analisis perkembangan luas permukiman terhadap …

13
Paper Tugas Akhir Indra Pakpahan (23116101) 1 ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP PENINGKATAN TEMPERATURE MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL 1A-1B DAN LANDSAT 8 (Studi Kasus : Kota Bandar Lampung) Indra M Pakpahan ¹ Dr. Rian Nurtyawan, S.T.,M.T.,² Adam Irwansyah Fauzi, S.T.,M.T., 1 ¹Institut Teknologi Sumatera, Teknik Geomatika Email : [email protected] ABSTRAK - Peningkatan populasi di daerah perkotaan yang menyebabkan arus urbanisasi, akan mengalami peningkatan kebutuhan tempat tinggal atau permukiman. Peningkatan tempat tinggal atau permukiman,artinya membutuhkan lahan,sedangkan lahan terbatas di daerah perkotaan dan luasnya akan tetap atau tidak bertambah, karena hal tersebut lahan hutan maupun vegetasi yang lain akan dialihfungsikan menjadi area permukiman. Hasilnya permukiman akan tumbuh scrolling tapi luas daerah vegetasi dan hutan akan menurun. Fenomena ini akan mendorong terjadinya Urban Heat Island. Urban Heat Island adalah perbedaan temperature yang signifikan yang berada di daerah perkotaan atau sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung perubahan luasan permukiman dari tahun 2015 2020 menggunakan data citra sentinel 1A dan 1B sistem penginderan jauh aktif dengan metode Polarimetric synthetic-aperture radar (POLSAR) dengan tipe data SLC (Single Look Complex),serta mengkorelasikan pengaruhnya terhadap perubahan Land Surface Temperature (LST) menggunakan citra Landsat 8 dengan memanfaatkan sensor Onboard Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS). Didapatkan luas daerah permukiman dari tahun 2015- 2020 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya,dan perkembangan yang signifikan berada di tahun 2017 sebesar 17.144 km² atau sebesar 28% dan perkembangan yang terkecil pada tahun 2018 sebesar 2.258 km² atau sebesar 2,8% sedangkan suhu permukaan di Kota Bandar Lampung mengalami perubahan setiap tahun. Suhu permukaan yang paling rendah berada di tahun 2016 sebesar 18°C - 30 °C, dan suhu permukaan yang paling tinggi berada di tahun 2020 sebesar 24°C - 37°C. Hasil korelasi antara luas daerah permukiman dengan suhu permukaan sebesar 0,71 dapat disimpulkan dua parameter tersebut bahwa memiliki korelasi yang kuat yang mempengaruhi terjadinya fenomena Urban Heat Island . Kata kunci: Permukiman, Urban Heat Island , Sentinel 1A,1B, Landsat 8, Land Surface Temperature. ABSTRACT - The increase in the population in urban areas that cause the flow of urbanization, will experience an increase in the need for housing or settlements. The increase in dwellings or settlements means that it requires land, while limited land in urban areas and the area will remain or not increase, because it is forest land and other vegetation will be converted into residential areas. As a result settlements will grow but areas of vegetation and forests will decline. This phenomenon will encourage the occurrence of Urban Heat Island. Urban Heat Island is a significant temperature difference located in urban areas or surrounding areas. This study aims to calculate changes in settlement area from 2015 - 2020 using sentinel 1A and 1B image data of active remote-sensing system with Polarimetric synthetic-aperture radar (POLSAR) method with SLC (Single Look Complex) data type, and correlate its effect on Land Surface Temperature (LST) change using Landsat 8 imagery by utilizing Onboard Operational Land Infrared Imager (OLI) sensor and Thermal Sensor (TIRS). Obtained the area of settlements from 2015-2020 has always increased every year, and significant developments are in 2017 of 17,144 km² or by 28% and the smallest development in 2018 of 2,258 km² or 2.8% while the surface temperature in Bandar Lampung city changes every year. The lowest surface temperature was in 2016 at 18°C - 30 °C, and the highest surface temperature was in 2020 of 24°C - 37°C. The result of correlation between the area of settlement with surface temperature of 0.71 can be concluded two parameters that have a strong correlation that influences the occurrence of urban heat island phenomenon. Keywords: Settlements, Urban Heat Island, Sentinel 1A.1B, Landsat 8, Land Surface Temperature

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

Paper Tugas Akhir – Indra Pakpahan (23116101)

1

ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP

PENINGKATAN TEMPERATURE MENGGUNAKAN CITRA SATELIT

SENTINEL 1A-1B DAN LANDSAT 8 (Studi Kasus : Kota Bandar Lampung)

Indra M Pakpahan ¹

Dr. Rian Nurtyawan, S.T.,M.T.,² Adam Irwansyah Fauzi, S.T.,M.T.,1

¹Institut Teknologi Sumatera, Teknik Geomatika

Email : [email protected]

ABSTRAK - Peningkatan populasi di daerah perkotaan yang menyebabkan arus urbanisasi, akan mengalami

peningkatan kebutuhan tempat tinggal atau permukiman. Peningkatan tempat tinggal atau permukiman,artinya

membutuhkan lahan,sedangkan lahan terbatas di daerah perkotaan dan luasnya akan tetap atau tidak

bertambah, karena hal tersebut lahan hutan maupun vegetasi yang lain akan dialihfungsikan menjadi area

permukiman. Hasilnya permukiman akan tumbuh scrolling tapi luas daerah vegetasi dan hutan akan menurun.

Fenomena ini akan mendorong terjadinya Urban Heat Island. Urban Heat Island adalah perbedaan

temperature yang signifikan yang berada di daerah perkotaan atau sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk

menghitung perubahan luasan permukiman dari tahun 2015 – 2020 menggunakan data citra sentinel 1A dan

1B sistem penginderan jauh aktif dengan metode Polarimetric synthetic-aperture radar (POLSAR) dengan

tipe data SLC (Single Look Complex),serta mengkorelasikan pengaruhnya terhadap perubahan Land Surface

Temperature (LST) menggunakan citra Landsat 8 dengan memanfaatkan sensor Onboard Operational Land

Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS). Didapatkan luas daerah permukiman dari tahun 2015-

2020 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya,dan perkembangan yang signifikan berada di tahun 2017

sebesar 17.144 km² atau sebesar 28% dan perkembangan yang terkecil pada tahun 2018 sebesar 2.258 km²

atau sebesar 2,8% sedangkan suhu permukaan di Kota Bandar Lampung mengalami perubahan setiap tahun.

Suhu permukaan yang paling rendah berada di tahun 2016 sebesar 18°C - 30 °C, dan suhu permukaan yang

paling tinggi berada di tahun 2020 sebesar 24°C - 37°C. Hasil korelasi antara luas daerah permukiman dengan

suhu permukaan sebesar 0,71 dapat disimpulkan dua parameter tersebut bahwa memiliki korelasi yang kuat

yang mempengaruhi terjadinya fenomena Urban Heat Island .

Kata kunci: Permukiman, Urban Heat Island , Sentinel 1A,1B, Landsat 8, Land Surface Temperature.

ABSTRACT - The increase in the population in urban areas that cause the flow of urbanization, will experience

an increase in the need for housing or settlements. The increase in dwellings or settlements means that it

requires land, while limited land in urban areas and the area will remain or not increase, because it is forest

land and other vegetation will be converted into residential areas. As a result settlements will grow but areas

of vegetation and forests will decline. This phenomenon will encourage the occurrence of Urban Heat Island.

Urban Heat Island is a significant temperature difference located in urban areas or surrounding areas. This

study aims to calculate changes in settlement area from 2015 - 2020 using sentinel 1A and 1B image data of

active remote-sensing system with Polarimetric synthetic-aperture radar (POLSAR) method with SLC (Single

Look Complex) data type, and correlate its effect on Land Surface Temperature (LST) change using Landsat

8 imagery by utilizing Onboard Operational Land Infrared Imager (OLI) sensor and Thermal Sensor (TIRS).

Obtained the area of settlements from 2015-2020 has always increased every year, and significant

developments are in 2017 of 17,144 km² or by 28% and the smallest development in 2018 of 2,258 km² or 2.8%

while the surface temperature in Bandar Lampung city changes every year. The lowest surface temperature

was in 2016 at 18°C - 30 °C, and the highest surface temperature was in 2020 of 24°C - 37°C. The result of

correlation between the area of settlement with surface temperature of 0.71 can be concluded two parameters

that have a strong correlation that influences the occurrence of urban heat island phenomenon.

Keywords: Settlements, Urban Heat Island, Sentinel 1A.1B, Landsat 8, Land Surface Temperature

Page 2: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

2

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Peningkatan populasi di daerah perkotaan yang

menyebabkan arus urbanisasi, akan mengalami

peningkatan kebutuhan tempat tinggal atau

permukiman.dimana orang-orang akan datang ke

kota dengan alasan tertentu untuk mencari pekerjan

yang lebih layak,menjenjang ilmu yang lebih

tinggi.membuka usaha atau bisnis dan lain

sebagainya. sedangkan orang kota yang sebelumnya

sudah bertempat tinggal didaerah tersebut akan tetap

melahirkan manusia-manusia baru untuk

keluarganya, sehingga akan menyebabkan

pertambahan jumlah penduduk yang tidak seimbang

antara di desa dengan di perkotaan.pertambahan

jumlah penduduk tersebut akan menyebabkan

peningkatan tempat tinggal atau

permukiman,artinya membutuhkan lahan,sedangkan

lahan terbatas di daerah perkotaan dan luasnya akan

tetap tidak bertambah dan tidak berubah,karena hal

tersebut lahan hutan maupun vegetasi yang lain akan

dialihfungsikan menjadi area permukiman.hasilnya

permukiman akan tumbuh scrolling tapi luas daerah

vegetasi dan hutan akan menurun. Fenomena ini

akan mendorong terjadinya peristiwa yang tidak

asing lagi buat penduduk bumi yaitu Urban Heat

Island [1].

Urban Heat Island adalah perbedaan

temperature yang signifikan yang berada di daerah

perkotaan atau sekitarnya.fenomena ini pertama kali

diselidiki oleh Luke Howard pada tahun 1810-an,

penyebab utama Urban Heat Island itu terjadi karena

modifikasi permukaan tanah melalui pengembangan

kota yang menggunakan material yang menyimpan

panas bumi.fenomena ini sudah banyak terjadi di

kota-kota besar yang ada di Indonesia maupun di

negara lain yang memiliki daerah perkotaan yang

sangat padat [2].

Menurut sumber Badan Pusat Statistik (BPS)

Kota Bandar Lampung jumlah penduduk pada tahun

2012 sekitar 1.212.129 jiwa dan mengalami

peningkatan yang di perkirakan pada tahun 2020

akan mencapai sekitar 1.375.170 jiwa. Dilihat dari

luas permukiman nya menurut data dari Badan

Informasi Geospasial (BIG) luas permukiman Kota

Bandar Lampung pada tahun 2017 sebesar 76.287

km² dari total luas wilayah daratan sebesar 197.22

km² yang terdiri dari 20 kecamatan dan 126

kelurahan. Menurut data dari Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kota Bandar

Lampung dalam kurun waktu 5 tahun terakhir suhu

permukaan berada pada kisaran 23°C-37°C.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui

perkembangan daerah permukiman di Kota Bandar

Lampung dari tahun 2015 – 2020 secara bertahap

dan mengindentifikasi daerah-daerah yang

berkembang khusus nya dibidang permukiman.

Peningkatan proses pembangunan yang terjadi di

Kota Bandar Lampung, seperti dibidang pemukiman

yang akan mempengaruhi suhu permukaan. hal

tersebut baik secara langsung maupun tidak

langsung akan berpengaruh juga terhadap peristiwa

pemanasan global yang terjadi [3]. Penelitian ini

menggunakan konsep sistem penginderaan jauh

aktif dan pasif. sistem penginderaan jauh yang aktif

untuk pengukuran luas permukiman dan sistem

penginderaan jauh pasif untuk pengukuran suhu

permukaan. data yang digunakan dalam pengolahan

permukiman yaitu citra sentinel 1A-1B dengan

metode Polarimetric synthetic-aperture radar

(POLSAR) [4]. Data yang digunakan dalam

pengolahan yaitu citra Landsat 8 dengan dengan

memanfaatkan sensor Onboard Operational Land

Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS)

[5]. Penelitian ini diharapkan dapat diketahui

hubungan peningkatan jumlah luas permukiman

terhadap perubahan suhu permukaan dari data yang

sudah diolah dengan melakukan korelasi antara dua

parameter tersebut dari data tahun 2015-2020 yang

berhubungan terhadap fenomena alam yaitu Urban

Heat Island.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan

dari penelitian ini : a. Mengidentifikasi luasan permukiman di Kota

Bandar Lampung menggunakan citra Sentinel

1A-1B dari tahun 2015-2020.

b. Mengidentifikasi peningkatan LST di Kota

Bandar Lampung menggunakan citra Landsat 8

dari tahun 2015-2020.

c. Menganalisis hubungan antara perkembangan

perubahan permukiman dengan kenaikan suhu

di Kota Bandar Lampung.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup masalah dari penelitian ini :

a. Wilayah studi penelitian ini adalah wilayah Kota

Bandar Lampung

b. Melakukan pengolahan luasan Permukiman

menggunakan data citra sensor aktif sentinel

1A-1B dari tahun 2015-2020 dengan metode

Polarimetric synthetic-aperture radar

(POLSAR).

c. Melakukan pengolahan perubahan suhu

menggunakan data citra sensor pasif Landsat 8

dari tahun 2015-2020 dengan metode Split

Window Algorithm (SWA).

d. Melakukan uji korelasi antara luasan

permukiman dengan perubahan suhu di Kota

Bandar Lampung.

Page 3: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

3

2. METODE

2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini memfokuskan kepada

daerah administrasi Kota Bandar Lampung seperti

Gambar 3.1. Peta ruang lingkup wilayah penelitian

berikut ini.

Gambar 2.1 Peta ruang lingkup wilayah penelitian

Kota Bandar Lampung memiliki koordinat 5° 20’

sampai dengan 5° 30’ Lintang Selatan dan 105°28’

Sampai 105 °37’ Bujur Timur. Berdasarkan sensus

BPS, pada tahun 2017 kota ini memiliki populasi

penduduk sebanyak 1.015.910 jiwa (sensus 2017),

meningkat dari tahun 2016 sebanyak 997.728 jiwa

dengan luas wilayah sekitar 197,22 km2, maka

Bandar Lampung memiliki kepadatan penduduk

5.151 jiwa/km². Kota Bandar Lampung memiliki

luas wilayah 197.22 km2 yang terdiri dari 20

kecamatan dan 126 kelurahan.

2.2 Data dan Alat Penelitian

Data dalam penelitian ini menggunakan data citra

sentinel, 1A dan 1B dari tahun 2015-2020 yang

diambil mencakupi wilayah administrasi Kota

Bandar Lampung. Bahan yang digunakan untuk

penelitian ini adalah mencakup perangkat

lunak/software. Data dan Alat yang digunakan

dijelaskan dalam Tabel 2.1. Data dan bahan yang

dibutuhkan dalam penelitian.

Tabel 2. 1 Data dan Alat yang dibutuhkan dalam

penelitian

No Data/Alat Spesifikasi Sumber Data

Data Penelitian

1 Citra satelit sentinel

1A-1B dari tahun

2015-2020

Wilayah

cakupan Kota

Bandar

Lampung,tipe

data SLC dan

IW

Copernicus melalui

https://scihub.copernicus.eu

2 Citra Landsat 8 dari

tahun 2015-2020

Wilayah

cakupan Kota

Bandar

Lampung,tipe

L1TP

USGS melalui

https://earthexplorer.usgs.gov/

3 Peta permukiman

Kota Bandar

Lampung

Skala 1:25.000

Shapefile

Permukiman

Kota Bandar

Lampung

Peta Rupa Bumi Indonesia

(RBI) melalui forum

https://tanahair.indonesia.go.id/

dan dari Bappeda Lampung

Software Penelitian

1 Microsoft Office MS Word/Ms.

Excel/Ms.

Power Point

Microsoft

2 SNAP Desktop Sentinel

Toolboxes,

Windows 64-

Bit

ESA (the European Space

Agency))

3 ArcMap ArcGIS 10.3 Esri

Page 4: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

4

2.3 Diagram Alir Penelitian

Tahap pelaksanaan pada tugas akhir ini terdiri dari

beberapa tahapan, mulai dari studi literatur,

pengumpulan data, pengolahan data dan pembuatan

laporan akhir. Diagram alir penelitian secara

keseluruhan bisa dilihat pada Gambar 2.2 berikut

ini.

Gambar 2. 2 Diagram Alir Penelitian

Pada penelitian dilakukan studi literatur untuk

mengetahui langkah tepat dalam pengerjaan

penelitian. Pada penelitian ini menggunakan data

dan observasi dari penelitian yang sudah ada

sebelumnya dan berkaitan dengan permasalahan

yang akan diteliti. Pada tahapan ini peneliti

mempelajari bahan yang berasal dari sumber atau

referensi yang berkaitan dengan tema penelitian

yang berkaitan. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data Citra Sentinel 1A-1B dari

tahun 2015-2020 yang diunduh dari

https://scihub.copernicus.eu/ yang akan digunakan

untuk mengindentifikasi daerah permukiman Kota

Bandar Lampung dan Citra Landsat dari tahun 2015-

2020 yang dapat diunduh dari situs

https://earthexplorer.usgs.gov/ yang digunakan

untuk mengidentifikasi suhu permukaan tanah di

Kota Bandar Lampung . Peta data permukiman dari

RBI dan Bappeda Lampung (Skala 1:25.000) dan

batas administrasi Kota Bandar Lampung

(Skala1:50.000) yang bisa diunduh dari situs

https://tanahair.indonesia.go.id.

Page 5: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

5

2.4 Uji Korelasi

Uji korelasi dua parameter antara luas

permukiman dari tahun 2015-2020 menggunakan

citra sentinel 1A-1B dengan suhu permukaan dari

tahun 2015-2020 menggunakan citra landsat 8

OLI/TIRS untuk mengetahui hubungan antara kedua

parameter tersebut,apakah memiliki hubungan yang

sangat kuat atau tidak. Hasil analisis korelasi

menunjukan kekuatan dan kelemahan masing-

masing dua variabel.

Pola antara dua variabel korelasi yang terjadi antara

dua variabel yaitu :

✓ Korelasi linier positif, yaitu perubahan salah satu

nilai variabel dengan perubahan nilai variabel yang

lainnya secara teratur dengan arah yang sama. Jika

nilai variabel X mengalami kenaikan, maka

variabel Y akan ikut naik. Jika nilai variabel X

mengalami penurunan, maka variabel Y akan ikut

turun., apabila nilai koefisien mendekati +1 berarti

data variabel X dan Y memiliki korelasi linier.

✓ Korelasi linier negatif, yaitu perubahan salah satu

nilai variabel diikuti perubahan nilai variabel yang

lainnya secara teratur dengan arah yang

berlawanan. Jika nilai variabel X mengalami

kenaikan, maka nilai variabel Y akan turun,

begitupun sebaliknya. Apabila nilai koefisien

korelasinya mendekati -1 maka hal ini

menunjukkan data variabel X dan variabel Y

memiliki korelasi linier negatif .

✓ Tidak berkorelasi, yaitu kenaikan nilai variabel

yang satunya bisa diikuti dengan penurunan

variabel lainnya atau diikuti dengan variabel

lainnya. jika nilai koefisien korelasinya mendekati

nol berarti pasangan dari variabel X dan variabel Y

memiliki korelasi yang sangat lemah atau tidak

berkorelasi.Tabel 2.2 menunjukkan nilai interval

koefisien berdasarkan tingkat hubungan yang

diperoleh dari dua variabel yang akan

dikorelasikan.

Tabel 2. 2 Interfal Koefisien Korelasi

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Luas Permukiman Dari hasil pengolahan citra Sentinel 1A-1B yang

sudah digitasi didapatkan hasil luas area

permukiman Kota Bandar Lampung dari tahun 2015

– 2020 , luas permukiman di Kota Bandar Lampung

mengalami perkembangan setiap tahun nya, pada

tahun 2015 didapatkan luas permukiman sebesar

55.868 km²,tahun 2016 sebesar 61.030 km²,tahun

2017 sebesar 78.175 km², tahun 2018 sebesar 80.434

km²,tahun 2019 sebesar 84.391 km² ,tahun 2020

sebesar 101.375 km² dan perkembangan luas

permukiman yang paling besar pada tahun 2017

Interval Koefisien Tinggi Hubungan

0 - 0.19 Sangat rendah

0.2 - 0.39 Rendah

0.4 - 0.59 Cukup

0.6 - 0.79 Kuat

0.8 - 1 Sangat kuat

Page 6: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

6

sebesar 17.144 km² dan yang terkecil pada tahun

2016 sebesar 2.258 km². serta luas intersect antara

hasil digitasi dengan validasi data peta permukiman

dari RBI dan data peta permukiman dari Bappeda

Lampung,karena data validasi dari RBI dan Bappeda

Lampung yang ada pada tahun 2017 maka di

intersect dengan data hasil digitasi citra pada tahun

yang sama pada tahun 2017, didapatkan hasil

sebesar 63.713 km² atau sebesar 85.70%. Untuk

hasil nya dapat dilihat pada Tabel 3.1 tentang Hasil

data yang diolah citra sentinel dan Tabel 3.2 tentang

Validasi data permukiman .

Tabel 3. 1 Hasil data yang diolah citra sentinel

No Tahun Luas (km²) Perkembangan

(km²)

Persentase

(%)

1 2015 55.868527 0 0

2 2016 61.030874 5.162347 8.4585

3 2017 78.175076 17.144202 21.930

4 2018 80.434074 2.258998 2.8085

5 2019 84.391888 3.957814 4.6898

6 2020 101.375743 16.983855 16.753

Tabel 3. 2 Validasi data permukiman digitasi

dengan RBI dan Bappeda Lampung

Data

Validasi

Hasil

(km²) Intersect

Hasil

(km²)

Persentase

(%)

Bappeda 72.400421

2017 63.713403 85.700 RBI 76.287982

Digitasi 78.175076

Page 7: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

7

3.2 Hasil Layout Peta Hasil layout peta daerah permukiman dari tahun

2015-2020 di Kota Bandar Lampung dapat dilihat

Gambar berikut ini.

Gambar 3.1 Hasil Peta Permukiman Kota Bandar

Lampung 2015

Gambar 3.2 Hasil Peta Permukiman Kota

Bandar Lampung 2016

Gambar 3.3 Hasil Peta Permukiman Kota Bandar

Lampung 2017

Gambar 3.4 Hasil Peta Permukiman Kota

Bandar Lampung 2018

Gambar 3.5 Hasil Peta Permukiman

Kota Bandar Lampung 2019

Gambar 3.6 Hasil Peta Permukiman Kota

Bandar Lampung 2020

3.2 Validasi Data Permukiman

Validasi data permukiman menggunakan

hasil digitasi dari hasil proses data sentinel 1A-1B

dengan data permukiman dari BIG dan Bappeda

Lampung,karena data dari BIG dan Bappeda

Lampung yang ada pada tahun 2017 maka validasi

dilakukan dengan data digitasi pada tahun yang

Page 8: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

8

sama yaitu digitasi tahun 2017. Validasi dilakukan

dengan menggunakan intersect antara data

permukiman digitasi dengan data permukiman dari

BIG dan Bappeda Lampung.didapatkan hasil

intersect sebesar 63.713 km² atau sebesar

85.70(%).artinya hasil pengolahan data

permukiman menggunakan data citra sentinel 1A-

1B dengan menggunakan metode polarimetric

synthetic-aperture radar (POLSAR) bisa

digunakan untuk mengidentifikasi luasan daerah

permukiman. Hasil layout peta validasi

permukiman dapat dilihat pada Gambar 3.7 berikut

ini.

Gambar 3. 1 Hasil Peta Validasi dataPermukiman

dari Sentinel dengan data dari BIG dan Bappeda

Lampung

3.4 Hasil Land Surface Temperature

Hasil pengolahan citra Landsat 8 didapatkan Land

Surface Temperature (LST) dari band termal (band

10 dan band 11) dan band multispekstral(band 4 dan

band 5). Band termal digunakan untuk mengukur

Brightness Temperature dan Band Multispektral

digunakan untuk mengukur Normalized Difference

Vegetation Index (NDVI) untuk mendapatkan nilai

Emsivitas yang akan digunakan untuk perhitungan

Land Surface Temperature (LST). Hasil data

statistik pengolahan suhu permukaan tanah dapat

dilihat bahwa suhu terendah yaitu 23 °C dan suhu

tertinggi 35°C dengan rata-rata sebesar 26°C pada

tahun 2015, kemudian pada tahun 2016 suhu

terendah yaitu 18 °C dan suhu tertinggi 30 °C dengan

rata-rata sebesar 24°C, kemudian pada tahun 2017

suhu terendah yaitu 14 °C, suhu tertinggi yaitu

mencapai 33 °C dengan rata-rata sebesar 23,5°C,

dan pada tahun 2018 suhu terendah yaitu 20 °C ,

suhu tertinggi yaitu mencapai 33°C dengan rata-rata

sebesar 26,5°C, kemudian pada tahun 2019 suhu

terendah yaitu 23 °C, suhu tertinggi yaitu mencapai

35 °C dengan rata-rata sebesar 29°C, dan pada tahun

2020 suhu terendah yaitu 24 °C , suhu tertinggi yaitu

mencapai 37 °C dengan rata-rata sebesar 30.5°C.

Hasil LST bisa dilihat dari Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3. 2 Hasil Land Surface Temperature dari

tahun 2015-2020

No Tahun Suhu Permukaan (C°)

Minimal Maksimal Rata-

Rata

1 2015 19 33 26

2 2016 18 30 24

3 2017 14 33 23.5

4 2018 20 33 26.5

5 2019 23 35 29

6 2020 24 37 30.5

Dari hasil tersebut diketahui bahwa suhu permukaan

di Kota Bandar Lampung pada tahun 2015 sebesar

33 °C ,kemudian pada tahun 2016 turun menjadi 30

°C, pada tahun 2017 naik menjadi 33 °C,pada tahun

2018 tetap 33 °C, pada tahun 2019 naik menjadi 35

°C dan pada tahun 2020 suhu permukaan mencapai

37 °C.

3.5 Hasil Layout Peta LST

Hasil layout peta suhu permukaan di Kota

Bandar Lampung bisa dilihat dari Gambar

berikut ini dari tahun 2015-2020.

Page 9: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

9

Gambar 3. 2 Land Surface Temperature (LST)

tahun 2015

Gambar 3. 3 Land Surface Temperature (LST)

tahun 2016

Gambar 3. 4 Land Surface Temperature (LST)

tahun 2017

Gambar 3. 5 Land Surface Temperature (LST)

tahun 2018

Gambar 3. 6 Land Surface Temperature (LST)

tahun 2019

Gambar 3. 7 Land Surface Temperature (LST)

tahun 2020

Page 10: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

10

3.6 Uji Korelasi

Data yang dihasilkan dari pengolahan data citra

Sentinel 1A-1B yang mengukur luas permukiman di

Kota Bandar Lampung dari tahun 2015-2020

dikorelasikan dengan data citra Landsat 8 yang

mengukur suhu permukaan Kota Bandar Lampung

dari tahun 2015-2020 didapatkan nilai korelasi

sebesar 0.71, hal ini menunjukkan korelasi antara

luas permukiman dengan suhu permukaan kuat.

Hasil nilai korelasi antara Luas Permukiman dengan

Suhu Permukaan dapat dilihat pada Tabel 3.5

berikut.

Tabel 3. 3 Uji Korelasi Luas Permukiman dengan

Suhu Permukaan

3.7.1 Analisis Luas Permukiman

Berdasarkan hasil pengolahan data dari

Sentinel 1A-1B dengan menggunakan metode

Polarimetric synthetic-aperture radar

(POLSAR) hasil perkembangan luas

permukiman didapat dari luas permukiman

menggunakan perhitungan selisih luas

permukiman tahun sekarang dengan tahun

berikut nya. Pada tahun 2016 perkembangan

luas daerah permukiman didapat sebesar 5.162

km² atau sebesar 9.2% , pada tahun 2017

perkembangan luas daerah permukiman sebesar

17.144 km² atau sebesar 28% ,data tahun ini

merupakan hasil pertumbuhan luas daerah

permukiman yang paling besar dari tahun yang

lainnya,sedangkan pada tahun 2018 didapat

perkembangan luas daerah permukiman didapat

sebesar 2.258 km² atau sebesar 2.8%,data tahun

ini merupakan hasil pertumbuhan luas daerah

permukiman yang paling kecil dari tahun yang

lainnya. Pada tahun 2019 perkembangan luas

daerah permukiman sebesar 3.957 km² atau

sebesar 4.9%, Pada tahun 2020 kembali

mengalami pertumbuhan yang signifikan tapi

tidak sebesar pada tahun 2016,perkembangan

luas daerah permukiman sebesar 16.983 km²

atau sebesar 20%, pada tahun 2015

perkembangan nya tidak diketahui karena data

permukiman pada tahun diatasnya atau tahun

2014 tidak ada dalam pengolahan,jadi hasil

belum bisa digunakan untuk mengetahui luas

perkembangan daerah permukiman di Kota

Bandar Lampung. Permukiman di Kota Bandar

Lampung terus meningkat dari tahun ke tahun.

Hal ini disebabkan karena banyak nya

permintaan dan penawaran antar dunia sosial

dan ekonomi,serta letak dan tempat yang

strategis untuk pendistribusian pebisnis dan

pendatang.jumlah pendatang yang datang ke

Kota Bandar Lampung.

Tahun

Luas

Permukiman

(km²)

Suhu

Permukaan

(°C) Korelasi

2015 55.868527 26

0.71889

2016 61.030874 24

2017 78.175076 23.5

2018 80.434074 26.5

2019 84.391888 29

2020 101.375743 30.5

Page 11: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

11

3.2.2 Analisis Suhu Permukaan

Berdasarkan hasil pengolahan data Land Surface

Temperature (LST) menggunakan data citra Landsat

8 OLI/TIRS Suhu permukaan di Kota Bandar

Lampung mengalami perubahan setiap tahun. Hasil

pengolahan data, tahun 2015 suhu di Kota Bandar

Lampung berkisar 19°C - 32 °C, kemudian

mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu 18°C -

30 °C. Pada tahun 2017 suhu permukaan berkisar

14°C- 33°C sama dengan tahun 2018 sebesar 20°C -

33°C.pada tahun 2019 terjadi kemarau panjang yang

mengakibatkan cuaca panas sepanjang tahun, hal ini

mengakibatkan peningkatan suhu yang sangat

signifikan yaitu 23°C - 35 °C begitu juga pada tahun

2020 suhu permukaan berkisar 24°C - 37°C. suhu

permukaan yang tinggi berada di daerah

Natar,Kedaton,Rajabasa,Labuhan Ratu,Teluk

Betung Utara,suhu permukaan yang sedang berada

di daerah Tanjung Karang Langka Pura, Tanjung

Bintang,Panjang,Kemiling,Jati

Agung,Sukarame,dan suhu permukaan yang rendah

berada di daerah Teluk Betung Barat, Teluk Betung

Timur, Merbau Mataram,Sukabumi.

3.2.3 Analisis Korelasi antara Permukiman

dengan Suhu Permukaan

Perkembangan pembangunan di Kota

Bandar Lampung mengakibatkan perubahan

unsur-unsur iklim pada pusat kota dengan

daerah sekitarnya. Perubahan pada

penggunaan/penutupan lahan di wilayah

perkotaan pada umumnya mempunyai

perubahan seperti bergantinya penggunaan

lahan menjadi lahan urban dan persawahan atau

lahan pertanian berubah menjadi pemukiman,

industri, serta infrastruktur lainnya. Pada daerah

kota dengan dominasi bangunan dan jalan akan

menyimpan dan melepaskan panas lebih cepat

pada siang hari. hasil korelasi berdasarkan data

permukiman dari tahun 2015-2020 dengan data

suhu permukaan dari tahun 2015-2020. Dari uji

korelasi didapatkan hasil hubungan antara luas

daerah permukiman dengan suhu permukaan

yaitu korelasinya sebesar 0,71 yang berarti

memiliki korelasi yang kuat. Dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan luas daerah

permukiman sangat mempengaruhi suhu

permukaan suatu daerah khusus nya di Kota

Bandar Lampung. Untuk grafik scattering nya

bisa dilihat pada gambar berikut ini. Pada

sumbu horizontal (X) mengindikasikan luas

permukiman dalam satuan km² dan pada sumbu

vertikal (Y) mengindikasikan suhu permukaan

dalam satuan °C. Didapatkan hasil korelasi

positif karena pertambahan pada sumbu X

cenderung bergantung pada pertambahan

sumbu Y. Pada gambar 3.14 menjelaskan

tentang grafik scatter plot antara luas

permukiman dengan suhu permukaan.

Gambar 4. 8 Grafik scattering antara luas

permukiman dengan suhu permukaan

2624 23.526.5

29 30.5

10

20

30

40

50 70 90 110

Suhu P

erm

ukaa

n (

C°)

Luas Permukiman (km²)

Suhu Permukaan

Page 12: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

12

4. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Luas daerah permukiman di Kota Bandar

Lampung dari tahun 2015 – 2020 disimpulkan

bahwa setiap tahun nya mengalami

perkembangan,dan perkembangan yang

signifikan berada di tahun 2017 sebesar 17.144

km² atau sebesar 28%, dan perkembangan yang

terkecil pada tahun 2018 sebesar 2.258 km² atau

sebesar 2.8%, serta validasi data pada tahun 2017

dengan peta permukiman dari RBI dan Bappeda

Lampung yang memiliki tingkat kesamaan atau

proses intersect sebesar 63.713 km² atau sebesar

85.7%. Pertumbuhan jumlah permukiman

disebabkan karena banyak nya permintaan dan

penawaran antar dunia sosial dan ekonomi,serta

letak dan tempat yang strategis untuk

pendistribusian pebisnis dan pendatang.jumlah

pendatang yang datang ke Kota Bandar

Lampung.

2. Suhu permukaan di Kota Bandar Lampung

mengalami perubahan setiap tahun. suhu

permukaan yang paling rendah berada di tahun

2016 sebesar 18°C - 30 °C. dan suhu permukaan

yang paling tinggi berada di tahun 2020 sebesar

24°C-37°C. Suhu permukaan yang tinggi

cenderung berada di daerah yang memiliki area

permukiman yang banyak seperti di

Natar,Kedaton,Rajabasa,Labuhan Ratu,Teluk

Betung Utara,suhu permukaan yang sedang

berada di daerah Tanjung Karang Langka Pura,

Tanjung Bintang,Panjang,Kemiling,Jati

Agung,Sukarame,dan suhu permukaan yang

rendah berada di daerah Teluk Betung Barat,

Teluk Betung Timur, Merbau Mataram,dan

Sukabumi.

3. Uji korelasi didapatkan hasil hubungan antara

luas daerah permukiman dengan suhu

permukaan yaitu korelasinya sebesar 0,71 yang

berarti memiliki korelasi yang kuat. Dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan luas daerah

permukiman sangat mempengaruhi suhu

permukaan suatu daerah tertentu

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] F. M. Affan, "Analisis Perubahan Penggunaan

Lahan Untuk Permukiman Dan Industri Dengan

Menggunakan SistemInformasi Geografis," Ilmiah

Pendidikan Geograf, pp. 25-31, 2014.

[2] A. Gitawardani, ""Analisis Pengaruh Penggunaan

Lahan terhadap Suhu Permukaan dan

Keterkaitannya dengan Fenomena Urban Heat

Island Menggunakan Citra Satelit Landsat (Studi

Kasus : Kota Bandar Lampung),"," Undergraduate

Thesis, pp. 30-32, 2019.

[3] Dini Ramanda Putri*),Abdi Sukmono, Bambang

Sudarsono, "Analisis Kombinasi Citra Sentinel-1a

dan Citra Sentinel-2a Untuk Klasifikasi Tutupan

Lahan (studi kasus: Kabupaten Demak, Jawa

Tengah)," Departemen Teknik Geodesi Fakultas

Teknik Universitas Diponegoro., pp. 35-39, 2018.

[4] P. Cloude S.R., "A Riview of target decomposition

theorems in radar polarimetry.," IEEE Trans.

Geoscience and Remote Sensing., pp. 1-29, 1996. .

[5] D Reddy Jeevalakshmi dan B S.N. Manikiam, ,

"Land Surface Temperature Retrieval from Landsat

data using Emissivity Estimation.:," International

Journal of Applied Engineering Research, pp. 5-18,

2017.

[6] Alfianto, Fedelis, "Analisa kesesuaian lahan untuk

lokasi pengembangan permukiman menggunakan

Metode Scoring (Studi Kasus: Surabaya Timur).,"

Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember., pp. 30-34, 2017.

[7] Doxiadis, "The Science Of Human Settlements,"

London: Hutchinson Of. London. Rapoport, Amos. ,

1968.

[8] ESA Sentinel Online, "Product Types and

Processing Levels of Sentinel-1," in

https://sentinel.esa.int/web/sentinel/user-

Page 13: ANALISIS PERKEMBANGAN LUAS PERMUKIMAN TERHADAP …

13

guides/sentinel-1-sar/product-types-processing-

levels, 2009.

[9] Gordana Kaplan 1,*, Ugur Avdan and Zehra Yigit

Av , "Earth and Space Sciences Institue, Anadolu

University, 26470 Tepebaşı/Eskişehir, Turkey;

[email protected],," Department of

Environmental Engineering, Anadolu University,

26470 Tepebaşı/Eskişehir, Turkey;

[email protected].

[10] I.E.T.R. -UMR CNRS 6164, "Université de Rennes

I -Campus de Beaulieu Pôle Micro Ondes Radar -

Bat 11D 263 Avenue Général Leclerc CS 74205 -

35042 Rennes Cedex," France.

[11] Malenovský, Z., Rott, H., Cihlar, J., Schaepman, M.

E., García-Santos, G., Fernandes, R., & Berger, M.,

"Sentinels for science: Potential of Sentinel-1, -2,

and -3 missions for scientific observations of ocean,

cryosphere, and land.," Remote Sensing of

Environment, pp. 91-101, 2012.

[12] I.E.T.R. -UMR CNRS 616, "SARPOLARIMETRIE

HOLOGRAPHIE INTERFEROMETRIE

RADARGRAMMETRIE," in Université de Rennes

I -Campus de Beaulieu Pôle Micro Ondes Radar -

Bat 11D , Rennes Cedex –France, Avenue Général

Leclerc , 2013, pp. 2-29.

[13] A. S. B. S. Dini Ramanda Putri*), "ANALISIS

KOMBINASI CITRA SENTINEL-1A DAN

CITRA SENTINEL-2A UNTUK KLASIFIKASI

TUTUPAN LAHAN (STUDI KASUS:

KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH),"

Jurnal Geodesi Undip , pp. 86-88, 2018.

[14] Abdurrahman, A., "Petunjuk Manual

Orthorektifikasi Data SAR Sentinel-1 dengan

Menggunakan Software Sentinel-1 Toolbox

(S1TBX). Petunjuk Manual.," Program Diploma

Pengindraan Jauh dan Sistem Geografi Universitas

Gadjah Mada.Yogyakarta. , 2015.

[15] Yamaguchi.Y., "Radar Polarimetry From Basics to

Applications Tokyo.," IEICE : Japan, 2007.

[16] L. F.-F. E. Pottier, PolSAR-Data of Entropy and

Anisotropy, 2013.

[17] G Rongali, A. K Keshari, A. K Gosain, dan R

Kosha, ", "A Mono-Window Algorithm For Land

Surface Temperature Estimation From Landsat 8

Thermal Infrared Sensor Data, A Case Study Of The

Beas River basin, India.,"," Pertanika Journal of

Science and Technology, vol. 26(2), pp. 829– 840, ,

2018.

[18] Subhanil Guha, Himanshu Govil, Anindita Dey &

Neetu Gill , " Analytical study of land surface

temperature with NDVI and NDBI using Landsat 8

OLI and TIRS data in Florence and Naples city,

Italy," European Journal of Remote Sensing, pp.

667-678, 2018.

[19] NASA, ". Landsat-8 / LDCM (Landsat Data

Continuity Mission). Retrieved from Landsat-8 /

LDCM (Landsat Data Continuity Mission):,"

https://directory.eoportal.org/web/eoportal/satellite-

missions/l/landsat-8ldcm#mission-status , 2019.

[20] USGS., " Landsat Collection 1 Level 1 Product

Definition. Retrieved from Landsat Collection 1

Level 1 Product Definition:,"

https://www.usgs.gov/media/files/landsat-

collection-1-level-1-productdefinition, 2019.

[21] L Ryan, ""Creating a Normalized Difference

Vegetation Index (NDVI) Image Using

MultiSpec,"," University of New Hampshire..

[22] USGS, "Landsat 8 (L8) Data Users Handbook,"

Sioux: USGS, 2019.

[23] D Reddy Jeevalakshmi dan B S.N. Manikiam, ,

"Land Surface Temperature Retrieval from Landsat

data using Emissivity Estimation," International

Journal of Applied Engineering Research,, 2017.

[24] Afrida Gitawardani, "Analisis Pengaruh

Penggunaan Lahan terhadap Suhu Permukaan dan

Keterkaitannya dengan Fenomena Urban Heat

Island Menggunakan Citra Satelit Landsat (Studi

Kasus : Kota Bandar Lampung),," Institut Teknologi

Sumatera, Bandar Lampung, Lampung, 2019.