analisis sistem pengendalian manajemen dan...

126
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (Studi Kasus Inspektorat Jenderal Deparetemen Agama R.I.) Oleh : ANDI MUTIAH NIM. 205082000126 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGER SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 2009

Upload: hoangnhu

Post on 10-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

DAN AKUNTABILTAS KINERJA DALAM

MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

(Studi Kasus Inspektorat Jenderal Deparetemen Agama R.I.)

Oleh :

ANDI MUTIAH

NIM. 205082000126

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGER SYARIF

HDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbi al-alamin, sujud syukur penulis haturkan kepada

Dzat yang Maha Rahman bagi semesta Alam dan Rahim bagi semua hamba-

hamba-Nya yang selalu menjalankan perintah-Nya, yang telah menciptakan rasa

cinta dan kasih kepada seluruh manusia. Washalatu wassalam’ala Rasulillah

senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW (yang tak pernah lelah untuk

membimbing umatnya dengan penuh kasih sayang), kepada keluarganya,

sahabatnya serta umatnya sepanjang zamansemoga kita mendapat syafa’at-Nya

diyaumul al-Ba’ats, amin.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak memenuhi hambatan

dan cobaan. Namun, penulis berusaha menghadapi dengan ikhtiar dan tawakal.

Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWT, serta berkat do’a dan dukungan orang tua,

keluarga, sahabat serta teman-teman, segala hambatan dan cobaan dapat penulis

hadapi. Karena itulah, dari lubuk hati yang paling dalam, penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga dan tulus kepada segenap pihak yang telah

membantu dan memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam

penyelesaian skripsi ini. Sebagai rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Yang tercinta dan terkasih Ayahanda Drs. H. Andi Supardi dan Ibunda

ku tersayang Hj. Lubnah terima kasih yang tak terhingga atas segala cinta

dan kasih sayangnya yang begitu berlimpah untuk ananda, ketulusan

serta perhatian dan dukungan yang tiada pernah ada habisnya kepada

Page 3: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

ananda untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sebagai

seorang anak, ananda merasa belum bisa membalas jasa, cinta, perhatian

dan kasih sayang yang papa dan mama berikan kepada ananda, yang bisa

ananda berikan adalah Do’a yang tulus dan ikhlas yang selalu ananda

panjatkan kepada Allah SWT, semoga papa dan mama selalu senantiasa

dalam lindunganNya, amin ya rabbal alamin. Luv u all

2. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Negeri Jakarta.

3. Bpk Afif Sulfa, SE., Ak., M.si. Ketua Jurusan Akuntansi dan Ibu Yessi

Fitri, SE., Ak., M.si Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bpk. Dr. Yahya Hamjah, MM. Dosen Pembimbing I dan Bpk. Drs.

Abdul Hamid Cebba, MBA., CPA. Dosen Pembimbing II yang

senantiasa membimbing penulis dan senantiasa bersedia memberikan

waktu, tenaga serta pikiran untuk memberikan ilmu, pengarahan dan

bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini, sampai dengan

skripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tempat penulis

memperoleh berbagai informasi dan referensi yang diperlukan dalam

penulisan skripsi ini.

6. Segenap Instansi Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I. yang telah

berkenan meluangkan waktunya bagi penulis untuk bertanya dan

Page 4: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

memperoleh informasi serta data yang diperlukan dalam penyelesaian

skripsi ini.

7. Adik-adikqu tershayang Ananda Andi Sakinah dan Ananda Andi Nur

Shella, terima kasih sayang atas semua bentuk perhatian yang udah kamu

berikan untuk ka uty, semangat yang tiada henti-hentinya untuk ka uty

membuat ka uty semakin semangat dalam menyelesaikan skripsi dan

kuliah k uty, kalian penyemangat terindah dalam hidup ka uty karena

tanpa kelian berdua k uty ga ada artinya sama sekali. Kalian berdua

segalanya untuk k uty,, “makasi banyak de2 kinoy dan de2 uchil nya ka

uty,,ka uty Saayaaaaaaaaaaaaaaangggg,, kalian berdua selamanya.

8. Orang terdekat penulis. Kakak ku Anton Febrianto terima kasih ya ka

udah selalu ad untuk dede, dengan segala bentuk perhatian, dukungan,

dan waktu yang kaka berikan untuk dede telah membuat dede sadar akan

pentingnya terus berusaha dan pantang menyerah untuk menghadapi

apapun yang ada didepan kita, dengan kasih sayang dan kesabaran kaka

telah membuat dede mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik,,

makasi kaka ku sayang.

9. Sahabat dan temen-teman ku tersayang, Sahabat ku Ka Iwan Juniyadi

makasi banyak ka selama di UIN udah selalu ada untuk tya, Antika, Arin,

Lya, dan teman-teman di arisan gila (kalianlah arti dari persahabatan

yang sesungguhnya luv u all). Sepupu ku Nina (makasi ya non untuk

nasehatnya). Teman-teman ku Fuah, Sari, Ica, Yuli, dan semua anak-

anak akuntansi A (makasi untuk semuanya), anak-anak manajemen A

Page 5: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

(Lina, Ami, Endang, Chafid, Dimas, Nia, Letti, Imam” ku shayang kalian

semua”). Anak-anak kostn apartemen semanggi (Fitri, Ayu, Kiki, Ka

dini, Ka goday, Ka nna, Reni luv u kalian semuanya). Kaka – kakakku

(Ka Sogir, Ka Oland, Ka Bogel, Ka Roni, Bang Ubz, Bang Odji, Kakak-

kakak di Wali, Ka Botel) Makasi udah bantu dede selama ini terutama

tumpangannya,,hehehe, dan seluruh kawan-kawan yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini yang mana tidak dapat

saya sebutkan satu persatu “ Thanks 4 all”…

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Lebih dari ucapan terima

kasih kepada Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Allah SWT, semoga

senantiasa memberikan sinar terang kepada seluruh hamba-Nya, dan semoga

aktivitas penulis selalu diberkahi-Nya serta penulis selalu diberikan hidayah-Nya.

Akhir kata, di dalam penulisan skripsi ini kiranya tentu masih terdapat banyak

kekurangan, namun kiranya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua kalangan

Jakarta, 3 Juni 2009

Penulis

Page 6: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

ABSTRACT

Bed governance n Indonesia, which both makes the major cause of nation

crisis that accoured in the 20 century. This is not apart from the failure of

government delivery system and development of the century does not respect the

principles of good governance. Supervision of concepts, strategies and

implementation of good governance in achieving good governance is a key

requirement for realizing the aspirations of the community is achieving the goals

and ideals of nation and state. In other that required the development and

implementation of management system of the right and responsibility a long with

the right system, so clear and real enforcement of governance and development

can take place efficient, clean and responsible and free corruption, collusion, and

nepotism. In addition, note also the existence of mechanism for accountability at

each regulation of government institutions so that people can know the extent to

which the success of the goals and objectives have been defined can be achieved

of monondagement institutions of parliament, and availability of equal access to

information for the public.

This research uses descriptive qualitative method, in which researchers

conduct both primary data and secondary general inspectorate of ministry of

religious affairs. Result from thus search is a system in the control system of

management is to realize a role in good governance so that the performance

accountability in the environment performance of Inspectorate General of

Ministry of Religious Affair can be done well.

Key Word : Control system management, performance accountability, control

system (internal and eksternal), the principles of good governance,

accountability of performance measurement.

Page 7: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

ABSTRAK

Buruknya tata kelola pemeritahan yang baik di Indonesia menjadikan

penyebab utama terjadinya krisis nasional yang terjadi di penghujung abad 20. Hal tersebut tidak terlepas dar kegagalan yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip

good governance. Pengawasan konsep, strategi dan implementasi good

governance dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik merupakan

persyaratan yang utama untuk mewujudkan asprasi masyarakat dalam pencapaian tujuan dan cita-cita bangsa dan Negara. Dalam rangka itu di butuhkan penerapan

dan pengembangan sistem pengendalian manajemen yang tepat dan disertai

dengan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung dengan

berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi, dan

nepotisme. Selain itu, perlu diperhatikan pula adanya mekanisme untuk

meregulasi akuntabilitas pada setiap instansi pemerintahan agar masyarakat dapat

mengetahi sejauh mana keberhasilan dari tujuan-tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dapat tercapai dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyaratakat, serta memperkuat peran dan kapasitas pengendalian manajemen

isntitusi parlemen, serta tersedianya akses yang sama pada nformasi bag

masyarakat luas.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana peneliti

melakukan pengumpulan data baik primer maupun sekunder dari Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I. hasil dar penelitan ini adalah sistem pengawasan

dalam sistem pengendalian manajemen sangat berperan dalam mewujudakna good

governance sehingga akuntabiltas kinerja di lingkungan Inspektorat Jenderal

Departemen Agama R.I. dapat terlaksana dengan baik.

Kata Kunci : Sistem Pengendalian Manajemen, akuntabiltas kinerja, sistem

pengawsan internal dan eksternal, prinsip-prinsip good

governance, pengukuran akuntabilitas knerja

Page 8: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. i

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 6

A. Sistem Pengendalian Manajemen.............................................. 8

1. Definisi Sistem Pengendalian Manajemen .......................... 8

2. Arti Penting Sistem Pengendalian Manajemen ................... 10

3. Arti Penting Sistem Pengendalian Manajemen bagi

Auditor ............................................................................... 12

B. Sistem Pengendalian Manajemen Pada Internal Audit............... 13

1. Jenis-jenis Internal Audit..................................................... 14

2. Posisi Pengendalian Manajemen dalam Internal Audit ........ 15

3. Perhatian Internal Auditor pada Penelahaan

Pengendalian Manajemen.................................................... 16

4. Tujuan Pengendalian Manajemen yang Diuji Auditor ......... 18

5. Manfaat Pengendalian Manajemen bagi Akuntabilitas

Page 9: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Kinerja Organisasi .............................................................. 18

6. Peranan Pemeriksaan Manajemen dan Audit Kinerja dalam

Pemeriksaan Kinerja ........................................................... 23

C. Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Pengorganisasian ... 25

1. Perencanaan........................................................................ 26

2. Prosedur.............................................................................. 26

3. Kebijakan............................................................................ 27

4. Pencatatan........................................................................... 27

5. Pelaporan............................................................................ 27

6. Review Internal ................................................................... 28

D. Akuntabilitas ............................................................................ 28

1. Perkembangan Akuntabilitas............................................... 29

2. Jenis Akuntabilitas .............................................................. 32

E. Good governance...................................................................... 36

1. Definisi dan Konsep Good governance ............................... 39

2. Strategis Menerapkan Good governance ............................. 39

F. Kajian Penelitian Terdahulu...................................................... 41

G. Kerangka Penelitian ................................................................. 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 43

A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 43

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 42

C. Metode Analisis Data................................................................ 44

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 45

Page 10: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

1. Studi Kepustakaan .............................................................. 45

2. Studi Lapangan (Field Research) ........................................ 46

E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 46

1. Sistem Pengendalian Manajemen ........................................ 46

2. Akuntabilitas Kinerja .......................................................... 48

3. Good Governance ............................................................... 49

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 51

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 51

1. Tugas dan Fungsi ................................................................ 53

2. Struktur Organisasi Departemen Agama.............................. 54

3. Visi dan Misi ...................................................................... 56

4. Program Utama Inspektorat Jenderal................................... 57

5. Capacity Building ............................................................... 59

B. Analisis dan Pembahasan ......................................................... 62

1. Analisis Deskriptif .............................................................. 62

2. Pembahasan ....................................................................... 93

BAB V PENUTUP..................................................................................... 114

A. Kesimpulan............................................................................... 114

B. Saran ........................................................................................ 115

C. Implikasi................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 117

Page 11: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Krisis nasional yang dihadapi bangsa Indonesia di penghujung Abad

20 tidak lepas dari kegagalan pengembangan sistem penyelenggaraan

pemerintahan negara dan pembangunan yang tidak mengindahkan prinsip-

prinsip good governance. Perjuangan untuk melakukan reformasi disegala

bidang telah membuahkan dasar-dasar perubahan di bidang manajemen

pemerintahan. Hal tersebut antara lain diwujudkan dalam Tap MPR RI

No.XI/MPR/1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), yang menegaskan tekad bangsa ini

untuk senantiasa bersungguh-sungguh mewujudkan pemerintahan negara dan

pembangunan yang didasarkan atas prinsip-prinsip good governance (LAN

dalam buku pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Good Governance. 2002).

Dalam seminar nasional pengawasan konsep, strategi dan

implementasi good governance dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik

(good governance) merupakan persyaratan utama untuk mewujudkan aspirasi

masyarakat dalam pencapaian tujuan cita-cita bangsa dan negara. Dalam

rangka itu, diperlukan penerapan dan pengembangan sistem pengendalian

manajemen yang tepat dan disertai dengan sistem pertanggungjawaban yang

tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

Page 12: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih

dan bertanggungjawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(KKN).

Perlu diperhatikan pula adanya mekanisme untuk meregulasi

akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah serta memperkuat peran dan

kapasitas pengendalian manajemen institusi parlemen, serta tersedianya akses

yang sama pada informasi bagi masyarakat luas. Dalam praktik penerapan

pengendalian manajemen ataupun elemen-elemennya dalam organisasi akan

sangat bervariasi baik kedalaman maupun formalitasnya. Variasinya akan

sangat tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, ukuran organisasi, serta

budaya dan karakteristik anggota-anggotanya. Oleh karena itu, dalam menurut

(Ress, David dalam bukunya Management Peaples Startegy and Theory.

2007) pengendalian manajemen sekali-sekali tidak boleh dipandang sebagai

kriteria normatif yang dapat dicontoh penerapannya secara umum walaupun

dari suatu organisasi yang digunakan misalnya benchmarking.

LAN dalam pedoman penyusunan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah 2005 menyatakan konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada

klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi

yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing

individu pada tiap jajaran aparatur bertanggungjawab atas setiap kegiatan yang

dilaksanakan pada bagiannya. Konsep itulah yang membedakan adanya

kegiatan-kegiatan yang terkendali (controllable activities) dan kegiatan-

kegiatan yang tidak terkendali (uncontrollable activities).

Page 13: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Akuntabilitas menurut didefinisikan sebagai suatu perwujudan

kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-

sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban yang

dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas suatu

instansi pemerintahan merupakan suatu perwujudan atas pelaksanaan

kewajiban instansi pemerintah mempertanggungjawabkan keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan.

Menurut pusat pendidikan dan latihan pengawasan badan pengawasan

keuangan dan pembangunan, sistem pengendalian manajemen secara umum

adalah kajian deskriptif. Konsepnya dikembangkan dari hasil pengamatan

terhadap apa yang dilakukan oleh manajemen organisasi untuk mengarahkan

organisasinya ke tujuan yang digariskan. Berdasarkan latar belakang diatas

maka pembahasan yang akan dilakukan memiliki batasan hanya pada pokok

permasalahan yang ada, yaitu “Analisis Sistem Pengendalian Manajemen

dan Akuntabilita Kinerja Dalam Mewujudkan Good Governance Di

Lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I”.

Page 14: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

B. Perumusan Masalah

Masalah penelitian yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apa peranan sistem pengawasan pada sistem pengendalian manajemen

untuk mewujudkan good governance di lingkungan Inspektorat

Jenderal Departemen Agama?

2. Sejauh mana akuntabilitas kinerja Inspektorat Jenderal Departemen

Agama dalam mewujudkan good governace?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menemukan jawaban

dari Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari masalah yang diteliti yaitu

analisis sistem pengendalian manajemen yang difokuskan pada pelaksanaan

pengawasan dan akuntabilitas kinerja dalam mewujudkan good governance di

lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I.

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengatahui peranan sistem pengawasan pada sistem

pengendalian manajemen dalam mewujudkan good governance di

lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Agama;

b. Untuk mengetahui sejauh mana akuntabilitas kinerja pada Inspektorat

Jenderal Departemen Agama dalam mewujudkan good governance.

Page 15: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi entitas terkait: hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai informasi yang bermanfaat bagi managemen dalam

mengembangkan sistem pengendalian manajemen operasionalnya.

b. Bagi auditor internal: penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai suatu pemahaman yang memadai mengenai pentingnya sistem

pengendalian manajemen dalam mewujudkan good governance.

c. Bagi pihak yang berkepentingan lainnya, penelitian ini diharapkan

dapat digunakan sebagai informasi masukan yang dapat dimanfaatkan

sesuai dengan kebutuhan.

d. Bagi para peneliti lainnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah

satu referensi dalam penelitiannya.

Page 16: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian manajemen menurut (Pusat Pendidikan dan Pengawasan

Badan Keuangan dan Pembangunan/BPKP 2000) tidak dapat di lepaskan dari

kegiatan internal audit, dimana pengendalian manajemen mempunyai dua arti

penting bagi pelaksanaan audit internal. Yang pertama, pengendalian manajemen

diperlukan untuk melihat apakah sasaran audit sementara (Tentative Audit

Objective/TAO) dapat dimatangkan menjadi sasaran audit tetap (Firm Audit

Objective/FAO). Konsep pengendalian manajemen dikembangkan oleh berbagai

asosiasi dan profesi akuntansi. Di Amerika Serikat saja mereka-mereka yang telah

mengembangkan sistem pengendalian manajemen dapat disebut dengan American

Institute of Certified Publik Accountant (AICPA), Goverment Accounting Office

(GAO), the Institute of Internal Auditing (IIA) dan Comitie of Sponsoring

Organization (COSO) of the Treadway Commission. Walaupun mereka

mengembangkan dengan cara yang berbeda, tetapi substansi pembahasan pada

dasarnya sama. Hal ini mudah dijelaskan karena konsep pengendalian manajemen

merupakan konsep deskriptif dan bukannya konsep normatif. Artinya konsep

pengendalian manajemen ini dikembangkan berdasarkan pengamatan terhadap

pengelolaan yang dilakukan oleh manajemen organisasi.

Pengendalian internal (internal control) menurut (Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan dalam diktat Sistem Pengendalian Manajemen.

1999) sebutan yang paling awal digunakan yang nantinya akan berubah sesuai

Page 17: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

dengan konsep yang dikembangkan oleh beberapa pihak dengan sudut pandang

yang berbeda, masing-masing pihak memberikan nama yang mereka anggap

paling sesuai sebagai alternatif dari istilah pengendalian internal. GAO misalnya,

menggunakan istilah pengendalian manajemen (management control) karena

ditentukan secara internal oleh pihak internal organisasi (dibedakan dari

pengendalian oleh pihak luar organisasi), disebut sebagai pengendalian

manajemen karena merupakan pengendalian yang ditetapkan oleh manajemen

sendiri (dibedakan dari pengendalian yang ditetapkan secara normatif oleh pihak

lain). Dari kedua nama ini variasi nama dibedakan untuk menjelaskan konsepnya

menurut pendekatan yang digunakan terhadap pembahasannya.

Seperti dengan bahasan awal yang termuat dalam Statement of Auditing

Standard No.1 (SAS-1) yang berembrio dari Statement on Auditing Procedures

(SAP) No.29 dan 33. AICPA menggunakan sebutan pengendalian intern (internal

control) tambahan sebutan sistem sehingga menjadi sistem pengendalian intern

(internal control system), dibuktikan karena dalam penerapannya pengendalian

manajemen ini dijadikan bentuk formal dan kontinyu yang memenuhi unsur suatu

sistem yaitu, mempunyai komponen input, proses dan output.

Lembaga yang sama kemudian melalui SAS-55 kemudian mengubah

sudut pandang pembahasannya dengan menekankan bentuk pengendaliannya

(dibedakan dari komponen atau elemen pengendalian), sehingga kemudian

menyebutnya sebagai struktur pengendalian manajemen (internal control

struktur). Sejak COSO memperkenalkan sudut pandangnya bahwa pengendalian

manajemen lebih menekankan pada proses yang dilakukan manajemen bukan

Page 18: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

bentuk pengendalian yang digunakan, maka orang kembali menyebutnya sebagai

pengendalian intern (internal control).

Pengawasan didalam instansi pemerintahan sifatnya melekat atau inherent

dalam fungsi manajemen secara keseluruhan dan menyatu dengan sistem

manajemen yang berlangsung dalam organisasi. Dengan demikian pengawasan

dengan atasan langsung (supervisi) dapat diringankan karena semestinya tidak

akan mengurangi kadar pengawasan yang telah melekat dalam sistem

pengendalian manajemen internal pada organisasi yang bersangkutan. .

Uraian mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian

berdasarkan masing-masing konsep dan sudut pandangnya akan dibahas pada

bagian ini. Dimana penulis memfokuskan pembahasan pada satu atau lebih teori

atau hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah penelitian.

A. Sistem Pengendalian Manajemen

1. Definisi Sistem Pengendalian Manajemen

Pengertian pengendalian manajemen secara garis besar menurut

(Anthony, Robert dalam bukunya “Management Control System”. 2007)

yaitu sebagai suatu yang statis atau sesuatu yang dinamis. Konsep-konsep

yang dikembangkan awalnya berdekatan statis. Pengendalian manajemen,

pertama kali didefinisikan secara formal oleh Comunite Auditing Prosedur

(CAP) komisi dari AICPA. Dikatakan bahwa definisi pengendalian ini

dihasilkan dari suatu studi komprehensif dan dituangkan dalam suatu

Page 19: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

laporan khusus yang menjelaskan unsur-unsur pengendalian manajemen

dari manfaatnya bagi manajemen dan auditor independen.

Pada bulan Oktober tahun 1958 komite yang sama menerbitkan

Statement on Auditing Procedur (SAP) No.29 berjudul ”Scope of the

Independent Auditor’s Review of Internal Control”. Pernyataan ini lebih

menjelaskan ruang lingkup telahaan auditor independen terhadap

pengendalian manajemen berkaitan dengan audit keuangan.

Perkembangan lebih lanjut dari konsep pengendalian manajemen

ini adalah terbitnya SAP No.33 pada tahun 1953 yang berjudul ”Auditing

Standards and Procedures (accodification)”. SAP ini menegaskan bahwa

auditor independen terutama hanya berkepentingan dengan pengendalian

akuntansi yang berkaitan erat dengan keandalan catatan-catatan keuangan

yang akan dievaluasi dalam audit. Pengendalian administratif

dipertimbangkan, hanya jika auditor independen beranggapan bahwa

pengendalian tersebut mempunyai pengaruh yang penting terhadap

keandalan catatan-catatan keuangan.

Pada tahun 1972 Statement on Auditing Procedures (SAP)

digantikan oleh Statement of Auditing Standard. Statement of Auditing

Standard No.1 (SAS-1).yang terbit pada bulan November 1972 adalah

kondifikasi SAS-1 hingga SAP-54. Oleh karena itu, sekarang ini boleh

dikatakan bahwa pengertian pengendalian manajemen yang mendahului

pengertian yang terdapat pada SAS-55 yang lebih menerbitkan atau

Page 20: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

menekankan pada bentuk pengendalian dan pada komponennya adalah

pengertian yang ada pada SAS-1.

Definisi pengendalian manajemen yang memandang internal

control sebagainya terdapat dalam konsep COSO. Pengendalian

manajemen didefinisikan sebagai proses yang dilakukan oleh manajemen

dari personil lain, dimaksudkan keyakinan yang memadai bahwa tujuan-

tujuan, efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan,

serta kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku dapat

dicapai. Melalui definisi ini COSO berusaha menekankan bahwa internal

control adalah serangkaian tindakan bukannya suatu kejadian atau suatu

kondisi.

2. Arti Penting Sistem Pengendalian Manajemen

Pada dasarnya, Fungsi utama sistem pengendalian manajemen

menurut (Draft, L dalam bukunya Management. 2006) adalah perencanaan

dan pengendalian. Untuk itu kemampuan dalam mengelola

perusahaan/instansi sangat bergantung pada kemampuan melaksanakan

kedua fungsi utama tersebut. Fungsi perencanaan meliputi aktivitas-

aktivitas seperti penentuan tujuan, penetapan kebijaksanaan, pengaturan

pengeluaran modal dan pembuatan keputusan mengenai produk dan

promosinya. Dengan kata lain, perencanaan berhubungan dengan

pengembangan tujuan untuk masa yang akan datang serta penyusunan

berbagai anggaran guna mencapai tujuan tersebut.

Page 21: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Agar manajemen memperoleh kepastian, apakah organisasinya

telah melaksanakan apa yang ditetapkan didalam perencanaan, maka

diperlukan adanya pengendalian manajemen, sebagai proses memotivasi

dan memberi semangat kepada para manajer untuk melaksanakan kegiatan

organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Anthony,

1978). Dengan demikian, pengendalian menyangkut implementasi

kebijaksanaan, evaluasi pelaksanaan dan pengambilan tindakan koreksi

atas pelaksanaan yang berada di bawah standar.

Pengendalian manajemen meliputi semua metode dan prosedur

termasuk sistem pengendalian manajemen, yang digunakan untuk

menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strategi perusahaan secara

efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Biasanya sistem pengendalian manajemen merupakan suatu

sistem total, dengan pengertian bahwa sistem pengendalian tersebut

meliputi aspek operasi perusahaan (Anthony, 1978). Sistem ini merupakan

struktur dan proses sistematis serta terorganisir yang digunakan dalam

pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen terdiri dari dua

unsur, yaitu struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian

manajemen.

Struktur pengendalian manajemen menurut (Hariadi, Bambang

dalam bukunya Strategi Manajemen “Strategi dalam Perang Bisnis” 2005)

merupakan elemen yang membentuk sistem pengendalian manajemen,

yang terdiri dari berbagai pusat pertanggungjawaban dan teknik yang

Page 22: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

sesuai untuk perencanaan dan pengendalian prestasi pada setiap pusat

pertanggungjawaban. Sedangkan proses pengendalian manajemen

merupakan cara bekerjanya setiap pusat pertanggungjawaban dengan

menggunakan informasi yang mengalir di dalamnya. Terdapat tiga tahap

dalam proses pengendalian manajemen, yaitu penyusunan program

(programming), penyusunan anggaran (budgeting), serta analisis dan

pelaporan prestasi

3. Arti Penting Pengendalian Manajemen bagi Auditor

Sistem pengendalian manajemen tidak dapat dipisahkan dari

pekerjaan audit, apakah itu general audit (audit terhadap laporan

keuangan) maupun management audit (audit terhadap kinerja

pengelolaan). Dimana manajemen audit menurut Agoes (2001):

“Manajemen audit adalah sesuatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi

suatu perusahaan termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan

operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif dan efisien dan ekonomis.” `

Auditor disaat sedang melaksanakan audit keuangan menggunakan

pengujian terhadap pengendalian manajemen untuk melihat dapat atau

tidaknya data dan informasi yang dihasilkan dalam proses manajemen

dipercayai (kompetensi bukti yang diperlukannya didalam audit).

Page 23: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

B. Sistem Pengendalian Manajemen Pada Internal Audit

Sebelum tahun 1978, peran internal auditor dalam organisasi belum

dapat didefinisikan dengan jelas. Belum terdapat keseragaman dalam hal

bagaimana meletakkan satuan pengawas internal ini, dalam struktur

organisasi. Oleh karena itu, satuan pengawas internal ini ada yang didudukan

setingkat dengan direksi, langsung dibawah direktur utama, langsung dibawah

direktur keuangan, tetapi ada juga yang diletakan dibawah divisi akuntansi.

Pendefinisian posisi internal auditor manurut (Widjaja, Amin dalam

bukunya Internal Audit 2008) mulai mendapatkan perhatian penting dengan di

bentuknya Profesional Standards and Responsibilities Committe pada tahun

1974. Komite ini menghasilkan Standar Internal Auditing yang kemudian

disahkan dalam Konferensi Internasional IIA di San Francisco pada bulan Juni

1876.

Untuk mendalami pengertian internal audit, perlu dikemukakan berbagai

ahli dan sumber. Konrath (2000) mendefinisikan internal audit sebagai

berikut:

Internal audit merupakan fungsi pemikiran yang independen di dalam suatu

organisasi yang dilaksanakan untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan-

kegiatan yang ada di dalam organisasi tersebut sebagai suatu pemberian jasa

kepada manjemen.

Menurut Agoes (2001)

Internal audit adalah: pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit

perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi

perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang

telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

Page 24: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Standar internal auditing manurut (Sawyer’s Lawyers dalam buku

Internal Auditing 2005) memuat lima standar umum yaitu: kebebasan,

kecakapan profesional, ruang lingkup pekerjaan, kinerja pekerja audit, dan

manajemen satuan audit internal. Pelaksanaan dari standar ini akan menuntun

pada pendefinisian peranan internal auditor, yaitu sebagai katalis yang

membantu proses manajemen. Dalam hal ini internal auditor mengambil peran

sebagai alat manajemen yang bertugas melakukan studi terhadap pengendalian

manajemen. Oleh karena itu, dapat secara tegas dikatakan bahwa tujuan

pengendalian manajemen menjadi sasaran ruang lingkup kerja internal audit.

1. Jenis-Jenis Internal Audit

Internal auditor menurut (Widjaja, Amin dalam bukunya

Memahami Internal Audit 2008) melaksanakan pengujian pengendalian

manajemen melalui proses review berkesinambungan yang lebih dikenal

dengan nama internal audit. Jenis dan pelaksanaan audit ini bisa sangat

beragam, tetapi Leo Herbert dalam bukunya Audit The Management

Performance membagi internal audit ini menjadi dua kelompok sebagai

tujuan audit. kelompok yang pertama disebut sebagai Manajemen Audit

(M-Audit) jika audit dilakukan pada kegiatan manajemen yang sedang

berlangsung M-Audit dapat mengambil kriteria ketaatan dan efisiensi atau

kehematan sebagai tujuan audit.

Kelompok yang kedua disebut sebagai Program Audit (P-Audit)

berbeda dengan M-Audit yang dilaksanakan pada saat kegiatan masih

berlangsung. P-Audit dilaksanakan setelah kegiatan manajemen selesai

Page 25: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

dilaksanakan. Oleh karena itu P-Audit lebih mementingkan hasil dari pada

cara pelaksanaan.

2. Posisi Pengendalian Manajemen dalam Internal Audit

Baik manajemen audit ataupun pengendalian audit pelaksanaanya

menurut (Munir, Nungki dalam buku Knowledge Management Audit

2008) dilakukan melalui tiga tahapan audit yaitu: audit pendahuluan,

penelahaan pengendalian manajemen, dan audit lanjutan. Kebutuhan audit

dapat berasal dari keluhan tidak bekerjanya dengan baik suatu sistem

pengendalian, dapat pula berasal dari pemahaman dapat ditingkatkannya

keandalan pengendalian manajemen. Penetapan sasaran audit akan

ditentukan berdasarkan arti penting dan risiko sistem pengendalian

tersebut dalam pencapaian tujuan organisasi.

Dalam internal auditor, auditor akan mencapai keterhubungan

antara gejala-gejala yang menimbulkan kebutuhan audit dengan

pencapaian tujuan audit. Semua hal yang secara logis dapat dilihat sebagai

kelemahan yangg menghambat pencapaian sasaran bagi internal auditor

yang akan memberikan atribut sasaran audit yang mungkin. PAO

(Possible Audit Objektive) ini akan dicarikan penjelasan pada audit

pendahuluan, jika ternyata cukup memadai untuk dikembangkan dalam

proses berikutnya, maka PAO ini akan berubah menjadi sasaran sementara

(Tentative Audit Objective/TAO).

Page 26: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Pengendalian manajemen akhirnya menjadi batasan akhir apakah

ada sesuatu yang dapat disumbangkan internal auditor pada percepatan

tercapaianya tujuan organisasi. Jika dalam tahap audit penelaah sistem

pengendalian manajemen ternyata bahwa yang tertuang dalam TAO

bersumber pada kelemahan pengendalian manajemen, maka TAO akan

berubah menjadi sasaran audit tetap (Firm Audit Objective/FAO).

FAO ini akan menjadi titik tolak bagi auditor dalam audit lanjutan

untuk membuktikan kepada manajemen bahwa jika hal tersebut tidak

diberikan perhatian, maka akan terdapat kerugian sehingga menghambat

tercapainya tujuan organisasi.

3. Perhatian Internal Auditor Pada Penelaahan Pengendalian

Manajemen

Dalam tahapan penelahaan sistem pengendalian manajemen,

auditor akan menilai apakah sistem tersebut mencapai standar tertentu agar

tujuan organisasi yang telah digariskan dapat dicapai. Sawyer’s dalam

buku internal auditing (2005) menganjurkan beberapa pertimbangan yang

dapat dilihat dalam penelahaan sistem pengendalian manajemen, yaitu

antara lain:

a. Ketetapan Waktu

Pengendalian harus dapat mendeteksi kemungkinan

penyimpangan atau penyimpangan yang sudah terjadi secara dini

untuk memperkecil kerugian yang akan diakibatkannya.

Page 27: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

b. Hemat

Pengendalian harus secara wajar menjamin bahwa hasil

yang akan dicapai dengan biaya yang sekecil-kecilnya dan

sesedikitnya kemungkinan terjadi efek samping.

c. Akuntabilitas

Pengendalian harus membantu setiap orang dalam

menunjukan tanggungjawabnya atas pekerjaan yang ditugaskan

kepadanya.

d. Penetapan

Pengendalian harus ditempatkan pada tempat dimana ia

akan bekerja lebih efektif.

e. Flexibilitas

Keadaan berakhir pada perubahan. Perencanaan dan

prosedur hampir diyakini harus sesuai dengan waktu.

f. Identifikasi Penyebab

Perbaikan yang segera dapat dilakukan jika pengendalian

tidak hanya mengidentifikasikan masalah, tetapi

mengidentifikasikan juga penyebab yang ditimbulkannya.

Ketepatan pengendalian harus memenuhi kebutuhan manajemen.

g. Masalah.

Pengendalian jelas membawa manfaat. Akan tetapi juga

membawa masalah. Pengendalian mungkin tetap akan berfungsi,

tetapi dengan pengorbanan finansial maupun moral. Pengendalian

Page 28: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

harus dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan dan bukan

suatu tujuan.

4. Tujuan Pengendalian Manajemen Yang Diuji Auditor

Pengendalian manajemen menurut (Pusat Pendidikan dan Latihan

Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan/BPKP

2000), seharusnya dirancang untuk dapat menangkal risiko yang

ditimbulkan risiko melekat. Auditor akan menguji apakah pengendalian

manajemen ini cukup untuk menjamin tercapainya tujuan yang hendak

dicapai manajemen dalam penyajian laporan keuangan yaitu:

a. Kelengkapan;

b. Akurasi;

c. Keberadaan atau keterjadian;

d. Pisah batas;

e. Penilaian;

f. Hak dan kewajiban, serta

g. Penyajian dan pengungkapan.

5. Manfaat Pengendalian Manajemen Bagi Akuntabilitas Kinerja

Organisasi

Falsafah manajemen modern memandang pengendalian sebagai

suatu bantuan dan bukan suatu kendala. Pengendalian menurut

(Simanjuntak J dalam Manajemen dan Evaluasi Kinerja 2008) dilihat

Page 29: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

sebagai suatu alat untuk mengintegrasikan tujuan perseorangan dan tujuan

organisasi untuk membantu tercapainya tujuan-tujuan tersebut.

Penganjuran penerapan pengendalian menyatakan bahwa pengendalian

dapat menjadi alat untuk mengukur kinerja pribadi khususnya

akuntabilitas kinerja, apakah seseorang atau suatu unit (akuntabilitas

kinerja) telah menyelesaikan tugas yang dibebankan.

a. Jenis–Jenis Pengendalian

Pengendalian dapat dirancang untuk melaksanakan berbagai

fungsi. Beberapa diantaranya diterapkan untuk menghindarkan hasil

yang tidak diinginkan sebelum itu terjadi (pengendalian prefentif).

Yang dirancang untuk mengenali adanya hasil yang dinginkan mereka

terjadi (pengendalian detektif).

b. Sistem Pengendalian

Alat dari pengendalian meliputi orang, aturan, anggaran, jadwal

dan mungkin berbagai komponen lain, kesemuanya membentuk sistem

pengendalian. Sistem yang terbentuk mungkin mengintegrasikan

subsistem, dan mungkin merupakan bagian dari sistem yang lebih

besar.

Tujuan sekaligus. Sistem pengendalian mungkin merupakan

sistem terbuka ataupun sistem yang tertutup. Pada dasarnya sistem

operasional mempunyai tiga komponen dasar yaitu: input, proses, dan

output yang dapat digambarkan sebagai:

Page 30: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Gambar. 2.1

input Output

Sumber: (Pusat Pendidikan dan Latihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan. 2000).

\

1) Sistem Pengendalian Black Box

Dalam pandangan sistem pengendalian, black box adalah

derajat sistem yang terendah. Dalam sistem ini manajemen

memandang proses sebagai sesuatu yang tidak dapat dipengaruhi

dan harus diterima apa adanya. Oleh karena itu proses dilihat

sebagai suatu kotak hitam, dan digambarkan sebagai berikut

Gambar. 2.2

input output

Sumber: (Pusat Pendidikan dan Latihan Pengawasan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan. 2000).

2) Sistem Pengendalian Umpan Balik (Feed Back)

Derajat kedua dari sistem pengendalian adalah sistem

Pengendalian umpan balik. Untuk mengendalikan agar proses

dapat menghasilkan output sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan, maka dua elemen harus ditambahkan, yaitu sensor

pengendalian dan umpan balik.

Proses

Kotak hitam

Page 31: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

3) Sistem Pengendalian Umpan Depan (Feed Forward)

Derajat tertinggi dalam sistem pengendalian adalah sistem

pengendalian umpan depan. Sistem pengendalian ini menghendaki

pemahaman bahwa suatu proses sebenarnya adalah serangkaian

dari proses-proses yang lebih kecil. Dengan menempatkan sensor

pengendalian pada setiap proses kecil tersebut maka informasi

yang diperoleh dapat diumpankan kedepan (Feed Forward).

c. Aspek-aspek Pengendalian Manajemen

Aspek-aspek pengendalian manajemen manurut (Ress, David

and McBean dalam buku Management People Strategy and Theory

2007) penerapan pengendalian manajemen adalah hak prerogatif

manajemen. Perkembangan kemudian mengharuskan manjemen

perusahaan untuk menerapkan pengendalian manjemen baik secara

langsung maupun tidak langsung. Terlebih lagi jika organisasi tersebut

mulai menggunakan dana masyarakat dalam kegiatan usahanya, mau

tidak mau ia berada dalam pengawasan badan pengatur yang

mensyaratkan adanya pengendalian. Pada keadaan ini suatu organisasi

harus tunduk misalnya pada syarat-syarat pengendalian yang terdapat

pada undang-undang yang berlaku.

Di Amerika Serikat. Foreign Corrupt Practice Act 1977 yang

disempurnakan pada tahun 1988 adalah penyempurnaan dari Securities

Exchange Act 1934. Seluruh organisasi (perusahaan) yang oleh

Page 32: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Securities Exchange Act 1934 diharuskan dimasukan laporan keuangan

auditan, sekarang diharuskan untuk memelihara pembukuan yang

cukup lengkap dan akurat serta menerapkan suatu pengendalian

manajemen yang cukup andal.

d. Kendala dan Keterbatasan Pengendalian Manajemen

Banyak pihak yang menginginkan bahwa dengan

melaksanakan pengendalian manajemen secara ketat, organisasi akan

dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai misi

dan tujuan organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif.

e. Prosedur Pengujian Sistem Pengendalian Manajemen

Tugas auditor dalam kaitan dengan pemahaman pengendalian

manajemen adalah meyakinkan bahwa unsur-unsur pengendalian

manajemen telah ditempatkan secara tepat dalam operasi dan didalam

pedokumentasian.

f. Mendokumentasikan Pemahaman Pengendalian Manajemen

Untuk memudahkan auditor dalam menyimpulkan tingkat

keandalan sistem pengendalian internal yang dievaluasi, beberapa alat

dokumentasi atas hasil evaluasi tersedia untuk digunakan. Alat-alat ini

diantara lain adalah: uraian naratif, flowchart, dan internal control

questioner.

Page 33: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

6. Peranan Pemeriksaan Manajemen Dan Audit Kinerja Dalam

Pemeriksaan Kinerja

Istilah pengukuran kinerja merupakan hasil terjemahan dari

performance auditing yang dapat didefinisikan dalam kerangka yang sama

seperti pemeriksaan manajemen, kecuali bahwa pemeriksaan operasional

lebih berlaku terhadap sistem operasi audit dari pada sistem

manajemennya (J. Simke 1982).

Pemeriksaan kinerja memberikan penekanan pada segi efisiensi

dan ekonomis/penghematan pelaksanaan fungsi manajemen. Sehubungan

dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pemeriksaan kinerja maka

pemeriksaan ini dapat dibedakan atas dua bagian yaitu :

a. Pemeriksaan pengelolaan (management auditing) yaitu

pemeriksaan kinerja dengan penekanan pada segi ekonomis dan

efisien;

b. Pemeriksaan program (program auditing) yaitu pemeriksaan

kinerja dengan penekanan pada aspek efektivitas.

Sehubungan dengan batasan mengenai rumusan istilah audit

kinerja, menurut Johny Setiawan (1988):

”Pemeriksaan kinerja bertujuan menghasilkan perbaikan atas

pengelolaan aktivitas dan mencapai hasil dari obyek yang diperiksa

dengan cara memberikan saran-saran tentang upaya-upaya yang dapat

ditempuh guna pendayagunaan sumber-sumber ekonomis secara efisien

dan efektif”.

Page 34: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Pemeriksaan manajemen menurut Supriono (1990):

”Pemeriksaan manajeman adalah suatu proses pemeriksaan secara

sistematis yang dilaksanakan oleh pemeriksa independen untuk

mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif atas prosedur dan

kegiatan manajemen”.

Menurut Supriono (1990) perbedaan Audit Kinerja dengan Audit

Manajemen adalah:

Tabel. 2.1

No Audit Kinerja Audit Manajemen

1. Kegiatan pemeriksaan

dilaksanakan secara policy

manajer, pedoman akuntansi,

standar kegiatan

Kegiatan pemeriksaan

dilaksanakan sesuai peraturan,

prosedur, standar kegiatan,

maupun policy manajer.

2. Sumber-sumber telah

digunakan secara efektif,

efisien dan hemat serta

mengkomunikasikan hasil

pemeriksaan dalam bentuk

laporan, konklusi laporan

kepada atasan manajer yang

diperiksa.

Sumber telah digunakan secara

efektif dan hemat serta

mengkomunikasikan hasil

pemeriksaan dengan pendapatan

konklusi laporan kepada atasan

manajer disertai dengan bentuk

rekomendasi tindakan koreksi

kegiatan yang in-efisiensi.

Standar atau kriteria pemeriksaan menurut (Sayle. 2000) adalah

ukuran mengenai mutu pemeriksaan standar pemeriksaan kinerja yang

digunakan dewasa ini merupakan norma umum pemeriksaan, pelaksanaan

dan pelaporan yang dikembangkan oleh General Accounting Office (GAO)

dari Amerika Serikat sebagaimana yang disebutkan dengan nama ”GAO

Standar for Audit of Govermental Organization Programs, Activities and

function” yang sejalan pula dengan hasil kongres IAI 1994 di Bandung

yang dituangkan dalam buku standar auditing.

Page 35: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

C. Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Pengorganisasian

Organisasi menurut (Kinicki, Angelo 2005) adalah setiap bentuk

persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama serta

secara formal saling terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah

ditentukan. Dalam persekutuan ini terdapat seorang atau beberapa orang yang

disebut alasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan. Tiga

unsur utama dalam suatu organisasi Supono (2000), yaitu:

1. Organisasi memiliki kegunaan atau tujuan, yaitu pencapaian tujuan

yang sudah ditetapkan;

2. Organisasi terdiri dari kelompok manusia;

3. Organisasi merupakan wadah sekelompok orang untuk bekerjasama.

Selain itu pengorganisasian juga terdiri dari beberapa aspek yang

mendasari pembentukan dari pengorganisasian yang di inginkan, dimana

aspek-aspek tersebut didasari atas langkah-langkah yang harus diperhatikan

dalam suatu pengorganisasian, langkah-langkah tersebut bisa dipastikan tidak

terlepas dari prosedur pengorganisasian yang telah ditentukan.

Proses pembentukan organisasi diawali dengan penetapan visi dan misi

yang bertujuan mengidentifikasikan tugas pokok, sasaran kinerja dan fungsi

organisasi. Penetapkan standar kinerja dilakukan untuk mengendalikan

pelaksanaan kegiatan para anggota organisasi agar tetap sesuai dengan yang

diinginkan. Standar kinerja ini juga merupakan alat pendeteksi secara dini jika

terjadi ketidaksesuaian antara pelaksanaan dan ketentuan atau prosedur yang

Page 36: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

seharusnya. Organisasi berdasarkan atas dua bentuk pengklasifikasian yaitu

organisasi bentuk struktural dan organisasi bentuk fungsi.

1. Perencanaan

Menurut (Manulang dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen

2006) untuk dapat mencapai tujuan organisasi, manajemen harus

merencanakan proses, membakukan, melaksanakan dan memantau

pelaksanaannya dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, perencanaan

merupakan tahap awal dari suatu proses manajemen. Perencanaan

berfungsi untuk memberikan arahan kepada proses manajemen dengan

cara membantu memutuskan apa yang diharus dikerjakan, kapan dan

bagaimana caranya mengerjakan, serta siapa saja yang harus

melakukannya.

2. Prosedur

Setiap organisasi, mempunyai misi, fungsi serta tujuan masing-

masing yang pada umumnya tercermin diperaturan perundangan yang

mendasari. Prosedur pada hakekatnya merupakan suatu rangkaian (urutan-

urutan), tindakan oleh satu atau beberapa orang dengan peralatan dan

waktu tertentu didalam melaksanakan suatu aktivitas tertentu untuk

mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kebijakan pimpinan yang

telah digunakan.

Dengan kata lain prosedur merupakan pedoman yang sangat

spesifik dan secara rinci menggambarkan langkah-langkah secara

kronologis yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian

Page 37: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

dikatakan bahwa filosofi diciptakannya prosedur adalah mengarahkan

personil organisasi dalam bentuk secara sistematis guna mendukung

tercapainya tujuan organisasi.

3. Kebijakan

Dalam organisasi kebijakan merupakan alat bantu untuk memilih

tindakan terbaik dari berbagai alternatif yang ada. Oleh karena itu

kebijakan akan dijumpai dalam organisasi pada hampir seluruh tingkatan

manajemen. Kebijakan akhirnya menjadi salah satu bidang kajian yang

penting dalam manajemen, karena pengaruhnya yang luas, meliputi

seluruh aspek pengelolaan organisasi. Dalam manajemen, kebijakan

merupakan penjabaran keinginan organisasi yang harus dicapai.

4. Pencatatan

Pencatatan merupakan suatu fungsi untuk mendokumentasikan

kejadian atau peristiwa yang terjadi pada suatu organisasi dari unit

terendah sampai dengan unit tertinggi. Catatan ini sangat diperlukan

karena memungkinkan para pihak yang berkepentingan untuk mendapat

informasi, membaca, dan memperlajari kembali peristiwa atau fakta yang

telah terjadi.

5. Pelaporan

Laporan merupakan salah satu dari beberapa alat komunikasi yang

digunakan organisasi. Dari sudut pandang pengendalian manajemen,

laporan adalah sarana untuk meyakinkan bahwa setiap anggota organisasi

mendapatkan pesan yang jelas mengenai apa yang harus dilakukan dalam

Page 38: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

rangka pencapaian tujuan organisasi. Bagi anggota organisasi fungsi

laporan berkisar dari: a) sekedar menginformasikan, b) meyakinkan,

hingga, c) menggerakan mereka untuk melakukan sesuatu.

Menurut derajat formalitasnya laporan dapat berbentuk laporan

lisan maupun tertulis. Isi laporan mungkin akan menyajikan informasi

mengenai apa yang telah terjadi (what), dimana kejadiaanya (where),

kapan terjadinya (when), mengapa hal itu terjadi (why), siapa yang terlibat

didalam kejadian (who) dan bagaimana hal tersebut terjadi (how). Ciri

mutu dari laporan harus dapat dimengerti, relevan, dan dapat dipercaya.

6. Review Internal

Review internal merupakan unsur pengendalian manajemen yang

terakhir. Kegiatan ini diperlukan untuk meyakini bahwa seluruh unsur

pengendalian internal yang telah diuraikan pada bahasan-bahasan

sebelumnya, yang terdiri dari pengorganisasian, kebijakan, perencanaan,

prosedur, pencatatan, pelaporan, dan personil telah berfungsi sebagaimana

mestinya demi terselenggaranya tugas pokok dan fungsi selalu instansi

atau organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif.

D. Akuntabilitas

Akuntabilitas menurut (LAN dalam Pedoman Pelaporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah No. 589/IX/6/Y/99 1999) tujuan-tujuan dan

sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media

pertanggungjawaban, yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia

Page 39: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

birokrasi, akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan suatu

perwujudan instansi pemerintah mempertanggungjawabkan keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan nilai instansi yang bersangkutan.

1. Perkembangan Akuntabilitas

Di dalam pendefinisian dari akuntabilitas ditinjau dari aspek yaitu

tinjauan historia dan tinjauan teoritis. Menurut The Oxford Advance

Learner’s Dictionary, akuntabilitas adalah required or expected to give an

explanation for one’s action. Dengan kata lain, dalam akuntabilitas

terkandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala tindak-

tanduk dan kegiatannya di bidang administrasi keuangan kepada pihak

yang lebih tinggi/atasannya.

Dalam hal ini terminologi akuntansi dilihat dari sudut pandang

pengendalian tindakan pada pencapaian tujuan. Tolak ukur atau indikator

pengukuran kinerja adalah kewajiban individu atau organisasi untuk

mempertanggungjawabkan pencapaian kinerjanya melalui pengukuran

yang seobyektif mungkin.

Media untuk mempertanggungjawabkan akuntabilitas tidak

terbatas didalam laporan pertanggungjawabannya saja tetapi juga

mencakup praktek-praktek kemudahan si pemberi mandat mendapatkan

informasi, baik langsung maupun tidak langsung secara lisan maupun

tulisan. Dengan demikian akuntabilitas akan tumbuh subur pada

lingkungan yang mengutamakan keterbukaan sebagai landasan

pertanggungjawaban.

Page 40: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Menurut J.B. Gharley, akuntabilitas ditujukan untuk mencari

jawaban terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan pelayanan apa,

siapa, kepada siapa, milik siapa, yang mana, dan bagaimana. Pertanyaan

ini memerlukan jawaban. Konsep pelayanan ini dalam akuntabilitas belum

memadai, oleh karena itu harus diikuti dengan jiwa enterpreneurship pada

pihak-pihak yang melaksanakan akuntabilitas. Akuntabilitas juga

merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara bagaimana untuk mencapai

semua itu.

Akuntabilitas dapat hidup dan berkembang dalam suasana dan

transparan dan demokratis dan adanya kebebasan dalam mengemukakan

pendapat, sehingga di dalam negara yang otokratik dan tidak transparan,

akuntabilitas akan hilang dan tidak berlaku. Oleh karena ini pemerintah

harus betul-betul menyadari bahwa pemerintahan dan pelayanan kepada

masyarakat. Ada empat dimensi yang membedakan akuntabilitas dengan

yang lain:

a. Siapa yang harus melaksanakan akuntabilitas;

b. Kepada siapa dia berakuntabilitas;

c. Apa standar yang ia gunakan untuk penilaian akuntabilitasnya;

d. Nilai akuntabilitas itu sendiri.

Deklarasi Tokyo mengenai petunjuk akuntabilitas publik (tahun

1985) menetapkan definisi sebagai berikut, bahwa akuntabilitas

merupakan kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa

Page 41: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang

bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut

pertanggungjawaban fiskal, manajerial, dan program.

Pengendalian (control) sebagai tujuan penting manajemen yang

baik, adalah saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain,

dapat disebutkan bahwa pengendalian tidak dapat berjalan dengan efisien

dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik

pula, demikian sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa akuntabilitas

merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian terhadap sumber

daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media

pertanggungjawaban secara periodik.

Media akuntabilitas yang memadai adalah bentuk laporan yang dapat

mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya

suatu organisasi. Media akuntabilitas ini dapat berupa laporan tahunan

tentang pencapaian tugas pokok dan fungsi dengan aspek-aspek

penunjangnya seperti aspek keuangan, aspek sarana dan prasarana, aspek

sumber daya manusia dan lain-lain.

Page 42: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

2. Jenis Akuntabilitas

Menurut Sirajudin H. Salleh dan Aslam Iqbal, akuntabilitas

sebetulnya merupakan sisi sikap dan watak kehidupan manusia yang

meliputi:

a. Akuntabilitas intern seseorang dan

b. Ekstren seseorang.

Dari sisi intern, akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban

orang tersebut kepada Tuhannya. Akuntabilitas yang demikian ini yang

meliputi pertanggungjawaban sendiri mengenai segala sesuatu yang

dijalankannya, hanya dipahami dan diketahui oleh dirinya sendiri. Oleh

karena itu akuntabilitas intern sering disebut juga sebagai akuntabilitas

spiritual.

Ledivina V.G menyatakan bahwa dengan disadarinya akuntabilitas

spiritual, maka pengertian akan accountable atau tindakan seseorang

bukan hanya dikarenakan ia mencuri dan tidak sensitif terhadap

lingkungannya, akan tetapi lebih jauh dari itu yakni seperti adanya

perasaan malu atas warna kulitnya, tidak bangga menjadi bagian suatu

bangsa, kurang nasionalis, dan lain-lain. Akuntabilitas yang satu ini sangat

sulit untuk diukur karena tidak adanya ukuran yang jelas dan diterima oleh

semua orang serta tidak ada yang melakukan cek evaluasi dan monitor

baik sejak proses sampai pertanggungjawaban itu sendiri.

Page 43: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Akuntabilitas Ekstern sesorang adalah akuntabilitas seseorang

tersebut kepada lingkungannya, baik lingkungan formal maupun

lingkungan masyarakat. Kegagalan seseorang melaksanakan akuntabilitas

ekstern tersebut mencakup pemborosan waktu, pemborosan sumber dana,

dan sumber-sumber daya pemerintah. Akuntabilitas ekstern akan lebih

mudah diukur mengingat norma dan standar yang tersedia memang sudah

jelas. Kontrol pengendalian eksternal sudah ada dalam mekanisme yang

terbentuk dalam suatu sistem dan prosedur kerja.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di indonesia seperti

Indonesian Corruption Watch (ICW), Lembaga Konsumen indonesia,

merupakan contoh-contoh pengontrol dan penyeimbang pelaksanaan

akuntabilitas instansi pemerintahan. Akuntabilitas Internal meliputi:

a. Internal Accountability to the public servant’s own organization

Dalam akuntabilitas ini setiap tingkatan pada hierarki

organisasi, petugas pelayanan publik diwajibkan untuk accountable

kepada atasannya dan kepada yang mengontrol pekerjaannya. Untuk

itu diperlukan komitmen dari seluruh petugas untuk memenuhi kriteria

pengetahuan dan keahlian untuk pelaksanaan tugas-tugasnya sesuai

dengan posisi tersebut.

b. Eksternal Accountability to the individual’s and organization outside

public servant’s own organization

Akuntabilitas ini mengandung pengertian akan kemampuan

untuk menjawab setiap pertanyaan yang berhubungan dengan

Page 44: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pencapaian kinerja pelaksanaan tugas dan wewenang. Pembagian

Akuntabilitas Eksternal meliputi:

1) Menurut Mario D. Yango

a) Tradisional atau Regulariy Accountability

Akuntabilitas tradisional atau reguler memfokuskan diri

pada transaksi-transakisi reguler atau fiskal untuk mendapatkan

informasi mengenai kepatuhan kepada peraturan yang berlaku

terutama yang terkait dengan peraturan fiskal dan peraturan

pelaksanaan administrasi publik. Disebut juga dengan

Compliance Accountibility. Hal ini diperlukan untuk

mempertahankan tingkat efisiensi pelaksanaan administrasi

publik yang mengarah pada perwujudan pelayanan prima.

b) Managerial Accountability

Akuntabilitas manajerial menitikberatkan kepada

efisiensi dan kehematan penggunaan dana, harta kekayaan,

sumber daya, manusia dan sumber-sumber daya lainnya.

Efisiensi penggunaan sumber daya yang menjadi kewenangan

suatu instansi pemerintah merupakan ciri utama akuntabilitas

manajerial.

c) Program Accountability

Akuntabilitas program memfokuskan pada pencapaian

hasil operasi pemerintah. Pencapaian tugas tersebut tentunya

dikaitkan program-program instansi pemerintah tersebut yang

Page 45: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

dikaitkan dengan program nasional. Sehingga keberhasilan

instansi pemerintah ini mempunyai sumbangan (share) yang

jelas pada pencapaian program nasional.

d) Process Accountability

Akuntabilitas proses memfokuskan kepada informasi

kepada tingkat pencapaian kesejahteraan sosial atas

pelaksanaan kebijakan dan aktivitas-aktivitas organisasi.

2) Menurut Samuel Paul (1991)

a) Democration Accountability

Akuntabilitas demokrasi merupakan gabungan antara

political dan administrative accountability. Pemerintah

accountable atas kinerja dan semua kegiatannya kepada

pimpinan politik yang telah mereka pilih.

b) Profesional Accountability

Dalam akuntabilitas profesional para pakar, profesional,

teknokrat melaksanakan tugas-tugasnya dengan dilandasi oleh

norma-norma dan standar profesinya. Mereka diperkenankan

untuk menentukan public interst sesuai dengan norma-norma

dan standar yang dikaitkan dengan kepentingan masyarakat.

c) Legal Accountability

Berdasarkan kategori akuntabilitas yang satu ini,

pelaksanaan ketentuan hukum disesuaikan untuk kepentingan

Page 46: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

public goods dan public services yang memang dituntut oleh

masyarakat

Selain jenis-jenis yang disebutkan diatas akuntabilitas juga terbagi

lagi menjadi beberapa jenis yaitu:

a. Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban

mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap

peraturan perundangan sasaran pertanggungjawaban ini adalah

laporan keuangan yang disajikan dan peraturan perundangan yang

berlaku yang mencakup penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran

uang oleh instansi pemerintah.

b. Akuntabilitas Manfaat

Akuntabilitas manfaat (efektivitas) pada dasarnya

memberikan perhatian kepada hasil dalam kegiatan-kegiatan

pemerintah. Dalam hal akuntabilitas manfaat hampir sama dengan

akuntabilitas program.

c. Akuntabilitas Prosedural

Akuntabilitas prosedural merupakan pertanggungjawaban

mengenai apakah suatu prosedur penetapan dan pelaksanaan suatu

kebijakan telah mempertimbangkan masalah moralitas, etika,

kepastian hukum, dan ketaatan pada keputusan politis untuk

mendukung pencapaian tujuan akhir yang telah ditetapkan.

Page 47: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

E. Good Governance

Good governance menurut definisi yang diberikan Word Bank

diartikan sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid

dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang

efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi

baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta

penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha

(Word Bank, 1998 dalam Huther & Shah 1998).

Menurut Seminar Nasional Pengawasan Konsep, Strategi, dan

Implementasi Good governance dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

(Inspektorat Jenderal Departemen Agama 2007) good governance adalah

pengelolaan suatu kegiatan, apakah dalam suatu organisasi skala kecil,

perusahaan maupun pemerintah serta negara harus dilakukan secara amanah

sesuai dengan kepercayaan yang diberikan oleh pemberi amanah.

Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang

paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.

Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk

melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan

meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, disamping adanya pengaruh

globalisasi.

Pola-pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi dengan

tatanan masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan itu

merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah

Page 48: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada terwujudnya

penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Dari segi functional aspect, good governance dapat ditinjau dari

apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya

mencapai tujuan yang telah digariskan, atau sebaliknya. Word bank

memberikan definisi:

“the way state power is used in managing economic and social resources for

development of society”. Sementara UNDP mendefinisikan sebagai “the

exercise of political, economic, and administrative authority to manage a

nation’s affair at all levels”.

Oleh karena itu, menurut definisi terakhir ini, governance mempunyai

tiga kaki (three legs), yaitu economic, political, dan adminitrative. Economic

governance meliputi proses-proses pembuatan keputusan (decision-making

processes) yang memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi

diantara penyelenggaraan ekonomi. Economic governance mempunyai

implikasi terhadap equity, poverty, dan quality of life. Political governance

adalah proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan.

Administrative governance adalah sistem implementasi proses

kebijakan. Oleh karena itu institusi dari governance meliputi tiga domain,

yaitu state (negara atau pemerintahan), private sector (sektor swasta atau

dunia usaha), dan society (masyarakat), yang saling berinteraksi dan

menjalankan fungsinya masing-masing. Institusi pemerintahan berfungsi

menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, sektor swasta

menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan society berperan positif

dalam interaksi sosial, ekonomi, dan politik, termasuk mengajak kelompok-

Page 49: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi,

sosial dan politik.

1. Definisi dan Konsep Good Governance

Good governance adalah pengelolaan suatu kegiatan apakah dalam

suatu organisasi skala kecil, perusahaan maupun pemerintah serta negara

harus dilakukan secara amanah sesuai dengan kepercayaan yang diberikan

oleh pemberi amanah (Departemen Agama R.I: Buku Panduan Acara

Seminar Nasional “Pengawasan Konsep. Strategi dan Implementasi Good

governance dalam Penyelenggaraan Pemerintah. 2007).

Pengertian good governance mencakup aspek kehidupan yang luas

mulai dari aspek hukum, politik, ekonomi, sosial, dan terkait erat dengan

tugas fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta dengan posisi dan

peran sektor dunia usaha, dengan masyarakat. Dengan lingkup tersebut,

good governance dapat dikelompokan menjadi 9 (sembilan) bagian

karakteristik, yaitu: (a) participation, (b) rule of low, (c) tranparancy, (d)

responsiveness, (e) consensus orientation, (f) equity, (g) effectiveness and

efficiency, (h) accountabiliy, (i) strategi visio.

2. Strategi Menerapkan Good Governance

Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat digunakan dalam

mencapai penerapan praktik good governance dalam birokrasi pemerintah:

(LAN: Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Good Governance. 2002).

Page 50: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

a. Reformasi Sistem Birokrasi

Birokrasi harus diarahkan pada prinsip pelayanan pada

kepentingan publik. Reformasi sistem birokrasi ini menyangkut

perubahan regulasi terutama yang terkait dengan pelayanan publik.

Salah satu pendekatan yang dapat ditempuh dalam reformasi

sistem birokrasi ini adalah dengan menumbuhkan budaya

koorporasi pada organisasi birokrasi pemerintah.

b. Peningkatan Budaya Akuntabilitas Dalam Pelaksanaan

Pemerintahan

Budaya akuntabilitas mengharuskan setiap kegiatan

pemerintah tidak hanya dilaksanakan namun juga

dipertanggungjawabkan. Proses ini memungkinkan adanya

evaluasi pelaksanaan kegiatan. Hasil evaluasi dapat digunakan

untuk melakukan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan

periode berikutnya. Jika hal ini dilaksanakan secara terus-menerus,

maka akan tercipta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan,

bahkan memungkinkan tumbuhnya inovasi dalam pelaksanaan

kegiatan.

c. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia perlu diingatkan dalam hal yaitu

profesionalisme, etika dan moral, dan budaya kerja.

Page 51: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

d. Transformasi Tata Nilai

Tata nilai dalam suatu sistem berperan melandasi,

memberikan acuan, menjadi pedoman perilaku, dan menikmati

eksistensi dan dinamika unsur-unsur lainnya dalam sistem

administrasi negara termasuk birokrasi. Semangat good

governance harus ditransformasikan dalam tata nilai dan budaya

organisasi.

F. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang di dalam penelitiannya telah membahas

mengenai sistem pengendalian manajemen, akuntabilitas kinerja dan good

governance. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh:

1. Arief Ramadani “Pengaruh total Quality Manajemen dan Sistem Reward

terhadap Kinerja Manajerial dengan Profit sebagai Variabel Moderating

(studi kasus pada PT Pos Indonesia. Lap Banteng)”. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2007.

Membahas tentang pengaruh total quality manajemen dan pengaruh

reward terhadap kinerja manajerial.

2. Mira Kumaira “Tanggung jawab Komite Audit, Audit internal dan Prinsip

Good Coorparate Governance (pada salah satu bank swasta di Jakarta)”.

UIN Syarih Hidayatullah Jakarta. 2007.

Membahas mengenai sejauh mana tanggung jawab komite audit

membantu bank x dalam menerapkan prinsip transparansi dan disclosure

Page 52: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

dan sejauh mana tanggung jawab audit internal dalam membantu bank x

dalam menerapkan prinsip transparansi dan disclosure.

3. Agus Subekti “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen

Perusahaan Melakukan Tax Planning (studi kasus pada KPP perusahaan

masuk bursa (KPP PMB)”. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007.

Membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat memotivasi

manajemen perusahaan untuk melakukan tax planning dalam

perusahaannya.

Page 53: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang berusaha

menggambarkan atau menjelaskan secermat mungkin mengenai suatu hal dari

data yang ada. Penelitian ini tidak terbatas pada pengumpulan data dan

penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu

menjadi suatu wacana dan konklusi dalam berpikir logis, praktis dan teoritis.

Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan masalah atau

keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan

fakta (fact finding). Pemilihan metode ini didasarkan pada pertimbangan

bahwa dalam pembahasan penelitian ini akan memberikan gambaran

mengenai peranan pengawasan pada sistem pengendalian manajemen dan

akuntabilitas kinerja dalam mewujudkan good governance di lingkungan

Inspektorat Jenderal Departemen Agama.

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam skripsi ini dilakukan studi kasus terhadap Inspektorat Jenderal

Departemen Agama R.I. Jakarta. Adapun penelitian ini membahas mengenai

peranan pengawasan pada sistem pengendalian manajemen dan akuntabilitas

Page 54: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

kinerja Inspektorat Jenderal Departemen Agama dalam mewujudkan good

governance di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Agama.

C. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dari lapangan

yang didapat kemudian akan diperbandingkan dengan landasan teori yang

berkaitan dengan obyek penelitian. Alasan peneliti menggunakan penelitian

kualitatif dengan tujuan untuk dapat memahami isi dari penulisan ini

(understanding). Fenomena sosial yang ada sesuai dengan definisi kualitatif

menurut Dr. Nur Indriantoro dalam bukunya (metodologi penelitian bisnis.

1999) di mana paradigma deskriptif dinamakan juga sebagai pendekatan

konstruktif, naturalisme atau interpretatif (constructivist, naturalistic, or

interpretative approach), atau perspektif postmodern. Paradigma kualitatif

merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman

mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi

realitas atau natural setting yang holistis, kompleks dan rinci. Penelitian-

penelitian dengan pendekatan induktif yang mempunyai pengungkapan fakta

merupakan contoh tipe penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif.

Paradigma kualitatif yaitu:

1. Realitas bersifat subyektif dan berdimensi banyak;

2. Penelitian berinteraksi dengan fakta yang diteliti;

Page 55: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

3. Tidak bebas dan bias;

4. Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.

Fenomena sosial yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah yang

berhubungan dengan peranan sistem pengendalian manajemen yang

difokuskan pada pelaksanaan pengawasan dan akuntabilitas kinerja dalam

mewujudkan good governance di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen

Agama.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian-penelitian ini adalah terdiri

dari data yang bersifat primer dan data yang bersifat sekunder. Data yang

bersifat primer adalah data yang didapat langsung dari sumber yang ada data

sekunder yaitu data yang telah diolah terlebih dahulu guna mendapatkan data

dan informasi yang lain, yang dibutuhkan pada penelitian ini, maka peneliti

menerapkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca buku,

literatur, majalah, jurnal paper, tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan

dengan masalah penelitian ini serta Standar Akuntansi Pemerintahan dan

Standar Pedoman Akuntan Publik dan sebagainya dengan tujuan untuk

mendapatkan kerangka teori dan menentukan arah dan tujuan penelitian

serta mencari konsep yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan

Page 56: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

sebagai dasar untuk menganalisa obyek penelitian, sehingga dapat

diperoleh kesimpulan hasil penelitian.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan (Field Research) dilakukan dengan cara

mengumpulkan data dan informasi secara langsung di Inspektorat Jenderal

Departemen Agama. melalui wawancara mendalam dengan pimpinan

maupun staff yang menjadi key Informan yang sehari-harinya secara

langsung mengenai sistem pengawasan dan akuntabilitas kinerja.

Dalam studi lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan pengumpulan informasi dan data instansi terkait untuk

dilakukan penelahaan lebih lanjut.

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian memberikan batasan dan penjelasan

mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian. Operasional variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal yaitu sebagai

berikut:

1. Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen yang akan dibahas dalam

pembahasan ini hanya dibatasi dan difokuskan pada pelaksanaan

pengawasan. Pengawasan secara umum diartikan sebagai upaya menjaga

agar program/kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, efektif,

Page 57: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

efisien, dan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan. Dalam

penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dikenal dengan terminologi

pengawasan dengan pendekatan agama, pengawasan melekat, pengawasan

intern, pengawasan ekstern, pengawasan legislatif dan pengawasan

masyarakat yang dapat digambarkan sebagai lapisan-lapisan unsur

pengawasan nasional. Pengertian pengawasan dalam tulisan ini hanya

dibatasi dan terfokus pada pengawasan internal, eksternal, dan

pengawasan pendekatan agama.

Pengawasan intern dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) yang terdiri atas BPKP, Inspektorat Jenderal

Departemen, Inspektorat Kementrian/LPND dan Bawasda Provinsi,

kabupaten dan kota. Pengawasan Ekstern dilaksanakan oleh BPK-RI

sebagai aparat pengawasan ekstern yang bebas mandiri dalam pelaksanaan

fungsi pemeriksaan keuangan negara, sedangkan Pengawasan dengan

Pendekatan Agama (PPA) merupakan program pengawasan dini yang

ditawarkan oleh Inspektorat Jenderal Departemen Agama sebagai upaya

pemberantasan KKN melalui penyampaian nilai-nilai agama. Secara

universal diakui bahwa pengawasan intern, ekstern dan pendekatan agama

memiliki peranan dalam mendorong perwujudan kepemerintahan yang

baik (good governance) melalui peningkatan akuntabilitas dan transparansi

instansi pemerintah yang diawasi.

Page 58: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

2. Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban

untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban, yang dilaksanakan

secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas suatu instansi

pemerintah merupakan suatu perwujudan instansi pemerintah dalam

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan nilai

instansi yang bersangkutan.

Akuntabilitas publik terkait erat dengan kinerja sektor publik yang

memfokuskan pada kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan bagaimana pelaksanaan kebijakan dalam rangka

pencapaian tujuan dan sasaran harus dilakukan secara jujur, efektif dan

efisien. Sebagai konsekuensi dari perlunya akuntabilitas publik, maka

diperlukan suatu sistem akuntabilitas publik yang di dalamnya berisi

pertanggungjawaban pemerintah dengan orientasi pada kinerja. Sistem ini

nantinya dapat berfungsi sebagai alat untuk peningkatan kinerja instansi

sektor publik. Sistem inilah yang dikenal dengan nama SAKIP (Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

Page 59: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Gambar. 3.1

Siklus SAKIP

Akuntabilitas

Kinerja

4. Good Governance

Istilah good governance secara sederhana bermakna “tata

kepemerintahan yang baik”. Kepemerintahan yang baik merupakan issue

yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa

ini. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah

untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah

sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, di samping

adanya pengaruh globalisasi.

Persepsi masyarakat mengenai good governance di Indonesia dapat

diartikan sebagai suatu mekanisme pengelolaan sumber daya dengan

substansi dan implementasi yang diarahkan untuk mencapai pembangunan

Perencanaan

Strategik

Perencanaan

Kinerja

Pelaporan

Kinerja

Pengukuran

dan Evaluasi Kinerja

Page 60: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

yang efisien dan efektif secara adil. Oleh karena itu, good governace akan

tercipta manakala diantara unsu-unsur negara dan institusi kemasyarakatan

(ormas, LSM, pers, lembaga profesi, lembaga usaha swasta, dan lain-lain)

memiliki keseimbangan dalam proses checks and balances dan tidak boleh

satu pun di antara mereka yang memiliki kontrol absolut (Lukman Hakim

Saifuddin 2000).

Page 61: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Departemen Agama lahir pada hari kamis, 3 Januari 1946 berdasarkan

Penetapan Pemerintah Nomor 1/SD Tahun 1946. Sebagai pelaksanaan dari

penetapan pemerintah tersebut, telah dikeluarkan keputusan Menteri Agama

(KMA) Nomor 118 HJ tanggal 20 Nopember tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Agama. Unsur pengawasan fungsional pada saat itu

belum berdiri sendiri. Tugas pengawasan masih inheren pada pelaksaan tugas

dan fungsi serta mengalami berbagai perubahan seperti: 1) Bagian/Urusan

Perbendaharaan, 2) Biro Sekretaris Jenderal, dan 3) Biro Pengawasan

Keuangan.

Selanjutnya ruang lingkup pengawasan tidak hanya

pembukuan/keuangan (finance audit), akan tetapi bidang perlengkapan dan

tuntutan ganti rugi (TGR) telah menjadi sasaran pengawasan. Nama atau

nomenklatur inspektorat pertama kali terdapat dalam KMA Nomor 56 Tahun

1967 tentang perincian struktur organisasi, tugas, dan wewenang departemen

agama.

Berdasarkan Keputusan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 1963 tentang

pengawasan keuangan negara dan KMA Nomor 56 Tahun 1967, diperlukan

aparatur pengawasan keuangan Departemen Agama, maka diterbitkan KMA

Page 62: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Nomor 136 Tahun 1967 tentang Organisasi dan Tugas Wewenang Inspektorat

Pengawas Keuangan (Itwasku).

Berkenaan dengan pelaksanaan kehidupan beragama di Indonesia yang

semakin subur, Departemen Agama perlu menyempurnakan struktur

organisasi dan personalianya. Oleh karena itu dengan mencabut KMA Nomor

56 Tahun 1967 beserta peraturan pendukungnya, maka diterbitkan KMA

Nomor 114 Tahun 1969 tentang struktur organisasi, tugas, kewajiban,

wewenang, dan tata kerja Departemen Agama Pusat.

Pada Tahun 1970, diterbitkan KMA Nomor 269 yang merupakan

penyempurnaan terhadap KMA 114 Tahun 1969. Hal ini dimasudkan

penyempurnaan pelaksanaan tugas Departemen Agama Pusat menuju arah

koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi yang efisien dan efektif.

Unsur pengawasan fungsional dalam KMA masih memiliki nama Inspektorat

Jenderal Pengawasan Personil (Itwaspers) dan Inspektorat Pengawasan

Keuangan dan Materil (Itwas Kumat).

Sesuai dengan Keppres R.I. Nomor 1 Tahun 1971 tentang

Pembentukan Itjen Departemen, maka melalui KMA Nomor 14 Tahun 1971

lahirlah suatu susunan organisasi dan tata kerja Inspektorat Jenderal

Departemen Agama secara jelas dan tegas. Adapun tugas pokok Inspektorat

Jenderal Dep. Agama dalam KMA Nomor 14 Tahun 1971 adalah membantu

Menteri Agama dalam malaksanakan pengawasan atas pelaksanaan tugas

seluruh instansi di lingkungan Departemen Agama.

Page 63: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Tabel. 4.1

Para Inspektur Jenderal

No Nama Inspektur Jenderal Masa Jabatan

1 H. Anton Timur Djaelani,

MA.

1975 s.d. 1978

2 Brigjen H. M. Ali Siregar,

S.H.

1978 s.d. 1981

3 H. Abdul Qodir Basalamah 1981 s.d. 1984

4 Drs. H. Moh. Slamat Anwar 1984 s.d. 1991

5 Drs. H. Ahmad Gozali 1991 s.d. 1996

6 Mayjen H. E. Sukarya AG. 1996 s.d. 1998

7 Letjen Pol. Drs. H. Lutfi

Dahlan

1998 s.d. 2000

8 H. Muchtar Zarkasyi, S.H. 2000 s.d. 2002

Drs. H. Slamet Riyanto,

M.Si.

2002 s.d. 2005

Prof. H. Qodri A. Azizy,

M.A., Ph.D

2005 s.d. 2007

9 Mudzier Suparta, MA 2007 s.d. sekarang

Sumber : (Profil Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I.)

1. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama R.I. Nomor 3 Tahun 2006

tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama.

a. Tugas

Menyelenggarakan pengawasan fungsional terhadap

pelaksanaan tugas di lingkungan Departemen Agama berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan oleh Manteri.

Page 64: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

b. Fungsi

1) Perumusan visi, misi, dan kebijakan pengawasan fungsional di

lingkungan Departemen Agama;

2) Pelaksanaan pengawasan fungsional akuntabilitas kinerja aparatur;

3) Pelaksanaan penyelenggaraan administrasi Inspektorat Jenderal;

4) Pembinaan teknis terhadap kelompok jabatan fungsional Auditor;

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

2. Struktur Organisasi Departemen Agama

a. Struktur Organisasi Departemen Agama (PMA Nomor 3 Tahun 2006)

Gambar. 4.1

Sumber : (Profil Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I.)

MENTERI

AGAMA

Staf Ahli Staf Khusus

Inspektorat

Jenderal

Sekretaris

Jenderal

Dirjen

Pendk

Islam

Dirjen

Bimas

Islam

Dirjen

Bimas

Kristen

Dirjen

Bimas

Katoli

k

Dirjen

Bimas

Hindu

Dirjen

Bimas

Budha

Dirjen

PHU

Badan Litbang dan Diklat

Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi

Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota

Page 65: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

b. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal

Gambar. 4.2

Sumber : (Profil Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I.)

INSPEKTUR

JENDERAL SEKRETARIS

Bagian

Perencanaan

dan keuangan

Bagian Organisasi Tata Laksana dan

Kepegawaian

BagianPengelol

aan Hasil

Pengawasan

Bagian

Umum

Sub Bagian

Perencanaan Program

Sub Bagian

Keuangan

Sub Bagian

Evaluasi &

Pelaporan

Sub bagian

Organisasi dan tata

Laksana

Sub Bagian

Kepegawaian

Sub Bagian

Hukum&Perundang

-Undangan

Sub bagian

Analisis Hsl Pengawasan

Internal

Sub Bagian analisis

Hsl Pengawasan Eks. Dan Humas

Sub bagian

Data & inFormasi

Hasil Pengawasan

Sub Bagian

Tata Usaha

Sub Bagian

Rumah Tangga

Sub Bagian

Perlengkap

an

Inspektur

Wilayah I

Inspektur

Wilayah II

Inspektur

Wilayah III

Inspektur

Wilayah IV

Inspektur

Wilayah V

Jabatan

Fungsional

Auditor

Sub Bagian Tata usaha

Jabatan

Fungsional

Auditor

Jabatan

Fungsional

auditor

Jabatan

Fungsional

auditor

Jabatan

Fungsional

auditor

Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha

Page 66: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

3. Visi dan Misi

a. Visi

Visi Inspektorat Jenderal Departemen Agama adalah

terwujudnya sistem pengawasan untuk menjadikan Departemen

Agama menjalankan kepemerintahan yang baik (good governance),

menjadi bagian pemerintah yang bersih (clean government), dan

terhindar dari KKN dalam rangka membangun bangsa Indonesia yang

sukses dan mempunyai integritas melalui agama dan pendidikan.

b. Misi

Misi Inspektorat Jenderal Departemen Agama adalah:

1) Menjadikan Itjen sebagai katalisator, konsultan, dan melakukan

pengawasan di Departemen Agama;

2) Mendorong terwujudnya akuntabilitas kinerja di lingkungan

Departemen Agama dalam kepemerintahan yang bersih (clean

government);

3) Meningkatkan peran controlling dalam manajemen

penyelenggaraan pemerintah agar tercapai hasil kerja Departemen

Agama secara efektif dan efisien;

4) Menumbuhkan budaya pengawasan dini/upaya preventif dengan

pendekatan agama untuk menjadi pondasi bagi pengawasan

melekat;

Page 67: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

5) Melakukan internal auditing yang mencakup audit keuangan dan

audit kinerja secara menyeluruh di Departemen Agama agar

terhindar dari KKN;

6) Melakukan pengawasan fungsional secara profesional yang

meliputi pemeriksaan komprehensif, khusus, dan investigasi;

7) Melakukan kerjasama dengan penegak hukum untuk

menyelesaikan kasus yang sudah bukan wewenang Itjen.

4. Program Utama Inspektorat Jenderal

a. Penguatan dan pengembangan sistem pengawasan dalam memperkuat

tugas pengawasan fungsional baik konseptual, mental/perilaku maupun

performance auditor.

b. Peningkatan sistem informasi pengawasan, peningkatan kualitas

pelaksanaan pengawasan dan pelaporan serta informasi manajemen

hasil pengawasan (SIM-HP).

c. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan.

d. Peningkatan kualitas penyusunan standar kinerja dan indikator

keberhasilan.

e. Pelaksanaan pengawasan terpadu, sejak perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan audit berbasis kinerja, serta audit investigasi dari

audit khusus dengan tujuan tertentu.

f. Pemantauan atas pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja di daerah,

antara lain:

Page 68: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

1) Tindak lanjut hasil audit Itjen, BPK-RI, BPKP, dan pengaduan

masyarakat;

2) Operasional Embarkasi dan Debarkasi haji;

3) Pelayanan KUA kecamatan;

4) Pendistribusian barang dan uang;

5) Pelayanan pendidikan (BOS/BOMM, Laboratorium, Perpustakaan,

Ujian Nasinal;

6) Rekuitmen CPNS dan Petugas Haji;

7) Penertiban pengelolaan Barang Milik Negara;

8) Penertiban pengelolaan PNBP.

g. Temu wicara pengawasan.

h. Sosialisasi program Pengawasan dengan Pendekatan Agama (PPA)

dalam rangka pencegahan perilaku korupsi.

i. Percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan Inspektorat

Jenderal, BPKP, dan BPK-RI.

j. Penanganan dan penuntasan pengaduan masyarakat dan penyelesaian

tindak lanjutnya.

k. Desk audit (evaluasi kinerja, evaluasi akuntabilitas kinerja, evaluasi

hasil kegiatan audit dan sistem pengendalian internal).

l. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAN-PK di lingkungan

Departemen Agama.

m. Monitoring dan evaluasi pelaksanan Pakta Integritas di lingkungan

Departemen Agama.

Page 69: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

5. Capacity Building

a. In house training (pembinaan mental sebagai dasar pengendalian diri

pegawai dalam melaksanakan tugas);

b. Rapat evaluasi dan koordinasi pejabat di lingkungan Inspektorat

Jenderal secara berkala;

c. Menertibkan pola dan bahasa penyusunan LHA dan STL hasil audit;

d. Inspeksi mendadak atas kinerja tim audit di daerah;

e. Menerapkan kode etik auditor;

f. Pemberian sanksi (grounded/penundaan penugasan) kepada auditor

yang terlambat penyusunan LHA/STL;

g. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan dan tata cara tentang

pengawasan di lingkungan Departemen Agama;

h. Melibatkan pers dalam penyelenggaraan kegiatan dan acara pemaparan

hasil pengawasan;

i. Mengembangkan teknologi informasi dengan menyusun Sistem

Informasi Manajemen Pengawasan:

1) SIM Hasil Pengawasan (Itjen, BPKP, dan Dumas);

2) SIM Kepegawaian;

3) SIM Peraturan Perundang-undangan;

4) SIM Perencanaan dan Keuangan

Page 70: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

6. Temuan Hasil Auditan Itjen

Persentasi Temuan Hasil Audit Itjen Departemen Agama sampai

dengan 19 Juni 2008.

Gambar. 4.3

Selesai;

66,70%

proses; 3,67%

saldo; 29,63%

Sumber : (Profil Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I.)

Gambar. 4.4

29,66%

0,08%2,63%

6,60%

24,85%

1,73%

2,08%

6,91%

23,36%

2,10%

kejadian merugikan negara

dan masyarakat

Penyetoran ke Negara

Pelanggaran peraturan

Perundang-undangan

Pelanggaran Prosedur dan

tata kerja

Penyimpangan dan

ketentuan pelaksanaan

anggaran

hambatan kelancaran proyek

Hambatan kelancaran tugas

pokok

Kelemahan administrasi

(Tata Usaha/Akuntansi)

Ketidaklancaran pelayanan

kepada masyarakat

Temuan Pemeriksaan lain

Sumber : (Profil Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I.)

Page 71: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

7. Temuan Hasil Audit BPKP

Sampai dengan 11 Juni 2008 Persentase Temuan Hasil Audit

BPKP yang telah dan belum ditindaklanjuti.

Gambar. 4.5

sudah

ditindak

lanjuti, 61%

belum

ditindak

lanjuti; 39%

Sumber : (Profil Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I.)

Temuan hasil audit BPKP sampai dengan 11 Juni 2008 yang telah

ditindaklanjuti sebanyak 58,83% dan yang belum ditindaklanjuti sebanyak

41,17%.

8. Temuan Hasil Audit BPK-RI

Sampai dengan 11 Juni 2008 ”Persentasi Temuan Hasil Audit

BPK-RI yang telah dan belum ditindaklanjuti.

Gambar. 4.6

belum ditindak

lanjuti, 36,67%

sudah dtindak

lanjuti, 63,33%

Sumber : Profil Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I.)

Temuan hasil audit BPK-RI sampai dengan Juni 2008 yang telah

ditindaklanjuti sebanyak 63,33% dan yang belum ditindaklanjuti 36,67%.

Page 72: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskripstif

a. Sistem Pengendalian Manajemen dalam Peran dan Manfaatnya pada

Instansi Pemerintahan

Pengendalian manajemen di lingkungan Instansi Pemerintahan,

mempunyai sifat yang khusus. Organisasi pemerintahan dikelola

dengan cara dan nilai yang berbeda jika dibandingkan dengan yang

dilakukan di lingkungan badan usaha. Sistem pengendalian manajemen

dalam instansi pemerintah digambarkan dalam suatu sistem atau

disebut dengan pengawasan, dimana pengwasan tersebut meliputi tiga

jalur pelaksanaan diantaranya pengawasan intern, ekstern, pengawasan

masyarakat dan pengawasan dengan pendekatan agama.

Pengawasan adalah salah satu fungsi dari manajemen

(pengelolaan) untuk mengusai, dan mengendalikan jalannya organisasi

agar tujuan organisasi tercapai dengan efisien. Termasuk dalam

pengusaan dan pengendalian jalannya organisasi adalah seluruh

kekayaan, personil dan metode yang digunakan dalam organisasi untuk

melaksanakan misinya.

Tuntutan kualitas pengelolaan yang menjadi sangat tinggi, dan

semakin ketatnya persaingan dalam kehidupan yang semakin

majemuk, merombak tata cara pengelolaan kegiatan atau sumber daya

dalam organisasi. Pengawasan secara langsung yang dipercaya paling

tinggi efektivitasnya tidak lagi mencukupi. Keterbatasan waktu,

Page 73: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pengetahuan, dan keahlian manajemen organisasi, tidak lagi

mencukupi.

Manajemen modern memerlukan jenis pengawasan lain selain

pengawasan secara langsung untuk mengatasi segala kompleksitas

kegiatan organisasi. Salah satu di antara bentuk pengawasan yang

kemudian dipilih sebagai dasar atau penyangga bentuk-bentuk

pengawasan lainnya adalah sebagai sistem pengendalian manajemen.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pengawasan, perlu ditekank

an bahwa pertama, pengawasan adalah alat bantu bagi manajemen

untuk mencapai tujuan. Kedua, adanya pengawasan bukanlah jaminan

bagi organisasi akan dapat mencapai tujuannya. Semua tetap berpulang

kepada manajemen, karena sesungguhnya pengawasan tidak akan

menggantikan manajemen secara efektif. Kedua asumsi ini penting

dalam memahami arti, posisi, dan fungsi pengawasan dalam

organisasi serta perannya dalam proses manajemen (sistem

pengendalian manajemen).

Dalam bahasan ini, pengertian pengawasan sebagai salah satu

sistem dipersamakan dengan pengertian pengendalian manajemen atau

’control’, yakni segala komponen, baik berupa proses, elemen maupun

kegiatan, yang terjalin erat dan berfungsi untuk meyakinkan agar

segala kegiatan yang akan, sedang, dan telah ditetapkan, dan

diselenggarakan dengan cara-cara yang seefisien mungkin.

Pengawasan yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan ini

Page 74: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

adalah pengawasan intern, ekstern dan pengawasan pendekatan agama

pada Inspektorat Jenderal Departemen Agama R.I.

1) Pengawasan Intern

Pengawasan Intern pemerintah merupakan alat pengawasan

eksektif. Pengawasan intern dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri atas BPKP, Inspektorat

Jenderal Departemen, Inspektorat Kementerian/LPND dan

Bawasda Provinsi, Kabupaten dan Kota. Ruang lingkup

pengawasan intern lebih luas dari pada pengawasan ekstern yang

hanya melakukan pengawasan melalui kegiatan audit. Pengawasan

intern pemerintah merupakan salah satu unsur manajemen yang

sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Tujuan

utama pengawasan intern adalah membantu pimpinan instansi

pemerintah melalui kegiatan pengawasan yang mampu

memberikan keyakinan/jaminan (quality assurance) yang memadai

bagi pencapaian kinerja pemerintah yang telah ditetapkan, dalam

rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik.

Pengawasan intern pemerintah dilaksanakan melalui

berbagai bentuk kagiatan pengawasan yaitu audit, evaluasi, review,

pemantauan dan kegiatan-kegiatan asistensi, konsultasi serta

sosialisasi tentang masalah–masalah yang berhubungan dengan

sistem administrasi keuangan dan penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam penyelenggaraan pengawasan intern, kegiatan-kegiatan di

Page 75: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

luar kegiatan audit mempunyai kedudukan dan manfaat yang sama

pentingnya dengan kegiatan-kegiatan audit, karena seluruh

kegiatan tersebut bersifat membantu pimpinan instansi pemerintah

dalam meningkatkan kinerja organisasi.

Pengawasan intern mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan pengendalian intern karena pengawasan intern merupakan

bagian dari pengendalian intern instansi pemerintah yang bersifat

menyeluruh. Pengawasan intern diperlukan oleh pimpinan instansi

pemerintah untuk memberikan keyakinan bahwa sistem

pengendalian intern di dalam instansi yang dipimpinnya telah

berjalan secara efektif. Lembaga pengawasan intern melakukan

evaluasi secara berkala maupun sewaktu-waktu terhadap keandalan

dan efektivitas sistem pengendalian intern. Hasil evaluasi sistem

pengendalian intern disampaikan kepada pimpinan instansi

pemerintah serta unsur-unsur pimpinan lainnya dalam instansi

pemerintah yang dipandang perlu untuk menindaklanjuti hasil

evaluasi dan pengawasan tersebut.

Hasil pengawasan intern bermanfaat bagi pimpinan

organisasi karena dapat memberikan penilaian yang bersifat

independen dan obyektif tentang keandalan sistem pengendalian

intern, tingkat penacapaian kinerja (efektivitas, efisiensi,

kehematan), hambatan, kelemahan dan penyimpangan yang

mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan unit-unit kerja di

Page 76: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

bawahnya. Apabila hasil pengawasan mengidentifikasikan adanya

temuan-temuan tersebut, pimpinan organisasi dapat mengambil

tindakan tidak korektif untuk meyakinkan bahwa temuan-temuan

tersebut tidak terulang lagi. Dalam hal ini, pengawasan intern dapat

berperan sebagai:

a) Katalisator dalam hal peningkatan kinerja organisasi;

b) Pemberian rekomendasi yang berkesinambungan bagi

perbaikan/peningkatan teknis pelaksanaan yang sedang

berjalan;

c) Pemberian masukan tentang perlunya mengganti/mengubah

pendekatan dalam kegiatan yang sedang berjalan, yang

terbukti kurang operasional atau sudah terlalu ketinggalan

zaman (out dated).

Agar lembaga pengawasan intern dapat berperan secara

efektif dan efisien, terdapat dua faktor yang mendasar yang perlu

dipenuhi yaitu:

a) Adanya standar profesi kegiatan pengawasan intern yang

diterima secara umum dan diakui secara meluas dalam

dunia pengawasan intern;

b) Adanya lingkungan yang mendukung, yang meliputi:

- Dasar hukum yang memberikan batasan tentang sistem,

prinsip dan fungsi pengawasan intern

Page 77: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

- Sistem manajemen yang jelas dan berfungsi dengan

baik pada obyek yang diawasi;

- Independensi yang cukup;

- Manfaat pengawasan yang jelas meliputi ruang lingkup

dan jenis kegiatan pengawasan;

- Supervisi atas pelaksanaan tugas pengawasan.

2) Pengawasan Ekstern

Pengawasan ekstern dilaksanakan oleh lembaga yang

berada di luar dan independen terhadap lembaga/entitas yang

diawasi. Dalam konteks Negara Republik Indonesia, pengawasan

ektern dilaksanakan oleh BPK-RI. Berdasarkan pasal 23 E ayat (1)

Amandemen UUD 1945, posisi ektern dan independen tersebut

dinyatakan dengan istilah ”bebas dan mandiri”. Karena posisi yang

ekstern dan independen, pengawas ekstern mempunyai fungsi yang

sangat strategis dalam memberikan penilaian terhadap kegiatan

yang dilaksanakan oleh Pemerintah, yang pada akhirnya akan

mendorong terwujudnya akuntabilitas dan transparansi sebagai

syarat perwujudan kepemerintahan yang baik. Secara tidak

langsung, hasil pengawasan ekstern akan membantu pemerintah

untuk memaksimumkan kinerjanya dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik. Lembaga pengawasan ekstern

juga mempunyai konstribusi yang sangat penting bagi terwujudnya

Page 78: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pengelolaan keuangan negara yang sehat dalam rangka

penyelenggaraan negara/pemerintahan.

Tujuan utama pengawasan ekstern adalah memberikan

pendapat terhadap kelayakan suatu pertanggungjawaban, yang

lebih dikenal dengan fungsi atestasi/pengujian (attestation

function). Menurut principal agency theory, keberadaan lembaga

pengawasan ekstern diperlukan untuk mengatasi ketidak simetrisan

informasi (information asymmetry) antara agent dan principal.

Dalam konteks pengawasan penyelenggaraan negara/pemerintahan

Republik Indonesia, yang berperan sebagai agent adalah

Pemerintah (eksekutif), sedangkan principal adalah masyarakat

(publik) yang diwakili oleh pihak legislatif (DPR-RI, DPR, DPRD

Provinsi, Kabupaten/Kota).

Independensi terhadap pihak eksekutif disertai dengan

integritas dan kompetensi di bidang audit atas keuangan negara,

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Hasil audit ini

selanjutnya menjadi masukan bagi pihak legislatif dalam

menjalankan fungsi pengawasan dan legislatif yang melekat pada

dirinya. Dalam hal ini pelaksanaan fungsi pengawasan dan

legislatif yang melekat pada dirinya. Dalam hal pelaksanaan fungsi

pengawasan, laporan hasil audit BPK akan menjadi bahan bagi

legislatif untuk menilai tingkat akuntabilitas publik pemerintah,

Page 79: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

sehingga dengan itu pihak legislatif dapat menentukan tindakan

selanjutnya terhadap pemerintah.

Manfaat yang diharapkan dari adanya pengawasan ektern

adalah:

a) Mendorong terjadinya proses penyelenggaraan

pemerintahan yang menjamin terwujudnya akuntabilitas

dan tranparansi;

b) Memberikan kontribusi bagi proses reformasi dan

perubahan menuju perbaikan administrasi

negara/pemerintahan;

c) Mendorong terjadinya peningkatan/perbaikan pengelolaan

sektor publik;

d) Menjadi ”deterrent” yang mengakibatkan para

penyelenggara pemerintahan selalu berhati-hati dan tidak

melakukan penyimpangan terhadap rencana dan peraturan-

peraturan perundang-undangan.

Dalam UU No. 15 Tahun 2004 disebutkan bahwa dalam

menyelenggarakan pemeriksaan, BPK dapat memanfaatkan hasil

pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah (APIP). Untuk

itu, laporan hasil pemeriksaan intern pemerintah wajib

disampaikan kepada BPK. Namun UU No. 15 Tahun 2004

memberikan batasan yang baku tentang aparat pengawasan intern

pemerintah. Untuk itu seyogyanya pengaturan hubungan antara

Page 80: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

BPK-RI sebagai aparat pengawasan ekstern dan APIP perlu

dirumuskan lebih lanjut dalam Undang-undang Sistem Pengawasan

Nasional.

Walaupun pengawasan intern dan ekstern mempunyai

tujuan akhir yang sama, yaitu terwujudnya kepemerintahan yang

baik, secara operasional terdapat perbedaan utama pengawasan

intern dan ekstern, yaitu sebagai berikut:

Tabel. 4.2

Pengawasan Intern dan Ekstern

No Uraian Intern Ekstern

1 Tujuan

Utama

Membantu manajemen

untuk menjamin

terwujudnya efisiensi

dan efektivitas (equality

assurance function)

Memberikan pendapat terhadap

kelayakan suatu

pertanggungjawaban (attestation

function)

2

Pelaksana

Unit Kementerian

negara/lembaga atau

pemda yang

bersangkutan

Unit yang independen dan

terpisah dari pemerintah

3 Pemakai

(user)

Manajemen pemerintah Stakeholders (Pemerintah, DPR,

Kreditur, Rakyat, dll)

4

Bantuk

pengawasan

Audit, review,

pemantauan, evaluasi,

efisiensi, konsultasi dan

sosialisasi

Audit

5 Jenis Audit � Audit Kinerja � Audit Keuangan

Page 81: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

� Audit dengan tujuan

tertentu

� Audit Kinerja

� Audit dengan tujuan tertentu

6

Kriteria yang

digunakan

� Key performance

indicator (KPI) dan

akuntansi

manajemen

� Peraturan perundang-

undangan

� Standar profesi audit

intern

� Standar akuntansi dan

pelaporan yang berlaku

� Peraturan Perundang-

undangan

� Standar profesi audit

independen

7 Kualitas

auditor

Memiliki kompetensi

dalam audit kinerja,

audit dengan tujuan

tertentu, evaluasi

efektivitas dan kualitas

manajemen

Memiliki kompetensi dalam

audit ketaatan dan audit

keuangan

8 Fokus data

dan

informasi

Waktu sekarang dan

yang akan datang

Waktu lampau

9 Media

pengawasan

utama

Laporan pelaksanaan

tugas, laporan

akuntabilitas dan sistem

pengendalian intern

Laporan keuangan, laporan

proyek, laporan satuan kerja

10 Tujuan akhir Good governance and clean governance

3) Pengawasan Dengan Pendekatan Agama (PPA)

Pengawasan dengan Pendekatan Agama (PPA) merupakan

pengawasan dini (preventif) yang ditawarkan oleh Inspektorat

Jenderal Departemen Agama sebagai upaya pemberantasan KKN

Page 82: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

melalui penyampaian pesan nilai-nilai ajaran agama. PPA

merupakan pengembangan program Penyebarluasan Pengertian

dan Kesadaran Pengawasan Melalui Jalur Agama (PPKPKJA)

yang digagas sejak tahun 1985 berdasarkan petunjuk Wakil

Presiden RI tentang Paket Penerangan mengenai Penyebarluasan

Pengertian dan Kesadaran Pengawasan tanggal 7 November 1984.

Paket tersebut disusun bersama oleh Menteri Penerangan, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Jaksa Agung, dan

Kapala BP-7 Pusat pada tanggal 17 Sepetember 1985. Hal tersebut

dimaksudkan sebagai rintisan awal atau sebagai pedoman umum

dalam penyebarluasan pengawasan melalui berbagai jalur.

Mulai tahun 2006 pelaksanaan program PPA merupakan

implementasi dari Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi. Program PPA dikembangkan dalam

rangka:

a) Perwujudan aparatur yang bersih dan berakhlak mulia

dengan prinsip ’Ibda binafsika’ (mulai dari diri sendiri);

b) Perwujudan sikap kepemimpinan yang tegas dalam

menerapkan ketentuan yang berlaku;

c) Peningkatan peran aktif pengawasan bagi pimpinan dan

masyarakat secara objektif sehat dan terkendali;

Page 83: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

d) Pertanggungjawaban yang ditanggung secara administrasi

juga akan ada tanggung jawab di akhirat yang tidak satu

pun terlewatkan. Program ini disebut PPA (implementasi

RAN-PK).

b. Sistem Akuntabilitas Kinerja dalam Instansi Pemerintahan (SAKIP)

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan

tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada

pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta

keterangan atau pertanggungjawabkan. Berdasarkan pada pengertian

tersebut diatas, maka semua instansi pemerintah, badan dan lembaga

negara di pusat dan daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing

harus memahami ruang lingkup akuntabilitasnya masing-masing,

karena akuntabilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan juga

kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan.

Menyadari betapa penting dan strategisnya implementasi good

governance, berbagai pihak telah mengembangkan prinsip-prinsip

penyelenggaraan good governance. Namun demikian, dari sejumlah

yang telah dikembangkan, ternyata prinsip akuntabilitas dipandang

menjadi prinsip yang sangat penting oleh berbagai pihak. Hal ini tidak

terlepas dari kenyataan bahwa akuntabilitas merupakan kewajiban

yang harus dilakukan oleh siapa pun sebagai pemegang mandat kepada

Page 84: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pihak pemberi mandat. Akuntabilitas publik merupakan kewajiban dari

individu /penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber daya

publik dan yang berkaitan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal

yang menyangkut pertanggungjawaban fiskal, manajerial dan program

(Tokyo Declaration of Guidelines of Public Accountability, 1985).

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa akuntabilitas publik

terkait erat dengan kinerja sektor publik yang memfokuskan pada

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

bagaimana pelaksanaan kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan

sasaran harus dilakukan secara jujur, efektif dan efisien. Dapat

dikatakan dan dijelaskan bahwa eksistensi pemerintahan adalah untuk

memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan publik

hanya dapat terlaksana jika terdapat dukungan sumber daya

(resources) yang memadai. Di sisi lain kita menyadari bahwa ciri

utama sumber daya adalah jumlahnya yang sangat terbatas dan sifatnya

yang habis pakai. Oleh karena itu, prinsip akuntabilitas menjadi suatu

hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam manajemen

pemerintahan.

Pengelolaan sumbe daya yang terbatas dalam rangka

perwujudan pelayanan publik memerlukan penerapan prinsip-prinsip

akuntabilitas. Dalam hubungan itu, berdasarkan Keputusan Kepala

LAN No. 589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan

Pedoman Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diperbaharui

Page 85: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

dengan Keputusan Kapala LAN No. 239/IX/6/8/2003 tentang

Perbaikan Pedoman pelaporan AKIP, maka disusunlah sistem

akuntabilitas di Indonesia yang lebih dikenal dengan SAKIP (Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

1) Prinsip-Prinsip Akuntabilitas Kinerja

Dalam pelaksanaan akuntabilitas dilingkungan instansi

pemerintah, perlu memperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas

yaitu sebagai berikut:

a) Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi

untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi akuntansi;

b) Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin

penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c) Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan;

d) Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan

manfaat yang diperoleh;

e) Harus jujur, obyektif, transparan, dan inovatif sebagai

katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam

bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja

dan penyusunan laporan akuntabilitas.

Disamping itu, akuntabilitas kinerja harus pula menyajikan

penjelasan tentang deviasi antara realisasi kegiatan dengan rencana

Page 86: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

serta keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam pengukuran

kinerja yang dimulai dari perencanaan strategis dan berakhir

dengan penyerahan laporan akuntabilitas kepada pemberi mandat

(wewenang). Dalam pelaksanaan akuntabilitas ini, diperlukan pula

perhatian dan komitmen yang kuat dari atasan langsung instansi

memberikan akuntabilitasnya, lembaga perwakilan dan lembaga

pengawasan, untuk mengevaluasi akuntabilitas kinerja instansi

yang bersangkutan.

2) Perencanaan Strategik

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,

perencanaan strategik merupakan langkah awal untuk

melaksanakan mandat. Perencanaan strategik instansi pemerintah

memerlukan integritas antara keahlian sumber daya manusia dan

sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan

lingkungan strategis, nasional dan global. Analisis terhadap

lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan

langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan

(strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan

tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-

unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi

perwujudan visi dan misi serta strategi instansi pemerintah.

Page 87: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Dengan perkataan lain, perencanaan strategis yang disusun

oleh instansi pemerintah harus mencakup; (1) pernyataan visi, misi

strategi, dan faktor-faktor keberhasilan organisasi; (2) rumusan

tentang tujuan, sasaran dan uraian aktivitas organisasi, dan (3)

uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dengan

visi, misi, dan strategi yang jelas maka diharapkan instansi

pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang dan

kendala yang dihadapi. Perencanaan strategik bersama dengan

pengukuran kinerja serta evaluasinya merupakan rangkaian sistem

akuntabilitas kinerja yang penting.

3) Pengukuran Kinerja

Pengukuran merupakan suatu alat manajemen untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilities.

Sebenarnya pengukuran kinerja punya makna ganda, yaitu

pengukuran kinerja sendiri dan evaluasi kinerja. Untuk

melaksanakan kedua hal tersebut, terlebih dahulu harus ditentukan

tujuan dari suatu program secara jelas. Setelah program didesain,

haruslah sudah termasuk penciptaan indikator kinerja atau ukuran

keberhasilan pelaksanaan program, sehingga dengan demikian

dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilannya.

Pengukuran kinerja merupakan jembatan antara

perencanaan strategis dengan akuntabilitas. Suatu instansi

Page 88: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pemerintah dapat dikatakan berhasil jika terdapat bukti-bukti

indikator-indikator atas ukuran-ukuran capaian yang mengarah

pada pencapaian misi. Tanpa adanya pengukuran kinerja sangat

sulit dicari pembenaran yang logis atas pencapaian misi organisasi

instansi. Sebaliknya dengan disusunnya perencanaan strategik yang

jelas, perencanaan operasional yang terukur, maka dapat

diharapkan tersedia pembenaran yang logis dan argumentasi yang

memadai untuk mengatakan suatu pelaksanaan program tersebut

sudah berhasil atau tidak.

a) Penetapan Indikator Kinerja

Penetapan indikator kinerja merupakan proses

identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja melalui sistem

pengumpulan dan pengolahan data/informasi untuk

menentukan capaian tingkat kinerja kegiatan/program.

Penetapan indikator kinerja tersebut didasarkan pada kelompok

menurut masukan (input), keluaran (outputs), hasil (outcome),

manfaat untuk menunjukan proses manajemen kegiatan yang

telah terjadi. Dengan demikian indikator tersebut digunakan

untuk evaluasi ataupun tahap perencanaan (ex-ante), tahap

pelaksanaan (on-going) ataupun tahap setelah kegiatan selesai

dan berfungsi (ex-post). Perlu dicatat bahwa untuk indikator

kinerja input dan output dapat dinilai sebelum kegiatan yang

dilakukan selesai. Sedangkan untuk indikator outcomes, benefit

Page 89: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

dan impacts mungkin baru diperoleh setelah beberapa waktu

kegiatan berlalu.

b) Penetapan Capaian Kinerja

Penetapan capaian kinerja dimaksudkan untuk

mengetahui dan menilai capaian indikator kinerja pelaksanaan

kegiatan/program dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh

suatu instansi pemerintah. Pencapaian indikator-indikator

kinerja tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan

kegiatan mengolah input menjadi output, atau proses

penyusunan kebijaksanaan/program/kegiatan yang dianggap

penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan

tujuan. Misalnya, keterkaitan antara tingkat capaian kinerja

output tertentu dengan proses pencapaiannya seperti kecepatan

dan keakuratan, ketaatan pada peraturan perundangan-

undangan dan keterlibatan kelompok target (beneficiaries atau

target group) terkait. Dengan demikian, sesungguhnya

disamping kelompok indikator menurut input, output,

outcomes, benefits, dan impacts, juga terdapat kelompok

indikator menurut proses.

c) Formulir Pengukuran Kinerja

Page 90: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Untuk memudahkan dalam melakukan evaluasi atas

kesesuaian dan keselarasan antara kegiatan dan program, atau

antara program penunjangan dan program utama, antara

program yang lebih rendah dengan program yang lebih tinggi,

atau antara kebijakan instansi yang lebih rendah dengan

kebijakan instansi yang lebih tinggi, dapat digunakan formulir

PK (pengukuran kinerja).

4) Evaluasi Kinerja

Setelah tahap pengukuran kinerja dilalui, berikutnya adalah

tahap evaluasi kinerja. Tahap ini dimulai dengan menghitung nilai

capaian dari pelaksanaan per kegiatan. Kemudian dilanjutkan

dengan menghitung capaian kinerja dari pelaksanaan program

didasarkan pembobotan dari setiap kegiatan yang ada didalam

suatu program. Untuk membantu evaluasi kinerja, digunakan

formulir EK (evaluasi kinerja) yang terdiri dari formulir EK-1 yaitu

untuk penilaian kinerja, formulir EK-2 untuk penilaian kinerja

program dan formulir Ek-3 untuk penilaian kinerja kebijaksaan.

Beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan

evaluasi kinerja adalah membuat kesimpulan hasil evaluasi

pelaporan akuntabilitas kinerja.

a) Membuat Kesimpulan Hasil Evaluasi

Page 91: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Untuk membuat kesimpulan hasil evaluasi tersebut

diatas, digunakan skala pengukuran kinerja. Skala pengukuran

kinerja dimaksud dibuat berdasarkan pertimbangan masing-

masing instansi, antara lain dengan skala pengukuran ordinal,

misalnya:

Tabel . 4.3

Pengukuran Skala Ordinal

80 s/d 100 = Baik Sangat Baik Sangat Berhasil

70 = X < 80 = Sedang atau Baik atau Berhasil

55 = X < 70 = Kurang Sedang Cukup Berhasil

X < 55 = Sangat Kurang Kurang Baik Tidak Berhasil

Pengukuran Ordinal

(Buku Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, LAN

Oktober 2005.)

b) Analisis Pencapaian Akuntabilitas Kinerja

Suatu laporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi

tingkat keberhasilan/kegagalan yang dicerminkan oleh evaluasi

indikator-indikator kinerja sebagaimana diuraikan diatas.

Tetapi juga harus menyajikan data dan informasi relevan

lainnya bagi pembuat keputusan agar dapat

menginterpretasikan keberhasilan/kegagalan tersebut secara

lebih luas dan mendalam.

Oleh karena itu dari kesimpulan dari suatu evaluasi

perlu dibuat analisis tentang pencapaian akuntabilitas kinerja

Page 92: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

instansi secara keseluruhan. Analisis tersebut meliputi uraian

tentang keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dan program

dengan kebijaksanaan dalam rangka mewujudkan sasaran,

tujuan dan misi serta visi sebagaimana ditetapkan dalam

perencanaan strategik.

Dalam analisis ini perlu pula dijelaskan proses dan

nuansa pencapaian sasaran dan tujuan secara efisien, efektif,

dan ekonomis sesuai dengan kebijaksanaan, program dan

kegiatan yang telah ditetapkan. Analisis tersebut dilakukan

dengan menggunakan informasi/data yang diperoleh secara

lengkap dan rinci. Disamping itu perlu pula dilakukan analisis

terhadap komponen-komponen penting dalam evaluasi kinerja

yang antara lain mencakup analisis inputs-outputs, analisis

realisasi outcomes dan benefits, analisis impacts baik positif

maupun negatif dan analisis proses pencapaian indikator-

indikator kinerja tersebut, analisis keuangan dan analisis

kebijaksanaan.

5) Pelaporan

Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah harus

disampaikan oleh instansi-instansi dari pemerintah pusat,

pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.

Penyusunan laporan harus mengikuti prinsip-prinsip yang lazim,

Page 93: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

suatu laporan harus disusun secara jujur, obyektif dan transparan.

Disamping itu perlu pula diperhatikan prinsip-prinsip:

a) Prinsip pertanggungjawaban, sehingga harus cukup jelas

hal-hal yang dikendalikan maupun yang tidak dikendalikan

oleh pihak yang melaporkan harus dapat dimengerti

pembaca laporan;

b) Prinsip pengecualian, yang dilaporkan yang penting dan

terdepan bagi pengambilan keputusan dan

pertanggungjawaban instansi yang bersangkutan seperti

keberhasilan dan kegagalan, perbedaan realisasi dan target;

c) Prinsip manfaat yaitu laporan harus lebih besar dari pada

biaya penyusunan.

Selanjutnya, perlu pula diperhatikan beberapa ciri laporan

yang baik seperti relevan, tepat waktu, dapat dipercaya/diandalkan,

mudah dimengerti (jelas dan cermat), dalam bentuk yang menarik

(tegas dan konsisten, tidak kontradiktif atas sebagian), berdaya

banding tinggi, berdaya segi, lengkap, netral, padat dan

terstandarisasi. Agar LAKIP dapat lebih berguna sebagai umpan

balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan, maka bentuk dan isinya

diseragamkan tanpa mengabaikan keunikan masing-masing instansi

pemerintah.

Penyeragaman ini paling tidak dapat mengurangi perbedaan

cara pengkajian yang cenderung menjauhkan pemenuhan persyarat

Page 94: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

minimal akan informasi yang seharusnya dimuat dalam LAKIP.

Penyeragaman juga dimasudkan untuk pelaporan yang bersifat rutin.

Sehingga perbandingan atau evaluasi dapat dilakukan secara

memadai. LAKIP dapat dimaksudkan dalam kategori laporan rutin,

karena paling tidak disusun dan disampaikan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan setahun sekali.

Isi LAKIP adalah uraian pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas dan fungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi serta

penjabarannya yang menjadi perhatian utama instansi pemerintah

sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu. Disamping itu, perlu

juga dimaksudkan dalam LAKIP berbagai aspek pendukung yang

meliputi uraian pertanggungjawaban mengenai: (a) aspek keuangan;

(b) aspek SDM; (c) aspek sarana dan prasarana dan (d) metode kerja,

pengendalian manajemen, dan kebijaksanaan lain yang mendukung

pelaksanaanya tugas utama instansi.

Agar pengungkapan akuntabilitas aspek-aspek pendukung

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut tidak tumpang tindih

dengan pengungkapan akuntabilitas kinerja sebagaimana dimaksud

dalam pedoman ini, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Uraian pertanggungjawaban keuangan dititikberatkan kepada

perolehan dan penggunaan dana, baik dana yang berasal

alokasi APBN (rutin maupun pembangunan) maupun dana

Page 95: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

yang berasal dari penggunaan PNBP (Penerimaan Negara

Bukan Pajak);

b) Uraian pertanggungjawaban SDM, dititik beratkan pada

penggunaan dan pembinaan dalam hubungannya dengan

peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil atau manfaat

dan peningkatan kualitas pada masyarakat;

c) Uraian mengenai pertanggungjawaban penggunaan sarana

dan prasarana dititikberatkan pada pengelolaan,

pemeliharaan, pemanfaatan dan pengembangan;

d) Uraian mengenai metode kerja, pengendalian manajemen dan

kebijaksanaan lainnya difokuskan pada manfaat atau dampak

dari suatu kebijaksanaan yang merupakan cerminan

pertanggungjawaban kebijaksanaan (policy accountability).

Selain hal tersebut diatas untuk membuat laporan

akuntabilitas kinerja dan melihat apakah akuntabilitas kinerja

tersebut sudah mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan dapat

tercapai, terdapat dasar hukum yang berlaku yaitu:

a) Keputusan Presiden R.I Nomor 165 Tahun 2001 tentang

kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan susunan organisasi

dan tata kerja Departemen Agama yang telah diubah dan

disempurnakan terakhir dengan Keppres RI Nomor Tahun

2001;

Page 96: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

b) Instruksi Presiden R.I Nomor 15 Tahun 1983 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengawasan;

c) Instruksi Presiden R.I Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

d) Keputusan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang

perubahan atas keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun

2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di Lingkungan

Departemen Agama;

e) Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang

perubahan atas Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun

2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di Lingkungan Departemen

Agama;

f) Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama.

c. Good Governance

Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue

yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik

dewasa ini. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada

pemerintah untuk melaksanakan penyelenggarakan pemerintahan yang

baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan

Page 97: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

masyarakat, disamping adanya pengaruh globalisasi. Pola-pola lama

penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi dengan tatanan

masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan itu

merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh

pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada

terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Dari segi functional espect: governance dapat ditinjau dari

apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam

upaya mencapai tujuan yang telah digariskan, atau sebaliknya. Word

Bank memberikan definisi ”the way state power is used in managing

economic and social resources for development of society”. Sementara

UNDP mendefinisikan sebagai ”the exercise of political economic,

and administrative authority in manage a nation’s affair at all levels”.

Oleh karena itu, menurut definisi terakhir ini, governance mempunyai

tiga kaki (three legs), yaitu economic, political and administrative.

Economic governance meliputi proses pembuatan keputusan (decision-

making processes) yang memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam

negeri dan interaksi diantara penyelenggara ekonomi. Economic

governance mempunyai implikasi terhadap equit, poverty dan quality

of life. Political governance adalah proses-proses pembuatan

keputusan untuk formulasi kebijakan. Administrative governance

adalah sistem implementasi proses kebijakan.

Page 98: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Oleh karena itu institusi dari governance meliputi tiga domain,

yaitu state (negara atau kepemerintahan), private sector (sektor swasta

atau dunia usaha), dan society (masyarakat), yang saling berinteraksi

dan menjalankan fungsinya masing-masing. Institusi pemerintahan

berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif,

sektor swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan

society berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi dan politik,

termasuk mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk

berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial dan politik.

Negara, sebagai satu unsur governance, didalamnya termasuk

lembaga-lembaga politik dan lembaga-lembaga sektor publik. Sektor

swasta meliputi perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak

diberbagai bidang dan sektor informal lain di pasar. Ada anggapan

bahwa sektor swasta adalah bagian dari masyarakat. Namun demikian

sektor swasta dapat dibedakan dengan masyarakat karena sektor

swasta mempunyai pengaruh terhadap kebijakan-kebijakan sosial,

politik, dan ekonomi yang menciptakan lingkungan yang lebih

kondusif bagi pasar dan perusahaan-perusahaan itu sendiri. Sedangkan

masyarakat (society) terdiri dari individual maupun kelompok (baik

yang terorganisasi maupun tidak) yang berinteraksi secara sosial,

politik. Dan ekonomi dengan aturan formal maupun tidak formal.

Society meliputi lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi dan

lain-lain.

Page 99: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Arti good dalam good governance sendiri mengandung dua

pengertian: Pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi

keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan

kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan (nasional)

kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial; Kedua,

aspek-aspek fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien

dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Berdasarkan pengertian ini good governance berorientasi pada, yaitu:

Pertama, orientasi ideal negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan

nasional; Kedua, pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu

secara efektif dan efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan

nasional. Orientasi pertama mengacu pada demokratisasi dalam

kehidupan bernegara dengan elemen-elemen konstituennya seperti:

legitimacy (apakah pamerintah dipilih dan mendapatkan kepercayaan

dari rakyatnya), accountability (akuntabilitas), securing of human

rights (perlindungan HAM), autonomi and devolution of power

(kekuatan otonomi dan devaluasi), dan assurance of civilian control

(pengawasan masyarakat). Sedangkan orientasi kedua, tergantung pada

sejauh mana pemerintahan mempunyai kompetensi, dan sejauh mana

stuktur serta mekanisme politik serta administratif berfungsi secara

efektif dan efisien.

Page 100: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

OECD dan World Bank mensinonimkan good governance

dengan penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertangung

jawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien,

penghindaran salah alokasi dana investasi yang langka, pencegahan

korupsi baik secara politik maupun administratif menjalankan disiplin

anggaran serta panciptaan legal and political frame works bagi

tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Sedangkan UNDP sendiri

memberikan definisi good governance sabagai hubungan yang sinergis

dan konstruktif diantara negara, sektor swasta dan masyarakat

(society). Berdasarkan hal ini UNDP kemudian mengajukan

kerakteristik good governance, sebagai berikut:

1) Kesetaraan, yaitu memberi peluang yang sama bagi setiap

anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan;

2) Pengawasan, yaitu upaya pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan

mengusahakan ketertiban swasta dan masyarakat luas,

melakukan kontrol dan supervisi terhadap administrasi publik

dan mengembangkan aktivitas dengan melibatkan masyarakat

dan organisasi-organisasi kemasyarakatan;

3) Penegakan hukum, yaitu adanya penegakan hukum yang adil

bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM

dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat;

Page 101: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

4) Daya tanggap, yaitu meningkatnya kepekaan penyelenggaraan

pemerintahan terhadap aspirasi dari aparat pemerintahan untuk

mengatasi masalah, complain dan aspirasi dari masyarakat

untuk mencari solusi yang bermanfaat bagi masyarakat banyak;

5) Efisiensi.dan efektivitas, yaitu terselenggaranya pelayanan

kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang

tersedia secara optimal dan bertanggungjawab;

6) Partisipasi, yaitu mendorong setiap warga untuk

mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat dalam

proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan

masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung;

7) Profesionalisme, yaitu meningkatnya kemampuan dan moral

penyelenggaraan kepemerintahan sehingga mampu

memberikan pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya

yang terjangkau;

8) Akuntabilitas, yaitu meningkatnya tanggung jawab dan

tanggung gugat para pengambil keputusan dalam segala bidang

yang menyangkut kepentingan masyarakat luas;

9) Wawasan ke depan, yaitu membangun daerah berdasarkan visi

dan strategi yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam

seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki

dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya;

Page 102: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

10) Transparansi, yaitu adanya kepercayaan timbal balik antara

pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan

menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang

akurat dan memadai.

Kesepuluh karakteristik tersebut di atas saling memperkuat dan

tidak dapat berdiri sendiri. Atas dasar uraian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa wujud good governance adalah penyelenggaraan

pemerintahan negara yang solid dan bertanggungjawab, serta efisien

dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif

diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat

(society). Oleh karena good governance meliputi sistem administrasi

negara, maka upaya mewujudkan good governance juga merupakan

upaya melakukan penyempurnaan pada sistem administrasi negara

yang berlaku pada suatu negara secara menyeluruh.

Jika dilihat dari ketiga domain dalam governance, tampaknya

domain state menjadi domain yang paling memegang peranan penting

dalam mewujudkan good governance karena berfungsi pengaturan

yang memfasilitasi domain sektor dunia usaha swasta dan masyarakat

(society), serta fungsi administratif penyelenggaraan pemerintahan

melekat pada domain ini. Peran pemerintah melalui kebijakan-

kebijakan publiknya sangat penting dalam memfasilitasi terjadinya

mekanisme pasar yang benar sehingga penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi di dalam pasar dapat dihindari. Oleh karena itu, upaya-

Page 103: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

upaya perwujudan kearah good governance dapat dimulai dengan

membangun landasan demokratisasi penyelenggaraan negara dan

bersamaan dengan ini dilakukan upaya pembenahan penyelenggaraan

negara dan bersamaan dengan itu dilakukan upaya pembenahan

penyelenggaraan pemerintahan sehingga dapat mewujudkan good

governance.

2. Pembahasan

a. Peran Pengawasan dalam Mewujudkan Good Governance Di

Lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Agama

Secara universal diakui perlunya akuntabilitas dan transparansi

dalam penyelenggaraan pemerintahan. Keduanya merupakan bagian

dari persyaratan/prinsip penyelenggaraan kepemerintahan yang baik

(good governance). Dalam hal ini, pengawasan intern dan ekstern

pemerintahan mempunyai peranan yang sangat penting untuk

memberikan jaminan bagi terwujudnya syarat-syarat kepemerintahan

yang baik (good governance) tersebut, termasuk akuntabilitas dan

transparansi. Melalui pengawasan intern dan ekstern pemerintah,

didapatkan penilaian yang independen dan obyektif tentang kebenaran

(veracity), ketepatan (akurasi), kredibilitas dan keandalan

informasi/laporan yang disajikan oleh penyelenggaraan pemerintahan.

Page 104: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Selain hal tersebut diatas kita juga bisa melihat dari sepuluh

prinsip-prinsip good governance, ada empat prinsip yang disebut

pertama merupakan domain pengawasan. Oleh karena itu, untuk

membangun sinergis dalam penegakan good governance, harus ada

pengawasan yang berkelanjutan. Dalam konteks tersebut, maka

pengawasan merupakan instrumen utama dalam mewujudkan tata

kelola pemerintahan yang baik, karena melalui pengawasan dapat diuji

sejauhmana penerapan prinsip-prinsip good governance, sesuai dengan

mekanisme dan alat uji atau alat verifikasi yang telah diatur dalam

berbagai peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan pengawasan yang

selama ini sekedar untuk memenuhi unsur manajemen pemerintahan,

pada dasarnya masih merupakan tataran mikro (good government),

sedangkan pada tataran makronya harus dilihat sebagai conditio sine

qua non bagi terwujudnya good governance.

Dalam suatu organisasi, sistem pengawasan memegang

peranan penting untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan

sesuai dengan mandat, visi, misi, tujuan utama yaitu akuntabilitas dan

proses belajar. Dari sisi akuntabilitas, sistem pengawasan akan

memastikan bahwa anggaran telah dipergunakan sesuai dengan etika

dan aturan hukum dalam rangka memenuhi rasa keadilan. Dan sisi

proses belajar, sistem pengawasan akan memberikan informasi tentang

dampak dari program dan kegiatan yang telah dilakukan, sehingga

Page 105: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pengambil keputusan dapat belajar tentang bagaimana menciptakan

program dan kegiatan yang lebih efektif.

b. Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Jenderal Departemen Agama

(SAKIP)

Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban yang

dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas

kinerja suatu instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban

untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan misi suatu instansi dalam mewujudkan good governance.

Perlunya akuntabilitas semakin kuat dengan tingginya tuntutan

untuk menciptakan suatu penyelenggaraan pemerintahan yang baik

(good governance) dalam hal ini Inspektorat Jenderal Departemen

Agama menegakan akuntabilitasnya sesuai dengan TAP MPR RI

Nomor XI/MPR/1998, UU Nomor 28 Tahun 1999 yang ditindak

lanjuti dengan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah.

Dalam konsekuensi dari perlunya penegakan akuntabilitas

publik, maka diperlukan suatu sistem akuntabilitas publik yang

didalamnya berisi pertanggungjawaban pemerintah dengan orientasi

Page 106: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pada kinerja. Sistem ini nantinya berfungsi sebagai alat untuk

peningkatan kinerja instansi sektor publik. Sistem inilah yang dikenal

dengan nama SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah) yang mana terdiri dari:

1) Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja terdiri dari pengukuran kinerja kegiatan

dan pengukuran pencapaian sasaran:

a) Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)

Pengukuran kinerja kegiatan yakni mengukur tingkat

capaian kinerja kegiatan dimulai dengan menetapkan indokator

kinerja kegiatan berdasarkan kelompok inputs, outputs,

outcomes, benefits, dan impacts; merupakan rencana tingkat

pencapaian/target; mengetahui realisasi indikator kinerja

kegiatan; menghitung rencana dan realisasi untuk mendapatkan

prosentasenya.

Pada tahun 2007 Inspektorat Jenderal Departemen

Agama memiliki 181 kegiatan. Rencana kegiatan semua sudah

direalisasikan walaupun outcomesnya belum memenuhi target

100 persen. Pada saat ini indikator pengukuran kinerja kegiatan

baru mencapai input, output dan outcomes karena belum

terbangun sistem informasi yang dapat memberikan data yang

dapat mengukur benefits, dan impacts.

Page 107: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

b) Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)

Pengukuran pencapaian sasaran meliputi: menetapkan

indikator sasaran; menetapkan rencana tingkat capaian target;

mengetahui realisasi indikator sasaran; menghitung prosentasi

realisasi dibandingkan dengan rencananya. Pada tahun 2007

Inspektorat Jenderal Departemen Agama memiliki 181 sasaran.

Semua sasaran yang telah direncanakan dapat tercapai

semuanya, walaupun belum 100 persen.

Berdasarkan pengukuran pencapaian sasaran yang

tertuang dalam formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)

diperoleh kesimpulan bahwa mayoritas sasaran memperoleh

nilai prosentase keberhasilan di atas 90 persen. Sasaran yang

memiliki prestasi manonjol ini terutama adalah sasaran

pelaksanaan audit dan pemantauan.

Sedangkan sasaran dan kegiatan yang memperoleh

tingkat prosentase pencapaian target di bawah 80 persen

terutama terjadi pada sasaran terselenggaranya rapat koordinasi

dan pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas SDM.

Hal ini terjadi disebabkan oleh kondisi waktu bagi para

SDM pengawasan. Seringkali terjadi tabrakan waktu yang

dialami para SDM pengawasan, terutama para auditor. Satu sisi

dia harus menjalankan tugasnya di lapangan (luar kantor).

Namun di sisi lain ada beberapa kegiatan kantor yang menurut

Page 108: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

kehadirannya, terutama berupa kegiatan kantor yang manuntut

kehadirannya, terutama kegiatan kantor rapat koordinasi dan

pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas SDM.

Mencari waktu untuk dapat berkumpulnya semua

orang dalam waktu yang sama bagi Inspektorat Jenderal

Departemen Agama adalah sesuatu yang sulit. Inilah yang

menjadi kendala dalam pencapaian keberhasilan kinerja yang

telah direncanakan di Inspektorat Jenderal.

Tabel. 4.5

Pengukuran Pencapaian Sasaran Akuntabilitas Kinerja

Tahun 2007

Satuan Organisasi : Inspektorat Jenderal Departemen Agama

Satuan kerja : Bagian Perencanaan dan Keuangan

(10 dari 64 Sasaran Akuntabilitas Kinerja)

No Uraian Indikator Ren tk

Capaian

Target

Realisasi %

1 Terlaksananya audit bidang haji di Arab

Saudi

Terlaksana LHP

Peningkatan pelayanan ibadah

haji

1 tim 1 Eks

100%

1 tim 1 eks

80%

100 100

80

2 Terselenggaranya audit

komprehensif

Terlaksana audit

Teraudit

LHP Meningkatkan

Kualitas kinerja

242tim

1205

auditn

242 eks

100%

242tim

1205

Auditn

242 eks

80%

100

100

100

85

3 Tersusunnya realisasi

RKAT dan Non RKAT

(triwulan)

Buku realisai

RKAT dan Non

RKAT

Peningkatan

efektivitas, efisien dan ekonomis

audit

120 Eks

100%

120 Eks

80%

100

80

Page 109: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

4 Tersusunnya laporan

evaluasi pelaksanaan tugas

Buku laporan

pelaksanaan tugas Peningkatan

kualitas kinerja

120 Eks

100%

120 Eks

80%

100

80

5 Tersusunnya buku revisi RAKT tahun

2007

Buku revisi RKAT tahun

2007

Peningkatan

kualitias kegiatan

Itjen tahun 2008

35 Eks

100%

35 Eks

80%

100

80

6 Tersusunnya buku

monitoring tim kerja

Buku monitoring

tim kerja

Terpenuhinya

informasi kinerja

70 Eks

100%

70 Eks

80%

100

80

7 Tersusunnya laporan

pelaksanaan anggaran

(triwulan)

Buku laporan

pelaksanaan

anggaran

Peningkatan

efektivitas

pengguna

anggaran

120 Eks

100%

120 Eks

80%

100

80

8 Tersusunnya rencana

kerja anggaran

kementerian

Negara/lembaga tahun

2008

Buku RKA-KL

tahun 2008

Peningkatan

kualitas keg Itjen

tahun 2008

40 Eks

100%

40 Eks

85%

100

85

9 Tersusunnya system

informasi perencanaan

Terlaksana

Meningkatkan

kualitas informasi perencanaan

4 Keg

100%

4 Keg

80%

100

80

10 Terselenggaranya penyelesaian keg

mendesak lainnya

Terselenggara Peningkatan

pelayanan pada pimpinan

1 Keg 100%

1 Keg 75%

100 75

2) Evaluasi Kinerja

Semua rencana kinerja berupa terselenggaranya audit dan

pemantauan terhadap auditan/satuan organisasi/satuan kerja di

lingkungan Departemen Agama hampir seluruhnya dapat teraudit

Page 110: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

atau terpantau. Kalaupun ada rencana kinerja audit tidak dapat

tercapai 100% disebabkan oleh kondisi auditan. Ada beberapa

auditan yang tidak dapat terjangkau oleh para auditor/pemantau

karena sulitnya faktor alam, mengakibatkan terjadinya ganti

auditan/satker untuk pelaksanaan audit/pemantauan. Juga,

pemekaran wilayah yang belum terakses oleh Departemen Agama

juga menjadi permasalahan tersendiri bagi Inspektorat Jenderal

Departemen Agama dalam mengemban tugas dan fungsinya dalam

bidang pengawasan.

Faktor pendukung keberhasilan ini terutama adalah

kesiapan SDM pengawasan dalam menjalankan tugasnya, baik

kesiapan fisik maupun non-fisik. Disamping itu faktor eksternal

berupa kondisi pemerintahan yang berjalan cukup kondusif di

tahun 2007 juga mempengaruhi tingkat kelancaran pelaksanaan

tugas Inspektorat Jenderal Departemen Agama.

Namun demikian keberhasilan dalam pelaksanaan

pengawasan ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak

terutama para auditan untuk menindaklanjuti hasil audit. Hal ini

karena kondisi makro pemerintah Indonesia yang masih lemah

dalam penegakan hukum akan mempengaruhi tingkat penyelesaian

tindak lanjut hasil audit belum dapat berjalan secara maksimal

terutama dalam pemberantasan KKN.

Page 111: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

a) Kesimpulan Hasil Evaluasi

Untuk membuat kesimpulan hasil evaluasi tersebut di

atas, digunakan skala pengukuran kinerja dibuat berdasarkan

pertimbangan masing-masing instansi, antara lain dengan skala

pengukuran ordinal, yaitu:

Tabel 4.3

Pengukuran Ordinal

Akuntabilitas Kinerja

80 s/d 100 = Baik Sangat Baik Sangat Berhasil

70 = X < 80 = Sedang atau Baik atau Berhasil

55 = X < 70 = Kurang Sedang Cukup Berhasil

X < 55 = Sangat Kurang Kurang Baik Tidak Berhasil

Pengukuran Ordinal (dalam %)

(Buku Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, LAN

Oktober 2005.)

Tabel. 4.6

Pengukuran Kinerja Kegiatan

Variabel Sub Variabel No indikator Realisasi

%

Skala

Ordinal

Penyelenggaraan

pengawasan &

pemerintahan akuntabilitas

kementrian/lembaga

1 Menyelenggara

kan sidak

pimpinan

80

Pengukuran

Kinerja Kegiatan

Tahun 2007

Penyelenggaraan pengawasan &

pemerintahan akuntabilitas

kementrian/lembaga

2 Menyelenggarakan

pemantauan embarkasi haji

80

Baik

Page 112: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Penyelenggaraan

pengawasan &

pemerintahan

akuntabilitas

kementerian/lembaga

3 Menyelenggara

kan

pemantauan

debarkasi haji

80

Penyelenggaraan

pengawasan &

pemerintahan

akuntabilitas

kementerian/lembaga

4 Menyelenggara

kan

pemantauan

perpustakaan

dan lab pada

madrasah

(APBNP)

80

Penyelenggaraan

pengawasan &

pemerintahan

akuntabilitas

kementerian/lembaga

5 Menyelenggara

kan

pemantauan

dan evaluasi

pelayanan

pendidikan

pada madrasah

80

Penyelenggaraan pengawasan &

pemerintahan akuntabilitas

kementerian/lembaga

6 Menyelenggarakan perjalanan

dinas pusat dan DKI Jakarta

80

Penyelenggaraan pengawasan &

pemerintahan akuntabilitas

kementerian/lembaga

7 Menyelenggarakan perjalanan

lain-lain

80

Penyelenggaraan pengawasan &

pemerintahan

akuntabilitas

kementerian/lembaga

8 Melaksanakan audit bidang

haji di Arab

Saudi

80

Penyelenggaraan

pengawasan &

pemerintahan

akuntabilitas

kementerian/lembaga

9 Menyelenggara

kan

pemantauan

Dumas

85

Page 113: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Penyelenggaraan

pengawasan &

pemerintahan

akuntabilitas

kementerian/lembaga

10 Menyelenggara

kan

pelaksanaan

Non PKPT

(pemantauan

Yanmas pada KUA

kecamatan)

81

Cat:

Gambar 4.7

Efektivitas Skala Ordinal

Pencapaian Kinerja Kegiatan

Y

Pencapaian

B A Kinerja Kegiatan

X

C D

Keterangan:

A = Baik, Sangat Baik, Sangat Berhasil

B = Sedang, Baik, Berhasil

C = Kurang, Sedang, Cukup Berhasil

D = Sangat Kurang, Kurang Baik, Tidak Berhasil

A

Page 114: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Tabel. 4.7

Pengukuran Pencapaian Sasaran Akuntabilitas Kinerja

Tahun 2007

Satuan Organisasi : Inspektorat Jenderal Departemen Agama

Satuan kerja : Bagian Perencanaan dan Keuangan

Variabel Sub Variabel No Indikator Realisasi

% Skala

Ordinal

Terlaksananya

audit bidang haji

di Arab Saudi

1 Terlaksana

LHP

Peningkatan

pelayanan ibadah

haji

80

Terselenggaranya

audit

komprehensif

2 Terlaksana audit

Teraudit

LHP

Meningkatkan

Kualitas kinerja

80

Tersusunnya

realisasi RKAT

dan Non RKAT

(triwulan)

Buku realisai

RKAT dan Non

RKAT

Peningkatan

efektivitas, efisien

dan ekonomis

audit

80

Tersusunnya

laporan evaluasi pelaksanaan tugas

Buku laporan

pelaksanaan tugas Peningkatan

kualitas kinerja

80

Tersusunnya buku revisi

RAKT tahun 2007

Buku revisi RKAT tahun

2007 Peningkatan

kualitias kegiatan Itjen tahun 2008

80

Tersusunnya

buku monitoring

tim kerja

Buku monitoring

tim kerja

Terpenuhinya

informasi kinerja

80

Pengukuran

Pencapaian Sasaran

Akuntabilitas Kinerja

Tersusunnya

laporan

Buku laporan

pelaksanaan

Baik

Page 115: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pelaksanaan

anggaran

(triwulan)

anggaran

Peningkatan

efektivitas

pengguna

anggaran

80

Tersusunnya

rencana kerja

anggaran

kementerian

Negara/lembaga

tahun 2008

Buku RKA-KL

tahun 2008

Peningkatan

kualitas keg Itjen

tahun 2008

85

Tersusunnya

system informasi

perencanaan

Terlaksana

Meningkatkan

kualitas informasi

perencanaan

80

Terselenggaranya

penyelesaian keg

mendesak lainnya

Terselenggara

Peningkatan

pelayanan pada

pimpinan

80

Gambar. 4.7

Efektivitas Skala Ordinal

Pencapaian Sasaran Akuntabilitas Kinerja

Y

Pencapaian

B A Sasaran

Akuntabilitas Kinerja

X

C D

Keterangan:

A = Baik, Sangat Baik, Sangat Berhasil

B = Sedang, Baik, Berhasil

C = Kurang, Sedang, Cukup Berhasil

D = Sangat Kurang, Kurang Baik, Tidak Berhasil

A

Page 116: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

3) Analisis Akuntabilitas Kinerja

Analisis pencapaian kinerja pada dasarnya diarahkan pada

usaha untuk mengukur tingkat keberhasilan visi yang telah

ditetapkan. Visi ini kemudian dijabarkan dalam misi. Selanjutnya

untuk mewujudkan misi tersebut ditetapkan tujuan, sasaran,

kebijakan, program dan kegiatannya. Oleh karena itu maka analisis

pencapaian kinerja selanjutnya secara rinci dilaksanakan

berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan-kegiatan yang telah

ditetapkan.

Berdasarkan evaluasi kinerja yang tertuang dalam formulir

PKK dan PPS bahwa capaian kinerja Inspektorat Jenderal

Departemen Agama Tahun 2007 sudah baik apabila dilihat dari

pencapaian target rencana yang telah ditetapkan. Hal ini

disebabkan tingkat semangat para APFE (aparat pengawas

fungsional pemerintah) di lingkungan Itjen Departemen Agama

yang cukup tinggi dalam menghadapi perubahan yang banyak

terjadi. Walaupun menghadapi kendala terbatasnya anggaran

dibanding dengan orbik yang terus meningkat, apalagi di era

otonomi daerah sekarang yang banyak terjadi pemekaran satuan

kerja.

Berdasarkan laporan akuntabilitas kinerja tersebut daiats maka

perlu adanya usaha yang dilakukan secara terus-menerus untuk

meningkatkan nilai capaian kinerja. Caranya antara lain melalui

Page 117: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

peningkatan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan peningkatan

profesionalisme kerja terus-menerus dilakukan sesuai dengan prinsip

good governance yaitu akuntability yaitu pembuat keputusan dalam

pemeritahan, sektor swasta dan masyarakat (civil society)

bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholder.

Akuntabilitas tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang

dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau

eksternal organisasi.

Dengan adanya Renstra (Rencana Strategis) dan LAKIP

(Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan) Inspektorat

Jenderal Departemen Agama dalam pelaksanaan kepemerintahan yang

melibatkan stakeholders, dapat mengetahui secara terperinci mengenai

akuntabilitas kinerja dalam Pencapaian Pencapaian Sasaran Kinerja

(PPS) dan Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) yang menunjukan

tingkat keberhasilan 80% dari 100% atau dalam skala ordinal

menunjukan bahwa akuntabilitas kinerja Inspektorat Jenderal

Departemen Agama dinyatakan baik.

Di lihat dari tingkat keberhasilan yang dicapai, maka dapat

dikatakan bahwa akuntabilitas Inspektorat Jenderal Departemen

Agama telah berhasil mewujudkan good governance dengan

mengimplementasikan prinsip-prinsip good governance di dalam

pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya yang berpedoman pada sistem

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), sehingga

Page 118: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

terciptanya pencapaian tujuan, sasaran dan hasil kerja yang dapat

dipertanggungjawabkan secara jujur, efektif, dan efisien.

Page 119: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peranan sistem pengawasan dalam sistem pengendalian manajemen untuk

mewujudkan good governance dilingkungan Inspektorat Jenderal

Departemen Agama

Sistem pengawasan dalam pengendalian manajemen memiliki

peranan yang penting untuk mewujudkan good governance yaitu untuk

memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai dengan mandat, visi,

misi dan tujuan utama yaitu akuntabilitas dan proses belajar. Dari sisi

akuntabilitas, sistem pengawasan akan memastikan bahwa anggaran telah

dipergunakan sesuai dengan etika dan aturan hukum dalam rangka

memenuhi rasa keadilan. Dan dari sisi proses belajar, sistem pengawasan

akan memberikan informasi tentang dampak dari program dan kegiatan

yang telah dilakukan, sehingga pengambil keputusan dapat belajar tentang

bagaimana menciptakan program dan kegiatan yang lebih efektif.

2. Sejauh Mana Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Jenderal Departemen

Agama Dalam Mewujudkan Good Governance

Pada Tahun 2007 Inspektorat Jenderal Departemen Agama

memiliki 181 kegiatan (dari 181 kegiatan). Seluruh kegiatan yang

direncanakan dapat direalisasikan walaupun tidak 100 persen. Berdasarkan

Page 120: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

pengukuran pencapaian sasaran dan kegiatan yang tertuang dalam formulir

PPS dan PKK diperoleh kesimpulan bahwa hampir seluruh sasaran dan

kegiatan memperoleh nilai prosentase keberhasilan di atas 80 persen.

Dari hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas

kinerja Inspektorat Jenderal Departemen Agama tahun 2007 berdasarkan

evaluasi kinerja yang tertuang dalam formulir PKK (Pengukuran Kinerja

Kegiatan) dan PPS (Pengukuran Pencapaian Sasaran) dinyatakan sudah

baik dalam mewujudkan good governance dilihat dari pencapaian target

yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan tingkat semangat para APFP

(Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah) di lingkungan Inspektorat

Jenderal Departemen Agama yang cukup tinggi dalam menghadapi

perubahan yang banyak terjadi.

B. Implikasi

Selama peneliti melakukan studi kasus pada Inspektorat Jenderal

Departemen Agama R.I. peneliti mengetahui bahwa jika dalam suatu instansi

khususnya instansi pemerintahan memiliki sistem pengawasan yang baik pada

sistem pengendalian manajemennya, akan menciptakan suatu koordinasi yang

harmonis, serta akan meningkatkan kualitas akuntabilitas kinerja instansi

tersebut. Koordinasi tersebut dapat berjalan lancer bila masing-masing pihak

melaksanakan tanggungjawabnya dengan sungguh-sungguh. Maka secara

tidak langsung dapat membantu instansi tersebut mewujudkan good

Page 121: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

governance dilingkungannya, dan akan memberikan keuntungan pada instansi

tersebut.

C. Saran

Didasarkan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Jenderal

Tahun 2007 yang memuat laporan hasil kinerja didapat beberapa hambatan

yang dihadapi yang mempengaruhi tingkat keberhasilan kinerja. Diantaranya:

1. Derasnya perubahan di bidang politik pemerintahan, antara lain, banyak

terjadi pemekaran wilayah, baik di tingkat propinsi, kabupaten maupun

kecamatan yang belum ditindak lanjuti;

2. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap aparatur negara dan lemahnya

penegakan hukum;

Atas dasar dari permasalahan tersebut, saran yang dapat saya

sampaikan yaitu:

1. Departemen Agama harus segera menindak lanjuti derasnya perubahan di

bidang politik pemerintahan yang terdiri dari pemekaran wilayah, baik di

tingkat propinsi, kabupaten maupun kecamatan dengan cara memekarkan

satuan kerjanya sesuai dengan perkembangan yang ada;

2. Lemahnya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur negara, Inspektorat

Jenderal Departemen Agama dapat menumbuhkan kepercayaan

masyarakat terhadap aparatur negara dengan menindaklanjuti hasil audit

secara cepat, tepat dan komprehensif yang dilakukan sesuai dengan

rekomendasi yang telah ditetapkan.

Page 122: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Demikian adanya saran yang dapat saya sampaikan yang kiranya dapat

dipertimbangkan untuk menjadi masukan dalam pelaksanaan kinerja

Inspektorat Jederal Departemen Agama yang sudah baik agar dapat menjadi

lebih baik dalam mewujudkan good governance di lingkungan Inspektorat

Jenderal Departemen Agama.

Page 123: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert, Govindrajan, Vinjay. “Management Control System”, 12th

Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc, 2007.

Departemen Agama. RI. “Buku Panduan Seminar Nasional Pengawasan Konsep,

Strategi dan Implementasi Good Governance dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan”. Departemen Agama RI. 2007.

Draft, L. “MANAGEMENT”, 6th Edition, hal.522-551, Jakarta: Salemba Empat,

2006.

Frank J, Fabozzi. “Investment Management”, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba

Empat, 2005.

H.A. Simon. “Communication in Organisation”, dikutip dari Majalah

Administrasi Negara, Tahun II No.10.

Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, Jakarta: FEIS UIN Syarif

Hidayatullah, 2007.

Hariadi, Bambang. “Strategi Manajemen (Strategi Memenangkan Perang

Bisnis)”, hal.21-44, Cetakan Ke-2, Malang: Bayumedia Publishing,

2005.

IBK, Bayangkara, “Audit Manajemen”, hal.15-29, Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Ikatan Akuntan Indonesia, “Standar Profesional Akuntansi Publik (per 1 Januari 2001)”. Cetakan ke-1, Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Inpres RI Nomor 9 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pendayagunaan

Aparatur Negara.

Instruksi Presiden RI Nomor 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

J.B. Ghartey, “Crisis Accountability and Development in Third World”, London,

1987.

Kinicki, Angelo. “Perilaku Organisasi”, Edisi-5, hal.556, Jakarta: Salemba

Empat, 2005.

Page 124: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

L.V. Carino, “Accountability, Corruption and Democracy”, A Clarification of

Concepts, in the Asian Review of Publik Administration, vol. III No. 2,

Desember 1991.

LAN. “Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan good governance”, Jakarta: LAN, 2002.

LAN. “Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (No.589/IX/6/Y/99)”, Jakarta: LAN. 1999.

LAN. “Buku Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah”, 2005.

Mahmudi. ”Kerangka Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah”. Akuntansui dan

Keuangan Vol 3, No. 01, Universitas Indonesia. 2002.

Manulang, M. “Dasar-dasar Manajemen”, Bab5, hal.176, Gajah Mada

University, Press. 2006.

M.D. Yango. Institutional Mechanism for Promoting Accountability in the

Philippines Civil Service, in Asian Review of Public Administration,

Vol. III No. 2, December 1991.

Munir, Ningky. “Knowledge Management Audit”, Pedoman Organisasi Dalam Mengelola Pengetahuan, Jakarta: Sekolah Tinggi Manajemen PPM,

2008.

Oxford Advance Learner’s Dictionary, Oxford University Press, 1989.

Ray H, Garrison. “Management Accounting”, Edisi Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2007.

Rees, David and McBean. “Management People Strategy and Theory (Edisi-2,

cetakan 1 hal.248)”, Jakarta: Kencana. 2007.

Rodi, Kertamuja. ”Peranan Auditing Kinerja dalam Meningkatkan Efisiensi dan

Efektifitas”. Akuntansi dan Keuangan. Vol 5 No. 2. Des 2001.

Sawyer’s, Lawrence B. “Internal Auditing”, Edisi-5, Jakarta: Salemba Empat,

2005.

S. Paul. ”Accountability in Public Service: Exit, Voice and Control”. The World

Development Journal, Vol 20. No. 7.

Sayle, Allan J. “Manajemen Audit, The Assement Of Quality Manajemen

System”, Second Edition. Great Britain. Quality Press, 2000.

Page 125: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA

Sekaran, Umma. “Business Research Methods for Managers”, A Skill-Building

Approach, 4th Edition, New York, John Wiley&Sons, Inc, 2003.

S.H. Saleh dan A. Iqbal, Accountability: the Endless Prophecy. Asian and Pasific Development Journal, Vol. 20, No.7.

Siahaan, Hinsa. “Manajemen Resiko”, Jakarta: PT Elex Komunitas Eksindo,

2007.

Simanjuntak J, Payaman. “Manajemen dan Evaluasi Kinerja”, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.

Sulastiningsih. “Peran Anggaran dalam Meningkatkan Prestasi Manajer”.

Manajemen, Ekonomi dan Bisnis. Vol 3 (1-3) 1999.

TAP MPR RI nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Tokyo Declaration of Guidelines on Public Accoutability, 1985.

UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Widjaja, Amin. “Dasar-Dasar Audit Manajemen”, Jakarta: Harvarindo, 2008.

Widjaja, Amin. “Memahami Internal Audit”, Jakarta: Haravindo, 2008.

Page 126: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16412/1/ANDI... · ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUNTABILTAS KINERJA