analisis sebelum dan sesudah pengumuman …digilib.unila.ac.id/33240/20/skripsi tanpa bab...

66
ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN KEBIJAKAN TAX AMNESTY TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) (Skripsi) Oleh JESI RAKA SIWI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 05-Jun-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN KEBIJAKANTAX AMNESTY TERHADAP HARGA SAHAM

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSAEFEK INDONESIA)

(Skripsi)

Oleh

JESI RAKA SIWI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

ABSTRAK

ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN KEBIJAKAN TAXAMNESTY TERHADAP HARGA SAHAM

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA)

Oleh

JESI RAKA SIWI

Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris perbedaan abnormal return sebelum dansesudah pengumuman kebijakan tax amnesty. Penelitian ini menggunakan metode analisisevent study. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan periode penelitian. Periodepenelitian yang digunakan adalah 11 hari yaitu periode 5 hari perdagangan saham sebelumpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni 2016, t-0(event date) yaitu tanggal pengumuman kebijakan tax amnesty yang disahkan oleh PresidenRepublik Indonesia Ir. Joko Widodo yaitu tanggal 1 juli 2016, dan periode 5 hariperdagangan saham sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 11, 12, 13,14, dan 15 Juli 2016. Penelitian ini menggunakan sampel 415 perusahaan yang terdaftar diBursa Efek Indonesia yang tidak terdistribusi normal dengan menggunakan uji statistik OneSample Kolmogorov-Smirnov Test (1- Sample K-S).

Pengujian dilakukan pada setiap saham namun diuji secara simultan dengan menghitungAverage Abnormal Return (AAR), dan Cumulative Average Abnormal Return (CAAR)sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty. Hasil penelitian menunjukkanbahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudahpengumuman kebijakan tax amnesty.

Kata kunci : Abnormal Return, Tax Amnesty, Harga Saham, Reaksi Pasar Modal.

Page 3: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

ABSTRACT

ANALISYS BEFORE AND AFTER THE ANNOUNCEMENT OF THE TAXAMNESTY POLICY ON STOCK PRICE

(EMPIRICAL STUDY ON COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCKEXCHANGE)

By

JESI RAKA SIWI

The purpose of this study is to empirically examine differences in abnormal returns beforeand after the announcement of the tax amnesty policy. This research uses event study analysismethod. The first step is to determine the research period. The research period used was 11days, namely the period of 5 days of stock trading before the announcement of the taxamnesty policy, namely 24, 27, 28, 29, and 30 June 2016, t-0 (event date) which is the date ofthe announcement of the tax amnesty policy approved by President of Republik Indonesia Ir.Joko Widodo, dated July 1, 2016, and a period of 5 days of stock trading after theannouncement of the tax amnesty policy, namely July 11, 12, 13, 14 and 15, 2016. This studyused a sample of 415 companies that were listed on the Indonesian Stock Exchange that werenot distributed normal using the One Sample Kolmogorov-Smirnov Test test (1- Sample KS).

Testing is carried out on each stock but is tested simultaneously by calculating the AbnormalReturn Average (AAR), and the Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) before andafter the announcement of the tax amnesty policy. The results showed that there weresignificant differences between abnormal returns before and after the announcement of thetax amnesty policy.

Keywords: Abnormal Return, Tax Amnesty, Share Prices, Capital Market Reactions.

Page 4: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN KEBIJAKAN

TAX AMNESTY TERHADAP HARGA SAHAM

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA)

Oleh

JESI RAKA SIWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni
Page 6: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni
Page 7: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni
Page 8: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada Tanggal 29 Maret 1994, sebagai

anak pertama dari pasangan Bapak Ustiama dan Ibu Darna.

Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 2 Sepang Jaya Bandar

Lampung yang diselesaikan Tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

Madrasah Tsanawiyah AL-HIKMAH Bandar Lampung yang diselesaikan pada

Tahun 2009, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMK Negeri 4 Bandar

Lampung yang diselesaikan Tahun 2012.

Pada Tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Penerimaan Mahasiswa

Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP). Selama menjadi mahasiswi penulis pernah

menjadi Brigadir Muda BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

Tahun 2014 dan menjadi Magang Tahun 2015, Crew Tahun 2016, dan Manager

Marketing dan Finance Tahun 2018 di Radio Kampus Universitas Lampung

(Rakanila) 107.7 FM. Selain itu, pada tahun 2016 penulis terpilih sebagai PIC

Acara dalam kegiatan tahunan yang diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) sebagai perwujudan kepedulian akuntan terhadap pembangunan bangsa dan

Negara Indonesia. Penulis juga telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada

Tahun 2017 selama 40 hari di Desa Sri Busono, Kecamatan Way Seputih

Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

Pada tahun 2018 penulis juga terpilih untuk dapat mengikuti pelatihan Brevet

Pajak A dan B yang diselenggarakan Tax Center FEB Unila bekerjasama dengan

Ikatan Konsultan Pajak Indonesia cabang Lampung.

Page 10: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan hasil karyaku ini kepada:

Orangtuaku

Bapak Ustiama dan Ibu Darna

Saudaraku

Jemi Raka Siwi

Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan do’a.

Seluruh sahabat dan teman-temn yang telah memberikan semangat..

Serta semua yang pernah menjadi bagian dari perjalananku.

Almamaterku tercinta

UNIVERSITAS LAMPUNG

Page 11: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yanglain). Dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau

berharap.”

(QS. Al-Insyirah: 6-8)

“kebanggaan kita yang besar adalah bukan tidakpernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita

jatuh.”

(Muhammad Ali)

“Aku adalah ikan air tawar yang berusahamemahami lautan…”

Nugroho, F.A

Page 12: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

SANWACANA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada khadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH

PENGUMUMAN KEBIJAKAN TAX AMNESTY TERHADAP HARGA

SAHAM (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA)”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang terlibat didalamnya

baik secara langsung maupun tidak langsung dan moril maupun materil penulis

sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu kritik

dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini. Bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat membantu

mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Bapak Prof. Dr. H.

Satria Bangsawan, S.E., M.Si.

Page 13: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

2. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung,

Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt.

3. Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung, Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt.

4. Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan ilmu, saran, masukan dan

arahan yang baik dalam penyusunan skripsi ini, Bapak Drs. A. Zubaidi Indra,

M.M., CPA., C.A., Akt.

5. Dosen Pembimbing Pendamping yang telah membimbing dan memberikan

ilmu yang baik dalam penyusunan skripsi ini, Ibu Yunia Amelia, S.E.,

M.Sc.Ak., C.A.

6. Penguji Utama yang telah mengoreksi kesalahan dan memberikan diskusi

serta saran untuk kemajuan skripsi, Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt.

7. Dosen pembimbing akademik selama masa perkuliahan, Ibu Yenni

Agustina,S.E., M.Sc.,Akt.,CA.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan terkhusus Dosen Program

Studi S1 Akuntansi yang telah memberikan jasanya, pengetahuan serta

pembelajaran selama penulis menyelesaikan pendidikan di Universitas

Lampung.

9. Seluruh staff akademik, administrasi, tata usaha, pegawai, serta staff

keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak membantu baik

dalam proses kelancaran perkuliahan maupun penyusunan skripsi, terimakasih

atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.

10. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Ustiama dan Ibu Darna yang selalu

mendoakan dan menjadi penyemangat untuk menyelesaikan studi ini. Terima

Page 14: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan kepadaku

kepentingan anak anaknya.

11. Saudaraku Jemi Raka Siwi yang selalu memberikan semangat untuk fokus

menempuh studi.

12. Sahabat tersayang The Ukhti, Citra Iswari, Muntama, Melianatika, Megah

Dheane Tia, Mulia Chanra Prasasti, Rizky Isnaeni, Robingatul Ngatdawiyah

terima kasih telah menemani, membantu dan mendukung ku selama masa

perkuliahan.

13. Teman-temanku seperjuangan Jurusan S1 Akuntansi angkatan 2014, terima

kasih atas kebersamaan selama di bangku kuliah.

14. Keluarga Besar Unit Kegiatan Mahasiswa Radio Kampus Universitas

Lampung (Rakanila) 107,7 FM.

15. Teman-teman KKN Desa Sri Busono Kec. Way Seputih Kab. Lampung

Tengah, Erni Robianti dan Desti Diana Sari.

16. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan, dukungan dan bantuan yang telah

diberikan selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, akan tetapi semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bandar Lampung, 21 September 2018Penulis

JESI RAKA SIWI

Page 15: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

ABSTRACT

ABSTRAK

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAAR PERNYATAAN

RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN

MOTTO

SANWACANA

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis ................................................................................... 8

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) .............................................. 8

Page 16: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

2.1.2 Teori Efisiensi Pasar ............................................................... 9

2.1.3 Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) ........................................ 11

2.1.4 Pasar Modal ............................................................................. 14

2.1.5 Harga Saham ........................................................................... 14

2.1.6 Nilai Saham ............................................................................. 15

2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham................... 16

2.1.8 Return Saham .......................................................................... 17

2.1.9 Return Tidak Normal (Abnormal Return) ............................... 18

2.1.10 Event Study ............................................................................. 23

2.2 Tinjauan Empiris ................................................................................. 23

2.2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................. 23

2.2.2 Rerangka Pemikiran ............................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Objek Peneltian ................................................................... 33

3.1.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 33

3.1.2 Objek Penelitian ...................................................................... 34

3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ............................................... 34

3.2.1 Veriabel Dependen .................................................................. 34

3.2.2 Variabel Independen ............................................................... 36

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 36

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 38

3.5 Metode Analisis Data .......................................................................... 38

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 38

3.5.2. Uji Normalitas ........................................................................ 39

3.5.3. Pengujian Hipotesis................................................................ 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian ................................................................ 42

4.2 Statistik Deskriptif .............................................................................. 42

4.2.1 Abnormal Return .................................................................... 43

4.2.2 Average Abnormal Return ...................................................... 45

4.2.3 Cumulative Average Abnormal Return .................................. 47

4.3 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................... 48

4.4 Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 52

4.5 Pembahasan ........................................................................................ 53

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 57

5.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 57

5.3 Saran ................................................................................................... 58

5.3.1 Bagi Perusahaan ...................................................................... 58

5.3.2 Bagi Investor ........................................................................... 58

5.3.3 Bagi Peneliti ............................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Event Period ..................................................................................... 28Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran ..........................................................................29Gambar 4.1 Grafik 1 Indeks Harga Saham Gabungan Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty...............................................54

Page 18: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................23Tabel 3.1 Hasil Pemilihan Sampel ........................................................................37Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty .................................................43Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Kebijakan

Tax Amnesty .........................................................................................44Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty .................................................45Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

Kebijakan Tax Amnesty ........................................................................46Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Cumulative Average Abnormal Return Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty...................................47Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Cumulative Average Abnormal Return Sebelum dan

Sesudah Kebijakan Tax Amnesty..........................................................48Tabel 4.7 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Average

Abnormal Return dan Cumulative Average Abnormal Return Sebelumdan Sesudah Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty ............................50

Tabel 4. 8 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AverageAbnormal Return dan Cumulative Average Abnormal Return Sebelumdan Sesudah Kebijakan Tax Amnesty ...................................................51

Tabel 4.9 Uji Wilcoxon-Sign rnk t-Test Variabel Average Abnormal Return danCumulative Average Abnormal Return Sebelum dan SesudahPengumuman Kebijakan Tax Amnesty .................................................52

Tabel 4.10 Uji Wilcoxon-Sign rnk t-Test Variabel Average Abnormal Return danCumulative Average Abnormal Return Sebelum dan SesudahPengumuman Kebijakan Tax Amnesty .................................................52

Page 19: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1. Statistik Deskriptif Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty.2. Statistik Deskriptif Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

Kebijakan Tax Amnesty.3. Statistik Deskriptif Average Abnormal Return Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty.4. Statistik Deskriptif Average Abnormal Return Sebelum dan

Sesudah Kebijakan Tax Amnesty.5. Statistik Deskriptif Cumulative Average Abnormal Return Sebelum

dan Sesudah Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty.6. Statistik Deskriptif Cumulative Average Abnormal Return Sebelum

dan Sesudah Kebijakan Tax Amnesty.7. Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Average Abnormal Return dan Cumulative Average AbnormalReturn Sebelum dan Sesudah Pengumuman Kebijakan TaxAmnesty.

8. Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestAverage Abnormal Return dan Cumulative Average AbnormalReturn Sebelum dan Sesudah Kebijakan Tax Amnesty.

9. Uji Wilcoxon-Sign rnk t-Test Variabel Average Abnormal Returndan Cumulative Average Abnormal Return Sebelum dan SesudahPengumuman Kebijakan Tax Amnesty.

10. Uji Wilcoxon-Sign rnk t-Test Variabel Average Abnormal Returndan Cumulative Average Abnormal Return Sebelum dan SesudahKebijakan Tax Amnesty.

11. Grafik 1 Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Sebelum danSesudah Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty.

12. Data Sampel Perusahaan Sebelum dan Sesudah PengumumanKebijakan Tax Amnesty.

13. Data Abnormal Return, Average Abnormal Return dan CumulativeAverage Abnormal Return Sebelum dan Sesudah PengumumanKebijakan Tax Amnesty.

14. Data Sampel Perusahaan Sebelum dan Sesudah Kebijakan TaxAmnesty.

15. Data Abnormal Return, Average Abnormal Return dan CumulativeAverage Abnormal Return Sesudah Kebijakan Tax Amnesty.

Page 20: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lambatnya pertumbuhan ekonomi global, ketidakpastian kebijakan moneter,

lemahnya harga komoditas global, dan risiko geopolitik telah berdampak negatif

bagi Indonesia pada bidang ekonomi seperti defisit neraca perdagangan, defisit

anggaran membesar dan perlambatan ekonomi Indonesia, akibatnya

meningkatnya pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial. Menurut

Departemen Kebijakan Makroprudensial (2016) pada triwulan II pertumbuhan

ekonomi domestik mulai membaik walaupun perekonomian global masih

melambat. Perbaikan terutama terjadi pada inflasi yang terjaga, defisit neraca

pembayaran berkurang dengan ekspor yang mulai meningkat, dan nilai tukar

rupiah yang menguat.

Selama perbaikan ekonomi tersebut, risiko ketidakseimbangan keuangan domestik

masih cukup tinggi. Hal ini terlihat dari berlanjutnya kontraksi pada siklus

keuangan sebagai akibat kredit perbankan yang bersifat prosiklikal sehingga

intermediasi semakin melambat. Risiko keterbatasan ruang fiskal juga semakin

meningkat sejalan dengan kebijakan stimulus fiskal pemerintah di tengah

terbatasnya sumber penerimaan pemerintah.

Page 21: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

2

Menurut Rasbin (2016) salah satu stimulus fiskal pemerintahan Presiden dan

Wakil Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla yaitu mengedepankan pembangunan,

khususnya infrastruktur dengan pertimbangan, pembangunan infrastruktur yang

baik akan memberikan dampak yang besar dan berkelanjutan terhadap

perekonomian nasional. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga diharapkan

menjadi pemicu percepatan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah

Indonesia. Gencarnya pembangunan infrastruktur tentunya membutuhkan dana

yang sangat besar. Oleh karena itu, untuk mengatasi ketidakseimbangan maka

pemerintah harus menemukan sumber pembiayaan perekonomian.

Menurut Departemen Kebijakan Makroprudensial (2016) seiring dengan

tingginya ketidakpastian perekonomian global yang berdampak pada perlambatan

pertumbuhan ekonomi domestik, pemerintah memandang perlu untuk

meningkatkan penerimaan pajak dengan menerapkan kebijakan tax amnesty di

2016. Selain untuk meningkatkan fiscal space di tengah rendahnya tax ratio,

kebijakan tax amnesty juga di dasarkan pada pertimbangan besarnya potensi illicit

fund yang ada di luar negeri yang berpotensi untuk digunakan dalam mendukung

pembiayaan pembangunan ekonomi nasional. Kebijakan tax amnesty ditetapkan

tanggal 1 Juli 2016 melalui Undang-Undang No. 11 tahun 2016 tentang

Pengampunan Pajak (Tax Amnesty).

Tax Amnesty merupakan penawaran dengan jangka waktu terbatas dari pemerintah

kepada wajib pajak untuk melakukan pembayaran dalam jumlah tertentu, yang

sekaligus menihilkan kewajiban pajak masa lampau, termasuk denda, bunga, dan

termasuk jaminan kebebasan dari tuntutan hukum (Baer dan Borgne, 2008).

Page 22: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

3

Sedangkan menurut UU No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, Tax

Amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi

administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara

mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan. Menurut Darussalam (2014),

tax amnesty bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak dalam jangka

pendek, meningkatkan kepatuhan pajak di masa yang akan datang, mendorong

repatriasi modal atau aset, dan transisi ke sistem perpajakan yang baru, dengan

akan diberlakukannya automatic exchange of information (AEOI) dan revisi UU

Perbankan, maka wajib pajak tidak dapat menyembunyikan asetnya dari instansi

pajak.

Menurut Dwi (2017) menyatakan penyebab Indonesia memberlakukan kebijakan

tax amnesty adalah karena terdapat harta warga negara baik di dalam maupun di

luar negeri yang belum atau belum seluruhnya dilaporkan dalam Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, selain itu untuk meningkatkan

penerimaan negara dan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesadaran dan

kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan. Sehingga

pemerintah menerbitkan kebijakan tax amnesty. Menurut Moody’s (2016, dalam

Sari, 2016) melalui tax amnesty, pemerintah memperkirakan potensi

meningkatnya pendapatan sekitar Rp165 triliun setara dengan 1,3 persen dari

PDB pada akhir 2016. Hal ini diyakini akan memberikan fleksibilitas lebih besar

bagi pemerintah untuk memperluas cakupan pengeluaran fiskal, tanpa melanggar

batas maksimal defisit 3 persen dari PDB.

Page 23: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

4

Selain memperkirakan potensi meningkatnya pendapatan saat arus dana tax

amnesty mulai masuk khususnya pada akhir tahun 2016, pemerintah bersama

otoritas kebijakan mempersiapkan berbagai instrumen dalam jumlah yang

memadai dan imbal hasil yang menarik untuk menampung dana tax amnesty serta

langkah-langkah untuk mengelola likuiditas dan menjaga stabilitas makroekonomi

dan pasar keuangan. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan aktivitas pasar

modal terutama dalam kenaikan harga saham perusahaan maupun dalam Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG). Pasar modal merupakan kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan

publikasi yang berkaitan dengan efek yang ditebitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek (UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995). Pasar

modal bertindak sebagai penghubung antara investor dengan perusahaan ataupun

institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang

seperti obligasi dan saham.

Menurut Brigham dan Houston (2010) faktor eksternal seperti pengumuman yang

di keluarkan pemerintah, pengumuman hukum, dan pengumuman industri

sekuritas juga mempengaruhi pasar modal. Peristiwa-peristiwa tersebut memang

tidak mempengaruhi secara langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar

modal, namun peristiwa kebijakan ekonomi ini tidak dapat dipisahkan dari

aktivitas di pasar modal, termasuk aktivitas bursa saham. Sedangkan menurut

Suryawijaya dan Setiawan (1998) menyatakan bursa saham akan semakin sensitif

dengan peristiwa yang ada disekitarnya, baik berkaitan langsung maupun tidak

langsung dengan peristiwa ekonomi apabila peran bursa saham menjadi semakin

penting dalam kegiatan ekonomi tersebut. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi

Page 24: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

5

suatu negara akan dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang ditentukan baik

oleh lembaga legislatif maupun lembaga ekskutif.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 123/PMK.08/2016 dalam

Pengalihan Harta Wajib Pajak, sisi lain repatriasi atau penarikan dana dari luar

negeri dapat meningkatkan likuiditas perbankan sehingga turut membantu

pembangunan infrastruktur di berbagai bidang yang mana sebagian dana tersebut

diinvestasikan ke infrastruktur mampu membiayai perusahaan-perusahaan,

menggerakkan sektor riil, dan menaikkan nilai investasi di dalam negeri. Kondisi

ini menyebabkan investasi di sektor infrastruktur memiliki peluang bisnis yang

bagus. Selain itu, dana repatriasi juga bisa ditempatkan dalam bentuk investasi

langsung seperti pembangunan jalan dan rumah sakit. Bertumbuhnya nilai

investasi merupakan indikator bertumbuhnya ekonomi makro, dengan terus

bertumbuhnya ekonomi makro tentu saja mempengaruhi pergerakan IHSG yang

positif dan mampu melonjak tinggi seiring dengan pertumbuhan ekonomi negara.

Reaksi tersebut akan ditunjukkan dengan adanya perubahan index market, harga

dan volume perdagangan saham disaat berlangsungnya tax amnesty.

Dari penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa kebijakan tax amnesty

seharusnya memberikan sinyal positif (good news) di pasar modal. Untuk melihat

bagaimana reaksi harga saham terhadap pengumuman kebijakan tax amnesty

adalah dengan melihat ada tidaknya abnormal return. Seperti penelitian yang

dilakukan oleh Wulandari (2017) yang menemukan adanya perbedaan abnormal

return dan terdapat perbedaan aktivitas volume perdagangan sebelum dan sesudah

peristiwa berlakunya UU Tax Amnesty pada Perusahaan yang terdaftar dalam

LQ45. Chatziantoniou yang menemukan adanya abnormal return pada pasar

Page 25: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

6

saham di Jerman, Inggris dan AS setelah adanya kebijakan fiskal dan kebijakan

moneter di negara-negara tersebut. Penelitian ini akan menguji apakah

pengumuman kebijakan tax amnesty dapat memberikan abnormal return pada

pasar modal di Indonesia. Reaksi ini diproyeksikan dengan menggunakan

abnormal return sebagai nilai perubahan harga saham. Objek dari penelitian

adalah saham-saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian event study

mengenai reaksi pasar terhadap kebijakan tax amnesty, sehingga peneliti

mengangkat judul penelitian yaitu “Analisis Sebelum Dan Sesudah

Pengumuman Kebijakan Tax Amnesty Terhadap Harga Saham (Studi

Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka masalah yang

dapat dirumuskan adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan

sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty dan perbedaan abnormal return

yang signifikan sebelum dan sesudah kebijakan tax amnesty pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

Page 26: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

7

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji secara empiris apakah terdapat perbedaan abnormal return

yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty dan

perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah kebijakan

tax amnesty pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagi trader,

investor dan calon investor mengenai abnormal return saham yang

diperdagangkan di sekitar peristiwa pengumuman kebijakan tax amnesty,

sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam analisis investasi di

pasar modal.

2. Manfaat Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai

pasar modal khususnya mengenai studi peristiwa (event study) terhadap

pengumuman kebijakan tax amnesty dan dapat menjadi referensi bukti empiris

tentang studi peristiwa di pasar modal bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 27: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut Hartono (2015), informasi merupakan unsur penting bagi investor dan

pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan

atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang

akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran

efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat

diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk pengambilan

keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman

yang akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan

investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan

pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Asumsi dari signaling theory adalah informasi yang lebih akurat mengenai

perusahaan yang tidak diketahui oleh investor dari manajer perusahaan. Hal ini

akan mengakibatkan suatu asimetri informasi antara pihak-pihak yang

berkepentingan. Menurut Hartono (2015) menyatakan secara garis besar

signalling theory erat kaitannya dengan ketersediaan informasi.

Page 28: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

9

2.1.2 Teori Efisiensi Pasar

Pada penelitian ini peneliti ingin menguji bagaimana pasar bereaksi terhadap

pengumuman kebijakan pemerintah. Menurut Rahayu (2016) reaksi yang

ditunjukkan oleh pasar dapat bersifat positif ataupun negatif. Bersifat positif jika

suatu informasi dapat meningkatkan harga-harga saham di pasar bursa, dan

bersifat negatif jika berlaku sebaliknya. Sedangkan menurut Hartono (2015)

menyatakan jika pasar dapat bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang

tersedia, maka kondisi seperti itu disebut pasar yang efisien.

a. Syarat-syarat Pasar yang Efisien

1) Penyingkapan informasi: informasi dapat diperoleh dengan mudah, cepat

dan gratis;

2) Harga dapat berubah secara bebas: harga tidak dapat diintervensi oleh

pihak manapun baik pembeli ataupun penjual saham, dan Undang-Undang

melarang adanya manipulasi harga;

3) Pasar senantiasa dalam keadaan seimbang: pasar yang efisien ketika

mendapat informasi baru, maka harga akan secara cepat menyesuaikan dan

akan mencapai keseimbangan harga.

b. Ciri-ciri Pasar Efisien

1) Harga-harga saham merespon secara cepat dan tepat terhadap informasi

baru;

2) Perubahan harga terjadi secara random/acak, yang artinya perubahan

harga hari ini tidak ada kaitannya dengan perubahan harga di masa lalu;

Page 29: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

10

3) Tidak dapat menentukan mana saham yang menguntungkan atau

merugikan di masa depan;

4) Dari segi informasi maka tidak dapat dibedakan antara investor naif atau

investor canggih, karena tidak diperlukan analisis yang dalam untuk

membuat keputusan investasi.

c. Bentuk Hipotesis Pasar Efisien

Menurut Hartono (2015) dalam bukunya menjelaskan bahwa kunci utama

untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas

dengan informasi. Fama (1970, dalam Hartono, 2015), menyajikan tiga

macam bentuk utama dari pasar berdasarkan tiga bentuk informasi, yaitu

informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan

informasi privat sebagai berikut ini:

1) Pasar Efisien Bentuk Lemah (weak form)

Pasar efisien bentuk lemah (weak form) menyatakan bahwa harga-harga

sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu.

Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.

2) Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat

Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara

penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan

termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan.

Page 30: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

11

3) Pasar Efisien bentuk Kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh

mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk

informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada

individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh

keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi

privat.

2.1.3 Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)

Menurut UU No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, Tax Amnesty adalah

penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi

perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkapkan

harta dan membayar uang tebusan. Pada pasal 1 ayat (3), harta yang dimaksud

adalah akumulasi tambahan kemampuan ekonomis berupa seluruh kekayaan baik

berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik

yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha, yang berada di dalam

dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan pada

pasal 1 ayat (7) dalam Undang-Undang No 11 tahun 2016 tentang tax amnesty

atau pengampunan pajak uang tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke

kas negara untuk mendapatkan pengampunan pajak.

Sedangkan menurut Baer dan Borgne (2008) mendefinisikan tax amnesty sebagai

“…as a limited-time offer by the government to a specified group of taxpayers

to pay a defined amount, in exchange for forgiveness of a tax liability

(including interest and penalties), relating to a previous tax periode (s), as

well as freedom from legal prosecution”.

Page 31: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

12

Dari dua definisi ini dapat disimpulkan bahwa pengampunan pajak merupakan

kesempatan yang diberikan kepada wajib pajak untuk melunasi kewajiban

pajaknya tanpa adanya denda dan sanksi pidana.

Menurut Undang-Undang Perpajakan pada pasal 2 ayat (2) tax amnesty memiliki

manfaat dan tujuan sebagai berikut:

1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui repatriasi aset, yang ditandai:

a. Peningkatan likuiditas domestik

b.Perbaikan nilai tukar rupiah

c. Penurunan suku bunga

d.Peningkatan investasi

2) Bagian dari reformasi perpajakan menuju sistem yang berkeadilan, serta basis

data perpajakan.

3) Meningkatkan penerimaan pajak.

Menurut Dwi (2017) menyatakan penyebab Indonesia memberlakukan kebijakan

tax amnesty adalah karena terdapat harta warga negara baik di dalam maupun di

luar negeri yang belum atau belum seluruhnya dilaporkan dalam Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, selain itu untuk meningkatkan

penerimaan negara dan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesadaran dan

kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan. Sehingga

pemerintah menerbitkan kebijakan tax amnesty. Menurut Sindonews (2016, dalam

Yovanda, 2016) Tax amnesty disahkan dalam Rapat Paripurna DPR-RI pada

Selasa, 28 Juni 2016 sebagai Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 tentang

Page 32: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

13

Pengampunan Pajak, dan kebijakan tersebut mulai berlaku pada tanggal 18 Juli

2016.

Dalam proses penerapannya, kebijakan tax amnesty 2016 dibagi dalam tiga

periode dan tarif yang berbeda di setiap periodenya. Berikut besaran uang tebusan

tax amnesty:

1) Repatriasi atau Deklarasi dalam Negeri. Ini merupakan besaran tarif uang

tebusan atas harta yang berada di dalam negeri atau harta di luar negeri yang

dialihkan dan diinvestasikan ke dalam negeri. Harta ini tidak boleh dialihkan

ke luar negeri selama 3 tahun sejak diterbitkan surat keterangan.

2% Periode I : dari tanggal diundangkan s.d 30 September 2016,

3% Periode II : dari 1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016,

5% Periode III : dari 1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017.

2) Deklarasi Luar Negeri. Ini merupakan besaran tarif uang tebusan atas harta di

luar negeri dan tidak dialihkan ke dalam negeri.

4% Periode I : dari tanggal diundangkan s.d 30 September 2016,

6% Periode II : dari 1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016,

10% Periode III : dari 1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017.

3) Tarif uang tebusan bagi wajib pajak yang peredaran usahanya sampai dengan

Rp. 4,8 miliar pada tahun pajak 2015.

0.5% : nilai harta yang dilaporkan sampai dengan 10 miliar (dalam surat

pernyataan),

2% : nilai harta yang dilaporkan lebih dari 10 miliar.

Page 33: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

14

2.1.4 Pasar Modal

Pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 bab 1 pasal 1 ayat

(13) pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan efek. Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011) pasar modal

merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Pasar modal

pada dasarnya bertujuan untuk menjadi jembatan aliran dana dari pihak yang

memiliki dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal di

Indonesia mempunyai peran yang srategis sebagai salah satu sumber pembiayaan

bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan

usahanya, sedangkan di sisi lain pasar modal juga merupakan wadah investasi

bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah.

2.1.5 Harga Saham

Harga saham menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004) merupakan nilai sekarang

(present value) dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal di masa yang

akan datang. Sedangkan menurut Hartono (2015) harga saham merupakan harga

yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan

oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan

dan penawaran saham tersebut di pasar modal.

Page 34: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

15

2.1.6 Nilai Saham

Harga saham yang terjadi di pasar modal merupakan harga yang terbentuk dari

kekuatan permintaan dan penawaran yang ada di bursa. Oleh karena itu, sebelum

mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham, investor

berkepentingan untuk menilai harga saham untuk menentukan tingkat keuntungan

yang diharapkan. Menurut Halim (2003) nilai saham terbagi atas tiga jenis, yaitu:

a. Nilai Buku

Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan

tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku

saham bersifat dinamis dan tergantung pada perubahan nilai kekayaan bersih

ekonomis di masa yang akan datang.

b. Nilai Pasar

Nilai pasar merupakan harga yang terbentuk pada saat tertentu yang

ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan karena adanya

kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di bursa saham. Harga ini

terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa. Transaksi di sini tidak lagi

melibatkan emiten dan penjamin emisi, harga ini disebut sebagai harga di

pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan

penerbitnya, karena transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi

harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari

diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

Page 35: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

16

c. Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik merupakan nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi

sesuai dengan keadaan pasar saham. Nilai intrinsik mengandung unsur

kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk

menghimpun laba di masa yang akan datang.

2.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di

pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor

eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Menurut Brigham

dan Houston (2010) harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu:

1. Faktor internal

a. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan,

rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan

produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan.

b. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan

dengan ekuitas dan hutang.

c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director

announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen

dan struktur organisasi.

d. Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger

investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan

diakuisisi, laporan investasi dan lainnya.

Page 36: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

17

e. Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik

pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi

baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba

sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal Earning Per

Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), Price Earning Ratio, Net Profit

Margin, Return On Assets (ROA) dan lain-lain.

2. Faktor eksternal

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan

deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi ekonomi yang

dikeluarkan oleh pemerintah.

b. Pengumuman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap

manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider

trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau

penundaan trading.

2.1.8 Return Saham

Menurut Hartono (2015) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Return dapat berupa return realisasi (realized return) yang sudah terjadi atau

return ekspetasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa

mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja

Page 37: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

18

perusahaan dan berguna sebagai dasar penentuan return ekspetasi dan risiko di

masa mendatang.

2.1.9 Return Tidak Normal (Abnormal Return)

Menurut Hartono (2015) abnormal return adalah selisih antara return yang

sesungguhnya (actual return) dengan return yang diharapkan (expected return)

yang dapat terjadi sebelum infomasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran

informasi (leakage of information) sesudah informasi resmi diterbitkan. Selisih

return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang

diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return

yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung

(Rachmawati, 2005). Menurut Hartono (2015), studi peristiwa menganalisis

return tidak normal dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman

peristiwa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa abnormal return terjadi karena

dipicu oleh adanya kejadian atau peristiwa tertentu. Dengan demikian return tak

normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi

dengan return ekspetasian, sebagai berikut :

Notasi :

ARi,t : return tak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode

peristiwa ke-t.

Ri,t : return realisasian yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode

peristiwa ke-t.

RM,t : return ekspetasian sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t.

Page 38: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

19

Retun realisasian atau return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada

waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga

sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus (Pi.t – Pi.t-1) / Pi.t-1. Sedangkan

return ekspetasian merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan Warner

(1985) mengestimasi return ekspetasian menggunakan model estimasi mean

adjusted model, market model dan market-adjusted model.

a) Model Sesuaian Rata-rata (Mean-adjusted Model)

Model sesuaian rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap bahwa

return ekspetasian bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return

realisasian sebelumnya selama periode estimasi (estimation period), sebagai

berikut :

[ ] ∑

Dimana :

E [Ri.t] : return ekspetasian sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.

Ri,j : return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

T : lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai t2.

b) Market Model

Perhitungan return ekspetasian dengan model pasar (market model) ini

dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) membentuk model ekspetasi dengan

menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan

model ekspetasi ini untuk mengestimasi return ekspetasian di periode jendela.

Model ekspetasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary

Least Square) dengan persamaan :

Page 39: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

20

Dimana :

Ri,j : return realisasian sekuritas ke-I pada periode estimasi ke-i.

αi : intercept untuk sekuritas ke-i.

βi : koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i.

RMj : return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat

dihitung dengan rumus RMj = (IHSGj – IHSGj-1) / IHSGj-1 dengan

IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan.

εij : kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

c) Model Sesuaian Pasar (Market-Adjusted Model)

Model sesuaian pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa penduga

yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks

pasar pada saat tersebut. Dengan model ini, maka tidak perlu menggunakan

periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas

yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Hartono, 2015).

d) Rata-rata Return Tak Normal (Average Abnormal Return)

Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas,

tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return taknormal

seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa.

Rata-rata return taknormal (average abnormal return) untuk hari ke-t dapat

dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai berikut :

Page 40: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

21

Notasi:

AARt = Average Abnormal Return pada hari ke-t.

ARi,t = Abnormal Return saham (i) pada hari ke-t.

k = jumlah saham yang terpengaruh oleh event yang dipilih.

e) Akumulasi Return Taknormal (Cumulative Abnormal Return)

Akumulasi return tak normal (ARTN) atau cumulative abnormal return

(CAR) merupakan penjumlahan return taknormal hari sebelumnya didalam

periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut:

Notasi :

ARTN i,t : akumulasi return taknormal sekuritas ke-I pada hari ke-t, yang

diakumulasi dari return taknormal (RTN) sekuritas ke-i mulai

awal periode peristiwa (t3) sampai hari ke-t.

RTNi,a : return taknormal untuk sekuritas ke-i pada hari ke-a, yaitu

mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t.

Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata return taknormal

(ARRTN) atau cumulative average abnormal return (CAAR) dapat dihitung

sebagai berikut :

Keterangan :

ARRTNt : akumulasi rata-rata return tak normal pada hari ke-t

ARTNi,t : akumulasi return taknormal sekuritas ke-I pada hari ke-t

K : jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa.

Page 41: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

22

Akumulasi rata-rata return taknormal (ARRTN) dapat juga dihitung dengan

mengakumulasi rata-rata return taknormal hari ke-t adalah ARTNt, maka

akumulasi rata-rata return taknormal hari ke-t (ARRTNt) dapat dihitung

sebesar :

Notasi:

CAARt = cumulative average abnormal return pada hari ke-t.

AARa = average abnormal return pada hari ke-a, yaitu mulai t-5 sampai

ke-t.

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah market-adjusted model atau

model sesuaian pasar. Menurut Brown dan Warner (1985, dalam Sheila dan

Muliawati, 2012) menyatakan bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return

suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Penelitian

sebelumnya yang menggunakan market-adjusted model atau model sesuaian pasar

juga dilakukan oleh Rahayu (2016), Haryetti dan Efni (2010), dan Harahap

(2012). Reaksi pasar dalam penelitian ini menggunakan average abnormal return

(AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) sebagai indikator untuk

melihat dan mengetahui ada atau tidaknya reaksi pasar pada saat periode jendela.

Page 42: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

23

2.1.10 Event Study

Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu

peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman

dan bertujuan untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa dengan tingkat

pengembalian (return) dari surat berharga. Disamping itu juga dapat digunakan

untuk mengukur dampak suatu peristiwa ekonomi dan non ekonomi. Studi

peristiwa merupakan suatu pengamatan mengenai harga saham di pasar modal

untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham

sebagai akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1998). Berdasarkan

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa studi peristiwa dikembangkan untuk

menganalisis reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya

dipublikasikan. Peristiwa tersebut meliputi peristiwa ekonomi dan non ekonomi

untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham.

Selain itu juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu

peristiwa atau pengumuman.

2.2 Tinjauan Empiris

2.2.1 Penelitian Terdahulu

TABEL 2.1

PENELITIAN TERDAHULU

No. Judul Penelitian Penulis Hasil

1 Analisis Reaksi Pasar

Modal Terhadap

Kebijakan Amnesti

Pajak (Studi Kasus

pada Saham-Saham

Syariah yang Masuk

Daftar JII Periode

Juni-November 2016)

Rahayu (2016) 1. Nilai tidak signifikan yang

artinya kebijakan amnesti

pajak tidak memberikan

abnormal return pada saham-

saham syariah yang masuk

daftar JII.

2. Hasil uji paired sample t-test

menunjukkan tidak terdapat

Page 43: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

24

perbedaan yang signifikan

reaksi pasar terhadap

amnesti pajak.

2 Analisis Pengaruh

Earnings

Management dan

Kinerja Operasional

Perusahaan Terhadap

Return Saham Setelah

Pengumuman Tax

Amnesty (Perusahaan

Manufaktur Go

Public yang terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia)

Saputra (2016) 1. Tidak berpengaruh

signifikan pada kenikan

return saham perusahaan.

2. Nilai ROA setelah

pengumuman tax amnesty

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap return

saham.

3 Reaksi Pasar Modal

Terhadap Kebijakan

Tax Amnesty Pada

Saat Pengumuman

Dan Akhir Periode I

(LQ45)

Sanjiwani dan

Jati (2017)

Tidak terdapat adanya perbedaan

rata-rata abnormal return yang

diperoleh investor pada saat

sebelum dan sesudah

pengumuman dan akhir periode I

tax amnesty.

4 Dampak Tax

Amnesty Terhadap

Laporan Keuangan

Dan Pengaruhnya

Kepada Nilai

Perusahaan

Rinaldi (2017) Nilai perusahaan mengalami

penurunan setelah dilakukannya

Tax Amnesty

5 Reaksi Pasar Modal

Indonesia Terhadap

Kebijakan Tax

Amnesty Indonesia

pada Saham LQ45

Tahun 2016-2017

Dwi Nanda

(2017)

1. Kebijakan tax amnesty

periode I yang dimulai 1 Juli

2016 hingga 30 September

tidak memiliki informasi

yang bermakna bagi investor

saham-saham LQ45.

2. Kebijakan tax amnesty

periode II yang dimulai 1

Oktober 2016 sampai 31

Desember 2017 tidak

memiliki informasi yang

bermakna bagi investor

saham-saham LQ45 namun

reaksi pasar menunjukan

hasil signifikan yang negatif,

abnormal return tidak

menunjukan perbedaan yang

signifikan namun trading

volume activity menunjukan

hasil negatif yang signifikan

diseputaran tax amnesty

Page 44: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

25

perode II.

3. Kebijakan tax amnesty

periode III yang dimulai 1

Januari 2017 sampai 31

Maret 2017 memiliki

informasi yang bermakna

bagi investor saham-saham

LQ45. Hal ini ditunjukan

adanya reaksi pasar berupa

abnormal return yang

signifikan diseputaran tax

amnesty periode I, walaupun

trading volume activity

menunjukan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

6 Analisis Reaksi Harga

Saham Sebelum Dan

Sesudah Tax Amnesty

Periode Pertama

(Studi Kasus Saham

Sektor Properti Yang

Tercatat Di Bursa

Efek Indonesia)

Manik,

Sondakh, dan

Rondonuwu

(2017)

Hasil pengujian

menunjukkan bahwa

informasi tax amnesty tidak

berdampak bagi investor

pada saat sebelum dan

sesudah peristiwa

pengumuman tax amnesty

periode pertama sehingga

belum mampu membuat

perbedaan harga saham di

pasar modal khususnya

saham sektor properti yang

tercatat di bursa efek

Indonesia.

7 Reaksi Investor

Terhadap

Pengumuman

Kebijakan Tax

Amnesty

Pada Tanggal 1 Juli

2016 (Evet Study

Pada Perusahaan

LQ45 Yang Terdaftar

Di BEI)

Asmorojati,

Diana, dan

Afifudin (2016)

1. Berdasarkan hasil analisis

data dapat disimpulkan

bahwa peristiwa

pengumuman kebijakan tax

amnesty pada tanggal 1 Juli

2016 terdapat abnormal

return secara signifikan

hanya pada t-6 atau pada

tanggal 23 Juni 2016.

Sedangkan di hari yang lain

selama periode peristiwa

tidak ditemukan adannya

abnormal return yang

signifikan.

2. Berdasarkan hasil analisis

data yang ditinjau

menggunakan volume

perdagangan saham, hasil

yang diperoleh adalah tidak

Page 45: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

26

terdapat perbedaan rata-rata

trading volume activity

sebelum dan sesudah

pengumuman kebijakan tax

amnesty pada tanggal 1 Juli

2016.

8 Reaksi Investor

Dalam Pasar Modal

Terhadap Undang-

Undang Tax Amnesty

(Event Study Pada

Perusahaan yang

Terdaftar Dalam

LQ45

di Bursa Efek

Indonesia)

Wulandari,

Wahyuni, dan

Sujana (2017)

1. Terdapat perbedaan

abnormal return sebelum

dan sesudah peristiwa

berlakunya Undang-Undang

Tax Amnesty, yang

ditunjukkan dengan hasil uji

signifikansi pada paired-

sampel t test dengan nilai

signifikansi 0,013 lebih kecil

dari α = 0,05. Hal ini berarti

peristiwa berlakunya

Undang- Undang Tax

Amnesty memberikan

pengaruh yang signifikan

terhadap abnormal return.

2. Terdapat perbedaan aktivitas

volume perdagangan saham

sebelum dan sesudah

peristiwa berlakunya

Undang-Undang Tax

Amnesty, yang ditunjukkan

dengan hasil uji signifikansi

pada paired-sampel t test

dengan nilai signifikansi

0,020 lebih kecil dari α =

0,05. Hal ini berarti peristiwa

berlakunya Undang-Undang

Tax Amnesty memberikan

pengaruh yang signifikan

terhadap aktivitas volume

perdagangan saham.

Sumber: Rahayu, Saputra, dkk (2016)

Page 46: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

27

2.2.2 Rerangka Pemikiran

Bagian ini menggambarkan tentang rerangka pemikiran penelitian. Penelitian ini

menggunakan rerangka pemikiran yang teoritis yang mengasumsikan bahwa

informasi pengumuman kebijakan tax amnesty memiliki kandungan informasi

yang dapat mempengaruhi preferensi investor dalam pengambilan keputusan

investasi, maka terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah

pengumuman kebijakan tax amnesty dan perbedaan harga saham sebelum dan

sesudah kebijakan tax amnesty. Apabila pengumuman kebijakan tax amnesty

mengandung informasi maka terdapat abnormal return.

Penelitian dilaksanakan untuk mengukur market adjusted-model menggunakan

event study dimana waktu yang digunakan dalam penelitian yakni 11 hari dalam

rentan waktu sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty dan 5 hari

setelah kebijakan tax amnesty di pasar modal dibandingkan dengan 5 hari sebelum

pengumuman kebijakan tax amnesty dengan tujuan untuk melihat apakah

abnormal return yang diterima investor benar-benar dari peristiwa pengumuman

kebijakan tax amnesty sehingga tidak ada efek bias. Periode pengamatan adalah

selama 16 hari yakni 5 hari sebelum pengumuman kebijakan tax amnesty (t-5), 1

hari pada saat terjadinya pengumuman kebijakan tax amnesty (event date), 5 hari

sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty (t+5) dan 5 hari sesudah berlakunya

kebijakan tax amnesty. Penentuan periode 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah

pengumuman kebijakan tax amnesty adalah untuk menguji secara empiris apakah

terdapat abnormal return. Penentuan periode pengamatan tersebut merupakan

batasan penelitian supaya terfokus pada pengaruh yang timbul akibat adanya

pengesahan UU No. 11 tahun 2016 tentang pengampunan Pajak. Tanggal

Page 47: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

28

pengumuman kebijakan tax amnesty adalah tanggal 1 Juli 2016 pada saat

pengesahaan UU tax amnesty oleh Presiden Joko Widodo.

t-5 t0 t+5 t+10

Gambar 2.1 Event Period

Sumber: Hasil pengolahan data, 2018

Keterangan:

t-5 : periode 5 hari perdagangan saham sebelum pengumuman kebijakan tax

amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni 2016.

t0 : event date yaitu tanggal pengumuman kebijakan tax amnesty yang

disahkan oleh Joko Widodo yaitu tanggal 1 juli 2016.

t+5 : periode 5 hari perdagangan saham sesudah pengumuman kebijakan tax

amnesty, yaitu tanggal 11, 12, 13, 14, dan 15 Juli 2016. Alasan

menggunakan periode 5 hari perdagangan saham tanggal 11, 12, 13, 14,

dan 15 Juli 2016 karena pada tanggal 2 sampai dengan tanggal 10

merupakan hari Raya Idul Fitri dan Cuti Bersama.

t+10 : periode 5 hari perdagangan saham sesudah kebijakan tax amnesty, yaitu

tanggal 19, 20, 21, 22, dan 25 Juli 2016. Peneliti juga melakukan

pengamatan setelah berlakunya kebijakan tax amnesty pada tanggal 18

Juli 2016, sehingga tidak adanya efek bias dikarenakan adanya hari Raya

Idul Fitri. Jadi, abnormal return yang diterima investor benar-benar

karena peristiwa tax amnesty bukan karena peristiwa lain.

Periode sebelum

pengumuman tax

amnesty

Periode sesudah

pengumuman tax

amnesty

Periode sesudah

kebijakan tax amnesty

Page 48: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

29

Dari penjelasan di atas dibuat rerangka pemikiran yang sistematis supaya dapat

memudahkan dalam memahami alur penelitian ini, adapun rerangka pemikiran

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran

2.2.3 Pengembangan Hipotesis

2.2.3.1 Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return

sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty dan

sesudah kebijakan tax amnesty pada perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Pengumuman kebijakan tax amnesty pada tanggal 1 Juli 2016 yang disahkan oleh

Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo merupakan suatu informasi baik

berkaitan langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perekonomian

Indonesia terutama pasar modal. Signalling theory mengatakan bahwa suatu

informasi dapat ditangkap sebagai sinyal positif, sinyal negatif, dan tidak

berdampak sama sekali untuk mempengaruhi keputusan investor (Manik, 2017).

Peristiwa pengumuman kebijakan tax amnesty seharusnya memberikan sinyal

Pengumuman Kebijakan

Tax Amnesty

Harga Saham

IHSG

Abnormal Return

AR

AAR

CAAR

Dibandingkan

Sebelum dan Sesudah

Page 49: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

30

positif (good news) di pasar modal terutama dalam kenaikan harga saham

perusahaan maupun pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Reaksi

tersebut akan ditunjukkan dengan adanya perubahan index market, harga dan

volume perdagangan saham disaat berlangsungnya tax amnesty.

Menurut UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, Tax Amnesty

adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi

administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara

mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan. Penyebab Indonesia

memberlakukan kebijakan tax amnesty adalah karena terdapat harta warga negara

baik di dalam maupun di luar negeri yang belum atau belum seluruhnya

dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, selain itu

untuk meningkatkan penerimaan negara dan pertumbuhan ekonomi serta

meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan kewajiban

perpajakan sehingga pemerintah menerbitkan kebijakan tax amnesty.

Menurut Moody’s (2016, dalam Sari, 2016) melalui tax amnesty, pemerintah

memperkirakan potensi meningkatnya pendapatan sekitar Rp165 triliun setara

dengan 1,3 persen dari PDB pada akhir 2016 dan pemerintah bersama otoritas

kebijakan mempersiapkan berbagai instrumen untuk menampung dana tax

amnesty serta langkah-langkah untuk mengelola likuiditas dan menjaga stabilitas

makroekonomi dan pasar keuangan. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan

aktivitas pasar modal terutama dalam kenaikan harga saham perusahaan maupun

dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Page 50: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

31

Dengan meningkatnya harga saham perusahaan maka akan meningkatkan

abnormal return yang diterima investor. Menurut Hartono (2015) abnormal

return adalah selisih antara return yang sesungguhnya (actual return) dengan

return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum infomasi

resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information)

sesudah informasi resmi diterbitkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2017), yang menunjukkan bahwa

peristiwa berlakunya Undang-Undang Tax Amnesty memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap abnormal return pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ45

dan penelitian yang dilakukan oleh Asmorojati (2016), yang menunjukkan bahwa

peristiwa pengumuman kebijakan tax amnesty pada tanggal 1 Juli 2016 terdapat

abnormal return secara signifikan, sedangkan di hari yang lain selama periode

peristiwa tidak ditemukan adanya abnormal return yang signifikan.

Hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Dwi (2017), yang meneliti reaksi

pasar modal Indonesia terhadap kebijakan tax amnesty Indonesia menunjukkan

bahwa Kebijakan tax amnesty periode I yang dimulai 1 Juli 2016 hingga 30

September tidak memiliki informasi yang bermakna bagi investor saham-saham

LQ45, Kebijakan tax amnesty periode II yang dimulai 1 Oktober 2016 sampai 31

Desember 2017 tidak memiliki informasi yang bermakna bagi investor saham-

saham LQ45 namun reaksi pasar menunjukan hasil signifikan yang negatif,

abnormal return tidak menunjukan perbedaan yang signifikan namun trading

volume activity menunjukan hasil negatif yang signifikan diseputaran tax amnesty

perode II, dan Kebijakan tax amnesty periode III yang dimulai 1 Januari 2017

sampai 31 Maret 2017 memiliki informasi yang bermakna bagi investor saham-

Page 51: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

32

saham LQ45. Hal ini ditunjukan adanya reaksi pasar berupa abnormal return yang

signifikan diseputaran tax amnesty periode I, walaupun trading volume activity

menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Penelitian ini ingin

mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum

dan sesudah kebijakan tax amnesty pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode penelitian. Dari penjelasan tersebut, maka hipotesis

penelitian ini adalah:

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return sebelum

dan sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty dan sesudah

kebijakan tax amnesty pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Page 52: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Objek Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study) yang menganalisis adanya

reaksi pasar sebagai akibat dari terjadinya suatu peristiwa. Event study disebut

juga dengan analisis residual atau pengujian indeks kinerja tidak normal

(abnormal performance index test) atau pengujian reaksi pasar (market reaction

test). Studi peristiwa banyak digunakan untuk menganalisis pengaruh dari suatu

peristiwa terhadap harga-harga saham di pasar modal. Studi peristiwa adalah

suatu penelitian untuk dapat mengamati pergerakan harga saham di pasar modal,

seperti ada tidaknya abnormal return yang akan diperoleh pemegang saham

setelah adanya suatu peristiwa.

Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar merupakan dua

pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk

melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman itu mengandung

informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman

tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ini dapat diukur dengan menggunakan

return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return.

Jika digunakan abnormal return, maka dapat diasumsikan bahwa suatu peristiwa

yang mengandung informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar.

Page 53: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

34

Sebaliknya bila tidak mengandung informasi, maka tidak akan memberikan

abnormal return kepada pasar. Event study juga dapat memberikan rasionalitas di

pasar, bahwa efek suatu peristiwa akan segera dengan cepat terefleksi pada harga

suatu surat berharga di pasar modal. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa event study adalah metode untuk mengukur efek suatu peristiwa tertentu

misal peristiwa ekonomi, keuangan, dan non-ekonomi terhadap nilai suatu

perusahaan yang tercermin dengan adanya perubahan harga dan aktivitas volume

perdagangan surat berharga di pasar modal

3.1.2 Objek penelitian

Objek penelitian ini yaitu abnormal return saham pada perusahaan-perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.2.1 Variable Dependen

Variable dependen atau variable terikat (Y) yaitu variable yang menjadi perhatian

utama peneliti dan diperkirakan nilainya. Penelitian ini menggunakan abnormal

return, sebagai variabel terikat. Menurut Hartono (2015) abnormal return adalah

selisih antara return yang sesungguhnya (actual return) dengan return yang

diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum infomasi resmi

diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information)

sesudah informasi resmi diterbitkan.

Page 54: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

35

Menghitung abnormal return sebagai berikut:

1) Menghitung Actual Return (R)

Notasi:

Ri, t = actual return saham (i) pada hari ke-t

Pi, t = harga saham (i) pada hari ke-t

Pi, t – 1 = harga saham (i) sebelum hari ke-t

2) Menghitung Market Return (RM)

Notasi:

RM, t = market return pada hari ke-t

IHSGt = index harga saham gabungan pada hari ke-t

IHSGt – 1 = index harga saham gabungan pada hari ke t-1

3) Menghitung Abnormal Return (AR)

Notasi:

ARi, t = abnormal return saham (i) pada hari ke-t

Ri, t = actual return saham (i) pada hari ke-t

RM, t = market return pada hari ke-t

4) Menghitung Average Abnormal Return (AAR)

Page 55: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

36

Notasi:

AARt = Average Abnormal Return pada hari ke-t

Ari,t = Abnormal Return saham (i) pada hari ke-t

k = jumlah saham yang terpengaruh oleh event yang dipilih

5) Menghitung Cumulative Average Abnormal Return (CAAR)

Notasi:

CAARt = Cumulative Average Abnormal Return pada hari ke-t.

AARa = Average Abnormal Return pada hari ke-a, yaitu mulai t-5 sampai

ke-t.

3.2.2 Variable Independen

Variabel independen yaitu variable bebas dalam penelitian yang mempengaruhi

variabel terikat, baik secara positif atau negatif,. Dalam penelitian ini variabel

independen adalah pengumuman kebijakan tax amnesty.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum

dan sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty. Total populasi pada penelitian

ini berjumlah 562 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty.

Page 56: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

37

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling yaitu salah satu

teknik nonprobability sampling dengan penentuan sampel yang ditentukan

berdasarkan kesesuaian dan karakteristik tertentu. Sampel penelitian yaitu saham-

saham perusahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

penelitian.

Kriteria saham yang digunakan untuk sampel dalam penelitian ini antara lain:

a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Perusahaan tidak melakukan corporate action selama periode penelitian,

seperti pengumuman dan pembagian dividen, right issue, warrant, merger,

stock split dan lain-lain.

c. Perusahaan memiliki data yang lengkap dari variabel yang diteliti, seperti

harga saham penutupan harian dan Indeks Harga Saham Gabungan.

TABEL 3.1

HASIL PEMILIHAN SAMPEL

No. Kriteria Jumlah

Perusahaan

1 Perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). 562

2 Perusahaan yang melakukan corporate action selama

periode penelitian, seperti pengumuman dan

pembagian dividen, right issue, warrant,merger, stock

split dan lain-lain.

(32)

3 Perusahaan memiliki data yang tidak lengkap dari

variabel yang diteliti. (115)

Jumlah sampai akhir 415

Sumber: www.idx.co.id (data diolah, 2017)

Page 57: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

38

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara pengambilan data atau informasi

dalam suatu penelitian. Data sekunder yang ada dalam penelitian ini diperoleh

dengan metode observasi non-partisipan. Data tersebut diperoleh dalam bentuk

harga saham yaitu laporan harga penutupan (closing price), dan Indek Harga

Saham Gabungan (IHSG) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Selain itu, juga diperoleh dengan metode studi pustaka yaitu dengan

melakukan telaah pustaka, eksplorasi dan mengkaji jurnal-jurnal, buku dan

sumber lain yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis ini memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari

grafik perubahan actual return dan market return saham selama 16 hari

pengamatan serta perubahan abnormal return selama 16 hari pengamatan.

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau dekripsi dari tax amnesty

dan abnormal return pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode penelitian. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.

a. Mean, yaitu rata-rata dari nilai data penelitian.

b. Standar deviasi, yaitu besarnya varian atau perbedaan nilai antara nilai data

minimal dan maksimal.

c. Nilai maksimum, yaitu nilai tertinggi dari data penelitian.

Page 58: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

39

d. Nilai minimum, yaitu nilai terendah dari data penelitian.

3.5.2 Uji Normalitas

Setelah mendapatkan nilai Average abnormal return, dan Cumulative Average

Abnormal Return maka langkah selanjutnya adalah menguji normalitas data

dengan menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (1-

Sample K-S). Dasar pengambilan keputusan untuk uji statistik One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test (1- Sample K-S) adalah (Ghozali,2013):

1) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 atau 5% berarti data residual

terdistribusi normal.

2) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 atau 5% berarti data residual

terdistribusi tidak normal.

Jika memiliki data yang terdistribusi normal, maka untuk pengujian hipotesis

menggunakan uji paired sample t-test, dan sebaliknya jika memiliki data yang

berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis dapat menggunakan uji

Wilcoxon Signed Rank Test dibantu dengan program SPSS 23 (Statistical Product

and Service Solution).

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan pengelompokkan average abnormal return

dan cumulative average abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman

kebijakan tax amnesty dan sesudah kebijakan tax amnesty, kemudian dihitung

rata-rata dan deviasi standarnya. Setelah rata-rata dan deviasi standar saham

diperoleh, maka selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji

Paired Sample t-Test, variabel dibandingkan antara sebelum dan sesudah

Page 59: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

40

pengumuman kebijakan tax amnesty dan sesudah kebijakan tax amnesty dengan

menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau α=5%, dengan ketentuan berikut

(Ghozali, 2013).

1) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 atau 5% maka Ho ditolak dan

Ha diterima.

2) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 atau 5% maka Ho diterima dan

Ha ditolak.

Alternatif jika data tidak terdistribusi normal, maka akan dilakukan uji

menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan program SPSS. Dasar

penarikan kesimpulan adalah jika nilai p-value statistik uji Wilcoxon < 0,05 maka

hipotesis nol (H0) ditolak dan H1 diterima.

Langkah – langkah tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut:

a. Menghitung average abnormal return dan cumulative average abnormal

return seluruh saham yang dijadikan sampel sebelum dan sesudah

pengumuman kebijakan tax amnesty:

Notasi:

n = Jumlah saham yang diteliti

Page 60: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

41

b. Menghitung deviasi standar average abnormal return dan cumulative average

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty,

dengan formula sebagai berikut:

√∑

√∑

√∑

√∑

c. Melakukan uji statistik yaitu uji t (pada tingkat signifikansi α=5%), dengan

formula sebagai berikut:

Page 61: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

57

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

peristiwa pengumuman kebijakan tax amnesty dan berlakunya kebijakan tax

amnesty memberikan sinyal positif (good news) bagi pasar modal dalam negeri

sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelum dan sesudah

pengumuman kebijakan tax amnesty dan sesudah berlakunya kebijakan tax

amnesty mengalami kenaikan, hal tersebut mencerminkan kepercayaan investor

akan prospek ekonomi di Indonesia dan reaksi pasar juga berkontribusi positif

bagi perusahaan karena laporan keuangan perusahaan terlihat lebih baik dan

kebijakan tax amnesty meningkatkan kepercayaan investor dalam berinvestasi

saham. Sehingga pengumuman kebijakan tax amnesty memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap abnormal return saham-saham pada perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

5.2 Keterbasan Penelitian

Penelitian ini tidak luput dari berbagai keterbatasan, adapun keterbatasan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan penelitian ini terletak pada periode pengamatan yang relatif

pendek yaitu 16 hari (selama 5 hari sebelum, 1 hari saat terjadinya peristiwa, 5

Page 62: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

58

hari sesudah pengumuman kebijakan tax amnesty dan 5 hari setelah kebijakan

tax amnesty).

2. Model yang digunakan untuk mengestimasi return adalah dengan market

adjusted model.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis memberikan beberapa

saran sebagai berikut:

5.3.1 Bagi Perusahaan

1. Perusahaan sebaiknya menjaga stabilitas dan kinerja keuangan dengan adanya

isu yang bermunculan sehingga mendapatkan laporan keuangan yang wajar

dengan demikian dapat mempengaruhi investor dalam menilai laporan

keuangan guna pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

5.3.2 Bagi Investor

1. Munculnya kebijakan-kebijakan atau isu, investor sebaiknya lebih berhati-hati

dalam memilih dan melihat potensi sub sektor saham-saham yang sedang

diunggulkan dipasar karena adanya efek dari peristiwa yang sedang terjadi

pada saat pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

5.3.3 Bagi Peneliti

Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut reaksi pasar modal, akan

lebih baik jika:

1. Memperluas ruang lingkup penelitian dan perlu memperpanjang periode

pengamatan atau menambahkan periode estimasi sebelum dan sesudah periode

Page 63: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

59

jendela karena periode pengamatan 16 hari belum mendapatkan hasil yang

maksimal, seperti sebelum dan sesudah periode I, periode II, dan Periode III.

2. Model yang digunakan untuk mengetahui return selain market adjusted model

dapat menggunakan Mean Adjusted Model dan Market Model untuk

mendapatkan hasil berbeda.

3. Disamping itu perlu menambahkan variabel lain selain abnormal return,

seperti Trading Volume Activity (TVA), kapitalisasi pasar atau variabel price

earning ratio (PER).

Page 64: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

DAFTAR PUSTAKA

Asmorojati, Wendi, Nur Diana, dan Afifudin. 2016. “Reaksi Investor TerhadapPengumuman Kebijakan Tax Amnesty Pada Tanggal 1 Juli 2016 (EvetStudy Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di BEI)”. E_Jurnal IlmiahRiset Akuntansi

Baer, Katherine dan Borgne, Eric Le.2008. Tax Amnesties: Theory, Trends, andSome Alternative, Washington DC:International Monetary Fund.

Brigham dan Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuanga. Buku I, Edisikesebelas. Jakarta: Salemba Empat.

Dwi Nanda, Ramaditya. 2017. “Reaksi Pasar Modal Indonesia TerhadapKebijakan Tax Amnesty Indonesia pada Saham LQ45 Tahun 2016-2017”.E-Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro.

Diah Aryastuti Sanjiwani, Putu dan I Ketut Jati. 2017. “Reaksi Pasar ModalTerhadap Kebijakan Tax Amnesty Pada Saat Pengumuman dan AkhirPeriode I”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.19.

Departemen Kebijakan Makroprudensial. 2016. Mitigasi Risiko Sistemik danPenguatan Intermedasi Dalam Upaya Menjaga Stabilitas SistemKeuangan, Jakarta: Bank Indonesia.

Darussalam. 2014. Tax Amnesty dalam Rangka Rekonsiliasi Nasional. InsideTax, 26: 15-19.

Fakhrudin, Hendy M. 2008. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: PT. Elex MediaKomputindo

FEB Universitas Lampung. 2016. Panduan Penulisan Usul dan Laporan Skripsi.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivaariate dengan Program SPSS 23.Cetakan VIII. Semarang: Badan Pnerbit-UNDIP.

Haryetti dan Yulia Efni. 2010. Analisis Dampak Pengumuman Right IssueTerhadap Abnormal Return, Likuiditas Saham dan Reaksi Pasar PadaPerusahaan yang Issuer di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2008.Pekbis Jurnal Vol 2 No. 3.

Page 65: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

Hartono,M, Jogiyanto. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, EdisiKesepuluh, Yogyakarta: BPFE.

Hatono,M, Jogiyanto. 2015. Studi Peristiwa: Menguji Reaksi Pasar Modal AkibatSuatu Peristiwa, Yogyakarta: BPFE.

Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Edisi kedua, Jakarta: Salemba Empat.

Harahap, Azwar. 2012. Analisis Perbedaan Return Dan Abnormal return SahamSebelum Dan Setelah Pengumuman Right Issue Pada Lembaga KeuanganYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Vol 20, No. 3

Manik, Sutra, Jullie J. Sondakh, dan Sintje Rondonuwu. 2017. Analisis ReaksiHarga Saham Sebelum Dan Sesudah Tax Amnesty Periode Pertama (StudiKasus Saham Sektor Properti Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia).Jurnal EMBA Vol.5 No.2

Rahayu, Dwi. 2016. Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Kebijakan AmnestiPajak (Studi Kasus pada Saham-Saham Syariah yang Masuk Daftar JIIperiode Juni-November 2016). Tesis Ilmiah

Rasbin, 2016. Tax Amnesty, Potensi Dana Repatriasi, dan Pembangunan diIndonesia. Majalah INFO Singkat. Vol. VIII, No. 08

Riezqi Yovanda, Yanuar. 2016. “Disahkan Jokowi, UU Tax amnesty MulaiBerlaku”.[SINDONEWS.com].Tersedia:https://ekbis.sindonews.com/read/1124325/33/disahkan-jokowi-uu-tax-amnesty-mulai-berlaku-1468841718.[1/12/2017].

Rinaldi. 2017. Dampak Tax Amnesty Terhadap Laporan Keuangan DanPengaruhnya Kepada Nilai Perusahaan. Jurnal ADHUM Vol. VII No. 1.

Saputra, Arifiansyah. 2016. Analisis Pengaruh Earnings Management dan KinerjaOperasional Perusahaan Terhadap Return Saham Setelah PengumumanTax Amnesty. Media Prestasi Vol. XVIII, No. 2

Suryawijaya dan Setiawan. 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia TerhadapPeristiwa Politik dalam Negeri (Event study pada peristiwa 27 Juli 1996).Journal Kelola No. 18/VII/1998, hal.137-153.

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak.

Valenta Sari, Elisa. 2016. “Moody’s Apresiasi Kebijakan Tax Amnesty Jokowi”.[CNNIndonesia].Tersedia:http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20160701133221-78-142393/moodys-apresiasi-kebijakan-tax-amnesty-jokowi/.[3/12/2017].

Page 66: ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN …digilib.unila.ac.id/33240/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengumuman kebijakan tax amnesty, yaitu tanggal 24, 27, 28, 29, dan 30 Juni

Wulandari, Gst Agung A. Densi, Made Arie Wahyuni dan Edy Sujana. 2017.Reaksi Investor Dalam Pasar Modal Terhadap Undang-Undang TaxAmnesty (Event Study Pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam LQ45 diBursa Efek Indonesia). e-journal Volume 7 Nomor 1 Tahun 2017.

www.sahamok.com di akses tanggal 1 Desember 2017

www.yahoo-finance.co.id di akses tanggal 1 Desember 2017

www.idx.co.id di akses tanggal 1 Desember 2017

www.pajak.go.id di akses tanggal 3 Desember 2017

www.presidenri.go.id di akses tanggal 26 Februari 2018

www.bisnis.liputan6.com di akses tanggal 26 Februari 2018