analisis produk eduwisata di yogyakarta dan bali
TRANSCRIPT
ANALISIS PRODUK EDUWISATA
DI YOGYAKARTA DAN BALI
Oleh :
MADE SUKANA
NIP: 197912312003121002
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
ii
KATA PENGANTAR
Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sanghyang Widhi
Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, tulisan sederhana ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Analisis
produk Eduwisata di Yogyakarta dan Bali merupakan bahan
bacaan dan diskusi bagi mahasiswa, akademisi, pelaku wisata,
pimpinan/pengelola desa wisata, dan semua masyarakat yang
mengembangkan pariwisata. Ide, pemikiran, dan contoh
aplikatif yang diuraikan sangat terbuka untuk saran dan kritik
yang konstruktif.
Eduwisata memberikan peluang kepada destinasi wisata
menciptakan produk wisata kreatif dengan prinsip berbagi dan
memberi. Pengetahuan dan kearifan lokal memberikan
pelajaran, pemaknaan, dan kesadaran baru bagi wisatawan.
Secara timbal balik masyarakat dapat belajar balik dari
kehadiran wisatawan dalam proses interaksi yang positif dan
keterbukaan.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan penulis terbuka
dengan berbagai masukan. Untuk korespondensi, penulis
dapat dihubungi melalui email: [email protected],
atau melalu HP/WA +62 81 338 228 299.
Denpasar, Januari 2019
Penulis
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih yang sebesar-besarnya kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
sudah melimpahkan kesehatan, kebahagiaan, dan rejeki yang berkecukupan,
sehingga tulisan ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, kami
juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang
sudah secara tulus ikhlas memberikan bantuan dan dorongan, yaitu:
1. Rektor Universitas Udayana dan segenap pimpinan yang sudah mendorong
dosen untuk berkarya positif untuk pengembangan keilmuan pariwisata.
2. Dekan dan pimpinan Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana yang
memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan riset secara mandiri.
3. Pimpinan, guru dan murid-murid SK. Putrajaya Malaysia yang berkenan
kegiatannya dituliskan menjadi contoh aplikatif dalam karya ilmiah ini.
4. Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangwatu, Sleman, Yogyakarta yang menjadi
tuan rumah dalam kegiatan Yogyakarta Science Carnival 2018 dan berkenan
mengundang sekolah dasar lainnya sebagai peserta kegiatan.
5. Para guru ekstrakurikuler roborik yang sudah berkontribusi untuk kesuksesan
kegiatan.
6. Para penulis buku, artikel, dan publikasi ilmiah lainnya yang tulisannya dikutip
untuk mempertajam analisis karya ilmiah ini.
7. Orang tua tercinta, Guru Nyoman Bakat dan Meme Nyoman Artini yang sudah
menanamkan semangat untuk berjuang pantang menyerah dengan memgang
tegus kejujuran dan integritas.
8. Keluarga tercinta, istri Apni Tristia Umiarti, anak-anak tersayang Reino Mosca
Apkana dan Ruida Volcano Apkana yang menjadi penyemangat dan menyedian
ruang bertumbuh untuk menghasilkan karya-karya ilmiah.
9. Semua pihak yang sudah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Kami mendoakan, semoga budi baik mereka memdapatkan pahala kebaikan
dan kebahagiaan. Kami mohon maaf jika dalam proses penulisan terdapat
kesalahan dan kekhilafan. Semoga pikiran baik datang dari segala penjuru. Terima
kasih.
Denpasar, Januari 2019
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman judul .................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Ucapan Terima Kasih ........................................................................................ iii
Daftar Isi ............................................................................................................ iv
1. Pendahuluan .................................................................................................. 1
2. Produk Eduwisata di Yogyakarta ................................................................. 4
3. Peoduk Eduwisata di Bali ............................................................................. 16
4. Penutup .......................................................................................................... 20
Daftar Pustaka .................................................................................................... 21
1
1. PENDAHULUAN
Eduwisata menjadi salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan. Sharma (2015) menpublikasian sebuah artikel dengan fokus
eduwisata sebagai sebuah strategi pembanguan berkelanjutan di wilayah Hadauti
dan Shekhawati, Rajasthan, India. Adapun tema eduwisata yang dihasilkan dari
hasil penelitian di Hadauti adalah wisata sejarah, wisata pusaka, wisata arkeologi,
wisata satwa liar, wisata pendidikan, wisata olahraga, dan wisata pertanian. Di
Shekawati diusulkan program wisata ziarah, ekowisata, wisata budaya, wisata
kuliner, wisata film, wisata pedesaan, dan wisaya highway.
Setiap destinasi wisata memiliki keunikan yang dapat dikembangkan
dengan potensi sumber daya alam dan manusia yang tersedia. Dengan mengenali
alam dan sejarah masa lampau dapat ditentukan pilihan eduwisata yang dapat
ditawarkan kepada wisatawan.
Jenis kegiatan yang ditawarkan dapat menjadi klaim konsep yang ada dalam
ilmu pariwisata. Satu buah pengalaman wisata bisa dianggap sebagai ekowisata,
eduwisata, wisata minat khusus, wisata alam, wisata petualangan, dan sebagainya.
Penentuan tema tersebut sangat dinamis dan fleksibel dipengaruhi oleh target pasar
yang dituju untuk badan pariwisata, pelaku pariwisata, dan berbagai lembaga
lainnya yang berupaya menarik kunjungan wisatawan.
Semua layanan yang ditawarkan memiliki unsur edukasi yang diperoleh
wisatawan. Penentuan tema eduwisata memberikan penekanan lebih banyak atau
porsi lebih optimal proses pembelajaran yang diberikan kepada wisatawan dan
sebaliknya memberikan dampak positif bagi proses belajar masyarakat atau
2
penyedia jasa parwisata. Untuk itu, actor atau personalia yang memberikan
ilustrasi, interpretasi, penjelasan, dan pemaknaan dituntut memiliki pengetahuan
yang detail dan mendalam. Dengan demikian, eduwisata dapat mencapat tujuan
sesuai konsep dan aplikasi.
Dalam menyediakan layanan pengalaman wisata, khususnya eduwisata,
maka dapat mengacu pada pemikiran Ritchie (2003, dalam Haukeland, 2013) yang
melihat tiga komponen yang terkait dalam memberikan layanan , yaitu:
1. “Atraksi dan event sebagai penyedia tempat kegiatan untuk proses
berlangsungnya pengalaman pendidikan, seperti: taman, situs bersejarah,
kebun binatang, penangkaran burung dan satwa liar, dan situs-situs
penggalian arkeologi),
2. Spesialis sumber daya yang merupakan orang-orang yang bertanggung
jawab dalam mentransfer atau memberikan komponen pembeljaran dari
kegiatan wisata tsersebut, seperti: pegawai, curator, interpreter, dosen,
storyteller, peneliti dan akademisi),
3. Perencana perjalanan yaitu organisasi yang membantu merencanakan
dengan mengembangan program pembelajaran untuk wisatawan, seperti
kelompok minat khusus, organisasi konservasi, universitas dan sekolah-
sekolah basaha).”
3
Dalam keonsep REAL terakit wisata minat khusus yang dijelaskan Hall and
Weiler (1992) sangat sarat dengan unsur edukasi dalam perjalanan wisata. Adapun
keempaat aspek tersebut, meliputi:
a. Rewarding (penghargaan), yaitu penghargaan terdapat objek dan daya tariwk
wisata yang dikunjunginya.
b. Enriching (pengkayaan atau pengembangan diri), yaitu kegiatan memperoleh dan
menambah pengetahuan dan keterampilan untuk memingkatkan kapasitas
pribadi maupun kelompok wisataawan yang berpartisipasi.
c. Adventuresome (tantangan atau petualangan), yaitu keinginan wisatawan
mencoba hal-hal baru, menguji adrenalin, dan petualangan.
d. Learning (proses belajar atau wawasan baru), yaitu proses belajar secara aktif
untuk menambah pengetahun, keterampilan, dan menibulkan kesadaran baru.
Tulisan ini mencoba menjelaskan dan menampilan temuan empiris
eduwisata di Yogyakarta. Dengan menampilkan produk dan pengalaman
wisatawan dapat ditemukenali karakteristik dan pola-pola umum berkembang. Hal
ini dapat menjadi referensi bagi kajian-kajian selanjutnya.
4
2. PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA
Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memilki fokus
pengembangan pendidikan. Dalam perkembangannya, kegiatan parwisata dapat
diarahkan untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi wisatawan. Sekolah dan
kampus di Yogyakarta menerima mahasiswa asing baik dengan pembiayaan
mandiri ataupun darmasiswa yang memperoleh beasiswa.
2.1 Eduwisata Robotik
Eduwisata merupakan proses wisatawan untuk belajar dan memperoleh
pengetahuan dari aktivitas yang diikutinya di daerah tujuan wisata. Salah satu
wisatawan atau peserta yang berminat untuk mengikutinya adalah murid-murid
yang didampingi oleh guru-guru mereka saat berkunjung. Secara kelembagaan
yang menjadi pasar adalah sekolah-sekolah, mulai dari play group, sekolah dasar,
menengah, atas, dan universitas. Dalam studi kasus ini dibahas kegiatan eduwisata
dengan kegiatan utama mereka adalah karnival sains dengan fokus pada robotik.
Lokasi kegiatan adalah di Sleman, Yogyakarta dengan tuan rumah SD
Muhammadiyah Karangwaru. Sebagai peserta tamu adalah murid-murid dari
Sekolah Kebangsaan Putrajaya Malaysia. Tuan rumah juga mengundang SD
lainnya di wilayah Yogyakarta.
Dengan mengacu pada konsep Guo (2000) dan Yuan (2003) yang dikutip
oleh Wang dan Li (2008), kegiatan eduwisata dapat memberikan manfaat dan
dampak positif bagi wisatawan atau peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
“Education tourism is a kind of special short-term tourism whose
purpose is learning and knowledge gaining and whose major
participants are students with minor participants teachers
(Guo,2000,pp.4-6). The activities involved in education tours are
5
various, ranging from getting to know a school, custom or culture,
studying a language, attending a symposium or seminar to attending an
academic or research project (Yuan,2003,pp.10).”
Selanjutnya dijelaskan pelajaran yang diperoleh dari kegiatan eduwisata robotik di
Yogyakarta tahun 2018, meliputi:
a. Peserta mengenal sekolah yang dikunjungi terkait dengan sistem dan proses
pembelajaran. Peserta didik dan guru-guru mengamati langsung berbagai
fasilitas dan inovasi yang diberikan oleh sekolah kepada siswa-siswi mereka.
Dengan presentasi bergantian, mereka dapat memperkenalkan keunggulan
sekolahnya masing-masing.
b. Pertemuan kegiatan ilmiah di Yogyakarta diawali dengan pemntasan tarian
tradisional yang memberikan pemahaman kebudayaan dan tradisi masyarakat
lokal. Tarian yang dipersembahkan berupa tari penyambutan untuk
menghormati para tamu dan undangan yang hadir.
c. Pengemanal makanan dan minuman lokal dapat memperkaya pengetahun
budaya dan tradisi masyarakat. Berbagai jenis jajan lokal disuguhkan dan
meberikan cerita baru bagi peserta yang hadir.
d. Saat pertemuan dan kegiatan berlangsung mereka berkomunikasi dalam
bahasa Inggris dan bahasa daerah masing-masing. Belajar bahasa bangsa atau
suku lain memberikan keterampilan baru bagi mereka yang berinteraksi.
Bahasa merupakan unsur penting dari kebudayaan yang dapat membangun
hubungan emosional yang erat antar penduduk bangsa.
e. Pertemuan antar guru dan sekolah memberikan implikasi positif bagi
pengembangan akamdemik dan pertukaran kegiatan dari berbagai pihak.
Jejaring internasional memungkinkan setip pihak memperoleh manfaat yang
6
signifikan untuk pengembangan institusi pendidikan. Pertemuan kontesk
robotic bisa ditindaklanjuti dalam kegiatan pendidikan. penelitian, dan
pelayanan masyarakat.
Kegiatan eduwisata terkait dengan program pendidikan yang dilakukan di
sekolah formal. Salah satu contoh kegiatan pendidikan yang dapat diikuti
bersamaan dengan kegiatan wisata adalah kontes robotik. Essensi dari mengikutkan
siswa-siwi dalam kegiatan kontes robotik ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri
adalah untuk mempertemukan anak-anak dengan minat yang sama. Mereka para
murid dapat berbagi dan bertukar informasi.
Sebagai peserta kegiatan, siswa-siswi sekolah dasar kelas lima dan enam
memperoleh pengalaman yang menantang dalam hal kemandirian dan jaringan
pertemanan baru, serta melihat dan mengalamai hal-hal yang unik saat berada di
destiniasi wisata. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi jaringan pertemuan,
dan sekaligus dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik.
Kegiatan wisata dan belajar sangatlah bermanfaat bagi guru pendamping.
Melalui pertemuan para guru yang membidangani minat dan bakat siswa yang sama
dapat menambah jejaring sekolah dalam upaya mengembangakan proses
pembelajaran dan pendidikan. Pertemuan tersebut jugadapat saling belajar dan
mengenal inovasi yang dikembangkan di sekolah-sekolah yang berbeda.
Kegiatan kontes robotik dapat lebih seru dengan diadakannya kuis sains
antar murid-murid. Hadiah dan piala diperbutkan agar mereka bersemangat untuk
berkarya dan memberikan kebanggan untuk keluarga dan sekolahnya. Berikut akan
diuraikan contoh-contoh soal yang dapat diberikan kepada anak-anak sekolah dasar
kelas lima dan enam.
7
Gambar 1. Contoh Kuis Robotik Bergambar yang Dijadikan Materi pada Kegiatan
Yograkarta Science Carnival 2018
8
Untuk tema teknologi dapat memberikan pertanyaan dengan contoh sebagai
berikut:
1. Tahun berapakah Apple iPhone diciptakan? Apakah tahun 2005, 2006, atau 2007?
(2007)
2. Emas merupakan konduktor listrik yang tidak bagus. Benar atau Salah?
(Salah)
3. Perusahaan mobil Jepang apakah yang membuat robot ASIMO?
(Honda)
4. Siapakah penulis buku Novel Fiksi Sains tentang 3 hukum robotika?
(Isaac Asimov)
5. Apakah kepanjangan dari WWW?
(World Wide Web)
9
2.2 Taman Pintar Yogyakarta
Taman Pintar merupakan respon pemerintah Yogyakarta terhadap
perkembangan teknologi dan sekaligus upaya memberikan dukungan bagi
pengambangan pendidikan. Taman ini menyedian berbagai wahana, meliputi:
a. Wahana
1. Oval-Kotak
2. Planetarium
3. PAUD Barat/Timur
4. Wahana Bahari
5. Lalu Lintas
6. Teater 4D
7. Dino Adventure
8. Hand on Science
9. Broadcasting Presenter TV
Wahana-wahana yang tersedia dapat dinikmati sesuai dengan kategori
umur. Wahana 1 dan 2 dapat digunakan bagi semua pengunjung dari semua umur.
Khusus untuk PAUD hanya diperuntukkan untuk anak-anak umur 3-6 tahun. Pada
wahana bahari dibatasi bagi pengunjung dengan berat maksimal 65kg. Tiket yang
ditawarkan berbeda harga bagi anak dan dewasa. Anak-anak memperoleh potongan
harga muali 25 hingga 40%.
b. Program Kreatifitas
1. Kreasi batik
2. Kreasi gerabah
10
3. Lukis kaos
4. Lukis gerabah
Lokasi program kreatifitas adalah di area playground (kampong kerajinan). Tiket
masuk ke aktivitas di program kreatifitas mulai Rp. 10.000 sampai dengan Rp.
35.000.
2.3 Museum dan Wisata Gunung Merapi
Musem Gunung Merapi dan petualangan off road pada bekas area letusan
merupakan potensi eduwisata yang penting di Yogyakarta. Selanjutnya diuraiakn
dengan singkat masing-masing atraksi wisata tersebut, mulai dari museum Gunung
Merapi, wisata Gunung Merapi dengan Jeep, reruntuhan rumah Mbah Maridjan,
dan Bunker Kaliadem.
c. Museum Gunung Api Merapi
Museum Gunung Api Merapi buka setiap hari dengan waktu buka sebagai
berikut:
Senin-Kamis: 08.00-15.30 WIB
Jumat: 08.00-14.30 WIB
Sabtu-Minggu 08.00-15.30 WIB
Museum mengenakan tiket masuk Rp. 5.000. Pengunjung dapat belajar
lebih detail dengan menonton film Gunung Merapi yang tersedia di ruang audio
visul. Tiket masuk yang dikenakan adalah Rp. 5.000.
Museum ini memiliki luas 3,4 hektar dengan luas bangunan 4.470 meter
persegi, dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Menteri Energi dan
11
Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro. Informasi pendidikan yang
dapat diperoleh pengunjung, meliputi:
1. Pengetahun ilmiah tentang geologi yang terdiri dari aspek gunung api, gempa
bumi, dan pergerakan tanah. Pengunjung dapat memahami proses, pembentukan
dan mekanisme geologi.
2. Pengetahuan yang sangat bermanfaat berupa mitigasi bencana. Hal ini dapat
mengedukasi masyarakat dalam menghadapi bencana dan berbagai upaya
penyelamatan diri, baik dari bencana gempa bumi, tsunami, letusan gunung, dan
pergerakan tanah.
3. Memahami upaya pemanfaatkan sumber daya gunung api bagi pengembangan
ekonomi menuju kesejahteraan masyarakat.
4. Mengenali aspek sosial budaya masyarakat dalam kaitannnya dengan alam
sekitar yang sudah berdampingan ribuan tahun silam.
b. Wisata Gunung Merapi (Jeep Adventure)
Wisata Gunung Merapi dengan mengendarai Jeep memilki tiga rute, mulai
dari durasi waktu singkat (1,5 jam), menengah (2,5 jam), dan panjang (4-5 jam).
Kisaran sewa Jeep mulai dari Rp. 300.000 sampai denga Rp. 600.000.
Wisata petuangan ini akan menyusuri objek dan daya Tarik wisata seperti:
Bunker Kaliadem, Museum Sisa Hartaku, Batu Alien, Sungai Kalikuning, dan
reruntuhan rumah Mbah Maridjan.
Pada tahun 1983, Mbah Maridjan mendapatkan kedudukan sebagai juru
kunci Gunung Merapi dari Keraton Yogyakarta. Ia bertugas sebagai penunggu
gunung dan melakukan upacara labuhan di puncak gunung. Ia bertahan dan tidak
12
berkenan mengungsi saat letusana Gunung Merapi di tahun 2010. Dia tewas
bersama 34 orang lainnya.
Reruntuhan rumah Mbak Maridjan saat ini menjadi daya tarik wisata. Di lokasi
ini terdapat kerangka sepeda motor dan mobil terbakar. Peralatan gamela juga
dipajang dengan dinaungi atap.
Bunker Kaliadem menjadi salah satu daya tarik wisata pada kegiatan
volcano tour. Bunker tersebut tertimbun setinggi 4 meter akibat letusan Gunung
Merapi pada tahun 2010. Di tahun 2013, bunker digali dan dibersihkan kembali dan
dikelola sebagai daya tarik wisata oleh Pemerintah Desa Kepuharjo.
Cerita tentang bunker yang telah menelan dua orang relawan akibat letusan
tahun 2016 mengundang rasa penasaran wisatawan untuk berkunjung. Bunker
tesebut tidak mampu menahan panasnya lahar, sehingga memakan korban jiwa.
3.1.2 Eduwisata Salak Pondoh Sleman
Sleman merupakan salah satu lokasi sentra salak pondoh di Yogyakarta.
Tananman ini tumbuh baik pada ketinggian 500-600 dpl dengan udara bersih dan
sejuk. Menurut Guntoro (1995), pohon ini dikenal dengan istilah tanaman ‘berumah
satu’. Dari segi proses penyerbukan yang tidak memerlukan bantuan manusia untuk
proses mengawinkan bunganya. Benang sari dan kepala putik terdapat dalam satu
tangkai.
Salak pondoh (Salacca Edulis Reinw) memiliki bentuk seperti telur, kulit
warna coklat seperti sisik ular, warna daging putih, dan ukuran buah yang kecil.
Buah ini dapat diolah menjadi berbgai produk seperti: sari buah, rujak, kripik,
jenang, manisan, dan anggur (wine).
13
Bagi wisatawan, eduwisata salak dapat mempelajari proses pembibitan,
penyaiapan lahan, pemeliharaan tanaman, pengolahan salah, pengolahan limbah
organik salak, dan pemasaran. Pengetahun dan keterampilan dari mengolah buah
salah dapat menjadi pengalaman eduwisata. Wisatawan dapat mengikuti workshop
bertani dan mengolah salak untuk menjadi oleh-olah bagi pengunjung.
2.4 Eduwisata Budaya: Candi Borobudur dan Prambanan
Destiniasi wisata Yogyakarta memilki peninggal Candi Hindu dan Budha
yang menjadi daya Tarik eduwisata. Dua candi yang wajib dikunjungi adalah Candi
Prambana dan Borobudur.
a. Candi Prambanan
Candi Prambanan merupakan tinggalan arkeologi yang dibangun raja-raja
Dinasti Sanjaya pada abad IX. Denah Candi Prambanan berbentuk persegi panjang
yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagain luar, tengah, dan dalam. Pada bagian
tengah terdapat 4 teras berundak yang memiliki candi-candi kecil dengan ukuran
denah dasar 6 metr persegi dan tinggi 14 meter. Teras bagian pertama memilki 68
buah candi. Pada teras kedua terdapat 60 buah candi. Teras ketiga terdiri dari 52
candi, dan bagian teras teratas memiliki 44 candi. Kondisi candi masih hancur
dengan sisa reruntuhannya.
Pada bagian dalam, bagian utama terdapat dua barisan candi. Pada bagian
barat merupakan lokasi candi utama yang menghadap ke timur, yaitu Candi Wisnu,
Siwa, dan Brahma. Di bagian timurnya terdapat 3 buah candi yang menghadap ke
barat, yang dikenal dengan Candi Wahana, merupakan candi yang mewujudkan
kendaraan suci Dewa Wisnu, Siwa, dan Brahma. Ketiga candi tersebut adalah
14
Candi Garuda, Nandi, dan Angsa. Di dalam candi terdapat beberapa arca-arca,
yaitu:
1. Arca Durga Mahisasuramardhini, yaitu Durga sebagai Dewi Kematian.
2. Arca Mahakala dan Nandiswara, yaitu dewa-dewa penjaga.
3. Arca Lokapala, desa-dewa penjaga arah mata angin
4. Arca Siwa Mahadewa dengan satu tangan yang terangkat di depan dada dan
tangan satunya mendatar di depan perut.
5. Arca Ganesha dengan posisi bersila di atas padmasana.
6. Arca Agastya atau juga dikenal dengan Siwa Mahaguru.
b. Candi Borobudur
Candi Borobudur pembangunannya menggunakan konsep Tri Angga, yaitu
kepala, badan, dan kaki. Menurut kosmologi Buddha, ketiga bagian tersebut disebut
sebagai Arupadhatu, Rupadhatu, dan Kamadhatu. Candi ini terdiri dari tiga
komponen, yaitu relief, arca, dan stupa.
1. Relief
Relief Candi Borobudur memiliki berbagai bentuk seperti manusia, hewan,
tumbuhan, dan teknologi berupa alat transportasi masa lalu. Relief ini juga
berisikan ajaran-ajaran keagamaan yang sepatutnya ditiru oleh umat manusia.
Adapun relief Candi Borobudur seperti Relief Karmawibhangga, Lalitavistra,
Jataka-Awadana, dan Gandawyuha. Relief Karmawibhangga misalnya
menceritakan tentang hukum sebab akibat. Mereka yang menanam kebaikan akan
15
memetik buah hasil kebajikannya dan mendapatkan surga, sebaliknya mereka yang
berbuat tidak baik akan menerima karma berupa siksaan di neraka.
2. Arca Buddha
Jumlah toal arca Budha di Candi Borobudur adalah 432 buah. Pada barisan
pagar Langkan pertama terdapat 104 relung, selanjutnya baris kedua 104
relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64
relung.
3. Stupa
Jumlah stupa Candi Borobudur adalah 73 buah, dengan rincian 1 buah stupa
induk, 16 stupa pada teras melingkar III, 24 stupa pada teras melingkar II, 32 stupa
pada teras melingkar I.
16
3. PRODUK EDUWISATA DI BALI
Pembahasan mengenai eduwisata di Bali difokuskan pada kegiatan yang
memilki kemiripan dengan Yogyakarta.
3.1 Eduwisata Subak
Subak merupakan sistem irigasi tradisional di Bali dengan menggunakan
teknologi tradisional. Organisasi ini mengatur, mengelola, dan mendiskusikan
berbagai hal sebagai berikut:
1. Proses membuka lahan baru persawahan
2. Pengolahan lahan persawahan
3. Pembagian air
4. Pembuatan terowongan
5. Membuat saluran air
6. Proses ritual dan upacara agama terkait dengan air dan persawahan
Sistem pengairan sawah (irigasi) Subak didasarkan pada filosofi Tri Hita
Karana. Tri berarti tiga, Hita berarti kebahagiaan/kesejahteraan, dan Karana berarti
penyebab/sumber. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti tiga penyebab/sumber
kebahagiaan/kesejahteraan, yaitu:
1. Parahyangan: hubungan antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuhan Yang Maha Esa
2. Pawongan: hubungan antara manusia dengan manusia lainnya
3. Palemhahan: hubungan antara manusia dengan alam/lingkungan
.
17
3.2 Eduwisata Budaya
Eduwisata Budaya di Bali mempunyai beragam pilihan kegiatan. Berikut
10 contoh lain kegiatan eduwisata budaya, yaitu:
1. Belajar tari dan gamelan Bali
2. Membuat dan belajar wayang kulit
3. Membuat tulisan di atas daun lontar
4. Belajar bahasa Bali
5. Belajar mekidung Bali
6. Belajar dan bermain permainan tradisional Bali
7. Belajar majejaitan (membuat sesajen)
8. Belajar mendongeng Bali
3.3 Museum
Di Bali terdapat beberapa museum dengan tema-teman yang berbeda, yaitu:
a. Museum Bali
Museum Bali memilki koleksi mulai jaman prasejarah, sejarah, dan
puncak-puncak kebudayaan. Beberapa koleksi yang menarik antara lain:
sarkofagus, nekara, arca-arca, keramik Cina, keris, uang kepeng, dan sebagainya.
KOleksi diletakkan pada Gedung Timur, Bulelang, Tabanan, dan Karangasem.
b. Museum Gedung Arca (Museum Arkeologi)
Museum Gedung Arca berlokasi di Jl. Tampaksiring, Blahbatuh, Gianyar.
Museum ini dibangun pada tahun 1960 untuk mengelola dan melestarikan
peninggalan purbakala di Bali, NTB, dan NTT. Koleksi museum ini berupa benda
cagar budaya dari masa prasejarah hingga sejarah.
18
Museum Gedong Arca diabangun dengan konsep artsitektur Bali yang
membagi museum menjadi 3 bagian, yaitu bagian luar, tengah, dan dalam. Pada
bagian luar dibangun wantilan yang dimanfaatkan untuk memmberikan informasi
awal kepada pengunjung. Pada bagian tengah terdapat empat ruang koleksi. Di
bagian dalam dibangun 7 balai pelindung untuk memamerkan sarkofagus, koleksi
unggulan museum ini.
3.4 Pura Pucak Penulisan
Pura Pucak Penulisan berlokasi di puncak Gunung Penulisan yang memiliki
ketinggian 1745 meter dpl. Dari Pura ini dapat melihat pemandangan bagian utara
dan selatan Pulau Bali. Wisatawan dapat melihat pemandangan Gunung Batur,
Abang, dan Agung.
Pura Pucak Penulisan memilki pelinggih yang terbut dari paras untuk
memuja kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Penduduk setempat menyebutnya Sang
Hyang Tunggal atau Sang Hyang Embang. Di areal utama pura terdapat
peninggalan arkeologi dari jaman megalitik. Dari hasil temuan arkeologi,
diperkirakan pura ini sudah dibangun pada jaman perunggu, 300 tahun Sebelum
Masehi, dan berlanjut hingga abad ke-10, yaitu tahun 1343 Masehi.
Arkeolog dari Universitas Udayana menemukan dua buah arca. Arca
pertama memilki tingi 92 cm, menggunakan mahkota dan anting-anting. Arca
kedua adalah arca perempuan dengan tinggi 154 cm. Pada bagian belakang tertulis
“Batari Mandul” tahun 999 Isaka (1077 Masehi). Bahasa yang digunakan adalah
Kuadarat Kediri.
19
3.5 Geopark Batur
Geopark Batur dibangun dengan tiga prinsip, yaitu: konservasi, edukasi, dan
ekonomi (pariwisata). Wisatawan mengharapkan memperoleh ilmu pengetahuan
yang dapat diperoleh dengan mengunjungi Museum Gunung Api Batur atau
berkinjung ke kaldera batur untuk melihat lebih riil fenomena geologi.
Geopark Batur memilki konten edukasi yang tinggi terkait dengan ilmu
geologi. Kaldera batur yang terbentuk dari letusan Gunung Batur Purba menyimpan
banyak informasi sains. Letusan gunung yang mencapai 26 kali sejak abad ke XVIII
menngasilakan berbagai jenis lava yang menarik wisatawan untuk menelusuri lebih
detail. Selain itu, keberadaan Danau Batur mendukung kelengkapan pengetahuan
yang diharapkan wisatawan.
20
4. PENUTUP
Dari pembahasan eduwisata di Yogyakarta dan Bali dapat dirumuskan
kategori eduwisata yang sudah berkembang dengan baik, yaitu:
1. Eduwisata Sains dan Teknologi
2. Eduwisata Budaya
3. Eduwisata Sejarah dan Tinggalan Arkeologi
4. Eduwisata Kreatif
5. Eduwisata Petualangan
21
DAFTAR PUSTAKA
Haukeland, J.V., O.I. Vistad, K. Daugstad, dan H.G. Degnes-Ødemark. 2013.
Educational Tourism and Interpretation. Oslo: Institute of Transport
Economics, Norwegian Centre for Transport Research..
Sharma, A. 2015. Educational Tourism: Strategy for Sustainable Tourism
Development with reference of Hadauti and Shekhawati Regions of
Rajasthan ,India. Journal of Knowledge Management, Economics and
Information Technology, Vol.5, Issue 4. Scientific Papers
(www.scientificpapers.org).