analisis perentangan ruang semantik pada disain kemasan

13
Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan Produk Lemon Sereh Menggunakan Kansei Engineering Ainul Haq 1 Novi Sapto Nugroho 2 [email protected] Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jalan Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok, 16426 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen pada desain kemasan produk lemon sereh dan menentukan banyaknya faktor pada desain kemasan produk lemon sereh. Analisis perentangan ruang semantik kemasan lemon sereh menggunakan metode kansei engineering .Hasil identifikasi kebutuhan konsumen menghasilkan kata kansei terpilih seperti, model kemasan, muda dibawa, ketahanan bahan, harga, warna kemasan, mudah dibuka, jaminan kemasan, bahan kemasan dan ukuran kemasan. Faktor dalam penelitian yaitu, faktor ketahanan bahan, jaminan kemasan dan bahan kemasan, faktor mudah dibawa, mudah dibuka dan label kemasan, dan faktor model kemasan, warna kemasan dan ukuran kemasan. Kata Kunci : Kansei Engineering, Kata Kansei, Faktor.

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan Produk Lemon Sereh

Menggunakan Kansei Engineering

Ainul Haq1

Novi Sapto Nugroho2

[email protected]

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma

Jalan Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok, 16426

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen pada desain kemasan

produk lemon sereh dan menentukan banyaknya faktor pada desain kemasan produk lemon

sereh. Analisis perentangan ruang semantik kemasan lemon sereh menggunakan metode

kansei engineering .Hasil identifikasi kebutuhan konsumen menghasilkan kata kansei terpilih

seperti, model kemasan, muda dibawa, ketahanan bahan, harga, warna kemasan, mudah

dibuka, jaminan kemasan, bahan kemasan dan ukuran kemasan. Faktor dalam penelitian

yaitu, faktor ketahanan bahan, jaminan kemasan dan bahan kemasan, faktor mudah dibawa,

mudah dibuka dan label kemasan, dan faktor model kemasan, warna kemasan dan ukuran

kemasan.

Kata Kunci : Kansei Engineering, Kata Kansei, Faktor.

Page 2: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

Latar Belakang

Minuman herbal pada saat ini sangat

dibutuhkan oleh masyarakat tanah air.

Minuman herbal merupakan minuman yang

berasal dari bahan alami yang bermanfaat

bagi tubuh. Minuman herbal biasanya dibuat

dari rempah-rempah atau bagian dari

tanaman, seperti akar, batang, daun, bunga,

buah, atau umbi. Salah satu inovasi bahan

alami yang dapat dibuat minuman herbal

adalah lemon sereh.

Lemon sereh merupakan salah satu

produk yang dibuat oleh UMKM

CIRENGMOZA di Kota Bekasi. UMKM

CIRENGMOZA merupakan salah satu umkm

baru yang membuat produk minuman herbal.

Semakin meningkatnya persaingan terhadap

produsen minuman herbal saat ini, maka

untuk mempertahankan minat konsumen dan

penjualan terhadap produk lemon sereh

dapat dilakukan dengan mengembangkan

desain kemasan produk lemon sereh.

Salah satu metode untuk

meningkatkan minat konsumen terhadap

produk lemon sereh dapat dilakukan melalui

pendekatan Kansei Engineering. Metode ini

mencoba untuk menerjemahkan keinginan

konsumen akan desain kemasan lemon sereh

yang diinginkan, dengan mendefinisikan

keinginan konsumen yang teridentifikasi

melalui kata-kata kansei kedalam desain

kemasan. Span semantic space adalah

tahapan dimana dengan mengumpulkan kata

kansei kemudian distandarisasikan dan

dikolektifkan berdasarkan sifatnya, lalu

dilakukan uji validitas dan reabilitas, dan

yang terakhir uji semantic differential

dengan analisis faktor.

Pengembangan desain kemasan

lemon sereh dengan menggunakan metode

Kansei Engineering dengan kemasan yang

sesuai keinginan konsumen sehingga dapat

menarik minat konsumen dan dapat

meningkatkan penjualan dan memperluas

daerah pemasarannya.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana mengidentifikasi suara

konsumen terhadap desain kemasan

produk lemon sereh menggunakan

Kansei Engineering.

2. Bagaimana cara menentukan banyaknya

faktor pada desain kemasan produk

lemon sereh.

Pembatasan Masalah

1. Produk yang diamati adalah produk

lemon sereh.

2. Waktu penelitian dari bulan Maret

sampai dengan bulan juni 2020

3. Lokasi Penelitian dilakukan di Jl.

Mawar Raya, Jakasampurna, kota

Bekasi

4. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini berbasis Kansei

Engineering

Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen

pada desain kemasan produk lemon

sereh

2. Menentukan banyaknya faktor pada

desain kemasan produk lemon sereh

berkaitan dengan pleasure, usability dan

functionality.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau

UMKM merupakan kategori bisnis berskala

kecil yang dipercaya mampu memberikan

kontribusi terhadap perekonomian

Indonesia, terutama saat krisis ekonomi

yang terjadi pada periode 1998 sampai

dengan periode 2000an. UMKM dianggap

mampu bertahan pada krisis dimana puluhan

perusahaan besar mengalami kebangkrutan

(Adler, 2008).

Pengertian Lemon dan Sereh

Jeruk atau limau adalah semua

tumbuhan berbunga anggota marga Citrus

dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan).

Anggotanya berbentuk pohon dengan buah

Page 3: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

yang berdaging dengan rasa asam yang

segar, meskipun banyak di antaranya yang

memiliki rasa manis. Rasa asam berasal dari

kandungan asam sitrat yang memang

terkandung pada semua anggotanya. Jeruk

Citrus (dari bahasa Belanda, citroen), atau

lemon adalah sejenis jeruk yang buahnya

biasa dipakai sebagai penyedap dan

penyegar dalam banyak seni boga dunia (Marwanto, 2014).

Serai atau Cymbopogon citratus DC

merupakan tumbuhan yang masuk ke dalam

famili rumput-rumputan atau Poaceae.

Dikenal juga dengan nama serai dapur

(Indonesia), sereh (Sunda), dan bubu

(Halmahera). Tanaman ini dikenal dengan

istilah Lemongrass karena memiliki bau

yang kuat seperti lemon, sering ditemukan

tumbuh alami di negara-negara tropis (Oyen

dan Dung, 1999).

Kansei Engineering

Kansei berasal dari kata kan dan sei

dimana kan mempunyai pengertian yang

luas dan beragam yang bearti sensitivitas,

sensibilitas, responsiveness, perasaan,

image, ketertarikan, emosi, preferensi,

kebutuhan dan kepuasan. Sei mempunyai

arti manusia. Kansei merupakan sensibilitas

atau responsiveness manusia terhadap objek

yang mempengaruhinya dalam pengambilan

keputusan yang sesuai dengan kebutuhan

dan kepuasannya. Menurut Nagamachi,

1995 kansei engineering didefinisikan

sebagai metode untuk mengolah nilai kansei

sebagai input menjadi atribut sebagai output.

Atribut sistem ini berupa parameter teknis

produk atau sistem kerja dalam

agroindusttri. Beberapa contoh implementasi

nilai kansei adalah sebagai berikut : Profil

status mood contoh: ramah,sedih dan

bingung, Kansei words atau tingkat

kepentingan atribut produk, contoh: tidak

penting, sedang dan penting, Sensoris

contoh: pengaruh denyut nadi dan suhu

tubuh. Selain itu, sistem didefinisikan

sebagai: perancangan produk atau jasa baru,

pengembangan produk atau jasa,

perancangan teknologi baru, pengembangan

teknologi, perancangan sistem kerja baru,

pengembangan sistem kerja, optimasi

lingkungan kerja (Ushada, 2016).

Metode Kansei Engineering

memiliki beberapa type dengan cara

penyeselaian masalah yang berbeda dari

setiap typenya. Berikut ini merupakan type

kansei engineering (Schutte, 2002).

1. Kansei Engineering Type-I Category

Classification

Pada Kansei Type-I langkah pertama

adalah menentukan strategi produk dan

menciptakan konsep dalam

rancangannya. Kemudian

mengumpulkan kata-kata Kansei yang

berkaitan dengan konsep. kata-kata

Kansei bisa didapatkan dengan cara

wawancara, studi literatur, quesioner,

dsb. Selanjutnya Kansei words yang

telah terkumpul kemudian dikategoikan

dan dikolektifkan berdasarkan sifatnya,

dan langkah terakhir mereduksi kasei

words tersebut berdasarkan levelnya,

level tertinggi merupakan kansei words

yang terpilih dan mewakili kelompok

kansei wordsnya. Kansei Type-I lebih

dikenal dengan sebutan konsep zero

level yang terdiri dari beberapa

subkonsep.

2. Kansei Engineering Type-II Kansei

Engineering System (KES)

Pada Kansei Type II ini memiliki sistem

secara matematis dan statistik untuk

menghubungkan Kansei dengan sifat

suatu produk. Metode ini menggunakan

sistem komputerisasi yang berisi

database mengenai kata-kata Kansei.

Kansei Engineering terdiri database

yang menggabungkan sejumlah kata-

kata Kansei, gambar, pengetahuan,

desain, dan warna tentang hubungan

antara data.

Page 4: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

3. Kansei Engineering Type-III Hybrid

Kansei Engineering System.

Kansei Type III hampir mirip dengan

Kansei Type II. Perbedaan nyata antara

kedua tipe ini adalah, jika Kansei Type

II hanya dapat mengubah Kansei

konsumen menjadi suatu parameter

perancangan sedangkan Kansei Type III

dapat memprediksikan sifat dari suatu

produk yang lebih dikenal dengan

sistem hybrid.

4. Kansei Engineering Type-IV Kansei

Engineering Modeling

Jenis Kansei Modeling ini

mengimplementasikan model

matematika yang bertujuan untuk

memprediksi perasaan konsumen

kedalam bentuk kata-kata. Kansei tipe

ini menerepkan sistem yang lebih

berpengalaman terhadap Kansei

Engineering, dengan menggunakan

pengukuran dan penggabungan Fuzzy,

sistem ini akan mengizinkan konsumen

untuk menilai perasaan (Kansei) ke

dalam kata bahkan serangkaian data.

Sistem ini digunakan untuk

mendiagnosa perasaan tentang nama

merek.

5. Kansei Engineering Type-V Virtual

Kansei Engineering

Jenis Kansei Engineering ini merupakan

lanjutan dari teknik KES yang

menggunakan virtual reality (VR),

sebuah teknologi yang kuat untuk

menempatkan konsumen dalam

lingkungan virtual 3D.

6. Kansei Engineering Type-VI

Collaborative Kansei Engineering

Designing Collaborative

Kansei Engineering Designing adalah

jenis Kansei yang didukung oleh sistem

internet. Prinsip kerja Kansei tipe ini

mempublikasikan KES agar dapat

dinilai oleh grup tertentu yang

ditawarkan di internet.melalui cara ini

tahap pengembangan dapat dipersingkat

dan disederhanakan.

Teknik Pengukuran Kansei

Terdapat berbagai teknik dalam mengukur

Kansei, yaitu (Schutte, 2002):

1. Kata-kata.

2. Fisiologis respon seperti denyut jantung,

EMG (Electromyogram) untuk

mengukur kesehatan otot, EEG

(Electroencephalogram) untuk

mengukur dan mencatat aktivitas listrik

dari otak menggunakan sensor tertentu.

3. Tindakan dan perilaku seseorang.

4. Wajah dan ekspresi tubuh.Pengertian

Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus

produk dengan desain kreatif yang

bertujuan untuk menyampaikan

deskripsi informasi. Kemasan memiliki

tujuan utama sebagai pelindung agar

fisik produk tetap utuh. Menggunakan

kemasan juga dapat memperpanjang

waktu pemakaian produk. Kemasan

membuat produk tetap terjaga

kualitasnya.

Desain Kemasan

Desain kemasan adalah alat

komunikasi yang mengaitkan bentuk,

struktur, metarial, warna, citra, tipografi, dan

elemen-elemen, desain dengan informasi

produk agar produk dapat dipasarkan.

Desain kemasan berlaku untuk

membungkus, melindungi, mengirim,

mengeluarkan, menyimpan,

mengidentifikasi, dan membedakan sebuah

produk di pasar. Desain kemasan harus

berfungsi sebagai sarana estetika untuk

berkomunikasi dengan semua orang dari

berbagai latar belakang, minat, dan

pekerjaan yang berbeda, karena itu,

pengetahuan mengenai antropologi,

sosiologi, psikologi, etnografi, dapat

memberi manfaat dalam proses desain dan

Page 5: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

pilihan desain yang tepat (Klimchuck dan

Krasovec, 2006).

Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan salah satu metode

multivariate yang digunkan untuk

menganalisis variabel-variabel yang diduga

memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga

keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan

dipetakan atau dikelompokan pada faktor

yang tepat. Metode ini bertujuan untuk

mereduksi sejumlah variabel menjadi lebih

sedikit. Selain itu, metode ini juga dapat

menjelaskan tentang variabel yang bersifat

dominan dalam suatu permasalahan. Tujuan

analisis faktor secara lebih detail adalah

sebagai berikut (Imam, 2006).

1. Data Summarization:Jenis ini

mendefinisikan hubungan sejumlah variabel

dengan menggunakan uji kolerasi.

2. Data Reduction: Jenis ini mengganti

sejumlah variabel dengan suatu

kelompok variabel (faktor).

Principal Component Analysis (PCA)

Menurut Santosa (2007), Principal

Component Analysis (PCA) adalah suatu

teknik handal untuk mengekstraksi struktur

dari suatu set data dengan dimensi yang

cukup banyak. Metode Principal Component

Analysis (PCA) lebih tepat digunakan jika

tujuan penelitian adalah untuk meringkas

data dengan jumlah variabel yang lebih

kecil, maka metode Principal Component

Analysis (PCA) lebih tepat untuk digunakan.

Langkah-langkah dalam analisis faktor

metode Principal Component Analysis

(PCA) dengan menggunakan software SPSS

adalah sebagai berikut (Ilmaniati dan Putro,

2019):

1. Pengujian data kuesioner dengan

menggunakan uji KMO (Kaiser-Meyer-

Olkins) dan Bartlett. Dengan uji ini dapat

diketahui suatu hipotesis yang menyatakan

bahwa variabel dapat dianalisis lebih lanjut

lagi. Hipotesis yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

a. = sample belum memadai untuk dianalisis

lebih lanjut. 0 H

Kriteria penerimaan hipotesis berlaku jika

nilai signifikasi > 0,05

2. Pengujian data kuesioner dengan uji

Anti Image Matrices. Uji dilakukan dengan

memperhatikan nilai MSA yang berkisar

antara 0 sampai 1. Kriteria lain yang

dibutuhkan untuk uji ini adalah sebagai

berikut:

- MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel lain.

- MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi

dan bisa dianalisis lebih lanjut.

- MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi

dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut

atau dikeluarkan dari variabel lain.

3. Melakukan factoring. Tujuannya

adalah untuk mereduksi sejumlah Kansei

Words ke dalam suatu kelompok tertentu.

4. Melakukan factor rotation dengan

tujuan untuk memperjelas variabel yang

telah dikategorikan ke dalam faktor tertentu

dengan menggunakan metode Varimax.

5. Memasukkan suatu variabel ke

dalam suatu faktor dengan melihat nilai

rotated component matrices yang paling

besar.

Page 6: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

Skema Metode Penelitian

Metode penelitian dibuat dengan

membentuk diagram alir. Diagram alir

bertujuan agar pembaca dapat mengetahui

lebih mudah secara garis besar dari proses

penelitian yang telah dilakukan. Adapun

metode penelitiannya adalah sebagai berikut.

Mulai

Studi

Literatur

Identifikasi Masalah

Stukturisasi Kansei words

Analisis faktor dan pemetaan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Penyusunan dan penyebaran

tingkat kepentingan 1

Uji validitas & reliability

Penyusunan dan penyebaran

tingkat kepentingan 2

Pengumpulan kansei word

Valid & ReliableTidak

Ya

Gambar 3.1 Metode Penelitian

Penjelasan Metode Penelitian

Tahapan mulai yaitu persiapan

segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan penelitian.

1. Identifikasi Masalah

identifikasi masalah yang melatar belakangi

untuk dilakukan penelitian ini adalah bahwa

terdapat kendala utama dari segi pemasaran

yang mana pemasaran produknya terbatas di

kalangan sendiri. Kesulitan pemasaran ini,

salah satu penyebabnya adalah umkm tidak

memiliki bagian yang khusus dalam

mengembangkan kemasan produknya tidak

seperti industri besar yang sudah memiliki

departemen R&D. Untuk memfasilitasi

keluhan tersebut, penelitian mengenai

perancangan desain kemasan lemon sereh

dilakukan dengan menggunakan metode

Kansei Engineering, yang mana metode

Kansei Engineering merupakan metode

perancangan yang berdasarkan emotional

manusia. Penelitian ini membahas tentang

perancangan kemasan lemon sereh.

2. Studi literatur

Studi literatur merupakan sekumpulan teori

yang mendukung pada penelitian, teori yang

dibahas pada subab ini berupa teori yang

berkenaan dengan kansei engineering baik

berupa definisi, jenis-jenis serta teknik

kansei itu sendiri. Selain kansei engineering

pada studi literatur ini membahas tentang

teknik pengumpulan sampel, pengujian

validitas dan reabilitas, analisis faktor dan

lain sebagainya, dimana kesemua hal ini

merupakan teori pendukung untuk

pengolahan.

3. Pengumpulan Kansei Word

Tahapan pertama adalah pengumpulan

kansei word sebenarnya tidak mempunyai

batasan jumlah, hal ini dikarenakan setiap

kansei word yang terkumpul memberikan

informasi yang lebih banyak dan merupakan

kumpulan ide yang kreatif. Untuk itu,

semakin banyak kansei word yang

terkumpul maka semakin baik untuk

penelitian dan rancangan produk yang

dihasilkan akan mendekati dengan keinginan

konsumen. Pada penelitian ini pengumpulan

kansei word dilakuakan dengan penyebaran

kuesioner terhadap 65 responden Laki-laki

atau Perempuan yang berusia 18-50 tahun

Page 7: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

yang sudah pernah mengkonsumsi minuman

lemon sereh.

4. Strukturisasi Kansei Words

Setelah kansei words yang telah

terkumpul dari hasil kuesioner kemudian

dilakukan strukturisasi. Tahap strukturisasi

adalah menggelompokan kansei word

berdasarkan persamaan sifat secara manual

dan subjektif, yaitu refleksi hasil pemikiran

dan intuisi (Grimsaeth, 2005). Jadi, pada

tahapan ini akan mengelompokan kansei

word berdasarkan jenis yang sama dan

memiliki arti yang serupa, hal ini dilakukan

karena untuk memudahkan dalam

menerjemahkan atau memvisualisasikan

sebuah produk yang akan dirancang. Pada

tahapan strukturisasi kansei word ini

terdapat beberapa tingkatan atau level dari

pembagian kata-kata, yang kemudian

dirangkum kembali untuk kategori-kategori

tertentu sesuai dengan pilihan perancang.

5. Penyusunan Dan Penyebaran

Kuisioner Tingkat Kepentingan 1

penyusunan kuisioner tingkat kepentingan 1

disusun berdasarkan hasil dari strukturisasi

kansei words level ketiga, sedangkan untuk

skala penilaian yang dipakai menggunakan

skala likert. Tujuan dari skala penilian itu

sendiri adalah untuk mengetahui

karakteristik suatu hal berdasarkan suatu

ukuran yang telah ditentukan, sehingga dari

hasil skala ini dapat membedakan,

menggolongkan, bahkan mengurutkan

karakteristiknya. Skala likert digunkan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang terhadap benda atau variable yang

diukur. Jawaban yang diterapkan pada

metode skala likert ini mempunyai gradasi

yaitu dari sangat positif sampai sangat

negatif, yang biasanya berupa kata-kata.

Kelebihan dari skala likert ini mudah

dimengerti oleh responden selain itu

reliabilitas pada pengukuran bisa diperjelas.

Penyebaran kuisioner tingkat

kepentingan 1 ini dilakukan dengan cara

menyebar kuisioner kepada 65 responden,

yang mana responden telah dispesifikasikan

yaitu hanya melibatkan orang yang sudah

pernah mengkonsumsi lemon sereh.

Kemudian hasil dari kuisioner ini dilakukan

uji validitas dan uji relibilitas. Apabila hasil

kuisioner yang telah diolah tidak valid dan

tidak reliable maka dilakuakan kembali

penyusunan dan penyebaran kuisioner ulang.

6. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas merupakan instrumen yang

paling penting, hal ini dikarenakan pada uji

validitas ketepatan dan kecermatan suatu

indikator dalam mengukur apa yang ingin

dukur. Pada penelitian ini uji validitas yang

digunakan merupakan uji validitas internal

dengan cara analisa validitas butir, dan uji

statistik yang digunakan adalah uji kolerasi

Person. Pengggunaan uji kolerasi person

dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

antar variabel dependent, independent

maupun variabel bebas. Pengujian ini

menggunakan Software SPSS Statistic 25.

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil

suatu pengukuran. Menurut Suhermin,

reliabilitas merupakan indeks yang

menunjukan keandalan suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan

(Suhermin, 1997). Pada penelitian ini uji

Page 8: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

reabilitas yang digunakan adalah uji

reliabilitas eksternal, model yang digunkan

adalah model Cronbach Alpha.

Pengujiannyadilakukan dengan

menggunakan Software SPSS Statistic 25.

Data dikatakan reliable jika koefesien

Cronbach Alpha (α) ≥ 0,7. Sedangkan

jikaCronbach Alpha (α) < 0,7 maka butir

pertanyaan tidak reliable.

7. Penyusunan Dan Penyebaran

Kuisioner Tingkat Kepentingan 2

Kuisoner tingkat kepentingan yang

telah valid dan reliable kemudian dialkukan

penyusunan dan penyebaran kuesioner

tingkat kepentingan 2 ini dilakukan dengan

menyebar kuesioner kepada 100 responden.

Banyaknya jumlah responden yang

ditentukan berdasarkan hasil yang diperoleh

dari ukuran sampel yaitu 1:10. Kemudian

untuk responden yang dipilih yaitu Laki-laki

atau Perempuan yang berusia 18-50 tahun

yang sudah pernah mengkonsumsi minuman

lemon sereh. Penyusunan kuesioner tingkat

kepentingan 2 dilakukan dengan menyusun

kata kansei dalam bentuk kata sifat sinonim

dan penyebaran kuesioner dilakukan untuk

memperoleh data terkait keinginan desain

kemasan lemon sereh yang diinginkan

konsumen.

8. Analisis Faktor dan Pemetaan

Analisis faktor dengan metode PCA

(Principal Component Analysis) proses

pengujian hasil penyebaran kuesioner

semantic differensial. Analisis faktor

merupakan salah satu metode multivariate

yang digunakan dalam menganalisis

variable-variable yang diduga memiliki

keterkaitan satu sama lain sehingga

keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan

dipetakan atau dikelompokan pada faktor

yang tepat. Analisis faktor ini di lakukan

menggunakan Software SPSS Statistic 25.

Reduksi kata kansei merupakan proses

eliminasi kata kansei dengan melihat skor

hasil analisis faktor. Jika nilai bobot faktor

> 0,5 maka hubungan variabel awal pada

faktor yang terbentuk adalah kuat sedangkan

jika nilai tersebut < 0,5 maka hubungannya

lemah. Jika memiliki nilai matriks

komponen < 0,5 maka nilai faktor pada

masing-masing faktor dihilangkan.

Pemetaan kata kansei merupakan proses

rekapitulasi pengelompokan kata kansei dari

hasil reduksi sesuai dengan faktor masing-

masing.

9. Kesimpulan dan Saran

Langkah selanjutnya setelah Elemen

desain didapat kemudian yaitu

menyimpulkan hasil dari analisa yang telah

di ambil atau menjawab tujuan yang telah di

tentukan. Sedangkan saran adalah apa yang

kita sarankan untuk UMKM tersebut atau

untuk hasil analisa yang kita buat.

Hasil dan Pembahasan

Pengumpulan Data

Data yang diperoleh untuk melakukan

penelitian ini berdasarkan pengumpulan data

pada produk lemon sereh di UMKM

CIRENGMOZA Bekasi. Data-data yang

didapatkan yaitu data konsumen dalam satu

bulan 182 pada bulan februari dan kansei

Page 9: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

words yang didapat dari penyebaran

kuesioner.

Pengumpulan Kansei Words

Pengumpulan kansei word merupakan

proses pengidentifikasian kansei word yang

sesuai dengan kemasan produk lemon sereh.

Kansei words yang terkumpul didapat dari

hasil penyebaran kuesioner terbuka.

Penyebaran kuesioner untuk memperoleh

kata kansei dilakukan kepada 65 responden

pria/wanita berusia 18-50 tahun dan pernah

mengkonsumsi minuman lemon sereh.

Berdasarkan sumber-sumber yang telah

didapat, kansei words yang terkumpul

sebanyak 140. Kemudian dilakukan

penyederhanaan berdasarkan kata dan

makna yang sama sehingga tersisa 76 kansei

words.

Tabel 4.1 Hasil Penyederhanaan Kansei Words

No Kansei Word No Kansei Word

1 Beda (bentuk kemasan beda dari yang lain) 39 Warna kemasan pink

2 Tampilannya unik 40 Warna kemasan silver

3 Biasa saja 41 Kemasannya tidak hitam

4 Tampilan yang inovasi 42 Kemasannya transparan

5 Bentuk inovasi 43 Tutupnya berwarna soft

- - - -

- - - -

- - - -

35 Warna kemasan hitam 73 Bahan elastis

36 Tutupnya berwarna hitam 74 Ukuran sedang

37 Warna kemasan yang cerah 75 Ukuran besar

38 Tutupnya warna merah 76 Ukuran kecil

Diagram Alir Proses Span Semantic Space

Diagram alir proses span semantic

space merupakan suatu urutan proses dalam

penelitian analisis perentangan ruang

semantic dari pengumpulan kata kansei,

strukturisasi kata kansei sampai dengan

analisis statistik. Berikut dibawah ini

merupakan gambar 4.1 diagram alir proses

span semantic space.

Stukturisasi Kansei words

Analisis faktor dan pemetaan

Jumlah Faktor yang terbentuk

masing-masing variable

Penyusunan dan penyebaran

tingkat kepentingan 1

Uji validitas & reliability

Penyusunan dan penyebaran

tingkat kepentingan 2

Valid & ReliableTidak

Ya

Level 3 (memilih salah satu kata

kansei yang mewakili level 2)

Level 2 (memilih salah satu dari

kelompok level 1)Level 1 (pengelompokan)

Kata kansei terpilih

Penilaian data rata-rata kuesioner

tingkat kepentingan 2

Pengumpulan kata kansei

Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Span Semantic

Space

Strukturisasi Kansei Words

Pada strukturisasi, kansei words

yang memiliki makna dan tujuan yang sama

dikelompokan, kemudian dilakukan

pemilihan dari setiap kelompok untuk

mewakili kansei words, yang terakhir

memilih satu kansei words yang

representatif dari kelompok tersebut.

Struktur kansei words untuk penelitian

rancangan kemasan lemon sereh dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Page 10: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

Tabel 4.2 Strukturisasi Kansei Words No Kansei Word Level 1 Kansei Word Level 2 Kansei Word Level 3

Beda (bentuk kemasan beda dari yang lain)

Tampilannya unik

Biasa saja Biasa saja

Tampilan yang inovasi

Bentuk inovasi

Bentuk kemasan menarik

Desain menarik

Kemasan terlihat mewah

Elegan

Tutupnya yang simple

Kemasan simple

Kemasannya sedang berbentuk kotak

Kemasannya bulat kecil

Berbentuk kotak

Bentuk kemasannya tidak macam-macam

Tutupnya bulat

- - -

- - -

- - -

Ukuran sedang Ukuran sedang

Ukuran besar Ukuran besar

Ukuran kecil Ukuran kecil

10

Ukuran Sedang (Keterangan: Kansei words ini

mengakomodasi dari kelompok kansei wors level

2 yang mana disusun berdasarkan ukuran

1

Tampilan yang unik

Model kemasan (Ket: Kansei words ini mewakili

untuk kelompok kansei level 2 "tampilan

unik,desain menarik, elegan, simple, dan yang

lainnya")

Tampilannya yang inovasi

Desain menarik

Elegan

Kemasannya simple

Bentuk Kemasan

Kansei words yang menempati level

tertinggi merupakan kansei words yang

terpilih. Rekapitulasi kansei words yang

terpilih dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Kansei Words

NO Kata kansei yang terpilih

1 Model Kemasan

2 Mudah Dibawa

3 Ketahanan Bahan

4 Harga

5 Warna Kemasan

6 Mudah dibuka

7 Jaminan Kemasan

8 Label Kemasan

9 Bahan kemasan

10 Ukuran Kemasan

Kuesioner Tingkat Kepentingan 1

Kansei Words yang sudah terpilih

dari masing-masing kategori, tahap

selanjutnya adalah menyusun kuesioner

tingkat kepentingan. Setelah disusun

kuesioner tersebut disebarka kepada 65

responden. Hasil rekapitulasi dapat dilihat

pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Tingkat

Kepentingan 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 47

2 5 2 2 5 5 2 5 2 3 2 33

3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 33

4 4 3 4 4 4 3 5 3 5 5 40

5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 46

- - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - -

61 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 38

62 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 44

63 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

64 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 43

65 4 4 5 3 1 4 5 5 5 2 38

RespondenPernyataan Jumlah

Pernyataan

Tertutup

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner

Tingkat Kepentingan 1

Data yang telah didapat dari 65

responden kemudian dilakukan uji validitas

dengan menggunakan software SPSS

Statistics 25. Uji validitas yang digunakan

menggunakan Correlation Bivariate dan

memilih Person Correlations Coeficients

sebagai acuan dan Two-Tailed pada Test of

Significant. Variabel dikatakan valid apabila

nilai Sig 2-tiled ≤ 0.05dan memeiliki

kolerasi Person > 0,244. Uji reliabilitas

menggunakan Cronbach’s Alpha. Jika

koefesien Cronbach’s Alpha (α) <0.7 maka

butir pertanyaan tidak reliable, sebaliknya

jika koefesien Cronbach’s Alpha (α) >0.7

maka butir pertanyaan reliable

Kuesioner Tingkat Kepentingan 2

Setelah mendapatkan hasil bahwa kuesioner

tingkat kepentingan 1 adalah valid dan

reliable. Maka dilakukan penyusunan dan

penyebaran kuesioner tingkat kepentingan 2

dengan responden sebagai bahan penelitian

adalah 100 responden. Kemudian dari hasil

penyebaran kuesioner dilakukan penilaian

data rata-rata semantic differential dengan

menjumlahkan hasil kuesioner semantic

Page 11: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

differential kemudian dibagi dengan jumlah

kuesioner semantic differential .Berikut ini

merupakan hasil penilaian data rata-rata

semantic differential dapat dilihat pada tabel

4.5. Tabel 4.5 Hasil Penilaian Data Rata-Rata

Semantic Differential

Model

Kemasan

Mudah

dibawa

Ketahanan

BahanHarga

Warna

Kemasan

Mudah

dibuka

Jaminan

kemasan

Label

kemasan

Bahan

kemasan

Ukuran

kemasan

1 5 4 5 4,5 4,75 5 4,25 5 5 5

2 4 5 4 5 4 5 4 5 3,75 4

3 5 4 4 4,25 5 4 4 4 5 5

4 5 5 4,75 4 5 5 5 5 4 4,25

5 4 3,5 4 4 4 5 4 4 4 4

- - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - -

97 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

98 4 5 4 4 5 5 4 3 4,25 4

99 4 3,5 5 3 1 4 5 5 5 2

100 3,5 4 4 4 3,5 4,25 4 4 4 4

Kansei Words

Responden

Mereduksi Kansei Word’s Menggunakan

Teknik Analisis Faktor

Berdasarkan kuesioner semantic

differential didapatkan hasil dari penyebaran

kuesioner yang akan diolah dengan analisis

faktor menggunakan software SPSS.

Berikut dibwah ini output hasil dari analisis

faktor menggakan software SPSS. Tabel 4.6 Hasil uji KMO dan Bartlett Test

Tabel 4.6 berguna mengetahui

kelayakan suatu variabel, apakah dapat di

proses lebih lanjut menggunakan teknik

analisis faktor ini atau tidak. Berdasarkan

tabel 4.6 nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-

Olkin Measure of Sampling Adequacy) yang

mempunyai nilai (0.00 > 0.50), maka teknik

analisis faktor dapat dilanjutkan. Nilai

Bartlett’s Test of Sphericity yang

mempunyai nilai Sig < Alpha 5% (0.00 <

0.05), maka menunjukan antar variabel

terdapat korelasi yang signifikan.

Berdasarkan output pada tabel 4.6 diketahui

nilai KMO MSA sebesar 0.767 > 0. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Anti Image Matrices

No Kansei Words Nilai MSA

1 Model Kemasan 0,743

2 Mudah Dibawa 0,684

3 Ketahanan Bahan 0,805

4 Harga 0,866

5 Warna Kemasan 0,737

6 Mudah Dibuka 0,680

7 Jaminan Kemasan 0,840

8 Label Kemasan 0,804

9 Bahan Kemasan 0,858

10 Ukuran Kemasan 0,850

Anti Image Matrices berguna untuk

mengetahui dan menentukan variabel mana

saja yang layak dipakai dalam analisis

faktor. Diketahui nilai MSA dari masing-

masing yang diteliti pada tabel 4.7. Nilai

MSA untuk seluruh Kansei Word’s > 0,5.

Menunjukan bahwa komponen tersebut

mempengaruhi konsumen dalam memilih

produk lemon sereh.

Proses factoring melihat eigenvalues

dari masing-masing komponen. Eigenvalues

berfungsi untuk mengetahui bahwa

komponen akan terekstrasi ke dalam suatu

faktor yang banyaknya sesuai dengan jumlah

komponen yang memiliki eigenvalues > 1

tersebut. Hasil pengujian proses factoring

dan matriks dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Proses Factoring

Page 12: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

Proses factoring menunjukan nilai

masing-masing variabel yang di analisis.

Terdapat dua macam analisis untuk

menjelaskan suatu varian, yaitu Initial

Eigenvalues menunjukkan faktor yang

terbentuk. Sedangkan pada bagian

Extraction Sums of Squared Loadings

menunjukkan jumlah banyaknya faktor yang

dapat terbentuk, pada hasil output ada 3

(tiga) variasi faktor. Dengan kata lain dapat

diketahui bahwa proses ekstrasi tersebut

menghasilkan tiga buah faktor.

Tahap ini mengelompokan variabel

independen kansei word. Pengelompokan

terbagi menjadi tiga kelompok. Nilai faktor

matriks komponen dapat dilihat pada Tabel

4.9. Tabel 4.9 Matriks Komponen Kansei Word’s

Tabel ini menunjukan nilai koreasi

atau hubungan antara masing-masing

variabel dengan faktor yang akan terbentuk.,

namun untuk hasil yang lebih jelas

dilakukan factor rotation. Proses ini

bertujuan untuk memperkuat atau

memperlemah nilai matriks suatu variabel

Kansei Word’s.

Tabel 4.10 Hasil Rotated Component

Matrix

Tabel 4.10 memastikan suatu

variabel masuk dalam kelompok faktor

mana, maka dapat ditentukan dengan

melihat nilai korelasi terbesar antara variabel

degan faktor (Component) yang terbentuk.

Contoh cara membaca hasil analisis faktor

model rotasi, dapat dilihat penjelasan berikut

ini. Variabel Model Kemasan. Nilai korelasi

variabel ini dengan faktor 1 = 0.048, faktor 2

= 0.037 dan faktor 3 = 0.808, karena nilai

faktor 3 > faktor 1 > faktor 2, maka variabel

model kemasan termasuk kelompok faktor

3.

Proses Pemetaan

Pemetaan kata kansei merupakan

proses rekapitulasi pengelompokan kata

kansei dari hasil reduksi sesuai dengan

faktor masing-masing. Berikut ini

merupakan Tabel 4.11 hasil rekapitulasi

reduksi kata kansei. Tabel 4.11 Pengelompokan Kansei Word’s

Faktor 1 2 3

Ketahanan Bahan Mudah Dibawa Model Kemasan

Jaminan Kemasan Mudah Dibuka Warna Kemasan

Bahan Kemasan Label Kemasan Ukuran Kemasan

Kansei Words

Tabel 4.11 mengelompokkan hasil

reduksi melalui analisis faktor kedalam

tabel. Faktor dibagi menjadi tiga faktor

yaitu, faktor 1 terdiri dari ketahanan bahan,

jaminan kemasan dan bahan kemasan, faktor

Page 13: Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan

2 terdiri dari mudah dibawa, mudah dibuka

dan label kemasan, faktor 3 terdiri dari

model kemasan, warna kemasan dan ukuran

kemasan.

Kesimpulan

Kesimpulan merupakan rincian dari

hasil penelitin yang telah dibuat. Berikut ini

merupakan kesimpulan dari penelitian ini:

1. Identifikasi kebutuhan konsumen pada

desain kemasan produk lemon sereh

yaitu dengan mengidentifikasi

kansei words sehingga mendapatkan

kansei words terpilih seperti, model

kemasan, muda dibawa, ketahanan

bahan, harga, warna kemasan, mudah

dibuka, jaminan kemasan, bahan

kemasan dan ukuran kemasan.

2. Banyaknya faktor pada desain kemasan

produk lemon sereh terdapat tiga faktor

yaitu, faktor 1 terdiri dari ketahanan

bahan, jaminan kemasan dan bahan

kemasan, faktor 2 terdiri dari mudah

dibawa, mudah dibuka dan label

kemasan, faktor 3 terdiri dari model

kemasan, warna kemasan dan ukuran

kemasan.

Saran

Saran yang dapat diberikan penulis

adalah usulan pengembangan desain

kemasan lemon sereh pada UMKM

CIRENGMOZA dapat diimplementasikan

untuk meningkatkan minat konsumen

terhadap produk lemon sereh.

Daftar Pustaka

Adler Haymans Manurung. 2008. Modal

Untuk Bisnis UKM. Jakarta: PT

Kompas

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS,

Ilmaniati, A. dan Putro, B.E. (2019).

Analisis Komponen Utama Faktor-

Faktor Pendahulu (Antecendents)

Berbagi Pengetahuan Pada Usaha

Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM)

di Indonesia. Jurnal Teknologi, Vol. 11,

No. 1, pp. 67-78.

Klimchuck MR, Krasovec SA. 2006. Desain

Kemasan (Alih Bahasa dari Bahasa

Inggris Bob Sabran). Jakarta (ID):

Erlangga. [Judul asli: Packaging

Design]

Marwanto. (2014). Rekayasa Alat Pemeras

Air Jeruk Siam dengan Sistem Ulir.

Sambas: POLTESA.

Oyen, L. P. A., and N. X. Dung. 1999.

Plants Resources of South East Asia :

Santosa, B. (2007). Data Mining Teknik

Pemanfaatan Data untuk Keperluan

Bisnis. Graha Ilmu. Yogyakarta,

Indonesia.

Schutte, S., (2002). Designing Feelings Into

Product. Linkopings University.

Linkoping.Semarang: Badan Penerbit

UNDIP.

Ushada, Mirwan. 2016. Kansei Engineering

untuk Agroindustri. Yogyakarta, Gadja

Mada University Press.