analisis sistem penyediaan air proses guna pemenuhan
TRANSCRIPT
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 68
ANALISIS SISTEM PENYEDIAAN AIR PROSES GUNA PEMENUHAN KEBUTUHAN PRODUKSI
Markus1, Yogie Pratama Supriyadi2
Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung
Abstrak PT Rajawali Hyoto merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi bahan
bangunan dan cat, dimana bahan baku yang berperan penting adalah air. Analisis Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan sistem penyediaan yang ada untuk mengetahui penggunaan air proses yang di butuhkan oleh PT Rajawali Hyoto dengan rencana pembesaran kapasitas produksi. Hasil akhir dari penelitian Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagai referensi yang berkaitan dengan penyuplaian air, perhitungan kerugian head dari aksesoris dan kerugian aliran serta besarnya debit yang terjadi pada sistem penyediaan. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa pompa sentrifugal yang terinstalasi adalah GRUNDFOS type NS 30-36 dengan Q (debit) 10 - 42 H (head) 16,5 - 36 m, n (rpm) 2950, P (daya) 4,5 kW, f (frekuensi) 50 Hz, dan rata-rata penggunaan pada tahun 2017 sebesar 72,39 m3/8jam serta target dari penggunaan air sebesar 240 m3/8jam. Apabila target terealisasi, kebutuhan pompa yang tepat yaitu dengan spesifikasi diameter inlet 65mm atau 2 ½ inch, diameter outlet 50 mm atau 2 inch dan P (daya) sebesar 7,5 kW, Q (debit) sebesar 30 m3/jam
, H (head) sebesar 44,43 m, namun jika memilih operasi kerja pompa yang tepat ialah menggunakan operasi kerja paralel karna harga H (head) tetap sebesar 44,43 m namun, Q (debit) yang bertambah menjadi 270,144 m3/8jam. Kata kunci : penyediaan air proses, pompa sentrifugal, head, debit
1. PENDAHULUAN
Pompa merupakan pesawat
angkut yang bertujuan untuk
memindahkan zat cair melalui saluran
tertutup. Pompa menghasilkan suatu
tekanan yang sifat hanya mengalir dari
suatu tempat ke tempat yang
bertekanan lebih rendah. Atas dasar
kenyataan tersebut maka pompa harus
mampu membangkitkan tekanan fluida
sehingga dapat mengalir atau
berpindah. Fluida yang dipindahkan
adalah fluida inkompresibel atau fluida
yang tidak dapat dimampatkan.
Pompa sentrifugal banyak sekali
diggunakan dalam sistem penyuplaian
air dari reservoar ke produksi ,PT
Rajawali Hyoto merupakan perusahaan
manufaktur yang memproduksi bahan
bangunan dan cat, peranan air proses
untuk pemenuhan kebutuhan sangat
penting maka dari itu utility officer di
tuntut agar sistem penyediaan air
proses bejalan 100%.
Berdasarkan data dari PT Rajawali
Hyoto, penggunaan air proses adalah
sebesar 164 m3 perhari. Dengan
adanya rencana penambahan
kuantitas produksi menjadi 240 m3
perhari, maka dibutuhkan analisis
untuk mengetahui apakah sistem
penyediaan yang bekerja saat ini
mampu memenuhi target.
Pemanfaatan air atau biaya yang harus
dikeluarkan dari waktu ke waktu
semakin mahal, sehingga para pelaku
industri menekankan utilisasi dalam
rangka proses produksi di gunakan se-
efisien dan se-efektif mungkin,
sehingga dapat menekan salah satu
ongkos produksi.
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 69
Dengan adanya penambahan kuantitas
produksi, maka perlu dilakukan
perubahan pada sistem penyediaan air
proses. Di dalam pelaksanaannya perlu
dilakukan analisa dan perhitungan
pada sistem penyediaan yang ada
sehingga perubahan dapat dilakukan
se efisien mungkin.
1.1 Tinjauan Pustaka
1.1.1 Pengertian dan fungsi pompa
Pompa merupakan peralatan utama
maupun sebagai pendukung utama
yang sangat penting dalam dunia
industri. Pemakaian pompa yang pada
awalnya hanya terbatas pada
penyediaan air untuk keperluan sehari-
hari, tetapi seiring dengan
berkembangnya teknologi di industri
saat ini, pompa banyak digunakan
untuk kebutuhan di berbagai sektor
industri terutama di industri proses,
industri kimia, industri tekstil, industri
minyak, industri pembangkitan tenaga
listrik, irigasi, perusahaan air bersih,
untuk pelayanan gedung dan lain-
lain.[E]
Pompa berfungsi mengkonversikan
energi mekanis poros dari penggerak
mula menjadi energi potensial atau
tekanan fluida (zat) cair. Pompa
digunakan untuk mengangkat zat cair
dari tempat yang lebih rendah ke
tempat yang lebih tinggi atau
mengalirkan cairan ke tempat yang
menghasilkan tekanan atau ketinggian
tertentu, dimana tidak
dimungkinkannya cairan tersebut
mengalir secara alami. [E]
Pompa juga dapat digunakan untuk
mensirkulasikan cairan, misalnya air
pendingin atau pelumas yang melewati
mesin-mesin dan peralatan.
Penggunaan pompa yang demikian
luas dengan berbagai macam jenis dan
bentuknya, memerlukan pengetahuan
yang cukup tentang berbagai
penerapan dan pemilihan jenis atau
tipe pompa yang tepat sesuai dengan
kebutuhan, kondisi dan lingkungan
operasi yang dilayaninya.
Pengetahuan yang diperlukan tersebut
mulai dari tujuan penggunaannya, jenis
dan sifat zat cair yang dipompakan,
keadaan lingkungan, karakteristik head
dan kapasitasnya, pemilihan
penggeraknya, bahkan sampai pada
konstruksi, pemasangan/instalasi dan
perawatannya.
1.1.2 Bilangan Reynold
Pada tahun 1839,Hagen (AS)
mengamati bahwa fluida bergerak
dalam lapisan dengan gradien
kecepatan. Dia mengamati bahwa
gradien kecepatan dalam pipa
melingkar mengikuti hukum parabola,
dengan laju alir rendah, jenis aliran ini
disebut LAMINAR ketika laju alir aliran
fluida tinggi, penyediaan kecepatan
memiliki bentuk yang jauh lebih datar
dan aliran jenis ini dikenal sebagai
TURBULENT. Kecepatan rata-rata
yang menghasilkan aliran turbulen
lebih besar dari pada aliran laminar,
cairan yang diberikan pada saluran
tertentu. Untuk kedua arus,
penumpukan kecepatan berada di
sepanjang radius pipa, dan kecepatan
maksimum terjadi di garis tengah. [B]
Osborne Reynolds melakukan
eksperimen pada tahun 1883
(Manchester) bahwa pada aliran
laminar, arus fluida tetap sejajar. Hal ini
ditunjukkan dengan bantuan filamen
zat warna yang disuntikkan ke dalam
aliran yang tetap utuh pada kecepatan
aliran rendah di dalam tabung. Seiring
kecepatan aliran meningkat (melalui
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 70
katup kontrol), sebuah titik tercapai
dimana filamen pewarna pada mulanya
mulai terombang-ambing kemudian
warnanya menyebar ke seluruh
penampang yang menunjukkan bahwa
partikel cair tidak lagi bergerak secara
tertib namun menempati posisi relatif
yang berbeda di bagian hilir berturut-
turut. [B]
Osborne Reynolds menemukan bahwa
kemunculan aliran laminar dan turbulen
dalam sebuah pipa
Gambar 2. 1 Osborne Reynolds menunjukkan arus
laminar dan turbulen [A]
2. METODOLOGI PENELITIAN Metode dalam melaksanakan penelitian Tugas Akhir ini adalah dengan mengunakan metode deskriftif dan korelasional. metode deskriftif diggunakan untuk mengetahui kondisi atau karakteristik sistem penyediaan air proses sedangkan metode korelasional digunakan untuk mengetahui pengaruh-pengaruh atau hubungan dari kerugian-kerugian yang terjadi pada sistem penyediaan air proses. secara kuantitif. Data yang diperlukan diperoleh dari beberapa sumber, yaitu :
Data penelitian Data didapat dari fenomena yang terjadi pada water treatment plant (WTP) di PT Rajawali Hiyoto.
Diskusi Diskusi dilakukan secara rutin disetiap pertemuan dengan pembimbing. Data yang diperoleh dari cara ini adalah informasi mengenai kinerja pompa tersebut, masalah–masalah yang sering terjadi dan hal–
hal teknis lainnya yang berkaitan, diskusi dilakukan juga dengan pihak PT Rajawali Hiyoto, untuk menunjang keakuratan data analisa yang diperoleh.
Literatur Studi literatur dilakukan untuk menunjang analisa yang dilakukan. Data yang diperoleh dari cara ini adalah bahan–bahan teoritis untuk penyelesaian Tugas Akhir ini. Adapun pengumpulan data yang diperlakukan adalah sebagai berikut: 1) Waktu dan Tempat Penelitian
Pada penelitian Tugas Akhir ini, penulis melakukan penelitian dimulai pada Minggu pertama bulan September 2018 sampai dengan selesai. Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini bertempat pada water treatment plant (WTP) di PT Rajawali Hiyoto yang bertempat di Jalan Industri II No.8 Leuwigajah - Cimahi Selatan.
2) Survey lapangan Survey lapangan dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi aspek-aspek penting dalam mengevaluasi permasalahan yang terjadi pada system penyediaan air serta melakukan pengukuran - pengukuran berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi dengan tujuan mengetahui penelitian.
2.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3. 1 Diagram alir (flow chart)
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 71
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Spek pompa yang terinstalasi Spek pompa sentrifugal yang terinstalasi adalah merk grundfos type NS 30 – 60, ukuran lebih terperinci pada gambar 4.1 sebagai berikut :
Pada name plate diketahui spek pompa yang terinstalasi adalah sebagai beirkut : GRUNDFOS type NS 30-36 Q (debit) = 10 - 42 m3/det H (head) = 16,5 - 36 m n (putaran) = 2950 rpm P (daya) = 4,5 kW f (frekuensi) = 50 Hz 3.2 Koefisien Hanzen Wiliam Pada tabel berikut dapat diambil data Nilai C pada koefisien Hanzen wiliam untuk material PVC.
material nilai C
almunium 130 - 150
fiber 140
galvanis 120
plastik 130-140
PVC 150
Tabel 4. 2 Koefisien Hanzen wiliam untuk material yang berbeda
3.3 Sifat fisik air Pada tabel berikut dapat diambil data sifat fisik air pada 250C.
Tabel 4. 3 Sifat fisik air pada 1 atm
3.4 Pipa pvc schedule 40 Pada tabel berikut dapat diambil data untuk pipa diameter 2 inchi.
Tabel 4. 4 Ukuran nominal pipa PVC schedule 40 [H]
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 72
4.5 Instalasi sistem penyediaan air proses Instalasi sistem penyediaan air proses di water treatment plant PT. Rajawali hyoto.
Gambar 4. 2 Instalasi sistem penyediaan air proses
3.6 Penentuan aliran
Re =ρ . 𝑣 . 𝐷
𝜇
Dimana:
ρ = massa jenis kg/m3 𝑣 = kecepatan rata – rata aliran (𝑚/𝑑𝑒𝑡) D = dimeter dalam (m)
𝜇 = viskositas (𝑘𝑔
𝑚.𝑠)
Dari tabel 4.2 ρ = 997 kg/m3 Dari table 4.3 umtuk pipa pvc D
2inch = 0,0526 m maka, r = 0,0263 m
𝑣 =𝑄
𝐴
Qmin(debit)=10m3/jam=0,00277 m3/det
Qmax(debit)=42 m3/jam = 0,01167 m3/det
𝐴(𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔) = 𝜋 𝑟2 = 3,14 𝑥 0,0262 m = 0,0021 m2
𝑣 = kecepatan rata – rata aliran
𝑚/𝑑𝑒𝑡
𝑣 (10m3
det) =
Q
𝐴=
0,00277m3/det
0,0021 m2
= 0,132 𝑚/𝑑𝑒𝑡
Dari tabel 4.2 𝜇 = 0,000890𝑘𝑔
𝑚.𝑠
Bilangan reynold
Re =ρ . 𝑣 . 𝐷
𝜇
Tabel 4. 1 Tabel variasi debit terhadap bilangan reynold
Debit (m3/jam) Re
10 7777,94
12 9309,96
14 10841,98
16 12432,93
18 14023,87
20 15555,89
22 17146,83
24 18678,85
26 20269,79
28 21801,81
30 23333,83
32 24924,78
34 26456,79
36 28047,74
38 29461,91
40 31111,78
42 32702,72
3.7 Head pada discharge
Head kerugian pada pipa
𝐻𝑓 = 10,666 𝑄1,85
𝐶1,85 𝐷4,85
Dimana : Q = (debit m3/det)
𝐶 (koefisien) = (dari tabel 4.1) = 150
𝐷 (dimeter dalam) = Dari table 4.3 umtuk pipa pvc 2inch = 0,0525 (m) L (panjang pipa) = 29,9 (m)
Tabel 4. 2 Head kerugian pada pipa discharge
Re
head pipa
(m)
7777,94 0,899
9309,96 1,268
10841,98 1,685
12432,93 2,149
14023,87 2,681
15555,89 3,262
17146,83 3,885
18678,85 4,544
20269,79 5,271
21801,81 6,043
23333,83 6,861
24924,78 7,770
26456,79 8,679
28047,74 9,633
29461,91 10,687
31111,78 11,751
32702,72 12,861
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 73
Head kerugian pada satu belokan 900
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔
Dimana :
𝑣 = kecepatan rata – rata aliran (𝑚/𝑑𝑒𝑡)
𝑓 = koefisien kerugian
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Pada tabel 1.4 nilai 𝑓 pada satu belokan 900 = 1,5 Karna jumlah belokan total pada discharge berjumlah 7 Maka 𝑓 = 1,5 x 7 = 10,5
Tabel 4. 3 Head kerugian pada belokan discharge
Re head knee (m)
7777,94 0,931
9309,96 1,344
10841,98 1,827
12432,93 2,394
14023,87 3,034
15555,89 3,748
17146,83 4,525
18678,85 5,397
20269,79 6,331
21801,81 7,339
23333,83 8,421
24924,78 10,227
26456,79 10,815
28047,74 12,138
29461,91 13,524
31111,78 14,994
32702,72 16,527
Head kerugian pada gate valve Tabel 4. 4 Head kerugian pada gate valve
Re head gate valve (m)
7777,94 0,013
9309,96 0,019
10841,98 0,026
12432,93 0,034
14023,87 0,043
15555,89 0,053
17146,83 0,064
18678,85 0,077
20269,79 0,090
21801,81 0,104
23333,83 0,120
24924,78 0,137
26456,79 0,154
28047,74 0,173
29461,91 0,193
31111,78 0,214
32702,72 0,236
Head kerugian pada check valve Tabel 4. 5 Head kerugian pada check valve
Re head check valve (m)
7777,94 0,088
9309,96 0,128
10841,98 0,174
12432,93 0,228
14023,87 0,289
15555,89 0,357
17146,83 0,431
18678,85 0,514
20269,79 0,603
21801,81 0,699
23333,83 0,802
24924,78 0,974
26456,79 1,030
28047,74 1,156
29461,91 1,288
31111,78 1,428
32702,72 1,154
Head kerugian pada filter Head kerugian pada pipa x Tinggi kolom (t = 1,8 m)
Tabel 4. 6 Head kerugian pada filter
Re head filter (m)
7777,94 1,618
9309,96 2,282
10841,98 3,033
12432,93 3,868
14023,87 4,825
15555,89 5,871
17146,83 6,993
18678,85 8,179
20269,79 9,487
21801,81 10,877
23333,83 12,349
24924,78 13,986
26456,79 15,622
28047,74 17,339
29461,91 19,236
31111,78 21,151
32702,72 23,149
Head total pada discharge
𝐻 = ℎ𝑝𝑖𝑝𝑎 + ℎ𝑘𝑛𝑒𝑒 + ℎ𝑔𝑎𝑡𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒 + ℎ𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒 + ℎ𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟
Tabel 4. 7 Head total pada discharge
Re
head
pipa
(m)
head
knee
(m)
head
gate
valve
(m)
head
check
valve
(m)
head
filter
(m)
head
total
(m)
7777,94 0,899 0,931 0,013 0,088 1,618 3,549
9309,96 1,268 1,344 0,019 0,128 2,282 5,041
10841,98 1,685 1,827 0,026 0,174 3,033 6,745
12432,93 2,149 2,394 0,034 0,228 3,868 8,673
14023,87 2,681 3,034 0,043 0,289 4,825 10,872
15555,89 3,262 3,748 0,053 0,357 5,871 13,291
17146,83 3,885 4,525 0,064 0,431 6,993 15,898
18678,85 4,544 5,397 0,077 0,514 8,179 18,711
20269,79 5,271 6,331 0,090 0,603 9,487 21,782
21801,81 6,043 7,339 0,104 0,699 10,877 25,062
23333,83 6,861 8,421 0,120 0,802 12,349 28,553
24924,78 7,770 10,227 0,137 0,974 13,986 33,094
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 74
26456,79 8,679 10,815 0,154 1,030 15,622 36,3
28047,74 9,633 12,138 0,173 1,156 17,339 40,439
29461,91 10,687 13,524 0,193 1,288 19,236 44,928
31111,78 11,751 14,994 0,214 1,428 21,151 49,538
32702,72 12,861 16,527 0,236 1,154 23,149 54,347
3.8 Head pada suction
Head kerugian pada pipa
Tabel 4. 8 Head kerugian pada pipa suction
Re head pipa (m)
7777,94 0,899
9309,96 1,268
10841,98 1,685
12432,93 2,149
14023,87 2,681
15555,89 3,262
17146,83 3,885
18678,85 4,544
20269,79 5,271
21801,81 6,043
23333,83 6,861
24924,78 7,770
26456,79 8,679
28047,74 9,633
29461,91 10,687
31111,78 11,751
32702,72 12,861
Head kerugian pada strainer
Tabel 4. 9 Head kerugian pada strainer
Re head strainer (m)
7777,94 0,123
9309,96 0,179
10841,98 0,243
12432,93 0,319
14023,87 0,404
15555,89 0,499
17146,83 0,603
18678,85 0,719
20269,79 0,844
21801,81 0,978
23333,83 1,122
24924,78 1,363
26456,79 1,442
28047,74 1,618
29461,91 1,803
31111,78 1,999
32702,72 2,203
Head kerugian pada gate valve
Tabel 4. 10 Head kerugian pada gate valve
Re head gate valve (m)
7777,94 0,013
9309,96 0,019
10841,98 0,026
12432,93 0,034
14023,87 0,043
15555,89 0,053
17146,83 0,064
18678,85 0,077
20269,79 0,090
21801,81 0,104
23333,83 0,120
24924,78 0,137
26456,79 0,154
28047,74 0,173
29461,91 0,193
31111,78 0,214
32702,72 0,236
Head kerugian pada check valve
Tabel 4. 11 Head kerugian pada gate valve
Re head check valve (m)
7777,94 0,088
9309,96 0,128
10841,98 0,174
12432,93 0,228
14023,87 0,289
15555,89 0,357
17146,83 0,431
18678,85 0,514
20269,79 0,603
21801,81 0,699
23333,83 0,802
24924,78 0,974
26456,79 1,030
28047,74 1,156
29461,91 1,288
31111,78 1,428
32702,72 1,154
Head total pada suction
𝐻 = ℎ𝑝𝑖𝑝𝑎 + ℎ𝑘𝑛𝑒𝑒 + ℎ𝑔𝑎𝑡𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒 + ℎ 𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒
Tabel 4. 12 Head kerugian total pada suction
Re
head
pipa
(m)
head
knee
(m)
head
gate
valve
(m)
head
check
valve
(m)
head
strainer
(m)
head
total
(m)
7777,94 0,899 0,264 0,013 0,088 0,123 1,387
9309,96 1,268 0,384 0,019 0,128 0,179 1,978
10841,98 1,685 0,522 0,026 0,174 0,243 2,65
12432,93 2,149 0,684 0,034 0,228 0,319 3,414
14023,87 2,681 0,867 0,043 0,289 0,404 4,284
15555,89 3,262 1,071 0,053 0,357 0,499 5,242
17146,83 3,885 1,353 0,064 0,431 0,603 6,336
18678,85 4,544 1,542 0,077 0,514 0,719 7,467
20269,79 5,271 1,809 0,090 0,603 0,844 8,617
21801,81 6,043 2,097 0,104 0,699 0,978 9,921
23333,83 6,861 2,406 0,120 0,802 1,122 11,311
24924,78 7,770 2,922 0,137 0,974 1,363 13,166
26456,79 8,679 3,099 0,154 1,030 1,442 14,395
28047,74 9,633 3,468 0,173 1,156 1,618 16,048
29461,91 10,687 3,864 0,193 1,288 1,803 17,32
31111,78 11,751 4,284 0,214 1,428 1,999 19,105
32702,72 12,861 4,722 0,236 1,154 2,203 20,971
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 75
3.9 Head total
Perbedaan tinggi antara pipa keluar dan pipa isap
𝐻𝑎 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 − 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 𝐻𝑎 = 10 m – 5,87 m = 4,13 m
Head kecepatan keluar
𝑣2
2 𝑔
Dimana : 𝑣 = kecepatan rata – rata aliran (𝑚/𝑑𝑒𝑡) 𝑓 = koefisien kerugian g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Tabel 4. 13 Head kecepatan keluar
Re head kec keluar (m)
7777,94 0,088
9309,96 0,128
10841,98 0,174
12432,93 0,228
14023,87 0,289
15555,89 0,357
17146,83 0,431
18678,85 0,514
20269,79 0,603
21801,81 0,699
23333,83 0,802
24924,78 0,974
26456,79 1,030
28047,74 1,156
29461,91 1,288
31111,78 1,428
32702,72 1,154
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐻𝑎 +𝑣2
2 𝑔+ 𝐻𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 + 𝐻𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
Tabel 4. 14 Head total
Re
𝐻𝑎
(m)
𝑣2
2 𝑔
(m)
𝐻𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒
(m)
𝐻𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
(m)
head
total
(m)
7777,94 4,13 0,088 3,549 1,387 9,154
9309,96 4,13 0,128 5,041 1,978 11,277
10841,98 4,13 0,174 6,745 2,65 13,699
12432,93 4,13 0,228 8,673 3,414 16,455
14023,87 4,13 0,289 10,872 4,284 19,575
15555,89 4,13 0,357 13,291 5,242 23,02
17146,83 4,13 0,431 15,898 6,336 26,795
18678,85 4,13 0,514 18,711 7,467 30,822
20269,79 4,13 0,603 21,782 8,617 35,132
21801,81 4,13 0,699 25,062 9,921 39,812
23333,83 4,13 0,802 28,553 11,311 44,796
24924,78 4,13 0,974 33,094 13,166 51,364
26456,79 4,13 1,030 36,3 14,395 55,855
28047,74 4,13 1,156 40,439 16,048 61,773
29461,91 4,13 1,288 44,928 17,32 67,666
31111,78 4,13 1,428 49,538 19,105 74,201
32702,72 4,13 1,154 54,347 20,971 81,022
3.10 Head target 240 m3/8jam = 30 m3/jam = 0,0083 m3/det
𝐴(𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔) = 𝜋 𝑟2 = 3,14 𝑥 0,0262 m = 0,0021 m2
𝑣 = kecepatan rata – rata aliran
𝑚/𝑑𝑒𝑡
𝑣 (m3
det) =
Q
𝐴=
0,0083 𝑚3/𝑑𝑒𝑡
0,0021 m2
= 3,952 𝑚/𝑑𝑒𝑡 Head kerugian gesek pipa
𝐻𝑓 = 10,666 𝑄1,85
𝐶1,85 𝐷4,85x L
Dimana :
Q (debit) = 0,0083 (m3/det) 𝐶 (koefisien) = (dari tabel 1.3) = 150
𝐷 (dimeter dalam) = untuk pipa pvc schedule 40 = 0,0525 (m)
L (panjang pipa) = 29,9 (m)
𝐻𝑓 = 10,666 𝑄1,85
𝐶1,85 𝐷4,85 𝑥 29,9𝑚
=10,666 𝑥 (0,000141)
10611,3 𝑥 (6,206𝑥10−7)𝑥 29,9
=0,00151
0,00664 𝑥 29,9
= 0,227 x 29,9
= 6,789 m
Head kerugian pada satu belokan 900 pada discharge
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔
Pada tabel 1.4 nilai 𝑓 pada satu belokan 900 = 1,5 Karna jumlah belokan total pada discharge berjumlah 7
Maka 𝑓 = 1,5 x 7 = 10,5 Head kerugian pada discharge
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔= 10,5𝑥
3,952 2
2 𝑥 9,8
= 8,368 𝑚 Head kerugian pada satu belokan
900 pada suction
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔
Pada tabel 1.4 nilai 𝑓 pada satu belokan 900 = 1,5
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 76
Karna jumlah belokan total pada suction berjumlah 2
Maka 𝑓 = 1,5 x 2 = 3 Head kerugian pada suction
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔= 3 𝑥
3,952 2
2 𝑥 9,8
= 2,39 𝑚
Head kerugian pada gate valve
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔
Dari tabel 1.4 𝑓 =0,15
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔= 0,15 𝑥
3,952 2
2 𝑥 9,8
= 0,12 𝑚
Head kerugian pada check valve
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔
Dari tabel 1.4 𝑓 = 1
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔= 1 𝑥
3,952 2
2 𝑥 9,8
= 0,797
Head kerugian pada filter Head kerugian pada pipa x Tinggi kolom (t = 1,8 m)
𝐻𝑓 = 6,789 𝑚 𝑥 1,8 𝑚
= 12,22 𝑚
Head kerugian pada strainer
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔
Dari tabel 1.4 𝑓 = 1,4
𝐻𝑓 = 𝑓𝑣2
2 𝑔= 1,4 𝑥
3,952 2
2 𝑥 9,8
= 1,12 𝑚
Perbedaan tinggi antara pipa keluar dan pipa isap 𝐻𝑎 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 − 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 𝐻𝑎 = 10 m – 5,87 m = 4,13 m
Head kecepatan keluar
𝑣2
2 𝑔
𝐻𝑓 = 1 𝑥3,952 2
2 𝑥 9,8=
15,621
19,6= 0,797 𝑚
Head total pada discharge
𝐻 = ℎ𝑝𝑖𝑝𝑎 + ℎ𝑘𝑛𝑒𝑒 + ℎ𝑔𝑎𝑡𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒 + ℎ𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒 + ℎ𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟
𝐻 = 6,789 + 8,368 + 0,12 + 0,797 + 12,22 = 28,29 𝑚
Head total pada suction
𝐻 = ℎ𝑝𝑖𝑝𝑎 + ℎ𝑘𝑛𝑒𝑒 + ℎ𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 + ℎ𝑔𝑎𝑡𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒 + ℎ 𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒
𝐻 = 6,789 + 2,39 + 1,12 + 0,12 + 0,797
= 11,216 𝑚
Head total
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐻𝑎 +𝑣2
2 𝑔+ 𝐻𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 + 𝐻𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4,13 + 0,797 + 28,29 + 11,216 = 44,43 𝑚
3.11 Data debit air PT Rajawali
Hyoto
Data berikut di ambil dari percobaan yang di lakukan d PT Rajawali Hyoto
Tabel 4. 15 Data debit air pompa
No Debit 𝑙 /det
1 5,94
2 5.03
3 5,94
4 5,94
5 5,94
6 5,94
7 5.03
8 5,94
9 5,94
10 5.03
11 5,94
12 5,94
13 5,86
14 5.13
15 5,86
Rata-Rata 5,69
Debit rata-rata
= 5,69 𝑙/𝑑𝑒𝑡 = 20484 𝑙/𝑗𝑎𝑚 = 20,484 m3/jam x 8 𝑗𝑎𝑚
= 163,872 m3/8jam
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 77
3.12 Operasi kerja pompa
Gambar 4. 1 Grafik operasi seri dan parallel untuk pompa
dengan spek yang sama
Dari grafik dapat diketahui
Untuk operasi kerja paralel maka harga H (head) tetap namun , Q(debit) di kali 2 Q (debit) awal Q pompa 1 + Q pompa 2 = 0,34 m3/min + 0,34 m3/min = 0,68 m3/min = 40,968 m3/jam = 327,75 m3/8jam Q (debit) target Q pompa 1 + Q pompa 2 = 0,5 m3/min + 0,5 m3/min = 1 m3/min =60 m3/jam = 480 m3/8jam
Untuk operasi kerja seri harga Q (debit) tetap namun, H (head) di kali 2 H (head) awal H pompa 1 + H pompa 2 =23,02 m + 23,02 m = 40,04m H (head) target H pompa 1 + H pompa 2 = 44,43 m + 44,43 m = 86,86 m
3.13 Pemilihan pompa
Gambar 4. 5 Diagram pemilihan pompa umum
Dari diagram dapat diketahui :
Kebutuhan pompa awal Q (debit) = 0,3414 m3/min
H (head) = 20,484 m, Maka pompa yang tepat adalah : 65 x 50 B2 – 5 3,7 Dimana : Diameter inlet 65mm = 2 ½ inch Diameter outlet 50mm = 2 inch P (daya) = 3,7 kW
Kebutuhan pompa target Q (debit) = 0,5 m3/min
H (head) = 44,43 m Maka pompa yang tepat adalah : 65 x 50 C2 – 5 7,5 Dimana : Diameter inlet 65mm = 2 ½ inch Diameter outlet 50mm = 2 inch P (daya) = 7,5 Kw
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 78
3.14 Analisis head Bedasarkan hasil perhitungan
variasi debit terhadap head, diketahui bahwa apabila debit meningkat maka harga head pun akan membesar, penggunaan air proses pada PT Rajawali Hyoto yang di rencanakan meningkat dari 165 m3/8jam menjadi 240 m3/8jam tentu akan mengalami peningkatan head yang cukup signifikan.
Bedasarkan hasil perhitungan, kebutuhan awal sebesar 165 m3/8jam dengan instalasi sistem penyediaan air proses yang ada diketahui bahwa head pompa yang terjadi pada sistem penyediaan air proses yang terinstalasi
sebesar 20,5 m, maka dapat diketahui bahwa pompa mampu mendristribusikan air proses karna head max pompa yang terinstalasi sebesar 36 m lebih besar dari kebutuhan.
Pada kebutuhan air proses yang di rencanakan meningkat sebesar 240 m3/8jam dengan instalasi sistem penyediaan air proses yang ada diketahui bahwa head yang terjadi pada sistem penyediaan air proses adalah sebesar 44,43 m, sedangkan head max pada pompa yang terinstalasi sebesar 36 m, maka diketahui bahwa pompa tidak mampu mendristribusikan air proses. Maka jika kebutuhan air proses yang di rencanakan meningkat di butuhkan head spek pompa yang lebih besar dari 44,43 m.
4.15 Analisis operasi kerja pompa
Bedasarkan hasil perhitungan, apabila menggunakan pompa tunggal dengan instalasi sistem penyediaan yang ada diketahui bahwa Q (debit) sebesar 135,072 m3/8jam dan H (head)
sebesar 44,43 , Operasi kerja pompa jika target sebesar 240 m3/8 jam terealisasi apabila menggunakan operasi kerja seri tidak akan tercapai karna hanya harga H (head) yang
bertambah menjadi 86,86 m, sedangkan Q (debit) tetap sebesar 135,072 m3/8jam.
Operasi kerja pompa yang tepat Apabila target sebesar 240 m3/8 jam terealisasi adalah menggunakan operasi kerja paralel karna harga H
(head) tetap sebesar 44,43 m namun, Q (debit) yang bertambah menjadi 270,144 m3/8jam.
4.16 Analisis pemilihan pompa
Berdasarkan data pengunaan air PT Rajawali hyoto tahun 2017, rata-rata penggunaan air sebesar 72,39 m3/8jam, kebutuhan Q (debit) pompa awal sebesar 20,484 m3/jam dan H
(head) sebesar 20,484 m, Berdasarkan grafik pompa yang tepat adalah type 65 x 50 B2 – 5 3,7 dengan rincian diameter inlet 65mm atau 2 ½ inch, diameter outlet 50mm atau 2 inch dan P (daya) sebesar 3,7 kW. Sedangkan spek pompa yang terinstalasi adalah Q (debit) sebesar 10 - 42, H (head) sebesar 16,5 - 36 m diameter inlet 65mm atau 2 ½ inch, diameter outlet 50mm atau 2 inch dan P (daya) sebesar 4,5 kW, dapat diketahui bahwa spek pompa lebih besar dari pada kebutuhan, maka pompa mampu memenuhi kebutuhan penggunaan air proses.
Apabila target sebesar 240 m3/8 jam terealisasi dengan instalasi sistem penyediaan yang ada diketahui bahwa, Kebutuhan pompa menjadi Q (debit) sebesar 30 m3/jam , H (head) sebesar
44,43 m, Berdasarkan grafik pompa yang tepat adalah type 65 x 50 C2 – 5 7,5 dengan rincian diameter inlet 65mm atau 2 ½ inch, diameter outlet 50mm atau 2 inch dan P (daya) sebesar 7,5 kW, dapat diketahui bahwa spek pompa yang ada lebih kecil dari pada kebutuhan, maka pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan penggunaan air proses
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.14 NO.2 DESEMBER 2019 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 79
4. Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang telah di lakukan pada data yang telah di dapat dari divisi engineering PT Rajawali Hyoto, sehingga dapat di Tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pompa sentrifugal yang terpasang
tidak dapat memenuhi akan kebutuhan air proses yang di rencakan meningkat, karna head max sebesar 36 m sedangkan head
yang di butuhkan sebesar 44,43 m 2. Berdasarkan grafik pemilihan
pompa yang tepat adalah type 65 x 50 C2 – 5 7,5 dengan rincian diameter inlet 65mm atau 2 ½ inch, diameter outlet 50mm atau 2 inch dan P (daya) sebesar 7,5 kW
3. Operasi kerja pompa yang tepat Apabila target sebesar 240 m3/8 jam terealisasi adalah menggunakan operasi kerja paralel karna harga H (head) tetap namun, Q (debit) yang bertambah menjadi 270,144 m3/8jam.
4.2 Saran
Saran yang dapat menjadi masukan pada penelitian Tugas Akhir ini, dimana berdasarkan hasil analisis dan perhitungan yang di perlukan dengan pertimbangan secara teoritis dan penggunaan praktis di lapangan, dengan rencanana akan kenaikan kebutuhan air proses, sehingga dapat menjadi saran untuk dipertimbangan PT Rajawali Hiyoto jika target terealisasi adalah sebagai beikut: 1. Mengganti pompa dengan spek
daya 5,5 kW menjadi 7,5 kW sehingga target yang di inginkan dapat terpenuhi.
Penambahan 1 pompa dengan operasi
kerja paralel dengan spek yang sama,
agar debit air yang di inginkan dapat
terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA [A] N, Buddhi. 2012. “A first course in
Fluid Mechanics for Engineers” Bookboon The eBook company.
[B] Shemmeri. 2012. “Engineering Fluid Mechanics” Bookboon The eBook company.
[C] Anis, Samsudin dan Karwono. 2008. “Dasar pompa” UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PKUPT UNNES.
[D] Balsiger, Adam, dan Bastos, Lara dan Behm, jhon. 2014. “Minor losses in pipes” State University Colorado.
[E] Sularso, Haruo Tahara. 2000 “Pompa dan Kompresor” PT. Pradnya Paramita.
[F] http://www.GRUNDFOS/centrifugal-pump-d_88.html (diakses 11 januari 2018)
[G] J. K. Venard dan R. L street 2007,”Elementary Fluid Mechanic” edisi 7, Angell Press, New York.
[H] http://www.enggineringtoolbox.com/centrifugal-pump-d_54.html (diakses 11 januari 2018)
[I] http://www.wikipedia.com/sukmadinata,2006:5 (diakses 21januari 2018)
[J] http://www.wikipedia.com/sukardi,2003:166 (diakses 21januari 2018)