analisis pola kemitraan dalam pengadaan beras … · agribusiness agents that joined in the...

145
ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS PANDANWANGI BERSERTIFIKAT (KASUS GAPOKTAN CITRA SAWARGI DAN CV QUASINDO) RINI INDRAYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Upload: builien

Post on 10-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS

PANDANWANGI BERSERTIFIKAT (KASUS GAPOKTAN

CITRA SAWARGI DAN CV QUASINDO)

RINI INDRAYANI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Page 2: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Tesis

yang berjudul :

”Analisis Pola Kemitraan dalam Pengadaan Beras Pandanwangi Bersertifikat (Kasus

GAPOKTAN Citra Sawargi dan CV Quasindo)”

merupakan gagasan atau hasil penelitian saya sendiri, dengan bimbingan dari Komisi

Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Tesis ini belum

pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi

lain.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat

diperiksa kebenarannya.

Bogor, Mei 2008

Rini Indrayani

F052054245

Page 3: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

ABSTRACT

RINI INDRAYANI. Partnership Model Analysis of Supplying Pandanwangi

Certified Rice (Case Study of Federation of Farmer Group Citra Sawargi and CV

Quasindo Enterprise). Advised by H. Musa Hubeis as leader and H. Aris Munandar as

member).

Ministry of Agriculture cooperated with Institute of Research and Community

Empowerment (LPPM) Bogor Agricultural University (IPB) prepared instrument to

label certified variety rice, especially “Pandanwangi”. The certification passed

through a comprehensive quality control (QC) system that involved the whole of rice

agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra

Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product passed through business partner in

the form of trade contract between Gapoktan Citra Sawargi and CV Quasindo.

The aims of this research were to identify implementation of partnership

between Gapoktan Citra Sawargi and CV Quasindo, to analyze impact of partnership

specially to the income/profit, to evaluate expected partnership model, to arrange the

alternative of the development strategy of the partnership which conducted by

Gapoktan Citra Sawargi and CV Quasindo, and to arrange conceptual model for

supplying local prime certified rice based on supplying model of Pandanwangi rice

certificated.

Data were analyzed in qualitative and quantitative methods. Quantitative

analysis was done to analyze farm businesses and market efficiency through farm cost

and benefit analysis and marketing marjin. Qualitative analysis was done to evaluate

expected partnership model (Analytical Hierarchi Process/AHP) and the analysis of

best development strategy applied (SWOT analysis).

Partnership by General Trading Model had already increased farmer income,

but it was not fully capable to inforcement farmer organization (Gapoktan), due to

weaknesses of capital. Main advantages of this partnership discovered in this study

were (1) strengthening of farmer business organization, (2) selling price become

better, (3) assurance of price and market product, and (4) increasing production and

rendement. Advantages of partnership for CV Quasindo were (1) opportunity

developed new business unit, (2) guarantee continuity of supply (quality ang quantity),

(3) get guarantee certification facility of purity variety from the Government, (4) get

profit from selling result of product, and (5) get promotion facility from the

Government.

Based on the analysis of partnership model evaluation, it had been obtained

that the nucleous estate partnership model is an expected partnership model,

considering weaknesses of Gapoktan capital especially for supplying infrastructure

for rice production and unhulled paddy buying caused by the weaknesses of the

government support in reinforcement of Gapoktan.

Based on the SWOT analysis, the best strategy applied was growth strategy. It

covered expand marketing area, strenghten partnership, increase promotion, increase

implementations of QC, and strengthen institution (farmer and certification

institution). The strategies are expected to improve the performance of partnership,

which may shape the purpose of partnership, which is to create a solid and

independent farmer business enterprise.

Page 4: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

RINGKASAN

RINI INDRAYANI. Analisis Pola Kemitraan dalam Pengadaan Beras

Pandanwangi Bersertifikat (Kasus Gapoktan Citra Sawargi dan CV Quasindo).

Dibawah bimbingan MUSA HUBEIS sebagai Ketua dan ARIS MUNANDAR

sebagai Anggota.

Beras dalam kemasan berlabel yang diperdagangkan saat ini belum sepenuhnya

menunjukkan mutu beras yang diinginkan konsumen. Demikian pula label yang

tertera dalam kemasan pada umumnya tidak sesuai dengan identitas sesungguhnya

dari beras yang dikemas. Hasil pengamatan dan uji laboratorium oleh Institut

Pertanian Bogor (IPB) tahun 2006 menunjukkan bahwa rataan keaslian beras

Pandanwangi ‘asli’ pada beras berlabel Pandanwangi yang dijual adalah 24,7 %,

artinya 75,3 % merupakan beras pencampur (bukan Pandanwangi).

Atas dasar kondisi tersebut guna memberikan jaminan kepuasan bagi konsumen

beras, maka Departemen Pertanian (Deptan) bekerjasama dengan Lembaga Penelitian

dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) IPB telah menyiapkan perangkat sistem

sertifikasi beras berlabel berdasarkan kesesuaian varietas, khususnya ‘Pandanwangi-

Cianjur’. Sertifikasi tersebut dilakukan melalui suatu sistem manajemen mutu terpadu

dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh pelaku agribisnis perberasan yang

tergabung dalam wadah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Citra Sawargi.

Pemasaran produk beras Pandanwangi dilakukan melalui kemitraan dalam bentuk

kontrak dagang antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV Quasindo.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi pelaksanaan kemitraan; (2)

Menganalisis dampak kemitraan, khususnya terhadap pendapatan/keuntungan usaha

masing–masing pihak yang bermitra; (3) Mengevalusi pola kemitraan yang

diinginkan; (4) Menyusun strategi pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat; (5)

Menyusun model konseptual pengadaan beras unggul lokal tersertifikat berbasis

model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat.

Metode analisis kualitatif (deskriptif) digunakan untuk mengidentifikasi

pelaksanaan kemitraan, selanjutnya dilakukan analisis pendapatan usahatani dan

marjin tataniaga untuk menganalisis keuntungan usaha masing–masing pihak yang

bermitra. Hasil analisis tersebut dipertajam dengan metode analytical hierarchi

process (AHP) untuk mengetahui model kemitraan yang ideal sesuai keinginan kedua

pihak yang bermitra. Identifikasi faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja kemitraan

dan penyusunan strategi pengembangan usaha dilakukan dengan analisis strengths,

weaknesses, opportunities and threats (SWOT). Berdasarkan hasil analisis kualitatif

dan kuantitatif tersebut dapat disusun model konseptual pengadaan beras unggul lokal

tersertifikat berbasis model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat.

Kemitraan dengan Pola Dagang Umum telah mampu meningkatkan pendapatan

petani mitra, namun belum mampu sepenuhnya menguatkan kelembagaan petani

(Gapoktan). Rataan pendapatan usahatani petani mitra lebih tinggi 22,54%

dibandingkan petani non mitra. Hal ini utamanya disebabkan lebih tingginya

produktivitas (15,87%) dan harga jual gabah (5,47%). Dari hasil analisis marjin

tataniaga, kedua pihak yang bermitra menikmati marjin keuntungan yang relatif

proporsional, yaitu masing-masing 7% (Gapoktan) dan 6% (CV Quasindo).

Dari hasil analisis evaluasi pola kemitraan, didapatkan bahwa pola kemitraan inti

plasma merupakan pola kemitraan yang diinginkan, mengingat lemahnya permodalan

Gapoktan, khususnya dalam pengadaan sarana produksi (saprodi) dan pembelian

gabah sebagai akibat rendahnya dukungan pemerintah dalam penguatan Gapoktan.

Page 5: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

Berdasarkan analisis faktor internal, maka yang menjadi kekuatan utama

kemitraan adalah keterikatan (berupa perjanjian formal), sedangkan faktor kelemahan

yang mempengaruhi kinerja kemitraan adalah saling ketergantungan (tidak ada saling

membagi keunggulan di bidang teknologi, manajemen dan permodalan, tetapi hanya

akses pasar). Faktor eksternal yang berpengaruh kuat terhadap kinerja kemitraan

adalah trend tuntutan konsumen, kebijakan proteksi impor (peluang), lemahnya

dukungan promosi sertifikasi dan rendahnya law enforcement (ancaman).

Dari hasil analisis SWOT, strategi yang paling efektif dilakukan oleh kedua

pihak yang bermitra adalah strategi pertumbuhan berikut : (1) memperluas wilayah

pemasaran, (2) memperkuat kemitraan, (3) meningkatkan promosi, (4) meningkatkan

implementasi jaminan mutu dan (5) penguatan kelembagaan.

Penyempurnaan atas model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat yang

ada saat ini perlu dilakukan secara bertahap, dimana tingkat kemandirian dan lamanya

kemitraan menunjukkan kemantapan sistim kemitraan yang diterapkan. Beberapa hal

yang perlu disempurnakan dari model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat

sebagai basis penyusunan model konseptual pengadaan beras unggul lokal

bersertifikat adalah : perlunya penguatan organisasi petani dan peran tenaga

pendamping atau mediator pada model transisi hingga Gapoktan menjadi kuat, serta

mandiri disamping perlunya penguatan lembaga dan perangkat sertifikasi.

Selanjutnya, melalui keterlibatan peran manajer profesional diharapkan Gapoktan

mampu menerapkan manajemen korporasi (Gapoktan sebagai farmer enterprise),

sehingga mampu mengembangkan kerjasama dengan beberapa pelaku pasar dan

bahkan langsung menembus super/hyper market.

Page 6: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 7: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS

PANDANWANGI BERSERTIFIKAT (KASUS GAPOKTAN

CITRA SAWARGI DAN CV QUASINDO)

RINI INDRAYANI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Profesional

pada Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Page 8: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

Judul Tesis : Analisis Pola Kemitraan Dalam Pengadaan Beras

Pandanwangi Bersertifikat (Kasus GAPOKTAN Citra

Sawargi dan CV Quasindo)

Nama Mahasiswa : Rini Indrayani

Nomor Pokok : F052054245

Program Studi : Industri Kecil Menengah

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Dr.Ir.H.Aris Munandar, MS

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Industri Kecil Menengah,

Prof.Dr.Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Prof.Dr.Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 12 Mei 2008 Tanggal Lulus :

Page 9: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga Tesis yang berjudul “Analisis Pola Kemitraan dalam

Pengadaan Beras Pandanwangi Bersertifikat (Kasus GAPOKTAN Citra Sawargi dan

CV Quasindo)” salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada

Program Studi Industri Kecil Menengah (PS MPI), Sekolah Pascasarjana (SPs),

Institut Pertanian Bogor (IPB) dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr.Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku ketua Komisi

Pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyusunan dan

penyelesaian laporan akhir.

2. Dr.Ir. H. Aris Munandar, MS selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah

mengorbankan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan

memberikan perhatiannya dalam penyusunan laporan akhir ini.

3. Bapak Machpudin (PPL), H. Burhan, H. Mansyur beserta seluruh jajaran pengurus

Gapoktan Citra Sawargi dan Ibu S. Evy Julianti (Direktur Utama CV Quasindo)

atas korbanan waktu dan informasi yang diberikan.

4. Suami dan anak tercinta serta orangtua dan seluruh keluarga yang selalu

memberikan do’a restu, dukungan dan semangat.

5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan akhir ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan satu

persatu

Penulis berharap bahwa laporan akhir ini dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Mei 2008

Penulis

Page 10: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor pada tanggal 31 Mei 1970, sebagai anak kedua dari lima

bersaudara, putri dari Bapak Ir. H. Saharuddin, MS (Alm) dan Ibu Enny Sukaeni.

Pada tahun 1989, penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA

Negeri I Bogor, dan selanjutnya pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa di

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur penerimaan khusus PMDK. Pada tahun

1990, penulis memilih masuk pada Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Gelar Sarjana Pertanian berhasil diraih

pada tahun 1993. Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa Pascasarjana

IPB pada Program Studi Industri Kecil Menengah.

Sejak tahun 1994 hingga saat ini, penulis bekerja di Departemen Pertanian,

dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Subdit Pemantauan dan Pengawasan Pasar.

Penulis menikah dengan Ary Fajar Gunawan, SP dan saat ini telah dikaruniai

empat orang anak : Shafa Nafisah Elfajria, Fathya Fiddini Elfajri, Hadziqan Syah

Elfajri dan Aqilya Saharani Elfajri.

Bogor, Mei 2008

Penulis

Page 11: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT................................................................................................... iv

RINGKASAN................................................................................................ v

SURAT PERNYATAAN.............................................................................. vii

RIWAYAT HIDUP....................................................................................... viii

PRAKATA.................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Permasalahan.................................... 1

1.2. Perumusan Masalah................................................... 6

1.3. Tujuan ....................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI............................................................. 9

2.1. Agribisnis dan Agroindustri Perberasan.................... 9

2.2. Kelembagaan Petani................................................... 14

2.3. Kemitraan Usaha........................................................ 16

2.4. Program Sertifikasi Beras Pandanwangi.................... 19

BAB III METODE KAJIAN............................................................... 23

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian................................... 23

3.2. Pengumpulan Data.................................................... 23

3.3. Pengolahan dan Analisis Data................................. 25

3.3.1. Analisis Pendapatan Usahatani.................... 27

3.3.2. Analisis Marjin Tataniaga........................... 29

3.3.3. Metode PHA ............................................ 30

3.3.4. Analisis SWOT.............................................. 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................... 38

4.1. Keadaan Umum....................................................... 38

4.1.1. Lokasi dan Karakteristik Usahatani

Pandanwangi................................................ 38

4.1.2. Karakteristik Pelaku Kemitraan.................. 45

4.2. Pelaksanaan Kemitraan........................................... 50

4.3. Manfaat Kemitraan................................................. 56

4.3.1. Analisis Pendapatan Usahatani.................. 60

4.3.2. Rantai Pasar dan Marjin Pemasaran.......... 65

4.4. Evaluasi Pola Kemitraan yang Diinginkan ............. 70

4.4.1. Identifikasi Model..................................... 70

4.4.2. Hasil Pengolahan Vertikal......................... 73

4.5. Strategi Pengembangan Usaha Pengadaan Beras

Pandanwangi Bersertifikat..................................... 77

Page 12: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

4.5.1. Identfikasi Faktor – Faktor yang

Berpengaruh............................................... 77

4.5.2. Matriks IFAS............................................. 85

4.5.3. Matriks EFAS............................................ 86

4.5.4. Matriks Internal – Eksternal...................... 87

4.5.5. Analisis Matriks SWOT............................ 88

4.5.6. Pemilihan Alternatif Strategi.................... 95

4.6. Model Konseptual Pengadaan Beras Unggul Lokal

Bersertifikat............................................................. 97

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 104

1. Kesimpulan........................................................................................ 104

2. Saran.................................................................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 106

LAMPIRAN........................................................................................ 109

xi

Page 13: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Kontribusi pasar tradisional dan pasar modern terhadap

total penjualan ritel nasional ............................................................... 2

2. Perbandingan jumlah pasar tradisional dan pasar modern ................. 2

3. Hasil uji kemurnian beras ................................................................... 4

4. Nilai skala banding berpasangan ........................................................ 32

5. Varietas padi yang dikembangkan di Kabupaten Cianjur .................. 38

6. Kandungan zat gizi Pandanwangi per 100 g ...................................... 40

7. Perkembangan areal pertanaman padi Pandanwangi di

Wilayah Kecamatan Warung Kondang .............................................. 41

8. Daerah sebaran padi Pandanwangi ..................................................... 42

9. Daerah sentra produksi Pandanwangi di Kabupaten Cianjur ............. 43

10. Lokasi pengembangan padi Pandanwangi di Kecamatan

Warung Kondang ................................................................................ 43

11. Keragaan pengusahaan padi varitas Pandanwangi di

Kabupaten Cianjur .............................................................................. 45

12. Jumlah petani, kelompok tani, luas tanam dan taksiran

produksi gapoktan Citra Sawargi ........................................................ 47

13. Perkiraan panen padi Pandanwangi Gapoktan Citra Sawargi ............. 55

14. Sumber permodalan Gapoktan Citra Sawargi ..................................... 55

15. Perkembangan kisaran harga padi Pandanwangi dan padi

varietas unggul nasional ...................................................................... 57

16. Analisis pendapatan usahatani padi Pandanwangi per musim ............ 60

17. Analisis pendapatan usahatani padi VUN jenis Ciherang

pada tahun 2006 .................................................................................. 64

18. Lembaga dan fungsi pemasaran .......................................................... 67

19. Marjin pemasaran beras Pandanwangi ............................................... 69

20. Pengolahan vertikal faktor kunci kemitraan pada level kedua ........... 73

Page 14: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

21. Pengolahan vertikal pelaku kemitraan pada level ketiga ................... 74

22. Pengolahanvertikal elemen tujuan kemitraan pada level keempat ..... 74

23. Pengolahan vertikal pola kemitraan pada level kelima ...................... 76

24. Faktor strategis internal kemitraan usaha ........................................... 85

25. Faktor strategik eksternal pengembangan usaha Pandanwangi .......... 87

26. Matriks Internal – Eksternal ............................................................... 88

27. Matriks SWOT ................................................................................... 89

28. Tingkat kepentingan unsur SWOT pada usaha pengadaan

beras Pandanwangi bersertifikat ......................................................... 96

29. Penentuan alternatif strategi terbaik ................................................... 97

xiii

Page 15: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Rantai pemasaran padi/beras kasus di Pulau Jawa ............................ 11

2. Diagram Sankey ................................................................................ 13

3. Esensi organisasi internal agribisnis ................................................. 15

4. Model revitalisasi gapoktan .............................................................. 16

5. Diagram alir proses sertifikasi beras ................................................. 21

6. Model konseptual pengadaan beras unggul lokal bersertifikat ......... 26

7. Diagram Matriks IE .......................................................................... 36

8. Diagram matriks SWOT ................................................................... 37

9. Model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat ......................... 51

10. Alur pengadaan beras Pandanwangi ................................................ 54

11. Rantai pemasaran beras di Kecamatan Warung Kondang ............... 66

12. Evaluasi bentuk kemitraan yang paling tepat ................................... 72

13. Model konseptual pengadaan beras unggul lokal bersertifikat ......... 103

xiv

Page 16: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Analisis pendapatan usahatani Pandanwangi per musim petani

mitra ..............................................................................................

109

2. Analisis pendapatan usahatani Pandanwangi per musim petani

non mitra .......................................................................................

111

3. Penentuan rating faktor strategi internal ....................................... 113

4. Penentuan rating faktor strategi eksternal ..................................... 114

5. Pembobotan terhadap kekuatan dan kelemahan ............................ 115

6. Pembobotan terhadap peluang dan ancaman ................................ 116

7. Pembobotan faktor strategik internal kemitraan usaha ................. 117

8. Pembobotan faktor strategik eksternal kemitraan usaha ............... 118

9. Matrik perbandingan berpasangan faktor kunci kemitraan ........... 119

10. Matriks perbandingan berpasangan pelaku kemitraan .................. 120

11. Matriks perbandingan berpasangan tujuan kemitraan ................... 121

12. Matriks perbandingan berpasangan pola kemitraan ...................... 122

13. Hasil pengolahan vertikal sistem hirarki keputusan pola

kemitraan yang paling tepat ..........................................................

124

xv

Page 17: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Beras merupakan komoditas strategis Indonesia ditinjau dari aspek

ekonomi, sosial dan politik. Hal ini antara lain karena beras merupakan

makanan pokok hampir semua penduduk Indonesia. Beras juga diproduksi

hampir di semua kabupaten/kota di Indonesia dengan total produksi per tahun

51 – 52 juta ton gabah kering giling (GKG) atau 30,6 – 31,2 juta ton beras.

Hampir seluruh beras yang diproduksi di Indonesia digunakan di dalam

negeri guna memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk (96,7 % dari total

produksi). Sebagian beras yang diperdagangkan di pasar–pasar tradisional

merupakan beras yang dijual dalam bentuk curah (per kilogram atau liter).

Hanya sebagian kecil beras yang dibeli oleh konsumen akhir diperdagangkan

dalam kemasan berlabel dan umumnya selama ini (sampai dengan tahun 2003)

sebagian besar dipenuhi oleh produk impor (Jasmine Rice/Fragran rice atau

Thai Hom Mali) dan diperdagangkan di pasar – pasar modern.

Sejak diberlakukannya ketentuan impor beras (SK Menperindag

No.9/MPP/Kep/I/2004) dengan implementasinya berupa “pelarangan impor

beras” sejak tahun 2004 hingga saat ini, maka seluruh pasar beras dalam

negeri baik di pasar tradisional maupun modern dikuasai sepenuhnya oleh

beras produk lokal. Ketiadaan beras impor khususnya beras mutu tinggi

(beras wangi) khususnya untuk memasok kebutuhan Hotel dan Restoran

diseluruh Indonesia menimbulkan desakan dari pelaku pasar beras nasional

terhadap pemerintah untuk dapat segera memenuhi kebutuhan jenis beras

wangi mutu tinggi dimaksud dari produksi dalam negeri (substitusi impor)

yang besarnya sekitar 75.000 ton per tahun (Ditjen PPHP, 2006). Kondisi ini

semakin merangsang pengusaha/pedagang beras untuk bersaing dengan

menonjolkan varietas padi lokal dengan keunggulan sifatnya sebagai merk

dagang atau label beras.

Kendati beras dengan kemasan berlabel tersebut diperdagangkan

dengan volume terbatas, namun dengan pesatnya perkembangan pasar modern

(ritel kecil, menengah dan besar) cukup memberikan andil dalam peningkatan

Page 18: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

2

pemasaran beras kemasan berlabel. Hasil penelitian Nielsen Tahun 2005

menunjukkan bahwa secara nasional, pangsa pasar modern cenderung

mengalami peningkatan cukup nyata (Tabel 1), sementara jumlah maupun

pangsa pasar tradisional justru mengalami penurunan. Perubahan tersebut

didorong oleh adanya perubahan trend konsumen atau preferensi masyarakat

dalam mengkonsumsi barang kearah pasar modern, serta sebagai dampak

diberlakukannya Keppres 118/2000 yang mengeluarkan bisnis ritel dari

negative list Penanaman Modal Asing (PMA) sebagai tindaklanjut

penandatanganan LoI antara Pemerintah Indonesia dengan International

Monetary Fund (IMF) (Nielsen, 2005).

Tahun Pasar Tradisional (%) Pasar Modern (%)

2000 78,10 21,80

2001 75,20 24,80

2002 74,80 25,10

2003 73,70 24,40

2004 69,60 30,40

Tabel 1. Kontribusi Pasar Tradisional dan Pasar Modern terhadap total penjualan

ritel nasional

Sumber : Nielsen, 2005.

Tabel 2. Perbandingan jumlah Pasar Tradisonal dan Pasar Modern

Tahun Pasar

Tradisional

(unit)

Perubahan

(%)

Pasar

Modern

(unit)

Perubahan

(%)

2001 1.899.736 - 3.865 -

2003 1.745.589 - 8,11 5.079 31,41 Sumber : Nielsen, 2005.

Dalam perdagangan beras dalam kemasan berlabel, mutu beras yang

dikemas merupakan penyebab tingkat kepuasan konsumen. Karakteristik mutu

beras secara umum dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu (1) sifat genetik, (2)

lingkungan dan kegiatan pra panen, (3) perlakuan panen dan (4) perlakuan

pasca panen, maka pembangunan sistem jaminan mutu beras harus dimulai

dari proses produksi dan dipertahankan, ditingkatkan dalam proses panen dan

pasca panennya, serta dikuatkan dengan sertifikasi pelabelan untuk

Page 19: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

3

memberikan keyakinan bagi konsumen dalam menentukan pilihan atas beras

bermutu sesuai dengan varietasnya dan menjaga kepentingan produsen/pelaku

bisnis untuk memperluas pangsa pasar beras dengan harga yang lebih baik

(Damardjati, 1995).

Dalam kenyataannya, beras dalam kemasan berlabel yang

diperdagangkan belum sepenuhnya menunjukkan mutu beras yang diinginkan

konsumen. Demikian pula label yang tertera dalam kemasan pada umumnya

tidak sesuai dengan identitas sesungguhnya dari beras yang dikemas. Sebagai

contoh, beras kemasan berlabel ‘Pandanwangi’ belum tentu 100 % terdiri atas

beras Pandanwangi. Praktik yang umum dilakukan para pedagang atau

distributor beras adalah mencampur atau mengoplos berbagai jenis beras

dengan menambahkan sedikit beras varietas Pandanwangi dan pada kemasan

diberi label Pandanwangi. Praktik yang juga sering dilakukan adalah memberi

aroma sintetis, sehingga seolah–olah beras tersebut adalah asli varietas

Pandanwangi yang umum dicari konsumen. Kondisi tersebut dapat

menurunkan kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap merek beras

dalam kemasan berlabel.

Hasil pengamatan dan uji laboratorium oleh Institut Pertanian Bogor

(IPB) tahun 2006 menunjukkan bahwa rataan keaslian beras Pandanwangi

‘asli’ pada beras berlabel Pandanwangi yang dijual adalah 24,7 %, artinya

75,3 % merupakan beras pencampur (bukan Pandanwangi). Selain itu, hasil

penelitian juga menunjukkan tidak ada korelasi antara besarnya tingkat

kemurnian dengan tingginya harga jual beras berlabel Pandanwangi (Tabel 3).

Hal ini menandakan bahwa mahal tidaknya beras Pandanwangi sangat

ditentukan oleh motif bisnis dalam rangka memperoleh keuntungan sebanyak–

banyaknya.

Page 20: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

4

Tabel 3. Hasil uji kemurnian Beras

No. Merek Harga

(Rp/kg) PW (%) BPW (%) BP (%)

1 A 9.000 42,25 46,61 11,14

2 H 9.000 39,47 41,74 18,79

3 F 7.200 19,78 68,06 12,16

4 G 7.000 33,91 60,92 5,17

5 D 7.000 24,54 45,16 30,30

6 E 6.960 20,64 45,05 34,31

7 I 6.000 16,82 59,84 23,34

8 C 6.630 11,84 56,62 31,54

9 B 6.000 13,04 60,18 26,78 Sumber : LPPM IPB, 2006

Keterangan : PW: Pandan Wangi, BPW: Bukan Pandan Wangi, BP : Butir Patah

Atas dasar berbagai kondisi tersebut di atas, maka dalam upaya

memberikan jaminan kepuasan bagi konsumen beras cenderung menuntut

mutu yang semakin baik dan konsisten. Saat ini, Departemen Pertanian

(Deptan) bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Masyarakat (LPPM) IPB telah menyiapkan perangkat sistem sertifikasi beras

berlabel berdasarkan kesesuaian varietas, khususnya ‘Pandanwangi-Cianjur’

melalui suatu sistem manajemen mutu terpadu dan berkelanjutan yang

melibatkan seluruh pelaku agribisnis perberasan (petani, penangkar benih,

penggilingan padi dan unit-unit pendukung lainnya). Sistem sertifikasi beras

yang sudah disiapkan saat ini adalah certificate of conformity berupa :

1. Inspeksi kejelasan penggunaan benih bersertifikat disesuaikan dengan luas

lahan dan bukti pembelian benih

2. Kejelasan hubungan antara luas areal penanaman, jumlah petani dan

kepemilikan lahannya dan produksi beras bersertifikat yang direncanakan.

3. Pengujian karakteristik mutu beras disesuaikan dengan standar (SNI)

Pandanwangi-Cianjur merupakan jenis padi varietas unggul yang

merupakan padi sawah lokal Pandanwangi-Cianjur dengan karakteristik khas,

yaitu berumur tanam panjang (155 hari), buah padi berbulu dan sukar rontok,

bentuk gabah bulat, beraroma pandan, rasa nasi enak dan tekstur nasi pulen

serta cocok ditanam di Cianjur (Keputusan Mentan No.163/Kpts/LB.240/3/

2004). Hampir 50% luas areal pertanaman padi varietas Pandanwangi terdapat

Page 21: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

5

di Kecamatan Warung Kondang, Cianjur. Di kecamatan ini juga dilakukan

pemurnian varietas Pandanwangi dan penangkaran benih Pandanwangi.

Dengan keunggulan karakteristik berasnya, maka padi Pandanwangi

seharusnya memiliki harga jual gabah/beras relatif lebih tinggi dibandingkan

padi varietas lainnya. Namun pada umumnya petani Pandanwangi belum

mendapatkan manfaat finansial dari usahataninya, karena tidak memiliki

posisi tawar yang kuat dibandingkan dengan pelaku bisnis beras Pandanwangi

di hilirnya, yaitu disebabkan penguasaan lahan terbatas dan lemahnya

permodalan petani.

Kondisi ini diperparah lagi dengannya kurangnya kesadaran petani dan

kemampuan dalam penggunaan benih berlabel, sehingga kemurnian mutu

gabah yang dihasilkan petani tidak terjamin. Hal ini pada akhirnya

dimanfaatkan pelaku bisnis hilir sebagai salah satu alasan dalam menekan

harga gabah Pandanwangi di tingkat petani.

Dibentuknya kelembagaan petani dalam wadah Gabungan Kelompok

Tani (Gapoktan) diharapkan mampu mengatasi permasalahan terkait efisiensi

dalam produksi dan pemasaran beras Pandanwangi. Gapoktan Citra Sawargi

berlokasi di Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur. Gapoktan ini

beranggotakan petani produsen padi varietas Pandanwangi, penangkar benih

dan penggilingan padi yang secara bersama-sama membangun sistem produksi

beras Pandanwangi bersertifikat jaminan kemurniannya sejak dari benih

(menggunakan benih berlabel) hingga menjadi beras.

Dalam mengembangkan usahanya Gapoktan Citra Sawargi telah

membentuk unit – unit usaha yang terdiri atas unit pembelian, unit saprodi dan

pembiayaan, unit pengolahan, unit pergudangan dan unit pemasaran. Dalam

memasarkan produk beras Pandanwangi, Gapoktan Citra Sawargi telah

melakukan kemitraan dengan CV Quasindo dalam bentuk kontrak selama 6

bulan dengan volume pembelian 10 ton per bulan. CV Quasindo merupakan

importir sekaligus distributor beras, termasuk beras jenis khusus seperti steam

rice Herbal Ponny bermerk Taj Mahal yang merupakan beras kesehatan bagi

penderita diabetes (beras dengan indeks glikemik rendah).

Page 22: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

6

Bermodal pengalaman tersebut, CV Quasindo mencoba mengembang-

kan usahanya dengan menjalin kemitraan dengan Gapoktan Citra Sawargi

dalam memasarkan beras Pandanwangi bersertifikat dengan didasari oleh

peluang pasar masih terbuka mengingat adanya kecenderungan konsumen

yang menuntut beras dengan mutu baik dan konsisten, dimana aroma beras

seringkali menjadi salah satu komponen mutu yang terbukti dapat memberikan

premi harga beras tinggi. Pertimbangan lainnya adalah belum adanya pesaing

untuk produk beras Pandanwangi ‘asli’ melalui pemberian jaminan kemurnian

varietas melalui sertifikasi beras berlabel yang perangkatnya telah disiapkan

dan disosialisasikan kepada masyarakat oleh Deptan bekerjasama dengan

LPPM IPB.

1.2 Perumusan Masalah

Menurut Sinaga (1988), kemitraan didasarkan pada persamaan

kedudukan, keselerasan dan peningkatan keterampilan kelompok mitra

melalui perwujudan sinergi kemitraan, yaitu hubungan :

a. Saling memerlukan. Dalam hal ini, perusahaan mitra memerlukan pasokan

bahan baku dan kelompok mitra memerlukan penampungan hasil dan

bimbingan.

b. Saling memperkuat. Dalam hal ini, baik kelompok mitra maupun

perusahaan mitra sama-sama memperhatikan kedudukan masing-masing

dalam meningkatkan daya saing.

c. Saling menguntungkan, yaitu baik kelompok mitra mapun perusahaan

mitra memperoleh peningkatan pendapatan dan kesinambungan usaha.

Namun demikian, dalam pelaksanaan kemitraan seringkali dihadapkan

pada berbagai kendala. Menurut Badan Agribisnis (1999), hal-hal yang

menjadi kendala tercapainya tujuan kemitraan, antara lain :

a. Adanya struktur pasar monopolistik, yang mengharuskan usaha mitra

untuk menjual seluruh hasil produksinya kepada perusahaan mitra

usahanya, sehingga memberi peluang bagi perusahaan untuk menekan

harga produk tersebut.

Page 23: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

7

b. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki usaha mitra sebagai pelaku usaha

dalam berbagai hal seperti tingkat pendidikan yang rendah, kemampuan

manajerial, akses terhadap modal dan informasi yang rendah.

Demikian juga halnya dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat

yang melibatkan Gapoktan di sektor hulu serta CV Quasindo disektor hilir

sangat rawan dengan praktek-praktek kecurangan dan kegagalan pemenuhan

kontrak. Insentif harga yang lebih tinggi dari pelaku pasar beras Pandanwangi

lainnya dibandingkan kontrak harga dengan CV Quasindo merupakan salah

satu faktor potensial pemicu tidak terpenuhinya volume kontrak yang

disepakati. Praktek pencampuran beras Pandanwangi dengan beras sejenis,

baik di tingkat petani (dalam bentuk gabah) maupun di tingkat penggilingan

merupakan permasalahan potensial lainnya yang sangat mempengaruhi

konsistensi mutu beras Pandanwangi.

Latar belakang kemitraan, mekanisme pembinaan dan bantuan lainnya,

transparansi harga/pasar dan pemenuhan tanggungjawab oleh CV Quasindo

yang merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan, karena potensial

menimbulkan kemitraan yang tidak sehat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang

mendasari kajian berikut :

a. Bagaimana kemitraan yang selama ini berlangsung antara Gapoktan Citra

Sawargi dan CV Quasindo ?

b. Manfaat apakah yang diperoleh masing-masing pihak dalam pengadaan

beras Pandanwangi khususnya ditinjau dari pendapatan/keuntungan

usahanya ?

c. Bagaimana pola kemitraaan yang sebenarnya diinginkan oleh kedua pihak

yang bermitra ?

d. Bagaimana strategi pengadaan beras Pandanwangi melalui kemitraan

antara Gapoktan Citra Sawargi dan CV Quasindo dalam pengembangan

usahanya ?

e. Model konseptual pengadaan beras unggul lokal bersertifikat bagaimana-

kah yang dapat dikembangkan melalui model pengadaan beras

Pandanwangi bersertifikat ?

Page 24: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

8

1.3 Tujuan

Tujuan kajian ini secara umum adalah untuk mengetahui pelaksanaan dan

strategi kemitraan antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV Quasindo dalam

pengadaan beras Pandanwangi-Cianjur bersertifikat. Secara khusus, kajian ini

bertujuan :

a. Mengidentifikasi pelaksanaan kemitraan antara Gapoktan Citra Sawargi

dengan CV Quasindo dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat.

b. Menganalisis manfaat kemitraan khususnya ditinjau dari

pendapatan/keuntungan usaha masing-masing pihak yang bermitra, di

dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat.

c. Menganalisis pola kemitraan yang diinginkan oleh kedua pihak yang

bermitra dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat .

d. Menyusun strategi pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat melalui

pengembangan kemitraan antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV

Quasindo dalam mengembangkan usahanya.

e. Menyusun model konseptual pengadaan beras unggul lokal bersertifikat

yang berbasis model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat.

Page 25: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

9

II. LANDASAN TEORI

2.1. Agribisnis dan Agroindustri Perberasan

Hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah bahwa atribut suatu

produk akhir agribisnis merupakan hasil kumulatif dari semua sub sistem

agribisnis dari hulu sampai hilir (alir produk atau product line). Karena itu,

pengelolaan secara integrasi vertikal suatu sistem agribisnis dapat menjamin

transmisi informasi pasar secara sempurna dan cepat dari hilir ke hulu,

meminimumkan margin ganda dan menjaga konsistensi mutu produk dari

hulu ke hilir akan menentukan ketepatan, serta kecepatan merespon

perubahan pasar.

Hingga saat ini, struktur usaha yang bersifat dispersal atau tersekat-

sekat merupakan kondisi umum yang terjadi pada usaha agribisnis yang

melibatkan produsen sarana produksi, produsen hasil pertanian atau petani,

pedagang hasil pertanian dan pengolah hasil pertanian. Masing-masing

pelaku usaha menjalankan usahanya sendiri-sendiri dan tidak ada kaitan

institusional diantaranya walaupun kegiatan yang dilakukan sebenarnya

saling terkait secara fungsional. Keterkaitan diantara pelakunya hanya

terbentuk melalui harga dan pada kondisi yang bersifat dispersal, sehingga

pihak yang kuat akan dominan dalam pembentukan harga.

Struktur usaha demikian tidak kondusif bagi pengembangan usaha

agribisnis berkelanjutan akibat tidak adanya kaitan fungsional yang serasi

dan harmonis diantara pelaku usaha agribisnis, sehingga dinamika pasar

tidak selalu dapat direspon secara efisien. Konsekuensi lainnya adalah

transmisi harga dan informasi pasar yang bersifat asimetris dan terbentuknya

marjin ganda yang tidak dapat dihindari, disamping pemasaran hasil

pertanian yang tidak efisien.

Contohnya komoditas beras/padi, sebagaimana diketahui bahwa petani

tanaman pangan (padi) di Indonesia adalah petani kecil dengan kepemilikan

lahan sangat sempit, yaitu rataan 0,3 ha dan terpencar-pencar. Dalam

menjual hasilnya, petani padi di Indonesia masih memasarkan hasilnya

secara sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan kelembagaan pemasaran di tingkat

Page 26: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

10

petani masih belum banyak berfungsi sebagai lembaga pemasaran.

Keberadaan kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi tani atau

koperasi unit desa masih lebih banyak terfokus untuk menangani aspek

budidaya dan belum berfungsi sebagai lembaga pemasaran hasil di tingkat

petani. Hal ini disebabkan karena kemampuan manjemen pemasaran, akses

pasar dan permodalannya yang masih sangat terbatas. Kondisi ini

menyebabkan pemasaran beras di Indonesia menjadi tidak efisien (Ditjen

PPHP, 2006).

Sistem pemasaran hasil yang belum efisien ini dapat dilihat dari

struktur pasar yang terjadi belum mencerminkan persaingan sempurna,

tetapi masih banyak ditemui di lapangan struktur pasar yang terjadi

berbentuk oligopsoni dan bahkan monopsoni. Hal ini disebabkan jumlah

petani padi di Indonesia cukup banyak dengan tingkat produksi sangat

sedikit, sedangkan jumlah pembelinya relatif sedikit. Struktur pasar yang

demikian menyebabkan pembeli berada pada posisi penentu harga, sehingga

posisi tawar petani menjadi lemah.

Pemasaran hasil padi di Indonesia umumnya melewati mata rantai

yang cukup panjang. Rantai pemasaran yang demikian ini sering merugikan

petani maupun konsumen. Petani menerima harga yang rendah, sedangkan

konsumen harus membayar dengan harga tinggi. Pada umumnya, petani padi

tidak dapat menjual secara langsung kepada konsumen, terutama apabila

sudah terikat dengan pinjaman uang sebagai modal dalam melakukan

usahataninya.

Petani pada umumnya menjual hasilnya kepada pedagang pengumpul

di tingkat desa, kemudian pedagang pengumpul desa menjual kepada

pedagang pengumpul yang lebih besar tingkat kecamatan atau kabupaten.

Setelah itu baru ke penggilingan padi untuk selanjutnya dijual ke pedagang

grosir dan pada akhirnya kepada pedagang pengecer. Dari pedagang

pengecer baru dijual kepada konsumen. Gambar 1 menunjukkan mata rantai

pemasaran komoditi padi/beras di Pulau Jawa yang masih cukup panjang,

meskipun sebenarnya sistem agribisnis padi/beras di Indonesia sudah jauh

lebih baik dibandingkan dengan komoditi lainnya.

Page 27: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

11

Gambar 1. Rantai pemasaran padi/beras kasus di Pulau Jawa (Ditjen PPHP, 2006)

Terkait dengan mutu gabah, maka petani dengan segala keterbatasan

sumber daya yang tersedia mulai dari kemampuan akses terhadap input

produksi (benih bermutu unggul, pupuk, pestisida dan lain-lain),

keterbatasan sarana pasca panen dan keterikatan terhadap sistem budidaya

panen setempat, serta kurangnya insentif harga terhadap perbaikan mutu

gabah menyebabkan sulit untuk meningkatkan mutu gabah.

PETANI

Penebas Pedagang

Pengumpul Desa

PENGGILINGAN

PADI (produk beras)

Pedagang

Grosir

BULOG Pedagang

Antar Daerah

Grosir Luar Jawa

Pedagang Pengecer

Masyarakat Miskin/ TNI/Polri

Pengecer Luar Jawa

Konsumen Luar Jawa

Konsumen

20 % 80 %

5 % 70 %

25 %

Page 28: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

12

Di sisi lain penggilingan padi sebagai pelaku sub sistem pengolahan

gabah/beras juga terpaksa harus berhadapan dengan pedagang pengumpul

gabah dari berbagai wilayah dengan berbagai keragaman mutu gabah,

kondisi ini diperparah lagi dengan konfigurasi mesin penggilingan padi yang

kurang memenuhi standar dan sudah berumur tua, serta teknologi yang

digunakan masih sederhana.

Disamping itu, masih banyak penggilingan padi yang menggunakan

sistim kerja ”one pass” yaitu gabah kering digiling hanya melalui tiga

proses sederhana, yaitu proses pecah kulit, proses pemisahan sekam, dan

proses penyosohan, yang dilakukan dari atas ke bawah dengan

menggunakan gaya gravitasi gabah itu sendiri. Hal ini berdampak kurang

baik terhadap mutu dan rendemen beras yang dihasilkan.

Atas dasar hasil inventarisasi yang telah dilakukan, diperkirakan paling

tidak sebanyak 70% penggilingan padi yang masih menggunakan sistem

kerja one pass dari penggilingan padi kecil (PPK) 36,33%, Rice Milling Unit

(RMU) 32,34% dan penggilingan padi Engelberg 1,5%. Akhir-akhir ini

justru berkembang penggilingan padi ”mobile” yang menggunakan sistim

kerja one pass dan diperkirakan jumlahnya cukup banyak (Ditjen PPHP,

2006).

Dari kondisi tersebut dapat dipastikan mutu dan rendemen beras yang

dihasilkan penggilingan padi di Indonesia masih rendah. Laporan BPS pada

tahun 1977 menunjukkan bahwa rendemen rataan penggilingan padi di

Indonesia 62,08% .

Lebih lanjut skala usaha penggilingan di Indonesia pada umumnya

relatif kecil sehingga kurang efisien dan daya serap bahan bakunya rendah.

Hal ini sangat berbeda dengan penggilingan padi yang terdapat di negara

eksportir beras seperti Thailand dan Vietnam yang dapat dijadikan sebagai

perbandingan. Rangkaian permasalahan pada setiap subsistem agribisnis ini

pada akhirnya melemahkan daya saing beras nasional (Patiwiri, 2006a).

Agroindustri beras menggunakan gabah sebagai bahan bakunya. Jenis

gabah yang dihasilkan petani umumnya adalah Gabah Kering Panen (GKP).

Page 29: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

13

Selanjutnya pengolahan gabah dilakukan di penggilingan padi. Menurut

Patiwiri (2006b) gabah yang dapat dimasukkan pada proses penggilingan

padi adalah gabah kering giling (GKG), yaitu gabah yang memiliki kadar air

(KA) 13 – 15% dan keluar berupa beras sosoh berwarna putih siap tanak.

Dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras sosoh, berat biji padi

akan berkurang sedikit demi sedikit selama proses penggilingan akibat dari

pengupasan dan penyosohan. Bagian–bagian yang tidak berguna akan

dipisahkan, sedangkan bagian utama yang berupa beras dipertahankan.

Namun tidak dapat dihindarkan sebagian butiran beras akan patah selama

mengalami proses penggilingan. Tahapan proses penggilingan padi dan

perubahan bobotnya seperti termuat pada Gambar 2.

`

Gambar 2. Diagram Sankey (Patiwiri, 2006a)

Gabah kering panen

PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN

7% susut

3% benda asing

20% sekam

2% 5% 8%

Beras Patah (segala ukuran)

52 %

Beras Kepala

100% Gabah Kering Giling PEMBERSIHAN AWAL

PEMECAHAN KULIT 77% Beras Pecah Kulit PEMUTIHAN 67 % Beras putih

10% katul dan lembaga

Page 30: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

14

Dari gambar di atas terlihat bahwa butiran padi yang dihasilkan

petani akan mengalami perubahan bobot pada tahap-tahap proses

penggilingan padi. GKP yang memiliki KA 20% akan menurun beratnya

sebanyak 7% setelah mengalami proses pengeringan hingga menjadi GKG

yang memiliki KA sekitar 14%. GKG merupakan masukan terhadap proses

penggilingan padi.

Proses penggilingan padi diawali dengan pembersihan awal untuk

membersihkan kotoran yang berjumlah ± 3% dari bobot gabah awal.

Selanjutnya gabah mengalami pemecahan kulit, dimana sekam yang

berbobot 20% dari bobot gabah awal akan terlepas dari butiran gabah dan

akan tersisa beras pecah kulit 77%. Beras pecah kulit kemudian melalui

proses penyosohan untuk memisahkan bekatulnya dan untuk mendapatkan

warna beras yang mengkilap. Akibat proses ini diperoleh bekatul sebanyak

10% dari berat gabah awal, beras kepala sebanyak 52% dan beras patah

segala ukuran sebanyak 15%. Persentase sekam dan bekatul semata – mata

disebabkan oleh perbedaan varietas padi sedangkan persentase beras patah

dan beras kepala banyak dipengaruhi oleh kinerja mesin yang dipakai, KA

dan sejenisnya.

2.2. Kelembagaan Petani

Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan orang-orang (para

petani) mencapai satu atau beberapa tujuan yang tidak dapat dicapai individu

secara perorangan. Pakpahan (1990) menyatakan bahwa sistem organisasi

ekonomi petani terdiri dari beberapa unsur (subsistem) : (1) unsur

kelembagaan (aturan main), (2) partisipan (sumber daya manusia atau

SDM), (3) teknologi, (4) tujuan, dan (5) lingkungan (alam, sosial, dan

ekonomi). Kelompok para petani yang berada di suatu kawasan dapat

dipandang sebagai suatu sistem organisasi ekonomi petani, hubungan antara

unsur-unsur organisasi dan keragaan terlihat pada Gambar 3.

Page 31: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

15

Gambar 3. Esensi organisasi internal agribisnis (Pakpahan, 1990)

Gambar 3 menunjukkan bahwa kelima unsur atau subsistem organisasi

ekonomi petani saling berinteraksi dan pada akhirnya akan menghasilkan

keragaan organisasi. Unsur lingkungan merupakan bagian dari sistem organisasi

yang menentukan keragaan organisasi, namun berada di luar kendali organisasi.

Terdapat dua jenis pengertian kelembagaan, yaitu kelembagaan sebagai aturan

main dan kelembagaan sebagai organisasi. Sebagai aturan main, kelembagaan

merupakan perangkat aturan yang membatasi aktivitas anggota dan pengurus

dalam mencapai tujuan organisasi.

Dari sudut pandang ekonomi, kelembagaan dalam arti organisasi biasanya

menggambarkan aktivitas ekonomi yang dikoordinasikan bukan oleh mekanisme

pasar, tetapi melalui mekanisme administrasi atau komando. Keputusan tentang

produksi dan alokasi penggunaan sumber daya ditentukan oleh organisasi.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah gabungan dari beberapa

kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis dalam kebersamaan/kemitraan

sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi

KELEMBAGAAN

- Batas wilayah produksi

- Hak pemilikan

- Pengambilan keputusan

- Penegakan hukum

TEKNOLOGI

- Teknis Budidaya

- Karakteristik

komoditi

- Asset Fixity dan

specificity

PARTISIPAN:

- Kepribadian

- Umur dan seks

- Kekayaan

- Kesehatan

- Kosmopolit

- Nilai

- Pendidikan

TUJUAN

- Keuntungan atau

surplus usaha yang

tinggi

- Meningkatkan

Pendapatan

KINERJA

ORGANISASI

- Keuntungan atau

surplus usaha

- Pendapatan

organisasi dan

partisipan

meningkat

LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL DAN EKONOMI

Page 32: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

16

anggotanya dan petani lainnya. Untuk membentuk dan atau mengaktifkan

kembali, serta memper-kuat kelembagaan petani yang ada, maka Departemen

Pertanian telah mencanangkan Revitalisasi Kelompok Tani dan Gabungan

Kelompok Tani pada tahun 2007. Dengan pola ini diharapkan pembinaan

pemerintah kepada petani akan semakin terfokus dengan sasaran yang jelas.

Model revitalisasi Gapoktan sebagaimana Gambar 4.

Gambar 4. Model revitalisasi Gapoktan (Syarief dan Fatika, 2006)

Keterangan : UPJA = Unit Pelayanan Jasa Alsintan

Alsintan = Alat Mesin Pertanian

2.3. Kemitraan Usaha

Menurut Kartasasmita dalam Badan Agribisnis (1999b), kemitraan

usaha mengandung pengertian adanya hubungan kerja sama usaha antara

badan usaha yang sinergis bersifat sukarela dan dilandasi oleh prinsip saling

membutuhkan, menghidupi, memperkuat dan menguntungkan yang hasilnya

bukanlah zero sum game melainkan positive sum game atau win-win

solution.

Dalam kemitraan usaha jangan sampai ada pihak yang diuntungkan di

atas kerugian pihak lain yang merupakan mitra usahanya. Semua pihak

Page 33: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

17

yang bermitra harus merasakan keuntungan dan manfaat yang diperoleh

dari kemitraan.

Selanjutnya Tambunan (1996) menyatakan bahwa penyebab timbulnya

kemitraan di Indonesia ada dua macam, yaitu :

a. Kemitraan yang didorong oleh pemerintah, dalam hal ini kemitraan

menjadi isu penting karena telah disadari bahwa pembangunan ekonomi

selama ini selain meningkatkan pendapatan nasional per kapita, juga

telah memperbesar kesenjangan ekonomi dan sosial di tengah

masyarakat.

b. Kemitraan yang muncul dan berkembang secara alamiah. Hal ini

disebabkan oleh adanya keinginan untuk meningkatkan efisiensi dan

tingkat fleksibilitas dalam meningkatkan keuntungan.

UU Nomor 9 tahun 1995 pasal 27 tentang Usaha Kecil (UK)

menyatakan bahwa kemitraan dilaksanakaan dalam pola-pola berikut : inti-

plasma, sub kontrak, dagang umum, waralaba, keagenan, dan bentuk-bentuk

lain yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut:

a. Pola Inti-Plasma adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dan

menengah dengan usaha besar (UB) yang bertindak sebagai inti dan UK

sebagai plasma. Perusahaan inti harus membantu dan membimbing

usaha plasma dalam melaksanakan subsistem usahatani, sebaliknya

petani plasma bersedia bekerja sama dengan inti di bawah bimbingan

pemerintah.

b. Pola Subkontrak adalah hubungan kemitraan antara UK (petani)

dengan usaha menengah (UM) dan UB yang ada di dalamnya. UK

memproduksi komponen yang diperlukan oleh UM atau UB sebagai

bagian produksinya.

c. Pola Dagang Umum adalah bentuk kemitraan antara pengusaha kecil

(petani) dengan UM atau UB yang di dalamnya UM atau UB

memasarkan hasil produksi UK atau UK memasok kebutuhan yang

diperlukan oleh UM atau UB mitranya.

d. Pola Waralaba adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya pemberi

waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang dan

Page 34: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

18

saluran distribusi pengusahaannya kepada penerima waralaba dengan

disertai bantuan bimbingan manajemen.

e. Pola Keagenan adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya UK

diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa UM atau UB

mitranya.

f. Pola bentuk-bentuk lain adalah pola kemitraan di luar pola-pola di

atas, tetapi belum dibakukan atau pola baru yang akan timbul di masa

yang akan datang.

Selanjutnya Williamson dalam LPM–UNILA (2006) menyatakan bahwa

terdapat beberapa kemungkinan hubungan kontrak yang bisa diciptakan

antara pihak perusahaan besar dan petani, antara lain :

a. Marketing Contract adalah kontrak yang menetapkan macam dan

jumlah produk pertanian yang akan diserahkan, tetapi jarang

menyebutkan kegiatan-kegiatan atau metode-metode khusus yang harus

diikuti oleh proses produksi. Selain itu, kontrak ini tidak mengharuskan

pihak pengelola (inti) untuk menyediakan masukan seperti bibit,

makanan, atau peralatan. Kontrak ini merupakan kesepakatan untuk

membeli hasil produksi di kemudian hari.

b. Production Contract adalah kesepakatan antara petani dengan

perusahaan bukan pertanian yang menentukan macam dan jumlah

produk tertentu yang dihasilkan, serta dapat menetapkan varietas bibit,

kegiatan-kegiatan dalam proses produksi dan masukan-masukan yang

digunakan. Bantuan teknis disediakan oleh perusahaan (pemberi

kontrak).

c. Vertical Integration, yakni semua tahap produksi dilaksanakan oleh

suatu perusahaan, dimana pasar tidak berperan dalam pengkoordinasian

beberapa faktor produksi. Dalam kasus ini, petani bukan pemilik bahan

baku, sarana-sarana produksi, atau hasil produksi. Petani lebih berperan

sebagai manajer, pengawas upahan atau seorang pekerja borongan.

Ketiga model di atas pada intinya membahas hubungan yang mengikat

para petani untuk bersedia menyediakan sejumlah produk pertanian

Page 35: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

19

sekaligus membebani para petani dengan kriteria mutu, kuantitas, dan harga

disertai dengan bantuan teknis. Model atau bentuk kelembagaan organisasi

sebagai wadah koordinasi vertikal antara para petani dan perusahaan bisa

mengambil salah satu atau gabungan dari beberapa model di atas atau sama

sekali mengambil pola lain yang berbeda dari model di atas.

2.4. Program Sertifikasi Beras Pandanwangi

Untuk memproduksi beras bersertifikat di dalam negeri diperlukan

suatu model pengembangan yang terpadu secara sinergis antara produsen

benih, petani padi, penggilingan padi, lumbung desa, lembaga keuangan dan

pemerintah sebagai fasilitator dan regulator. Para pelaku agribisnis

perberasan perlu dipersiapkan/dibina guna memahami teknis produksi beras

bersertifikat mulai dari pra panen, panen, pasca panen hingga pengolahan

berasnya (benih berlabel, penerapan Standar Nasional Indonesia atau SNI

gabah/beras sampai kepada manajemen pemasarannya).

Guna melaksanakan program sertifikasi tersebut telah dilakukan empat

kegiatan utama, yaitu :

a. Pengembangan dan penguatan kelembagaan petani

b. Pengembangan sistem penanganan dan pengolahan beras bersertifikat

c. Pengembangan sistem pemasaran beras bersertifikat

d. Pengembangan sistem sertifikasi pelabelan beras.

Berdasarkan hasil kesepakatan Tim dan hasil Focus Group Discussion

(FGD) yang telah dilakukan, maka telah disusun kesepakatan tentang

karakteristik atau persyaratan dasar yang menjadi ciri khusus beras

bersertifikat. Beras dikatakan sebagai beras bersertifikat, jika memenuhi hal-

hal berikut :

a. Diusulkan oleh unit usaha/unit produksi yang berbadan hukum atau

memiliki aspek legal

b. Beras berasal dari benih bersertifikat

Page 36: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

20

c. Menerapkan sistem mutu (Good Agriculural Practices atau GAP dan

Good Handling Practices/Good Manufacturing Practices atau

GHP/GMP)

d. Sertifikasi dilakukan oleh pihak ketiga

e. Harus menerapkan Peraturan Pemerintah (PP) Pelabelan dan peraturan

perundangan lainnya.

f. Didukung insfrastruktur dan sarana, serta sumber daya yang memadai,

termasuk sumber daya manusia (SDM)

Pengawasan dan sertifikasi beras ditujukan untuk memberikan jaminan

kepada konsumen terhadap penandaan keaslian varietas pada produk beras.

Penandaan meningkatkan daya saing produk, karena sifat produk yang

spesifik menunjukkan keaslian atau kemurnian produk merupakan potensi

lokal maupun nasional. Pengawasan dan sertifikasi ini dilakukan dengan

pendekatan ilmiah, analitis, dan ekonomis melalui ketepatan pelaksanaan

monitoring dan pencatatan informatif yang mencakup keseluruhan rantai

produksi dari benih sampai beras dikemas.

Sertifikasi beras merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak ketiga

(lembaga sertifikasi pemerintah atau lembaga sertifikasi yang diakui

pemerintah) untuk memberikan jaminan tertulis bahwa suatu produk (beras)

yang diproduksi oleh suatu unit produksi atau unit usaha telah memenuhi

persyaratan mutu (keaslian varietas dan karakteristik beras). Proses

sertifikasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak ketiga (Lembaga

atau Tim yang dibentuk Dinas Pertanian Kabupaten yang dalam jangka

panjang menjadi lembagai sertifikasi terakreditasi) untuk memberikan

jaminan tertulis bahwa suatu produk beras dan proses produksinya dari

benih sampai produk akhir telah memenuhi persyaratan mutu. Proses

sertifikasi berlangsung sebagaimana Gambar 5.

Page 37: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

21

Permintaan Informasi

Pengajuan permohonan

Keputusan Sertifikasi

Pemeriksaan audit kecukupan dan

Pemeriksaan Pra Panen

Penerbitan Sertifikat

Ya

Tidak

Tidak

Penerapan Sistem Produksi

beras berlabel yang relevan

dan memenuhi persyaratan

Ya

Tidak

Ya

Selesai

Pengawasan Berkala

Pemeriksaan

kelengkapan

dokumen

Pemeriksaan Pasca Panen dan

Pengambilan contoh dan

analisa produk

Rapat

Evaluasi

Gambar 5. Diagram alir proses sertifikasi beras berlabel (LPPM – IPB, 2006)

Page 38: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

22

Pada tahap awal atau jangka pendek, dilakukan dua jenis sertifikasi beras,

yaitu : (1) Sertifikasi dengan sistem Certifikate of Quality dan (2) Sertifikasi

dengan sistem Certificate of Conformity. Sedangkan tahap selanjutnya akan

diarahkan ke penandaan SNI. Dengan demikian prioritas inspeksi yang

dilakukan dalam jangka pendek adalah :

a. Certificate of Quality dilakukan oleh laboratorium terakreditasi yang

mengeluarkan kesesuaian terhadap kualitas. Dalam hal ini terhadap kualitas

mutu beras, termasuk di dalamnya ketertelusuran keaslian verietas.

b. Certificate of Conformity ditambah dengan proses inspeksi terhadap

keaslian variets berdasarkan regulasi teknis/SK Menteri tentang variets.

Untuk tujuan keaslian varietas dan kesesuaian terhadap SNI, maka hal-hal

yang dilakukan untuk diprioritaskan adalah :

1) Inspeksi untuk memperoleh kejelasan penggunaan benih bersertifikat,

disesuaikan dengan luas lahan dan bukti pembelian benih.

2) Kejelasan hubungan antara luas areal penanaman, jumlah petani dan

kepemilikan lahannya dan produksi beras bersertifikat yang

direncanakan.

3) Pengujian karakteristik mutu beras disesuaikan dengan standar,

misalnya SNI.

Page 39: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

23

III. METODE KAJIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lokasi penanaman padi Pandanwangi,

yaitu diwilayah Kecamatan Warung Kondang – Kabupaten Cianjur.

Kelembagaan tani yang menjadi subyek penelitian ini adalah Gapoktan Citra

Sawargi yang berlokasi di Desa Bunikasih Kecamatan Warung Kondang.

Gapoktan Citra Sawargi terdiri atas 6 kelompok tani di wilayah Desa

Bunikasih, Desa Tegallega dan Desa Mekarwangi. Saat ini petani

pandanwangi yang menjadi anggota Gapoktan Citra Sawargi sebanyak 96

orang dengan luas lahan 48,93 hektar. Pengambilan data contoh petani mitra

maupun non mitra di ke 3 wilayah pengamatan.

Penelitian terhadap perusahaan mitra, yaitu CV Quasindo yang telah

melakukan kemitraan dengan petani-petani Pandanwangi yang tergabung

dalam kelembagaan Gapoktan Citra Sawargi di lokasi perusahaan di Jalan

RE Martadinata Komplek Ruko Permata Ancol – Jakarta.

Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari bulan Desember tahun 2007

sampai dengan Februari 2008, meliputi pengambilan data primer dan data

pendukung lainnya, baik di CV Quasindo maupun Gapoktan Citra Sawargi,

serta Studi Kepustakaan. Tahap pengolahan data sampai penyelesaian akhir

laporan penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan April

2008.

3.2. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan

sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode pengambilan data

dilakukan dengan cara :

a. Data sekunder diperoleh dari Studi Kepustakaan (Library Research)

yang merupakan dasar untuk memperkuat landasan teori dan merupakan

cara pengumpulan data secara teoritis. Data tersebut diperoleh dari

buku-buku maupun literatur, terutama yang berhubungan dengan

karakteristik dan potensi produksi beras Pandanwangi-Cianjur, serta

Page 40: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

24

hal–hal lain menyangkut pola kemitraan, manajemen usaha, pemasaran

dan lain–lain.

b. Data primer berupa karakteristik dan kinerja pihak – pihak yang

bermitra, biaya produksi dan penerimaan, persepsi pakar atas pola

kemitraan ideal serta faktor – faktor yang paling berpengaruh terhadap

pengembangan usaha pengadaan beras Pandanwangi sebagai bahan

perumusan strategi pengembangan usaha, seluruh data tersebut

diperoleh dari penelitian lapangan untuk mengumpulkan data yang

mempunyai hubungan langsung dengan masalah yang diteliti langsung

dari sumbernya. Cara pengumpulan data primer diperoleh dengan cara :

1) Interview, yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengadakan tanya jawab antara dua pihak, dimana satu

pihak sebagai pencari informasi. Sedangkan pihak lainnya sebagai

pemberi informasi lisan maupun tertulis. Sumber informasi adalah

pihak-pihak yang berkompeten terhadap masalah yang ada.

2) Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara

pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti berupa kegiatan

proses produksi dan pemasaran beras Pandanwangi-Cianjur

bersertifikat .

3) Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan terhadap obyek yang sedang

diteliti kepada pihak yang terkait langsung dengan penelitian,

khususnya pihak–pihak yang melakukan kemitraan seperti Gapoktan

Citra Sawargi dan CV Quasindo.

Responden di tingkat perusahaan adalah Direktur Utama CV Quasindo

yang tentunya sangat memahami hubungan kemitraan dengan petani, karena

selama ini terjun langsung untuk merintis kemitraan dengan Gapoktan Citra

Sawargi dalam pengadaan beras Pandanwangi Cianjur Bersertifikat.

Sedangkan di tingkat Gapoktan, responden terdiri atas Ketua Gapoktan

Citra Sawargi, Kepala Unit Usaha Gapoktan dan Penyuluh Pertanian

setempat yang juga merangkap sebagai sekretaris Gapoktan. Sedangkan di

tingkat petani yang menjadi responden adalah petani Pandanwangi yang

Page 41: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

25

menjadi anggota Gapoktan Citra Sawargi yang sedang melakukan kemitraan

dengan CV Quasindo (petani mitra) dan petani Pandanwangi dilokasi yang

sama, namun bukan anggota Gapoktan Citra Sawargi dan tidak melakukan

kemitraan dengan CV Quasindo (petani non mitra). Jumlah seluruh

responden petani Pandanwangi yang digunakan adalah 50 orang, yaitu 25

petani mitra dan 25 petani non mitra.

Penarikan petani contoh dilakukan dengan metode cluster sampling,

yaitu cara penarikan contoh dari suatu populasi yang telah dibagi menjadi

beberapa kelompok atau sub populasi. Dalam penelitian ini diambil dua sub

populasi berdasarkan keterlibatan atau tidaknya dalam kemitraan dengan

CV Quasindo untuk memproduksi beras Pandanwangi Cianjur bersertifikat.

Kelompok sub populasi tersebut merupakan anggota dari ke 6 Kelompok

Tani yang tergabung dalam Gapoktan Citra Sawargi, sedangkan untuk

petani non mitra yang menjadi responden adalah petani yang lokasi

sawahnya berdekatan dengan petani mitra.

3.3. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh, baik data primer maupun sekunder selanjutnya

dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis usahatani dan

analisis marjin tataniaga dilakukan untuk mengetahui dampak kemitraan

terhadap pendapatan/keuntungan usaha masing-masing pihak yang bermitra.

Pengolahan data dilakukan dengan program microsoft excel .

Evaluasi pola kemitraan yang diinginkan oleh kedua pihak yang

bermitra dilakukan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik

atau Analisis Hirarki Proses (AHP). Pengolahan data dilakukan dengan

manipulasi matriks dengan perangkat lunak microsoft excel.

Analisis terhadap strategi pengembangan usaha pengadaan beras

Pandanwangi Cianjur bersertifikat melalui kemitraan, dilakukan dengan

analisis Strengths, Weaknesses, Oportunities dan Threats (SWOT).

Data yang telah diolah lalu diinterpretasikan hasilnya sesuai dengan

kerangka teoritis dan kondisi faktual di lapangan, kemudian dijelaskan

Page 42: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

26

berdasarkan kerangka konseptual yang dibuat secara deskriptif seperti yang

termuat pada Gambar 6.

Gapoktan

Citra Sawargi Kemitraan CV Quasindo

o Latar

belakang

kemitraan

o Karakteristik

o Kinerja

usaha

Analisis

Kualitatif

Deskriptif

Analisis

pendapatan

usahatani

Analisis

Kualitatif

deskriptif

Analisis

Marjin

Tataniaga

Manfaat kemitraan

khususnya terhadap

pendapatan usaha

Analisis

SWOT

Strategi

pengembangan

usaha

Proses

Hirarki

Analisis

o Latar

belakang

kemitraan

o Karakteristik

o Kinerja

usaha

Analisis

Kualitatif

Deskriptif

Analisis

Kualitatif

deskriptif

Manfaat

kemitraan

o Proporsional

tidaknya

keuntungan

usaha

o Efisiensi

rantai pasar

Evaluasi

pola

kemitraan

ideal

Model Konseptual Pengadaan Beras Unggul

Lokal Bersertifikat

Gambar 6. Model konseptual pengadaan beras unggul local bersertifikat

Page 43: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

27

Tahapan dari pengolahan dan analisa data adalah sebagai berikut :

3.3.1 Analisis Pendapatan Usahatani

Salah satu indikator keberhasilan kemitraan di tingkat petani

adalah meningkatnya pendapatan usahatani. Analisis pendapatan

usahatani memerlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan

penerimaan dan keadaan pengeluaran selama usahatani dijalankan

selama jangka waktu yang ditetapkan. Secara umum pendapatan

usahatani dapat didefinisikan sebagai sisa (beda) dari pengurangan

nilai-nilai penerimaan usahatani dengan biaya-biaya yang

dikeluarkannya. Dari jumlah pendapatan ini kemudian dapat

dinyatakan besarnya balas jasa atas penggunaan tenaga kerja petani

dan keluarganya, modal sendiri dan keahlian pengelolaan petani

(Tjakrawiralaksana dan Soeriaatmadja, 1983).

Penerimaan usahatani merupakan nilai produksi yang diperoleh dari

produk total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani.

Pengeluaran atau biaya usahatani adalah nilai penggunaan sarana

produksi dan lain-lain yang mungkin diperoleh dengan membeli,

sehingga pengeluaran atau biayanya berbentuk tunai, tetapi ada pula

sarana produksi yang digunakan berasal dari hasil usahatani

sendiri,sehingga pada keadaan demikian pengeluaran merupakan nilai

yang diperhitungkan.

Biaya lain yang perlu diperhitungkan adalah pajak resmi yang

dibayar petani, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Selanjutnya perhitungan biaya tenaga kerja petani, serta anggota

keluarga dinilai berdasarkan upah yang harus dibayarkan, apabila

pekerjaan tersebut dilakukan orang lain (Tjakrawiralaksana dan

Soeriaatmadja,1983).

Biaya tunai merupakan pengeluaran tunai usahatani yang

dilakukan oleh petani sendiri. Pengeluaran tunai usahatani ini secara

umum meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah

biaya untuk sarana produksi yang dipakai dalam proses produksi

yang tidak langsung mempengaruhi jumlah produksi dan sifat

Page 44: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

28

penggunaannya tidak habis terpakai dalam satu kali proses produksi.

Biaya tetap antara lain pajak lahan dan pajak air. Sedangkan biaya

variabel adalah biaya untuk sarana produksi yang dipakai dalam

proses produksi yang langsung mempengaruhi jumlah produksi dan

sifat penggunaannya habis terpakai dalam satu kali pses produksi.

Untuk menghitung pendapatan petani Pandanwangi, baik petani

mitra maupun non mitra digunakan rumus berikut :

PB = Hy.Y - Hx.X - Bt

Keterangan :

PB : Pendapatan bersih dari produksi Pandanwangi (Rp/ha/musim)

Y : Total produksi Pandanwangi dalam bentuk Malai Kering

Panen (Kg/Ha/musim)

Hy : Harga dari Pandanwangi (Rp/kg)

X : Jumlah faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi

Pandanwangi

Hx : Harga dari setiap faktor produksi yang digunakan untuk

memproduksi Pandanwangi

Bt : Biaya tetap untuk memproduksi Pandanwangi

Untuk mengukur efisiensi masing-masing usahatani terhadap

setiap penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh nilai rasio

antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya yang secara

sederhana (Kadariah, et al., 1978) dapat diturunkan dari rumus

berikut :

Penerimaan

Rasio R/C (Revenue/Cost) =

Biaya

Jika nilai rasio R/C di atas satu maka menunjukkan bahwa

setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat,

sehingga penerimaan meningkat lebih dari satu rupiah.

Page 45: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

29

3.3.2 Analisis Marjin Tataniaga

Menurut Syahyuti (2006), esensi kemitraan dalam ekonomi

terletak pada kontribusi bersama baik berupa tenaga (labor) maupun

benda (property), atau keduanya untuk tujuan – tujuan ekonomi.

Kontribusi bersama dalam kemitraan harus berjalan seimbang agar

tujuan kemitraan sebagai upaya bersama yang saling menguntungkan

dapat tercapai.

Kegiatan pemasaran komoditas pertanian merupakan jembatan

antara petani produsen dengan berbagai tingkat pelaku tataniaga

(pedagang pengumpul, bandar/pedagangan besar kecamatan,

pedagang besar kabupaten, pedagang besar provinsi, supplier dan

pedagang pengecer-super/hyper market) hingga sampai ke konsumen

akhir. Apabila hubungan antara produsen dengan pelaku tataniaga

hingga konsumen bisa dipandang sebagai suatu aliran komoditas

maka akan dapat terlihat permasalahan yang menyebabkan lemahnya

keterkaitan satu dengan lainnya pada pasar (Saptana et al., 2006a).

Dahl dan Hamond dalam Saptana et al., (2006b) menyatakan

bahwa marjin pemasaran menggambarkan perbedaan harga yang

dibayarkan konsumen dan harga-harga yang diterima produsen.

Termasuk dalam marjin pemasaran adalah seluruh biaya pemasaran

yang dikeluarkan oleh pelaku tataniaga (marketing cost) dan

keuntungan yang diterima pelaku tataniaga (marketing profit) mulai

dari pintu gerbang produsen ke konsumen akhir. Secara matematik

digunakan rumus berikut :

m n

M = Σ Ci + Σ Πj i=1 j=1

dimana : M = marjin pemasaran

Ci = biaya pemasaran i (i = 1,2,3......m)

m = jumlah jenis pembiayaan

Πj = Keuntungan yang diperoleh lembaga niaga j (j =

1,2,3,..n)

n = jumlah lembaga niaga yang ikut ambil bagian dalam

proses pemasaran

Page 46: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

30

Dengan menggunakan persamaan ini, rataan Ci dan Πj

dikumpulkan melalui survei, sehingga marjin pemasaran dapat

dihitung. Dengan demikian bagian yang diterima petani produsen

dari harga pedagang besar atau pengecer baik untuk tujuan pasar

modern maupun pasar tradisional dapat ditentukan.

3.3.3 Metode Proses Hierarki Analitik (PHA)

Proses analisis hirarki (Analytical Hierarchy Process atau AHP)

digunakan untuk melihat interaksi antar unsur sistem dan dampaknya

terhadap sistem secara keseluruhan. AHP digunakan untuk

mengorganisasikan informasi dan judgment dalam memilih alternatif

yang paling disukai. Metode ini dibentuk secara hiraraki fungsional

dengan input utamanya persepsi manusia (Saaty, 1991).

Menurut Marimin (2004) dengan menggunakan AHP, suatu

persoalan akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang

terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk

mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan

yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses

pengambilan keputusannya.

Prinsip dasar metode AHP (Saaty, 1991) adalah :

a. Menggambarkan dan menguraikan secara hirarki yang disebut

menyusun secara hirarki, yaitu memecah–mecah persoalan

menjadi unsur-unsur yang terpisah.

b. Pembedaan prioritas dan sistesis yang disebut penetapan

prioritas untuk menentukan tingkat unsur-unsur menurut tingkat

kepentingan relatifnya.

c. Konsistensi logis yaitu menjamin bahwa semua unsur

dikelompokan secara logis dan diperingatkan secara konsisten

sesuai dengan suatu kriteria yang logis pula.

Menurut Marimin (2004), ide dasar prinsip kerja AHP

adalah :

Page 47: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

31

a. Penyusunan hirarki

Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi unsur-

unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun

menjadi struktur hirarki. Dalam penelitian ini, tingkat hierarki

keputusan tersusun dari atas ke bawah terdiri atas lima tingkat

yaitu : Fokus kemitraan, faktor kunci kemitraan, pelaku

kemitraan, tujuan kemitraan dan alternative pola kemitraan.

Pada level pertama adalah fokus, yaitu pemilihan pola

kemitraan antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV Quasindo.

Pada level kedua adalah faktor kunci yang merupakan faktor –

faktor utama yang mempengaruhi dilaksanakannya kemitraan.

Faktor–faktor tersebut adalah : manajemen, permodalan,

aksesibilitas pasar dan penguasaan teknologi. Pada level ketiga

terdapat dua pelaku kemitraan, yaitu Gapoktan Citra Sawargi

dan CV Quasindo. Pada level keempat terdapat tujuan

kemitraan, antara lain : peluang pasar, kontinuitas produk,

efisiensi usaha, pengembangan usaha dan kelangsungan usaha.

Pada level kelima terdapat alternative pilihan pola kemitraan

yang ada, yaitu : pola inti plasma, pola dagang umum, pola

keagenan, pola subkontrak dan pola kerjasama operasional

agribisnis.

b. Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan

berpasangan. Matriks perbandingan berpasangan adalah unsur-

unsur dibandingkan berpasangan terhadap suatu unsur lain yang

telah ditentukan. Proses perbandingan berpasangan ini dimulai

dari puncak hirarki, yang merupakan dasar untuk melakukan

perbandingan berpasangan antar unsur yang terkait yang ada di

bawahnya. Perbandingan tersebut kemudian ditransformasikan

dalam bentuk matriks untuk analisis numerik.

Page 48: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

32

Membuat matriks perbandingan berpasangan memerlukan

besaran-besar yang mampu mencerminkan beda antara faktor

satu dengan lainnya, dan secara naluri, manusia dapat

mengestimasi besaran sederhana melalui inderanya. Proses yang

paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan

keakuratan perbandingan tersebut dapat dipertanggung-

jawabkan. Untuk mengisis matriks perbandingan berpasangan

digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai skala banding berpasangan

Nilai Skala Definisi Penjelasan

1 Kedua unsur sama pentingnya Dua unsur mempengaruhi sama

kut pada saat itu

3 Unsur yang satu sedikitnya lebih

penting dari lainnya

Pengalaman atau pertimbangan

sedikit menyokong satu unsur atas

lainnya

5 Unsur yang satu jelas lebih

penting dibandingkan dengan

unsur yang lainnya

Pengalaman atau pertimbangan

dengan kuat disokong dan

dominasinya terlihat dalam

praktek

7 Satu unsur sangat jelas lebih

penting dibandingkan unsur

lainnya

Satu unsur dengan kuat disokong

dan dominasinya terlihat dalam

praktek

9 Satu unsur mutlak lebih penting

dibandingkan unsur lainnya

Sokongan unsur yang satu atas

yang lain terbukti memiliki

tingkat penegasan tertinggi

2,4,6,8 Nilai-nilai diantara kedua

pertimbangan di atas

Kompromi diperlukan diantara

dua pertimbangan

Kebalikan

nilai -nilai

di atas

Bila nilai-nilai di atas dianggap membandingkan antara unsur A dan

B, maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, ¼, .....1/9) digunakan untuk

membandingkan kepentingan B terhadap A

c. Penentuan Prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan

perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai –

nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk

menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif.

Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif, dapat

dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan

untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas

dihitung dengan manipulasi matriks melalui penetuan nilai

eigen (eigenvector).

Page 49: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

33

d. Konsistensi Logis

Semua unsur dikelompokkan secara logis dan

diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria

logis

Pada keadaan sebenarnya akan terjadi ketidakkonsis-

tenan dalam preferensi seseorang, untuk itu Consistency Ratio

(CR) merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa

apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan

konsekuen atau tidak. Perhitungan Consistency Ratio (CR)

dengan rumus :

CI

CR = RI

CI = nilai consistency Index, dihitung dengan menggunakan

rumus : CI = (p – n) / (n -1) ; p = nilai rataan dari

Consistency Vector dan n = banyaknya alternatif

RI = Indeks acak (Random Index) yang dikeluarkan oleh Oak

Ridge Laboratory dari matriks berorde 1 – 15 yang

menggunakan contoh berukuran 100.

Nilai Rasio Konsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama

dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi

yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian

nilai CR merupakan tolok ukur bagi konsisten atau tidaknya

suatu hasil komparasi berpasangan dalam suatu matriks

pendapat.

3.3.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi

berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan

kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), naumn secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan

ancaman (threats) (Rangkuti, 2006).

Page 50: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

34

Menurut Syahyuti (2006), SWOT adalah perangkat umum yang

didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan

keputusan dan sebagai perencanaan strategik. Analisis SWOT

menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk lebih fokus melihat

masalah, sehingga mampu melihat seluruh kemungkinan perubahan

masa depan sebuah institusi dengan pendekatan yang sistematik

melalui proses instrospeksi dan mawas diri ke dalam, baik bersifat

positif maupun negatif. Agar efektif, analisis SWOT harus fleksibel,

karena situasi dan kondisi yang cepat berubah.

Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT

agar keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui beberapa

tahapan berikut (Rangkuti, 2006):

a. Tahap pengumpulan data

Tahap ini meliputi kegiatan pengumpulan data,

pengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini data dibedakan

menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data internal

diperoleh di dalam perusahaan, sementara data eksternal dapat

diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti analisis pasar,

analisis pesaing, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis

pemerintah atau analisis kelompok kepentingan tertentu.

Model yang dipakai pada tahap ini adalah Matriks Faktor

Strategik Eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary

atau EFAS) dan Matriks Faktor Strategik Internal (Internal Strategic

Factors Analysis Summary atau IFAS). Kedua matriks tersebut

diolah dengan menggunakan langkah berikut :

a. Identifikasi faktor internal dan eksternal

Langkah awal dari identifikasi faktor internal, adalah

mendaftarkan semua kelemahan dan kekuatan organisasi.

Pertama, daftarkan kekuatan lalu kelemahan dari sisi SDM,

organisasi, fasilitasi, modal, dan hubungan kemitraan. Daftar

dibuat spesifik dengan menggunakan angka perbandingan.

Page 51: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

35

Selanjutnya dilakukan identifikasi faktor eksternal perusahaan,

dengan melakukan pendaftaran semua peluang dan ancaman.

b. Penentuan bobot setiap peubah

Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan

identifikasi faktor-faktor strategik eksternal dan internal tersebut

kepada manajemen kedua pihak yang bermitra dengan

menggunakan metode perbandingan berpasangan (paired

comparison). Metode tersebut digunakan untuk memberikan

penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan

eksternal.

c. Penentuan peringkat (rating).

Penentuan peringkat (rating) oleh manajemen puncak dari

kedua pihak yang bermitra atas peubah-peubah dari hasil

analisis situasi di kedua pihak yang bermitra. Untuk mengukur

pengaruh masing-masing peubah terhadap kondisi usaha

masing-masing digunakan nilai peringkat dengan skala 1, 2, 3

dan 4 terhadap masing-masing faktor strategik yang

menandakan seberapa efektif strategi usaha dari masing-masing

pihak saat ini.

b. Tahap analisis

Setelah mengumpulkan semua data dan informasi yang

berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya

memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model kuantitatif

perumusan strategi, antara lain matriks Internal Eksternal (IE) dan

Mariks SWOT.

1) Matriks IE

Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi

pengembangan yang lebih detail. Dari hasil analisis faktor internal

dan eksternal, plot hasilnya dimasukkan ke dalam diagram seperti

dimuat pada Gambar 7.

Page 52: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

36

KEKUATAN INTERNAL BISNIS

Tinggi Rataan Lemah

Tinggi

1

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi vertikal

2

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

3

RETRENCHMENT

Turnaround

Sedang

4

STABILITY

Hati – hati

5

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

STABILITY

Tak ada perubahan

profil strategi

6

RETRENCHMENT

Captive Company atau

Divestment

DAYA

TARIK

INDUSTRI

Rendah

7

GROWTH

Diversifikasi

konsentrik

8

GROWTH

Diversifikasi

Konglomerat

9

RETRENCHMENT

Bangkrut atau

Likuidasi

Gambar 7. Matriks IE (Rangkuti, 2006)

Diagram tersebut dapat mengidentifikasi 9 sel strategi

perusahaan, tetapi pada prinsipnya ke 9 sel tersebut dapat

dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :

ii. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu

sendiri (sel 1,2,5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8)

iii. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa

mengubah arah strategi yang telah ditetapkan (sel 4).

iv. Retrenchment strategy (sel 3, 6 dan 9) adalah usaha

memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan

perusahaan.

2) Matriks SWOT

Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan

dengan menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Dari matriks ini akan terbentuk empat kemungkinan alternatif

strategi, seperti termuat pada Gambar 8.

Page 53: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

37

IFAS

EFAS Strenght (S) Weaknesses (W)

Opportunities (0) Strategi SO

Menciptakan strategi

yang menggunakan

kekuatan untuk

memanfaatkan

peluang.

Strategi WO

Menciptakan strategi

yang meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang.

Threats (T) Strategi ST

Menciptakan strategi

yang menggunakan

kekuatan untuk

mengatasi ancaman.

Strategi WT

Menciptakan strategi

yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman.

Gambar 8. Diagram Matriks SWOT (Rangkuti, 2006)

Page 54: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum

4.1.1. Lokasi dan Karakteristik Usahatani Pandanwangi

Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah penghasil beras,

dengan varietas padi unggulannya Pandanwangi. Namun, ada padi varietas

lain yang juga ditanam di wilayah tersebut, baik kategori varietas unggulan

nasional maupun kategori varietas lokal, serta kategori varietas lainnya

(Tabel 5). Semua varietas padi tersebut ada yang dapat ditanam di lahan

persawahan, yang memiliki kandungan air cukup tinggi, maupun ditanam

di ladang, yang memiliki kandungan air rendah. Kategori varietas

unggulan nasional, sebagian besar ditanam di lahan persawahan, hanya

varietas Towuti yang juga dapat ditanam di ladang. Sedangkan kategori

varietas lokal sebagian besar ditanam di ladang dan hanya varietas

Pandanwangi yang juga dapat ditanam di lahan persawahan. Varietas lain

yang tidak termasuk kategori varietas unggul nasional maupun lokal,

seperti varietas BTN dapat ditanam pada lahan persawahan maupun di

ladang.

Tabel 5. Varietas padi yang dikembangkan di Kabupaten Cianjur

No. Varietas Padi Sawah

(Ha)

Padi Ladang

(Ha)

Jumlah

(Ha)

I. Unggul Nasional

1. IR 64

2. Cisadane

3. Way Seputih

4. Way Apo Buru

5. Cibodas

6. Cilamaya

Muncul

7. Widas

8. Ciherang

9. Aromatik

10. Towuti

29.828

4.165

952

8.881

586

246

4.793

1.449

50

250

-

-

-

-

-

-

-

-

-

521

29.828

4.165

952

8.881

586

246

4.793

1.449

50

771

II. Varietas Lokal

1. Pandan Wangi

2. Tambleg

3. Cere

4. Hawara

5. Cingkrik

4.711

-

-

-

-

-

6.559

2.359

2.845

167

4.711

6.559

2.359

2.845

167

Page 55: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

39

6. Morneng - 389 389

III. Lain-lain

1. BTN

1.075

4.445

5.520

Sumber : BPP Cianjur, 2007

Daerah penghasil Pandanwangi sebagian besar merupakan daerah

yang kaya akan air, sehingga jarang ditemui adanya permasalahan

berkaitan dengan air dalam pembudidayaannya. Padi jenis Pandanwangi

memiliki sedikit perbedaan dari jenis padi lainnya dalam hal

pembudidayaan hingga proses pengolahannya (mengolah bentuk gabah

menjadi beras). Umur tanaman yang jauh lebih lama dan harganya yang

lebih mahal dibandingkan dengan jenis lainnya, mendorong terjadinya

praktek pencampuran dengan beras lain yang bentuknya hampir sama,

sehingga beras yang beredar di pasaran sebagian besar merupakan beras

Pandanwangi campuran.

Pandanwangi merupakan beras khas Cianjur yang berasal dari padi

bulu varietas lokal. Pandanwangi mulai dikembangkan sekitar tahun 70-

an, sampai saat ini data mengenai penangkar asli padi Pandanwangi masih

simpang siur. Rasanya yang khas membuat padi Pandanwangi banyak

dibudidayakan di tahun 80-an dan mulai terkenal di luar wilayah Cianjur.

Permintaan yang tinggi terhadap padi Pandanwangi menyebabkan

berkembangnya budidaya padi Pandanwangi pada lokasi yang mulai

menyebar dan pada akhirnya memunculkan permasalahan baru berupa

beranekaragamnya jenis padi Pandanwangi.

Upaya untuk memurnikan padi mulai dilakukan di tahun 90-an, dan

pada tahun 2004 dikeluarkan SK Menteri Pertanian RI Nomor

163/Kpts/LB.240/3/2004 tentang Pelepasan Galur Padi Sawah Lokal

Pandanwangi Cianjur Sebagai Varietas Unggul dengan nama

Pandanwangi. Deskripsi padi sawah varietas Pandanwangi adalah (a)

umur tanaman 150-160 hari; (b) tinggi tanaman 150-170 cm; (c) bentuk

gabah (endosperm) bulat/gemuk berperut; (d) berbulu; (e) tahan rontok; (f)

berat 1.000 butir gabah 30 g; (g) beraroma pandan; (h) kadar amilose 26%;

(i) potensial hasil 6-7 ton/Ha malai kering pungut; (j) ditanam di dataran

sedang dengan ketinggian sekitar 700 m di atas permukaan laut (dpl); (k)

banyak diperjualbelikan di toko dan kios beras disekitar Kota Cianjur; (l)

Page 56: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

40

dijajakan mulai dari ukuran kemasan 5-50 kg, dengan berbagai grade/

mutu, diantaranya beras super, beras kepala I dan beras kepala II; serta

(m) realisasi penyebaran padi pada masa tanam bulan September 2001

sampai dengan Februari 2002 mencapai 29.828 Ha, dengan potensi

hasilnya mencapai 5-7 ton/Ha dalam satu kali panen.

Dalam SK tersebut dinyatakan bahwa penangkar padi Pandanwangi

saat ini adalah Bapak H Mansyur yang bertempat tinggal di Kecamatan

Warung Kondang Desa Buni Asih. Sebagai penangkar H. Masyur sudah

mendapatkan sertifikat resmi, sehingga benih yang dihasilkannya telah

dijamin keaslian dan mutunya. Saat ini hampir sebagian besar petani

mendapatkan benih dari Bapak H Mansyur.

Beras Pandanwangi memiliki kandungan zat gizi yang sangat baik

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kandungan zat gizi Pandanwangi per 100 g

No Parameter Satuan Hasil

1. Kadar Protein % 8,97

2. Kadar Lemak % 0,32

3. Kadar Gula Pereduksi % 63,39

4. Fe ppm 4,65

5. Kalori Kcal 14,81

Sumber : BPP Cianjur, 2007

Luas pertanaman padi Pandanwangi relatif berfluktuasi setiap

tahunnya. Luas pertanaman tertinggi terjadi antara tahun 1986–1990.

Tahun berikutnya hingga sekarang luas pertanaman semakin menurun.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya insentif dalam pengusahaan

Pandanwangi, dimana harga jual Pandanwangi tidak jauh berbeda

dibandingkan padi Varietas Unggul Nasional (VUN). Perkembangan

pertanaman padi Varietas Pandanwangi di Kecamatan Warung Kondang

dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 57: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

41

Tabel 7. Perkembangan areal pertanaman padi Pandanwangi di Wilayah

Kecamatan Warung Kondang

Perkembangan Pertanaman dari Luas Pokok Sawah

(%)

No. Tahun

Padi Varietas Lokal Padi Varietas Unggul

Nasional

1 1976 – 1980 Pandanwangi 10

Lainnya 75

15

2 1981 - 1985 Pandanwangi 25

Lainnya 45

30

3 1986 – 1990 Pandanwangi 45

Lainnya 10

45

4 1991 – 1995 Pandanwangi 35

Lainnya 10

55

5 1996 - 2000 Pandanwangi 25

Lainnya 15

60

Sumber : BPP Cianjur, 2007

Penyebaran padi Pandanwangi di Kabupaten Cianjur terbatas pada daerah–

daerah tertentu seperti Kecamatan Warung Kondang, Cianjur, Ciku, Cibeber dan

Kecamatan Cugenang. Terbatasnya daerah penyebaran Pandanwangi terkait

dengan persyaratan tumbuh Pandanwangi itu sendiri, seperti ketinggian tempat

minimal 500-800 m dpl, tanah dengan tingkat kesuburan tertentu dan air yang

cukup. Apabila persyaratan tumbuhnya kurang terpenuhi, maka sifat-sifat dari

Pandanwangi seperti harum, rasa nasi yang enak dan pulen kurang muncul. Di

kecamatan Warung Kondang sendiri penyebaran Pandanwangi setiap periode lima

tahunan terus mengalami perubahan tingkat penyebaran, terlihat pada Tabel 8.

Page 58: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

42

Tabel 8. Daerah sebaran Padi Pandanwangi

No. Tahun Daerah Penyebaran Keterangan

1. 1976 - 1980 Bunikasih, Jambudipa, Bangbayang

2 1980 – 1985 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, Kebon

Peuteuy, Bunisari, Sukawangi, Ciwalen,

Jambudipa, Cikaroya, Cieundeur,

Cikancana, Songgom, Sukaratu,

Cikahuripan, Gekbrong, Bangbayang,

Cisarandi, Sukamulya dan Cintaasih

Keadaan sebelum

pemekaran kecamatan

3 1986 – 1990 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, Kebon

Peuteuy, Bunisari, Sukawangi, Ciwalen,

Jambudipa, Cikaroya, Cieundeur,

Cikancana, Songgom, Sukaratu,

Cikahuripan, Gekbrong, Bangbayang,

Cisarandi, Sukamulya dan Cintaasih

4 1991 – 1995 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, ,

Bunisari, Sukawangi, Ciwalen, Jambudipa,

Songgom, Gekbrong, Bangbayang,

Cikahuripan dan Kebon Peuteuy

5 1996 – 2000 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, ,

Bunisari, Sukawangi, Ciwalen, Jambudipa,

Songgom, Bangbayang, Kebon Peuteuy,

Cikaroya dan Cikancana

6 2001 – 2005 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, ,

Bunisari, Sukawangi, Ciwalen, Jambudipa,

dan Cieundeur

7 2006 - sekarang Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, ,

Bunisari, Sukawangi, Ciwalen dan

Jambudipa

Keadaan sesudah

pemekaran kecamatan

Sumber : BPP Cianjur, 2007

Tabel 9 menunjukkan bahwa dari sekian kecamatan yang ada di

Kabupaten Cianjur, Kecamatan Warung Kondang memiliki kapasitas

produksi yang terbesar. Padahal, jika dibandingkan dengan kecamatan

Cibeber yang luas areal sawahnya 3.200 Ha, Kecamatan Warung Kondang

hanya memiliki areal sawah seluas 2.985 Ha. Hal ini salah satunya

dikarenakan jumlah petani Pandanwangi yang cukup banyak dan

produktif, yaitu 2.597 orang.

Page 59: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

43

Tabel 9. Daerah sentra produksi Pandanwangi di Kabupaten Cianjur

Kecamatan

Jumlah

Kelompok

Tani

Jumlah

Anggota

(orang)

Luas

Sawah

(Ha)

Jumlah

Petani

P.Wangi

Total

Produksi

(ton)

Dikon-

sumsi

(ton)

Dijual

(ton)

Wr.Kondang 28 2.597 2.985 760 6.298 348 5.950

Cibeber 20 818 3.200 351 2.080 216 1.864

Cugenang 14 912 2.174 357 1.874 468 1.406

Cilaku 31 412 2.574 210 1.472 143 1.329

Cianjur 14 494 1.206 183 1.088 187 901

Campaka 2 40 2.800 15 88 12 76

Jumlah 78 4.870 14.939 1.876 12.901 1.374 11.527

Sumber : BPP Cianjur, 2007

Khusus di Kecamatan Warung Kondang, potensi lokasi

pengembangan padi Pandanwangi disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Lokasi pengembangan padi Pandanwangi di Kecamatan

Warungkondang

No. Desa

Pengembangan

Kelompok

Tani

Potensi luas

per

Musim(ha)

Perkiraan

Produktivitas

(ton/ha)

Jadwal

tanam/panen

1. Tegallega Mekartani 35 5,5 – 8,5 Januari/Juli

Juni/Desember

2. Mekarwangi Sawargi 25 6,0 – 9,0 Des/Mei

Agst/Des

Sugih Tani 35 5,5 – 9,0 Jan/Juli

Agst/Jan

3. Bunikasih Karya Tirta 25 5,5 – 9,0 Nop/Mei

Juli/Des

Karya Sari 35 5,5 – 9,0 Nop/Mei

Juli/Des

Karya

Usaha

35 5,5 – 9,0 Jan/Agst

Jun/Des

4. Bunisari Kalapa Dua 25 5,5 – 9,0 Des/Juni

Juni/Des

H.Ma’mun 10 5,5 – 9,0 Des/Juni

Agst/Jan

Jumlah 250

Sumber : Gapoktan Citra Sawargi, 2007

Page 60: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

44

Kepemilikan rataan lahan di Kabupaten Cianjur relatif kecil, sekitar

0,3 Ha/rumah tangga petani dan diperkirakan sekitar 80% merupakan

petani penggarap. Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap

kelembagaan usahatani padi Pandanwangi.

Irigasi yang digunakan di Kabupaten Cianjur, terutama di sentra

produksi Pandanwangi merupakan irigasi non teknis, dalam posisi ini

pengaturan irigasi lebih diserahkan kepada petugas di kantor pedesaan

yang bekerjasama dengan kelompok tani dan dibantu oleh para penyuluh.

Sampai saat ini, petani tidak mengalami permasalahan air, karena air

relatif tersedia sepanjang musim.

Dalam hal pengolahan tanah, sebagian besar masyarakat

menggunakan jasa ternak kerbau, orang, dan sebagian lainnya sudah ada

yang menggunakan traktor. Lokasi yang berbukit-bukit, menyebabkan

tidak semua lahan diolah oleh traktor, minimnya penggunaan traktor

disebabkan juga oleh kecilnya pengusahaan lahan pertanian.

Ketersediaan pupuk dan obat obatan di wilayah sentra produksi

dipasok oleh kios-kios tani yang berada di setiap desa. Pada wilayah

tertentu yang jaraknya sangat jauh seperti di pegunungan dimana kios tani

tidak ada, ketersediaan pupuk dan obat-obatan di pasok oleh toko/warung

di tingkat desa, hal ini berimplikasi terhadap peningkatan harga pupuk.

Permasalahan klasik yang seringkali dihadapi oleh petani dalam hal

ketersediaan pupuk adalah hilangnya pupuk pada saat posisi petani akan

mulai tanam, tindakan spekulatif ini mengakibatkan harga pupuk

meningkat di atas ambang kewajaran.

Tenaga kerja yang digunakan untuk mengolah usahatani sebagian

besar menggunakan tenaga kerja dari rumah tangga petani itu sendiri, akan

tetapi pada lahan di atas 2000 m2, diperlukan tenaga kerja diluar rumah

tangga.

Dari Tabel 11 terlihat bahwa hampir 50% luas areal pertanaman

padi varietas Pandanwangi terdapat di Kecamatan Warung Kondang. Di

lokasi ini juga dilakukan pemurnian varietas Pandanwangi dan

penangkaran benih varietas Pandanwangi. Beberapa perusahaan

Page 61: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

45

penggilingan khusus untuk padi varietas Pandanwangi juga terdapat di

Kecamatan ini. Dengan demikian wilayah sentra program ini ditetapkan di

wilayah Kecamatan Warungkondang atau Wilayah Kerja Balai

Penyuluhan Pertanian Warung Kondang. Dari 11 desa yang ada di

Kecamatan Warungkondang, terdapat 3 desa dengan penanaman padi

varietas Pandanwangi terluas yaitu, Desa Bunikasih, Desa Mekarwangi

dan Desa Tegalega.

Tabel 11. Keragaan pengusahaan padi Varietas Pandan Wangi Di Kabupaten

Cianjur

Luas Tanam Tahun (ha) Kecamatan

2000 2001 2002 2003 2004 2005

Warungkondang

Cianjur

Cilaku

Cibeber

Cugenang

Sukaresmi

2.785

513

719

1.227

899

120

2.467

558

708

1.943

875

152

3,388

526

703

1.890

990

116

3.366

496

785

2.113

1.134

168

2.396

377

352

1.193

588

172

2.056

200

150

1100

641

115

Total 6.263 6.703 7.613 8.062 5.078 4.262

Sumber : BPP Cianjur, 2007

4.1.2 Karakteristik Pelaku Kemitraan

a. Gabungan Kelompok Tani Citra Sawargi

Munculnya berbagai peluang dan hambatan sesuai dengan

lingkungan sosial ekonomi setempat membutuhkan adanya

pengembangan kelompoktani ke dalam suatu organisasi yang jauh

lebih besar. Beberapa kelompoktani bergabung ke dalam Gapoktan.

Penggabungan dalam Gapoktan terutama dapat dilakukan oleh

kelompoktani yang berada dalam satu wilayah administrasi

pemerintahan untuk menggalang kepentingan bersama secara

kooperatif. Wilayah kerja Gapoktan sedapat mungkin di wilayah

administratif desa/kecamatan, tetapi sebaiknya tidak melewati batas

wilayah kabupaten/kota.

Penggabungan kelompok tani ke dalam Gapoktan dilakukan agar

kelompok tani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam

penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau

Page 62: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

46

perluasan usahatani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerja

sama dalam peningkatan posisi tawar (Peraturan Menteri Pertanian

No.273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan

Kelembagaan Petani).

Gapoktan diharapkan mampu melakukan fungsi-fungsi berikut:

1) Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi

kebutuhan pasar

2) Penyediaan sarana produksi pertanian (saprotan) serta

menyalurkannya kepada para petani melalui kelompoknya

3) Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit/pinjaman

kepada para petani yang memerlukan

4) Melakukan proses pengolahan produk para anggota (penggilingan,

grading, pengepakan dan lainnya) yang dapat meningkatkan nilai

tambah

5) Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan/menjual produk

petani kepada pedagang/industri hilir.

Gapoktan Citra Sawargi merupakan sebuah organisasi petani

Pandanwangi yang telah mendapatkan bimbingan dari Dinas Pertanian

Kabupaten Cianjur dan LPPM–IPB dalam rangka pengembangan

budidaya tanaman padi varietas Pandanwangi melalui metode GAP,

sehingga gabah yang dihasilkannya merupakan gabah yang bermutu

tinggi dan dijamin keasliannya. Petani yang bergabung dalam

Gapoktan Citra Sawargi seluruhnya berlokasi di Kecamatan Warung

Kondang yaitu di Desa Mekarwangi, Desa Bunikasih dan Desa

Tegallega. Jumlah petani dan kelompok tani yang bergabung dalam

Gapoktan Citra Sawargi disajikan pada Tabel 12.

Unit Quality Control (QC) bertanggungjawab dalam mengawasi

dan menilai mutu gabah (Malai Kering Panen) yang akan dibeli dari

petani anggota. Unit pengadaan bahan bertanggungjawab dalam

mengendalikan stok gabah atau beras, serta merencanakan pembelian

dan penjualan gabah atau beras. Unit pengadaan saprodi

bertanggungjawab dalam menyediakan kebutuhan saprodi petani

Page 63: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

47

anggotanya khususnya dalam melayani kebutuhan benih bersertifikat

dan pupuk. Unit pengolahan bertanggungjawab melakukan

penanganan dan pengolahan gabah hingga menjadi beras siap jual.

Sementara unit pemasaran bertanggungjawab dalam perencanaan

pengiriman barang dan penyelesaian transaksi beras.

Tabel 12. Jumlah Petani, Kelompok Tani, luas tanam dan taksiran produksi

Gapoktan Citra Sawargi

No. Desa Kelompok

Tani

Ketua

Kelompok

Tani

Jumlah

Petani

anggota

(orang)

Luas

Tanam

(Ha)

Taksiran

Produksi

(ton

MKP)

Sawargi H.Burhan 6 6,75 34,5 1. Mekarwangi

Sugihtani H.Ijudin 19 6,78 38,8

Mekartani H.Sahroni 34 15,5 97,6 2. Tegallega

Karyatani H.Mansur 11 5,3 34,7

Karyasari H.Yahya 8 4,75 31,9 3. Bunikasih

Karya usaha Memed 18 985 53,9

Jumlah 96 48,93 291,4

Sumber : Gapoktan Citra Sawargi, 2007

Susunan pengurus Gapoktan adalah sebagai berikut:

Ketua : H. Burhan

Sekretaris I : H.Mansyur

Machpuddin (Wakil)

Bendahara : H. Sahroni

Joni Candra (Wakil)

Unit Kegiatan :

1. QC : H. Pepen Jaenudin

Entus Kusdinar (Wakil)

2. Pengadaan Bahan : H. Yahya

3. Pengadaan Saprodi : H.M. Ijudin

4. Processing : A. Kustana

5. Pemasaran : Ibrahim Naswari

Dari ke lima unit usaha tersebut, seluruhnya telah berjalan

dengan cukup baik, sehingga kontrak beras Pandanwangi selalu dapat

Page 64: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

48

dipenuhi, baik dalam hal mutu, kuantitas maupun kontinuitas

pasokan. Untuk unit usaha saprodi, saat ini pelayanan yang diberikan

kepada petani anggota hanyalah terbatas pada benih bersertifikat,

sementara untuk kebutuhan pupuk belum dapat dilayani oleh Gapoktan

akibat keterbatasan modal.

Sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pertanian

No.273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan

Kelembagaan Petani, Gapoktan yang kuat dan mandiri dicirikan,

antara lain :

1) Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diseleng-

garakan secara berkala dan berkesinambungan.

2) Disusunnya rencana kerja gapoktan secara bersama dan

dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan

bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara

partisipasi.

3) Memiliki aturan/norma tertulis yang disepakati dan ditaati

bersama.

4) Memiliki pencatatan/pengadministrasian setiap anggota organisasi

yang rapih.

5) Memfasilitasi kegiatan–kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan

hilir.

6) Menfasilitasi usahatani secara komersial dan berorientasi pasar.

7) Sebagai sumber, serta pelayanan informasi dan teknologi untuk

usaha para petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya.

8) Adanya jalinan, kerjasama antara Gapoktan dengan pihak lain.

9) Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau

penyisihan hasil usaha/kegiatan Gapoktan.

Mengacu pada kriteria di atas, maka Gapoktan Citra Sawargi

belum dapat dikategorikan sebagai Gapoktan kuat dan mandiri,

karena :

Page 65: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

49

1) Hingga saat ini Gapoktan belum menyusun aturan norma tertulis

(AD/ART), kendati demikian pengadministrasian anggota

Gapoktan terlaksana dengan baik.

2) Gapoktan belum mampu memberikan pelayanan penuh dalam

menunjang usaha anggotanya, baik dalam penyediaan saprodi

maupun sarana pengolahan, karena hingga saat ini gapoktan masih

menggunakan alat pengolahan (Unit Penggilingan Padi) milik salah

satu pengurus Gapoktan, sehingga nilai tambah dari kegiatan

pengolahan tidak sepenuhnya dapat dinikmati Gapoktan.

Akibatnya, keuntungan Gapoktan dari unit pengolahan relatif kecil,

sehingga sulit untuk memupuk modal usaha.

3) Keanggotaan petani dalam Gapoktan saat ini hanya terbatas pada

diwajibkannya petani menggunakan input produksi dan jadwal

tanam sesuai kesepakatan dengan Gapoktan, serta kewajiban untuk

menjual hasil panennya kepada Gapoktan, sementara pemupukan

modal melalui iuran atau simpanan anggota belum terlaksana.

b. CV Quasindo

CV Quasindo (Quality Sehat Indonesia) telah lama dikenal sebagai

importir sekaligus distributor beras jenis khusus bermerek Taj Mahal.

Beras dimaksud merupakan beras yang sangat unik, yaitu varietas Mani

Chamba yang hanya dapat ditanam di daerah India Selatan. Jenis beras

tersebut memiliki kadar gula dan lemak rendah, tidak berkanji, kaya

mineral, kalsium, phosporus, zinc, protein, berkarbohidrat komplek dan

fiber soluble (serat larut). Dengan karakteristik tersebut, maka jenis

beras ini sangat cocok bagi kesehatan, khususnya bagi penderita diabetes

dan hipertensi. Usaha perdagangan beras Taj Mahal tersebut telah

dirintis sejak tahun 2001 dan menunjukkan peningkatan yang pesat dari

tahun ke tahun. Saat ini CV Quasindo mengimpor sekitar 400 ton per

tahun, dengan wilayah distribusinya meliputi hampir seluruh kota besar

di Indonesia.

Page 66: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

50

Berawal dari keberhasilan CV Quasindo dalam memasarkan beras

Taj Mahal di Indonesia, maka sejak tahun 2007 CV Quasindo mulai

mengembangkan sayap untuk berbisnis beras lokal dengan keunggulan

khusus, karena sasaran utama pasarnya sebagaimana untuk beras Taj

Mahal adalah kelompok masyarakat golongan ekonomi menengah ke

atas. Dengan pertimbangan tersebut, maka akhirnya diputuskan untuk

memilih beras Pandanwangi sebagai unit usahanya yang baru. Minat CV

Quasindo untuk berbisnis beras Pandanwangi disambut baik oleh

Departemen Pertanian yang pada saat yang sama (tahun 2006) tengah

membangun program sertifikasi beras berlabel, khususnya varietas

Pandanwangi. Saat ini, CV Quasindo menjadi pelopor sekaligus satu-

satunya produsen beras Pandanwangi yang mendapatkan sertifikasi

jaminan kemurnian varietas dari lembaga sertifikasi yang ditunjuk oleh

Departemen Pertanian.

Sejak berdiri tahun 2001, CV Quasindo berdomisili di Semarang-

Jawa Tengah. Khusus untuk mendistribusikan beras Pandanwangi

bersertifikat, telah dibuka kantor cabang di Jakarta, yaitu di Kompleks

Ruko Permata Ancol – Jakarta.

4.2 Pelaksanaan Kemitraan

Pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat melibatkan tiga pelaku

utama yaitu Gapoktan yang terdiri atas enam kelompok tani dengan beberapa

unit usahanya, CV Quasindo selaku distributor/supplier beras Pandanwangi

ke super/hypermarket, serta Lembaga Sertifikasi Beras yang bertanggung

jawab dalam pelatihan dan penerapan GAP Padi Pandanwangi, serta

mengeluarkan sertifikasi, khususnya sertifikasi jaminan kemurnian varietas.

Model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat sebagaimana Gambar 8.

Page 67: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

51

Kemitraan antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV Quasindo

disepakati pada Bulan April 2007 melalui penandatanganan naskah perjanjian

kerjasama antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV Quasindo mengenai jual

beli beras Pandanwangi, dengan ketentuan berikut :

1) Beras Pandanwangi yang dihasilkan Gapoktan Citra Sawargi diproduksi

melalui metode Good Agricultural Practices (GAP) sebagaimana telah

dilatihkan oleh Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut

Pertanian Bogor (LPPM IPB) sebagai instansi yang ditunjuk oleh

Departemen Pertanian sebagai pelaksana program sertifikasi beras

berlabel.

2) Varietas padi Pandanwangi dimaksud merupakan varietas yang

mempunyai karakteristik sebagaimana tercantum dalam SK Menteri

Pertanian No.163/Kpts/LB.240/3/2004 tanggal 17 Maret 2004 tentang

pelepasan galur Padi Sawah Lokal Pandanwangi Cianjur sebagai varietas

unggul dengan nama Pandanwangi. Benih yang digunakan harus benih

BBeenniihh bbeerrsseerrttiiffiikkaatt

PPEETTAANNII

PPaanneenn ddaann PPeerroonnttookkaann

GGAAPPOOKKTTAANN

PENGOLAHAN GABAH

• Drying • Cleaning • Loting, dll.

UNIT PENGGILINGAN

•Penggilingan •Penyosohan •Packaging, dll.

GKG UNIT

PERGUDANGAN beras

UNIT PEMASARAN

beras

berlabel

LEMBAGA SERTIFIKASI

BERAS

•Benih, pupuk •Pestisida, dll.

KKOONNSSUUMMEENN

UNIT SAPRODI dan PEMBIAYAAN

UNIT PEMBELIAN

CV QUASINDO

Lembaga Usaha GAPOKTAN

Gambar 9. Model pengadaan Beras Pandanwangi bersertifikat (LPPM IPB, 2006)

Manajemen Stok

Page 68: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

52

bersertifikat yang dihasilkan oleh penangkar aslinya, yaitu H. Mansyur

yang juga merupakan pengurus Gapoktan Citra Sawargi.

3) Dalam pengadaan beras Pandanwangi, maka Gapoktan telah melakukan

koordinasi dengan sesama petani anggota untuk melaksanakan metode

GAP, serta penentuan jadwal tanam dan jadwal panen setiap anggota.

4) Ketentuan jual beli lainnya :

i. Harga pembelian beras oleh CV Quasindo : Rp.9.000/kg

ii. Bentuk Kemasan : 50 kg

iii. Mutu : Beras Kepala (butir pecah maksimal 5 %)

iv. Lokasi pembelian : Di gudang CV Quasindo, Jl. RE Martadinata

Kompleks Ruko Permata Ancol, Jakarta

v. Pembayaran oleh CV Quasindo dilakukan secara berkala dengan

mekanisme : 50 % pembayaran dilakukan di muka 10 (sepuluh) hari

sebelum pengiriman dan sisanya dilunasi pada saat beras telah

diterima di lokasi gudang CV Quasindo. Pengiriman beras akan

dilakukan setiap bulan mulai Bulan Juni sampai dengan bulan

Nopember 2007 sebanyak sepuluh ton setiap bulan. Pengiriman

sejumlah 10 ton/bulan tersebut akan dipenuhi seluruhnya selambat-

lambatnya tanggal sepuluh pada setiap bulannya.

vi. Perjanjian kerjasama berlaku selama 6 bulan sejak Bulan Juni sampai

dengan Bulan Nopember 2007.

vii. Perselisihan dalam pelaksanaan kesepakatan bersama ini akan

diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh kedua pihak yang

bermitra.

viii. Khusus untuk memutuskan perselisihan mengenai perbedaan mutu

beras yang tidak sesuai dengan karakteristik yang disepakati, maka

penentuan derajat pelanggaran akan ditentukan atas hasil analisa

Laboratorium Jasa Analisis (LJA) – IPB

Perjanjian kontrak kerjasama ini telah diperpanjang pada bulan Januari

2008, berlaku hingga 6 bulan ke depan, yaitu sampai bulan Juni 2008 dengan

volume transaksi dan ketentuan kerjasama yang sama.

Page 69: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

53

Dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat tahapan yang

dilakukan (Gambar 9):

1) Masing-masing kelompok tani anggota Gapoktan menyusun rencana

mingguan pembelian gabah berdasarkan rencana panen petani anggotanya

dan menyerahkan rencana pembelian gabah tersebut kepada ketua

Gapoktan.

2) Ketua memerintahkan pengawas (QC) untuk memeriksa kelapangan

kesiapan dan mutu padi yang akan panen.

3) Atas laporan QC, maka Ketua memerintahkan bendahara untuk menyusun

rencana kebutuhan keuangan dan mengeluarkan nota keuangan kepada

juru bayar untuk rencana pembayaran gabah.

4) Ketua memerintahkan seksi pengadaan barang untuk membeli padi dari

petani anggotanya (melalui kelompok tani) sesuai pengajuan kelompok

tani dengan harga sesuai dengan mutu yang direkomendasikan oleh QC.

5) Unit pengadaan/pembelian gabah mengirimkan barang ke unit pengolahan

(merangkap juru bayar) dan meminta pembayaran sesuai dengan kuantitas

dan kualitas gabah yang di kirim.

6) Unit pengolahan melaporkan kesiapan beras kepada Ketua Gapoktan.

Ketua Gapoktan bersama dengan QC melakukan inspeksi langsung

terhadap mutu beras yang siap kirim.

7) Unit pengolahan mengirimkan beras ke gudang CV Quasindo

8) CV Quasindo mentransfer uang muka (50 %) dan pelunasan pembayaran

beras ke rekening Gapoktan/bendahara.

Page 70: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

54

Gambar 10 . Alur pengadaan beras Pandanwangi

Keterangan :

= instruksi

= koordinasi

= umpan balik

Beras Pandanwangi yang harus disiapkan Gapoktan setiap musimnya

sekitar 60 ton, sehingga gabah yang diperlukan sekitar 120 sampai dengan 150

ton (rendemen 45 sampai dengan 50 %). Untuk memenuhi permintaan CV

Quasindo tersebut telah ditetapkan 96 petani yang berasal dari 6 kelompoktani

yang bergabung dalam Gapoktan Citra Sawargi. Daftar petani mitra lengkap

dengan luas tanam, taksiran produksi, serta jadwal tanam dan jadwal panen,

sehingga memudahkan bagi Gapoktan dalam melakukan pengawasan serta

pembelian gabah dari petani (Tabel 13).

KETUA

GAPOKTAN

Unit Pengawas

(Quality

Control)

Kelompok

Tani

PETANI

JURU

BAYAR

BENDAHAR

A

Unit Pembelian/

Pengadaan Gabah

Unit Pengolahan

dan Pengiriman

Beras

CV Quasindo

1

1

2

3 3

3

4

5

6

8

1

6

7

Page 71: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

55

Tabel 13. Perkiraan panen padi Pandanwangi Gapoktan Citra Sawargi

Kontinuitas Produksi (ton MKP) No. Kelompok

Tani Mei Juni Juli Agustus Jumlah

1. Sawargi 27,0 7,5 0 0 34,5

2. Sugih Tani 0 38,8 0 0 38,8

3. Mekar Tani 0 0 66,6 31,0 97,6

4. Karya Tirta 9,1 25,6 0 0 34,7

5. Karya Sari 0 31,9 0 0 31,9

6. Karya Usaha 0 0 53,9 0 53,9

Jumlah 36,1 103,8 120,5 31,0 291,4

Keterangan : MKP = Malai Kering Panen

Sumber : Gapoktan Citra Sawargi, 2007.

Kemitraan yang terjadi antara Gapoktan Citra Sawargi dan CV Quasindo

hingga saat ini hanya terbatas pada aspek pasar, yaitu jual beli beras

Pandanwangi yang diperkuat dengan kontrak kerjasama yang ditandatangani

kedua pihak yang bermitra. Disamping itu, CV Quasindo banyak membantu

dalam aspek manajemen, khususnya dalam melatih dan menyiapkan rencana

pembelian gabah dari petani Pandanwangi, serta pencatatan keuangan

Gapoktan. Untuk aspek permodalan, perusahaan mitra mencoba meringankan

beban Gapoktan dengan memberikan uang muka 50% (10 hari sebelum

pengiriman). Kondisi ini cukup memberatkan Gapoktan, karena lemahnya

permodalan, khususnya untuk membeli gabah dari petani mitra.

Guna memenuhi kebutuhan modal usahanya, Gapoktan mendapatkan

suntikan dana pinjaman dari berbagai pihak, termasuk dari pengurus

Gapoktan. Besarnya modal awal yang dimiliki Gapoktan dan sumber

permodalannya sebagaimana Tabel 14.

Tabel 14. Sumber Permodalan Gapoktan

No. Sumber Permodalan Jumlah Dana

(Rp)

Persentase

(%)

1. LPPM – IPB 30.000.000 17

2. Lembaga Perkreditan

Kecamatan

45.000.000 26

3. Dana Penguatan Modal

Lembaga Usaha Ekonomi

Pedesaan (DPM - LUEP)

50.000.000 28

4. Pengurus Gapoktan 51.000.000 29

Total 176.000.000

Sumber : Gapoktan Citra Sawargi, 2007.

Page 72: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

56

Penentuan harga gabah maupun beras di tingkat Gapoktan merupakan hasil

penghitungan dan kesepakatan bersama semua pihak yang terlibat dalam

kemitraan ini, yaitu petani, Gapoktan dan CV Quasindo.

Harga gabah di tingkat petani Rp 3.000/kg malai kering panen (MKP)

didasarkan atas analisis usahatani padi Pandanwangi. Sementara kesepakatan

harga beras Pandanwangi sebesar Rp 9.000 di tingkat Gapoktan didasarkan atas

perhitungan biaya penanganan, pengolahan dan pengiriman beras. Karenanya,

harga sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kesepakatan.

4.3 Manfaat Kemitraan

Pelaksanaan kemitraan antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV

Quasindo dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat telah berjalan

dengan baik, khususnya jika dilihat dari sisi kemampuan masing – masing

pihak dalam memenuhi kewajibannya, sehingga hampir tidak ada perselisihan

yang berarti dalam hal mutu, kuantitas maupun kontinuitas pasokan beras

Pandanwangi dari Gapoktan kepada CV Quasindo. Di sisi lain, CV Quasindo

juga selalu menepati kewajibannya untuk memberikan uang muka dan

pelunasan pembayaran beras Pandanwangi kepada Gapoktan. Hal ini

diperkuat dengan diperpanjangnya kontrak kerjasama kemitraan pada tahun

2008.

Dari sisi Gapoktan atau petani, kemitraan ini mampu memberikan

manfaat sebagai berikut :

1) Penguatan usaha kelembagaan petani (Gapoktan)

Melalui kemitraan ini dapat ditumbuhkan kembali semangat

Gapoktan untuk lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam menfasilitasi

kebutuhan petani anggotanya, memperdalam usahataninya ke sektor hulu

dan hilir guna efisiensi, serta peluang mendapatkan nilai tambah dari

usahanya.

Gapoktan dibawah bimbingan mediator, yaitu penyuluh pertanian

telah mampu membangun dan menggerakan unit saprodi (kendati hanya

untuk memenuhi kebutuhan benih bersertifikat), unit pengolahan (gabah

diolah menjadi beras), unit pengadaan dan QC (bertanggung jawab atas

mutu, kuantitas dan kontinuitas pasokan gabah).

Page 73: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

57

Namun demikian, aspek permodalan tetap menjadi kendala bagi

Gapoktan dalam memupuk modal guna mengembangkan usahanya.

Sementara, upaya untuk menerapkan iuran anggota dan tabungan anggota

(dalam bentuk gabah) belum berjalan.

2) Harga jual yang lebih baik

Harga gabah yang disepakati dalam kemitraan ini Rp.3000/kg

(MKP). Harga ini merupakan harga yang cukup tinggi jika dibandingkan

dengan rataan harga yang diterima petani Pandanwangi selama ini. Pada

Tabel 16 terlihat bahwa dalam 3 tahun terakhir harga gabah Pandanwangi

berkisar Rp 2.000/kg sampai dengan Rp 3.200/kg. Umumnya petani

Pandanwangi menerima harga gabah Rp 2.700/kg. Dengan diberikannya

harga Rp 3.000/kg menjadi insentif bagi petani untuk meningkatkan

produksi, serta mutu gabahnya melalui penerapan metode GAP

sebagaimana telah dilatihkan selama ini.

Tabel 15. Perkembangan Kisaran Harga Padi Pandanwangi dan Padi Varietas

Unggul Nasional

Harga Gabah (Rp/kg) No. Tahun

Pandanwangi VUN

1. 1995 900 – 1.100 700 – 1.200

2 1996 900 – 1.100 700 – 1.200

3 1997 1.700 – 2.500 1.400 – 1.800

4 1998 900 – 1.100 1.100 – 1.800

5 1999 900 – 1.400 900 – 1.400

6 2000 900 – 1.400 900 – 1.200

7 2001 1.100 – 1.400 900 – 1.100

8. MT 2002 1.600 – 1.800 1.200 – 1.400

MT 2002/2003 1.800 – 2.000 1.400 – 1.600

9. MT 2003 1.800 – 2000 1.200 – 1.400

MT 2003/2004 1.800 – 2.800 1.400 – 1.600

10. MT 2004 1.800 – 2.000 1.200 – 1.600

MT 2004/2005 2.000 – 2.800 1.400 – 1.600

11. MT 2005 2.000 – 2.700 1.200 – 1.600

MT 2005/2006 2.700 – 3.200 1.400 – 1.600

12 MT 2006 2.700 – 3.200 1.800 – 2.400

MT 2006/2007 2.500 – 2.700 1.800 – 2.400

13 MT 2007 2.800 – 3.100 -

MT 2007/2008 2.700 – 3.200 -

Keterangan : VUN = Varietas Unggul Nasional

Sumber : Gapoktan Citra Sawargi, 2007

Page 74: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

58

3) Kepastian harga dan pasar atas produknya

Dari Tabel 15, terlihat bahwa umumnya petani Pandanwangi

menerima harga yang berbeda pada setiap musim panen. Hal ini, di

samping disebabkan ulah para spekulan (pedagang pengumpul beras), juga

disebabkan faktor alam, yaitu harga relatif lebih tinggi pada panen di

musim kering akibat gabah yang dihasilkan umumnya bermutu lebih baik.

Dengan kemitraan ini, petani mitra mendapatkan kepastian harga

atas gabahnya yaitu tetap Rp 3.000/kg dan Gapoktan menjamin pembelian

atas seluruh gabah yang dihasilkan petani mitra.

4) Peningkatan produksi dan rendemen

Adanya insentif harga yang lebih tinggi oleh Gapoktan, telah

memotivasi petani untuk meningkatkan produksinya melalui penerapan

metode GAP, khususnya penggunaan benih bersertifikat dan pupuk sesuai

anjuran (Phonska dan urea). Disamping itu, mutu gabah yang dihasilkan

juga menjadi lebih baik khususnya jika dilihat dari aspek kemurnian

varietas dan kadar hampa. Baiknya mutu gabah akan meningkatkan

rendemen beras, sehingga memberikan keuntungan bagi Gapoktan.

Melalui kemitraan ini CV Quasindo menerima manfaat berikut :

1) Membuka unit usaha baru

CV Quasindo sejak tahun 2001 hanya menjalankan satu jenis usaha,

importir dan distributor beras Taj Mahal (beras kesehatan). Dengan

diterapkannya kebijakan larangan impor beras oleh pemerintah sejak tahun

2004 (kecuali jenis - jenis beras tertentu seperti beras Taj Mahal), maka

membuka peluang dan pangsa pasar bagi beras – beras lokal bermutu

tinggi yang selama ini umumnya pemenuhan kebutuhannya berasal dari

impor.

Beras Pandanwangi menjadi pilihan CV Quasindo untuk mulai

berbisnis beras lokal, dikarenakan keunikan karakteristik beras

Pandanwangi.

Page 75: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

59

2) Terjaminnya kontinuitas pasokan (kualitas dan kuantitas)

Melalui kemitraan ini, CV Quasindo mendapatkan jaminan pasokan

beras Pandanwangi, baik dari aspek kuantitas, mutu maupun kontinuitas

sebesar 10 ton per bulan.

3) Memperoleh fasilitasi sertifikasi jaminan kemurnian varietas dari

pemerintah

CV Quasindo saat ini menjadi pelopor sekaligus satu–satunya

produsen beras Pandanwangi yang mendapatkan sertifikasi jaminan

kemurnian varietas dari lembaga sertifikasi yang ditunjuk oleh

Departemen Pertanian.

4) Memperoleh keuntungan dari hasil penjualan produk

Beras Pandanwangi yang dihasilkan Gapoktan selanjutnya di

repacking oleh CV Quasindo dari yang semula kemasan 50 kg menjadi

kemasan 5 kg dengan merek Xiang Mi (beras wangi). Selanjutnya CV

Quasindo memasarkannya ke berbagai super/hypermarket dan special

outlet di wilayah Jakarta. Kendati volume penjualannya masih relatif

kecil, namun respon pasar cukup baik, ditandai dengan meningkatnya laju

percepatan penjualan beras Pandanwangi, sehingga dapat memberikan

keuntungan usaha bagi CV Quasindo.

5) Memperoleh fasilitasi promosi dari pemerintah

CV Quasindo mengakui bahwa biaya promosi merupakan unit biaya

tertinggi yang harus ditanggung perusahaanya. Hal ini, antara lain

disebabkan beras dengan sertifikasi jaminan kemurnian varietas belum

banyak dikenal oleh masyarakat. Di sisi lain penipuan beras dalam

kemasan (ketidaksesuaian informasi di label dengan kandungan di

dalamnya) belum mendapatkan penanganan dari aspek hukum. Atas dasar

tersebut, untuk memberikan insentif bagi CV Quasindo sebagai satu-

satunya perusahaan yang peduli terhadap program sertifikasi beras

berlabel, maka pemerintah memberikan fasilitasi promosi di berbagai

kesempatan, antara lain Temu Usaha (nasional dan internasional) dan

Pasar Tani.

Page 76: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

60

4.3.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Dalam mempertajam analisis manfaat kemitraan yang dijalankan

petani yang tergabung dalam Gapoktan Citra Sawargi, dilakukan analisis

pendapatan usahatani, yaitu membandingkan pendapatan usahatani petani

mitra dan non mitra. Hasil analisis pendapatan usahatani rataan per musim

di Kecamatan Warung Kondang antara petani mitra dan non mitra dapat

dijelaskan melalui Tabel 16.

Tabel 16. Analisis pendapatan Rataan Usahatani Padi Pandanwangi per musim

No. Deskripsi Satuan Petani Kontribusi Petani Kontribusi

Mitra thd biaya Non Mitra thd biaya

(%) (%)

A Ha 0.65 0.63

B Kg 4,836 3,948

C Kg/Ha 7,472 6,287

D Rp/kg 3,000 2,836

E Penerimaan Rp 14,508,000 11,272,700

F Biaya tunai Rp 2,851,028 30 2,243,306 27

- Benih 133,140 1 72,800 1

- Pupuk 474,280 5 461,940 6

- Sewa traktor 392,708 4 375,000 4

- Tenaga kerja luar keluarga 1,689,100 18 1,176,566 14

- PBB 113,260 1 109,900 1

- Iuran desa 48,540 1 47,100 1

G Biaya diperhitungkan Rp 6,558,020 70 6,121,562 73

- Benih - - 30,732 0

- Tenaga kerja dalam keluarga 576,820 6 567,560 7

- Sewa lahan 4,530,400 48 4,396,000 53

- Zakat 1,450,800 15 1,127,270 13

H Biaya Total (F+G) Rp 9,409,048 100 8,364,868 100

I Rp 11,656,972 9,029,394

J Pendapatan atas biaya total (E-H) Rp 5,098,952 2,907,832

K R/C atas biaya total (E/H) 1.54 1.35

L Biaya pokok (H/B) Rp/kg 1,946 2,119

Pendapatan atas biaya tunai (E-F)

Luas tanam

Produksi

Produktivitas

Harga jual

Berdasarkan data hasil penelitian terlihat bahwa produktivitas rataan

petani mitra lebih tinggi (15,87%) dibandingkan petani non mitra.

Produktivitas padi Pandanwangi (Malai Kering Panen) petani mitra rataan

sebesar 7,47 ton/ha sementara petani non mitra rataan produktivitasnya

6,29 ton/ha. Peningkatan produktivitas ini utamanya disebabkan oleh dua

Page 77: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

61

faktor, yaitu (1) penggunaan benih bermutu (benih bersertifikat) dan (2)

penggunaan pupuk sesuai anjuran. Benih padi Pandanwangi bersertifikat

disediakan oleh Gapoktan, yaitu menggunakan benih hasil produksi H.

Mansyur yang merupakan satu-satunya penangkar benih Pandanwangi.

Penggunaan benih bersertifikat dapat dimanfaatkan untuk penanaman 2

musim tanam. Kendati penggunaan benih bersertifikat menimbulkan biaya

lebih besar, yaitu 30 kg per ha dengan harga Rp 7.000/kg, namun rataan

produksi yang dihasilkan lebih baik, karena tanaman padi menjadi terjaga

keseragamannya. Penggunaan benih bersertifikat mampu menekan kadar

hampa gabah dan meningkatkan rendemen beras yang semula hanya 45%

menjadi 50%.

Penggunaan pupuk oleh petani mitra sangat berpengaruh terhadap

produktivitas padi Pandanwangi. Pupuk yang disarankan oleh Penyuluh

setempat adalah kombinasi Phonska dan Urea dengan perbandingan 300

kg Phonska dan 50 kg Urea untuk setiap hektar penanaman padi

Pandanwangi. Pemupukan dilakukan 3 kali dalam 1 musim. Petani non

mitra umumnya menggunakan pupuk urea, TSP dan KCl dengan

perbandingan 200 : 150 : 75, namun sering ditemui petani non mitra tidak

menggunakan pupuk KCl disebabkan harga yang tinggi.

Penggunaan benih dan pupuk sesuai anjuran Gapoktan telah

disepakati bersama oleh petani mitra dan menjadi kewajiban petani mitra

untuk melaksanakannya. Pengawasan lapangan atas kondisi pertanaman

serta penerapan metode GAP dilakukan oleh unit QC Gapoktan.

Himbauan untuk menggunakan benih bersertifikat dan pupuk yang sesuai,

sebenarnya telah lama dilakukan oleh penyuluh pertanian setempat, namun

mengingat 75% responden petani non mitra merupakan petani penggarap,

maka sulit untuk mengambil keputusan. Sementara responden petani mitra

85 % merupakan petani pemilik.

Petani Pandanwangi di wilayah Kecamatan Warung Kondang

umumnya tidak menggunakan pestisida, karena relatif kecilnya serangan

hama di wilayah tersebut. Serangan hama tungro pada padi Pandanwangi

Page 78: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

62

umumnya terjadi jika lokasi penanaman padi Pandanwangi berdekatan

dengan padi VUN .

Penjualan hasil panen petani mitra dilakukan dengan sistem bukti,

yaitu pembelian dilakukan sesuai hasil penimbangan dan transaksi

langsung dilakukan di lokasi panen dengan unit usaha Gapoktan.

Sedangkan petani non mitra umumnya menggunakan sistem

tebas/borongan dan transaksi dilakukan dengan para pedagang pengumpul.

Dengan sistem tebas, umumnya setiap hektar lahan padi Pandanwangi

dihargai Rp 17 juta atau setara dengan Rp 2.400/kg gabah (produktivitas 7

ton/ha). Jika dibandingkan dengan penjualan kepada Gapoktan dengan

harga Rp 3.000/kg maka kemitraan ini sangat menguntungkan bagi petani

mitra. Saat ini sistem tebas telah banyak ditinggalkan, petani non mitra

yang menjual dengan sistem bukti rataannya mendapatkan harga

Rp 2.836/kg gabah.

Dengan harga gabah yang lebih tinggi, maka rataan penerimaan

petani mitra lebih tinggi dibandingkan petani non mitra. Kendati total

biaya produksi yang dikeluarkan petani mitra relatif lebih tinggi

dibandingkan petani non mitra yang utamanya disebabkan penggunaan

benih dan pupuk sesuai anjuran, namun pendapatan petani mitra masih

lebih tinggi dibandingkan petani non mitra. Tabel 16 menunjukkan bahwa

baik pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total yang

memperhitungkan pula selain biaya tunai (benih, biaya tenaga kerja dalam

keluarga, sewa lahan dan zakat), ternyata pendapatan petani mitra lebih

tinggi dibandingkan pendapatan petani non mitra, meskipun biaya total

yang harus dikeluarkan petani mitra lebih tinggi dibandingkan petani non

mitra.

Ukuran efisiensi pengelolaan usahatani dapat dilihat dengan

menggunakan koefisien perbandingan penerimaan dan biaya (rasio R/C),

Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai rasio R/C baik petani mitra maupun

petani non mitra lebih besar dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

bermitra ataupun tidak, usahatani Pandanwangi sama-sama efisien dan

Page 79: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

63

menguntungkan, karena imbalan yang diperoleh masih lebih tinggi

dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan.

Nilai rasio R/C atas biaya total petani mitra lebih tinggi

dibandingkan petani non mitra. Nilai rasio R/C atas biaya total petani

mitra 1,54, sedangkan petani non mitra 1,35. Nilai-nilai tersebut dapat

diartikan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani

padi Pandanwangi melalui kemitraan dengan CV Quasindo (melalui

Gapoktan) akan menghasilkan tambahan penerimaan Rp 1,54 sedangkan

petani yang tidak terlibat dalam kemitraan hanya akan mendapatkan

tambahan penerimaan sebesar Rp 1,35. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan melakukan kemitraan, petani mitra akan menerima keuntungan

14% lebih tinggi daripada petani non mitra.

Mengingat keberadaan padi Pandanwangi yang semakin terdesak

dengan semakin berkembangnya penggunaan padi VUN, maka perlu juga

dibandingkan antara pendapatan usahatani padi Pandanwangi dengan

pendapatan usahatani padi VUN. Salah satu padi VUN yang banyak

dikembangkan di wilayah Warung Kondang adalah padi varietas Ciherang

yang juga umum ditanam di wilayah Karawang. Dari hasi penelitian

LPPM IPB (2006) terhadap usahatani padi Ciherang (Tabel 17) diketahui

bahwa keuntungan bersih yang dinikmati petani sebesar Rp. 6,4 juta per

musim per hektar atau sekitar Rp. 12,8 juta per tahun per hektar. Harga

pembelian gabah dari petani berfluktuasi antara Rp 2100 – 2400/Kg GKP.

Harga rata-rata yang ditetapkan pada perhitungan analisa kelayakan

sebesar Rp 2.250/Kg GKP. Berdasarkan perhitungan ini, petani akan

mengalami kerugian jika harga gabah , kurang dari harga pokok yaitu

sebesar Rp 1.178 Kg GKP.

Page 80: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

64

Tabel 17. AnalisapPendapatan usahatani padi VUN jenis Ciherang

pada tahun 2006

AKTIFITAS Jml Sat Harga/

Satuan Jumlah

PERSEMAIAN

Pembelian Benih 25 Kg 5.000 125.000

Pengolahan Benih 0,125 HOK 30.000 3.750

Penyiapan lahan 1 HOK 30.000 30.000

Penaburan Benih 0,125 HOK 30.000 3.750

Pemeliharaan Persemaian 1,75 HOK 30.000 52.500

Sub Total 215.000

PENGOLAHAN TANAH

Pengolahan tanah dgn traktor dan

perapihan pematang

1 ha 900.000 900.000

Perataan setelah di traktor 3 HOK 30.000 90.000

Penataan pematang sawah (nampingan &

mopok)

6 H 30.000 180.000

Sub Total 1.170.000

PENANAMAN DAN

PEMELIHARAAN

Pemupukan 1 Paket 455.000

Penanaman (Tandur) 15 HOK 30.000 450.000

Pembelian Pestisida 1 Paket 150.000 150.000

Pengendalian Hama dan Penyakit 7 HOK 30.000 210.000

Sub Total 1.265.000

PANEN

Pemanenan (sistem Bawon & Ceblok) 1 Paket 2.250.000

Sub Total 2.250.000

TOTAL BIAYA LANGSUNG 4.900.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN

Sewa Tanah 1 ha 1.500.000

Biaya tak terduga 15% 667.500

Sub Total 2.167.500

TOTAL BIAYA 7.067.500

PENERIMAAN

Produksi (GKP) 6000 Kg 2.250 13.500.000

LABA-RUGI/MUSIM 6.432.500

LABA-RUGI/BULAN 1.608.125

Sumber : LPPM IPB, 2006

Dari perbandingan pendapatan usahatani padi Pandanwangi dengan

padi VUN (Tabel 16 dan 17) terlihat bahwa untuk pendapatan usahatani

per musim per hektar, maka usahatani padi Pandanwangi menghasilkan

keuntungan yang lebih besar dibandingkan usahatani padi Pandanwangi

khususnya disebabkan produktivitas serta harga yang lebih tinggi. Selisih

Page 81: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

65

pendapatan usahatani tersebut sebesar Rp.1,4 juta per musim per hektar.

Namun padi VUN memiliki umur panen yang lebih pendek dibandingkan

padi Pandanwangi, sehingga memungkinkan ditanam 2 musim dalam 1

tahun sehingga jika diukur pendapatan usahatani pertahun, maka usahatani

padi VUN menghasilkan keuntungan yang lebih menjanjikan.

Kondisi ini menunjukkan pentingnya dukungan pemerintah melalui

pemberian insentif bagi petani padi Pandanwangi, agar usahatani padi

Pandanwangi dapat terus berkembang.

4.3.2. Rantai Pasar dan Marjin Pemasaran

Lembaga pemasaran rantai pasokan beras pandawangi yang umum

terjadi di Kecamatan Warung Kondang-Cianjur (Gambar 11), yang juga

merupakan rantai pemasaran petani non mitra adalah :

a. Pedagang Pengumpul Tingkat Desa (PPTD) adalah orang yang

membeli gabah dari petani dalam bentuk MKP dan pembeliannya

dilakukan dengan sistem borongan (kemplang). Umumnya tidak

memiliki Huller, sehingga proses pengolahan gabah menjadi beras

dilakukan dengan menyewa Huller yang dimiliki oleh pedagang besar.

b. Pedagang Besar Daerah (PBD) adalah orang yang membeli

gabah/beras dari pihak pedagang pengumpul ataupun dari petani dalam

bentuk beras/GKP. Sebagian besar pedagang besar memiliki fasilitas

Huller dengan sarana dan prasarana lengkap ditunjang dengan mutu

mesin pabrik yang baik. Beras yang dibeli dari pedagang pengumpul

diolah kembali, terutama menyangkut proses pemutihan beras, proses

grading dan proses pengemasan ulang, sehingga mutu dan nilai

jualnya lebih tinggi dari sebelumnya. Sedangkan jika membeli dalam

bentuk gabah, diolah menjadi beras melalui penjemuran, penggilingan,

grading, sortasi, dan pengemasan. Hasil grading adalah menghasilkan

jenis kepala, super dan Jitay (menir beras atau pecahan dari beras

kepala).

c. Pedagang Besar Luar Daerah (Grosir). Adalah pedagang grosir di PIC,

Bogor, Bandung, dan Sukabumi. Mereka dikirimi langsung oleh PBD

Page 82: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

66

secara kontinu setiap minggu, dengan pembayaran dapat menggunakan

giro/bilyet, tunai, ataupun kredit. Beras dijual langsung kepada

konsumen atau melayani di tempat. PBLD, khususnya di PIC

menyalurkan beras kepada pedagang besar luar pulau seperti ke

Lampung.

d. Pedagang Pengecer. Pedagang yang langsung berhubungan dengan

konsumen, terdiri dari pedagang pengecer daerah dan pedagang

pengecer luar daerah. Pedagang tidak melakukan pengemasan ulang,

karena sudah dikemas dalam ukuran 5 kg, 10 kg, 20 kg/, 25 kg dan

50 kg.

Gambar 11. Rantai pemasaran beras di Kecamatan Warung Kondang

Lembaga dan fungsi pemasaran di Kecamatan Warung Kondang -

Cianjur terlihat pada Tabel 18. Berdasarkan tabel tersebut, setiap lembaga

pemasaran mempunyai fungsi pemasaran yang terbagi menjadi fungsi

pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas.

Tabel 18. Lembaga dan fungsi pemasaran

Petani

Pedagang

Pengumpul

Pedagang Besar

Daerah

Pedagang Besar

Luar Daerah

Pedagang

Pengecer Konsumen

Page 83: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

67

Lembaga

Pemasaran Fungsi Pemasaran Perlakuan

Petani Pertukaran

Fasilitas

Penjualan

Pembayaran

Pedagang

Pengumpul

Pertukaran

Fisik

Fasilitas

Penjualan, Pembelian

Pengolahan, Pengemasan,

Pengangkutan dan Penyimpanan

Informasi Harga dan Pasar

Sortasi, Pembayaran dan

Penanggungan Resiko

Pedagang Besar Pertukaran

Fisik

Fasilitas

Pembelian, Penjualan

Pengolahan, Pengemasan,

Pengangkutan dan Penyimpanan

Informasi Harga dan Pasar

Sortasi dan Grading,

Pembayaran dan Penanggungan

Resiko

Pedagang Besar

Luar Daerah

Pertukaran

Fisik

Fasilitas

Pembelian, Penjualan

Pengangkutan, Penyimpanan,

Informasi Harga dan Pasar

Pembayaran dan

Penanggungan Resiko

Pedagang Pengecer Pertukaran

Fisik

Fasilitas

Pembelian, Penjualan

Pengangkutan, Penyimpanan

Informasi Harga dan Pasar

Pembayaran dan Penanggungan

Resiko

Permasalahan strategis saat ini yang terdapat dalam pemasaran beras

Pandanwangi adalah mengenai kemurnian beras Pandanwangi itu sendiri.

Berdasarkan pengamatan dan uji lab oleh LPPM-IPB, rataan keaslian

beras Pandanwangi pada beras berlabel Pandanwangi yang dijual hanya

sekitar 24,7%, artinya sekitar 75,3% merupakan beras pencampur. Selain

itu tidak ada korelasi antara besarnya tingkat kemurnian dengan tingginya

harga jual beras Pandanwangi. Hal ini menandakan bahwa mahal tidaknya

beras Pandanwangi sangat ditentukan oleh motif bisnis untuk memperoleh

keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Berdasarkan pengamatan,

pencampuran beras Pandawangi mulai dilakukan sejak rantai pertama

pemasaran di lakukan yaitu ketika gabah hasil panen dari petani dibeli oleh

tengkulak.

Page 84: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

68

Dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat hingga di tangan

konsumen melibatkan beberapa pelaku rantai pasok/pasar, yaitu petani

selaku produsen gabah, Gapoktan selaku pengolah dan pemasar beras

kepala, CV Quasindo selaku pemasar beras Pandanwangi bersertifikat dan

super/hypermarket selaku pemasar yang bersentuhan langsung dengan

konsumen.

Untuk mengetahui proporsional atau tidaknya pembagian

keuntungan antara pihak-pihak yang bermitra dalan pengadaan beras

Pandanwangi bersertifikat, dilakukan analisis marjin pemasaran. Dari

Tabel 19, terlihat bahwa marjin keuntungan Gapoktan dan CV Quasindo

cukup proporsional, yaitu masing-masing 7% dan 6%. Demikian juga

halnya dengan marjin keuntungan yang diterima petani yaitu sebesar 7 %.

Marjin biaya yang ditanggung oleh pihak Gapoktan meliputi biaya

penanganan gabah, pengolahan gabah, pengemasan, penyimpanan dan

transportasi. Sedangkan marjin biaya yang ditanggung CV Quasindo

meliputi biaya transportasi, pengemasan, promosi, penyimpanan dan

bongkar muat. Dari perbandingan harga jual, terlihat bahwa posisi tawar

Gapoktan masih memadai, dimana Gapoktan menerima harga lebih dari 50

% dari harga jual di tingkat konsumen.

Page 85: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

69

Tabel 19. Marjin pemasaran beras Pandanwangi bersertifikat

No. Uraian Marjin pemasaran Pangsa

(Rp) (%)

1 Petani

Marjin biaya 1,946 12

Marjin keuntungan 1,054 7 Harga diterima 3,000 19

2 Gapoktan

Harga beli 3,000

Marjin biaya 4,851 30

Marjin keuntungan 1,149 7 Harga jual 9,000 56

3 Perusahaan mitra

Harga beli 9,000

Marjin biaya 2,775 17

Marjin keuntungan 1,025 6 Harga jual 12,800 80

4 Hyper/Super market

Harga beli 12,800

Marjin biaya & keuntungan 3,200 20%

Harga jual konsumen 16,000 100%

Setiap perlakuan dan transfer produk dari saluran satu ke saluran

lainnya dalam rantai pemasaran akan menghasilkan nilai tambah atau

marjin terhadap produk. Marjin timbul akibat adanya peningkatan nilai

atau manfaat produk dan biaya tambahan dalam pengelolaan, seperti biaya

proses, transpotasi, penanganan dan lain–lain. Rantai pemasaran beras

Pandanwangi bersertifikat dari produsen ke daerah pemasaran terlihat

cukup efisien karena besarnya marjin tataniaga yang tercipta di setiap

rantai pemasaran relatif sebanding dengan penambahan nilai produk baik

kualitas maupun atribut produk lainnya. Gapoktan menciptakan marjin

tertinggi (Rp. 6000) dari kegiatannya mengolah gabah menjadi beras

kepala dimana termasuk didalamnya marjin petani, sementara CV

Quasindo menciptakan marjin sebesar Rp. 3.800 dari kegiatan repacking

dan kelengkapan atribut kemasan beras. Sedangkan Super/Hypermarket

mendapat marjin yang lebih kecil sebanding dengan kecilnya nilai tambah

yang diciptakan.

Page 86: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

70

4.4 Evaluasi Pola Kemitraan yang diinginkan

Evaluasi bentuk kemitraan yang paling tepat atau yang diinginkan oleh

kedua pihak yang bermitra dimaksudkan sebagai bahan evaluasi bagi kedua

pihak dalam memperbaiki bentuk hubungan kemitraan yang telah dibangun.

Bentuk kemitraan yang dipilih oleh kedua pihak yang bermitra, sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kemitraan, pelaku

kemitraan dan tujuan kemitraan, sehingga pelaksanaan kemitraan tersebut

dapat lebih baik dan efisien. Dengan demikian, manajemen masing-masing

pihak yang bermitra dapat membandingkan pelaksanaan pola kemitraan yang

terjadi saat ini dengan pola kemitraan yang ideal untuk diterapkan sesuai

dengan tujuan kemitraan.

Pola kemitraan yang berlangsung saat ini adalah pola dagang umum,

dimana kerjasama hanya terjadi pada aspek pasar (jual beli beras) yang

dilegalisasi dengan kontrak kerjasama kedua pihak. Sedangkan pola kemitraan

alternatif yang ada saat ini, jika mengacu pada Pedoman Kemitraan Usaha

Agribisnis Direktorat Pengembangan Usaha, Departemen Pertanian (2002)

meliputi Pola Inti Plasma, Sub Kontrak, Dagang Umum, Keagenan dan

Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA).

4.4.1. Identifikasi Model

Untuk mengevaluasi pola kemitraan yang tepat dalam pengadaan

beras Pandanwangi bersertifikat, digunakan model AHP. Hasil

identifikasi model kemitraan yang tepat pada kemitraan pengadaan beras

Pandanwangi bersertifikat dapat dijelaskan pada Gambar 12.

Pada level pertama adalah focus, yaitu pemilihan pola kemitraan

antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV Quasindo. Pada level kedua

adalah faktor kunci yang merupakan factor-faktor utama yang

mempengaruhi dilaksanakannya kemitraan. Faktor-faktor tersebut adalah

manajemen, permodalan, aksesibilitas pasar dan penguasaan teknologi.

Pada level ketiga terdapat dua pelaku kemitraan, yaitu Gapoktan Citra

Sawargi dan CV Quasindo. Pada level keempat terdapat tujuan kemitraan,

antara lain peluang pasar, kontinuitas produk, efisiensi usaha,

pengembangan usaha dan kelangsungan usaha. Pada level kelima terdapat

Page 87: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

71

alternatif pilihan pola kemitraan yang ada, yaitu pola inti plasma, pola

dagang umum, pola keagenan, pola subkontrak dan pola kerjasama

operasional agribisnis.

Page 88: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

72

Gambar 12. Evaluasi bentuk kemitraan yang paling tepat

MENENTUKAN POLA KEMITRAAN YANG PALING TEPAT Fokus : Tema

(Level 1)

Faktor Kunci :

Peubah

(Level 2)

Pelaku

(Level 3)

Tujuan

(Level 4)

Alternatif

(Level 5)

Permodalan Aksesibilitas Pasar Manajemen

Penguasaan Teknologi

Produksi & Informasi

Gapoktan

CV Quasindo

Kontinuitas produk

Kelanjutan

Usaha

Peluang Pasar

Efisiensi

Usaha

Pengembangan Usaha

Inti Plasma

KOA Dagang Umum Subkontrak

Keagenan

Page 89: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

73

4.4.2 Hasil Pengolahan Vertikal

Berdasarkan hasil pengolahan pada level kedua terlihat bahwa

faktor kunci yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah faktor

permodalan (bobot 0.5236). Esensi kemitraan dalam ekonomi terletak

pada kontribusi bersama modal usaha masing – masing pihak yang

bermitra, baik berupa tenaga (labor) maupun benda (property), atau

keduanya untuk tujuan-tujuan ekonomi. Kontribusi bersama dalam

kemitraan harus berjalan seimbang, agar tujuan kemitraan sebagai upaya

bersama yang saling menguntungkan dapat tercapai.

Tabel 20. Pengolahan vertikal pada faktor kunci kemitraan (Level 2)

Faktor Kunci Bobot Prioritas

Manajemen 0,08519 3

Permodalan 0,52355 1

Akses Pasar 0,34584 2

Teknologi 0,04542 4

Rasio konsistensi (CR) = 0,06

Pada pengolahan level ketiga membahas sejauhmana kepentingan

pelaku kemitraan terhadap faktor-faktor kunci yang mempengaruhi

terbentuknya kemitraan. Sebagaimana di tunjukkan dalam Tabel 21,

ternyata Gapoktan merupakan pihak yang paling berkepentingan dalam

kemitraan ini (bobot 0,7960), khususnya dalam hal permodalan. Hal ini

wajar, mengingat Gapoktan Citra Sawargi merupakan kelembagaan

petani yang relatif baru terbentuk dan masih memiliki kelemahan dalam

banyak hal, khususnya permodalan. Sedangkan CV Quasindo selaku

perusahaan mitra memiliki tingkat kepentingan lebih rendah dalam

kemitraan ini, karena sebagai perusahaan yang telah lama eksis dalam

usaha perberasan, memiliki kemampuan besar, baik dalam permodalan,

aksesibilitas pasar, manajemen maupun penguasaan teknologi dan

informasi.

Page 90: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

74

Tabel 21. Pengolahan vertikal pada pelaku kemitraan pada level 3

Faktor Kunci Gapoktan CV Quasindo

Manajemen 0,0710 0,0142

Permodalan 0,4581 0,0654

Akses Pasar 0,2594 0,0865

Teknologi 0,0076 0,0378

Bobot 0,7960 0,2040

Prioritas 1 2

Rasio konsistensi (CR) = 0,00

Pengolahan pada level empat membahas mengenai tujuan

kemitaan terhadap masing-masing pelaku kemitraan. Hasil pengolahan

pada Tabel 22 menunjukkan bahwa tujuan kontinuitas produk

merupakan prioritas utama dengan bobot 0,3389 (0,0614 dari CV

Quasindo dan 0,2776 dari Gapoktan Citra Sawargi). Dari hasil

pengolahan tersebut, tujuan yang mendapatkan prioritas utama adalah

kontinuitas produk, yaitu bagaimana melalui kemitraan ini petani yang

tergabung dalam Gapoktan dapat terus memproduksi gabah/beras

Pandanwangi sebagai sumber usahanya, melalui bantuan kerjasama yang

berkelanjutan dengan perusahaan mitra sebagai penjamin harga dan

pasar.

Tabel 22. Pengolahan vertikal pada unsur tujuan kemitraan pada level 4

Peluang Kontinuitas Pengembangan Kelangsungan Efisiensi Pelaku

Pasar produk Usaha Usaha Usaha

CV Quasindo 0,07621 0,06137 0,00976 0,04625 0,02029

Gapoktan 0,07176 0,27756 0,04645 0,28674 0,10361

Bobot 0,14797 0,33893 0,05620 0,33299 0,12391

Prioritas 3 1 5 2 4

Rasio konsistensi (CR) = 0.10

Pada akhirnya, hasil pengolahan pada level kelima menunjukkan

bahwa Pola Inti Plasma merupakan pola kemitraan yang dirasakan

paling tepat untuk mencapai tujuan utama kemitraan dengan bobot

0,4669, dengan rincian 0,1648 tujuan kelangsungan usaha, 0,1519

tujuan kontinuitas produk, 0,0637 tujuan peluang pasar, 0,0629 tujuan

efisiensi usaha dan 0,0236 tujuan pengembangan usaha (Tabel 23).

Page 91: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

75

Dalam kemitraan dengan Pola Inti Plasma, maka petani yang

tergabung dalam Gapoktan sebagai plasma dan CV Quasindo sebagai

inti. Dalam kemitraan inti plasma ini, Petani/Gapoktan berkewajiban

memproduksi gabah/beras sesuai standar mutu yang disepakati bersama

dengan perusahaan inti. Perusahaan inti berkewajiban melakukan

bimbingan manajemen dan teknologi, serta penyertaan modal usaha

khususnya untuk kebutuhan saprodi (benih dan pupuk) dan memberikan

jaminan harga dan pasar.

Dipilihnya pola inti plasma untuk menggantikan pola dagang

umum sebagaimana berlaku saat ini, disebabkan Gapoktan sebagai

kelembagaan tani masih memiliki banyak kelemahan, khususnya dalam

hal permodalan usaha guna penguatan usaha Gapoktan. Kelemahan

dalam permodalan menimbulkan permasalahan-permasalahan serius

berikut :

a. Keterlambatan pembayaran kepada petani atas gabahnya, karena

selalu menunggu pembayaran dari CV Quasindo, maka

dikhawatirkan petani akan beralih ke para tengkulak/pedagang

pengumpul, sehingga akhirnya Gapoktan tidak dapat memenuhi

volume yang ditetapkan dalam kontrak.

b. Gapoktan mengalami kesulitan dalam mengatur pola tanam/panen

karena tidak adanya insentif yang dapat diberikan kepada petani,

khususnya dalam bentuk pelayanan saprodi. Jika hal ini dapat

dipenuhi, maka dapat diupayakan untuk adanya panen Pandanwangi

setiap bulan (bergiliran antar petani), sehingga biaya penyimpanan

gabah dapat ditekan dan mutu beras dapat ditingkatkan.

c. Ketidakmampuan Gapoktan menyediakan saprodi yang dibutuhkan

anggotanya akan menyulitkan Gapoktan dalam menjaga mutu dan

rendemen gabah, karena kedua faktor tersebut sangat tergantung dari

pemakaian saprodi yang sesuai anjuran. Rendahnya rendemen gabah

ke beras akan sangat mempengaruhi keuntungan unit usaha

pengolahan gabah – beras Gapoktan.

Page 92: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

76

d. Pemupukan modal usaha Gapoktan sangat lambat, karena hanya

mengandalkan unit usaha pengolahan gabah menjadi beras dan

berjalannya unit usaha saprodi akan mampu menghasilkan

keuntungan usaha bagi Gapoktan.

Pola dagang umum sebagaimana kemitraan yang terjadi saat ini

dianggap kurang mampu menjamin kontinuitas produk dari Gapoktan,

karena hanya memecahkan masalah pada aspek pasar. Maka dari itu pola

ini mendapatkan prioritas ketiga dengan bobot 0,1522.

Tabel 23. Pengolahan vertikal pada pola kemitraan pada Level 5

Alternatif inti-

plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

Peluang pasar 0,0637 0,0102 0,0264 0,0066 0,0410

Kontinuitas Produk 0,1519 0,0184 0,0610 0,0130 0,0946

Pengembangan Usaha 0,0236 0,0033 0,0103 0,0022 0,0168

Kelangsungan Usaha 0,1648 0,0157 0,0406 0,0104 0,1014

Efisiensi Usaha 0,0629 0,0050 0,0138 0,0047 0,0375

Bobot 0,4669 0,0526 0,1522 0,0370 0,2913

Prioritas 1 4 3 5 2

Rasio konsistensi (CR) = 0.1

Kendati Pola Inti Plasma dinilai sebagai pola kemitraan yang paling tepat

dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat, khususnya dengan tujuan

untuk meningkatkan saling ketergantungan kedua pihak yang bermitra agar

kontinuitas produk dan kelangsungan usaha tetap terjaga dan berjalan dengan

baik, namun perlu juga dipertimbangkan banyaknya pengalaman kegagalan

dalam kemitraan agribisnis dengan pola inti plasma sebagai akibat

ketergantungan yang terlalu tinggi terhadap perusahaan inti.

Sebagai contoh kemitraan agribisnis kentang Atlantik di Jawa Barat

(Saptana et al., 2006b) antara kelompok tani Marga Mulya sebagai plasma

dengan PT Indofood Fritolay Makmur sebagai perusahaan inti, timbul

permasalahan yang harus dihadapi petani plasma, antara lain : (1) pembatasan

produksi oleh perusahaan inti, (2) tingginya harga kontrak sarana produksi

atau saprodi (khususnya bibit), (3) sering terjadi keterlambatan penyaluran

saprodi khususnya bibit sehingga menimbulkan ketidakpastian tanam, (4)

Page 93: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

77

kelompok tani harus menanggung biaya penyimpanan jika terjadi kelebihan

produksi.

Kegagalan kemitraan Pola Inti Plasma juga banyak terjadi pada program

PIR (Plasma Inti Rakyat) Perkebunan, akibat terciptanya struktur pasar

monopolistik, yang mengharuskan petani plasma untuk menjual seluruh hasil

produksinya kepada perusahaan inti, sehingga memberi peluang bagi

perusahaan untuk menekan harga produk tersebut, terlebih jika ketergantungan

petani plasma terhadap perusahaan inti atas ketersediaan modal atau saprodi

sangat besar, yang menyebabkan posisi tawar petani semakin lemah.

Hasil penelitian Sarwanto (2004) menunjukkan bahwa pada pelaksanaan

kemitraan inti plasma ternak ayam ras pedaging di Kabupaten Karanganyar

dan Sukoharjo, perusahaan inti mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan

peternak plasma dalam pelaksanaan kemitraan. Hal ini tercermin dari faktor

input yang berasal dari peternak dinilai lebih rendah kontribusinya terhadap

produksi ternak ayam ras pedaging dibandingkan faktor input yang berasal

dari perusahaan inti.

Karenanya kemitraan inti plasma dengan implementasi berupa

peningkatan saling ketergantungan tidak hanya pada aspek pasar tapi juga

modal, teknologi dan informasi serta manajemen hanya merupakan tahap

transisi hingga tercipta gapoktan yang kuat dan mandiri.

4.5 Strategi Pengembangan Usaha Pengadaan Beras Pandanwangi

Bersertifikat

Dari hasil analisis AHP yang diperoleh dan wawancara mendalam tentang

faktor internal maupun eksternal pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat

dapat disusun alternatif strategi pengembangannya. Untuk itu, diperlukan

langkah – langkah berikut :

4.5.1. Identifikasi Faktor – Faktor yang berpengaruh

Kinerja kemitraan antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV

Quasindo dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal kemitraan terdiri dari

kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang

Page 94: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

78

dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan usaha pengadaan

beras Pandanwangi bersertifikat.

Mengacu pada Saputro et al (1996), faktor – faktor internal yang

mempengaruhi kinerja kemitraan meliputi :

a. Kekuatan

1) Keterkaitan usaha

Agar hubungan kemitraan dapat memberikan manfaat dan

nilai tambah, maka perlu ada keterkaitan usaha utama (core

business) antara kedua pihak. Adanya keterkaitan usaha dapat

menciptakan kondisi saling membutuhkan. Keterkaitan ini

merupakan modal utama untuk menciptakan saling ketergantungan

dan saling membutuhkan.

Faktor ini menjadi kekuatan, karena bidang usaha utama

perusahaan mitra dan bidang usaha utama petani mitra saling

melengkapi.

2) Keterpaduan operasi

Keterpaduan operasi dalam arti adanya koordinasi, kolaborasi

dan kerjasama yang baik antara petani dengan perusahaan mitra,

merupakan syarat pokok keberhasilan kemitraan. Untuk mencapai

suatu keterpaduan, diperlukan perencanaan yang matang, yang

dalam pelaksanaannya diperlukan keterbukaan, komunikasi yang

baik, pendekatan personal dan pengawasan.

Faktor ini menjadi kekuatan dalam kemitraan ini, hal ini

antara lain ditandai dengan selalu dipenuhinya persyaratan jenis

dan mutu produk yang dihasilan petani mitra sesuai dengan yang

dibutuhkan perusahaan mitra.

3) Intensitas hubungan

Intensitas hubungan antara petani (Gapoktan) dengan

perusahaan mitra sangat penting untuk menciptakan persamaan

persepsi dan keharmonisan hubungan yang dapat menumbuhkan

kepercayaan antar kedua pihak. Kondisi ini dapat dicapai melalui

Page 95: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

79

pembinaan, pemberian bantuan modal, pemberian bantuan saprodi

dan prasarana dari perusahaan mitra kepada para petani.

Kendati saat ini hubungan antara pihak yang bermitra hanya

terbatas pada aspek pasar (transaksi produk), namun intensitas

hubungan antara Direktur Utama CV Quasindo dengan petani

sangat kuat. CV Quasindo mampu membangun hubungan personal

melalui kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan. Salah satunya

adalah dengan memberikan penghargaan kepada petani mitra yang

berprestasi, yang dilakukan setiap musim panen. Hal ini mampu

menimbulkan kedekatan dan keterikatan khusus antara petani

dengan CV Quasindo. Karenanya faktor ini merupakan salah satu

kekuatan yang mempengaruhi kemitraan ini.

4) Keterikatan

Faktor-faktor di atas seringkali masih belum cukup untuk

menjamin kepastian dalam kemitraan. Oleh karena itu tetap

diperlukan suatu perjanjian formal oleh pihak-pihak terkait yang

mengikat secara hukum.

Dalam kemitraan pengadaan beras Pandanwangi, telah

diawali dengan kesepakatan kedua pihak yang dituangkan dalam

perjanjian tertulis (kontrak jual-beli), sehingga ada jaminan

kepastian hukum bagi kedua pihak yang bermitra. Perjanjian ini

juga memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak secara rinci,

sehingga dapat menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan bagi kedua

pihak. Dalam hal ini, faktor keterikatan menjadi kekuatan utama

kemitraan beras Pandanwangi bersertifikat.

b. Kelemahan

1) Saling ketergantungan

Manfaat kemitraan dapat diperoleh jika terdapat faktor saling

ketergantungan. Namun faktor ini saja tidak cukup, jika tidak

diikuti dengan adanya kekuatan yang saling melengkapi dari

masing-masing pihak yang bermitra. Dalam kondisi ini, diharapkan

Page 96: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

80

para pelaku dapat saling membagi keunggulan di bidang teknologi,

manajemen, permodalan ataupun akses pasar.

Dalam kemitraan ini, saling ketergantungan antara

perusahaan mitra dengan Gapoktan lemah, karena hanya dari aspek

pasar. Disamping itu, dilihat dari sisi petani Pandanwangi,

ketergantungan terhadap CV Quasindo lemah, karena petani dapat

dengan mudah menjual hasil panennya ke pihak lain, khususnya

tengkulak. Faktor ini menjadi salah satu kelemahan dalam

kemitraan ini.

2) Pembagian manfaat dan korbanan

Para pelaku kemitraan akan mengharapkan manfaat dari

kemitraan sesuai dengan beban dan risiko yang dihadapi.

Pembagian manfaat dan korbanan akan dirasakan adil, jika

manfaat, beban dan risiko yang dihadapi pihak-pihak yang bermitra

sebanding besarnya. Ketidakadilan akan menyebabkan salah satu

pihak merasa dirugikan dan diperdaya, sehingga dapat

menyebabkan rusaknya hubungan kemitraan.

Faktor ini menjadi salah satu kelemahan dalam kemitraan

beras Pandanwangi bersertifikat karena saat ini Gapoktan

merasakan keuntungan yang sangat tipis dari usahanya

menghasilkan beras Pandanwangi. Upaya Gapoktan untuk

mengusulkan kenaikan harga jual beras telah beberapa kali

dilakukan kepada CV Quasindo, namun hingga saat ini belum

disetujui.

3) Keterandalan dan kepercayaan

Faktor ini merupakan faktor internal yang paling penting

untuk menjamin kelangsungan hubungan kemitraan. Factor ini

dapat diciptakan oleh para pelaku kemitraan dengan menepati janji

dan mengikuti aturan. Kondisi saling mempercayai juga perlu

didukung oleh suatu kondisi keterbukaan dan jalannya mekanisme

kontrol. Kepercayaan dan keterandalan tidak saja menjadi

keharusan antara organisasi petani dengan perusahaan mitra, tetapi

Page 97: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

81

juga menjadi keharusan antar petani anggota dan antara petani

dengan pengurus organisasi (Gapoktan).

Dilihat dari hubungan antara Gapoktan dengan CV Quasindo,

kondisinya sangat baik dalam hal keterandalan dan kepercayaan.

Namun, internal Gapoktan, khususnya antara petani anggota dan

antara petani dengan pengurus, pada awal kemitraan berlangsung

sering muncul perselisihan khususnya terkait dengan penilaian

lapangan atas kualitas gabah petani oleh unit QC Gapoktan. Dalam

hal kepengurusan Gapoktan telah 3 kali mengalami perubahan

pengurus yang potensial menimbulkan konflik serius yang

mengancam kelangsungan hubungan kemitraan.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha

pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat melalui wadah kemitraan

dapat dikelompokkan sebagai faktor peluang dan ancaman. Masing-

masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Peluang

1) Pangsa Pasar

Pangsa pasar beras pada wilayah tertentu dapat dilihat dari

jumlah penduduk dan rataan konsumsi per kapita. Seiring dengan

laju pertumbuhan penduduk rataan 1,21% per tahun maka

permintaan beras nasional akan cenderung bertambah dari tahun ke

tahun. Pangsa pasar beras nasional saat ini sepenuhnya dikuasai

oleh beras produksi dalam negeri, dengan klasifikasi mutu tinggi,

sedang dan rendah. Pangsa pasar beras bermutu tinggi khususnya

jenis beras wangi seperti beras Pandanwangi (sebelum tahun

2004) sebagian besar dikuasai oleh beras impor, yaitu jenis Thai

Hom Mali. Kebutuhan akan jenis tersebut menurut Dirjen PPHP

(2006) mencapai 75.000 ton per tahun (dilihat dari angka

pengajuan dispensasi impor beras wangi tahun 2005).

Memperhatikan kondisi tersebut, maka pangsa pasar beras

Pandanwangi akan cenderung meningkat.

Page 98: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

82

2) Trend Tuntutan Konsumen

Pola konsumsi beras di Indonesia secara perlahan, tetapi

pasti mengalami perubahan sejalan dengan makin meningkatnya

pendapatan, pendidikan dan mudahnya akses informasi.

Konsumen beras saat ini semakin mementingkan mutu dan melihat

beras tidak hanya sebagai komoditas melainkan sebagai suatu

produk dengan kriteria tertentu. Hal ini terjadi khususnya pada

konsumen yang memiliki tingkat pendidikan dan kemampuan

ekonomi yang cukup, dan biasanya dijumpai di kota-kota besar

(Sutrisno, 2006). Kondisi ini didukung juga dengan pesatnya laju

pertumbuhan pasar modern. Menurut Nielsen (2005), selama

periode 1980-2003, pasar tradisional hanya tumbuh 5%/tahun,

minimarket tumbuh 15%/tahun, supermarket tumbuh 7%/tahun dan

hypermarket tumbuh 25%/tahun. Kecenderungan tersebut

menunjukkan adanya perubahan perilaku konsumen dan pilihan

masyarakat dalam berbelanja. Kegiatan belanja tidak hanya untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga sebagai kegiatan

rekreasi bagi keluarga.

Atribut-atribut yang mencirikan preferensi konsumen dari

yang semula hanya jenis, kenyamanan dan harga telah berkembang

dengan tambahan atribut lain yang lebih rinci seperti kemasan,

mutu, kandungan nutrisi, keamanan pangan dan aspek lingkungan

atau organik (Sutrisno, 2006). Kecenderungan preferensi

konsumen tersebut merupakan peluang bagi beras Pandanwangi

bersertifikat dengan merek Xiang Mi produksi CV Quasindo,

karena telah mampu memenuhi atribut – atribut yang dikehendaki

konsumen.

3) Pasar Ekspor

Peluang ekspor beras Pandanwangi sangat baik, mengingat

karakteristiknya yang harum dan pulen, sehingga sangat diminati

Page 99: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

83

konsumen segmen pasar menengah ke atas. Demand beras

internasional atas beras-beras aromatik cukup tinggi, dan selama

ini hanya dapat dipenuhi dari Thailand, yaitu khususnya jenis beras

Thai Hom Mali. Beras aromatik, khususnya diminati konsumen di

Asia, khususnya Thailand, Vietnam, China, Singapura dan

Malaysia.

4) Proteksi Impor

Salah satu kebijakan strategis yang telah memberikan

implikasi nilai politis positif khususnya bagi petani produsen padi,

yaitu kebijakan ketentuan impor beras (Kepmen Perindag No

9/MPP/Kep/1/2004 dan perubahannnya). Kebijakan ketentuan

impor beras berupa larangan impor beras telah diimplementasikan

sejak 21 Januari 2004 dan terus mengalami perpanjangan hingga

saat ini, mengingat dampak positif kebijakan tersebut, khususnya

dilihat dari perkembangan harga gabah yang cukup baik,

perdagangan beras antar wilayah/pulau yang semakin dinamis dan

harga beras dalam negeri yang cukup stabil, sehingga mampu

memotivasi petani meningkatkan produksi padinya.

Kebijakan ini juga telah membuka peluang bagi pelaku

agribisnis beras di dalam negeri khususnya untuk memproduksi

beras bermutu tinggi guna mensubstitusi jenis beras serupa yang

selama ini dipenuhi melalui impor.

b. Ancaman

1) Promosi sertifikasi beras berlabel

Cikal bakal kemitraan antara Gapoktan Citra Sawargi dengan

CV Quasindo dalam pengadaan beras Pandanwangi adalah adanya

Program Sertifikasi Beras berlabel, khususnya beras Pandanwangi

oleh Departemen Pertanian, yang salah satu keluarannya adalah

sertifikasi jaminan kemurnian varietas yang dikeluarkan oleh

Departemen Pertanian. Adanya logo sertifikasi pada kemasan

beras Pandanwangi bermerek Xiang Mi ini diharapkan akan

Page 100: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

84

mampu memberikan nilai jual tersendiri khususnya bagi segmen

konsumen kelas atas yang biasanya menuntut atribut produk

secara lebih lengkap mulai dari jenis varietas, mutu produk, warna,

rasa, kepulenan, kandungan nutrisi, keamanan pangan, kemasan

yang menarik, hingga aspek lingkungan (Sutrisno, 2006).

Mengingat pentingnya atribut kemurnian varietas, khususnya

dalam perdagangan beras pada segmen konsumen kelas atas, maka

sangat penting bagi Pemerintah (Departemen Pertanian) untuk

mempromosikan dan mensosialisasikan makna dari logo sertifikasi

pada kemasan beras tersebut. Namun hingga saat ini dirasakan

kegiatan promosi dan sosialisasi tersebut masih sangat kurang

bahkan seperti terhenti, sejalan dengan telah berakhirnya proyek

pemerintah dalam program sertifikasi beras berlabel pada akhir

Tahun Anggaran 2007.

Jika hal ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan sangat

mengancam laju penjualan beras Pandanwangi bersertifikat,

sehingga kelanjutan kemitraan punakan terancam.

2) Tataniaga Tradisional

Petani padi Pandanwangi di wilayah Warung Kondang –

Cianjur selama ini telah terbiasa menjual gabahnya kepada pelaku

tataniaga tradisional (tengkulak/pedagang pengumpul desa/

kecamatan). Hadirnya CV Quasindo yang menawarkan kemitraan

kepada petani khususnya dalam aspek pasar akan memberikan

alternatif pasar baru bagi petani dan sekaligus ancaman bagi para

pelaku tataniaga tradisional. Karena hal tersebut, maka pada awal

kemitraan berlangsung sempat terjadi ketegangan antara pengurus

Gapoktan dengan para tengkulak.

Kendati harga yang ditawarkan melalui program kemitraan

ini relatif lebih tinggi dibandingkan harga yang ditawarkan

tengkulak dan bahkan mampu menjadi harga acuan di wilayah

Warung Kondang, namun petani umumnya masih memiliki ikatan

Page 101: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

85

dengan para tengkulak, yang mampu memberikan fasilitas

pinjaman bagi petani, sehingga hal ini potensial menjadi ancaman

dalam kemitraan ini.

3) Produk pesaing

Beras yang diperdagangkan di pasar modern lebih seragam

dibandingkan di pasaram umum, baik dari segi jenis maupun mutu.

Jenis beras yang paling banyak beredar adalah Pandanwangi dan

Setra Ramos (Sutrisno, 2006). Jenis beras tersebut mayoritas dijual

dengan mutu super dan kepala dan hanya sebagian kecil bermutu

biasa. Hal ini terkait erat dengan target pelanggan yang belanja di

supermarket yaitu masyarakat menengah-atas.

Beras bermerek Pandanwangi tersebut dikemas khusus

dengan plastik PP (Poly Propilen) dengan desain dan warna yang

sangat menarik serta informasi produk yang memadai.

Berdasarkan penelitian Sutrisno (2006), peta persaingan beras

Merek Varietas Pandanwangi di Supermarket Jabotabek sangat

kompetitif khususnya pada kuadran dua yang menjadi pusat

persaingan beras varietas Pandanwangi di supermarket yaitu beras

dengan kualitas baik namun dengan harga yang relatif rendah.

4) Law enforcement

Beras dalam kemasan berlabel yang diperdagangkan belum

sepenuhnya menunjukkan mutu beras yang diinginkan konsumen.

Demikian pula label yang tertera dalam kemasan pada umumnya

tidak sesuai dengan identitas sesungguhnya dari beras yang

dikemas. Hasil pengamatan dan uji laboratorium oleh IPB tahun

2006 menunjukkan bahwa rataan keaslian beras Pandanwangi ‘asli’

pada beras berlabel Pandan-wangi yang dijual adalah 24,7 %,

artinya 75,3 % merupakan beras pencampur (bukan Pandanwangi).

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada korelasi

antara besarnya tingkat kemurnian dengan tingginya harga jual

beras berlabel Pandanwangi.

Page 102: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

86

Beras yang beredar di masyarakat umunya belum taat

ketentuan tentang pencantuman label dan ketentuan lainnya.

Peraturan terkait hal tersebut sebenarnya sudah ada namun

implemetasinya masih lemah. Berdasarkan Undang-Undang No. 7

tahun 2000 tentang pangan, mengingat Undang-Undang No 8

tahun 1999 tentang perlindungan konsumen yang dijabarkan dalam

Peraturan Pemerintah No 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan

Pangan, telah dijelaskan hal-hal yang harus diatur dalam label

pangan, untuk komoditi beras minimal salah satunya mencantum-

kan pada bagian utama label ‘nama produk beras serta

bahan/komposisi jenis beras atau komposisi gizi’. Keterangan

tentang bahan/komposisi jenis yang secara fisik dapat ditandai

seperti asal varietas/jenis gabahnya sebagai contoh Pandanwangi

100% atau Ciherang 40% dan IR 64 sejumlah 60% dan sebagainya.

Lemahnya penegakan hukum/peraturan yang ada akan

menyebabkan ketiadaan jaminan perlindungan bagi produsen/

pelaku bisnis beras agar dapat memperoleh jaminan kepercayaan

produknya sehingga dapat bersaing dengan sehat dan disisi

pelanggan/konsumen dapat membelanjakan uangnya secara tepat

dan memuaskan.

4.5.2. Matriks IFAS

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal yang

telah dikemukakan, serta mengacu pada kuesioner yang telah diisi oleh

Direktur Utama CV Quasindo dan Ketua Gapoktan Citra Sawargi

selaku pakar, sekaligus pihak yang memiliki kapasitas sebagai

pengambil keputusan dalam kemitraan ini, maka dengan metode

perbandingan berpasangan (paired comparison) dihasilkan bobot dan

peringkat dari masing-masing faktor internal yang mempengaruhi

kinerja kemitraan.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 24, terlihat bahwa

faktor keterikatan merupakan faktor kekuatan yang paling berpengaruh

Page 103: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

87

dalam menentukan kinerja kemitraan. Sedangkan faktor saling

ketergantungan menempati ranking pertama sebagai faktor kelemahan

yang paling berpengaruh terhadap kinerja kemitraan.

Tabel 24 . Faktor strategik internal kemitraan usaha

Faktor penentu Bobot Rating Skor Ranking

(a) (b) (c=axb) (d)

A. Kekuatan

Keterkaitan usaha 0,132 4,0 0,528 2

keterpaduan operasi 0,151 3,0 0,453 3

Intensitas hubungan 0,126 3,0 0,377 4

Keterikatan 0,157 3,5 0,550 1

Jumlah (A) 0,566 1,909

B. Kelemahan

Saling ketergantungan 0,138 2,5 0,346 1

Manfaat dan korbanan 0,138 2 0,277 2

keterandalan dan kepercayaan 0,157 1,5 0,236 3

Jumlah (B) 0,434 0,859

Total (A + B) 1,000 2,767

4.5.3. Matriks EFAS

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal, baik

berupa peluang maupun ancaman yang mempengaruhi usaha

pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat, dilanjutkan dengan

pemberian bobot dan rating (Tabel 25). Berdasarkan hasil

perhitungan, terlihat bahwa permberlakuan proteksi impor beras

memberikan peluang utama bagi berkembangnya usaha-usaha

perberasan di dalam negeri untuk merebut pangsa pasar beras lokal

yang selama ini dikuasai beras impor disamping itu, trend tuntutan/

preferensi konsumen atas beras bermutu tinggi seperti beras

Pandanwangi merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan bagi

Page 104: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

88

kelanjutan pengembangan usaha ini. Bobot kedua faktor tersebut

masing–masing 0,550 untuk kebijakan proteksi impor dan 0,424 untuk

trend tuntutan konsumen.

Di sisi lain, lemahnya promosi dan sosialisasi program sertifikasi

beras (jaminan kemurnian varietas) oleh pemerintah, serta law

enforcement yang lemah dalam implementasi ketentuan hukum terkait

pelabelan beras menjadi dua faktor utama yang menjadi ancaman

serius bagi kelangsungan pengembangan usaha beras Pandanwangi

bersertifikat dengan bobot masing-masing 0,682 dan 0,499.

Tabel 25. Faktor strategik eksternal kemitraan usaha

Bobot Rating Skor Ranking Faktor penentu

(a) (b) (c=axb) (d)

A. Peluang

Pangsa pasar 0,134 2,5 0,334 3

Trend Tuntutan konsumen 0,106 4,0 0,424 2

Pasar ekspor 0,133 2,0 0,267 4

Proteksi impor 0,171 3,5 0,597 1

Jumlah (A) 0,544 1,622

B. Ancaman

Promosi sertifikasi lemah 0,171 4 0,682 1

Tataniaga tradisional 0,065 2 0,129 4

Produk competitor 0,078 2,5 0,196 3

Law enforcement rendah 0,143 3,5 0,499 2

Jumlah (B) 0,456 1,507

Total (A + B) 1,000 3,129

4.5.4. Matriks IE

Dari hasil evaluasi dan analisis terhadap faktor internal dan

eksternal, selanjutnya dilakukan penggabungan yang menghasil-kan

Matriks IE, sehingga dapat diketahui posisi hubungan kemitraan yang

berlangsung dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat,

sebagai dasar pemilihan strategi bagi pengembangan usaha.

Page 105: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

89

Dengan total nilai faktor strategik internal 2,767, maka

hubungan kemitraan memiliki faktor internal yang tergolong sedang

atau rataan dalam melakukan usaha pengadaan beras Pandanwangi

bersertifkat melalui wadah kemitraan. Total nilai faktor strategik

eksternal 3,129 memperlihatkan respon yang diberikan oleh hubungan

kemitraan terhadap lingkungan eksternal tergolong tinggi.

Apabila masing-masing total skor dari faktor strategis internal

maupun eksternal dipetakan dalam matriks, maka posisi hubungan

kemitraan saat ini berada pada kuadran/sel kedua (Tabel 26), yang

berarti strategi yang perlu diterapkan melalui wadah kemitraan ini

adalah strategi pertumbuhan. Strategi ini didesain untuk mencapai

pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, laba atau kombinasi dari

ketiganya.

Pada sel ini, strategi pertumbuhan dimaksud dapat dilakukan

melalui konsentrasi integrasi horizontal, baik secara internal melalui

sumber dayanya sendiri atau secara eksternal dengan memanfaatkan

sumber daya dari luar. Strategi ini pada intinya adalah suatu kegiatan

untuk memperluas usaha dengan cara perluasan dilokasi lain dan

meningkatkan jenis dan mutu produk dan jasa. Tujuan utamanya

adalah meningkatkan penjualan dan profit, dengan cara memanfaatkan

keuntungan economic of scale baik di produksi maupun pemasaran.

Tabel 26. Matriks IE

TOTAL SKOR IFAS

4.0 Tinggi 3.0 Rataan 2.0 Lemah 1.0

Tinggi

3.0

1

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi vertikal

2

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

3

RETRENCHMENT

Turnaround

Sedang

2.0

4

STABILITY

Hati – hati

5

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

STABILITY

Tak ada perubahan

profil strategi

6

RETRENCHMENT

Captive Company atau

Divestment

TOTAL

SKOR

EFAS

Rendah

1.0

7

GROWTH

Diversifikasi

konsentrik

8

GROWTH

Diversifikasi

Konglomerat

9

RETRENCHMENT

Bangkrut atau

Likuidasi

Page 106: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

90

4.5.5. Analisis Matriks SWOT

Penajaman alternatif strategi pengembangan usaha pengadaan

beras Pandanwangi bersertifikat melalui pola kemitraan dapat

dirumuskan berdasarkan analisis Matriks SWOT. Penyusunan

formulasi strategi dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan. Hasil formulasi

dikelompokkan menjadi empat kelompok formulasi strategi yang

terdiri dari strategi Kekuatan – Peluang (S – O), strategi Kekuatan –

Ancaman (S – T), stratei Kelemahan – Peluang (W – O) dan strategi

Kelemahan – Ancaman (W – T), seperti yang dimuat pada Tabel 27.

Tabel 27. Matriks SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

STRENGTH – (S) S1. Keterikatan S2. Keterkaitan usaha S3. Keterpaduan operasi S4. Intensitas hubungan

WEAKNESSES – (W) W1. Saling ketergantungan W2. Manfaat dan korbanan W3. Keterandalan dan kepercayaan

OPPORTUNITIES – (O) O1. Trend tuntutan konsumen O2. Proteksi impor O3. Pangsa pasar O4. Pasar ekspor

STRATEGI S – O 1. Memperluas wilayah

pemasaran (S1,S2,S3,S4 : O1,O2,O3)

2. Meningkatkan promosi (S1,S2,S3,S4 : O2,O3,O4)

3. Pengembangan lokal dan internasional brand (S1,S2 : O1,O3,O4)

STRATEGI W – O 1. Memperkuat kemitraan

(W1,W2,W3 :O1,O3,O4) 2. Meningkatkan efisiensi usaha

(W1,W2 : O3, O4) 3. Difersifikasi pasar

(W1:O1,O3)

THREATS – (T) T1. Promosi sertifikasi lemah T2. Law enforcement rendah T3. Produk kompetitor T4. Tataniaga tradisional

STRATEGI S – T 1. Meningkatkan penyerapan

bahan baku (S1,S3 :T3,T4) 2. Meningkatkan brand image

atau image building (S1,S3 :T1,T2,T3)

3. Diferensiasi produk berorientasi mutu (S1,S2,S3 :T2,T3,T4)

STRATEGI W – T 1. Mempertahankan harga jual

(W1,W2 :T3) 2. Aktif mengupayakan

dukungan pemerintah (W1 :T1,T2)

3. Implementasi jaminan mutu (W1,W2,W3 :T1,T2,T3)

4. Penguatan kelembagaan (W1,W2,W3 :T1,T3,T4)

Page 107: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

91

a. Strategi S – O

Strategi S – O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang yang ada, dengan alternatif strategi berikut :

1) Memperluas wilayah pemasaran

Saat ini, beras Pandanwangi bersertifikat merek Xiang Mi hanya

dipasarkan di super/hypermarket dan special outlet di wilayah Jakarta,

antara lain : Carefour, Giant, Hero, Total All Fresh, Kemchick, Sogo,

Ranchmarket dan lain-lain. Mengingat segmen pasar beras Xiang Mi

ini adalah konsumen tingkat atas yang keberadaannya tersebar di kota-

kota besar, maka perluasan wilayah pemasaran ke wilayah Botabek

dan kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Surabaya, Semarang,

serta Bandung sangat potensial dan prospektif. Terlebih lagi, CV

Quasindo telah memiliki jalur pemasaran hampir keseluruh kota besar

di Indonesia, sebagai distributor beras kesehatan (beras Taj Mahal).

Untuk efisiensi biaya pemasaran, Perusahaan dapat

memanfaatkan agen beras Taj Mahal sebagai distributor beras Xiang

Mi pada daerah-daerah yang mempunyai potensi pasar yang besar.

2) Meningkatkan promosi

Beras Xiang Mi saat ini merupakan satu–satunya jenis beras

Pandanwangi yang telah mendapatkan sertifikasi jaminan kemurnian

varietas dari pemerintah. Logo Sertifikasi tersebut melengkapi atribut

produk beras yang umum digunakan selama ini untuk memenuhi

kebutuhan informasi konsumen tingkat atas, terkait dengan jaminan

mutu beras.

Beras Xiang Mi dapat dikatakan sebagai ‘pionir’ untuk beras

jenis Pandanwangi sejenis, karena telah dilengkapi dengan sertifikat

Page 108: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

92

jaminan kemurnian varietas, sehingga menjamin kandungan beras

Pandanwanginya sebesar 100%.

Sebagai pionir, biasanya akan mendapatkan banyak keuntungan,

antara lain (Irawan, 2002) :

i. Merek produk akan mempunyai reputasi baik. Reputasi sebagai

pionir biasanya menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan

oleh konsumen untuk suatu merek

ii. Pionir biasanya diuntungkan, karena dapat mengembangkan

loyalitas, yaitu masuk terlebih dahulu, sehingga mempunyai waktu

yang cukup untuk mendidik konsumen yang sudah mencoba dan

menumbuhkan keyakinan konsumen atas mutu produk ini.

Merek pionir bukanlah selalu merek yang benar-benar pertama di

pasar, karena merek yang mendapatkan keuntungan besar sebagai

pionir adalah merek yang dipersepsikan sebagai pertama oleh

konsumen. Karena itu, jika beras Pandanwangi bersertifikat ingin

memperoleh seluruh keuntungan sebagai pionir, maka merek Xiang Mi

harus menjadi yang pertama di pasaran dan dalam benak konsumen

(top of mind), maka perlu upaya keras untuk mengkomunikasikan

dengan baik kepada konsumen bahwa merek Xiang Mi merupakan

beras pertama yang mengandung 100 % asli beras Pandanwangi,

melalui promosi dan periklanan (advertising).

3) Pengembangan lokal dan internasional brand

Penggunaan merek Xiang Mi yang berarti beras wangi memberi

kesan bahwa beras dimaksud merupakan beras impor. Karenanya bagi

konsumen lokal yang menginginkan beras pandanwangi ’asli’ akan ada

kecenderungan meragukan bahwa beras merek Xiang Mi berisi beras

Pandanwangi asli dari Cianjur. Karenanya, perlu dikembangkan merek

lokal yang lebih mencerminkan keaslian beras pandanwangi tersebut.

Penggunaan brand Internasional seperti merek Xiang Mi sangat

prospektif digunakan untuk menarik konsumen lokal menengah atas

etnis China sesuai dengan pilihan bahasa yang digunakan untuk merek.

Page 109: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

93

Disamping itu, brand internasional juga prospektif digunakan untuk

menembus pasar ekspor mengingat peluang ekspor juga cukup besar.

b. Strategi W – O

Strategi W – O adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang yang ada, dengan alternatif strategi berikut:

1) Memperkuat kemitraan

Penguatan hubungan kemitraan yang dimaksud adalah

meningkatkan saling ketergantungan antara pihak yang bermitra

melalui pengembangan aspek kemitraan yang semula hanya mencakup

aspek pasar, maka diharapkan berkembang untuk aspek lainnya,

seperti modal, teknologi dan manajemen. Hal ini penting diperhatikan

oleh Perusahaan Mitra (CV Quasindo) selaku pihak yang lebih

menguasai ketiga aspek tersebut, guna mempertahankan hubungan

kemitraan.

2) Meningkatkan efisiensi usaha

Efisiensi usaha dimaksudkan adalah efisiensi biaya produksi

beras Pandanwangi bersertifikat. Biaya produksi beras Pandanwangi

oleh Gapoktan dapat ditekan, melalui peningkatan rendemen beras.

Hal ini dapat dilakukan dengan revitalisasi RMU sebagai salah satu

unit usaha Gapoktan serta penyediaan saprodi (benih dan pupuk).

Penguatan unit-unit usaha Gapoktan, khususnya unit saprodi dan

pengolahan diharapkan dapat terlaksana melalui bantuan perusahaan

mitra (CV Quasindo) maupun pemerintah (pusat dan daerah).

Dari sisi perusahaan mitra, efesiensi biaya dapat dilakukan

dengan menekan biaya penanganan, biaya pengawasan dan biaya

transportasi, yaitu dengan memindahkan seluruh proses produksi di

perusahaan mitra (tahapan repacking dari 50 kg menjadi 5 kg). Biaya

pengawasan mutu juga menjadi lebih ringan dan biaya transportasi

juga dapat ditekan.

Page 110: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

94

Keuntungan yang diperoleh dari hasil efisiensi biaya, bagi

Gapoktan dapat digunakan sebagai dana untuk memupuk modal

usahanya sedangkan bagi CV Quasindo, dapat dialihkan untuk

meningkatkan promosi dan advertising yang merupakan unit biaya

tertinggi saat ini.

3) Diversifikasi pasar

Atas dasar perbedaan konsumen dalam hal pendapatan,

pendidikan dan permintaan terhadap atribut produk beras, maka

segmentasi pasar harus dibedakan secara jelas. Segmentasi konsumen

beras terdiri dari konsumen beras dengan pendapatan atas, menengah

dan bawah, dimana setiap produk beras untuk target masing-masing

segmen memiliki atribut tertentu sesuai dengan kehendak konsumen.

Mengacu pada Sutrisno (2006), peta persaingan tertinggi untuk beras

dengan merek varietas Pandanwangi di supermarket ada pada kuadran

II, yaitu beras dengan kualitas baik namun harga yang relative rendah.

Pada kuadran II tersebut dipenuhi oleh konsumen tingkat menengah.

Persaingan yang tinggi pada kuadran tersebut menandakan pangsa

pasar yang tinggi untuk jenis beras dimaksud. Karenanya CV

Quasindo maupun Gapoktan Citra Sawargi perlu melakukan

diversifikasi pasar untuk meraih pangsa pasar konsumen tingkat

menengah.

c. Strategi S – T

Strategi S – T adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman, dengan alternatif strategi adalah :

1) Meningkatkan penyerapan bahan baku

Pengolah padi/beras akan menghadapi dua persaingan penting,

yaitu persaingan dalam memperoleh bahan baku industri dan

persaingan dalam memperoleh konsumen. Persaingan terberat adalah

dalam memperoleh bahan baku industri yang disebabkan oleh

keterbatasan produksi dan fluktuasi harga bahan baku (Sutrisno, 2006).

Demikian juga halnya dengan beras Pandanwangi. Sejak

digulirkannya program sertifikasi beras oleh Departemen Pertanian,

Page 111: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

95

perlahan masyarakat mulai menyadari bahwa beras Pandanwangi yang

umum beredar di pasaran adalah tidak murni Pandanwangi, sehingga

masyarakat mulai dapat membedakan beras Pandanwangi asli dan

palsu melalui edukasi oleh Pemerintah dengan berbagai pemberitaan di

TV.

Kondisi ini mendorong pengusaha/pedagang beras dikota-kota

besar untuk terjun langsung ke lokasi sentra Pandanwangi guna

mendapatkan beras/gabah Pandanwangi asli. Salah satu perusahaan

dengan skala cukup besar, yaitu PT Teja Tani Makmur (milik

Probosutejo) bahkan terjun langsung menyewa lahan petani di lokasi

sentra Pandanwangi.

Dengan kondisi persaingan di atas, maka CV Quasindo perlu

meningkatkan penyerapan bahan baku untuk mengamankan posisinya

sebagai pengusaha beras Pandanwangi dan guna lebih menunjukkan

eksistensinya di lokasi sentra Pandanwangi.

2) Meningkatkan brand image

Beras Xiang Mi telah dikemas dengan baik dan dilengkapi atribut

terkait dengan jenis dan mutu beras serta kandungan nutrisi

sebagaimana tuntutan konsumen atas beras dalam kemasan berlabel.

Guna penguatan dan pemantapan beras Xiang Mi sebagai beras

bermutu, maka perlu diterapkan langkah-langkah yang mampu

memberikan sinyal komitmen terhadap mutu produk sekaligus upaya

memberikan garansi kepuasan pelanggan, diantaranya melalui

moneyback guarantee, layanan akses hot line/toll-free untuk

memberikan kemudahan bagi konsumen yang akan memberikan

komentar atau komplain.

3) Diferensiasi produk berorientasi mutu

Beras merek Xiang Mi saat ini hanya ditujukan untuk konsumen

kelas atas yang menuntut keberadaan atribut produk secara lengkap

dan factor harga tidak menjadi bahan pertimbangan. Beras Xiang Mi

merupakan jenis beras kepala, padahal dengan kondisi penggilingan

padi milik Gapoktan Citra Sawargi yang relatif tua dan sederhana,

Page 112: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

96

kadar beras pecah yang dihasilkan cukup tinggi, karenanya sangat

memungkinkan untuk melakukan diferensiasi produk berdasarkan

kondisi mutu fisik beras (kadar pecah).

d. Strategi W – T

Strategi W – T adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman, dengan alternatif strategi berikut :

1) Mempertahankan harga jual

Beras Xiang Mi saat ini diperjualbelikan dengan harga yang

tinggi, yaitu Rp.18.000 per kg. Dengan tingkat harga tersebut, maka

Beras Xiang Mi berada pada segmen pasar sangat khusus yang

dipersepsikan kecil, sehingga tidak banyak pesaing yang tertarik untuk

masuk dalam segmen ini. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian

Sutrisno (2006), yang menunjukkan bahwa pada peta persaingan beras

Pandanwangi di Supermarket Jabotabek, untuk merek Pandanwangi di

kuadran pertama (mutu baik dan harga mahal), pangsa pasarnya hanya

diperebutkan oleh 3 merek. Sedangkan pusat persaingan varietas

Pandanwangi terjadi di kuadran II, yaitu beras dengan mutu baik

namun dengan harga yang relatif rendah.

Strategi mempertahankan harga jual merupakan salah satu cara

untuk pembentukan citra (image building) untuk menuju pengokohan

posisi pasar (position strengthening) sebagai beras dengan jaminan

mutu. Kendati membutuhkan waktu, namun dengan edukasi yang

terus berjalan kepada masyarakat, diharapkan konsumen akan

memahami bahwa beras bila asli varietasnya pasti jauh lebih mahal.

Disamping itu, kemasan beras Xiang Mi yang mewah jelas

difokuskan untuk mampu menarik pelanggan menengah ke atas yang

bersifat Price Oriented, yaitu pelanggan yang memilih harga lebih

mahal karena percaya produk tersebut lebih baik dan lebih bergengsi.

2) Aktif mengupayakan dukungan pemerintah

Ancaman utama dalam usaha pengadaan beras Pandanwangi

bersertifikat adalah lemahnya promosi/sosialisasi program sertifikasi

jaminan kemurnian varietas, rendahnya implementasi dan penegakan

Page 113: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

97

hukum terkait aturan tentang pelabelan. Mengingat kedua faktor

tersebut merupakan tanggungjawab pemerintah, maka CV Quasindo

perlu aktif mendorong pemerintah agar peduli terhadap kedua hal

tersebut. Dukungan pemerintah juga dibutuhkan dalam mengatasi

permasalahan internal dalam kemitraan ini. Untuk itu, perlu aktif

diusulkan dukungan pemerintah, khususnya dalam menfasilitasi tenaga

pendamping di lapangan dan alokasi dana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD) bagi penguatan kelembagaan Gapoktan.

3) Meningkatkan penerapan jaminan mutu

Kunci sukses beras Xiang Mi adalah orientasi yang kuat terhadap

upaya mempertahankan mutu produk. Mengingat rantai pasok beras

Pandanwangi tersebut melibatkan dua pihak yang bermitra, maka

penerapan jaminan mutu wajib dilakukan secara konsisten oleh kedua

pihak mulai dari proses produksi dan dipertahankan, ditingkatkan

dalam proses panen dan pasca panennya, serta dikuatkan dengan

sertifikasi pelabelan untuk memberikan keyakinan bagi konsumen

dalam menentukan pilihan atas beras bermutu sesuai dengan

varietasnya. Penerapan dilakukan dengan berpedoman pada standard

operating procedures atau SOP (berdasarkan Metode GAP) yang telah

disusun oleh Lembaga Sertifikasi Beras.

4) Penguatan kelembagaan

Dalam pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat melalui

kemitraan, ada dua kelembagaan yang masih memerlukan dukungan

dalam berbagai aspek, khususnya manajemen, teknologi dan

permodalan yaitu kelembagaan tani (Gapoktan Citra Sawargi) dan

lembaga sertifikasi. Penguatan kedua kelembagaan tersebut akan

menjamin keberlanjutan kemitraan dan jaminan pasokan beras

pandanwangi bersertifikat baik dalam hal mutu, kuantitas maupun

kontinuitas.

4.5.6. Pemilihan Alternatif Strategi

Page 114: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

98

Dari hasil analisis matriks SWOT di atas, telah dihasilkan 13

alternatif strategi pengembangan usaha pengadaan beras Pandanwangi

bersertifikat melalui kemitraan antara Gapoktan Citra Sawargi dan CV

Quasindo, selanjutnya dilakukan pemilihan alternatif strategi yang

paling efektif untuk diimplementasikan. Pemilihan alternatif strategi

tersebut dilakukan dengan cara memberikan bobot pada setiap unsur

SWOT yang telah diidentifikasi sesuai dengan tingkat kepentingannya.

Tingkat kepentingan dari unsur SWOT diberi bobot 1, 2, 3, 4, dan 5

(Rangkuti, 2006). Tingkat kepentingan ini didasarkan pada penilaian

kedua pakar dari masing – masing pihak yang bermitra (Tabel 28 ).

Setelah pembobotan terhadap unsur – unsur SWOT dilakukan,

maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai kepentingan dari

setiap alternatif strategi yang diperoleh dalam analisis SWOT

berdasarkan jumlah akumulasi keterkaitan antar unsur SWOT yang

menghasilkan strategi tersebut (Tabel 29). Selanjutnya dari hasil

penjumlahan itu, masing – masing alternatif strategi diberi ranking

yang merupakan urutan strategi terbaik berdasarkan kondisi

perkembangan usaha saat ini. Alternatif strategi yang terpilih untuk

diimplementasikan diambil 5 ranking tertinggi.

Tabel 28. Tingkat kepentingan unsur SWOT pada usaha pengadaan

beras Pandanwangi Bersertifikat melalui kemitraan

Unsur SWOT Kepentingan

Strengths (S)

S1. Keterikatan

S2. Keterkaitan usaha

S3. Keterpaduan operasi

S4. Intensitas hubungan

5

4

3

3

Weaknesses (W)

W1. Saling ketergantungan

W2. Manfaat dan korbanan

W3. Keterandalan dan kepercayaan

5

4

3

Opportunities (O) O1. Trend tuntutan konsumen

4

Page 115: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

99

O2. Proteksi impor

O3. Pangsa pasar

O4. Pasar ekspor

5

4

3

Threats (T) T1. Promosi sertifikasi lemah

T2. Law enforcement rendah

T3. Produk kompetitor

T4. Tataniaga tradisional

5

4

3

3

Keterangan; 1 = Sangat tidak penting, 2 = Tidak penting, 3 = Sedang,

4 = Penting, 5 = Sangat penting

Berdasarkan ranking tertinggi dari analisis tersebut (Tabel 29), maka

strategi yang paling efektif dilakukan oleh kedua pihak yang bermitra

adalah memperluas wilayah pemasaran (skor 31), memperkuat

kemitraan (skor 28), meningkatkan promosi (skor 26), meningkatkan

implementasi jaminan mutu (skor 24) dan penguatan kelembagaan

(skor 23).

Tabel 29. Penentuan alternatif strategi terbaik

Alternatif Strategi Keterkaitan Kepentingan Ranking

STRATEGI S – O 1. Memperluas wilayah pemasaran

2. Meningkatkan promosi

3. Pengembangan lokal dan

internasional brand

(S1,S2,S3,S4:O1,O2,O3)

(S1,S2,S3,S4:O2,O3,O4)

(S1,S2 : O1,O3,O4)

31

26

19

1

3

8

STRATEGI W – O

1. Memperkuat kemitraan

2. Meningkatkan efisiensi usaha

3. Difersifikasi pasar

(W1,W2,W3 :O1,O3,O4)

(W1,W2 : O3, O4)

(W1:O1,O3)

28

16

13

2

10

12

STRATEGI S – T 1. Meningkatkan penyerapan bahan

baku

2. Meningkatkan brand image

3. Diferensiasi produk berorientasi

mutu

(S1,S3 :T3,T4)

(S1,S3 :T1,T2,T3)

(S1,S2,S3 :T2,T3,T4)

14

21

22

11

7

6

STRATEGI W – T

1. Mempertahankan harga jual

2. Aktif mengupayakan dukungan

pemerintah

3. Meningkatkan implementasi

jaminan mutu

4. Penguatan kelembagaan

(W1,W2 :T3)

(W1 :T1,T2)

(W1,W2,W3 :T1,T2,T3)

(W1,W2,W3 :T1,T3,T4)

12

18

24

23

13

9

4

5

Page 116: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

100

4.6.Model Konseptual Pengadaan Beras Unggul Lokal Bersertifikat

Model merupakan representasi dari suatu hal atau fenomena, karena

sistem relatif kompleks. Model banyak digunakan, karena memudahkan

sesuatu menjadi lebih sederhana untuk dijelaskan. Menurut Hartrisari (2007)

model secara umum digolongkan atas model fisik dan model abstrak. Model

fisik merupakan model miniature replica dari keadaan sebenarnya, sedangkan

model abstrak adalah model yang menjelaskan kinerja sistem. Dalam hal ini,

model dapat diartikan menurut berbagai kepentingan, baik terstruktur maupun

tidak terstruktur, konseptual maupun dalam persamaan matematik.

Berdasarkan definisi tersebut, maka pada kajian ini digunakan model abstrak

kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu model konseptual pengadaan beras

unggul lokal bersertifikat. Model konseptual disusun berdasarkan model

pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat di Kecamatan Warung Kondang –

Cianjur. Model ini disusun dari data dan informasi yang bersifat kualitatif

maupun kuantitatif dalam bentuk diagram.

Dari hasil analisis manfaat kemitraan, baik analisis kualitatif maupun

kuantitatif (analisis usahatani dan analisis marjin tataniaga) terlihat bahwa

kemitraan dengan pola dagang umum hanya menyangkut aspek pasar telah

mampu memberikan berbagai manfaat, khususnya bagi peningkatan

pendapatan petani mitra namun belum mampu menjamin kelanjutan usaha.

Dari hasil analisis proses hirarki (AHP) ternyata Pola Inti Plasma merupakan

pola kemitraan yang paling diinginkan dalam pengadaan beras Pandanwangi

bersertifikat, khususnya dengan tujuan untuk meningkatkan saling

ketergantungan kedua pihak yang bermitra, sehingga kontinuitas produk dan

kelangsungan usaha tetap terjaga dan berjalan dengan baik.

Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis SWOT terlihat masih terdapat

banyak kelemahan dalam kemitraan ini, yang pada intinya mengarah pada

strategi untuk lebih memperkuat kemitraan dengan meningkatkan saling

ketergantungan yang tidak hanya pada aspek pasar, tetapi juga aspek

manajemen, permodalan dan teknologi.

Atas dasar hal tersebut, serta mengingat hubungan kemitraan merupakan

hubungan yang berjalan secara bertahap dan dinamis, sehingga kemitraan

Page 117: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

101

tidak dapat dinilai secara sesaat tapi lebih ditekankan pada berkelanjutannya

(sustainability) pelaksanaan program, maka perlu dilakukan penyempurnaan

atas model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat yang ada saat ini

secara bertahap, dimana tingkat kemandirian dan lamanya kemitraan akan

menunjukkan kemantapan sistem kemitraan yang diterapkan .

Beberapa hal yang perlu disempurnakan dari model pengadaan beras

Pandanwangi bersertifikat sebagai basis penyusunan model konseptual

pengadaan beras unggul lokal bersertifikat adalah :

1) Penguatan organisasi petani (Gapoktan)

Gapoktan yang kuat dan mandiri antara lain dicirikan dengan

kemampuannya memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor

hulu dan hilir, memfasilitasi usahatani secara komersial dan berorientasi

pasar, serta adanya pemupukan modal usaha, baik iuran dari anggota atau

penyisihan hasil usaha Gapoktan (Permentan No.273/Kpts/OT.160/4/2007

tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani).

Untuk terwujudnya Gapoktan yang kuat dan mandiri dimaksud

diperlukan uluran tangan dari luar, khususnya dari pemerintah dalam

bentuk pengaturan khusus, pembinaan dan subsidi guna penguatan modal

organisasi petani. Hal ini disebabkan kemampuan organisasi petani dinilai

masih lemah, sehingga masih perlu dilindungi dan dibina secara khusus.

Petani umumnya belum terkoordinasi dengan baik, karena organisasi

petani masih belum mampu berperan dengan baik, khususnya dari sisi

pelayanan terhadap kebutuhan anggotanya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan permodalan

sebagian besar organisasi petani masih menjadi sumber kelemahan. Hal

ini tampak pada ketidakmampuan organisasi petani dalam memberikan

uang muka atas gabah yang dihasilkan petani, serta ketidakmampuan

organisasi petani dalam mengembangkan unit usaha simpan pinjam dan

pengadaan saprodi. Oleh sebab itu seringkali petani menilai bahwa

organisasi petani tersebut tidak lebih bermanfaat dibandingkan dengan

tengkulak.

Page 118: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

102

Dalam kondisi lemahnya dukungan pemerintah, khususnya dalam

penguatan modal Gapoktan sebagaimana terjadi pada kemitraan dalam

pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat saat ini, maka diharapkan

perusahaan mitra (CV Quasindo) dapat meningkatkan kerjasama tidak

hanya pada aspek pasar, tetapi juga pada aspek modal, manajemen, serta

teknologi dan informasi. Bantuan permodalan yang diberikan perusahaan

mitra dapat langsung maupun tidak langsung (perusahaan mitra sebagai

avalis).

Kontribusi modal oleh perusahaan mitra harus dihentikan, jika unit

usaha Gapoktan telah berjalan dengan baik, sehingga mampu melakukan

pemupukan modal secara mandiri (bentuk transisi), karena kemampuan

permodalan dengan bergantung pada bantuan modal dari perusahaan mitra

dan bukan berasal dari simpanan anggota dan keuntungan unit usaha

organisasi petani akan menimbulkan ketergantungan yang tidak sehat.

2) Diperlukan peran tenaga pendamping atau mediator

Keberhasilan kemitraan CV Quasindo dengan Gapoktan Citra

Sawargi dalam pengadaan beras Pandanwangi tidak terlepas dari peran

aktif mediator. Pada tahap awal kemitraan, tenaga pendamping dimaksud

berasal dari akademisi (LPPM – IPB), namun dengan berakhirnya proyek

sertifikasi beras berlabel pada tahun 2007 maka peran sebagai tenaga

pendamping/mediator digantikan oleh penyuluh pertanian setempat.

Mediator berperan kuat dalam memperkuat organisasi petani,

mengembangkan aktifitas dan usaha kelompok, membantu mengelola

keuangan dan modal usaha kelompok, serta menjadi negosiator dan

komunikator dalam berhubungan dengan perusahaan mitra.

Peran mediator sangat strategik sehingga perlu dipertahankan

keberadaannya hingga organisasi petani menjadi kuat dan mandiri.

Sedangkan hasil penelitian Saputro (2006) terhadap pola kemitraan

agribisnis perkebunan menunjukkan bahwa pengurangan campur tangan

Page 119: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

103

pemerintah dikelompok tani binaan pada tahun–tahun awal pengembangan

kemitraan menjadi penyebab utama terhentinya kemitraan.

3) Mengembangkan alternatif kerjasama langsung dengan Super/hypermarket

Biaya pemasaran yang harus dikeluarkan perusahaan inti untuk

memasarkan produknya di super/hypermarket sangat besar khususnya

untuk biaya promosi dan beragam cost/fee (listing fee, rabat, dan

sebagainya) yang dipersyaratkan oleh Super/hypermarket. Kondisi inilah

yang menyebabkan pemasok pemula seperti Gapoktan mengalami

kesulitan, jika ingin memasarkan langsung produknya ke pasar modern.

Namun demikian, jika Gapoktan mampu bekerjasama langsung

dengan super/hypermarket diharapkan ada nilai tambah yang dapat

dinikmati Gapoktan. Di sisi lain, adanya dukungan penuh dari pemerintah

diharapkan dapat membuat Gapoktan menembus pasar modern,

khususnya untuk beras slyp dan beras super .

4). Perlunya peran manajer

Seiring dengan meningkatnya jumlah anggota, skala usaha dan

jumlah unit kegiatan organisasi petani maka diperlukan peran seorang

manajer yang profesional untuk mengembangkan usaha Gapoktan. Dalam

hl ini, Gapoktan diharapkan mampu menerapkan manajemen korporasi

(farmer enterprise) untuk menjalankan sistem usaha agribisnis beras

Pandanwangi bersertifikat.

(5). Pemantapan perangkat dan lembaga sertifikasi

Sertifikasi beras merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak

ketiga (lembaga sertifikasi pemerintah atau lembaga sertifikasi yang diakui

pemerintah) untuk memberikan jaminan tertulis bahwa suatu produk

(beras) yang diproduksi oleh suatu unit produksi atau unit usaha telah

memenuhi persyaratan mutu (keaslian varietas dan karakteristik beras).

Lembaga sertifikasi yang ditunjuk saat ini adalah Laboratorium Jasa

Page 120: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

104

Analisis Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB melalui

surat keputusan penunjukan dari Departemen Pertanian.

Ke depan perlu dilakukan pemantapan perangkat dan lembaga

sertifikasi antara lain yang melibatkan secara aktif Lembaga atau Unit

Sertifikasi yang dibentuk oleh dinas pertanian Kabupaten dengan Tim

yang sesuai dengan tupoksinya. Lembaga atau unit ini harus mempunyai

atau bekerjasama dengan laboratorium yang mempunyai kompetensi

dalam pengujian beras.

Perlu juga dilibatkan secara aktif lembaga yang akan memberikan

akreditasi kepada lembaga sertifikasi. Di Indonesia, lembaga tersebut

adalah Komite Akreditasi Nasional (KAN), Badan Standarisasi Nasional

(BSN).

Tahapan penyempurnan model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat

sebagai basis model konseptual pengadaan beras unggul lokal bersertifikat dapat

disajilkan pada Gambar 13. Dari Gambar 13 dapat dijelaskan bahwa dari model

(a) ke model (b) dibutuhkan waktu sekitar 3 tahun dengan pertimbangan kesiapan

kedua pihak. Dari pihak CV Quasindo, kesediaan untuk sharing modal harus

mempertimbangan pencapaian target penjualan beras Pandanwangi yang

menunjukan prospektif tidaknya pasar beras Pandanwangi, karena saat ini CV

Quasindo masih berkonsentrasi penuh pada upaya promosi dan advertising yang

memakan biaya cukup besar dalam rangka memperkenalkan merek (brand

introduction), pembentukan image (image building) untuk bisa sampai pada tahap

pengokohan posisi pasar (position strengthening). Sementara dari sisi Gapoktan

masih perlu melakukan konsolidasi ke dalam (intern Gapoktan) khususnya

penguatan manajemen atau kepengurusan Gapoktan serta kesiapan kontribusi

petani anggota guna penguatan kelembagaan Gapoktan serta unit – unit usahanya.

Sharing modal dari perusahaan mitra dikhawatirkan akan menimbulkan

ketergantungan dan ketidakmandirian Gapoktan, karenanya peran penguatan

kelembagaan Gapoktan khususnya dari sisi permodalan seyogya dapat dilakukan

melalui dukungan pemerintah pusat maupun daerah. Dari model (b) ke model (c)

akan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun. Dalam jangka waktu tersebut

Page 121: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

105

diharapkan dengan modal yang diberikan Perusahaan Mitra maka unit usaha

Gapoktan perlahan akan berkembang sehingga pemupukan modal Gapoktan akan

berjalan baik hingga mampu mengangkat seorang manajer profesional yang

diharapkan mampu membawa Gapoktan menjadi kelembagaan tani yang kuat dan

mandiri (Gapoktan sebagai farmer enterprise) tidak tergantung pada satu mitra

serta mampu memperluas skala usaha dan mempertinggi nilai tambah serta

melakukan terobosan pasar baru.

Page 122: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

106

(a) model yang ada

(b) model transisi

(c) model akhir

Gambar 13. Model konseptual pengadaan beras unggul lokal bersertifikat

Keterangan : SHU = sisa hasil usaha

GAPOKTAN

Unit Pembelian

Unit pengolahan

Unit Saprodi

Unit Pemasaran

Lembaga Sertifikasi

Terakreditasi

CV Quasindo Uang

Beras

Konsumen Super/hypermarket

SHU

Tenaga pendamping/

Sumber Permodalan

Avalis

GAPOKTAN

Unit Pembelian

Unit pengolahan

Unit Saprodi

Unit Pemasaran

Lembaga Sertifikasi

CV

Quasindo

Uang

Beras

Konsumen

Super/hypermarket

GAPOKTAN sebagai

Farmer Enterprise

Unit Pembelian

Unit pengolahan

Unit Saprodi

Unit Pemasaran

Lembaga Sertifikasi

Terakreditasi

CV Quasindo dan

perusahaan mitra lainnya Uang

Beras

Konsumen Super/hypermarket

Sumber Permodalan

Manajer

Page 123: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

107

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Kemitraan dengan Pola Dagang Umum telah mampu meningkatkan

pendapatan petani mitra, namun belum mampu sepenuhnya menguatkan

kelembagaan petani (Gapoktan), akibat lemahnya permodalan. Sedangkan

melalui kemitraan didapatkan manfaat (1) Penguatan usaha kelembagaan

petani (Gapoktan), (2) Harga jual yang lebih baik, (3) Kepastian harga dan

pasar atas produknya, (4) Peningkatan produksi dan rendemen. Manfaat

yang diterima untuk CV Quasindo adalah (1) Membuka unit usaha baru,

(2) Terjaminnya kontinuitas pasokan (mutu dan kuantitas), (3)

Memperoleh fasilitasi sertifikasi jaminan kemurnian varietas dari

pemerintah, (4) Memperoleh keuntungan dari hasil penjualan produk dan

(5) memperoleh fasilitasi promosi dari pemerintah.

b. Dari hasil analisis evaluasi pola kemitraan, didapatkan bahwa pola

kemitraan inti plasma merupakan pola kemitraan yang paling diinginkan,

mengingat lemahnya permodalan Gapoktan, khususnya dalam pengadaan

saprodi serta pembelian gabah.

c. Dari hasil analisis SWOT, strategi yang tepat dilakukan adalah strategi

pertumbuhan, dengan langkah efektif seperti: (1) memperluas wilayah

pemasaran, (2) memperkuat kemitraan, (3) meningkatkan promosi, (4)

meningkatkan implementasi jaminan mutu dan (5) penguatan

kelembagaan.

d. Dari berbagai analisis kualitatif dan kuantitatif yang telah dilakukan,

dapat dikatakan model pengadaan beras Pandanwangi bersertifikat ini bila

akan direplikasi kedalam model pengadaan beras unggul lokal besertifikat,

perlu dilakukan penyempurnaan atas model yang ada saat ini secara

bertahap. Dalam hal ini struktur kemitraan yang menimbulkan

ketergantungan petani atau organisasi petani terhadap perusahaan mitra

secara bertahap harus direduksi sejalan dengan semakin berkembangnya

usaha Gapoktan yang kuat dan mandiri (farmer enterprise).

Page 124: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

108

2. Saran

a. Diperlukan dukungan pemerintah dalam mensosialisasikan program

sertifikasi beras dan mengedukasi masyarakat tentang kecurangan–

kecurangan dalam perdagangan beras berlabel, sehingga dengan program

ini di masa depan dapat diharapkan para produsen dan pedagang beras akan

mencantumkan varietas beras yang dikemas secara jujur dan benar dalam

menuju terciptanya persaingan yang sehat.

b. Untuk membangun model pengadaan beras bersertifikat, seyogyanya

program ini dirancang sebagai program multiyears, sehingga model ini

benar-benar teruji dan dapat direplikasi di kabupaten-kabupaten lain di

Indonesia. Untuk itu perlu dipersyaratkan dukungan penuh dari pemerintah

daerah setempat. Diantaranya dengan menerapkan sistem imbal swadaya,

yaitu kabupaten terpilih wajib menyediakan dana dari APBD dan sistem

lainnya adalah sistem hibah bersaing.

c. Untuk memberi semangat kepada petani, pada tahap awal pengembangan

model ini direkomendasikan adanya insentif bagi petani, seperti misalnya

pemberian subsidi benih bersertifikat, subsidi pupuk, dan jaminan

pembelian padi/gabah hasil panen melalui alokasi Dana Penguatan Modal

Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM - LUEP) baik bersumber dari

APBN maupun APBD.

Page 125: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

109

DAFTAR PUSTAKA

Badan Agribisnis. 1999a. Kebijaksanaan dan Pola Kemitraan Usaha Pertanian.

Badan Agribisnis Departemen Pertanian RI, Jakarta.

_______________ 1999b. Kemitraan, Kebijakan dan Penjelasan Pola Kemitraan

Usaha Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta

BPP Cianjur. 2007. Programa Penyuluhan Pertanian Balai Penyuluhan Pertania

Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur tahun 2007. Dinas

Pertanian Kabupaten Cianjur, Cianjur.

Damardjati, D. 1995. Karakteristik Sifat dan Standadisasi Mutu Beras Sebagai

Landasan Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri Padi di Indonesia,

Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta.

Ditjen PPHP. 2006. Evaluasi Kebijakan Impor Beras disampaikan pada Rapat

Koordinasi Impor Beras, Surabaya 19 – 20 Juni 2006. Departemen

Pertanian. Jakarta.

Direktorat Pengembangan Usaha. 2002. Pedoman Kemitraan Usaha Agribisnis.

Departemen Pertanian, Jakarta.

Gapoktan Citra Sawargi. 2007. Laporan Perkembangan Pemasaran Padi Sawah

Varietas Lokal Pandanwangi di Kecamatan Warung Kondang. Cianjur.

Hartrisari, H. 2007. Sistem Dinamik. Konsep Sistem dan Pemodelan untuk

Industri dan Lingkungan. SEAMEO BIOTROP, Bogor.

Irawan, H. 2002. Winning Strategy. Strategi Efektif Merebut dan

Mempertahankan Pangsa Pasar. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kadariah, L. Karlina dan C. Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Fakultas

Ekonomi UI, Jakarta.

LPPM IPB. 2006. Pengembangan Model Sistem Agroindustri dan Pemasaran

Beras Berlabel di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang. Lembaga

Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB, Bogor.

LPM UNILA. 2006. Pengembangan Model Kemitraan Agroindustri Ketan di

Kabupaten Subang dan Garut. LPM UNILA, Lampung.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.

PT. Grasindo, Jakarta

Nielsen, AC. 2005. Kajian Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Departemen

Perdagangan RI, Jakarta.

Page 126: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

110

Pakpahan, A. 1990. Permasalahan dan Landasan Konseptual dalam Rekayasa

Institusi (Koperasi). PSE Departemen Pertanian, Bogor.

Patiwiri, A.W. 2006a. Teknologi Penggilingan Padi. PT Gramedia Pustaka

Umum, Jakarta

___________ 2006b. Kemitraan Dalam Upaya Peninkatan Kuantitas dan

Kualitas Produksi Padi disampaikan pada Lokakarya Nasional

Peningkatan Daya Saing Beras Nasional Melalui Perbaikan Kualitas,

Gedung Bulog I, 13 – 14 September 2006. Bulog, Jakarta

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Saaty, T.L. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin : Proses Hirarki

Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks

(Terjemahan). PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Saptana, A.Agustian, H. Mayrowani dan Sunarsih. 2006a. Analisis Kelembagaan

Kemitraan Rantai Pasok Komoditas Hortikultura. Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor.

Saptana, A. Agustian, H. Mayrowani dan Sunarsih. 2006b. Pengembangan

Kelembagaan Kemitraan Usaha Hortikultura di Sumatera Utara, Jawa

Barat dan Bali. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Departemen Pertanian, Bogor.

Saputro, T., Undang F., Agus S., Ridwan D. dan Budiati D. 1996. Pengkajian

Pengembangan Pola Kemitraan Agribisnis Perkebunan. Pusat Pengkajian

dan Pengembangan Agribisnis. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, Jakarta.

Sarwanto, C. 2004. Kemitraan, Produksi dan Pendapatan Peternak Rakyat Ayam

Ras Pedaging (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo).

Tesis Magister Sains Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Sinaga. 1988. Pengkajian Pengembangan Pola Kemitraan Agribisnis Perkebunan.

Proyek Penelitian dan Pengembangan Agribisnis. Badan Litbang

Departemen Pertanian RI, Jakarta.

Sutrisno. 2006. Trend Pemasaran Beras di Indonesia disampaikan dalam

Lokakarya Nasional Peningkatan Daya Saing Beras Nasional Melalui

Perbaikan Kualitas, Gedung Bulog I, 13 – 14 September 2006. Bulog,

Jakarta

Page 127: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

111

Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian.

Penjelasan tentang “Konsep, Istilah, Teori dan Indikator, serta variabel”.

PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta.

Syarief, R. dan Fatika, Y. H. 2006. Pengembangan Model Kemitraan Agroindustri

dan Pemasaran Terpadu Komoditi Pertanian disampaikan pada Acara

Seminar Bulan Mutu tanggal 29 Nopember 2006. Departemen Pertanian,

Jakarta.

Tambunan, T. 1996. Kemitraan Usaha Kecil (Policy Paper). Lokakarya

Kebijakan untuk Mendukung Strategi Kemitraan Usaha di Indonesia.

Badan Litbang Depkop dan PKK. AKATIGA, Bandung.

Tjakrawiralaksana, A dan Soeriaatmadja. 1983. Usahatani. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Page 128: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

112

LAMPIRAN

Page 129: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

Lampiran 1. Analisis pendapatan usahatani Pandanwangi per musim petani mitra

Responden Luas (a) Produksi (b) Penerimaan (c=axb)

Biaya Tunai Sub Total

(Ha) (kg MKP) (Rp) Benih (1) Pupuk (2) Sewa traktor (3) Tenaga Kerja (4) PBB (5) Iuran desa (6) (1+2…..+6)

1 1.50 12,750 38,250,000 315,000 1,230,000 1,125,000 4,032,000 262,500 112,500 7,077,000

2 1.00 8,000 24,000,000 210,000 670,000 750,000 2,633,000 175,000 75,000 4,513,000

3 1.00 8,000 24,000,000 210,000 670,000 750,000 2,703,000 175,000 75,000 4,583,000

4 0.35 2,800 8,400,000 70,000 221,000 - 884,500 61,250 26,250 1,263,000

5 0.35 2,500 7,500,000 70,000 271,000 - 899,500 61,250 26,250 1,328,000

6 0.38 3,000 9,000,000 70,000 248,000 - 997,000 66,500 28,500 1,410,000

7 0.40 3,000 9,000,000 84,000 248,000 300,000 1,032,500 70,000 30,000 1,764,500

8 0.25 2,250 6,750,000 56,000 171,000 - 907,000 43,750 18,750 1,196,500

9 0.30 2,500 7,500,000 56,000 188,000 - 961,500 52,500 22,500 1,280,500

10 1.50 12,750 38,250,000 315,000 1,230,000 1,125,000 3,885,500 262,500 112,500 6,930,500

11 0.50 3,750 11,250,000 105,000 335,000 375,000 1,256,000 87,500 37,500 2,196,000

12 0.35 2,800 8,400,000 70,000 228,000 - 859,500 61,250 26,250 1,245,000

13 1.00 6,500 19,500,000 210,000 670,000 750,000 2,443,500 175,000 75,000 4,323,500

14 0.30 2,500 7,500,000 63,000 271,000 - 909,000 52,500 22,500 1,318,000

15 0.30 2,250 6,750,000 63,000 221,000 - 928,000 52,500 22,500 1,287,000

16 0.60 4,500 13,500,000 119,000 542,000 400,000 1,659,500 105,000 45,000 2,870,500

17 0.75 5,250 15,750,000 126,000 556,000 500,000 1,941,000 131,250 56,250 3,310,500

18 1.00 7,000 21,000,000 210,000 670,000 750,000 2,466,500 175,000 75,000 4,346,500

19 0.50 3,000 9,000,000 105,000 335,000 350,000 1,198,500 87,500 37,500 2,113,500

20 0.80 4,500 13,500,000 175,000 681,000 500,000 1,789,000 140,000 60,000 3,345,000

21 0.30 2,500 7,500,000 70,000 171,000 - 857,500 52,500 22,500 1,173,500

22 1.00 7,500 22,500,000 210,000 820,000 750,000 2,605,000 175,000 75,000 4,635,000

23 0.80 4,800 14,400,000 175,000 556,000 500,000 1,945,500 140,000 60,000 3,376,500

24 0.25 1,500 4,500,000 52,500 205,000 703,000 43,750 18,750 1,023,000

25 0.70 5,000 15,000,000 119,000 449,000 500,000 1,730,500 122,500 52,500 2,973,500

Rata 0.65 4,836 14,508,000 133,140 474,280 392,708 1,689,100 113,260 48,540 2,835,320

Page 130: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

114

Lanjutan Lampiran 1.

Resp Biaya diperhitungkan Sub total TOTAL Pendapatan Pendapatan R/C R/C Harga pokok

Zakat Sewa lahan Tenaga kerja BIAYA atas biaya tunai atas biaya total atas biaya tunai atas biaya total (Rp/kg)

1 3,825,000 10,500,000 559,000 14,884,000 21,961,000 31,173,000 16,289,000 5.40 1.74 1,722.43

2 2,400,000 7,000,000 689,000 10,089,000 14,602,000 19,487,000 9,398,000 5.32 1.64 1,825.25

3 2,400,000 7,000,000 546,000 9,946,000 14,529,000 19,417,000 9,471,000 5.24 1.65 1,816.13

4 840,000 2,450,000 593,500 3,883,500 5,146,500 7,137,000 3,253,500 6.65 1.63 1,838.04

5 750,000 2,450,000 632,500 3,832,500 5,160,500 6,172,000 2,339,500 5.65 1.45 2,064.20

6 900,000 2,660,000 494,000 4,054,000 5,464,000 7,590,000 3,536,000 6.38 1.65 1,821.33

7 900,000 2,800,000 533,000 4,233,000 5,997,500 7,235,500 3,002,500 5.10 1.50 1,999.17

8 675,000 1,750,000 520,000 2,945,000 4,141,500 5,553,500 2,608,500 5.64 1.63 1,840.67

9 750,000 2,100,000 589,000 3,439,000 4,719,500 6,219,500 2,780,500 5.86 1.59 1,887.80

10 3,825,000 10,500,000 572,000 14,897,000 21,827,500 31,319,500 16,422,500 5.52 1.75 1,711.96

11 1,125,000 3,500,000 585,000 5,210,000 7,406,000 9,054,000 3,844,000 5.12 1.52 1,974.93

12 840,000 2,450,000 591,500 3,881,500 5,126,500 7,155,000 3,273,500 6.75 1.64 1,830.89

13 1,950,000 7,000,000 702,000 9,652,000 13,975,500 15,176,500 5,524,500 4.51 1.40 2,150.08

14 750,000 2,100,000 515,500 3,365,500 4,683,500 6,182,000 2,816,500 5.69 1.60 1,873.40

15 675,000 2,100,000 461,500 3,236,500 4,523,500 5,463,000 2,226,500 5.24 1.49 2,010.44

16 1,350,000 4,200,000 494,000 6,044,000 8,914,500 10,629,500 4,585,500 4.70 1.51 1,981.00

17 1,575,000 5,250,000 624,000 7,449,000 10,759,500 12,439,500 4,990,500 4.76 1.46 2,049.43

18 2,100,000 7,000,000 552,500 9,652,500 13,999,000 16,653,500 7,001,000 4.83 1.50 1,999.86

19 900,000 3,500,000 539,500 4,939,500 7,053,000 6,886,500 1,947,000 4.26 1.28 2,351.00

20 1,350,000 5,600,000 637,000 7,587,000 10,932,000 10,155,000 2,568,000 4.04 1.23 2,429.33

21 750,000 2,100,000 546,000 3,396,000 4,569,500 6,326,500 2,930,500 6.39 1.64 1,827.80

22 2,250,000 7,000,000 611,000 9,861,000 14,496,000 17,865,000 8,004,000 4.85 1.55 1,932.80

Page 131: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

115

23 1,440,000 5,600,000 676,000 7,716,000 11,092,500 11,023,500 3,307,500 4.26 1.30 2,310.94

24 450,000 1,750,000 526,500 2,726,500 3,749,500 3,477,000 750,500 4.40 1.20 2,499.67

25 1,500,000 4,900,000 630,500 7,030,500 10,004,000 12,026,500 4,996,000 5.04 1.50 2,000.80

Rata 1,450,800 4,530,400 576,820 6,558,020 9,393,340 11,672,680 5,114,660 5.26 1.52 1,990

Keterangan : Harga pokok = Biaya total : Produksi

Page 132: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

116

Lampiran 2. Analisis pendapatan usahatani Pandanwangi per musim petani non mitra

Resp Luas Produksi (a) Harga (b) Penerimaan (c=axb)

Biaya Tunai Sub Total

(Ha) (Kg MKP) (Rp) (Rp.) Benih (1) Pupuk (2) sewa traktor (3) Tenaga Kerja (4) PBB (5) Iuran desa (6) (1+2+…+6)

1 1.00 7,000 2,800 19,600,000 - 767,500 750,000 2,111,500 175,000 75,000 3,879,000

2 0.50 3,000 2,900 8,700,000 - 383,750 375,000 1,245,500 87,500 37,500 2,129,250

3 0.30 1,800 2,700 4,860,000 70,000 174,000 - 1,052,820 52,500 22,500 1,371,820

4 0.50 3,000 2,750 8,250,000 105,000 383,750 375,000 1,137,320 87,500 37,500 2,126,070

5 0.35 2,250 2,900 6,525,000 - 288,625 - 666,000 61,250 26,250 1,042,125

6 1.00 6,500 3,000 19,500,000 210,000 580,000 750,000 1,653,000 175,000 75,000 3,443,000

7 0.50 4,000 2,900 11,600,000 - 383,750 375,000 967,500 87,500 37,500 1,851,250

8 0.30 2,250 2,800 6,300,000 - 230,250 - 679,000 52,500 22,500 984,250

9 0.30 2,100 2,800 5,880,000 70,000 230,250 - 656,500 52,500 22,500 1,031,750

10 1.50 9,750 2,800 27,300,000 315,000 1,263,750 1,125,000 2,538,500 262,500 112,500 5,617,250

11 0.35 1,400 2,750 3,850,000 - 198,000 - 633,500 61,250 26,250 919,000

12 0.50 2,250 2,650 5,962,500 - 290,000 375,000 705,000 87,500 37,500 1,495,000

13 1.00 5,000 2,900 14,500,000 210,000 580,000 750,000 1,532,000 175,000 75,000 3,322,000

14 1.00 5,500 2,800 15,400,000 210,000 842,500 750,000 1,550,500 175,000 75,000 3,603,000

15 0.30 1,800 2,900 5,220,000 - 240,250 - 616,000 52,500 22,500 931,250

16 0.75 5,000 2,900 14,500,000 175,000 600,625 562,500 1,333,000 131,250 56,250 2,858,625

17 0.75 4,000 2,800 11,200,000 175,000 410,000 562,500 1,170,000 131,250 56,250 2,505,000

18 1.00 8,000 2,800 22,400,000 - 767,500 750,000 2,016,500 175,000 75,000 3,784,000

19 1.00 7,500 3,000 22,500,000 210,000 767,500 750,000 1,894,000 175,000 75,000 3,871,500

20 1.00 6,000 3,000 18,000,000 - 842,500 750,000 1,561,000 175,000 75,000 3,403,500

21 0.30 1,800 2,900 5,220,000 70,000 240,250 - 611,500 52,500 22,500 996,750

22 0.30 1,500 2,800 4,200,000 - 196,500 - 644,500 52,500 22,500 916,000

23 0.40 2,250 2,800 6,300,000 - 307,000 - 860,500 70,000 30,000 1,267,500

24 0.30 1,800 2,750 4,950,000 - 196,500 - 607,000 52,500 22,500 878,500

25 0.50 3,250 2,800 9,100,000 - 383,750 375,000 971,500 87,500 37,500 1,855,250

jml 15.70 70,900 281,817,500 72,800 7,541,850 11,775,000 1,176,566 109,900 47,100 2,243,306

rataan 0.63 3,948 2,836 11,272,700 72,800 461,940 375,000 1,176,566 109,900 47,100 2,243,306

Page 133: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

117

Lanjutan Lampiran 2. Resp Sub total TOTAL Pendapatan Pendapatan R/C R/C Harga pokok

Zakat Benih Sewa lahan Tenaga kerja BIAYA atas biaya tunai atas biaya total atas biaya tunai atas biaya total (Rp/kg)

1 1.960.000 42.000 7.000.000 585.000 9.587.000 13.466.000 15.721.000 6.134.000 5,05 1,46 1.923,71

2 870.000 43.500 3.500.000 572.000 4.985.500 7.114.750 6.570.750 1.585.250 4,09 1,22 2.371,58

3 486.000 - 2.100.000 507.000 3.093.000 4.464.820 3.488.180 395.180 3,54 1,09 2.480,46

4 825.000 41.250 3.500.000 572.000 4.938.250 7.064.320 6.123.930 1.185.680 3,88 1,17 2.354,77

5 652.500 34.800 2.450.000 600.000 3.737.300 4.779.425 5.482.875 1.745.575 6,26 1,37 2.124,19

6 1.950.000 45.000 7.000.000 598.000 9.593.000 13.036.000 16.057.000 6.464.000 5,66 1,50 2.005,54

7 1.160.000 43.500 3.500.000 507.000 5.210.500 7.061.750 9.748.750 4.538.250 6,27 1,64 1.765,44

8 630.000 28.000 2.100.000 559.000 3.317.000 4.301.250 5.315.750 1.998.750 6,40 1,46 1.911,67

9 588.000 - 2.100.000 515.500 3.203.500 4.235.250 4.848.250 1.644.750 5,70 1,39 2.016,79

10 2.730.000 - 10.500.000 572.000 13.802.000 19.419.250 21.682.750 7.880.750 4,86 1,41 1.991,72

11 385.000 33.000 2.450.000 559.000 3.427.000 4.346.000 2.931.000 496.000- 4,19 0,89 3.104,29

12 596.250 39.750 3.500.000 578.500 4.714.500 6.209.500 4.467.500 247.000- 3,99 0,96 2.759,78

13 1.450.000 43.500 7.000.000 741.000 9.234.500 12.556.500 11.178.000 1.943.500 4,36 1,15 2.511,30

14 1.540.000 42.000 7.000.000 541.500 9.123.500 12.726.500 11.797.000 2.673.500 4,27 1,21 2.313,91

15 522.000 43.500 2.100.000 520.000 3.185.500 4.116.750 4.288.750 1.103.250 5,61 1,27 2.287,08

16 1.450.000 - 5.250.000 546.000 7.246.000 10.104.625 11.641.375 4.395.375 5,07 1,43 2.020,93

17 1.120.000 - 5.250.000 546.000 6.916.000 9.421.000 8.695.000 1.779.000 4,47 1,19 2.355,25

18 2.240.000 42.000 7.000.000 565.500 9.847.500 13.631.500 18.616.000 8.768.500 5,92 1,64 1.703,94

19 2.250.000 45.000 7.000.000 598.000 9.893.000 13.764.500 18.628.500 8.735.500 5,81 1,63 1.835,27

20 1.800.000 90.000 7.000.000 637.000 9.527.000 12.930.500 14.596.500 5.069.500 5,29 1,39 2.155,08

21 522.000 - 2.100.000 559.000 3.181.000 4.177.750 4.223.250 1.042.250 5,24 1,25 2.320,97

22 420.000 - 2.100.000 546.000 3.066.000 3.982.000 3.284.000 218.000 4,59 1,05 2.654,67

23 630.000 42.000 2.800.000 572.000 4.044.000 5.311.500 5.032.500 988.500 4,97 1,19 2.360,67

24 495.000 27.500 2.100.000 520.000 3.142.500 4.021.000 4.071.500 929.000 5,63 1,23 2.233,89

25 910.000 42.000 3.500.000 572.000 5.024.000 6.879.250 7.244.750 2.220.750 4,90 1,32 2.116,69

jml 1.127.270 30.732 4.396.000 567.560 6.121.562 8.364.868 9.029.394 2.907.832 5,04 1,30 2.227

rataan 1.127.270 30.732 4.396.000 567.560 6.121.562 8.364.868 9.029.394 2.907.832 5,04 1,30 2.227

Biaya diperhitungkan

Page 134: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

118

Lampiran 3. Penentuan rating faktor strategik internal

Faktor strategik internal Rating Rataan

Pakar 1 Pakar 2

Kekuatan

keterkaitan usaha 4 4 4

keterpaduan operasi 3 3 3

Intensitas hubungan 2 4 3

keterikatan 3 4 3,5

Kelemahan

Saling ketergantungan 2 3 2,5

Manfaat dan korbanan 1 3 2

keterandalan dan kepercayaan 1 2 1,5

Page 135: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

119

Lampiran 4. Penentuan rating faktor strategik eksternal

Faktor strategis eksternal Rating Rataan

Pakar 1 Pakar 2

Peluang

Pangsa pasar 2 3 2,5

Trend Tuntutan konsumen 4 4 4

Pasar ekspor 2 2 2

Proteksi impor 3 4 3.5

Ancaman

Tataniaga tradisional 2 2 2

Promosi Sertifikasi lemah 4 4 4

Produk kompetitor 2 3 2,5

Law enforcement rendah 3 4 3,5

Page 136: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

120

Lampiran 5. Pembobotan terhadap kekuatan dan kelemahan

Pakar 1.

Faktor penentu A B C D E F G TOTAL SKOR

Keterkaitan usaha (A) 2 2 1 2 1 1 9 0,114

Keterpaduan operasi (B) 2 2 1 3 3 2 13 0,165

Intensitas hubungan (C) 2 2 1 2 2 1 10 0,127

Keterikatan (D) 1 2 3 3 2 1 12 0,152

Saling ketergantungan (E) 2 2 3 1 1 2 11 0,139

Manfaat dan korbanan (F) 2 2 3 2 1 1 11 0,139

keterandalan dan kepercayaan (G) 1 3 2 2 3 2 13 0,165

TOTAL 10 13 15 8 14 11 8 79 1,000

Pakar 2

Faktor penentu A B C D E F G TOTAL SKOR

Keterkaitan usaha (A) 2 3 2 3 1 1 12 0,150

Keterpaduan operasi (B) 2 1 1 2 3 2 11 0,138

Intensitas hubungan (C) 2 2 1 2 2 1 10 0,125

Keterikatan (D) 2 3 3 2 2 1 13 0,163

Saling ketergantungan (E) 2 2 3 1 1 2 11 0,138

Manfaat dan korbanan (F) 2 2 3 2 1 1 11 0,138

keterandalan dan kepercayaan (G) 1 3 2 2 2 2 12 0,150

TOTAL 11 14 15 9 12 11 8 80 1,000

Page 137: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

121

Lampiran 6. Pembobotan terhadap peluang dan ancaman

Pakar 1.

Faktor penentu A B C D E F G H TOTAL SKOR

Pangsa pasar (A) 3 3 1 1 3 2 1 14 0,127

Trend Tuntutan konsumen (B) 2 3 1 1 2 2 1 12 0,109

Pasar ekspor (C) 2 3 2 3 3 3 1 17 0,155

Proteksi impor (D) 3 3 3 2 3 2 2 18 0,164

Promosi Sertifikasi lemah (E) 3 3 3 1 3 3 2 18 0,164

Tataniaga tradisional (F) 1 1 1 1 1 1 1 7 0,064

Produk kompetitor (G) 1 1 1 1 1 2 1 8 0,073

Law enforcement rendah (H) 2 2 3 1 2 3 3 16 0,145

TOTAL 14 16 17 8 11 19 16 9 110 1,000

Pakar 2.

Faktor penentu A B C D E F G H TOTAL SKOR

Pangsa pasar (A) 2 3 1 1 3 3 2 15 0,140

Trend Tuntutan konsumen (B) 2 1 1 1 3 2 1 11 0,103

Pasar ekspor (C) 2 2 1 1 3 2 1 12 0,112

Proteksi impor (D) 3 3 2 2 3 3 3 19 0,178

Promosi sertifikasi lemah (E) 3 3 3 2 3 3 2 19 0,178

Tataniaga tradisional (F) 1 1 1 1 1 1 1 7 0,065

Produk kompetitor (G) 1 1 1 1 1 3 1 9 0,084

Law enforcement rendah (H) 2 1 3 1 2 3 3 15 0,140

TOTAL 14 13 14 8 9 21 17 11 107 1,000

Page 138: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

122

Lampiran 7. Pembobotan faktor strategik internal kemitraan usaha

Faktor penentu Bobot Rataan

Kekuatan Pakar 1 Pakar 2

keterkaitan usaha 0,114 0,150 0,132

keterpaduan operasi 0,165 0,138 0,151

Intensitas hubungan 0,127 0,125 0,126

Keterikatan 0,152 0,163 0,157

Kelemahan

Saling ketergantungan 0,139 0,138 0,138

Manfaat dan korbanan 0,139 0,138 0,138

Keterandalan dan kepercayaan 0,165 0,150 0,157

Page 139: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

123

Lampiran 8. Pembobotan faktor strategik eksternal kemitraan usaha

Faktor penentu Bobot Rataan

Peluang Pakar 1 Pakar 2

Pangsa pasar 0,127 0,140 0,134

Trend Tuntutan konsumen 0,109 0,103 0,106

Pasar ekspor 0,155 0,112 0,133

Proteksi impor 0,164 0,178 0,171

Ancaman

Promosi sertifikasi lemah 0,164 0,178 0,171

Tataniaga tradisional 0,064 0,065 0,065

Produk competitor 0,073 0,084 0,078

Law enforcement rendah 0,145 0,140 0,143

Page 140: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

124

Lampiran 9. Matriks perbandingan berpasangan faktor kunci kemitraan

Faktor Kunci Manajemen Permodalan Aksesibilitas Pasar Teknologi

Manajemen 1/1 1/7 1/6 3

Permodalan 7/1 1/1 2 8

Aksesibilitas Pasar 6/1 1/2 1/1 7 Penguasaan

teknologi 1/3 1/8 1/7 1/1

Faktor Kunci Manajemen Permodalan Aksesibilitas Pasar Teknologi

Manajemen 1,000 0,143 0,167 3,000

Permodalan 7,000 1,000 2,000 8,000

Aksesibilitas Pasar 6,000 0,500 1,000 7,000

Penguasaan teknologi 0,333 0,125 0,143 1,000

Page 141: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

125

Lampiran 10. Matriks perbandingan berpasangan pelaku kemitraan

MANAJEMEN GAPOKTAN CV QUASINDO

GAPOKTAN 1/1 5

CV QUASINDO 1/5 1/1

MANAJEMEN PETANI PERUSAHAAN

PETANI 1.000 5.000

PERUSAHAAN 0.200 1.000

PERMODALAN GAPOKTAN CV QUASINDO

GAPOKTAN 1/1 7/1

CV QUASINDO 1/7 1/1

PERMODALAN GAPOKTAN CV QUASINDO

GAPOKTAN 1.000 7.000

CV QUASINDO 0.143 1.000

AKSES PASAR GAPOKTAN CV QUASINDO

GAPOKTAN 1/1 3/1

CV QUASINDO 1/3 1/1

AKSES PASAR GAPOKTAN CV QUASINDO

GAPOKTAN 1.000 3.000

CV QUASINDO 0.333 1.000

TEKNOLOGI GAPOKTAN CV QUASINDO

GAPOKTAN 1/1 1/5

CV QUASINDO 5/1 1/1

TEKNOLOGI GAPOKTAN CV QUASINDO

GAPOKTAN 1.000 0.200

CV QUASINDO 5.000 1.000

Page 142: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

126

Lampiran 11. Matriks perbandingan berpasangan tujuan kemitraan

GAPOKTAN Peluang Pasar

Kontinuitas Produk

Pengembangan Usaha

Kelangsungan usaha

Efisiensi usaha

Peluang Pasar 1/1 1/3 3/1 1/5 1/3

Kontinuitas Produk 3/1 1/1 5/1 1/1 5/1

Pengembangan Usaha 1/3 1/5 1/1 1/3 1/3

Kelangsungan usaha 5/1 1/1 3/1 1/1 5/1

Efisiensi usaha 3/1 1/5 3/1 1/5 1/1

GAPOKTAN Peluang Pasar

Kontinuitas Produk

Pengembangan Usaha

Kelangsungan usaha

Efisiensi usaha

Peluang Pasar 1.000

0.333

3.000

0.200

0.333

Kontinuitas Produk 3.000

1.000

5.000

1.000

5.000

Pengembangan Usaha

0.333

0.200

1.000

0.333

0.333

Kelangsungan usaha

5.000

1.000

3.000

1.000

5.000

Efisiensi usaha 3.000

0.20

3.000

0.20

1.000

CV QUASINDO Peluang Pasar

Kontinuitas Produk

Pengembangan Usaha

Kelangsungan usaha

Efisiensi usaha

Peluang Pasar 1/1 3/1 5/1 1/1 3/1

Kontinuitas Produk 1/3 1/1 5/1 3/1 3/1

Pengembangan Usaha 1/5 2/1 1/1 1/5 1/3

Kelangsungan usaha 1/1 1/3 5/1 1/1 3/1

Efisiensi usaha 1/3 1/3 3/1 1/3 1/1

CV QUASINDO Peluang Pasar

Kontinuitas Produk

Pengembangan Usaha

Kelangsungan usaha

Efisiensi usaha

Peluang Pasar 1.000

3.000

5.000

1.000

3.000

Kontinuitas Produk 0.333

1.000

5.000

3.000

3.000

Pengembangan Usaha

0.200

0.200

1.000

0.200

0.333

Kelangsungan usaha 1.000

0.333

5.000

1.000

3.000

Efisiensi usaha 0.333

0.33

3.000

0.33

1.000

Page 143: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

127

Lampiran 12. Matriks perbandingan berpasangan pola kemitraan

Peluang Pasar inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1/1 5/1 3/1 5/1 3/1

sub kontrak 1/5 1/1 1/5 3/1 1/5

dagang umum 1/3 5/1 1/1 5/1 1/3

keagenan 1/5 1/3 1/5 1/1 1/5

KOA 1/3 5/1 3/1 5/1 1/1

Peluang Pasar inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1.000 5.000 3.000 5.000 3.000

sub kontrak 0.200 1.000 0.200 3.000 0.200

dagang umum 0.333 5.000 1.000 5.000 0.333

keagenan 0.200 0.333 0.200 1.000 0.200

KOA 0.333 5.000 3.000 5.000 1.000

Kontinuitas Produk inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1/1 7/1 3/1 7/1 3/1

sub kontrak 1/7 1/1 1/7 3/1 1/7

dagang umum 1/3 7/1 1/1 5/1 1/3

keagenan 1/7 1/3 1/5 1/1 1/5

KOA 1/3 7/1 3/1 5/1 1/1

Kontinuitas Produk inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1.000 7.000 3.000 7.000 3.000

sub kontrak 0.143 1.000 0.143 3.000 0.143

dagang umum 0.333 7.000 1.000 5.000 0.333

keagenan 0.143 0.333 0.200 1.000 0.200

KOA 0.333 7.000 3.000 5.000 1.000

Pengembangan usaha inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1/1 5/1 3/1 5/1 3/1

sub kontrak 1/5 1/1 1/7 3/1 1/7

dagang umum 1/3 7/1 1/1 5/1 1/3

keagenan 1/5 1/3 1/5 1/1 1/7

KOA 1/3 7/1 3/1 7/1 1/1

Pengembangan usaha inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1.000 5.000 3.000 5.000 3.000

sub kontrak 0.200 1.000 0.143 3.000 0.143

dagang umum 0.333 7.000 1.000 5.000 0.333

keagenan 0.200 0.333 0.200 1.000 0.143

KOA 0.333 7.000 3.000 7.000 1.000

Page 144: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

128

Lanjutan Lampiran 12.

Kontinuitas Usaha inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1/1 8/1 7/1 9/1 6/1

sub kontrak 1/4 1/1 1/2 7/1 1/5

dagang umum 1/7 2/1 1/1 8/1 1/2

keagenan 1/9 1/7 1/8 1/1 1/7

KOA 1/6 5/1 2/1 7/1 1/1

Kontinuitas Usaha inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1.000 8.000 7.000 9.000 6.000

sub kontrak 0.125 1.000 0.500 7.000 0.200

dagang umum 0.143 2.000 1.000 8.000 0.500

keagenan 0.111 0.143 0.125 1.000 0.143

KOA 0.167 5.000 2.000 7.000 1.000

Efisiensi usaha inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1/1 7/1 6/1 9/1 5/1

sub kontrak 1/7 1/1 1/1 6/1 1/5

dagang umum 1/6 3/1 1/1 7/1 1/3

keagenan 1/9 1/7 1/7 1/1 1/8

KOA 1/5 5/1 3/1 8/1 1/1

Efisiensi usaha inti-plasma sub kontrak dagang umum keagenan KOA

inti-plasma 1.000 7.000 6.000 9.000 5.000

sub kontrak 0.143 1.000 0.333 6.000 0.200

dagang umum 0.167 3.000 1.000 7.000 0.333

keagenan 0.111 0.167 0.143 1.000 0.125

KOA 0.200 5.000 3.000 8.000 1.000

Page 145: ANALISIS POLA KEMITRAAN DALAM PENGADAAN BERAS … · agribusiness agents that joined in the Federation of Farmer Group (Gapoktan) Citra Sawargi. Marketing of Pandanwangi rice product

129

Lampiran 17. Hasil pengolahan vertical sistem hierarki keputusan pola kemitraan yang paling tepat

MENENTUKAN POLA KEMITRAAN YANG PALING TEPAT Fokus ; Tema

(Level 1)

Faktor Kunci

(Level 2)

Pelaku

(Level 3)

Tujuan

(Level 4)

Alternatif

(Level 5

)

Permodalan

0,5236

Aksesibilitas Pasar

0,3458

Manajemen

0,0852

Penguasaan Teknologi

0,0454

Gapoktan

0,7960

CV Quasindo

0,2040

Kontinuitas produk

0,3389

Kel.Usaha

0,3329

Peluang Pasar

0,1479

Eff. Usaha

0,1239

Peng. Usaha

0,0562

Inti Plasma

0.4669

KOA

0,2913

Dagang Umum

0,1522

Subkontrak

0,0526

Keagenan

0,0370