analisis potensi wilayah kecamatan berbasis …/analisis... · skipsi dengan judul “analisis...

137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Program Studi Agribisnis Oleh : RATNA NUR PRIHATI H 0808039 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: dinhtuong

Post on 04-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS

KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN

DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

(Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi

Agribisnis

Oleh :

RATNA NUR PRIHATI

H 0808039

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013

Page 2: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS

KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN

DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

(Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis)

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

RATNA NUR PRIHATI NIM. H0808039

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal :

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si NIP. 196606111991031002

Anggota I

Wiwit Rahayu, SP. MP

NIP. 197111097997032004

Anggota II

Dr. Ir. Joko Sutrisno, MP NIP. 196708241992031003

Surakarta,

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. NIP. 19560225 198601 1 001

Page 3: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas

Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Karanganyar (Pendekatan

Location Quotient dan Shift Share Analysis)”, sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian

UNS Surakarta.

2. Dr. Ir. Mohd. Harisudin. M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

3. Nuning Setyowati, SP, M.Sc selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

4. Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan

sabar dan kasih selalu memberikan pengarahan, nasehat, dan petunjuk

kepada penulis.

5. Wiwit Rahayu, SP, MP selaku Pembimbing Akademik sekaligus Dosen

Pembimbing Pendamping atas masukan, arahan, serta bimbingannya kepada

penulis.

Dr. Ir. Joko Sutrisno, MP selaku Dosen Penguji Tamu yang berkenan

memberikan saran guna perbaikan bagi penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya selama masa

perkuliahan Penulis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 4: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

7. Pihak Perpustakaan Fakultas Pertanian dan Perpusatakaan Universitas

Sebelas Maret Surakarta terimakasih atas pinjaman bukunya yang sangat

membantu dalam proses belajar dan penulisan skripsi Penulis.

8. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten

Karanganyar beserta staf yang telah membantu dalam perijinan penelitian.

9. Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar, BAPPEDA Kabupaten

Karanganyar, Dinas Kehutanan Kabupaten Karanganyar, Dinas Pertanian

Kabupaten Karanganyar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Karanganyar, Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar, serta seluruh

Camat dan pegawai kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang telah

memberikan ijin penelitian serta menyediakan data-data yang diperlukan

penulis.

10. Bapak dan Ibuku, Joko Prakoso dan Hartati tercinta yang telah memberi

segenap perhatian, doa, pengorbanan, kasih sayang, perlindungan, dukungan

materi dan spiritual kepada penulis.

11. Kakak-kakakku tercinta dan keluarga atas dukungan kalian.

12. M Wahyu Nugroho, Amd yang selama ini selalu membuat tersenyum dan

memberikan dukungan, doa serta motivasi bagi penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini.

13. Keluarga Besar Agribisnis 2008 yang telah memberi doa dan semangat

untuk terus berjuang. Empat tahun bersama sungguh memberi warna

tersendiri dalam hidupku. Semoga Allah senantiasa memberikan kesuksesan

untuk kita semua. Amin.

14. Sahabatku tercinta Wieta dan Dewi atas waktu yang telah kita habiskan

bersama sebagai remaja dan selalu remaja hingga akhir hayat.

15. Seluruh teman – teman Fakultas Pertanian Angkatan 2007, 2008, 2009 yang

telah memberikan canda tawa, kenangan indah, semangat dan doa bagi

penulis.

16. Teman-teman magang BBPP Lembang (Ayyun, Lilis, Andri) yang telah

memberi kenangan indah selama magang.

Page 5: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

17. Seluruh kakak tingkat dan adik tingkatku se-Fakultas Pertanian yang selalu

memberikan semangat.

18. Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

(Pak Jarwo, Mbak Ira, Pak Mandimin, Mas Tomo, Mas Dwi dll) yang telah

memberikan bantuan selama di Fakultas Pertanian.

19. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, trima kasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di

kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini

berguna bagi para pembaca.

Surakarta, 2012

Penulis

Page 6: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

RINGKASAN ........................................................................................... xii

SUMMARY .............................................................................................. xiv

I. PENDAHULUAN............................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9 D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 9

II. LANDASAN TEORI.......................................................................... 10 A. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 10 B. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 11

1. Pembangunan dan Perencanaan Pembangunan ....................... 11 2. Pembangunan Ekonomi ........................................................... 13 3. Otonomi Daerah ....................................................................... 13 4. Pembangunan Daerah dan Perencanaan Pembangunan Daerah .. 14 5. Pembangunan Pertanian ........................................................... 15 6. Peran Sektor Pertanian ............................................................. 16 7. Teori Ekonomi Basis ................................................................ 18 8. Teori Komponen Pertumbuhan Wilayah ................................. 19

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ............................................ 21 D. Pembatasan Masalah ...................................................................... 24 E. Asumsi-asumsi ............................................................................... 24 F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ................ 24

III. METODE PENELITIAN .................................................................. 27 A. Metode Dasar Penelitian ................................................................ 27 B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian ........................................ 27 C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 28 D. Metode Analisis Data ..................................................................... 28

1. Analisis Komoditas Pertanian Basis ........................................ 28 2. Analisis Komponen Pertumbuhan Komoditas Pertanian Basis 29 3. Analisis Penentuan Prioritas Pengembangan Komoditas

Pertanian Basis ......................................................................... 31

Page 7: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Halaman

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN KARANGANYAR ................... 32 A. Kondisi Umum Daerah .................................................................. 32

1. Letak Geografis ........................................................................ 32 2. Luas Wilayah dan Pembagian Administrasi ............................ 32 3. Keadaan Topografi ................................................................... 33 4. Keadaan Iklim dan Curah Hujan .............................................. 34

B. Keadaan Penduduk ......................................................................... 35 1. Jumlah Penduduk ..................................................................... 35 2. Komposisi Penduduk ............................................................... 36

C. Keadaan Perekonomian .................................................................. 39 D. Keadaan Sektor Pertanian .............................................................. 40

1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan ..................................... 41 2. Sub Sektor Perkebunan ............................................................ 42 3. Sub Sektor Peternakan ............................................................. 44 4. Sub Sektor Perikanan ............................................................... 45 5. Sub Sektor Kehutanan .............................................................. 45

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 47 A. Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar............................................................. 47 B. Komponen Pertumbuhan Proporsional dan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar ............ 57

1. Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP) Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar....................................................... ..... 57 2. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Komoditas

Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar ...................................................... 82

C. Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar ................ 104

1. Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Berdasarkan Pendekatan LQ, PP, dan PPW .............................. .... 105 2. Perbandingan Komoditas Pertanian yang Diunggulkan

Antara Versi Penelitian dengan Versi Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar ........................................................... .... 114

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 118 A. Kesimpulan .................................................................................... 118 B. Saran............................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 122

LAMPIRAN ............................................................................................. 124

Page 8: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1. Nilai dan Kontribusi PDRB Kabupaten Karanganyar terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Kabupaten / Kota di Jawa Tengah 2008-2010 (Juta Rupiah) .................................................................................... 2

Tabel 2. Nilai dan Kontribusi PDRB Masing-masing Sektor Perekonomian Kabupaten Karanganyar terhadap PDRB Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah) ................................................. 4

Tabel 3. Komposisi Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2010. .......... 6

Tabel 4. Produksi Beberapa Komoditas Subsektor Tabama di Kabupaten Karanganyar ..................................................................................... 8

Tabel 5. Penentuan Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Kabupaten Karanganyar............................................................... ... 33

Tabel 6. Luas Kabupaten Karanganyar Dirinci Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2010 ........................................................................... 35

Tabel 7. Ketinggian Di Atas Permukaan Laut Dirinci Menurut Per Kecamatan Di kabupaten Karanganyar tahun 2010 ................. 36

Tabel 8. Kepadatan Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2007-2010 ........................................................................................ 37

Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010 ........................................................ 38

Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010............................................................... 39

Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2010.................................................... 40

Tabel 12. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Sektor Perekonomian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2010 ......................... .... 41

Tabel 13. Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2010 ...................................................................................... 42

Tabel 14. Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ........................ 43

Tabel 15. Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ........................................ 45

Tabel 16. Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Peternakan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ............................................ 46

Page 9: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Tabel 17. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 .............................................................. 47

Tabel 18. Produksi dan Nilai Produksi Kehutanan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 .............................................................. 48

Tabel 19. Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010 (LQ rata-rata) ....... 50

Tabel 20. Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP) Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010 .................................................. 60

Tabel 21. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010 .................................................. 86

Tabel 22. Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Analisis Location Quotient, Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah Tahun 2009-2010 ....................................................................... 108

Tabel 23. Perbandingan Komoditas Pertanian yang Diunggulkan Menurut Versi Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dengan Hasil Penelitian ................................................................ 117

Page 10: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 1. Alur Pemikiran ..................................................................... 23

Page 11: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1. Harga Masing-masing Komoditas Pertanian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010 (Tingkat Produsen) ........ 126

Lampiran 2. Jumlah Produksi Masing-masing Komoditas Pertanian Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009......................... 127

Lampiran 3. Jumlah Produksi Masing-masing Komoditas Pertanian Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010......................... 129

Lampiran 4. Nilai Produksi Masing-masing Komoditas Pertanian Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009......................... 131

Lampiran 5. Nilai Produksi Masing-masing Komoditas Pertanian Kabupaten Karanganyar Tahun 2010.............................. 135

Lampiran 6. Nilai LQ Komoditas Pertanian Masing-masing Kecamatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2009 ................................ 139

Lampiran 7. Nilai LQ Komoditas Pertanian Masing-masing Kecamatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ................................ 141

Lampiran 8. Nilai LQ Rata-Rata Komoditas Pertanian Masing-masing Kecamatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010 ... 143

Lampiran 10. Analisis Shift Share Komoditas Pertanian Basis Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010 .............................................................. 147

Lampiran 11. Peta Kabupaten Karanganyar ............................................ 181

Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian ........................................................... 182

Page 12: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

RINGKASAN

Ratna Nur Prihati, 2012. “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Karanganyar (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis)”. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Darsono, M. Si. dan Wiwit Rahayu, S.P., M.P. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sangat tergantung pada kemampuan daerah untuk mengembangkan segenap potensi yang ada di daerahnya. Pengoptimalan potensi sektor pertanian dapat dilakukan dengan penentuan prioritas pengembangan komoditas pertanian yang menjadi basis di masing-masing kecamatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komoditas pertanian basis di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar, mengetahui komoditas pertanian basis yang mempunyai pertumbuhan cepat dan daya saing yang baik di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar, mengetahui komoditas pertanian basis yang diprioritaskan untuk dikembangkan di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi data produksi komoditas pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 2009 dan 2010, data harga rata-rata komoditas pertanian di tingkat produsen di Kabupaten Karanganyar tahun 2009 dan 2010, Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2009 dan 2010, serta Properda Kabupaten Karanganyar. Metode analisis data yang digunakan yaitu LQ, analisis Shift Share, dan gabungan LQ dan Shift Share. Hasil penelitian menunjukkan komoditas pertanian yang menjadi basis di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah padi sawah, jagung, kacang tanah, petai, pepaya, mangga, ketela pohon, ketela rambat, rambutan, kubis, cabe, melinjo, buncis, durian, belimbing, jambu biji, dan sukun (untuk sub sektor tabama), jahe, kencur, tebu, kunyit, cengkeh, kapuk, mete dan kelapa (untuk sub sektor tanaman perkebunan), jati dan mahoni (untuk sub sektor kehutanan), ayam kampung, ayam ras petelur, sapi potong, domba, kambing, itik, kelinci (untuk sub sektor peternakan), dan nila, tawes, gurami, lele (untuk sub sektor perikanan). Berdasarkan hasil analisis komponen pertumbuhan proporsional komoditas pertanian basis masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar, komoditas pertanian basis yang mempunyai pertumbuhan cepat adalah: padi sawah, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang panjang, melinjo, alpukat, terong, ketimun, tomat, rambutan, belimbing, manggis, jambu biji, sirsak, sawo, pepaya, pisang, nanas, durian, sukun, mangga, buncis, dan petai (Sub sektor tanaman bahan makanan), tebu, kapuk, mete, kunyit, kencur, jahe dan cengkeh (Sub sektor perkebunan), jati, mahoni, dan kayu lain (Sub sektor kehutanan), ayam kampung, ayam ras pedaging, itik, sapi potong, kambing, domba dan kelinci (Sub sektor peternakan), tawes, nila, lele, gurami dan ikan lain (Sub sektor perikanan). Berdasarkan hasil analisis komponen pertumbuhan pangsa wilayah komoditas pertanian basis masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar,

Page 13: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

komoditas pertanian basis yang mempunyai daya saing adalah: padi sawah, jagung, , ketela pohon, ketela rambat, kacang panjang, melinjo, alpukat, terong, ketimun, tomat, rambutan, belimbing, manggis, jambu biji, sirsak, sawo, pepaya, pisang, nanas, durian, sukun, mangga, buncis, dan petai (Sub sektor tanaman bahan makanan), kelapa, kapuk, cengkeh, mete, kunyit, kencur dan jahe (Sub sektor perkebunan), jati, mahoni, dan kayu lain (Sub sektor kehutanan), ayam kampung, ayam ras petelur, ayam pedaging, itik, sapi potong, kambing, domba, dan kelinci (Sub sektor peternakan), gurami, tawes, nila, lele, dan ikan lain (Sub sektor perikanan). Berdasarkan hasil analisis prioritas pengembangan komoditas pertanian basis masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar, komoditas pertanian yang perlu dipertimbangkan untuk di kembangkan di tiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah kacang tanah, durian, rambutan, jati, mahoni, ayam buras, itik, kambing, sapi potong ( Kecamatan Jatipuro), ketela pohon, rambutan, jahe, cengkeh, kelapa, mahoni, domba, ikan lain ( Kecamatan Jatiyoso), kacang tanah, mete, kapuk (Kecamatan Jumapolo), petai, jengkol, belimbing, durian, jambu biji, sirsak, sawo, pepaya, nanas, mangga, duku/langsat, kencur, mete, jati, ayam ras petelur (Kecamatan Jumantono), cabe, terong, sawi, pepaya, mangga, duku/langsat, jeruk keprok, kencur, kopi robusta, jati, kambing, kelinci, gurami, tawes, nila, ikan lain (Kecamatan Matesih), jagung, ketela rambat, alpukat, jeruk keprok, cengkeh, kopi robusta, kelapa, ayam buras, domba, kambing, puyuh, sapi potong, lele, karper (Kecamatan Ngargoyoso) jagung, ketela pohon, bawang putih, durian, cengkeh, kuda, kambing, ayam pedaging, kelinci, nila (Kecamatan Tawangmangu), padi sawah, ketela rambat, terong, buncis, belimbing, jambu biji, alpukat, salak, duku/langsat, kerbau, ayam buras, domba, sapi potong, karper (Kecamatan Karangpandan), padi sawah, jati (Kecamatan Karanganyar), melinjo, belimbing, jambu biji, pepaya, pisang, jati, kayu lain, kerbau, ayam buras, itik, domba, kelinci, sapi potong, lele, gurami (Kecamatan Tasikmadu), sawo, itik, sapi potong (Kecamatan Jaten), kapuk, kerbau, gurami, ikan lain (Kecamatan Colomadu), padi gogo, ayam pedaging, lele (Kecamatan Gondangrejo), Mahoni (Kecamatan Kebakkramat), padi sawah, kacang panjang, kapuk, kunyit, mahoni, kerbau, itik, gurami (Kecamatan Mojogedang), padi sawah, cabe, sawi, manggis, nangka, sukun, jeruk keprok, mahoni, domba, kelinci, sapi potong (Kecamatan Kerjo), bawang merah, bawang putih, petai, cabe, wortel, melinjo, kentang, kubis, buncis, nangka, pisang, salak, sukun, kencur, kopi robusta, panili, kelapa, kayu lain, ayam buras, sapi potong, lele (Kecamatan Jenawi).

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai prioritas pengembangan komoditas pertanian basis di Kabupaten Karanganyar menggunakan pendekatan Tipologi Klassen untuk rencana pengembangan komoditas pertanian dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Page 14: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

SUMMARY

Ratna Nur Prihati, 2012. “Potency Analysis of District Area Base on Agricultural Commodities in the Regional Development in Karanganyar Regency (Location Quotient and Shift Share Analysis Approach)". Under guidance of Prof. Dr. Ir. Darsono M.Si. and Wiwit Rahayu S.P., M.P. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University, Surakarta.

Success of regional autonomy implementation very depends on region ability to develop the existing potential in its area. Optimizing of potencial agricultural sector can be done with the determination of agricultural commodities development priority becoming bases in each district. The aims of this research are to know base agricultural commodity in each district in Karanganyar Regency, to know base agricultural commodity having growth quickly and having good competitiveness in each district in Karanganyar Regency, to know base agricultural commodity which priority to be developed in each district in Karanganyar Regency.

The basic method in this research is descriptive. Method of the research area conducted by purposive. The data which used is secondary data covering production of agricultural commodity data every district in Karanganyar Regency in 2009 and 2010, average price in producer storey of agricultural commodity data in Karanganyar Regency in 2009 and 2010, Karanganyar in Figure 2009 and 2010, and the regional development program of Karanganyar Regency. The data analysis which used are Location Quotient analysis, Shift Share analysis, and combine both Location Quotient and Shift Share analysis.

The result shows that commodity which becoming base commodity in this part of big district in Karanganyar Regency is paddy rice, corn, peanuts, holistic, papaya, mango, cassava, vines, rambutan, cabbage, chili, gnetum gnemon, chickpeas, durian, carambola, guava, and breadfruit (for food material crop sub sector), ginger, kaempferia galanga, sugar cane, turmeric, cloves, kapok, coconut and cashew (for plantation crop sub sector), teak and mahogany (for forestry sub sector), free-range chicken, purebred chicken laying, beef cattle, sheep, goat, ducks, rabbits (for livestock sub sector), nila, tawes, carp, catfish (for fishery sub sector). According to result analysis of the proportional growth component of bases agricultural commodities each district in Karanganyar Regency, bases agricultural commodity having growth quickly are: paddy rice, corn, cassava, cassava tree vines, long beans, gnetum gnemon, avocado, eggplant, cucumber, tomato, rambutan, mangosteen, carambola, guava, soursop, papaya, banana, sapota, pineapple, durian, breadfruit, mangoes, beans, and holistic (for food material crop sub sector), sugar cane, kapuk, cashew, turmeric, ginger and cloves, kaempferia galan (for plantation crop sub sector), teak, mahogany, and other wood (for forestry sub sector), free-range chicken, broiler, ducks, beef cattle, goats, sheep and rabbits (for livestock sub sector), tawes, tilapia, catfish, carp and other fish (for fishery sub sector). According to result analysis of the regional growth component of bases agricultural commodity each district in Karanganyar

Page 15: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Regency, bases agricultural commodities having competitiveness are: paddy rice, corn, cassava, cassava tree vines, long beans, gnetum gnemon, avocado, eggplant, cucumber, tomato, rambutan, mangosteen, carambola, guava, soursop, papaya, banana, sapota, pineapple, durian, breadfruit, mangoes, beans, and holistic (for food material crop sub sector), Kapok, clove, coconut, cashew, turmeric, ginger and kaempferia galanga (for plantation crop sub sector), teak, mahogany, and other wood (for forestry sub sector), free-range chicken, chicken laying breed, broiler, ducks, beef cattle, goats, sheep, and rabbits (for livestock sub sector), tawes, carp, tilapia, catfish, and other fish (for fishery sub sector). According to result analysis the bases agricultural commodity development priority each district in Karanganyar Regency, agricultural commodity which require to be allowed for developing in every district in Karanganyar Regency is peanut, rambutan, durian, teak, mahogany, chickens day, ducks, goats, beef cattle (Jatipuro district), cassava trees, rambutan, ginger, clove, coconut, mahogany, sheep, other fish (Jatiyoso district), peanut, cashew, kapuk (Jumapolo district), parkia speciosa, djenkolic, carambola, durian, guava, soursop, sapota, mango, pineapple, papaya, lansium domesticum, kaempferia galanga, teak, cashew, chicken laying breeds (Jumantono district), pepper, eggplant, mustard greens, papaya, mango, lansium domesticum, citrus keprok, kaempferia galanga, robusta, teak, goats, rabbits, carp, tilapia, tawes, other fish (Matesih district), corn, cassava, vines, citrus avocado keprok, cloves, coffee, coconut, chicken robusta buras, sheep, goats, quail, beef cattle, catfish, carp (Ngargoyoso district) corn, cassava tree, garlic, durian, clove, horses, goats, rabbits, chickens broiler, nila (Tawangmangu district), paddy rice, cassava, vines, eggplant, string beans, carambola, guava, avocado, salak, lansium domesticum, buffalo, chicken day, sheep, beef cattle, carp (Karangpandan district), paddy rice, teak (Karanganyar district), gnetum gnemon, carambola, guava, papaya, banana, other wood, teak, buffalo, chicken, duck, lamb buras, rabbit, beef cattle, catfish, carp (Tasikmadu district), sapota, ducks, beef cattle (jaten district), kapuk, buffalo, carp, other fish (Colomadu district), gogo rice, broiler, catfish (Gondangrejo district), mahogany (Kebakkramat district), paddy rice, string beans, turmeric, kapok, mahogany, buffalo, carp, ducks, (Mojogedang district), paddy rice, chilli, mustard, mangosteen, jackfruit, breadfruit, citrus keprok, mahogany, lamb, rabbit, beef cattle (Kerjo district), onion, garlic, chilli, holistic, carrot, potato, cabbage, gnetum gnemon, beans, jackfruit, banana, breadfruit, salak, kaempferia galanga, robusta, panili, coconut, wood, chickens, beef cattle, buras catfish (Jenawi district).

Need more research regarding the priorities of the development of agricultural commodity bases in Karanganyar Regency using the Typology Klassen approach for the agricultural commodities of the development plan in the short term, medium term and long term.

Page 16: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS

KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN

DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

(Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis)

SKRIPSI

Program Studi Agribisnis

Oleh :

RATNA NUR PRIHATI H 0808039

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 17: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Implementasi UU RI No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan

UU RI No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan

Daerah, membawa konsekuensi pembangunan tidak lagi dikendalikan secara ketat

dari pusat namun sudah diserahkan kepada daerah Kabupaten/kota dalam otonomi

daerah yang seluas-luasnya (Anonim, 2004). Otonomi daerah yang berkembang

saat ini, di satu sisi memberikan kewenangan yang lebih luas bagi pemerintah

daerah dalam mengatur dan melaksanakan program-program pembangunan di

daerahnya, namun di sisi lain juga menuntut kesiapan daerah dalam

mempersiapkan dan melaksanakan berbagai kebijakan yang kini bergeser menjadi

tanggung jawab daerah (Usman et.al., 2001).

Pembangunan daerah di era otonomi daerah perlu dilaksanakan secara

terpadu, selaras, serasi dan seimbang serta sesuai dengan prioritas dan potensi

daerah (Tjiptoherijanto, 1997 dalam Sundari dan Nuning 2006). Dengan

demikian, pemerintah daerah perlu mengetahui sektor-sektor yang mempunyai

peranan dominan dalam perekonomian daerahnya, sehingga akan lebih

memudahkan pemerintah daerah dalam menetapkan sasaran pembangunan dan

memajukan daerahnya. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu daerah

otonom di provinsi Jawa Tengah, yang memberikan sumbangan kontribusi PDRB

Jawa Tengah terbesar peringkat keenam. Besarnya nilai dan kontribusi PDRB

masing-masing kabupaten terhadap PDRB Jawa Tengah pada tahun 2008-2010

dapat dilihat pada Tabel 1.

Pada tahun 2008-2010 Kabupaten Karanganyar dibandingkan dengan

kabupaten/kota yang lain di Jawa Tengah memberikan andil terbesar peringkat

keenam terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah dengan kontribusi berturut-turut

sebesar 3,46, 3,47, 3,49 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten

Karanganyar merupakan salah satu kabupaten yang masih mempunyai peranan

dominan dalam perekonomian di Jawa Tengah.

1

Page 18: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Tabel 1. Nilai dan Kontribusi PDRB Kabupaten Karanganyar terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2008-2010 (Juta Rupiah)

No Kabupaten 2008 2009 2010

Nilai % Nilai % Nilai % 1. Kab. Cilacap 2. Kab. Banyumas 3. Kab. Purbalingga 4. Kab. Banjarnegara 5. Kab. Kebumen 6. Kab. Purworejo 7. Kab. Wonosobo 8. Kab. Magelang 9. Kab. Boyolali 10. Kab. Klaten 11. Kab. Sukoharjo 12. Kab. Wonogiri 13. Kab. Karanganyar 14. Kab. Sragen 15. Kab. Grobogan 16. Kab. Blora 17. Kab. Rembang 18. Kab. Pati 19. Kab. Kudus 20. Kab. Jepara 21. Kab. Demak 22. Kab. Semarang 23. Kab. Temanggung 24. Kab. Kendal 25. Kab. Batang 26. Kab. Pekalongan 27. Kab. Pemalang 28. Kab. Tegal 29. Kab. Brebes 30. Kota Magelang 31. Kota Surakarta 32. Kota Salatiga 33. Kota Semarang 34. Kota Pekalongan 35. Kota Tegal

11.689.092,90 4.171.468,95 2.257.392,77 2.619.989,61 2.721.254,09 2.737.087,13 1.741.148,31 3.761.388,59 3.899.372,86 4.567.200,96 4.540.751,53 2.770.435,78 4.900.690,40 2.729.450,32 2.948.793,80 1.913.763,35 2.093.412,59 4.162.082,37

11.683.819,73 3.889.988,85 2.787.524,02 5.079.003,74 2.219.155,63 4.821.181,52 2.169.854,55 2.970.214,98 3.142.808,70 3.286.263,44 4.998.528,19

993.835,20 4.549.342,95

832.154,88 19.156.814,29

1.887.853,70 1.116.587,87

8,24 2,94 1,59 1,85 1,92 1,93 1,23 2,65 2,75 3,19 3,20 1,95 3,46 1,92 2,18 1,35 1,47 2,93 8,24 2,74 1,97 3,58 1,56 3,40 1,53 2,08 2,22 2,31 3,52 0,69 3,21 0,58

13,51 1,32 0,79

12.302.859,95 4.400.542,23 2.390.244,57 2.753.935,73 2.828.395,07 2.872.723,79 1.811.092,67 3.938.764,68 4.100.520,26 4.761.018,67 4.756.902,50 2.901.577,44 5.172.268,33 2.893.427,19 3.097.093,25 2.010.908,67 2.186.736,49 4.357.144,03

12.144.952,38 4.085.438,36 2.901.151,51 5.300.723,41 2.309.841,53 5.090.286,60 2.250.616,82 3.098.071,49 3.293.056,25 3.460.131,60 5.247.897,41 1.044.650,24 4.817.877,63

869.452,99 20.180.577,95 1.978.082,25 1.225.102,11

8,27 2,96 1,61 1,85 1,90 1,93 1,22 2,65 2,76 3,20 3,20 1,95 3,47 1,94 2,08 1,35 1,47 2,93 8,16 2,74 1,95 3,56 1,55 3,42 1,51 2,08 2,21 2,32 3,53 0,70 3,24 0,58

13,56 1,33 0,82

12.998.128,80 4.654.634,02 2.525.872,73 2.888.524,12 2.945.829,46 3.016.597,82 1.888.808,28 4.116.390,07 4.248.048,24 4.843.247,28 4.978.263,31 2.992.794,29 5.452.435,49 3.068.863,66 3.253.398,56 2.115.369,93 2.283.965,70 4.579.852,54

12.650.309,16 4.270.256,90 3.020.821,04 5.560.551,90 2.409.386,40 5.392.965,71 2.362.482,41 3.230.351,23 3.455.713,42 3.627.198,20 5.507.402,71 1.108.603,69 5.103.886,25

913.020,04 21.365.817,80 2.087.114,17 1.281.528,20

8,31 2,98 1,62 1,85 1.89 1,93 1,21 2,64 2,72 3,10 3,19 1,92 3,49 1,95 2,08 1,35 1,46 2,93 8,19 2,73 1,93 3,56 1,54 3,44 1,51 2,07 2,21 2,32 3,53 0,71 3,26 0,58

13,65 1,33 0,82

Total PDRB 141.809.707,65 100,00 148.834.066,05 100,00 156.198.433,53 100,00

Sumber: BPS Jawa Tengah, 2011

Perekonomian Kabupaten Karanganyar ditopang oleh 9 sektor yaitu sektor

pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor

listrik dan air minum; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran;

sektor angkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa; serta

sektor jasa-jasa. Sektor-sektor dominan dalam pembentukan Pendapatan

Page 19: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Domestik Regional bruto (PDRB) di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010

adalah sektor industri pengolahan; sektor pertanian; serta sektor perdagangan,

hotel dan restoran. Besarnya kontribusi masing-masing sektor tersebut terhadap

PDRB Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai dan Kontribusi PDRB Masing-masing Sektor Perekonomian Kabupaten Karanganyar Terhadap PDRB Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha PDRB

Rata-rata 2006 2007 2008 2009 2010

1. Pertanian

a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa 9. Jasa-jasa

858.106,43 (19,50)

568.939,25 (12,93)

71.368,66 (1,62)

208.769,38 (4,74)

4.513,51 (0,10)

4.515,62 (0,10)

37.296,16 (0,85)

2.320.190,58 (52,72)

61.677,76 (1,40)

106.244,46 (2,41)

451.040,34 (10,25)

125.699,88 (2,86)

94.453,55 (2,15)

346.592,57 (7,87)

905.914,29 (19,47)

599.775,76 (12,89)

76.175,69 (1,64)

220.653,36 (4,74)

4.650,72 (0,10)

4.658,76 (0,10)

38.519,48 (0,83)

2.460.944,82 (52,88)

64.416,42 (1,38)

111.684,18 (2,40)

469.806,10 (10,09)

130.215,96 (2,80)

98.632,69 (2,12)

373.920,56 (8,03)

988.203,76 (20,08)

663.837,46 (13,49)

83.880,40 (1,70)

230.847,55 (4,69)

4.805,35 (0,10)

4.833,00 (0,10)

39.547,95 (0,80)

2.563.118,36 (52,08)

66.863,21 (1,36)

116.419,59 (2,37)

506.353,94 (10,29)

135.392,91 (2,75)

102.673,88 (2,09)

402.881,12 (8,19)

996.230,41 (19,62)

658.689,92 (12,98)

85.523,45 (1,69)

241.743,55 (4,76)

5.014,38 (0,10)

5.259,09 (0,10)

42.249,08 (0,83)

2.646.368,64 (52,13)

70.052,49 (1,38)

124.149,85 (2,45)

518.411,95 (10,21)

141.756,51 (2,79)

108.271,02 (2,13)

429.059,93 (8,45)

1.147.090,09 (21,04)

783.027,32 (14,36)

98.019,44 (1,80)

254.985,24 (4,68)

5.318,20 (0,10)

5.739,89 (0,11)

43.817,82 (0,80)

2.769.046,93 (50,79)

73.016,74 (1,34)

129.900,06 (2,38)

560.665,60 (10,28)

151.172,77 (2,77)

114.698,80 (2,10)

463.026,68 (8,49)

979.108,99(19,94

654.853,94(13,33

82.993,53(1,69

231.399,82(4,72

4.860,43(0,10

5.001,27(0,10

40.286,09(0,81

2.551.933,87(52,12

67.205,32(1,37

117.679,63(2,40

506.655,59(10,22

136.847,61(2,79

103.745,99(2,12

403.096,17(8,21

Total PDRB 4.401.301,74 (100,00)

4.654.054,50 (100,00)

4.921.454,72(100,00)

5.076.549,88 (100,00)

5.452.435,49 (100,00)

4.906.559,26 (100,00)

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Kontribusi sektor industri pengolahan; sektor pertanian; serta sektor

perdagangan, hotel dan restoran terhadap PDRB Kabupaten Karanganyar tahun

2010, masing-masing adalah 52,12%; 19,94%; dan 10,22%. Sektor pertanian

merupakan sektor yang memberikan andil terbesar kedua setelah sektor industri

pengolahan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karanganyar.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Karanganyar (2011), persentase

kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Karanganyar terhadap PDRB atas dasar

Page 20: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

harga konstan tahun 2000 yaitu 19,50 % pada tahun 2006; 19,47% pada tahun

2007; 20,08% pada tahun 2008; 19,62% pada tahun 2009 dan 21,04% pada tahun

2010 sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi sektor pertanian cenderung

meningkat. (lihat tabel 2).

Sektor pertanian terbagi menjadi lima subsektor. Subsektor tanaman

bahan makanan menduduki peringkat pertama dalam kurun waktu 2006-2010

dengan memberikan kontribusi rata-rata PDRB sebesar 13,33 persen. Subsektor

peternakan menduduki peringkat kedua dengan kontribusi rata-rata PDRB sebesar

4,72 persen. Subsektor tanaman perkebunan rakyat menduduki peringkat ketiga

dengan kontribusi rata-rata PDRB sebesar 1,69 persen. Selanjutnya diikuti oleh

subsektor perikanan dan subsektor kehutanan yang menduduki peringkat terakhir

dengan kontribusi rata-rata PDRB 0,10 persen (lihat tabel 2).

Tantangan yang dihadapi Kabupaten Karanganyar dalam pelaksanaan

strategi pembangunannya adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan

produktivitas dan efisiensi sektor pertanian dalam menghasilkan berbagai

komoditas pertanian agar dapat memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya

bagi masyarakat, dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki daerahnya.

Peningkatan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian di Kabupaten

Karanganyar dapat dilakukan apabila pemerintah daerah mengetahui potensi

daerahnya di tiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar karena besarnya

kontribusi sektor pertanian di tingkat kabupaten ditentukan oleh besarnya nilai

produksi komoditas pertanian di tingkat kecamatan.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Karanganyar (2011), Kabupaten

Karanganyar memiliki luas wilayah 77.378,64 ha yang secara administratif terbagi

menjadi 17 kecamatan, yaitu Kecamatan Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, Jumantono,

Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan, Karanganyar, Tasikmadu,

Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Kebakkramat, Mojogedang, Kerjo, Jenawi.

Kecamatan-kecamatan tersebut secara umum berada di atas permukaan laut yakni

sebesar 511m – 2000m, Masing-masing kecamatan memiliki karakteristik dan

keadaan alam yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga Kabupaten

Karanganyar mampu menghasilkan komoditas pertanian yang beragam.

Page 21: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Kabupaten Karanganyar memiliki jumlah penduduk yang besar. Jumlah

penduduk yang besar tersebut merupakan suatu potensi pendukung bagi

keberhasilan pembangunan di Kabupaten Karanganyar karena penduduk

merupakan pelaku sekaligus sasaran dari kegiatan pembangunan itu sendiri.

Penduduk di Kabupaten Karanganyar memiliki matapencaharian yang bervariasi.

Komposisi penduduk Kabupaten Karanganyar menurut matapencahariannya dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2010

Mata pencaharian Tahun Rata-rata Persentase

2006 2007 2008 2009 2010 Petani Nelayan Pengusaha Buruh industri Buruh bangunan Pedagang Pengangkutan PNS/TNI/Polri Pensiunan Lain-lain

202.3670

8.519102.67748.36933.060

6.70420.050

9.276271.095

202.6530

8.985104.20449.09934.314

6.54620.013

9.593275.706

202.7940

9.384104.79849.36234.762

6.50120.169

9.764285.061

202.8110

9.846105.53649.61935.320

6.42719.908

9.976288.995

203.0970

10.312107.06350.34936.468

6.26920.16310.293

288.919

202.744,400,00

9.409,20104.855,60

49.359,6034.784,80

6.489,4020.060,60

9.780,40281.955,20

28,180

1,3114,57

6,864,830,902,791,36

39,19Jumlah 702.123 711.113 722.595 728.438 732.933 719.440,40 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 sebagian besar penduduk di

Kabupaten karanganyar bermatapencaharian sebagai petani sebesar 28,18 persen

dan diikuti oleh penduduk di Kabupaten Karanganyar yang bermatapencaharian

sebagai buruh industri yaitu sebesar 14,57 persen. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten agraris dimana

sebagian besar penduduk Kabupaten Karanganyar menggantungkan hidupnya

pada sektor pertanian sehingga sektor pertanian merupakan penyumbang

kontribusi yang berarti dalam memberikan sumber kehidupan/pendapatan bagi

penduduk di Kabupaten Karanganyar.

Analisis potensi wilayah kecamatan berbasis komoditas pertanian melalui

pendekatan Locationt Quotient dan Shift Share Analysis merupakan salah satu

cara untuk mengenali dan menggali potensi daerah Kabupaten Karanganyar

Page 22: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

khususnya potensi di sektor pertanian. Melalui location quotient dan shift share

analysis dapat ditentukan prioritas pengembangan komoditas pertanian yang

menjadi basis di masing-masing kecamatan. Informasi mengenai prioritas

pengembangan komoditas pertanian yang menjadi basis di masing-masing

kecamatan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam

menentukan rencana dan kebijakan pembangunan, sehingga pembangunan daerah

di Kabupaten Karanganyar dapat berjalan lebih efisien dan efektif.

B. Perumusan Masalah

Otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas kepada daerah,

khususnya kabupaten atau kota dalam melaksanakan program-program

pembangunannya, sehingga pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan

pembangunan dan dapat berjalan lebih cepat dan lebih berkualitas. Keberhasilan

pelaksanaan otonomi daerah sangat tergantung pada kemampuan daerah untuk

mengembangkan segenap potensi yang ada di daerahnya baik yang berasal dari

sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia.

Sumberdaya alam merupakan modal utama untuk melaksanakan

pembangunan daerah, oleh sebab itu setiap daerah atau kabupaten perlu jeli dalam

memberdayakan dan mengoptimalkan sumberdaya alam yang dimiliki agar

memberikan kemanfaatan maksimal dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu

potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Karanganyar adalah potensi di

sektor pertanian. Sektor pertanian di Kabupaten Karanganyar terdiri dari 5

subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan,

subsektor kehutanan, subsektor peternakan dan subsektor perikanan. Kelima

subsektor pertanian tersebut menghasilkan beragam komiditi pertanian yang

tersebar di 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

Komoditas sub sektor tanaman bahan makanan yang dihasilkan di masing-

masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar antara lain: padi sawah (Oryza

sativa), jagung (Zea mays), ubi kayu (Manihot utilisima), ubi jalar (Ipomoea

batatas), kedelai (Glycine max), kacang tanah (Arachis hipogaea), durian (Durio

sibethinus), jeruk (Citrus sp), nangka (Artocarpus intrega), pisang (Musa

paradisiaca), rambutan (Nephelium napaceum), salak (Salaca edulis), sukun

Page 23: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

(Artocarpus communis), kacang panjang (Vigna sinensis), cabe (Capticum

annum), tomat (Licepersicum lesculetum), terong (Solanum melongena). Beberapa

komoditas subsektor tabama yang produksinya menonjol dapat dilihat pada tabel

4.

Table 4. Produksi Beberapa Komoditas Subsektor Tabama di Kabupaten Karanganyar

Komoditas Jumlah Produksi (ton) 2006 2007 2008 2009 2010

1. Padi sawah 2. Ubi Kayu 3. Ubi Jalar 4. Jagung 5. Kacang Tanah 6. Wortel 7. Rambutan 8. Mangga 9. Sawi 10. Pisang

223.284,00 100.452,00

11.061,00 26.314,00

6.781,00 7.192,4,00

3.594,30 938,20

2.019,50 12.747,70

246.033,00 96.739,00 13.836,00 26.867,00

6.965,00 9.863,50 4.631,40 1.305,80 2.003,40

41.487,80

279.341,00 158.048,00

16.849,00 33.595,00

7.755,00 11.092,00 11.559,10

8.372,90 692,50

8.283,20

281.234,00 159.837,00

10.012,00 65.675,00 6.328,00 9.851,70 2.056,70 9.110,20 3.433,40 5.059,60

292.698,00 101.891,00

9.990,00 63.379,00 10.739,00 13.480,80

2.452,90 17.330,90

3.172,80 3.986,40

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Komoditas padi dari tahun 2006-2010 selalu mengalami peningkatan

produksi, akan tetapi produksi komoditas subsektor tabama yang lain cenderung

berfluktuasi. Produksi padi sawah pada tahun 2007 sebesar 246.033 ton,

mengalami peningkatan 10,19 % dari produksi tahun 2006. Produksi padi sawah

pada tahun 2008 sebesar 279.341 ton, mengalami peningkatan 13,54 % dari

produksi tahun 2007. Produksi padi sawah pada tahun 2009 sebesar 281.234 ton,

mengalami peningkatan 0,68% dari tahun sebelumnya dan produksi padi sawah

pada tahun 2010 sebesar 292.698 ton, mengalami penurunan 4,08 % dari tahun

2009.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Karanganyar (2011), komoditas

subsektor perkebunan yang dihasilkan di Kabupaten Karanganyar antara lain

kelapa (Cocoa mucifera), kapuk (Ceiba pentrada Gaerin), cengkeh (Eugenia

aromatica), lada (Piper nigrum), kopi (Coffea sp). Komoditas subsektor

kehutanan yang tercatat di Kabupaten Karanganyar berupa jati (Tectona grandis

L), mahoni (Swietenia mahogany) dan kayu lain.

Page 24: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Komoditas sub sektor peternakan di Kabupaten Karanganyar antara lain

ayam buras, ayam pedaging, ayam ras (Galls sp), itik (Anas javanicus), sapi

potong (Bos sp), kerbau (Bubalus), dan kambing (Capra sp). Dari komoditas

peternakan tersebut yang paling banyak diusahakan adalah ayam pedaging.

Populasi ayam pedaging di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 yaitu

1.488.404 ekor.

Subsektor perikanan di Kabupaten Karanganyar meliputi usaha perikanan

darat yang dihasilkan dari cek dam 60.890 kg, kolam air tenang 1.077.700 kg,

sungai 356.390 kg dan waduk 55.920 kg. Sementara itu telah dilakukan penebaran

benih karper, tawes, nila, gurami dan lele.

Pengoptimalan potensi sektor pertanian dapat dilakukan dengan penentuan

prioritas pengembangan komoditas pertanian yang menjadi basis di masing-

masing kecamatan. Berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan oleh Kabupaten

Karanganyar, tentunya tidak semua memiliki potensi yang besar untuk

dikembangkan di tiap kecamatan. Komoditas-komoditas pertanian yang

mendapatkan prioritas untuk dikembangkan diharapkan dapat menjadikan sektor

pertanian sebagai pendorong perkembangan sektor perekonomian lainnya

sehingga pembangunan daerah di Kabupaten Karanganyar dapat berjalan lebih

efisien dan efektif.

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam

Pembangunan Daerah di Kabupaten Karanganyar (Pendekatan Location Quotient

dan Shift Share Analysis) adalah:

1. Komoditas pertanian apa saja yang menjadi komoditas pertanian basis

masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar?

2. Komoditas pertanian basis apa saja yang mempunyai pertumbuhan cepat dan

daya saing yang baik di masing-masing kecamatan di Kabupaten

Karanganyar dilihat dari nilai komponen pertumbuhan proporsional (PP) dan

nilai komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW)?

3. Komoditas pertanian basis apa saja yang diprioritaskan untuk dikembangkan

di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar?

Page 25: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui komoditas pertanian basis di masing-masing kecamatan di

Kabupaten Karanganyar.

2. Mengetahui komoditas pertanian basis yang mempunyai pertumbuhan cepat

dan daya saing yang baik di masing-masing kecamatan di Kabupaten

Karanganyar.

3. Mengetahui komoditas pertanian basis yang diprioritaskan untuk

dikembangkan di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai sarana menambah pengetahuan

berkaitan dengan topik penelitian dan sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Bagi pemerintah Kabupaten Karanganyar, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi pertimbangan dalam menetapkan kebijakan pembangunan pertanian,

khususnya dalam rangka pemetaan dan penentuan prioritas pengembangan

komoditas pertanian basis di Kabupaten Karanganyar.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan

informasi, wawasan ilmu pengetahuan terutama dalam hal keterkaitan potensi

wilayah dengan pembangunan daerah serta sebagai referensi bagi penelitian

sejenis.

Page 26: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Hastutiningsih (2010), yang berjudul Pembangunan

Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian di Kabupaten Sragen,

menyatakan bahwa komoditas pertanian yang paling menjadi basis di banyak

kecamatan Kabupaten Sragen adalah padi sawah, kelapa, wijen, domba, dan katak

hijau. Padi sawah menjadi basis pada sebelas kecamatan. Jenis padi yang ditanam

di Kabupaten Sragen meliputi padi IR64, Menthik, Pandhan Wangi, dan padi

organik. Kecamatan yang memiliki nilai LQ rata-rata tertinggi untuk komoditas

padi sawah adalah kecamatan Sidoharjo yaitu sebesar 1,77, artinya keseluruhan

produksi padi sawah yang ada sebanyak 1 bagian untuk memenuhi kebutuhan di

kecamatan Sidoharjo dan 0,77 bagian lainnya untuk ekspor atau memenuhi

kebutuhan di luar daerah Kecamatan Sidoharjo.

Yuliani (2005) dalam penelitiannya tentang “Analisis Identifikasi dan

Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Wilayah di Kabupaten

Karanganyar” menunjukkan bahwa yang menjadi sektor basis di Kabupaten

Karanganyar adalah Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran. Sektor pertanian dengan nilai LQ rata-rata dari tahun 1999-2003

sebesar 0,54 bukan merupakan sektor basis di Kabupaten Karanganyar. Subsektor

pertanian yang menjadi basis yaitu subsektor kehutanan dengan nilai LQ rata-rata

3,328, sedangkan subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan dan

perikanan bukan merupakan subsektor basis di Kabupaten Karanganyar.

Annisah (2007) dalam penelitiannya tentang “Identifikasi Sektor Pertanian

dalam Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Cirebon” mengatakan bahwa

dari analisis LQ, sektor perekonomian yang menjadi sektor basis adalah sektor

pertanian; bangunan; perdagangan; pengangkutan dan komunikasi; keuangan; dan

jasa. Subsektor tanaman perkebuanan, peternakan dan perikanan merupakan

subsektor pertanian basis. Dengan menggunakan gabungan analisis LQ, PP dan

PPW dapat diketahui prioritas pengembangan sektor pertanian. Sektor yang

menjadi prioritas utama untuk dikembangkan tidak ada. Prioritas kedua adalah

10

Page 27: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sektor pertanian; bangunan; keuangan; persewaan dan jasa perusahaan;

pengangkutan dan komunikasi; perdagangan; listrik, gas dan air bersih; serta jasa.

Prioritas ketiga adalah pertambangan dan penggalian. Prioritas keempat adalah

industri pengolahan. Subsektor pertanian yang menjadi prioritas pertama untuk

dikembangkan adalah subsektor tanaman perkebunan dan peternakan, prioritas

kedua yaitu perikanan, prioritas ketiga adalah kehutanan, prioritas keempat tidak

ada yang memenuhi, prioritas kelima adalah tanaman bahan makanan.

Beberapa penelitian tersebut diatas digunakan sebagai referensi karena

penelitian tersebut dilaksanakan menggunakan metode analisis yang sama dengan

penelitian ini yaitu analisis Location Quotient dan Shift Share.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan dan perencanaan pembangunan

Pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus suatu tekad

masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi

proses sosial, ekonomi dan institusioanal demi mencapai kehidupan yang serba

lebih baik. Apapun komponen yang spesifik atas “kehidupan yang serba lebih

baik”, bertolak dari tiga nilai pokok proses perkembangan di semua masyarakat

harus memiliki tiga tujuan inti yaitu (Todaro, 2000):

a. Peningkatan ketersediaan serta peningkatan distribusi berbagai macam barang

kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan

perlindungan keamanan.

b. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan,

tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas

pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai cultural dan

kemanusiaan yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki jati diri

pribadi dan bangsa yang bersangkutan.

c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa

secara keseluruhan yakni dengan membebaskan mereka dari belitan sikap

menghamba dan ketergantungan bukan hanya terhadap orang atau negara

bangsa lain namun juga terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan

nilai-nilai kemanusiaan mereka.

Page 28: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Perencanaan pembangunan yaitu suatu upaya pemerintah untuk

mengkoordinasi semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang untuk

mempengaruhi secara langsung serta mengendalikan pertumbuhan variabel-

variabel ekonomi yang penting (penghasilan, konsumsi, lapangan kerja, investasi,

tabungan, ekspor-impor dan lain sebagainya) suatu negara dalam rangka mencapai

keputusan pendahuluan mengenai tujuan-tujuan pembangunan. Rancana bisa

bersifat komprehensif (multisektoral), bisa bersifat parsial (lokal). Rencana yang

komprehensif targetnya semua aspek penting yang menyangkut perekonomian

nasional, sedangkan yang parsial meliputi sebagian dari ekonomi nasional, seperti

sektor pertanian, perindustrian, sektor pemerintahan sektor swasta dan lain

sebagainya (Suryana, 2000).

Menurut Arsyad (2004), pemerintah harus menetapkan kebijakan

pembangunan yang tepat demi berhasilnya rencana pembangunan dan untuk

menghindari kesulitan yang mungkin timbul dalam proses pelaksanaanya, unsur-

unsur utama pembangunan meliputi:

a) Penyelidikan potensi pembangunan, survey sumber daya nasional, penelitian

ilmiah, penelitian pasar.

b) Penyediaan prasarana yang memadai (air, listrik, transportasi dan

telekomunikasi) apakah oleh badan usaha negara atau swasta.

c) Penyediaan fasilitas latihan khusus dan juga pendidikan umum yang memadai

untuk menyediakan keterampilan yang diperlukan.

d) Perbaikan landasan hukum bagi kegiatan perekonomian, khususnya peraturan

yang berkaitan dengan hak atas tanah, perusahaan dan transaksi ekonomi.

e) Bantuan untuk menciptakan pasar yang lebih banyak dan lebih baik.

f) Menemukan dan membantu pengusaha yang potensial, baik dalam negeri

maupun luar negeri.

g) Peningkatan pemanfaatan sumberdaya secara lebih baik, baik swasta maupun

negara.

Keberhasilan perencanaan pembangunan dapat dinilai terutama dengan

menguji berbagai usulan dari masing-masing unsur tersebut. Kebijaksanaan yang

Page 29: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

lebih baik dapat membantu keberhasilan suatu perencanaan, tetapi dia tidak dapat

menjamin keberhasilan.

2. Pembangunan Ekonomi

Menurut Suryana (2000), pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu

proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

meningkat dalam jangka panjang. Definisi ini mengandung 3 unsur; (1)

pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berarti yang terus-menerus yang di

dalamnya telah mengandung unsur-unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru,

(2) usaha meningkatkan pendapatan per kapita, (3) kenaikan pendapatan per

kapita harus berlangsung dalam jangka panjang.

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan

riil per kapita. Sehingga tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk

meningkatkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produksi. Pada

umumnya dapat dikatakan bahwa tingkat output pada suatu saat tertentu

ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya baik sumber daya alam maupun

sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan

ekonomi (sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri (Irawan dan

Suparmoko 2002).

Keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh 3 pokok, yaitu: (1)

berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya

(basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai

manusia, (3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom from

servitude) yang merupakan salah satu dari hak manusia (Todaro, 2002).

3. Otonomi Daerah

Menurut Soenarto (2001), dengan otonomi daerah berarti memindahkan

sebagian besar kewenangan yang tadinya berada di pemerintah pusat menjadi

wewenang daerah otonom, sehingga pemerintah daerah otonom dapat lebih cepat

dalam merespon tuntutan masyarakat daerah sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki. Karena kewenangan membuat kebijakan (perda) sepenuhnya menjadi

wewenang daerah otonom, maka dengan otonomi daerah pelaksanaan tugas

Page 30: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

umum pemerintahan dan pembangunan akan dapat berjalan lebih cepat dan lebih

berkualitas. Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sangat tergantung pada

kemampuan keuangan daerah (PAD), sumber daya manusia yang dimiliki daerah,

serta kemampuan daerah untuk mengembangkan segenap potensi yang ada di

daerah otonom.

Otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas kepada daerah,

khususnya kabupaten/kota dalam melaksanakan program-program

pembangunannya. Banyak aspek yang dapat dilakukan secara mandiri di tingkat

pertanggungjawaban suatu program pembangunan. Otonomi daerah di sisi lain

juga menuntut kesiapan daerah dalam mempersiapkan dan melaksanakan berbagai

kebijakan yang kini bergeser menjadi tanggung jawab daerah. Kesiapan sumber

daya manusia dan pemerintah daerah saja tidak cukup tanpa didukung oleh

komponen lain, misalnya kesiapan masyarakat di daerah dan kondisi sumber daya

alam. Daerah dalam konsep otonomi daerah mempunyai keunikan/karakteristik

tersendiri. Karakteristik tersebut antara lain masing-masing wilayah administratif

mempunyai potensi sumber daya alam, etnis, budaya/tradisi, sumber daya

manusia yang beragam dan khas. Dalam konsep otonomi daerah diharapkan

berbagai potensi yang ada di daerah dapat secara optimal mendukung pelaksanaan

pembangunan (Usman et.al., 2001).

4. Pembangunan Daerah dan Perencanaan Pembangunan Daerah

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada

penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada

kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan

menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik

secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif

yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan

kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi (Arsyad,

2004).

Pembangunan daerah pada umumnya mencakup berbagai dimensi

pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap. Pada awalnya, kegiatan

pembangunan daerah biasanya ditekankan pada pembangunan fisik untuk

Page 31: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mendorong pertumbuhan ekonomi, kemudian diikuti dengan pembangunan sosial

politik. Namun demikian, tahapan ini bukanlah merupakan suatu ketentuan yang

berlaku umum, karena setiap daerah mempunyai potensi pertumbuhan yang

berbeda dengan daerah lain. Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,

kondisi sosial, budaya, ekonomi, ketersediaan infrastruktur dan lainnya sangat

berpengaruh pada penerapan konsep pembangunan yang dilaksanakan

(Adisasmita, 2006).

Perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan agar semua daerah dapat

melaksanakan pembangunan secara proporsional dan merata sesuai dengan

potensi yang ada di daerah tersebut. Manfaat perencanaan pembangunan daerah

adalah untuk pemerataan pembangunan atau perluasan dari pusat ke daerah. Bila

perencanaan pembangunan daerah dan pembangunan daerah berkembang dengan

baik maka diharapkan bahwa kemandirian daerah dapat tumbuh dan berkembang

sendiri (mandiri) atas dasar kekuatan sendiri. Dengan demikian maka kenaikan

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut tidak terlalu

bergantung dari pusat tetapi relatif cukup didorong dari daerah yang bersangkutan

(Soekartawi, 1990).

5. Pembangunan Pertanian

Secara umum dapat dikemukakan bahwa pembangunan pertanian

diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dan nelayan,

memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mengisi dan memperluas

pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Ini dilakukan melalui

pertanian yang maju, efisien dan tangguh sehingga makin mampu meningkatkan

dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan derajad pengolahan

produksi dan menunjang pembangunan wilayah (Kamaluddin, 1998).

Pembangunan pertanian patut mengedepankan potensi kawasan dan

kemampuan masyarakatnya. Keunggulan komparatif yang berupa sumber daya

alam perlu diiringi dengan peningkatan keunggulan kompetitif yang diwujudkan

melalui penciptaan sumber daya manusia tani yang semakin profesional.

Masyarakat tani terutama masyarakat tani tertinggal sebagai sasaran

pemberdayaan masyarakat perlu terus didampingi sebagai manusia tani yang

Page 32: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

makin maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan. Sumber daya alam dan manusia

patut menjadi dasar bagi pembangunan pertanian masa depan (Wibowo, 2002).

Rencana pembangunan pertanian di masa yang akan datang, khususnya di

era otonomi daerah, perlu disusun berdasarkan suatu konsep pembangunan

pertanian yang mengedepankan eksistensi petani sebagai produsen yang

memerlukan topangan infrastruktur dan kebijakan agar: (i) proses untuk

menghasilkan produk (massa hayati) dapat berlangsung secara efektif dan efisien,

(ii) produk yang dihasilkan dapat ditingkatkan nilai ekonominya melalui proses

pengolahan yang tepat, (iii) produk yang telah diolah memiliki ketahanan kualitas

terhadap rentang waktu selama proses pemasaran, (iv) produk memiliki daya

saing di pasaran dalam dan luar negeri (Usman et.al., 2001).

Pemerintah pusat dalam hal ini hanya merancang pelaksanaan yang

bersifat makro, sedangkan pemerintah daerah merancang pelaksanaan pencapaian

target sesuai dengan kondisi wilayah. Dalam perspektif kebijakan yang demikian,

maka pemerintah daerah benar-benar dituntut agar mampu melaksanakan

kebijakan tersebut secara maksimal, untuk mengelola sumber daya spesifik lokasi.

Sebagai bahan perencanaan diperlukan suatu analisis potensi wilayah baik dalam

aspek biofisik maupun sosial ekonomi. Dalam rangka memanfaatkan potensi

tersebut, peran serta masyarakat secara partisipatif perlu didorong dan

dikembangkan (Sudaryanto et.al., 2002).

6. Peranan Sektor Pertanian

Peranan sektor pertanian dirasa masih penting walaupun kemajuan sektor

industri berkembang begitu cepat dalam perekonomian disuatu daerah. Pentingnya

sektor pertanian dalam perekonomian dapat dilihat dari berbagai hal, antara lain

dilihat dari masih relatif besarnya pangsa sektor pertanian terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB), sektor pertanian juga merupakan pemasok bahan baku

bagi industri, mampunya sektor ini menyediakan pangan dan gizi, dapat menyerap

banyak tenaga kerja dan semakin signifikannya kontribusi sektor pertanian dalam

meningkatkan ekspor non migas (Soekartawi, 1996).

Page 33: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Menurut Kamaluddin (1998), peranan sektor pertanian dalam

pembangunan yang utama diantaranya adalah sehubungan dengan pertimbangan-

pertimbangan berikut:

a. Sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang memiliki usaha yang

menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

b. Sektor pertanian di negara-negara berkembang merupakan sumber utama

untuk pemenuhan kebutuhan pokok terutama pangan.

c. Sektor pertanian merupakan sumber atau penyedia input tenaga kerja yang

sangat besar untuk menunjang pembangunan sektor-sektor lainnya, terutama

industri.

d. Sektor pertanian dapat juga berperan sebagai sumber dana dan daya yang

utama dalam menggerakkan dan memacu pertumbuhan ekonomi di sebagian

besar negara berkembang.

e. Sektor pertanian merupakan pasar yang potensial bagi hasil output sektor

modern di perkotaan yang ditumbuhkembangkan.

Pengalaman pembangunan nasional sampai dengan munculnya krisis

ekonomi pada tahun 1997 menunjukkan betapa pentingnya posisi pembangunan

pertanian dalam mendukung perekonomian nasional. Ketahanan pangan nasional

menurun secara drastis, dimana impor beras nasional mencapai puncaknyapada

tahun 1998 dan munculnya krisis pangan (kelaparan) karena lemahnya akses

pangan (daya beli) di beberapa wilayah di tanah air. Krisis ekonomi dan pangan

tersebut merefleksikan bahwa pembangunan nasional yang tidak didasarkan atas

kondisi riil struktur perekonomian nasional akan rentan terhadap gejolak faktor

eksternal dan tidak berkelanjutan. Kondisi riil perekonomian nasional tersebut

dicirikan oleh dominasi sektor pertanian dan pedesaan dalam GDP dan

kesempatan kerja nasional. Karena itu pembangunan nasional perlu diarahkan

kepada pemanfaatan potensi sumber daya alam, peningkatan produktivitas tenaga

kerja pedesaan dan pengembangan potensi pasar dalam negeri yang sangat besar

(Sudaryanto dan I Wayan, 2002).

Page 34: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

7. Teori Ekonomi Basis

Teori ekonomi basis menyatakan bahwa faktor penentu utama

pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan

permintaan barang dan jasa dari suatu daerah. Proses produksi di sektor industri di

suatu daerah yang menggunakan sumber daya produksi (SDP) lokal, termasuk

tenaga kerja dan bahan baku, dan outputnya di ekspor akan menghasilkan

pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita, dan penciptaan

peluang kerja di daerah tersebut. Pertanyaan yang muncul dari teori ekonomi basis

adalah sanggupkah setiap provinsi memanfaatkan peluang ekspor yang ada,

terutama dalam era otonomi daerah dan era perdagangan bebas (Tambunan,

2001).

Teori ekonomi basis digunakan untuk mengetahui apakah suatu sektor

merupakan sektor basis atau non basis. Ada beberapa metode pengukuran dalam

teori ekonomi basis, yaitu metode pengukuran langsung dan metode pengukuran

tidak langsung. Metode pengukuran langsung dapat dengan survey langsung

untuk mengidentifikasikan sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini

menentukan sektor basis dengan tepat. Akan tetapi metode ini memerlukan biaya,

waktu dan tenaga kerja lebih banyak. Mengingat hal tersebut di atas, maka

sebagian besar pakar ekonomi wilayah menggunakan metode pengukuran tidak

langsung. Beberapa metode pemgukuran tidak langsung, yaitu: (1) metode melalui

pendekatan asumsi, (2) metode Location Quotient, (3) metode kombinasi 1 dan 2,

(4) metode kebutuhan minimum (Budiharsono, 2005).

Menurut Arsyad (2004), Location Quotient merupakan suatu teknik yang

digunakan untuk memperluas analisis shift share. Teknik ini untuk mengukur

dalam menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajad self

sufficiency suatu sektor. Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi

menjadi 2 golongan;

a. Kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar

daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industri basis.

b. Kegiatan ekonomi atau industri yang hanya melayani pasar di daerah tersebut.

Jenis ini disebut industri non basis atau industri lokal.

Page 35: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif

sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/Kota) terhadap

sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam skala provinsi atau

nasional. Dengan kata lain, LQ dapat menghitung perbandingan antara share

output sektor i di kota dan share output sektor i di provinsi:

Xir/Xr LQ= ---------- Xin/Xn

Dengan X= output (PDRB); r= regional dan n= nasional.

LQ >1 mengindikasikan ada kegiatan ekspor di sektor tersebut atau sektor basis

(B), sedangkan LQ<1 disebut sektor non basis (NB).

Ada beberapa keunggulan dari metode LQ, antara lain:

a) Metode LQ memperhitungkan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung

b) Metode LQ sederhana dan tidak mahal serta dapat ditrapkan pada data

historis untuk mengetahui trend.

Beberapa kelemahan metode LQ adalah (Bappenas, 2007):

a) Berasumsi bahwa pola permintaan di setiap daerah identik dengan pola

permintaan bangsa dan bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor

regional sama dengan produktivitas tiap pekerja dalam industri-industri

nasional.

b) Berasumsi bahwa tingkat ekspor bergantung pada tingkat disagregasi.

8. Teori Komponen Pertumbuhan Wilayah

Keragaman dalam struktur industri menimbulkan perbedaan pertumbuhan

output produksi dan kesempatan kerja. Wilayah yang tumbuh cepat disebabkan

karena struktur industri/sektornya mendukung dalam arti lain sebagian sektornya

mempunyai laju pertumbuhan yang cepat. Sedangkan bagi wilayah yang

pertumbuhannya lamban, sebagian besar sektornya mempunyai laju pertumbuhan

lamban. Untuk mengidentifikasi sumber atau komponen pertumbuhan wilayah

lazim digunakan analisis shift share (Budiharsono, 2005).

Analisis shift share merupakan teknik yang sangat berguna dalam

menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan

perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau

Page 36: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan

daerah yang lebih besar (regional atau nasional). Analisis ini memberikan data

tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain,

yaitu (Arsyad, 2004):

a) Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan

pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada

sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan

b) Pergeseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif,

pertumbuhan atau penurunan pada daerah dibandingkan dengan

perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan. Pengukuran ini

memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah

terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang

perekonomian yang dijadikan acuan

c) Pergeseran diferensial (differential shift) membantu kita dalam menentukan

seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang

dijadikan acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu

industri adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya saingnya

ketimbang industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan.

Analisis wilayah/regional merupakan kegiatan utama dalam proses

perencanaan pembangunan atau pengembangan wilayah. Analisis shift share

adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis data statistik

regional, baik berupa pendapatan per kapita, output, tenaga kerja maupun data

lainnya. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengamati struktur

perekonomian daerah dan perubahannya secara deskriptif, dengan cara

menekankan bagian-bagian dari pertumbuhan sektor atau industri di daerah, dan

memproyeksikan kegiatan ekonomi di daerah tersebut dengan data yang terbatas

(Firdaus, 2007).

Penentuan komoditas unggulan dapat dijelaskan menggunakan analisis

shift share. Penentuan komoditas unggulan dicirikan oleh komponen defferential

shift (D) dan proportional shift (P). Komponen ini digunakan sebagai kriteria

kinerja komoditas pada tahap pertama. Komponen D yang positif menunjukkan

Page 37: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

keunggulan komoditas tertentu dibandingkan dengan komoditas serupa di daerah

lain, sedangkan komponen P yang positif menunjukkan komposisi industri yang

sudah relatif baik dibandingkan dengan nasional (Firdaus, 2007).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu daerah otonom juga

mempunyai wewenang yang lebih luas untuk menentukan kebijakan dalam

pembangunan di daerahnya sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki.

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Karanganyar dapat lebih efektif dan

lebih efisien jika perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Karanganyar

dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan potensi di daerahnya. Untuk itu,

Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar harus mampu mengenali dengan baik

potensi daerah sendiri, menggalang kemampuan untuk menggali, mengoptimalkan

dan mengembangkan semua potensi daerah yang dimiliki dalam ruang lingkup

pemerintahannya.

Teori ekonomi basis dan teori komponen pertumbuhan merupakan teori

yang dapat digunakan untuk mengetahui komoditas pertanian yang layak

mendapat prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Karanganyar dengan cara

menganalisis data nilai produksi masing-masing komoditas pertanian. Teori

ekonomi basis dapat dilakukan dengan metode pengukuran langsung maupun

tidak langsung. Metode pengukuran langsung dilakukan dengan menggunakan

survey secara langsung terhadap objek yang diteliti. Sedangkan metode secara

tidak langsung ada 4 cara yaitu, metode pendekatan asumsi, metode Location

Quotient (LQ), metode kombinasi dan metode kebutuhan minimum. Dalam teori

ini metode ekonomi basis yang digunakan adalah metode Location Quotient (LQ).

Metode Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui komoditas

pertanian di Kabupaten Karanganyar termasuk komoditas pertanian basis atau non

basis di masing-masing kecamatan dengan cara menghitung nilai LQ dari setiap

komoditas pertanian yang dihasilkan di Kabupaten Karanganyar. Apabila nilai

LQ>1 maka komoditas pertanian tersebut termasuk komoditas pertanian basis.

Apabila nilai LQ<1 maka komoditas petanian tersebut termasuk komoditas

pertanian non basis.

Page 38: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Teori komponen pertumbuhan (analisis shift share) digunakan untuk

mengetahui komponen pertumbuhan komoditas pertanian basis di Kabupaten

Karanganyar. Komponen pertumbuhan dalam analisis shift share meliputi

komponen pertumbuhan nasional (PN), komponen pertumbuhan proporsional

(PP), dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Namun dalam

penelitian “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian

Dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Karanganyar” ini, komponen yang

digunakan hanya komponen pertumbuhan proporsional (PP) dan komponen

pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Apabila PP positif maka komoditas

pertanian tersebut pertumbuhannya cepat dan sebaliknya apabila PP negatif, maka

komoditas pertanian tersebut pertumbuhannya lambat. Apabila PPW positif, maka

komoditas pertanian tersebut mempunyai daya saing baik jika dibandingkan

dengan komoditas yang sama di wilayah lainnya dan sebaliknya apabila PPW

negatif, maka komoditas pertanian tersebut tidak mempunyai daya saing jika

dibandingkan dengan komoditas pertanian yang ada di wilayah lainnya.

Penentuan prioritas komoditas pertanian basis yang layak untuk

dikembangkan dalam pembangunan daerah di Kabupaten Karanganyar dilakukan

dengan menggunakan gabungan ekonomi basis (Metode LQ) dan metode shift

share (analisis pertumbuhan proporsional/PP dan komponen pertumbuhan pangsa

pasar/PPW). Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas pertama untuk

dikembangkan adalah komoditas pertanian yang mempunyai nilai LQ>1, PP

positif dan PPW positif. Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas kedua

untuk dikembangkan adalah komoditas yang mempunyai nilai LQ>1, PP negatif,

PPW positif dan atau komoditas pertanian yang mempunyai nilai LQ>1, PP

positif, PPW negatif. Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas alternatif

untuk dikembangkan adalah komoditas pertanian yang mempunyai nilai LQ>1,

PP negatif dan PPW negatif.

Alur pemikiran penelitian sebagaimana yang dijelaskan di atas dapat

digambarkan seperti yang tercantum pada Gambar 1.

Page 39: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar 1. Kerangka Pemikiran dalam Penentuan Komoditas Pertanian Basis Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Pembangunan Daerah Kabupaten Karanganyar

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karanganyar

Analisis Potensi Wilayah Kecamatan

Sektor Pertanian

Sub Sektor Pertanian: 1. Sub sektor tabama 2. Sub sektor perkebunan 3. Sub sektor kehutanan 4. Sub sektot peternakan 5. Sub sektor prikanan

Sektor Non Pertanian

Komoditas

Nilai Produksi Komoditas

Teori Ekonomi Basis

Metode Pengukuran Tak Langsung

Metode Pengukuran Langsung

Pendekatan Asumsi

Metode Location Quotient

Metode Kombinasi

Metode Kebutuhan Minimum

LQ>1 Komoditas

Pertanian Basis

LQ<1 dan LQ=1 Komoditas

Pertanian Non Basis

Otonomi Daerah

Teori Komponen Pertumbuhan

Analisis Shift Share

PN PP PPW

PP positif, Pertumbuhan cepat PP negatif, Pertumbuhan lambat

PPW positif,Punya daya saing baikPPW negatiTidak punya daya saing

Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis· Prioritas Pertama = LQ > 1, PP Positif, PPW · Prioritas Kedua = LQ > 1, PP Negatif, PPW

= LQ > 1, PP positif, PPW Negatif· Alternatif = LQ > 1, PP Negatif, PPW Positif

Page 40: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

D. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini memusatkan pada analisis data nilai produksi komoditas

pertanian di Kabupaten Karanganyar dan nilai produksi komoditas pertanian

di setiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

2. Harga komoditas pertanian yang digunakan adalah harga rata-rata komoditas

pertanian di tingkat produsen periode tahun 2009-2010 di Kabupaten

Karanganyar.

3. Komoditas pertanian yang diteliti adalah komoditas pertanian yang dihasilkan

di Kabupaten Karanganyar selama tahun 2009-2010, yang datanya tersedia,

dipublikasikan, dan kontinuitasnya terjaga.

E. Asumsi-asumsi

1. Kebutuhan barang akan dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi wilayah

sendiri dan kekurangannya akan dibeli dari kecamatan lain yang berada di

wilayah Kabupaten Karanganyar maupun di luar Kabupaten Karanganyar.

2. Terdapat pola permintaan yang sama antara kecamatan dengan Kabupaten

Karanganyar.

3. Biaya antara untuk masing-masing komoditas di setiap kecamatan di

Kabupaten Karanganyar dianggap sama.

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap data-data untuk mengetahui keadaan

sebenarnya.

2. Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk

dikembangkan.

3. Wilayah adalah suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang

bagian-bagiannya bergabung secara internal. Dalam penelitian ini, yang

dimaksud wilayah adalah kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

4. Komoditas adalah produk yang dihasilkan oleh suatu usaha/kegiatan dengan

menggunakan sumberdaya yang tersedia di Kabupaten Karanganyar.

5. Komoditas pertanian adalah komoditas yang dihasilkan oleh suatu kegiatan di

sektor pertanian di Kabupaten Karanganyar yaitu sebanyak 73 komoditas.

Page 41: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

6. Analisis potensi wilayah kecamatan berbasis komoditas pertanian adalah

penyelidikan terhadap potensi/kemampuan/keunggulan wilayah kecamatan di

Kabupaten Karanganyar yang didasarkan pada komoditas pertanian yang

dihasilkan oleh kecamatan tersebut.

7. Nilai produksi komoditas pertanian adalah hasil yang diterima suatu

komoditas pertanian, yang diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi

suatu komoditas pertanian dalam satu tahun dengan harga rata-rata komoditas

pertanian ditingkat produsen dalam satu tahun di Kabupaten Karanganyar

yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

8. Komoditas pertanian basis adalah komoditas pertanian yang mampu

memenuhi kebutuhan suatu kecamatan di Kabupaten Karanganyar serta dapat

di ekspor di wilayah lain. Komoditas pertanian basis menurut metode

Location Quotient (LQ) adalah komoditas pertanian yang memiliki nilai LQ

>1.

9. Komoditas pertanian non basis adalah komoditas pertanian yang tidak

mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan di wilayahnya maupun

yang hanya mampu memenuhi kebutuhan di wilayahnya dan tidak dapat

diekspor ke wilayah lain. Komoditas pertanian non basis menurut analisis

Location Quotient (LQ) adalah komoditas pertanian yang mempunyai nilai

LQ

10. Ekspor adalah menjual komoditas ke luar wilayah baik wilayah lain di dalam

negeri maupun ke luar negeri. Dalam penelitian ini ekspor adalah menjual

komoditas pertanian ke luar wilayah kecamatan baik di dalam wilayah

Kabupaten Karanganyar maupun di luar wilayah Kabupaten Karanganyar.

11. Pertumbuhan Proporsional (PP) adalah pertumbuhan suatu produksi

komoditas pertanian dibandingkan dengan komoditas pertanian lain di

Kabupaten Karanganyar yang disebabkan oleh faktor dari luar, misalnya

perbedaan ketersediaan faktor produksi, perbedaan kebijakkan pemerintah di

bidang pertanian, perbedaan struktur dan keragaman pasar. Nilai PP positif

menunjukkan bahwa komoditas pertanian yang diteliti pertumbuhannya

Page 42: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

cepat, sedangkan nilai PP negatif menunjukkan bahwa komoditas pertanian

yang diteliti pertumbuhannya lambat.

12. Pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) adalah pertumbuhan nilai produksi suatu

komoditas pertanian di wilayah kecamatan di Kabupaten Karanganyar

dibandingkan dengan komoditas pertanian yang sama di wilayah lain yang

disebabkan oleh faktor dari dalam wilayah tersebut (faktor lokasional)

misalnya kondisi alam, akses pasar, fasilitas ekonomi yang dimiliki suatu

wilayah. Nilai PPW positif menunjukkan komoditas pertanian yang diteliti

mempunyai daya saing yang baik, sedangkan nilai PPW negatif menunjukkan

komoditas pertanian yang diteliti tidak mempunyai daya saing.

13. Prioritas adalah yang didahulukan dan diutamakan daripada yang lain.

14. Prioritas pengembangan komoditas pertanian basis adalah penentuan prioritas

komoditas pertanian basis yang akan dikembangkan di Kabupaten

Karanganyar, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas pertama untuk

dikembangkan di Kabupaten Karanganyar adalah komoditas pertanian

basis (LQ>1) yang mempunyai nilai PP positif dan PPW positif.

b. Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas kedua untuk

dikembangkan di Kabupaten Karanganyar adalah komoditas pertanian

basis (LQ>1) yang mempunyai nilai PP negatif, PPW positif dan atau

komoditas pertanian basis (LQ>1) yang mempunyai nilai PP positif, PPW

negatif.

c. Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas alternatif untuk

dikembangkan di Kabupaten Karanganyar adalah komoditas pertanian

basis (LQ>1) yang mempunyai nilai PP negatif dan PPW negatif.

Page 43: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu

metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang yang aktual kemudian data yang telah dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan dan di analisis (Surakhmad, 1998).

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar, dengan

pertimbangan sebagai berikut:

1. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di provinsi Jawa Tengah,

Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 merupakan penyumbang nilai

PDRB Jawa Tengah terbesar peringkat keenam sebagaimana telah dijelaskan

pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun

2010 Kabupaten Karanganyar dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lain

di Jawa Tengah memberikan andil terbesar peringkat keenam terhadap PDRB

Provinsi Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 3,49 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu

kabupaten yang masih mempunyai peranan dominan dalam perekonomian di

Jawa Tengah.

2. Sektor pertanian di Kabupaten Karanganyar dibandingkan dengan sektor

lainnya merupakan sektor yang memberikan andil terbesar kedua setelah

sektor industri pengolahan dalam pembentukan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Kabupaten Karanganyar, yaitu sebesar 19,94 persen (Tabel 2).

Oleh karena itu sektor pertanian di Kabupaten Karanganyar masih merupakan

salah satu sektor yang mempunyai peranan dominan dalam perekonomian di

Kabupaten Karanganyar.

3. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Karanganyar menggantungkan

kehidupannya pada sektor pertanian. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

jumlah penduduk di Kabupaten Karanganyar yang bekerja di sektor pertanian

dalam kurun waktu lima tahun terakhir seperti yang tercantum pada Tabel 3.

27

Page 44: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010

penduduk di Kabupaten Karanganyar yang bermatapencaharian sebagai

petani sebesar 28,18 persen, buruh industri sebesar 14,57 persen, buruh

bangunan sebesar 6,86 persen dan lain-lain sebesar 39,19 persen. Data

tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten

agraris dimana sebagian besar penduduk Kabupaten Karanganyar

menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS)

Kabupaten Karanganyar, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kabupaten Karanganyar, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Karanganyar, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karanganyar, serta

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karanganyar.

Data sekunder tersebut meliputi data jumlah produksi komoditas pertanian

tiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 2009-2010, data harga rata-rata

komoditas pertanian di tingkat produsen di Kabupaten Karanganyar tahun 2009

dan 2010, Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2010 dan 2011, Properda

Kabupaten Karanganyar.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Komoditas Pertanian Basis

Analisis yang digunakan untuk menentukan komoditas pertanian di

Kabupaten Karanganyar (73 komoditas) termasuk dalam komoditas pertanian

basis atau non basis adalah analisis Location Quotient (LQ). Besarnya nilai

LQ diperoleh dari persamaan berikut:

Page 45: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

vi/vt LQ= ---------- Vi/Vt

Keterangan:

LQ : Indeks Location Quotient komoditas pertanian I di tingkat kecamatan di

Kabupaten Karanganyar

vt : Nilai produksi total komoditas pertanian di kecamatan j Kabupaten

Karanganyar

vi : Nilai produksi komoditas pertanian i di kecamatan j Kabupaten

Karanganyar

Vt : Nilai produksi total komoditas pertanian di Kabupaten Karanganyar

Vi : Nilai produksi komoditas pertanian i di Kabupaten Karanganyar

Dengan Kriteria :

Jika nilai LQ>1 artinya komoditas pertanian tersebut merupakan komoditas

pertanian basis. Komoditas pertanian tersebut tidak saja

hanya dapat memenuhi kebutuhan wilayah sendiri tetapi

juga dapat diekspor ke luar wilayah.

Jika nilai LQ=1 artinya komoditas pertanian tersebut tergolong komoditas

pertanian non basis. Produksinya hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu

untuk diekspor.

Jika nilai LQ<1 artinya komoditas pertanian tersebut termasuk komoditas

pertanian non basis. Produksinya tidak dapat memenuhi

kebutuhan wilayahnya sendiri sehingga perlu pasokan atau

impor dari luar.

2. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Komoditas Pertanian Basis

Analisis yang digunakan untuk mengetahui komponen pertumbuhan

wilayah komoditas pertanian basis di Kabupaten Karanganyar adalah analisis Shift

Share. Komponen pertumbuhan wilayah dalam analisis Shift Share meliputi

komponen Pertumbuhan Nasional (PN), pertumbuhan proporsional (PP), dan

pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Dalam penelitian ini komponen

Page 46: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pertumbuhan wilayah yang digunakan hanya komponen pertumbuhan

proporsional (PP) dan pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Analisis Shift Share

secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut:

Kij = PNij + PPij + PPWij Atau secara rinci dapat dinyatakan sebagai berikut:

K’ij – Kij =

= Kij (Ra – 1) + Kij (Ri – Ra) + Kij (ri – Ri)

Keterangan:

ri = K’ij/Kij

Ri = K’i/Ki

Ra = K’../K..

Ppij = (Ri – Ra) x Kij

PPWij = (ri – Ri) x Kij

Kij = Perubahan nilai produksi komoditas pertanian i di Kecamatan j

Kij = Nilai produksi komoditas pertanian i di Kecamatan j pada tahun

analisis

K’ij = Nilai produksi komoditas pertanian i di Kecamatan j pada akhir tahun

analisis

Ki. = Nilai produksi komoditas pertanian i Kabupaten Karanganyar pada

tahun dasar analisis

K’i. = Nilai produksi komoditas pertanian i Kabupaten Karanganyar pada

tahun akhir analisis

K. = Nilai produksi komoditas sektor pertanian Kabupaten Karanganyar

pada tahun dasar analisis

K’.. = Nilai produksi komoditas sektor pertanian Kabupaten Karanganyar

pada tahun akhir analisis

PPij = Komponen pertumbuhan proporsional komoditas pertanian i di

Kecamatan j Kabupaten Karanganyar

PPWij = Komponen pertumbuhan pangsa wilayah komoditas pertanian i di

Kecamatan j Kabupaten Karanganyar

Page 47: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Ra-1 = Presentase perubahan nilai produksi komoditas pertanian i kecamatan j

yang disebabkan komponen nasional

Ri – Ra = Persentase perubahan nilai produksi komoditas pertanian i di

Kecamatan j yang disebabkan komponen pertumbuhan proporsional

ri – Ri = Persentase perubahan nilai produksi komoditas pertanian i di

Kecamatan j yang disebabkan komponen pertumbuhan pangsa

wilayah.

Dengan kriteria:

1) Apabila PPij Positif, maka komoditas pertanian i di Kecamatan j

pertumbuhannya cepat.

2) Apabila PPij Negatif, maka komoditas pertanian i di Kecamatan j

pertumbuhannya lambat.

3) Apabila PPWij Positif, maka komoditas pertanian i di Kecamatan j

mempunyai daya saing yang baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama di wilayah lainnya.

4) Apabila PPWij Negatif, maka komoditas pertanian i di Kecamatan j tidak

mempunyai daya saing yang baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama di wilayah lainnya.

3. Analisis penentuan Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis

Analisis yang digunakan dalam penentuan prioritas pengembangan

komoditas pertanian basis di Kabupaten Karanganyar adalah analisis gabungan

Location Quotient dan Shift Share (dalam penelitian ini hanya komponen PP dan

PPW) dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 5. Penentuan Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Kabupaten Karanganyar

Prioritas LQ PP PPW

Prioritas Pertama >1 Positif Positif

Prioritas Kedua >1 >1

Negatif Positif

Positif Negatif

Prioritas Alternatif >1 Negatif Negatif

Page 48: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

A. Kondisi Umum Daerah

1. Letak Geografis

Kabupaten Karanganyar adalah salah satu kabupaten yang terletak di

Propinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Karanganyar secara geografis

antara 110.40’ dan 110.70’ BT serta 7.28’ dan 7.46’ LS. Letak Kabupaten

Karanganyar berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur

sehingga merupakan Kabupaten yang terletak paling Timur di Propinsi

Jawa Tengah. Batas-batas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah sebagai

berikut :

Sebelah Timur : Kabupaten Magetan (Propinsi Jawa Timur)

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta

Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Utara : Kabupaten Sragen

Dilihat dari peta Jawa Tengah, Kabupaten Karanganyar adalah

salah satu kabupaten yang dilalui sungai Bengawan Solo, merupakan

sungai terpanjang di pulau Jawa dengan mata air dari daerah Wonogiri dan

bermuara di Laut Jawa di daerah Ujung Pangkah, Gresik. Kabupaten

Karanganyar menjadi gerbang utama sebelah Timur Propinsi Jawa

Tengah, yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur.

2. Luas Wilayah dan Pembagian Administrasi

Kabupaten Karanganyar memiliki luas wilayah sebesar 77.378,64

Ha. Penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar terbagi menjadi dua

yaitu lahan sawah sebesar 22.459,80 Ha (29,03%) dan lahan lahan kering

sebesar 54.917,84 Ha (70,97%). Luas lahan menurut penggunaanya secara

lebih terinci disajikan pada Tabel 6.

32

Page 49: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 6. Luas Kabupaten Karanganyar Dirinci Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2010

Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase (%) I. Lahan Sawah 22.459,80 29,03

a. Irigasi Teknis 12.923,17 16,70 b. Irigasi Non Teknis 7.584,22 9,80 c. Irigasi Tidak Berpengairan 1.952,41 2,53

II. Lahan Bukan Sawah 54.917,84 70,97 a. Pekarangan/bangunan 21.213,99 27,42 b. Tegal/kebun ladang/huma 17.836,49 23,05 c. Padang/gembala rumput 219,67 0,28 d. Kolam/Empang 25,54 0,03 e. Tanaman Kayu-kayuan dan

perkebunan negara/Swasta 3.251,51 4,20

f. Hutan Negara 9.729,50 12,57 g. Lain-lain 2.641,14 3,42

Jumlah (I + II) 77.378,64 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Jenis tanah di Kabupaten Karanganyar adalah grummosol, alluvial

andosol, litosol, regosol dan mediteran. Jenis tanah yang berbeda maka

akan memiliki sifat yang berbeda, hal ini akan berpengaruh pada

keragaman komoditas pertanian yang diusahakan. Kesuburan tanah juga

akan berpengaruh pada keputusan dalam penggunaan lahan

Pembagian administrasi di Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17

kecamatan, 15 kelurahan dan 162 desa. Kecamatan di Kabupaten

Karanganyar antara lain : Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, Jumantono,

Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan, Karanganyar,

Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Kebakkramat, Mojogedang,

Kerjo, Jenawi. Pusat pemerintahan Kabupaten Karanganyar berada di

Kecamatan Karanganyar.

3. Keadaan Topografi

Kabupaten Karanganyar terletak pada ketinggian rata-rata 511 meter

di atas permukaan laut. Ketinggian tempat di berbagai wilayah kecamatan

di Kabupaten Karanganyar berkisar antara 90-2000 meter di atas

permukaan laut. Ketinggian tempat di rinci per kecamatan di Kabupaten

Karanganyar disajikan pada Tabel 7.

Page 50: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 7. Ketinggian di Atas Permukaan Laut dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

Kecamatan Tinggi Daerah dari Permukaan Laut (meter)

1. Jatiyoso 2. Jatipuro 3. Jumapolo 4. Jumantono 5. Matesih 6. Tawangmangu 7. Ngargoyoso 8. Karangpandan 9. Karanganyar 10. Tasikmadu 11. Jaten 12. Colomadu 13. Gondangrejo 14. Kebakkramat 15. Mojogedang 16. Kerjo 17. Jenawi

770 950 470 450 450

1.200 880 500 320 140

98 140 150

95 403 450 750

Rata-rata 511

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Kabupaten Karanganyar mempunyai relief yang beraneka ragam

yaitu pengunungan dan dataran rendah. Rata-rata ketinggian wilayah di

Kabupaten Karanganyar berada diatas permukaan laut sebesar 511 m,

adapun wilayah terendah di Kabupaten Karanganyar berada di Kecamatan

Jaten yang hanya 90 m dan wilayah tertinggi berada di Kecamatan

Tawangmangu yang mencapai 2000m diatas permukaan laut.

4. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Karanganyar beriklim tropis dan bertemperatur sedang.

Iklim tropis menyebabkan Kabupaten Karanganyar memiliki dua musim

yaitu musim hujan dan musim kemarau. Suhu harian di Kabupaten

Karanganyar berkisar antara 22-31oC.

Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang berada di Kabupaten

Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun 2010 adalah 154,5 hari

dengan rata-rata curah hujan 9.307,5 mm, dimana curah hujan tertinggi

Page 51: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

terjadi pada Bulan Januari dan Maret sebesar 4685 mm. Sedangkan yang

terendah pada Bulan Juli dan Agustus sebesar 52,5 mm.

Stasiun pengamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar tersebar di

6 kecamatan dan berjumlah 6 stasiun pengamatan. Stasiun pengamatan

Colomadu terdapat di Kecamatan Colomadu. Stasiun pengamatan

Tasikmadu terdapat di Kecamatan Tasikmadu. Stasiun pengamatan

Mojogedang terdapat di Kecamatan Mojogedang. Stasiun pengamatan

Jumapolo terdapat di Kecamatan Jumapolo. Stasiun Karangpandan

terdapat di Kecamatan Karangpandan. Stasiun pengamatan Tawangmangu

terdapat di Kecamatan Tawangmangu.

B. Keadaan Penduduk

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang besar pada suatu wilayah mempunyai potensi

untuk menjadi aset yang baik bagi keberhasilan pembangunan suatu

wilayah. Keberhasilan tersebut perlu didukung dengan kualitas penduduk

sebagai pelaku kegiatan pembangunan dan juga sebagai sasaran kegiatan

pembangunan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Karanganyar disajikan

pada Tabel 8.

Tabel 8. Kepadatan Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2007-2010

Tahun Luas Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

2007 773,78 851.366 1.100 2008 773,78 865.580 1.119 2009 773,78 872.821 1.128 2010 773,78 878.210 1.135

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa jumlah penduduk di

Kabupaten Karanganyar meningkat setiap tahun dari tahun 2007 sampai

tahun 2010. Jumlah penduduk tertinggi pada tahun 2010 sebesar 878.210

jiwa. Seiring meningkatnya jumlah penduduk, maka kepadatan penduduk

akan meningkat pula. Kepadatan penduduk meningkat dari tahun 2007

Page 52: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sampai tahun 2010. Pada tahun 2007 kepadatan penduduk sebesar 1.100

jiwa/km2 dan tahun 2010 kepadatan penduduk sebesar 1.135 jiwa/km2.

Jumlah penduduk meningkat setiap tahunnya tetapi penyebarannya

tidak merata di Kabupaten Karanganyar. Penduduk banyak terpusat di

Kecamatan Karanganyar sejumlah 77.413 jiwa dan kepadatan penduduk

sejumlah 1.799 jiwa/km2. Kecenderungan terpusatnya penduduk ini

dikarenakan Kecamatan Karanganyar merupakan letak pusat pemerintahan

Kabupaten Karanganyar. Kecamatan Karanganyar selain menjadi pusat

pemerintahan Kabupaten Karanganyar juga menjadi pusat perekonomian.

2. Komposisi Penduduk

a. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin terbagi menjadi dua

yaitu laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis

kelamin di Kabupaten Karanganyar disajikan pada Tabel 10.

Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2010

Tahun Jumlah Penduduk Berjenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 2006 418.183 426.451 2007 421.717 429.649 2008 429.852 435.728 2009 433.840 438.981 2010 436.901 441.309

Sumber :BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki

dan penduduk perempuan meningkat dari tahun 2006 sampai tahun

2010. Jumlah penduduk terbesar pada tahun 2010, yaitu penduduk laki-

laki sejumlah 436.901 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 441.309

jiwa. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak jumlahnya dibanding

jumlah penduduk laki-laki.

Page 53: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur membagi

penduduk dalam dua kelompok yaitu penduduk usia produktif dan

penduduk usia non produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk

yang berusia antara 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65

tahun, sedangkan penduduk usia produktif adalah penduduk yang

berusia 15-64 tahun. Komposisi penduduk menurut kelompok umur di

Kabupaten Karanganyar disajikan di Tabel 10.

Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

Kelompok Umur (tahun)

Jumlah Penduduk (orang)

Angka Beban Tanggungan (%)

0 – 14 298.961 15 – 64 503.608 57.34

75.641 Jumlah 878.210

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa jumlah penduduk usia

produktif lebih besar jumlahnya dibanding dengan jumlah penduduk

usia non produktif. Angka beban tanggungan di Kabupaten

Karanganyar sebesar 57,34% artinya bahwa 100 jiwa penduduk

kelompok umur produktif harus menanggung 57.34 jiwa penduduk

kelompok umur non produktif. Semakin kecil angka beban tanggungan

maka semakin besar sumberdaya manusia yang dapat digunakan untuk

pembangunan Kabupaten Karanganyar. Angka beban tanggungan di

Kabupaten Karanganyar perlu mendapat perhatian.

c. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

Kabupaten Karanganyar memiliki sembilan sektor perekonomian

yang masing-masing menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk

Kabupaten Karanganyar. Masing-masing sektor mampu menyerap dan

memberdayakan tenaga kerja yang tersedia. Komposisi penduduk

Page 54: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kabupaten Karanganyar menurut mata pencaharian sesuai kesembilan

sektor perekonomian disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Komposisi Penduduk Kabupaten Karanganyar Menurut Mata Pencaharian Tahun 2006-2010

Mata pencaharian

Tahun Rata-rata Persentase

2006 2007 2008 2009 2010 Petani Nelayan Pengusaha Buruh industri Buruh bangunan Pedagang Pengangkutan PNS/TNI/Polri Pensiunan Lain-lain

202.3670

8.519102.67748.36933.060

6.70420.050

9.276271.095

202.6530

8.985104.20449.09934.314

6.54620.013

9.593275.706

202.7940

9.384104.79849.36234.762

6.50120.169

9.764285.061

202.8110

9.846105.53649.61935.320

6.42719.908

9.976288.995

203.0970

10.312107.06350.34936.468

6.26920.16310.293

288.919

202.744,400,00

9.409,20104.855,60

49.359,6034.784,80

6.489,4020.060,60

9.780,40281.955,20

28,180

1,3114,57

6,864,830,902,791,36

39,19

Jumlah 702.123 711.113 722.595 728.438 732.933 719.440,40 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Berdasarkan Tabel 11 diketahui Pada tahun 2006 sampai dengan

tahun 2010 sebagian besar penduduk di Kabupaten karanganyar

bermatapencaharian sebagai petani sebesar 28,18 persen dan diikuti

oleh penduduk di Kabupaten Karanganyar yang bermatapencaharian

sebagai buruh industri yaitu sebesar 14,57 persen. Sedangkan

berdasarkan data BPS Kabupaten Karanganyar (2011), komposisi

penduduk yang bermatapencaharian lain-lain mencapai 39,9 persen

tidak dapat dikatakan sebagai komposisi penduduk 10 tahun keatas

menurut mata pencaharian paling dominan di kabupaten karanganyar

karena mata pencaharian lain-lain merupakan gabungan dari beberapa

mata pencaharian yang tidak termasuk dalam mata pencaharian yang

tercantum dalam tabel diatas seperti pengamen, pemulung, tukang pijat,

buruh cuci, pembantu rumah tangga dan sebagainya yang tidak dapat

disebutkan satu per satu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten agraris dimana sebagian

besar penduduk Kabupaten Karanganyar menggantungkan hidupnya

pada sektor pertanian sehingga sektor pertanian merupakan

Page 55: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penyumbang kontribusi yang berarti dalam memberikan sumber

kehidupan/pendapatan bagi penduduk di Kabupaten Karanganyar.

C. Keadaan Perekonomian

1. Struktur Perekonomian

Kabupaten Karanganyar memiliki sembilan sektor perekonomian

yang memberikan kontribusi PDRB yang berbeda satu dengan yang lain.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap sektor perekonomian di

Kabupaten Karanganyar dari tahun 2006-2010 disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Sektor Perekonomian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2010 (dalam jutaan Rupiah)

Lapangan Usaha PDRB Rata-rata

2006 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa 9. Jasa-jasa

858.106,43 37.296,16

2.320.190,58 61.677,76

106.244,46 451.040,34 125.699,88

94.453,55 346.592,57

905.914,29 38.519,48

2.460.944,82 64.416,42

111.684,18 469.806,10 130.215,96

98.632,69 373.920,56

988.203,76 39.547,95

2.563.118,36 66.863,21

116.419,59 506.353,94 135.392,91 102.673,88 402.881,12

996.230,41 42.249,08

2.646.368,64 70.052,49

124.149,85 518.411,95 141.756,51 108.271,02 429.059,93

1.147.090,09 43.817,82

2.769.046,93 73.016,74

129.900,06 560.665,60 151.172,77 114.698,80 463.026,68

979.108,99 40.286,09

2.551.933,87 67.205,32

117.679,63 506.655,59 136.847,61 103.745,99 403.096,17

Total PDRB 4.401.301,74 4.654.054,50 4.921.454,72 5.076.549,88 5.452.435,49 4.906.559,26

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Berdasar Tabel 12 diketahui bahwa kegiatan perekonomian di

Kabupaten Karanganyar ditopang oleh kesembilan sektor perekonomian.

Jumlah PDRB dari tahun 2006 terus mengalami peningkatan hingga tahun

2010. Sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar setiap

tahunnya. Sumbangan PDRB sektor pertanian selalu meningkat dari tahun

2006 sampai tahun 2010. Hal ini dikarenakan sektor pertanian memberikan

output yang besar dari hasil usahatani berupa komoditas pertanian.

Komoditas pertanian antara lain komoditas tanaman bahan makanan,

komoditas perkebunan, komoditas kehutanan, komoditas peternakan dan

komoditas perikanan.

Page 56: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah besarnya nilai pendapatan per

penduduk di suatu wilayah. Nilai pendapatan ini diperoleh dari nilai PDRB

dibagi dengan jumlah penduduk. Pendapatan per kapita menjadi indikator

untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah dalam

periode tahun tertentu. Pendapatan per kapita di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2006-2010 disajikan pada tabel 13.

Tabel 13. Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 PDRB (Jutaan Rupiah) Jumlah Penduduk (Jiwa) PDRB Perkapita (Jutaan Rupiah)

4.401.301,74 841.051,00

5,23

4.654.054,50 848.166,00

5,49

4.921.454,72 862.027,00

5,71

5.076.549,88 869.340,00

5,84

5.452.435,49 876.571,00

6,22

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2011

Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa PDRB per kapita mengalami

peningkatan dari tahun 2006 ke tahun 2010 di Kabupaten Karanganyar.

Peningkatan PDRB per kapita disebabkan oleh PDRB yang jumlahnya

meningkat namun jumlah penduduk cenderung tetap. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten

Karanganyar telah mampu meningkatkan pendapatan per kapita

penduduknya.

D. Keadaan Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor perekonomian yang memiliki peran

yang penting bagi pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Karanganyar.

Sektor pertanian memberikan kontribusi PDRB tertinggi dibanding kedelapan

sektor perekonomian di Kabupaten Karanganyar. Kontribusi yang besar dari

sektor pertanian disokong oleh keenam subsektor yaitu subsektor tanaman

bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan,

subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan. Adapun produksi dan nilai

produksi pertanian yang dihasilkan setiap subsektor di Kabupaten

Karanganyar pada tahun 2010 yaitu :

Page 57: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Komoditas dalam subsektor tanaman bahan makanan terdiri dari

padi dan palawija, sayur mayur dan buah-buahan. Produksi dan nilai

produksi komoditas tanaman bahan makanan di Kabupaten Karanganyar

pada tahun 2010 disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No Jenis Komoditas Produksi Nilai Produksi 1. Padi Sawah (ton) 292,698.00 1,423,975,770,000.00 2. Padi Gogo (ton) 3,195.00 18,371,250,000.00 3. Jagung (ton) 63,379.00 224,995,450,000.00 4. Ketela Pohon (ton) 101,891.00 178,307,500,000.00 5. Ketela Rambat (ton) 9,990.00 17,482,500,000.00 6. Kedelai (ton) 527.00 5,006,500,000.00 7. Kacang Tanah (ton) 10,739.00 155,730,000,000.00 8. Bawang merah (kw) 8,201.00 16,147,769,000.00 9. Bawang Putih (kw) 3,398.00 8,155,200,000.00

10. Petai (kw) 42,551.00 40,636,205,000.00 11. Cabe (kw) 8,765.00 14,020,494,000.00 12. Wortel (kw) 732.00 207,961,200.00 13. Jengkol (kw) 2,166.00 1,061,340,000.00 14. Terong (kw) 4,210.00 1,198,587,000.00 15. Melinjo (kw) 43,018.00 29,897,510,000.00 16. Tomat (kw) 93.00 35,646,900.00 17. Kacang Panjang (kw) 3,319.00 1,321,625,800.00 18. Kentang (kw) 1,575.00 787,500,000.00 19. Kubis (kw) 22,974.00 7,625,070,600.00 20. Sawi (kw) 31,728.00 7,605,201,600.00 21. Buncis (kw) 7,588.00 2,183,826,400.00 22. Manggis (kw) 872.00 976,640,000.00 23. Belimbing (kw) 695.00 456,198,000.00 24. Nangka (kw) 39,253.00 20,607,825,000.00 25. Durian (kw) 15,435.00 59,424,750,000.00 26. Jambu Biji (kw) 2049.00 1,004,010,000.00 27. Sirsak (kw) 312.00 156,000,000.00 28. Alpukat (kw) 5,220.00 5,481,000,000.00 29. Sawo (kw) 1,677.00 1,257,750,000.00 30. Pepaya (kw) 13,645.00 3,411,250,000.00 31 Pisang (kw) 39,864.00 10,962,600,000.00 32. Nanas (kw) 2,063.00 515,750,000.00 33. Salak (kw) 1,854.00 741,600,000.00 34. Sukun (kw) 1,548.00 309,600,000.00 35. Mangga (kw) 173,309.00 95,319,950,000.00 36. Rambutan (kw) 24,529.00 6,132,250,000.00 37. Duku/Langsat (kw) 9,935.00 6,904,825,000.00 38. Jeruk Keprok (kw) 8,789.00 4,394,500,000.00

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 3 dan 5)

Page 58: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Berdasarkan Tabel 14, diketahui bahwa produksi dan nilai produksi

komoditas terbesar untuk komoditas padi dan palawija di Kabupaten

Karanganyar pada tahun 2010 adalah padi dengan produksi sebesar

295.893.000 kg dan nilai produksi sebesar Rp 1.442.347.020.000,00.

Sedangkan nilai produksi terkecil adalah kedelai yaitu Rp

5.006.500.000,00 dengan produksi sebesar 527.000 kg. kedelai hanya

diusahakan di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Jumapolo, Jumantono,

Karanganyar, Colomadu dan Mojogedang dengan luas lahan produksi

pada tahun 2010 masing-masing seluas 36 ha, 5 ha, 6 ha, 7 ha dan 234 ha.

Padi banyak dihasilkan di Kecamatan Kebakkramat karena 57,66%

dari luas lahan Kecamatan Kebakkramat dimanfaatkan sebagai lahan

sawah. Tingginya produksi padi didukung oleh topografi Kecamatan

Kebakkramat yang merupakan daerah dataran rendah dan dilalui aliran

sungai. Kebutuhan air terpenuhi dengan baik juga karena terdapat sarana

irigasi untuk memasok air ke lahan persawahan.

Komoditas sayuran dengan hasil produksi paling banyak dan

mempunyai nilai produksi tertinggi di antara komoditas sayuran lainnya di

Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 adalah komoditas wortel.

Komoditas wortel ini mampu diproduksi sebesar 13.480.800 kg dengan

nilai produksi Rp 207.961.200,00. Produsen wortel terbesar adalah

Kecamatan Tawangmangu dengan produksi 8.909.000 kg.

Buah-buahan yang paling banyak diproduksi di Kabupaten

Karanganyar adalah Mangga yaitu sebesar 17.330.900 kg dengan nilai

produksi sebesar Rp 95.319.950.000,00. Kecamatan yang paling banyak

memproduksi mangga adalah Kecamatan Jumantono yaitu 15.795.200 kg.

Mangga banyak diproduksi di Kabupaten Karanganyar karena tanaman

Mangga dapat tumbuh baik di jenis tanah apapun pada dataran rendah

maupun dataran tinggi.

2. Subsektor Tanaman Perkebunan

Subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten Karanganyar terdiri

dari tanaman perkebunan tebu (gula pasir), kelapa, kopi Arabica, kopi

Page 59: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

robusta, mete, kapuk randu, lada, tembakau, vanili, jahe, kencur, kunir dan

cengkeh. Produksi dan nilai produksi dari masing-masing komoditas

tanaman perkebunan di Kabupaten Karanganyar disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No Jenis Komoditas Produksi Nilai produksi 1. Jahe (kg) 1,514,393.00 109,793,492,500.00 2. Kencur (kg) 59,682.00 417,774,000.00 3. Tebu (kw) 8,717.83 6,822,137,866.50 4. Kopi arabica (kg) 3.71 33,019.00 5. Cengkeh (kg bunga kering) 277.70 24,993,000.00 6. Lada (kg biji kering) 0.53 58,300.00 7. Kopi robusta kg (wose kering) 34.95 373,965.00 8. Mete (kg) 156.96 10,987,200.00 9. Panili (kg) 0.15 20,250.00

10. Kelapa (butir) 2,538.44 8,884,540.00 11. Kapuk(kg) 4.47 99,918.00 12. Kunyit (kg) 2,004,239.00 8,618,227,700.00 13. Tembakau (ton) 1,335.23 96,136,560,000.00 14. Jati (m3) 4,002.83 7,405,235,500.00 15. Mahoni (m3) 97.24 102,099,900.00 16. Kayu Lain (m3) 349.52 34,952,250.00

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 3 dan 5)

Berdasakan Tabel 15 diketahui bahwa komoditas yang produksi dan

nilai produksinya tertinggi adalah kunir. Tanaman kunir dikembangkan di

Kabupaten Karanganyar, kecuali kecamatan Tawangmangu, Ngargoyoso,

Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo dan Kebakkramat.

Tanaman kunir banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Kabupaten

Karanganyar. Adanya Pabrik Jamu Air Mancur dan pabrik jamu skala

rumah tangga yang tersebar di Kabupaten Karanganyar mendorong

masyarakat untuk mengembangkan tanaman kunir di tegalan mereka

yanag kemudian digunakan untuk menyediakan bahan baku bagi pabrik

jamu tersbut. Pabrik Jamu Air Mancur telah berperan dalam meningkatkan

kesejahteraan hidup masyarakat Kabupaten Karanganyar dengan

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Page 60: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tanaman tebu juga banyak dibudidayakan oleh masyarakat di

Kabupaten Karanganyar karena didukung adanya Pabrik Gula Tasikamdu

di Kabupaten Karanganyar. Pabrik Gula Tasikmadu milik PT Perkebunan

Nusantara IX ini, membutuhkan bahan baku utama yaitu tebu untuk

melangsungkan proses produksi. Hal ini yang mendorong masyarakat

untuk menyediakan bahan baku dengan mengembangkan tanaman tebu di

tegalan mereka. Pabrik Gula Tasikmadu telah berperan dalam

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Kabupaten Karanganyar

dengan membeli hasil panen tebu tegalan. Selain itu Pabrik Gula

Tasikmadu juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar

sebagai karyawan tetap maupun karyawan musiman. Karyawan musiman

dibutuhkan ketika Pabrik Gula Tasikmadu sedang berproduksi karena

proses produksi hanya dilakukan setahun dua kali.

3. Subsektor Peternakan

Peternakan di Kabupaten Karanganyar terdiri dari peternakan sapi,

ayam kampung, ayam ras dan itik. Hasil peternakan tersebut berupa telur

dan susu. Produksi dan nilai produksi dari subsektor peternakan di

Kabupaten Karanganyar tahun 2010 disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Peternakan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No Jenis Komoditas Produksi Nilai Produksi 1. Ayam Buras 847.834 42.162.299.000 2. Ayam Ras 1.853.142 240.097.103.360 3. Itik 105.906 15.308.568.232 4. 5.

Sapi Potong Ayam Pedaging

49.930 2.574.500

761.178.672.310 54.064.500.000

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 9)

Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa komoditas sapi potong

memiliki nilai produksi tertinggi dibanding dengan jenis komoditas lain.

Peternakan sapi potong terdapat di beberapa kecamatan di Kabupaten

Karanganyar dengan banyak ternak sejumlah 49.930 ekor pada tahun

2010. Sapi potong diusahakan oleh peternak karena kebutuhan pangan

semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sapi

Page 61: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

potong merupakan sapi potong yang dapat dimanfaatkan daging dan

kulitnya sebagai bahan pangan.

4. Subsektor Perikanan

Perikanan di Kabupaten Karanganyar merupakan perikanan air

tawar. Komoditas perikanan terdiri dari ikan Kutuk, Lele, Mujaher, Ikan

Mas, Tawes, Gurameh, Nila Merah, Belut, Udang, Katak, dan ikan

lainnya. Produksi dan nilai produksi masing-masing komoditas berbeda

satu dengan yang lain. Produksi dan nilai produksi komoditas perikanan di

Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Perikanan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No Jenis Komoditas Produksi (kg) Nilai Produksi (Rp) 1 Lele (kg) 9.735.126,00 136.294.564.000,00 2 Gurami (kg) 221.157,00 8.182.809.000,00 3 Tawes (kg) 833.439,00 20.835.975.000,00 4 Nila (kg) 4.576.321,00 118.984.346.000,00 5 Karper (kg) 659.347,00 11.538.222.500,00

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 3 dan 5)

Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa komoditas ikan Lele

memiliki nilai produksi yang tertinggi yaitu Rp 136.294.564.000,00

dengan produksi sejumlah 9.735.126,00 kg. Komoditas perikanan yang

memiliki nilai produksi terkecil adalah Gurami yaitu Rp 8.182.809.000,00

dengan produksi 221.157,00 kg. Lele dan Gurami diusahakan di seluruh

wilayah kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Potensi perikanan di

Kabupaten Karanganyar didukung dengan adanya suhu antara 22-31oC

sehingga sangat cocok untuk budidaya ikan.

5. Subsektor Kehutanan

Subsektor kehutanan di Kabupaten Karanganyar menghasilkan

berbagai macam kayu pertukangan yaitu kayu jati dan kayu mahoni.

Produksi dan nilai produksi dari komoditas kehutanan di Kabupaten

Karanganyar tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 18.

Page 62: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 18. Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Kehutanan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No Jenis Komoditas Produksi (m3) Nilai Produksi (Rp) 1 Kayu Jati 4.002,83 6.667.199.840,00 2 Kayu Mahoni 97,24 113.411.000,00

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 3 dan 5)

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa komoditas yang produksi dan

nilai produksi tertinggi adalah kayu jati yaitu Rp 6.667.199.840,00 dengan

produksi sejumlah 4.002,83 m3 . Sedangkan komoditas yang produksi dan

nilai produksi terendah adalah kayu mahoni yaitu Rp 113.411.000,00

dengan produksi sejumlah 97,24 m3.

Page 63: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten

Karanganyar

Sektor pertanian di Kabupaten Karanganyar yang meliputi sub sektor

tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan, dan

perikanan mampu menghasilkan berbagai komoditas pertanian yang beragam

yang tersebar di 17 kecamatan. Setiap kecamatan dengan karakteristiknya

masing-masing mempunyai potensi yang berbeda-beda dalam menghasilkan

suatu komoditas pertanian yang dapat dijadikan basis ekonomi wilayahnya.

Komoditas pertanian yang dapat dijadikan basis ekonomi wilayahnya disebut

komoditas pertanian basis, yang dalam hal ini komoditas yang tidak hanya

mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri tetapi juga dapat diekspor ke

luar wilayah. Komoditas pertanian basis ini diharapkan mampu mendorong

tumbuhnya sektor perekonomian lain sehingga dapat meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Tarigan (2005) menyatakan laju pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari

wilayah tersebut.

Teori ekonomi basis khususnya metode Location Quotient (LQ) dapat

digunakan untuk mengetahui komoditas pertanian yang dihasilkan oleh suatu

kecamatan termasuk komoditas pertanian basis atau non basis. Komoditas

pertanian basis ditunjukkan dengan nilai LQ>1, sedangkan komoditas

pertanian non basis ditunjukan dengan nilai LQ

produksi suatu komoditas pertanian di suatu kecamatan dibandingkan dengan

wilayah himpunannya (dalam penelitian ini Kabupaten Karanganyar) dan

komoditas pertanian lain di kecamatan tersebut ikut berperan dalam

menentukan komoditas pertanian tersebut termasuk komoditas basis atau non

basis. Semakin besar proporsi nilai produksi komoditas pertanian tersebut,

semakin besar peluangnya untuk menjadi komoditas pertanian basis.

47

Page 64: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Karanganyar, dapat dilihat pada hasil penelitian yang disajikan dalam Tabel

19.

Tabel 19. Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010 (LQ Rata-rata)

Komoditas Pertanian Basis Kecamatan Jumlah Komoditas

Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Bawang Merah, Bawang Putih, Petai, Cabe, Wortel, Melinjo, Tomat, Kacang Panjang, Kentang, Kubis, Sawi, Buncis, Belimbing, Nangka, Jambu Biji, Sirsak, Alpukat, Pepaya, Pisang, Nanas, Salak, Sukun, Rambutan, Jeruk Keprok, Jahe, Kencur, Cengkeh, Kopi Robusta, Panili, Kelapa, Kunyit, Jati,Kayu Lain, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Jenawi 47

Padi Sawah, Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Tanah, Petai, Cabe, Terong, Melinjo, Tomat, Kacang Panjang, Sawi, Manggis, Belimbing, Nangka, Durian, Sirsak, Alpukat, Sawo, Pepaya, Sukun, Rambutan, Jeruk Keprok, Jahe, Kencur, Cengkeh, Mete, Kelapa, Kunyit, Jati, Mahoni, Kayu lain, Ayam Buras, Itik, kambing, Domba, Kelinci, Sapi Potong, lele, Gurame, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Kerjo 44

Padi Sawah, Ketela Rambat, Cabe, Jengkol, Terong, Melinjo, Tomat, Kacang Panjang, Sawi, Buncis, Manggis, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak, Alpukat, Sawo, Pepaya, Nanas, Salak, Sukun, Mangga, Rambutan, Duku/Langsat, Jeruk Keprok, Kencur, Cengkeh, Kopi Robusta, Jti, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurami, Tawes, Nila, Ikan Lain

Matesih 42

Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 8

Page 65: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Lanjutan Tabel 19. Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010 (LQ Rata-rata)

Komoditas Kecamatan Jumlah Komoditas

Padi Sawah, Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabe, Wortel, Jengkol, Tomat, Kentang, Kubis, Sawi, Buncis, Durian, Jambu Biji, Alpukat, Pepaya, Pisang, Salak, Duku/Langsat, Kopi Arabica, Kopi Robusta, Cengkeh, Mete, Kelapa, Jati, Kayu Lain, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Puyuh, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurami, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain.

Ngargoyoso 41

Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabe, Wortel, Tomat, Kentang, Kobis, Sawi, Buncis, Manggis, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Alpukat, Pepaya, Pisang, Salak, Jeruk Keprok, Jahe, Cengkeh, Kunyit, Kayu lain, Kuda, Ayam Buras, Domba, Kambing, Ayam Pedaging, Kelini, Sapi Potong, Lele, Nila, Ikan Lain

Tawangmangu 35

Padi Sawah, Ketela Rambat, Cabe, Terong, Tomat, Sawi, Buncis, Manggis, Belimbing, Nangka, Durian, Jambu Biji, Sirsak, Alpukat, Salak, Sukun, Rambutan, Duku/Langsat, Jahe, Kopi Arabica, Kerbau, Ayam Buras, Ayam Ras, Itik, Domba, kambing, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurame, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Karangpandan 34

Padi Sawah, Jagung, Ketela Pohon, Bawang Putih, Kacang Panjang, Buncis, Nangka, Sirsak, Alpukat, Rambutan, Jeruk Keprok, Jahe, Kopi Arabica, Kopi Robusta, Cengkeh, Kelapa, Kapuk, Mahoni, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Sapi Potong, Ikan Lain.

Jatiyoso 24

Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 8

Page 66: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Lanjutan Tabel 19. Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010 (LQ Rata-rata)

Komoditas Kecamatan Jumlah Komoditas

Ketela Pohon, Kacang Tanah, Petai, Jengkol, Melinjo, Manggis, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak, Sawo, Pepaya, Nanas, Mangga, Duku/Langsat, Kencur, Tebu, Mete, jati, Ayam Ras, Ayam Pedaging.

Jumantono 21

Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah, Petai, Durian, Sawo, Pisang, Rambutan, Kencur, Kopi Arabica, Cengkeh, Kelapa, Kapuk, Jati, Mahoni, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Sapi Potong, Ikan Lain

Jatipuro 21

Padi Sawah, Melinjo, Belimbing, Jambu Biji, Pepaya, Pisang, Tebu, Jati, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Ayam Pedaging, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurame, Nila, Ikan Lain

Tasikmadu 20

Padi Gogo, Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah, Jengkol, Pepaya, Nanas, Sukun, Rambutan, Tebu, Kopi Arabica, Lada, Mete, Kapuk, Domba, Kambing.

Jumapolo 16

Melinjo, Sirsak, Tebu, Kopi Arabica, Kapuk, Tembakau, Jati, Kerbau, Kuda, Puyuh, Lele, Gurami, Tawes, Nila, Ikan Lain

Colomadu 15

Padi Sawah, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Panjang, Sukun, Jahe, Tebu, Kapuk, Kunyit, Mahoni, Kerbau, Itik, Gurame

Mojogedang 13

Padi Sawah, Sawo, Mahoni, Kerbau, Babi, Kuda, Ayam Buras, Ayam Ras Petelur, Kerbau, Lele, Nila, Ikan Lain

Jaten 12

Padi Gogo, Kacang Tanah, Tebu, Kopi Arabica, Mete, Kapuk, Ayam Ras Petelur, Ayam Pedaging, Sapi Potong, Lele

Gondangrejo 10

Padi Sawah, Tebu, Jati, Ayam Ras, Gurame, Tawes Karanganyar 6 Padi Sawah, Melinjo, Tebu, Mahoni, Lele, Gurami Kebakkramat 6

Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 8

Berdasarkan hasil analisis penelitian, tiap kecamatan di Kabupaten

Karanganyar mempunyai komoditas pertanian basis yang berbeda-beda sesuai

dengan kondisi alam yang dimiliki oleh wilayah kecamatan yang

bersangkutan. Komoditas pertanian yang diusahakan di masing-masing

Page 67: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kecamatan, pada umumnya menjadi komoditas pertanian basis di kecamatan

tersebut. Kecamatan yang paling banyak menghasilkan komoditas pertanian

basis adalah Kecamatan Jenawi, yaitu dengan 47 komoditas pertanian basis,

kemudian disusul oleh Kecamatan Kerjo dengan 44 komoditas.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jenawi didominasi oleh

komoditas dari sub sektor tabama terutama komoditas hortikultura, dimana

komoditas hortikultura yang menjadi komoditas pertanian basis di kecamatan

ini mencapai 25 komoditas. Hal ini dikarenakan Kecamatan Jenawi memiliki

bentang alam dengan ketinggian tempat 750 mdpl sehingga suhu udara daerah

tersebut mendukung bagi kelangsungan hidup tanaman hortikultura.

Kecamatan Kerjo merupakan daerah perbukitan yang mempunyai 11

desa yang tersebar antara lembah dan perbukitan dengan jenis tanah aluvial,

podsolik merah, regosol coklat kelabu, dan latosol yang relatif subur.

Ketinggian tempat di kecamatan ini yaitu 380-520 mdpl. Kondisi alam

tersebut menyebabkan kecamatan ini menjadi basis berbagai komoditas

pertanian terutama komoditas tabama, perkebunan dan kehutanan.

Kecamatan yang paling sedikit menghasilkan komoditas pertanian basis

adalah Karanganyar, Kebakkramat dan Kecamatan Gondangrejo, masing-

masing dengan 6, 6 dan 10 komoditas pertanian basis. Kecamatan

Karanganyar dan Kebakkramat merupakan kecamatan dengan ketinggian

tempat 80-187 mdpl. Kecamatan ini sebenarnya memiliki lahan sawah

(2.102,19 Ha) dan lahan kering (1.542,80 Ha) yang tergolong luas jika

dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Karanganyar. Jenis tanah

di kecamatan ini adalah aluvial coklat yang umumnya bertekstur kasar dengan

daya menahan air rendah dan permeabilitas makanan kurang baik. Jenis tanah

ini kurang dapat memberikan cukup nutrisi bagi tanaman sehingga hanya

sedikit tanaman yang mampu beradaptasi dengan tanah jenis ini. Hal tersebut

juga mengakibatkan sedikitnya komoditas Sedangkan Kecamatan

Gondangrejo sebenarnya memiliki lahan pertanian yang cukup luas

dibandingkan dengan kecamatan lain, namun hanya sedikit komoditas

pertanian di wilayah ini yang menjadi komoditas pertanian basis. Hal ini

Page 68: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dikarenakan proporsi luas lahan kering (4.605,41 Ha) di kecamatan ini sangat

dominan dibandingkan luas lahan di kecamatan lain, yaitu mencapai 81,08%

dari total luas lahan yang ada di Kecamatan Gondangrejo (5.679,95 Ha)

sehingga komoditas pertanian yang dapat dikembangkan hanya komoditas

pertanian yang dapat ditanam di lahan kering seperti padi gogo, kacang tanah,

tebu.

Dari analisis hasil penelitian, komoditas pertanian dari tiap sub sektor

pertanian yang paling banyak menjadi komoditas pertanian basis di Kabupaten

Karanganyar adalah:

a) Padi sawah untuk sub sektor tanaman bahan makanan, yang menjadi

komoditas pertanian basis di 10 kecamatan

b) Tebu untuk sub sektor tanaman perkebunan, yang menjadi komoditas

pertanian basis di 9 kecamatan

c) Jati untuk sub sektor kehutanan, yang menjadi komoditas pertanian basis

di 9 kecamatan

d) Ayam kampung dan sapi potong untuk sub sektor peternakan, yang

menjadi komoditas pertanian basis di 10 kecamatan

e) Lele untuk sub sektor perikanan, yang menjadi komoditas pertanian basis

di 11 kecamatan.

Komoditas pertanian dari golongan padi-palawija yang menjadi

komoditas pertanian basis di Kabupaten Karanganyar adalah padi sawah,

dimana komoditas ini tersebar di 10 kecamatan (Jatiyoso, Matesih,

Ngargoyoso, Karangpandan, Karanganyar, Jaten, Tasikmadu, Kebakkramat,

Mojogedang, Kerjo), komoditas ketela pohon menjadi komoditas pertanian

basis di 8 kecamatan (Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, Jumantono,

Tawangmangu, Ngargoyoso, Kerjo, Jenawi), komoditas jagung menjadi

komoditas pertanian basis di 7 kecamatan (Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo,

Tawangmangu, Ngargoyoso, Kerjo, Jenawi), komoditas ketela rambat menjadi

komoditas pertanian basis di 6 kecamatan (Matesih, Tawangmangu,

Ngargoyoso, Karangpandan, Kerjo, Jenawi), komoditas kacang tanah menjadi

komoditas pertanian basis di 6 kecamatan (Jatipuro, Jumantono, Jumapolo,

Page 69: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gondangrejo, Mojogedang, Kerjo), komoditas padi gogo menjadi komoditas

pertanian basis di 2 kecamatan (Jumapolo, Gondangrejo), sedangkan

komoditas kedelai menjadi komoditas pertanian basis di 1 kecamatan

(Mojogedang). Produksi padi di Kabupaten Karanganyar telah mampu

menjadikan kabupaten ini sebagai daerah penyangga pangan, karena setiap

tahunnya mengalami surplus produksi. Komoditas padi sawah yang dihasilkan

di Kabupaten Karanganyar sangat mampu digunakan untuk mencukupi

daerahnya sendiri sehingga tidak perlu mengimpor dari daerah lain.

Kecamatan yang menjadi basis untuk komoditas padi sawah yaitu Kecamatan

Jatiyoso, Matesih, Ngargoyoso, Karangpandan, Karanganyar, Jaten,

Kebakkramat, Mojogedang, dan Kerjo. Nilai LQ rata-rata tertinggi untuk

komoditas padi sawah pada tahun 2009 dan 2010 berada di Kecamatan

Matesih, yaitu sebesar 2,13 (lihat Lampiran 8). Nilai LQ 2,13 artinya1 bagian

(dari nilai LQ) digunakan untuk mencukupi kebutuhan di Kecamatan Matesih

itu sendiri, dan sisanya (1,13 bagian) dapat diekspor ke daerah lain. Nilai LQ

padi sawah di Kecamatan Matesih tersebut juga menunjukkan bahwa peranan

komoditas padi sawah di Kecamatan Matesih lebih menonjol daripada peranan

komoditas padi sawah di kecamatan lain.

Komoditas sayuran yang menjadi komoditas pertanian basis di

sebagian besar kecamatan adalah komoditas melinjo, dimana komoditas ini

menjadi basis di 7 kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Komoditas ini pada

umumnya ditanam di lahan kering. Komoditas ini paling banyak dihasilkan di

Kecamatan Tasikmadu. Produksi melinjo di kecamatan tersebut 330 kw atau

senilai Rp 204.600.000,00 pada tahun 2009 dan 4.984 kw atau senilai

Rp7.228.000.000 pada tahun 2010.

Komoditas buah-buahan yang banyak menjadi komoditas pertanian

basis di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah pepaya,

rambutan, alpukat, sirsak, jambu biji, dan durian. Komoditas pepaya menjadi

komoditas pertanian basis di 8 kecamatan, komoditas rambutan, alpukat,

sirsak, jambu biji dan durian menjadi komoditas pertanian basis di 7

kecamatan. Komoditas buah-buahan tersebut merupakan komoditas yang

Page 70: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sebarannya luas, mudah dibudidayakan, dan tidak memerlukan perawatan atau

pemeliharaan yang rumit. Komoditas tersebut di Kabupaten Karanganyar

banyak ditanam di sekitar rumah atau pekarangan. Besarnya produksi pepaya

di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Jumantono, Jumapolo, Matesih,

Tawangmangu, Ngargoyoso Tasikmadu, Kerjo dan Jenawi. Produksi durian

yang besar di wilayah Jatipuro, Jumantono, Matesih, Tawangmangu,

Ngargoyoso, Karangpandan dan Kerjo telah mampu mendorong

berkembangnya industri pengolahan durian (industri pengolahan durian siap

makan dalam kemasan) yang banyak dipasok ke swalayan/kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung dan Bogor.

Komoditas sub sektor tanaman perkebunan di Kabupaten Karanganyar

meliputi tanaman perkebunan seperti cengkeh, mete, kapuk, tembakau, kelapa,

kopi, lada, panili dan tanaman obat-obatan seperti kunyit, jahe, kencur.

Komoditas tanaman tahunan yang banyak diusahakan dan menjadi komoditas

pertanian basis di sebagian besar kecamatan adalah komoditas tebu. Tanaman

tebu merupakan tanaman yang sebarannya luas, tanaman ini bisa tumbuh di

dataran rendah dan lahan kering/sawah sehingga menjadi komoditas pertanian

basis di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Selain itu,

tanaman tebu banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Kabupaten

Karanganyar karena didukung adanya Pabrik Gula Tasikamdu di Kabupaten

Karanganyar. Pabrik Gula Tasikmadu milik PT Perkebunan Nusantara IX ini,

membutuhkan bahan baku utama yaitu tebu untuk melangsungkan proses

produksi. Hal ini yang mendorong masyarakat untuk menyediakan bahan baku

dengan mengembangkan tanaman tebu di tegalan mereka. Pabrik Gula

Tasikmadu telah berperan dalam meningkatkan kesejahteraan hidup

masyarakat Kabupaten Karanganyar dengan membeli hasil panen tebu tegalan.

Selain itu Pabrik Gula Tasikmadu juga membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat sekitar sebagai karyawan tetap maupun karyawan musiman.

Karyawan musiman dibutuhkan ketika Pabrik Gula Tasikmadu sedang

berproduksi karena proses produksi hanya dilakukan setahun dua kali.

Kecamatan yang mempunyai nilai LQ tertinggi untuk komoditas tebu adalah

Page 71: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Kecamatan Tasikmadu, yaitu 1,68 (lihat Lampiran 8) artinya 1 bagian dari

nilai LQ komoditas tebu di Kecamatan Tasikmadu digunakan untuk

memenuhi kebutuhan lokal daerahnya dan sisanya 0,68 dari nilai LQ dapat

diekspor ke daerah lain.

Tanaman kunyit juga banyak dibudidayakan oleh masyarakat di

Kabupaten Karanganyar. Adanya Pabrik Jamu Air Mancur dan pabrik jamu

skala rumah tangga yang tersebar di Kabupaten Karanganyar mendorong

masyarakat untuk mengembangkan tanaman kunyit di tegalan mereka yanag

kemudian digunakan untuk menyediakan bahan baku bagi pabrik jamu tersbut.

Pabrik Jamu Air Mancur telah berperan dalam meningkatkan kesejahteraan

hidup masyarakat Kabupaten Karanganyar dengan membuka lapangan

pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Kunyit merupakan komoditas yang

memberikan sumbangan yang cukup besar pada PDRB sub sektor perkebunan.

Nilai produksi komoditas kunir di Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar Rp

1.589.000.000,00 pada tahun 2009 dan Rp 8.618.227.700,00 pada tahun 2010.

Namun, komoditas kunir ini menjadi komoditas pertanian basis hanya di 4

kecamatan dari 17 kecamatan yang mengusahakan kunir, yaitu di Kecamatan

Tawangmangu, Mojogedang, Kerjo, dan Jenawi. Nilai rata-rata LQ komoditas

kunir di Kabupaten Karanganyar tersebut adalah 1,33 (lihat Lampiran 8).

Komoditas kehutanan yang menjadi komoditas basis di wilayah

Karanganyar adalah kayu jati. Kayu jati menjadi komoditas pertanian basis di

8 kecamatan, yaitu Kecamatan Jatipuro, Jumantono, Matesih, Ngargoyoso,

Tasikmadu, Colomadu, Kerjo dan Jenawi. Kecamatan-kecamatan tersebut

merupakan kecamatan-kecamatan yang mempunyai wilayah perbukitan,

sehingga di kecamatan tersebut banyak ditanami tanaman jati selain karena

alasan ekologis yaitu untuk mengurangi bahaya erosi juga ada alasan

ekonomis, yaitu nilai produksi komoditas jati yang tinggi.

Komoditas sub sektor peternakan yang menjadi komoditas pertanian

basis di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah ayam

kampung, itik, domba, kambing, dan sapi potong. Komoditas tersebut

diusahakan di semua kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Komoditas ayam

Page 72: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

kampung merupakan komoditas sub sektor peternakan yang populasinya

paling banyak diantara komoditas sub sektor peternakan lainnya, komoditas

pertanian ini juga yang paling banyak menjadi komoditas pertanian basis di

Kabupaten Karanganyar, yaitu di 11 kecamatan. Komoditas ayam kampung

merupakan komoditas yang mudah pemeliharaanya dan tidak membutuhkan

modal yang besar dalam pengusahaannya, sehingga banyak petani di

Kabupaten Karanganyar yang memelihara ayam kampung sebagai usaha

sampingan untuk menambah pendapatan. Selain itu harga jual dari ayam

kampung juga relatif tinggi jika dibandingkan dengan jenis ayam lain dan

pangsa pasar ayam kampung relatif bagus baik di Jawa Tengah maupun

daerah lain karena ayam kampung mempunyai rasa yang khas, berbeda

dengan ayam lainnya.

Komoditas sub sektor perikanan meliputi komoditas perikanan air tawar

baik yang berupa cek dam, sungai, waduk, KJA dan kolam air tenang.

Komoditas perikanan air tawar yang menjadi komoditas pertanian basis di

sebagian besar kecamatan adalah lele. Lele menjadi komoditas pertanian basis

di 11 kecamatan. Kecamatan Ngargoyoso merupakan kecamatan yang

mempunyai nilai rata-rata LQ terbesar untuk komoditas lele, yaitu 2,80 (lihat

Lampiran 8), artinya 1 bagian dari rata-rata produksi lele di Kecamatan

Ngargoyoso digunakan untuk mencukupi kebutuhan daerahnya sendiri dan

sisanya (1,80 bagian dari nilai LQ) dapat diekspor ke daerah lain. Komoditas

perikanan air tawar lain yang menjadi komoditas pertanian basis di sebagian

besar kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah Gurame (di 9 kecamatan),

Nila (di 9 kecamatan), Tawes (di 7 kecamatan) dan Karper (di 4 kecamatan).

Page 73: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

B. Komponen Pertumbuhan Proporsional dan Komponen Pertumbuhan

Pangsa Wilayah Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing

Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

1. Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP) Komoditas Pertanian

Basis di Masing-masing Kecamatan Di Kabupaten Karanganyar

Komponen pertumbuhan proposinal (PP) merupakan suatu alat ukur

dalam analisis Shift Share yang menunjukkan perubahan relatif,

pertumbuhan atau penurunan produktivitas suatu komoditas pertanian

dibandingkan dengan komoditas pertanian lain di Kabupaten Karanganyar

akibat pengaruh unsur-unsur eksternal yang bekerja secara regional

(kabupaten). Komoditas yang mempunyai nilai PP positif di suatu

kecamatan berarti komoditas tersebut terkonsentrasi di kecamatan tersebut

dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan komoditas

lain di tingkat kabupaten, sebaliknya komoditas yang mempunyai nilai PP

negatif berarti tingkat pertumbuhan komoditas tersebut relatif lebih lambat

dibandingkan komoditas lain di tingkat kabupaten.

Menurut Ropingi dan Agustono (2007), komoditas pertanian basis

yang mempunyai nilai PP positif menunjukkan bahwa komoditas tersebut

tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan komoditas lain di tingkat

kabupaten atau kecamatan-kecamatan tersebut berspesialisasi dalam

menghasilkan komoditas pertanian yang secara regional/kabupaten

tumbuh cepat. Tambunan (2001) menyebutkan bahwa pertumbuhan

proporsional timbul karena perbedaan permintaan output akhir,

ketersediaan bahan baku, kebijakan sektoral, serta perilaku dan kinerja

struktur pasar setiap sektor nasional.

Komoditas-komoditas pertanian basis yang mempunyai

pertumbuhan cepat (mempunyai nilai PP positif) dan komoditas-

komoditas pertanian basis yang mempunyai pertumbuhan lambat

(mempunyai nilai PP negatif) di tiap kecamatan Kabupaten Karanganyar

diketahui dari hasil penelitian yang disajikan dalam Tabel 20.

Page 74: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 20. Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP) Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010

Komoditas dengan PP Positif Komoditas dengan

PP Negatif Kecamatan

Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah, Petai, Durian, Sawo, Pisang, Kopi Arabica, Rambutan, Kencur, Cengkeh, Kelapa, Kapuk, Jati, Mahoni, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Sapi Potong, Ikan lain

Jatipuro

Padi Sawah, Jagung, Ketela Pohon, Bawang Putih, Kacang Panjang, Buncis, Nangka, Alpukat, Sirsak, Jeruk Keprok, Rambutan, Jahe, Kopi Arabica, Cengkeh, Kopi Robusta, Kelapa, Kapuk, Mahoni, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Sapi Potong, Ikan Lain

Jatiyoso

Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah, Pepaya, Sukun, Rambutan, Lada, Mete, Kapuk, Domba, Kambing

Tebu Jumapolo

Ketela Pohon, Kacang Tanah, Petai, Jengkol, Melinjo, Manggis, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak, Sawo, Pepaya, Nanas, Mangga, Duku/Langsat, Kencur, Mete, Jati, Ayam Ras Petelur, Ayam Pedaging

Tebu Jumantono

Padi Sawah, Ketela Rambat, Cabe, Jengkol, Terong, Melinjo, Kacang Panjang, Sawi, Buncis, Manggis, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak, Alpukat, Sawo, Pepaya, Nanas, Salak, Sukun, Mangga, Rambutan, Duku/Langsat, Jeruk Keprok, Kencur, Cengkeh, Kopi Robusta, Jati, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurame, Tawes, Nila, Ikan Lain

Tomat Matesih

Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabe, Kubis, Sawi, Buncis, Nangka, Durian, Alpukat, Pisang, Salak, Jeruk Keprok, Cengkeh, Kayu Lain, Kuda, Ayam Buras, Domba, Kambing, Ayam Pedaging, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Nila, Ikan Lain

Wortel, Kentang Tawangmangu

Sumber: Diadopsi dan Diolah dari Lampiran 9

Page 75: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Lanjutan Tabel 20. Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP) Komoditas Pertanian Basis di masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010

Komoditas dengan PP Positif Komoditas dengan

PP Negatif Kecamatan

Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabe, Kubis, Sawi, Buncis, Durian, Jambu Biji, Alpukat, Pepaya, Pisang, Jeruk Keprok, Cengkeh, Kopi Robusta, Mete, Kelapa, Jati, Kayu Lain, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Puyuh, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurame, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Wortel, Tomat, Kentang Ngargoyoso

Padi Sawah, Ketela Rambat, Cabe, Terong, Buncis, Belimbing, Nangka, Durian, Jambu Biji, Alpukat, Salak, Sukun, Rambutan, Duku/Langsat, Jahe, Cengkeh, Kerbau, Ayam Ras Petelur, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurame, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Tomat Karangpandan

Padi Sawah, Jati, Ayam Ras Petelur, Gurame, Tawes

Tebu Karanganyar

Padi Sawah, Melinjo, Belimbing, Jambu Biji, Pepaya, Pisang, Jati, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Ayam Pedaging, Kelinci, Sapi Potong, lele, Gurame, Nila, Ikan Lain

Tebu Tasikmadu

Padi Sawah, Sawo, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Ayam Pedaging, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Nila, Ikan Lain

Jaten

Melinjo, Sirsak, kapuk, Tembakau, Jati, Kerbau, Kuda, Puyuh, Lele, Gurame, Tawes, Nila, Ikan Lain

Tebu Colomadu

Padi Gogo, Kacang Tanah, Mete, kapuk, Ayam Ras Petelur, Ayam Pedaging, Sapi Potong, Lele

Tebu Gondangrejo

Padi Sawah, Melinjo, Mahoni, Lele, Gurame Tebu Kebakkramat Padi Sawah, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Panjang, Sukun, Jahe, Kapuk, Kunyit, Mahoni, Kerbau, Itik, Gurame

Tebu Mojogedang

Sumber: Diadopsi dan Diolah dari Lampiran 9

Page 76: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Lanjutan Tabel 20. Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP) Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010

Komoditas dengan PP Positif Komoditas dengan

PP Negatif Kecamatan

Padi Sawah, Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Tanah, Petai, Cabe, Terong, Melinjo, Kacang Panjang, Sawi, Manggis, Belimbing, Nangka, Durian, Sirsak, Alpukat, Sawo, Pepaya, Sukun, rambutan, Jeruk Keprok, Jahe, Kencur, Cengkeh, Mete, Kunyit, Jati, Mahoni, Kayu Lain, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurame, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Tomat Kerjo

Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Bawang Merah, Bawang Putih, Petai, Cabe, Melinjo, Kacang Panjang, Kubis, Sawi, Buncis, Belimbing, Nangka, Jambu Biji, Sirsak, Alpukat, Pepaya, Pisang, Nanas, Salak, Sukun, Rambutan, Jeruk keprok, Jahe, Kencur, Cengkeh, Kopi Robusta, panili, Kelapa, Kunyit, Jati, Kayu Lain, Ayam Buras, Itik, Domba, Kambing, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Kentang, Wortel Jenawi

Sumber: Diadopsi dan Diolah dari Lampiran 9 Nilai komponen pertumbuhan proporsional (dalam satuan rupiah)

dari komoditas pertanian basis beragam di tiap-tiap kecamatan. Hal ini

menunjukkan adanya perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah,

perbedaan kebijakan di masing-masing sektor, serta perbedaan stuktur dan

keragaman pasar di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PP positif di masing-

masing kecamatan menunjukkan bahwa komoditas pertanian tersebut

tumbuh relatif cepat.

a. Kecamatan Jatipuro

Berdasarkan hasil analisis komponen pertumbuhan proporsional

(PP) komoditas pertanian basis di Kabupaten Karanganyar, dari 21

komoditas pertanian basis yang ada di Kecamatan Jatipuro, seluruhnya

mempunyai nilai PP positif. Komoditas pertanian yang mempunyai

Page 77: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

nilai PP positif tersebut adalah jagung, ketela pohon, kacang tanah,

petai, durian, sawo, pisang, rambutan, kencur, kopi arabica, cengkeh,

kelapa, kapuk, jati, mahoni, ayam buras, itik, domba, kambing, sapi

potong, ikan lain. Nilai PP positif yang dimiliki komoditas pertanian

basis menunjukkan bahwa komoditas pertanian basis tersebut tumbuh

relatif cepat dibandingkan dengan komoditas lain di Kabupaten

Karanganyar karena pengaruh kebijakan antar komoditas yang

menguntungkan komoditas pertanian basis tersebut atau dapat

dikatakan Kecamatan Jatipuro berkemampuan dalam menghasilkan

komoditas pertanian basis tersebut yang secara regional tumbuh cepat.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jatipuro yang

mempunyai nilai PP terbesar adalah sapi potong, yaitu degan nilai PP

sebesar Rp 24.470.013.716,65 (lihat Lampiran 9) yang berarti sapi

potong di Kecamatan Jatipuro mengalami peningkatan nilai produksi

sebesar Rp 24.470.013.716,65. Peningkatan produksi pangan utama

khususnya daging sapi melalui intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan

prasarana, peningkatan pengembangan teknologi spesifik lokal yang

ramah lingkungan seperti pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk

bokashi merupakan upaya yang pada umumnya dilakukan oleh

masyarakat Kecamatan Jatipuro yang beternak sapi potong. Upaya

peningkatan produksi daging sapi sangat mendukung dalam

meningkatnya nilai produksi daging sapi itu sendiri. Selain hal tersebut,

harga daging sapi yang tinggi serta banyaknya jumlah konsumen daging

sapi menyebabkan banyaknya masyarakat yang mulai mengusahakan

usaha ternak sapi potong dengan tujuan mencari keuntungan yang besar

sehingga nilai produksi daging sapi semakin meningkat.

Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PP negatif

tidak ditemukan di Kecamatan Jatipuro. Hal ini dapat disebabkan

karena adanya produksi komoditas pertanian di Kecamatan Jatipuro

yang selalu meningkat sehingga komoditas-komoditas pertanian basis

Page 78: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

tersebut tumbuh relatif cepat dibandingkan dengan komoditas lain di

Kabupaten Karanganyar.

b. Kecamatan Jatiyoso

Kecamatan Jatiyoso terdapat 24 komoditas pertanian basis.

Semua komoditas tersebut pertumbuhannya cepat, hal ini ditunjukkan

dengan nilai PP positif dari semua komoditas yang ada di Kecamatan

Jatiyoso. Komoditas pertanian basis tersebut adalah padi sawah,

jagung, ketela pohon, bawang putih, kacang panjang, buncis, nangka,

alpukat, rambutan, jahe, kopi arabica, cengkeh, kopi robusta, kelapa,

kapuk, mahoni, ayam buras, itik, domba, kambing, sapi potong, ikan

lain. Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jatiyoso yang

mempunyai nilai PP terbesar adalah padi sawah, yaitu Rp

53.235.113.260,29 (lihat Lampiran 9). Nilai PP yang dimiliki

komoditas padi sawah tersebut menunjukkan besarnya keuntungan

atau pertumbuhan nilai produksi yang dialami komoditas padi sawah

karena pengaruh kebijakan yang menguntungkan komoditas padi

sawah. Kebijakan yang menguntungkan komoditas padi sawah tersebut

misalnya kebijakan harga dasar gabah, kebijakan peningkatan

produktivitas dan produksi pangan utama khususnya beras melalui

intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang usahatani,

peningkatan pengembangan teknologi spesifik lokal yang ramah

lingkungan seperti pemanfaatan limbah panen dan limbah ternak

menjadi pupuk. Selain itu, keadaan alam di Kecamatan Jatiyoso sangat

mendukung pertumbuhan padi sawah, lahan persawahan yang luas,

ketinggian tempat rata-rata 950 mdpl serta adanya bantuan pemerintah

tentang subsidi pupuk dan bibit menjadikan masyarakat Kecamatan

Jatiyoso banyak yang mengusahakan usahatani padi sawah.

c. Kecamatan Jumapolo

Kecamatan Jumapolo mempunyai 11 komoditas pertanian basis

yang memiliki pertumbuhan cepat yang ditunjukkan dengan nilai PP

positif. Komoditas tersebut adalah jagung, ketela pohon, kacang tanah,

Page 79: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pepaya, sukun, rambutan, lada, mete, kapuk, domba, kambing.

Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PP terbesar adalah

jagung, yaitu Rp 30.822.039.620,64 (lihat Lampiran 9), yang artinya

komoditas jagung mengalami peningkatan nilai produksi sebesar Rp

30.822.039.620,64 karena adanya pengaruh kebijakan yang

menguntungkan komoditas jagung, misalnya kebijakan peningkatan

produksi jagung melalui diversifikasi tanaman pangan dan program

pengembangan kemitraan antara petani dengan pengelola usaha

pengolahan dimana di kecamatan ini terdapat pabrik tepung mayzena

skala rumah tangga yang dapat menyerap produk jagung di kecamatan

ini.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jumapolo yang

pertumbuhannya lambat yang ditunjukkan dengan nilai PP negatif

adalah tebu. Komoditas tebu mempunyai nilai PP sebesar Rp -

175.105.531.922,05 (lihat Lampiran 9), yang artinya tebu mengalami

penurunan nilai produksi sebesar Rp -175.105.531.922,05 karena

adanya penurunan produksi tebu. Penurunan produksi tebu ini

disebabkan karena pergeseran fungsi lahan pertanian menjadi lahan

untuk pendirian bangunan, dimana hal tersebut sangat mempengaruhi

produksi tebu karena semakin sempitnya lahan untuk penanaman.

Adanya usaha rehabilitasi lahan yang sudah berumur tua karena sudah

ditanami tebu sejak bertahun-tahun dahulu sehingga membutuhkan

perbaikan untuk meningkatkan permiabilitas tanah agar dapat subur

kembali. Rehabilitasi lahan ini mengakibatkan menurunnya produksi

tebu karena lahan tersebut tidak boleh ditanami tebu untuk kurun waktu

tertentu. Penurunan produksi akan mengakibatkan menurunnya nilai

produksi sehingga laju pertumbuhan akan semakin lambat.

d. Kecamatan Jumantono

Kecamatan Jumantono mempunyai 20 komoditas pertanian basis

yang mempunyai nilai PP positif, komoditas tersebut adalah ketela

pohon, kacang tanah, petai, jengkol, melinjo, manggis, belimbing,

Page 80: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

durian, jambu biji, sirsak, sawo, pepaya, nanas, mangga, duku/langsat,

kencur, mete, jati, ayam ras petelur, ayam pedaging. Nilai PP positif

yang dimiliki oleh komoditas tersebut menunjukkan bahwa komoditas

tersebut bahwa tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan

komoditas lain di Kabupaten Karanganyar atau dapat dikatakan

Kecamatan Jumantono berkemampuan dalam menghasilkan komoditas

pertanian basis tersebut yang secara regional tumbuh cepat. Mangga

merupakan komoditas yang mempunyai nilai PP terbesar, yaitu Rp

66.038.093.644,62 (lihat Lampiran 9), yang artinya mangga

mengalami pertumbuhan nilai produksi sebesar Rp 66.038.093.644,62

karena pengaruh keadaan tanah dan iklim yang mendukung usahatani

mangga.

Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PP negatif

sehingga tergolong komoditas yang pertumbuhannya lambat adalah

tebu. Tebu merupakan komoditas yang mempunyai nilai PP terendah,

yaitu Rp -445.377.614.988,93 (lihat Lampiran 9), yang artinya tebu

mengalami penurunan nilai produksi sebesar Rp -445.377.614.988,93

karena adanya penurunan produksi tebu. Penurunan produksi tebu ini

disebabkan karena pergeseran fungsi lahan pertanian menjadi lahan

untuk pendirian bangunan, dimana hal tersebut sangat mempengaruhi

produksi tebu karena semakin sempitnya lahan untuk penanaman.

Adanya usaha rehabilitasi lahan yang sudah berumur tua karena sudah

ditanami tebu sejak bertahun-tahun dahulu sehingga membutuhkan

perbaikan untuk meningkatkan permiabilitas tanah agar dapat subur

kembali. Rehabilitasi lahan ini mengakibatkan menurunnya produksi

tebu karena lahan tersebut tidak boleh ditanami tebu untuk kurun waktu

tertentu. Penurunan produksi akan mengakibatkan menurunnya nilai

produksi sehingga laju pertumbuhan akan semakin lambat.

e. Kecamatan Matesih

Kecamatan Matesih mempunyai 41 komoditas pertanian basis

yang pertumbuhannya cepat yang ditunjukkan dengan nilai PP positif.

Page 81: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Komoditas tersebut adalah padi sawah, ketela rambat, cabe, jengkol,

terong, melinjo, kacang panjang, sawi, buncis, manggis, belimbing,

durian, jambu biji, sirsak, alpukat, sawo, pepaya, nanas, salak, sukun,

mangga, rambutan, duku/langsat, jeruk keprok, kencur, cengkeh, kopi

robusta, jati, kayu lain, kerbau, ayam buras, itik, domba, kambing,

kelinci, sapi potong, lele, gurame, tawes, nila, ikan lain.

Komoditas padi sawah adalah komoditas pertanian basis yang

mempunyai nilai PP terbesar, yaitu Rp 37.229.930.028,58 (lihat

Lampiran 9), yang artinya padi sawah mengalami peningkatan nilai

produksi sebesar Rp 37.229.930.028,58. Nilai PP yang dimiliki

komoditas padi sawah tersebut menunjukkan besarnya keuntungan

atau pertumbuhan nilai produksi yang dialami komoditas padi sawah

karena pengaruh kebijakan yang menguntungkan komoditas padi

sawah. Kebijakan yang menguntungkan komoditas padi sawah tersebut

misalnya kebijakan harga dasar gabah, kebijakan peningkatan

produktivitas dan produksi pangan utama khususnya beras melalui

intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang usahatani,

peningkatan pengembangan teknologi spesifik lokal yang ramah

lingkungan seperti pemanfaatan limbah panen dan limbah ternak

menjadi pupuk.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Matesih yang

pertumbuhannya lambat yang ditunjukkan dengan nilai PP negatif

adalah tomat dengan nilai PP sebesar Rp -430.832.294,91 (lihat

Lampiran 9), yang artinya tomat mengalami penurunan nilai produksi

sebesar Rp -430.832.294,91. Menurunnya jumlah konsumen tomat

dipasar karena bersaing dengan tomat impor menyebabkan penurunan

produksi tomat.

f. Kecamatan Tawangmangu

Kecamatan Tawangmangu mempunyai 27 komoditas pertanian

basis yang pertumbuhannya cepat yang ditunjukkan dengan nilai PP

positif. Komoditas tersebut adalah jagung, ketela pohon, ketela rambat,

Page 82: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

bawang merah, bawang putih, cabe, kubis, sawi, buncis, nangka,

durian, alpukat, pisang, salak, jeruk keprok, cengkeh, kayu lain, kuda,

ayam buras, domba, kambing, ayam pedaging, kelinci, sapi potong,

lele, nila, ikan lain. Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai

PP terbesar adalah sapi potong, yaitu Rp 19.024.744.543,07 (lihat

Lampiran 9), artinya sapi potong mengalami kenaikan nilai produksi

sebesar Rp 19.024.744.543,07. Upaya peningkatan produksi daging

sapi seperti peningkatan produksi pangan utama khususnya daging sapi

melalui intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana, peningkatan

pengembangan teknologi spesifik lokal yang ramah lingkungan seperti

pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk bokashi yang pada

umumnya dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Tawangmangu yang

beternak sapi potong. sangat mendukung dalam meningkatnya nilai

produksi daging sapi itu sendiri. Selain hal tersebut, harga daging sapi

yang tinggi serta banyaknya jumlah konsumen daging sapi

menyebabkan banyaknya masyarakat yang mulai mengusahakan usaha

ternak sapi potong dengan tujuan mencari keuntungan yang besar

sehingga nilai produksi daging sapi semakin meningkat. Kecamatan

Tawangmangu terkenal dengan daerah penghasil sayuraan dan buah-

buahan sehingga sebagian besar penduduk di Kecamatan Tawangmangu

justru mencari sumber makanan selain sayur dan buah-buahan karena

bagi mereka mengkonsumsi sayuran yang mereka hasilkan sendiri

sangat membosankan. Hal tersebut mendorong masyarakat di daerah ini

mencari sumber makanan lain seperti daging sapi. Banyaknya konsumen

akan meningkatkan para peternak sapi potong untuk meningkatkan

produksinya. Adanya peningkatan produksi akan memperngaruhi

peningkatan nilai produksi daging sapi sehingga laju pertumbuhannya

semakin cepat dibandingkan dengan komoditas lainnya.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Tawangmangu yang

mempunyai nilai negatif yaitu wortel dan kentang. Nilai negatif yang

dimiliki oleh komoditas pertanian basis tersebut menunjukkan

Page 83: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

komoditas pertanian basis tersebut pertumbuhannya lambat karena

dirugikan oleh kebijakan pada suatu komoditas. Komoditas kentang

dan wortel mempunyai nilai PP masing-masing yaitu Rp -

8.714.332.108,23 dan Rp -128.779.871.02 (lihat Lampiran 9), yang

artinya wortel mengalami penurunan nilai produksi sebesar Rp -

8.714.332.108,23, kentang mengalami penurunan nilai produksi

sebesar Rp -128.779.871.02 karena kebijakan pada suatu komoditas,

misalnya karena adanya kebijakan impor sayuran yang membuka

kesempatan pedagang luar negeri untuk merampas pasar domestik.

Kebijakan ini menyebabkan penurunan produksi wortel dan kentang.

g. Kecamatan Ngargoyoso

Kecamatan Ngargoyoso mempunyai 35 komoditas pertanian

basis yang bernilai PP positif. Komoditas tersebut adalah jagung,

ketela pohon, ketela rambat, bawang merah, bawang putih, cabe, kubis,

sawi, buncis, durian, jambu biji, alpukat, pepaya, pisang, jeruk keprok,

cengkeh, kopi robusta, mete, kelapa, jati, kayu lain, ayam buras, itik,

domba, kambing, puyuh, kelinci, sapi potong, lele, gurame, tawes, nila,

karper, ikan lain. Nilai PP positif yang dimiliki komoditas pertanian

basis tersebut menunjukkan bahwa komoditas pertanian basis tersebut

pertumbuhannya cepat karena adanya kebijakan antar pada suatu

komoditas yang menguntungkan komoditas pertanian basis tersebut,

sehingga komoditas tersebut mengalami kenaikan produksi sebesar

nilai PPnya. Komoditas sapi potong merupakan komoditas yang

mempunyai nilai PP terbesar di Kecamatan Ngargoyoso, yaitu Rp

21.359.041.921.20 (lihat Lampiran 9), yang artinya sapi potong

mengalami peningkatan nilai produksi sebesar Rp 21.359.041.921.20.

Upaya peningkatan produksi daging sapi seperti peningkatan produksi

pangan utama khususnya daging sapi melalui intensifikasi dan

rehabilitasi sarana dan prasarana, peningkatan pengembangan

teknologi spesifik lokal yang ramah lingkungan seperti pemanfaatan

limbah ternak menjadi pupuk bokashi yang pada umumnya dilakukan

Page 84: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

oleh masyarakat Kecamatan Ngargoyoso yang beternak sapi potong.

sangat mendukung dalam meningkatnya nilai produksi daging sapi itu

sendiri. Selain hal tersebut, harga daging sapi yang tinggi serta

banyaknya jumlah konsumen daging sapi menyebabkan banyaknya

masyarakat yang mulai mengusahakan usaha ternak sapi potong dengan

tujuan mencari keuntungan yang besar sehingga nilai produksi daging

sapi semakin meningkat. Kecamatan Ngargoyoso terkenal dengan

daerah penghasil sayuraan dan buah-buahan sehingga sebagian besar

penduduk di Kecamatan Ngargoyoso justru mencari sumber makanan

selain sayur dan buah-buahan karena bagi mereka mengkonsumsi

sayuran yang mereka hasilkan sendiri sangat membosankan. Hal

tersebut mendorong masyarakat di daerah ini mencari sumber makanan

lain seperti daging sapi. Banyaknya konsumen akan meningkatkan para

peternak sapi potong untuk meningkatkan produksinya. Adanya

peningkatan produksi akan memperngaruhi peningkatan nilai produksi

daging sapi sehingga laju pertumbuhannya semakin cepat dibandingkan

dengan komoditas lainnya.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Ngargoyoso yang

mempunyai nilai PP negatif sehingga tergolong komoditas yang

pertumbuhannya lambat adalah wortel, tomat dan kentang. Komoditas

yang mempunyai nilai PP terkecil adalah kentang, yaitu Rp –

994.695.723,76 (lihat Lampiran 9), yang artinya kentang mengalami

penurunan nilai produksi sebesar Rp -994.695.723,76 karena perubahan

kebijakan di komoditas lain yang berupa kebijakan peningkatan

produksi tanaman hortikultura jenis sayuran yang lain seperti sawi dan

kubis, karena menurut badan penyuluh pertanian Kecamatan

Ngargoyoso, sawi dan kubis lebih cocok ditanam di lahan Kecamatan

Ngargoyoso dibandingkan dengan jenis sayuran lain. Selain itu

keuntungan ekonominya lebih tinggi karena menurut mereka sawi dan

kobis tidak membutuhkan modal yang banyak.

Page 85: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

h. Kecamatan Karangpandan

Kecamatan Karangpandan mempunyai 30 komoditas pertanian

basis yang nilai PPnya positif. Komoditas tersebut adalah: padi sawah,

ketela rambat, cabe, terong, buncis, belimbing, nangka, durian, jambu

biji, alpukat, salak, sukun, rambutan, duku/langsat, jahe, cengkeh,

kerbau, ayam ras petelur, ayam buras, itik, domba, kambing, kelinci,

sapi potong, lele, gurame, tawes, nila, karper, ikan lain. Nilai PP positif

yang dimiliki oleh komoditas pertanian basis tersebut menunjukkan

bahwa komoditas pertanian basis tersebut pertumbuhannya cepat atau

dapat dikatakan bahwa Kecamatan Karangpandan berkemampuan

dalam menghasilkan komoditas pertanian tersebut yang secara

regional/kabupaten tumbuh cepat. Komoditas pertanian basis yang

mempunyai nilai PP terbesar adalah padi sawah, yaitu Rp

46.862.422.534,67 (lihat Lampiran 9), yang artinya padi sawah

mengalami peningkatan nilai produksi sebesar Rp 46.862.422.534,67

karena adanya pengaruh kebijakan yang menguntungkan komoditas

padi sawah, misalnya kebijakan harga dasar gabah, kebijakan

peningkatan produktivitas dan produksi pangan utama khususnya beras

melalui intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang

usahatani, subsidi pupuk dan bibit dari pemrintah, peningkatan

pengembangan teknologi spesifik lokal yang ramah lingkungan seperti

pemanfaatan limbah panen dan limbah ternak menjadi pupuk. Hal ini

mendorong semangat masyarakat daerah ini mengusahakan padi sawah

disamping keadaan alam Kecamatan Karangpandan yang sangat cocok

digunakan untuk usahatani persawahan padi.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Karangpandan yang

mempunyai pertumbuhan lambat yang ditunjukkan dengan nilai PP

negatif adalah tomat. Tomat mempunyai nilai PP sebesar Rp -

86.033.280,53 (lihat Lampiran 9), yang artinya tomat dirugikan dengan

adanya perubahan kebijakan pada suatu komoditas sehingga komoditas

tomat mengalami penurunan nilai produksi sebesar Rp -86.033.280,53.

Page 86: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Kebijakan tersebut misalnya adalah kebijakan impor tomat yang

memungkinkan tomat asal luar negeri masuk ke pasar domestik.

Kebijakan ini menyebabkan penurunan produksi tomat. Selain itu, harga

tomat domestik yang tidak dapat bersaing dengan harga tomat luar negri

yang lebih murah, akan menyebabkan matinya produktivitas tomat

domestik.

i. Kecamatan Karanganyar

Kecamatan Karanganyar mempunyai 5 komoditas pertanian

basis yang bernilai PP positif. Komoditas tersebut adalah padi sawah,

jati, ayam ras petelur, gurame, tawes. Nilai PP positif yang dimiliki

oleh komoditas pertanian basis tersebut menunjukkan bahwa

komoditas pertanian basis tersebut tumbuh cepat karena adanya

pengaruh faktor eksternal, atau dapat dikatakan bahwa Kecamatan

Karanganyar berkemampuan dalam menghasilkan komoditas pertanian

basis tersebut yang secara regional/kabupaten tumbuh cepat.

Komoditas yang mempunyai nilai PP terbesar adalah padi sawah, yaitu

sebesar Rp 67.992.923.361,71 (lihat Lampiran 9), yang artinya padi

sawah mengalami peningkatan nilai produksi sebesar Rp

67.992.923.361,71 karena adanya pengaruh kebijakan yang

menguntungkan komoditas padi sawah, misalnya kebijakan harga

dasar gabah, kebijakan peningkatan produktivitas dan produksi pangan

utama khususnya beras melalui intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan

prasarana penunjang usahatani, peningkatan pengembangan teknologi

spesifik lokal yang ramah lingkungan seperti pemanfaatan limbah

panen dan limbah ternak menjadi pupuk.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Karanganyar yang

mempunyai nilai PP negatif sehingga tergolong komoditas yang

pertumbuhannya lambat yaitu tebu dengan nilai PP sebesar Rp -

372.296.804.529,80 (lihat Lampiran 9), yang artinya tebu dirugikan

dengan adanya perubahan kebijakan sehingga tebu mengalami

penurunan nilai produksi sebesar Rp -372.296.804.529,80. Penurunan

Page 87: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

produksi tebu ini disebabkan karena pergeseran fungsi lahan pertanian

menjadi lahan untuk pendirian bangunan, dimana hal tersebut sangat

mempengaruhi produksi tebu karena semakin sempitnya lahan untuk

penanaman. Adanya usaha rehabilitasi lahan yang sudah berumur tua

karena sudah ditanami tebu sejak bertahun-tahun dahulu sehingga

membutuhkan perbaikan untuk meningkatkan permiabilitas tanah agar

dapat subur kembali. Rehabilitasi lahan ini mengakibatkan menurunnya

produksi tebu karena lahan tersebut tidak boleh ditanami tebu untuk

kurun waktu tertentu. Penurunan produksi akan mengakibatkan

menurunnya nilai produksi sehingga laju pertumbuhan akan semakin

lambat.

j. Kecamatan Tasikmadu

Kecamatan Tasikmadu mempunyai 19 komoditas pertanian basis

yang bernilai PP positif. Komoditas tersebut adalah: padi sawah,

melinjo, belimbing, jambu biji, pepaya, pisang, jati, kayu lain, kerbau,

ayam buras, itik, domba, ayam pedaging, kelinci, sapi potong, lele,

gurame, nila, ikan lain. Nilai PP positif yang dimiliki oleh komoditas

pertanian basis tersebut menunjukkan bahwa komoditas pertanian basis

tersebut tumbuh cepat karena adanya pengaruh kebijakan di suatu

komoditas yang menguntungkan komoditas tersebut, atau dapat

dikatakan bahwa Kecamatan Tasikmadu berkemampuan dalam

menghasilkan komoditas pertanian basis tersebut yang secara

regional/kabupaten tumbuh cepat.

Komoditas padi sawah adalah komoditas pertanian basis yang

mempunyai nilai PP terbesar, yaitu Rp 89.309.924.540,18 (lihat

Lampiran 9), yang artinya padi sawah mengalami peningkatan nilai

produksi sebesar Rp 89.309.924.540,18. Nilai PP yang dimiliki

komoditas padi sawah tersebut menunjukkan besarnya keuntungan

atau pertumbuhan nilai produksi yang dialami komoditas padi sawah

karena pengaruh kebijakan yang menguntungkan komoditas padi

sawah. Kebijakan yang menguntungkan komoditas padi sawah tersebut

Page 88: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

misalnya kebijakan harga dasar gabah, kebijakan peningkatan

produktivitas dan produksi pangan utama khususnya beras melalui

intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang usahatani,

peningkatan pengembangan teknologi spesifik lokal yang ramah

lingkungan seperti pemanfaatan limbah panen dan limbah ternak

menjadi pupuk. Selain itu, adanya bantuan pemerintah tentang subsidi

pupuk dan bibit menjadikan masyarakat Kecamatan Tasikmadu banyak

yang mengusahakan usahatani padi sawah.

Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PP negatif

sehingga tergolong komoditas yang pertumbuhannya lambat yaitu tebu

dengan nilai PP sebesar Rp -365.942.953.820,77 (lihat Lampiran 9),

yang artinya tebu dirugikan dengan adanya perubahan kebijakan

sehingga mengalami penurunan nilai produksi sebesar Rp -

365.942.953.820,77. Penurunan produksi tebu ini disebabkan karena

pergeseran fungsi lahan pertanian menjadi lahan untuk pendirian

bangunan, dimana hal tersebut sangat mempengaruhi produksi tebu

karena semakin sempitnya lahan untuk penanaman. Adanya usaha

rehabilitasi lahan yang sudah berumur tua karena sudah ditanami tebu

sejak bertahun-tahun dahulu sehingga membutuhkan perbaikan untuk

meningkatkan permiabilitas tanah agar dapat subur kembali. Rehabilitasi

lahan ini mengakibatkan menurunnya produksi tebu karena lahan

tersebut tidak boleh ditanami tebu untuk kurun waktu tertentu.

Penurunan produksi akan mengakibatkan menurunnya nilai produksi

sehingga laju pertumbuhan akan semakin lambat.

k. Kecamatan Jaten

Kecamatan Jaten mempunyai 13 komoditas pertanian basis yang

bernilai PP positif dan tidak ada yang memiliki nilai PP negatif.

Komoditas tersebut adalah: padi sawah, sawo, kayu lain, kerbau, ayam

buras, itik, domba, ayam pedaging, kelinci, sapi potong, lele, nila, ikan

lain. Padi sawah merupakan komoditas pertanian basis di Kecamatan

Jaten yang mempunyai nilai PP terbesar yaitu, Rp 64.126.066.657,82

Page 89: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

(lihat Lampiran 10), yang artinya komoditas padi sawah mengalami

pertumbuhan nilai produksi sebesar Rp 64.126.066.657,82. Nilai PP

yang dimiliki komoditas padi sawah tersebut menunjukkan besarnya

keuntungan atau pertumbuhan nilai produksi yang dialami komoditas

padi sawah karena pengaruh kebijakan yang menguntungkan

komoditas padi sawah. Kebijakan yang menguntungkan komoditas

padi sawah tersebut misalnya kebijakan harga dasar gabah, kebijakan

peningkatan produktivitas dan produksi pangan utama khususnya beras

melalui intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang

usahatani, peningkatan pengembangan teknologi spesifik lokal yang

ramah lingkungan seperti pemanfaatan limbah panen dan limbah

ternak menjadi pupuk. Selain itu, keadaan alam di Kecamatan Jaten

sangat mendukung pertumbuhan padi sawah, lahan persawahan yang

luas, ketinggian tempat rata-rata 98 mdpl serta adanya bantuan

pemerintah tentang subsidi pupuk dan bibit menjadikan masyarakat

Kecamatan Jaten banyak yang mengusahakan usahatani padi sawah.

Banyaknya masyarakat Kecamatan Jaten yang mengusahakan padi

sawah juga dikarenakan keadaan alam daerah ini yang tidak dapat

ditanamani tanaman jenis lain seperti sayuran dan buah-buahan

sehingga padi sawah memiliki jumlah produksi yang lebih besar

dibandingkan dengan komoditas lainnya sehingga laju

pertumbuhannya juga cepat.

l. Kecamatan Colomadu

Kecamatan Colomadu mempunyai 13 komoditas pertanian basis

yang bernilai PP positif. Komoditas tersebut adalah melinjo, sirsak,

kapuk, tembakau, jati, kerbau, kuda, puyuh, lele, gurame, tawes, nila,

ikan lain. Nilai PP positif yang dimiliki oleh komoditas pertanian basis

tersebut menunjukkan bahwa komoditas pertanian basis tersebut

tumbuh cepat atau dapat dikatakan bahwa Kecamatan Colomadu

berkemampuan dalam menghasilkan komoditas pertanian basis

tersebut yang secara regional/kabupaten tumbuh cepat. Komoditas

Page 90: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

yang mempunyai nilai PP terbesar adalah lele, yaitu Rp

8.422.009.315,63 (lihat Lampiran 9), yang artinya komoditas lele

mengalami peningkatan nilai produksi sebesar Rp 8.422.009.315,63

karena pengaruh kebijakan yang menguntungkan komoditas lele,

misalnya kebijakan peningkatan produksi lele melalui diversifikasi

tanaman pangan dan program pengembangan kemitraan antara petani

dengan pengelola usaha pengolahan dimana di kecamatan ini terdapat

industri keripik lele dan abon lele “Mandiri” skala rumah tangga yang

dapat menyerap produk lele di kecamatan ini.

Tebu merupakan komoditas pertanian basis yang mempunyai

nilai PP negatif sehingga tergolong komoditas yang pertumbuhannya

lambat. Nilai PP komoditas tebu adalah Rp -199.074.257.936,70. Nilai

PP tersebut menunjukkan besarnya penurunan nilai produksi yang

dialami komoditas karena adanya perubahan kebijakan yang

merugikan komoditas tersebut. Penurunan produksi tebu ini disebabkan

karena pergeseran fungsi lahan pertanian menjadi lahan untuk pendirian

bangunan, dimana hal tersebut sangat mempengaruhi produksi tebu

karena semakin sempitnya lahan untuk penanaman. Adanya usaha

rehabilitasi lahan yang sudah berumur tua karena sudah ditanami tebu

sejak bertahun-tahun dahulu sehingga membutuhkan perbaikan untuk

meningkatkan permiabilitas tanah agar dapat subur kembali. Rehabilitasi

lahan ini mengakibatkan menurunnya produksi tebu karena lahan

tersebut tidak boleh ditanami tebu untuk kurun waktu tertentu.

Penurunan produksi akan mengakibatkan menurunnya nilai produksi

sehingga laju pertumbuhan akan semakin lambat.

misalnya kebijakan rehabilitasi lahan tanaman perkebunan seperti

tanaman tebu yang sudah tua. Kebijakan rehabilitasi ini menyebabkan

penurunan produksi tebu dalam jangka pendek. Selain itu, adanya alih

fungsi lahan pertanian menjadi lahan untuk pendirian bangunan sangat

mempengaruhi produksi tebu karena semakin sempitnya lahan untuk

penanaman.

Page 91: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

m. Kecamatan Gondangrejo

Kecamatan Gondangrejo mempunyai 8 komoditas pertanian

basis yang bernilai PP positif. Komoditas tersebut padi gogo, kacang

tanah, mete, kapuk, ayam ras petelur, ayam pedaging, sapi potong, lele.

Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PP positif tersebut

menunjukkan bahwa komoditas tersebut tumbuh relatif lebih cepat

dibandingkan komoditas lain di tingkat Kabupaten atau Kecamatan

Gondangrejo berkemampuan dalam menghasilkan komoditas pertanian

tersebut yang secara nasional/kabupaten tumbuh cepat. Komoditas

pertanian basis di Kecamatan Gondangrejo yang mempunyai nilai PP

terbesar adalah sapi potong, yaitu Rp 50.457.260.161,87 (lihat

Lampiran 9), yang artinya komoditas sapi potong mengalami

peningkatan nilai produksi sebesar Rp 50.457.260.161,87. Upaya

peningkatan produksi daging sapi seperti peningkatan produksi pangan

utama khususnya daging sapi melalui intensifikasi dan rehabilitasi

sarana dan prasarana, peningkatan pengembangan teknologi spesifik

lokal yang ramah lingkungan seperti pemanfaatan limbah ternak

menjadi pupuk bokashi yang pada umumnya dilakukan oleh

masyarakat Kecamatan Gondangrejo yang beternak sapi potong. sangat

mendukung dalam meningkatnya nilai produksi daging sapi itu sendiri.

Selain hal tersebut, harga daging sapi yang tinggi serta banyaknya

jumlah konsumen daging sapi menyebabkan banyaknya masyarakat

yang mulai mengusahakan usaha ternak sapi potong dengan tujuan

mencari keuntungan yang besar sehingga nilai produksi daging sapi

semakin meningkat. Banyaknya konsumen akan meningkatkan para

peternak sapi potong untuk meningkatkan produksinya. Adanya

peningkatan produksi akan memperngaruhi peningkatan nilai produksi

daging sapi sehingga laju pertumbuhannya semakin cepat dibandingkan

dengan komoditas lainnya.

Tebu merupakan komoditas pertanian basis di Kecamatan

Gondangrejo yang mempunyai nilai PP negatif sehingga tergolong

Page 92: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

komoditas yang pertumbuhannya lambat. Nilai PP komoditas tebu

yaitu Rp -215.859.455.439,74 (lihat Lampiran 9), artinya komoditas

tebu mengalami penurunan nilai produksi sebesar Rp -

215.859.455.439,74 karena adanya perubahan kebijakan pada

komoditas lain yang merugikan komoditas ini.

n. Kecamatan Kebakkramat

Kecamatan Kebakkramat mempunyai 5 komoditas pertanian

basis yang bernilai PP positif. Komoditas tersebut adalah padi sawah,

melinjo, mahoni, lele, gurame. Komoditas pertanian basis yang

mempunyai nilai PP positif tersebut menunjukkan bahwa komoditas

tersebut tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan komoditas lain di

tingkat Kabupaten atau Kecamatan Kebakkramat berkemampuan

dalam menghasilkan komoditas pertanian tersebut yang secara

regional/kabupaten tumbuh cepat. Komoditas padi sawah mempunyai

nilai PP terbesar, yaitu Rp 112.008.563.219,04 (lihat Lampiran 9),

yang artinya padi sawah mengalami peningkatan nilai produksi sebesar

Rp 112.008.563.219,04. Nilai PP yang dimiliki komoditas padi sawah

tersebut menunjukkan besarnya keuntungan atau pertumbuhan nilai

produksi yang dialami komoditas padi sawah karena pengaruh

kebijakan yang menguntungkan komoditas padi sawah. Kebijakan

yang menguntungkan komoditas padi sawah tersebut misalnya

kebijakan harga dasar gabah, kebijakan peningkatan produktivitas dan

produksi pangan utama khususnya beras melalui intensifikasi dan

rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang usahatani, peningkatan

pengembangan teknologi spesifik lokal yang ramah lingkungan seperti

pemanfaatan limbah panen dan limbah ternak menjadi pupuk. Selain

itu, keadaan alam di Kecamatan Kebakkramat sangat mendukung

pertumbuhan padi sawah, lahan persawahan yang luas, ketinggian

tempat rata-rata 95 mdpl serta adanya bantuan pemerintah tentang

subsidi pupuk dan bibit menjadikan masyarakat Kecamatan

Kebakkramat banyak yang mengusahakan usahatani padi sawah.

Page 93: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Kebakkramat yang

mempunyai nilai PP negatif sehingga tergolong komoditas yang

pertumbuhannya lambat yaitu tebu, yaitu Rp -185.455.611.213,35

(lihat Lampiran 9), yang artinya tebu dirugikan dengan adanya

perubahan pada komoditas lain sehingga mengalami penurunan nilai

produksi sebesar Rp -185.455.611.213,35. Penurunan produksi tebu ini

disebabkan karena pergeseran fungsi lahan pertanian menjadi lahan

untuk pendirian bangunan, dimana hal tersebut sangat mempengaruhi

produksi tebu karena semakin sempitnya lahan untuk penanaman.

Adanya usaha rehabilitasi lahan yang sudah berumur tua karena sudah

ditanami tebu sejak bertahun-tahun dahulu sehingga membutuhkan

perbaikan untuk meningkatkan permiabilitas tanah agar dapat subur

kembali. Rehabilitasi lahan ini mengakibatkan menurunnya produksi

tebu karena lahan tersebut tidak boleh ditanami tebu untuk kurun waktu

tertentu. Penurunan produksi akan mengakibatkan menurunnya nilai

produksi sehingga laju pertumbuhan akan semakin lambat.

o. Kecamatan Mojogedang

Kecamatan Mojogedang mempunyai 12 komoditas pertanian

basis yang bernilai PP positif. Komoditas tersebut adalah padi sawah,

kedelai, kacang tanah, kacang panjang, sukun, jahe, kapuk, kunyit,

mahoni, kerbau, itik, gurame. Komoditas pertanian basis yang

mempunyai nilai PP positif tersebut menunjukkan bahwa komoditas

tersebut tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan komoditas lain di

tingkat Kabupaten atau dengan kata lain Kecamatan Mojogedang

berkemampuan dalam menghasilkan komoditas pertanian tersebut yang

secara regional/kabupaten tumbuh cepat. Komoditas padi sawah

mempunyai nilai PP terbesar, yaitu Rp 82.642.627.791,84 (lihat

Lampiran 9), yang artinya padi sawah mengalami peningkatan nilai

produksi sebesar Rp 82.642.627.791. Nilai PP yang dimiliki

komoditas padi sawah tersebut menunjukkan besarnya keuntungan

atau pertumbuhan nilai produksi yang dialami komoditas padi sawah

Page 94: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

karena pengaruh kebijakan yang menguntungkan komoditas padi

sawah. Kebijakan yang menguntungkan komoditas padi sawah tersebut

misalnya kebijakan harga dasar gabah, kebijakan peningkatan

produktivitas dan produksi pangan utama khususnya beras melalui

intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang usahatani,

peningkatan pengembangan teknologi spesifik lokal yang ramah

lingkungan seperti pemanfaatan limbah panen dan limbah ternak

menjadi pupuk. Selain itu, keadaan alam di Kecamatan Mojogedang

sangat mendukung pertumbuhan padi sawah, lahan persawahan yang

luas, ketinggian tempat rata-rata 403 mdpl serta adanya bantuan

pemerintah tentang subsidi pupuk dan bibit menjadikan masyarakat

Kecamatan Mojogedang banyak yang mengusahakan usahatani padi

sawah.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Mojogedang yang

mempunyai nilai PP negatif sehingga tergolong komoditas yang

pertumbuhannya lambat yaitu tebu, yaitu Rp -348.366.694.988,07

(lihat Lampiran 9), yang artinya tebu dirugikan dengan adanya

perubahan kebijakan sehingga mengalami penurunan nilai produksi

sebesar Rp --348.366.694.988,07. Penurunan produksi tebu ini

disebabkan karena pergeseran fungsi lahan pertanian menjadi lahan

untuk pendirian bangunan, dimana hal tersebut sangat mempengaruhi

produksi tebu karena semakin sempitnya lahan untuk penanaman.

Adanya usaha rehabilitasi lahan yang sudah berumur tua karena sudah

ditanami tebu sejak bertahun-tahun dahulu sehingga membutuhkan

perbaikan untuk meningkatkan permiabilitas tanah agar dapat subur

kembali. Rehabilitasi lahan ini mengakibatkan menurunnya produksi

tebu karena lahan tersebut tidak boleh ditanami tebu untuk kurun waktu

tertentu. Penurunan produksi akan mengakibatkan menurunnya nilai

produksi sehingga laju pertumbuhan akan semakin lambat.

Page 95: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

p. Kecamatan Kerjo

Kecamatan Kerjo mempunyai 42 komoditas pertanian basis

yang bernilai PP positif. Komoditas tersebut adalah: padi sawah,

jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, petai, cabe, terong,

melinjo, kacang panjang, sawi, manggis, belimbing, nangka, durian,

sirsak, alpukat, sawo, pepaya, sukun, rambutan, jeruk keprok, jahe,

kencur, cengkeh, mete, kunyit, jati, mahoni, kayu lain, ayam buras,

itik, domba, kambing, kelinci, sapi potong, lele, gurame, tawes, nila,

karper, ikan lain. Nilai PP positif yang dimiliki komoditas pertanian

basis tersebut menunjukkan bahwa komoditas pertanian basis tersebut

pertumbuhannya cepat karena adanya kebijakan yang menguntungkan

komoditas pertanian basis tersebut, sehingga komoditas tersebut akan

mengalami kenaikan produksi sebesar nilai PPnya. Komoditas padi

sawah merupakan komoditas yang mempunyai nilai PP terbesar di

Kecamatan Kerjo, yaitu Rp 49.875.521.629,39 (lihat Lampiran 9),

yang artinya padi sawah mengalami peningkatan nilai produksi sebesar

Rp 49.875.521.629,39. Nilai PP yang dimiliki komoditas padi sawah

tersebut menunjukkan besarnya keuntungan atau pertumbuhan nilai

produksi yang dialami komoditas padi sawah karena pengaruh

kebijakan yang menguntungkan komoditas padi sawah. Kebijakan

yang menguntungkan komoditas padi sawah tersebut misalnya

kebijakan harga dasar gabah, kebijakan peningkatan produktivitas dan

produksi pangan utama khususnya beras melalui intensifikasi dan

rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang usahatani, subsidi pupuk

dan bibit dari pemrintah, adanya kemudahan akses bantuan dana dari

koperasi petani Kecamatan Kerjo, peningkatan pengembangan

teknologi spesifik lokal yang ramah lingkungan seperti pemanfaatan

limbah panen dan limbah ternak menjadi pupuk. Selain itu, keadaan

alam di Kecamatan Kerjo sangat mendukung pertumbuhan padi sawah,

lahan persawahan yang luas, ketinggian tempat rata-rata 450 mdpl

serta adanya bantuan pemerintah tentang subsidi pupuk dan bibit

Page 96: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

menjadikan masyarakat Kecamatan Kerjo banyak yang mengusahakan

usahatani padi sawah.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Kerjo yang mempunyai

nilai negatif yaitu tomat. Nilai negatif yang dimiliki oleh komoditas

tomat tersebut menunjukkan komoditas pertanian basis tersebut

pertumbuhannya lambat karena dirugikan oleh faktor-faktor eksternal

yang bekerja secara regional. Komoditas tomat mempunyai nilai PP

sebesar Rp -101.215.624,15 (lihat Lampiran 9), yang artinya tomat

dirugikan karena perubahan kebijakan pada suatu komoditas sehingga

mengalami penurunan nilai produksi sebesar Rp -101.215.624,15.

Kebijakan tersebut misalnya adalah kebijakan impor tomat yang

menyebabkan adanya peluang bagi pedagang dari negara lain untuk

menjual tomat di pasar domestik sehingga harga tomat domestik tidak

dapat bersaing dengan harga tomat luar negeri yang lebih murah dan

wujudnya yang bagus. Selain itu menurunnya jumlah konsumen tomat

dipasar karena bersaing dengan tomat impor menyebabkan penurunan

produksi tomat.

q. Kecamatan Jenawi

Kecamatan Jenawi mempunyai 45 komoditas pertanian basis

yang bernilai PP positif. Komoditas tersebut adalah: jagung, ketela

pohon, ketela rambat, bawang merah, bawang putih, petai, cabe,

wortel, melinjo, kacang panjang, kubis, sawi, buncis, belimbing,

nangka, jambu biji, sirsak, alpukat, pepaya, pisang, nanas, salak,

sukun,rambutan, jeruk keprok, jahe, kencur, cengkeh, kopi robusta,

panili, kelapa, kunyit, jati, kayu lain, ayam buras, itik, domba,

kambing, kelinci, sapi potong, lele, tawes, nila, karper, ikan lain. Nilai

PP positif yang dimiliki komoditas pertanian basis tersebut menunjukkan

bahwa komoditas pertanian basis tersebut pertumbuhannya cepat karena

adanya perubahan kebijakan yang menguntungkan komoditas pertanian

basis tersebut, sehingga komoditas tersebut mengalami kenaikan

produksi sebesar nilai PPnya. Komoditas sapi potong merupakan

Page 97: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

komoditas yang mempunyai nilai PP terbesar di Kecamatan Jenawi,

yaitu Rp 20.733.555.840,11 (lihat Lampiran 9), yang artinya

komoditas sapi potong mengalami peningkatan nilai produksi sebesar

Rp 20.733.555.840,11. Upaya peningkatan produksi daging sapi seperti

peningkatan produksi pangan utama khususnya daging sapi melalui

intensifikasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana, peningkatan

pengembangan teknologi spesifik lokal yang ramah lingkungan seperti

pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk bokashi yang pada

umumnya dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Jenawi yang

beternak sapi potong. sangat mendukung dalam meningkatnya nilai

produksi daging sapi itu sendiri. Selain hal tersebut, harga daging sapi

yang tinggi serta banyaknya jumlah konsumen daging sapi

menyebabkan banyaknya masyarakat yang mulai mengusahakan usaha

ternak sapi potong dengan tujuan mencari keuntungan yang besar

sehingga nilai produksi daging sapi semakin meningkat. Kecamatan

Jenawi terkenal dengan daerah penghasil sayuraan dan buah-buahan

sehingga sebagian besar penduduk di Kecamatan Jenawi justru mencari

sumber makanan selain sayur dan buah-buahan karena bagi mereka

mengkonsumsi sayuran yang mereka hasilkan sendiri sangat

membosankan. Hal tersebut mendorong masyarakat di daerah ini

mencari sumber makanan lain seperti daging sapi. Banyaknya konsumen

akan meningkatkan para peternak sapi potong untuk meningkatkan

produksinya. Adanya peningkatan produksi akan memperngaruhi

peningkatan nilai produksi daging sapi sehingga laju pertumbuhannya

semakin cepat dibandingkan dengan komoditas lainnya.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jenawi yang

mempunyai nilai negatif yaitu wortel dan kentang. Nilai negatif yang

dimiliki oleh komoditas pertanian basis tersebut menunjukkan

komoditas pertanian basis tersebut pertumbuhannya lambat karena

dirugikan oleh faktor-faktor eksternal yang bekerja secara nasional.

Wortel dan kentang masuing-masing memiliki nilai PP sebesar Rp -

Page 98: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

259.648.349,15 dan Rp -111.265.808,56 (lihat lampiran 9) artinya

wortel dan kentang masing-masing dirugikan karena perubahan

keijakan pada suatu komoditas sehingga mengalami penurunan nilai

produksi sebesar Rp -259.648.349,15 dan Rp -111.265.808,56.

Kebijakan tersebut misalnya adalah kebijakan impor wortel dan

kentang yang memungkinkan wortel dan kentang asal luar negeri masuk

ke pasar domestik. Kebijakan ini menyebabkan penurunan produksi

wortel dan kentang karena konsumen dalam negeri lebih memilih

produk dari luar negeri karena bentuk buah lebih menarik. Selain itu,

harga tomat domestik yang tidak dapat bersaing dengan harga tomat luar

negri yang lebih murah, akan menyebabkan matinya produktivitas tomat

domestik.

2. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Komoditas

Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten

Karanganyar

Komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) merupakan salah

satu komponen dalam analisis shift share yang dapat digunakan untuk

mengetahui daya saing komoditas pertanian di suatu wilayah dibandingkan

dengan komoditas pertanian yang sama di wilayah lain yang disebabkan

oleh adanya keuntungan lokasional yang dimiliki oleh suatu wilayah.

Menurut Tarigan (2005), Komponen pertumbuhan pangsa wilayah

diakibatkan oleh adanya sektor perekonomian tertentu yang tumbuh lebih

cepat atau lambat di suatu wilayah yang disebabkan oleh faktor-faktor

lokasional intern, sedangkan Tambunan (2001), menyatakan bahwa

pertumbuhan pangsa wilayah (differential shift) terjadi karena peningkatan

atau penurunan output suatu wilayah yang lebih cepat/lambat

dibandingkan wilayah-wilayah lain atau nasional yang ditentukan oleh

keunggulan komparatif, akses ke pasar input dan output, dukungan

kelembagaan, infrastruktur sosial dan ekonomi, dan kebijakan ekonomi

nasional.

Page 99: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Komoditas pertanian di suatu wilayah yang mempunyai nilai PPW

positif menunjukan bahwa komoditas pertanian tersebut lebih tinggi daya

saingnya dibanding komoditas pertanian yang sama di wilayah lain karena

adanya keuntungan lokasional yang dimiliki wilayah tersebut. Sebaliknya,

komoditas pertanian yang mempunyai nilai PPW negatif menunjukan

bahwa komoditas pertanian tersebut tidak memiliki daya saing yang baik

karena faktor lokasi yang kurang menguntungkan di wilayah

pertumbuhannya. Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PPW =

0, mempunyai pertumbuhan yang sama dengan wilayah lain, sehingga

tidak dapat dikatakan mampu atau tidak mampu bersaing. Hasil analisis

komponen pertumbuhan pangsa wilayah komoditas pertanian basis di tiap

kecamatan di Kabupaten Karanganyar dapat diketahui dari tabel di bawah

ini:

Page 100: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 21. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010

Komoditas dengan PPW Positif

Komoditas dengan PPW Negatif

Komoditas dengan

PPW = 0 Kecamatan

Kacang Tanah, Durian, Rambutan, Jati, Mahoni, Ayam Buras, Itik, Kambing, Sapi Potong

Jagung, Ketela Pohon, Petai, Sawo, Pisang, Kencur, Cengkeh, Kelapa, Kapuk, Domba, Ikan Lain

Jatipuro

Ketela Pohon, Rambutan, Jahe, Cengkeh, Kelapa, Mahoni, Domba, Ikan Lain

Padi Sawah, Jagung, Bawang Putih, Kacang Panjang, Buncis, Nangka, Alpukat, Kopi Arabica, Kopi Robusta, Kapuk, Ayam Buras, Itik, Kambing, Sapi Potong

Jatiyoso

Kacang Tanah, Tebu, Mete, Kapuk

Jagung, Ketela Pohon, Pepaya, Sukun, Rambutan, Lada, Domba, Kambing

Jumapolo

Kacang Tanah, Petai, Jengkol, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak, Sawo, Pepaya, Nanas, Mangga, Duku/Langsat, Kencur, Tebu, Mete, Jati, Ayam Ras Petelur

Ketela Pohon, Melinjo, Manggis, Ayam Pedaging

Jumantono

Padi Sawah, Ketela Rambat, Jengkol, Melinjo, Kacang Panjang, Buncis, Manggis, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak, Alpukat, sawo, nanas, Salak, Sukun, Rambutan, Cengkeh, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Sapi Potong, Lele

Cabe, Terong, Tomat, Sawi, Pepaya, Mangga, Duku/Langsat, Jeruk Keprok, Kencur, Kopi Robusta, Jati, Kambing, Kelinci, Gurami, Tawes, Nila, Ikan Lain

Matesih

Jagung, Ketela Pohon, Bawang Putih, Kentang, Durian, Cengkeh, Kuda, Kambing, Ayam Pedaging, Kelinci, Nila

Ketela Rambat, Bawang Merah, Cabe, Wortel, Kubis, Sawi, Buncis, Nangka, Alpukat, Pisang, Salak, Jeruk Keprok, Kayu Lain, Ayam Buras, Domba, Sapi Potong, Lele, Ikan Lain

Tawangmangu

Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 9

Page 101: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Lanjutan Tabel 21. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Komoditas Pertanian Basis di Masingmasing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010

Komoditas dengan PPW Positif

Komoditas dengan PPW Negatif

Komoditas dengan PPW 0 Kecamatan

Jagung, Ketela Rambat, Wortel, Tomat, Alpukat, Jeruk Keprok, Cengkeh, Kopi Robusta, Kelapa, Ayam Buras, Domba, Kambing, Puyuh, Sapi Potong, Lele, Karper

Padi Sawah, Ketela Pohon, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabe, Kentang, Kubis, Sawi, Buncis, Durian, Jambu iji, Pepaya, Pisang, Mete, Jati, Kayu Lain, Itik, Kelinci, Gurami, Tawes, Nila, Ikan Lain

Ngargoyoso

Padi Sawah, Ketela Rambat, Terong, Buncis, Belimbing, Jambu Biji, Alpukat, Salak, Duku/Langsat, Kerbau, Ayam Buras, Domba, Sapi Potong, Karper

Cabe, Tomat, Nangka, Durian, Sukun, Rambutan, Jahe, Cengkeh, Ayam Ras Petelur, Itik, Kambing, Kelinci, Lele, Gurami, Tawes, Nila, Ikan Lain

Karangpandan

Padi sawah, Tebu, Jati Ayam Ras Petelur, Gurami, Tawes

Karanganyar

Melinjo, Belimbing, Jambu Biji, Pepaya, Pisang, Jati, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurami

Padi Sawah, Tebu, Ayam Pedaging, Nila, Ikan Lain

Tasikmadu

Sawo, Itik, Sapi Potong Padi Sawah, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Domba, Ayam Pedaging, Kelinci, Lele, Nila, Ikan Lain

Jaten

Kapuk, Kerbau, Gurami, Ikan Lain

Melinjo, Sirsak, Tebu, Tembakau, Jati, Kuda, Puyuh, Lele, Tawes, Nila

Colomadu

Padi Gogo, Ayam Pedaging, Lele

Kacang Tanah, Tebu, Mete, Kapuk, Ayam Ras Petelur, Sapi Potong

Gondangrejo

Mahoni, Tebu Padi Sawah, Melinjo, Lele, Gurami Kebakkramat Padi Sawah, Kancang Panjang, Kapuk, Kunyit, Mahoni, Kerbau, Itik, Gurami

Kedelai, Kacang Tanah, Sukun, Jahe, Tebu

Mojogedang

Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 9

Page 102: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Lanjutan Tabel 21. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Komoditas Pertanian Basis diMasing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2010

Komoditas dengan PPW Positif

Komoditas dengan PPW Negatif

Komoditas dengan PPW = 0 Kecamatan

Padi Sawah, Cabe, Sawi, Manggis, Nangka, Sukun, Jeruk Keprok, Mahoni, Domba, Kelinci, Sapi Potong

Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Tanah, Petai, Terong, Melinjo, Tomat, Kacang Panjang, Belimbing, Durian, Sirsak, Alpukat, Sawo, Pepaya, Rambutan, Jahe, Kencur, Cengkeh, Mete, Kunyit, Jati, Kayu Lain, Ayam Buras, Itik, Kambing, Lele, Gurami, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Kerjo

Bawang Merah, Bawang Putih, Petai, Cabe, Wortel, Melinjo, Kentang, Sawi, Kubis, Buncis, Nangka, Pisang, Salak, Sukun, Kencur, Kopi Robusta, Panili, Kelapa, Kayu Lain, Ayam Buras, Sapi Potong, Lele

Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Panjang, Belimbing, Jambu Biji, Sirsak, Alpukat, Pepaya, Nanas, Rambutan, Jeruk Keprok, Jahe, Cengkeh, Kunyit, Jati, Itik, Domba, Kambing, Kelinci, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Jenawi

Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 9

Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa tiap kecamatan mempunyai

daya saing untuk komoditas pertanian basis yang berbeda dengan

kecamatan yang lain. Hal ini dikarenakan setiap kecamatan mempunyai

keuntungan lokasional yang berbeda-beda. Pada umumnya tiap kecamatan

di Kabupaten Karanganyar mempunyai lebih dari satu komoditas pertanian

basis yang mempunyai daya saing yang baik. Untuk itu perlu dilakukan

perangkingan nilai PPW untuk menentukan urutan prioritas

pengembangannya di tiap kecamatan. Semakin besar nilai PPW yang

dimiliki oleh suatu komoditas maka semakin besar pula daya saingnya dan

sebaliknya semakin kecil nilai PPW suatu komoditas maka semakin kecil

pula daya saingnya.

Page 103: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

a. Kecamatan Jatipuro

Kecamatan Jatipuro mempunyai 20 komoditas pertanian basis

yang memiliki daya saing wilayah yang baik, yang ditunjukkan dengan

nilai PPW positif. Di sub sektor tanaman bahan makanan, komoditas

pertanian basis yang mempunyai daya saing wilayah yang baik adalah

kacang tanah, durian, rambutan. Kacang tanah merupakan komoditas

pertanian basis dari sektor tanaman bahan makanan yang mempunyai

nilai PPW tertinggi di bandingkan dengan komoditas pertanian dari

sektor tanaman bahan makanan lainnya. Nilai PPW komoditas kacang

tanah adalah sebesar Rp 6.458.928.661,72 (lihat Lampiran 9) yang

artinya komoditas kacang tanah mengalami kenaikan nilai produksi

sebesar Rp 6.458.928.661,72 karena keuntungan lokasional yang

dimiliki oleh kecamatan Jatipuro. Jenis tanah litosol dan ketinggian

tempat rata-rata di Kecamatan Jatipuro 770 mdpl sehingga cocok untuk

budidaya kacang tanah. Tanaman kacang tanah mampu tumbuh pada

segala tipe tanah, asal cukup mengandung bahan organik, kacang tanah

tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, pH tanah 6,5 – 7 dengan

tinggi tempat antara 50 - 800 mdpl.

Komoditas pertanian basis dari sub sektor kehutanan di

Kecamatan Jatipuro yang mempunyai daya saing wilayah yang baik

adalah jati dan mahoni. Di sub sektor tanaman kehutanan, komoditas

jati merupakan komoditas kehutanan yang mempunyai nilai PPW

tertinggi di Kecamatan Jatipuro. Hal ini dikarenakan Kecamatan

Jatipuro mempunyai topografi dan agroklimat yang sangat sesuai

untuk tanaman jati, dimana Kecamatan Jatipuro mempunyai ketinggian

770 mdpl dan tipe iklim C (menurut Oldeman serta Schmidt dan

Ferguson). Nilai PPW untuk komoditas jati di kecamatan ini adalah Rp

9.378.757,59 yang artinya komoditas jati mengalami kenaikan nilai

produksi sebesar Rp 9.378.757,59 karena keuntungan lokasional yang

dimiliki kecamatan ini. Kecamatan Jatipuro merupakan kecamatan

dengan daerah perbukitan dan pegunungan dengan jenis tanah podsolik

Page 104: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

merah kuning (ultisol) yang rentan terhadap erosi, sehingga di daerah

ini dikembangkan tanaman kehutanan seperti mahoni untuk

mengurangi bahaya erosi.

Komoditas pertanian basis dari sub sektor peternakan yang

memiliki daya saing wilayah yang baik di Kecamatan Jatipuro adalah

itik, kambing dan sapi potong. Nilai PPW komoditas sub sektor

peternakan yang tertinggi yaitu sapi potong, sebesar Rp

12.208.565.659,05 (lihat Lampiran 9), yang artinya karena keuntungan

lokasional yang dimiliki kecamatan ini, komoditas sapi potong

mengalami kenaikan nilai produksi sebesar Rp 12.208.565.659,05

Kecamatan Jatipuro merupakan kawasan pengembangan agribisnis

peternakan sapi potong karena kondisi daerahnya yang jauh dari

kebisingan. Sapi potong merupakan jenis sapi yang membutuhkan

persyaratan lokasi khusus yang jauh dari kebisingan agar tidak

menyebabkan sapi ini stres. Apabila ayam ini mengalami stres maka

akan banyak sapi yang kurus dan mati.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jatipuro yang

mempunyai nilai PPW negatif sehingga tergolong komoditas yang

tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama di wilayah kecamatan lainnya yaitu: jagung,

ketela pohon, petai, sawo, pisang (dari sub sektor tabama); kencur,

cengkeh, kelapa dan kapuk (dari sub sektor perkebunan); domba (dari

sub sektor peternakan), serta ikan lain (dari sub sektor perikanan).

Komoditas yang mempunyai nilai PPW terendah adalah jagung.

Populasi jagung di kecamatan ini mengalami penurunan yang sangat

drastis dari tahun 2009 ke 2010, yaitu dari 10.641 ton menjadi 7.547

ton.

b. Kecamatan Jatiyoso

Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa Kecamatan

Jatiyoso memiliki 22 komoditas pertanian basis yang mempunyai daya

saing yang baik yang ditunjukan dengan nilai PPW positif. Komoditas

Page 105: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

yang mempunyai nilai PPW terbesar di kecamatan ini adalah jahe.

Komoditas jahe mempunyai nilai PPW sebesar Rp 35.509.277.200,29

(lihat Lampiran 10), yang artinya komoditas jahe mengalami

peningkatan nilai produksi sebesar Rp 35.509.277.200,29 karena

keuntungan lokasional yang dimiliki oleh kecamatan ini. Di

Kecamatan Jatiyoso ini terdapat jenis tanah litosol coklat merah yang

potensial untuk pengembangan jahe. Kecamatan Jatiyoso ini

mempunyai jumlah populasi jahe terbesar dibandingkan dengan

kecamatan yang lain di Kabupaten Karanganyar. Populasi jahe di

kecamatan ini yaitu 86.660 kg pada tahun 2009 meningkat menjadi

615.300 kg pada tahun 2010.

Komoditas pertanian basis lainnya yang mempunyai daya saing

yang baik yaitu: a) dari sub sektor tanaman bahan makanan: ketela

pohon dan rambutan; b) dari sub sektor tanaman perkebunan: kelapa

dan cengkeh; c) dari sub sektor peternakan: domba; d) dari sub sektor

perikanan: ikan lain.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jatiyoso yang tidak dapat

bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas pertanian

yang sama wilayah kecamatan lainnya yaitu: a) dari sub sektor tabama:

padi sawah, jagung, bawang putih, kacang panjang, buncis, nangka,

alpukat; b) dari sub sektor tanaman perkebunan: kopi arabica, kopi

robusta, kapuk; c) dari sub sektor peternakan: ayam buras, itik,

kambing dan sapi potong. Komoditas kehutanan di kecamatan ini tidak

mempunyai daya saing yang baik karena mulai tahun 2008 terjadi

penggundulan hutan dan penebangan liar hutan produksi sehingga

mengakibatkan kerusakan hutan di kecamatan ini.

Page 106: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

c. Kecamatan Jumapolo

Kecamatan Jumapolo mempunyai 4 komoditas pertanian basis

yang berdaya saing baik, yang ditunjukkan dengan nilai PPW positif.

Komoditas yang mempunyai nilai PPW terbesar adalah kacang tanah

yaitu Rp 4.240.999.130,98 (lihat Lampiran 9) yang artinya komoditas

kacang tanah mengalami peningkatan nilai produksi sebesar Rp

4.240.999.130,98 karena keuntungan lokasional yang dimiliki

Kecamatan Jumapolo. Kecamatan ini mempunyai jenis tanah latosol

dan ketinggian tempat rata-rata di Kecamatan Jumapolo 770 mdpl

sehingga cocok untuk budidaya kacang tanah. Tanaman kacang tanah

mampu tumbuh pada segala tipe tanah, asal cukup mengandung bahan

organik, kacang tanah tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, pH

tanah 6,5 – 7 dengan tinggi tempat antara 50 - 800 mdpl. Produksi

kacang tanah di Kecamatan Jumapolo yaitu 1.470 ton (atau senilai Rp

20.365.380.000,00) pada tahun 2009, dan mengalami peningkatan

yang drastis pada tahun 2010 menjadi 2.787 ton (atau senilai Rp

40.411.500.000,00). Komoditas pertanian basis lainnya yang

mempunyai daya saing yang baik yaitu dari sub sektor tanaman

perkebunan: tebu, kapuk dan mete.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jumapolo yang tidak dapat

bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas pertanian

yang sama di wilayah kecamatan lain, yaitu: a) dari sub sektor tabama:

jagung, ketela pohon, pepaya, sukun, dan rambutan; b) dari sub sektor

tanaman perkebunan: lada; c) dari sub sektor peternakan: domba dan

kambing.

d. Kecamatan Jumantono

Kecamatan Jumapolo mempunyai 16 komoditas pertanian basis

yang berdaya saing baik, yang ditunjukkan dengan nilai PPW positif.

Komoditas tersebut adalah petai, jengkol, belimbing, durian, jambu

biji, sirsak, sawo, pepaya, nanas, mangga, duku/langsat, kencur, tebu,

mete, jati, ayam ras petelur. Komoditas yang mempunyai nilai PPW

Page 107: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

terbesar adalah kacang tanah, yaitu sebesar Rp 22.667.293.964,29

(lihat Lampiran 9) yang artinya komoditas kacang tanah mengalami

peningkatan nilai produksi sebesar Rp 22.667.293.964,29 karena

keuntungan lokasional yang dimiliki Kecamatan Jumantono.

Kecamatan ini mempunyai jenis tanah litosol coklat merah dan

ketinggian tempat rata-rata di Kecamatan Jumantono 450 mdpl

sehingga cocok untuk budidaya kacang tanah. Tanaman kacang tanah

mampu tumbuh pada segala tipe tanah, asal cukup mengandung bahan

organik, kacang tanah tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, pH

tanah 6,5 – 7 dengan tinggi tempat antara 50 - 800 mdpl. Kecamatan

Jumantono merupakan kecamatan dengan produksi kacang tanah

terbesar di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010. Produksi kacang

tanah pada tahun 2009 yaitu di 1.004 ton atau senilai Rp

13.909.416.000,00 dan produksi pada tahun 2010 yaitu 3.267 ton atau

senilai Rp 47.371.500.000,00 (lampiran 2,3,4 dan 5).

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jumantono yang tidak

mempunyai daya saing yang baik adalah ketela pohon, melinjo,

manggis, ayam pedaging. Nilai PPW negatif menunjukkan besarnya

penurunan nilai produksi yang dialami oleh komoditas tersebut yang

disebabkan oleh faktor internal atau lokasional Kecamatan Jumantono.

e. Kecamatan Matesih

Kecamatan Matesih mempunyai 25 komoditas pertanian basis

yang berdaya saing baik, yang ditunjukkan dengan nilai PPW positif.

Komoditas yang termasuk dalam kelompok ini adalah padi sawah,

ketela rambat, jengkol, melinjo, kacang panjang, buncis, manggis,

belimbing, durian, jambu biji, sirsak, alpukat, sawo, nanas, salak,

sukun, rambutan, cengkeh, kayu lain, kerbau, ayam buras, itik, domba,

sapi potong, lele. Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai

PPW terbesar yaitu padi sawah. Nilai PPW padi sawah yaitu Rp

18.171.720.339.38 yang artinya karena keuntungan lokasional yang

dimiliki Kecamatan Matesih, yaitu 48,43% (10272,02 Ha) dari luas

Page 108: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

wilayah total kecamatan ini (2.626,63 Ha) merupakan area persawahan

serta adanya kondisi ketinggian tanah rata-rata 450 mdpl maka

komoditas padi sawah di kecamatan ini dapat tumbuh subur sehingga

mengalami peningkatan produksi yaitu sebesar Rp 18.171.720.339.38.

Produksi padi sawah pada tahun sebelumnya (2009) yaitu 13.431 ton

sedangkan pada tahun 2010 yaitu 16.704 ton.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Matesih yang tidak

dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama wilayah kecamatan lainnya yang ditunjukkan

dengan nilai PPW negatif adalah cabe, terong, tomat, sawi, pepaya,

mangga, duku/langsat, jeruk keprok, kencur, kopi robusta, jati,

kambing, kelinci, gurami, tawes, nila, ikan lain. Komoditas tersebut

akan mengalami penurunan nilai produksi karena pengaruh faktor

lokasional kecamatan ini.

f. Kecamatan Tawangmangu

Kecamatan Tawangmangu mempunyai 11 dari 29 komoditas

pertanian basis yang mempunyai nilai PPW positif, komoditas tersebut

adalah jagung, ketela pohon, bawang putih, kentang, durian, cengkeh,

kuda, kambing, ayam pedaging, kelinci, nila. Nilai positif yang

dimiliki komoditas pertanian basis tersebut menunjukkan bahwa

Kecamatan Tawangmangu mempunyai keunggulan kompetitif dalam

menghasilkan komoditas pertanian basis tersebut jika dibandingkan

dengan kecamatan lain di Kabupaten Karanganyar.

Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PPW positif

sebagian besar berasal dari komoditas pertanian basis dari sub sektor

tanaman bahan makanan dari kelompok palawija (jagung dan ketela

pohon), hortikultura (bawang putih, durian dan kentang), perkebunan

(cengkeh), peternakan (kuda, kambing, ayam pedaging) dan perikanan

(nila). Hal ini dikarenakan daerah Tawangmangu merupakan daerah

perbukitan kaki Gunung Lawu yang subur dengan jenis tanah litosol

andosol, sehingga cocok untuk pengembangan pertanian terutama

Page 109: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

tanaman bahan makanan dari kelompok palawija dan sayuran. Selain

itu kecamatan ini memiliki fasilitas pasar yang penggunanya bukan

hanya masyarakat Tawangmangu sendiri tetapi juga masyarakat dari

luar kecamatan maupun kabupaten, sehingga dengan keberadaan pasar

ini sangat membantu pemasaran komoditas pertanian yang dihasilkan

Kecamatan Tawangmangu. Komoditas pertanian basis yang memiliki

nilai PPW terbesar juga berasal dari sub sektor tanaman bahan

makanan yaitu komoditas jagung, dengan nilai PPW Rp

7.303.137.501,52 (lihat Lampiran 9), yang artinya komoditas jagung

mengalami peningkatan nilai produksi sebesar Rp 7.303.137.501,52

karena keuntungan lokasional yang dimiliki oleh Kecamatan

Tawangmangu.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Tawangmangu yang

tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama wilayah kecamatan lainnya yang ditunjukkan

dengan nilai PPW negatif, yaitu a) ketela rambat, bawang merah, cabe,

wortel, kubis, sawi, buncis, nangka, alpukat, pisang, salak, jeruk

keprok dari sub sektor tabama; b) kayu lain dari sub sektor tanaman

perkebunan; c) kayu lain dari sub sektor kehutanan; d) ayam buras,

domba, sapi potong dari sub sektor peternakan; e) lele, ikan lain dari

sub sektor perikanan. Nilai PPW negatif menunjukkan besarnya

penurunan nilai produksi yang dialami oleh komoditas tersebut yang

disebabkan oleh faktor internal atau lokasional Kecamatan

Tawangmangu.

g. Kecamatan Ngargoyoso

Kecamatan Ngargoyoso mempunyai 16 dari 38 komoditas

pertanian basis yang berdaya saing baik yang ditunjukkan dengan nilai

PPW positif, komoditas tersebut adalah jagung, ketela rambat, wortel,

tomat, alpukat, jeruk keprok, cengkeh, kopi robusta, kelapa, ayam

buras, domba, kambing, puyuh, sapi potong, lele, karper, sehingga bisa

dikatakan bahwa kecamatan ngargoyoso mempunyai keunggulan

Page 110: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

kompetitif dalam menghasilkan komoditas-komoditas tersebut.

Komoditas yang mempunyai nilai PPW terbesar adalah jagung dengan

nilai PPW Rp 8.222.110.535,81 (lihat Lampiran 9), yang artinya

komoditas jagung mengalami kenaikan nilai produksi sebesar Rp

8.222.110.535,81 karena keuntungan lokasional yang dimiliki oleh

Kecamatan Ngargoyoso. Kecamatan Ngargoyoso memiliki daerah

perbukitan dengan lahan kering yang luas yaitu 89,44% (5.843,64 Ha)

dari luas wilayah kecamatan ini (6.533,94 Ha) merupakan lahan kering

dengan jenis tanah andosol dan litosol sehingga potensial untuk

pengembangan jagung. Produksi jagung di Kecamatan Ngargoyoso

yaitu 1.089 ton pada tahun 2009 dan meningkat pada tahun 2010

menjadi 3.367 ton.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Ngargoyoso yang tidak

dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama wilayah kecamatan lainnya yang ditunjukkan

dengan nilai PPW negatif, yaitu padi sawah, ketela pohon, bawang

merah, bawang putih, cabe, kentang, kunis, sawi, buncis, durian, jambu

iji, pepaya, pisang, mete, jati, kayu lain, itik, kelinci, gurami, tawes,

nila, ikan lain. nilai ppw negatif menunjukkan besarnya penurunan

nilai produksi yang dialami oleh komoditas tersebut yang disebabkan

oleh faktor internal atau lokasional Kecamatan Ngargoyoso..

h. Kecamatan Karangpandan

Kecamatan Karangpandan mempunyai 14 komoditas pertanian

basis yang mempunyai nilai PPW positif, komoditas tersebut adalah

padi sawah, ketela rambat, terong, buncis, belimbing, jambu biji,

alpukat, salak, duku/langsat, kerbau, ayam buras, domba, sapi potong,

karper. Nilai PPW yang positif yang dimiliki oleh komoditas tersebut

menunjukkan bahwa komoditas tersebut mempunyai daya saing yang

baik jika dibandingkan dengan komoditas yang sama di wilayah

kecamatan lain atau dapat dikatakan bahwa Kecamatan

Page 111: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Karangpandanmempunyai keunggulan kompetitif untuk komoditas

tersebut apabila dibandingkan dengan wilayah kecamatan lainnya.

Komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PPW terbesar

adalah padi sawah dengan nilai PPW sebesar Rp 31.417.088.796,63

(lihat Lampiran 9), yang artinya padi sawah di Kecamatan

Karangpandan mengalami kenaikan nilai produksi sebesar nilai

PPWnya karena keuntungan lokasional yang dimiliki oleh Kecamatan

Karangpandan. Kecamatan Karangpandan mempunyai lahan sawah

yang luas, yaitu 3.797 Ha yang ditunjang dengan sarana irigasi yang

memadai sehingga lahan sawah di daerah ini bisa diusahakan secara

intensif dengan frekuensi pengusahaan rata-rata 2 kali dalam satu

tahun. Produksi padi sawah di kecamatan ini, yaitu 16.906 ton pada

tahun 2009 dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang

signifikan menjadi 22.782 ton.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Karangpandan yang

tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama wilayah kecamatan lainnya yang ditunjukkan

dengan nilai PPW negatif, yaitu cabe, tomat, nangka, durian, sukun,

rambutan, jahe, cengkeh, ayam ras petelur, itik, kambing, kelinci, lele,

gurami, tawes, nila, ikan lain. Nilai PPW negatif menunjukkan

besarnya penurunan nilai produksi yang dialami oleh komoditas

tersebut..

i. Kecamatan Karanganyar

Kecamatan Karanganyar mempunyai 3 komoditas pertanian

basis yang berdaya saing baik yang ditunjukkan dengan nilai PPW

positif. Komoditas pertanian tersebut, yaitu padi sawah, tebu dan jati.

Komoditas padi sawah merupakan komoditas yang mempunyai nilai

PPW terbesar, yaitu Rp 5.502.822.232,49 (lihat Lampiran 9) yang

artinya padi sawah di Kecamatan Karanganyar akan mengalami

kenaikan nilai produksi sebesar nilai PPWnya karena keuntungan

lokasional yang dimiliki oleh Kecamatan Karanganyar tersebut.

Page 112: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Kecamatan Karanganyar mempunyai lahan sawah yang luas, yaitu

22.782 Ha yang ditunjang dengan sarana irigasi yang memadai

sehingga lahan sawah di daerah ini bisa diusahakan secara intensif

dengan frekuensi pengusahaan rata-rata 2-3 kali dalam satu tahun.

Produksi padi sawah di kecamatan ini, yaitu 24.529 ton pada tahun

2009 dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang sedikit

menjadi 24.816 ton.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Karanganyar yang

tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama wilayah kecamatan lainnya yang ditunjukkan

dengan nilai PPW negatif adalah ayam ras petelur, gurami, tawes.

Komoditas buah-buahan di daerah ini pada umumnya tidak

berdaya saing baik karena komoditas tersebut pada umunya ditanam di

pekarangan tanpa pemeliharaan yang baik/intensif. Hal ini disebabkan

masyarakat di kecamatan ini menanam komoditas buah-buahan

tersebut tanpa tujuan ekonomis secara khusus. Komoditas tersebut

mereka tanam untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri, namun

jika produksinya banyak mereka jual untuk menambah pendapatan

keluarga.

Komoditas sub sektor peternakan seperti ayam as petelur tidak

berdaya saing baik baik karena masyarakat di kecamatan bukan

merupakan peternak tetapi hanya sebagai pemelihara ternak ayam ras

petelur dan jumlah tenak yang dimiliki hanya beberapa (sedikit).

Komoditas perikanan khususnya gurami dan tawes tidak memiliki

daya yang baik (nilai PPWnya negatif) karena untuk mengembangkan

atau meningkatkan produksi perikanan membutuhkan modal yang

besar sedangkan modal yang dimiliki oleh petani terbatas dan untuk

mendapatkan pinjaman juga sulit.

j. Kecamatan Tasikmadu

Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa Kecamatan

Tasikmadu mempunyai 15 komoditas pertanian basis yang berdaya

Page 113: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

saing baik (yang ditunjukkan dengan nilai PPW positif). Komoditas

yang termasuk dalam kelompok ini adalah melinjo, belimbing, jambu

biji, pepaya, pisang, jati, kayu lain, kerbau, ayam buras, itik, domba,

kelinci, sapi potong, lele, gurami. Komoditas pertanian basis yang

mempunyai nilai PPW terbesar adalah komoditas sapi potong. Nilai

PPW untuk komoditas sapi potong adalah Rp 9.825.726.253,74 (lihat

Lampiran 10) yang artinya komoditas sapi potong mengalami kenaikan

nilai produksi sebesar Rp 9.825.726.253,74 karena keuntungan

lokasional yang dimiliki kecamatan ini. Kecamatan Tasikmadu

memiliki ketinggian rata-rata 140 mdpl sehingga mempunyai suhu

yang sedang sehingga cocok untuk mendukung kehidupan sapi di

kecamatan ini. Disamping hal tersebut banyaknya lahan kering di

Kecamatan Tasikmadu ini di manfaatkan oleh masyarakat sekitar

untuk bertanam tanaman rumput alng-alang untuk pakan ternak sapi.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Tasikmadu yang tidak

dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama wilayah kecamatan lainnya yang ditunjukkan

dengan nilai PPW negatif adalah: padi sawah, tebu, ayam pedaging,

nila, ikan lain.

k. Kecamatan Jaten

Kecamatan Jaten mempunyai 3 komoditas pertanian basis yang

mempunyai daya saing baik. Komuditi tersebut adalah sawo, itik, sapi

potong. Komoditas sapi potong merupakan komoditas pertanian basis

yang mempunyai nilai PPW terbesar di Kecamatan Jaten. Nilai PPW

komoditas sapi potong di kecamatan ini adalah Rp 650.284.638,90

yang artinya karena keuntungan lokasional yang dimiliki kecamatan

ini, komoditas sapi potong mengalami peningkatan nilai produksi

sebesar Rp 650.284.638,90. Kecamatan ini kurang memiliki

lahan pertanian yang luas. Banyaknya pergeseran fungsi lahan petanian

yang dijadikan sebagai pemukiman dan bangunan pabrik industri

semakin menutup usaha pertanian di kecamatan ini. Kecamatan Jaten

Page 114: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

merupakan kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang dijadikan

sebagai kawasan industri. Adanya kawasan industri yang terdapat di

daerah ini mengakibatkan kurang suburnya tanah di Kecamatan Jaten

ini karena pengaruh suhu dan limbah dari industri. Oelh karena itu, di

daerah ini jarang dibudidayakan usaha pertanian melainkan usaha

peternakan sehingga banyak masyarakat Kecamatan Jaten yang

mengusahakan ternak sapi potong yang dinilai memiliki keuntungan

ekonomis yang lebih tinggi daripada ternak lainnya dilihat dari harga

jual hasil produksinya.

Komoditas pertanaian basis di Kecamatan Jaten yang tidak

mempunyai daya saing yang baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama di kecamatan lain yaitu padi sawah, kayu lain,

kerbau, ayam buras, domba, ayam pedaging, kelinci, lele, nila, ikan

lain. Nilai PPW negatif menunjukkan besarnya penurunan nilai

produksi yang dialami oleh komoditas tersebut karena faktor internal

atau faktor lokasional Kecamatan Jaten.

l. Kecamatan Colomadu

Kecamatan Colomadu mempunyai 4 komoditas pertanian basis

yang berdaya saing baik yang ditunjukkan dengan nilai PPW positif.

Komoditas pertanian tersebut, yaitu kapuk, kerbau, gurame, dan ikan

lain. Komoditas gurami merupakan komoditas yang mempunyai nilai

PPW terbesar, yaitu Rp 266.840.747,53 (lihat Lampiran 9) yang

artinya gurami di Kecamatan Colomadu akan mengalami kenaikan

nilai produksi sebesar nilai PPWnya karena keuntungan lokasional

yang dimiliki oleh Kecamatan Colomadu tersebut, yaitu daerah yang

memiliki ketinggian rata-rata sebesar 140 mdpl yang merupakan

daerah rendah sangat cocok digunakan untuk usaha perikanan gurami.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Karanganyar yang

tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama wilayah kecamatan lainnya yang ditunjukkan

dengan nilai PPW negatif adalah melinjo, sirsak, tebu, tembakau, jati,

Page 115: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

kuda, puyuh, tawes, nila. Komoditas buah-buahan di daerah ini pada

umumnya tidak berdaya saing baik karena komoditas tersebut pada

umunya ditanam di pekarangan tanpa pemeliharaan yang baik/intensif.

Hal ini disebabkan masyarakat di kecamatan ini menanam komoditas

buah-buahan tersebut tanpa tujuan ekonomis secara khusus. Komoditas

tersebut mereka tanam untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri,

namun jika produksinya banyak mereka jual untuk menambah

pendapatan keluarga.

m. Kecamatan Gondangrejo

Padi gogo, ayam pedaging, lele merupakan komoditas pertanian

basis di Kecamatan Gondangrejo yang mempunyai daya saing yang

baik, yang ditunjukkan dengan nilai PPW positif. Nilai PPW terbesar

adalah dari komoditas padi gogo. Nilai PPW tersebut menunjukkan

besarnya peningkatan nilai produksi yang dialami komoditas tersebut

karena keuntungan lokasional yang dimiliki oleh Kecamatan

Gondangrejo.

Kecamatan Gondangrejo mempunyai keunggulan kompetitif

dalam menghasilkan padi gogo. Hal ini ditunjukkan dengan nilai PPW

padi gogo yang positif, yaitu Rp 11.408.937.485,69 (lihat Lampiran 9).

Kecamatan Gondangrejo juga mempunyai daerah perbukitan dengan

lahan kering yang luas sehingga cocok untuk pengembangan padi

gogo. Kecamatan Gondangrejo merupakan kecamatan dengan luas

lahan padi gogo terbesar dibandingkan dengan kecamatan lain di

Kabupaten Karanganyar, sehingga produksi padi gogo di kecamatan

ini juga menduduki peringkat pertama di Kabupaten Karanganyar,

yaitu 1.655 ton pada tahun 2009 dan 3.195 ton pada tahun 2010.

Kecamatan Gondangrejo juga merupakan kecamatan dengan jumlah

populasi ayam pedaging terbesar di Kabupaten Karanganyar, yaitu

504.400 ekor, sehingga kecamatan ini mampu menghasilkan ayam

pedaging dengan jumlah terbesar di Kabupaten Karanganyar.

Page 116: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Gondangrejo yang

tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditas

pertanian yang sama wilayah kecamatan lainnya yang ditunjukkan

dengan nilai PPW negatif adalah kacang tanah, tebu, mete, kapuk,

ayam ras dan sapi potong. Komoditas buah-buahan di daerah ini pada

umumnya tidak berdaya saing baik karena komoditas tersebut pada

umunya ditanam di pekarangan tanpa pemeliharaan yang baik/intensif.

Hal ini disebabkan masyarakat di kecamatan ini menanam komoditas

buah-buahan tersebut tanpa tujuan ekonomis secara khusus. Komoditas

tersebut mereka tanam untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri,

namun jika produksinya banyak mereka jual untuk menambah

pendapatan keluarga.

n. Kecamatan Kebakkramat

Kecamatan Kebakkramat mempunyai 2 komoditas pertanian

basis yang berdaya saing baik, yang ditunjukkan dengan nilai PPW

positif. Komoditas tersebut adalah tebu dan mahoni. Nilai PPW positif

yang dimiliki oleh komoditas tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan

Kebakkramat mempunyai keunggulan kompetitif untuk komoditas

pertanian tersebut apabila dibandingkan dengan wilayah kecamatan

lainnya. Tebu dan maahoni memiliki nilai PPW sebesar Rp

77.047.600,78 dan Rp 361.153,91. Nilai PPW tersebut menunjukkan

bahwa karena keuntungan lokasional yang dimiliki oleh Kecamatan

Kebakkramat maka komoditas tebu dan mahoni mengalami kenaikan

nilai produksi sebesar Rp 77.047.600,78 dan Rp 361.153. Kecamatan

ini memiliki ketinggian tempat rata-rata 95 mdpl dengan jenis tanah

aluvial. Ketinggian tempat yang tergolong rendah ini menyebabkan

keadaan udara di Kecamatan Kebakkramat tidak terlalu dingin atau

bersuhu panas. Hak ini berpengaruh terhadap jenis tanaman yang dapat

bertahan di daerah ini. Selain hal tersebut, sepertiga (1.542,80 Ha) dari

luas wilayah kecamatan ini (3.645,63 Ha) merupakan lahan kering

dimana dupertiga wilayah sisanya (2.102,19 Ha) banyak digunakan

Page 117: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

untuk pemukiman dan industri sehingga hanya lahan kering yang dapat

digunakan untuk usaha pertanian. Tanaman tebu dan mahoni mampu

bertahan dalam lahan kering dan suhu yang panas. Sedangkan tanaman

jenis lain seperti sayuran dan buah tidak mampu bertahan lama untuk

dibudidayakan di daerah ini.

Padi sawah, melinjo, tebu, lele, gurami merupakan komoditas

pertanian basis di Kecamatan Kebakkramat yang tidak mempunyai

daya saing yang baik, yang ditunjukkan dengan nilai PPW negatif.

Nilai PPW untuk masing-masing komoditas pertanian tersebut adalah

Rp -19.146.011.047,31; Rp -3.230.370.240,86; Rp -587.601.777,14;

Rp 572.737.409,39 (lihat Lampiran 10). Nilai PPW tersebut

menunjukkan besarnya penurunan nilai produksi yang dialami oleh

komoditas tersebut.

o. Kecamatan Mojogedang

Kecamatan Mojogedang mempunyai 8 komoditas pertanian

basis yang mempunyai daya saing wilayah yang baik yang ditunjukkan

dengan nilai PPW positif. Komoditas pertanian basis yang mempunyai

nilai PPW terbesar adalah padi sawah, yaitu Rp 1.897.225.137,98

(lihat Lampiran 9). Nilai PPW tersebut menunjukkan besarnya

peningkatan nilai produksi yang dialami oleh komoditas padi sawah

karena keuntungan lokasional yang dimiliki oleh Kecamatan

Mojogedang. Kecamatan Mojogedang memiliki jenis tanah litosol dan

ketinggian tempat rata-rata 403 mdpl sehingga bagus untuk

pertumbuhan padi sawah. Kecamatan Mojogedang memiliki luas

sawah sebesar 4.863 ha untuk pengembangan padi sawah. Komoditas

pertanian basis lain yang mempunyai daya saing yang baik adalah

kacang panjang, kapuk, kunyit, mahoni, kerbau, itik dan gurami.

Nilai PPW untuk masing-masing komoditas tersebut adalah Rp

131.481.155,67; Rp 2.934,44; Rp 4.114.763.676,62; Rp 2.385.671,59;

Rp 725.490.000,00; Rp 10.277.450,70 dan 1.079.137.085,99 (lihat

Lampiran 9).

Page 118: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Kedelai, kacang tanah, sukun, jahe dan tebu merupakan

komoditas pertanian basis yang mempunyai nilai PPW negatif. Nilai

PPW untuk masing-masing komoditas tersebut adalah Rp -

799.802.107,73; Rp -9.276.224.364,04; Rp -33.551.020,41; Rp –

20.914.984.374,63 dan Rp -107.596.512,62 (lihat Lampiran 9). Nilai

PPW yang negatif tersebut menunjukkan bahwa komoditas tersebut

tidak mempunyai daya saing yang baik jika dibandingkan dengan

komoditas pertanian yang sama di kecamatan lain dan komoditas

pertanian tersebut mengalami penurunan nilai produksi sebesar nilai

PPWnya.

p. Kecamatan Kerjo

Kecamatan Kerjo mempunyai 11 komoditas pertanian basis

yang mempunyai nilai PPW positif dan 32 komoditas pertanian basis

yang mempunyai nilai PPW negatif. Komoditas yang mempunyai nilai

PPW terbesar adalah padi sawah, yaitu Rp 6.315.665.882,39 (lihat

Lampiran 9). Nilai PPW padi sawah positif berarti bahwa padi sawah

mempunyai daya saing yang baik jika dibandingkan dengan padi

sawah wilayah kecamatan lainnya atau dapat dikatakan bahwa

Kecamatan Kerjo mempunyai keunggulan kompetitif untuk padi

sawah apabila dibandingkan dengan wilayah kecamatan lainnya. Nilai

PPW padi sawah sebesar Rp 6.315.665.882,39 menunjukkan bahwa

padi sawah mengalami kenaikan nilai produksi sebesar Rp

6.315.665.882,39. Komoditas pertanian basis lain yang mempunyai

daya saing yang baik yaitu cabe, sawi, manggis, nangka, sukun, jeruk

keprok, mahoni, domba, kelinci dan sapi potong.

Kecamatan Kerjo merupakan salah satu kecamatan di

Kabupaten Karanganyar yang terletak di daerah perbukitan dengan

ketinggian tempat rata-rata 450 mdpl dan memiliki tanah dengan jenis

litosol coklat. Kecamatan ini memiliki luas wilayah total sebesar

4.682,27 Ha dimana 78,88% dari luas wilayah kecamatan ini

merupakan lahan kering. Namiun karena letak dari kecamatan ini pada

Page 119: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

daerah perbukitan maka daerah ini sangat cocok ditanami berbagai

jenis komoditas pertanian serta budidaya ternak.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Kerjo yang mempunyai

nilai PPW negatif adalah jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang

tanah, petai, terong, melinjo, tomat, kacang panjang, belimbing,

durian, sirsak, alpukat, sawo, pepaya, rambutan, jahe, kencur, cengkeh,

mete, kunyit, jati, kayu lain, ayam buras, itik, kambing, lele, gurami,

tawes, nila, karper, ikan lain. Nilai PPW negatif yang dimiliki oleh

komoditas tersebut menunjukkan bahwa komoditas tersebut tidak

mempunyai daya saing yang baik apabila dibandingkan dengan

komoditas pertanian yang sama di wilayah kecamatan lain, dan

komoditas tersebut mengalami penurunan nilai produksi sebesar nilai

PPWnya karena faktor lokasional yang dimiliki oleh Kecamatan Kerjo.

q. Kecamatan Jenawi

Kecamatan Jenawi mempunyai 22 komoditas pertanian basis

yang mempunyai nilai PPW positif dan 24 komoditas pertanian basis

yang mempunyai nilai PPW negatif. Komoditas yang mempunyai nilai

PPW positif tersebut adalah: bawang merah, bawang putih, petai, cabe,

wortel, melinjo, kentang, kubis, buncis, nangka, pisang, salak, sukun,

kencur, kopi robusta, panili, kelapa, kayu lain, ayam buras, sapi

potong, lele. Nilai PPW positif yang dimiliki komoditas tersebut

menunjukan bahwa komoditas tersebut mempunyai daya saing yang

baik jika dibandingkan dengan komoditas yang sama di wilayah

kecamatan lain dan komoditas tersebut sehingga mengalami

peningkatan nilai produksi sebesar nilai PPWnya karena keuntungan

lokasional yang dimiliki oleh Kecamatan Jenawi. Komoditas yang

mempunyai nilai PPW terbesar adalah bawang merah, yaitu Rp

5.135.423.224,30 (lihat Lampiran 9), yang artinya bawang merah

mengalami peningkatan nilai produksi sebesar Rp 5.135.423.224,30

karena keuntungan lokasional yang dimiliki Kecamatan Jenawi.

Page 120: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Kecamatan Jenawi meripakan salah satu kecamatan yang

terletak di daerah perbukitan di Kabupaten Karanganyar. Kecamatan

Jenawi memiliki ketinggian rata-rata sebesar 750 mdpl dengan jenis

tanahnya yaitu litosol dan andosol. Suhu di daerah ini tergolong sejuk

dan dingin karena ketinggian tempat yang dimiliki oleh daerah ini.

Tanah di daerah ini dapat memberikan nutrisi yang cukup bagi

tanaman yang tumbuh di atasnya. Andosol dan litosol merupakan jenis

tanah yang memeiliki daya permiabilitas baik dan drainase baik

sehingga tanah ini cocok ditanami tanman. Adanya keuntungan

lokasional yang dimiliki Kecamatan Jenawi ini mengakibatkan

Kecamatan Jenawi ditumbuhi beranekaragam jenis tanaman terutama

tanaman sayuran khususnya bawang merah.

Komoditas pertanian basis di Kecamatan Jenawi yang

mempunyai nilai PPW negatif adalah jagung, ketela pohon, ketela

rambat, kacang panjang, belimbing, jambu biji, sirsak, alpukat, pepaya,

nanas, rambutan, jeruk keprok, jahe, cengkeh, kunyit, jati, itik, domba,

kambing, kelinci, tawes, nila, karper, ikan lain. Nilai PPW negatif yang

dimiliki oleh komoditas tersebut menunjukkan bahwa komoditas

tersebut tidak mempunyai daya saing yang baik apabila dibandingkan

dengan komoditas pertanian yang sama di wilayah kecamatan lain, dan

komoditas tersebut mengalami penurunan nilai produksi sebesar nilai

PPWnya karena faktor lokasional yang dimiliki oleh Kecamatan

Jenawi.

C. Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing

Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Komoditas pertanian yang diprioritaskan untuk dikembangkan di suatu

kecamatan haruslah mempunyai keunggulan dibandingkan dengan komoditas

lainnya sehingga komoditas pertanian tersebut dapat menunjukkan

karakteristik dan memberikan ciri khas kecamatan yang bersangkutan.

Informasi mengenai komoditas pertanian yang dapat diprioritaskan untuk

dikembangkan di tiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar diharapkan dapat

Page 121: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menetapkan sasaran dalam

mengembangkan wilayah kecamatan, sehingga dapat lebih efisien dan efektif

dalam melaksanakan pembangunan daerah.

1. Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing

Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Pendekatan LQ, PP, dan

PPW

Berdasarkan gabungan pendekatan Location Quotient (LQ) dan

Shift Share Analysis (SSA), Komoditas pertanian yang diprioritas untuk

dikembangkan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu

komoditas prioritas pertama, komoditas prioritas kedua, dan komoditas

prioritas alternatif. Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas

pertama untuk dikembangkan adalah komoditas pertanian dengan nilai LQ

> 1, PP positif, dan PPW positif. Komoditas pertanian basis yang menjadi

prioritas kedua untuk dikembangkan adalah komoditas pertanian dengan

nilai LQ > 1, PP negatif, dan PPW positif atau LQ > 1, PP positif, dan

PPW negatif,. Sedangkan komoditas pertanian basis yang menjadi

alternatif pengembangan adalah komoditas pertanian dengan nilai LQ > 1,

PP negatif, dan PPW negatif. Prioritas pengembangan komoditas pertanian

basis di Kabupaten Karanganyar berdasarkan pendekatan LQ, PP, dan

PPW dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.

Page 122: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Tabel 22. Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Analisis Location Quotient, Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah Tahun 2009-2010

Komoditas Prioritas Pertama Komoditas Prioritas Kedua

Komoditas Prioritas Alternatif

Kecamatan

Kacang Tanah, Durian, Rambutan, Jati, Mahoni, Ayam Buras, Itik, Kambing, Sapi Potong

Jagung, Ketela Pohon, Petai, Sawo, Pisang, Kencur, Cengkeh, Kelapa, Kapuk, Domba, Ikan Lain

Jatipuro

Keteka Pohon, Rambutan, Jahe, Cengkeh, Kelapa, Mahoni, Domba, Ikan Lain

Padi Sawah, Jagung, Bawang Putih, Kacang Panjang, Buncis, nangka, Alpukat, Kopi Arabica, Kopi Robusta, Kapuk, Ayam Buras, Itik, Kambing, Sapi Potong

Jatiyoso

Kacang Tanah, Mete, Kapuk Jagung, Ketela Pohon, Pepaya, Sukun, Rambutan, Lada, Domba, Kambing, Tebu

Jumapolo

Petai, Jengkol, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak, Sawo, Pepaya, Nanas, Mangga, Duku/Langsat, Kencur, Mete, Jati, Ayam Ras Petelur

Ketela Pohon, Melinjo, Manggis, Ayam Pedaging, Tebu

Jumantono

Cabe, Terong, Sawi, Pepaya, Mangga, Duku/Langsat, Jeruk Keprok, Kencur, Kopi Robusta, Jati, Kambing, Kelinci, Gurami, Tawes, Nila, Ikan Lain

Padi Sawah, Ketela Rambat, Jengkol, Melinjo, Kacang Panjang, Buncis, Manggis, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak, Alpukat, sawo, nanas, Salak, Sukun, Rambutan, Cengkeh, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Sapi Potong, Lele

Tomat Matesih

Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 10

Page 123: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Lanjutan Tabel 22. Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Analisis Location Quotient, Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah Tahun 2009-2010

Komoditas Prioritas Pertama Komoditas Prioritas Kedua Komoditas Prioritas Alternatif

Kecamatan

Jagung, Ketela Rambat, Alpukat, Jeruk Keprok, Cengkeh, Kopi Robusta, Kelapa, Ayam Buras, Domba, Kambing, Puyuh, Sapi Potong, Lele, Karper

Wortel, Tomat, Padi Sawah, Ketela Pohon, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabe, Kunis, Sawi, Buncis, Durian, Jambu iji, Pepaya, Pisang, Mete, Jati, Kayu Lain, Itik, Kelinci, Gurami, Tawes, Nila, Ikan Lain

Kentang, Ngargoyoso

Jagung, Ketela Pohon, Bawang Putih, Durian, Cengkeh, Kuda, Kambing, Ayam Pedaging, Kelinci, Nila

Ketela Rambat, Bawang Merah, Cabe, Kentang, Kubis, Sawi, Buncis, Nangka, Alpukat, Pisang, Salak, Jeruk Keprok, Kayu Lain, Ayam Buras, Domba, Sapi Potong, Lele, Ikan Lain

Wortel Tawangmangu

Padi Sawah, Ketela Rambat, Terong, Buncis, Belimbing, Jambu Biji, Alpukat, Salak, Duku/Langsat, Kerbau, Ayam Buras, Domba, Sapi Potong, Karper

Cabe, Nangka, Durian, Sukun, Rambutan, Jahe, Cengkeh, Ayam Ras Petelur, Itik, Kambing, Kelinci, Lele, Gurami, Tawes, Nila, Ikan Lain

Tomat Karangpandan

Padi sawah, Jati Ayam Ras Petelur, Gurami, Tawes, Tebu

Karanganyar

Melinjo, Belimbing, Jambu Biji, Pepaya, Pisang, Jati, Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Kelinci, Sapi Potong, Lele, Gurami

Padi Sawah, Ayam Pedaging, Nila, Ikan Lain

Tebu Tasikmadu

Sawo, Itik, Sapi Potong Padi Sawah, Kayu Lain, Kerbau, Aayam Buras, Domba, Ayam Pedaging, Kelinci, Lele, Nila, Ikan Lain

Angsa Jaten

Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 10

Page 124: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Lanjutan Tabel 22. Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Basis di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Analisis Location Quotient, Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah Tahun 2009-2010

Komoditas Prioritas Pertama Komoditas Prioritas Kedua

Komoditas

Prioritas Alternatif

Kecamatan

Kapuk, Kerbau, Gurami, Ikan Lain

Melinjo, Sirsak, Tembakau, Jati, Kuda, Puyuh, Tawes, Nila

Tebu Colomadu

Padi Gogo, Ayam Pedaging, Lele

Kacang Tanah, Mete, Kapuk, Ayam Ras Petelur, Sapi Potong

Tebu, Gondangrejo

Mahoni Padi Sawah, Melinjo, Lele, Gurami

Tebu Kebakkramat

Padi Sawah, Kancang Panjang, Kapuk, Kunyit, Mahoni, Kerbau, Itik, Gurami

Kedelai, Kacang Tanah, Sukun, Jahe

Tebu Mojogedang

Padi Sawah, Cabe, Sawi, Manggis, Nangka, Sukun, Jeruk Keprok, Mahoni, Domba, Kelinci, Sapi Potong

Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Tanah, Petai, Terong, Melinjo, Tomat, Kacang Panjang, Belimbing, Durian, Sirsak, Alpukat, Sawo, Pepaya, Rambutan, Jahe, Kencur, Cengkeh, Mete, Kunyit, Jati, Kayu Lain, Ayam Buras, Itik, Kambing, lele, Gurami, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain

Tomat Kerjo

Bawang Merah, Bawang Putih, Petai, Cabe, Wortel, Melinjo, Sawi, Kubis, Buncis, Nangka, Pisang, Salak, Sukun, Kencur, Kopi Robusta, Panili, Kelapa, Kayu Lain, Ayam Buras, Sapi Potong, Lele

Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Panjang, Belimbing, Jambu Biji, Sirsak, Alpukat, Pepaya, Nanas, Rambutan, Jeruk Keprok, Jahe, Cengkeh, Kunyit, Jati, Itik, Domba, Kambing, Kelinci, Tawes, Nila, Karper, Ikan Lain, Kentang

Jenawi

Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 10

Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas pertama

merupakan komoditas yang sebaiknya mendapatkan diprioritaskan terlebih

Page 125: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

dahulu untuk dikembangkan di masing-masing kecamatan. Komoditas

prioritas kedua dan alternatif bisa dijadikan komoditas pendukung

komoditas prioritas pertama, atau apabila suatu kecamatan tidak

mempunyai prioritas pertama untuk dikembangkan maka kecamatan

tersebut bisa mengembangkan komoditas prioritas kedua dan atau prioritas

alternatif.

Berdasarkan Tabel 22 di atas, dapat diketahui bahwa tiap kecamatan

mempunyai komoditas pertanian basis prioritas pertama, sehingga

komoditas prioritas kedua dan komoditas prioritas alternatif bisa dijadikan

pendukung komoditas prioritas pertama. Kecamatan yang paling banyak

mempunyai komoditas pertanian basis prioritas pertama untuk

dikembangkan adalah Kecamatan Jenawi yaitu sebanyak 23 komoditas.

Semua kecamatan yang berada di Kabupaten Karanganyar memiliki

komoditas pertanian prioritas pertama untuk dikembangkan, yaitu:

Kecamatan Jatipuro dengan 9 komiditi prioritas pertama, 11 komoditas

prioritas kedua dan 0 komoditas prioritas alternatif; Kecamatan Jatiyoso

dengan 8 komiditi prioritas pertama, 14 komoditas prioritas kedua dan 0

komoditas prioritas alternatif; Kecamatan Jumapolo dengan 3 komiditi

prioritas pertama, 9 komoditas prioritas kedua dan 0 komoditas prioritas

alternatif; Kecamatan Jumantono dengan 15 komiditi prioritas pertama, 5

komoditas prioritas kedua dan 0 komoditas prioritas alternatif; Kecamatan

Matesih dengan 16 komiditi prioritas pertama, 25 komoditas prioritas

kedua dan 1 komoditas prioritas alternatif; Kecamatan Tawangmangu

dengan 10 komiditi prioritas pertama, 18 komoditas prioritas kedua dan 1

komoditas prioritas alternatif; Kecamatan Ngargoyoso dengan 14 komiditi

prioritas pertama, 23 komoditas prioritas kedua dan 1 komoditas prioritas

alternatif; Kecamatan Karangpandan dengan 14 komiditi prioritas

pertama, 16 komoditas prioritas kedua dan 1 komoditas prioritas alternatif;

Kecamatan Karanganyar dengan 2 komiditi prioritas pertama, 4 komoditas

prioritas kedua dan 0 komoditas prioritas alternatif; Kecamatan Tasikmadu

dengan 15 komiditi prioritas pertama, 4 komoditas prioritas kedua dan 1

Page 126: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

komoditas prioritas alternatif; Kecamatan Jaten dengan 3 komiditi prioritas

pertama, 10 komoditas prioritas kedua dan 0 komoditas prioritas alternatif;

Kecamatan Colomadu dengan 4 komiditi prioritas pertama, 8 komoditas

prioritas kedua dan 1 komoditas prioritas alternatif; Kecamatan

Gondangrejo dengan 3 komiditi prioritas pertama, 5 komoditas prioritas

kedua dan 1 komoditas prioritas alternatif; Kecamatan Kebakkramat

dengan 1 komiditi prioritas pertama, 4 komoditas prioritas kedua dan 1

komoditas prioritas alternatif; Kecamatan Mojogedang dengan 8 komiditi

prioritas pertama, 4 komoditas prioritas kedua dan 1 komoditas prioritas

alternatif; Kecamatan Kerjo dengan 11 komiditi prioritas pertama, 31

komoditas prioritas kedua dan 1 komoditas prioritas alternatif; Kecamatan

Jenawi dengan 21 komiditi prioritas pertama, 25 komoditas prioritas kedua

dan 0 komoditas prioritas alternatif;

Kecamatan yang mempunyai komoditas pertanian basis prioritas

kedua yang paling banyak adalah Kecamatan Kerjo, yaitu dengan 31

komoditas, sedangkan kecamatan yang paling sedikit mempunyai

komoditas pertanian basis prioritas kedua adalah Kecamatan Tasikmadu

dengan 3 komoditas. Kecamatan yang merupakan kecamatan dengan

komoditas prioritas alternatif berjumlah 11 kecamatan, yaitu Kecamatan

Matesih, Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan

Karangpandan, Kecamatan Tasikmadu, Kecamatan Colomadu, Kecamatan

Gondangrejo, Kecamatan Kebakkramat, Kecamatan Mojogedang dan

Kecamatan Kerjo

Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas pertama di satu

kecamatan bisa menjadi prioritas pertama juga di kecamatan lain.

Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas pertama di banyak

kecamatan antara lain ketela pohon, padi sawah, ketela rambat, ayam ras ,

itik, domba dan sapi potong. Namun ada juga komoditas pertanian basis

yang menjadi prioritas pertama hanya di satu kecamatan saja, misalnya

komoditas mete di Kecamatan Jumapolo; padi gogo di Kecamatan

Gondangrejo dan jeruk keprok di Kecamatan Kerjo. Komoditas yang

Page 127: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

menjadi komoditas basis prioritas pertama di satu kecamatan bisa

dijadikan trade mark atau ciri khas kecamatan bersangkutan.

Setiap kecamatan mempunyai peluang dan kesempatan untuk

mengembangkan komoditas pertanian sesuai dengan kondisi yang dimiliki

kecamatan bersangkutan. Bagi kecamatan yang mempunyai banyak

komoditas pertanian basis prioritas pertama akan mempunyai banyak

alternatif pilihan dalam menentukan komoditas andalan yang dapat

mendukung pembangunan di daerahnya. Kecamatan yang memiliki

banyak komoditas prioritas utama tersebut perlu mempertimbangkan

aspek-aspek lain yang juga dimiliki oleh kecamatan lain, seperti akses

pasar, fasilitas atau sarana dan prasana produksi pertanian. Selain itu,

besarnya nilai PPW komoditas pertanian basis dapat digunakan sebagai

pertimbangan dalam pengambilan keputusan, semakin besar nilai PPW

menunjukkan adanya keuntungan lokasional yang besar yang dimiliki

kecamatan yang bersangkutan dalam menghasilkan suatu komoditas

pertanian tertentu, sehingga kecamatan tersebut mempunyai daya saing

yang lebih besar dalam menghasilkan komoditas pertanian tertentu

dibandingkan dengan kecamatan lain.

Berdasarkan analisis LQ, PP, dan PPW masing-masing kecamatan di

Kabupaten Karanganyar, Komoditas pertanian yang perlu

dipertimbangkan untuk di kembangkan di tiap kecamatan di Kabupaten

Karanganyar adalah sebagai berikut:

a. Jatipuro: Kacang Tanah, Durian, Rambutan, Jati, Mahoni, Ayam

Buras, Itik, Kambing, Sapi Potong

b. Jatiyoso: Ketela Pohon, Rambutan, Jahe, Cengkeh, Kelapa, Mahoni,

Domba, Ikan Lain

c. Jumapolo: Kacang Tanah, Mete, Kapuk

d. Jumantono: Petai, Jengkol, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak,

Sawo, Pepaya, Nanas, Mangga, Duku/Langsat, Kencur, Mete, Jati,

Ayam Ras Petelur

Page 128: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

e. Matesih: Cabe, Terong, Sawi, Pepaya, Mangga, Duku/Langsat, Jeruk

Keprok, Kencur, Kopi Robusta, Jati, Kambing, Kelinci, Gurami,

Tawes, Nila, Ikan Lain

f. Ngargoyoso: Jagung, Ketela Rambat, Alpukat, Jeruk Keprok,

Cengkeh, Kopi Robusta, Kelapa, Ayam Buras, Domba, Kambing,

Puyuh, Sapi Potong, Lele, Karper

g. Tawangmangu: Jagung, Ketela Pohon, Bawang Putih, Durian,

Cengkeh, Kuda, Kambing, Ayam Pedaging, Kelinci, Nila

h. Karangpandan: Padi Sawah, Ketela Rambat, Terong, Buncis,

Belimbing, Jambu Biji, Alpukat, Salak, Duku/Langsat, Kerbau, Ayam

Buras, Domba, Sapi Potong, Karper

i. Karanganyar: Padi sawah, Jati

j. Tasikmadu: Melinjo, Belimbing, Jambu Biji, Pepaya, Pisang, Jati,

Kayu Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Kelinci, Sapi Potong,

Lele, Gurami

k. Jaten: Sawo, Itik, Sapi Potong

l. Colomadu: Kapuk, Kerbau, Gurami, Ikan Lain

m. Gondangrejo: Padi Gogo, Ayam Pedaging, Lele

n. Kebakkramat: Mahoni

o. Mojogedang: Padi Sawah, Kacang Panjang, Kapuk, Kunyit, Mahoni,

Kerbau, Itik, Gurami

p. Kerjo: Padi Sawah, Cabe, Sawi, Manggis, Nangka, Sukun, Jeruk

Keprok, Mahoni, Domba, Kelinci, Sapi

q. Jenawi: Bawang Merah, Bawang Putih, Petai, Cabe, Wortel, Melinjo,

Kentang, Kubis, Buncis, Nangka, Pisang, Salak, Sukun, Kencur, Kopi

Robusta, Panili, Kelapa, Kayu Lain, Ayam Buras, Sapi Potong, Lele.

Pengembangan komoditas pertanian bisa dilakukan dengan

meningkatkan produksi dengan memanfaatkan lahan yang belum

digunakan (ekstensifikasi), program intensifikasi, pemberian bantuan

modal dan fasilitas pada petani dan nelayan, dan dapat juga dengan

pengembangan agroindustri untuk menambah nilai jual produk dan

Page 129: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

pendapatan masyarakat. Selain itu pemberian bantuan modal pada industri

kecil berbahan baku komoditas pertanian yang sudah ada perlu dilakukan

untuk mengembangkan industri tersebut dan memacu peningkatan

produksi pertanian yang digunakan sebagai bahan bakunya.

Kabupaten Karanganyar selalu surplus beras. Sayangnya, kondisi ini

belum didukung dengan penyebaran teknologi pada para petani. Padahal

Kabupaten Karanganyar mempunyai lahan pertanian yang sangat luas,

terdata di Dinas Pertanian dan Peternakan setempat, Karanganyar memiliki

sekitar 48.783 hektar sawah. Peningkatan produksi melalui intensifikasi

pertanian, pengembangan teknologi seperti padi hibrida dan penguasaan

teknologi oleh petani mutlak diperlukan untuk mempertahankan dan

meningkatkan surplus beras di kabupaten ini. Untuk itu perlu dibentuk

Badan Penyuluhan Pertanian untuk menyebarkan dan mengenalkan

teknologi baru pada petani.

Kabupaten Karanganyar memiliki kondisi alam berupa perbukitan

yang rentan terhadap bahaya erosi dan tanah longsor menyebabkan

beberapa daerah ini potensial untuk pengembangan komoditas kehutanan

seperti jati dan mohoni. Kedua jenis komoditas ini, selain dapat

mengurangi bahaya erosi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi

(harganya mahal) karena kualitasnya yang bagus dan permintaannya yang

besar baik di pasar domestik maupun dunia sehingga dapat menjadi

sumber pendapatan daerah yang bisa diandalkan. Jati dikenal sebagai kayu

yang memiliki struktur dan karakteristik kuat sehingga sangat cocok

digunakan untuk berbagai keperluan, seperti: furniture, konstruksi

bangunan, dek kapal dsb. Sementara mahoni merupakan kayu terbaik

dunia untuk furniture kelas tinggi. Kebutuhan kayu jati dan mahoni di

pasar dunia dan pasar domestik cukup besar seiring dengan tingkat

kemajuan masyarakat terhadap barang berkualitaskritis di wilayah bagian

Timur, karena banyak hutan yang rusak, padahal di Wilayah Karanganyar

bagian Timur tersebut rawan bahaya banjir dan longsor. Untuk itu

pengembangan komoditas kehutanan di Wilayah Karanganyar bagian

Page 130: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

timur perlu dilakukan melalui program rehabilitasi. Peningkatan produksi

komoditas kehutanan melalui rehabilitasi hutan rakyat terdapat potensi

lahan yang tersebar di daerah Karanganyar bagian Timur. Selain itu,

jumlah produksi hasil hutan rakyat yang cukup besar berupa kayu jati dan

mahoni terbuka peluang di bidang industri permebelan/furniture.

Kabupaten Karanganyar memiliki tanah yang gembur, subur serta

potensi alam yang cukup besar dengan keberadaan posisi Kabupaten

Karanganyar di lereng Gunung lawu yang merupakan perbatasan antara

Jawa Tengah dengan Jawa Timur, namun pemanfaatannya masih belum

optimal, sehingga masih banyak komoditas pertanian yang hanya menjadi

prioritas kedua dan prioritas alternatif berdasarkan nilai LQ, PP, dan PPW.

Hal ini disebabkan karena kurangnya modal dan fasilitas yang dimiliki

oleh pelaku usaha tani di Kabupaten Karanganyar.

2. Perbandingan Komoditas Pertanian yang Diunggulkan antara Versi

Penelitian dengan Versi Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar

Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar juga mempunyai

komoditas pertanian yang diunggulkan untuk dikembangkan berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Perbandingan antara komoditas

pertanian yang diunggulkan versi Pemerintah Daerah Kabupaten

Karanganyar dengan hasil penelitian prioritas pengembangan komoditas

pertanian basis di Kabupaten Karanganyar pada masing-masing sub sektor

pertanian dapat dilihat pada Tabel 23.

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa terdapat sedikit

perbedaan komoditas pertanian unggulan versi Pemerintah Daerah

Kabupaten Karanganyar dengan hasil penelitian, namun perbedaan

tersebut tidak mutlak karena ada beberapa komoditas pertanian yang

diunggulkan yang sama.

Page 131: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Tabel 23. Perbandingan Komoditas Pertanian yang Diunggulkan Menurut Versi Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dengan Hasil Penelitian

Sub Sektor Pertanian

Komoditas Pertanian Unggulan Pemerintah Daerah Hasil Penelitian

Tanaman Bahan Makanan

Padi Sawah, Padi Gogo, Jagung, Ketela Pohon, Kedelai, Pisang, Kacang Panjang, Rambutan, , Mangga, Sukun, Durian, Ketela Rambat, Kacang Tanah

Padi Sawah, Padi Gogo, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Panjang, Pisang, Sukun, Rambutan, Manggis, Nangka, Salak, Belimbing, Jambu Biji, , Sirsak, Sawo, Pepaya, Nanas, Petai, Jengkol, Durian,Kacang Tanah, Duku/Langsat, Buncis

Tanaman Perkebunan

Kelapa, Jahe, Kencur, Kunyit,Tembakau, Kopi Arabica

Panili, Kunyit, Jambu Mete, kencur, Kelapa, Jahe, Kapuk,

Peternakan Sapi Potong, Kambing, Domba, Buras, Itik, Ayam Ras Pedaging

Sapi Potong, Kambing, Domba, Ayam Buras, Itik, Ayam Ras Pedaging, Kerbau, Kelinci

Perikanan Gurami, Lele, Nila, Tawes Lele, Nila , Karper, Gurami Kehutanan Jati, Mahoni Jati, Mahoni

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perkebunan dan Kehutanan

Keterangan : Komoditas pertanian yang dicetak miring merupakan komoditas yang sama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dengan hasil penelitian.

Komoditas pertanian yang diunggulkan Pemerintah Daerah

Kabupaten Karanganyar pada sub sektor tanaman bahan makanan adalah

padi sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kedelai, pisang, kacang

panjang, rambutan, mangga, sukun, durian, ketela rambat, kacang tanah,

sedangkan menurut hasil penelitian adalah padi sawah, padi gogo, ketela

pohon, ketela rambat, kacang panjang, pisang, sukun, rambutan, manggis,

nangka, salak, belimbing, jambu biji, , sirsak, sawo, pepaya, nanas, petai,

jengkol, durian,kacang tanah, duku/langsat, buncis. Padi sawah, padi gogo,

jagung, ketela pohon, kedelai, pisang, kacang panjang, rambutan, mangga,

sukun, durian, ketela rambat, kacang tanah merupakan tanaman pangan

Page 132: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

yang diunggulkan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar karena

produksinya yang besar.

Komoditas pertanian yang diunggulkan Pemerintah Daerah

Kabupaten Karanganyar pada sub sektor perkebunan adalah kelapa, jahe,

kencur, kunyit, tembakau, kopi arabica karena produksi yang besar di

Kabupaten Karanganyar sedangkan menurut hasil penelitian adalah panili,

kunyit, jambu mete, kencur, kelapa, jahe, kapuk.

Komoditas pertanian yang diunggulkan Pemerintah Daerah

Kabupaten Karanganyar pada sub sektor peternakan adalah adalah sapi

potong, kambing, domba, buras, itik, ayam ras pedaging sedangkan

menurut hasil penelitian adalah sapi potong, kambing, domba, ayam buras,

itik, ayam ras pedaging, kerbau, kelinci. Pemerintah Daerah Kabupaten

Karanganyar menilai bahwa sapi potong, kambing, domba, ayam

kampung, itik, dan ayam ras pedaging merupakan komoditas-komoditas

yang layak diunggulkan karena mempunyai prospek pasar yang bagus,

kebutuhan masyarakat akan daging dan telur terus meningkat, sehingga

sudah selayaknya peningkatan produksi komoditas tersebut dilakukan

untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Karanganyar

sendiri maupun daerah lain.

Komoditas pertanian pada sub sektor perikanan yang menjadi

unggulan di Kabupaten Karanganyar menurut hasil penelitian lele, nila ,

karper, gurami. Komoditas pertanian unggulan pada sub sektor perikanan

versi Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar adalah gurami, lele, nila,

tawes. Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar menilai bahwa

komoditas perikanan tersebut merupakan komoditas yang banyak diminta

oleh masyarakat. Di sisi lain Kabupaten Karanganyar juga mempunyai

fasilitas pendukung yang memadai, kolam air tenang di Kecamatan

Karangpandan, cek DAM serta sungai di daerah Ngargoyoso.

Komoditas pertanian dari sub sektor kehutanan yang diunggulkan

oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dan hasil penelitian

sama, yaitu jati dan mahoni. Komoditas jati dan mahoni selain dapat

Page 133: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

digunakan untuk fungsi ekologis yaitu mencegah bahaya erosi di kawasan

perbukitan Kabupaten Karanganyar, juga merupakan komoditas yang

mempunyai prospek pasar yang bagus. Jati dikenal sebagai kayu yang

memiliki struktur dan karakteristik kuat sehingga sangat cocok digunakan

untuk berbagai keperluan, seperti: furniture, konstruksi bangunan, dek

kapal dsb. Sementara mahoni merupakan kayu terbaik dunia untuk

furniture kelas tinggi. Kebutuhan kayu jati dan mahoni di pasar dunia dan

pasar domestik cukup besar seiring dengan tingkat kemajuan masyarakat

terhadap barang berkualitas.

Perbedaan komoditas pertanian yang diunggulkan antara Pemerintah

Daerah Kabupaten Karanganyar dengan hasil penelitian wajar karena

adanya perbedaan kriteria. Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar

cenderung mendasarkan pada jumlah produksi, harga jual, maupun

prospek pasar dari komoditas pertanian tersebut. Tidak menutup

kemungkinan apabila kriteria yang digunakan adalah bersifat subyektif.

Kriteria yang digunakan dalam penelitian untuk menentukan komoditas

pertanian unggulan atau prioritas pengembangan komoditas pertanian

adalah nilai LQ, nilai komponen pertumbuhan PP dan PPW komoditas

pertanian basis.

Informasi mengenai prioritas pengembangan komoditas pertanian

basis di Kabupaten Karanganyar dapat memberikan kontribusi dalam

pertimbangan pengambilan kebijakan perencanaan pembangunan wilayah,

khususnya dalam pemetaan dan penentuan komoditas pertanian basis yang

menjadi prioritas pengembangan di Kabupaten Karanganyar sehingga

diharapkan Pemerintah Kabupaten Karanganyar dapat mengoptimalkan

sektor pertanian daerahnya dengan mengacu pada potensi daerah yang

dimiliki dan komoditas pertanian basis yang diprioritaskan untuk

dikembangkan di di masing-masing kecamatan Kabupaten Karanganyar.

Dengan demikian, proses pembangunan dapat berjalan lebih efektif dan

efisien.

Page 134: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian “Analisis Potensi

Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan

Daerah di Kabupaten Karanganyar (Pendekatan Location Quotient dan Shift

Share Análisis) adalah sebagai berikut:

1. a. Berdasarkan hasil analisis komoditas pertanian basis di masing-masing

kecamatan di Kabupaten Karanganyar, komoditas pertanian yang

menjadi komoditas pertanian basis di sebagian besar kecamatan di

Kabupaten Karanganyar adalah:

1) Sub sektor tabama: padi sawah, jagung, kacang tanah, petai, pepaya,

mangga, ketela pohon, ketela rambat, rambutan, kubis, cabe,

melinjo, buncis, durian, belimbing, jambu biji, dan sukun

2) Sub sektor tanaman perkebunan: jahe, kencur, tebu, kunyit,

cengkeh, kapuk, mete dan kelapa

3) Sub sektor kehutanan: jati dan mahoni

4) Sub sektor peternakan: ayam kampung, ayam ras petelur, sapi

potong, domba, kambing, itik, kelinci

5) Sub sektor peternakan nila, tawes, gurami, lele.

b. Kecamatan yang mempunyai komoditas pertanian basis paling banyak

adalah Kecamatan Jenawi, yaitu dengan 47 komoditas, sedangkan

kecamatan yang mempunyai komoditas pertanian basis paling sedikit

adalah Kecamatan Karanganyar dan Kebakkramat, yaitu dengan 6

komoditas.

2. a. Berdasarkan hasil analisis komponen pertumbuhan proporsional

komoditas pertanian basis di masing-masing kecamatan di Kabupaten

Karanganyar, komoditas pertanian basis yang mempunyai

pertumbuhan cepat adalah:

118

Page 135: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

1) Sub sektor tanaman bahan makanan : padi sawah, jagung, , ketela

pohon, ketela rambat, kacang panjang, melinjo, alpukat, terong,

ketimun, tomat, rambutan, belimbing, manggis, jambu biji, sirsak,

sawo, pepaya, pisang, nanas, durian, sukun, mangga, buncis, dan

petai

2) Sub sektor perkebunan : tebu, kapuk, mete, kunyit, kencur, jahe

dan cengkeh.

3) Sub sektor kehutanan : jati, mahoni, dan kayu lain

4) Sub sektor peternakan : ayam kampung, ayam ras pedaging, itik,

sapi potong, kambing, domba dan kelinci.

5) Sub sektor perikanan : tawes, nila, lele, gurami dan ikan lain.

b. Berdasarkan hasil analisis komponen pertumbuhan pangsa wilayah

komoditas pertanian basis di masing-masing kecamatan di Kabupaten

Karanganyar, komoditas pertanian basis yang mempunyai daya saing

adalah:

1) Sub sektor tanaman bahan makanan : padi sawah, jagung, , ketela

pohon, ketela rambat, kacang panjang, melinjo, alpukat, terong,

ketimun, tomat, rambutan, belimbing, manggis, jambu biji, sirsak,

sawo, pepaya, pisang, nanas, durian, sukun, mangga, buncis, dan

petai.

2) Sub sektor perkebunan : kelapa, kapuk, cengkeh, mete, kunyit,

kencur dan jahe.

3) Sub sektor kehutanan : jati, mahoni, dan kayu lain

4) Sub sektor peternakan : ayam kampung, ayam ras petelur, ayam

pedaging, itik, sapi potong, kambing, domba, dan kelinci.

5) Sub sektor perikanan : gurami, tawes, nila, lele, dan ikan lain

c. Kecamatan yang paling banyak mempunyai komoditas pertanian basis

yang pertumbuhannya cepat adalah Kecamatan Jenawi (44 komoditas),

sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan Kebakkramat dan

Karanganyar (5 komoditas).

Page 136: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

d. Kecamatan yang paling banyak mempunyai komoditas pertanian basis

yang berdaya saing baik adalah Kecamatan Matesih (25 komoditas),

sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan Kebakkramat (2

komoditas).

3. Berdasarkan hasil analisis prioritas pengembangan komoditas pertanian

basis di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Komoditas

pertanian yang perlu dipertimbangkan untuk dikembangkan di tiap

kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut:

a. Jatipuro: Kacang Tanah, Durian, Rambutan, Jati, Mahoni, Ayam Buras,

Itik, Kambing, Sapi Potong

b. Jatiyoso: Ketela Pohon, Rambutan, Jahe, Cengkeh, Kelapa, Mahoni,

Domba, Ikan Lain

c. Jumapolo: Kacang Tanah, Mete, Kapuk

d. Jumantono: Petai, Jengkol, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Sirsak,

Sawo, Pepaya, Nanas, Mangga, Duku/Langsat, Kencur, Mete, Jati,

Ayam Ras Petelur

e. Matesih: Cabe, Terong, Sawi, Pepaya, Mangga, Duku/Langsat, Jeruk

Keprok, Kencur, Kopi Robusta, Jati, Kambing, Kelinci, Gurami,

Tawes, Nila, Ikan Lain

f. Ngargoyoso: Jagung, Ketela Rambat, Alpukat, Jeruk Keprok, Cengkeh,

Kopi Robusta, Kelapa, Ayam Buras, Domba, Kambing, Puyuh, Sapi

Potong, Lele, Karper

g. Tawangmangu: Jagung, Ketela Pohon, Bawang Putih, Durian,

Cengkeh, Kuda, Kambing, Ayam Pedaging, Kelinci, Nila

h. Karangpandan: Padi Sawah, Ketela Rambat, Terong, Buncis,

Belimbing, Jambu Biji, Alpukat, Salak, Duku/Langsat, Kerbau, Ayam

Buras, Domba, Sapi Potong, Karper

i. Karanganyar: Padi sawah, Jati

j. Tasikmadu: Melinjo, Belimbing, Jambu Biji, Pepaya, Pisang, Jati, Kayu

Lain, Kerbau, Ayam Buras, Itik, Domba, Kelinci, Sapi Potong, Lele,

Gurami

Page 137: ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS …/Analisis... · skipsi dengan judul “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

k. Jaten: Sawo, Itik, Sapi Potong

l. Colomadu: Kapuk, Kerbau, Gurami, Ikan Lain

m. Gondangrejo: Padi Gogo, Ayam Pedaging, Lele

n. Kebakkramat: Mahoni

o. Mojogedang: Padi Sawah, Kacang Panjang, Kapuk, Kunyit, Mahoni,

Kerbau, Itik, Gurami

p. Kerjo: Padi Sawah, Cabe, Sawi, Manggis, Nangka, Sukun, Jeruk

Keprok, Mahoni, Domba, Kelinci, Sapi

q. Jenawi: Bawang Merah, Bawang Putih, Petai, Cabe, Wortel, Melinjo,

Kentang, Kubis, Buncis, Nangka, Pisang, Salak, Sukun, Kencur, Kopi

Robusta, Panili, Kelapa, Kayu Lain, Ayam Buras, Sapi Potong, Lele.

B. Saran

Saran yang bisa diberikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Komoditas pertanian basis prioritas pertama bernilai ekonomi tinggi

seperti padi sawah, tembakau, mahoni dan jati perlu dikembangkan

melalui program peningkatan penguasaan teknologi oleh petani dan

program perluasan areal perkebunan dengan memanfaatkan dan

mengoptimalkan lahan yang tersedia dengan tetap menjaga kelestarian

lingkungan tanpa mengabaikan komoditas pertanian yang lain.

2. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai prioritas pengembangan komoditas

pertanian basis di Kabupaten Karanganyar menggunakan pendekatan

Tipologi Klassen untuk rencana pengembangan komoditas pertanian

dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

3. Komoditas pertanian basis yang menjadi prioritas pertama disuatu

kecamatan perlu diperhatikan pengembangannya dalam perencanaan

pembangunan pertanian demi mendukung keberhasilan pembangunan

daerah Kabupaten Karanganyar.