi tanah yang terus diperbaharui akan

sangat bermanfaat bagi proses pengambilan kebijakan daerah.

b) Pengendalian dan perencanaan pembangunan bertujuan untuk

memperbaiki iklim investasi di daerah dan memperbaiki citra

pemerintah daerah.

c) Penataan pada kota (townscaping). Kemajuan di pusat perdagangan

dapat dicapai melalui perbaikan-perbaikan sarana jalan raya (misalnya

penanaman pohon-pohon yang rindang dan indah) dan perbaikan-

perbaikan sarana pusat pertokoan (misalnya perbaikan tampilan muka

pertokoan atau penetapan standar fisik suatu bangunan pertokoan).

d) Pengaturan dalam tata ruang (zoning) yang baik akan merangsang

terjadinya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah.

Peruntukan lahan harus jelas dan tepat, misal dengan penetapan

kawasan pemukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan,

kawasan hijau.

Page 40: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

e) Penyediaan bagi perumahan dan pemukiman yang baik akan

berpengaruh positif bagi dunia usaha. Selain itu, kegiatan di sektor ini

juga akan menciptakan kesempatan kerja.

f) Penyediaan infrastruktur seperti : sarana air bersih, listrik, taman-

taman, sarana parkir, dan sebagainya, menjadi daya tarik utama juga

bagi calon investor dan dunia usaha.

2. Strategi Pengembangan Dunia Usaha

Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam

perencanaan pembangunan ekonomi di daerah karena daya tarik, kreasi,

atau daya tahan kegiatan dunia usaha merupakan cara terbaik untuk dapat

menciptakan perekonomian daerah yang sehat. Beberapa alat untuk

mengembangkan dunia usaha yakni :

a) Penciptaan iklim usaha yang baik di dunia usaha melalui pengaturan

serta kebijakan yang memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan

pada saat yang sama mencegah penurunan kualitas lingkungan.

b) Pembuatan pusat informasi terpadu yang bertujuan untuk

memudahkan masyarakat dunia usaha untuk berhubungan dengan

aparat pemerintah daerah untuk segala macam kepentingan terutama

mengetahui masalah perijinan, rencana pembangunan ekonomi di

daerah, pemerintah daerah, ketersediaan lahan, ijin mendirikan

bangunan dan sebagainya.

c) Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan bagi usaha kecil. Selain

perannya yang penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai

sumber dorongan kewirausahaan, usaha kecil seringkali mengalami

Page 41: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kegagalan atau tidak dapat berkembang dengan baik. Dan penyebab

utamanya adalah jeleknya manajemen usaha kecil. Oleh karena itu

perlu didirikannya suatu pusat konsultasi dan pengembangan usaha

kecil yang siap untuk membantu para pengusaha kecil tersebut

sehingga kinerjanya meningkat.

d) Pembuatan sistem pemasaran bersama untuk menghindari skala yang

tidak ekonomis di dalam kegiatan produksi, meningkatkan daya saing

terhadap produk-produk impor, dan meningkatkan sikap kooperatif

antar sesama pelaku bisnis.

e) Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan (LitBang).

Peningkatan persaingan di dunia usaha yang berbasiskan ilmu

pengetahuan sekarang ini menuntut pelaku bisnis dan pemerintah

daerah untuk secara terus menerus melakukan kajian-kajian tentang

pengembangan produk-produk baru, pengembangan teknologi baru

dan pencarian pasar-pasar baru.

3. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam

proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu peningkatan kualitas dan

ketrampilan SDM adalah suatu keniscayaan. Pengembangan kualitas

sumber daya manusia ini dapat dilakukan dengan cara antara lain :

a) Pelatihan dengan sistem customized training adalah sistem pelatihan

yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan

harapan pemberi kerja.

Page 42: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b) Pembuatan untuk bank keahlian (skillbank). Informasi yang berada

pada bank keahlian berisi data tentang keahlian dan latar belakang

orang yang menganggur di suatu daerah. Informasi ini bermanfaat

bagi pengembangan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan

dan ketrampilan para penganggur tersebut. Selain itu juga, informasi

ini merupakan informasi cadangan keahlian yang pada akhirnya bank

keahlian ini dapat digunakan untuk pembentukan koperasi.

c) Penciptaan iklim mendukung berkembangnya lembaga-lembaga

pendidikan dan ketrampilan (LPK) di daerah. Hal ini secara tidak

langsung bermanfaat bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia

didaerah tersebut. Misalnya: lembaga kursus bahasa, lembaga kursus

komputer, lembaga kursus perbengkelan dan lembaga kursus

perhotelan dan sebagainya.

d) Pengembangan lembaga pelatihan bagi penyandang cacat. Hal ini

penting bagi penyandang cacat itu sendiri untuk meningkatkan rasa

harga diri dan percaya dirinya. Selain itu, jenis-jenis pekerjaan

tertentu terkadang penyandang cacat mempunyai beberapa kelebihan.

4. Strategi Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Kegiatan pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang

ditujukan untuk mengembangkan suatu kelompok masyarakat tertentu

disuatu daerah. Dalam bahasa populernya sekarang ini juga dikenal dengan

istilah pemberdayaan (empowerment) pada mayarakat. Kegiatan-kegiatan

seperti ini semakin berkembang di Indonesia belakangan ini ternyata

kebijakan umum ekonomi yang ada tidak mampu memberikan manfaat

Page 43: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

bagi kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Tujuan kegiatan ini adalah

untuk menciptakan manfaat sosial, misalnya melalui penciptaan proyek-

proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka atau

memperoleh keuntungan dari usahanya.

H. Penelitian Terdahulu

1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sudarti dengan judul “Penentuan

Leading Sektor Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur”.

Dari hasil analisis Overlay akan terdapat empat kemungkinan kreteria

potensi masing-masing sektor dan sub sektor ekonomi pada tiap

kabupaten/kota, empat kreteria kinerja tersebut yaitu: 1) CepatMaju

Cepat Tumbuh (CMCT), 2) Cepat Maju TapiTertekan (CMTT), 3)

Berkembang Cepat (BC), dan4) Relatif Tertinggal (RT).Sub sektor yang

mempunyai tipologi ”cepat maju cepat tumbuh” mencerminkan bahwa

subsektor tersebut selain memberikan kontribusi yangtinggi, juga

mengalami pertumbuhan yang tinggi.Sedangkan sub sektor yang

bertipologi ”cepat maju tapi tertekan” bisa diinterpretasikan bahwa sektor

tersebut hanya memberikan kontribusi yang tinggi,namun tingkat

pertumbuhannya sudah mulai menurun. Dengan kata lain sektor ini sudah

mulai mengalami tingkat pertumbuhan jenuh.Sementara untuk subsektor

yang bertipologi”berkembang cepat” bisa diartikan bahwa subsektor

tersebut memberikan kontribusi yang rendah,namun pertumbuhannya

cepat, sub sektor yang mempunyai tipologi seperti ini biasanya menjadi

sub sektor andalan di masa-masa yang akan datang.Sedangkan sub sektor

Page 44: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang bertipologi ”relatif tertinggal” merupakan sub sektor yang secara

kotribusi maupun pertumbuhannya juga rendah. Subsektor dengan

tipologi ini memerlukan penanganandan kebijakan khusus untuk

meningkatkan kontribusinya terhadap aktivitas ekonomi di suatu daerah.

Dari hasil penelitiannya didapat bahwa :

a) Masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Timur mempunyai sektor

unggulan sesuai dengan potensi masing-masing daerah. Sektor-

sektor tersebut dapat dikatakan sektor unggulan karena pertumbuhan

sektor-sektor tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sektor

yang sama diJawa Timur sebagai daerah referensi.

b) Berdasarkan pada hasil analisis potensi ekonomi menunjukkan

bahwa Kota Blitar merupakan daerah yang paling banyak

mempunyai sub sektor ekonomi potensi atau dengan tipologi “cepat

tumbuh cepat maju”. Kota Blitar mempunyai sembilan sub sektor

dengan tipologi “cepat tumbuh cepat maju”, sembilan sub sektor

tersebut antara lain: 1) peternakan; 2) angkutan rel; 3) jasa

penunjang angkutan; 4) pos dan telekomunikasi;5) bank; 6) jasa

perusahaan; 7) pemerintah umum;8) swasta; dan 9) jasa sosial

kemasyarakatan.

2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Subanti dan Arif Rahman

Hakim dengan judul “Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara:

Pendekatan Sektor Basis dan Analisis Input Output”. Melalui analisis

yang dilakukan dengan menggunakan metode LQ, SS, dan analisis

input output untuk Sulawesi Tenggara diperoleh temuan sebagai berikut:

Page 45: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

a) Sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan

telekomunikasi, serta sektor jasa menjadi sektor basis di Sula- wesi

Tenggara.

b) Pengganda sektor basis yang bernilai besar ada pada sektor

pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa jasa.

c) Sektor yang mengalami industry mix dan regional shift positif

adalah sektor listrik, gas dan air, serta keuangan, sewa, dan jasa

perusahaan. Kedua sektor ini dapat dikategorikan sebagai sektor

tumbuh cepat serta mempunyai daya saing tinggi.

d) Sektor dengan industry mix bernilai positif dan regional shift

bernilai negatif adalah sektor pengangkutan dan komunikasi.

I. Kerangka Pemikiran

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan keseluruhan dari

nilai tambah dari barang dan jasa yang di produksi oleh keseluruhan kegiatan

ekonomi atau lapisan usaha dalam suatu wilayah selama periode tertentu.

Pembangunan daerah dibagi menjadi dua sektor yaitu sektor perekonomian

dan sektor non perekonomian. Sektor perekonomian itu meliputi sembilan

sektor yaitu: sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor

industri pengolahan, sektor listrik dan air minum, sektor bangunan, sektor

perdagangan, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan,

dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa. Tiap-tiap sektor dibagi menjadi dua teori

yaitu teori ekonomi basis dan teori komponen pertumbuhan wilayah. Berikut

Page 46: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

ini adalah skema dari kerangka teori dari pengembangan potensi daerah

kabupaten Bantul :

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Sektor Sekunder

1.Industri pengolahan

2.Listrik, Gas, dan Air bersih

3.Bangunan

Sektor Basis

Sektor Tersier

1.Perdagangan, Hotel, dan Restoran

2.Transportasi dan Komunikasi

3.Keuangan dan Persewaan

4.Jasa-jasa

Sektor Primer

1.Pertanian

2.Pertambangan dan penggalian

PDRB Kabupaten Bantul & DIY Tahun 2007-2011

Sektor Potensial

(LQ) Tipologi Klassen

Kebijakan dan Pembangunan Ekonomi kabupaten Bantul

Struktur Ekonomi

Shift Share

Pola pertumbuhan sektor

Page 47: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

J. Hipotesis

Berdasarkan Perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diduga sektor basis di Kabupaten Bantul selama tahun 2007-2011 adalah

sektor pertanian.

2. Diduga struktur ekonomi di Kabupaten Bantul selama tahun 2007-2011

adalah sektor pertanian.

3. Diduga sektor potensial di Kabupaten Bantul selama tahun 2007-2011

adalah sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan.

4. Diduga pola petumbuhan sektor PDRB di Kabupaten Bantul mengalami

pergeseran selama tahun 2007-2011.

Page 48: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini dilkukan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah data-data variabel ekonomi

khususnya data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bantul

selama periode 5 tahun, yaitu tahun 2007-2011.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

yang di peroleh dari BPS Kabupaten Bantul dan BPS Provinsi DIY. Data ini

berupa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK Kabupaten Bantul dan

produk domestik regional bruto (PDRB) ADHK di Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY).

C. Teknik Analisis Data

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini, maka

digunakan tiga alat analisis yaitu analisis LQ (Location Quotient) , analisis Shift

Share, dan analisis Tipologi Klassen.

1. Analisis LQ

Kegiatan perencanaan ekonomi yang dilakukan bertujuan untuk

pengembangan sektor kegiatan ekonomi dimulai dengan melakukan proses

identifikasi pada sektor unggulan atau potensial yang ada di daerah.

Penentuan sektor-sektor ekonomi unggulan perlu dikembangkan agar

perekonomian daerah tumbuh cepat dan di sisi lain mampu

mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat potensi sektor tertentu

Page 49: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

rendah dan menentukan apakah prioritas untuk menanggulangi kelemahan

tersebut.

Setelah otonomi daerah, masing-masing daerah dapat dengan leluasa

dalam mengatur dan menetapkan sektor/komoditi yang diprioritaskan

pengembangannya. Kemampuan daerah untuk melihat sektor yang

memiliki keunggulan/kelemahan di wilayahnya menjadi semakin penting.

Sektor yang memiliki keunggulan tersendiri merupakan prospek yang baik

untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain

untuk berkembang.

Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan

potensi perekonomian yang dimiliki suatu wilayah adalah LQ (Location

Quotient). Dalam penelitian ini, LQ digunakan untuk menentukan sektor-

sektor ekonomi yang dominan yang dapat dikategorikan sebagai sektor

basis pada kabupaten yang merupakan pusat pertumbuhan pada Propinsi

DIY dengan membandingkan besarnya peranan suatu sektor disuatu

Kabupaten Bantul terhadap besarnya peranan suatu sektor yang sama pada

Propinsi DIY. Metode LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya

peranan suatu sektor disuatu daerah terhadap besarnya peranan pada sektor

tersebut secara nasional. Adapun rumus untuk menghitung LQ adalah

sebagai berikut (Arsyad,1999:142) :

Page 50: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Keterangan:

LQ = Location Quotient

vi = Nilai sektor i di Kabupaten Bantul

vt = Total nilai PDRB Kabupaten Bantul

Vi = Nilai sektor i di Propinsi DIY

Vt = Total nilai PDRB Propinsi DIY

Kriteria pengukuran LQ adalah sebagai berikut :

a) Bila nilai LQ = 1. Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor

tertentu di tingkat Kabupaten Bantul di Propinsi DIY sama

dengan sektor yang sama pada perekonomian tingkat Propinsi

DIY.

b) Bila nilai LQ > 1. Sektor tertentu merupakan sektor basis atau

Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat

Kabupaten Bantul di Propinsi DIY lebih besar dari sektor yang

sama pada perekonomian tingkat Propinsi DIY.

c) Bila nilai LQ < 1. Sektor tertentu merupakan sektor non basis

atau Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor tertentu di

Kabupaten Bantul di Propinsi DIY lebih kecil dari sektor yang

sama pada perekonomian tingkat Propinsi DIY.

Metode location quotient (LQ) dibedakan menjadi dua, yaitu:

staticlocation quotient (SLQ sering disebut LQ) dan dynamic location

quotient (DLQ). Menurut Kadariah (1985), dasar dari pemikiran dalam

penggunaan teknik LQ yang dilandasi teori ekonomi basis mempunyai

makna sebagai berikut: karena industri basis itu menghasilkan barang dan

Page 51: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

jasa baik untuk pasar di daerah maupun untuk pasar di luar daerah, maka

penjualan hasil ke luar daerah akan mendatangkan pendapatan ke dalam

daerah itu. Arus pendapatan itu akan menyebabkan kenaikan konsumsi

maupun investasi, yang pada akhirnya menaikkan pendapatan daerah dan

kesempatan kerja.

a) Classic location Quotient (SLQ)

Dirumuskan sebagai berikut :

SLQ =

Keterangan :

Qi = Keluaran sektor i nasional (Propinsi DIY)

qi = Keluaran sektor i regional (Kabupaten Bantul)

Qn = Keluaran total nasional (Propinsi DIY)

qr = Keluaran total regional (Kabupaten Bantul)

Berdasarkan formula tersebut menunjukkan bahwa koefisien LQ >

1, maka pada sektor tersebut cenderung akan mengekspor produksinya ke

wilayah lain, atau mungkin ekspor ke luar negeri. Sedangkan jika nilai

koefisien LQ < 1, ini berarti sektor tersebut cenderung mengimpor dari

wilayah lain atau dari luar negeri.

b) Dynamic Location Quotient

Dynamic Location Quotient (DLQ) adalah modifikasi dari

SLQ,dengan mengakomodasi faktor laju pertumbuhan keluaran sektor

ekonomi dari waktu ke waktu. DLQ dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut (dimodifikasi dari Saharuddin, 2006):

Page 52: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Keterangan :

DLQij = Indeks potensi sektor i di regional

gij = Laju pertumbuhan sektor i di regional

gj = Rata-rata laju pertumbuhan sektor di regional

Gi = Laju pertumbuhan sektor i di nasional

G = Rata-rata laju pertumbuhan sektor di nasional

t = Selisih tahun akhir dan tahun awal

IPPSij = Indeks Potensi Pengembangan sektor i di regional

IPPSi = Indeks Potensi Pengembangan sektor i di nasional

Nilai DLQ yang dihasilkan dapat diartikan sebagai berikut:

jika DLQ > 1, maka potensi perkembangan sektor i di suatu

regional lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di nasional.

Namun, jika DLQ < 1, maka potensi perkembangan sektor i di

regional lebih rendah dibandingkan nasional secara keseluruhan.

Gabungan antara nilai SLQ dan DLQ dijadikan kriteria dalam

menentukan apakah sektor ekonomi tersebut tergolong unggulan,

prospektif, andalan, dan kurang prospektif.

TABEL 3.1 Identifikasi SLQ dan DLQ

KRITERIA DLQ > 1 DLQ < 1

SLQ > 1 Unggulan Prospektif

SLQ < 1 Andalan Kurang Prosektif

Page 53: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share adalah yaitu teknik yang dipakai dalam

menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan

perekonomian nasional (Arsyad,1999 :139).Teknik ini menggambarkan

performance (kinerja) sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah dengan

membandingkan perekonomian nasional, sehingga dengan alat analisis

ini dapat diketahui dengan adanya pergeseran hasil pembangunan

perekonomian daerah bila di daerah tersebut mendapatkan kemajuan

yang sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional

(Soepono,1993 : 44).

Rumus Shift Share Klassik :

Dij = Nij + Mij + Cij

Keterangan :

Dij = Perubahan variabel output i di wilayah j

Nij = Pertumbuhan ekonomi nasional

Mij = Bauran industri sektor i di wilayah j

Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j

Dimana :

Dij = E*ij – Eij

Nij = Eij . rn

Mij = Eij . )

Cij = Eij . ( )

Page 54: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Keterangan :

Eij = Pendapatan sektor i di wilayah j pada awal tahun analisis

(Tahun 2007)

E*ij = Pendapatan sektor i tahun terakhir di wilayah j (Tahun

2011)

r = Pertumbuhan

rij = Laju pertumbuhan sektor i di daerah j

rin = Laju pertumbuhan i di propinsi

r = Laju pertumbuhan PDRB propinsi

Laju pertumbuhan PDRB propinsi maupun laju

pertumbuhan sektor i di sekitar daerah j diperoleh dari :

ij r = (E*ij – Eij) /Eij

rin = (E*ij – Ein) /Ein

rn = (E*n – En) / En

Dimana :

Eij = Pendapatan sektor i di wilayah j pada tahun 2007

E*ij = Pendapatan sektor i tahun 2011 di wilayah j

Ein = Pendapatan sektor i di propinsi pada tahun 2007

E*in = Pendapatan sektor i tahun 2011 di propinsi

En = nilai tambah PDRB propinsi pada tahun 2007

E*n = nilai tambah PDRB propinsi pada tahun 2011

Untuk suatu daerah pertumbuhan propinsi, bauran industri,

dan keunggulan kompetitif dapat dijumlahkan untuk semua sektor

Page 55: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

sebagai keseluruhan daerah, sehingga persamaan Shift Share untuk

sektor i di daerah j :

Dij = Eij.r + Eij r - r + Eij

3. Tipologi Klassen

Tipologi Klassen adalah alat analisis yang dapat digunakan

untuk mengidentifikasi sektor, subsektor, usaha, atau komoditi

unggulan suatu daerah. Dalam hal ini analisis Tipologi Klassen

dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah

dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang menjadi acuan atau nasional

dan membandingkan pangsa sektor, subsektor, usaha, atau komoditi

suatudaerah dengan nilai rata-ratanya di tingkat yang lebih tinggi atau

secara nasional. Hasil analisis Tipologi Klassen akan menunjukkan

letak posisi pertumbuhan dan pangsa sektor, subsektor, usaha, atau

komoditi pembentuk variabel regional suatu daerah.

Tipologi Klassen juga merupakan salah satu alat analisis

ekonomi regional, yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi

suatu daerah. Di dalam pengertian ini, Tipologi Klassen dilakukan

dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan

pertumbuhan ekonomi daerah yang menjadi acuan atau nasional dan

membandingkan pertumbuhan PDRB per kapita daerah dengan PDRB

per kapita daerah yang menjadi acuan atau PDB per kapita (secara

nasional).

Page 56: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Alat analisis Tipologi Klassen merupakan gabungan atau

perpaduan antara alat analisis hasil bagi lokasi atau Location Quotient

(LQ) dengan Model Rasio Pertumbuhan (MRP). Tipologi Klassen dapat

digunakan melalui dua pendekatan, yaitu sektoral maupun daerah. Data

yang biasa digunakan dalam analisis ini adalah data Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB).

Tabel 3.2 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Sektoral

Kuadran I

Sektor maju dan tumbuh dengan pesat gi>g, si>s

Kuadran II

Sektor maju tapi tertekan gi<g, si>s

Kuadran III

Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat

gi>g, si<s

Kuadran IV

Sektor relatif tertinggal gi<g, si<s

Tipologi Klassen dengan pendekatan sektoral menghasilkan

empat klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda sebagai

berikut:

a) Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (Kuadran I).

Kuadran ini merupakan kuadran sektor dengan laju

pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih besar dibandingkan

pertumbuhan daerah yang menjadi acuan atau secara nasional

(g) dan memiliki kontribusi terhadap PDRB (si) yang lebih

besar dibandingkan kontribusi sektor tersebu terhadap PDRB

daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi

ini biasa dilambangkan dengan gi>g dan si>s. Sektor dalam

kuadran I dapat pula diartikan sebagai sektor yang potensial

Page 57: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

karena memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa

yang lebih besar daripada daerah yang menjadi acuan atau

secara nasional.

b) Sektor maju tapi tertekan (Kuadran II). Sektor yang berada

pada kuadran ini memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang

lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang

menjadi acuan atau secara nasional (g), tetapi memiliki

kontribusi terhadap PDRB daerah (si) yang lebih besar

dibandingkan kontribusi nilai sektor tersebut terhadap PDRB

daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi

ini biasa dilambangkan dengan gi<g dan si>s. Sektor dalam

kategori ini juga dapat dikatakan sebagai sektor yang telah

jenuh.

c) Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat

(Kuadran III). Kuadran ini merupakan kuadran untuk sektor

yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih tinggi

dari pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau

secara nasional (g),tetapi kontribusi sektor tersebut terhadap

PDRB (si) lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor

tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau

secara nasional (s). Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan

gi>g dan si<s. Sektor dalam Kuadran III dapat diartikan

sebagai sektor yang sedang booming.

Page 58: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

d) Sektor relatif tertingggal (Kuadran IV). Kuadran ini ditempati

oleh sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang

lebih rendah daripada pertumbuhan PDRB daerah yang

menjadi acuan atau secara nasional (g) dan sekaligus memiliki

kontribusi tersebut terhadap PDRB (si) yang lebih kecil

daripada nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah

yang menjadi acuan atau secara nasional (s).

Page 59: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

Analisis Data dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Keadaan Geografis

Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini

terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78

kecamatan dan 438desa/kelurahan. DIY terletak di bagian tengah-

selatan pulau Jawa, secara geografis terletak pada 7o3’-8o12’ Lintang

Selatan dan 110o00’-110o50’ Bujur Timur. Berdasarkan atas bentang alam,

wilayah DIY dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan

fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Selatan atau

Pegunungan Seribu, satuan fisio- grafi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan

fisiografi Dataran Rendah. DIY secara administratif berbatasan dengan :

a) Sebelah utara : Kabupaten Sleman

b) Sebelah timur : Kabupaten Bantul & Sleman

c) Sebelah selatan : Kabupaten Bantul

d) Sebelah barat : Kabupaten Bantul & Sleman

2. Luas Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi

atas tanah sawah, tanah kering bangunan, hutanrakyat, hutan negara, dan

jalan. Penggunaan lahan per kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 60: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 4.1 Penggunahan Lahan DIY 2010

Sumber : BPS DIY, 2010

3. Demografi

a) Penduduk

Penduduk DIY pada tahun 2010 mencapai 3.343.651 orang atau

1,51% dari total penduduk Indonesia dengan kepadatan penduduk 1067,19

orang/km2.

Tabel 4.2 Penduduk DIY 2010

Kabupaten Jumlah Penduduk Jumlah KK

Kulon Progo 374.142 104.508

Sleman 1.026.596 254.522

Yogyakarta 443.112 86.629

Bantul 820.541 215.678

Gunung Kidul 683.443 185.400 Sumber : BPS DIY, 2010

b) Ketenagakerjaan

Pada tahun-tahun mendatang kecenderungan jumlah angkatan kerja

akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Besarnya jumlah angkatan kerja

yang bekerja memberikan iklim yang kondusif untuk pembangunan

ekonomi dan pemerataan pendapatan, jika disertai dengan ketersediaan

Page 61: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

lapangan kerja secara memadai. Jumlah angkatan kerja di DIY

menunjukkan peningkatan yaitu pada tahun 2003 sejumlah 1.756.662

orang; tahun 2004 sejumlah 1.815.362 orang; tahun 2005 sejumlah

1.851.209 orang; tahun 2006 sejumlah 1.871.974 orang; dan tahun 2007

sejumlah1.954.419 orang.

Berdasarkan data tahun 2003 – 2008 tingkat partisipasi angkatan

kerja (TPAK) Provinsi DIY yang merupakan persentase antara jumlah

penduduk angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja

menunjukkan angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar

78,75%, sedangkan tingkat pengangguran terbuka (open unemployement)

atau TPT yang merupakan persentase perbandingan antara jumlah

penduduk yang ingin/sedang mencari pekerjaan dengan angkatankerja juga

menunjukkan angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar

5,90%.

Tabel 4.3 Ketenagakerjaan DIY Tahun 2008-2010

DATA 2008 2.009 2.010

Penduduk 15 Tahun keatas 2.774.855 2.780.423 2.838.694

Angkatan Kerja 1.706.691 1.808.143 1.880.664

Kesempatan Kerja 1.555.101 1.659.447 1.728.068

Penganggur Terbuka 82.503 97.758 98.433 Sumber : Disnakertrans, 2010

4. Ekonomi

perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2010

menunjukkan perkembangan yang menggembirakan khususnya pada

triwulan I – III 2010, namun agak terganggu memasuki triwulan IV karena

Page 62: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

erupsi Merapi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2010 tumbuh

4,87% yoy, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi tahun

2009 sebesar 4,39% yoy. Di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan

ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Peningkatan

konsumsi rumah tangga didukung oleh daya beli yang masih terjaga dan

dukungan pembiayaan yang meningkat. Sedangkan peningkatan investasi

didukung oleh tingginya kepercayaan pengusaha terhadap prospek

ekonomi dan sudah dimulai pembangunan beberapa proyek besar. Di sisi

sektoral, percepatan pertumbuhan didukung oleh sektor Perdagangan Hotel

& Restoran dan sektor Jasa-jasa. Tingginya kegiatan Meeting, Incentive,

Conference dan Exhibition (MICE) yang diselenggarakan di DIY

mendorong kinerja sektor PHR dan juga sektor Pengangkutan &

Komunikasi tumbuh lebih tinggi. Sementara itu, membaiknya permintaan

eksternal dan domestik mendorong perkembangan di sektor Industri

Pengolahan.

Perkembangan ekonomi daerah istimewa Yogyakarta (DIY) pada

tahun 2011 semakin membaik, walaupun dampak erupsi Merapi yang

terjadi pada akhir tahun 2010 masih terasa hingga paruh pertama tahun

2011. Memasuki semester II tahun 2011, sejalan dengan perkembangan

ekonomi Indonesia dan selesainya periode tanggap darurat Merapi,

pertumbuhan ekonomi DIY tumbuh cukup tinggi. Hal ini menyebabkan

perekonomian DIY untuk keseluruhan tahun tumbuh 5,16. Dari sisi

permintaan, pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh konsumsi, baik

konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah, dan investasi.

Page 63: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tingginya permintaan domestik menjadi penopang pertumbuhan ekonomi

di tahun 2011. Sementara itu, dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi

terjadi pada semua sektor, kecuali sektor pertanian yang mengalami

penurunan sebagai dampak dari erupsi Merapi. Sektor dominan penopang

pertumbuhan ekonomi tahun 2011 adalah sektor Perdagangan Hotel dan

Restoran (PHR); sektor Jasa-jasa; dan sektor Industri Pengolahan.

Sementara, inflasi tahunan Kota Yogyakarta pada tahun 2011

mencapai 3,88% yoy, turun tajam dibandingkan inflasi tahun sebelumnya

7,38%, namun sedikit lebih tinggi dibanding inflasi Nasional sebesar

3,78% yoy. Relatif terkendalinya inflasi di Kota Yogyakarta selama tahun

2011 antara lain disebabkan oleh tersedianya pasokan dan stok komoditas

pokok yang terjaga yang didukung oleh relatif efektifnya Tim

Pengendalian Inflasi (TPI) Daerah Istimewa Yogyakarta. Disamping itu,

minimnya kebijakan harga komoditas yang diatur oleh pemerintah

(administered price) juga mempunyai pengaruh terhadap inflasi di Kota

Yogyakarta. Di level nasional, kebijakan pemerintah yang cukup responsif

antara lain secara terukur melakukan impor komoditas pokok dan

melakukan intervensi pasar untuk menjaga keseimbangan permintaan dan

penawaran, nilai tukar yang menguat, dan ekspektasi inflasi yang

membaik dapat menekan kenaikan harga.

PDRB DIY tumbuh 7,96% dibandingkan dengan triwulan II,

terutama didorong oleh sektor jasa. Badan Pusat Statistik (BPS) DIY

melaporkan perekonomian DIY pada triwulan III/2011 tumbuh 7,96% dari

triwulan sebelumnya.Secara year on year atau jika dibandingkan dengan

Page 64: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

triwulan III/2010, perekonomian DIY tumbuh 5,27%. Secara kumulatif

dari triwulan I-III 2011 tetap tumbuh 5,14%.

B. Gambaran Umum Kabupaten Bantul

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44 – 08° 00

Selatan dan 110° 12 – 110° 31

Kabupaten Bantul 508,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah Propinsi DIY)

dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari separonya

(60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari

: Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang

membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 % dari seluruh

wilayah). Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landai yang merupakan

daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 %). Bagian Timur,

adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih

baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%). Bagian

Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah

dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlaguna, terbentang

di Pantai Selatan mulai dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek.

Kabupaten Bantul dialiri 6 Sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan

panjang 114 km2, yaitu :

a) Sungai Oyo : 35,75 km

b) Sungai Opak : 19,00 km

c) Sungai Code : 7,00 km

Page 65: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

d) Sungai Winongo : 18,75 km

e) Sungai Bedog : 9,50 km

f) Sungai Progo : 24,00 km

Kabupaten Bantul secara administratif berbatasan dengan :

a) Utara : Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman

b) Timur : Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Sleman

c) Selatan : Samudra Hindia

d) Barat : Kabupaten Kulonprogo

2. Luas penggunaan Lahan

Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran

pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bantul. Penggunaan lahan bisa

diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu: Kampung/Permukiman,

Sarana Sosekbud, Pertanian, Perhubungan, Perindustrian, Pariwisata, per

tambangan, Hutan, dan Air Permukaan. Selain itu pada tahun 2009 juga

telah terjadi alih fungsi lahan, dari tanah pertanian menjadi permukiman

atau tempat usaha, hal tersebut berdasarkan dari analisis ijin pengeringan

selama tahun 2008. Dengan adanya alih fungsi lahan dari pertanian

menjadi non pertanian harus mendapat perhatian khusus, karena

dimungkinkan akan adanya penyusutan dalam hal hasil pertanian.

Page 66: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.4 Penggunaan Lahan Kab. Bantul Tahun 2010

No Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan (Ha)

Jumlah Kampung Sawah

Kebun Campur

Tegalan Hutan Tanah

Tandus Lain-lain

1. Srandakan 75,32 484,46 694,00 53,00 - 129,00 428,22 1.834,00

2. Sanden 51,59 837,28 896,00 123,00 - 119,00 300,12 2.327,00

3. Kretek 38,58 954,76 470,00 209,55 - 302,00 575,11 2.550,00

4. Pundong 82,60 875,77 733,50 456,00 - - 228,13 2.376,00

5. Bambanglipuro 174,09 1.164,61 819,00 - - - 123,31 2.282,00

6. Pandak 88,76 986,19 1.063,00 44,00 - - 247,05 2.429,00

7. Pajangan 112,35 281,67 2.295,00 431,84 - - 196,85 3.319,00

8. Bantul 170,05 1.216,37 689,00 2,00 - - 121,59 2.199,00

9. Jetis 406,54 1.384,10 513,00 105,00 - - 187,46 2.560,00

10. Imogiri 238,89 923,57 1.186,00 2.128,00 187,00 23,00 1.094,54 5.781,00

11. Dlingo 121,55 261,00 1.460,00 1.705,42 1.198,00 - 888,04 5.634,00

12. Banguntapan 422,56 1.343,06 655,95 7,68 - - 196,99 2.629,00

13. Pleret 233,12 719,38 356,00 634,99 - - 184,51 2.128,00

14. Piyungan 334,20 1.328,13 717,00 551,16 - - 381,01 3.312,00

15. Sewon 469,88 1.417,90 645,97 2,00 - - 139,18 2.676,00

16. Kasihan 549,01 826,05 1.568,00 107,15 - - 146,50 3.238,00

17. Sedayu 273,26 981,91 1.841,04 72,20 - - 242,59 3.411,00

Jumlah 3770,13 16.085,64 16.603,08 6.637,94 1.385,00 573,00 5.630,21 50.685,00 Sumber : Kantor BPN Bantul, 2010

3. Demografi

a) Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada tahun 2010 tercatat

sebanyak 910.572 jiwa. Kepadatan Penduduk diklasifikasikan menjadi

beberapa kategori, kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah

penduduk pada suatu daerah perkilometer persegi. Kepadatan penduduk

geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan

penduduk di suatu daerah (wikipedia:2010). Daerah dengan kepadatan

penduduk geografisnya yang tinggi terletak pada Kecamatan Sewon,

Page 67: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Banguntapan dan kasihan sedangkan daerah dengan kepadatan penduduk

geografis rendah terletak di Kecamatan Dlingo, Pajangan, dan Pleret.

Tabel 4.5 Kepadatan penduduk Geografis

Sumber : BPS Kabupaten Bantul, 201

Sumber : BPS Kabupaten Bantul, 2010

b) Ketenagakerjaan

Aspek ketenagakerjaan juga merupakan salah satu potensi dari

pembangunan sangat menentukan kerberhasilan proses pembangunan itu

sendiri. Permasalahan yang timbul dalam aspek ketenagakerjaan adalah

apabila SDM di usia produktif banyak yang menjadi pengangguran. Hal

ini tentunya mengakibatkan terbentuknya permasalahan sosial yang

memerlukan perhatian tersendiri. Sementara untuk menangani masalah

pengangguran yang muncul akibat krisis yang berdampak pada semua

No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan / Km2

1. Srandakan 18,32 28.582 1.560

2. Sanden 23,16 29.636 1.280

3. Kretek 27,77 29.135 1.088

4. Pundong 23,68 31.603 1.335

5. Bambanglipuro 22,7 37.311 1.644

6. Pandak 24,3 46.674 1.962

7. Bantul 21,95 59.234 2.699

8. Jetis 24,47 51.927 2.284

9. Imogiri 54,49 56.151 1.030

10. Dlingo 55,87 35.542 636

11. Pleret 22,97 43.185 1.880

12. Piyungan 32,54 48.646 1.495

13. Banguntapan 28,48 120.123 4.218

14. Sewon 27,16 104.168 3.835

15. Kasihan 32,38 110.427 3.410

16. Pajangan 33,25 32.810 987

17. Sedayu 33,36 44.418 1.293

Jumlah 506,85 910.572 1.910

Page 68: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

lini kehidupan. Jika pada tahun 2009 terdapat 29.819 pengangguran dari

segala tingkat pendidikan, maka pada tahun 2010 angka pengangguran

meningkat menjadi 30.139 orang. Komposisi pencari kerja yang terdaftar

berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut 16.091wanita dan

14.408 laki-laki seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.6 JumlahAngkatan Kerja Tahun 2009-2010

No Kecamatan Angkatan Kerja 2009 Angkatan Kerja 2010

Bekerja Pengangguran Bekerja Pengangguran

1. Srandakan 16.404 845 17.446 333

2. Sanden 16.748 1.771 18.827 2.747

3. Kretek 17.727 1.771 18.827 766

4. Pundong 14.244 1.219 15.702 481

5. Bambanglipuro 24.646 2.594 27.637 2.921

6. Pandak 27.280 1.755 30.206 1.324

7. Bantul 33.371 1.814 33.747 4.239

8. Jetis 27.429 2.119 27.562 1.579

9. Imogiri 32.911 2.076 32.970 3.855

10. Dlingo 21.374 2.060 21.894 1.181

11. Pleret 17.026 2.020 19.562 792

12. Piyungan 16.902 1.517 17.801 942

13. Banguntapan 44.802 2.704 50.857 2.022

14. Sewon 51.179 902 49.509 4.088

15. Kasihan 37.163 1.777 44.358 2.726

16. Pajangan 20.349 833 20.005 962

17. Sedayu 18.802 1.182 28.001 1.315

Jumlah 438.455 29.819 481.422 30.139 Sumber : Disnakertrans, 2011

Page 69: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.7 Angkatan Kerja Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin

Sumber : Disnakertrans, 2011

4. Ekonomi

Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengidentifikasi

pertumbuhan dan struktur ekonomi di suatu daerah adalah Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). PDRB juga merupakan indikator untuk mengukur

kinerja daerah dalam membangun daerah Kabupaten Bantul yang dihitung

dengan mengunakan harga konstan.Kemampuan Kabupaten Bantul dalam

meningkatkan kapasitas produksi terus mengalami peningkatan. Hal ini

terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang terus berada diatas angka 4%

dalam lima tahun terakhir. Bahkan dalam dua tahun terakhir pertumbuhan

ekonomi selalu mengalami percepatan, setelah sempat melambat pada tahun

2009 akibat krisis global. Pada tahun 2011 ini pertumbuhan ekonomi Bantul

mencapai 5,27 persen. Membaiknya perekonomian Bantul disebabkan oleh

membaiknya tiga sektor non pertanian yang selama ini menyusun

perekonomian daerah ini yaitu sektor industri pengolahan; sektor

No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah

1 ANGKATAN KERJA

a.Bekerja 209.003 191.286 400.289

b.Penganggur 14.048 16.091 30.139

Jumlah Penduduk Angkatan Kerja (I) 223.051 207.337 430.428

2 BUKAN ANGKATAN KERJA

a.Sekolah 66.523 66.707 133.230

b.Mengurus Rumah Tangga 3.899 41.251 45.150

c.Lainnya 15.924 13.251 29.175

Jumlah Penduduk Bukan Angkatan Kerja (II) 86.346 121.209 207.555

Jumlah Penduduk Usia Kerja (I)+(II) 309.397 328.586 637.983

3 TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) 579.970 590.425 637.983

4 TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) 14.408 16.091 30.139

Page 70: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

perdagangan hotel & restoran; dan sektor jasa-jasa. Ketiga sektor tersebut

tumbuh diatas angka 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Sektor Basis

a. Kontribusi Sektor

Analisis ini digunakan untuk melihat perubahan sektoral di

Kabupaten Bantul dari tahun 2007-2011. Salah satu indikator terjadinya

perubahan struktur ekonomi adalah terjadinya perubahan kontribusi

sektoral di dalam PDRB yang dapat dilihat dari tingkat kontribusi salah

satu atau beberapa sektor ekonomi atau sebaliknya terjadi penurunan

kontribusi salah satu sektor ekonomi.

Tabel 4.8 Kontribusi PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga

Konstan

No Uraian Tahun Rata-

rata 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 24,3% 24,3% 24,3% 23,5% 22,8% 23,8% 2 Pertambangan dan penggalian 1,0% 1,0% 0,9% 0,9% 0,9% 0,9% 3 Industri Pengolahan 16,9% 16,5% 16,2% 16,3% 16,3% 16,4% 4 Listrik, Gas dan air Minum 0,8% 0,9% 0,9% 0,9% 0,9% 0,89% 5 Bangunan 12,0% 12,1% 11,5% 11,5% 11,6% 11,7% 6 Perdagangan, restoran, dan hotel 19,1% 19,4% 19,8% 19,9% 20,2% 19,7% 7 Angkutan dan Komunikasi 6,8% 6,9% 7,1% 7,2% 7,4% 7,1% 8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 5,9% 5,9% 6,1% 6,4% 6,5% 6,1% 9 Pemerintahan dan Jasa 13,1% 13,1% 13,2% 13,4% 13,5% 13,3%

TOTAL 100% 100% 100% 100% 100% 100% Sumber : BPS Kabupaten Bantul, data diolah.

Pada Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2007-2011

rata-rata kontribusi dari 9 sektor ekonomi yang memiliki kontribusi paling

tinggi terhadap PDRB di Kabupaten Bantul adalah sektor pertanian

sebesar 23,8% kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, restoran, dan

Page 71: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

hotel sebesar 19,7% serta industri pengolahan sebesar 16,4%; sektor

pemerintahan & jasa sebesar 13,3%; sektor bangunan sebesar 11,7%;

sektor angkutan dan komunikasi sebesar 7,1%; sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan sebesar 6,1%; sektor pertambangan dan

penggalian 0,9%; serta sektor yang menyumbang kontribusi terkecil yaitu

sektor listrik, gas dan air sebesar 0,89%. Sektor pertanian masih

merupakan komponen terpenting penyusun PDRB sampai dengan tahun

2011, kontribusi pada sektor pertanian sebesar 22,8% mengalami

pergeseran sedikit dibanding peranan sektor pertanian pada tahun 2010

yang mencapai 23,50%. Di sini dapat terlihat bahwa sektor pertanian

mengalami penurunan sebesar 0,7%. Dari sisi transformasi struktural,

sektor primer sudah mengalami pegeseran ke arah sektor sekunder dan

tersier. Sektor primer mempunyai peranan sebesar 24,7% lebih kecil

dibandingkan dengan share sektor sekunder yang memberikan kontribusi

sebesar 28,9% dan sektor tersier sebesar 46,2%.

Tabel 4.9 Kontribusi Sektor Provinsi DIY Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga

Konstan

Sumber : BPS DIY, data diolah.

No Uraian Tahun Rata-

rata 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 18,2% 18,3% 18,2% 17,3% 16,1% 17,61% 2 Pertambangan dan penggalian 0,8% 0,7% 0,7% 0,7% 0,7% 0,71% 3 Industri Pengolahan 13,8% 13,3% 13,0% 13,3% 13,5% 13,39% 4 Listrik, Gas dan air Minum 0,9% 0,9% 0,9% 0,9% 0,9% 0,91% 5 Bangunan 9,5% 9,6% 9,6% 9,7% 9,9% 9,64% 6 Perdagangan, restoran, dan hotel 20,5% 20,5% 20,7% 20,8% 20,8% 20,69% 7 Angkutan dan Komunikasi 10,3% 10,5% 10,6% 10,7% 11,0% 10,60% 8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 9,3% 9,3% 9,5% 9,6% 9,9% 9,52% 9 Pemerintahan dan Jasa 16,8% 16,8% 16,8% 17,0% 17,3% 16,93%

TOTAL 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 72: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu

tahun 2007-2011 laju pertumbuhan PDRB Provinsi DIY secara sektoral

adalah sebagai berikut: kontribusi tertinggi adalah sektor perdagangan,

restoran, dan hotel sebesar 20,69% kemudian diikuti oleh sektor pertanian

sebesar 17,61%; kemudian sektor pemerintahan dan jasa sebesar 16,93%;

sektor industri pengolahan sebesar 13,39%; sektor angkutan dan

komunikasi sebesar 10,60%; sektor bangunan sebesar 9,64%; sektor

keuangan, sewa, dan jasa perusahaan sebesar 9,52%; sektor listrik, gas,

dan air minum sebesar 0,91%, sektor pertambangan dan penggalian

merupakan penyumbang PDRB terkecil yaitu sebesar 0,71%.

b. Pertumbuhan Ekonomi

Analisis ini digunakan untuk menunjukkan pertumbuhan masing-

masing sektor dari tahun ke tahun dengan memperbandingkan perubahan

pendapatan suatu sektor dengan pendapatan sektor tersebut pada tahun

sebelumnya. Kondisi perekonomian suatu daerah salah satunya dapat

dilihat dari PDRB sebagai indikator perkembangan dalam kegiatan

ekonomi suatu masyarakat setiap tahun.

Page 73: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 4.10 Pertumbuhan Sektor PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2008-2011 Atas

Dasar Harga Konstan

No Uraian Tahun Rata-

rata 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 5,0% 4,5% 1,5% 1,8% 3,2% 2 Pertambangan dan penggalian 2,3% -0,1% 2,1% 0,1% 1,1% 3 Industri Pengolahan 2,4% 2,4% 6,1% 5,0% 4,0% 4 Listrik, Gas dan air Minum 8,1% 8,8% 5,3% 4,6% 6,7% 5 Bangunan 5,7% -0,6% 4,6% 6,3% 4,0% 6 Perdagangan, restoran, dan hotel 6,5% 6,3% 5,8% 6,9% 6,4% 7 Angkutan dan Komunikasi 5,9% 7,8% 7,1% 7,3% 7,0%

8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 5,1% 8,4% 9,2% 7,8% 7,6%

9 Pemerintahan dan Jasa 4,3% 5,6% 6,2% 6,4% 5,64% PDRB 4,9% 4,5% 5,0% 5,3% 4,9% Sumber : BPS Kabupaten Bantul, data diolah.

Pada Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2008-2011

rata-rata laju pertumbuhan dari 9 sektor ekonomi yang paling tinggi

terhadap PDRB di Kabupaten Bantul yaitu sektor keuangan, sewa, dan jasa

perusahaan sebesar 7,6%; kemudian diikuti oleh sektor angkutan dan

komunikasi sebesar 7,0%; sektor listrik, gas, dan air minum sebesar 6,7%;

sektor perdagangan, restoran, dan hotel sebesar 6,4%; sektor pemerintahan

dan jasa sebesar 5,64%; sektor bangunan dan industri pengolahan masing-

masing sebesar 4%; sektor pertanian sebesar 3,2%; dan sektor

pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan rata-rata

pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 1,1%. Jadi jika dihitung secara

keseluruhan maka rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul adalah

sebesar 4,9%. Sektor listrik, gas, dan air minum yang semula mempunyai

pertumbuhan tertinggi sebesar 8,1% pada tahun 2008 mengalami

penurunan dari tahun ke tahun, sehingga pada tahun 2011 pertumbuhannya

hanya mencapai 4,6%. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan

Page 74: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

tertinggi di tahun 2011 adalah sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan

sebesar 7,8 persen.

Tabel 4.11 Pertumbuhan Sektor PDRB DIY Tahun 2008-2011 Atas Dasar Harga

Konstan

No Uraian Tahun Rata-

rata 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 5,7% 3,4% -0,3% -2,1% 1,7% 2 Pertambangan dan penggalian 0,0% 0,3% 0,9% 12,0% 3,3% 3 Industri Pengolahan 1,4% 1,9% 7,0% 6,8% 4,3% 4 Listrik, Gas dan air Minum 5,5% 6,1% 4,0% 4,3% 5,0% 5 Bangunan 6,1% 4,6% 6,1% 7,2% 6,0% 6 Perdagangan, restoran, dan hotel 5,3% 5,4% 5,3% 5,2% 5,3% 7 Angkutan dan Komunikasi 7,1% 6,0% 5,7% 8,0% 6,7% 8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 5,8% 6,1% 6,4% 7,9% 6,6% 9 Pemerintahan dan Jasa 4,9% 4,5% 6,4% 6,5% 5,59%

PDRB 5,0% 4,4% 4,9% 5,2% 4,9% Sumber : BPS DIY, data diolah.

Pada Tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2008-2011

rata-rata laju pertumbuhan dari 9 sektor ekonomi yang paling tinggi

terhadap PDRB di Provinsi DIY yaitu sektor angkutan dan komunikasi

sebesar 6,7%; kemudian diikuti oleh sektor keuangan, sewa, dan jasa

perusahaan sebesar 6,6%; sektor bangunan sebesar 6,0%; sektor

pemerintahan dan jasa sebesar 5,59%; sektor perdagangan, restoran, dan

hotel sebesar 5,3%; sektor listrik, gas, dan air minum sebesar 5,0%; sektor

industri pengolahan sebesar 4,3%; sektor pertambangan dan penggalian

3,3%; dan sektor pertanian merupakan sektor dengan rata-rata

pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 1,7%. Jadi jika dihitung secara

keseluruhan maka rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul adalah

sebesar 4,9%.

Page 75: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

c. Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk menentukan

basis ekonomi suatu daerah atau wilayah dari kriteria kontribusi. Melalui

analisis ini dapat diketahui sektor-sektor yang memiliki kelebihan produksi

sehingga mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain. Sektor yang

mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain disebut dengan sektor

basis, sedangkan sektor yang tidak mampu mengekspor ke daerah atau

wilayah lain disebut dengan sektor non basis.Terdapat 3 kategori dari hasil

Location Quotient dalam perekonomian yaitu :

1) Jika LQ > 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/

kabupaten lebih berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan

di tingkat provinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah di kota/

kabupaten memiliki keunggulan komparatif dan dikategorikan

sebagai sektor basis.

2) Jika LQ = 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/

kabupaten maupun di tingkat provinsi memiliki tingkat

spesialisasi atau dominasi yang sama.

3) Jika LQ < 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/

kabupaten kurang berspesialisasi dan dominan dibandingkan di

tingkat provinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah di kota

atau kabupaten dikategorikan sebagai sektor non basis.

Berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ) dari PDRB

atas dasar harga konstan di Kabupaten Bantul selama tahun 2007-2011

,maka diperoleh hasil :

Page 76: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 4.12 Analisis Location Quotient PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011

Atas Dasar Harga Konstan

No Uraian Tahun Rata-

rata 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 1,334 1,326 1,340 1,363 1,416 1,356 2 Pertambangan dan penggalian 1,342 1,375 1,369 1,384 1,237 1,341 3 Industri Pengolahan 1,222 1,235 1,242 1,230 1,208 1,227 4 Listrik, Gas dan air Minum 0,937 0,962 0,985 0,997 1,000 0,976 5 Bangunan 1,266 1,263 1,199 1,181 1,170 1,216 6 Perdagangan, restoran, dan hotel 0,932 0,945 0,952 0,955 0,970 0,951 7 Angkutan dan Komunikasi 0,664 0,658 0,669 0,677 0,672 0,668 8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 0,634 0,630 0,644 0,660 0,658 0,645 9 Pemerintahan dan Jasa 0,783 0,779 0,787 0,785 0,783 0,783

Sumber : BPS, data diolah.

Dari hasil perhitungan rata-rata LQ selama tahun 2007-2011,

maka dapat diketahui bahwa pada Kabupaten Bantul yang menjadi sektor

basis atau yang hasil rata-rata perhitungan LQ > 1 yaitu:

SEKTOR LQ Sektor pertanian 1,356 Sektor pertambangan dan penggalian 1,341 Sektor pengolahan 1,227 Sektor bangunan 1,216

Sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, pengolahan, serta

sektor bangunan tersebut yang merupakan sektor yang memiliki

keunggulan kompetitif di Kabupaten Bantul dan lebih dominan bila

dibandingkan di tingkat Provinsi DIY serta dikategorikan sebagai sektor

basis yang mampu memenuhi kebutuhan daerah atau wilayahnya dan

mampu diekspor ke luar daerah. Sektor basis tersebut diharapkan dapat

mampu meningkatkan pertumbuhan PDRB dan menciptakan lapangan

pekerjaan yang baru. Setelah diketahuinya sektor basis tersebut, maka

Page 77: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

akan mudah untuk meningkatkan PDRB Kabupaten Bantul karena sektor-

sektor tersebut layak untuk dikembangkan.

Dan yang terakhir adalah sektor yang memiliki rata-rata LQ < 1 di

Kabupaten Bantul pada tahun 2007-2011 yaitu sektor :

a) Listrik, gas, dan air minum (0,976)

b) Perdagangan, restoran, dan hotel (0,951)

c) Angkutan dan Komunikasi (0,668)

d) Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan (0,658)

e) Pemerintahan dan Jasa (0,783)

Sektor-sektor tersebut tergolong sektor non basis karena sektor-sektor

tersebut di tingkat Kabupaten Bantul kurang/tidak berspesialisasi atau

kurang dominan dibandingkan di tingkat Provinsi DIY.

2. Struktur Ekonomi

a. Analsisis Shift Share

Alat analisis ini dugunakan untuk mengetahui pengaruh dari

pertumbuhan Provinsi DIY sebagai daerah referensi (Nij) terhadap

perekonomian di Kabupaten Bantul sebagai daerah studi/acuan. Untuk

mengetahui pertumbuhan PDRB riil selama tahun penelitian yaitu 2007-

2011 dan untuk mengetahui pengaruh dari bauran industri (Mij) dan

Keunggulan Kompetitif (Cij) terhadap perekonomian Kabupaten Bantul.

Page 78: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.13 Perhitungan Shift Share Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011

(Juta)

No Uraian Nij Mij Cij Dij

1 Pertanian 20628,207 14024,184 55994,566 111.946 2 Pertambangan dan penggalian 861,5658 2894,350 -3092,500 1.553 3 Industri Pengolahan 14325,2688 75727,149 -6900,549 97.943 4 Listrik, Gas dan air Minum 720,6324 4802,942 2407,358 8.675 5 Bangunan 10176,8724 87899,695 -39348,395 69.236 6 Perdagangan, restoran, dan hotel 16221,2646 118419,839 33636,111 185.026 7 Angkutan dan Komunikasi 5776,4244 57802,075 3842,225 73.385 8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 4981,7706 48418,633 10500,817 69.045 9 Pemerintahan dan Jasa 11152,164 87336,050 1104,950 111.108

TOTAL 84844,17 497324,916 58144,584 727.917 Sumber : BPS, data diolah

Keterangan :

a) Nij = pengaruh pertumbuhan provinsi.

b) Mij = pengaruh bauran industri.

c) Cij = pengaruh keunggulan kompetitf.

d) Dij = kinerja perekonomian perubahan variabel output i di

wilayah Kabupaten Bantul.

Hasil dari analisis shift share pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa

besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Bantul selama tahun 2007-2011 meningkat yaitu

sebesarRp.727.917 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh

faktor-faktor sebagai berikut :

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Propinsi (Nij)

Pertumbuhan ekonomi DIY selama tahun 2007-2011

telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB pada

Kabupaten Bantul sebesar Rp.84.844.170. Hal ini

Page 79: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kabupaten Bantul

sangat ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi provinsi DIY.

Peningkatan terjadi pada semua sektor dan sektor yang

memberikan kontribusi terbesar adalah sektor pertanian

sebesar Rp.20.628.200, diikuti oleh sektor perdagangan,

restoran, dan hotel sebesar Rp.16.221.260, kemudian diikuti

oleh sektor industri pengolahan sebesar Rp.14.325.260, lalu

sektor pemerintahan dan jasa sebesar Rp.11.152.164, sektor

bangunan sebesar Rp.10.176.870, sektor angkutan dan

komunikasi sebesar Rp.5.776.424,4, sektor lembaga keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp.4.981.770,6, sektor

pertambangan dan penggalian sebesar Rp.861.565,8, sektor

listrik, gas dan air sebesar Rp.720.632,4.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Berdasarkan hasil analisis shift share pada tabel 4.13

menunjukkan bahwa pengaruh bauran industri secara

keseluruhan terhadap pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul

selama tahun 2007-2011 mengalami peningkatan sebesar

Rp.497.324.916. Hal ini berarti bahwa kegiatan ekonomi di

Kabupaten Bantul pada selama periode 2007-2011 dianggap

berkembang dengan baik. Oleh karena itu, pengaruh bauran

industri dari semua sektor di Kabupaten Bantul pada tahun

tersebut mengalami perkembangan yang lebih tinggi dari

perkembangan sektor yang sama di propinsi DIY.

Page 80: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Berdasarkan hasil analisis shift share pada tabel 4.13

menunjukkan bahwa sebagian besar nilai komponen

keunggulan kompetitif di Kabupaten Bantul pada tahun 2007-

2011 berdampak positif bagi PDRB Kabupaten Bantul yaitu

sebesar Rp.58.144,584, kecuali pada sektor pertambangan dan

penggalian, sektor industri pengolahan, dan sektor bangunan.

Peningkatan terjadi pada sebagian besar sektor dan sektor yang

memberikan kontribusi terbesar adalah sektor pertanian

sebesar Rp.55.994.566, kemudian diikuti oleh sektor

perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp.33.636.111, sektor

keuangan, sewa, dan jasa perusahaan sebesar Rp.10.500.817,

sektor angkutan dan komunikasi sebesarRp.3.842.225, sektor

listrik, gas, dan air minum sebesar Rp.2.407.358, sektor jasa

dan pemerintahan adalah penyumbang Cij terkecil

dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar Rp.1.104.950.

3. Sektor Potensial

a. Analisis Tipologi Klassen

Tipologi Klassen juga merupakan salah satu alat analisis ekonomi

regional, yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui

gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi suatu

daerah. Di dalam pengertian ini, Tipologi Klassen dilakukan dengan

membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan pertumbuhan

ekonomi daerah yang menjadi acuan atau nasional dan membandingkan

Page 81: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pertumbuhan PDRB per kapita daerah dengan PDRB per kapita daerah

yang menjadi acuan atau PDB per kapita (secara nasional).

Tabel 4.14 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Sektoral

Kuadran I

Sektor maju dan tumbuh dengan pesat gi>g, si>s

Kuadran II

Sektor maju tapi tertekan gi<g, si>s

Kuadran III

Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat

gi>g, si<s

Kuadran IV

Sektor relatif tertinggal gi<g, si<s

Tipologi Klassen dengan pendekatan sektoral menghasilkan empat

klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda sebagai berikut:

1) Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (Kuadran I).

Kuadran ini merupakan kuadran sektor dengan laju

pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih besar dibandingkan

pertumbuhan daerah yang menjadi acuan atau secara nasional

(g) dan memiliki kontribusi terhadap PDRB (si) yang lebih

besar dibandingkan kontribusi sektor tersebu terhadap PDRB

daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi

ini biasa dilambangkan dengan gi>g dan si>s. Sektor dalam

kuadran I dapat pula diartikan sebagai sektor yang potensial

karena memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa

yang lebih besar daripada daerah yang menjadi acuan atau

secara nasional.

Page 82: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2) Sektor maju tapi tertekan (Kuadran II). Sektor yang berada pada

kuadran ini memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi

acuan atau secara nasional (g), tetapi memiliki kontribusi

terhadap PDRB daerah (si) yang lebih besar dibandingkan

kontribusi nilai sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang

menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi ini biasa

dilambangkan dengan gi<g dan si>s. Sektor dalam kategori ini

juga dapat dikatakan sebagai sektor yang telah jenuh.

3) Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat

(Kuadran III). Kuadran ini merupakan kuadran untuk sektor

yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih tinggi

dari pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau

secara nasional (g), tetapi kontribusi sektor tersebut terhadap

PDRB (si) lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor

tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau

secara nasional (s). Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan

gi>g dan si<s. Sektor dalam Kuadran III dapat diartikan

sebagai sektor yang sedang booming. Meskipun pangsa pasar

daerahnya relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata nasional.

4) Sektor relatif tertingggal (Kuadran IV). Kuadran ini ditempati

oleh sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang

lebih rendah daripada pertumbuhan PDRB daerah yang

menjadi acuan atau secara nasional (g) dan sekaligus memiliki

Page 83: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

kontribusi tersebut terhadap PDRB (si) yang lebih kecil

daripada nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah

yang menjadi acuan atau secara nasional (s).

Tabel 4.15 Perhitungan Tipologi Klassen Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011

Sektor

PDRB Tahun 2007-2011

Klasifikasi Bantul DIY Rata-rata

Share Rata-rata Growth

Rata-rata Share

Rata-rata Growth

Pertanian 23,8% 3,2% 17,6% 1,7% gi>g, si>s

Pertambangan dan penggalian 0,9% 1,1% 0,7% 3,3% gi<g, si>s

Industri Pengolahan 16,4% 4,0% 13,4% 4,3% gi<g, si>s

Listrik, Gas dan air Minum 0,89% 6,7% 0,9% 5,0% gi>g, si<s

Bangunan 11,7% 4,0% 9,6% 6,0% gi<g, si>s

Perdagangan, restoran, dan hotel 19,7% 6,4% 20,7% 5,3% gi>g, si<s

Angkutan dan Komunikasi 7,1% 7,0% 10,6% 6,7% gi>g, si<s Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 6,1% 7,6% 9,5% 6,6% gi>g, si<s

Pemerintahan dan Jasa 13,3% 5,64% 16,9% 5,59% gi>g, si<s Sumber : BPS, data diolah.

Tabel 4.16

Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Sektoral

Kuadran I (Sektor maju dan tumbuh dengan pesat) - Pertanian

Kuadran II (Sektor maju tapi tertekan)

-Pertambangan dan penggalian - Industri Pengolahan - Bangunan

Kuadran III (Sektor potensial atau masih dapat

berkembang dengan pesat) -Listrik, gas, dan air minum - Perdagangan, restoran, dan hotel - Angkutan dan komunikasi - Keuangan, sewa, dan jasa perushaan - Pemerintahan dan jasa

Kuadran IV

(Sektor relatif tertinggal)

Page 84: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dari kedua tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pertanian

di Kabupaten Bantul adalah satu-satunya sektor maju dan tumbuh dengan

pesat karena memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa yang

lebih besar daripada Provinsi DIY, sedangkan sektor pertambangan dan

penggalian, sektor industri pengolahan,dan sektor bangunan berada pada

kuadran kedua yang berarti sektor-sektor tersebut memiliki nilai

pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

PDRB provinsi DIY yang menjadi daerah acuan (g), tetapi memiliki

kontribusi terhadap PDRB daerah (si) yang lebih besar dibandingkan

kontribusi nilai sektor tersebut terhadap PDRB provinsi DIY yang menjadi

acuan (s), lalu pada kuadaran ketiga terdapat sektor listrik, gas, dan air

minum; sektor perdagangan, restoran, dan hotel; sektor angkutan dan

komunikasi; sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan; sektor

pemerintahan dan jasa yang berarti sektor-sektor tersebut memiliki nilai

pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB

provinsi DIY yang menjadi acuan (g), tetapi kontribusi sektor tersebut

terhadap PDRB (si) lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor

tersebut terhadap PDRB provinsi DIY yang menjadi acuan (s).

Page 85: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

4. Pola Pertumbuhan Sektor PDRB

Grafik 4.17 Pola Perubahan Sektor PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2008-2011

Berdasarkan grafik 4.1 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi

pergeseran pertumbuhan yang semula sektor listrik gas dan air minum

mengalami laju pertumbuhan tertinggi mencapai 8,1% pada tahun 2008

dan 8,8% pada tahun 2009, tetapi terjadi pergeseran pertumbuhan pada

tahun 2010 dan 2011 yang diambil alih oleh sektor keuangan, sewa, dan

jasa perusahaan sebesar 9,2% pada tahun 2010 dan 7,% pada tahun 2011.

Sedangkan sektor yang petumbuhannya relatif stabil adalah industri

pengolahan dikarenakan pertumbuhannya relatif stabil dan tidak terlalu

fluktuatif seperti yang terjadi pada sektor lainnya.

Page 86: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

BAB V

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

sektor basis, struktur ekonomi, sektor potensial, dan status perekonomian di

Kabupaten Bantul tahun 2007-2011, maka setelah proses analisis dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan analisis Location Quotient selama tahun 2007-2011,

maka diketahui bahwa terdapat 4 sektor basis di Kabupaten Bantul, yaitu:

sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor

pengolahan, dan sektor bangunan. Keempat sektor ini menunjukkan

perkembangan yang relatif stabil.

2. Struktur ekonomi Kabupaten Bantul Selama tahun 2007-2011 adalah

berstruktur pertanian. Hal ini di dukung oleh kontribusi dari sektor

pertanian yang memberikan sumbangan tertinggi dalam pos Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 23,8%.

3. Sektor potensial di Kabupaten Bantul Selama Tahun 2007-2011 dilihat

dari analisis Tipologi Klassen adalah sektor listrik, gas, dan air minum;

sektor perdagangan, restoran, dan hotel; sektor angkutan dan komunikasi;

sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan; sektor pemerintahan dan

jasa sektor karena sektor tersebut menunjukkan nilai pertumbuhan

PDRB (gi) yang lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB provinsi DIY yang

menjadi acuan (g), tetapi kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB (si)

Page 87: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB

provinsi DIY yang menjadi acuan (s).laju pertumbuhan ekonomi dan

share yang lebih besar daripada Provinsi DIY sebagai daerah acuan.

4. Pola pertumbuhan sektor-sektor PDRB di Kabupaten Bantul, yaitu laju

pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas, dan air minum mencapai

8,1% pada tahun 2008 dan 8,8% pada tahun 2009, tetapi terjadi

pergeseran pertumbuhan pada tahun 2010 dan 2011 yang diambil alih

oleh sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan sebesar 9,2% pada

tahun 2010 dan 7,% pada tahun 2011.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diuraikan

beberapa saran untuk kemajuan daerah dan kebijakan-kebijakan apa yang

harus diambil oleh pemerintah daerah untuk pengembangan sektor- sektor

ekonomi di Kabupaten Bantul, yaitu :

1. Mengembangkan dan meningkatkan sektor yang telah menjadi sektor

basis yaitu sektor pertanian, bangunan, pertambangan dan penggalian,

pengolahan, dan pengolahan dengan cara mendistribusikan hasil produksi

tiap sektor ke luar daerah Bantul, karena jika LQ>1 menunjukkan potensi

ekspor menurut teori basis ekonomi sumber daya yang di ekspor ke luar

daerah akan dapat menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan

peluang kerja. Dengan kata lain PDRB Kabupaten Bantul akan

meningkat sekaligus akan mengurangi angka pengangguran. Sementara

Page 88: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS …/Analisis... · sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

sektor non basis perlu didorong untuk meningkatkan kontribusinya dalam

PDRB.

2. Perlu adanya spesialisasi terhadap sektor PDRB untuk menentukan

prioritas sektor apa saja yang menjadi primadona dalam menyumbang

pendapatan terbesar. Dalam hal ini adalah sektor pertanian, karena

melihat struktur ekonomi di Kabupaten Bantul adalah pertanian. Oleh

karena itu pemerintah di daerah diharapkan dapat meningkatkan produksi

pertanian dengan cara intensifikasi ataupun extensifikasi.

3. Pada sektor-sektor yang berpotensi untuk berkembang perlu perhatian

dari pemerintah seperti pembangunan infrastruktur, investasi, dan

peningkatan daya saing produk lokal lewat peningkatan sumber daya

manusia yang lebih berkualitas agar percepatan pertumbuhan ekonomi

terus meningkat dari tahun ke tahun.

4. Perlu adanya klusterisasi atau pembagian wilayah dalam pengembangan

sektor-sektor di Kabupaten Bantul. Agar sektor yang sedang berkembang

dan potensial tidak mati akibat externalitas negatif yang ditimbulkan oleh

sektor lainnya yang berdekatan atau dalam satu wilayah produksi,

contoh: sektor industri dan pertanian, sektor penggalian dan pariwisata,

sektor pertambangan dan pertambangan, dll.