analisis perbandingan perhitungan pajak...

174
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 METODE GROSS, NET, DAN GROSS UP DAN DAMPAKNYA TERHADAP BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI) Oleh : SADDAM HUSSIN NIM : 108082000162 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1434 H

Upload: ledang

Post on 03-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

0

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PASAL 21 METODE GROSS, NET, DAN GROSS UP DAN DAMPAKNYA

TERHADAP BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

Oleh :

SADDAM HUSSIN

NIM : 108082000162

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1434 H

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

1

i

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PASAL 21 METODE GROSS, NET, DAN GROSS UP DAN DAMPAKNYA

TERHADAP BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

Oleh :

SADDAM HUSSIN

NIM : 108082000162

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1434 H

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

2

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

3

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

4

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

5

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

6

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Saddam Hussin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Oktober 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kalibata Utara II, No. 12 RT. 009 RW. 07,

Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan

Telepon : 0897-9515-817

E-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1996-2002 : SD Negeri Kalibata 09 Pagi

Tahun 2002-2005 : SMP Negeri 182 Jakarta

Tahun 2005-2008 : SMA Negeri 79 Jakarta

Tahun 2008-2013 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun 2002-2005 : Anggota Rohis SMP Negeri 182 Jakarta

Tahun 2005-2008 : Anggota Rohis SMA Negeri 79 Jakarta

Tahun 2009-2010 : Anggota Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia

(PMII)

Tahun 2009-2010 : Anggota Gerakan Peduli Anti Narkoba dan

Tawuran (GAPENTA)

Tahun 2010-2011 : Divisi Keagamaan Badan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

7

vii

LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : M. Ali

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Maret 1956

Ibu : Muzainah

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 September 1965

Alamat : Jl. Kalibata Utara II, No. 12 RT. 009 RW. 07,

Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

8

viii

ANALYSIS OF ARTICLE 21 OF INCOME TAX CALCULATION

METHODES GROSS, NET AND GROSS UP AND IMPACT ON

CORPORATE INCOME TAX EXPENSE ON

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

Abstact

The purpose of this study was to examine the comparative calculation of

Article 21 by using the method of Gross, Net method, or Gross-up method was the

most efficient of the Corporate Income Tax Expense. The data used in this study is

a secondary data obtained through observation and documentation of cooperative

data in 2011. The method of analysis used in this study was a descriptive analysis

with a qualitative approach.

These results indicate that the method of calculation of Income Tax Article

21 of the most efficient is the gross-up method or the allowance of tax payable,

from the comparison of the three calculations are done, the gross-up method or

allowances for taxes payable to generating efficiencies Income Tax Agency of Rp

6.695.279.

Keywords: Income Tax of Article 21, Corporate Income Taxes, Gross Up Method.

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

9

ix

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PASAL 21 METODE GROSS, NET, DAN GROSS UP DAN DAMPAKNYA

TERHADAP BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbandingan perhitungan PPh

Pasal 21 dengan menggunakan Metode Gross, Metode Net, atau Metode Gross-up

yang paling efisien terhadap Beban PPh Badan. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi dan

observasi data koperasi pada tahun 2011. Metode analisis yang digunakan pada

penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari metode perhitungan Pajak

Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan Metode Gross, Metode Net, atau

Metode Gross-up yang paling efisien adalah dengan metode gross-up atau

pemberian tunjangan sebesar pajak terutangnya, dari perbandingan ketiga

perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan sebesar

pajak terutangnya menghasilkan efisiensi terhadap Pajak Penghasilan Badan

sebesar Rp 6.695.279.

Kata Kunci : Pajak Penghasilan Pasal 21, Pajak Penghasilan Badan, Metode

Gross Up.

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

10

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ALHAMDULILLAH, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH

SWT, karena atas segala rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Analisis Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan

Pasal 21 Metode Gross, Metode Net, dan Gross Up dan Dampaknya Terhadap

Beban Pajak Penghasilan Badan Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)”.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar

Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, ayah M. Ali dan umi Muzainah yang dengan

segala pengorbanannya dan doa restu, dukungan, nasehat, dan petunjuk dari

mereka kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi

kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Rini, S.E., M.Si.,Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiyawan, S.E., MM, Ak selaku Sekertaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

11

xi

5. Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk

membimbing penulis selama menyusun skripsi.

6. Bapak Afif Sulfa, S.E., Ak, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah bersedia memberikan waktu, penghargaan, dan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh pengurus dan staf karyawan Koperasi Satya Ardhia Mandiri

(KOSAMI) Angkasa Pura II, khususnya kepada bapak R. Bambang

Asrirayanto dan Ibu Reni Nurbaeni yang telah memberikan izin kepada

penulis dalam melakukan penelitian ini.

9. Kakak-kakak tercinta Zainuddin dan Zikri, terima kasih atas bantuan dan

semangatnya, keponakan yang lucu Wafiq Akmal dan Zahira yang

mengembalikan semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Guru-guru penulis, Ust. R. H. Syihabuddin, Ust. R. Ahmad Daerobi, Ust.

Nizar Soleh yang telah memberikan wejangan dan doanya buat penulis.

11. Sahabat pengajian Al-Islah, Az-Zidyan dan pengajian Nahwu Sorof.

12. Sahabat-sahabat Akuntansi E 2008, yang telah memberikan bantuan dan

dorongan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, khusunya kepada Boi,

Heri, Aweng, Bodeng, Kodi, Uci, Issan dan anak dakwah Hilda.

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

12

xii

13. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu dalam kesempatan

ini, sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk

kepentingan bersama.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan

bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 13 Mei 2013

(Saddam Hussin)

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

13

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………...………………....i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………………………….…...…………..ii

LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF……………………..…...iii

LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI………………………………...…...iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………….....…...v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………….........vi

ABSTRACT…………………...……………………….………………………..viii

ABSTRAK………………………………..………………………………..….....ix

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...x

DAFTAR ISI…………………...………………………………………............xiii

DAFTAR TABEL…………...………………………………………...…...…xviii

DAFTAR GAMBAR……….………………………………..………….....….xxii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….....…xxiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………….1

B. Perumusan Masalah………………………………………...…7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………….…….7

1. Tujuan Penelitian…………………………..………..….…7

2. Manfaat Penelitian…………………………..………...…..8

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

14

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar-dasar Perpajakan………….……………………….……9

1. Pengertian Pajak…………………….……………………..9

2. Fungsi Pajak……………………………………………...11

3. Asas-asas Perpajakan…………………………………….12

4. Sistem Pemungutan Pajak………………………………..13

B. Pajak Penghasilan Pasal 21…………………………………..15

1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21…………………..15

2. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21…………………...16

3. Dikecualikan dari Pemotong Pajak………………………17

4. Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak………....………….18

5. Subjek Pajak PPh 21................................……………......20

6. Tidak Termasuk Penerima Penghasilan………………….22

7. Hak dan Kewajiban Penerima Penghasilan………………23

8. Objek Pajak Penghasilan…………………………………24

9. Penghasilan yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21………...26

10. Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 Final………....27

11. Saat Terutang PPh Pasal 21………………...……………28

12. Dasar Pengenaan Pajak…………………………………..28

13. Tata Cara Menghitung PPh Pasal 21……………………..30

14. Perhitungan PPh Pasal 21 Masa Pajak Terakhir…………33

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

15

xv

C. Efisiensi………………………………………………...…….34

1. Efisiensi Secara Umum……...…………………………...34

2. Efisiensi Beban Pajak……………………………...……..35

D. Perencanaan Pajak……………………………………………36

1. Pengertian Perencanaan Pajak……………………………36

2. Tujuan Perencanaan Pajak……………………………….36

3. Motivasi Perencanaan Pajak…………………………......37

4. Tahapan-tahapan Perencanaan Pajak…………………….38

5. Strategi Perencanaan Pajak………………………………38

6. Perencanaan Pajak PPh Pasal 21….……………...………41

7. Metode Perhitungan PPh Pasal 21……………………….43

8. Kepastian Hukum Metode Gross-up..................................45

9. Rumus Perhitungan Gross-up……………………………47

10. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21………………………..48

E. Pajak Penghasilan Badan……...……………..………………51

1. Tarif PPh Badan………………………………………….51

2. Contoh Perhitungan PPh Badan……………………...…..54

F. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu……………..………………55

G. Kerangka Pemikiran………………………………………….58

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………....60

B. Metode Penentuan Sampel……………………………...……60

C. Metode Pengumpulan Data…………………………..………61

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

16

xvi

D. Metode Analisis Data……………………...………....………63

1. Metode Analisis Deskriptif……………..…………..……63

2. Metode Analisis Kuantitatif………………………......….63

E. Operasional Penelitian………………...……………….....….64

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan.…………………….………....66

1. Sejarah Singkat Perusahaan.…………………..………....66

2. Visi dan Misi. .………………………………..…….…....66

3. Jenis Usaha Koperasi.………………………...…….…....66

4. Permodalan Koperasi.…………………………………....67

5. Struktur Organisasi.………...………………………….....68

B. Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian .…………………70

1. Kondisi Kinerja Perusahaan.………………………..…....70

2. Kebijakan Gaji Karyawan.……………………….……....74

3. Sampel dan Rakapitulasi Perhitungan Pajak Penghasilan

(PPh) Pasal 21 Ditanggung Karyawan, Perusahaan dan

Gross up.…………………………………………………78

4. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Karyawan,

Perusahaan, Gross up dan Analisis ke Pajak Penghasilan

(PPh) Badan.……………………………........................110

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.……………………………...............................135

B. Implikasi………………………………………………….....135

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

17

xvii

C. Saran.……………………………..........................................136

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….137

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………..…..140

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

18

xviii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh 2011……………..…..2

2.1 Ketentuan Besarnya PTKP…………………………………....33

2.2 PTKP Berdasarkan Status…………………………………….33

2.3 Tarif PPh Pasal 21………………………………………….…34

2.4 Rumus Gross-up untuk perhitungan tunjangan

PPh Pasal 21…………………………………………………..49

2.5 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu……………………………...59

4.1 NERACA…………………………………………………….70

4.2 LAPORAN LABA/(RUGI)………………………………….71

4.3 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross

Bulan Januari 2011………………………………………….....79

4.4 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross

Bulan Agustus 2011…………………………………………..80

4.5 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross

Bulan THR 2011……………………………………………...81

4.6 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross

Bulan Desember 2011…………………………………….…..82

4.7 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Gross Bulan Januari 2011……………………………..……...83

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

19

xix

4.8 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Gross Bulan Agustus 2011…………………………………...84

4.9 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Gross Bulan THR 2011………………………………………85

4.10 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Gross Bulan Desember 2011……………………….………...86

4.11 Rekapitulasi Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2011

Karyawan Tetap dan Outsourcing Metode Gross………...….87

4.12 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Net

Bulan Januari 2011………………………………….…….….89

4.13 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Net

Bulan Agustus 2011……………………………………….....90

4.14 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Net

Bulan THR 2011……………………………………………..91

4.15 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Net

Bulan Desember 2011………………………………………..92

4.16 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Net Bulan Januai 2011…………………………………….....93

4.17 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Net Bulan Agustus 2011……………………………………..94

4.18 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Net Bulan THR 2011………………………………………...95

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

20

xx

4.19 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Net Bulan Desember 2011…………………………….…….96

4.20 Rekapitulasi Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2011

Karyawan Tetap dan Outsourcing Metode Net……………..97

4.21 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode

4.22 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode

Gross up Bulan Agustus 2011………………………………100

4.23 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode

Gross up Bulan THR 2011………………………………….101

4.24 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode

Gross up Bulan Desember 2011…………………………….102

4.25 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Gross up Bulan Januari 2011…………………………….…103

4.26 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Gross up Bulan Agustus 2011………………………………104

4.27 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Gross up Bulan THR 2011………………………………….105

4.28 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode

Gross up Bulan Desember 2011…………………………….106

4.29 Rekapitulasi Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2011

Karyawan Tetap dan Outsourcing Metode Gross up……….107

4.30 Rekapitulasi Perbandingan Perhitungan PPh Pasal 21

Tahun 2011………………………………………………….108

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

21

xxi

4.31 Laporan Laba/(Rugi) Jika Pajak Penghasilah Pasal 21

Ditanggung Karyawan……………………………………....110

4.32 Laporan Laba/(Rugi) Jika Pajak Penghasilah Pasal 21

Ditanggung Perusahaan………………………………..........115

4.33 Laporan Laba/(Rugi) Jika Pajak Penghasilah Pasal 21

Di Gross up…………………………………………………….…..119

4.34 Perbandingan Perhitungan Laba/(Rugi) Tahun 2011…….…124

4.35 Perbandingan Efisiensi Beban Pajak Metode Gross

dan Net………………………………………………….…..132

4.36 Perbandingan Efisiensi Beban Pajak Metode Gross

dan Gross up……….………………………..……………………133

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

22

xxii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran………………………………………....61

4.1 Struktur Organisasi…………………………………….……68

4.2 Struktur Organisasi Unit Bidang Usaha…………………….69

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

23

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Laporan Laba/Rugi………………………………………….141

2 Neraca……………………………………………………….144

3 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Pegawai Tetap Metode Gross……………………………….145

4 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Pegawai Tetap Metode Net...…………………………….…146

5 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Pegawai Tetap Metode Gross up……..………………….…147

6 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Pegawai Outsourcing Metode Gross……..……..……….…148

7 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Pegawai Tetap Metode Net…………..………………….…149

8 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Pegawai Tetap Metode Gross up……..………………….…150

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

24

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan Negara Indonesia setelah kemerdekaan adalah bagaimana

membangun, menumbuhkan dan mengembangkan negara ke taraf yang lebih

baik. Dimana pembangunan, pertumbuhan dan pengembangan tersebut

membutuhkan banyak dana untuk mencapai target yang diinginkan. Hal

tersebut tentunya harus diimbangi dengan adanya pemasukan-pemasukan

dana dari berbagai sumber. Sumber-sumber penerimaan negara tersebut dapat

dikelompokkan menjadi penerimaan dari sektor: pajak, kekayaan alam, bea

dan cukai, retribusi, iuran, sumbangan, laba dari Badan Usaha Milik Negara

dan sumber-sumber lain. (Erly Suandy, 20011:2). Namun, dari banyaknya

penerimaan negara tersebut sektor perpajakan lah yang paling banyak

memberikan kontribusi.

Berdasarkan siaran pers Ditjen Pajak, pada tahun 2012 ini rencana

penerimaan negara melalui sektor pajak akan memberikan kontribusi sebesar

78,74% dari rencana penerimaan negara. Sedangkan untuk realisasi

penerimaan pajak untuk tahun 2011 adalah Rp 872,6 triliun atau

mencapai 99,3% dari target sebesar Rp 878,7 triliun. Dibandingkan dengan

realisasi Tahun 2010, maka realisasi penerimaan perpajakan Tahun 2011 naik

sebesar Rp 149,3 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 20,6%.

Realisasi penerimaan tersebut terdiri dari: penerimaan Pajak Penghasilan

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

25

2

(PPh) sebesar Rp. 431,97 triliun, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar Rp. 277,73 triliun,

penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp. 29,89 triliun.

Secara umum, keseluruhan penerimaan mengalami pertumbuhan sebesar

20,6%, terdiri dari: penerimaan PPh dengan pertumbuhan 20,84%,

penerimaan PPN dan PPnBM dengan pertumbuhan 20,45%, serta penerimaan

PBB dengan pertumbuhan sebesar 4,58%.

Dilihat dari data diatas terlihat bahwa sangat pentingnya pembiayaan

dari sektor pajak, sehingga pemerintah pun harus benar-benar memperhatikan

sektor perpajakan ini. Karena tingkat kepatuhan wajib pajak saat ini masih

sangat rendah. Dalam hal ini, pajak penghasilan yang merupakan

penyumbang terbesar dari pemasukan pajak juga masih sangat rendah.

Rendahnya tingkat kepatuhan tersebut dapat terlihat pada rasio penyampaian

SPT Tahunan PPh 2011 yang bersumber dari Ditjen Pajak seperti terlihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh 2011

Uraian Badan Orang Pribadi Total

WP terdaftar wajib SPT 1.590.154 16.104.163 17.694.317

SPT Tahunan PPh 520.375 8.812.251 9.332.626

Rasio Kepatuhan (%) 32,72 54,72 52,74 (Data Dirjen Pajak yang bersumber dari www.ortax.com)

Dari data diatas menunjukkan rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak,

yang ditandai dengan rendahnya tingkat penyampaian SPT Tahunan terutama

wajib pajak badan. Karena dapat dipahami dan dimengerti bahwa tujuan

perusahaan berbanding terbalik dengan tujuan pemerintah. Disatu sisi

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

26

3

pemerintah membutuhkan pajak untuk membangun negara namun disisi lain

perusahaan menganggap bahwa pajak merupakan beban yang mengurangi

keuntungan perusahaan.

Menurut Warren et.al., (2008:2) tujuan dari kebanyakan perusahaan

adalah memaksimumkan laba atau keuntungan. Laba adalah selisih antara

jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan

dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam ataupun

pengeluaran lainnya dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Oleh

karena itu, perusahaan akan meningkatkan pendapatan dan menekan beban

seminimal mungkin termasuk beban pajak. Yang merupakan beban yang

harus dibayar oleh perusahaan.

Walaupun membayar pajak merupakan kewajiban setiap warga negara

yang didasarkan pada undang-undang, tapi hampir semua orang tidak senang

membayar pajak. Seperti asumsi Leon Yudkin (Harnanto dalam Chairil

Anwar Pohan, 2011:3), yaitu:

1. Wajib Pajak selalu berusaha untuk membayar pajak yang terutang

sekecil mungkin, sepanjang hal itu dimungkinkan oleh undang-undang.

2. Wajib Pajak cenderung untuk menyelundupkan pajak (tax evasion),

yakni usaha penghindaran pajak yang terutang secara ilegal, sepanjang

wajib pajak tersebut mempunyai alasan yang meyakinkan bahwa

kemungkinan besar mereka tidak akan ditangkap dan yakin bahwa

orang lain pun berbuat hal yang sama.

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

27

4

Asumsi ini dalam prakteknya biasa kita jumpai dan merupakan suatu

kecenderungan yang sulit diberantas karena sudah menyangkut aspek filosofi

dan budaya individu atau wajib pajak. Kita tentunya masih ingat dengan kasus

Asian Agri yang melakukan penggelapan pajak dengan modus antara lain

melalui penggelembungan biaya sebesar (Rp 1,5 miliar), pembengkakan

kerugian transaksi ekspor (Rp 232 miliar) dan menciutkan hasil penjualan (Rp

889 miliar). Tujuannya untuk meminimalkan profit untuk menekan beban

pajak. Akibat rekayasa tersebut negara dirugikan paling sedikit Rp794 miliar.

(www.tempo.co)

Kasus diatas merupakan cerminan dari asumsi Leon Yudkin yang

kedua, yaitu meminimalkan pajak dengan cara ilegal. Hal ini tentu tidak sesuai

dengan keinginan pemerintah yang tercermin dari slogan “pajak anda

membangun bangsa”, pemerintah tentunya mengharapkan peran serta dari

seluruh wajib pajak baik orang pribadi maupun badan untuk membangun

negara dengan cara membayar pajak sesuai ketentuan yang telah diatur oleh

undang-undang. Oleh karena kewajiban membayar pajak tidak dapat dihindari

oleh wajib pajak (dalam hal ini wajib pajak badan). Maka perusahaan perlu

melakukan perencanaan pajak (tax planning) atau sesuai dengan asumsi Leon

Yudkin yang pertama diatas. Perencanaan pajak (tax planning) menurut

Mohammad Zain (2005:3) adalah sebagai beikut:

Perencanaan pajak (tax planning) adalah proses mengorganisasi usaha

wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang

pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam

posisi yang paling minimal, sepanjang hal itu dimungkinkan baik oleh

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan maupun secara

komersial.

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

28

5

Perencanaan pajak (tax planning) yang dapat dilakukan perusahaan

sangat banyak macamnya, antara lain perencanaan pajak (tax planning) untuk

Pajak Penghasilan Pasal 21. Menurut Pasal 21 UU PPh, Pajak Pajak

Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,

honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk

apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang

dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri. Perencanaan pajak

untuk PPh Pasal 21 merupakan hal yang sangat penting, karena selain mencari

keuntungan yang semaksimal mungkin perusahaan juga harus memperhatikan

kesejahteraan karyawannya. Karena pemberian gaji dan tunjangan yang besar

akan membuat karyawan lebih termotivasi untuk lebih giat dalam bekerja,

yang pada akhirnya membuat kinerja perusahaan akan semakin baik dan akan

meningkatkan keuntungan perusahaan itu sendiri.

Menurut Chairil Anwar Pohan (2011:91) perencanaan pajak untuk PPh

Pasal 21 setidaknya dapat dilakukan dengan memilih perhitungan PPh Pasal

21. Ada tiga metode yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam menghitung

PPh Pasal 21, yaitu:

1. Gross Method (PPh Pasal 21 ditanggung oleh Karyawan)

Merupakan metode pemotongan pajak dimana karyawan menanggung

sendiri jumlah pajak penghasilannya, yang biasanya dipotong langsung

dari gaji karyawan yang bersangkutan.

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

29

6

2. Net Method (PPh Pasal21 ditanggung oleh Perusahaan)

Merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan menanggung

pajak karyawannya.

3. Gross-Up Method (Tunjangan pajak yang di gross up)

Merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan memberikan

tunjangan pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang

akan dipotong dari karyawan.

Dengan memilih salah satu dari perhitungan diatas diharapkan dapat

membantu perusahaan untuk meminimalkan pajak dengan cara yang legal

dan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan juga membantu perusahaan

untuk mensejahterakan karyawannya dan memperoleh keuntungan yang lebih

besar.

Dilihat dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eva Theresa

Ruchjana (2008) tentang upaya penghematan pajak dengan metode

perhitungan gross-up, menunjukkan bahwa perhitungan PPh 21

menggunakan metode penghaslan neto, jika dibandingkan dengan

menggunakan metode gross-up maka posisi laba baik komersial maupun laba

fiskal sebelum pajak menurun atau perhitungan laba perusahaan sebelum

pajak dengan menggunakan metode gross-up lebih kecil dibandingkan

dengan menggunakan metode neto. Pajak Penghasilan Badan yang dihitung

dengan menggunakan metode gross-up akan lebih kecil dibandingkan dengan

metode neto.

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

30

7

Dengan uraian diatas perencanaan pajak (tax planning) PPh Pasal 21

merupakan isu penting yang menarik untuk diteliti, karena sasarannya sejalan

dengan kebutuhan perusahaan yang menitikberatkan pada peningkatan laba

dan juga sejalan dengan keinginan karyawan yang menginginkan

kesejahteraan yang lebih baik dari perusahaan. Berdasarkan pada uraian

halaman sebelumnya, maka penelitian ini diberi judul: “Analisis

Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Metode Gross,

Metode Net, dan Gross Up dan Dampaknya Terhadap Beban Pajak

Penghasilan Badan Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan yang diangkat di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

Manakah perhitungan PPh Pasal 21 yang paling efisien terhadap Beban

PPh Badan, apakah dengan menggunakan Metode Gross, Metode Net, atau

Metode Gross-up?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka ditetapkan tujuan

penelitian sebagai berikut:

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

31

8

Untuk menguji perbandingan perhitungan PPh Pasal 21 dengan

menggunakan Metode Gross, Metode Net, atau Metode Gross-up yang

paling efisien terhadap Beban PPh Badan.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini di harapkan

dapat berguna untuk:

1. Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada perusahaan dalam melakukan perencanaan pajak PPh Pasal 21.

2. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

sumbangan informasi tentang perencanaan pajak PPh Pasal 21, serta

menjadi dasar atau acuan untuk dapat melakukan penelitian selanjutnya

yang lebih baik lagi.

3. Penulis, sarana pembelajaran, sarana latihan pengembangan

kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang

diperoleh di bangku kuliah, serta memberikan informasi tambahan

untuk mendapatkan pemahaman dan wawasan yang lebih mengenai

perencanaan pajak PPh Pasal 21.

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

32

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar-dasar Perpajakan

1. Pengertian Pajak

Ada berbagai macam batasan atau definisi tentang pajak yang

dikemukakan oleh para ahli baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam

membahas definisi perpajakan akan dijelaskan makna yang terkandung di

dalam definisi menurut Adriani dalam Waluyo (2010:2), adalah sebagai

berikut:

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,

dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk,

dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan

pemerintahan”.

Menurut Rochmat Soemitro dalam Waluyo (2010:2) menyatakan

bahwa:

Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal

(kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

Menurut UU No. 28 tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Perpajakan :

Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang

oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

33

10

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

masyarakat.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut:

a. Pajak merupakan iuran masyarakat kepada negara, pernyataan ini

dapat diartikan bahwa hanya negara yang boleh memungut pajak dari

masyarakat sedangkan swasta tidak boleh. Walaupun pada

kenyataannya ada pihak swasta yang memungut pajak itu hanya

untuk membantu tugas Negara atau melimpahkan beban pajaknya

kepada pihak lain.

b. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan,

artinya iuran yang mau tidak mau harus dibayarkan oleh rakyat

kepada negara yang telah diatur dalam undang-undang. Apabila

rakyat atau badan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah

sebagai wajib pajak. Namun, tidak membayarnya maka akan

dikenakan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

c. Tanpa jasa timbal (kontra prestasi) dari negara yang langsung dapat

ditunjuk. Pada dasarnya hasil pungutan pajak digunakan untuk

membiayai pengeluaran pemerintah secara umum, misalnya untuk

membangun jalan, membayar pegawai negeri, menjaga keamanan

negara dan memelihara ketertiban umum, dan semua itu merupakan

jasa negara kepada masyarakat. Karena jasa pemerintah bersifat

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

34

11

umum maka, antara jumlah pembayaran pajak oleh seseorang tidak

dapat dihubungkan secara langsung dengan jasa atau kontra prestasi

yang diterima dari negara. Jadi jasa timbal atau kontra prestasi dari

negara itu jelas ada namun tidak dapat ditunjukan secara langsung

pada setiap individu.

2. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khusunya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak

merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua

pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Thomas

Sumarsan (2010:5) pajak mempunyai beberpa fungsi, yaitu:

a. Fungsi Penerimaan (Budgetair)

Pajak berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat bagi kas

negara, yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-

pengeluaran pemerintah. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin

negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhakan

biaya. Biaya ini diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak

digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja

barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur struktur pendapatan

ditengah masyarakat dan struktur kekayaan antara para pelaku

ekonomi. Fungsi mengatur ini sering menjadi tujuan pokok dari

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

35

12

sistem pajak, paling tidak dalam sistem perpajakan yang benar tidak

terjadi pertentangan dengan kebijaksanaan negara dalam bidang

ekonomi dan sosial. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu

diluar bidang keuangan, terutama banyak ditujukan teradap sektor

swsta. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik

dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas

keringanan pajak.

3. Asas-Asas Pemungutan Pajak

Menurut Erly Suandy (2008:27) asas-asas pemungutan pajak ada

empat macam yaitu equity, certainty, convenience of payment, dan

economic of collections dengan uraian sebagai berikut:

a. Equity

Pembebanan pajak di antara subjek pajak hendaknya seimbang

dengn kemmpuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang

dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah. Dalam hal equity,

tidak diperbolehkan suatu negara mengadakan diskriminasi di antara

sesama Wajib Pajak. Dalam keadaan yang sama Wajib Pajak harus

diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda Wajib Pajak harus

diperlakukan berbeda.

b. Certainty

Pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak harus jelas dan tidak kompromi

(not arbitrary). Dalam asas kepastian hokum yang diutamakan

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

36

13

adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan

ketentuan mengenai pembayarannya.

c. Convenience of Payment

Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagiWajib

Pajak, yaitu saat yang paling dekat dengan saat diterimanya

penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak.

d. Economic of Collections

Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat dan seefisien

mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari

penerimaan pajak itu sendiri, karena pemungutan pajak tidak aka

nada artinya kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari

penerimaan pajak yang akan diperoleh.

4. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Siti Resmi (2009:11) dalam pemungutan pajak dikenal dengan

beberapa sistem pemungutan, yaitu:

a. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang member kewenangan aparatur

perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang

setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan

menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para

aparatur perpajakan. Dengan demikian, berhasil atau tidaknya

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

37

14

pelaksanaan pemungutan pajak banyaktergantung pada aparatur

perpajakan (peran dominan ada pada aparatur perpajakan).

b. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang Wajib Pajak

dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap

tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan

yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung

dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak.

Wajib Pajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu memahami

undang-undang perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai

kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya

membayar pajak. Oleh karena itu, Wajib Pajak diberi kepercayaan

untuk:

1) Menghitung sendiri pajak yang terutang;

2) Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang;

3) Membayar sendiri jumlah pajak yang terutang;

4) Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang; dan

5) Mempertanggungjawabkan pajak yang terutang.

c. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada

pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

38

15

dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan,

keputusan presiden, dan peraturan lainnya untuk memotong dan

memungut pajak, menyetor, dan mempertanggungjawabkan melalui

sarana perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan

pemungutan pajak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.

B. Pajak Penghasilan Pasal 21

1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa

gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan

dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak

Penghasilan.

Menurut Wirawan (2010:71) kunci dari definisi tersebut adalah

sebagai berikut. Pertama, PPh Pasal 21 memotong penghasilan yang

diterima atau diperoleh dari pekerjaan dan kegiatan (active income). Active

income yang dipotong PPh Pasal 21 hanya bersumber dari tiga aktivitas

yaitu pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan. Kedua, Orang Pribadi

yang memberikan jasa atau menjalankan pekerjaan bebas termasuk dalam

active income yang dipotong PPh Pasal 21. Namun demikian, penghasilan

Orang Pribadi yang berasal dari usaha dagang tidak termasuk dalam active

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

39

16

income yang dipotong PPh Pasal 21. Ketiga, PPh Pasal 21 adalahpajak

yang dikenakan khusus kepada Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP).

2. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Pemotong pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,

jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima

atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, Wajib Pajak

dilakukan oleh:

a. Pemberi kerja yang terdiri atas orang pribadi dan badan, baik

merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit yang

membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain

dengan nama dan dalam bentuk apa pun, sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai

atau bukan pegawai.

b. Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau

pemegang kas pada Pemerintah Pusat termasuk instansi TNI/POLRI,

Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-

lembaga Negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di

luar negeri, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan;

c. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan social tenaga kerja, dan

badan-badan lain yang membayar uang pension dan tunjangan hari

tua atau jaminan hari tua;

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

40

17

d. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas

serta badan yang membayar:

1) Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan

dengan jasa/atau kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi

dengan status Subjek Pajak Dalam Negeri, termasuk tenaga ahli

yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untukdan atas

namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya;

2) Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan

dengan jasa yang dilakuakn oleh orang pribadi dengan status

Subjek Pajak Luar Negeri.

3) Honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidik,

pelatihan, dan magang;

e. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi

yang bersifat nasional dan internasional. Perkumpulan, orang

pribadi, serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan,

yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk

apa pun kepada Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri berkenaan

dengan suatu kegiatan.

3. Dikecualikan sebagai Pemotong Pajak

Tidak termasuk sebagai Pemotong Pajak atau Pemberi Kerja yang

wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21

adalah sebagai berikut:

a. Kantor Perwakilan Negara Asing

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

41

18

b. Organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat

(1) huruf “c” Undang-Undang Pajak Penghasilan yang telah

ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Sebagai contoh: IMF, ILO, dan

lain sebagainya.

Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas yang semata-mata mempekerjakan orang pribadi yang tidak

melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan dalam rangka melakukan

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

c. Dalam hal organisasi internasional tidak memenuhi ketentuan butir 2

maka organisasi internasional tersebut merupakan Pemberi Kerja

yang berkewajiban melakukan pemotongan pajak.

4. Hak dan Kewajiban Pemotongan Pajak

Hak-hak pemotong PPh Pasal 21 adalah:

a. Pemotong Pajak berhak atas kelebihan jumlah penyetoran PPh Pasal

21 yang terjadi karena jumlah PPh Pasal 21 yang terutang dalam 1

(satu) tahun takwim lebih kecil daripada jumlah PPh Pasal 21 yang

telah disetor. Jumlah kelebihan tersebut akan diperhitungkan dengan

PPh Pasal 21 yang terutang atas gaji untuk bulan pada waktu

dilakukan perhitungan tahunan, dan jika masih ada sisa kelebihan,

diperhitungkan untuk bulan-bulan lainnya dalam tahun berikutnya.

b. Pemotong pajak berhak mengajukan permohonan untuk

memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan

(SPT) PPh Pasal 21. Permohonan diajukan secara tertulis selambat-

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

42

19

lambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya dengan

menggunakan formulir yang telah ditentukan oleh Direktur Jenderal

Pajak disertai surat pernyataan mengenai perhitungan sementara PPh

Pasal 21 yang terutang dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran

PPh Pasal 21 yang terutang dan bukti pelunasan kekurangan

pembayaran PPh Pasal 21 yang terutang untuk tahun takwim yang

bersangkutan.

c. Pemotong Pajak dapat mengajukan keberatan kepada Direktur

Jenderal Pajak dan permohonan banding kepada Badan Peradilan

Pajak.

Sedangkan para Pemotong PPh Pasal 21 mempunyai kewajiban yang

meliputi:

a. Setiap Pemotong Pajak wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayan

Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat.

b. Pemotong Pajak mengambil sendiri formulir-formulir yang

diperlukan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakannya pada

Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat.

c. Pemotong Pajak wajib menghitung, memotong, dan menyetor PPh

Pasal 21 yang terutang untuk setiap akhir bulan takwim. Penyetoran

pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke

Kantor Pos atau Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank Badan

Usaha Milik Daerah, atau bank-bank lain yang ditunjuk oleh

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

43

20

Direktur Jenderal Anggaran, selambat-lambatnya pada tanggal 20

(dua puluh) bulan takwim berikutnya.

d. Pemotong Pajak wajib melaporkan penyetoran PPh Pasal 21 tersebut

sekalipun nihil dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT)

Masa ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak

setempat, selambat-lambatnya pada tanggal 20 (dua puluh) bulan

takwin berikutnya.

e. Pemotong Pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

baik diminta maupun tidak pada saat dilakukannya pemotongan

pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap, penerima

uang tebusan pensiun, penerima Jaminan Hari Tua, penerima uang

pesangon, dan penerima dana pensiun.

f. Pemotong Pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan, dengan

menggunakan formulir yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak

dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun pajak berakhir. Apalagi

pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian tahun

takwim, maka Bukti Pemotongan tersebut diberikan oleh pemberi

kerja yang bersangkutan selambat-lambatnya satu bulan setelah

pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.

5. Subjek Pajak PPh Pasal 21

Penerima Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21

yaitu orang pribadi yang merupakan:

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

44

21

a. Pegawai;

b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,

tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya;

c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain

meliputi:

1) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri atas

pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai,

dan aktuaris;

2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,

bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,

peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,

dan seniman lainnya;

3) Olahragawan;

4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan

moderator;

5) Pengarang, peneliti, dan penerjemah;

6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan

sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi,

ekonomi dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

7) Agen iklan;

8) Pengawas atau pengelola proyek;

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

45

22

9) Pembawa pesan atau yang menemukan langganan atau yang

menjadi perantara;

10) Petugas penjaja barang dagangan;

11) Petugas dinas luar asuransi;

12) Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling

dan kegiatan sejenis lainnya.

d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara

lain meliputi:

1) Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan

olah raga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan

perlombaan lainnya;

2) Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan

kerja;

3) Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai

penyelenggara kegiatan tertentu;

4) Pesrta pendidikan, pelatihan, dan magang;

5) Peserta kegiatan lainnya.

6. Tidak Termasuk Penerimaan Penghasilan

Tidak termasuk Pengertian penerimaan penghasilan yang dipotong

Pajak Penghasilan Pasal 21 yaitu sebagai berikut:

a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari

negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

46

23

yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan

syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak

menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau

pekerjaannya tersebut serta serta negara yang bersangkutan

memberikan perlakuan tibal balik;

b. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (1) huruf “c” Undang-Undang Pajak Penghasilan,

yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan

warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan

atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

7. Hak dan Kewajiban Penerima Penghasilan

Sebagai hak dan kewajiban yang berstatus sebagai penerima

penghasilan:

a. Pada saat seseorang mulai bekerja atau mulai pensiun, untuk

mendapatkan pengurangan PTKP, penerima penghasilan harus

menyerahkan surat pernyataan kepada Pemotong Pajak yang

menyatakan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun

takwim atau pada permulaan menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri.

b. Kewajiban tersebut harus dilaksanakan pula dalam hal ada

perubahan jumlah tanggungan keluarga menurut keadaan pada

permulaan tahun takwim.

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

47

24

c. Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong merupakan kredit pajak bagi

penerima penghasilan yang dikenakan pemotongan untuk Tahun

Pajak yang bersangkutan, kecuali PPh Pasal 21 yang bersifat final.

d. Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri yang menerima

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari badan perwakilan

negara asing dan organisasi internasional yang dikecualikan sebagai

Pemotong Pajak PPh Pasal 21, diwajibkan untuk menghitung dan

membayar sendiri jumlah Pajak Penghasilan yang terutang dalam

tahun berjalan dan atas penghasilan tersebut dilaporkan dalam Surat

Pemberitahuan.

8. Objek Pajak PPh Pasal 21

Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 sebagai

berikut:

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa

penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur;

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima Pensiun secara

teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;

c. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan

penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara

sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan

hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenis;

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

48

25

d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah

harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang

dibayarkan secara bulanan;

e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium,

komisi, fee, dan imbalan sejenis dengan nama dan dalam bentuk apa

pun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan;

f. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang

representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan

dengan nama dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan sejenis dengan

nama apa pun.

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26

sebagaimana dimaksud diatas termasuk pula penerimaan dalam bentuk

natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apa

pun yang diberikan oleh:

a. Bukan Wajib Pajak

b. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final;

atau

c. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma

perhitungan khusus (deemed profit).

Untuk menjadi perhatian dalam perhitungan PPh Pasal 21 dan/atau

PPh Pasal 26 atas penghasilan berupa penerimaan dalam bentuk natura

dan/atau kenikmatan lainnya didasarkan pada harga pasar atas barang yang

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

49

26

diberikan atau nilai wajar atas pemberian kenikmatan yang diberikan. Bila

penghasilan berupa natura dan/atau kenikmatan dimaksud diterima atau

diperoleh dalam mata uang asing, perhitungan PPh Pasal 21 dan/atau PPh

Pasal 26 didasarkan pada nilai tukar (kurs) yang ditetapkan oleh Menteri

Keuangan yang berlaku pada saat pembayaran penghasilan tersebut atau

pada saat dibebankannya.

9. Penghasilan yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21

Penghasilan yang tidak termasuk dalam pengertian yang dipotong

PPh Pasal 21 sebagai berikut:

a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi

sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,

asuransi jiwa, asurasi dwiguna, dan asuransi beasiswa.

b. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk

apa pun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali

penghasilan dimaksud diberikan oleh:

1) Bukan Wajib Pajak

2) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat

final; atau

3) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak berdasarkan norma

perhitungan khusus (deemed profit).

Pajak Penghasilan yang ditanggung pemberi kerja termasuk juga

Pajak Penghasilan yang ditanggung pemerintah termasuk juga dalam

pengertian penerimaan dalam bentuk kenikmatan.

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

50

27

c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan

hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara

tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga

kerja yang dibayarkan oleh pemberi kerja.

d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau

lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah,

atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk

agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi

yang berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan

oleh pemerintah sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang

bersangkutan.

e. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf “I”

Undang-Undang Pajak Penghasilan.

10. Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 Final

Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 yang besifat

final yaitu sebagai berikut:

a. Uang tebusan pensiun yang dibayarkan oleh dan pensiun yang

pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan Tunjangan

Hari Tua atau Tabungan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus oleh

badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja.

b. Uang pesangon.

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

51

28

c. Hadiah dan penghargaan perlombaan.

d. Honorarium atau komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan

petugas dinas luar asuransi. Penjaja barang dagangan adalah penjaja

barang dagangan berupa kosmetik, sabun, pasta gigi, buku, dan

barang-barang keperluan rumah tangga sehari-hari lainnya.

e. Penghasilan bruto berupa honorarium dan imbalan lain dengan nama

apa pun yang diterima oleh pejabat negara, pegawai negeri sipil,

anggota TNI/POLRI yang sumber dananya berasal dari keuagan

negara atau keuangan daerah, kecuali yang dibayarkan oleh pegawai

negeri sipil golongan II D ke bawah dan anggota TNI/POLRI

berbangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajudan Inspektur

Tingkat Satu ke bawah.

11. Saat Terutang PPh Pasal 21

Saat terutangnya PPh Pasal 21 ditentukan hal mana yang terjadi

terlebih dahulu antara diterima atau diperoleh. Diterima adalam

penghasilan yang sudah nyata-nyata diterima tunai baik melalui kas

maupun tunai. Sedangkan diperoleh adalah penghasilan yang sudah dapat

ditagih atau sudah pasti diperoleh pada waktu tertentu, meskipun jumlah

tersebut belum diterima secara tunai.

12. Dasar Pengenaan Pajak

Dalam menghitung Pajak Terutang perlu menetapkan terdahulu

besarnya dasar pengenaan pajak. Sebagai dasar pengenaan dan

pemotongan PPh Pasal 21 diatur:

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

52

29

a. Penghasilan Kena Pajak yang diberlakukan bagi:

1) Pegawai tetap;

2) Penerima pensiun berkala;

3) Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayar secara bulanan

atau jumlah kumulatif penghasilan yang diterima dalam 1 (satu)

bulan kalender telah melebihi Rp. 1.320.000,00 (satu juta tiga

ratus dua puluh ribu rupiah);

4) Bukan pegawai (perhatikan Subjek Pajak) selain tenaga ahli,

yang menerima imbalan yang bersifat berkesinambungan;

b. Jumlah penghasilan yang melebih Rp. 150.000,00 (seratus lima

puluh ribu rupiah) sehari, yang berlaku bagi pegawai tidak tetap

yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan atau upah

borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1

(satu) bulan kalender belum melebihi Rp. 1.320.000,00 (satu juta

tiga ratus dua puluh ribu rupiah);

c. 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto, yang

berlaku bagi bukan pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

huruf “c”, Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 31/Pj./2009

yang menerima imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan;

d. Jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima penghasilan

selain penerima penghasilan sebagaimana dimaksud pada angka 1, 2,

dan 3.

Page 54: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

53

30

13. Tata Cara Menghitung PPh Pasal 21

Cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 pada prinsipnya sama

dengan cara perhitungan Pajak Penghasilan pada umumnya. Namun,

dalam menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi penerima-penerima

penghasilan dari pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan Wajib

Pajak Orang Pribadi yaitu Wajib Pajak Dalam Negeri selain pengurangan

berupa PTKP, juga diberikan pengurangan-pengurangan penghasilan

berupa biaya jabatan, biaya pensiun, dan iuran pensiun. Selain itu, tarif

yang diterapkan juga bervariasi yaitu tarif sesuai Pasal 17 Undang-Undang

Pajak Penghasilan atau tarif yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah

atau aturan pelakasana lainnya. Aturan dan cara perhitungannya dapat

diuraikan secara rinci berikut ini.

a. Pegawai Tetap

Cara menentukan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tetap

adalah sebagai berikut.

1) Untuk menentukan besarnya penghasilan neto pegawai tetap,

penghasilan bruto dikurangi dengan:

(a) Biaya jabatan, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan yang besarnya 5% (lima persen) dari

penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,00

(enam juta rupiah) setahun atau Rp. 500.000,00 (lima ratus

ribu rupiah) sebulan. Biaya jabatan dapat dikurangkan dari

Page 55: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

54

31

penghasilan setiap orang yang bekerja sebagai pegawai

negeri tetap tanpa memandang mempunyai jabatan atau tidak.

(b) Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai

kepada dana pensiun yang pendiriaannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan atau badan penyelenggara Tabungan Hari

Tua atau Jaminan Hari Tua yang dipersamakan dengan dana

pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri

Keuangan.

2) Pengurangan biaya jabatan dan iuran tersebut tidak berlaku bagi

penghasilan yang diterimanya berupa upah harian, yang tebusan

pensiun, honorarium secara keseluruhan sebagaimana tersebut

pada penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 butir 3, butir 4,

dan butir 5.

3) Pengurang biaya jabatan dan iuran di atas juga tidak berlaku

terhadap penghasilan Wajib Pajak Luar Negeri yang terutang

PPh Pasal 26.

4) Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak,

penghasilan netonya dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena

Pajak (PTKP) yang sebenarnya. Seperti terlihat pada tabel

dibawah ini:

Page 56: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

55

32

Tabel 2.1

Ketentuan Besarnya PTKP

Keterangan Besarnya

PTKP

setahun

Untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi Rp 15.840.000

Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin Rp 1.320.000

Tambahan untuk seorang isteri yang

penghasilannya digabung dengan penghasilan

suami

Rp 15.840.000

Tambahan untuk setiap anggota keluarga

sedarah dan keluarga semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi

tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga)

orang untuk setiap keluarga.

Rp 1.320.000

Sumber : UU PPh No. 36 Tahun 2008

PTKP berdasarkan status pegawai tetap yaitu:

Tabel 2.2

PTKP Berdasarkan Status

Kode Status PTKP Setahun

TK/0 Tidak kawin dan tidak memiliki

tanggungan

Rp 15.840.000

TK/1 Tidak kawin tapi memiliki tanggungan

sebanyak 1 orang

Rp 17.160.000

TK/2 Tidak kawin tapi memiliki tanggungan

sebanyak 2 orang

Rp 18.480.000

TK/3 Tidak kawin tapi memiliki tanggungan

sebanyak 3 orang

Rp 19.800.000

K/- Kawin tetapi tidak memiliki tanggungan Rp 17.160.000

K/1 Kawin dan memiliki tanggungan 1 orang Rp 18.480.000

K/2 Kawin dan memiliki tanggungan 1 orang Rp 19.800.000

K/3 Kawin dan memiliki tanggungan 1 orang Rp 21.120.000 Sumber : UU PPh No. 36 Tahun 2008

5) Tarif yang diterapkan adalah tarif progresif yang diatur oleh

Ketentuan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008

Tentang Pajak Penghasilan. Sebagai berikut:

Page 57: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

56

33

Tabel 2.3

Tarif PPh Pasal 21

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

berNPWP

Tarif Pajak

Non NPWP

Sampai dengan Rp 50 juta 5% 6%

Diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp

250 juta

15%

18%

Diatas Rp 250 juta sampai dengan

Rp 500 juta

25%

30%

Diatas Rp 500 juta 30% 35% Sumber : UU PPh No. 36 Tahun 2008

14. Perhitungan PPh Pasal 21 Masa Pajak Terakhir

Perhitungan realisasi PPh Pasal 21 dilakukan pada masa pajak

terakhir yaitu masa Desember atau pada masa pajak dimana pegawai

berhenti bekerja. Sesuai dengan namanya, perhitungan yang bersifat

realisasi merupakan perhitungan PPh Pasal 21 atas seluruh penghasilan

pegawai selama satu tahun takwim-yang diukur dari jumlah masa pajak

pegawai tetap yan bersangkutan.

PPh Pasal 21 yang terutang di Masa pajak terakhir adalah sebesar

selisih antara PPh Pasal 21 atas penghasilan yang sebenarnya dengan

jumlah akumulasi PPh Pasal 21 yang telah dipotong di setiap masa pajak.

Untuk pegawi tetap yang bekerja setahun penuh (full period), maka PPh

Pasal 21 untuk masa pajak terakhir (Desember) adalah selisih PPh Pasal

21 atas akumulasi seluruh penghasilan pegawai tetap tersebut-yang

dihitung sejak karyawan tersebut bekerja hingga bulan Desember-dengan

PPh Pasal 21 yang telah dipotong atau disetor di masa pajak sebelumnya

(Januari sampai dengan November).

Page 58: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

57

34

Sedangkan untuk pegawai tetap yang berhenti tengah tahun (broken

period), maka perhitungan realisasi dilakukan di masa pajak (bulan)

terakhir di mana pegawai yang bersangkutan berhenti. Tidak berbeda dari

perhitungan PPh Pasal 21 realisasi untuk pegawai tetap yang bekerja full

period, PPh Pasal 21 terutang adalah selisih PPh Pasal 21atas seluruh

penghasilan-yang diterima karyawan yang bersangkutan sampai dengan

masa pajak karyawan berhenti-dengan akumulasi PPh Pasal 21 yang telah

dipotong di setiap masa sebelumnya.

C. Efisiensi

1. Efisiensi Secara Umum

Menurut Cendiman dalam Elen Berlianti (2009:36) efisiensi adalah

perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Menurut

definisi ini, efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil dari

kegiatan tersebut.

a. Unsur Kegiatan

Suatu kegiatan dianggap mewujudkan efisiensi kalau suatu hasil

tertentu tercapai dengan kegiatan terkecil. Unsur kegiatan terdiri dari

5 subunsur berikut : pikiran, tenaga, bahan, waktu, dan ruang.

b. Unsur Hasil

Suatu kegiatan dianggap mewujudkan efisiensi kalau dengan suatu

kegiatan tertentu mencapai hasil yang terbesar. Unsur hasil terdiri

Page 59: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

58

35

dari 2 subunsur berikut, yaitu : Jumlah (kuantitas) dan Mutu

(kualitas).

Menurut Danfar dalam Elen Berliyanti (2009:36), efisiensi

merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan

masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain

penggunaan yang sebenarnya.

2. Efisiensi Beban Pajak

Secara financial, pajak dapat mengurangi laba yang diperoleh oleh

seseorang atau suatu badan usaha. Pajak yang harus ditanggung oleh

Wajib Pajak merupakan beban yang dapat mempengaruhi besarnya laba

bersih yang diperoleh. Jika beban adalah suatu penurunan atau

berkurangnya nilai modal akibat penggunaan asset, maka hal tersebut

seharusnya dapat ditekan seminimal mungkin. penurunan nilai modal

karena dapat mempengaruhi laba yang akan diperoleh.

Efisiensi bertujuan untuk menghindari pemborosan-pemborosan

sumber daya yang dapat mempengaruhi laba usaha. Penghindaran

pemborosan tersebut merupakan upaya optimalisasi alokasi sumber daya

dengan melakukan aktivitas dengan benar disamping melaukan aktivias

yang seharusnya dilakukan. Salah satu cara efisiensi beban pajak yang

dapat dilakukan adalah dengan melakukan perencanaan pajak.

Page 60: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

59

36

D. Perencanaan Pajak

1. Pengertian Perencanaan Pajak

Menurut Mohammad Zain (2005:3) Perencanaan pajak adalah

merupakan tindakan perstrukturan yang terkait dengan konsekuensi

potensi pajaknya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi

yang ada konsekuensi pajaknya.

Sedangkan menurut Hoffman dalam Omposunggu (2011:3)

perencanaan pajak (tax planning) adalah suatu kapasitas yang dimiliki

oleh wajib pajak untuk menyusun aktivitas keuangan guna mendapat

pengeluaran (beban) pajak yang minimal. Secara teoritis, tax planning

dikenal sebagai effective tax planning, yaitu seorang wajib pajak berusaha

mendapat penghematan pajak (tax saving) melalui prosedur penghindaran

pajak (tax avoidance) dan mengemplang pajak sesuai UU Perpajakan.

2. Tujuan Perencanaan Pajak

Menurut Pohan (2011:11) tujuan perencanaan pajak adalah sebagai

berikut:

a. Meminimalisir beban pajak yang terutang.

b. Memaksimumkan laba setelah pajak.

c. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi

pemerikasaan pajak yang dilakukan oleh fiskus.

d. Memenuhi kewajiban perpajakan secara benar, efisien dan efektif

sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Page 61: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

60

37

3. Motivasi Perencanaan Pajak

Beberapa hal yang mempengaruhi perilaku wajib pajak untuk

meminimumkan kewajiban pembayaran pajaknya baik secara legal

maupun ilegal adalah.

a. Tingkat kerumitan suatu peratuaran

Makin rumit peraturan perpajakan yang ada, maka terdapat

kecenderungan untuk menghindarinya karena biaya untuk

mematuhinya (compliance cost) menjadi tinggi.

b. Besarnya pajak yang terutang

Makin besar jumlah pajak yang terutang akan makin giat usaha-

usaha wajib pajak untuk memperkecil jumlah pembayaran pajaknya.

Perlu diperhatikan pula bahwa tarif pajak di Indonesia bersifat

progresif.

c. Biaya untuk negoisasi

Disengaja atau tidak sengaja, kadang-kadang wajib pajak melakukan

negosiasi-negosiasi dalam pelaksanaan hak dan kewajiban

perpajakannya.

d. Resiko deteksi

Resiko deteksi ini berhubungan dengan tingkat probabilitas apakah

pelangaran ketentuan perpajakan ini akan terdeteksi atau tidak.

Makin rendah resiko deteksi, wajib pajak memiliki kecenderungan

untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran ketentuan perpjakan.

Sebaliknya, bila suatu pelanggaran ketentuan perpajakan mudah

Page 62: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

61

38

diketahui, maka wajib pajak akan memilih posisi konservativ dengan

tidak melanggar aturan.

4. Tahapan-tahapan Perencanaan Pajak

a. Analisis data base informasi yang ada.

b. Membuat satu model atau lebih rencana besarnya pajak.

c. Evaluasi atas perencanaan pajak.

d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak.

e. Memutakhirkan rencana pajak.

5. Strategi Perencanaan Pajak

Menurut Nyoman Santosa Hardika (2007:108) strategi perencanaan

pajak yang dilakukan oleh perusahaan haruslah bersifat legal untuk

menghindari pengenaan sanksi-sanksi pajak dikemudian hari.

Penghematan pajak akan selalu menganut sistem “the least and least”

yakni membayar dalam jumlah seminimal mungkin dan pada saat terakhir

menurut ketentuan perundang-undangan. Untuk menghemat beban pajak

dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut:

a. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari keuntungan mengenai

pengecualian dan pemotongan atau pengurangan yang

diperkenankan atas penghasilan kena pajak oleh undang-undang.

Dalam peraturan dan undang-undang perpajakan banyak terdapat

pengecualian dan pengurangan yang diperkenankan. Misalnya

menjelang akhir tahun diketahui bahwa jumlah pajak yang akan

terutang cukup besar, maka untuk mengurangi jumlah tersebut,

Page 63: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

62

39

perusahaan dapat menguranginya dengan menambah penghasilan

kena pajak. Termasuk dalam hal ini adalah biaya riset dan

pengembangan, biaya pendidikan dan latihan pegawai, biaya

perbaikan kantor, biaya pemasaran. Maksud pengeluaran ini adalah

dari pada menggunakan uang tersebut untuk membayar pajak yang

lebih besar, lebih baik uang tadi digunakan untuk kepentingan

perusahaan.

b. Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uang atau

natura dan kenikmatan sepanjang pemberian tunjangan dan

kenikmatan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan yang

dikenakan pajak bagi pegawai yang menirimanya. Cara ini juga

meruakan salah satu pilihan untuk menghindari pengenaan lapisan

tarif maksimum.

c. Pemilihan metode penyusutan yang diperkenankan oleh peratuaran

pajak. Jika perusahaan memprediksi laba yang cukup besar maka

dapat dipergunakan metode penyusutan saldo menurun sehingga

biaya penyusutan dapat mengurangi laba kena pajak. Sebaliknya jika

diperkirakan pada awal-awal tahun investasi belum memberikan

keuntungan atau timbul kerugian maka pilihannya adalah

menggunakan metode penyusutan garis lurus supaya biaya

penyusutan dapat ditunda untuk beberapa tahun kedepan.

Page 64: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

63

40

d. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan. Untuk itu wajib

pajak harus jeli mendapatkan informasi mengenai pembayaran pajak

yang dapat dikreditkan.

e. Menghindari pemeriksaan pajak. Pemerikasaan pajak oleh Direktorat

Jenderal Pajak dilakukan terhadap wajib pajak yang SPT-nya lebih

bayar, SPT-nya rugi, tidak memasukkan SPT atau terlambat

memasukkan SPT, terdapat informasi pelanggaran, dan memenuhi

criteria tertentu yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

f. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang

berlaku. Untuk menghindari pelanggaran terhadap peraturan

perpajakan dapat dilakukan dengan cara menguasai peraturan

perpajakan yang berlaku.

Dari segi Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan), terdapat strategi

yang dapat digunakan untuk menghemat/mengefisiensikan beban

PPh Badan. Diantaranya adalah.

a. Pemilihan alternatif dasar pembukuan, dari sisi ini penggunaan dasar

akrual (accrual basis) akan lebih menguntungkan dari sisi efisiensi

pajak.

b. Pengelolaan transaksi yang berhubungan dengan pemberian

kesejahteraan karyawan. Untuk perusahaan yang memperoleh

penghasilan di atas Rp. 100 juta dan pengenaan PPh Badannya tidak

final, maka diupayakan pemberian natura dan kenikmatan yang

seminimal mungkin, karena pengeluaran ini tidak dapat dibebankan

Page 65: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

64

41

sebagai biaya. Untuk perusahaan yang pengenaan PPh Badannya

secara final, maka sebaiknya memberikan kenikmatan dan natura

kepada karyawan yang sebesar-besarnya, karena pemberian

kenikmatan ini tidak akan mempengaruhi pengenaan PPh Badan.

6. Perencanaan Pajak PPh Pasal 21

Menurut Omposunggu (2011:85) Perencanaan pajak bagi perusahaan

pemberi kerja sebagai berikut:

a. Menerapkan prinsip taxable dan deductable yaitu dengan:

1) Menerapkan biaya non deductable menjadi deductable dan

sebaliknya

2) Mengubah penghasilan merupakan objek pajak menjadi

penghasilan bukan objek pajak.

b. Memaksimalkan biaya karyawan yang dapat dialokasikan sebagai

biaya usaha atau biaya fiscal.

c. Mengalihkan pemberian natura menjadi bentuk uang sehingga

deductability.

Yang dimaksud biaya deductable menurut Pasal 6 ayat (1) UU PPh

Nomor 36 Tahun 2008 antara lain adalah biaya untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk:

(a) Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan

kegiatan usaha, antara lain: biaya pembelian bahan; biaya berkenaan

dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,

gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga,

Page 66: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

65

42

sewa, dan royalty; biaya perjalanan; biaya pengolahan limbah; premi

asuransi; biaya promosi penjualan.

(b) Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan

amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya

lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A.

(c) Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan

(d) Biaya penelitian dan pegembangan perusahaan yang dilakukan di

Indonesia.

(e) Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.

Beban-beban yang dapat dikurangkan ini nantinya yang harus

diperbesar oleh perusahaan, sehingga penguranan terhadap penghasilan

bruto juga akan semakin besar, akibatnya pajak yang dibayar akan

semakin kecil.

Sedangkan yang dimaksud dengan biaya non deductable menurut

Pasal Pasal 9 ayat (1) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 menyebutkan jenis-

jenis biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto antara lain

sebagai berikut:

(a) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apa pun seperti

deviden, termasuk deviden yang dibayarkan oleh perusahaan

asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha

koperasi.

Page 67: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

66

43

(b) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

pemegang saham, sekutu, atau anggota.

(c) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan, kecuali

penyedia makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta

pengganti atau imbalan dalam bentuk natura dari kenikmatan di

daerah tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK-

83/PMK.03/2009)

(d) Pajak Penghasilan

(e) Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi

pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan

perundang-undangn di bidang perpajakan.

7. Metode Penghitungan PPh Pasal 21

Saat diluncurkannya program reformasi perpajakan di tahun 1983,

sejak itu pula berkembang pemikiran dari wajib pajak untuk

mengefisienkan pajak yang harus menjadi beban perusahaan.

Menurut Chairil Anwar Pohan (2011:91) Setidaknya ada 3 metode

yang biasnya digunakan dalam perhitungan pajak penghasilan Pasal 21

oleh perusahaan dalam menjalankan perencanaan pajak, yaitu:

A. Gross Method (PPh Pasal 21 ditanggung oleh Karyawan)

Merupakan metode pemotongan pajak dimana karyawan

menanggung sendiri jumlah pajak penghasilannya, yang biasanya

Page 68: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

67

44

dipotong langsung dari gaji karyawan yang bersangkutan. Biasanya

dilakukan pada perusahaan yang baru berdiri.

B. Net Method (PPh Pasal 21 ditanggung oleh Perusahaan)

Merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan

menanggung pajak karyawannya. Sebagaimana dimaksud dalam

Kep. Dirjen Pajak No. 31/PJ./2008 Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 8 ayat

(I), Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26

termasuk pula penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan

lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh

bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan Pajak penghasilan

yang bersifat final; atau Wajib Pajak yang dikenakan Pajak

Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed

profit). Selanjutnya pada Pasal 8 ayat 2 menegaskan bahwa Pajak

Penghasilan yang ditanggung oleh pemberi kerja, termasuk yang

ditanggung oleh Pemerintah, merupakan penerimaan dalam bentuk

kenikmatan.

C. Gross-Up Method (Tunjangan pajak yang di gross up)

Merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan

memberikan tunjangan pajak yang jumlahnya sama besar dengan

jumlah pajak yang akan dipotong dari karyawan. Perhitungan

tunjangan pajak diformulasikan untuk menyamakan jumlah pajak

yang akan dibayar dengan tunjangan pajak yang diberikan

perusahaan terhadap karyawannya.

Page 69: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

68

45

Perbedaan prinsipil antara Net Method dengan Gross-Up Method

adalah sebagai berikut.

a. Bahwa pada Metode Net besarnya PPh Pasal 21 yang ditanggung

oleh perusahaan tersebut tidak dimasukkan sebagai tunjangan pajak

di SPT PPh Pasal 21, sedangkan pada Metode gross up, besarnya

tunjangan pajak- Pasal 21 tersebut dimasukkan sebagai elemen

penghasilan dari tunjangan pajak yang dicantumkan di SPT PPh

Pasal 21.

b. Bahwa pada Metode Net, besarnya PPh Pasa121 yang ditanggung

oleh Perusahaan tidak bisa dibiayakan (non deductible) sedangkan

pada Metode gross up seluruh tunjangan pajaknya bisa dibiayakan

(deductible).

8. Kepastian Hukum Metode Gross Up

Terminologi Metode gross up ini yang terkait dengan metode

perhitungan PPh pasal 21 memang tidak dimuat dalam Undang-Undang

Pajak Penghasilan maupun Peraturan Pemerintah atau Peraturan Menteri

Keuangan. Kalaupun istilah itu dipakai, hanya penggunaannya terbatas

pada pengenaan pajak penghasilan yang terkait dengan PPh Pasa1 23.

a. Per. Dirjen pajak No. 64/PJ/2009 Penetapan jumlah Pajak

Penghasilan Ditanggung Pemerintah atas Penghasilan berupa

Kompensasi Terminasi Dini Hak Eksklusif Telkom yang harus

dibayarkan Pemerintah kepada Telkom merupakan Objek Pajak,

yang dihitung dengan metode gross up.

Page 70: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

69

46

b. Private ruling Surat Dirjen Pajak No. S. 1149/PJ.312/2004 tentang

Pajak Penghasilan atas bunga (kupon) tetap Obligasi Negara Dalam

Valas dengan metode gross up yang pengenaannya dengan

melakukan gross up terhadap pembayaran bunga tersebut.

Hingga saat ini tidak ada ketentuan yang mengatur konsistensi

perhitungan PPh pasal 21 dengan metode gross up dimaksud padahal

aplikasi metode ini sudah menjadi salah satu model dan opsi kebijakan

perpajakan yang diterapkan di banyak perusahaan.

Semua pihak, baik fiskus maupun wajib pajak telah meyakini dan

bahkan banyak yang sudah hapal di luar kepala tentang prinsip taxability-

deductibility yang dijabarkan dalam Pasal 4 ayat 1 (taxable income) dan

Pasal 4 ayat 3 (nontaxable income) serta Pasal 6 ayat 1 (deductible

expenses) dan Pasal 9 ayat 1 (nondeductible expenses). Dalam hubungan

kerja antar perusahaan dengan karyawan, mekanisme prinsip tersebut

berlaku, jika dikaryawan merupakan penghasilan (taxable income), maka

di perusahaan boleh menjadi biaya. (deductible expense), atau sebaliknya

jika di karyawan merupakan bukan penghasilan (non-taxable income),

maka diperusahaan menjadi bukan biaya (non-deductible expense).

Semua penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang

sudah dikenakan pajak (bukan PPh final) dapat dibiayakan menjadi

pengurang penghasilan dalam laporan keuangan fiskal atau SPT PPh

Badan. Dalam pengertian penghasilan yang menjadi objek pajak

penghasilan tersebut termasuk tunjangan. Jadi sebenarnya landasan hukum

Page 71: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

70

47

pemberian tunjangan pajak yang dalam perlakuan pajaknya diakui sebagai

biaya deductible itu sudah jelas, secara eksplisit tertuang dalam Pasal 4

UU PPh, sesuai dengan makna prinsip taxability-deductibility. Artinya

bilamana penghasilan (dari tunjangan pajak) karyawan tersebut sudah

dipajaki dan disetorkan ke Kas Negara serta sudah dilaporkan dalam SPT

PPh Pasal 21, maka bagi pemberi kerja atas pengeluaran (biaya tunjangan

pajak) tersebut dapat dibiayakan menjadi pengurang penghasilan dalam

laporan keuangan fiskal atau SPT PPh Badan. Tentu dengan catatan,

transaksi tersebut didukung dengan adanya penjurnalan biaya tunjangan

pajak didalam pembukuan wajib pajak serta juga tercantum dalam slip gaji

karyawan.

9. Rumus Pehitungan Gross-up

Berikut ini adalah rumus untuk menentukan besaran tunjangan pajak

yang di gross up seperti terlihat pada tabel 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4:

Rumus Gross-up untuk perhitungan tunjangan PPh Pasal 21

PKP s/d RP 50.000.000,00 = PKP X 5%

0,9525

PKP di atas 50.000.000 s.d Rp 250.000.000 = (PKP X 15%) - 5 Juta

0,85

PKP di atas Rp 250.000.000 s.d Rp 500.000.000 = (PKP X 25 %) - 30 Juta

0,75

PKP di atas Rp 500.000.000 = (PKP X 30 %) - 55 Juta

0,70

Sumber: Cara Legal Siasati Pajak hal. 80

Page 72: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

71

48

10. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21

a. Perhitungan PPh Pasal 21 Metode Gross

Rakhmat sebagai pegawai tetap pada PT. Bella Nusa Utama di

Jakarta pada tahun 2009 menerima gaji sebulan sebesar Rp

3.000.000,00 dan membayar iuran pensiun Rp 100.000,00. Rakhmat

telah menikah tetapi belum mempunyai anak dan telah ber-NPWP.

Perhitungan PPh Pasal 21 sebagai berikut:

Gaji sebulan Rp 3.000.000,00

Pengurang:

Biaya jabatan:

5% x Rp 3.000.000,00 Rp 150.000,00

Iuran Pensiun Rp 100.000,00

Rp 250.000,00

Penghasilan Neto sebulan Rp 2.750.000,00

Penghasilan Neto setahun

12 x Rp 2.750.000,00 Rp 33.000.000,00

PTKP (K/0) setahun

Untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00

Tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00

Rp 17.160.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 15.840.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 15.840.000,00

PPh Pasal 21 Terutang

5% x Rp 15.840.000,00 = Rp 792.000,00

PPh Pasal 21 sebulan = Rp 66.000,00

Dari perhitungan diatas Rahkmat menanggung sendiri PPh Pasal 21

yaitu sebesar Rp 66.000,00 yang langsung dipotong dari gajinya.

Jadi, gaji yang dibawa pulang oleh Rakhmat sebesar Rp

2.934.000,00.

Page 73: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

72

49

b. Perhitungan PPh 21 Metode Net

Gunawan yaitu seorang pegawai PT Dana dengan status menikah

dengan mempunyai 3 orang anak dan telah ber-NPWP menerima gaji

Rp 4.000.000,00 sebulan serta PPh ditanggung pemberi kerja. Tiap

bulan Gunawan membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang

pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp

150.000,00. Perhitungan PPh Pasal 21 atas gaji sebagai berikut:

Gaji sebulan Rp 4.000.000,00

Pengurang:

Biaya jabatan:

5% x Rp 4.000.000,00 Rp 200.000,00

Iuran Pensiun Rp 150.000,00

Rp 350.000,00

Penghasilan Neto sebulan Rp 3.650.000,00

Penghasilan Neto setahun

12 x Rp 3.650.000,00 Rp 43.800.000,00

PTKP (K/0) setahun

Untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00

Tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00

Tambahan 3 orang anak Rp 3.960.000,00

Rp 21.120.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 22.680.000,00

PPh Pasal 21 Terutang

5% x Rp 22.680.000,00 = Rp 1.134.000,00

PPh Pasal 21 sebulan = Rp 94.500,00

PPh Pasal 21 sebesar Rp 94.500,00 ditanggung dan dibayar oleh

pemberi kerja dan jumlah tersebut tidak dapat dikurangkan dari

Penghasilan Bruto pemberi kerja dan bukan merupakan penghasilan

yang dikenakan pajak kepada Gunawan. Jadi, gaji yang dibawa

pulang Gunawan adalah sebesar Rp 4.000.000,00.

Page 74: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

73

50

c. Perhitungan PPh Pasal 21 Metode Gross-up

Indra status kawin mempunyai 3 orang anak telah memiliki NPWP

bekerja pada PT Kartika dengan memperoleh gaji sebesar

Rp 2.500.000,00 sebulan. Iuran pensiun yang dibayarkan Indra

sebesar Rp 25.000,00 sebulan. Perhitungan PPh Pasal 21 sebagai

berikut:

Gaji sebulan Rp 2.500.000,00

Pengurang:

Biaya jabatan:

5% x Rp 2.500.000,00 Rp 125.000,00

Iuran Pensiun Rp 25.000,00

Rp 150.000,00

Penghasilan Neto sebulan Rp 2.350.000,00

Penghasilan Neto setahun

12 x Rp 2.350.000,00 Rp 28.200.000,00

PTKP (K/0) setahun

Untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00

Tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00

Tambahan 3 orang anak Rp 3.960.000,00

Rp 21.120.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 7.080.000,00

Berdasarkan tabel 2.4 Rumus gross-up adalah sebagai berikut:

Tunjangan Pajak PPh Pasal 21 = PKP x 5%

0,9525

= Rp 7.080.000 x 5%

0,9525

= Rp 371.654

Tunjangan Pajak PPh Pasal 21 sebulan = Rp 30.971

Perhitungan PPh Pasal 21 gross-up:

Gaji sebulan Rp 2.500.000,00

Tunjangan Pajak Rp 30.971,00

Total Penghasilan Bruto Rp 2.530.971,00

Page 75: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

74

51

Pengurang:

Biaya jabatan:

5% x Rp 2.530.971,00 Rp 126.549,00

Iuran Pensiun Rp 25.000,00

Rp 151.549,00

Penghasilan Neto sebulan Rp 2.379.422,00

Penghasilan Neto setahun

12 x Rp 2.379.422,00 Rp 28.553.068,00

PTKP (K/0) setahun

Untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00

Tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00

Tambahan 3 orang anak Rp 3.960.000,00

Rp 21.120.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 7.433.000,00

PPh Pasal 21 Terutang

5% x Rp 7.433.000,00 = Rp 371.650,00

PPh Pasal 21 sebulan = Rp 30.971,00

Dari perhitungan diatas PPh Pasal 21 yang dipotong dari

pegawai yaitu sebesar Rp 30.971,00 atau sebesar tunjangan pajak

yang diberikan perusahaan. Tunjangan pajak ini merupakan

penghasilan pegawai yang bersangkutan sehingga dapat dijadikan

pengurang Penghasilan Bruto. Sedangkan untuk gaji yang dibawa

pulang oleh Indra sebesar Rp 2.500.000,00 dari (Rp 2.530.971,00-Rp

2.500.000,00).

E. Pajak Penghasilan (PPh) Badan

1. Tarif PPh Badan

Sebagaimana tercantum dalam pasal 17 UU PPh, tarif PPh untuk

Wajib Pajak Badan dan Bentuk Usaha Teta[ ditetapkan sebesar 28% untuk

tahun pajak 2009 dan 25% untuk mulai tahun pajak 2010 dan seterusnya.

Namun untuk Wajib Pajak Badan yang mempunyai omset penjualan di

Page 76: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

75

52

bawah 50 miliyar setahun mendapatkan penurunan tarif dengan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 e UU PPh. Selain itu bagi Wajib

Pajak Badan yang memenuhi syarat tertentu dapat penurunan tarif 5%.

Ketentuan pengenaan tarif PPh Badan perlu diketahui beberapa hal:

a. Untuk kepentingan pengenaan tarif, Penghasilan Kena Pajak

dibulatkan dalam ribuan rupiah ke bawah. Misalnya Penghasilan

Kena Pajak adalah Rp 1.250.650.900. Untuk kepentingan pengenaan

tarif, jumlah tersebut dibulatkan kebawah menjadi Rp 1.250.650.000.

b. Untuk tahun 2009 tarif pajak adalah sebesar 28% tarif tunggal.

c. Wajib Pajak dalam negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka yang

paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor

diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi

persyaratan tertentu lainnya dapat mempeoleh tarif sebesar 5% lebih

rendah dari tarif tersebut.

Persyaratan lainnya sesuai PP Nomor 81 Tahun 2007, jo.

238/PMK.03/2008 jo. SE-42/PJ/2009 diantaranya adalah:

1) 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham

tersebut dimiliki paling sedikit oleh tiga ratus pihak.

2) Masing-masing pihak tersebut hanya boleh memiliki saham

kurang dari 5% dari keseluruhan yang disetor.

3) Ketentuan tersebut harus dipenuhi oleh Wajib Pajak Badan

dalam negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka dalam waktu 6

Page 77: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

76

53

bulan dalam jangka waktu 1 tahun pajak. Waktu 6 bulan adalah

183 hari kalender.

4) Harus melampirkan surat keterangan dari Biro Administrasi

Efek pada Surat Pemberitahuan Tahunan PPh WP Badan dengan

melampirkan formulir X.H.1-6 sebagaimana diatur dalam

Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.H.1 untuk setiap tahun

pajak terkait. Surat keterangan dibuat untuk setiap tahun pajak

dengan mencantumkan nama Wajib Pajak, NPWP, Tahun Pajak

serta menyatakan bahwa dalam waktu paling singkat 6 bulan

dalam jangka wakru 1 tahun pajak.

d. Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran usaha sampai

dengan Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah) mendapat

fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen)

yang dikenakan atas penghasilan kena pajak dari bagian peredaran

bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000 (Tarif Pasal 31 e).

Ketentuan selengkapnya mengenai ketentuan pengurangan tarif ini

terdapat dalam SE-66/PJ/2010. Diantaranya mengatur bahwa:

1) Fasilitas penurunan tarif ini tidak diterapkan melalui

permohonan atau pengajuan, melainkan self assessment oleh

Wajib Pajak Badan sendiri.

2) Pemanfaatan penurunan tarif ini adalah bukan pilihan melainkan

keharusan.

Page 78: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

77

54

3) Penghasilan bruto yang menjadi patokan dapat tidaknya

menggunakan fasilitas penurunan tarif adalah penghasilan yang

diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha sebelum dikurangi

dangan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara

penghasilan baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

negeri, meliputi:

(a) Penghasilan yang dikenai pajak bersifat final.

(b) Penghasilan yang dikenai pajak bersifat tidak final.

(c) Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak.

2. Contoh Perhitungan PPh Badan

Contoh perhitungan Pajak Penghasilan Badan adalah sebagai berikut:

Contoh 1.

Pada tahun 2010, PT. A memiliki omset lebih dari 50.000.000.000

setahun dan perusahaan tersebut tidak terdaftar di BEI dan tidak

memenuhi syarat tertentu, dengan jumlah Penghasilan Kena Pajak

PT. A adalah Rp 1.250.000.000.

PPh terutang adalah 25% x Rp 1.250.000.000 = Rp 312.500.000.

Contoh 2.

Peredaran bruto PT. Y pada tahun 2010 adalah sebesar

Rp 4.800.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak Rp 500.000.000.

PPh terutang = 50% x 25% x Rp 500.000.000 = Rp 62.500.000.

Page 79: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

78

55

Contoh 3.

Peredaran bruto PT. X pada tahun 2010 adalah sebesar

Rp 30.000.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar

Rp 3.000.000.000.

Perhitungan PPh terutang adalah sebagai berikut:

Bagian Penghasilan Kena Pajak yang memperoleh fasilitas

adalah sebesar (Rp 4.800.000.000/Rp 30.000.000.000) x Rp

3.000.000.000 = Rp 480.000.000; PPh terutang 50% x 25 % x

Rp 480.000.000 = Rp 60.000.000.

Bagian Penghasilan Kena Pajak yang tidak memperoleh fasilitas

adalah sebesar (Rp 3.000.000.000 – Rp 480.000.000) =

Rp 2.520.000.000; PPh terutang sebesar 25% x Rp

2.520.000.000 = Rp 630.000.000.

Total PPh Terutang Rp 60.000.000 + Rp 630.000.000 =

Rp 690.000.000.

F. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

2.5.

Page 80: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

9

56

Tabel 2.5

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No.

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

1. Eva Theresa

Ruchjana

(2008)

Analisis Penerapan Metode

Gross-Up dalam

Perhitungan PPh 21

Sebagai Upaya

Perencanaan Pajak (Studi

Kasus PT. BPR XYZ

Tahun 2005)

Variable

Metode

gross-up,

Metode Net,

Variabel

Beban PPh

Badan.

Hanya

Membandingan

2 (dua) metode,

yaitu metode net

dan gross-up.

Pajak Penghasilan Badan yang dihitung dengan

metode gross-up akan lebih kecil dibandingkan

metode net.

2. Silviana

Agustini

(2010)

Analisis Perbedaan

Penetapan Pajak Sebelum

dan Sesudah Perencanaan

Pajak Penghasilan Pasal 21

Wajib Pajak Pribadi

Berdasarkan Metode Gross

Up Pada PT. Industri

Telekomunikasi Indonesia

(Persero)

Variabel

metode

gross up.

Variabel Beban

Metode

penelitian

menggunakan t-

test.

Terdapat perbedaan yang signifikan dalam penetapan

pajak terutang sebelum dan sesudah penerapan

perencanaan pajak penghasilan badan berdasarkan

metode gross up .

Dengan menggunakan metode gross up perusahaan

dapat melakukan pengematan pajak.

3. Astri

Salvianti

(2010)

Tinjauan Atas Pelaksanaan

Pajak Penghasilan Pasal 21

Atas Karyawan Di PT

Dirgantara Indonesia

(Persero)

Variable

Metode

gross-up

dan Metode

Net.

Hanya

melakukan

tinjauan terhadap

perhitungan

metode net dan

metode gross-up.

Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas

Karyawan yang dilakukan oleh PT. Dirgantara

Indonesia dengan cara memberi tunjangan pajak

kepada seluruh karyawan tidak tepat karena

mengakibatkan penghasilan karyawan meningkat,

dan disarankan untuk menggunakan metode gross-up

Page 81: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

10

57

Tabel 2.5 (Lanjutan)

Sumber : ringkasan jurnal, tesis, dan skripsi

No.

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

1. Antonius

Leonard

Tarigan

(2006)

Analisis Perencanaan

Pajak PPh Pasal 21 Atas

Penghasilan Karyawan

Pada PT Libra Emas

Permata Medan

Variable

Metode

gross-up

dan Metode

Net.

1.Menambahkan

perhitungan

dengan pemberian

natura.

2.Melihat dampak

efisiensi kas keluar

Perencanaan pajak PPh Pasal 21 yang paling efektif

untuk meminimalisirkan pengeluaran kas adalah

penggabungan antara penggantian tunjangan

menjadi pemberian dalam brntuk natura dan

kenikmatan dengan pemberian tunjangan PPh Pasal

21 metode gross-up yang dapat mengurangi

pengeluaran kas sebesar Rp 132.173.217,00

2. Harcrisnowo

(2008)

Perencanaan Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal

21 Karyawan Tetap

Dalam Upaya

Meminimalisasi Biaya

Pajak PT. Bank

Internasional Indonesia

(BII) Finance Center

Variabel

metode

gross-up,

gross, dan

Net.

1. Menambahkan

variabel

pemberian natura

2. Menghitung PPh

21 dengan

metode

bayangan.

Perencanaan pajak yang dilakukan PT. BII Finance

Center dengan memberikan tunjangan dan bukan

natura sudah baik karena menghasilkan Tax Saving

sebesar Rp 182.134.171. sedangkan untuk metode

gross, gross up, net harus dilihat kondisi keuangan

perusahaan dan tingkat penghasilan karyawan.

3. Herman

(2006)

Analisis Atas Perencanaan

Pajak Penghasilan Pasal

21 Pada PT. XYZ

Variabel

metode

gross-up,

gross, dan

Net

Menambah

variabel tunjangan

pajak non gross

up, dan menmbah

perhitungan jika

perusahaan rugi

PT. XYZ belum melakukan perencanaan pajak

dengan baik, WP hanya mempertimbangkan

pemberian tunjangan PPh pasal 21, memang

alternatif ini menghasilkan PPh Badan yang kecil

yaitu sebesar Rp 144.941.981, tetapi masih ada

alternatif lain yang lebih efisien, baik untuk PPh

Badan maupun Pajak Penghasilan Pasal 21 atas

karyawan.

Page 82: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

58

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Hamid (2010:15), Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari

serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya

merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi

atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.1.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Bersambung pada halaman selanjutnya

Perencanaan PPh Pasal 21

berdasarkan UU PPh

Perbandingan Perhitungan

PPh Pasal 21

Metode Gross

Metode Net Metode Gross up

Perhitungan PPh Badan

Page 83: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

v

59

(Lanjutan)

PPh Badan yang Lebih Efisien

SPT PPh Badan

Page 84: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vi

60

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) yang terletak di kawasan Bandara

Soekarno-Hatta, Tangerang. Koperasi ini merupakan koperasi simpan pinjam

dan koperasi dagang yang beranggotakan para pegawai Bandara Soekarno-

Hatta. Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dimana data yang

digunakan hanya data tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah

membandingkan metode perhitungan PPh Pasal 21 yaitu metode gross,

metode net dan metode gross-up yang paling efisien terhadap utang PPh

Badan Kopersai Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI).

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan adalah

metode purposive sampling dengan menggunakan pemilihan sampel

berdasarkan strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata (judgement

sampling) yaitu pemilihan sampel tidak acak yang informasinya diperleh

dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah tiga bulan yaitu:

1. Januari, karena merupakan awal dari Masa Pajak.

Page 85: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vii

61

2. Agustus, karena pada bulan ini pegawai tetap maupun outsourcing

diberikan Tunjangan Hari Raya (THR).

3. Desember, karena merupakan Masa Pajak terakhir atau realisasi

perhitungan PPh Pasal 21.

Dari sampel tiga bulan diatas diambil sampel untuk masing-masing

bulan yaitu sebagai berikut:

1. Pegawai tetap dengan sampel 10 orang karyawan dengan kriteria

sampel sebagai berikut:

a. Pegawai tetap dengan posisi manajer.

b. Pegawai tetap berdasarkan pendidikan.

c. Pegawai tetap berdasarkan status pernikahan.

2. Pegawai outsourcing dengan sampel 20 orang karyawan dengan kriteria

sampel sebagai berikut:

a. Pegawai outsourcing berdasarkan status pernikahan.

b. Pegawai outsourcing berdasarkan status PTKP.

c. Pegawai outsourcing berdasarkan NPWP.

d. Pegawai outsourcing berdasarkan lembur

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian pustaka

dan penelitian lapangan yaitu sebagai berikut:

Page 86: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

viii

62

1. Penelitian Pustaka

Penelitian pustaka adalah pengumpulan data sebagai landasan teori

serta penelitian terdahulu yang didapat dari dokumen-dokumen, buku,

internet serta sumber data tertulis lainnya yang berhubungan dengan

informasi yang dibutuhkan.

2. Penelitian Lapangan

a. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung atas dokumen dan laporan yang dibuat

oleh perusahaan, yaitu pengamatan data gaji karyawan dan laporan

keuangan Koperasi Satya Ardhia Mandiri sebagai sumber informasi

dari masalah yang akan diteliti, sehingga diperoleh data yang

lengkap.

b. Wawancara

Menurut Indriantoro dan Supomo (152:2002) Wawancara

merupakan teknik pengumpulan dalam metode survei yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian.

Wawancara dilakukan dengan mewawancarai secara langsung

pejabat perorangan di Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

sebagai responden yang berwenang untuk memberikan data yang

diperoleh.

Page 87: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

ix

63

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu cara metode pengumpulan yang

dilakukan dengan cara memindahkan data-data yang diperoleh

dalam bentuk tulisan internal koperasi dalam hal ini bagian

keuangan kedalam tugas akhir yang disusun.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi/data yang sudah diolah. Data

sekunder merupakan sumber data penelitian secara tidak langsung melalui

media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

daftar gaji karyawan tetap dan outsourcing, laporan keuangan, SPT Masa PPh

21 dan SPT Tahunan Badan pada Koperasi Satya Ardhia Mandiri

(KOSAMI).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif

dan metode analisis kualitatif.

1. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk

mengumpulkan data dan informasi yang dapat menggambarkan

keadaan objek penelitian dan menyederhanakannya untuk menjelaskan

masalah dan pemecahannya agar dapat dibaca dan mudah dimengerti.

2. Metode Analisis Kualitatif

Page 88: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

x

64

Metode analisis kualitatif bertujuan untuk memperoleh gambaran dan

pemahaman yang menyeluruh terhadap permasalahan yang akan

diteliti. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan permasalahan

secara mendalam tentang suatu ketentuan. Pemahama secara mendalam

dalam skripsi ini didapatkan dengan cara mengulang kembali

perhitungan pajak yang sudah dibayar, disetor dan dilapor dan

kemudian membandingkannya dengan perhitungan pajak yang sudah

dibayar, disetor dan dilapor yang sudah ditambahkan variabel lain,

untuk mendapat biaya pajak yang minimum.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perencanaan pajak PPh Pasal 21 dan beban pajak koperasi.

1. Perencanaan Pajak (tax planning) adalah proses mengorganisasi usaha

Wajib Pajak atau kelompok Wajib Pajak sedemikian rupa sehingga

utang pajaknya berada dalam posisi yang paling minimal, sepanjang hal

ini dimungkinkan oleh ketentuan perundang-undangan perpajakan

maupun secara komersial.

Perencanaan pajak dalam penelitian ini yaitu berkenaan dengan

perencanaan PPh 21. Yaitu dengan cara memilih metode PPh Pasal 21

ditanggung karyawan (gross), metode PPh Pasal 21 ditanggung pemberi

kerja (net), dan metode tunjangan PPh Pasal 21 digross-up.

Page 89: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xi

65

a. Metode PPh Pasal 21 ditanggung karyawan (gross), yaitu jumlah

PPh Pasal 21 yang terhutang akan ditanggung oleh karyawan itu

sendiri sehingga benar-benar mengurangi penghasilan.

b. Metode PPh Pasal 21 ditanggung pemberi kerja (net), yaitu

jumlah PPh Pasal 21 yang terhutang akan ditanggung oleh

perusahaan.

c. Metode tunjangan PPh Pasal 21 digross-up, Merupakan metode

pemotongan pajak dimana perusahaan memberikan tunjangan

pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang akan

dipotong dari karyawan.

2. Beban Pajak Koperasi adalah jumlah pajak yang harus ditanggung oleh

koperasi atas kegiatan usaha yang dilakukan koperasi tersebut yang

dapat mengurangi laba. Penghasilan Kena Pajak dihitung dengan cara

mengurangkan penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak dengan

biaya-biaya yang diperkenankan dikurangkan (deductible expenses)

sesuai ketentuan perpajakan.

Page 90: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xii

66

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Koperasi Satya Madiri (KOSAMI) adalah sebuah koperasi

karyawan PT. Angkasa Pura II Cabang Tama Bandar Udara

International Soekarno-Hatta yang berkantor pusat di Terminal A

(Kedatangan) Bandar Udara Interrnational Soekarno-Hatta Tangerang.

Koperasi Satya Ardhia Mandiri bergerak di bidang usaha simpan pinjam.

Didirikan dengan akte notaris Rukmasanti Harjdasatya Nomor 1,

Tanggal 1 Mei 1989 dengan nama PT. Mitra Pustaka.

2. Visi dan Misi Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

a. Visi

Menjadikan Kopersai Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) sebagai unit

bisnis dan mampu bersama mengutamakan etika bisnis

berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan.

b. Misi

Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional.

Mengembangakan kesejahteraan anggota.

Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan

masyarakat.

Page 91: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xiii

67

3. Jenis Usaha Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

a. Penyediaan tenaga kerja.

b. Usaha simpan pinjam.

c. Parkir.

d. Usaha dagang.

4. Permodalan Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Sumber dana Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) berasal

dari simpanan anggota koperasi yang berasal dari:

a. Simpanan Pokok.

b. Simpanan Wajib.

c. Pinjaman PKBL.

d. Pinjaman Bank.

Page 92: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xiv

68

5. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

RAT

Dewan Pengurus

Anggota Koperasi

Dewan Pengawas

Ketua Umum

Ketua

Unit Bidang Usaha

Ketua I

Ketua II

Sekretaris I

Sekretaris II

Bendahara I

Bendahara II

Anggota

Page 93: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xv

69

STRUKTUR ORGANISASI UNIT BIDANG USAHA

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

Ass. Manager

Grettings

Ass. Manager

Pengadaan

Manager

Ass. Manager Keuangan Ass. Manager Umum

Anggota

Anggota

Ass. Manager

Kantin

Ass. Manager

SDM

Ass. Manager

SimpanPinjam

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Page 94: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xvi

70

B. Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian

1. Kondisi Kinerja Perusahaan

Tabel 4.1

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

NERACA

Per 31 Desember 2011

(dalam rupiah)

Keterangan Jumlah

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas/Bank

Surat Berharga

Pendapatan YMH Diterima

Piutang Anggota

Piutang Karyawan

Uang Muka

Sewa Dibayar Dimuka

2.940.783.323,05

107.448.260,00

2.162.924.463,14

1.830.003.066,68

76.144.728,00

198.282.561,00

95.220.000,00

Jumlah Aktiva Lancar 7.410.806.401,87

AKTIVA TETAP

Nilai Perolehan

Akumulasi Penyusutan

413.769.954,00

(239.457.466,00)

Nilai Buku 174.312.488,00

TOTAL AKTIVA 7.585.118.889,87

Sumber : Internal Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Keterangan Jumlah

PASSIVA

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang Jangka Pendek

Hutang Bank

Biaya YMH Dibayar

Simpanan Sukarela

628.916.090,00

-

949.003.868,59

54.713.000,00

Jumlah Kewajiban Lancar 1.632.632.958,59

MODAL DAN CADANGAN

Simpanan Pokok

Simpanan Wajib

Cadangan Koperasi

Dana Bukopin

Cadangan Terminasi

SHU Tahun Berjalan

63.872.000,00

1.566.771.000,00

2.538.562.506,73

62.616.958,49

1.164.441.821,00

556.221.645,06

Jumlah Modal dan Cadangan 5.952.485.931,28

TOTAL PASSIVA 7.585.118.889,87

Page 95: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xvii

71

Tabel 4.2

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

LAPORAN LABA/(RUGI)

Per 31 Desember 2011

(dalam rupiah)

No Keterangan Jumlah

I

II

A

B

C

D

Pendapatan Usaha

Pendapatan Simpin

Pendapatan Simpin Multiguna

Pendapatan Voucher

Pendapatan Pengadaan Barang

Pendapatan Greeting Service

Pendapatan Jasa Tenaga Outsourcing

Pendapatan Pengadaan Motor

Pendapatan Vending Machine

Pendapatan Aquarium

Pendapatan Toko 634

Jumlah Pendapatan Usaha

Biaya Usaha

Biaya Operasional Simpin

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Jumlah Biaya Operasional Simpin

Biaya Operasional Voucher

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Sewa Listrik

Biaya Pembelian Barang Dagangan

Jumlah Biaya Operasional Voucher

Biaya Operasional Pengadaan

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Pengadaan Barang

Jumlah Biaya Operasional Pengadaan

Biaya Operasional Greeting Service

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

250.956.102,00

154.879.836,00

851.660.163,00

821.084.476,00

444.348.165,00

18.102.734.303,00

62.062.249,00

18.000.000,00

16.715.636,00

38.386.755,00

20.760.827.685,00

65.353.165,00

3.153.958,00

3.594.308,00

72.101.431,00

154.313.580,00

8.866.250,00

9.092.210,00

60.000.000,00

200,000,00

539.247.590,00

771.719.630,00

43.451880.,00

2.501.500,00

2.237.774,00

667.370.270,00

715.561.424,00

118.941.780,00

6.919.750,00

Page 96: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xviii

72

Lanjutan Tabel 4.2

No Keterangan Jumlah

E

F

G

H

Jamsostek

Biaya Surchart/Konsesi

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Listrik

Biaya Air

Biaya Telepon

Biaya Operasional

Jumlah Biaya Operasional Greeting Service

Biaya Operasional Outsourcing

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Seragam Dinas

Biaya Terminasi

Biaya Pembinaan

Biaya AVSEC

Biaya Pas

Jumlah Biaya Operasional Outsourcing

Biaya Operasional Aquarium

Biaya Peralatan

Jumlah Biaya Operasional Aquarium

Biaya Operasional Toko 634

Biaya Pembelian

Jumlah Biaya Toko 634

Biaya Administrasi & Umum

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Honorarium Pengurus

Biaya Seragam Dinas

Biaya Listrik

Biaya Administrasi

Biaya ATK

Biaya Rapat

Biaya Air Minum

Biaya Perlengkapan

Biaya Telpon & Fax

Biaya Ijin Usaha

Biaya Penyusutan

Biaya Cetak

6.303.866,00

29.132.255,00

108.330.000,00

5.400.000,00

331.545,00

8.497.514,00

44.855.000,00

328.711.710,00

8.457.399.200,00

467.400.000,00

473.289.056,00

409.440.000,00

950.884.715,00

150.750.000,00

6.566.378.900,00

49.901.000,00

17.525.442.871,00

3.833.000,00

3.833.000,00

34.700.445,00

34.700.445,00

285.698.832,00

14.223.408,00

12.156.876,00

129.000.000,00

15.000.000,00

2.661.948,00

83.142.663,00

60.905.339,00

97.264.974,00

2.748.600,00

14.706.950,00

17.474.531,00

3.050.000,00

58.561.697,00

2.374.304,00

Page 97: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xix

73

Lanjutan Tabel 4.2

No Keterangan Jumlah

III

IV

Biaya Bahan Bakar

Biaya Materai

Bonus

Biaya Perawatan Kendaraan

Jumlah Biaya Administrasi & Umum

Jumlah Biaya Usaha

Jumlah Hasil Usaha

Pendapatan Non Usaha

Pendapatan Bunga

Pendapatan Lain-lain

Jumlah Pendapatan Non Usaha

Biaya Non Usaha

Biaya Administrasi Bank

Biaya Bunga Bank

Biaya Transfer Bank

Jumlah Biaya Non Usaha

Jumlah Hasil Non Usaha

3.542.880,00

1.656.000,00

15.000.000,00

2.041.737,00

821.210.739,00

20.273.281.250,00

487.546.435,00

101.255.949,23

10.658.000,00

111.913.949,23

4.288.866,00

23.977.373,17

14.972.500,00

43.238.739,17

68.675.210,06

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak 556.221.645,06 Sumber: Intern Koperasi Satya Ardhia Mandiri

Dari laporan Laba/(Rugi) Komersial tahun 2011 diatas, Koperasi

Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) diharapkan dapat melakukan

kebijakan-kebijakan yang kiranya diperlukan untuk memperoleh laba

yang lebih maksimal di tahun yang akan datang. Salah satunya adalah

dengan melakukan peencanaan pajak terutang, yakni melaksanakan

kewajiban perpajakan dengan baik dan benar tanpa melupakan aspek

ekonomis perusahaan dalam mencari laba dan selalu mengikuti

perkembangan peraturan perpajakan sehingga dapat memenuhi

pembayaran pajak untuk tahun yang bersangkutan.

Pada bab ini penulis hanya akan membahas Tax Planning yang

terkait dengan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dalam hal ini

Page 98: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xx

74

melakukan penelitian tentang metode perhitungan PPh Pasal 21 dan

mengambil korelasi ke Pajak Penghasilan (PPh) Badan sehingga dapat

diketahui seberapa besar perusahaan telah melakukan penghematan

pajak yang berbasis laporan laba rugi perusahaan.

2. Kebijakan Gaji Karyawan

Manajemen perusahaan yang sehat selalu memperhatikan

kesejahteraan karyawannya, karena perusahaan akan memperoleh timbal

balik dari mereka. Agar perusahaan dapat bertahan hidup dan

berkembang, harus memperoleh dana segar untuk investasi perusahaan,

selain itu pada saat-saat tertentu perusahaan harus mengadakan

kebijakan tertentu yang berpihak kepada karyawannya. Oleh karena itu,

manajemen perusahaan harus dapat mengelola keuangan perusahaan

dengan baik. Sehingga perusahaan dapat berkembang dan kesejahteraan

karyawan tetap terpenuhi dengan baik.

Kebijakan dalam hal perpajakan Koperasi Satya Ardhia Mandiri

(KOSAMI) memiliki kebijakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

seluruhnya ditanggung oleh karyawan atau perhitungan PPh Pasal 21

Gross.

Jumlah rata-rata karyawan tetap Koperasi Satya Ardhia Mandiri

(KOSAMI) pada tahun 2011 berjumlah 27 orang dan jumlah rata-rata

karyawan outsourcing pada tahun 2011 berjumlah 425 orang. Dalam hal

besarnya penerimaan yang diperoleh karyawan dibedakan berdasarkan

kebijakan dari pengurus. Secara umum penghasilan yang diterima oleh

Page 99: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xxi

75

karyawan setiap bulan meliputi kebijakan untuk karyawan tetap dan

kebijakan untuk karyawan outsourcing. Yaitu sebagai berikut:

a. Kebijakan karyawan tetap, meliputi:

1) Gaji pokok yang diterima oleh karyawan setiap bulan. Besarnya

gaji pokok ini dibedakan berdasarkan jabatan dan kualifikasi

kerja.

2) Tunjangan dalam bentuk uang, terdiri dari:

(a) Tunjangan transportasi/bantuan transportasi termasuk

didalamnya adalah tunjangan makan, ditentukan melalui

Keputusan Pengurus yaitu sebagai berikut:

1. Posisi manajerial tunjangan transportasi dan tunjangan

makan masing-masing sebesar Rp. 25.000,00/per hari

berdasarkan kehadiran dan juga untuk tunjangan

transportasi berdasrkan ketepatan kehadiran atau tidak

terlambat.

2. Di luar posisi manejerial tunjangan transportasi dan

tunjangan makan masing-masing sebesar

Rp. 25.000,00/per hari berdasarkan kehadiran dan juga

untuk tunjangan transportasi berdasrkan ketepatan

kehadiran atau tidak terlambat.

(b) Tunjangan jabatan diberikan berdasarkan jenjang pendidikan,

kecuali untuk posisi manajerial.

Page 100: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xxii

76

1. Untuk posisi manajerial diberikan tunjangan jabatan

sebesar Rp. 1.220.000,00/per bulan.

2. Di luar posisi manajerial yaitu sebagai berikut:

a. Karyawan dengan pendidikan Strata-1 (S1), sebesar

Rp. 438.000,00/per bulan.

b. Karyawan dengan pendidikan D3, sebesar

Rp. 224.000,00/per bulan

c. Karyawan dengan pendidikan SMA sbersar

Rp. 113.000/ per bulan.

(c) Tunjangan kesehatan dan tunjangan telepon hanya diberikan

kepada manajer yaitu masing-masing sebesar

Rp. 250.000,00/per bulan dan Rp. 300.000,00/per bulan.

(d) Tunjangan Hari Raya (THR), sebesar 1 (satu) bulan gaji

pokok ditambah tunjangan jabatan per bulan.

3) Uang kelebihan jam/uang lembur sebesar Rp. 6.000,00/ jam

4) Premi asuransi Jamsostek yang dibayarkan perusahaan, yaitu:

(a) Jaminan Keselamatan Kerja (JKK), sebesar 0,24% dari gaji

pokok/bulan.

(b) Jaminan Kematian (JKM), sebesar 0,3% dari gaji

pokok/bulan.

(c) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), sebesar

Rp. 30.000,00/bulan untuk karyawan dengan kriteria Lajang.

Page 101: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xxiii

77

Dan Rp. 60.000,00/bulan untuk karyawan dengan kriteria

Menikah.

(d) Iuran Jaminan Hari Tua (JHT), sebesar 3,7% dari gaji

pokok/bulan.

b. Kebijakan karyawan outsourcing, meliputi:

1) Gaji pokok yang diterima oleh karyawan setiap bulan.

2) Tunjangan dalam bentuk uang, terdiri dari:

(a) Tunjangan transportasi/bantuan transportasi termasuk

didalamnya adalah tunjangan makan, ditentukan melalui

Keputusan Pengurus yaitu masing-masing sebesar

Rp. 7.500,00/per hari berdasarkan kehadiran dan juga untuk

tunjangan transportasi berdasrkan ketepatan kehadiran atau

tidak terlambat.

(b) Tunjangan Hari Raya (THR), sebesar 1 (satu) bulan gaji

pokok per bulan.

3) Uang kelebihan jam/uang lembur sebesar Rp. 4.000,00/ jam

4) Premi asuransi Jamsostek yang dibayarkan perusahaan yaitu

(a) Jaminan Keselamatan Kerja (JKK), sebesar 0,24% dari gaji

pokok/bulan.

(b) Jaminan Kematian (JKM), sebesar 0,3% dari gaji

pokok/bulan.

(c) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), sebesar

Rp. 30.000,00/bulan untuk karyawan dengan kriteria Lajang.

Page 102: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xxiv

78

Dan Rp. 60.000,00/bulan untuk karyawan dengan kriteria

Menikah.

(d) Iuran Jaminan Hari Tua (JHT), sebesar 3,7% dari gaji

pokok/bulan.

3. Sampel dan Rekapitulasi Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh)

Pasal 21 Ditanggung Karyawan, Perusahaan, dan Gross up

Dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas perencanaan

pajak dengan cara pengelolaan transaksi yang berhubungan dengan

kesejahteraan karyawan atau penerapan prinsip taxable dan deductable.

Dengan cara melakukan perbandingan perhitungan Pajak Penghasilan

Pasal 21 ditanggung karyawan, ditanggung pemberi kerja dan pemberian

tunjangan yang di-gross up. Berikut adalah sampel perhitungannya.

a. Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung oleh Karyawan

Tabel-tabel (4.3-4.10) dibawah ini akan memperlihatkan

sampel perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 ditanggung

oleh karyawan atau metode gross baik untuk karyawan tetap dan

karyawan outsourcing pada bulan Januari, Agustus dan Desember

dan juga sampel perhitungan pemberian Tunjangan Hari Raya

(THR). Dan tabel 4.11 merupakan perhitungan Pajak Penghasilan

(PPh) Pasal 21 ditanggung oleh karyawan pada tahun 2011.

Page 103: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

79

Tabel 4.3

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Januari 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Per Tahun

PPh

Pasal 21

per Bulan

R. Bambang K/1 4.619.180 264.959 4.354.221 52.250.652 18.480.000 33.770.000 1.688.500 140.708

Reni Nurbaeni K/0 2.383.493 144.150 2.239.344 26.872.123 15.840.000 11.032.000 551.600 45.967

Wiwit Wicaksana TK/- 2.337.413 144.510 2.192.903 26.314.835 15.840.000 10.474.000 523.700 43.642

Marselina K/0 2.049.493 127.450 1.922.044 23.064.523 15.840.000 7.224.000 361.200 30.100

Aries Sandi K/2 2.019.493 125.950 1.893.544 22.722.523 19.800.000 2.922.000 146.100 12.175

Endang S K/2 1.886.894 117.100 1.769.794 21.237.530 19.800.000 1.437.000 71.850 5.988

Sukisno K/2 2.326.394 139.075 2.187.319 26.247.830 19.800.000 6.447.000 322.350 26.863

Wendy Silvina TK/- 2.019.493 125.950 1.893.544 22.722.523 15.840.000 6.882.000 344.100 28.675

Amir Hasibuan TK/- 1.916.894 118.600 1.798.294 21.579.530 15.840.000 5.739.000 286.950 23.913

Maryono K/0 1.826.894 114.100 1.712.794 20.553.530 17.160.000 3.393.000 169.650 14.138

Page 104: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

v

80

Tabel 4.4

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Agustus 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Per Tahun

PPh

Pasal 21

per Bulan

R. Bambang K/1 4.759.180 271.959 4.487.221 53.846.652 18.480.000 35.366.000 1.768.300 147.358

Reni Nurbaeni K/0 2.323.493 141.150 2.182.344 26.188.123 15.840.000 10.348.000 517.400 43.117

Wiwit Wicaksana TK/- 2.457.413 150.510 2.306.903 27.682.835 15.840.000 11.842.000 592.100 49.342

Marselina K/0 2.109.493 130.450 1.979.044 23.748.523 15.840.000 7.908.000 395.400 32.950

Aries Sandi K/2 2.229.493 136.450 2.093.044 25.116.523 19.800.000 5.316.000 265.800 22.150

Endang S K/2 2.006.894 123.100 1.883.794 22.605.530 19.800.000 2.805.000 140.250 11.688

Sukisno K/2 2.390.394 142.275 2.248.119 26.977.430 19.800.000 7.177.000 358.850 29.904

Wendy Silvina TK/- 2.109.493 130.450 1.979.044 23.748.523 15.840.000 7.908.000 395.400 32.950

Amir Hasibuan TK/- 1.976.894 121.600 1.855.294 22.263.530 15.840.000 6.423.000 321.150 26.763

Maryono K/0 1.976.894 121.600 1.855.294 22.263.530 17.160.000 5.103.000 255.150 21.263

Page 105: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vi

81

Tabel 4.5

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Tunjangan Hari Raya (THR) (dalam rupiah)

Nama

St

THR

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Gaji & THR

PPh

Pasal 21

Gaji

PPh

Pasal 21

THR

R. Bambang K/1 2.920.000 60.030.160 3.409.508 56.620.652 18.480.000 38.140.000 1.907.000 1.768.300 138.700

Reni Nurbaeni K/0 1.686.750 29.568.669 1.778.133 27.790.536 15.840.000 11.950.000 597.500 517.400 80.100

Wiwit Wicaksana TK/- 1.819.950 31.308.900 1.897.113 29.411.787 15.840.000 13.571.000 678.550 592.100 86.450

Marselina K/0 1.472.750 26.786.669 1.639.033 25.147.636 15.840.000 9.307.000 465.350 395.400 69.950

Aries Sandi K/2 1.472.750 28.226.669 1.711.033 26.515.636 19.800.000 6.715.000 335.750 265.800 69.950

Endang S K/2 1.250.750 25.333.476 1.539.734 23.793.742 19.800.000 3.993.000 199.650 140.250 59.400

Sukisno K/2 1.250.750 29.935.476 1.769.834 28.165.642 19.800.000 8.365.000 418.250 358.850 59.400

Wendy Silvina TK/- 1.472.750 26.786.669 1.639.033 25.147.636 15.840.000 9.307.000 465.350 395.400 69.950

Amir Hasibuan TK/- 1.250.750 24.973.476 1.521.734 23.451.742 15.840.000 7.611.000 380.550 321.150 59.400

Maryono K/0 1.250.750 24.973.476 1.521.734 23.451.742 17.160.000 6.291.000 314.550 255.150 59.400

Page 106: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vii

82

Tabel 4.6

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Desember 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Setahun

PPh

Pasal 21

Jan-Nov

PPh

Pasal 21

Desember

R. Bambang K/1 59.790.160 3.397.508 56.392.652 18.480.000 37.912.000 1.895.600 1.748.242 147.358

Reni Nurbaeni K/0 30.048.669 1.802.133 28.246.536 15.840.000 12.406.000 620.300 574.333 45.967

Wiwit Wicaksana TK/- 31.218.900 1.892.613 29.326.289 15.840.000 13.486.000 674.300 622.083 52.217

Marselina K/0 25.537.476 1.549.934 23.987.542 15.840.000 8.147.000 407.350 427.208 (19.858)

Aries Sandi K/2 27.536.669 1.676.533 25.860.136 19.800.000 6.060.000 303.000 282.250 20.750

Endang S K/2 24.643.476 1.505.234 23.138.242 19.800.000 3.338.000 166.900 158.038 8.863

Sukisno K/2 30.125.476 1.779.334 28.346.142 19.800.000 8.546.000 427.300 395.108 32.192

Wendy Silvina TK/- 26.666.669 1.633.033 25.033.636 15.840.000 9.193.000 459.650 426.700 32.950

Amir Hasibuan TK/- 24.673.476 1.506.734 23.166.742 15.840.000 7.326.000 336.300 339.538 26.763

Maryono K/0 24.523.476 1.499.234 23.024.242 17.160.000 5.864.000 293.200 276.188 17.013

Page 107: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

viii

83

Tabel 4.7

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Gross

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Januari 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Per Tahun

PPh

Pasal 21

per Bulan

Ardiansyah TK/- 1.670.250 108.513 1.561.738 18.740.850 15.840.000 2.900.000 145.000 12.083

Budi Santoso K/2 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 19.800.000 211.000 10.500 879

Haerudin K/1 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 18.480.000 1.531.000 76.550 7.655

Mulhat K/3 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 21.120.000 - - -

Zainudin K/0 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 17.160.000 2.851.000 142.550 14.255

Retno Juwita Sari TK/- 1.648.750 107.438 1.541.313 18.495.750 15.840.000 2.655.000 132.750 13.275

Winarsih TK/- 1.614.750 105.738 1.509.013 18.108.150 15.840.000 2.268.000 113.400 11.340

Iim M Ibrahim K/2 2.047.750 127.388 1.920.363 23.044.350 19.800.000 3.244.000 162.200 13.517

Widodo K/2 2.026.250 123.313 1.899.938 22.799.250 19.800.000 2.999.000 149.950 14.995

R. Taufik Hidayat K/0 1.586.750 104.388 1.482.413 17.788.950 17.160.000 628.000 31.400 2.617

Ari Anggoro TK/- 1.833.250 116.663 1.716.588 20.599.050 15.840.000 4.759.000 237.950 19.829

Irvan Setiawan K/1 1.973.750 123.688 1.850.063 22.200.750 18.480.000 3.720.000 186.000 15.500

Heru Heryandi K/0 1.616.750 105.838 1.510.913 18.130.950 17.160.000 970.000 48.500 4.850

Ade Nugraha K/0 1.729.602 109.080 1.620.522 19.446.263 17.160.000 2.286.000 114.300 9.525

Jusal TK/- 1.787.602 111.980 1.675.622 20.107.463 15.840.000 4.267.000 213.350 17.779

Ike Verawati TK/- 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 15.840.000 4.171.000 208.550 17.379

Tuti Alawiyah TK/- 1.648.750 107.438 1.541.313 18.495.750 15.840.000 2.655.000 132.750 13.275

Ahmad Fauzan K/0 1.526.750 101.338 1.425.413 17.104.950 17.160.000 - - -

Yus Sugito K/0 1.571.750 103.588 1.468.163 17.617.950 17.160.000 457.000 22.850 1.904

Agus Rustandih K/0 2.133.250 131.663 2.001.588 24.019.050 17.160.000 6.859.000 342.950 28.579

Page 108: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

ix

84

Tabel 4.8

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Gross

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Agustus 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Per Tahun

PPh

Pasal 21

per Bulan

Ardiansyah TK/- 1.639.250 106.963 1.532.288 18.387.450 15.840.000 2.547.000 127.350 10.613

Budi Santoso K/2 1.811.750 115.588 1.696.163 20.353.950 19.800.000 553.000 27.650 2.304

Haerudin K/1 1.811.750 115.588 1.696.163 20.353.950 18.480.000 1.873.000 93.650 7.804

Mulhat K/3 1.811.750 115.588 1.696.163 20.353.950 21.120.000 - - -

Zainudin K/0 1.736.750 111.838 1.624.913 19.498.950 17.160.000 3.658.000 182.900 18.290

Retno Juwita Sari TK/- 1.586.750 104.338 1.482.413 17.788.950 15.840.000 1.948.000 97.400 8.117

Winarsih TK/- 1.586.750 104.338 1.482.413 17.788.950 15.840.000 1.948.000 97.400 8.117

Iim M Ibrahim K/2 1.714.250 110.713 1.603.538 19.242.450 19.800.000 2.082.000 104.100 8.675

Widodo K/2 1.768.750 113.438 1.655.313 19.863.750 19.800.000 2.703.000 135.150 13.515

R. Taufik Hidayat K/0 1.616.750 105.838 1.510.913 18.130.750 17.160.000 970.000 78.500 4.042

Ari Anggoro TK/- 1.826.750 116.338 1.710.413 20.524.950 15.840.000 4.684.000 234.200 19.517

Irvan Setiawan K/1 1.923.250 121.163 1.802.088 21.625.050 18.480.000 4.465.000 223.250 18.604

Heru Heryandi K/0 1.816.750 115.838 1.700.913 20.410.950 17.160.000 4.570.000 228.500 22.850

Ade Nugraha K/0 1.724.602 108.830 1.615.772 19.389.263 17.160.000 3.549.000 177.450 17.788

Jusal TK/- 1.764.102 110.805 1.653.297 19.839.563 15.840.000 3.999.000 199.950 16.663

Ike Verawati TK/- 1.745.250 112.263 1.632.988 19.595.85. 15.840.000 3.755.000 187.750 15.646

Tuti Alawiyah TK/- 1.678.750 108.938 1.569.813 18.837.750 15.840.000 2.997.000 149.850 14.985

Ahmad Fauzan K/0 1.571.750 103.588 1.468.163 17.617.950 17.160.000 457.000 22.850 1.904

Yus Sugito K/0 1.661.750 108.088 1.553.663 18.643.950 17.160.000 1.483.000 74.150 6.179

Agus Rustandih K/0 1.816.750 115.838 1.700.913 20.410.950 17.160.000 4.570.000 228.500 22.850

Page 109: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

x

85

Tabel 4.9

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Gross

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Tunjangan Hari Raya (THR) (dalam rupiah)

Nama

St

THR

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Gaji & THR

PPh

Pasal 21

Gaji

PPh

Pasal 21

THR

Ardiansyah TK/- 1.250.000 20.921.000 1.346.050 19.574.950 15.840.000 3.734.000 186.700 127.350 59.350

Budi Santoso K/2 1.250.000 22.991.000 1.449.550 21.541.450 19.800.000 1.741.000 87.050 27.350 59.400

Haerudin K/1 1.250.000 22.991.000 1.449.550 21.541.450 18.480.000 3.061.000 153.050 93.650 59.400

Mulhat K/3 1.250.000 22.991.000 1.449.550 21.541.450 21.120.000 421.000 21.050 - 21.050

Zainudin K/0 1.250.000 22.991.000 1.404.550 20.686.450 17.160.000 4.846.000 242.300 182.900 59.400

Retno Juwita Sari TK/- 1.250.000 20.921.000 1.314.550 18.976.450 15.840.000 3.136.000 156.800 97.400 59.400

Winarsih TK/- 1.250.000 20.921.000 1.314.550 18.976.450 15.840.000 3.136.000 156.800 97.400 59.400

Iim M Ibrahim K/2 1.250.000 21.821.000 1.391.050 20.429.950 19.800.000 3.269.000 163.450 104.100 59.350

Widodo K/2 1.250.000 22.475.000 1.423.750 21.051.250 19.800.000 3.891.000 194.550 135.150 59.400

R. Taufik Hidayat K/0 1.250.000 20.651.000 1.332.550 19.318.450 17.160.000 2.158.000 107.900 48.500 59.400

Ari Anggoro TK/- 1.250.000 23.171.000 1.458.550 21.712.450 15.840.000 5.872.000 293.600 234.200 59.400

Irvan Setiawan K/1 1.250.000 24.329.000 1.516.450 22.812.550 18.480.000 5.652.000 282.600 223.250 59.350

Heru Heryandi K/0 1.250.000 23.051.000 1.452.550 21.598.450 17.160.000 5.758.000 287.900 228.500 59.400

Ade Nugraha K/0 1.130.000 21.825.224 1.362.462 20.462.763 17.160.000 4.622.000 231.100 177.450 53.650

Jusal TK/- 1.130.000 22.299.224 1.386.161 20.913.063 15.840.000 5.073.000 253.650 199.850 53.700

Ike Verawati TK/- 1.250.000 22.193.000 1.409.650 20.783.350 15.840.000 4.943.000 247.150 187.750 59.400

Tuti Alawiyah TK/- 1.250.000 21.395.000 1.369.750 20.025.250 15.840.000 4.185.000 209..250 149.850 59.400

Ahmad Fauzan K/0 1.250.000 20.111.000 1.305.550 18.805.450 17.160.000 1.645.000 82.250 22.850 59.400

Yus Sugito K/0 1.250.000 21.191.000 1.359.550 19.831.450 17.160.000 2.671.000 133.550 74.150 59.400

Agus Rustandih K/0 1.250.000 23.051.000 1.452.550 21.598.450 17.160.000 5.758.000 287.900 228.500 59.400

Page 110: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xi

86

Tabel 4.10

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Gross

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Desember 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Setahun

PPh

Pasal 21

Jan-Nov

PPh

Pasal 21

Desember

Ardiansyah TK/- 21.665.000 1.383.250 20.281.750 15.840.000 4.441.000 222.050 212.488 9.563

Budi Santoso K/2 22.916.000 1.445.800 21.470.200 19.800.000 1.670.000 83.500 82.072 1.428

Haerudin K/1 22.916.000 1.445.800 21.470.200 18.480.000 2.990.000 149.500 144.948 4.553

Mulhat K/3 22.916.000 1.445.800 21.470.200 21.120.000 350.000 21.000 21.050 (50)

Zainudin K/0 22.304.000 1.415.200 20.888.800 17.160.000 5.048.000 302.880 227.015 75.865

Retno Juwita Sari TK/- 21.530.000 1.376.500 20.153.500 15.840.000 4.313.000 215.650 204.873 10.777

Winarsih TK/- 21.476.500 1.373.825 20.102.675 15.840.000 4.262.000 213.100 201.906 11.149

Iim M Ibrahim K/2 23.460.500 1.473.025 21.987.475 19.800.000 4.827.000 241.350 160.296 81.054

Widodo K/2 25.465.000 1.573.250 23.891.750 19.800.000 6.731.000 403.860 268.605 135.255

R. Taufik Hidayat K/0 22.857.500 1.442.875 21.414.625 17.160.000 4.254.000 212.700 217.229 (4.529)

Ari Anggoro TK/- 23.537.000 1.476.850 22.060.150 15.840.000 6.220.000 311.100 260.763 50.238

Irvan Setiawan K/1 25.413.000 1570.650 23.842.350 18.480.000 6.682.000 334.100 277.871 56.229

Heru Heryandi K/0 21.275.000 1.363.750 19.911.250 17.160.000 4.071.000 244.260 198.420 45.840

Ade Nugraha K/0 22.122.724 1.377.336 20.745.388 17.160.000 4.905.000 245.250 215.992 29.258

Jusal TK/- 22.259.724 1.384.186 20.875.538 15.840.000 5.035.000 251.750 239.392 12.358

Ike Verawati TK/- 22.002.500 1.400.125 20.602.375 15.840.000 4.762.000 238.100 228.921 9.179

Tuti Alawiyah TK/- 19.352.500 1.267.625 18.084.875 15.840.000 2.244.000 134.640 210.540 (75.900)

Ahmad Fauzan K/0 19.796.000 1.289.800 18.506.200 17.160.000 1.346.000 67.300 67.017 283

Yus Sugito K/0 20.561.000 1.328.050 19.232.950 17.160.000 2.027.000 103.600 97.446 6.154

Agus Rustandih K/0 21.257.500 1.326.875 19.894.625 17.160.000 4.054.000 243.240 197.019 46.221

Page 111: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xii

87

Tabel 4.11

Rekapitulasi Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2011 Karyawan Tetap dan Outsourcing Metode Gross

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) (dalam rupiah)

Uraian

Karyawan Tetap

Karyawan

Outsourcing

Total

Simpin

Kantin

Pengadaan

Greeting

Service

Adm

&Umum

1. Penghasilan Bruto

Gaji Pokok 40.903.500 95.571.000 27.306.000 72.261.000 153.699.900 6.290.190.000 6.679.931.400

Tunjangan Transportasi 19.680.000 51.930.000 14.580.000 38.850.000 76.770.000 1.361.625.000 1.563.435.000

Tunjangan Jabatan 6.506.000 10.824.000 2.712.000 10.776.000 49.464.000 - 80.282.000

Tunjangan Kesehatan - - - - 3.000.000 - 3.000.000

Tunjangan Telepon - - - - 3.600.000 - 3.600.000

JKK & JKM 220.879 516.083 147.452 390.209 829.979 33.967.026 36.071.630

JPK 1.860.000 5.040.000 1.080.000 3.240.000 5.640.000 207.090.000 223.950.000

Uang Lembur - - - - 5.452.000 940.103.000 945.555.000

Tunjangan Hari Raya 3.153.958 8.866.250 2.501.500 6.919.750 14.223.408 467.400.000 503.064.866

Jumlah Penghasilan Bruto 72.324.337 172.747.333 48.326.952 132.436.959 312.679.287 9.300.375.026 10.038.889.896

2. Pengurang

Biaya Jabatan 3.746.053 8.194.054 2.291.273 6.275.860 15.989.520 472.051.216 508.547.977

Jaminan Hari Tua 886.335 1.911.420 546.120 1.445.220 3.337.068 134.518.800 142.644.963

PTKP 46.200.000 133.320.000 33.000.000 92.400.000 168.300.000 6.982.580.000 7.455.800.000

Jumlah Pengurang 50.832.388 143.425.474 35.837.393 100.121.080 187.626.588 7.589.150.016 8.106.992.940

3. PKP 21.491.949 29.321.859 12.489.559 32.315.879 125.052.699 1.711.319.035 1.931.896.956

4. PPh Ditanggung oleh

Karyawan

813.313 1.443.800 618.200 1.598.400 5.841.308 87.864.746 98.179.867

Sumber : Summary olah data internal Koperasi

Page 112: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

88

b. Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung oleh Perusahaan

Tabel-tabel (4.12-4.20) dibawah ini akan memperlihatkan

sampel perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 ditanggung

oleh perusahaan atau metode perhitungan net baik untuk karyawan

tetap dan karyawan outsourcing pada bulan Januari, Agustus dan

Desember dan juga sampel perhitungan pemberian Tunjangan Hari

Raya (THR). Dan tabel 4.21 merupakan perhitungan Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal 21 ditanggung oleh karyawan pada tahun

2011.

Page 113: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

89

Tabel 4.12

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Januari 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasila

n sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Per Tahun

PPh

Pasal 21

per Bulan

R. Bambang K/1 4.619.180 264.959 4.354.221 52.250.652 18.480.000 33.770.000 1.688.500 140.708

Reni Nurbaeni K/0 2.383.493 144.150 2.239.344 26.872.123 15.840.000 11.032.000 551.600 45.967

Wiwit Wicaksana TK/- 2.337.413 144.510 2.192.903 26.314.835 15.840.000 10.474.000 523.700 43.642

Marselina K/0 2.049.493 127.450 1.922.044 23.064.523 15.840.000 7.224.000 361.200 30.100

Aries Sandi K/2 2.019.493 125.950 1.893.544 22.722.523 19.800.000 2.922.000 146.100 12.175

Endang S K/2 1.886.894 117.100 1.769.794 21.237.530 19.800.000 1.437.000 71.850 5.988

Sukisno K/2 2.326.394 139.075 2.187.319 26.247.830 19.800.000 6.447.000 322.350 26.863

Wendy Silvina TK/- 2.019.493 125.950 1.893.544 22.722.523 15.840.000 6.882.000 344.100 28.675

Amir Hasibuan TK/- 1.916.894 118.600 1.798.294 21.579.530 15.840.000 5.739.000 286.950 23.913

Maryono K/0 1.826.894 114.100 1.712.794 20.553.530 17.160.000 3.393.000 169.650 14.138

Page 114: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

v

90

Tabel 4.13

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Agustus 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Per Tahun

PPh

Pasal 21

per Bulan

R. Bambang K/1 4.759.180 271.959 4.487.221 53.846.652 18.480.000 35.366.000 1.768.300 147.358

Reni Nurbaeni K/0 2.323.493 141.150 2.182.344 26.188.123 15.840.000 10.348.000 517.400 43.117

Wiwit Wicaksana TK/- 2.457.413 150.510 2.306.903 27.682.835 15.840.000 11.842.000 592.100 49.342

Marselina K/0 2.109.493 130.450 1.979.044 23.748.523 15.840.000 7.908.000 395.400 32.950

Aries Sandi K/2 2.229.493 136.450 2.093.044 25.116.523 19.800.000 5.316.000 265.800 22.150

Endang S K/2 2.006.894 123.100 1.883.794 22.605.530 19.800.000 2.805.000 140.250 11.688

Sukisno K/2 2.390.394 142.275 2.248.119 26.977.430 19.800.000 7.177.000 358.850 29.904

Wendy Silvina TK/- 2.109.493 130.450 1.979.044 23.748.523 15.840.000 7.908.000 395.400 32.950

Amir Hasibuan TK/- 1.976.894 121.600 1.855.294 22.263.530 15.840.000 6.423.000 321.150 26.763

Maryono K/0 1.976.894 121.600 1.855.294 22.263.530 17.160.000 5.103.000 255.150 21.263

Page 115: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vi

91

Tabel 4.14

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Tunjangan Hari Raya (THR) (dalam rupiah)

Nama

St

THR

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Gaji & THR

PPh

Pasal 21

Gaji

PPh

Pasal 21

THR

R. Bambang K/1 2.920.000 60.030.160 3.409.508 56.620.652 18.480.000 38.140.000 1.907.000 1.768.300 138.700

Reni Nurbaeni K/0 1.686.750 29.568.669 1.778.133 27.790.536 15.840.000 11.950.000 597.500 517.400 80.100

Wiwit Wicaksana TK/- 1.819.950 31.308.900 1.897.113 29.411.787 15.840.000 13.571.000 678.550 592.100 86.450

Marselina K/0 1.472.750 26.786.669 1.639.033 25.147.636 15.840.000 9.307.000 465.350 395.400 69.950

Aries Sandi K/2 1.472.750 28.226.669 1.711.033 26.515.636 19.800.000 6.715.000 335.750 265.800 69.950

Endang S K/2 1.250.750 25.333.476 1.539.734 23.793.742 19.800.000 3.993.000 199.650 140.250 59.400

Sukisno K/2 1.250.750 29.935.476 1.769.834 28.165.642 19.800.000 8.365.000 418.250 358.850 59.400

Wendy Silvina TK/- 1.472.750 26.786.669 1.639.033 25.147.636 15.840.000 9.307.000 465.350 395.400 69.950

Amir Hasibuan TK/- 1.250.750 24.973.476 1.521.734 23.451.742 15.840.000 7.611.000 380.550 321.150 59.400

Maryono K/0 1.250.750 24.973.476 1.521.734 23.451.742 17.160.000 6.291.000 314.550 255.150 59.400

Page 116: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vii

92

Tabel 4.15

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Desember 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Setahun

PPh

Pasal 21

Jan-Nov

PPh

Pasal 21

Desember

R. Bambang K/1 59.790.160 3.397.508 56.392.652 18.480.000 37.912.000 1.895.600 1.748.242 147.358

Reni Nurbaeni K/0 30.048.669 1.802.133 28.246.536 15.840.000 12.406.000 620.300 574.333 45.967

Wiwit Wicaksana TK/- 31.218.900 1.892.613 29.326.289 15.840.000 13.486.000 674.300 622.083 52.217

Marselina K/0 25.537.476 1.549.934 23.987.542 15.840.000 8.147.000 407.350 427.208 (19.858)

Aries Sandi K/2 27.536.669 1.676.533 25.860.136 19.800.000 6.060.000 303.000 282.250 20.750

Endang S K/2 24.643.476 1.505.234 23.138.242 19.800.000 3.338.000 166.900 158.038 8.863

Sukisno K/2 30.125.476 1.779.334 28.346.142 19.800.000 8.546.000 427.300 395.108 32.192

Wendy Silvina TK/- 26.666.669 1.633.033 25.033.636 15.840.000 9.193.000 459.650 426.700 32.950

Amir Hasibuan TK/- 24.673.476 1.506.734 23.166.742 15.840.000 7.326.000 336.300 339.538 26.763

Maryono K/0 24.523.476 1.499.234 23.024.242 17.160.000 5.864.000 293.200 276.188 17.013

Page 117: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

viii

93

Tabel 4.16

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Januari 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Per Tahun

PPh

Pasal 21

per Bulan

Ardiansyah TK/- 1.670.250 108.513 1.561.738 18.740.850 15.840.000 2.900.000 145.000 12.083

Budi Santoso K/2 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 19.800.000 211.000 10.500 879

Haerudin K/1 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 18.480.000 1.531.000 76.550 7.655

Mulhat K/3 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 21.120.000 - - -

Zainudin K/0 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 17.160.000 2.851.000 142.550 14.255

Retno Juwita Sari TK/- 1.648.750 107.438 1.541.313 18.495.750 15.840.000 2.655.000 132.750 13.275

Winarsih TK/- 1.614.750 105.738 1.509.013 18.108.150 15.840.000 2.268.000 113.400 11.340

Iim M Ibrahim K/2 2.047.750 127.388 1.920.363 23.044.350 19.800.000 3.244.000 162.200 13.517

Widodo K/2 2.026.250 123.313 1.899.938 22.799.250 19.800.000 2.999.000 149.950 14.995

R. Taufik Hidayat K/0 1.586.750 104.388 1.482.413 17.788.950 17.160.000 628.000 31.400 2.617

Ari Anggoro TK/- 1.833.250 116.663 1.716.588 20.599.050 15.840.000 4.759.000 237.950 19.829

Irvan Setiawan K/1 1.973.750 123.688 1.850.063 22.200.750 18.480.000 3.720.000 186.000 15.500

Heru Heryandi K/0 1.616.750 105.838 1.510.913 18.130.950 17.160.000 970.000 48.500 4.850

Ade Nugraha K/0 1.729.602 109.080 1.620.522 19.446.263 17.160.000 2.286.000 114.300 9.525

Jusal TK/- 1.787.602 111.980 1.675.622 20.107.463 15.840.000 4.267.000 213.350 17.779

Ike Verawati TK/- 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 15.840.000 4.171.000 208.550 17.379

Tuti Alawiyah TK/- 1.648.750 107.438 1.541.313 18.495.750 15.840.000 2.655.000 132.750 13.275

Ahmad Fauzan K/0 1.526.750 101.338 1.425.413 17.104.950 17.160.000 - - -

Yus Sugito K/0 1.571.750 103.588 1.468.163 17.617.950 17.160.000 457.000 22.850 1.904

Agus Rustandih K/0 2.133.250 131.663 2.001.588 24.019.050 17.160.000 6.859.000 342.950 28.579

Page 118: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

ix

78

94

Tabel 4.17

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Agustus 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Per Tahun

PPh

Pasal 21

per Bulan

Ardiansyah TK/- 1.639.250 106.963 1.532.288 18.387.450 15.840.000 2.547.000 127.350 10.613

Budi Santoso K/2 1.811.750 115.588 1.696.163 20.353.950 19.800.000 553.000 27.650 2.304

Haerudin K/1 1.811.750 115.588 1.696.163 20.353.950 18.480.000 1.873.000 93.650 7.804

Mulhat K/3 1.811.750 115.588 1.696.163 20.353.950 21.120.000 - - -

Zainudin K/0 1.736.750 111.838 1.624.913 19.498.950 17.160.000 3.658.000 182.900 18.290

Retno Juwita Sari TK/- 1.586.750 104.338 1.482.413 17.788.950 15.840.000 1.948.000 97.400 8.117

Winarsih TK/- 1.586.750 104.338 1.482.413 17.788.950 15.840.000 1.948.000 97.400 8.117

Iim M Ibrahim K/2 1.714.250 110.713 1.603.538 19.242.450 19.800.000 2.082.000 104.100 8.675

Widodo K/2 1.768.750 113.438 1.655.313 19.863.750 19.800.000 2.703.000 135.150 13.515

R. Taufik Hidayat K/0 1.616.750 105.838 1.510.913 18.130.750 17.160.000 970.000 78.500 4.042

Ari Anggoro TK/- 1.826.750 116.338 1.710.413 20.524.950 15.840.000 4.684.000 234.200 19.517

Irvan Setiawan K/1 1.923.250 121.163 1.802.088 21.625.050 18.480.000 4.465.000 223.250 18.604

Heru Heryandi K/0 1.816.750 115.838 1.700.913 20.410.950 17.160.000 4.570.000 228.500 22.850

Ade Nugraha K/0 1.724.602 108.830 1.615.772 19.389.263 17.160.000 3.549.000 177.450 17.788

Jusal TK/- 1.764.102 110.805 1.653.297 19.839.563 15.840.000 3.999.000 199.950 16.663

Ike Verawati TK/- 1.745.250 112.263 1.632.988 19.595.85. 15.840.000 3.755.000 187.750 15.646

Tuti Alawiyah TK/- 1.678.750 108.938 1.569.813 18.837.750 15.840.000 2.997.000 149.850 14.985

Ahmad Fauzan K/0 1.571.750 103.588 1.468.163 17.617.950 17.160.000 457.000 22.850 1.904

Yus Sugito K/0 1.661.750 108.088 1.553.663 18.643.950 17.160.000 1.483.000 74.150 6.179

Agus Rustandih K/0 1.816.750 115.838 1.700.913 20.410.950 17.160.000 4.570.000 228.500 22.850

Page 119: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

x

95

Tabel 4.18

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Tunjangan Hari Raya (THR) (dalam rupiah)

Nama

St

THR

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Gaji&THR

PPh

Pasal 21

Gaji

PPh

Pasal 21

THR

Ardiansyah TK/- 1.250.000 20.921.000 1.346.050 19.574.950 15.840.000 3.734.000 186.700 127.350 59.350

Budi Santoso K/2 1.250.000 22.991.000 1.449.550 21.541.450 19.800.000 1.741.000 87.050 27.350 59.400

Haerudin K/1 1.250.000 22.991.000 1.449.550 21.541.450 18.480.000 3.061.000 153.050 93.650 59.400

Mulhat K/3 1.250.000 22.991.000 1.449.550 21.541.450 21.120.000 421.000 21.050 - 21.050

Zainudin K/0 1.250.000 22.991.000 1.404.550 20.686.450 17.160.000 4.846.000 242.300 182.900 59.400

Retno Juwita Sari TK/- 1.250.000 20.921.000 1.314.550 18.976.450 15.840.000 3.136.000 156.800 97.400 59.400

Winarsih TK/- 1.250.000 20.921.000 1.314.550 18.976.450 15.840.000 3.136.000 156.800 97.400 59.400

Iim M Ibrahim K/2 1.250.000 21.821.000 1.391.050 20.429.950 19.800.000 3.269.000 163.450 104.100 59.350

Widodo K/2 1.250.000 22.475.000 1.423.750 21.051.250 19.800.000 3.891.000 194.550 135.150 59.400

R. Taufik Hidayat K/0 1.250.000 20.651.000 1.332.550 19.318.450 17.160.000 2.158.000 107.900 48.500 59.400

Ari Anggoro TK/- 1.250.000 23.171.000 1.458.550 21.712.450 15.840.000 5.872.000 293.600 234.200 59.400

Irvan Setiawan K/1 1.250.000 24.329.000 1.516.450 22.812.550 18.480.000 5.652.000 282.600 223.250 59.350

Heru Heryandi K/0 1.250.000 23.051.000 1.452.550 21.598.450 17.160.000 5.758.000 287.900 228.500 59.400

Ade Nugraha K/0 1.130.000 21.825.224 1.362.462 20.462.763 17.160.000 4.622.000 231.100 177.450 53.650

Jusal TK/- 1.130.000 22.299.224 1.386.161 20.913.063 15.840.000 5.073.000 253.650 199.850 53.700

Ike Verawati TK/- 1.250.000 22.193.000 1.409.650 20.783.350 15.840.000 4.943.000 247.150 187.750 59.400

Tuti Alawiyah TK/- 1.250.000 21.395.000 1.369.750 20.025.250 15.840.000 4.185.000 209..250 149.850 59.400

Ahmad Fauzan K/0 1.250.000 20.111.000 1.305.550 18.805.450 17.160.000 1.645.000 82.250 22.850 59.400

Yus Sugito K/0 1.250.000 21.191.000 1.359.550 19.831.450 17.160.000 2.671.000 133.550 74.150 59.400

Agus Rustandih K/0 1.250.000 23.051.000 1.452.550 21.598.450 17.160.000 5.758.000 287.900 228.500 59.400

Page 120: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xi

96

Tabel 4.19

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Desember 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Setahun

PPh

Pasal 21

Jan-Nov

PPh

Pasal 21

Desember

Ardiansyah TK/- 21.665.000 1.383.250 20.281.750 15.840.000 4.441.000 222.050 212.488 9.563

Budi Santoso K/2 22.916.000 1.445.800 21.470.200 19.800.000 1.670.000 83.500 82.072 1.428

Haerudin K/1 22.916.000 1.445.800 21.470.200 18.480.000 2.990.000 149.500 144.948 4.553

Mulhat K/3 22.916.000 1.445.800 21.470.200 21.120.000 350.000 21.000 21.050 (50)

Zainudin K/0 22.304.000 1.415.200 20.888.800 17.160.000 5.048.000 302.880 227.015 75.865

Retno Juwita Sari TK/- 21.530.000 1.376.500 20.153.500 15.840.000 4.313.000 215.650 204.873 10.777

Winarsih TK/- 21.476.500 1.373.825 20.102.675 15.840.000 4.262.000 213.100 201.906 11.149

Iim M Ibrahim K/2 23.460.500 1.473.025 21.987.475 19.800.000 4.827.000 241.350 160.296 81.054

Widodo K/2 25.465.000 1.573.250 23.891.750 19.800.000 6.731.000 403.860 268.605 135.255

R. Taufik Hidayat K/0 22.857.500 1.442.875 21.414.625 17.160.000 4.254.000 212.700 217.229 (4.529)

Ari Anggoro TK/- 23.537.000 1.476.850 22.060.150 15.840.000 6.220.000 311.100 260.763 50.238

Irvan Setiawan K/1 25.413.000 1570.650 23.842.350 18.480.000 6.682.000 334.100 277.871 56.229

Heru Heryandi K/0 21.275.000 1.363.750 19.911.250 17.160.000 4.071.000 244.260 198.420 45.840

Ade Nugraha K/0 22.122.724 1.377.336 20.745.388 17.160.000 4.905.000 245.250 215.992 29.258

Jusal TK/- 22.259.724 1.384.186 20.875.538 15.840.000 5.035.000 251.750 239.392 12.358

Ike Verawati TK/- 22.002.500 1.400.125 20.602.375 15.840.000 4.762.000 238.100 228.921 9.179

Tuti Alawiyah TK/- 19.352.500 1.267.625 18.084.875 15.840.000 2.244.000 134.640 210.540 (75.900)

Ahmad Fauzan K/0 19.796.000 1.289.800 18.506.200 17.160.000 1.346.000 67.300 67.017 283

Yus Sugito K/0 20.561.000 1.328.050 19.232.950 17.160.000 2.027.000 103.600 97.446 6.154

Agus Rustandih K/0 21.257.500 1.326.875 19.894.625 17.160.000 4.054.000 243.240 197.019 46.221

Page 121: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xii

97

Tabel 4.20

Rekapitulasi Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2011 Karyawan Tetap dan Outsourcing Metode Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) (dalam rupiah)

Uraian

Karyawan Tetap

Karyawan

Outsourcing

Total

Simpin

Kantin

Pengadaan

Greeting

Service

Adm &

Umum

1. Penghasilan Bruto

Gaji Pokok 40.903.500 95.571.000 27.306.000 72.261.000 153.699.900 6.290.190.000 6.679.931.400

Tunjangan Transportasi 19.680.000 51.930.000 14.580.000 38.850.000 76.770.000 1.361.625.000 1.563.435.000

Tunjangan Jabatan 6.506.000 10.824.000 2.712.000 10.776.000 49.464.000 - 80.282.000

Tunjangan Kesehatan - - - - 3.000.000 - 3.000.000

Tunjangan Telepon - - - - 3.600.000 - 3.600.000

JKK & JKM 220.879 516.083 147.452 390.209 829.979 33.967.026 36.071.630

JPK 1.860.000 5.040.000 1.080.000 3.240.000 5.640.000 207.090.000 223.950.000

Uang Lembur - - - - 5.452.000 940.103.000 945.555.000

Tunjangan Hari Raya 3.153.958 8.866.250 2.501.500 6.919.750 14.223.408 467.400.000 503.064.866

Jumlah Penghasilan Bruto 72.324.337 172.747.333 48.326.952 132.436.959 312.679.287 9.300.375.026 10.038.889.896

2. Pengurang

Biaya Jabatan 3.746.053 8.194.054 2.291.273 6.275.860 15.989.520 472.051.216 508.547.977

Jaminan Hari Tua 886.335 1.911.420 546.120 1.445.220 3.337.068 134.518.800 142.644.963

PTKP 46.200.000 133.320.000 33.000.000 92.400.000 168.300.000 6.982.580.000 7.455.800.000

Jumlah Pengurang 50.832.388 143.425.474 35.837.393 100.121.080 187.626.588 7.589.150.016 8.106.992.940

3. PKP 21.491.949 29.321.859 12.489.559 32.315.879 125.052.699 1.711.319.035 1.931.896.956

4. PPh Ditanggung oleh

Perusahaan

813.313 1.443.800 618.200 1.598.400 5.841.308 87.864.746 98.179.867

Sumber : Summary olah data internal Koperasi

Page 122: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

98

c. Penghasilan Pasal 21 di Gross up

Tabel-tabel (4.21-4.28) dibawah ini akan memperlihatkan

sampel perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tunjangan di

gross up baik untuk karyawan tetap dan karyawan outsourcing

pada bulan Januari, Agustus dan Desember dan juga sampel

perhitungan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR). Dan tabel

4.29 merupakan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

tunjangan di gross up pada tahun 2011.

Page 123: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

99

Tabel 4.21

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross Up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Januari 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Tunj.

Pajak

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

Sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Pertahun

PPh

Pasal 21

Perbulan

R. Bambang K/1 147.725 4.766.905 272.345 4.494.560 53.934.717 18.480.000 35.454.000 1.772.700 147.725

Reni Nurbaeni K/0 48.258 2.431.752 146.563 2.285.189 27.422.268 15.840.000 11.582.000 579.100 48.258

Wiwit Wicak TK/- 45.821 2.383.233 146.801 2.236.433 26.837.192 15.840.000 10.997.000 549.850 45.821

Marseliana K/0 31.600 2.081.73 6 129.030 1.952.064 23.424.763 15.840.000 7.584.000 379.200 31.600

Aries Sandi K/2 12.783 2.032.277 126.589 1.905.688 22.868.253 19.800.000 3.068.000 153.400 12.783

Endang S K/2 6.288 1.893.181 114.414 1.775.767 21.309.207 19.800.000 1.509.000 75.450 6.288

Sukisno K/2 28.204 2.354.598 140.485 2.214.113 26.569.357 19.800.000 6.769.000 338.450 28.204

Wendy Silvana TK/- 30.104 2.049.597 127.455 1.922.143 23.065.711 15.840.000 7.225.000 361.250 30.104

Amir Hasibuan TK/- 25.104 1.941.998 119.855 1.822.143 21.865.717 15.840.000 6.025.000 301.250 25.104

Maryono K/0 14.842 1.841.736 114.842 1.726.894 20.722.725 17.160.000 3.562.000 178.100 14.842

Page 124: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

v

100

Tabel 4.22

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross Up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Agustus 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Tunj.

Pajak

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

Sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Pertahun

PPh

Pasal 21

Perbulan

R. Bambang K/1 154.708 4.913.888 279.694 4.634.194 55.610.327 18.480.000 37.130.000 1.856.500 154.708

Reni Nurbaeni K/0 45.267 2.368.760 143.413 2.225.347 26.704.163 15.840.000 10.864.000 543.200 45.267

Wiwit Wicak TK/- 51.804 2.509.217 153.100 2.356.117 28.273.402 15.840.000 12.433.000 621.650 51.804

Marseliana K/0 34.592 2.144.085 132.179 2.011.906 24.142.868 15.840.000 8.302.000 415.100 34.592

Aries Sandi K/2 23.254 2.252.747 137.612 2.115.135 25.381.621 19.800.000 5.581.000 279.050 23.254

Endang S K/2 12.271 2.019.165 123.713 1.895.451 22.745.417 19.800.000 2.945.000 147.250 12.271

Sukisno K/2 31.396 2.421.790 143.844 2.277.945 27.335.342 19.800.000 7.535.000 376.750 31.396

Wendy Silvana TK/- 34.592 2.144.085 132.179 2.011.906 24.142.868 15.840.000 8.302.000 415.100 34.592

Amir Hasibuan TK/- 28.096 2.004.990 123.004 1.881.985 22.583.822 15.840.000 6.743.000 337.150 28.096

Maryono K/0 22.325 1.999.219 122.716 1.876.503 22.518.035 17.160.000 5.358.000 267.900 22.325

Page 125: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vi

101

Tabel 4.23

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross Up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Tunjangan Hari Raya (THR) (dalam rupiah)

Nama

St

Tunj.

Pajak

THR Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Gaji+THR

PPh

Pasal 21

Gaji

PPh

Pasal 21

THR

R. Bambang K/1 2.002.100 2.920.000 62.032.260 3.509.613 58.522.647 18.480.000 40.042.000 2.002.100 1.856.500 145.600

Reni Nurbaeni K/0 627.300 1.686.750 30.195.969 1.809.498 28.386.471 15.840.000 12.546.000 627.300 543.200 84.100

Wiwit Wicak TK/- 712.400 1.819.950 32.021.300 1.932.733 30.088.567 15.840.000 14.248.000 712.400 621.650 90.750

Marseliana K/0 488.550 1.472.750 27.273.219 1.663.461 25.611.758 15.840.000 9.771.000 488.550 415.100 73.450

Aries Sandi K/2 352.500 1.472.750 28.579.169 1.728.658 26.850.511 19.800.000 7.050.000 352.500 279.050 73.450

Endang S K/2 209.600 1.250.750 25.543.076 1.550.214 23.922.862 19.800.000 4.192.000 209.600 147.250 62.350

Sukisno K/2 439.100 1.250.750 30.374.576 1.791.789 28.582.787 19.800.000 8.782.000 439.100 376.750 62.350

Wendy S TK/- 488.550 1.472.750 27.275.219 1.663.461 25.611.758 15.840.000 9.771.000 488.550 415.100 73.450

Amir H TK/- 399.550 1.250.750 25.373.026 1.541.711 23.831.315 15.840.000 7.991.000 399.550 337.150 62.400

Maryono K/0 330.250 1.250.750 25.303.726 1.538.246 23.765.480 17.160.000 6.605.000 330.250 267.900 62.350

Page 126: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vii

102

Tabel 4.24

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross Up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Desember 2011 ( dalam rupiah)

Nama

St

Tunj.

Pajak

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Setahun

PPh

Pasal 21

Jan-Nov

PPh

Pasal 21

Des

R. Bambang K/1 1.990.150 61.780.310 3.497.016 58.283.295 18.480.000 39.803.000 1.990.150 1.835.421 154.729

Reni Nurbaeni K/0 651.250 30.699.919 1.834.696 28.865.223 15.840.000 13.025.000 651.250 602.975 48.275

Wiwit Wicak TK/- 707.900 31.926.800 1.928.008 29.998.782 15.840.000 14.158.000 707.900 653.117 54.783

Marseliana K/0 427.650 25.965.126 1.571.316 24.393.810 15.840.000 8.553.000 427.650 448.517 (20.867)

Aries Sandi K/2 318.100 27.854.769 1.692.438 26.162.331 19.800.000 6.362.000 318.100 296.338 21.763

Endang S K/2 175.200 24.818.676 1.513.994 23.304.682 19.800.000 3.504.000 175.200 165.917 9.283

Sukisno K/2 448.600 30.574.076 1.801.746 28.772.312 19.800.000 8.972.000 448.600 414.804 33.796

Wendy Silvana TK/- 482.600 27.149.269 1.657.163 25.492.106 15.840.000 9.652.000 482.600 447.975 34.625

Amir Hasibuan TK/- 384.600 25.058.076 1.525.964 23.532.112 15.840.000 7.692.000 384.600 356.496 28.104

Maryono K/0 307.800 24.831.276 1.514.624 23.316.652 17.160.000 6.156.000 307.800 289.958 17.842

Page 127: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

viii

103

Tabel 4.25

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Gross Up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Januari 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Tunj.

Pajak

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

Sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Pertahun

PPh

Pasal 21

Perbulan

Ardiansyah TK/- 12.688 1.682.938 109.147 1.573.791 18.885.488 15.840.000 3.045.000 152.250 12.688

Budi Santoso K/2 925 1.782.675 114.134 1.668.541 20.022.495 19.800.000 222.000 11.100 925

Haerudin K/1 8.120 1.789.870 114.494 1.675.377 20.104.518 18.480.000 1.624.000 81.200 8.120

Mulhat K/3 - 1.781.750 114.088 1.667.663 20.011.950 21.120.000 - - -

Zainudin K/0 15.120 1.796.870 114.844 1.682.027 20.184.318 17.160.000 3.024.000 151.200 15.120

Retno Juwita S TK/- 14.080 1.662.830 108.142 1.554.689 18.656.262 15.840.000 2.816.000 140.800 14.080

Winarsih TK/- 12.025 1.626.775 106.339 1.520.436 18.245.235 15.840.000 2.405.000 120.250 12.025

Iim M Ibrahim K/2 14.192 2.061.942 128.097 1.933.845 23.206.135 19.800.000 3.406.000 170.300 14.192

Widodo K/2 15.900 2.042.150 127.108 1.915.043 22.980.510 19.800.000 3.180.000 159.000 15.900

R. Taufik H K/0 2.750 1.589.500 104.475 1.485.025 17.823.300 17.160.000 660.000 33.000 2.750

Ari Anggoro TK/- 20.817 1.854.067 117.703 1.736.363 20.836.360 15.840.000 4.996.000 249.800 20.817

Irvan Setiawan K/1 16.275 1.990.025 124.501 1.865.524 22.386.285 18.480.000 3.906.000 195.300 16.275

Heru Heryandi K/0 5.145 1.621.895 106.095 1.515.800 18.189.603 17.160.000 1.029.000 51.450 5.145

Ade Nugraha K/0 10.000 1.739.602 109.580 1.630.022 19.560.263 17.160.000 2.400.000 120.000 10.000

Jusal TK/- 18.667 1.806.269 112.913 1.693.355 20.320.263 15.840.000 4.480.000 224.000 18.667

Ike Verawati TK/- 18.246 1.799.996 115.000 1.684.996 20.219.953 15.840.000 4.379.000 218.950 18.246

Tuti Alawiyah TK/- 14.080 1.662.830 108.142 1.554.689 18.656.262 15.840.000 2.816.000 140.800 14.080

Ahmad Fauzan K/0 - 1.526.750 101.338 1.425.413 17.104.950 17.160.000 - - -

Yus Sugito K/0 2.000 1.573.750 103.688 1.470.063 17.640.750 17.160.000 480.000 24.000 2.000

Agus Rustandih K/0 30.004 2.163.254 133.163 2.030.091 24.361.098 17.160.000 7.201.000 360.050 30.004

Page 128: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

ix

104

Tabel 4.26

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Gross Up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Agustus 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Tunj.

Pajak

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan

& JHT

Penghasilan

Sebulan

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Pertahun

PPh

Pasal 21

Perbulan

Ardiansyah TK/- 11.142 1.650.392 107.520 1.542.872 18.514.465 15.840.000 2.674.000 133.700 11.142

Budi Santoso K/2 2.421 1.814.171 115.709 1.698.462 20.381.548 19.800.000 581.000 29.050 2.421

Haerudin K/1 8.196 1.819.946 115.997 1.703.949 20.447.383 18.480.000 1.967.000 98.350 8.196

Mulhat K/3 - 1.811.750 115.588 1.696.163 20.353.950 21.120.000 - -- -

Zainudin K/0 19.400 1.756.150 112.808 1.643.343 19.720.110 17.160.000 3.880.000 194.000 19.400

Retno Juwita S TK/- 8.525 1.595.275 104.764 1.490.511 17.886.135 15.840.000 2.046.000 102.300 8.525

Winarsih TK/- 8.525 1.595.275 104.764 1.490.511 17.886.135 15.840.000 20.46.000 102.300 8.525

Iim M Ibrahim K/2 9.108 1.723.358 111.168 1.612.190 19346.285 19.800.000 2.186.000 109.300 9.108

Widodo K/2 14.335 1.783.085 114.154 1.668.931 20.027.169 19.800.000 2.867.000 143.350 14.335

R. Taufik H K/0 4.246 1.620.996 106.050 1.514.946 18.179.353 17.160.000 1.019.000 50.95 4.246

Ari Anggoro TK/- 20.492 1.847.242 117.362 1.729.880 20.758.555 15.840.000 4.918.000 245.900 20.492

Irvan Setiawan K/1 19.529 1.42.779 122.139 1.820.640 21.847.683 18.480.000 4.687.000 234.350 19.529

Heru Heryandi K/0 24.235 1.840.985 117.049 1.723.936 20.687.229 17.160.000 4.847.000 242.350 24.235

Ade Nugraha K/0 15.525 1.740.127 109.606 1.630.521 19.566.248 17.160.000 3.726.000 186.300 15.525

Jusal TK/- 17.492 1.781.594 111.680 .1.669.914 20.038.968 15.840.000 4.198.000 209.900 17.492

Ike Verawati TK/- 16.429 1.761.679 113.084 1.648.595 19.783.143 15.840.000 3.943.000 197.150 16.429

Tuti Alawiyah TK/- 15.890 1.694.640 109.732 1.584.908 19.017.896 15.840.000 3.178.000 158.900 15.890

Ahmad Fauzan K/0 2.000 1.573.750 103.688 1.470.063 17.640.750 17.160.000 480.000 24.000 2.000

Yus Sugito K/0 6.488 1.668.238 108.412 1.559.826 18.717.908 17.160.000 1.557.000 77.850 6.488

Agus Rustandih K/0 24.235 1.840.985 117.049 1.723.936 20.681.229 17.160.000 4.847.000 242.350 24.235

Page 129: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

x

105

Tabel 4.27

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Metode Gross Up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Tunjangan Hari Raya (THR) (dalam rupiah)

Nama

St

Tunj.

Pajak

THR

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Gaji+THR

PPh

Pasal 21

Gaji

PPh

Pasal 21

THR

Ardiansyah TK/ 196.050 1.250.000 21.117.050 1.355.853 19.761.198 15.840.000 3.921.000 196.050 133.700 62.350

Budi Santoso K/2 91.400 1.250.000 23..082.400 1.454.120 21.628.280 19.800.000 1.828.000 91.400 29.050 62.350

Haerudin K/1 160.700 1.250.000 23.151.700 1.457.585 21.694.115 18.480.000 3.214.000 160.700 98.350 62.350

Mulhat K/3 26.760 1.250.000 22.991.000 1.449.550 21.541.450 21.120.000 421.000 26.760 - 26.760

Zainudin K/0 308.340 1.250.000 22.399.340 1.419.967 20.979.373 17.160.000 5.139.000 308.340 194.000 114.340

Retno Juwita TK/- 164.600 1.250.000 20.455.600 1.322.780 19.132.820 15.840.000 3.292.000 164.600 102.300 62.300

Winarsih TK/- 164.600 1.250.000 20.455.600 1.322.780 19.132.820 15.840.000 3.292.000 164.600 102.300 62.300

Iim MIbrahim K/2 171.650 1.250.000 21.992.650 1.399.633 20.593.018 19.800.000 3.433.000 171.650 109.300 62.350

Widodo K/2 247.560 1.250.000 22.722.560 1.436.128 21.286.432 19.800.000 4.126.000 247.560 143.350 104.210

R. Taufik H K/0 113.300 1.250.000 20.764.300 1.338.215 19.426.085 17.160.000 2.266.000 113.300 50.950 62.350

Ari Anggoro TK/- 308.250 1.250.000 23.479.250 1.473.963 22.005.288 15.840.000 6.165.000 308.250 245.900 62.350

Irvan S K/1 296.700 1.250.000 24.625.700 1.531.285 23.094.415 18.480.000 5.934.000 296.700 234.350 62.350

Heru H K/0 366.360 1.250.000 23.417.360 1.470.868 21.946.492 17.160.000 6.106.000 366.360 242.350 124.010

Ade Nugraha K/0 242.650 1.130.000 22.067.874 1.374.594 20.693.280 17.160.000 4.853.000 242.650 186.300 56.350

Jusal TK/- 266.300 1.130.000 22.565.524 1.399.476 21.166.048 15.840.000 5.326.000 266.300 209.900 56.400

Ike Verawati TK/- 259.450 1.250.000 22.452.450 1.422.623 21.029.828 15.840.000 5.189.000 259.450 197.150 62.300

Tuti Alawiyah TK/- 266.280 1.250.000 21.661.280 1.383.064 20.278.216 15.840.000 4.438.000 266.280 158.900 107.380

A Fauzan K/0 86.350 1.250.000 20.197.350 1.309.868 18.887.483 17.160.000 1.727.000 86.350 24.000 62.350

Yus Sugito K/0 140.200 1.250.000 21.331.200 1.366.560 19.964.640 17.160.000 2.804.000 140.200 77.850 62.350

Agus Rustandi K/0 366.360 1.250.000 23.417.360 1.470.868 21.946.492 17.160.000 6.106.000 366.360 242.350 124.010

Page 130: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xi

106

Tabel 4.28

Sampel Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Outsourcing Metode Gross Up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Desember 2011 (dalam rupiah)

Nama

St

Tunj.

Pajak

Jumlah

Penghasilan

Biaya

Jabatan &

JHT

Penghasilan

Setahun

PTKP

PKP

PPh

Pasal 21

Setahun

PPh

Pasal 21

Jan-Nov

PPh

Pasal 21

Des

Ardiansyah TK/- 233.150 21.898.150 1.394.908 20.503.243 15.840.000 4.663.000 233.150 23.133 10.017

Budi Santoso K/2 87.650 23.003.650 1.450.183 21.553.468 19.800.000 1.753.000 87.650 86.183 1.468

Haerudin K/1 156.950 23.072.950 1.453.648 21.619.303 18.480.000 3.139.000 156.950 152.353 4.597

Mulhat K/3 22.260 22.938.260 1.446.913 21.491.347 21.120.000 371.000 22.260 26.760 (4.500)

Zainudin K/0 321.180 22.625.180 1.431.259 21.193.921 17.160.000 5.353.000 321.180 253.310 67.870

Retno Juwita S TK/- 226.400 21.756.400 1.387.820 20.368.580 15.840.000 4.528.000 226.400 215.705 10.695

Winarsih TK/- 223.750 21.700.250 1.385.013 20.315.238 15.840.000 4.475.000 223.750 212.310 11.440

Iim M Ibrahim K/2 253.400 23.713.900 1.485.695 22.228.205 19.800.000 5.068.000 253.400 168.333 85.067

Widodo K/2 428.280 25.893.280 1.594.664 24.298.616 19.800.000 7.138.000 428.280 297.400 130.880

R. Taufik H K/0 223.300 23.080.800 1.454.040 21.626.760 17.160.000 4.466.000 223.300 228.300 (4.754)

Ari Anggoro TK/- 326.500 23.863.500 1.493.175 22.370.325 15.840.000 6.530.000 326.500 273.750 52.750

Irvan Setiawan K/1 350.750 25.763.750 1.588.188 24.175.563 18.480.000 7.015.000 350.750 291.771 58.979

Heru Heryandi K/0 259.020 21.534.020 1.376.701 20.157.319 17.160.000 4.317.000 259.020 222.985 36.053

Ade Nugraha K/0 257.450 22.380.174 1.390.209 20.989.965 17.160.000 5.149.000 257.450 226.792 30.658

Jusal TK/- 264.300 22.524.024 1.397.401 21.126.623 15.840.000 5.286.000 264.300 251.354 12.946

Ike Verawati TK/- 249.950 22.252.450 1.412.623 20.839.828 15.840.000 4.999.000 249.950 240.288 9.663

Tuti Alawiyah TK/- 142.800 19.495.300 1.274.765 18.220.535 15.840.000 2.380.000 142.800 235.875 (93.075)

Ahmad Fauzan K/0 70.650 19.866.650 1.293.333 18.573.318 17.160.000 1.413.000 70.650 70.350 300

Yus Sugito K/0 108.800 20.669.800 1.333.490 19.336.310 17.160.000 2.176.000 108.800 102.300 6.500

Agus Rustandih K/0 257.940 21.515.440 1.375.772 20.139.668 17.160.000 4.299.000 257.940 221.189 36.751

Page 131: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

107

Tabel 4.29

Rekapitulasi Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2011 Karyawan Tetap dan Outsourcing Metode Gross Up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) (dalam rupiah)

Uraian

Karyawan Tetap

Karyawan

Outsourcing

Total

Simpin

Kantin

Pengadaan

Greeting

Service

Adm &

Umum

1. Penghasilan Bruto

Gaji Pokok 40.903.500 95.571.000 27.306.000 72.261.000 153.699.900 6.290.190.000 6.679.931.400

Tunjangan Transportasi 19.680.000 51.930.000 14.580.000 38.850.000 76.770.000 1.361.625.000 1.563.435.000

Tunjangan Jabatan 6.506.000 10.824.000 2.712.000 10.776.000 49.464.000 - 80.282.000

Tunjangan Kesehatan - - - - 3.000.000 - 3.000.000

Tunjangan Telepon - - - - 3.600.000 - 3.600.000

Tunjangan Pajak 853.867 1.515.750 649.000 1.678.100 6.132.704 97.807.276 108.636.697

JKK & JKM 220.879 516.083 147.452 390.209 829.979 33.967.026 36.071.630

JPK 1.860.000 5.040.000 1.080.000 3.240.000 5.640.000 207.090.000 223.950.000

Uang Lembur - - - - 5.452.000 940.103.000 945.555.000

Tunjangan Hari Raya 3.153.958 8.866.250 2.501.500 6.919.750 14.223.408 467.400.000 503.064.866

Jumlah Penghasilan Bruto 73.178.204 174.263.083 48.975.952 134.115.059 306.759.992 9.398.182.302 10.135.474.593

2. Pengurang

Biaya Jabatan 3.786.851 8.247.870 2.317.485 6.342.511 16.261.255 475.377.670 512.333.642

Jaminan Hari Tua 886.335 1.911.420 546.120 1.445.220 3.337.068 134.518.800 142.644.963

PTKP 46.200.000 133.320.000 33.000.000 92.400.000 168.300.000 6.982.580.000 7.455.800.000

Jumlah Pengurang 50.873.186 143.479.290 35.863.605 100.187.131 187.898.323 7.592.476.470 8.110.778.605

3. PKP 22.305.018 30.783.793 13.112.347 33.927.329 118.861.669 1.805.705.832 1.905.834.319

4. PPh Ditanggung oleh

Perusahaan

853.867 1.515.750 649.000 1.678.100 6.132.704 97.807.276 108.636.697

5. Tunjangan Pajak 853.867 1.515.750 649.000 1.678.100 6.132.704 97.807.276 108.636.697

6. PPh YMH Dipotong - - - - - - -

Page 132: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

v

108

Tabel 4.30

Rekapitulasi Perbandingan Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2011

(dalam rupiah)

N

o

Uraian

PPh Pasal 21

Ditanggung

Karyawan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Perusahaan

PPh Pasal 21 Di-

gross up

1. Penghasilan Bruto

Gaji Pokok 6.679.931.400 6.679.931.400 6.679.931.400

Tunjangan Transportasi 1.563.435.000 1.563.435.000 1.563.435.000

Tunjangan Jabatan 80.282.000 80.282.000 80.282.000

Tunjangan Kesehatan 3.000.000 3.000.000 3.000.000

Tunjangan Telepon 3.600.000 3.600.000 3.600.000

Tunjangan Pajak 108.636.697

JKK & JKM 36.071.630 36.071.630 36.071.630

JPK 223.950.000 223.950.000 223.950.000

Uang Lembur 945.555.000 945.555.000 945.555.000

Tunjangan Hari Raya 503.064.866 503.064.866 503.064.866

Jumlah Penghasilan Bruto 10.038.889.896 10.038.889.896 10.135.474.593

2. Pengurang

Biaya Jabatan 508.547.977 508.547.977 512.333.642

Jaminan Hari Tua 142.644.963 142.644.963 142.644.963

PTKP 7.455.800.000 7.455.800.000 7.455.800.000

Jumlah Pengurang 8.106.992.940 8.106.992.940 8.110.778.605

3. PKP 1.931.896.956 1.931.896.956 1.905.834.319

4. PPh Pasal 21 Setahun 98.179.867 98.179.867 108.636.697

5. Tunjangan Pajak - - 108.636.697

6. PPh Yang Dipotong dari

Penghasilan Karyawan

98.179.867 - -

Sumber : Summary olah data internal Koperasi

Page 133: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

109

Dari tabel 4.30 diketahui jumlah rekapitulasi pajak yang

dipotong dan disetor ke kas negara selama satu tahun adalah

sebesar Rp 98.179.867,- dan jumlah tersebut akan mengurangi

jumlah pendapatan yang diterima oleh karyawan dan Koperasi

Satya Ardhia Mandiri tidak memerlukan tambahan pengeluaran

untuk Pajak Penghasilan Pasal 21.

Pada dasarnya, perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

ditanggung karyawan sama dengan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal

21 ditanggung perusahaan. Perbedaannya hanya terdapat pada

Pajak Penghasilan yang harus dipotong oleh perusahaan. Jumlah

pajak sebesar Rp 98.179.867,- akan menjadi tanggungan

perusahaan dan bukan menjadi beban atau tanggungan karyawan

yang bersangkutan.

Pada metode ini perusahaan harus menambah pengeluaran

sebanyak Rp 98.179.867,- untuk pembayaran pajak. Secara

akuntansi komersial jumlah ini dapat dikurangkan sebagai biaya

tetapi secara fiskal jumlah tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai

biaya karena merupakan bagian dari kenikmatan yang diberikan

kepada karyawan. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan

koreksi positif dengan mengurangkan biaya pajak dari unsur

pengurang pada Pajak Penghasilan Badan sehingga laba fiskal

yang didapatkan akan naik dan pembayaran pajak akan bertambah

karena koreksi positif tersebut.

Page 134: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

v

110

Sedangkan pada perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal

21 di-gross up terlihat bahwa tunjangan pajak pada tahun 2011

sebesar Rp 108.636.697 adalah sama besar dengan jumlah pajak

yang harus dibayarkan oleh karyawan. Adanya persamaan ini

menyebabkan jumlah pajak yang harus dipotong adalah nihil

karena jumlah pajak yang harus dipotong sama dengan pemberian

tunjangan pajak. Dan pemberian tunjangan pajak di-gross up ini

dapat dibiayakan kerena tunjangan ini masuk dalam bagian

penghasilan yang diterima karyawan.

4. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Karyawan,

Perusahaan, Gross up dan Analisis ke Pajak Penghasilan (PPh)

Badan

a. Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung oleh Karyawan

Tabel 4.31

Laporan Laba/(Rugi)

Jika Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung Karyawan

(dalam rupiah)

No Keterangan Jumlah

I

Pendapatan Usaha

Pendapatan Simpin

Pendapatan Simpin Multiguna

Pendapatan Voucher

Pendapatan Pengadaan Barang

Pendapatan Greeting Service

Pendapatan Jasa Tenaga Outsourcing

Pendapatan Pengadaan Motor

Pendapatan Vending Machine

Pendapatan Aquarium

Pendapatan Toko 634

Jumlah Pendapatan Usaha

250.956.102,00

154.879.836,00

851.660.163,00

821.084.476,00

444.348.165,00

18.102.734.303,00

62.062.249,00

18.000.000,00

16.715.636,00

38.386.755,00

20.760.827.685,00

Page 135: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vi

111

Lanjutan Tabel 4.31

No Keterangan Jumlah

II

A

B

C

D

E

Biaya Usaha

Biaya Operasional Simpin

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Jumlah Biaya Operasional Simpin

Biaya Operasional Voucher

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Sewa Listrik

Biaya Pembelian Barang Dagangan

Jumlah Biaya Operasional Voucher

Biaya Operasional Pengadaan

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Pengadaan Barang

Jumlah Biaya Op. Pengadaan

Biaya Operasional Greeting Service

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Surchart/Konsesi

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Listrik

Biaya Air

Biaya Telepon

Biaya Operasional

Jumlah Biaya Op. Greeting Service

Biaya Operasional Outsourcing

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Seragam Dinas

Biaya Terminasi

Biaya Pembinaan

Biaya AVSEC

65.353.165,00

3.153.958,00

3.594.308,00

72.101.431,00

154.313.580,00

8.866.250,00

9.092.210,00

60.000.000,00

200,000,00

539.247.590,00

771.719.630,00

43.451880.,00

2.501.500,00

2.237.774,00

667.370.270,00

715.561.424,00

118.941.780,00

6.919.750,00

6.303.866,00

29.132.255,00

108.330.000,00

5.400.000,00

331.545,00

8.497.514,00

44.855.000,00

328.711.710,00

8.457.399.200,00

467.400.000,00

473.289.056,00

409.440.000,00

950.884.715,00

150.750.000,00

6.566.378.900,00

Page 136: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vii

112

Lanjutan Tabel 4.31

No Keterangan Jumlah

F

G

H

III

IV

Biaya Pas

Jumlah Biaya Op. Outsourcing

Biaya Operasional Aquarium

Biaya Peralatan

Jumlah Biaya Operasional Aquarium

Biaya Operasional Toko 634

Biaya Pembelian

Jumlah Biaya Toko 634

Biaya Administrasi & Umum

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Honorarium Pengurus

Biaya Seragam Dinas

Biaya Listrik

Biaya Administrasi

Biaya ATK

Biaya Rapat

Biaya Air Minum

Biaya Perlengkapan

Biaya Telpon & Fax

Biaya Ijin Usaha

Biaya Penyusutan

Biaya Cetak

Biaya Bahan Bakar

Biaya Materai

Bonus

Biaya Perawatan Kendaraan

Jumlah Biaya Administrasi & Umum

Jumlah Biaya Usaha

Jumlah Hasil Usaha

Pendapatan Non Usaha

Pendapatan Bunga

Pendapatan Lain-lain

Jumlah Pendapatan Non Usaha

Biaya Non Usaha

Biaya Administrasi Bank

Biaya Bunga Bank

49.901.000,00

17.525.442.871,00

3.833.000,00

3.833.000,00

34.700.445,00

34.700.445,00

285.698.832,00

14.223.408,00

12.156.876,00

129.000.000,00

15.000.000,00

2.661.948,00

83.142.663,00

60.905.339,00

97.264.974,00

2.748.600,00

14.706.950,00

17.474.531,00

3.050.000,00

58.561.697,00

2.374.304,00

3.542.880,00

1.656.000,00

15.000.000,00

2.041.737,00

821.210.739,00

20.273.281.250,00

487.546.435,00

101.255.949,23

10.658.000,00

111.913.949,23

4.288.866,00

23.977.373,17

Page 137: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

viii

113

Lanjutan Tabel 4.31

No Keterangan Jumlah

Biaya Transfer Bank

Jumlah Biaya Non Usaha

Jumlah Hasil Non Usaha

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak

PPh Terhutang

Laba Bersih

14.972.500,00

43.238.739,17

68.675.210,06

556.221.645,06

127.108.950,00

429.112.695,00 Sumber: Intern Koperasi Satya Ardhia Mandiri

Dalam hal perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan,

Koperasi Satya Ardhia Mandiri menggunakan tarif PPh Pasal 31 E

ayat (1) yang berbunyi Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan

peredaran usaha sampai dengan Rp 50.000.000.000 (lima puluh

milyar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar

50% (lima puluh persen) yang dikenakan atas penghasilan kena

pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp

4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus juta rupiah). Berikut

adalah perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan Koperasi Satya

Ardhia Mandiri (KOSAMI) tahun 2011:

Peredaran Usaha : 20.760.827.685

Dasar Pengenaan Pajak

Laba (SHU) Sebelum Pajak : 556.221.645

Koreksi Positif : 18.673.646 (+)

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) : 574.895.291

Pembulatan DPP : 574.895.000

PPh Terhutang :

a. Bagian penghasilan kena pajak atau dasar pengenaan

pajak yang memperoleh fasilitas adalah sebesar

Page 138: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

ix

114

(Rp 4.800.000.000/Rp 20.760.827.685) x Rp 574.895.000

= Rp 132.918.400;

PPh terutang 50% x 25% x Rp 132.918.400 =

Rp 16.614.800

b. Bagian penghasilan kena pajak atau dasar pengenaan

pajak yang tidak memperoleh fasilitas adalah sebesar

(Rp 574.895.000 - Rp 132.918.400) = Rp 441.976.600;

PPh Terutang sebesar 25% x Rp 441.976.600 =

Rp 110.494.150

c. Total PPh terutang Rp 16.614.800 + Rp 110.494.150 =

Rp 127.108.950

PPh Yang Masih Harus dibayar:

Total PPh Terutang : 127.108.950

Kredit Pajak PPh 23 : 55.908.864 (-)

PPh Yang Masih Harus dibayar : 71.200.086

Pada tabel 4.31 diatas dapat dilihat bahwa biaya gaji yang

dapat diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan bruto adalah

penghasilan bruto yang diterima oleh karyawan atau penghasilan

setelah dikurang PPh Pasal 21 yang menjadi tanggungan karyawan

tersebut. Oleh karena Pajak Penghasilan Pasal 21 atas karyawan

tidak menjadi tanggungan perusahaan, maka tidak dimasukkan

sebagai tambahan koreksi positif dalam menghitung Pajak

Penghasilan Badan.

Page 139: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

x

115

b. Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung oleh Perusahaan

Pada dasarnya perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

ditanggung perusahaan adalah sama dengan Pajak Penghasilan

Pasal 21 ditanggung karyawan, hanya pembebanannya saja yang

berbeda (dibebankan kepada perusahaan). Pada tabel 4.32 dibawah

ini akan disajikan laporan laba rugi jika Pajak Penghasilan Pasal 21

ditanggung oleh perusahaan.

Tabel 4.32

Laporan Laba/(Rugi)

Jika Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung Perusahaan

(dalam rupiah)

No Keterangan Jumlah

I

II

A

B

Pendapatan Usaha

Pendapatan Simpin

Pendapatan Simpin Multiguna

Pendapatan Voucher

Pendapatan Pengadaan Barang

Pendapatan Greeting Service

Pendapatan Jasa Tenaga Outsourcing

Pendapatan Pengadaan Motor

Pendapatan Vending Machine

Pendapatan Aquarium

Pendapatan Toko 634

Jumlah Pendapatan Usaha

Biaya Usaha

Biaya Operasional Simpin

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Biaya PPh 21

Jamsostek

Jumlah Biaya Operasional Simpin

Biaya Operasional Voucher

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Biaya PPh 21

Jamsostek

250.956.102,00

154.879.836,00

851.660.163,00

821.084.476,00

444.348.165,00

18.102.734.303,00

62.062.249,00

18.000.000,00

16.715.636,00

38.386.755,00

20.760.827.685,00

65.353.165,00

3.153.958,00

813.313,00

3.594.308,00

72.914.744,00

154.313.580,00

8.866.250,00

1.443.800,00

9.092.210,00

Page 140: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xi

116

Lanjutan Tabel 4.32

No Keterangan Jumlah

C

D

E

F

G

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Sewa Listrik

Biaya Pembelian Barang Dagangan

Jumlah Biaya Operasional Voucher

Biaya Operasional Pengadaan

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Biaya PPh 21

Jamsostek

Biaya Pengadaan Barang

Jumlah Biaya Op. Pengadan

Biaya Operasional Greeting Service

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Biaya PPh 21

Jamsostek

Biaya Surchart/Konsesi

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Listrik

Biaya Air

Biaya Telepon

Biaya Operasional

Jumlah Biaya Op. Greeting Service

Biaya Operasional Outsourcing

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Biaya PPh 21

Jamsostek

Biaya Seragam Dinas

Biaya Terminasi

Biaya Pembinaan

Biaya AVSEC

Biaya Pas

Jumlah Biaya Op. Outsourcing

Biaya Operasional Aquarium

Biaya Peralatan

Jumlah Biaya Operasional Aquarium

Biaya Operasional Toko 634

Biaya Pembelian

60.000.000,00

200,000,00

539.247.590,00

773.163.430,00

43.451.880,00

2.501.500,00

618.200,00

2.237.774,00

667.370.270,00

716.179.624,00

118.941.780,00

6.919.750,00

1.598.400,00

6.303.866,00

29.132.255,00

108.330.000,00

5.400.000,00

331.545,00

8.497.514,00

44.855.000,00

330.310.110,00

8.457.399.200,00

467.400.000,00

87.864.746,00

473.289.056,00

409.440.000,00

950.884.715,00

150.750.000,00

6.566.378.900,00

49.901.000,00

17.613.307.617,00

3.833.000,00

3.833.000,00

34.700.445,00

Page 141: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xii

117

Lanjutan Tabel 4.32

No Keterangan Jumlah

H

III

IV

Jumlah Biaya Toko 634

Biaya Administrasi & Umum

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Biaya PPh 21

Jamsostek

Honorarium Pengurus

Biaya Seragam Dinas

Biaya Listrik

Biaya Administrasi

Biaya ATK

Biaya Rapat

Biaya Air Minum

Biaya Perlengkapan

Biaya Telpon & Fax

Biaya Ijin Usaha

Biaya Penyusutan

Biaya Cetak

Biaya Bahan Bakar

Biaya Materai

Bonus

Biaya Perawatan Kendaraan

Jumlah Biaya Administrasi & Umum

Jumlah Biaya Usaha

Jumlah Hasil Usaha

Pendapatan Non Usaha

Pendapatan Bunga

Pendapatan Lain-lain

Jumlah Pendapatan Non Usaha

Biaya Non Usaha

Biaya Administrasi Bank

Biaya Bunga Bank

Biaya Transfer Bank

Jumlah Biaya Non Usaha

Jumlah Hasil Non Usaha

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak

PPh Terhutang

Laba Bersih

34.700.445,00

285.698.832,00

14.223.408,00

5.841.408,00

12.156.876,00

129.000.000,00

15.000.000,00

2.661.948,00

83.142.663,00

60.905.339,00

97.264.974,00

2.748.600,00

14.706.950,00

17.474.531,00

3.050.000,00

58.561.697,00

2.374.304,00

3.542.880,00

1.656.000,00

15.000.000,00

2.041.737,00

827.461.147,00

20.371.461.117,00

389.366.568,00

101.255.949,23

10.658.000,00

111.913.949,23

4.288.866,00

23.977.373,17

14.972.500,00

43.238.739,17

68.675.210,06

458.041.778,06

127.108.950,00

330.932.828,00 Sumber: Intern Koperasi Satya Ardhia Mandiri diolah

Page 142: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xiii

118

Berikut adalah perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) tahun 2011:

Peredaran Usaha : 20.760.827.685

Dasar Pengenaan Pajak

Laba (SHU) Sebelum Pajak : 458.041.778

Koreksi Positif : 18.673.646

Pajak ditanggung perusahaan : 98.179.867 (+)

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) : 574.895.291

Pembulatan DPP : 574.895.000

PPh Terhutang :

a. Bagian penghasilan kena pajak atau dasar pengenaan

pajak yang memperoleh fasilitas adalah sebesar

(Rp 4.800.000.000/Rp 20.760.827.685) x Rp 574.895.000

= Rp 132.918.400;

PPh terutang 50% x 25% x Rp 132.918.400 =

Rp 16.614.800

b. Bagian penghasilan kena pajak atau dasar pengenaan

pajak yang tidak memperoleh fasilitas adalah sebesar

(Rp 574.895.000 - Rp 132.918.400) = Rp 441.976.600;

PPh Terutang sebesar 25% x Rp 441.976.600 =

Rp 110.494.150

c. Total PPh terutang Rp 16.614.800 + Rp 110.494.150 =

Rp 127.108.950

Page 143: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xiv

119

PPh Yang Masih Harus dibayar:

Total PPh Terutang : 127.108.950

Kredit Pajak PPh 23 : 55.908.864 (-)

PPh Yang Masih Harus dibayar : 71.200.086

Pada tabel 4.31 terlihat bahwa pajak yang masih harus

dibayar oleh Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) sama

dengan jika pajak ditanggung oleh karyawan. Hal ini disebabkan

karena Pajak Penghasilan Pasal 21 yang ditanggung oleh

perusahaan termasuk sebagai bentuk kenikmatan, sehingga harus

dilakukan koreksi positif terhadap biaya PPh 21.

c. Pajak Penghasilan Pasal 21 di Gross up

Tabel 4.33

Laporan Laba/(Rugi)

Jika Pajak Penghasilan Pasal 21 Di Gross up

(dalam rupiah)

No Keterangan Jumlah

I

II

A

Pendapatan Usaha

Pendapatan Simpin

Pendapatan Simpin Multiguna

Pendapatan Voucher

Pendapatan Pengadaan Barang

Pendapatan Greeting Service

Pendapatan Jasa Tenaga Outsourcing

Pendapatan Pengadaan Motor

Pendapatan Vending Machine

Pendapatan Aquarium

Pendapatan Toko 634

Jumlah Pendapatan Usaha

Biaya Usaha

Biaya Operasional Simpin

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Jamsostek

250.956.102,00

154.879.836,00

851.660.163,00

821.084.476,00

444.348.165,00

18.102.734.303,00

62.062.249,00

18.000.000,00

16.715.636,00

38.386.755,00

20.760.827.685,00

65.353.165,00

3.153.958,00

754.458,00

3.594.308,00

Page 144: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xv

120

Lanjutan Tabel 4.33

No Keterangan Jumlah

B

C

D

E

Jumlah Biaya Operasional Simpin

Biaya Operasional Voucher

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Jamsostek

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Sewa Listrik

Biaya Pembelian Barang Dagangan

Jumlah Biaya Operasional Voucher

Biaya Operasional Pengadaan

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Jamsostek

Biaya Pengadaan Barang

Jumlah Biaya Op. Pengadaan

Biaya Operasional Greeting Service

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Jamsostek

Biaya Surchart/Konsesi

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Listrik

Biaya Air

Biaya Telepon

Biaya Operasional

Jumlah Biaya Op. Greeting Service

Biaya Operasional Outsourcing

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Jamsostek

Biaya Seragam Dinas

Biaya Terminasi

Biaya Pembinaan

Biaya AVSEC

Biaya Pas

Jumlah Biaya Op. Outsourcing

72.855.889,00

154.313.580,00

8.866.250,00

1.073.700,00

9.092.210,00

60.000.000,00

200,000,00

539.247.590,00

772.793.330,00

43.451.880,00

2.501.500,00

524.250,00

2.237.774,00

667.370.270,00

716.085.674,00

118.941.780,00

6.919.750,00

1.333.000,00

6.303.866,00

29.132.255,00

108.330.000,00

5.400.000,00

331.545,00

8.497.514,00

44.855.000,00

330.044.710,00

8.457.399.200,00

467.400.000,00

68.456.636,00

473.289.056,00

409.440.000,00

950.884.715,00

150.750.000,00

6.566.378.900,00

49.901.000,00

17.593.899.507,00

Page 145: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xvi

121

Lanjutan Tabel 4.33

No Keterangan Jumlah

F

G

H

III

IV

Biaya Operasional Aquarium

Biaya Peralatan

Jumlah Biaya Operasional Aquarium

Biaya Operasional Toko 634

Biaya Pembelian

Jumlah Biaya Toko 634

Biaya Administrasi & Umum

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Jamsostek

Honorarium Pengurus

Biaya Seragam Dinas

Biaya Listrik

Biaya Administrasi

Biaya ATK

Biaya Rapat

Biaya Air Minum

Biaya Perlengkapan

Biaya Telpon & Fax

Biaya Ijin Usaha

Biaya Penyusutan

Biaya Cetak

Biaya Bahan Bakar

Biaya Materai

Bonus

Biaya Perawatan Kendaraan

Jumlah Biaya Administrasi & Umum

Jumlah Biaya Usaha

Jumlah Hasil Usaha

Pendapatan Non Usaha

Pendapatan Bunga

Pendapatan Lain-lain

Jumlah Pendapatan Non Usaha

Biaya Non Usaha

Biaya Administrasi Bank

Biaya Bunga Bank

Biaya Transfer Bank

Jumlah Biaya Non Usaha

Jumlah Hasil Non Usaha

3.833.000,00

3.833.000,00

34.700.445,00

34.700.445,00

285.698.832,00

14.223.408,00

5.434.704,00

12.156.876,00

129.000.000,00

15.000.000,00

2.661.948,00

83.142.663,00

60.905.339,00

97.264.974,00

2.748.600,00

14.706.950,00

17.474.531,00

3.050.000,00

58.561.697,00

2.374.304,00

3.542.880,00

1.656.000,00

15.000.000,00

2.041.737,00

826.645.443,00

20.350.857.998,00

409.969.687,00

101.255.949,23

10.658.000,00

111.913.949,23

4.288.866,00

23.977.373,17

14.972.500,00

43.238.739,17

68.675.210,06

Page 146: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xvii

122

Lanjutan Tabel 4.33

No Keterangan Jumlah

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak

PPh Terhutang

Laba Bersih

478.644.897,06

109.956.841,00

368.688.057,00 Sumber: Intern Koperasi Satya Ardhia Mandiri diolah

Berikut adalah perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) tahun 2011:

Peredaran Usaha : 20.760.827.685

Dasar Pengenaan Pajak

Laba (SHU) Sebelum Pajak : 478.644.897

Koreksi Positif : 18.673.646 (+)

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) : 497.318.543

Pembulatan DPP : 497.318.000

PPh Terhutang :

a. Bagian penghasilan kena pajak atau dasar pengenaan

pajak yang memperoleh fasilitas adalah sebesar

(Rp 4.800.000.000/Rp 20.760.827.685) x Rp 497.318.000

= Rp 114.982.362;

PPh terutang 50% x 25% x Rp 114.982.362 =

Rp 14.372.795

b. Bagian penghasilan kena pajak atau dasar pengenaan

pajak yang tidak memperoleh fasilitas adalah sebesar

(Rp 497.318.000 - Rp 114.982.362) = Rp 382.336.181;

PPh Terutang sebesar 25% x Rp 382.336.181 =

Rp 95.584.045

c. Total PPh terutang Rp 14.372.795 + Rp 95.584.045 =

Rp 109.956.841

Page 147: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xviii

123

PPh Yang Masih Harus dibayar:

Total PPh Terutang : 109.956.841

Kredit Pajak PPh 23 : 55.908.864 (-)

PPh Yang Masih Harus dibayar : 54.047.977

Untuk metode perhitungan Pajak Penghasilan Di-gross up

pajak yang masih harus dibayar oleh Koperasi Satya Ardhia

Mandiri (KOSAMI) yaitu sebesar Rp 54.047.977.

Page 148: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

124

Tabel 4.34

Perbandingan Perhitungan Laba/Rugi Tahun 2011

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (dalam rupiah)

No

Keterangan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Karyawan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Perusahaan

PPh Pasal 21 Di-

gross up

I

II

A

Pendapatan Usaha

Pendapatan Simpin

Pendapatan Simpin Multiguna

Pendapatan Voucher

Pendapatan Pengadaan Barang

Pendapatan Greeting Service

Pendapatan Jasa Tenaga Outsourcing

Pendapatan Pengadaan Motor

Pendapatan Vending Machine

Pendapatan Aquarium

Pendapatan Toko 634

Jumlah Pendapatan Usaha

Biaya Usaha

Biaya Operasional Simpin

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Biaya PPh 21

Jamsostek

Jumlah Biaya Operasional Simpin

250.956.102,00

154.879.836,00

851.660.163,00

821.084.476,00

444.348.165,00

18.102.734.303,00

62.062.249,00

18.000.000,00

16.715.636,00

38.386.755,00

20.760.827.685,00

65.353.165,00

3.153.958,00

-

-

3.594.308,00

72.101.431,00

250.956.102,00

154.879.836,00

851.660.163,00

821.084.476,00

444.348.165,00

18.102.734.303,00

62.062.249,00

18.000.000,00

16.715.636,00

38.386.755,00

20.760.827.685,00

65.353.165,00

3.153.958,00

-

813.313,00

3.594.308,00

72.914.744,00

250.956.102,00

154.879.836,00

851.660.163,00

821.084.476,00

444.348.165,00

18.102.734.303,00

62.062.249,00

18.000.000,00

16.715.636,00

38.386.755,00

20.760.827.685,00

65.353.165,00

3.153.958,00

754.458,00

-

3.594.308,00

72.855.889,00

Page 149: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

v

125

Lanjutan Tabel 4.34

No

Keterangan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Karyawan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Perusahaan

PPh Pasal 21 Di-

gross up

B

C

D

Biaya Operasional Voucher

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Biaya PPh 21

Jamsostek

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Sewa Listrik

Biaya Pembelian Barang Dagangan

Jumlah Biaya Operasional Voucher

Biaya Operasional Pengadaan

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Biaya PPh 21

Jamsostek

Biaya Pengadaan Barang

Jumlah Biaya Operasional Pengadaan

Biaya Operasional Greeting Service

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Biaya PPh 21

Jamsostek

154.313.580,00

8.866.250,00

-

-

9.092.210,00

60.000.000,00

200,000,00

539.247.590,00

771.719.630,00

43.451.880,00

2.501.500,00

-

-

2.237.774,00

667.370.270,00

715.561.424,00

118.941.780,00

6.919.750,00

-

-

6.303.866,00

154.313.580,00

8.866.250,00

-

1.443.800,00

9.092.210,00

60.000.000,00

200,000,00

539.247.590,00

773.163.430,00

43.451.880,00

2.501.500,00

-

618.200,00

2.237.774,00

667.370.270,00

716.179.624,00

118.941.780,00

6.919.750,00

-

1.598.400,00

6.303.866,00

154.313.580,00

8.866.250,00

1.073.700

-

9.092.210,00

60.000.000,00

200,000,00

539.247.590,00

772.793.330,00

43.451.880,00

2.501.500,00

524.250,00

-

2.237.774,00

667.370.270,00

716.085.674,00

118.941.780,00

6.919.750,00

1.333.000,00

-

6.303.866,00

Page 150: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

126

Lanjutan Tabel 4.34

No

Keterangan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Karyawan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Perusahaan

PPh Pasal 21 Di-

gross up

E

F

Biaya Surchart/Konsesi

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Listrik

Biaya Air

Biaya Telepon

Biaya Operasional

Jumlah Biaya Operasional Greeting Service

Biaya Operasional Outsourcing

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Biaya PPh 21

Jamsostek

Biaya Seragam Dinas

Biaya Terminasi

Biaya Pembinaan

Biaya AVSEC

Biaya Pas

Jumlah Biaya Operasional Outsourcing

Biaya Operasional Aquarium

Biaya Peralatan

Jumlah Biaya Operasional Aquarium

29.132.255,00

108.330.000,00

5.400.000,00

331.545,00

8.497.514,00

44.855.000,00

328.711.710,00

8.457.399.200,00

467.400.000,00

-

-

473.289.056,00

409.440.000,00

950.884.715,00

150.750.000,00

6.566.378.900,00

49.901.000,00

17.525.442.871,00

3.833.000,00

3.833.000,00

29.132.255,00

108.330.000,00

5.400.000,00

331.545,00

8.497.514,00

44.855.000,00

330.310.110,00

8.457.399.200,00

467.400.000,00

-

87.864.746,00

473.289.056,00

409.440.000,00

950.884.715,00

150.750.000,00

6.566.378.900,00

49.901.000,00

17.613.307.617,00

3.833.000,00

3.833.000,00

29.132.255,00

108.330.000,00

5.400.000,00

331.545,00

8.497.514,00

44.855.000,00

330.044.710,00

8.457.399.200,00

467.400.000,00

68.456.636,00

-

473.289.056,00

409.440.000,00

950.884.715,00

150.750.000,00

6.566.378.900,00

49.901.000,00

17.593.899.507,00

3.833.000,00

3.833.000,00

Page 151: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

v

127

Lanjutan Tabel 4.34

No

Keterangan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Karyawan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Perusahaan

PPh Pasal 21 Di-

gross up

G

H

Biaya Operasional Toko 634

Biaya Pembelian

Jumlah Biaya Toko 634

Biaya Administrasi & Umum

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Pajak

Biaya PPh 21

Jamsostek

Honorarium Pengurus

Biaya Seragam Dinas

Biaya Listrik

Biaya Administrasi

Biaya ATK

Biaya Rapat

Biaya Air Minum

Biaya Perlengkapan

Biaya Telpon & Fax

Biaya Ijin Usaha

Biaya Penyusutan

Biaya Cetak

Biaya Bahan Bakar

Biaya Materai

Bonus

Biaya Perawatan Kendaraan

34.700.445,00

34.700.445,00

280.522.174,00

13.558.659,00

-

-

12.156.876,00

129.000.000,00

15.000.000,00

2.661.948,00

83.142.663,00

60.905.339,00

97.264.974,00

2.748.600,00

14.706.950,00

17.474.531,00

3.050.000,00

58.561.697,00

2.374.304,00

3.542.880,00

1.656.000,00

15.000.000,00

2.041.737,00

34.700.445,00

34.700.445,00

285.698.832,00

14.223.408,00

-

5.841.408,00

12.156.876,00

129.000.000,00

15.000.000,00

2.661.948,00

83.142.663,00

60.905.339,00

97.264.974,00

2.748.600,00

14.706.950,00

17.474.531,00

3.050.000,00

58.561.697,00

2.374.304,00

3.542.880,00

1.656.000,00

15.000.000,00

2.041.737,00

34.700.445,00

34.700.445,00

285.698.832,00

14.223.408,00

5.434.704,00

-

12.156.876,00

129.000.000,00

15.000.000,00

2.661.948,00

83.142.663,00

60.905.339,00

97.264.974,00

2.748.600,00

14.706.950,00

17.474.531,00

3.050.000,00

58.561.697,00

2.374.304,00

3.542.880,00

1.656.000,00

15.000.000,00

2.041.737,00

Page 152: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

128

Lanjutan Tabel 4.34

No

Keterangan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Karyawan

PPh Pasal 21

Ditanggung

Perusahaan

PPh Pasal 21 Di-

gross up

III

IV

Jumlah Biaya Administrasi & Umum

Jumlah Biaya Usaha

Jumlah Hasil Usaha

Pendapatan Non Usaha

Pendapatan Bunga

Pendapatan Lain-lain

Jumlah Pendapatan Non Usaha

Biaya Non Usaha

Biaya Administrasi Bank

Biaya Bunga BanK

Biaya Transfer Bank

Jumlah Biaya Non Usaha

Jumlah Hasil Non Usaha

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak

PPh Terhutang

Laba Bersih

821.210.739,00

20.273.281.250,00

487.546.435,00

101.255.949,23

10.658.000,00

111.913.949,23

4.288.866,00

23.977.373,17

14.972.500,00

43.238.739,17

68.675.210,06

556.221.645,06

127.108.950,00

429.112.695,00

827.461.147,00

20.371.461.117,00

389.366.568,00

101.255.949,23

10.658.000,00

111.913.949,23

4.288.866,00

23.977.373,17

14.972.500,00

43.238.739,17

68.675.210,06

458.041.778,06

127.108.950,00

330.932.828,00

826.645.443,00

20.350.857.998,00

409.969.687,00

101.255.949,23

10.658.000,00

111.913.949,23

4.288.866,00

23.977.373,17

14.972.500,00

43.238.739,17

68.675.210,06

478.644.897,06

109.956.841,00

368.688.057,00 Sumber :Data Internal Koperasi Satya Ardhia Mandiri Diolah

Page 153: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

iv

129

Dari tabel 4.34 yaitu tabel perbandingan laba/rugi diatas kita

dapat melihat bahwa untuk metode gross atau Pajak Penghasilan

Ditanggung Karyawan biaya gaji dapat diperhitungkan sebagai

pengurang penghasilan bruto. Karena biaya gaji yang diterima

karyawan sudah dikurangkan dengan Pajak Penghasilan Pasal 21.

Untuk metode Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung

Perusahaan, pajak yang masih harus dibayar oleh Koperasi Satya

Ardhia Mandiri (KOSAMI) sama dengan jika pajak ditanggung

oleh karyawan. Hal ini disebabkan karena Pajak Penghasilan Pasal

21 yang ditanggung oleh perusahaan termasuk sebagai bentuk

kenikmatan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d

yaitu berbunyi sebagai berikut.

Yang dikecualikan dari objek pajak adalah: penggantian atau

imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau

diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib

Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib

Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib

Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed

profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.

Dan Pasal 9 ayat (1) huruf e yang berbunyi yaitu Untuk

menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak

dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan:

penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

Page 154: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

v

130

yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali

penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta di

daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

yang diatur penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan

kenikmatan dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Dan juga diatur dalam Kep. Dirjen Pajak No. 31/PJ./2009

Pasal 8 ayat 2 menegaskan bahwa Pajak Penghasilan yang

ditanggung oleh pemberi kerja, termasuk yang ditanggung oleh

pemerintah, merupakan penerimaan dalam bentuk kenikmatan.

Sehingga secara fiskal tidak dapat dibebankan dan secara

komersial dapat dibebankan.

Dan untuk metode Pajak Penghasilan Di-Gross up, Pajak

Penghasilan yang masih harus dibayar perusahaan lebih kecil

dibandingkan dengan metode lain. Karena, pemberian tunjangan

pajak yang di-gross up merupakan bagian dari penghasilan yang

diterima karyawan bukan merupakan kenikmatan. sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a yaitu berbunyi sebagai

berikut.

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk

menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan

Page 155: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vi

131

nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk: penggantian atau

imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau

diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,

bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk

lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini;

Dan Pasal 6 ayat (1) huruf a Besarnya Penghasilan Kena

Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap,

ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara, termasuk: biaya

pembelian bahan; biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa

termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan

yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, dan royalti; biaya

perjalanan; biaya pengolahan limbah; premi asuransi; biaya

promosi penjualan.

Dalam hal ini, tunjangan pajak termasuk kedalam

penghasilan yang diterima karyawan. Artinya bilamana

penghasilan (dari tunjangan pajak) karyawan tersebut sudah

dipajaki dan disetorkan ke Kas Negara serta sudah dilaporkan

dalam SPT PPh Pasal 21, maka bagi pemberi kerja atas

pengeluaran (biaya tunjangan pajak) tersebut dapat dibiayakan

menjadi pengurang penghasilan dalam laporan keuangan fiskal

atau SPT PPh Badan. Tentu dengan catatan, transaksi tersebut

didukung dengan adanya penjurnalan biaya tunjangan pajak

Page 156: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

vii

132

didalam pembukuan wajib pajak serta juga tercantum dalam slip

gaji karyawan.

Tabel 4.35

Perbandingan Efisiensi Beban Pajak Metode Gross dan Net

Koperasi Satya Ardhia Mandiri

(dalam rupiah)

No

Keterangan

Metode Gross

PPh Pasal 21

Ditanggung

Karyawan

Metode Net

PPh Pasal 21

Ditanggung

Perusahaan

Efek Pajak

Yang

Dibayar

1. PPh Pasal 21 98.179.867 98.179.867 Sama

2. PPh Badan 127.108.950 127.108.950 Sama Sumber: data diolah

Tabel perbandingan diatas menunjukan antara metode Gross

dan metode Net tidak ada perbedaan pajak yang harus dibayarkan.

Karena pada dasarnya yang membedakan adalah pembebanannya

saja. Metode Net atau Pajak Penghasilan Ditanggung Perusahaan

termasuk kedalam pemberian kenikmatan sehingga secara fiskal

tidak dapat dibebankan oleh perusahaan. Sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d, Pasal 9 ayat (1) huruf e, dan Kep.

Dirjen Pajak No. 31/PJ./2009 Pasal 8 ayat (2).

Kondisi ini tentunya saja sangat tidak menguntungkan

perusahaan karena disaat perusahaan harus membayar Pajak

Penghasilan Badan sama dengan Pajak Penghasilan Pasal 21

ditanggung karyawan, tetapi disatu sisi perusahaan juga harus

membayar Pajak Penghasilan Pasal 21 karyawannya. Sehingga

laba atau Sisa Hasil Usaha (SHU) sebelum pajak yang dihasilkan

Page 157: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

viii

133

akan semakin kecil dibanding dengan menggunakan metode yang

lainnya.

Tabel 4.36

Perbandingan Efisiensi Beban Pajak Metode Gross dan Gross up

Koperasi Satya Ardhia Mandiri

(dalam rupiah)

No

Keterangan

Metode Gross

PPh Pasal 21

Ditanggung

Karyawan

PPh Pasal 21

Di-Gross up

Efek Pajak Yang

Dibayar

1. PPh Pasal 21 98.179.867 108.636.697 Naik 10.456.830

2. PPh Badan 127.108.950 109.956.841 Turun 17.152.109

3. Beban Pajak 225.288.817 218.593.538 Turun 6.695.279 Sumber: data diolah

Dari analisis diatas dengan menggunakan perhitungan Pajak

Penghasilan digross up, perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

akan naik sebesar Rp 10.456.830 dan perhitungan Pajak

Penghasilan Badan akan turun sebesar Rp 17.152.109; Dengan

hasil tersebut maka perusahaan akan mendapatkan penghematan

pajak sebesar Rp 6.695.279.

Sedangkan di sisi lain, perubahan kebijakan perpajakan

tersebut justru akan meningkatkan motivasi karyawan karena Take

Home Pay karyawan akan ikut naik. Dengan terdongkraknya

motivasi karyawan, tentu saja diharapkan produktivitas dan kinerja

karyawan akan meningkat dan pada gilirannya akan memberikan

dampak pada peningkatan omzet usaha Koperasi Satya Ardhia

Mandiri (KOSAMI).

Page 158: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

ix

134

Ini merupakan hanya salah satu dari sekian banyak

perencanaan pajak secara legal yang dapat dilakukan oleh Koperasi

Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI), yang antara lain dapat dilihat

pada bab II dalam penelitian ini.

Page 159: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

x

135

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis masalah sebagaimana terdapat pada bab IV yang

dihubungkan dengan landasan teori, undang-undang, serta peraturan

perpajakan yang terkait, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Dari perbandingan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

dengan menggunakan Metode Gross, Metode Net, atau Metode Gross-up

yang paling efisien adalah dengan metode gross-up atau pemberian tunjangan

sebesar pajak terutangnya, dari perbandingan ketiga perhitungan yang

dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan sebesar pajak

terutangnya menghasilkan efisiensi terhadap Pajak Penghasilan (PPh) Badan

sebesar Rp 6.695.279.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas maka implikasi yang dapat

dikemukakan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan melakukan perencanaan pajak melalui pemberian tunjangan di

gross up Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) dapat melakukan

penghematan yang lebih maksimal dan disisi lain hal ini dapat

memberikan kesan baik untuk meningkatkan kesejahteraan dan

kepedulian terhadap karyawan.

Page 160: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xi

136

2. Penelitian mengenai perencanaan pajak ini menambah pengetahuan

bagi penulis dan pembaca tentang cara-cara yang dapat dilakukan

dalam usaha penerapan pajak pada perusahaan sehingga dapat

menghasilkan penghematan pajak secara legal.

C. Saran

Dari hasil analisis dan pembahasan, peneliti memberikan saran

diantaranya sebagai berikut:

1. Sebaiknya Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) lebih mengkaji

secara mendalam ketentuan undang-undang perpajakan untuk

mendapatkan lebih banyak celah dalam ketentuan tersebut sehingga

beban pajak dapat ditekan secara maksimal.

2. Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI) sebaiknya menggunakan

alternatif perhitungan pajak dengan cara memberi tunjangan yang di

gross up. Karena selain menghemat pajak juga meningkatkan

kesejahteraan karyawan.

Page 161: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xii

137

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. “Akuntansi Perpajakan”, Edisi 2

Revisi, Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Agustami, Silviana. “Analisis Perbedaan Penetapan Pajak Terutang Sebelum dan

Sesudah Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Wajib Pajak Pribadi

Berdasarkan Metode Gross Up Pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia

(Persero)”, Percikan, Vol. 109, Edisi Februari, Hal 43-51, 2011.

Berliyanti, Elen Setiyaning. “Analisis Penerapan Perencanaan Pajak Dalam

Usaha Mengefisiensikan Beban Pajak Pada Badan Usaha Koperasi (Studi

Kasus Pada Pegawai B2TKS KOSUPALUK)”, Skripsi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Direktorat Jenderal Pajak Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana

telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan beserta Aturan

Pelaksanaannya.

Direktorat Jenderal Pajak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana

telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan.

Hamid, Abdul. ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012.

Harcrisnowo. “Perencanaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Karyawan Tetap

Dalam Upaya Minimalisasi Biaya Pajak PT. Bank Internasional Indonesia

(BII) Finance Center”, Tesis, Universitas Indonesia, 2008.

Hardika, Nyoman Sentosa. “Perencanaan Pajak Sebagai Strategi Penghematan

Pajak”, Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2, Hal 103-112, Juli,

2007.

Harnanto, Hari dan Yessica Dewi Aryanti. “Penerapan Perencanaan Pajak untuk

Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan PT. X di Semarang”,

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1,

2013.

Herman. “Analisis Atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT. XYZ

Sebagai Salah Satu Upaya Meminimalisasi Biaya Pajak”, Tesis, Universitas

Indonesia, 2006.

Page 162: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xiii

138

Indonesia Tax Review. “Akuntansi PPh Pasal 21 Tahun 2009”, Volume II/Edisi

14/2009.

Indonesia Tax Review. “Gross Up PPh Pasal 21 Tidak Harus Konsisten”,

Volume IV/Edisi 05/2004.

Indonesia Tax Review. “Tax Planning Pph Pasal 21 Pegawai Tetap”, Volume

III/Edisi 52/2004.

Indonesia Tax Review. “Up Date PPh Pasal 21 Pegawai Tetap”, Volume I/Edisi

24/2009.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi Dan Manajemen”, Yogyakarta, BPFE, 2004.

Mangonting, Yeni. “Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternative

Meminimalkan Pajak”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Universitas

Kristen Petra, Vol. 1, No. 1, Hal 43-53, 1999.

Mardiasmo. “Perpajakan”, Edisi Revisi, Yogyakarta, Andi Offset, 2011.

Omposunggu, Arles. “Cara Legal Siasati Pajak”, Puspa Swara, Jakarta, 2011.

Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: Per-31/Pj/2009 tentang Pedoman

Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan

Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi.

Pohan, Chairil Anwar. “Optimizing Corporate Tax Management: Kajian

Perpajakan Dan Tax Planning-Nya Terkini”, Bumi Aksara, Jakarta, 2011.

Radianto, Wirawan. “Memahami Pajak Penghasilan Dalam Sehari: Konsep &

Aplikasi Praktis”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.

Resmi, Siti. “Perpajakan: Teori Dan Kasus Buku Satu Edisi Lima”, Salemba

Empat, Jakarta, 2009.

Rohaedi. “Penerapan Tax Planning Pajak Penghasilan Pasal 21 Pengaruh

Terhadap Beban Pajak Badan”, JIM, Vol. 2, No. 1, Maret, 2003.

Rori, Handri. “Analisis Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan”, Jurnal

EMBA, Vol. 1, No. 3, Hal. 410-418, Juni, 2013.

Ruchjana, Eva Theresa. “Analisis Penerapan Metode Gross-Up Dalam

Perhitungan PPh 21 Sebagai Salah Satu Upaya Perencanaan Pajak (Studi

Kasus Pada PT. BPR XYZ Tahun 2005)”, Jurnal Manajemen, Volume 6,

Nomor 2, Hal 261-270, Maret, 2008.

Page 163: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xiv

139

Siaran Pers Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan Tentang Strategi

Pengamanan Penerimaan Perencanaan Pajak Tahun 2012.

Suprajadi, Lusy, “Pasal 21 Ditunjang atau Ditanggung”, Bina Ekonomi, Hal 38-

44, Agustus, 1999.

Salvianti, Astri. “Tinjauan AtassPelaksanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas

Karyawan Di PT Dirgantara Indonesia (Persero)”, Skripsi, Universitas

Komputer Indonesia Bandung, 2010.

Suandy, Erly. “Hukum Pajak Edisi 4”, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Suandy, Erly. “Perencanaan Pajak Edisi 4”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Sumarsan, Thomas. “Perpajakan Indonesia”, Indeks, Jakarta, 2010.

Tarigan, Antonius Leonard. “Analisis Perencanaan Pajak PPh Pasal 21 Atas

Penghasilan Karyawan Pada PT Libra Emas Permata Medan”, Skripsi,

Universitas Sumatera Utara, 2006.

Umaimah. “Tax Planning untuk Penghematan Pembayaran Pajak Pada Koperasi

Susu X di Jawa Timur”, Jurnal Beta, Vol. 3, No. 2, Hal 104-116, 2005.

Waluyo. “Perpajakan Indonesia”, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Warren, Dkk. “Pengantar Akuntansi”, Buku Satu, Edisi 21, Salemba Empat,

Jakarta, 2008.

Direktorat Jenderal Pajak. Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh 2011,

www.ortax.com (diakses tanggal 17 Desember 2012).

Yoiko, Oki. “Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Upaya

Penghematan Pajak Pada Yayasan Pendidikan STIKES Banten”, Skripsi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Zain, Muhammad. “Manajemen Perpajakan”, Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Page 164: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xv

140

Lampiran - Lampiran

Page 165: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xvi

141

Lampiran 1

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

LAPORAN LABA/(RUGI)

Per 31 Desember 2011

(dalam rupiah)

No Keterangan Jumlah

I

II

A

B

C

D

Pendapatan Usaha

Pendapatan Simpin

Pendapatan Simpin Multiguna

Pendapatan Voucher

Pendapatan Pengadaan Barang

Pendapatan Greeting Service

Pendapatan Jasa Tenaga Outsourcing

Pendapatan Pengadaan Motor

Pendapatan Vending Machine

Pendapatan Aquarium

Pendapatan Toko 634

Jumlah Pendapatan Usaha

Biaya Usaha

Biaya Operasional Simpin

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Jumlah Biaya Operasional Simpin

Biaya Operasional Voucher

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Sewa Listrik

Biaya Pembelian Barang Dagangan

Jumlah Biaya Operasional Voucher

Biaya Operasional Pengadaan

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Pengadaan Barang

Jumlah Biaya Operasional Pengadaan

Biaya Operasional Greeting Service

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

250.956.102,00

154.879.836,00

851.660.163,00

821.084.476,00

444.348.165,00

18.102.734.303,00

62.062.249,00

18.000.000,00

16.715.636,00

38.386.755,00

20.760.827.685,00

65.353.165,00

3.153.958,00

3.594.308,00

72.101.431,00

154.313.580,00

8.866.250,00

9.092.210,00

60.000.000,00

200,000,00

539.247.590,00

771.719.630,00

43.451880.,00

2.501.500,00

2.237.774,00

667.370.270,00

715.561.424,00

118.941.780,00

6.919.750,00

Page 166: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xvii

142

No Keterangan Jumlah

E

F

G

H

Jamsostek

Biaya Surchart/Konsesi

Biaya Sewa Ruangan

Biaya Listrik

Biaya Air

Biaya Telepon

Biaya Operasional

Jumlah Biaya Operasional Greeting

Service

Biaya Operasional Outsourcing

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Biaya Seragam Dinas

Biaya Terminasi

Biaya Pembinaan

Biaya AVSEC

Biaya Pas

Jumlah Biaya Operasional Outsourcing

Biaya Operasional Aquarium

Biaya Peralatan

Jumlah Biaya Operasional Aquarium

Biaya Operasional Toko 634

Biaya Pembelian

Jumlah Biaya Toko 634

Biaya Administrasi & Umum

Biaya Gaji

Tunjangan Hari Raya

Jamsostek

Honorarium Pengurus

Biaya Seragam Dinas

Biaya Listrik

Biaya Administrasi

Biaya ATK

Biaya Rapat

Biaya Air Minum

Biaya Perlengkapan

Biaya Telpon & Fax

Biaya Ijin Usaha

Biaya Penyusutan

Biaya Cetak

6.303.866,00

29.132.255,00

108.330.000,00

5.400.000,00

331.545,00

8.497.514,00

44.855.000,00

328.711.710,00

8.457.399.200,00

467.400.000,00

473.289.056,00

409.440.000,00

950.884.715,00

150.750.000,00

6.566.378.900,00

49.901.000,00

17.525.442.871,00

3.833.000,00

3.833.000,00

34.700.445,00

34.700.445,00

285.698.832,00

14.223.408,00

12.156.876,00

129.000.000,00

15.000.000,00

2.661.948,00

83.142.663,00

60.905.339,00

97.264.974,00

2.748.600,00

14.706.950,00

17.474.531,00

3.050.000,00

58.561.697,00

2.374.304,00

Page 167: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xviii

143

III

IV

Biaya Bahan Bakar

Biaya Materai

Bonus

Biaya Perawatan Kendaraan

Jumlah Biaya Administrasi & Umum

Jumlah Biaya Usaha

Jumlah Hasil Usaha

Pendapatan Non Usaha

Pendapatan Bunga

Pendapatan Lain-lain

Jumlah Pendapatan Non Usaha

Biaya Non Usaha

Biaya Administrasi Bank

Biaya Bunga Bank

Biaya Transfer Bank

Jumlah Biaya Non Usaha

Jumlah Hasil Non Usaha

3.542.880,00

1.656.000,00

15.000.000,00

2.041.737,00

821.210.739,00

20.273.281.250,00

487.546.435,00

101.255.949,23

10.658.000,00

111.913.949,23

4.288.866,00

23.977.373,17

14.972.500,00

43.238.739,17

68.675.210,06

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak 556.221.645,06 Sumber: Intern Koperasi Satya Ardhia Mandiri

Page 168: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xix

144

Lampiran 2

KOPERASI SATYA ARDHIA MANDIRI (KOSAMI)

NERACA

Per 31 Desember 2011

(dalam rupiah)

Keterangan Jumlah

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas/Bank

Surat Berharga

Pendapatan YMH Diterima

Piutang Anggota

Piutang Karyawan

Uang Muka

Sewa Dibayar Dimuka

2.940.783.323,05

107.448.260,00

2.162.924.463,14

1.830.003.066,68

76.144.728,00

198.282.561,00

95.220.000,00

Jumlah Aktiva Lancar 7.410.806.401,87

AKTIVA TETAP

Nilai Perolehan

Akumulasi Penyusutan

413.769.954,00

(239.457.466,00)

Nilai Buku 174.312.488,00

TOTAL AKTIVA 7.585.118.889,87

Sumber : Internal Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

Keterangan Jumlah

PASSIVA

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang Jangka Pendek

Hutang Bank

Biaya YMH Dibayar

Simpanan Sukarela

628.916.090,00

-

949.003.868,59

54.713.000,00

Jumlah Kewajiban Lancar 1.632.632.958,59

MODAL DAN CADANGAN

Simpanan Pokok

Simpanan Wajib

Cadangan Koperasi

Dana Bukopin

Cadangan Terminasi

SHU Tahun Berjalan

63.872.000,00

1.566.771.000,00

2.538.562.506,73

62.616.958,49

1.164.441.821,00

556.221.645,06

Jumlah Modal dan Cadangan 5.952.485.931,28

TOTAL PASSIVA 7.585.118.889,87

Page 169: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xx

145

Lampiran 3

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Metode Gross

Nama Karyawan : R. Bambang Asrirayanto

Bulan/Tahun : Januari/2011

Status : K/1

Gaji Pokok : 1.700.000

Tunjangan Transportasi : 1.080.000

Tunjangan Jabatan : 1.220.000

Tunjangan Kesehatan : 250.000

Tunjangan Telepon : 300.000

JKK & JKM : 9.180

JPK : 60.000

Uang Kelebihan Jam : 0

Jumlah Penghasilan : 4.619.180

Pengurang:

Biaya Jabatan : 230.959

JHT : 34.000 +

Jumlah Pengurang : 264.959 -

Penghasilan Perbulan : 4.354.221

Penghasilan Pertahun (4.354.221 x 12) : 52.250.652

PTKP:

Wajib Pajak : 15.840.000

WP Menikah : 1.320.000

Tanggungan : 1.320.000 +

Jumlah PTKP : 18.480.000 -

PKP : 33.770.000

PPh Pasal 21 Pertahun (33.770.000 x 50%) : 1.688.500

PPh Pasal 21 Perbulan (1.688.500/12) : 140.708

Pajak sebesar Rp 140.708 akan ditanggung oleh karyawan dan perusahaan

hanya melakukan pemotongan atas PPh Pasal 21 saja. Dan Gaji yang dibawa

pulang karyawan akan dikurangi sebesar Rp 140.708.

Page 170: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xxi

146

Lampiran 4

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Metode Net

Nama Karyawan : R. Bambang Asrirayanto

Bulan/Tahun : Januari/2011

Status : K/1

Gaji Pokok : 1.700.000

Tunjangan Transportasi : 1.080.000

Tunjangan Jabatan : 1.220.000

Tunjangan Kesehatan : 250.000

Tunjangan Telepon : 300.000

JKK & JKM : 9.180

JPK : 60.000

Uang Kelebihan Jam : 0

Jumlah Penghasilan : 4.619.180

Pengurang:

Biaya Jabatan : 230.959

JHT : 34.000 +

Jumlah Pengurang : 264.959 -

Penghasilan Perbulan : 4.354.221

Penghasilan Pertahun (4.354.221 x 12) : 52.250.652

PTKP:

Wajib Pajak : 15.840.000

WP Menikah : 1.320.000

Tanggungan : 1.320.000 +

Jumlah PTKP : 18.480.000 -

PKP : 33.770.000

PPh Pasal 21 Pertahun (33.770.000 x 50%) : 1.688.500

PPh Pasal 21 Perbulan (1.688.500/12) : 140.708

Pajak sebesar Rp 140.708 akan ditanggung oleh karyawan dan perusahaan

hanya melakukan pemotongan atas PPh Pasal 21 saja. Dan Gaji yang dibawa

pulang karyawan TIDAK akan dikurangi sebesar Rp 140.708.

Page 171: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xxii

147

Lampiran 5

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Metode Gross up

Nama Karyawan : R. Bambang Asrirayanto

Bulan/Tahun : Januari/2011

Status : K/1

Gaji Pokok : 1.700.000

Tunjangan Transportasi : 1.080.000

Tunjangan Jabatan : 1.220.000

Tunjangan Kesehatan : 250.000

Tunjangan Telepon : 300.000

Tunjangan Pajak : 147.725

JKK & JKM : 9.180

JPK : 60.000

Uang Kelebihan Jam : 0

Jumlah Penghasilan : 4.766.905

Pengurang:

Biaya Jabatan : 238.345

JHT : 34.000 +

Jumlah Pengurang : 272.345 -

Penghasilan Perbulan : 4.494.560

Penghasilan Pertahun (4.494.560 x 12) : 53.934.717

PTKP:

Wajib Pajak : 15.840.000

WP Menikah : 1.320.000

Tanggungan : 1.320.000 +

Jumlah PTKP : 18.480.000 -

PKP : 35.454.000

PPh Pasal 21 Pertahun (35.454.000 x 50%) : 1.772.700

PPh Pasal 21 Perbulan (1.772.700/12) : 147.725

Pajak sebesar Rp 147.725 akan ditanggung oleh karyawan dan perusahaan

hanya melakukan pemotongan atas PPh Pasal 21 saja. Dan Gaji yang dibawa

pulang karyawan akan dikurangi sebesar Rp 147.725.

Page 172: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xxiii

148

Lampiran 6

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Outsourcing Metode Gross

Nama Karyawan : Ardiyansah

Bulan/Tahun : Januari/2011

Status : TK/0

Gaji Pokok : 1.250.000

Tunjangan Transportasi : 255.000

Tunjangan Jabatan : 0

Tunjangan Kesehatan : 0

Tunjangan Telepon : 0

JKK & JKM : 6.750

JPK : 30.000

Uang Kelebihan Jam : 128.500

Jumlah Penghasilan : 1.670.250

Pengurang:

Biaya Jabatan : 83.513

JHT : 25.000 +

Jumlah Pengurang : 108.513 -

Penghasilan Perbulan : 1.561.738

Penghasilan Pertahun (1.561.738 x 12) : 18.740.850

PTKP:

Wajib Pajak : 15.840.000

WP Menikah : 0

Tanggungan : 0 +

Jumlah PTKP : 15.840.000 -

PKP : 2.900.000

PPh Pasal 21 Pertahun (2.900.000 x 50%) : 145.000

PPh Pasal 21 Perbulan (145.000/12) : 12.083

Pajak sebesar Rp 12.083 akan ditanggung oleh karyawan dan perusahaan

hanya melakukan pemotongan atas PPh Pasal 21 saja. Dan Gaji yang dibawa

pulang karyawan akan dikurangi sebesar Rp 12.083.

Page 173: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xxiv

149

Lampiran 7

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Outsourcing Metode Net

Nama Karyawan : Ardiyansah

Bulan/Tahun : Januari/2011

Status : TK/0

Gaji Pokok : 1.250.000

Tunjangan Transportasi : 255.000

Tunjangan Jabatan : 0

Tunjangan Kesehatan : 0

Tunjangan Telepon : 0

JKK & JKM : 6.750

JPK : 30.000

Uang Kelebihan Jam : 128.500

Jumlah Penghasilan : 1.670.250

Pengurang:

Biaya Jabatan : 83.513

JHT : 25.000 +

Jumlah Pengurang : 108.513 -

Penghasilan Perbulan : 1.561.738

Penghasilan Pertahun (1.561.738 x 12) : 18.740.850

PTKP:

Wajib Pajak : 15.840.000

WP Menikah : 0

Tanggungan : 0 +

Jumlah PTKP : 15.840.000 -

PKP : 2.900.000

PPh Pasal 21 Pertahun (2.900.000 x 50%) : 145.000

PPh Pasal 21 Perbulan (145.000/12) : 12.083

Pajak sebesar Rp 12.083 akan ditanggung oleh karyawan dan perusahaan

hanya melakukan pemotongan atas PPh Pasal 21 saja. Dan Gaji yang dibawa

pulang karyawan TIDAK akan dikurangi sebesar Rp 12.083.

Page 174: ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23870/1/Skripsi.pdf · perhitungan yang dilakukan, metode gross-up atau pemberian tunjangan

xxv

150

Lampiran 8

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Outsourcing Metode Gross up

Nama Karyawan : Ardiyansah

Bulan/Tahun : Januari/2011

Status : TK/0

Gaji Pokok : 1.250.000

Tunjangan Transportasi : 255.000

Tunjangan Jabatan : 0

Tunjangan Kesehatan : 0

Tunjangan Telepon : 0

Tunjangan Pajak : 12.688

JKK & JKM : 6.750

JPK : 30.000

Uang Kelebihan Jam : 128.500

Jumlah Penghasilan : 1.682.938

Pengurang:

Biaya Jabatan : 84.147

JHT : 25.000 +

Jumlah Pengurang : 109.147 -

Penghasilan Perbulan : 1.573.791

Penghasilan Pertahun (1.573.791 x 12) : 18.885.488

PTKP:

Wajib Pajak : 15.840.000

WP Menikah : 0

Tanggungan : 0 +

Jumlah PTKP : 15.840.000 -

PKP : 3.045.000

PPh Pasal 21 Pertahun (3.045.000 x 50%) : 152.250

PPh Pasal 21 Perbulan (152.250/12) : 12.688

Pajak sebesar Rp 12.688 akan ditanggung oleh karyawan dan perusahaan

hanya melakukan pemotongan atas PPh Pasal 21 saja. Dan Gaji yang dibawa

pulang karyawan akan dikurangi sebesar Rp 12.688.