analisis perilaku thermal udara dalam bungkusan zat
TRANSCRIPT
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
263
ANALISIS PERILAKU THERMAL UDARA DALAM BUNGKUSAN ZAT
RADIOAKTIF / BAHAN NUKLIR
Oleh: Azizul Khakim
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Jl. Gadjah Mada 8 Jakarta, Indonesia, e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Analisis Perilaku Thermal Udara Dalam Bungkusan Zat Radioaktif / Bahan Nuklir.
Sumber panas internal maupun eksternal harus dianalisis untuk memastikan integritas
material bungkusan dan perilaku udara yang pada gilirannya adalah keselamatan material
radioaktif. Sumber panas internal berasal dari zat radioaktif maupun bahan nuklir yang
mengalami peluruhan. Sedangkan sumber panas eksternal bisa berupa api saat bungkusan
mengalami kebakaran. Perilaku udara saat bungkusan mengalami kebakaran juga perlu
mendapat perhatian. Analisis perilaku udara dalam bungkusan menggunakan code CFD
FLUENT dengan model aliran laminar. Sumber panas internal maupun eksternal dimodelkan
dengan dinding bersuhu konstan. Perpindahan panas terjadi secara radiasi dan konveksi yang
memunculkan aliran sirkulasi alam. Pada ruang yang sempit, udara dengan perbedaan
temperatur yang tinggi membentuk profil aliran anisotropik yang menimbulkan gejolak aliran
yang secara alami tak tunak.
Kata kunci: bungkusan, zat radioaktif, material nuklir, sumber panas internal, sumber panas
eksternal, CFD.
ABSTRACT
Analysis on Thermal Behavior of Air Inside a Package of Radioactive / Nuclear Material.
Internal and external heat sources should be analyzed to ensure the integrity of the package
material and fluid bahavior, that in turn, the safety of radioactive materials. The internal heat
source comes from decaying radioactive or nuclear materials. On the other hand, external heat
source could come from fire when the package is on fire. The air behavior when the package
is on fire is of great interest. The analyses of air bahavior in the package employed CFD code
FLUENT with laminar flow model. The internal and external heat sources were modeled with
a constant wall temperatures. Both radiative and convective heat transfer occured leading to a
natural circulation flow. In a narrow space, air with high temperature difference formed
anisotropic flow profile which led to a naturally unsteady flow.
Thermal analyses of the package use CFD code FLUENT.
Key word: package, radioactive material, nuclear material, internal heat source, external heat
source, CFD.
I. PENDAHULUAN
Untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan publik, pengangkutan material
radioaktif diwadahi dalam suatu bungkusan
yang didesain, difabrikasi dan diuji secara
memadai. Persyaratan yang ditetapkan oleh
peraturan yang harus dipenuhi ketika
pengangkutan material radioaktif adalah
pengungkungan material radioaktif, perisai
radiasi dan jaminan subkritikalitas nuklir[2]
.
Bungkusan zat radioaktif atau bahan
nuklir merupakan wadah yang berfungsi
untuk melindungi zat radioaktif atau bahan
nuklir dari bahaya eksternal dan mencegah
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
264
radiasi keluar. Bungkusan juga harus dapat
melindungi zat radioaktif atau bahan nuklir
dari bahaya kebakaran dan kebanjiran.
Bungkusan harus mampu memberikan
pengendalian pada radiasi, kekritisan, dan
bahaya termal terhadap personal, properti
dan lingkungan[4,5,6]
. Perlindungan ini dapat
dicapai dengan:
a. Mewadahi bahan radioaktif
b. Mengendalikan tingkat radiasi eksternal
c. Pencegahan kekritisan, dan
d. Pencegahan kerusakan yang disebabkan
oleh sumber panas
Bungkusan zat radioaktif harus didesain
untuk dapat bertahan pada temperatur
ambien -40 C hingga 38 C untuk kondisi
normal[9]
. Fitur desain yang penting terhadap
daya tahan thermal mencakup: (a) geometri
bungkusan dan konstruksi material; dan (b)
fitur mekanik dan struktur yang mungkin
mempengaruhi perpindahan panas, seperti
sirip pendinginan, material isolator, kondisi
permukaan dari komponen bungkusan, dan
gas atau kontak fisik antar komponen
internal[9]
.
II. TEORI PERPINDAHAN PANAS
Energi panas berpindah dengan melalui
tiga cara yaitu perpindahan panas konduksi,
konveksi dan radiasi. Perpindahan panas
konduksi adalah perpindahan panas antar
molekul dalam zat padat. Sedangkan
perpindahan antara zat padat dan fluida yang
mengalir dikenal dengan perpindahan panas
konveksi. Perpindahan panas radiasi adalah
perpindahan energi panas tanpa
membutuhkan perantara. Perpindahan panas
dalam tabung bungkusan zat radioaktif /
bahan nuklir bisa melibatkan ketiga proses
perpindahan energi di atas.
Perindahan Panas Konduksi Persamaan konduksi untuk silinder yang
membangkitkan panas adalah sebagai
berikut[7,8]
:
01
q
dr
dTkr
dr
d
r (1)
Integrasi persamaan di atas, menghasilkan
02
1
2
Crq
dr
dTkr (2)
Atau
02
1
r
Cr
q
dr
dTk (3)
Pada r=0, maka dT/dr=0 sehingga C1=0.
Pers.(3) menjadi:
02
rq
dr
dTk (4)
Integrasi pers. (4) akan menghasilkan:
04
2
2
Crq
kT (5)
Pada r=0 maka T=Tmax; sehingga C2=-
kTmax. Pers. (5) menjadi:
2
max4
rq
TTk
(6)
Di mana k adalah koefisien perpindahan
panas konduksi (w/mK) yang merupakan
karakteristik dari material.
Perindahan Panas Konveksi Perpindahan panas konveksi terjadi antara
bahan solid dengan fluida bergerak[7,8]
:
fw TThq (7)
Di mana:
q" : fluks panas (w/m2)
Tw, Tf : temperatur dinding dan fluida (C)
h : koefisien perpindahan panas konveksi
(W/m2C)
Koefisien perpindahan panas konveksi
biasanya diperoleh dari hasil eksperimen
dalam bentuk bilangan Nusselt (Nu):
k
hLNu (8)
Di mana:
L : panjang karakteristik (m)
k : Koefisien perpindahan panas konduksi
fluida (w/mK)
Perindahan Panas Radiasi Perpindahan panas secara radiasi terjadi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik
terutama daerah infra merah. Radiasi yang
dikeluarkan oleh suatu benda merupakan
konsekuensi dari agitasi termal molekul
penyusunnya. Perpindahan panas radiasi
dapat digambarkan dengan acuan yang
disebut ‘benda hitam’.
Benda hitam didefinisikan sebagai sebuah
benda yang menyerap semua radiasi yang
mengenai permukaannya. Benda hitam yang
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
265
sebenarnya tidak pernah ada di alam.
Spektrum emisi benda hitam pertama kali
diperkenalkan oleh Max Planck. Benda
hitam adalah benda hipotetis yang
sepenuhnya menyerap semua panjang
gelombang radiasi thermal yang
mengenainya. Energi radiasi per satuan
waktu dari benda hitam sebanding dengan
pangkat empat temperatur absolut dan dapat
dinyatakan dengan hukum Stefan-
Boltzmann[7,8]
:
ATq 4 (9)
Untuk benda selain benda hitam ideal
disebut sebagai benda abu-abu (grey body),
maka hukum Stefan-Boltzmann dinyatakan
sebagai:
ATq 4 (10)
Di mana:
q : perpindahan energi panas per satuan
waktu (W)
: konstanta Stefan-Boltzmann=
5,670310-8
W/m2K
4
T : temperatur absolut (K)
A : luas benda pemancar (m2)
: koefisien emisivitas benda; =1 untuk
benda hitam (black body); dan 0<ε<1 untuk
benda abu-abu (grey body).
Fluks panas dinyatakan sebagai: 4Tq (11)
Jika sebuah benda panas mengeluarkan
energi radiasi kepada lingkungan sekitar
yang lebih dingin, maka laju kehilangan
panas netto dapat dinyatakan sebagai:
cch ATTq 44 (12)
Di mana:
Th : temperatur absolut benda panas (K)
Tc : temperatur absolut lingkungan dingin
(K)
Ac : luas permukaan benda (m2)
Koefisien emisivitas benda () menyata-
kan panas radiasi dari benda abu-abu
(menurut hukum Stefan-Boltzmann)
dibanding dengan radiasi panas dari benda
hitam ideal dengan emisivitas =1.
Koefisien emisivitas untuk suatu benda
bergantung pada temperatur.
III. CODE CFD FLUENT
Code CFD (Computational Fluid
Dynamics) pada prinsipnya tersusun dari
persamaan Navier-Stokes sebagai field
equations[8]
. Persamaan Navier-Stokes
terdiri atas persamaan kontinuitas dan
persamaan momentum. Conjugate heat
transfer menggabungkan persamaan Navier-
Stokes dengan persamaan energy[1]
.
0
j
j
uxt
(13)
i
ijij
j
i
x
Puu
xt
u
(14)
Pers.(13) merupakan persamaan
kontinyuitas, sedangkan Pers.(14) adalah
persamaan momentum tanpa kehadiran
sumber momentum. Di mana, τij adalah
komponen stress tensor yang didefinisikan
sebagai:
ij
k
k
ijijx
us
3
22 (15)
Untuk aliran turbulen,
''
3
22 jiij
k
k
ijij uux
us
(16)
Suku terakhir Pers.(16) disebut dengan
Reynolds stress. Dan sij adalah strain tensor,
yang didefinisikan sebagai:
i
i
j
i
ijx
u
x
us
2
1 (17)
Di mana,
xj : koordinat kartesian (j=1,2,3)
P : tekanan piezometric =Ps-ρ0gmxm
δij : Kronecker delta, yang bernilai 1 jika
i=j; dan 0 untuk selain dari itu.
ui : komponen kecepatan pada arah xi
Persamaan energi dalam bentuk enthalpi
dinyatakan dalam persamaan diferensial[1]
:
h
j
i
ij
j
j
jhj
j
sx
u
x
Pu
t
P
Fhuxt
h
,
(18)
Fluks energi difusi Fh,j untuk aliran turbulen:
''
, hux
TkF j
j
jh
(19)
Di mana untuk aliran turbulen:
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
266
jth
t
jx
hhu
,
''
(20)
Di mana t adalah viscositas turbulen, h,t
bilangan Prandlt turbulen dan sh adalah
sumber panas. Domain penyelesaian
persamaan energi mencakup baik region
solid maupun fluida, dan memastikan bahwa
fluks panas kontinyu sepanjang antar-muka
solid dan fluida. Semua persamaan transport
lainnya diselesaikan hanya pada fluida.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Model analisis dipilih untuk dua sumber
panas, yaitu sumber panas yang berasal dari
bahan nuklir atau zat radioaktif itu sendiri
(sumber internal) maupun sumber panas dari
luar (seperti akibat kebakaran). Sumber
panas internal berasal dari panas peluruhan
zat radioaktif. Sedangkan sumber panas
eksternal berasal dari api saat terjadi
kebakaran.
1. Sumber Panas Internal
Model geometri untuk sumber internal
dalam bungkusan dapat berupa silinder
maupun bola. Analisis dilakukan untuk dua
asumsi, yaitu perpindahan panas hanya
terjadi secara radiasi (tidak ada pergerakan
fluida) dan perpindahan panas gabungan
antara radiasi dan konveksi terjadi secara
bersamaan. Pada perpindahan panas
gabungan fluida bergerak akibat menerima
panas dari dinding yang menyebabkan
densitasnya turun. Udara diasumsikan
sebagai gas ideal. Akibat perubahan densitas
udara dalam bungkusan, maka akan
menghasilkan aliran konveksi alam.
Gambar 1. Model bungkusan dan sumber
internal berbentuk silinder dan bola
Temperatur konstan pada dinding sumber
panas baik silinder maupun bola diterapkan
sebagai kondisi batas. Temperatur konstan
dinding tersebut adalah 50C. Sedangkan
temperatur udara diasumsikan berada pada
kondisi ekstrim bawah, -20 C. Dinding
bagian dalam bungkusan diterapkan kondisi
batas dinding adiabatik tanpa slip dengan
temperatur -20C.
Gambar 2. Model GAMBIT mesh udara
dalam bungkusan dan sumber panas[3]
Perhitungan dilakukan dengan mode
kondisi tunak (Steady Reynolds Averaged
Navier-Stokes) untuk kasus perpindahan
panas secara radiasi. Sedangkan untuk kasus
perpindahan panas kombinasi radiasi dan
konveksi digunakan mode URANS
(Unsteady Reynolds Averaged Navier-Stoke),
karena kelakuan udara diperkirakan secara
alamiah tidak tunak (naturally unsteady).
Pada kasus perpindahan panas radiasi, hanya
persamaan energi saja yang diselesaikan,
sehingga perhitungan berjalan lebih cepat.
Sedangkan pada perpindahan panas
kombinasi, semua persamaan transport
(Navier-Stokes) dikonjugasikan dengan
persamaan energi. Perhitungan perpindahan
panas ini berjalan jauh lebih lambat.
78
.3 c
m
12.82 cm
20
. cm
3.2
cm
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
267
B
A
C
Gambar 3. Distribusi temperatur pada
udara dengan sumber panas silinder
Udara diasumsikan sebagai gas ideal.
Untuk menyelesaikan parameter tekanan,
perhitungan menggunakan diskretisasi ruang
model orde kedua (second order).
Sedangkan untuk momentum dan energi
menggunakan orde ketiga QUICK
(Quadratic Upstream Interpolation of
Convective Kinematics). Pengkopelan
tekanan dan kecepatan menggunakan PISO
untuk simulasi URANS. Sedangkan skema
diskretisasi temporal menerapkan skema
implisit dengan step waktu 0,25 s.
B
C
A
Gambar 4. Distribusi temperatur pada udara
dengan sumber panas bola
Gambar 3 menunjukkan distribusi
temperatur di rongga terisi udara dalam
bungkusan dengan sumber panas internal
berbentuk silinder. Dalam hal ini
diasumsikan perpindahan panas hanya
terjadi secara radiasi, sehingga tidak ada
pergerakan udara. Gambar 3.A dan 3.B
memperlihatkan distribusi temperatur udara
pada bidang datar horizontal dan vertikal.
Sedangkan Gambar 3.C memperlihatkan
distribusi temperatur udara pada bidang datar
horizontal.
Gambar 4 menunjukkan distribusi
temperatur di rongga udara dalam bungkusan
dengan sumber panas internal berbentuk bola.
Dalam hal ini diasumsikan perpindahan
panas hanya terjadi secara radiasi, sehingga
tidak ada pergerakan udara. Gambar 4.A
memperlihatkan profil temperatur udara
pada bidang datar vertikal dan horizontal.
Bidang datar vertikal tersebut tepat
mengenai titik pusat bola, sedangkan bidang
datar horizontal adalah permukaan dasar dari
bungkusan, sebagaimana terlihat pada
Gambar 4.B. Pada Gambar 4.C bidang datar
horizontal tepat mengenai pusat bola.
Gambar 5 menggambarkan
perkembangan temperatur udara dalam
bungkusan dengan sumber panas berbentuk
silinder. Terlihat bahwa temperatur udara
selalu berubah, tak pernah mencapai kondisi
konstan. Kondisi seperti ini menunjukkan
bahwa fenomena ini secara alamiah tak
tunak (naturally unsteady). Hal ini
disebabkan antara lain oleh rasio volume
antara wadah (bungkusan) terhadap sumber
panas yang relatif kecil, sehingga ruang
ekspansi udara relatif sempit. Ruang yang
sempit menyebabkan aliran lebih anisotropik
yang mengarah pada gejolak kecepatan.
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
268
Gambar 6. Kecepatan pergerakan udara
dalam bungkusan dengan sumber silinder
Gambar 6 menggambarkan kecepatan
pergerakan udara dalam bungkusan dengan
sumber panas berbentuk silinder. Udara
dengan gradien temperatur yang tinggi di
ruang yang sempit cenderung menghasilkan
pergerakan alami yang tidak tunak.
Gambar 5. Dinamika temperatur udara
dalam bungkusan dengan sumber silinder
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
269
t=1s
t=3s
t=4s
t=6s
t=7s
t=8s
t=9s
Gambar 7. Dinamika temperatur udara
dalam bungkusan dengan sumber bola
Gambar 7 menggambarkan
perkembangan temperatur udara dalam
bungkusan dengan sumber panas berbentuk
bola. Terlihat bahwa temperatur udara akan
mencapai kondisi stabil pada detik ke-9.
Rasio volume yang relatif kecil antara
sumber panas dan wadah memungkinkan
perherakan udara mencapai kondisi tunak.
Hal ini juga diperlihatkan oleh parameter
kecepatan udara dalam bungkusan,
sebagaimana terlihat pada Gambar 8.
t=1s t=2s
t=3s t=6s
t=7s t=8s t=9s
Gambar 8. Kecepatan pergerakan udara
dalam bungkusan dengan sumber bola
2. Sumber Panas Eksternal
Sumber panas yang berasal dari luar
bungkusan bisa berupa api saat kebakaran.
Saat bungkusan mengalami kebakaran
dengan menerima panas sebesar q (w/m3),
maka perubahan temperatur material
bungkusan akan mengikuti formula:
qdt
dTC p
(21)
Di mana:
: densitas material bungkusan, kg/m3
Cp : kapasitas panas bungkusan, J/Kg.K
q : panas volumetric yang diterima
bungkusan, W/m3.
Persamaan di atas valid dengan asumsi
panas yang diterima oleh bungkusan tidak
ada yang ditransfer ke sistem lain. Dan,
kapasitas panas material bungkusan
dianggap konstan. Integrasi persamaan di
atas akan menghasilkan:
dtC
qdT
p
(22)
CdtC
qdT
p
(23)
Pada t=0 s maka T=300 K, sehingga
persamaan di atas menjadi:
300
tC
qtT
p (24)
Laju kenaikan temperatur bungkusan
tergantung pada besar energi panas yang
diterima dan kapasitas panas material
bungkusan. Karena persamaan tersebut
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
270
bersifat linear, waktu yang diperlukan
hingga tercapainya titik leleh dan laju
kenaikan temperatur tergantung dari gradien
(yaitu q/ Cp).
Gambar 9. Ilustrasi persamaan (24)
Gambar 9 memperlihatkan ilustrasi kenaikan
temperatur yang linear dan level titik leleh
material bungkusan.
Gambar 10. Perubahan temperatur udara dalam bungkusan saat kebakaran
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
271
Gambar 10 menggambarkan perubahan
temperatur udara dalam bungkusan saat
terjadi kebakaran dengan sumber radioaktif /
bahan nuklir berbentuk silinder. Saat
kebakaran, seluruh permukaan bungkusan
menerima panas api dari luar yang
menyebabkan udara yang dekat dengan
dinding bagian dalam temperaturnya naik.
Udara dengan temperatur lebih tinggi akan
naik ke atas. Kenaikan temperatur udara
akan merembet ke udara bagian bawahnya,
hingga seluruh udara mengalami pemanasan.
Udara dengan temperatur yang tinggi
dibagian atas akan menyebabkan naiknya
tekanan. Akibat akumulasi tekanan di bagian
atas tabung bungkusan, udara menekan ke
bagian bawah dan menyebabkan gelombang
udara ke dasar tabung. Setelah
keseimbangan temperatur dan tekanan ini
tercapai, udara berhenti bergerak,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 11.
Gambar 11. Pergerakan udara dalam bungkusan saat kebakaran
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
272
V. KESIMPULAN
Perpindahan panas dari sumber ke
bungkusan relatif kecil, dan tidak secara
signifikan mengancam integritas material
bungkusan.
Perhatian lebih perlu diberikan dalam
kondisi kecelakaan akibat kebakaran. Baik
material bungkusan maupun sumber bisa
mengalami pelelehan tergantung besarnya
api dan lamanya kebakaran.
Pada ruang yang relatif sempit, fluida
dengan perbedaan temperatur yang tinggi
membentuk profil aliran lebih anisotropik
yang menghasilkan aliran alami tak tunak.
Daftar Pustaka
1. ANSYS Inc., ANSYS FLUENT 12.0:
Theory Guide, 2009.
2. BWXT Y-12, Safety Analysis Report, Y-
12 National Security Complex, Model ES-
3100 Package with Bulk HEU Contents,
Vol.1, Sec.1-2, February 25, 2005. (1)
3. Fluent Inc., GAMBIT Tutorial Guide,
September 2004. (6)
4. IAEA, IAEA Safety Standard No. TS-R-1:
Regulation for the Safe Transport of
Radioactive Material, 2005. (2)
5. IAEA, Training Course Series 1: Safe
Transport of Radioactive Material, 4th
Edition, 2006. (3)
6. IAEA, IAEA-TECDOC-1515: Develop-
ment of Specifications for Radioactive
Waste Packages, October 2006. (4)
7. N.E. Todreas & M.S. Kazimi, Nuclear
System I: Thermal Hydraulic
Fundamental, Taylor&Francis, 1990.
8. R. Byron Bird, Warren E. Stewart and
Edwin N. Lightfoot, Transport
Phenomena, 2nd Edition, John Wiley &
Sons, 2002.
9. US Nuclear Regulatory Commission (US-
NRC), NUREG-1609: Standard Review
Plan for Transportation Packages for
Radioactive Material, March 31, 1999.
(5)
TANYA JAWAB DAN DISKUSI
1. Penanya : Endiah PH (PTRKN
BATAN)
Pertanyaan:
a) Dalam pemasukan CFD sumber
diasumsikan sebagai apa?Sumber
radiasi atau sumber panas?
b) Mengapa sumber bola memberikan
karakteristik temperatur yang stabil
dibanding apabila sumber dalam
bentuk silinder.
c) Bagaimana memasukkan panas yang
berasal dari kebakaran?
Jawaban:
a) Sumber radiasi memancarkan panas
dari peluruhan, sehingga ini menjadi
sumber panas di dalam bungkusan.
b) Sebenarnya bukan bentuknya yang
bola yang memberikan karakteristik
temperatur yang stabil, tetapi ruang
yang relatif lebih besar menciptakan
pola perubahan temperatur udara
yang stabil.
c) Pada saat kebakaran, dinding
bungkusan diterapkan kondisi batas
temperatur konstan (misal 100 C)
sehingga perpindahan panas terjadi
dari dinding bungkusan ke udara dan
sumber radiasi.
2. Penanya : Diah Hidayanti (BAPETEN)
Seminar Keselamatan Nuklir 2013 ISSN : 1412 - 3258
273
Pertanyaan:
Bagaimana pengaruh bentuk dan dimensi
wadah bungkusan terhadap keselamatan
bungkusan khususnya dari aspek thermal?
Jawaban:
Bentuk dimensi bungkusan sebaiknya tidak
terlalu ketat terhadap ukuran sumber,
sehingga ada ruang yang cukup bagi sumber
untuk melepaskan panasnya ke udara dalam
bungkusan. Untuk mengurangi efek panas
saat kebakaran, sebaiknya diberi isolator
internal yang berfungsi untuk memperlambat
masuknya panas dari api ke sumber
radioaktif/bahan nuklir.