analisis produk eduwisata di yogyakarta dan bali

25
ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI Oleh : MADE SUKANA NIP: 197912312003121002 FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2019

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

ANALISIS PRODUK EDUWISATA

DI YOGYAKARTA DAN BALI

Oleh :

MADE SUKANA

NIP: 197912312003121002

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2019

Page 2: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

ii

KATA PENGANTAR

Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sanghyang Widhi

Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, tulisan sederhana ini dapat

diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Analisis

produk Eduwisata di Yogyakarta dan Bali merupakan bahan

bacaan dan diskusi bagi mahasiswa, akademisi, pelaku wisata,

pimpinan/pengelola desa wisata, dan semua masyarakat yang

mengembangkan pariwisata. Ide, pemikiran, dan contoh

aplikatif yang diuraikan sangat terbuka untuk saran dan kritik

yang konstruktif.

Eduwisata memberikan peluang kepada destinasi wisata

menciptakan produk wisata kreatif dengan prinsip berbagi dan

memberi. Pengetahuan dan kearifan lokal memberikan

pelajaran, pemaknaan, dan kesadaran baru bagi wisatawan.

Secara timbal balik masyarakat dapat belajar balik dari

kehadiran wisatawan dalam proses interaksi yang positif dan

keterbukaan.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan penulis terbuka

dengan berbagai masukan. Untuk korespondensi, penulis

dapat dihubungi melalui email: [email protected],

atau melalu HP/WA +62 81 338 228 299.

Denpasar, Januari 2019

Penulis

Page 3: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih yang sebesar-besarnya kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

sudah melimpahkan kesehatan, kebahagiaan, dan rejeki yang berkecukupan,

sehingga tulisan ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, kami

juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang

sudah secara tulus ikhlas memberikan bantuan dan dorongan, yaitu:

1. Rektor Universitas Udayana dan segenap pimpinan yang sudah mendorong

dosen untuk berkarya positif untuk pengembangan keilmuan pariwisata.

2. Dekan dan pimpinan Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana yang

memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan riset secara mandiri.

3. Pimpinan, guru dan murid-murid SK. Putrajaya Malaysia yang berkenan

kegiatannya dituliskan menjadi contoh aplikatif dalam karya ilmiah ini.

4. Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangwatu, Sleman, Yogyakarta yang menjadi

tuan rumah dalam kegiatan Yogyakarta Science Carnival 2018 dan berkenan

mengundang sekolah dasar lainnya sebagai peserta kegiatan.

5. Para guru ekstrakurikuler roborik yang sudah berkontribusi untuk kesuksesan

kegiatan.

6. Para penulis buku, artikel, dan publikasi ilmiah lainnya yang tulisannya dikutip

untuk mempertajam analisis karya ilmiah ini.

7. Orang tua tercinta, Guru Nyoman Bakat dan Meme Nyoman Artini yang sudah

menanamkan semangat untuk berjuang pantang menyerah dengan memgang

tegus kejujuran dan integritas.

8. Keluarga tercinta, istri Apni Tristia Umiarti, anak-anak tersayang Reino Mosca

Apkana dan Ruida Volcano Apkana yang menjadi penyemangat dan menyedian

ruang bertumbuh untuk menghasilkan karya-karya ilmiah.

9. Semua pihak yang sudah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Kami mendoakan, semoga budi baik mereka memdapatkan pahala kebaikan

dan kebahagiaan. Kami mohon maaf jika dalam proses penulisan terdapat

kesalahan dan kekhilafan. Semoga pikiran baik datang dari segala penjuru. Terima

kasih.

Denpasar, Januari 2019

Penulis

Page 4: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

iv

DAFTAR ISI

Halaman judul .................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................... ii

Ucapan Terima Kasih ........................................................................................ iii

Daftar Isi ............................................................................................................ iv

1. Pendahuluan .................................................................................................. 1

2. Produk Eduwisata di Yogyakarta ................................................................. 4

3. Peoduk Eduwisata di Bali ............................................................................. 16

4. Penutup .......................................................................................................... 20

Daftar Pustaka .................................................................................................... 21

Page 5: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

1

1. PENDAHULUAN

Eduwisata menjadi salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan

berkelanjutan. Sharma (2015) menpublikasian sebuah artikel dengan fokus

eduwisata sebagai sebuah strategi pembanguan berkelanjutan di wilayah Hadauti

dan Shekhawati, Rajasthan, India. Adapun tema eduwisata yang dihasilkan dari

hasil penelitian di Hadauti adalah wisata sejarah, wisata pusaka, wisata arkeologi,

wisata satwa liar, wisata pendidikan, wisata olahraga, dan wisata pertanian. Di

Shekawati diusulkan program wisata ziarah, ekowisata, wisata budaya, wisata

kuliner, wisata film, wisata pedesaan, dan wisaya highway.

Setiap destinasi wisata memiliki keunikan yang dapat dikembangkan

dengan potensi sumber daya alam dan manusia yang tersedia. Dengan mengenali

alam dan sejarah masa lampau dapat ditentukan pilihan eduwisata yang dapat

ditawarkan kepada wisatawan.

Jenis kegiatan yang ditawarkan dapat menjadi klaim konsep yang ada dalam

ilmu pariwisata. Satu buah pengalaman wisata bisa dianggap sebagai ekowisata,

eduwisata, wisata minat khusus, wisata alam, wisata petualangan, dan sebagainya.

Penentuan tema tersebut sangat dinamis dan fleksibel dipengaruhi oleh target pasar

yang dituju untuk badan pariwisata, pelaku pariwisata, dan berbagai lembaga

lainnya yang berupaya menarik kunjungan wisatawan.

Semua layanan yang ditawarkan memiliki unsur edukasi yang diperoleh

wisatawan. Penentuan tema eduwisata memberikan penekanan lebih banyak atau

porsi lebih optimal proses pembelajaran yang diberikan kepada wisatawan dan

sebaliknya memberikan dampak positif bagi proses belajar masyarakat atau

Page 6: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

2

penyedia jasa parwisata. Untuk itu, actor atau personalia yang memberikan

ilustrasi, interpretasi, penjelasan, dan pemaknaan dituntut memiliki pengetahuan

yang detail dan mendalam. Dengan demikian, eduwisata dapat mencapat tujuan

sesuai konsep dan aplikasi.

Dalam menyediakan layanan pengalaman wisata, khususnya eduwisata,

maka dapat mengacu pada pemikiran Ritchie (2003, dalam Haukeland, 2013) yang

melihat tiga komponen yang terkait dalam memberikan layanan , yaitu:

1. “Atraksi dan event sebagai penyedia tempat kegiatan untuk proses

berlangsungnya pengalaman pendidikan, seperti: taman, situs bersejarah,

kebun binatang, penangkaran burung dan satwa liar, dan situs-situs

penggalian arkeologi),

2. Spesialis sumber daya yang merupakan orang-orang yang bertanggung

jawab dalam mentransfer atau memberikan komponen pembeljaran dari

kegiatan wisata tsersebut, seperti: pegawai, curator, interpreter, dosen,

storyteller, peneliti dan akademisi),

3. Perencana perjalanan yaitu organisasi yang membantu merencanakan

dengan mengembangan program pembelajaran untuk wisatawan, seperti

kelompok minat khusus, organisasi konservasi, universitas dan sekolah-

sekolah basaha).”

Page 7: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

3

Dalam keonsep REAL terakit wisata minat khusus yang dijelaskan Hall and

Weiler (1992) sangat sarat dengan unsur edukasi dalam perjalanan wisata. Adapun

keempaat aspek tersebut, meliputi:

a. Rewarding (penghargaan), yaitu penghargaan terdapat objek dan daya tariwk

wisata yang dikunjunginya.

b. Enriching (pengkayaan atau pengembangan diri), yaitu kegiatan memperoleh dan

menambah pengetahuan dan keterampilan untuk memingkatkan kapasitas

pribadi maupun kelompok wisataawan yang berpartisipasi.

c. Adventuresome (tantangan atau petualangan), yaitu keinginan wisatawan

mencoba hal-hal baru, menguji adrenalin, dan petualangan.

d. Learning (proses belajar atau wawasan baru), yaitu proses belajar secara aktif

untuk menambah pengetahun, keterampilan, dan menibulkan kesadaran baru.

Tulisan ini mencoba menjelaskan dan menampilan temuan empiris

eduwisata di Yogyakarta. Dengan menampilkan produk dan pengalaman

wisatawan dapat ditemukenali karakteristik dan pola-pola umum berkembang. Hal

ini dapat menjadi referensi bagi kajian-kajian selanjutnya.

Page 8: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

4

2. PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA

Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memilki fokus

pengembangan pendidikan. Dalam perkembangannya, kegiatan parwisata dapat

diarahkan untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi wisatawan. Sekolah dan

kampus di Yogyakarta menerima mahasiswa asing baik dengan pembiayaan

mandiri ataupun darmasiswa yang memperoleh beasiswa.

2.1 Eduwisata Robotik

Eduwisata merupakan proses wisatawan untuk belajar dan memperoleh

pengetahuan dari aktivitas yang diikutinya di daerah tujuan wisata. Salah satu

wisatawan atau peserta yang berminat untuk mengikutinya adalah murid-murid

yang didampingi oleh guru-guru mereka saat berkunjung. Secara kelembagaan

yang menjadi pasar adalah sekolah-sekolah, mulai dari play group, sekolah dasar,

menengah, atas, dan universitas. Dalam studi kasus ini dibahas kegiatan eduwisata

dengan kegiatan utama mereka adalah karnival sains dengan fokus pada robotik.

Lokasi kegiatan adalah di Sleman, Yogyakarta dengan tuan rumah SD

Muhammadiyah Karangwaru. Sebagai peserta tamu adalah murid-murid dari

Sekolah Kebangsaan Putrajaya Malaysia. Tuan rumah juga mengundang SD

lainnya di wilayah Yogyakarta.

Dengan mengacu pada konsep Guo (2000) dan Yuan (2003) yang dikutip

oleh Wang dan Li (2008), kegiatan eduwisata dapat memberikan manfaat dan

dampak positif bagi wisatawan atau peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

“Education tourism is a kind of special short-term tourism whose

purpose is learning and knowledge gaining and whose major

participants are students with minor participants teachers

(Guo,2000,pp.4-6). The activities involved in education tours are

Page 9: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

5

various, ranging from getting to know a school, custom or culture,

studying a language, attending a symposium or seminar to attending an

academic or research project (Yuan,2003,pp.10).”

Selanjutnya dijelaskan pelajaran yang diperoleh dari kegiatan eduwisata robotik di

Yogyakarta tahun 2018, meliputi:

a. Peserta mengenal sekolah yang dikunjungi terkait dengan sistem dan proses

pembelajaran. Peserta didik dan guru-guru mengamati langsung berbagai

fasilitas dan inovasi yang diberikan oleh sekolah kepada siswa-siswi mereka.

Dengan presentasi bergantian, mereka dapat memperkenalkan keunggulan

sekolahnya masing-masing.

b. Pertemuan kegiatan ilmiah di Yogyakarta diawali dengan pemntasan tarian

tradisional yang memberikan pemahaman kebudayaan dan tradisi masyarakat

lokal. Tarian yang dipersembahkan berupa tari penyambutan untuk

menghormati para tamu dan undangan yang hadir.

c. Pengemanal makanan dan minuman lokal dapat memperkaya pengetahun

budaya dan tradisi masyarakat. Berbagai jenis jajan lokal disuguhkan dan

meberikan cerita baru bagi peserta yang hadir.

d. Saat pertemuan dan kegiatan berlangsung mereka berkomunikasi dalam

bahasa Inggris dan bahasa daerah masing-masing. Belajar bahasa bangsa atau

suku lain memberikan keterampilan baru bagi mereka yang berinteraksi.

Bahasa merupakan unsur penting dari kebudayaan yang dapat membangun

hubungan emosional yang erat antar penduduk bangsa.

e. Pertemuan antar guru dan sekolah memberikan implikasi positif bagi

pengembangan akamdemik dan pertukaran kegiatan dari berbagai pihak.

Jejaring internasional memungkinkan setip pihak memperoleh manfaat yang

Page 10: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

6

signifikan untuk pengembangan institusi pendidikan. Pertemuan kontesk

robotic bisa ditindaklanjuti dalam kegiatan pendidikan. penelitian, dan

pelayanan masyarakat.

Kegiatan eduwisata terkait dengan program pendidikan yang dilakukan di

sekolah formal. Salah satu contoh kegiatan pendidikan yang dapat diikuti

bersamaan dengan kegiatan wisata adalah kontes robotik. Essensi dari mengikutkan

siswa-siwi dalam kegiatan kontes robotik ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri

adalah untuk mempertemukan anak-anak dengan minat yang sama. Mereka para

murid dapat berbagi dan bertukar informasi.

Sebagai peserta kegiatan, siswa-siswi sekolah dasar kelas lima dan enam

memperoleh pengalaman yang menantang dalam hal kemandirian dan jaringan

pertemanan baru, serta melihat dan mengalamai hal-hal yang unik saat berada di

destiniasi wisata. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi jaringan pertemuan,

dan sekaligus dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik.

Kegiatan wisata dan belajar sangatlah bermanfaat bagi guru pendamping.

Melalui pertemuan para guru yang membidangani minat dan bakat siswa yang sama

dapat menambah jejaring sekolah dalam upaya mengembangakan proses

pembelajaran dan pendidikan. Pertemuan tersebut jugadapat saling belajar dan

mengenal inovasi yang dikembangkan di sekolah-sekolah yang berbeda.

Kegiatan kontes robotik dapat lebih seru dengan diadakannya kuis sains

antar murid-murid. Hadiah dan piala diperbutkan agar mereka bersemangat untuk

berkarya dan memberikan kebanggan untuk keluarga dan sekolahnya. Berikut akan

diuraikan contoh-contoh soal yang dapat diberikan kepada anak-anak sekolah dasar

kelas lima dan enam.

Page 11: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

7

Gambar 1. Contoh Kuis Robotik Bergambar yang Dijadikan Materi pada Kegiatan

Yograkarta Science Carnival 2018

Page 12: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

8

Untuk tema teknologi dapat memberikan pertanyaan dengan contoh sebagai

berikut:

1. Tahun berapakah Apple iPhone diciptakan? Apakah tahun 2005, 2006, atau 2007?

(2007)

2. Emas merupakan konduktor listrik yang tidak bagus. Benar atau Salah?

(Salah)

3. Perusahaan mobil Jepang apakah yang membuat robot ASIMO?

(Honda)

4. Siapakah penulis buku Novel Fiksi Sains tentang 3 hukum robotika?

(Isaac Asimov)

5. Apakah kepanjangan dari WWW?

(World Wide Web)

Page 13: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

9

2.2 Taman Pintar Yogyakarta

Taman Pintar merupakan respon pemerintah Yogyakarta terhadap

perkembangan teknologi dan sekaligus upaya memberikan dukungan bagi

pengambangan pendidikan. Taman ini menyedian berbagai wahana, meliputi:

a. Wahana

1. Oval-Kotak

2. Planetarium

3. PAUD Barat/Timur

4. Wahana Bahari

5. Lalu Lintas

6. Teater 4D

7. Dino Adventure

8. Hand on Science

9. Broadcasting Presenter TV

Wahana-wahana yang tersedia dapat dinikmati sesuai dengan kategori

umur. Wahana 1 dan 2 dapat digunakan bagi semua pengunjung dari semua umur.

Khusus untuk PAUD hanya diperuntukkan untuk anak-anak umur 3-6 tahun. Pada

wahana bahari dibatasi bagi pengunjung dengan berat maksimal 65kg. Tiket yang

ditawarkan berbeda harga bagi anak dan dewasa. Anak-anak memperoleh potongan

harga muali 25 hingga 40%.

b. Program Kreatifitas

1. Kreasi batik

2. Kreasi gerabah

Page 14: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

10

3. Lukis kaos

4. Lukis gerabah

Lokasi program kreatifitas adalah di area playground (kampong kerajinan). Tiket

masuk ke aktivitas di program kreatifitas mulai Rp. 10.000 sampai dengan Rp.

35.000.

2.3 Museum dan Wisata Gunung Merapi

Musem Gunung Merapi dan petualangan off road pada bekas area letusan

merupakan potensi eduwisata yang penting di Yogyakarta. Selanjutnya diuraiakn

dengan singkat masing-masing atraksi wisata tersebut, mulai dari museum Gunung

Merapi, wisata Gunung Merapi dengan Jeep, reruntuhan rumah Mbah Maridjan,

dan Bunker Kaliadem.

c. Museum Gunung Api Merapi

Museum Gunung Api Merapi buka setiap hari dengan waktu buka sebagai

berikut:

Senin-Kamis: 08.00-15.30 WIB

Jumat: 08.00-14.30 WIB

Sabtu-Minggu 08.00-15.30 WIB

Museum mengenakan tiket masuk Rp. 5.000. Pengunjung dapat belajar

lebih detail dengan menonton film Gunung Merapi yang tersedia di ruang audio

visul. Tiket masuk yang dikenakan adalah Rp. 5.000.

Museum ini memiliki luas 3,4 hektar dengan luas bangunan 4.470 meter

persegi, dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Menteri Energi dan

Page 15: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

11

Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro. Informasi pendidikan yang

dapat diperoleh pengunjung, meliputi:

1. Pengetahun ilmiah tentang geologi yang terdiri dari aspek gunung api, gempa

bumi, dan pergerakan tanah. Pengunjung dapat memahami proses, pembentukan

dan mekanisme geologi.

2. Pengetahuan yang sangat bermanfaat berupa mitigasi bencana. Hal ini dapat

mengedukasi masyarakat dalam menghadapi bencana dan berbagai upaya

penyelamatan diri, baik dari bencana gempa bumi, tsunami, letusan gunung, dan

pergerakan tanah.

3. Memahami upaya pemanfaatkan sumber daya gunung api bagi pengembangan

ekonomi menuju kesejahteraan masyarakat.

4. Mengenali aspek sosial budaya masyarakat dalam kaitannnya dengan alam

sekitar yang sudah berdampingan ribuan tahun silam.

b. Wisata Gunung Merapi (Jeep Adventure)

Wisata Gunung Merapi dengan mengendarai Jeep memilki tiga rute, mulai

dari durasi waktu singkat (1,5 jam), menengah (2,5 jam), dan panjang (4-5 jam).

Kisaran sewa Jeep mulai dari Rp. 300.000 sampai denga Rp. 600.000.

Wisata petuangan ini akan menyusuri objek dan daya Tarik wisata seperti:

Bunker Kaliadem, Museum Sisa Hartaku, Batu Alien, Sungai Kalikuning, dan

reruntuhan rumah Mbah Maridjan.

Pada tahun 1983, Mbah Maridjan mendapatkan kedudukan sebagai juru

kunci Gunung Merapi dari Keraton Yogyakarta. Ia bertugas sebagai penunggu

gunung dan melakukan upacara labuhan di puncak gunung. Ia bertahan dan tidak

Page 16: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

12

berkenan mengungsi saat letusana Gunung Merapi di tahun 2010. Dia tewas

bersama 34 orang lainnya.

Reruntuhan rumah Mbak Maridjan saat ini menjadi daya tarik wisata. Di lokasi

ini terdapat kerangka sepeda motor dan mobil terbakar. Peralatan gamela juga

dipajang dengan dinaungi atap.

Bunker Kaliadem menjadi salah satu daya tarik wisata pada kegiatan

volcano tour. Bunker tersebut tertimbun setinggi 4 meter akibat letusan Gunung

Merapi pada tahun 2010. Di tahun 2013, bunker digali dan dibersihkan kembali dan

dikelola sebagai daya tarik wisata oleh Pemerintah Desa Kepuharjo.

Cerita tentang bunker yang telah menelan dua orang relawan akibat letusan

tahun 2016 mengundang rasa penasaran wisatawan untuk berkunjung. Bunker

tesebut tidak mampu menahan panasnya lahar, sehingga memakan korban jiwa.

3.1.2 Eduwisata Salak Pondoh Sleman

Sleman merupakan salah satu lokasi sentra salak pondoh di Yogyakarta.

Tananman ini tumbuh baik pada ketinggian 500-600 dpl dengan udara bersih dan

sejuk. Menurut Guntoro (1995), pohon ini dikenal dengan istilah tanaman ‘berumah

satu’. Dari segi proses penyerbukan yang tidak memerlukan bantuan manusia untuk

proses mengawinkan bunganya. Benang sari dan kepala putik terdapat dalam satu

tangkai.

Salak pondoh (Salacca Edulis Reinw) memiliki bentuk seperti telur, kulit

warna coklat seperti sisik ular, warna daging putih, dan ukuran buah yang kecil.

Buah ini dapat diolah menjadi berbgai produk seperti: sari buah, rujak, kripik,

jenang, manisan, dan anggur (wine).

Page 17: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

13

Bagi wisatawan, eduwisata salak dapat mempelajari proses pembibitan,

penyaiapan lahan, pemeliharaan tanaman, pengolahan salah, pengolahan limbah

organik salak, dan pemasaran. Pengetahun dan keterampilan dari mengolah buah

salah dapat menjadi pengalaman eduwisata. Wisatawan dapat mengikuti workshop

bertani dan mengolah salak untuk menjadi oleh-olah bagi pengunjung.

2.4 Eduwisata Budaya: Candi Borobudur dan Prambanan

Destiniasi wisata Yogyakarta memilki peninggal Candi Hindu dan Budha

yang menjadi daya Tarik eduwisata. Dua candi yang wajib dikunjungi adalah Candi

Prambana dan Borobudur.

a. Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan tinggalan arkeologi yang dibangun raja-raja

Dinasti Sanjaya pada abad IX. Denah Candi Prambanan berbentuk persegi panjang

yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagain luar, tengah, dan dalam. Pada bagian

tengah terdapat 4 teras berundak yang memiliki candi-candi kecil dengan ukuran

denah dasar 6 metr persegi dan tinggi 14 meter. Teras bagian pertama memilki 68

buah candi. Pada teras kedua terdapat 60 buah candi. Teras ketiga terdiri dari 52

candi, dan bagian teras teratas memiliki 44 candi. Kondisi candi masih hancur

dengan sisa reruntuhannya.

Pada bagian dalam, bagian utama terdapat dua barisan candi. Pada bagian

barat merupakan lokasi candi utama yang menghadap ke timur, yaitu Candi Wisnu,

Siwa, dan Brahma. Di bagian timurnya terdapat 3 buah candi yang menghadap ke

barat, yang dikenal dengan Candi Wahana, merupakan candi yang mewujudkan

kendaraan suci Dewa Wisnu, Siwa, dan Brahma. Ketiga candi tersebut adalah

Page 18: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

14

Candi Garuda, Nandi, dan Angsa. Di dalam candi terdapat beberapa arca-arca,

yaitu:

1. Arca Durga Mahisasuramardhini, yaitu Durga sebagai Dewi Kematian.

2. Arca Mahakala dan Nandiswara, yaitu dewa-dewa penjaga.

3. Arca Lokapala, desa-dewa penjaga arah mata angin

4. Arca Siwa Mahadewa dengan satu tangan yang terangkat di depan dada dan

tangan satunya mendatar di depan perut.

5. Arca Ganesha dengan posisi bersila di atas padmasana.

6. Arca Agastya atau juga dikenal dengan Siwa Mahaguru.

b. Candi Borobudur

Candi Borobudur pembangunannya menggunakan konsep Tri Angga, yaitu

kepala, badan, dan kaki. Menurut kosmologi Buddha, ketiga bagian tersebut disebut

sebagai Arupadhatu, Rupadhatu, dan Kamadhatu. Candi ini terdiri dari tiga

komponen, yaitu relief, arca, dan stupa.

1. Relief

Relief Candi Borobudur memiliki berbagai bentuk seperti manusia, hewan,

tumbuhan, dan teknologi berupa alat transportasi masa lalu. Relief ini juga

berisikan ajaran-ajaran keagamaan yang sepatutnya ditiru oleh umat manusia.

Adapun relief Candi Borobudur seperti Relief Karmawibhangga, Lalitavistra,

Jataka-Awadana, dan Gandawyuha. Relief Karmawibhangga misalnya

menceritakan tentang hukum sebab akibat. Mereka yang menanam kebaikan akan

Page 19: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

15

memetik buah hasil kebajikannya dan mendapatkan surga, sebaliknya mereka yang

berbuat tidak baik akan menerima karma berupa siksaan di neraka.

2. Arca Buddha

Jumlah toal arca Budha di Candi Borobudur adalah 432 buah. Pada barisan

pagar Langkan pertama terdapat 104 relung, selanjutnya baris kedua 104

relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64

relung.

3. Stupa

Jumlah stupa Candi Borobudur adalah 73 buah, dengan rincian 1 buah stupa

induk, 16 stupa pada teras melingkar III, 24 stupa pada teras melingkar II, 32 stupa

pada teras melingkar I.

Page 20: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

16

3. PRODUK EDUWISATA DI BALI

Pembahasan mengenai eduwisata di Bali difokuskan pada kegiatan yang

memilki kemiripan dengan Yogyakarta.

3.1 Eduwisata Subak

Subak merupakan sistem irigasi tradisional di Bali dengan menggunakan

teknologi tradisional. Organisasi ini mengatur, mengelola, dan mendiskusikan

berbagai hal sebagai berikut:

1. Proses membuka lahan baru persawahan

2. Pengolahan lahan persawahan

3. Pembagian air

4. Pembuatan terowongan

5. Membuat saluran air

6. Proses ritual dan upacara agama terkait dengan air dan persawahan

Sistem pengairan sawah (irigasi) Subak didasarkan pada filosofi Tri Hita

Karana. Tri berarti tiga, Hita berarti kebahagiaan/kesejahteraan, dan Karana berarti

penyebab/sumber. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti tiga penyebab/sumber

kebahagiaan/kesejahteraan, yaitu:

1. Parahyangan: hubungan antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuhan Yang Maha Esa

2. Pawongan: hubungan antara manusia dengan manusia lainnya

3. Palemhahan: hubungan antara manusia dengan alam/lingkungan

.

Page 21: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

17

3.2 Eduwisata Budaya

Eduwisata Budaya di Bali mempunyai beragam pilihan kegiatan. Berikut

10 contoh lain kegiatan eduwisata budaya, yaitu:

1. Belajar tari dan gamelan Bali

2. Membuat dan belajar wayang kulit

3. Membuat tulisan di atas daun lontar

4. Belajar bahasa Bali

5. Belajar mekidung Bali

6. Belajar dan bermain permainan tradisional Bali

7. Belajar majejaitan (membuat sesajen)

8. Belajar mendongeng Bali

3.3 Museum

Di Bali terdapat beberapa museum dengan tema-teman yang berbeda, yaitu:

a. Museum Bali

Museum Bali memilki koleksi mulai jaman prasejarah, sejarah, dan

puncak-puncak kebudayaan. Beberapa koleksi yang menarik antara lain:

sarkofagus, nekara, arca-arca, keramik Cina, keris, uang kepeng, dan sebagainya.

KOleksi diletakkan pada Gedung Timur, Bulelang, Tabanan, dan Karangasem.

b. Museum Gedung Arca (Museum Arkeologi)

Museum Gedung Arca berlokasi di Jl. Tampaksiring, Blahbatuh, Gianyar.

Museum ini dibangun pada tahun 1960 untuk mengelola dan melestarikan

peninggalan purbakala di Bali, NTB, dan NTT. Koleksi museum ini berupa benda

cagar budaya dari masa prasejarah hingga sejarah.

Page 22: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

18

Museum Gedong Arca diabangun dengan konsep artsitektur Bali yang

membagi museum menjadi 3 bagian, yaitu bagian luar, tengah, dan dalam. Pada

bagian luar dibangun wantilan yang dimanfaatkan untuk memmberikan informasi

awal kepada pengunjung. Pada bagian tengah terdapat empat ruang koleksi. Di

bagian dalam dibangun 7 balai pelindung untuk memamerkan sarkofagus, koleksi

unggulan museum ini.

3.4 Pura Pucak Penulisan

Pura Pucak Penulisan berlokasi di puncak Gunung Penulisan yang memiliki

ketinggian 1745 meter dpl. Dari Pura ini dapat melihat pemandangan bagian utara

dan selatan Pulau Bali. Wisatawan dapat melihat pemandangan Gunung Batur,

Abang, dan Agung.

Pura Pucak Penulisan memilki pelinggih yang terbut dari paras untuk

memuja kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Penduduk setempat menyebutnya Sang

Hyang Tunggal atau Sang Hyang Embang. Di areal utama pura terdapat

peninggalan arkeologi dari jaman megalitik. Dari hasil temuan arkeologi,

diperkirakan pura ini sudah dibangun pada jaman perunggu, 300 tahun Sebelum

Masehi, dan berlanjut hingga abad ke-10, yaitu tahun 1343 Masehi.

Arkeolog dari Universitas Udayana menemukan dua buah arca. Arca

pertama memilki tingi 92 cm, menggunakan mahkota dan anting-anting. Arca

kedua adalah arca perempuan dengan tinggi 154 cm. Pada bagian belakang tertulis

“Batari Mandul” tahun 999 Isaka (1077 Masehi). Bahasa yang digunakan adalah

Kuadarat Kediri.

Page 23: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

19

3.5 Geopark Batur

Geopark Batur dibangun dengan tiga prinsip, yaitu: konservasi, edukasi, dan

ekonomi (pariwisata). Wisatawan mengharapkan memperoleh ilmu pengetahuan

yang dapat diperoleh dengan mengunjungi Museum Gunung Api Batur atau

berkinjung ke kaldera batur untuk melihat lebih riil fenomena geologi.

Geopark Batur memilki konten edukasi yang tinggi terkait dengan ilmu

geologi. Kaldera batur yang terbentuk dari letusan Gunung Batur Purba menyimpan

banyak informasi sains. Letusan gunung yang mencapai 26 kali sejak abad ke XVIII

menngasilakan berbagai jenis lava yang menarik wisatawan untuk menelusuri lebih

detail. Selain itu, keberadaan Danau Batur mendukung kelengkapan pengetahuan

yang diharapkan wisatawan.

Page 24: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

20

4. PENUTUP

Dari pembahasan eduwisata di Yogyakarta dan Bali dapat dirumuskan

kategori eduwisata yang sudah berkembang dengan baik, yaitu:

1. Eduwisata Sains dan Teknologi

2. Eduwisata Budaya

3. Eduwisata Sejarah dan Tinggalan Arkeologi

4. Eduwisata Kreatif

5. Eduwisata Petualangan

Page 25: ANALISIS PRODUK EDUWISATA DI YOGYAKARTA DAN BALI

21

DAFTAR PUSTAKA

Haukeland, J.V., O.I. Vistad, K. Daugstad, dan H.G. Degnes-Ødemark. 2013.

Educational Tourism and Interpretation. Oslo: Institute of Transport

Economics, Norwegian Centre for Transport Research..

Sharma, A. 2015. Educational Tourism: Strategy for Sustainable Tourism

Development with reference of Hadauti and Shekhawati Regions of

Rajasthan ,India. Journal of Knowledge Management, Economics and

Information Technology, Vol.5, Issue 4. Scientific Papers

(www.scientificpapers.org).