analisis perentangan ruang semantik pada disain kemasan
TRANSCRIPT
Analisis Perentangan Ruang Semantik Pada Disain Kemasan Produk Lemon Sereh
Menggunakan Kansei Engineering
Ainul Haq1
Novi Sapto Nugroho2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
Jalan Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok, 16426
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen pada desain kemasan
produk lemon sereh dan menentukan banyaknya faktor pada desain kemasan produk lemon
sereh. Analisis perentangan ruang semantik kemasan lemon sereh menggunakan metode
kansei engineering .Hasil identifikasi kebutuhan konsumen menghasilkan kata kansei terpilih
seperti, model kemasan, muda dibawa, ketahanan bahan, harga, warna kemasan, mudah
dibuka, jaminan kemasan, bahan kemasan dan ukuran kemasan. Faktor dalam penelitian
yaitu, faktor ketahanan bahan, jaminan kemasan dan bahan kemasan, faktor mudah dibawa,
mudah dibuka dan label kemasan, dan faktor model kemasan, warna kemasan dan ukuran
kemasan.
Kata Kunci : Kansei Engineering, Kata Kansei, Faktor.
Latar Belakang
Minuman herbal pada saat ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat tanah air.
Minuman herbal merupakan minuman yang
berasal dari bahan alami yang bermanfaat
bagi tubuh. Minuman herbal biasanya dibuat
dari rempah-rempah atau bagian dari
tanaman, seperti akar, batang, daun, bunga,
buah, atau umbi. Salah satu inovasi bahan
alami yang dapat dibuat minuman herbal
adalah lemon sereh.
Lemon sereh merupakan salah satu
produk yang dibuat oleh UMKM
CIRENGMOZA di Kota Bekasi. UMKM
CIRENGMOZA merupakan salah satu umkm
baru yang membuat produk minuman herbal.
Semakin meningkatnya persaingan terhadap
produsen minuman herbal saat ini, maka
untuk mempertahankan minat konsumen dan
penjualan terhadap produk lemon sereh
dapat dilakukan dengan mengembangkan
desain kemasan produk lemon sereh.
Salah satu metode untuk
meningkatkan minat konsumen terhadap
produk lemon sereh dapat dilakukan melalui
pendekatan Kansei Engineering. Metode ini
mencoba untuk menerjemahkan keinginan
konsumen akan desain kemasan lemon sereh
yang diinginkan, dengan mendefinisikan
keinginan konsumen yang teridentifikasi
melalui kata-kata kansei kedalam desain
kemasan. Span semantic space adalah
tahapan dimana dengan mengumpulkan kata
kansei kemudian distandarisasikan dan
dikolektifkan berdasarkan sifatnya, lalu
dilakukan uji validitas dan reabilitas, dan
yang terakhir uji semantic differential
dengan analisis faktor.
Pengembangan desain kemasan
lemon sereh dengan menggunakan metode
Kansei Engineering dengan kemasan yang
sesuai keinginan konsumen sehingga dapat
menarik minat konsumen dan dapat
meningkatkan penjualan dan memperluas
daerah pemasarannya.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana mengidentifikasi suara
konsumen terhadap desain kemasan
produk lemon sereh menggunakan
Kansei Engineering.
2. Bagaimana cara menentukan banyaknya
faktor pada desain kemasan produk
lemon sereh.
Pembatasan Masalah
1. Produk yang diamati adalah produk
lemon sereh.
2. Waktu penelitian dari bulan Maret
sampai dengan bulan juni 2020
3. Lokasi Penelitian dilakukan di Jl.
Mawar Raya, Jakasampurna, kota
Bekasi
4. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini berbasis Kansei
Engineering
Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen
pada desain kemasan produk lemon
sereh
2. Menentukan banyaknya faktor pada
desain kemasan produk lemon sereh
berkaitan dengan pleasure, usability dan
functionality.
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau
UMKM merupakan kategori bisnis berskala
kecil yang dipercaya mampu memberikan
kontribusi terhadap perekonomian
Indonesia, terutama saat krisis ekonomi
yang terjadi pada periode 1998 sampai
dengan periode 2000an. UMKM dianggap
mampu bertahan pada krisis dimana puluhan
perusahaan besar mengalami kebangkrutan
(Adler, 2008).
Pengertian Lemon dan Sereh
Jeruk atau limau adalah semua
tumbuhan berbunga anggota marga Citrus
dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan).
Anggotanya berbentuk pohon dengan buah
yang berdaging dengan rasa asam yang
segar, meskipun banyak di antaranya yang
memiliki rasa manis. Rasa asam berasal dari
kandungan asam sitrat yang memang
terkandung pada semua anggotanya. Jeruk
Citrus (dari bahasa Belanda, citroen), atau
lemon adalah sejenis jeruk yang buahnya
biasa dipakai sebagai penyedap dan
penyegar dalam banyak seni boga dunia (Marwanto, 2014).
Serai atau Cymbopogon citratus DC
merupakan tumbuhan yang masuk ke dalam
famili rumput-rumputan atau Poaceae.
Dikenal juga dengan nama serai dapur
(Indonesia), sereh (Sunda), dan bubu
(Halmahera). Tanaman ini dikenal dengan
istilah Lemongrass karena memiliki bau
yang kuat seperti lemon, sering ditemukan
tumbuh alami di negara-negara tropis (Oyen
dan Dung, 1999).
Kansei Engineering
Kansei berasal dari kata kan dan sei
dimana kan mempunyai pengertian yang
luas dan beragam yang bearti sensitivitas,
sensibilitas, responsiveness, perasaan,
image, ketertarikan, emosi, preferensi,
kebutuhan dan kepuasan. Sei mempunyai
arti manusia. Kansei merupakan sensibilitas
atau responsiveness manusia terhadap objek
yang mempengaruhinya dalam pengambilan
keputusan yang sesuai dengan kebutuhan
dan kepuasannya. Menurut Nagamachi,
1995 kansei engineering didefinisikan
sebagai metode untuk mengolah nilai kansei
sebagai input menjadi atribut sebagai output.
Atribut sistem ini berupa parameter teknis
produk atau sistem kerja dalam
agroindusttri. Beberapa contoh implementasi
nilai kansei adalah sebagai berikut : Profil
status mood contoh: ramah,sedih dan
bingung, Kansei words atau tingkat
kepentingan atribut produk, contoh: tidak
penting, sedang dan penting, Sensoris
contoh: pengaruh denyut nadi dan suhu
tubuh. Selain itu, sistem didefinisikan
sebagai: perancangan produk atau jasa baru,
pengembangan produk atau jasa,
perancangan teknologi baru, pengembangan
teknologi, perancangan sistem kerja baru,
pengembangan sistem kerja, optimasi
lingkungan kerja (Ushada, 2016).
Metode Kansei Engineering
memiliki beberapa type dengan cara
penyeselaian masalah yang berbeda dari
setiap typenya. Berikut ini merupakan type
kansei engineering (Schutte, 2002).
1. Kansei Engineering Type-I Category
Classification
Pada Kansei Type-I langkah pertama
adalah menentukan strategi produk dan
menciptakan konsep dalam
rancangannya. Kemudian
mengumpulkan kata-kata Kansei yang
berkaitan dengan konsep. kata-kata
Kansei bisa didapatkan dengan cara
wawancara, studi literatur, quesioner,
dsb. Selanjutnya Kansei words yang
telah terkumpul kemudian dikategoikan
dan dikolektifkan berdasarkan sifatnya,
dan langkah terakhir mereduksi kasei
words tersebut berdasarkan levelnya,
level tertinggi merupakan kansei words
yang terpilih dan mewakili kelompok
kansei wordsnya. Kansei Type-I lebih
dikenal dengan sebutan konsep zero
level yang terdiri dari beberapa
subkonsep.
2. Kansei Engineering Type-II Kansei
Engineering System (KES)
Pada Kansei Type II ini memiliki sistem
secara matematis dan statistik untuk
menghubungkan Kansei dengan sifat
suatu produk. Metode ini menggunakan
sistem komputerisasi yang berisi
database mengenai kata-kata Kansei.
Kansei Engineering terdiri database
yang menggabungkan sejumlah kata-
kata Kansei, gambar, pengetahuan,
desain, dan warna tentang hubungan
antara data.
3. Kansei Engineering Type-III Hybrid
Kansei Engineering System.
Kansei Type III hampir mirip dengan
Kansei Type II. Perbedaan nyata antara
kedua tipe ini adalah, jika Kansei Type
II hanya dapat mengubah Kansei
konsumen menjadi suatu parameter
perancangan sedangkan Kansei Type III
dapat memprediksikan sifat dari suatu
produk yang lebih dikenal dengan
sistem hybrid.
4. Kansei Engineering Type-IV Kansei
Engineering Modeling
Jenis Kansei Modeling ini
mengimplementasikan model
matematika yang bertujuan untuk
memprediksi perasaan konsumen
kedalam bentuk kata-kata. Kansei tipe
ini menerepkan sistem yang lebih
berpengalaman terhadap Kansei
Engineering, dengan menggunakan
pengukuran dan penggabungan Fuzzy,
sistem ini akan mengizinkan konsumen
untuk menilai perasaan (Kansei) ke
dalam kata bahkan serangkaian data.
Sistem ini digunakan untuk
mendiagnosa perasaan tentang nama
merek.
5. Kansei Engineering Type-V Virtual
Kansei Engineering
Jenis Kansei Engineering ini merupakan
lanjutan dari teknik KES yang
menggunakan virtual reality (VR),
sebuah teknologi yang kuat untuk
menempatkan konsumen dalam
lingkungan virtual 3D.
6. Kansei Engineering Type-VI
Collaborative Kansei Engineering
Designing Collaborative
Kansei Engineering Designing adalah
jenis Kansei yang didukung oleh sistem
internet. Prinsip kerja Kansei tipe ini
mempublikasikan KES agar dapat
dinilai oleh grup tertentu yang
ditawarkan di internet.melalui cara ini
tahap pengembangan dapat dipersingkat
dan disederhanakan.
Teknik Pengukuran Kansei
Terdapat berbagai teknik dalam mengukur
Kansei, yaitu (Schutte, 2002):
1. Kata-kata.
2. Fisiologis respon seperti denyut jantung,
EMG (Electromyogram) untuk
mengukur kesehatan otot, EEG
(Electroencephalogram) untuk
mengukur dan mencatat aktivitas listrik
dari otak menggunakan sensor tertentu.
3. Tindakan dan perilaku seseorang.
4. Wajah dan ekspresi tubuh.Pengertian
Kemasan
Kemasan merupakan pembungkus
produk dengan desain kreatif yang
bertujuan untuk menyampaikan
deskripsi informasi. Kemasan memiliki
tujuan utama sebagai pelindung agar
fisik produk tetap utuh. Menggunakan
kemasan juga dapat memperpanjang
waktu pemakaian produk. Kemasan
membuat produk tetap terjaga
kualitasnya.
Desain Kemasan
Desain kemasan adalah alat
komunikasi yang mengaitkan bentuk,
struktur, metarial, warna, citra, tipografi, dan
elemen-elemen, desain dengan informasi
produk agar produk dapat dipasarkan.
Desain kemasan berlaku untuk
membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan,
mengidentifikasi, dan membedakan sebuah
produk di pasar. Desain kemasan harus
berfungsi sebagai sarana estetika untuk
berkomunikasi dengan semua orang dari
berbagai latar belakang, minat, dan
pekerjaan yang berbeda, karena itu,
pengetahuan mengenai antropologi,
sosiologi, psikologi, etnografi, dapat
memberi manfaat dalam proses desain dan
pilihan desain yang tepat (Klimchuck dan
Krasovec, 2006).
Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan salah satu metode
multivariate yang digunkan untuk
menganalisis variabel-variabel yang diduga
memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga
keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan
dipetakan atau dikelompokan pada faktor
yang tepat. Metode ini bertujuan untuk
mereduksi sejumlah variabel menjadi lebih
sedikit. Selain itu, metode ini juga dapat
menjelaskan tentang variabel yang bersifat
dominan dalam suatu permasalahan. Tujuan
analisis faktor secara lebih detail adalah
sebagai berikut (Imam, 2006).
1. Data Summarization:Jenis ini
mendefinisikan hubungan sejumlah variabel
dengan menggunakan uji kolerasi.
2. Data Reduction: Jenis ini mengganti
sejumlah variabel dengan suatu
kelompok variabel (faktor).
Principal Component Analysis (PCA)
Menurut Santosa (2007), Principal
Component Analysis (PCA) adalah suatu
teknik handal untuk mengekstraksi struktur
dari suatu set data dengan dimensi yang
cukup banyak. Metode Principal Component
Analysis (PCA) lebih tepat digunakan jika
tujuan penelitian adalah untuk meringkas
data dengan jumlah variabel yang lebih
kecil, maka metode Principal Component
Analysis (PCA) lebih tepat untuk digunakan.
Langkah-langkah dalam analisis faktor
metode Principal Component Analysis
(PCA) dengan menggunakan software SPSS
adalah sebagai berikut (Ilmaniati dan Putro,
2019):
1. Pengujian data kuesioner dengan
menggunakan uji KMO (Kaiser-Meyer-
Olkins) dan Bartlett. Dengan uji ini dapat
diketahui suatu hipotesis yang menyatakan
bahwa variabel dapat dianalisis lebih lanjut
lagi. Hipotesis yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. = sample belum memadai untuk dianalisis
lebih lanjut. 0 H
Kriteria penerimaan hipotesis berlaku jika
nilai signifikasi > 0,05
2. Pengujian data kuesioner dengan uji
Anti Image Matrices. Uji dilakukan dengan
memperhatikan nilai MSA yang berkisar
antara 0 sampai 1. Kriteria lain yang
dibutuhkan untuk uji ini adalah sebagai
berikut:
- MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel lain.
- MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi
dan bisa dianalisis lebih lanjut.
- MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi
dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut
atau dikeluarkan dari variabel lain.
3. Melakukan factoring. Tujuannya
adalah untuk mereduksi sejumlah Kansei
Words ke dalam suatu kelompok tertentu.
4. Melakukan factor rotation dengan
tujuan untuk memperjelas variabel yang
telah dikategorikan ke dalam faktor tertentu
dengan menggunakan metode Varimax.
5. Memasukkan suatu variabel ke
dalam suatu faktor dengan melihat nilai
rotated component matrices yang paling
besar.
Skema Metode Penelitian
Metode penelitian dibuat dengan
membentuk diagram alir. Diagram alir
bertujuan agar pembaca dapat mengetahui
lebih mudah secara garis besar dari proses
penelitian yang telah dilakukan. Adapun
metode penelitiannya adalah sebagai berikut.
Mulai
Studi
Literatur
Identifikasi Masalah
Stukturisasi Kansei words
Analisis faktor dan pemetaan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Penyusunan dan penyebaran
tingkat kepentingan 1
Uji validitas & reliability
Penyusunan dan penyebaran
tingkat kepentingan 2
Pengumpulan kansei word
Valid & ReliableTidak
Ya
Gambar 3.1 Metode Penelitian
Penjelasan Metode Penelitian
Tahapan mulai yaitu persiapan
segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan penelitian.
1. Identifikasi Masalah
identifikasi masalah yang melatar belakangi
untuk dilakukan penelitian ini adalah bahwa
terdapat kendala utama dari segi pemasaran
yang mana pemasaran produknya terbatas di
kalangan sendiri. Kesulitan pemasaran ini,
salah satu penyebabnya adalah umkm tidak
memiliki bagian yang khusus dalam
mengembangkan kemasan produknya tidak
seperti industri besar yang sudah memiliki
departemen R&D. Untuk memfasilitasi
keluhan tersebut, penelitian mengenai
perancangan desain kemasan lemon sereh
dilakukan dengan menggunakan metode
Kansei Engineering, yang mana metode
Kansei Engineering merupakan metode
perancangan yang berdasarkan emotional
manusia. Penelitian ini membahas tentang
perancangan kemasan lemon sereh.
2. Studi literatur
Studi literatur merupakan sekumpulan teori
yang mendukung pada penelitian, teori yang
dibahas pada subab ini berupa teori yang
berkenaan dengan kansei engineering baik
berupa definisi, jenis-jenis serta teknik
kansei itu sendiri. Selain kansei engineering
pada studi literatur ini membahas tentang
teknik pengumpulan sampel, pengujian
validitas dan reabilitas, analisis faktor dan
lain sebagainya, dimana kesemua hal ini
merupakan teori pendukung untuk
pengolahan.
3. Pengumpulan Kansei Word
Tahapan pertama adalah pengumpulan
kansei word sebenarnya tidak mempunyai
batasan jumlah, hal ini dikarenakan setiap
kansei word yang terkumpul memberikan
informasi yang lebih banyak dan merupakan
kumpulan ide yang kreatif. Untuk itu,
semakin banyak kansei word yang
terkumpul maka semakin baik untuk
penelitian dan rancangan produk yang
dihasilkan akan mendekati dengan keinginan
konsumen. Pada penelitian ini pengumpulan
kansei word dilakuakan dengan penyebaran
kuesioner terhadap 65 responden Laki-laki
atau Perempuan yang berusia 18-50 tahun
yang sudah pernah mengkonsumsi minuman
lemon sereh.
4. Strukturisasi Kansei Words
Setelah kansei words yang telah
terkumpul dari hasil kuesioner kemudian
dilakukan strukturisasi. Tahap strukturisasi
adalah menggelompokan kansei word
berdasarkan persamaan sifat secara manual
dan subjektif, yaitu refleksi hasil pemikiran
dan intuisi (Grimsaeth, 2005). Jadi, pada
tahapan ini akan mengelompokan kansei
word berdasarkan jenis yang sama dan
memiliki arti yang serupa, hal ini dilakukan
karena untuk memudahkan dalam
menerjemahkan atau memvisualisasikan
sebuah produk yang akan dirancang. Pada
tahapan strukturisasi kansei word ini
terdapat beberapa tingkatan atau level dari
pembagian kata-kata, yang kemudian
dirangkum kembali untuk kategori-kategori
tertentu sesuai dengan pilihan perancang.
5. Penyusunan Dan Penyebaran
Kuisioner Tingkat Kepentingan 1
penyusunan kuisioner tingkat kepentingan 1
disusun berdasarkan hasil dari strukturisasi
kansei words level ketiga, sedangkan untuk
skala penilaian yang dipakai menggunakan
skala likert. Tujuan dari skala penilian itu
sendiri adalah untuk mengetahui
karakteristik suatu hal berdasarkan suatu
ukuran yang telah ditentukan, sehingga dari
hasil skala ini dapat membedakan,
menggolongkan, bahkan mengurutkan
karakteristiknya. Skala likert digunkan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang terhadap benda atau variable yang
diukur. Jawaban yang diterapkan pada
metode skala likert ini mempunyai gradasi
yaitu dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang biasanya berupa kata-kata.
Kelebihan dari skala likert ini mudah
dimengerti oleh responden selain itu
reliabilitas pada pengukuran bisa diperjelas.
Penyebaran kuisioner tingkat
kepentingan 1 ini dilakukan dengan cara
menyebar kuisioner kepada 65 responden,
yang mana responden telah dispesifikasikan
yaitu hanya melibatkan orang yang sudah
pernah mengkonsumsi lemon sereh.
Kemudian hasil dari kuisioner ini dilakukan
uji validitas dan uji relibilitas. Apabila hasil
kuisioner yang telah diolah tidak valid dan
tidak reliable maka dilakuakan kembali
penyusunan dan penyebaran kuisioner ulang.
6. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas merupakan instrumen yang
paling penting, hal ini dikarenakan pada uji
validitas ketepatan dan kecermatan suatu
indikator dalam mengukur apa yang ingin
dukur. Pada penelitian ini uji validitas yang
digunakan merupakan uji validitas internal
dengan cara analisa validitas butir, dan uji
statistik yang digunakan adalah uji kolerasi
Person. Pengggunaan uji kolerasi person
dimaksudkan untuk mengetahui hubungan
antar variabel dependent, independent
maupun variabel bebas. Pengujian ini
menggunakan Software SPSS Statistic 25.
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil
suatu pengukuran. Menurut Suhermin,
reliabilitas merupakan indeks yang
menunjukan keandalan suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Suhermin, 1997). Pada penelitian ini uji
reabilitas yang digunakan adalah uji
reliabilitas eksternal, model yang digunkan
adalah model Cronbach Alpha.
Pengujiannyadilakukan dengan
menggunakan Software SPSS Statistic 25.
Data dikatakan reliable jika koefesien
Cronbach Alpha (α) ≥ 0,7. Sedangkan
jikaCronbach Alpha (α) < 0,7 maka butir
pertanyaan tidak reliable.
7. Penyusunan Dan Penyebaran
Kuisioner Tingkat Kepentingan 2
Kuisoner tingkat kepentingan yang
telah valid dan reliable kemudian dialkukan
penyusunan dan penyebaran kuesioner
tingkat kepentingan 2 ini dilakukan dengan
menyebar kuesioner kepada 100 responden.
Banyaknya jumlah responden yang
ditentukan berdasarkan hasil yang diperoleh
dari ukuran sampel yaitu 1:10. Kemudian
untuk responden yang dipilih yaitu Laki-laki
atau Perempuan yang berusia 18-50 tahun
yang sudah pernah mengkonsumsi minuman
lemon sereh. Penyusunan kuesioner tingkat
kepentingan 2 dilakukan dengan menyusun
kata kansei dalam bentuk kata sifat sinonim
dan penyebaran kuesioner dilakukan untuk
memperoleh data terkait keinginan desain
kemasan lemon sereh yang diinginkan
konsumen.
8. Analisis Faktor dan Pemetaan
Analisis faktor dengan metode PCA
(Principal Component Analysis) proses
pengujian hasil penyebaran kuesioner
semantic differensial. Analisis faktor
merupakan salah satu metode multivariate
yang digunakan dalam menganalisis
variable-variable yang diduga memiliki
keterkaitan satu sama lain sehingga
keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan
dipetakan atau dikelompokan pada faktor
yang tepat. Analisis faktor ini di lakukan
menggunakan Software SPSS Statistic 25.
Reduksi kata kansei merupakan proses
eliminasi kata kansei dengan melihat skor
hasil analisis faktor. Jika nilai bobot faktor
> 0,5 maka hubungan variabel awal pada
faktor yang terbentuk adalah kuat sedangkan
jika nilai tersebut < 0,5 maka hubungannya
lemah. Jika memiliki nilai matriks
komponen < 0,5 maka nilai faktor pada
masing-masing faktor dihilangkan.
Pemetaan kata kansei merupakan proses
rekapitulasi pengelompokan kata kansei dari
hasil reduksi sesuai dengan faktor masing-
masing.
9. Kesimpulan dan Saran
Langkah selanjutnya setelah Elemen
desain didapat kemudian yaitu
menyimpulkan hasil dari analisa yang telah
di ambil atau menjawab tujuan yang telah di
tentukan. Sedangkan saran adalah apa yang
kita sarankan untuk UMKM tersebut atau
untuk hasil analisa yang kita buat.
Hasil dan Pembahasan
Pengumpulan Data
Data yang diperoleh untuk melakukan
penelitian ini berdasarkan pengumpulan data
pada produk lemon sereh di UMKM
CIRENGMOZA Bekasi. Data-data yang
didapatkan yaitu data konsumen dalam satu
bulan 182 pada bulan februari dan kansei
words yang didapat dari penyebaran
kuesioner.
Pengumpulan Kansei Words
Pengumpulan kansei word merupakan
proses pengidentifikasian kansei word yang
sesuai dengan kemasan produk lemon sereh.
Kansei words yang terkumpul didapat dari
hasil penyebaran kuesioner terbuka.
Penyebaran kuesioner untuk memperoleh
kata kansei dilakukan kepada 65 responden
pria/wanita berusia 18-50 tahun dan pernah
mengkonsumsi minuman lemon sereh.
Berdasarkan sumber-sumber yang telah
didapat, kansei words yang terkumpul
sebanyak 140. Kemudian dilakukan
penyederhanaan berdasarkan kata dan
makna yang sama sehingga tersisa 76 kansei
words.
Tabel 4.1 Hasil Penyederhanaan Kansei Words
No Kansei Word No Kansei Word
1 Beda (bentuk kemasan beda dari yang lain) 39 Warna kemasan pink
2 Tampilannya unik 40 Warna kemasan silver
3 Biasa saja 41 Kemasannya tidak hitam
4 Tampilan yang inovasi 42 Kemasannya transparan
5 Bentuk inovasi 43 Tutupnya berwarna soft
- - - -
- - - -
- - - -
35 Warna kemasan hitam 73 Bahan elastis
36 Tutupnya berwarna hitam 74 Ukuran sedang
37 Warna kemasan yang cerah 75 Ukuran besar
38 Tutupnya warna merah 76 Ukuran kecil
Diagram Alir Proses Span Semantic Space
Diagram alir proses span semantic
space merupakan suatu urutan proses dalam
penelitian analisis perentangan ruang
semantic dari pengumpulan kata kansei,
strukturisasi kata kansei sampai dengan
analisis statistik. Berikut dibawah ini
merupakan gambar 4.1 diagram alir proses
span semantic space.
Stukturisasi Kansei words
Analisis faktor dan pemetaan
Jumlah Faktor yang terbentuk
masing-masing variable
Penyusunan dan penyebaran
tingkat kepentingan 1
Uji validitas & reliability
Penyusunan dan penyebaran
tingkat kepentingan 2
Valid & ReliableTidak
Ya
Level 3 (memilih salah satu kata
kansei yang mewakili level 2)
Level 2 (memilih salah satu dari
kelompok level 1)Level 1 (pengelompokan)
Kata kansei terpilih
Penilaian data rata-rata kuesioner
tingkat kepentingan 2
Pengumpulan kata kansei
Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Span Semantic
Space
Strukturisasi Kansei Words
Pada strukturisasi, kansei words
yang memiliki makna dan tujuan yang sama
dikelompokan, kemudian dilakukan
pemilihan dari setiap kelompok untuk
mewakili kansei words, yang terakhir
memilih satu kansei words yang
representatif dari kelompok tersebut.
Struktur kansei words untuk penelitian
rancangan kemasan lemon sereh dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Strukturisasi Kansei Words No Kansei Word Level 1 Kansei Word Level 2 Kansei Word Level 3
Beda (bentuk kemasan beda dari yang lain)
Tampilannya unik
Biasa saja Biasa saja
Tampilan yang inovasi
Bentuk inovasi
Bentuk kemasan menarik
Desain menarik
Kemasan terlihat mewah
Elegan
Tutupnya yang simple
Kemasan simple
Kemasannya sedang berbentuk kotak
Kemasannya bulat kecil
Berbentuk kotak
Bentuk kemasannya tidak macam-macam
Tutupnya bulat
- - -
- - -
- - -
Ukuran sedang Ukuran sedang
Ukuran besar Ukuran besar
Ukuran kecil Ukuran kecil
10
Ukuran Sedang (Keterangan: Kansei words ini
mengakomodasi dari kelompok kansei wors level
2 yang mana disusun berdasarkan ukuran
1
Tampilan yang unik
Model kemasan (Ket: Kansei words ini mewakili
untuk kelompok kansei level 2 "tampilan
unik,desain menarik, elegan, simple, dan yang
lainnya")
Tampilannya yang inovasi
Desain menarik
Elegan
Kemasannya simple
Bentuk Kemasan
Kansei words yang menempati level
tertinggi merupakan kansei words yang
terpilih. Rekapitulasi kansei words yang
terpilih dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Kansei Words
NO Kata kansei yang terpilih
1 Model Kemasan
2 Mudah Dibawa
3 Ketahanan Bahan
4 Harga
5 Warna Kemasan
6 Mudah dibuka
7 Jaminan Kemasan
8 Label Kemasan
9 Bahan kemasan
10 Ukuran Kemasan
Kuesioner Tingkat Kepentingan 1
Kansei Words yang sudah terpilih
dari masing-masing kategori, tahap
selanjutnya adalah menyusun kuesioner
tingkat kepentingan. Setelah disusun
kuesioner tersebut disebarka kepada 65
responden. Hasil rekapitulasi dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Tingkat
Kepentingan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 47
2 5 2 2 5 5 2 5 2 3 2 33
3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 33
4 4 3 4 4 4 3 5 3 5 5 40
5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 46
- - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - -
61 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 38
62 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 44
63 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
64 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 43
65 4 4 5 3 1 4 5 5 5 2 38
RespondenPernyataan Jumlah
Pernyataan
Tertutup
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner
Tingkat Kepentingan 1
Data yang telah didapat dari 65
responden kemudian dilakukan uji validitas
dengan menggunakan software SPSS
Statistics 25. Uji validitas yang digunakan
menggunakan Correlation Bivariate dan
memilih Person Correlations Coeficients
sebagai acuan dan Two-Tailed pada Test of
Significant. Variabel dikatakan valid apabila
nilai Sig 2-tiled ≤ 0.05dan memeiliki
kolerasi Person > 0,244. Uji reliabilitas
menggunakan Cronbach’s Alpha. Jika
koefesien Cronbach’s Alpha (α) <0.7 maka
butir pertanyaan tidak reliable, sebaliknya
jika koefesien Cronbach’s Alpha (α) >0.7
maka butir pertanyaan reliable
Kuesioner Tingkat Kepentingan 2
Setelah mendapatkan hasil bahwa kuesioner
tingkat kepentingan 1 adalah valid dan
reliable. Maka dilakukan penyusunan dan
penyebaran kuesioner tingkat kepentingan 2
dengan responden sebagai bahan penelitian
adalah 100 responden. Kemudian dari hasil
penyebaran kuesioner dilakukan penilaian
data rata-rata semantic differential dengan
menjumlahkan hasil kuesioner semantic
differential kemudian dibagi dengan jumlah
kuesioner semantic differential .Berikut ini
merupakan hasil penilaian data rata-rata
semantic differential dapat dilihat pada tabel
4.5. Tabel 4.5 Hasil Penilaian Data Rata-Rata
Semantic Differential
Model
Kemasan
Mudah
dibawa
Ketahanan
BahanHarga
Warna
Kemasan
Mudah
dibuka
Jaminan
kemasan
Label
kemasan
Bahan
kemasan
Ukuran
kemasan
1 5 4 5 4,5 4,75 5 4,25 5 5 5
2 4 5 4 5 4 5 4 5 3,75 4
3 5 4 4 4,25 5 4 4 4 5 5
4 5 5 4,75 4 5 5 5 5 4 4,25
5 4 3,5 4 4 4 5 4 4 4 4
- - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - -
97 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
98 4 5 4 4 5 5 4 3 4,25 4
99 4 3,5 5 3 1 4 5 5 5 2
100 3,5 4 4 4 3,5 4,25 4 4 4 4
Kansei Words
Responden
Mereduksi Kansei Word’s Menggunakan
Teknik Analisis Faktor
Berdasarkan kuesioner semantic
differential didapatkan hasil dari penyebaran
kuesioner yang akan diolah dengan analisis
faktor menggunakan software SPSS.
Berikut dibwah ini output hasil dari analisis
faktor menggakan software SPSS. Tabel 4.6 Hasil uji KMO dan Bartlett Test
Tabel 4.6 berguna mengetahui
kelayakan suatu variabel, apakah dapat di
proses lebih lanjut menggunakan teknik
analisis faktor ini atau tidak. Berdasarkan
tabel 4.6 nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-
Olkin Measure of Sampling Adequacy) yang
mempunyai nilai (0.00 > 0.50), maka teknik
analisis faktor dapat dilanjutkan. Nilai
Bartlett’s Test of Sphericity yang
mempunyai nilai Sig < Alpha 5% (0.00 <
0.05), maka menunjukan antar variabel
terdapat korelasi yang signifikan.
Berdasarkan output pada tabel 4.6 diketahui
nilai KMO MSA sebesar 0.767 > 0. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Anti Image Matrices
No Kansei Words Nilai MSA
1 Model Kemasan 0,743
2 Mudah Dibawa 0,684
3 Ketahanan Bahan 0,805
4 Harga 0,866
5 Warna Kemasan 0,737
6 Mudah Dibuka 0,680
7 Jaminan Kemasan 0,840
8 Label Kemasan 0,804
9 Bahan Kemasan 0,858
10 Ukuran Kemasan 0,850
Anti Image Matrices berguna untuk
mengetahui dan menentukan variabel mana
saja yang layak dipakai dalam analisis
faktor. Diketahui nilai MSA dari masing-
masing yang diteliti pada tabel 4.7. Nilai
MSA untuk seluruh Kansei Word’s > 0,5.
Menunjukan bahwa komponen tersebut
mempengaruhi konsumen dalam memilih
produk lemon sereh.
Proses factoring melihat eigenvalues
dari masing-masing komponen. Eigenvalues
berfungsi untuk mengetahui bahwa
komponen akan terekstrasi ke dalam suatu
faktor yang banyaknya sesuai dengan jumlah
komponen yang memiliki eigenvalues > 1
tersebut. Hasil pengujian proses factoring
dan matriks dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Proses Factoring
Proses factoring menunjukan nilai
masing-masing variabel yang di analisis.
Terdapat dua macam analisis untuk
menjelaskan suatu varian, yaitu Initial
Eigenvalues menunjukkan faktor yang
terbentuk. Sedangkan pada bagian
Extraction Sums of Squared Loadings
menunjukkan jumlah banyaknya faktor yang
dapat terbentuk, pada hasil output ada 3
(tiga) variasi faktor. Dengan kata lain dapat
diketahui bahwa proses ekstrasi tersebut
menghasilkan tiga buah faktor.
Tahap ini mengelompokan variabel
independen kansei word. Pengelompokan
terbagi menjadi tiga kelompok. Nilai faktor
matriks komponen dapat dilihat pada Tabel
4.9. Tabel 4.9 Matriks Komponen Kansei Word’s
Tabel ini menunjukan nilai koreasi
atau hubungan antara masing-masing
variabel dengan faktor yang akan terbentuk.,
namun untuk hasil yang lebih jelas
dilakukan factor rotation. Proses ini
bertujuan untuk memperkuat atau
memperlemah nilai matriks suatu variabel
Kansei Word’s.
Tabel 4.10 Hasil Rotated Component
Matrix
Tabel 4.10 memastikan suatu
variabel masuk dalam kelompok faktor
mana, maka dapat ditentukan dengan
melihat nilai korelasi terbesar antara variabel
degan faktor (Component) yang terbentuk.
Contoh cara membaca hasil analisis faktor
model rotasi, dapat dilihat penjelasan berikut
ini. Variabel Model Kemasan. Nilai korelasi
variabel ini dengan faktor 1 = 0.048, faktor 2
= 0.037 dan faktor 3 = 0.808, karena nilai
faktor 3 > faktor 1 > faktor 2, maka variabel
model kemasan termasuk kelompok faktor
3.
Proses Pemetaan
Pemetaan kata kansei merupakan
proses rekapitulasi pengelompokan kata
kansei dari hasil reduksi sesuai dengan
faktor masing-masing. Berikut ini
merupakan Tabel 4.11 hasil rekapitulasi
reduksi kata kansei. Tabel 4.11 Pengelompokan Kansei Word’s
Faktor 1 2 3
Ketahanan Bahan Mudah Dibawa Model Kemasan
Jaminan Kemasan Mudah Dibuka Warna Kemasan
Bahan Kemasan Label Kemasan Ukuran Kemasan
Kansei Words
Tabel 4.11 mengelompokkan hasil
reduksi melalui analisis faktor kedalam
tabel. Faktor dibagi menjadi tiga faktor
yaitu, faktor 1 terdiri dari ketahanan bahan,
jaminan kemasan dan bahan kemasan, faktor
2 terdiri dari mudah dibawa, mudah dibuka
dan label kemasan, faktor 3 terdiri dari
model kemasan, warna kemasan dan ukuran
kemasan.
Kesimpulan
Kesimpulan merupakan rincian dari
hasil penelitin yang telah dibuat. Berikut ini
merupakan kesimpulan dari penelitian ini:
1. Identifikasi kebutuhan konsumen pada
desain kemasan produk lemon sereh
yaitu dengan mengidentifikasi
kansei words sehingga mendapatkan
kansei words terpilih seperti, model
kemasan, muda dibawa, ketahanan
bahan, harga, warna kemasan, mudah
dibuka, jaminan kemasan, bahan
kemasan dan ukuran kemasan.
2. Banyaknya faktor pada desain kemasan
produk lemon sereh terdapat tiga faktor
yaitu, faktor 1 terdiri dari ketahanan
bahan, jaminan kemasan dan bahan
kemasan, faktor 2 terdiri dari mudah
dibawa, mudah dibuka dan label
kemasan, faktor 3 terdiri dari model
kemasan, warna kemasan dan ukuran
kemasan.
Saran
Saran yang dapat diberikan penulis
adalah usulan pengembangan desain
kemasan lemon sereh pada UMKM
CIRENGMOZA dapat diimplementasikan
untuk meningkatkan minat konsumen
terhadap produk lemon sereh.
Daftar Pustaka
Adler Haymans Manurung. 2008. Modal
Untuk Bisnis UKM. Jakarta: PT
Kompas
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Ilmaniati, A. dan Putro, B.E. (2019).
Analisis Komponen Utama Faktor-
Faktor Pendahulu (Antecendents)
Berbagi Pengetahuan Pada Usaha
Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM)
di Indonesia. Jurnal Teknologi, Vol. 11,
No. 1, pp. 67-78.
Klimchuck MR, Krasovec SA. 2006. Desain
Kemasan (Alih Bahasa dari Bahasa
Inggris Bob Sabran). Jakarta (ID):
Erlangga. [Judul asli: Packaging
Design]
Marwanto. (2014). Rekayasa Alat Pemeras
Air Jeruk Siam dengan Sistem Ulir.
Sambas: POLTESA.
Oyen, L. P. A., and N. X. Dung. 1999.
Plants Resources of South East Asia :
Santosa, B. (2007). Data Mining Teknik
Pemanfaatan Data untuk Keperluan
Bisnis. Graha Ilmu. Yogyakarta,
Indonesia.
Schutte, S., (2002). Designing Feelings Into
Product. Linkopings University.
Linkoping.Semarang: Badan Penerbit
UNDIP.
Ushada, Mirwan. 2016. Kansei Engineering
untuk Agroindustri. Yogyakarta, Gadja
Mada University Press.